Papers by Matapena Journal
Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2024
The aim of this research is to describe the diction and imagery contained in the novel Cinta Men ... more The aim of this research is to describe the diction and imagery contained in the novel Cinta Men Ordinary by Asma Nadia. The research method uses a qualitative descriptive method. The data and data sources were taken from the novel text. The data collection technique uses the listening and note-taking method and the data analysis technique uses content analysis. The research results that can be described are that there are aspects of diction or denotative

Matapena:Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2024
This study aims to describe the microstructural and macrostructural analysis in the discourse of ... more This study aims to describe the microstructural and macrostructural analysis in the discourse of the Announcement of Recruitment Fraud in the Name of PT Kao Indonesia published in Kompas on December 2, 2024. The results of this study are theoretically useful for providing enlightenment regarding the discourse analysis model for one form of discourse contained in newspapers and is practically useful for providing meaningful contributions in terms of learning to write, especially writing announcements more precisely. This research is descriptive. Based on the microstructural analysis of the announcement discourse, grammatical cohesion was found in the form of cataphoric endophoric references, clause substitution, ellipsis, and causal, combination, choice, and purpose conjunctions. Lexical cohesion is indicated by repetition (repetition) of anaphora and synonymy (equivalent words) of words and phrases. Based on the macrostructural analysis, in understanding the context of the situation and culture, the principles of personal interpretation, the principle of locational interpretation, and the principle of temporal interpretation were found. Meanwhile, the context that accompanies understanding inference is physical context, epistemic context, and social context.

Abstrak Penulis penelitian ini akan menganalisis teori pelopor dalam Eksistensialisme; Tiga Fase ... more Abstrak Penulis penelitian ini akan menganalisis teori pelopor dalam Eksistensialisme; Tiga Fase Kehidupan Manusia Soren Kierkegaard (Fase Estetika, Fase Etika, dan Fase Religius) Penelitian ini menunjukkan bagaimana tokoh-tokoh utama Niki Jumpei dalam novel Suna No Onna terperangkap oleh masyarakat dan alam. Kondisi karakter utama yang tidak berarti, tidak berdaya, ketiadaan dan rasa kematian. Namun, pada akhirnya, menemukan maknanya bagi kehidupan. Dengan menggunakan penelitian Deskriptif Kualitatif, penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan cara tokoh-tokoh utama dalam Suna No Onna atau Women in the Dunes dalam novel bahasa inggrisnya dan jika diterjemhkan ke bahasa indonesia menjadi wanita di bukit pasir karya Abe Kobo. Abstract The writer of this research is going to analyze the theory of the pioneer in Existentialism; Soren Kierkegaard's the three phases of Human Existence (aesthetic phase, ethic phase and religious phase) This research indicates how the main characters Niki Jumpei at Suna No Onna novel are entrapped by society and nature. Their conditions are meaningless, powerless, nothingness and a sense of death. Yet, in the end, both of the protagonist characters recognize their meaning for their absurd life. By means using Descriptive Qualitative research, this research is focuses on describing the way of the main characters in Suna No Onna or Women in the Dunes provide the meaning of their life. PENDAHULUAN Sastra merupakan media untuk mengungkapkan perasaan, pengalaman, dan gagasan. Hudson (Hardiana, 2005) menyatakan bahwa sastra sebagai ungkapan dari apa yang dikatakan, dilakukan, dipikirkan, dan dirasakan masyarakat tentang sisi kehidupan merupakan ungkapan kehidupan dalam bentuk bahasa. Sastra juga sebagai retorika yang melibatkan indera, keinginan dan emosi manusia, menyampaikan ideologi dan pesan ideologis. Selain itu, Koesnosoebroto mengatakan bahwa sastra memberi kita sesuatu yang lebih dari sekedar kesenangan yang tidak hanya kenikmatan, tetapi juga pengertian. (Koesnosoebroto, Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2621-9050 (Print), Volume 3 Nomor 2 Desember 2020, ISSN 2621-9042 (Online)

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2020
Abstrak Bahasa adalah alat yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pemerolehan bahasa... more Abstrak Bahasa adalah alat yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pemerolehan bahasa dapat dibagi menjadi dua: (a) Pemerolehan bahasa pertama atau biasa disebut dengan bahasa ibu, dan (b) Pemerolehan bahasa kedua. Pemerolehan bahasa ini masuk dalam kajian psikolinguistik. Maka untuk bisa mendalami masalah pemerolehan bahasa, kita diharuskan untuk mendalami psikolinguistik. Jurnal ini akan membahas tentang pemerolehan bahasa kedua yang didapat melalui buku cerita. Buku cerita yang biasa dibacakan oleh ibunya setiap malam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalam metode deskriptif kualitatif. Abstract Language is a tool that humans use in everyday life. Language acquisition can be divided into two: (a) First language acquisition or commonly referred to as native language, and (b) Second language acquisition. This language acquisition is in Psychocholinistic studies. So to be able to deepen the problem of language acquisition, we are required to deepen psykolinguistic. This journal will discuss the acquisition of a second language acquired through the story book. The story book is commonly read by her mother every night. The method used in this research is dialiog qualitative descriptive method. PENDAHULUAN Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat, bahasa digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama (Darwojdowodjojo, 2008: 16). Bahasa juga dapat disebut alat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. manusia tidak dapat meninggalkan bahasa karena manusia merupakan makhluk sosial, jadi untuk berkomunikasi dengan sesama dibutuhkan bahasa. Bahasa dapat berupa tulisan, lisan atau juga bisa berupat simbol yang digunakan. Bahasa dapat disebut dengan bahasa jika dapat digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi satu sama lain. Sebuah pepatah menyatakan "Tiada hari tanpa bahasa dan tiada kehidupan tanpa bahasa" ArsantiDari pepatah itu dapat kita ketahui bahwa bahasa memang

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2020
Abstrak Cerpen merupakan sebuah bahan bacaan yang mengisahkan cerita-cerita pendek, menarik, dan ... more Abstrak Cerpen merupakan sebuah bahan bacaan yang mengisahkan cerita-cerita pendek, menarik, dan menggugah emosi pembaca. Mendeskripsikan cerita tokoh yang disoroti dengan kepaduan berwujud fiksi. Pada cerpen biasanya, tokoh-tokoh dimunculkan serta dikenai sebuah problematika sampai tahap penyelesaiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana hierarki teori kebutuhan bertingkat Abraham Maslow, yang direpresentasikan para tokoh dalam kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis. Objek penelitian ini adalah cerpen Robohnya Surau Kami. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan psikologi sastra. Model analisis konten isi. Menggunakan teknik membaca dan catat hal-hal yang berhubungan pada tujuan penelitian. Berdasarkan hasil analisis dalam cerpen Robohya Surau Kami karya A.A Navis, bisa disimpulkan bahwa secara sinkron pengarang telah menyajikan kisah yang luar biasa dalam cerpen Robohnya Surau Kami. Terdapat lima hierarki kebutuhan teori Abraham Maslow, yakni: kebutuhan fisiologis yang direpresentasikan tokoh Kakek dan Pak Kari. Kebutuhan cinta dan memiliki dari representasi tokoh Indra Budiman dan Tuan O.M, Kebutuhan akan rasa aman direpresentasikan tokoh Kakek dan Lena. Kebutuhan untuk dihargai direpresentasikan tokoh Misri dan ibu. Kebutuhan tertinggi, aktualisasi diri yang direpresentasikan tokoh perawat. Kata Kunci: Hierarki kebutuhan, dan cerpen. Abstract Short stories are reading material that tells short stories, are interesting, and arouse the emotions of readers. Describe the story of the highlighted figure with fictional cohesiveness. In a short story, the characters are raised and subject to a problem until the completion stage. The purpose of this study is to analyze how the hierarchy of Abraham Maslow's multilevel needs theory, represented by figures in the collection of the storyline Surau Kami by A.A Navis. The object of this study is the short story Surau Kami. This type of research uses descriptive qualitative methods with a psychological psychology approach. Content content analysis model. Use reading techniques and note things related to the purpose of the study. Based on the results of the analysis in the story of Robohya Surau Kami by A.A Navis, it can be concluded that the author has synchronously presented an extraordinary story in the story of Roboh Surau Kami. There are five hierarchical needs of Abraham Maslow's theory, namely: physiological needs represented by the figures Grandfather and Mr. Kari. The needs of love and possessions from the representation of

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2020
Abstrak Karya sastra merupakan bentuk imajinasi atau biasa disebut dengan karya fiksi yang memili... more Abstrak Karya sastra merupakan bentuk imajinasi atau biasa disebut dengan karya fiksi yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan kemanusiaan maupun kehidupan. Seorang pengarang bebas menuangkan imajinasi serta menghayati ke dalam bentuk karya fiksi. Objek penulisan ini menggunakan novel Dikejar Bayangan karya Djawastin Hasugian. Permasalahan dalam analisis ini adalah bagaimanakah konflik batin tokoh utama novel "Dikejar Bayangan" ditinjau dari psikologi sastra. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan fakta-fakta id, ego, superego yang dialami tokoh utama dalam novel Dikejar Bayangan. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pembacaan heuristik dan hermeneutik. Pendekatan analisis ini menggunakan teori psikologi sastra Sigmund Freud. Teknik pengumpulan data yaitu baca dan catat. Hasil dari penelitian ini adalah tokoh Mufti dalam novel Dikejar Bayangan tersebut memiliki aspek konflik batin yang mengacu pada teori Sigmund Freud yaitu id, ego, superego. Abstract Literary works are part of works commonly referred to as works of fiction that have links to topics that support life. A writer is free to pour pleasure and live it into fiction. This Beneficial Object uses the novel Chased by Shadow by Djawastin Hasugian. The novel "Chased Shadow" in terms of the psychology of literature. The purpose of this study is to describe the facts of the id, the ego, the superego which are considered the main characters in the novel Chased Shadow. The method in this research is descriptive qualitative. The analysis used in this study uses heuristic and hermeneutic reading methods. Sigmund Freud. The technique of collecting data is reading and taking notes. The results of this study are the Mufti characters in the novel Chased Shadow have aspects of internal conflict that contain Sigmund Freud's theories namely id, ego, superego. PENDAHULUAN Salah satu bentuk karya seni yang diciptakan oleh pengarang adalah cerita fiksi. Cerita fiksi seperti yang telah dijelaskan merupakan cerita rekaan yang dituliskan oleh seorang pengarang secara bebas melalui luapan emosi yang spontan, sehingga pengarang memiliki banyak kesempatan dalam menggambarkan secara

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2020
Abstrak Bahasa adalah sarana utama dalam berkomunikasi di kehidupan manusia di dunia ini baik dal... more Abstrak Bahasa adalah sarana utama dalam berkomunikasi di kehidupan manusia di dunia ini baik dalam bentuk lisan, tulisan, ataupun yang hanya berupa simbol tertentu. Sebagai makhluk social manuial tidak dapat berkomunikasi tanpa bahasa, manusia mau tidak mau harus berinteraksi dengan manusia lain. Penelitian ini tentang studi kasus terkait dengan pemerolehan bahasa anak dalam kelas kata verba pada anak usia dini. Berkaitan dengan itu penguasaan suatu bahasa sangat dapat dipelajari dengan formal melalui pemahaman bagaimana bahasa itu terbentuk dan tercipta. Pengetahuan yang luas mengenai proses dan hakikat pemerolehan bahasa dapat sangat membantu anak dalam keberhasilan pembelajaran berbahasa pada anak. Untuk mengetahui pembagian tahap pemerolehan bahasa anak berdasarkan panjang rerata ujaran (PRU) atau mean length of utterance (MLU) Kata Kunci: Bahasa, Pemerolehan Bahasa, bahasa anak. Abstract Language is the main means of communication in human life in this world, both in oral, written, or only in the form of certain symbols. As social human beings cannot communicate without language, humans inevitably have to interact with other humans. This research is a case study related to the acquisition of children's language in verb word classes in early childhood. Related to that, mastery of a language can be learned formally through understanding how the language is formed and created. Extensive knowledge about the process and nature of language acquisition can greatly help children in the success of language learning in children. To determine the division of children's language acquisition stages based on the average length of speech (PRU) or mean length of utterance (MLU) PENDAHULUAN Bahasa apapun sangalah rumit, namun dalam masa pertumbuhan anak anak sungguh luar biasa mereka mampu memperoleh bahasa. Pada usia dini anak dapat memperoleh bahasa merupakan hal yang perlu di telaah bagaimana cara mereka mendapatkan bahasa yang sederhana dan juga jelas. Mereka kadang tanpa sadar melakukan tugas-tugas rumit seperti menyatukan kalimat, mengajukan pertanyaan, menggunakan kata ganti, dan membentuk kalimat-kalimat relatif. Banyak sekali teori yang berkaitan dengan hasil penelitian para ahli maupun ilmu pengetahuan untuk menjelaskan tentang bagaimana proses anak usia dini memperoleh bahasa dan bagaimana bahasa yang dihasilkan oleh mereka. Manusia tidak dapat berkomunikasi tanpa melalui bahasa, berbeda dengan hewan yang menggunakan insting dalam berkomunikasi dengan hewan lain, yang

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2020
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan tindak tutur yang terdapat dalam penu... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan tindak tutur yang terdapat dalam penulisaan buku bacaan "Legenda Cerita Rakyat Nusantara", (2) menjelaskan makna tindak tutur yang terdapat dalam buku bacaan tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Untuk menganalisis data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu tahap membaca, mengidentifikasi, mengkategori, mendeskripsi, dan menyimpulkan. Data bersumber dari buku bacaan "Legenda Cerita Rakyat Nusantara" karya Cahaya Fadilah yang diterbitkan oleh Pustaka Anak Bangsa. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) tindak tutur yang terdapat dalam buku bacaan "Legenda Cerita Rakyat Nusantara" adalah tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi, (2) tindak tutur yang terdapat dalam buku bacaan tersebut bermakna untuk memohon/berdoa, menyatakan, memutuskan, memerintah, dan mengajak. Abstract This mini research aims to: (1) describe speech acts contained in the writing of the book "Legenda Cerita Rakyat Nusantara", (2) explain the meaning of speech acts contained in the reading book. This mini research uses descriptive qualitative research type. To analyze the data through several stages, namely the stage of reading, identifying, categorizing, describing, and concluding. Data sourced from the book reading "Legenda Cerita Rakyat Nusantara" by Cahaya Fadilah published by Pustaka Anak Bangsa. The results obtained from this mini research are as follows: (1) the speech acts contained in the reading book "Legenda Cerita Rakyat Nusantara" are localized acts of speech, illocution and perlocution, (2) the speech acts contained in the reading book are meaningful for ask / pray, declare, decide, rule, and invite. PENDAHULUAN Bahasa merupakan suatu bagian paling utama dalam berkomunikasi. Tanpa adanya bahasa, komunikasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya, dan manusia akan sulit untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan sesama. Adanya bahasa membuat maksud dari sebuah perkataan dapat tersampaikan dengan baik. Keraf (2004) menyatakan bahwa bahasa merupakan penyalur maksud yang akan disampaikan seseorang.

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahas, Sastra, dan Pengajarannya, 2020
Abstrak Implikatur percakapan merupakan implikasi pragmatis yang timbul sebagai akibat pelanggara... more Abstrak Implikatur percakapan merupakan implikasi pragmatis yang timbul sebagai akibat pelanggaran prinsip percakapan dalam sebuah tuturan. Implikatur percakapan sering terjadi pada sebuah tuturan, salah satunya dalam film. Laskar Pelangi merupakan film terlaris nomor keempat dengan jumlah penonton mencapai 4,6 juta orang. Sebagai film yang masih sering diputar, mungkin saja terdapat implikatur percakapan dalam tuturan film tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk implikatur percakapan antar tokoh dalam film Laskar Pelangi dan menjelaskan proses terbentuknya implikatur percakapan sebagai akibat dari pelanggaran prinsip kerja sama dalam tuturan film Laskar Pelangi. Pendekatan penelitian ini berupa pendekatan pragmatik dan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa penggalan tuturan yang dikategorikan dalam bentuk implikatur percakapan dan terjadi akibat pelanggaran prinsip kerja sama. Sumber data penelitian ini merupakan penggalan tuturan dalam film Laskar Pelangi. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan, yaitu metode simak. Teknik yang digunakan, yaitu teknik observasi dan catat. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis melalui tiga tahap model alir, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Pemaparan hasil analisis data dalam bentuk informal. Dari 9 data yang ditemukan, meliputi 3 pelanggaran maksim kuantitas, 1 pelanggaran maksim kualitas, 4 pelanggaran maksim relevansi, dan 1 pelanggaran maksim cara. Dari penelitian ini diharapkan dapat menemukan makna implisit dalam sebuah film yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Kata Kunci: pragmatik, tuturan, implikatur. Abstract Implications of conversation are pragmatic implications that arise as a result of violating the principle of conversation in a speech. Implications of conversation often occur in a speech, one of them in the film. Laskar Pelangi is the fourth best-selling film with a total audience of 4.6 million people. As a film that is still often screened, there may be conversational implicature in the film's utterances. This study aims to describe the form of conversational implicature in the Laskar Pelangi film and explain the process of establishing conversational implicature as a result of violating the principle of cooperation in the Laskar Pelangi film. The research approach is a pragmatic approach and a qualitative descriptive approach. Research data in the form of fragments of speech are categorized in the form of conversational implicature and occur due to violations of the principle of cooperation. The data source of this research is a fragment of speech in the film Laskar Pelangi. In this study, the method used, namely refer to the method. The technique used is observation and note taking. The data that has been collected is then analyzed through three stages of the flow model, namely data reduction, data presentation, and data verification. Presentation of the results of data analysis in an informal form. From 9 data found, including 3 violations of quantity maxim, 1 violation of quality maxim, 4 violations of relevance maxim, and 1 violation of maxim of manner. From this research, it is expected to find implicit meaning in a film related to real life.

Implikatur percakapan merupakan implikasi pragmatis yang timbul sebagai akibat pelanggaran prinsi... more Implikatur percakapan merupakan implikasi pragmatis yang timbul sebagai akibat pelanggaran prinsip percakapan dalam sebuah tuturan. Implikatur percakapan sering terjadi pada sebuah tuturan, salah satunya dalam film. Laskar Pelangi merupakan film terlaris nomor keempat dengan jumlah penonton mencapai 4,6 juta orang. Sebagai film yang masih sering diputar, mungkin saja terdapat implikatur percakapan dalam tuturan film tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk implikatur percakapan antar tokoh dalam film Laskar Pelangi dan menjelaskan proses terbentuknya implikatur percakapan sebagai akibat dari pelanggaran prinsip kerja sama dalam tuturan film Laskar Pelangi. Pendekatan penelitian ini berupa pendekatan pragmatik dan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa penggalan tuturan yang dikategorikan dalam bentuk implikatur percakapan dan terjadi akibat pelanggaran prinsip kerja sama. Sumber data penelitian ini merupakan penggalan tuturan dalam film Laskar Pelangi. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan, yaitu metode simak. Teknik yang digunakan, yaitu teknik observasi dan catat. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis melalui tiga tahap model alir, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Pemaparan hasil analisis data dalam bentuk informal. Dari 9 data yang ditemukan, meliputi 3 pelanggaran maksim kuantitas, 1 pelanggaran maksim kualitas, 4 pelanggaran maksim relevansi, dan 1 pelanggaran maksim cara. Dari penelitian ini diharapkan dapat menemukan makna implisit dalam sebuah film yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Kata Kunci: pragmatik, tuturan, implikatur.

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2019
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi cok bakal takiran macapat di Desa ... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi cok bakal takiran macapat di Desa Mendek, serta mengindentifikasi mitos yang ada didalamnya dengan menggunakan kajian mitologi yang meliputi tanda penanda dan petanda serta nilai pendidikan karakter yang ada di dalamnya. Penelitian ini mengambil objek tradisi membuat cok bakal takiran macapat di Desa Mendek Kabupaten Mojokerto. Data penelitian dapat diperoleh dengan menggunakan metode obsevasi, dokumentasi dan wawancara. Subjek penelitian ini adalah sesepuh desa Mendek dan warga Mendek. Penelitian ini dianalisis melalaui tahapan yakni reduksi data, verifikasi data, dan displai data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat proses pelaksanaan tradisi membuat cok bakal takiran macapat di Desa Mendek. Jenis sesaji dalam tradisi membuat cok bakal takiran macapat dengan memiliki sebelas macam yakni tumpeng, telur, bunga setaman, bumbu dapur, bubur sengkolo, tape, dan ketan yang terdapat tanda, penanda dan petanda didalamnya. Selanjutnya ditemukan lima nilai pendidikan karakter yakni nilai religius, nilai tanggung jawab, nilai komunikatif, nilai peduli lingkungan, dan nilai cinta tanah air. Abstract The aim of this research is to describe the tradition of the Macapat Tak estimation in Mendek Village, and to identify the myths contained therein by using mythological studies which include markers and markers and the value of character education in them. This research takes the object of tradition to make a macapat rice cake in Mendek Village, Mojokerto Regency. Research data can be obtained using the method of observation, documentation and interviews. The subjects of this study were Mendek village elders and Mendek residents. This study was analyzed through the stages of data reduction, data verification, and data display. The results showed that there was a process of carrying out the tradition of making mac chapters in Macapat estimation in Mendek Village. The type of offerings in the tradition of making macapat will assess macapat by having eleven kinds namely cone, egg, setaman flower, spices, sengkolo porridge, tape, and sticky rice which have signs, markers and markers inside. Furthermore, five values of character education are found, namely religious values, values of responsibility, communicative values, values of caring for the environment, and values of patriotism.

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajaranya, 2019
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan Tradisi Surohan serta makna k... more Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan Tradisi Surohan serta makna kultural pada makanan sajen yang ada dalam Tradisi Surohan, serta relevansinya terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas. Data penelitian diperoleh oleh peneliti menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah perangkat Desa Seloliman, sesepuh Desa Seloliman dan Guru Ma Asy-Syafiiyah Desa Kesemen. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik validasi data yang digunakan adalah trianggulasi sumber data dan teori. Teknik analisis data yang digunakan ada tiga yakni, reduksi data, verifikasi data, dan displai data. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua proses dalam pelaksanaan tradisi Tradisi Surohan di Desa Seloliman Kabupatren Mojokerto. Proses pertama yaitu tahap persiapan yang meliputi kundangan, rapat warga, dan ruwat sumber. Proses kedua adalah tahap pelaksanaan yaitu kirab budaya, doa makanan sajen dan juga purakan. Jenis makakan sajen yang ada dalam Tradisi Surohan di Desa Seloliman memiliki makna kultural. Makna kultural makanan sajen seperti tumpeng dibentuk mengerucut sebagai simbol bahwa manusia hidup harus menyembah pada yang paling atas. Kajian Tradisi Surohan dapat dijadikan relevansi terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas yaitu sebagai referensi bahan ajar kususnya pada materi struktur teks eksposisi pada kelas X semester ganjil. Abstract This study aims to describe the implementation of the Surohan tradition, and cultural meaning in food offerings in the Surohan Tradition, and its relevance to the learning of Indonesian Language and Literature in Senior High Schools. Research data can be obtained using observation, documentation, and interview methods. The subjects in this study were the elders of Seloliman Village, residents of Seloliman Village and MA Asy-safiiyah teachers. The type of research used in this study used a qualitative descriptive research method. The data validation technique used is the triangulation of data sources and methods. There are three data analysis techniques used, namely, data reduction, data verification, and data display. The results of the study show that there are two processes in implementing the Surohan tradition in Seloliman Village. The first process is preparation and the second process is implementation. The forms of food offerings

Matapena: Jurnal Keilmuan, Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2019
Abstrak. Penelitian ini merupkan penelitian lapangan yang bersifat kulaitatif, subjek penelitian ... more Abstrak. Penelitian ini merupkan penelitian lapangan yang bersifat kulaitatif, subjek penelitian ini siswa dan guru SMA Islam Roudlotul Ulum Dinoyo Jatirejo Mojokerto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsiskan masalah-masalah manajemen kelas dan implementasi manajemen kelas berbasis intervensi dengan pendekatan kognitif pada pemebelajaran bahasa indonesia dikelas XI SMA Islam Roudlotul Ulum Dinoyo. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan tiga sumber masalah majaemen yakni bersumber dari guru, emosional siswa dan tindakan nonformal. Implementasi yang dilakukan memiliki tiga tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dimana implementasi tersebut sudah memenuhi karakteristik intervensi efektif yakni keikutsertaan, konsistensi dan tindak lanjut, kecekatan, kejelasan, tindak lanjut, dan terakhir adalah etika bersikap. Abstract This research is culaitative field research, the subject of this study is the students and teachers of Roudlotul Ulum Islamic High School Dinoyo Jatirejo Mojokerto. The purpose of this study is to describe the problems of classroom management and the implementation of intervention-based classroom management with a cognitive approach to learning Indonesian in class XI Islamic High School Roudlotul Ulum Dinoyo. The results of this study are found three sources of management problems that are sourced from the teacher, emotional students and non-formal actions. The implementation has three stages, planning, implementation and supervision where the implementation has fulfilled the characteristics of effective interventions participation, consistency and follow-up, dexterity, clarity, follow-up, and finally, ethics of attitude.
Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2019
This research is a case study at Muhammadiyah 2 Middle School in Batu. The
results of the intervi... more This research is a case study at Muhammadiyah 2 Middle School in Batu. The
results of the interviews and questionnaires showed that the teachers had
difficulty in making learning media when using a contextual approach. This is due
to the teacher's limited ability to utilize learning media. Therefore, this study
offers a solution to the use of contextual media based on the social environment
that can be used by teachers to teach material that must be associated with
everyday life. The solution offered is the use of visual learning media in the form
of photos relating to community social activities and audio-visual learning media
in the form of videos related to changes in the social behavior of the community.
Keywords: learning media, contextual, social environment, junior high school

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2019
Abstrak Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia dan berbahasa merupakan proses yang dig... more Abstrak Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia dan berbahasa merupakan proses yang digunakan manusia ketika berkomunikasi. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat cepat dalam menyerap atau memperoleh bahasa. Pemerolehan bahasa ini harus ditunjang dengan berbagai faktor agar tidak terjadi gangguan berbahasa pada anak. Gangguan berbahasa dibagi menajadi 2 yaitu afasia wernicke dan afasia broca. Untuk melihat gangguan berbahasa pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tujuannya adalah untuk melihat gangguan berbahasa pada anak usia 6-7 tahun. Temuan yang didapat dari penelitian ini adalah gangguan yang dialami merupakan gangguan afasia wernicke atau afasia motorik, pembatasan penggunaan gawai pada anak dan melatih kecakapan berbicara dan berbahasa pada anak. Kata Kunci : gangguan berbahasa, bahasa anak, youtube Abstract Language is a tool used by humans and speaking is a process used by human compilations. The age of children is a very fast age in English. Intake of this language must be transferred with various factors to prevent interference with children. Disorders that are divided into two namely wernicke aphasia and broca aphasia. To see the problem in this study using descriptive qualitative methods. The aim is to see the disorder in children aged 6-7 years. The findings obtained from this study are disorders experienced by Wernicke's aphasia or motor aphasia, regulating the use of devices in children and practicing speaking and speaking skills in children.

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2019
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna leksikal dan makna kultural dalam pr... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna leksikal dan makna kultural dalam prosesi tradisi Temu Manten di Desa Menanggal Kecamatan Mojosari. Pada penelitian ini peneliti mengambil objek penelitian mengenai makna leksikal dan kultural dalam prosesi tradisi Temu Manten di Desa Menanggal Kecamatan Mojosari. Data penelitian dapat diperoleh dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat dan rias pengantin yang berada di Desa Menanggal. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik validasi data yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan teori. Teknik analisis data yang digunakan ada tiga yakni reduksi data, verifikasi data dan displai data. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa prosesi Temu Manten di Desa Menanggal mempunyai 12 prosesi yaitu Panggih, Balangan suruh, Ubengan, Midhak endhok, Wiji dadi, Minum parem, Gendong manten, Sungkem, Timbangan, Kacar-Kucur, Dulangan dan Kirab. Hasil dari penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 10 simbol dalam prosesi Temu Manten diantaranya yakni, Janur kuning kembang mayang, Gantal, Sapu kerik, Endhok, Kembang setaman, Banyu ngombe, Kain sindur, Duwek receh, Wos dan Sego. Makna simbol prosesi Temu Manten dianalisis menggunakan makna leksikal dan makna kultural. Abstract This study aiming to describe the lexical meaning and cultural meaning in the procession of the Temu Manten tradition in the Menanggal village Mojosari district. In this study, researchers took the object of research regarding the lexical and cultural meaning in the procession of the Temu Manten tradition in the Menanggal village Mojosari district. Research data can be obtained using

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2019
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan diksi, bahasa figuratif, g... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan diksi, bahasa figuratif, gaya kalimat, gaya wacana, citraan, dan nilai pendidikan karakter novel Komet karya Tere Liye. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Tempat penelitian bersifat tidak terikat tempat. Data di dalam penelitian ini adalah novel Komet karya Tere Liye. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik baca dan catat. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan menjadi enam simpulan. Pertama, diksi novel Komet karya Tere Liye yang dominan meliputi: kata konotatif, kata konkret, kata serapan, dan kata asing. Kedua, bahasa figuratif novel Komet karya Tere Liye yang dominan yaitu: metafora, simile, dan hiperbola. Ketiga, gaya kalimat novel Komet karya Tere Liye yang dominan yaitu: gaya kalimat repetisi. Keempat, gaya wacana novel Komet karya Tere Liye yang dominan yaitu: gaya wacana repetisi, dan gaya wacana alih kode. Kelima, citraan novel Komet karya Tere Liye yang dominan meliputi: citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan perabaan, dan citraan penciuman. Keenam, nilai pendidikan karakter novel Komet karya Tere Liye yang dominan yaitu: cinta tanah air, dan peduli sosial. Kata kunci: stilistika, Komet, nilai pendidikan karakter. Abstract This study aims to describe and explain diction, figurative language, sentence style, discourse style, images, and the educational value of the Comet novel character by Tere Liye. This research is a descriptive qualitative research. Research sites are site bound. The data in this study is the Comet novel by Tere Liye. Data analysis in this study used the technique of reading and note taking. The results of this study can be concluded into six conclusions. First, the dominant Comet novel by Tere Liye includes: connotative words, concrete words, absorption words, and foreign words. Second, the dominant figurative language of the Comet novel by Tere Liye, namely: metaphor, simile, and hyperbole. Third, the dominant sentence style of the Comet novel by Tere Liye, namely: repetition sentence style. Fourth, the dominant comet style of Tere Liye's Comet novel, namely: repetition discourse style, and code switching discourse style. Fifth, the dominant Comet novels by Tere Liye include visual images, auditory images, tactile images, and olfactory images. Sixth, the dominant value of the character education of the novel Comet by Tere Liye namely: love of the motherland, and social care.

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2019
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis teks puisi k... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis teks puisi kelas X IPA MA Islamic Center Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2018/2019 dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan model PAIKEM dan media audiovisual. Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan dalam pembelajaran menulis teks puisi siswa yang masih tergolong kurang. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur PTK terbagi dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif peneliti bersama guru bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket, wawancara, pengamatan, dan dokumentasi kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model PAIKEM dan media audiovisual mampu meningkatkan kemampuan menulis teks puisi siswa. Kemampuan rerata siswa dalam menulis teks puisi sebelum adanya tindakan berkategori kurang. Namun setelah dilakukan tindakan selama dua siklus, kemampuan rerata siswa dalam menulis teks puisi berkategori baik. Hal ini berdasarkan hasil dari prasiklus dengan nilai rerata hitung sebesar 62,24 meningkat di siklus I menjadi 76,8 dan pada siklus II nilai rerata hitung kembali meningkat menjadi 77,6. Jadi, kemampuan menulis teks puisi siswa dari prasiklus sampai akhir siklus II mengalami peningkatan sebesar 15,36. Kata Kunci: Penelitian, PAIKEM, Media Audiovisual, PTK, Teks Puisi. Abstract This study aims to describe the improvement in the ability to write poetry text in class X IPA MA Islamic Center in Cirebon Regency in the academic year 2018/2019 in learning Indonesian with PAIKEM models and audiovisual media. This research was conducted based on problems in learning to write poetry texts of students who are still classified as less. The method used is classroom action research (CAR). The PTK procedure is divided into two cycles. Each cycle consists of four stages, namely: planning, action, observation, and reflection. This research was conducted collaboratively by researchers with Indonesian

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2019
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan penggunaan preposisi pada cerpen sisw... more Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan penggunaan preposisi pada cerpen siswa kelas XI A SMK N 6 Padang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data adalah 30 cerpen siswa kelas XI A. Data penelitian ini berupa preposisi dalam cerpen siswa kelas XI A. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumen, baca, dan catat. Hasil penelitian ini menunjukkan ada sembilan kesalahan penggunaan preposisi. Terdapat pengulangan kesalahan pada kata yang sama. Dari kesalahan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa siswa masih bingung dalam menggunakan preposisi sesuai dengan kaidah kebahasaan yang benar. Penggunaan preposisi ini dapat ditemukan dalam studi lain. Bahan pengajaran dalam semua mata pelajaran saling berhubungan satu sama lain. Kata kunci: kesalahan, preposisi di dan ke, cerpen. Abstract This research was conducted to study the error of using prepositions in class XI A 6 N SMK Padang. This study uses a qualitative method. The data source is 30 short stories students of class XI A. The data of this study consisted of prepositions in class XI students. Data collection was done by document, read, and note. The results of this study indicate that there were nine prepositional errors. There are repetitions of errors in the same word. From these errors can be drawn conclusions about students who are still confused using prepositions in accordance with the correct language rules. The use of prepositions can be found in other studios. Related materials in all subjects are related to each other.

Matapena: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2019
Abstrak Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi arena sosial penyair Binhad Nurrohmat yang menj... more Abstrak Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi arena sosial penyair Binhad Nurrohmat yang menjadi latar praktiknya. Penelitian ini menggunakan paradigma sosiologi sastra dengan fokus pada teori sosiologi Pierrie Bourdieu yaitu arena produksi kultural. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek penelitian yaitu penyair Binhad Nurrohmat. Sebagai penelitian lapangan, penelitian ini dilakukan di Rejoso, Jombang, sebagai tempat tinggal pengarang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara: a) wawancara mendalam, b) kepustakaan, dan c) dukumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan pola puitik Binhad Nurrohmat dari pola erektif menjadi kontemplatif karena latar belakang religius yang dimiliki. Tatkala dulu menjadi santri, latar belakang religius (pesantren) tidak mencolok, hanya secara implisit dalam karya dan gerakan literasi melalui NU Miring dan Kuburan Institut. Ketika latar religius Binhad Nurrohmat mencapai titik puncaknya, yaitu saat menjadi pengasuh pesantren Darul Ulum, Peterongan Jombang, Jawa Timur, membuat pola puitiknya berubah. Kata Kunci: arena produksi sosial, pesantren, erektif, kontemplatif Abstract This study aims to assess the condition of the social arena poet who became background Binhad Nurrohmat practice. This study uses the paradigm of sociology of literature with a focus on sociological theory Pierrie Bourdieu is arena of cultural production. This research is a qualitative research with the object of research is poet Binhad Nurrohmat. As a field research, this research was conducted in Rejoso, Jombang, as the author's residence. Data collection methods in this study are by: a) in-depth interviews, b) literature, and c) documentation. The results showed that the change in the pattern of a pattern of poetic Binhad Nurrohmat erective contemplative religious background as they have. When used to be students, religious background (pesantren) is not flashy, just implicit in the work and literacy movements (NU Miring and Kuburan Institut). When the religious background Binhad Nurrohmat reached its peak (when it became pesantren Darul Ulum, Peterongan Jombang, Jawa Timur) makes poetic patterns change.
Uploads
Papers by Matapena Journal
results of the interviews and questionnaires showed that the teachers had
difficulty in making learning media when using a contextual approach. This is due
to the teacher's limited ability to utilize learning media. Therefore, this study
offers a solution to the use of contextual media based on the social environment
that can be used by teachers to teach material that must be associated with
everyday life. The solution offered is the use of visual learning media in the form
of photos relating to community social activities and audio-visual learning media
in the form of videos related to changes in the social behavior of the community.
Keywords: learning media, contextual, social environment, junior high school