MODUL
TEKNIS ANALISIS
MANAJEMEN
MODUL PELATIHAN
PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN
(MPPKS - TAM)
Pengarah:
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan
Tim Penyusun:
Drs. Sri Mulyono, M.Pd. (081339521294)
Iqbal Khamdani, M.Pd.I. (081391027016)
Dra. Ernesta Dwi Winasis, M.Pd.
Reviewer:
Lela Foni Sulistiyowati, M.Si. (08129596849)
Adra Herlangga Rinny, S.H., M.Si. (0818678961)
Erna Indawati, M.Pd. (081330656078)
Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Copyright © 2019
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | v
SAMBUTAN
Gelombang peradaban keempat yang saat ini dikenal dengan era
pendidik 4.0 memaksa kita menyesuaikan seluruh kerangka sendi
dan perangkat kerja pada setiap segmen kehidupan, termasuk
pengelolaan sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat pesat menuntut kepala sekolah untuk
mengembangkan kompetensinya secara berkelanjutan. Inovasi
menjadi kunci paling utama di era industri 4.0 yang menuntut kepala
sekolah membentuk peserta didik memiliki kompetensi abad 21 yang
mampu berfikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Peserta
didik yang berkualitas merupakan keluaran (output) dari sistem
persekolahan yang baik. Kepala sekolah menjadi aktor utama yang
mengelola masukan (input), proses, dan keluaran (output) dengan
berpedoman pada Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Salah satu kebijakan prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah
peningkatan kompetensi kepala sekolah yang mampu berpikir
visioner dalam memimpin dan mengelola sekolahnya. Target
utamanya adalah membangun tata kelola dan budaya mutu di
sekolah yang berdaya saing tinggi.
Kepemimpinan abad 21 bagi kepala sekolah dapat dilakukan dengan
beberapa strategi. Pertama, kepala sekolah harus mampu melihat
peluang dan potensi yang ada dengan mengidentifikasi masalah di
sekolahnya sebagai dasar pengembangan sekolah. Yang terpenting
bagi kepala sekolah adalah pelibatan secara aktif pemangku
kepentingan (stakeholders) sekolah yaitu guru, tenaga kependidikan,
peserta didik dan orangtua serta pihak terkait di luar sekolah untuk
menyelesaikan persoalan sekolah. Kedua, kepala sekolah dalam
perannya sebagai supervisor harus mampu berperan sebagai
pemimpin instruksional dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran abad 21 sesuai dengan konsep pendekatan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).
Ketiga, kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan abad 21 harus
mampu mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan di
sekolah baik guru, tenaga kependidikan, maupun orangtua untuk
vi | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
bersama-sama mewujudkan pendidikan yang dinamis sesuai dengan
perkembangan industri 4.0. Keempat, kepala sekolah harus
memberikan dukungan semangat dan penghargaan kepada guru,
tenaga kependidikan, dan peserta didik yang telah mencapai hasil
atas prestasi, inovasi, dan pencapaian lain yang membanggakan.
Modul ini berisi panduan sekaligus salah satu referensi yang dapat
digunakan untuk memandu kepala sekolah dalam pengembangan
kompetensi dan profesinya pada pelaksanaan pelatihan penguatan
kepala sekolah sebagai salah satu syarat untuk menduduki jabatan
kepala sekolah. Saya mengapresiasi upaya semua pihak sehingga
modul pelatihan penguatan kepala sekolah ini dapat terselesaikan.
Modul ini terbuka untuk mendapatkan koreksi dan masukan-masukan
konstruktif sebagai penyempurnaan di masa yang akan datang.
Saya mengucapkan terima kasih atas segala kontribusi yang telah
didedikasikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Semoga modul
ini memberikan nilai tambah dan manfaat bagi semua pihak yang
terkait dalam pengelolaan pendidikan di tanah air.
Jakarta, April 2019
Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan,
Dr. Supriano, M.Ed.
NIP. 19620816 1991031001
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | vii
DAFTAR ISI
SAMBUTAN....................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................ x
PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................1
B. Target Kompetensi...............................................................2
C. Indikator Pencapaian Kompetensi........................................2
D. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran ..........2
E. Cara Penggunaan Modul .....................................................4
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ........................................................5
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN (TAM)...........................................5
A. Tujuan Pembelajaran ...........................................................5
B. Indikator Pencapaian Tujuan................................................5
C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar............................5
D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................13
E. Penguatan..........................................................................20
F. Rangkuman........................................................................21
G. Refleksi dan Tindak Lanjut .................................................21
H. Evaluasi .............................................................................21
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ......................................................25
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)..........................25
A. Tujuan Pembelajaran .........................................................25
B. Indikator Pencapaian Tujuan..............................................25
C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar..........................26
D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................41
E. Penguatan..........................................................................47
F. Rangkuman........................................................................47
G. Refleksi dan Tindak Lanjut .................................................48
H. Evaluasi .............................................................................49
PENUTUP .......................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................52
DAFTAR BACAAN...........................................................................53
LAMPIRAN ......................................................................................54
Rapor Mutu Sekolah ........................................................................54
a. Sekolah Dasar (SD) ...........................................................56
viii | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ...................................58
c. Sekolah Menengah Atas (SMA) .........................................60
d. Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).....................62
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ragam Alat Analisis .............................................................8
Tabel 2. Matrik SWOT .....................................................................12
Tabel 3. Kategori Skor Capaian SNP..............................................36
Tabel 4. Analisis dan Penyusunan Rekomendasi terhadap Hasil
Pemetaan Mutu ...............................................................................39
x | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Langkah-Langkah Pembelajaran.....................................3
Gambar 2. Siklus SPMI...................................................................29
Gambar 3. Diagram Alir Pemetaan Mutu ........................................33
Gambar 4. Contoh rapor mutu. .......................................................33
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era digitalisasi informasi dan tuntutan persaingan
global dewasa ini memberikan tantangan tersendiri bagi kepala
sekolah (satuan pendidikan) sebagai ujung tombak pelaku
penyelenggaraan pendidikan. Hal ini memerlukan upaya untuk
meningkatkan kompetensi bagi kepala sekolah agar selalu dapat
melihat dan melakukan pengembangan sekolah seiring dengan
tuntutan dan perkembangan peradaban manusia pada masanya.
Dalam upaya tersebut tentunya kepala sekolah sebagai pelaku
penyelenggaraan pendidikan harus dapat melakukan analisis
manajemen yang meliputi faktor internal maupun eksternal.
Analisis manajemen yang meliputi faktor internal maupun
eksternal diperlukan saat sekolah melaksanakan siklus pemetaan
mutu pada Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan
kegiatan utamanya adalah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS)
dengan cara mengisi instrumen pemetaan mutu menggunakan
aplikasi pemetaan mutu. Dari kegiatan ini dihasilkan rapor mutu
yang menggambarkan capaian SNP di satuan pendidikan sebagai
gambaran kekuatan dan kelemahan sekolah. Hasil analisis rapor
mutu inilah dikembangkan rencana pengembangan sekolah.
Kegiatan analisis membutuhkan alat atau teknik analisis yang
tepat. Dalam melakukan analisis yang lengkap sampai pada
proses pengambilan keputusan yang rasional, logis dan dalam
menentukan cara yang tepat,untuk mencapainya dibutuhkan
beberapa alat analisis. Ada ragam alat analisis yang dapat
digunakan dalam melakukan kegiatan analisis manajemen.
salah satu alat yang digunakan adalah teknik analisis Strength
Weakness, Opportunity Threats (SWOT).
Modul ini membekali peserta agar dapat menyusun teknik
analisis manajemen (TAM) dengan fokus pada analisis SWOT.
Selanjutnya membekali peserta agar dapat membangun SPMI
dengan fokus pada siklus pemetaan mutu, dimana kegiatannya
adalah melakukan EDS, menganalisis rapor mutu, membuat
rencana pemenuhan mutu, melaksanakan pemenuhan mutu,
2 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
evaluasi/audit pemenuhan mutu dan penetapan standar mutu.
Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan pada bahan ajar ini adalah
kemandirian (sub nilai kreatif dan teguh prinsip), integritas (sub
nilai tanggungjawab), dan gotong royong (sub nilai kerjasama dan
aktif berdiskusi).
B. Target Kompetensi
Setelah memelajari modul Teknik Analisis Manejemen (TAM) ini
saudara diharapkan mampu Menyusun perencanaan sekolah
untuk berbagai tingkatan perencanaan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Kondisi sekolah dianalisis menggunaan teknik SWOT.
2. Raport mutu dianalisis melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
D. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran
1. Ruang Lingkup
a. Teknik analisis Strength Weakness, Opportunity Threats
(SWOT)
b. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 3
2. Pengorganisasian Pembelajaran
Melalui modul ini Saudara akan melakukan kegiatan-kegiatan
secara berkelompok melalui curah pendapat, diskusi
kelompok dan presentasi. Secara umum modul ini terdiri dari
4 bagian yakni:
a. Pendahuluan,
b. Kegiatan pembelajaran 1. Teknik Analisis Manajemen,
c. Kegiatan Pembelajaran 2. Sistem penjaminan Mutu Internal
d. penutup .
Pada setiap kegiatan pembelajaran, Saudara akan melakukan
aktivitas yang berbeda. Seluruh kegiatan dalam modul ini
dilaksanakan selama 3 JP (135 Menit) dengan langkah-
langkah pembelajaran sebagai berikut.
Pendahuluan
(10 menit)
• Pengkondisian
• Curah pendapat tentang TAM dan EDS
Kegiatan Belajar 1
(20 menit)
• Konsep TAM
• Analisis SWOT
Penugasan 1
(30 menit)
LK-01 Analisis SWOT
Kegiatan Belajar 2
(20 menit)
• Konsep SPMI
• Konsep EDS
Penugasan 2
(45 menit)
LK-02 Analisis Rapor Mutu
Penutup
(10 menit)
• Refleksi
• Simpulan
Gambar 1. Langkah-Langkah Pembelajaran
4 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
E. Cara Penggunaan Modul
Modul Teknik Analisis Manajemen ini berisi pembelajaran tentang
bagaimana memahami analisis SWOT sebagai salah satu teknik
analisis manajemen dan SPMI.
1. Sebelum mempelajari modul ini, Saudara harus memiliki dan
mengkaji dokumen-dokumen sebagai berikut.
a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor
28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Dasar dan Menengah.
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
c. Dokumen Rapor Mutu sekolah sendiri atau contoh dari
sekolah lain.
2. Modul ini berkaitan dengan modul yang lain yaitu:
a. Pengembangan RKS
b. Pengelolaan Keuangan
3. Waktu yang dipergunakan untuk mempelajari modul ini
adalah 3 Jam Pelajaran (JP) @ 45 menit
4. Untuk melakukan kegiatan pembelajaran, Saudara harus
mulai dengan membaca pengantar modul, menyiapkan
dokumen-dokumen yang diperlukan, mengikuti tahap demi
tahap kegiatan pembelajaran secara sistematis dan
mengerjakan perintah-perintah kegiatan pembelajaran pada
Lembar Kerja (LK).
5. Saudara bersama kepala sekolah yang lain akan difasilitasi
oleh Pengajar untuk mengenal modul ini secara umum dan
menyiapkan dasar pengetahuan dan keterampilan Saudara
sebagai bekal untuk diimplementasikan di sekolah Saudara.
6. Modul ini disusun dengan mengintegrasikan kecakapan
abad 21 yakni literasi, PPK , 4C (critical thingking, creative,
collaboration, and communication) dan Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (HOTS)
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 5
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN (TAM)
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan curah pendapat, diskusi kelompok
menyelesaikan studi kasus dan presentasi Saudara dapat :
1. menganalisis kondisi sekolah menggunakan teknis SWOT
dengan kreatif dan tanggung jawab;
2. menyusun strategi WO, ST, WT, dan SO berdasarkan hasil
analisis SWOT dengan benar;.
B. Indikator Pencapaian Tujuan
1. Kondisi sekoah dianalisis menggunakan teknis SWOT
2. strategi WO, ST, WT, dan SO disusun berdasarkan hasil
analisis SWOT yang benar
C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar
1. Konsep Teknik Analisis Manajemen
Salah satu peran utama kepala sekolah sebagai pimpinan
adalah pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
merupakan hasil pemikiran yang logis dan analitis. Hasil
pemikiran logis yakni berdasar fakta, data, dan informasi yang
lengkap, sedangkan hasil pemikiran analitis yakni berdasar
informasi yang lengkap atau komprehensif.
Berdasarkan hasil analisis lingkungan, diperoleh informasi
yang akurat mengenai faktor-faktor kunci keberhasilan
organisasi dalam mencapai misi yang dapat digunakan
sebagai dasar perumusan tujuan yang rasional, dan
penyusunan strategi, program, dan kegiatan yang tepat
dilakukan. Analisis lingkungan yang komprehensif menuntut
kemampuan setiap pimpinan organisasi, termasuk kepala
sekolah, untuk memiliki kompetensi teknik analisis manajamen
secara ilmiah.
6 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
Terdapat beberapa padanan kata analisis, seperti merinci,
mengurai, memilah, menelusuri, menelaah, mengkaji,
membedah (Lembaga Administrasi Negara, 2008). Pengertian
analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah penguraian suatu pokok atau berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian
untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahana arti
keseluruhan. Sedangkan menurut Lembaga Administrasi
Negara (2008), Pengertian analisis adalah suatu proses
merinci suatu objek dengan alat tertentu, ke dalam beberapa
komponen yang saling berhubungan dan menilai urgensi,
dukungan, dan keterkaitannya terhadap terjadinya sesuatu.
Analisis ilmiah adalah suatu pemikiran analitis berdasar kaidah
ilmu tertentu dalam merinci dan menilai unsur-unsur yang
terdapat dalam suatu obyek.
Dengan demikian, dalam arti yang ringkas padat, analisis
adalah suatu kegiatan ilmiah untuk mencari kebenaran
(Aristoteles). S. Bloom dalam Taxonomy of Educational
Objectives, NewYork: Longman, 1991 mengemukakan ada 3
hal utama dalam kegiatan analisis, yaitu:
1) merinci suatu aspek atau masalah ke dalam beberapa
elemen atau faktor yang tidak terpisahkan satu sama lain,
faktor-faktor yang dirinci itu diklasifikasikan ke dalam
beberapa kategori atau jenis;
2) adanya hubungan secara eksplisit antar elemen atau
faktor yang diidentifikasi; dan
3) adanya prinsip organisasional, pengaturan, dan struktur,
di mana antara satu elemen dengan elemen lainnya
bertautan.
Sementara makna analisis manajemen adalah suatu proses
merinci dan menilai keadaan lingkungan guna memperoleh
informasi kemampuan dan sumber daya yang berpengaruh
kuat terhadap keberhasilan organisasi meraih visi, misi, dan
dasar menentukan tujuan, sasaran yang rasional, logis
dicapai. Teknik adalah suatu metode atau prosedur. Teknik
analisis adalah metode atau alat yang dapat diterapkan
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 7
dalam merinci sesuatu ke dalam beberapa unsur dan
menilainya sehingga jelas hal-hal yang mempengaruhi
terbentuknya atau terjadinya sesuatu.
Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa, Teknik
Analisis Manajemen (TAM) adalah cara menerapkan metode
ilmiah dalam merinci dan menilai keadaan lingkungan secara
komprehensif guna memperoleh informasi faktor kunci
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran
organisasi, sehingga menghasilkan strategi, program, kegiatan
yang tepat dilakukan.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan maksimal
dibutuhkan alat. Dengan alat, orang lebih mudah melakukan
atau menyelesaikan pekerjaan dan hasilnya lebih akurat.
Demikian juga dalam kegiatan analisis, membutuhkan alat
atau teknik analisis yang tepat. Ada beberapa ragam alat
analisis yang dapat digunakan dalam melakukan kegiatan
analisis manajemen ilmiah yang komprehensif.
8 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
Ragam alat analisis yang dapat digunakan dalam menganalisis
manajemen, seperti tertera dalam tabel berikut:
Tabel 1. Ragam Alat Analisis
No Ragam Alat Analisis Kegunaan
1. SWOT
Analisis keadaaan lingkungan
internal dan eksternal
2. Force field analysis Analisis merencanakan perubahan
3. Brainstorming
Teknik menggali ide, kreatifitas
menyelesaikan masalah
4.
Diagram pohon
masalah
Model untuk merinci masalah dan
sebab akibat
5. Diagram fishbone
Model untuk merinci dan sebab
akibat
6. Model causal map Model untuk pemetaan sebab akibat.
7. Model matriks
Model untuk penyusunan fakta dan
data
8. Check sheet
Lembar periksa keadaan atau faktor/
Masalah
9. Stratifikasi
Pengelompokan kedalam berbagai
kriteria
10. Model skala nilai
Model dalam menilai, membobot
satu faktor
11 Matriks USG
Matriks dalam memilih prioritas
masalah
12. Diagram pareto
Model penyajian dan pemilihan fakta
dan data
13.
Model problem
priority
Model pemilihan prioritas masalah
14. Teknik komparasi
Teknik membandingkan atau
evaluasi/menilai
15. Cost benefit
Model ratio antara biaya dan
keuntungan/manfaat
Modul ini lebih mengedepankan teknik analisis SWOT, karena
(1) merupakan teknis analisis mendalam mengenai aspek
komplek internal dan eksternal, (2) dapat digunakan untuk
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 9
berbagai macam permasalahan, (3) Framework yang
dihasilkan dari analisis SWOT bisa diimplementasikan
(ismadamayanti, 2016). Dalam melakukan analisis yang
lengkap dibutuhkan beberapa teknis analisis lain, hingga
dapat sampai pada proses pengambilan keputusan yang
rasional, logis dan dalam menentukan cara yang tepat
dilakukan untuk mencapainya.
2. Analisis SWOT
Salah satu teknik yang digunakan dalam menganalisis
manajemen adalah dengan analisis SWOT. Analisis SWOT
merupakan salah satu cara untuk menganalisis posisi
kompetitif suatu sekolah. Untuk menilai sebuah sekolah
beserta lingkungannya dapat menggunakan teknik atau alat
yang disebut “Matriks SWOT”. Dalam menyusun Matriks
SWOT, para pengambil keputusan meletakkan fokus pada
masalah-masalah utama, yang kemudian membantu mereka
untuk merumuskan perencanaan strategi.
Setiap huruf dalam kata SWOT mengandung istilah yang
sangat kuat: Strength (S) = kekuatan, Weakness (W) =
kelemahan, Opportunity (O) = peluang, dan Threats (T) =
ancaman. Matriks SWOT merupakan sebuah alat dalam
memetakan potensi dan kekurangan sekolah untuk membantu
para pengambil keputusan dalam mengembangkan empat
jenis strategi, yaitu Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi
WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman)
dan Strategi WT (kelemahan-ancaman).
Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal sekolah untuk
menarik keuntungan dari peluang eksternal. Semua kepala
sekolah tentunya menginginkan sekolah mereka berada dalam
posisi di mana kekuatan internal dapat digunakan untuk
mengambil keuntungan dari berbagai tren dan kejadian
eksternal. Secara umum, organisasi akan menjalankan
Strategi WO, Strategi ST, atau Strategi WT untuk mencapai
situasi di mana mereka dapat melaksanakan Strategi SO. Jika
sebuah sekolah memiliki kelemahan yang besar, maka
10 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
sekolah akan berjuang untuk mengatasinya dan
mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika sekolah organisasi
dihadapkan pada ancaman yang besar, maka sekolah akan
berusaha untuk menghindarinya untuk berkonsentrasi pada
peluang.
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
Kadang, peluang-peluang besar muncul, tetapi sekolah
memiliki kelemahan internal yang menghalanginya
memanfaatkan peluang tersebut.
Strategi ST menggunakan kekuatan untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti
bahwa suatu sekolah yang kuat harus selalu menghadapi
ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.
Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman
eksternal. Sebuah sekolah yang menghadapi berbagai
ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar
dalam posisi yang membahayakan. Dalam kenyataannya,
sekolah semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan
hidup, melakukan merger, penciutan, atau memilih likuidasi.
Contoh Analisis SWOT dapat dilihat di bawah ini.
a) Strength (Kekuatan)
(1) Motivasi guru dan siswa tinggi.
(2) Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun
guru dengan siswa.
(3) Pendekatan dan metode mengajar guru yang
bervariasi.
b) Weakness (Kelemahan)
(1) Rekrutmen guru dan staf yang terkadang tidak sesuai
dengan kebutuhan dan sarat dengan unsur
kekeluargaan.
(2) Sebagian besar tenaga guru masih berstatus honorer
dan mengajar ditempat lain.
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 11
c) Opportunity (Peluang)
(1) Dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi
sarana dan prasarana.
(2) Kesesuaian sarana dan prasarana sekolah dengan
tuntutan potensi daerah dan perkembangan IPTEK
serta IMTAK.
(3) Masyarakat mengharapkan setelah selasai
dari sekolah ini diharapkan dapat melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi dan berkualitas.
(4) Adanya bantuan sponsor guna pengembangan
sekolah.
d) Threats (Ancaman)
(1) Banyak persaingan lulusan yang terjadi antar sekolah
untuk masuk sekolah negeri
(2) Belum ada guru khusus mengajar TIK di sekolah ini jadi
kemapuan dalam bersaing dengan sekolah lainnya
akan sulit.
Hasil analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut di
atas diisikan pada Matrik SWOT di bawah ini untuk
menentukan strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi
WT.
12 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
Tabel 2. Matrik SWOT
FAKTOR STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
INTERNAL
EKSTERNAL
• Motivasi guru dan siswa
tinggi
• Hubungan yang baik antara
guru dengan guru ataupun
guru dengan siswa
• Pendekatan, metode
mencsgajar guru yang
bervariasi
• Rekrutmen guru dan staf
tidak sesuai kebutuhan
dan bernuansa
kekeluargaan
• Sebagian guru honorer
dan mengajar di tempat
lain
OPPORTUNITY (P) STRATEGI SO STRATEGI WO
• Dukungan pemerintah
daerah dalam melengkapi
sarana dan prasarana
• Kesesuaian sarana dan
prasarana sekolah dengan
tuntutan potensi daerah
dan perkembangan IPTEK
serta IMTAQ
• Tuntutan
masyarakat terhadap
lulusan yang berkualitas
• Adanya bantuan sponsor
untuk pengembangan
sekolah
• Terus memotivasi guru dan
siswa dalam KBM dengan
dukungan pemerintah dalam
melengkapi sarana prasarana
• Terus melanjutkan hubungan
baik guru dan siswa di iringi
dengan IMTAQ dan IPTEK .
• Terus melakukan pendekatan
dan metode mengajar yang
bervariasi dan berinovasi
dalam mengajar agar terus
akan menghasilkan lulusan
yang berkualitas.
• Diharapkan kepada
pemerintah untuk tidak
hanya memperhatikan
sarana dan prasarana
tetapi pengadaan tenaga
pengajar yang mumpuni
juga.
• Adanya kemampuan
orang tua siswa untuk
pembiyaaan sekolah
yang lumayan mahal
dapat dijadikan donatur
dalam hal perbaikan
perbaikan gedung
sekolah.
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
• Banyak persaingan lulusan
yang terjadi antar sekolah
untuk masuk sekolah negeri
• Belum ada guru khusus
mengajar TIK di sekolah ini
jadi kemapuan dalam
bersaing dengan sekolah
lainnya akan sulit.
• Selalu berusaha dan bekerja
keras untuk menjadi yang
terbaik di segala bidang baik
itu guru, siswa dalam rangka
persaingan dengan sekolah
lain.
• Terus berkreatifitas dan
berinovasi dalam KBM.
• Menerima tenaga guru
dengan fair melalu tes
masuk jika ingin bersaing
dengan sekolah lain, baik
segi TIK, lulusan dan
ekstrakurikuler, karena
kualitas guru adalah
cerminan kualitas Siswa.
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 13
D. Aktivitas Pembelajaran
LK-01 Analisis SWOT
Tujuan Penugasan
Saudara mampu menganalisis SWOT dari studi kasus sesuai
dengan jenjang yang diberikan.
Petunjuk Penugasan
1. Kerjakan secara berkelompok (4 atau 5 orang).
2. Lakukan analisis SWOT didasarkan pada kasus yang
diberikan
3. Selanjutnya lakukan penyusunan strategi WO, ST, WT dan
SO
4. Tuliskan hasil analisis dan penyusunan strategi pada format
yang tersedia
5. Presentasikan hasil diskusi analisis SWOT kelompok
Saudara
6. Nilai karakter yang diamati dalam mengerjakan tugas LK-01
ini adalah kemandirian (sub nilai kreatif dan teguh prinsip),
integritas (sub nilai tanggungjawab), dan gotong royong (sub
nilai kerjasama dan aktif berdiskusi).
Penilaian
Rentang Nilai Rubrik
89-100
Analisis semua unsur SWOT yang dilakukan tepat
dan Strategi yang ditentukan tepat
76-88
Analisis semua unsur SWOT yang dilakukan tepat
dan Strategi yang ditentukan belum tepat
63-75
Analisis semua unsur SWOT yang dilakukan tepat
dan belum menentukan Strategi
51-63
Analisis semua unsur SWOT yang dilakukan belum
tepat dan strategi yang ditentukan belum tepat
0-50
Analisis semua unsur SWOT yang dilakukan belum
tepat dan belum menentukan strategi
14 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
Soal kasus untuk analisis SWOT
Taman Kanak-Kanak (TK)
TK Negeri Pembina 2 berdiri pada tahun 1996, terletak di tengah
kota dan sudah cukup dikenal masyarakat atas prestasi yang
dicapai. Pada Tahun Pelajaran 2015/2016 TK ini sudah
melaksanakan Kurikulum 2013 dan telah menyusun perangkat
pembelajaran oleh seluruh guru. Saat pelaksanaan
pembelajaran, kepala sekolah menemukan guru yang masih
mengajar dengan metode konvensional, belum mengikuti
perkembangan zaman yakni belajar dari berbagai sumber, dan
belum memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Hasil Wawancara:
1. Prestasi kepala sekolah
2. Guru belum menguasai berbagai teori belajar
3. Dukungan komite sekolah sangat baik
4. Guru masih diskriminatif terhadap peserta didik
5. Sebagian besar orang tua peserta didik sebagai buruh tani
yang berpenghasilan rendah
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 15
Sekolah Dasar (SD)
SD Permata terletak di pinggir kota kecamatan yang
masyarakatnya mendukung terhadap pengembagan sekolah
sekolah. Sekolah ini memiliki lahan yang cukup luas. Sekolah ini
terus berusaha meningkatkan kualitas terkait dengan delapan
standar nasioanl pendidikan (SNP) yang diberlakukan oleh
pemerintah. Guru sudah terbiasa memanfaatkan TIK dalam proses
pembelajaran. Kepala SD Permata dikenal mempunyai kepribadian
yang baik. Program sekolah selalu mendapat dukungan positif dari
komite sekolah. Sarana yang dimiliki sekolah cukup memadai untuk
mendukung proses pembelajaran, tetapi rata-rata siswa belum
menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif. Guru
masih jarang menggunakan lembar pengamatan untuk memantau
proses pembelajaran. Walaupun sudah diprogramkan, remedial
dan pengayaan belum berjalan dengan baik
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah diketahui hal-
hal sebagai berikut:
1. Guru mempunyai semangat dan disiplin yang tinggi
2. Kerja sama antarguru cukup tinggi
3. Adanya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
mengancam sekolah
4. Orang tua siswa sebagian besar buruh
5. Sekolah memiliki nilai akreditasi B
6. Dana BOS sudah terkelola dengan baik
7. Guru jarang mengembalikan hasil pekerjaan siswa
8. Penentuan KKM tidak berdasarkan ketentuan
16 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
SMP Putra Arjuna berdiri di atas sebidang tanah yang memiliki
luas sekitar 2 hektare di Kota Baraya. Sekolah ini terletak di
pinggir kota, namun akses ke sekolah ini sangat mudah karena
terletak di pinggir jalan raya yang sering terjadi kecelakaan.
Pepohonan banyak tumbuh di halaman sekolah. Hal ini membuat
udara di lingkungan sekolah menjadi segar dan membuat nyaman
warga sekolah. Setiap kelas memiliki taman yang terletak di depan
masing-masing kelas.
Siswa sekolah itu kebanyakan berasal dari keluarga ekonomi
menengah ke bawah yang kebanyakan bekerja sebagai buruh
tani. Tidak jauh dari sekolah terdapat banyak perusahaan BMUN
seperti PLN, BNI, dan BRI, yang mendukung sekolah.
Pembelajaran IPA terpadu di sekolah hanya teori. Hal ini terjadi
karena alat praktikum kurang dan banyak yang rusak. Koleksi
buku pelajaran yang tersedia di perpustaan masih kurang. Sejak
tahun 2015 penyusunan RKS/RKAS mempertimbangkan skala
prioritas.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi
sebagai berikut:
1. Animo masyarakat untuk menyekolahkan anak di sekolah
tersebut cukup tinggi
2. Kepala sekolah memiliki kompetensi yang sangat baik
3. Beberapa kelas belum memiliki jaringan listrik
4. Media yang digunakan guru dalam pembelajaran masih
sedikit.
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 17
Sekolah Menengah Atas (SMA)
SMA Permata berada di pusat Kota Nusantara dengan lahan yang
cukup luas. Sekolah ini mendapat Adiwiyata Nasional dan sedang
berupaya mandiri. Lingkungan sekolah terawat dengan baik
sehingga terlihat bersih dan asri. Sekolah ini dipimpin oleh kepala
sekolah yang berpengalaman.
Pak Imron selaku kepala sekolah bertekad memajukan prestasi
sekolah dengan meningkatkan proses pembelajaran guru yang
masih kurang baik dalam penguasaan metode maupun
pengelolaan kelas. Beliau merencanakan supervisi akademik
secara rutin sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas
sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi
sebagai berikut:
1. Masyarakat mendukung kebijakan sekolah
2. Sebagian besar orang tua siswa berpenghasilan rendah
3. Pemahaman tentang penilaian proses kurang terutama pada
ranah sikap dan keterampilan
4. Pembelajaran guru masih monoton
5. Guru kurang menggunakan media pembelajaran
6. Kemampuan guru menyampaikan apersepsi rendah.
18 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
SMK Mahir merupakan salah satu SMK Adiwiyata Nasional yang
terletak di tengah kota. Sebagian besar guru sudah menerapkan
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
namun ada sebagian guru belum menguasai TIK. Bahkan, salah
satu guru memiliki prestasi di tingkat provinsi. Ketersediaan sarana
TIK cukup memadai, sehingga mendukung kelancaran proses
pembelajaran di kelas. Sebagian besar tenaga kependidikan masih
honorer yang kurang menguasai pekerjaan. Gaji guru dan tenaga
kependidikan ditangani oleh seorang bendahara lulusan SMP.
Banyak kegiatan administrasi yang tidak bisa ditangani oleh tenaga
kependidikan.
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi sebagai berikut:
1. Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMK
tersebut cukup tinggi
2. Masyarakat mendukung program sekolah dengan baik
3. Bupati/Walikota melarang menarik uang iuran/sumbangan
apapun dari orang tua
4. Kepala TU tidak bisa bekerja sesuai dengan tupoksinya
5. Hampir semua pekerjaan administrasi, khususnya yang
berhubungan dengan teknologi informasi dan urusan
kepegawaian, ditangani dan diselesaikan oleh guru
6. Sumber dana sekolah berasal dari dana BOS dan komite
sekolah, serta telah dikelola dengan baik
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 19
FORMAT ANALISIS SWOT
Kelompok : .............................................
Jenjang : TK / SD / SMP / SMA / SMK
Nama Anggota Kelompok :
1. .......................................................
2. .......................................................
3. .......................................................
4. .......................................................
5. .......................................................
1. Faktor Internal
a. Strenght (Kekuatan)
1. ………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………
dst.
b. Weakness (Kelemahan)
1. ………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………...
3. ………………………………………………………………….…..
4. ………………………………………………………………………
dst.
2. Faktor Eksternal
a. Opportunity (Kesempatan)
1. ……………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………...
3. ……………………………………………………………………..
4. ……………………………………………………………………...
dst.
b. Threats (Ancaman)
1. ……………………………………………………………………..
2. ……………………………………………………………………...
3. ……………………………………………………………………...
4. ……………………………………………………………………..
dst.
20 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
Hasil analisis di atas, tulis ke dalam Matriks SWOT di bawah ini.
Selanjutnya tentukan
strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT!
Matriks SWOT
FAKTOR STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
Internal
Eksternal
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
OPPORTUNITY (P) STRATEGI SO STRATEGI WO
1.
2.
3.
4.
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
1.
2.
3.
4.
E. Penguatan
Cermati dengan sungguh-sungguh Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 28 Tahun 2016 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 21
F. Rangkuman
Makna analisis manajemen adalah suatu proses merinci dan
menilai keadaan lingkungan guna memperoleh informasi
kemampuan dan sumber daya yang berpengaruh kuat terhadap
keberhasilan organisasi meraih visi, misi, dan dasar menentukan
tujuan, sasaran yang rasional, logis dicapai. Teknik adalah suatu
metode atau prosedur. Teknik Analisis Manajemen (TAM) adalah
cara menerapkan metode ilmiah dalam merinci dan menilai
keadaan lingkungan secara komprehensif guna memperoleh
informasi faktor kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuan dan sasaran organisasi, sehingga menghasilkan strategi,
program, kegiatan yang tepat dilakukan.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan maksimal
dibutuhkan alat. Ada ragam alat analisis yang dapat digunakan
dalam melakukan kegiatan analisis manajemen ilmiah yang
komprehensif.
G. Refleksi dan Tindak Lanjut
Setelah kegiatan pembelajaran berakhir Saudara dapat
melakukan refleksi tentang materi Teknis Analisis Managemen
dengan menjawab pertanyaan berikut ini secara individu.
1. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah
mempelajari materi Teknis Analisis Managemen ini ?
2. Materi apa yang belum Saudara pahami dari kegiatan
pembelajaran 1?
3. Langkah apa yang Saudara lakukan untuk melakukan analisis
SWOT di Sekolah Saudara?
H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban
yang menurut Saudara paling benar!
1. Sekolah memiliki guru-guru muda dan kreatif. Tidak jauh dari
sekolah terdapat kantor Kecamatan, polsek, Koramil dan
22 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
Puskemas. Strategi apa yang harus kepala sekolah lakukan
melihat kondisi sekolah di atas?
A. Mengoptimalkan peran guru dalam menjalin kerja sama
dengan instansi terkait untuk menunjang pembelajaran.
B. Mengoptimalkan peran guru untuk menganalisis KD
yang ada hubungannya dengan instansi pemerintah di
seputaran sekolah.
C. Mengoptimalkan Guru-guru untuk menjalin kegiatan
bersama dalam rangka meningkatkan kerjasama antar
instansi terkait.
D. Mengoptimalkan peran kepala mengajukan proposal
bantuan untuk menambah pendapatan sekolah
2. Peserta didik kebanyakan berasal dari keluarga ekonomi
lemah. Tidak jauh dari sekolah terdapat banyak perusahaan
BUMN seperti PLN, BNI, BRI, yang mendukung sekolah.
Pembelajaran IPA terpadu di sekolah hanya teori hal ini
terjadi karena alat praktikum kurang dan banyak yang rusak.
Dari kondisi sekolah tersebut yang merupakan factor
ancaman adalah…
A. Orang tua siswa berekonomi lemah
B. Banyak perusahaan dilingkungan sekolah
C. Pelajaran IPA teori saja
D. Alat praktikum kurang
3. Masyarakat mengetahui bahwa pendidikan gratis dan
pemerintah setempat melarang sekolah menarik iuran
apapun dari siswa. Sebagian besar guru adalah guru
honorer berasal dari desa seputar sekolah yang memiliki
hubungan keluarga dengan siswa. Sementara sekolah
memerlukan tambahan pendapatan untuk pengembangan.
Strategi apa yang harus dilakukan kepala sekolah?
A. Meminta bantuan komite dengan persetujuan ketua
komite
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 23
B. Meminta kepada pemerintah setempat untuk diijinkan
menarik bantuan dari orang tua siswa
C. Menghindar dari segala penarikan iuran orang tua atau
masyarakat.
D. Meminta guru honor menyadarkan masyarakat untuk
berkenan menyumbang sekolah
24 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 25
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
(SPMI)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 Saudara diharapkan
mampu :
1. menjelaskan konsep Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) melalui curah pendapat.
2. Menjabarkan konsep Evaluasi Diri Sekolah (EDS) melalui
curah pendapat.
3. menganalisis raport mutu berdasarkan hasil EDS dengan
cermat melalui diskusi kelompok.
4. menyusun rekomendasi hasil pemetaan mutu dengan
kreativitas tinggi dan tanggung jawab melalui diskusi
kelompok.
B. Indikator Pencapaian Tujuan
1. konsep Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dijelaskan
melalui curah pendapat
2. KonsepEvaluasiDiriSekolah(EDS) dijabarkan melalui curah
pendapat
3. Raport mutu dijabarkan berdasarkan hasil EDS.
4. Rekomendasi disusun berdasar hasil pemetaan mutu.
26 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar
1. Konsep Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 28 Tahun
2016, mengatur tentang sistem penjaminan mutu pendidikan
dasar dan menengah. Sistem ini dikembangkan agar
pengelolaan pendidikan dasar dan menengah bermutu.
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
terdiri dari dua komponen yaitu Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal
(SPME). SPME adalah sistem penjaminan mutu yang
dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, lembaga
akreditasi dan lembaga standardisasi pendidikan. SPMI
adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan
pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam
satuan pendidikan.
Sistem penjaminan mutu internal pendidikan dasar dan
menengah adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas
organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk
melakukan penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan
oleh satuan pendidikan dasar dan menengah untuk menjamin
terwujudnya pendidikan bermutu yang memenuhi atau
melampaui Standar Nasional Pendidikan
Prinsip dari Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah mandiri,
terstandar, akurat,sistemik, berkelanjutan, holistik, dan
terdokumentasi.
a) Mandiri dan partisipatif
SPMI dikembangkan dan diimplementasikan secara
mandiri oleh satuan pendidikan dengan membangun
partisipasi aktifdari seluruh pemangku kepentingan.
b) Terstandar
SPMI menggunakan acuan mutu minimal SNP dan dapat
ditetapkan oleh satuan pendidikan bagi satuan pendidikan
yang telah memenuhi SNP
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 27
.
28 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
c) Integritas
SPMI menggunakan data dan informasi yang jujur sesuai
dengan kondisi yang ada di satuan pendidikan.
d) Sistematis dan berkelanjutan
SPMI diimplementasikan dengan menggunakan 5 (lima)
langkah penjaminan mutu yaitu pemetaan mutu,
penyusunan rencana peningkatan mutu, pelaksanaan
pemenuhan mutu,audit/evaluasi pemenuhan mutu, dan
penetapan standar baru yang dilaksanakan secara
berurutan dan berkelanjutan membentuk suatu siklus.
e) Holistik
SPMI dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur dalam
satuan pendidikan yang meliputi organisasi, kebijakan, dan
proses-proses yang terkait.
f) Transparan dan Akuntabel
Seluruh aktivitas dalam pelaksanaan SPMI terdokumentasi
dengan baik dalam berbagai dokumen mutu dan dapat
diakses oleh seluruh pemangku kepentingan.
Penerapan sistem penjaminan mutu di satuan pendidikan
dasar dan menengah bertujuan untuk memastikan bahwa
keseluruhan unsur yang meliputi organisasi, kebijakan, dan
proses-proses yang terkait di satuan pendidikan dapat
berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk
menjamin terwujudnya budaya mutu di satuan pendidikan.
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 29
Berikut ini adalah gambar Siklus Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI) menurut pedoman umum Sistem penjaminan
Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.
Gambar 2. Siklus SPMI
Catatan:
1. Pemetaan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh
satuan pendidikan berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan;
2. Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan
dalam Rencana Kerja Sekolah
3. Pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan
satuan pendidikan maupun proses pembelajaran
4. Monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan
mutu yang telah dilakukan;
5. Penetapan standar baru dan penyusunan strategi
peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi.
Berdasarkan gambar di atas, pemetaan mutu dilaksanakan
melalui kegiatan evaluasi diri sekolah (EDS) berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan.
30 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
2. Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah proses evaluasi diri sekolah
yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan
untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yang hasilnya dipakai sebagai dasar
penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan sebagai masukan
bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kabupaten/kota
dan pemangku kepentingan lainnnya.
EDS merupakan bagian dari pemetaan mutu sekolah. Peta mutu
ini memberikan data awal pencapaian SNP. EDS bertujuan
untuk (a) menilai perfoma sekolah, (b) mengetahui perkembangan
capaian SNP, dan (c) menyusun, merevisi RKS/RKAS sesuai
kebutuhan dalam rangka pemenuhan SNP.
Manfaat EDS bagi satuan pendidikan adalah untuk
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangannya, memiliki data
dasar yang akurat, mengidentifikasi peluang, memberikan laporan
formal kepada pemangku kepentingan. Sementara manfaat
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) bagi luar sekolah adalah untuk
menyediakan data dan informasi, pembuatan keputusan,
perencanaan anggaran pendidikan pada tingkat kabupaten/kota,
provinsi, dan nasional, mengidentifikasi kebutuhan sarana dan
prasarana, mengidentifikasi pelatihan serta kebutuhan program
pengembangan, mengidentifikasi keberhasilan sekolah.
EDS diharapkan menjadi kegiatan rutin di sekolah yang dilakukan
secara terus menerus setiap tahun, untuk mengetahui
ketercapaian tahapan pengembangan yang diharapkan. Kegiatan
ini sebaiknya dilaksanakan mengacu pada beberapa prinsip
sebagai berikut.
1. Berbasis tujuan
Kegiatan EDS dilaksanakan berdasarkan tujuan yang telah
ditetapkan, karena hasilnya sangat penting untuk menentukan
tujuan rencana pengembangan sekolah yang lebih spesifik
dan akurat.
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 31
2. Beracuan kriteria
Kegiatan EDS dilaksanakan mengacu pada kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
SNP dan SPM yang dikembangkan oleh satuan pendidikan
maupun oleh pemerintah dan instansi terkait lainnya.
3. Berasas manfaat
Kegiatan EDS dilaksanakan untuk mendapatkan manfaat yang
sebesar-besarnya untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah
satunya harus mampu menghasilkan rekomendasi untuk
penyusunan dan perbaikan RKS.
4. Objektif
Kegiatan EDS dilaksanakan secara jujur dan apa adanya,
karena hasilnya digunakan untuk mengetahui, memahami,
dan menyadari dengan baik kondisi nyata sekolah baik mutu
maupun kondisi lainnya. Hasil EDS tersebut merupakan
informasi dan fakta yang sangat penting untuk penyusunan
rencana pengembangan sekolah, dan dijadikan bahan
masukan.
Proses EDS secara mendasar menjawab tiga pertanyaan kunci
di bawah ini.
a. Seberapa baik kinerja sekolah kita? Hal ini terkait dengan
posisi pencapaian kinerja untuk masing-masing indikator
SPM atau SNP.
b. Bagaimana kita dapat mengetahui kinerja sekolah? Hal ini
terkait dengan bukti apa yang dimiliki sekolah untuk
menunjukkan pencapaiannya.
c. Bagaimana kita dapat meningkatkan kinerja? Dalam hal ini
sekolah melaporkan dan menindaklanjuti apa yang telah
ditemukan sesuai pertanyaan dinomor 2 dan nomor 3.
Berdasarkan pada gambar siklus SPMI di atas, evaluasi diri
sekolah merupakan langkah awal dari sistem penjaminan mutu
pendidikan. Sistem Pemetaan mutu pendidikan di satuan
pendidikan atau yang bisa disebut dengan Evaluasi Diri Sekolah
32 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
(EDS) dilaksanakan oleh Tim Penjaminan Mutu Pendidikan
Sekolah (TPMPS). Pemetaan ini dilakukan untuk memotret
tingkat pemenuhan standar nasional pendidikan oleh satuan
pendidikan dengan menggunakan instrumen pemetaan mutu
yang dikembangkan oleh pemerintah. Instrumen diisi oleh satuan
pendidikan, diverifikasi dan divalidasi oleh Pengawas Sekolah
dan dimasukkan ke dalam database satuan pendidikan untuk
dikirim ke sistem informasi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Diagram pemetaaan mutu dapat dilihat pada
gambar berikut.
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 33
Gambar 3. Diagram Alir Pemetaan Mutu
Warga sekolah yang memberikan data dan informasi pada saat
sekolah mengisi instrument EDS antara lain:
1. Kepala sekolah
2. Siswa minimum 5 orang per tingkat kelas. Untuk SD hanya
siswa kelas 4 – 6 (Total responden siswa minimum 15
orang/sekolah)
3. Guru SD minimum 1 guru per tingkat kelas dan min 1 guru
Agama dan Penjaskes (Total responden guru SD minimal 8
orang)
4. Guru SMP/SMA/SMK minimum 1 guru per mata pelajaran
5. Komite Sekolah, minimal 1 orang perwakilan pimpinan
komite dan 2 orang perwakilan orang tua siswa
6. Pengawas Sekolah pembina.
Warga sekolah tersebut mengisi instrumen berupa kuesioner
pemetaan mutu pendidikan yang dikembangkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. (Baca lebih lanjut pada bahan
bacaan tentang Instrumen Pemetaan Mutu).
Setelah selesai proses pemetaan mutu, sekolah akan
mendapatkan profil sekolah masing-masing dalam bentuk rapor
mutu.
Gambar 4. Contoh rapor mutu.
1 2
34 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
4
3
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 35
Keterangan Gambar
1. Identitas sekolah dan skor penjaminan mutu
Bagian pertama dari rapor mutu sekolah menunjukkan
informasi umum terkait identitas sekolah. Pada bagian ini juga
ditampilkan kategori pencapaian penjaminan mutu pendidikan.
Kategori tersebut ditandai dengan nilai yang disajikan dalam
skor antara I hingga V.Skor tersebut diperoleh dari rata-rata
nilai rataan pencapaian standar dari kedelapan SNP.
36 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
2. Diagram Radar Rataan Pencapaian Standar
Bagian ini menunjukkan informasi terkait pencapaian skor di
setiap delapan SNP. Rentang nilai dari masing-masing
standar adalah antara 0 – 7. Skor disajikan dalam bentuk
diagram radar yang menunjukkan informasi perbedaan
pencapaian skor dari masing-masing standar. Diagram
tersebut memudahkan pembaca untuk membandingkan posisi
pencapaian skor dari kedelapan SNP. Jika titik rataan
pencapaian standar semakin mendekati garis terluar radar,
maka standar yang dicapai telah mendekati SNP.
3. Kategori Skor Capaian SNP
Pencapaian pemenuhan standar sekolah ditunjukkan dengan
skor antara I – V,
Tabel 3. Kategori Skor Capaian SNP
Kategori
Standar
Sekolah
Nilai
Rataan
Bintang
I Menuju SNP 1 0 – 2,04
II Menuju SNP 2 2,04 – 3,70
III Menuju SNP 3 3,70 – 5,06
IV Menuju SNP 4 5,06 – 6,66
V SNP 5 6,66 – 7,00
4. Tabel Pencapaian Indikator dan Subindikator
Bagian keempat memberikan informasi capaian Indikator
dan subindikator dari delapan Standar Nasional Pendidikan.
Setiap indikator dan subindikator menampilkan informasi
perolehan skor rataan serta kategori pencapaian mutu
dengan rentang skor I – V seperti yang dijelaskan pada
keterangan nomor 3.
Dilihat dari instrumennya, apabila dibandingkan dengan
instrumen EDS yang selama ini dikenal, instrumen
Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) memiliki kelebihan
bahwa hasil pengolahan data instrumen PMP ini
menggambarkan capaian SNP tingkat satuan pendidikan,
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 37
kabupaten/kota/provinsi dan nasional. Hal ini dikarenakan
hasil analisis PMP terpusat dan terhubung Dapodik (Data
Pokok Pendidikan) Kemendikbud, sehingga dapat dilihat
oleh pihak-pihak tersebut.
Setelah sekolah mengetahui rapor mutu, langkah awal yang
dilakukan adalah melakukan validasi capaian pada standar
maupun pada indikator yang ada pada rapor mutu dengan
kondisi real sekolah. Selanjutnya sekolah melakukan
pengolahan dan analisis data bukti yang telah terkumpul.
Data bukti yang terkumpul menggambarkan kondisi mutu
satuan pendidikan saat ini terhadap SNP. Langkah yang
dilakukan dalam menganalisis data: (1) TPMPS menyusun
format analisis dengan pendekatan-pendekatan yang
dipahami oleh pemangku kepentingan; (2) Satuan
pendidikan bersama TPMPS mengisi format sesuai dengan
dokumentasi hasil pengisian instrumen (3) Satuan
pendidikan bersama TPMPS mengajak para pemangku
kepentingan untuk menentukan masalah bedasarkan hasil
analisis kondisi sekolah
Selanjutnya sekolah menentukan akar masalah untuk
kondisi sekolah yang tidak memenuhi standar mutu dengan
langkah: (1) Satuan pendidikan bersama TPMPS
menganalisis masalah dengan pendekatan-pendekatan yang
dipahami oleh pemangku kepentingan, (2) Mencari akar dari
setiap masalah yang telah teridentifikasi sebagai hasil
analisis sebelumnya dengan menggunakan pendekatan
yang telah disepakati, (3) Mencari hubungan antar
akar/penyebab suatu masalah dengan masalah lain, (4)
Membuat prioritas masalah yang akan dipecahkan dalam
upaya peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan.
Setelah masalah dan akar masalah ditemukan, selanjutnya
sekolah menyusun rekomendasi dengan langkah:
a. menyusun prioritas dari masalah yang paling mendesak
untuk diselesaikan sampai ke masalah yang kurang
mendesak;
38 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
b. menentukan solusi untuk memecahkan masalah
tersebut; dan
c. menyusun laporan hasil pemetaan mutu dan
rekomendasi pemecahan masalah tersebut.
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 39
Tabel 4. Analisis dan Penyusunan Rekomendasi terhadap Hasil Pemetaan Mutu
Standar Indikator
Kondisi Saat
Ini
Analisis
Lingkungan
(SWOT)
Masalah
Akar
Masalah
Alternatif
Solusi
Rekomend
asi
Sarana
dan
Prasara
na
6.1. Kapasitas
dan daya
tampung siswa
memadai.
6.1.1.Memiliki
rombongan
belajar yang
sesuai dan
memadai.
6.1.2. Rasio
luas lahan
sesuai rasio
siswa.
6.2. Sekolah
memiliki
sarpras yang
lengkap.
6.2.1. Memiliki
ruang kelas
sesuai
standar.
6.2.2.Sekolah
memiliki ruang
perpus yang
1.Kapasitas dan
daya tampung
siswa kurang
memadai.
2.Rombel
sudah
memadai.
3.Sekolah
terletak
ditengah
pemukiman
dan rasio luas
lahan sangat
tidak
memenuhi.
4.Sarpras
sekolah
sangat kurang
sesuai
standar.
5.Ruang kelas
sempit tidak
sesuai
standar.
Kekuatan:
1.Rombel sudah
memadai.
Kelemahan:
1. luas lahan
kurang sekali.
2. Ruang kelas
sangat sempit.
3. Ruang perpus
tidak memadai
4. Jamban sangat
sempit, bau dan
jumlah kurang
sekali
Peluang:
1. Masyarakat
percaya pada
sekolah
dibuktikan
dengan
pendaftar saat
PPDB melebihi
Tanah
sekolah
tanah
pemerintah
yang sulit
menambah
lahan karena
di tengah
pemukiman
• Tidak bisa
menambah
lahan
• Dana
bantuan
tidak ada
karena SPP
gratis
Membangu
n sekolah
tingkat dan
mencari
bantuan
dana ke
pihak lain
selain
pemerintah
Membangu
n sekolah
tingkat
dengan
mengajukan
proposal
CSR ke Du-
Di.
40 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
Standar Indikator
Kondisi Saat
Ini
Analisis
Lingkungan
(SWOT)
Masalah
Akar
Masalah
Alternatif
Solusi
Rekomend
asi
memadai.
6.3 sekolah
memiliki
sarpras
pendukung
yang lengkap.
6.3.1. Sekolah
memiliki
jamban sesuai
standar
6.Ruang perpus
tidak memadai
7.Sarpras
pendukung
sekolah
kurang sesuai
standar
8.Jamban
sekolah tidak
sesuai standar
(sangat tidak
layak)
Pagu.
2. Di sekitar
sekolah
terdapat banyak
Du-Di
Ancaman:
1. SPP gratis
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 41
D. Aktivitas Pembelajaran
LK-02 Analisis Rapor Mutu Sekolah
Untuk membekali Saudara tentang analisis rapor mutu dan
penyusunan rekomendasi hasil raport mutu diskusikan dalam
kelompok Saudara penugasan di bawah ini.
Tujuan Penugasan
Peserta mampu menganalisis rapor mutu dan menyusun
rekomendasi hasil raport mutu
Petunjuk Penugasan:
1. Kerjakan secara berkelompok 4-5 orang
2. Lakukan analisis rapor mutu dan susunlah rekomendasi
hasil analisis raport mutu didasarkan pada kasus yang
diberikan (30 menit)
3. Tulis jawaban Saudara pada lembar kerja/laptop
4. Presentasikan hasil diskusi analisis rapor mutu kelompok
Saudara (15 menit)
5. Nilai karakter yang diamati dalam mengerjakan tugas LK 02
ini adalah kemandirian (subnilai kreatif dan teguh prinsip),
integritas (subnilai tanggungjawab), dan gotong royong
(subnilai kerjasama dan aktif berdiskusi).
Penilaian
Rentang
Nilai
Rubrik
86 – 100
Semua jawaban memiliki relevansi dan logika yang
sangat tinggi antara rapor mutu dan hasil analisis
76 – 85.99 Semua jawaban memiliki relevansi dan logika yang
tinggi antara rapor mutu dan hasil analisis
66 – 75.99 Semua jawaban memiliki relevansi dan logika yang
cukup antara rapor mutu dan hasil analisis
42 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
0 – 65.99
Semua jawaban memiliki relevansi dan logika yang
kurang antara rapor mutu dan hasil analisis
Format Analisis Rapor Mutu
Kelompok : ..............................................................
Jenjang : TK / SD / SMP / SMA / SMK
Nama Anggota Kelompok:
1. ...........................................................
2. ...........................................................
3. ...........................................................
4. ...........................................................
5. ...........................................................
Soal kasus untuk analisis rapor mutu
Rapor mutu sebuah sekolah pada standar prosesnya menunjukkan
data sebagai berikut:
Skor SNP
3. Standar Proses 5,71
3.1. Sekolah merencanakan proses pembelajaran
sesuaiketentuan
5,97
3.1.1. Mengacu pada silabus yang telah
dikembangkan
5,83
3.1.2. Mengarah pada pencapaian kompetensi 6,96
3.1.3. Menyusun dokumen rencana dengan lengkap
dan sistematis
4,07
3.2.1. ……………………………………..
3.4. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat 6,02
3.2.2. Membentuk rombongan belajar dengan
jumlah siswa sesuai ketentuan
7,00
3.2.3. Mengelola kelas sebelum memulai 6,85
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 43
pembelajaran
3.2.4. Mendorong peserta didik mencari tahu 4,40
3.3.1 ……………………………………..
44 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
Kondisi sekolah saat ini
3.1.1. Belum semua guru menyusun perencanaan proses
pembelajaran mengacu pada silabus
3.1.2. Sebagian besar guru menyusun perencanaan mengarah pada
pencapaian kompetensi
3.1.3. Masih banyak guru menyusun dokumen dengan copy paste
3.2.1. Jumlah siswa setiap rombel sesuai ketentuan
3.2.2. Sebagian besar guru sudah melakukan motivasi,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran
3.2.3. Sebagian besar guru belum menerapkan metode discovery
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi sebagai berikut :
1. Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah
tersebut cukup tinggi
2. Masyarakat mendukung program sekolah dengan baik
3. Bupati melarang menarik uang iuran/sumbangan apapun dari
orang tua
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 45
Tabel Analisis dan Penyusunan Rekomendasi terhadap Hasil Pemetaan Mutu
Standar Indikator Kondisi Saat Ini
Analisis
Lingkungan
(SWOT)
Masalah Akar Masalah Alternatif Solusi Rekomendasi
Kekuatan:
Kelemahan:
Peluang:
Ancaman:
46 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 47
E. Penguatan
Untuk menambah pemaham tentang Sistem Penjaminan Mutu
Internal (SPMI), cermatilah referensi yang terdapat pada folder
bahan bacaan berikut ini:
1. Pedoman umum Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
2. Indikator Mutu 8 Standar Nasional Pendidikan
3. Permendikbud no 28 Tahun 2016 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan
4. Bahan bacaan Teknik Analisis Managemen
F. Rangkuman
SPMI pendidikan dasar dan menengah adalah suatu kesatuan
unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang
terkait untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan yang
dilaksanakan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah untuk
menjamin terwujudnya pendidikan bermutu yang memenuhi atau
melampaui SNP.
EDS adalah proses evaluasi diri sekolah yang bersifat internal
yang melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja
sekolah berdasarkan SNP.
48 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
G. Refleksi dan Tindak Lanjut
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tentang sistem
penjaminan mutu internal, Saudara diminta melakukan refleksi
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Materi apa yang Saudara kuasai dari Sistem Penjaminan
Mutu Internal?
2. Jika ada materi yang masih dirasakan kurang dipahami
bagaimana upaya Saudara mengatasi kekurangannya?
3. Langkah apa yang akan Saudara lakukan untuk menerapkan
SPMI di sekolah ?
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 49
H. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban
paling benar!
1. Sebuah sekolah menganalisis lingkungannya dari rapor mutu
sebagai berikut.
Analisis Lingkungan
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
• Rombel
memadai
• Sekolah terletak di
tengah pemukiman
• Luas lahan kurang
sekali
• Ruang kelas sempit
• Jumlah jamban
kurang
• Masyarakat
mendukung
program sekolah
• Di sekitar
sekolah terdapat
Du-Di
• Sekolah
tidak boleh
menarik
biaya dari
orang tua
Melihat analisis tersebut, maka permasalahan apa yang
harus dicarikan solusinya?
a) Ruang kelas yang sempit
b) Luas lahan yang kurang sekali
c) Jumlah jamban yang kurang
d) Sekolah tidak menarik biaya
2. Pada analisis rapor mutu diperoleh permasalahan bahwa
sekolah belum mampu menjadikan lulusan dapat
berkomunikasi secara santun dan efektif, maka akar masalah
dari permasalahan tersebut di bawah ini, kecuali ….
a) Proses pembelajaran kurang efektif
b) Keterbatasan kapasitas guru dalam menjalankan
pembelajaran
c) Keterbatasan kapasitas guru dalam memberikan
keteladanan dalam berkomunikasi
d) Kualifikasi guru belum sesuai ketentuan
50 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
PENUTUP
Modul Teknik Analisis Managemen bagi peserta diklat penguatan
kompetensi kepala sekolah ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari modul diklat lainnya. Modul ini akan membekali
Kepala sekolah untuk mempelajari modul lain yakni RKS dan modul
pengelolaan keuangan. Kepala Sekolah perlu memiliki berbagai
kompetensi sebagai tuntutan tugas pokoknya. Kompetensi kepala
sekolah sebagai manajer diantaranya adalah kemampuan menyusun
perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan, mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai
dengan kebutuhan, mengelola hubungan sekolah/madrasah dan
masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar
dan pembiayaan sekolah/madrasah.
Modul Teknik analisis managemen diharapkan dapat meningkatkan
Kemampuan Kepala Sekolah dalam melakukan teknik analisis
managemen sangat dibutuhkan untuk memandu kepala sekolah
dalam membuat rencana kerja sekolah sesuai dengan kondisi
sekolah baik internal maupun eksternal. Dengan kemampuan
analisis yang tepat maka
Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini
bergantung pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta
dalam mempelajari dan mempraktikkan materi yang disajikan. Modul
ini merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi peserta untuk
mempelajari lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta
penguasaan kompetensi lainnya.
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 51
52 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
DAFTAR PUSTAKA
Bloom. S. (1991).Taxonomy of Educational Objectives. NewYork:
Longman
Direktur Jenderal Dikdasmen (2017). Pedoman Umum Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kemendikbud
Direktur Jenderal Dikdasmen (2017). Perangkat Instrumen Pemetaan
Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2008. Teknik-
teknik Analisis Manajemen Modul Diklatpim Tingkat III. Jakarta
Tim Pengembang Bahan Pembelajaran. 2017. Penyusunan
Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M). Karanganyar:
LPPKS
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 53
DAFTAR BACAAN
1. Pedoman Umum Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar
dan Menengah.
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun
2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah
3. Teknik-teknik Analisis Manajemen Modul Diklatpim Tingkat III.
Jakarta
4. Indikator Mutu
5. Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan
54 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
LAMPIRAN
Rapor Mutu Sekolah
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 55
56 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
a. Sekolah Dasar (SD)
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 57
58 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 59
60 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
c. Sekolah Menengah Atas (SMA)
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 61
62 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
d. Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN | 63
64 | MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH

02. Teknik Analisis Manajemen (datadikdasmen.com).pdf

  • 1.
  • 3.
    MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALASEKOLAH TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN (MPPKS - TAM) Pengarah: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Tim Penyusun: Drs. Sri Mulyono, M.Pd. (081339521294) Iqbal Khamdani, M.Pd.I. (081391027016) Dra. Ernesta Dwi Winasis, M.Pd. Reviewer: Lela Foni Sulistiyowati, M.Si. (08129596849) Adra Herlangga Rinny, S.H., M.Si. (0818678961) Erna Indawati, M.Pd. (081330656078) Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Copyright © 2019 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  • 5.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| v SAMBUTAN Gelombang peradaban keempat yang saat ini dikenal dengan era pendidik 4.0 memaksa kita menyesuaikan seluruh kerangka sendi dan perangkat kerja pada setiap segmen kehidupan, termasuk pengelolaan sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat menuntut kepala sekolah untuk mengembangkan kompetensinya secara berkelanjutan. Inovasi menjadi kunci paling utama di era industri 4.0 yang menuntut kepala sekolah membentuk peserta didik memiliki kompetensi abad 21 yang mampu berfikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Peserta didik yang berkualitas merupakan keluaran (output) dari sistem persekolahan yang baik. Kepala sekolah menjadi aktor utama yang mengelola masukan (input), proses, dan keluaran (output) dengan berpedoman pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Salah satu kebijakan prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah peningkatan kompetensi kepala sekolah yang mampu berpikir visioner dalam memimpin dan mengelola sekolahnya. Target utamanya adalah membangun tata kelola dan budaya mutu di sekolah yang berdaya saing tinggi. Kepemimpinan abad 21 bagi kepala sekolah dapat dilakukan dengan beberapa strategi. Pertama, kepala sekolah harus mampu melihat peluang dan potensi yang ada dengan mengidentifikasi masalah di sekolahnya sebagai dasar pengembangan sekolah. Yang terpenting bagi kepala sekolah adalah pelibatan secara aktif pemangku kepentingan (stakeholders) sekolah yaitu guru, tenaga kependidikan, peserta didik dan orangtua serta pihak terkait di luar sekolah untuk menyelesaikan persoalan sekolah. Kedua, kepala sekolah dalam perannya sebagai supervisor harus mampu berperan sebagai pemimpin instruksional dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran abad 21 sesuai dengan konsep pendekatan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Ketiga, kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan abad 21 harus mampu mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan di sekolah baik guru, tenaga kependidikan, maupun orangtua untuk
  • 6.
    vi | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH bersama-sama mewujudkan pendidikan yang dinamis sesuai dengan perkembangan industri 4.0. Keempat, kepala sekolah harus memberikan dukungan semangat dan penghargaan kepada guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik yang telah mencapai hasil atas prestasi, inovasi, dan pencapaian lain yang membanggakan. Modul ini berisi panduan sekaligus salah satu referensi yang dapat digunakan untuk memandu kepala sekolah dalam pengembangan kompetensi dan profesinya pada pelaksanaan pelatihan penguatan kepala sekolah sebagai salah satu syarat untuk menduduki jabatan kepala sekolah. Saya mengapresiasi upaya semua pihak sehingga modul pelatihan penguatan kepala sekolah ini dapat terselesaikan. Modul ini terbuka untuk mendapatkan koreksi dan masukan-masukan konstruktif sebagai penyempurnaan di masa yang akan datang. Saya mengucapkan terima kasih atas segala kontribusi yang telah didedikasikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Semoga modul ini memberikan nilai tambah dan manfaat bagi semua pihak yang terkait dalam pengelolaan pendidikan di tanah air. Jakarta, April 2019 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Dr. Supriano, M.Ed. NIP. 19620816 1991031001
  • 7.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| vii DAFTAR ISI SAMBUTAN....................................................................................... v DAFTAR ISI..................................................................................... vii DAFTAR TABEL............................................................................... ix DAFTAR GAMBAR............................................................................ x PENDAHULUAN................................................................................1 A. Latar Belakang.....................................................................1 B. Target Kompetensi...............................................................2 C. Indikator Pencapaian Kompetensi........................................2 D. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran ..........2 E. Cara Penggunaan Modul .....................................................4 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ........................................................5 TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN (TAM)...........................................5 A. Tujuan Pembelajaran ...........................................................5 B. Indikator Pencapaian Tujuan................................................5 C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar............................5 D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................13 E. Penguatan..........................................................................20 F. Rangkuman........................................................................21 G. Refleksi dan Tindak Lanjut .................................................21 H. Evaluasi .............................................................................21 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ......................................................25 SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)..........................25 A. Tujuan Pembelajaran .........................................................25 B. Indikator Pencapaian Tujuan..............................................25 C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar..........................26 D. Aktivitas Pembelajaran.......................................................41 E. Penguatan..........................................................................47 F. Rangkuman........................................................................47 G. Refleksi dan Tindak Lanjut .................................................48 H. Evaluasi .............................................................................49 PENUTUP .......................................................................................50 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................52 DAFTAR BACAAN...........................................................................53 LAMPIRAN ......................................................................................54 Rapor Mutu Sekolah ........................................................................54 a. Sekolah Dasar (SD) ...........................................................56
  • 8.
    viii | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ...................................58 c. Sekolah Menengah Atas (SMA) .........................................60 d. Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).....................62
  • 9.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| ix DAFTAR TABEL Tabel 1. Ragam Alat Analisis .............................................................8 Tabel 2. Matrik SWOT .....................................................................12 Tabel 3. Kategori Skor Capaian SNP..............................................36 Tabel 4. Analisis dan Penyusunan Rekomendasi terhadap Hasil Pemetaan Mutu ...............................................................................39
  • 10.
    x | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Langkah-Langkah Pembelajaran.....................................3 Gambar 2. Siklus SPMI...................................................................29 Gambar 3. Diagram Alir Pemetaan Mutu ........................................33 Gambar 4. Contoh rapor mutu. .......................................................33
  • 11.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era digitalisasi informasi dan tuntutan persaingan global dewasa ini memberikan tantangan tersendiri bagi kepala sekolah (satuan pendidikan) sebagai ujung tombak pelaku penyelenggaraan pendidikan. Hal ini memerlukan upaya untuk meningkatkan kompetensi bagi kepala sekolah agar selalu dapat melihat dan melakukan pengembangan sekolah seiring dengan tuntutan dan perkembangan peradaban manusia pada masanya. Dalam upaya tersebut tentunya kepala sekolah sebagai pelaku penyelenggaraan pendidikan harus dapat melakukan analisis manajemen yang meliputi faktor internal maupun eksternal. Analisis manajemen yang meliputi faktor internal maupun eksternal diperlukan saat sekolah melaksanakan siklus pemetaan mutu pada Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dengan kegiatan utamanya adalah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) dengan cara mengisi instrumen pemetaan mutu menggunakan aplikasi pemetaan mutu. Dari kegiatan ini dihasilkan rapor mutu yang menggambarkan capaian SNP di satuan pendidikan sebagai gambaran kekuatan dan kelemahan sekolah. Hasil analisis rapor mutu inilah dikembangkan rencana pengembangan sekolah. Kegiatan analisis membutuhkan alat atau teknik analisis yang tepat. Dalam melakukan analisis yang lengkap sampai pada proses pengambilan keputusan yang rasional, logis dan dalam menentukan cara yang tepat,untuk mencapainya dibutuhkan beberapa alat analisis. Ada ragam alat analisis yang dapat digunakan dalam melakukan kegiatan analisis manajemen. salah satu alat yang digunakan adalah teknik analisis Strength Weakness, Opportunity Threats (SWOT). Modul ini membekali peserta agar dapat menyusun teknik analisis manajemen (TAM) dengan fokus pada analisis SWOT. Selanjutnya membekali peserta agar dapat membangun SPMI dengan fokus pada siklus pemetaan mutu, dimana kegiatannya adalah melakukan EDS, menganalisis rapor mutu, membuat rencana pemenuhan mutu, melaksanakan pemenuhan mutu,
  • 12.
    2 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH evaluasi/audit pemenuhan mutu dan penetapan standar mutu. Nilai-nilai karakter yang diintegrasikan pada bahan ajar ini adalah kemandirian (sub nilai kreatif dan teguh prinsip), integritas (sub nilai tanggungjawab), dan gotong royong (sub nilai kerjasama dan aktif berdiskusi). B. Target Kompetensi Setelah memelajari modul Teknik Analisis Manejemen (TAM) ini saudara diharapkan mampu Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Kondisi sekolah dianalisis menggunaan teknik SWOT. 2. Raport mutu dianalisis melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS). D. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran 1. Ruang Lingkup a. Teknik analisis Strength Weakness, Opportunity Threats (SWOT) b. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
  • 13.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 3 2. Pengorganisasian Pembelajaran Melalui modul ini Saudara akan melakukan kegiatan-kegiatan secara berkelompok melalui curah pendapat, diskusi kelompok dan presentasi. Secara umum modul ini terdiri dari 4 bagian yakni: a. Pendahuluan, b. Kegiatan pembelajaran 1. Teknik Analisis Manajemen, c. Kegiatan Pembelajaran 2. Sistem penjaminan Mutu Internal d. penutup . Pada setiap kegiatan pembelajaran, Saudara akan melakukan aktivitas yang berbeda. Seluruh kegiatan dalam modul ini dilaksanakan selama 3 JP (135 Menit) dengan langkah- langkah pembelajaran sebagai berikut. Pendahuluan (10 menit) • Pengkondisian • Curah pendapat tentang TAM dan EDS Kegiatan Belajar 1 (20 menit) • Konsep TAM • Analisis SWOT Penugasan 1 (30 menit) LK-01 Analisis SWOT Kegiatan Belajar 2 (20 menit) • Konsep SPMI • Konsep EDS Penugasan 2 (45 menit) LK-02 Analisis Rapor Mutu Penutup (10 menit) • Refleksi • Simpulan Gambar 1. Langkah-Langkah Pembelajaran
  • 14.
    4 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH E. Cara Penggunaan Modul Modul Teknik Analisis Manajemen ini berisi pembelajaran tentang bagaimana memahami analisis SWOT sebagai salah satu teknik analisis manajemen dan SPMI. 1. Sebelum mempelajari modul ini, Saudara harus memiliki dan mengkaji dokumen-dokumen sebagai berikut. a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. c. Dokumen Rapor Mutu sekolah sendiri atau contoh dari sekolah lain. 2. Modul ini berkaitan dengan modul yang lain yaitu: a. Pengembangan RKS b. Pengelolaan Keuangan 3. Waktu yang dipergunakan untuk mempelajari modul ini adalah 3 Jam Pelajaran (JP) @ 45 menit 4. Untuk melakukan kegiatan pembelajaran, Saudara harus mulai dengan membaca pengantar modul, menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan, mengikuti tahap demi tahap kegiatan pembelajaran secara sistematis dan mengerjakan perintah-perintah kegiatan pembelajaran pada Lembar Kerja (LK). 5. Saudara bersama kepala sekolah yang lain akan difasilitasi oleh Pengajar untuk mengenal modul ini secara umum dan menyiapkan dasar pengetahuan dan keterampilan Saudara sebagai bekal untuk diimplementasikan di sekolah Saudara. 6. Modul ini disusun dengan mengintegrasikan kecakapan abad 21 yakni literasi, PPK , 4C (critical thingking, creative, collaboration, and communication) dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
  • 15.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 5 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN (TAM) A. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan curah pendapat, diskusi kelompok menyelesaikan studi kasus dan presentasi Saudara dapat : 1. menganalisis kondisi sekolah menggunakan teknis SWOT dengan kreatif dan tanggung jawab; 2. menyusun strategi WO, ST, WT, dan SO berdasarkan hasil analisis SWOT dengan benar;. B. Indikator Pencapaian Tujuan 1. Kondisi sekoah dianalisis menggunakan teknis SWOT 2. strategi WO, ST, WT, dan SO disusun berdasarkan hasil analisis SWOT yang benar C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar 1. Konsep Teknik Analisis Manajemen Salah satu peran utama kepala sekolah sebagai pimpinan adalah pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan hasil pemikiran yang logis dan analitis. Hasil pemikiran logis yakni berdasar fakta, data, dan informasi yang lengkap, sedangkan hasil pemikiran analitis yakni berdasar informasi yang lengkap atau komprehensif. Berdasarkan hasil analisis lingkungan, diperoleh informasi yang akurat mengenai faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai misi yang dapat digunakan sebagai dasar perumusan tujuan yang rasional, dan penyusunan strategi, program, dan kegiatan yang tepat dilakukan. Analisis lingkungan yang komprehensif menuntut kemampuan setiap pimpinan organisasi, termasuk kepala sekolah, untuk memiliki kompetensi teknik analisis manajamen secara ilmiah.
  • 16.
    6 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH Terdapat beberapa padanan kata analisis, seperti merinci, mengurai, memilah, menelusuri, menelaah, mengkaji, membedah (Lembaga Administrasi Negara, 2008). Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penguraian suatu pokok atau berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahana arti keseluruhan. Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara (2008), Pengertian analisis adalah suatu proses merinci suatu objek dengan alat tertentu, ke dalam beberapa komponen yang saling berhubungan dan menilai urgensi, dukungan, dan keterkaitannya terhadap terjadinya sesuatu. Analisis ilmiah adalah suatu pemikiran analitis berdasar kaidah ilmu tertentu dalam merinci dan menilai unsur-unsur yang terdapat dalam suatu obyek. Dengan demikian, dalam arti yang ringkas padat, analisis adalah suatu kegiatan ilmiah untuk mencari kebenaran (Aristoteles). S. Bloom dalam Taxonomy of Educational Objectives, NewYork: Longman, 1991 mengemukakan ada 3 hal utama dalam kegiatan analisis, yaitu: 1) merinci suatu aspek atau masalah ke dalam beberapa elemen atau faktor yang tidak terpisahkan satu sama lain, faktor-faktor yang dirinci itu diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori atau jenis; 2) adanya hubungan secara eksplisit antar elemen atau faktor yang diidentifikasi; dan 3) adanya prinsip organisasional, pengaturan, dan struktur, di mana antara satu elemen dengan elemen lainnya bertautan. Sementara makna analisis manajemen adalah suatu proses merinci dan menilai keadaan lingkungan guna memperoleh informasi kemampuan dan sumber daya yang berpengaruh kuat terhadap keberhasilan organisasi meraih visi, misi, dan dasar menentukan tujuan, sasaran yang rasional, logis dicapai. Teknik adalah suatu metode atau prosedur. Teknik analisis adalah metode atau alat yang dapat diterapkan
  • 17.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 7 dalam merinci sesuatu ke dalam beberapa unsur dan menilainya sehingga jelas hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya atau terjadinya sesuatu. Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa, Teknik Analisis Manajemen (TAM) adalah cara menerapkan metode ilmiah dalam merinci dan menilai keadaan lingkungan secara komprehensif guna memperoleh informasi faktor kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi, sehingga menghasilkan strategi, program, kegiatan yang tepat dilakukan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan maksimal dibutuhkan alat. Dengan alat, orang lebih mudah melakukan atau menyelesaikan pekerjaan dan hasilnya lebih akurat. Demikian juga dalam kegiatan analisis, membutuhkan alat atau teknik analisis yang tepat. Ada beberapa ragam alat analisis yang dapat digunakan dalam melakukan kegiatan analisis manajemen ilmiah yang komprehensif.
  • 18.
    8 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH Ragam alat analisis yang dapat digunakan dalam menganalisis manajemen, seperti tertera dalam tabel berikut: Tabel 1. Ragam Alat Analisis No Ragam Alat Analisis Kegunaan 1. SWOT Analisis keadaaan lingkungan internal dan eksternal 2. Force field analysis Analisis merencanakan perubahan 3. Brainstorming Teknik menggali ide, kreatifitas menyelesaikan masalah 4. Diagram pohon masalah Model untuk merinci masalah dan sebab akibat 5. Diagram fishbone Model untuk merinci dan sebab akibat 6. Model causal map Model untuk pemetaan sebab akibat. 7. Model matriks Model untuk penyusunan fakta dan data 8. Check sheet Lembar periksa keadaan atau faktor/ Masalah 9. Stratifikasi Pengelompokan kedalam berbagai kriteria 10. Model skala nilai Model dalam menilai, membobot satu faktor 11 Matriks USG Matriks dalam memilih prioritas masalah 12. Diagram pareto Model penyajian dan pemilihan fakta dan data 13. Model problem priority Model pemilihan prioritas masalah 14. Teknik komparasi Teknik membandingkan atau evaluasi/menilai 15. Cost benefit Model ratio antara biaya dan keuntungan/manfaat Modul ini lebih mengedepankan teknik analisis SWOT, karena (1) merupakan teknis analisis mendalam mengenai aspek komplek internal dan eksternal, (2) dapat digunakan untuk
  • 19.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 9 berbagai macam permasalahan, (3) Framework yang dihasilkan dari analisis SWOT bisa diimplementasikan (ismadamayanti, 2016). Dalam melakukan analisis yang lengkap dibutuhkan beberapa teknis analisis lain, hingga dapat sampai pada proses pengambilan keputusan yang rasional, logis dan dalam menentukan cara yang tepat dilakukan untuk mencapainya. 2. Analisis SWOT Salah satu teknik yang digunakan dalam menganalisis manajemen adalah dengan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan salah satu cara untuk menganalisis posisi kompetitif suatu sekolah. Untuk menilai sebuah sekolah beserta lingkungannya dapat menggunakan teknik atau alat yang disebut “Matriks SWOT”. Dalam menyusun Matriks SWOT, para pengambil keputusan meletakkan fokus pada masalah-masalah utama, yang kemudian membantu mereka untuk merumuskan perencanaan strategi. Setiap huruf dalam kata SWOT mengandung istilah yang sangat kuat: Strength (S) = kekuatan, Weakness (W) = kelemahan, Opportunity (O) = peluang, dan Threats (T) = ancaman. Matriks SWOT merupakan sebuah alat dalam memetakan potensi dan kekurangan sekolah untuk membantu para pengambil keputusan dalam mengembangkan empat jenis strategi, yaitu Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman) dan Strategi WT (kelemahan-ancaman). Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal sekolah untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Semua kepala sekolah tentunya menginginkan sekolah mereka berada dalam posisi di mana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari berbagai tren dan kejadian eksternal. Secara umum, organisasi akan menjalankan Strategi WO, Strategi ST, atau Strategi WT untuk mencapai situasi di mana mereka dapat melaksanakan Strategi SO. Jika sebuah sekolah memiliki kelemahan yang besar, maka
  • 20.
    10 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH sekolah akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika sekolah organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka sekolah akan berusaha untuk menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Kadang, peluang-peluang besar muncul, tetapi sekolah memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut. Strategi ST menggunakan kekuatan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu sekolah yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal. Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah sekolah yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan. Dalam kenyataannya, sekolah semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan, atau memilih likuidasi. Contoh Analisis SWOT dapat dilihat di bawah ini. a) Strength (Kekuatan) (1) Motivasi guru dan siswa tinggi. (2) Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan siswa. (3) Pendekatan dan metode mengajar guru yang bervariasi. b) Weakness (Kelemahan) (1) Rekrutmen guru dan staf yang terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan dan sarat dengan unsur kekeluargaan. (2) Sebagian besar tenaga guru masih berstatus honorer dan mengajar ditempat lain.
  • 21.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 11 c) Opportunity (Peluang) (1) Dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana dan prasarana. (2) Kesesuaian sarana dan prasarana sekolah dengan tuntutan potensi daerah dan perkembangan IPTEK serta IMTAK. (3) Masyarakat mengharapkan setelah selasai dari sekolah ini diharapkan dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi dan berkualitas. (4) Adanya bantuan sponsor guna pengembangan sekolah. d) Threats (Ancaman) (1) Banyak persaingan lulusan yang terjadi antar sekolah untuk masuk sekolah negeri (2) Belum ada guru khusus mengajar TIK di sekolah ini jadi kemapuan dalam bersaing dengan sekolah lainnya akan sulit. Hasil analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut di atas diisikan pada Matrik SWOT di bawah ini untuk menentukan strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT.
  • 22.
    12 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH Tabel 2. Matrik SWOT FAKTOR STRENGTH (S) WEAKNESS (W) INTERNAL EKSTERNAL • Motivasi guru dan siswa tinggi • Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan siswa • Pendekatan, metode mencsgajar guru yang bervariasi • Rekrutmen guru dan staf tidak sesuai kebutuhan dan bernuansa kekeluargaan • Sebagian guru honorer dan mengajar di tempat lain OPPORTUNITY (P) STRATEGI SO STRATEGI WO • Dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana dan prasarana • Kesesuaian sarana dan prasarana sekolah dengan tuntutan potensi daerah dan perkembangan IPTEK serta IMTAQ • Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas • Adanya bantuan sponsor untuk pengembangan sekolah • Terus memotivasi guru dan siswa dalam KBM dengan dukungan pemerintah dalam melengkapi sarana prasarana • Terus melanjutkan hubungan baik guru dan siswa di iringi dengan IMTAQ dan IPTEK . • Terus melakukan pendekatan dan metode mengajar yang bervariasi dan berinovasi dalam mengajar agar terus akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. • Diharapkan kepada pemerintah untuk tidak hanya memperhatikan sarana dan prasarana tetapi pengadaan tenaga pengajar yang mumpuni juga. • Adanya kemampuan orang tua siswa untuk pembiyaaan sekolah yang lumayan mahal dapat dijadikan donatur dalam hal perbaikan perbaikan gedung sekolah. THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT • Banyak persaingan lulusan yang terjadi antar sekolah untuk masuk sekolah negeri • Belum ada guru khusus mengajar TIK di sekolah ini jadi kemapuan dalam bersaing dengan sekolah lainnya akan sulit. • Selalu berusaha dan bekerja keras untuk menjadi yang terbaik di segala bidang baik itu guru, siswa dalam rangka persaingan dengan sekolah lain. • Terus berkreatifitas dan berinovasi dalam KBM. • Menerima tenaga guru dengan fair melalu tes masuk jika ingin bersaing dengan sekolah lain, baik segi TIK, lulusan dan ekstrakurikuler, karena kualitas guru adalah cerminan kualitas Siswa.
  • 23.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 13 D. Aktivitas Pembelajaran LK-01 Analisis SWOT Tujuan Penugasan Saudara mampu menganalisis SWOT dari studi kasus sesuai dengan jenjang yang diberikan. Petunjuk Penugasan 1. Kerjakan secara berkelompok (4 atau 5 orang). 2. Lakukan analisis SWOT didasarkan pada kasus yang diberikan 3. Selanjutnya lakukan penyusunan strategi WO, ST, WT dan SO 4. Tuliskan hasil analisis dan penyusunan strategi pada format yang tersedia 5. Presentasikan hasil diskusi analisis SWOT kelompok Saudara 6. Nilai karakter yang diamati dalam mengerjakan tugas LK-01 ini adalah kemandirian (sub nilai kreatif dan teguh prinsip), integritas (sub nilai tanggungjawab), dan gotong royong (sub nilai kerjasama dan aktif berdiskusi). Penilaian Rentang Nilai Rubrik 89-100 Analisis semua unsur SWOT yang dilakukan tepat dan Strategi yang ditentukan tepat 76-88 Analisis semua unsur SWOT yang dilakukan tepat dan Strategi yang ditentukan belum tepat 63-75 Analisis semua unsur SWOT yang dilakukan tepat dan belum menentukan Strategi 51-63 Analisis semua unsur SWOT yang dilakukan belum tepat dan strategi yang ditentukan belum tepat 0-50 Analisis semua unsur SWOT yang dilakukan belum tepat dan belum menentukan strategi
  • 24.
    14 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH Soal kasus untuk analisis SWOT Taman Kanak-Kanak (TK) TK Negeri Pembina 2 berdiri pada tahun 1996, terletak di tengah kota dan sudah cukup dikenal masyarakat atas prestasi yang dicapai. Pada Tahun Pelajaran 2015/2016 TK ini sudah melaksanakan Kurikulum 2013 dan telah menyusun perangkat pembelajaran oleh seluruh guru. Saat pelaksanaan pembelajaran, kepala sekolah menemukan guru yang masih mengajar dengan metode konvensional, belum mengikuti perkembangan zaman yakni belajar dari berbagai sumber, dan belum memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil Wawancara: 1. Prestasi kepala sekolah 2. Guru belum menguasai berbagai teori belajar 3. Dukungan komite sekolah sangat baik 4. Guru masih diskriminatif terhadap peserta didik 5. Sebagian besar orang tua peserta didik sebagai buruh tani yang berpenghasilan rendah
  • 25.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 15 Sekolah Dasar (SD) SD Permata terletak di pinggir kota kecamatan yang masyarakatnya mendukung terhadap pengembagan sekolah sekolah. Sekolah ini memiliki lahan yang cukup luas. Sekolah ini terus berusaha meningkatkan kualitas terkait dengan delapan standar nasioanl pendidikan (SNP) yang diberlakukan oleh pemerintah. Guru sudah terbiasa memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran. Kepala SD Permata dikenal mempunyai kepribadian yang baik. Program sekolah selalu mendapat dukungan positif dari komite sekolah. Sarana yang dimiliki sekolah cukup memadai untuk mendukung proses pembelajaran, tetapi rata-rata siswa belum menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif. Guru masih jarang menggunakan lembar pengamatan untuk memantau proses pembelajaran. Walaupun sudah diprogramkan, remedial dan pengayaan belum berjalan dengan baik Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah diketahui hal- hal sebagai berikut: 1. Guru mempunyai semangat dan disiplin yang tinggi 2. Kerja sama antarguru cukup tinggi 3. Adanya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mengancam sekolah 4. Orang tua siswa sebagian besar buruh 5. Sekolah memiliki nilai akreditasi B 6. Dana BOS sudah terkelola dengan baik 7. Guru jarang mengembalikan hasil pekerjaan siswa 8. Penentuan KKM tidak berdasarkan ketentuan
  • 26.
    16 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH Sekolah Menengah Pertama (SMP) SMP Putra Arjuna berdiri di atas sebidang tanah yang memiliki luas sekitar 2 hektare di Kota Baraya. Sekolah ini terletak di pinggir kota, namun akses ke sekolah ini sangat mudah karena terletak di pinggir jalan raya yang sering terjadi kecelakaan. Pepohonan banyak tumbuh di halaman sekolah. Hal ini membuat udara di lingkungan sekolah menjadi segar dan membuat nyaman warga sekolah. Setiap kelas memiliki taman yang terletak di depan masing-masing kelas. Siswa sekolah itu kebanyakan berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah yang kebanyakan bekerja sebagai buruh tani. Tidak jauh dari sekolah terdapat banyak perusahaan BMUN seperti PLN, BNI, dan BRI, yang mendukung sekolah. Pembelajaran IPA terpadu di sekolah hanya teori. Hal ini terjadi karena alat praktikum kurang dan banyak yang rusak. Koleksi buku pelajaran yang tersedia di perpustaan masih kurang. Sejak tahun 2015 penyusunan RKS/RKAS mempertimbangkan skala prioritas. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Animo masyarakat untuk menyekolahkan anak di sekolah tersebut cukup tinggi 2. Kepala sekolah memiliki kompetensi yang sangat baik 3. Beberapa kelas belum memiliki jaringan listrik 4. Media yang digunakan guru dalam pembelajaran masih sedikit.
  • 27.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 17 Sekolah Menengah Atas (SMA) SMA Permata berada di pusat Kota Nusantara dengan lahan yang cukup luas. Sekolah ini mendapat Adiwiyata Nasional dan sedang berupaya mandiri. Lingkungan sekolah terawat dengan baik sehingga terlihat bersih dan asri. Sekolah ini dipimpin oleh kepala sekolah yang berpengalaman. Pak Imron selaku kepala sekolah bertekad memajukan prestasi sekolah dengan meningkatkan proses pembelajaran guru yang masih kurang baik dalam penguasaan metode maupun pengelolaan kelas. Beliau merencanakan supervisi akademik secara rutin sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Masyarakat mendukung kebijakan sekolah 2. Sebagian besar orang tua siswa berpenghasilan rendah 3. Pemahaman tentang penilaian proses kurang terutama pada ranah sikap dan keterampilan 4. Pembelajaran guru masih monoton 5. Guru kurang menggunakan media pembelajaran 6. Kemampuan guru menyampaikan apersepsi rendah.
  • 28.
    18 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) SMK Mahir merupakan salah satu SMK Adiwiyata Nasional yang terletak di tengah kota. Sebagian besar guru sudah menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), namun ada sebagian guru belum menguasai TIK. Bahkan, salah satu guru memiliki prestasi di tingkat provinsi. Ketersediaan sarana TIK cukup memadai, sehingga mendukung kelancaran proses pembelajaran di kelas. Sebagian besar tenaga kependidikan masih honorer yang kurang menguasai pekerjaan. Gaji guru dan tenaga kependidikan ditangani oleh seorang bendahara lulusan SMP. Banyak kegiatan administrasi yang tidak bisa ditangani oleh tenaga kependidikan. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMK tersebut cukup tinggi 2. Masyarakat mendukung program sekolah dengan baik 3. Bupati/Walikota melarang menarik uang iuran/sumbangan apapun dari orang tua 4. Kepala TU tidak bisa bekerja sesuai dengan tupoksinya 5. Hampir semua pekerjaan administrasi, khususnya yang berhubungan dengan teknologi informasi dan urusan kepegawaian, ditangani dan diselesaikan oleh guru 6. Sumber dana sekolah berasal dari dana BOS dan komite sekolah, serta telah dikelola dengan baik
  • 29.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 19 FORMAT ANALISIS SWOT Kelompok : ............................................. Jenjang : TK / SD / SMP / SMA / SMK Nama Anggota Kelompok : 1. ....................................................... 2. ....................................................... 3. ....................................................... 4. ....................................................... 5. ....................................................... 1. Faktor Internal a. Strenght (Kekuatan) 1. ……………………………………………………………………… 2. ……………………………………………………………………… 3. ……………………………………………………………………… 4. ……………………………………………………………………… dst. b. Weakness (Kelemahan) 1. ……………………………………………………………………… 2. ……………………………………………………………………... 3. ………………………………………………………………….….. 4. ……………………………………………………………………… dst. 2. Faktor Eksternal a. Opportunity (Kesempatan) 1. …………………………………………………………………….. 2. ……………………………………………………………………... 3. …………………………………………………………………….. 4. ……………………………………………………………………... dst. b. Threats (Ancaman) 1. …………………………………………………………………….. 2. ……………………………………………………………………... 3. ……………………………………………………………………... 4. …………………………………………………………………….. dst.
  • 30.
    20 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH Hasil analisis di atas, tulis ke dalam Matriks SWOT di bawah ini. Selanjutnya tentukan strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT! Matriks SWOT FAKTOR STRENGTH (S) WEAKNESS (W) Internal Eksternal 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. OPPORTUNITY (P) STRATEGI SO STRATEGI WO 1. 2. 3. 4. THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT 1. 2. 3. 4. E. Penguatan Cermati dengan sungguh-sungguh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.
  • 31.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 21 F. Rangkuman Makna analisis manajemen adalah suatu proses merinci dan menilai keadaan lingkungan guna memperoleh informasi kemampuan dan sumber daya yang berpengaruh kuat terhadap keberhasilan organisasi meraih visi, misi, dan dasar menentukan tujuan, sasaran yang rasional, logis dicapai. Teknik adalah suatu metode atau prosedur. Teknik Analisis Manajemen (TAM) adalah cara menerapkan metode ilmiah dalam merinci dan menilai keadaan lingkungan secara komprehensif guna memperoleh informasi faktor kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi, sehingga menghasilkan strategi, program, kegiatan yang tepat dilakukan. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan maksimal dibutuhkan alat. Ada ragam alat analisis yang dapat digunakan dalam melakukan kegiatan analisis manajemen ilmiah yang komprehensif. G. Refleksi dan Tindak Lanjut Setelah kegiatan pembelajaran berakhir Saudara dapat melakukan refleksi tentang materi Teknis Analisis Managemen dengan menjawab pertanyaan berikut ini secara individu. 1. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi Teknis Analisis Managemen ini ? 2. Materi apa yang belum Saudara pahami dari kegiatan pembelajaran 1? 3. Langkah apa yang Saudara lakukan untuk melakukan analisis SWOT di Sekolah Saudara? H. Evaluasi Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban yang menurut Saudara paling benar! 1. Sekolah memiliki guru-guru muda dan kreatif. Tidak jauh dari sekolah terdapat kantor Kecamatan, polsek, Koramil dan
  • 32.
    22 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH Puskemas. Strategi apa yang harus kepala sekolah lakukan melihat kondisi sekolah di atas? A. Mengoptimalkan peran guru dalam menjalin kerja sama dengan instansi terkait untuk menunjang pembelajaran. B. Mengoptimalkan peran guru untuk menganalisis KD yang ada hubungannya dengan instansi pemerintah di seputaran sekolah. C. Mengoptimalkan Guru-guru untuk menjalin kegiatan bersama dalam rangka meningkatkan kerjasama antar instansi terkait. D. Mengoptimalkan peran kepala mengajukan proposal bantuan untuk menambah pendapatan sekolah 2. Peserta didik kebanyakan berasal dari keluarga ekonomi lemah. Tidak jauh dari sekolah terdapat banyak perusahaan BUMN seperti PLN, BNI, BRI, yang mendukung sekolah. Pembelajaran IPA terpadu di sekolah hanya teori hal ini terjadi karena alat praktikum kurang dan banyak yang rusak. Dari kondisi sekolah tersebut yang merupakan factor ancaman adalah… A. Orang tua siswa berekonomi lemah B. Banyak perusahaan dilingkungan sekolah C. Pelajaran IPA teori saja D. Alat praktikum kurang 3. Masyarakat mengetahui bahwa pendidikan gratis dan pemerintah setempat melarang sekolah menarik iuran apapun dari siswa. Sebagian besar guru adalah guru honorer berasal dari desa seputar sekolah yang memiliki hubungan keluarga dengan siswa. Sementara sekolah memerlukan tambahan pendapatan untuk pengembangan. Strategi apa yang harus dilakukan kepala sekolah? A. Meminta bantuan komite dengan persetujuan ketua komite
  • 33.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 23 B. Meminta kepada pemerintah setempat untuk diijinkan menarik bantuan dari orang tua siswa C. Menghindar dari segala penarikan iuran orang tua atau masyarakat. D. Meminta guru honor menyadarkan masyarakat untuk berkenan menyumbang sekolah
  • 34.
    24 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
  • 35.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 25 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) A. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 Saudara diharapkan mampu : 1. menjelaskan konsep Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) melalui curah pendapat. 2. Menjabarkan konsep Evaluasi Diri Sekolah (EDS) melalui curah pendapat. 3. menganalisis raport mutu berdasarkan hasil EDS dengan cermat melalui diskusi kelompok. 4. menyusun rekomendasi hasil pemetaan mutu dengan kreativitas tinggi dan tanggung jawab melalui diskusi kelompok. B. Indikator Pencapaian Tujuan 1. konsep Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dijelaskan melalui curah pendapat 2. KonsepEvaluasiDiriSekolah(EDS) dijabarkan melalui curah pendapat 3. Raport mutu dijabarkan berdasarkan hasil EDS. 4. Rekomendasi disusun berdasar hasil pemetaan mutu.
  • 36.
    26 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH C. Materi Pembelajaran dan Sumber Belajar 1. Konsep Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 28 Tahun 2016, mengatur tentang sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah. Sistem ini dikembangkan agar pengelolaan pendidikan dasar dan menengah bermutu. Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri dari dua komponen yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPME adalah sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, lembaga akreditasi dan lembaga standardisasi pendidikan. SPMI adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan. Sistem penjaminan mutu internal pendidikan dasar dan menengah adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah untuk menjamin terwujudnya pendidikan bermutu yang memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan Prinsip dari Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah mandiri, terstandar, akurat,sistemik, berkelanjutan, holistik, dan terdokumentasi. a) Mandiri dan partisipatif SPMI dikembangkan dan diimplementasikan secara mandiri oleh satuan pendidikan dengan membangun partisipasi aktifdari seluruh pemangku kepentingan. b) Terstandar SPMI menggunakan acuan mutu minimal SNP dan dapat ditetapkan oleh satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah memenuhi SNP
  • 37.
  • 38.
    28 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH c) Integritas SPMI menggunakan data dan informasi yang jujur sesuai dengan kondisi yang ada di satuan pendidikan. d) Sistematis dan berkelanjutan SPMI diimplementasikan dengan menggunakan 5 (lima) langkah penjaminan mutu yaitu pemetaan mutu, penyusunan rencana peningkatan mutu, pelaksanaan pemenuhan mutu,audit/evaluasi pemenuhan mutu, dan penetapan standar baru yang dilaksanakan secara berurutan dan berkelanjutan membentuk suatu siklus. e) Holistik SPMI dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur dalam satuan pendidikan yang meliputi organisasi, kebijakan, dan proses-proses yang terkait. f) Transparan dan Akuntabel Seluruh aktivitas dalam pelaksanaan SPMI terdokumentasi dengan baik dalam berbagai dokumen mutu dan dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan. Penerapan sistem penjaminan mutu di satuan pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk memastikan bahwa keseluruhan unsur yang meliputi organisasi, kebijakan, dan proses-proses yang terkait di satuan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk menjamin terwujudnya budaya mutu di satuan pendidikan.
  • 39.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 29 Berikut ini adalah gambar Siklus Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) menurut pedoman umum Sistem penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Gambar 2. Siklus SPMI Catatan: 1. Pemetaan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan; 2. Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana Kerja Sekolah 3. Pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan maupun proses pembelajaran 4. Monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan; 5. Penetapan standar baru dan penyusunan strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi. Berdasarkan gambar di atas, pemetaan mutu dilaksanakan melalui kegiatan evaluasi diri sekolah (EDS) berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
  • 40.
    30 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH 2. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah proses evaluasi diri sekolah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang hasilnya dipakai sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kabupaten/kota dan pemangku kepentingan lainnnya. EDS merupakan bagian dari pemetaan mutu sekolah. Peta mutu ini memberikan data awal pencapaian SNP. EDS bertujuan untuk (a) menilai perfoma sekolah, (b) mengetahui perkembangan capaian SNP, dan (c) menyusun, merevisi RKS/RKAS sesuai kebutuhan dalam rangka pemenuhan SNP. Manfaat EDS bagi satuan pendidikan adalah untuk mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangannya, memiliki data dasar yang akurat, mengidentifikasi peluang, memberikan laporan formal kepada pemangku kepentingan. Sementara manfaat Evaluasi Diri Sekolah (EDS) bagi luar sekolah adalah untuk menyediakan data dan informasi, pembuatan keputusan, perencanaan anggaran pendidikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional, mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana, mengidentifikasi pelatihan serta kebutuhan program pengembangan, mengidentifikasi keberhasilan sekolah. EDS diharapkan menjadi kegiatan rutin di sekolah yang dilakukan secara terus menerus setiap tahun, untuk mengetahui ketercapaian tahapan pengembangan yang diharapkan. Kegiatan ini sebaiknya dilaksanakan mengacu pada beberapa prinsip sebagai berikut. 1. Berbasis tujuan Kegiatan EDS dilaksanakan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, karena hasilnya sangat penting untuk menentukan tujuan rencana pengembangan sekolah yang lebih spesifik dan akurat.
  • 41.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 31 2. Beracuan kriteria Kegiatan EDS dilaksanakan mengacu pada kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan SNP dan SPM yang dikembangkan oleh satuan pendidikan maupun oleh pemerintah dan instansi terkait lainnya. 3. Berasas manfaat Kegiatan EDS dilaksanakan untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya harus mampu menghasilkan rekomendasi untuk penyusunan dan perbaikan RKS. 4. Objektif Kegiatan EDS dilaksanakan secara jujur dan apa adanya, karena hasilnya digunakan untuk mengetahui, memahami, dan menyadari dengan baik kondisi nyata sekolah baik mutu maupun kondisi lainnya. Hasil EDS tersebut merupakan informasi dan fakta yang sangat penting untuk penyusunan rencana pengembangan sekolah, dan dijadikan bahan masukan. Proses EDS secara mendasar menjawab tiga pertanyaan kunci di bawah ini. a. Seberapa baik kinerja sekolah kita? Hal ini terkait dengan posisi pencapaian kinerja untuk masing-masing indikator SPM atau SNP. b. Bagaimana kita dapat mengetahui kinerja sekolah? Hal ini terkait dengan bukti apa yang dimiliki sekolah untuk menunjukkan pencapaiannya. c. Bagaimana kita dapat meningkatkan kinerja? Dalam hal ini sekolah melaporkan dan menindaklanjuti apa yang telah ditemukan sesuai pertanyaan dinomor 2 dan nomor 3. Berdasarkan pada gambar siklus SPMI di atas, evaluasi diri sekolah merupakan langkah awal dari sistem penjaminan mutu pendidikan. Sistem Pemetaan mutu pendidikan di satuan pendidikan atau yang bisa disebut dengan Evaluasi Diri Sekolah
  • 42.
    32 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH (EDS) dilaksanakan oleh Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS). Pemetaan ini dilakukan untuk memotret tingkat pemenuhan standar nasional pendidikan oleh satuan pendidikan dengan menggunakan instrumen pemetaan mutu yang dikembangkan oleh pemerintah. Instrumen diisi oleh satuan pendidikan, diverifikasi dan divalidasi oleh Pengawas Sekolah dan dimasukkan ke dalam database satuan pendidikan untuk dikirim ke sistem informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diagram pemetaaan mutu dapat dilihat pada gambar berikut.
  • 43.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 33 Gambar 3. Diagram Alir Pemetaan Mutu Warga sekolah yang memberikan data dan informasi pada saat sekolah mengisi instrument EDS antara lain: 1. Kepala sekolah 2. Siswa minimum 5 orang per tingkat kelas. Untuk SD hanya siswa kelas 4 – 6 (Total responden siswa minimum 15 orang/sekolah) 3. Guru SD minimum 1 guru per tingkat kelas dan min 1 guru Agama dan Penjaskes (Total responden guru SD minimal 8 orang) 4. Guru SMP/SMA/SMK minimum 1 guru per mata pelajaran 5. Komite Sekolah, minimal 1 orang perwakilan pimpinan komite dan 2 orang perwakilan orang tua siswa 6. Pengawas Sekolah pembina. Warga sekolah tersebut mengisi instrumen berupa kuesioner pemetaan mutu pendidikan yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Baca lebih lanjut pada bahan bacaan tentang Instrumen Pemetaan Mutu). Setelah selesai proses pemetaan mutu, sekolah akan mendapatkan profil sekolah masing-masing dalam bentuk rapor mutu. Gambar 4. Contoh rapor mutu. 1 2
  • 44.
    34 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH 4 3
  • 45.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 35 Keterangan Gambar 1. Identitas sekolah dan skor penjaminan mutu Bagian pertama dari rapor mutu sekolah menunjukkan informasi umum terkait identitas sekolah. Pada bagian ini juga ditampilkan kategori pencapaian penjaminan mutu pendidikan. Kategori tersebut ditandai dengan nilai yang disajikan dalam skor antara I hingga V.Skor tersebut diperoleh dari rata-rata nilai rataan pencapaian standar dari kedelapan SNP.
  • 46.
    36 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH 2. Diagram Radar Rataan Pencapaian Standar Bagian ini menunjukkan informasi terkait pencapaian skor di setiap delapan SNP. Rentang nilai dari masing-masing standar adalah antara 0 – 7. Skor disajikan dalam bentuk diagram radar yang menunjukkan informasi perbedaan pencapaian skor dari masing-masing standar. Diagram tersebut memudahkan pembaca untuk membandingkan posisi pencapaian skor dari kedelapan SNP. Jika titik rataan pencapaian standar semakin mendekati garis terluar radar, maka standar yang dicapai telah mendekati SNP. 3. Kategori Skor Capaian SNP Pencapaian pemenuhan standar sekolah ditunjukkan dengan skor antara I – V, Tabel 3. Kategori Skor Capaian SNP Kategori Standar Sekolah Nilai Rataan Bintang I Menuju SNP 1 0 – 2,04 II Menuju SNP 2 2,04 – 3,70 III Menuju SNP 3 3,70 – 5,06 IV Menuju SNP 4 5,06 – 6,66 V SNP 5 6,66 – 7,00 4. Tabel Pencapaian Indikator dan Subindikator Bagian keempat memberikan informasi capaian Indikator dan subindikator dari delapan Standar Nasional Pendidikan. Setiap indikator dan subindikator menampilkan informasi perolehan skor rataan serta kategori pencapaian mutu dengan rentang skor I – V seperti yang dijelaskan pada keterangan nomor 3. Dilihat dari instrumennya, apabila dibandingkan dengan instrumen EDS yang selama ini dikenal, instrumen Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) memiliki kelebihan bahwa hasil pengolahan data instrumen PMP ini menggambarkan capaian SNP tingkat satuan pendidikan,
  • 47.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 37 kabupaten/kota/provinsi dan nasional. Hal ini dikarenakan hasil analisis PMP terpusat dan terhubung Dapodik (Data Pokok Pendidikan) Kemendikbud, sehingga dapat dilihat oleh pihak-pihak tersebut. Setelah sekolah mengetahui rapor mutu, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan validasi capaian pada standar maupun pada indikator yang ada pada rapor mutu dengan kondisi real sekolah. Selanjutnya sekolah melakukan pengolahan dan analisis data bukti yang telah terkumpul. Data bukti yang terkumpul menggambarkan kondisi mutu satuan pendidikan saat ini terhadap SNP. Langkah yang dilakukan dalam menganalisis data: (1) TPMPS menyusun format analisis dengan pendekatan-pendekatan yang dipahami oleh pemangku kepentingan; (2) Satuan pendidikan bersama TPMPS mengisi format sesuai dengan dokumentasi hasil pengisian instrumen (3) Satuan pendidikan bersama TPMPS mengajak para pemangku kepentingan untuk menentukan masalah bedasarkan hasil analisis kondisi sekolah Selanjutnya sekolah menentukan akar masalah untuk kondisi sekolah yang tidak memenuhi standar mutu dengan langkah: (1) Satuan pendidikan bersama TPMPS menganalisis masalah dengan pendekatan-pendekatan yang dipahami oleh pemangku kepentingan, (2) Mencari akar dari setiap masalah yang telah teridentifikasi sebagai hasil analisis sebelumnya dengan menggunakan pendekatan yang telah disepakati, (3) Mencari hubungan antar akar/penyebab suatu masalah dengan masalah lain, (4) Membuat prioritas masalah yang akan dipecahkan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di satuan pendidikan. Setelah masalah dan akar masalah ditemukan, selanjutnya sekolah menyusun rekomendasi dengan langkah: a. menyusun prioritas dari masalah yang paling mendesak untuk diselesaikan sampai ke masalah yang kurang mendesak;
  • 48.
    38 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH b. menentukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut; dan c. menyusun laporan hasil pemetaan mutu dan rekomendasi pemecahan masalah tersebut.
  • 49.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 39 Tabel 4. Analisis dan Penyusunan Rekomendasi terhadap Hasil Pemetaan Mutu Standar Indikator Kondisi Saat Ini Analisis Lingkungan (SWOT) Masalah Akar Masalah Alternatif Solusi Rekomend asi Sarana dan Prasara na 6.1. Kapasitas dan daya tampung siswa memadai. 6.1.1.Memiliki rombongan belajar yang sesuai dan memadai. 6.1.2. Rasio luas lahan sesuai rasio siswa. 6.2. Sekolah memiliki sarpras yang lengkap. 6.2.1. Memiliki ruang kelas sesuai standar. 6.2.2.Sekolah memiliki ruang perpus yang 1.Kapasitas dan daya tampung siswa kurang memadai. 2.Rombel sudah memadai. 3.Sekolah terletak ditengah pemukiman dan rasio luas lahan sangat tidak memenuhi. 4.Sarpras sekolah sangat kurang sesuai standar. 5.Ruang kelas sempit tidak sesuai standar. Kekuatan: 1.Rombel sudah memadai. Kelemahan: 1. luas lahan kurang sekali. 2. Ruang kelas sangat sempit. 3. Ruang perpus tidak memadai 4. Jamban sangat sempit, bau dan jumlah kurang sekali Peluang: 1. Masyarakat percaya pada sekolah dibuktikan dengan pendaftar saat PPDB melebihi Tanah sekolah tanah pemerintah yang sulit menambah lahan karena di tengah pemukiman • Tidak bisa menambah lahan • Dana bantuan tidak ada karena SPP gratis Membangu n sekolah tingkat dan mencari bantuan dana ke pihak lain selain pemerintah Membangu n sekolah tingkat dengan mengajukan proposal CSR ke Du- Di.
  • 50.
    40 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH Standar Indikator Kondisi Saat Ini Analisis Lingkungan (SWOT) Masalah Akar Masalah Alternatif Solusi Rekomend asi memadai. 6.3 sekolah memiliki sarpras pendukung yang lengkap. 6.3.1. Sekolah memiliki jamban sesuai standar 6.Ruang perpus tidak memadai 7.Sarpras pendukung sekolah kurang sesuai standar 8.Jamban sekolah tidak sesuai standar (sangat tidak layak) Pagu. 2. Di sekitar sekolah terdapat banyak Du-Di Ancaman: 1. SPP gratis
  • 51.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 41 D. Aktivitas Pembelajaran LK-02 Analisis Rapor Mutu Sekolah Untuk membekali Saudara tentang analisis rapor mutu dan penyusunan rekomendasi hasil raport mutu diskusikan dalam kelompok Saudara penugasan di bawah ini. Tujuan Penugasan Peserta mampu menganalisis rapor mutu dan menyusun rekomendasi hasil raport mutu Petunjuk Penugasan: 1. Kerjakan secara berkelompok 4-5 orang 2. Lakukan analisis rapor mutu dan susunlah rekomendasi hasil analisis raport mutu didasarkan pada kasus yang diberikan (30 menit) 3. Tulis jawaban Saudara pada lembar kerja/laptop 4. Presentasikan hasil diskusi analisis rapor mutu kelompok Saudara (15 menit) 5. Nilai karakter yang diamati dalam mengerjakan tugas LK 02 ini adalah kemandirian (subnilai kreatif dan teguh prinsip), integritas (subnilai tanggungjawab), dan gotong royong (subnilai kerjasama dan aktif berdiskusi). Penilaian Rentang Nilai Rubrik 86 – 100 Semua jawaban memiliki relevansi dan logika yang sangat tinggi antara rapor mutu dan hasil analisis 76 – 85.99 Semua jawaban memiliki relevansi dan logika yang tinggi antara rapor mutu dan hasil analisis 66 – 75.99 Semua jawaban memiliki relevansi dan logika yang cukup antara rapor mutu dan hasil analisis
  • 52.
    42 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH 0 – 65.99 Semua jawaban memiliki relevansi dan logika yang kurang antara rapor mutu dan hasil analisis Format Analisis Rapor Mutu Kelompok : .............................................................. Jenjang : TK / SD / SMP / SMA / SMK Nama Anggota Kelompok: 1. ........................................................... 2. ........................................................... 3. ........................................................... 4. ........................................................... 5. ........................................................... Soal kasus untuk analisis rapor mutu Rapor mutu sebuah sekolah pada standar prosesnya menunjukkan data sebagai berikut: Skor SNP 3. Standar Proses 5,71 3.1. Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuaiketentuan 5,97 3.1.1. Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan 5,83 3.1.2. Mengarah pada pencapaian kompetensi 6,96 3.1.3. Menyusun dokumen rencana dengan lengkap dan sistematis 4,07 3.2.1. …………………………………….. 3.4. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat 6,02 3.2.2. Membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sesuai ketentuan 7,00 3.2.3. Mengelola kelas sebelum memulai 6,85
  • 53.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 43 pembelajaran 3.2.4. Mendorong peserta didik mencari tahu 4,40 3.3.1 ……………………………………..
  • 54.
    44 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH Kondisi sekolah saat ini 3.1.1. Belum semua guru menyusun perencanaan proses pembelajaran mengacu pada silabus 3.1.2. Sebagian besar guru menyusun perencanaan mengarah pada pencapaian kompetensi 3.1.3. Masih banyak guru menyusun dokumen dengan copy paste 3.2.1. Jumlah siswa setiap rombel sesuai ketentuan 3.2.2. Sebagian besar guru sudah melakukan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran 3.2.3. Sebagian besar guru belum menerapkan metode discovery Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi sebagai berikut : 1. Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut cukup tinggi 2. Masyarakat mendukung program sekolah dengan baik 3. Bupati melarang menarik uang iuran/sumbangan apapun dari orang tua
  • 55.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 45 Tabel Analisis dan Penyusunan Rekomendasi terhadap Hasil Pemetaan Mutu Standar Indikator Kondisi Saat Ini Analisis Lingkungan (SWOT) Masalah Akar Masalah Alternatif Solusi Rekomendasi Kekuatan: Kelemahan: Peluang: Ancaman:
  • 56.
    46 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
  • 57.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 47 E. Penguatan Untuk menambah pemaham tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), cermatilah referensi yang terdapat pada folder bahan bacaan berikut ini: 1. Pedoman umum Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan 2. Indikator Mutu 8 Standar Nasional Pendidikan 3. Permendikbud no 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan 4. Bahan bacaan Teknik Analisis Managemen F. Rangkuman SPMI pendidikan dasar dan menengah adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah untuk menjamin terwujudnya pendidikan bermutu yang memenuhi atau melampaui SNP. EDS adalah proses evaluasi diri sekolah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan SNP.
  • 58.
    48 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH G. Refleksi dan Tindak Lanjut Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tentang sistem penjaminan mutu internal, Saudara diminta melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Materi apa yang Saudara kuasai dari Sistem Penjaminan Mutu Internal? 2. Jika ada materi yang masih dirasakan kurang dipahami bagaimana upaya Saudara mengatasi kekurangannya? 3. Langkah apa yang akan Saudara lakukan untuk menerapkan SPMI di sekolah ?
  • 59.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 49 H. Evaluasi Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih satu jawaban paling benar! 1. Sebuah sekolah menganalisis lingkungannya dari rapor mutu sebagai berikut. Analisis Lingkungan Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman • Rombel memadai • Sekolah terletak di tengah pemukiman • Luas lahan kurang sekali • Ruang kelas sempit • Jumlah jamban kurang • Masyarakat mendukung program sekolah • Di sekitar sekolah terdapat Du-Di • Sekolah tidak boleh menarik biaya dari orang tua Melihat analisis tersebut, maka permasalahan apa yang harus dicarikan solusinya? a) Ruang kelas yang sempit b) Luas lahan yang kurang sekali c) Jumlah jamban yang kurang d) Sekolah tidak menarik biaya 2. Pada analisis rapor mutu diperoleh permasalahan bahwa sekolah belum mampu menjadikan lulusan dapat berkomunikasi secara santun dan efektif, maka akar masalah dari permasalahan tersebut di bawah ini, kecuali …. a) Proses pembelajaran kurang efektif b) Keterbatasan kapasitas guru dalam menjalankan pembelajaran c) Keterbatasan kapasitas guru dalam memberikan keteladanan dalam berkomunikasi d) Kualifikasi guru belum sesuai ketentuan
  • 60.
    50 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH PENUTUP Modul Teknik Analisis Managemen bagi peserta diklat penguatan kompetensi kepala sekolah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari modul diklat lainnya. Modul ini akan membekali Kepala sekolah untuk mempelajari modul lain yakni RKS dan modul pengelolaan keuangan. Kepala Sekolah perlu memiliki berbagai kompetensi sebagai tuntutan tugas pokoknya. Kompetensi kepala sekolah sebagai manajer diantaranya adalah kemampuan menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan, mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan, mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan pembiayaan sekolah/madrasah. Modul Teknik analisis managemen diharapkan dapat meningkatkan Kemampuan Kepala Sekolah dalam melakukan teknik analisis managemen sangat dibutuhkan untuk memandu kepala sekolah dalam membuat rencana kerja sekolah sesuai dengan kondisi sekolah baik internal maupun eksternal. Dengan kemampuan analisis yang tepat maka Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini bergantung pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan mempraktikkan materi yang disajikan. Modul ini merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya.
  • 61.
  • 62.
    52 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH DAFTAR PUSTAKA Bloom. S. (1991).Taxonomy of Educational Objectives. NewYork: Longman Direktur Jenderal Dikdasmen (2017). Pedoman Umum Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud Direktur Jenderal Dikdasmen (2017). Perangkat Instrumen Pemetaan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2008. Teknik- teknik Analisis Manajemen Modul Diklatpim Tingkat III. Jakarta Tim Pengembang Bahan Pembelajaran. 2017. Penyusunan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M). Karanganyar: LPPKS
  • 63.
    TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN| 53 DAFTAR BACAAN 1. Pedoman Umum Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. 2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah 3. Teknik-teknik Analisis Manajemen Modul Diklatpim Tingkat III. Jakarta 4. Indikator Mutu 5. Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
  • 64.
    54 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH LAMPIRAN Rapor Mutu Sekolah
  • 65.
  • 66.
    56 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH a. Sekolah Dasar (SD)
  • 67.
  • 68.
    58 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH b. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
  • 69.
  • 70.
    60 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH c. Sekolah Menengah Atas (SMA)
  • 71.
  • 72.
    62 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH d. Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
  • 73.
  • 74.
    64 | MODULPELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH