PERBANDINGAN DAYA LENTING TERHADAP JARAK POSISI KOIL
PEGAS JARI DARI BASIS AKRILIK
Tara Syifa Hisanah, Fajar Kusuma D.K, Diana Wibowo
Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
ABSTRACT
Background: Orthodontic treatment is one of the main dental to fix malocclusion. Treatment in orthodontic needs
is divided into fixed and removable appliances. finger spring is components on a removable appliances that can.
Wire length, wire diameter and spacing position of the coil on spring finger, can influence resilience. The length of
the wire can be extended with the addition of a coil to obtain a more effective resilience . Purpose: Analyze the
comparative resilience of the spring coil position finger with a distance of 2 mm, 8 mm and 14 mm from the base
acrylic. Method: This study is a pre-experimental design with one shoot study design. This study uses a simple
random sampling consisting of 3 treatment groups that spring coil position finger with a distance of 2 mm, 8 mm
and 14 mm of acrylic base with a wire diameter of 0.6 mm and 3 mm diameter coil. Results: Data Do Shapiro-Wilk
test and Levene's test to obtain normally distributed data and homogeneous. Data were analyzed using parametric
tests One Way ANOVA p value = 0.000 (p <0.05), which showed a significant difference in the resilience of the most
effective is the treatment group with a finger spring coil position 8 mm distance of 39.1 g / mm2. Conclusion:
Based on the results of research can be concluded that there is a comparison of the resilience of the coil spring
finger position distance of acrylic base.
Key words : Resilience, Distance Of Coil Position, Finger Spring.
ABSTRAK
Latar Belakang: Perawatan ortodonti adalah salah satu perawatan untuk memperbaiki maloklusi gigi. Alat yang
digunakan dalam perawatan ortodonti terbagi menjadi peranti cekat dan peranti lepasan. Peranti lepasan mempunyai
komponen yang dapat menghasilkan pergerakan gigi salah satunya adalah pegas jari. Jarak posisi koil pada pegas
jari, panjang kawat dan diameter kawat dapat mempengaruhi daya lenting. Panjang kawat dapat diperpanjang
dengan penambahan koil untuk mendapatkan daya lenting yang lebih efektif. Tujuan: Untuk menganalisis
perbandingan daya lenting pada pegas jari dengan jarak posisi koil 2 mm, 8 mm dan 14 mm dari basis akrilik.
Metode: Penelitian pre eksperimental dengan rancangan one shoot study design. Penelitian ini menggunakan simple
random sampling yang terdiri dari 3 kelompok perlakuan yaitu pegas jari dengan jarak posisi koil 2 mm, 8 mm dan
14 mm dari basis akrilik dengan diameter kawat 0,6 mm dan diameter koil 3 mm. Hasil: Dilakukan uji data Shapiro-
wilk dan Levene’s test sehingga didapatkan data terdistribusi normal dan homogen. Data dianalisis menggunakan uji
parametrik One Way Anova didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna
dan daya lenting paling efektif yaitu pada kelompok perlakuan pegas jari dengan jarak posisi koil 8 mm sebesar
39,1 gr/mm2. Kesimpulan: Terdapat perbandingan daya lenting terhadap jarak posisi koil pegas jari dari basis
akrilik.
Kata-kata kunci: Daya Lenting, Jarak Posisi Koil, Pegas Jari.
Korespondensi: Tara Syifa Hisanah, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Lambung Mangkurat, Jalan veteran No 12B, Banjarmasin, Kalsel, email: [email protected]
PENDAHULUAN pertumbuhan yang tidak normal yang mempengaruhi
oklusi gigi serta fungsi1. Maloklusi adalah
Istilah orthodontia dikenal pertama kali oleh penyimpangan dari oklusi normal yang mengganggu
Joseph Fox tahun 1803 yang menguraikan tentang fungsi dari gigi-geligi. Maloklusi dapat disebabkan
metode perawatan maloklusi dengan menggunakan kelainan letak, ukuran, bentuk dan jumlah gigi 1,8.
perawatan ortodonti5. Ortodonsia adalah ilmu yang Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013
mempelajari hubungan gigi-geligi terhadap yang dikeluarkan Departemen kesehatan RI
perkembangan muka dan memperbaiki akibat melaporkan bahwa prevalensi maloklusi penduduk
Indonesia mencapai 25,9%. Hasil tersebut Kelentingan sebuah pegas tergantung pada
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi panjang dan diameter kawat yang digunakan3.
maloklusi sebesar 2,7% bila dibandingkan dengan Panjang kawat untuk pegas jari pada adalah 18 mm
hasil RISKESDAS tahun 2007. Kalimantan Selatan, karena sesuai dengan teori pembengkokan untuk
prevalensi maloklusi dengan kondisi gigi berjejal tekanan 20 gram/mm2 per gigi berakar tunggal yaitu
pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 12,0% sebesar 3 mm untuk kekuatan defleksi pegas jari. Jika
,sedangkan pada kelompok usia 12-14 tahun adalah tekanan terlalu besar maka akan menimbulkan
15,6%. Kasus maloklusi yang mendapatkan gangguan peredaran darah dan menghalangi
perawatan dengan peranti ortodonti lepasan di perubahan tulang yang diperlukan saat pergerakan
Kalimantan Selatan adalah 22,2%18. gigi4,11.
Maloklusi seperti letak gigi yang tidak teratur dan Makin tebal kawat makin besar tekanan yang
kelainan letak rahang sangat besar pengaruhnya dihasilkan, dan makin panjang kawat makin kecil
terhadap penampilan seseorang. Sebagian besar tekanan yang dihasilkan ujung bebas 12. Untuk
maloklusi lebih banyak mempengaruhi kondisi mendapatkan kekuatan daya lenting yang efektif dan
psikososial seseorang karena menganggu estetik, lentur, dengan cara pegas harus diperpanjang.
sehingga memunculkan keinginan untuk melakukan Panjang lengan pegas dengan penambahan koil (coil)
perawatan1. Salah satu perawatan yang dilakukan yang berdiameter 3 mm3. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengoreksi maloklusi dan memperbaiki estetik untuk menganalisis perbandingan daya lenting pada
pada gigi adalah perawatan ortodonti8. Perawatan pegas jari dengan jarak posisi koil 2 mm, 8 mm dan
ortodonti menghasilkan tekanan ringan yang 14 mm dari basis akrilik.
diaplikasikan ke gigi-geligi, kelompok gigi, dan
jaringan pendukungnya sehingga meresorbsi tulang BAHAN DAN METODE
untuk menggerakkan gigi dengan alat peranti cekat
(fixed appliance) dan peranti lepasan (removable Metode penelitian yang digunakan adalah pre-
appliance) 2,6. eksperimental dengan rancangan one shoot study
Peranti ortodonti lepasan memiliki kelebihan design. Penelitian ini menggunakan simple random
mudah dibersihkan dan harganya lebih murah sampling yang terdiri dari 3 kelompok perlakuan
dibandingkan dengan peranti ortodonti cekat. Peranti yaitu pegas jari dengan jarak posisi koil 2 mm, 8 mm
ortodonti lepasan dapat digunakan pada kasus dan 14 mm dari basis akrilik dengan diameter kawat
maloklusi yang sederhana, karena pengaplikasiannya 0,6 mm dan diameter koil 3 mm. Penelitian ini
yang mudah dan stabil didalam rongga mulut dilakukan di Laboratorium Basah Fakultas
pasien1,3. Komponen peranti ortodonti lepasan terdiri Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat
dari lempeng akrilik, komponen retentif, komponen Banjarmasin bulan Juni-Agustus 2016. Alat yang
penjangkaran dan komponen aktif yang terdiri atas digunakan dalam penelitian ini adalah tang potong,
busur labial, sekrup ekspansi dan pegas 3. Salah satu tang ortodonti, spidol merah, spatula, bowl, stelon
komponen pada ortodonti lepasan yang menghasilkan pot, gelas ukur, deepend glass, pisau malam, pisau
pergerakan gigi adalah pegas. Salah satunya adalah gips, pisau model, spatula semen, plastik cellophane,
pegas jari yang dicekatkan pada ujung peranti dan press hidrolik, kuas kecil, kuvet dan press kuvet
ujung yang bebas digunakan untuk mengaplikasikan individual, spiritus brander, kompor gas, penggaris
tekanan pada gigi2. Fungsi dari pegas jari adalah milimeter, papan kayu, panci dan gauge meter. Bahan
menggerakkan gigi ke arah mesiodistal 3. Pegas jari yang digunakan dalam penelitian ini adalah resin
dibuat dengan kawat stainless steel, karena memiliki akrilik heat cured, gipsum plaster tipe II, kawat
elastisitas yang jauh lebih baik dan memberikan klamer stainless steel 0,6 mm, Could Mould Seal
rentang aksi yang besar 4,9. (CMS), vaselin dan malam merah.
Pada dasarnya pegas jari dibuat dengan diameter Penelitian ini diawali pembuatan pola panjang
kawat klamer ortodonti yang berukuran 0,6 mm atau desain pegas yaitu jarak dari lengan bebas pegas atau
0,5 mm. Kawat 0,6 mm dipilih karena memiliki kaki pegas ke basis akrilik sehingga pegas jari dengan
kekerasan yang sedang dengan elastisitas yang tepat jarak posisi koil 2 mm, 8 mm dan 14 mm dari basis
sehingga lebih mudah dikontrol saat aktivasi dan akrilik. Pembuatan sampel pegas jari dengan jarak
dapat memberikan kekuatan daya lenting dua kali posisi koil 2 mm, 8 mm dan 14 mm dari basis akrilik
lipat dibandingkan kawat 0,5 mm dengan diberikan pada kawat klamer berdiameter 0,6 mm dengan
defleksi yang sama3,. Pegas yang diaktivasi berarti panjang kawat 18 mm dan diameter koil 3 mm.
dilakukan defleksi. Defleksi yaitu seberapa jauh Pembuatan plat dasar menggunakan malam merah di
pegas digerakkan dari letak semula3,. Defleksi akan potong dengan ukuran 40 x 20 dengan ketebalan 2
mendapatkan nilai daya lenting. Daya lenting adalah mm, kemudian pegas jari dengan jarak posisi koil 2
daya yang dihasilkan kawat setelah dilakukan mm, 8 mm dan 14 mm dengan diameter kawat 0,6
aktivasi, sehingga kawat bergerak kearah yang mm dan diameter koil 3 mm ditanam dalam plat
ditentukan. dasar malam merah, dilanjutkan proses boiling out.
Pembuatan adonan akrilik dalam stelon pot jari pada posisi koil 14 mm dari basis akrilik. Uji
dengan perbandingan powder dan liquid 3:1, aduk normalitas Shapiro-wilk kelompok perlakuan pegas
perlahan menggunakan semen spatula hingga jari dengan jarak posisi koil 2 mm dari basis akrilik
homogen. Tutup stelon pot dan tunggu sampai fase diperoleh nilai p= 0,841, pegas jari dengan jarak
dough. Adonan akrilik masuk ke seluruh area mould posisi koil 8 mm dari basis akrilik didapatkan
model. Menutup adonan akrilik pada mould model p=0,258 dan pegas jari dengan jarak posisi koil 14
dengan plastik cellophane yang telah diolesi CMS. mm dari basis akrilik diperoleh nilai p=0,198. Hasil
Pasang kuvet atas, pengepresan dengan press hidrolik tersebut menunjukan bahwa data penelitian ini
yang diberikan tekanan 800. Setelah itu pisahkan terdistribusi normal karena (p>0,05).
kuvet atas – bawah, ambil plastik cellophane. Tekan Uji homogenitas menggunakan Levene’s test,
kembali dengan press hidrolik yang diberikan didapatkan nilai p=0,352. Hasil tersebut
tekanan 1000. Proses penggodokan, masukan kuvet menunjukkan bahwa sebaran data tersebut memiliki
bersama press kuvet individual kedalam panci. varian yang homogen (p>0,05). Hasil uji One Way
Panaskan panci tersebut dengan api sedang selama 30 Anova menunjukan nilai signifikasi p=0,000
menit, kemudian besarkan api sampai air mendidih (p<0,05), terdapat perbedaan daya lenting yang
selama 30 menit. signifikan. Data dilanjutkan dengan uji post Hoc
Pembuatan penyangga kayu sesuai dengan bentuk menggunakan LSD test.
sampel, pada setiap sisi di beri dinding penyangga
agar plat akrilik tidak bergerak ketika pengukuran, Tabel 2 Tabel Uji Post Hoc LSD antara masing-
kemudian membuat penanda defleksi dengan jarak 3 masing pada kelompok perlakuan pegas jari
mm yang di ukur dengan menempatkan penggaris dengan jarak posisi koil 2 mm, 8 mm dan 14
milimeter pada bagian bawah penyangga. Setelah itu, mm dari basis akrilik.
membuat papan kayu tegak lurus yang sejajar dengan Kelompok 2 mm 8 mm 14 mm
sanggahan papan kayu untuk menempatkan gauge
meter.Tahapan terakhir kelompok perlakuan yaitu 2 mm - .000* .000*
pegas jari dengan jarak posisi koil 2 mm, 8 mm dan 8 mm - - .000*
14 mm dari basis akrilik ditempatkan pada papan
penyangga plat akrilik, dan ujung gauge meter 14 mm - - -
diletakkan sejajar menyentuh bagian ujung yang
lepas. Pegas diaktivasi dengan diberikan defleksi 3 Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa hasil
mm. Pergerakan pegas dilihat dan diukur besar daya LSD test antara semua kelompok perlakuan memiliki
lentingnya menggunakan gauge meter. nilai signifikasi yaitu p=0,000 (p<0,05), terdapat
perbedaan signifikan daya lenting antar kelompok
HASIL PENELITIAN perlakuan pegas jari pada jarak posisi koil 2 mm
dengan jarak posisi koil 8 mm dari basis akrilik,
Penelitian Perbandingan Daya Lenting Terhadap kelompok pegas jari dengan jarak posisi koil 2 mm
Jarak Posisi Koil Pegas Jari Dari Basis Akrilik telah dengan jarak posisi koil 14 mm dari basis akrilik dan
dilakukan untuk mengetahui perbedaan daya lenting kelompok pegas jari dengan jarak posisi koil 8 mm
terhadap jarak posisi koil pegas jari dari basis akrilik. dengan jarak posisi koil 14 mm dari basis akrilik.
Data rata-rata nilai daya lenting terhadap jarak posisi
koil pegas jari dari basis akrilik seperti pada Tabel 1. PEMBAHASAN
Tabel 1 Rerata daya lenting pegas jari dengan Pegas jari dengan jarak posisi koil yang berbeda,
jarak posisi koil 2 mm, 8 mm dan 14 mm menghasilkan daya lenting yang juga berbeda. Posisi
dari basis akrilik. koil yang berada ditengah dari tepi basis
Kelompok Rerata Daya menyebabkan daya pegas yang ringan, karena pusat
Lenting ± SD (gram/mm) gerakan lengan terletak pada koil. Daya pegas yang
besar dihasilkan jika posisi koil terlalu dekat atau
2 mm 70,8 ± 8,88194 tidak ada jarak dari tepi basis dengan koil, karena
8 mm 39,1 ± 5,40062 ruang gerak koil yang menjadi terbatas. Jika posisi
koil jauh dari tepi basis, daya yang dihasilkan
14 mm 88,3 ± 6,74949 menjadi lebih besar karena gerakan lengan pegas
menjadi tidak terpusat pada koil dan tidak
memberikan keseimbangan pada gerakan lengan
Tabel di atas menunjukkan bahwa rerata pegas. Jarak posisi koil yang berbeda akan
pengukuran daya lenting yang kecil ditunjukkan memberikan perbedaan nilai daya lenting 10,17.
pada kelompok perlakuan pegas jari pada posisi koil Perbedaan dalam keefektifan pegas ditimbulkan
8 mm dari basis akrilik dan daya lenting yang paling oleh sifat kawat dan posisi koil. Sifat kawat
besar ditunjukkan pada kelompok perlakuan pegas berhubungan dengan springiness (daya lenting),
stiffness (kekakuan) kemampuan untuk dibengkokkan 1. Rahardjo P. Ortodonti dasar ed.2. Surabaya:
tanpa terjadi fraktur, ketahanan korosi, dan Airlangga University. Press; 2012. Hal: 128.
kemampuan solder atau pengelasan dengan mudah. 2. Foster TD. Buku ajar ortodonsi ed.3. Jakarta:
Kelentingan dari kawat adalah fungsi dari struktur EGC; 2011. Hal: 240.
fibrous grain yang dimasukkan selama pembuatan 3. Rahardjo P. Peranti Ortodonti Lepasan.
kawat15. Springback merupakan sifat kawat yang Surabaya: Airlangga University. Press; 2009.
diukur dari kemampuannya untuk menjalani defleksi Hal: 2-15.
yang besar tanpa deformasi permanen 12. Jika nilai 4. Adams C. Philip. Desain, Konstruksi dan
daya lenting yang dihasilkan kawat lebih besar, maka Kegunaan Pesawat Ortodonti Lepas. Jakarta:
sifat kekakuan kawat juga besar, dan kawat tersebut Widya Medika, 2008. Hal: 1-17.
memiliki sifat elastisitas yang kurang. Jika nilai daya 5. Moyers R.E. Handbook of Orthodontics. ed. 3..
lenting yang dihasilkan kawat lebih ringan, maka Chicago, London: Year Book Medical Pub. Inc;
sifat kekakuan kawat lebih kecil, sehingga sifat 2007. p. 98-105.
elastisitas kawat tersebut menjadi lebih besar 12,18. 6. Mavreas D, Athanasiou AE. Factor Affecting
Kawat harus memiliki nilai kekakuan seperti The Duration Of Orthodontic Treatment: A
modulus elastisitasnya, pergerakan cepat Systemic Review. University Of The Doloniki.
menggunakan pegas dengan kawat kaku, kekuatan 2008; 30(1): 387-393.
kecil dengan kawat fleksibel untuk pergerakan yang 7. Harty F.J. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta:
lambat13. Kawat yang relatif kaku mampu EGC; 2010. Hal: 313.
menerapkan daya yang besar sehingga dapat 8. Isaacson K.G, Muir J.D, Reed R.T. Removable
menggerakan gigi dengan cepat14. Kawat tersebut Orthodontic Apliances. New Delhi: Oxford
harus diganti secara teratur karena memiliki Aucland Boston Johannesburg; 2008. p. 342-
kemampuan springback terbatas. Fleksibilitas 350.
diperlukan untuk kekuatan yang ringan, salah satunya 9. Dicson GC, Wheathly AE. Removable
adalah memperpanjang pegas dengan pembuatan Orthodontic Apliances. Philadelphia: Med Pub;
koil14,16. 2007. p. 212-218.
Pegas memerlukan kekuatan ringan untuk 10. Alam MK. A to Z Orthodontics. Vol. 01.
menghasilkan pergerakkan yang terus-menerus Kelatan: PPSP Publication; 2012. p. 310.
(continuous forces) sampai ke posisi gigi yang di 11. Sulandjari Heryumani. Buku Ajar Ortodonsia I.
inginkan. Penggerakan gigi yang berakar tunggal Jakarta: KGOI; 2008. Hal: 12-17.
diperlukan kekuatan antara 20-40 gram/mm² dan 12. Phulari, BS. History Of Orthodontics. New
untuk kekuatan yang besar diatas 40 gram akan dapat delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher; 2013.
mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal dan p. 317-121.
menimbulkan rasa sakit yang berlebihan 13. Pembuluh 13. Philips RW. Science of Dental Materials.
darah pada daerah yang tertekan akan menyempit Philadelphia, USA: Med Pub; 2010. p. 365.
kemudian suplai oksigen dalam pembuluh darah 14. O’Brien, Ryge. An Outline of Dental Materials
berkurang sehingga menyebabkan kematian pada and Their Selection. Philadelphia: Medical
jaringan sekitar tertekan dan gigi yang digerakkan Publication; 2009. p. 278.
akan mengalami nekrosis6,18. 15. Gill DS. Ortodonsia at a glance. Jakarta: EGC;
Daya lenting yang efektif terdapat pada kelompok 2014. Hal: 107-115.
perlakuan pegas jari dengan jarak posisi koil 8 mm 16. Ulusoy AT, Bodrumlu EH. Management of
dari basis akrilik, karena pada posisi tersebut tidak Anterior Dental Crossbite With Removable
melebihi kekuatan optimum pergerakan gigi anterior Appliances. Contemporary Clinical Dentistry
yaitu 20-40 gram/mm2. Pada posisi koil 8 mm dari 2013; 4(2): 223-226.
basis akrilik letaknya akan segaris dengan tengah- 17. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
tengah mahkota gigi yang digerakkan dan tegak lurus (RISKESDAS) Provinsi Kalimantan Selatan
pada arah pergerakan gigi, sehingga gigi bergerak Tahun 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan
pada arah yang ditentukan. Berdasarkan hasil data Perhubungan Kesehatan Departemen Kesehatan
penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat RI, 2013. Hal: 111-129.
perbandingan daya lenting terhadap pegas jari dengan 18. O’Brien, William J, Gunnar Ryge. An Outline
jarak posisi koil 2 mm, 8 mm dan 14 mm dari basis of Dental Materials and Their Selections.
akrilik. Pada penelitian ini pegas jari yang efektif Philadelphia: W.B Saunders Company; 2013. p.
untuk pergerakan gigi pada peranti ortodonti lepasan 111-115.
yaitu pegas jari dengan jarak posisi koil 8 mm dari
basis akrilik.
DAFTAR PUSTAKA