USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
1
A.1. DATA ORGANISASI PERUSAHAAN
A.1.1. Latar Berlakang Perusahaan
Sejak didirikan pada tahun 1994, PT. Grand Cipta Consulting telah mampu berpartisipasi dan
berprestasi dalam pembangunan nasional, sehingga menjadi sebuah perusahaan konsultan yang bergerak
dalam bidang kontruksi dan non-konstruksi dengan sederet macam layanan jasa konsultansi yang sarat
pengalaman dengan mengerahkan segala kemampuan dan keahlian secara profesional dalam menangani
setiap pekerjaan di bidangnya, untuk mencari solusi teknik terbaik dengan pendekatan faktor ekonomis
dan efisiensi guna mendukung kelancaran dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pada saat
ini PT. Grand Cipta Consulting mempunyai 45 (empat puluh lima) tenaga organik dari berbagai
disiplin ilmu, dengan pengalaman profesional di bidangnya rata-rata lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
Dengan ditunjang oleh peralatan kerja yang memadai, seperti studio, perangkat keras dan perangkat lunak
sesuai dengan kebutuhan, maka peningkatan profesionalitas tenaga ahli diharapkan semakin meningkat.
A.1.2. Data Administrasi Perusahaan
Data – data administrasi yang akan kami presentasikan adalah bertujuan untuk memudah
bagi owner yang akan mempercayakan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan.
NAMA PERUSAHAAN : PT. Grand Cipta Consulting
ALAMAT KANTOR/STUDIO : JL. Taman Sulfat XV No.02 Malang.
AKTE NOTARIS : Notaris Darma Sanjata Sudagung, SH
No. 95 Tanggal 17 Maret 1994
AKTE PERUBAHAN : Notaris Dr. Benediktus Bosu, SH
No. 62 Tanggal 10 Februari 2007
A.
DATA ORGANISASI
PERUSAHAAN
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
2
: Notaris R.A. Sri Wahjoeti Andajani, SH
No. 16 Tanggal 13 September 2008
: Notaris R.A Sri Wahjoeti Andajani, SH
No. 33 Tanggal 25 September 2008
NPWP PERUSAHAAN : 01.605.165.8-000
SIUJK : 602.01/93/35.73.121/2006
INKINDO : Anggota Penuh No. 8238/P/0411.JTM
A.2. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Perusahaan PT. Grand Cipta Consultingseperti tergambar pada
diagram berikut.
KOMISARIS
DIREKTUR
MANAJER TEKNIK MANAJER ADM/KEU
PROYEK-PROYEK
 Dukungan Teknis
 Dukungan Manajemen
 Dukungan Finansial
 Personalia
 Administrasi Umum
 Administrasi Proyek
 Administrasi Kontrak
 Invoice/Penagihan
 Pengendalian
 Kerjasama
 Akuntansi
 Keuangan
 Perpajakan
 Proposal
 Pemasaran
 Rumah Tangga
 Bidang Sipil
 Bidang Pengairan
 Mekanikal dan Elektrikal
 Bidang Survey-Investigasi
 Bidang Lingkungan
 Pengembangan Masyarakat
 Bidang Ekonomi dan Manajemen
 Bidang Layanan Arsitektur dan Tata Lingkungan
 Bidang Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan
SPI
BIRO SDM
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
3
PT.
B.1. LINGKUP LAYANAN
Bidang layanan yang mampu diberikan PT. Grand Cipta Consultingdalam eksistensinya
di bidang jasa konsultansi meliputi:
Tata Ruang Wilayah
Master Plan Drainase
Sarana dan Prasarana Permukiman
Bangunan Gedung
Arsitektural Gedung
Jaringan Perpipaan
Drainase, Sanitasi Lingkungan & IPAL
Persampahan dan Pengelolaannya
Analisis dan Teknik Lingkungan
Jalan
Jembatan
Fasilitas Penyeberangan
Jalan Layang
B.
DAFTAR
PENGALAMAN KERJA
BIDANG CIPTA KARYA & TATA LINGKUNGAN
BIDANG BINA MARGA & TRANSPORTASI
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
4
PT.
Rambu Lalulintas & Marka Jalan
Terminal & Pelabuhan
Rest Area
Bendungan Serba Guna
Embung
Bendung
Saluran Irigasi dan Pelengkapnya
Saluran Drainase dan Pelengkapnya
Pengendalian Banjir
Perbaikan dan Normalisasi Sungai
Bangunan Pengelak
Bangunan Penahan Gelombang Pantai
Konservasi Lahan dan Air
Master Plan Tata Irigasi
Pengembangan Air Tanah
Sistem Suplesi
Sistem Keamanan Bendungan
PLTA
PLTU
Geothermal
Jaringan Transmisi
Pengembangan Industrial Estate
Bangunan Pabrik/Pergudangan
Instalasi Mekanikal/Elektrikal
BIDANG KEAIRAN
BIDANG KETENAGA LISTRIKAN
BIDANG INDUSTRI
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
5
PT.
Sarana Prasarana Pabrik
Sarana Prasarana Wisata
Perhotelan
Taman
Menara Relay dan Gardu Komunikasi
Jaringan Transmisi
Telematika
Sistem Kelembagaan Swadaya
Pemberdayaan Masyarakat
Kesehatan
Pendidikan
Pembiayaan Skala Kecil
Manajemen Pengelolaan Usaha Kecil
Prasarana Desa Tertinggal
B.2. DAFTAR PENGALAMAN PERUSAHAAN
Dalam perkembangan dunia usaha khususnya dalam bidang jasa konsultan perencana dan
pengawasan bersama ini pula kami prsentasikan jenis pekerjaan sejenis yang pernah ditangani.
BIDANG PARIWISATA
BIDANG PRASARANA KOMUNIKASI
BIDANG PENGEMBANGAN MASYARAKAT
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
6
PT.
Tabel 1.1 Daftar Pengalaman Perusahaan selama 10 tahun terakhir
Nama Proyek Alamat / Telepon No / Tanggal Nilai Kontrak BA. Serah Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 HK0203/26/BWS.KAL-II/PP-KT
Kuala Kapuas Monday, March 11, 2013 576,518,000 7-Sep-13 7-Sep-13
2
Banjarmasin 566,658,000 9-Sep-13 9-Sep-13
Wednesday, March 13, 2013
3 HK.02.03/BWS-BP/PPK/12
Bali Tuesday, March 19, 2013 288,849,000 17-Jul-13 17-Jul-13
4 602/1440.1/APBD/415.23/2013
Monday, July 29, 2013 48,620,000 12-Sep-13 12-Sep-13
5 98,945,000 26-Dec-12 26-Dec-12
28-Sep-12
6 Banjarmasin Jl. Yos Sudarso, 10 Banjarmasin HK.02.03/SNVT.PJPA-KS/IRWA.II/084 314,909,000 21-Aug-12 21-Aug-12
23-Apr-12
7 Jombang 602/424.01/APBD/415.23/2012 48,818,000 30-Mar-12 30-Mar-12
1-Mar-12
8 Gersik 602.1/1940/111.03/2012 47,740,000 23-Apr-12 23-Apr-12
9-Mar-12
9 Banyuwangi 602.1/3307/111.03/2012 48,053,500 3-Jun-12 3-Jun-12
19-Apr-12
10 Supervisi Revitalisasi TPA Temesi Bali Komplek Dep. PU Werdhapura KU.08.08/PIPLP-GCC/11.18 333,575,000 17-Dec-11 17-Dec-11
Jl. Danau Tamblingan 49 Denpasar 23-Jul-11
Tlp (0361) 283626, Fax (0361) 288763
11 Bali Komplek Dep. PU Werdhapura KU.08.08/PIPLPM-GCC/11.24 162,000,000 19-Sep-11 19-Sep-11
Jl. Danau Tamblingan 49 Denpasar 21-Jul-11
Tlp (0361) 283626, Fax (0361) 288763
12 Bali HK.02.03/BWS-BP/PPK/11 334,320,000 12-Sep-11 12-Sep-11
12-May-11
13 Jawa Tengah Dinas Pengelolaan SDA Prop. Jl. Madukoro Blok AA - BB 602.1/549/2011 273,000,000 11-Oct-11 11-Oct-11
Jateng Semarang 9-May-11
14 Makasar Jl. Sekolah Guru Perawat no. 3 KU.08.08/PPK/16/IV/2011 379,000,000 22-Aug-11 22-Aug-11
TLP (0411) 868792 Fax (0411) 869781 25-Apr-11
15 DED Optimalisasi IPLT Buleleng Bali Komplek Dep. PU Werdhapura KU.08.08/PIPLP-GCC/11.03 180,468,000 15-Aug-11 15-Aug-11
Jl. Danau Tamblingan 49 Denpasar 7-Apr-11
Tlp (0361) 283626, Fax (0361) 288763
Jl. Yos Sudarso 10 Banjarmasin
SNVT PJPA Kalimantan II,
Propinsi Kalimantan Selatan
HK.0203/SNVT.PJPA.KS/IRWA-II/23
Jl. A Yani Km. 4 Harapan Baru
Paringing Selatan Kab. Balangan
601/PPK.Konsul.02/DPU-
AIR.24.01/BLG/2013
Jl. KH. Wahid Hasyim 79, Jombang
Studi Analisa, Geologi dan Topografi Wilayah II
Kab. Balangan
Sipil / Prasarana
Keairan
kabupaten
Balangan/Kalsel
PPK kegiatan Perencanaan
Pembangunan Irigasi Kab
Balangan
Reinventarisasi Jaringan Irigasi Wilayah UPTD
Cukir
Sipil / Prasarana
Keairan
Supervisi Rehab Saluran Sekunder Se Kab. Gresik Sipil / Prasarana
Keairan
Dinas Pekerjaan Umum
Pengairan Prov. Jatim
Jl. Gayung Kebonsari 169, Surabaya
Supervisi Rehab Saluran Sekunder Se Kab.
Banyuwangi
Sipil / Prasarana
Keairan
Dinas Pekerjaan Umum
Pengairan Prov. Jatim
Jl. Gayung Kebonsari 169, Surabaya
Supervisi Jaringan Irigasi DI. Amandit
Kontrak Tanggal Selesai Menurut
Sipil / Prasarana
Keairan
SNVT PJPA Kalimantan II,
Dirjen SDA Kemen PU
No. Nama Paket Pekerjaan
Bidang/Sub
Bidang Pekerjaan
Lokasi
Pemberi Tugas / Pengguna Jasa
Reinventarisasi Jaringan Irigasi Wilayah UPTD
Peterongan
Sipil / Prasarana
Keairan
Dinas PU Binamarga dan
Pengairan Kabupaten
Jombang
Jl. KH. Wahid Hasyim, No. 79,
Jombang
Detai Desai Pengendalian Banjir Tukad Ayung di
Kota Denpasar
Sipil / Prasarana
Keairan / Tata
Lingkungan
PPK Perencanaan dan
Program Satuan Kerja Balai
Wilayah Sungai Bali-Penida,
Denpasar
Jl. Tjok Agung Tresna, No. 9
Denpasar Bali, Telp. 0361-234953
Sipil / Prasarana
Keairan / Tata
Lingkungan
Satker Pengembangan
Penyehatan Lingkungan
Permukiman Bali
Premliminari Studi PS Air Limbah Kawasan Kuta
Selatan
Sipil / Prasarana
Keairan / Tata
Lingkungan
Satker Pengembangan
Penyehatan Lingkungan
Permukiman Bali
PPK Perencanaan dan
Program SATKER BBWS
Pompengan Jeneberang
Sipil / Prasarana
Keairan / Tata
Lingkungan
Satker Pengembangan
Penyehatan Lingkungan
Permukiman Bali
Detai Desan Penanganan Longsoran Tanggul
Sungai Bodri
Penyusunan SOP Untuk Penyusunan RTD
Bendungan Bili - Bili
Sipil / Prasarana
Keairan / Tata
Lingkungan
Sipil / Prasarana
Keairan / Tata
Lingkungan
Jombang
Jawa Timur
Dinas Binamarga dan
Pengairan Kabupaten
Jombang
SI DD Pengamanan dan Penataan Mata Air
Menyebar di Propinsi Bali
Sipil / Prasarana
Keairan
BWS Bali-Penida, Ditjen SDA
Kemen PU
Jl. Tjok Agung Tresna, Denpasar
SID Pengendalian Banjir di Kabupaten
Kotawaringin Timur
Sipil / Prasarana
Keairan
Supervisi Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi
DI. Amandit Wilayah Kiri
Sipil / Prasarana
Keairan
PPK Perencanaan dan
Program BWS Kalimantan II
Jl. Tambun Bungai 26, Kuala Kapuas
731514, Kalsel
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
7
PT.
16 HK.02.03/BWS-BP/PPR/02 317,235,000 25-Nov-10 25-Nov-10
14-Jun-10
17 Perencanaan Teknis Konservasi Sub DAS Galeh
Paket P-6
Sipil / Prasarana
Keairan / Jasa
Inspeksi Teknis
Semarang Dinas Pengelolaan SDA
Propinsi Jateng
Semarang, Telp. 024-7608201 602.1/312/2010 183,927,500 27-Apr-10 4-Oct-10
18 Supervisi Pekerjaan TPA Bengkala, Bali Bengkala, Bali KU.08.08/PLP-GCC/03.10 287,259,000 12-Sep-10 12-Sep-10
15-Apr-10
19 690/3.04.2/424.059/2010 198,000,000 5-Jul-10 5-Jul-10
7-Apr-10
20 Sipil / Survey Banyuwangi Jk. A Yani No. 100 027/1440/429,012/2009 46,400,000 19-Aug-09 19-Aug-09
16-Apr-09
21 Supervisi Revitalisasi TPA Regional Sarbagita Tata Lingkungan Denpasar KU.08.08/PPLP.M-GCK/09/09 334,730,000 7-Dec-09 7-Dec-09
7-Jul-09
22 Konservasi DAS Cokroyasan Paket P.10 Tata Lingkungan / Jawa Tengah Dinas Pengelolaan SDA Prop. Jl. Madukoro Blok AA - BB 602.1/347/2009 191,195,000 23-Oct-09 23-Oct-09
Sipil / Keairan Jateng Semarang 16-Jun-09
Sipil / Keairan Kab. Tojo Una-Una Pemkab Tonjo Una-Una Jl. Yos Sudarso 29 01/KONT/CK-01/DPU/2009 294,613,000 9-Oct-09 9-Oct-09
Ampana 9-Jun-09
24 Sipil / Keairan Kota Batu Dinas Sumberdaya Air dan Jl. Diran 13 Batu 251,890,000 9-Dec-08 9-Dec-08
Energi Pemkot Batu
22-Aug-08
25 Penyusunan SOP Penanggulangan Bencana Banjir Sipil / Keairan Tenggarong Dinas Perhubungan Kabupaten Jl. Jendral Sudirman NO. 27 550.26/21/SOP/VI/2008 389,500,000 9-Nov-08 9-Nov-08
Sungai Mahakam Kutai Kertanegara Tenggarong 9 Juni 2008
26 Sipil / Keairan Kota Batu Dinas Sumberdaya Air dan Jl. Diran 13 Batu 602.1/17/PPP/422.205/ 2008 261,710,000 2-Aug-08 2-Aug-08
Energi Pemkot Batu 2-Jun-08
27 Jl. Jend Sudirman No.76 Tenggarong 550,22/UKL/UPL/Keruk/VI/2008 264,500,000 9-Oct-08 9-Oct-08
6-Jun-08
28 SOP Pengeboran Air Tanah Sipil / Keairan Sumenep Dinas Pekerjaan Umum Jl. Urip Sumoharjo No.2 602.1/012/SPKS-PWS/435.103/2007 397,900,000 2-Dec-07 2-Dec-07
Pengairan Sumeneb Sumenep 2-Aug-07
29 Sipil / Keairan Kota Batu Dinas Sumberdaya Air dan Jl. Diran 13 Batu 229,050,000 16-Oct-07 16-Oct-07
Energi Pemkot Batu
16-Jul-07
30 Sipil / Keairan Probolinggo Dinas PU Pengairan Jl. Raya PB Sudirman no . 45 602.1/1201/PPBJ/426.503/2007 265,000,000 7-Nov-07 7-Nov-07
Pemerintah Kab Probolinggo Probolinggo 7 Juni 07
Pengawasan Pembangunan Jaringan Irigasi
Kegiatan DAK
602.1/30/PPP/422.205/ 2008
Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi
Kegiatan DAK
Pengawasan Pembangunan Jaringan Irigasi Kota
Batu
602.1/06/Konst/SPK-PWS-
IRG/422,205/ 2007
Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan
Jaringan Irigasi Saluran Sungai
23 Paket VI Perencanaan Teknis Drainasi Primer /
Sekunder Kab. Tojo Una-una TA. 2009
Jl. Raya Raci Bangil Pasuruan, Telp.
0343-748368
Study Larap Bendungan Surga di Kabupaten
Buleleng
Satker Pengembangan
Penyehatan Lingkungan
Komplek Dep. PU Werdhapura,
Sanur, Jl. Danau Tamblingan No. 49,
Sanur-Denpasar
Sipil / Prasarana
Keairan / Jasa
Inspeksi Teknis
Kabupaten Buleleng,
Bali
Balai Wilayah Sungai Bali-
Penida, Denpasar
Jl. Tjok Agung Tresna, No. 9
Denpasar Bali, Telp. 0361-234953
Sipil / Prasarana
Keairan / Jasa
Inspeksi Teknis
Kecamatan Lekok
dan Nguling,
Kabupaten Pasuruan
Sipil / Prasarana
Keairan / Jasa
Inspeksi Teknis
Satker PPLP Bali, Ditjen Cipta
Karya Kementerian PU
Komplek Dept. PU Werdhapura
Sanur, Jl. Danau Tamblingan 49
Denpasar, Telp. 0361-283626
Dinas Cipta Karya, Kabupaten
Pasuruan
Perencanaan Desa Rawan Air Wilayah Lekok dan
Nguling Kabupaten Pasuruan
Dinas Perhubungan
Kabupaten Kutai Kartanegara
Pemetaan Batas Kabupaten Banyuwangi -
Bondowoso
Kepala Dinas Pemerintah
Sekertaris Daerah
Banyuwangi
Penyusunan Studi UKL dan UPL Pengerukan alun
sungai mahakam
Sipil / Keairan/ Tata
Lingkungan Tenggarong Kutai
Kertanegara
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
8
PT.
31 Pemetaan Batas Banyuwangi - Jember Sipil / Survey Banyuwangi Jk. A Yani No. 100 027/932/429,011/SPK/2007 45,900,000 23-Aug-07 23-Aug-07
28-May-07
32 Supervisi Konstruksi Pelaksanaan Embung Sipil / Keairan Tulungagung Balai Besar WS Brantas Jl. Sekartaji 5 Kediri PKSAD.22/SPMK/2007 248,000,000 29-Sep-07 29-Sep-07
Kabupaten Tulungagung 29-Mar-07
33 Sipil / Keairan Probolinggo Dinas PU Pengairan Jl. Raya PB Sudirman no . 45 602.1/129/PPBJ/426.503/2007 212,000,000 20-Jun-07 20-Jun-07
Pemerintah Kab Probolinggo Probolinggo 22 Maret 07
Pasuruan
34 Sipil / Keairan Kota Batu Dinas Sumberdaya Air dan Jl. Diran 13 Batu 247,690,000 10-Jul-07 10-Jul-07
Energi Pemkot Batu
10-Apr-07
35 Jasa Survey / Kabupaten Blitar Dinas Prasarana Wilayah Jl. S. Parman 9 Blitar 050/04/SDA/16-JK1.1/409.109/2006 286,850,000 15-Nov-06 15-Nov-06
Telematika Pemkab Blitar 19 Juli 2006
36 Sipil / Keairan Kabupaten Pasuruan Dinas Pengairan Pasuruan Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.1 602/SU-031/424.063/2006 329,500,000 25-Aug-06 25-Aug-06
Pasuruan 28-Apr-06
37 Pengembangan Air Tanah Sipil / Keairan Kab Sumeneb Jl. Urib Sumoharjo No. 2 Sumeneb 277,900,000 30-Dec-05 30-Dec-05
Survey dan Ivestigasi Kondisi Sungai di Kabupaten
Blitar
Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi Kota
Batu
602.1/06/Konst/SPK-IRG/422,205/
2007
Perencanaan Teknis Pengembangan Irigasi
Pedesaan
SOP Operasional dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi
602,1/002/SPKA,PWS/435.103
/2005, 1 September 2005
Kepala Dinas Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi
Kepala Dinas Pengairan Kab
Sumeneb
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
9
C.1. URAIAN PENGALAMAN KERJA
Tabel-tabel berikut ini merupakan uraian pengalaman kerja dariPT. Grand Cipta
Consultinguntuk pekerjaan sejenis selama periode 10 (sepuluh) tahun terakhir.
C.
URAIAN
PENGALAMAN KERJA
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
10
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
1 . Pengguna Jasa : PPK kegiatan Perencanaan Pembangunan Irigasi Kab Balangan
2 Nama Paket Pekerjaan : Studi Analisa, Geologi dan Topografi Wilayah IIKab. Balangan
3 Lingkup Produk : Survei Pendahuluan, Survey Topografi, Investivigasi mekenikal Tanah,
Uji Laboratorium, Analisa Geologi, Analisa hidrologi
4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Balangan
5 . Nilai Kontrak : Rp 98,945,000
6 . No. Kontrak : 601/PPK.Konsul.02/DPU-AIR.24.01/BLG/2013
7 . Waktu Pelaksanaan : 28 Sep 2012 - 26 Desember 2012
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 17 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Geologi Mekanika Tanah/Geologi 1
c. TA. Hidrologi Sipil/Pengairan 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
11
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
1 . Pengguna Jasa : Dinas PU Binamarga dan Pengairan Kabupaten Jombang
2 Nama Paket Pekerjaan : Reinventarisasi Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Peterongan
3 Lingkup Produk : Survey Pengumpulan data dan penyiapan peta daerah irigasi,
Cakupan pengelola aset irigasi, Jaringan Primer dan Sekunder,
4 . Lokasi Proyek : Jombang
5 . Nilai Kontrak : Rp 47,740,000
6 . No. Kontrak : 602.1/1940/111.03/2012
7 . Waktu Pelaksanaan : 1 Maret 2012 - 30 Maret 2012
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 15 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil Pengairan 1
b. Ahli Irigasi Sipil Pengairan 1
c. Ahli Cost Estimator Sipil Pengairan 1
d. Surveyor Sipil Pengairan 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
12
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
1 . Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Prov. Jatim
2 Nama Paket Pekerjaan : Supervisi Rehab Saluran Sekunder Se Kab. Gresik
3 Lingkup Produk : Survey Pengumpulan data dan penyiapan peta daerah irigasi,
Cakupan pengelola aset irigasi, Jaringan Primer dan Sekunder,
4 . Lokasi Proyek : Gersik
5 . Nilai Kontrak : Rp 47,740,000
6 . No. Kontrak :
7 . Waktu Pelaksanaan : 9 Maret 2012 - 23 April 2012
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 15 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil Pengairan 1
b. Ahli Irigasi Sipil Pengairan 1
c. Ahli Cost Estimator Sipil Pengairan 1
d. Surveyor Sipil Pengairan 1
602.1/1940/111.03/2012
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
13
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
1 . Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Prov. Jatim
2 Nama Paket Pekerjaan : Supervisi Rehab Saluran Sekunder Se Kab. Banyuwangi
3 Lingkup Produk : Survey Pengumpulan data dan penyiapan peta daerah irigasi,
Cakupan pengelola aset irigasi, Jaringan Primer dan Sekunder,
4 . Lokasi Proyek : Gersik
5 . Nilai Kontrak : Rp 48,053,500
6 . No. Kontrak : 602.1/3307/111.03/2012
7 . Waktu Pelaksanaan : 19 April 2012 - 3 Juni 2012
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 15 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil Pengairan 1
b. Ahli Irigasi Sipil Pengairan 1
c. Ahli Cost Estimator Sipil Pengairan 1
d. Surveyor Sipil Pengairan 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
14
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
1 . Pengguna Jasa : SNVT PJPA Kalimantan II, Dirjen SDA Kemen PU
2 Nama Paket Pekerjaan : Supervisi Jaringan Irigasi DI. Amandit
3 Lingkup Produk : Survey volume dan desain, Kordinasi dengan kontraktor, mengkaji jadwal dan
pelaksanaan pekerjaan, inspeksi selama fabrikasi dan instalasi dan
pengawasan kontruksi
4 . Lokasi Proyek : Banjarmasin
5 . Nilai Kontrak : Rp 314,909,000
6 . No. Kontrak : HK.02.03/SNVT.PJPA-KS/IRWA.II/084
7 . Waktu Pelaksanaan : 23 April 2012 - 23 Agustus 2012
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 26 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil Pengairan 1
b. Contruction Engineering Sipil Pengairan 1
c. Inspector Sipil Pengairan 1
d. Quantity Surveyor Sipil Pengairan 1
e. Surveyor Sipil Pengairan 1
f. Chief Soil Technicial Sipil Pengairan 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
15
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
1
1 . Pengguna Jasa : Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali
2 Nama Paket Pekerjaan : Supervisi Revitalisasi TPA Temesi
3 Lingkup Produk : Survey volume dan desain, Kordinasi dengan kontraktor, mengkaji jadwal dan
pelaksanaan pekerjaan, inspeksi selama fabrikasi dan instalasi dan
pengawasan kontruksi
4 . Lokasi Proyek : Bali
5 . Nilai Kontrak : Rp 333,575,000
6 . No. Kontrak : KU.08.08/PIPLP-GCC/11.18
7 . Waktu Pelaksanaan : 23 Juli 2011 - 17 Desember 2011
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 15 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Lingkungan 1
b. TA. Persampahan dan sanitasi Penyehatan 1
c. TA. Geodesi Geodesi 1
d. TA. Kontruksi Sipil 1
e. TA. Quality Control Sipil 1
f. TA. Mekanika Tanah Sipil 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
16
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
2
1 . Pengguna Jasa : Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali
2 Nama Paket Pekerjaan : Premliminari Studi PS Air Limbah Kawasan Kuta Selatan
3 Lingkup Produk : Survey dan pengukuran prasarana air limbah antara lain jaringan pipa induk,
Jaringan pipa sekunder, bak pengumpul dan ps penunjang air limbah
4 . Lokasi Proyek : Bali
5 . Nilai Kontrak : Rp 162,000,000
6 . No. Kontrak : KU.08.08/PIPLPM-GCC/11.24
7 . Waktu Pelaksanaan : 21 Juli 2011 - 19 September 2011
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 15 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Lingkungan Penyehatan 1
c. TA. Pengolahan Limbah Lingkungan 1
d. TA. Planologi Planologi 1
e. TA. Geodesi Geodesi 1
f. TA. Struktur Sipil 1
g. TA. Mekanika Tanah Teknik Mineral 1
h. TA. Estimasi Biaya Ekonomi 1
i. TA. Sosial Kemasyarakatan Sosial 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
17
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
3
1 . Pengguna Jasa : PPK Perencanaan dan Program Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Bali-Penida
2 Nama Paket Pekerjaan : Detai Desai Pengendalian Banjir Tukad Ayung di Kota Denpasar
3 Lingkup Produk : Orientasi Lapangan, Iventarisasi Data, Survey Topografi, Analisa uji Tanah,
Pengukuran Hidrometri dan Pengamatan Sendimen, Perhitungan Biaya dan
Analisa Ekonomi
4 . Lokasi Proyek : Bali
5 . Nilai Kontrak : Rp 334,320,000
6 . No. Kontrak : HK.02.03/BWS-BP/PPK/11
7 . Waktu Pelaksanaan : 12 Mei 2011 - 12 September 2011
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 20 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Pengairan Pengairan 1
c. TA. Hidrologi Pengairan 1
d. TA. Geoteknik geolagi 1
e. TA. Geodesi Geodesi 1
f. TA. Sosek Sosial / Ekonomi 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
18
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
4
1 . Pengguna Jasa : PPK Dinas Pengelolaan SDA Prop.Jateng
2 Nama Paket Pekerjaan : Detai Desan Penanganan Longsoran Tanggul Sungai Bodri
3 Lingkup Produk : Mengiventarisasi titik-titik kerusakan, menganalisa penyebab kerusakan,
menganalisa desain bangunan pengaman, menyiapkan dokumen desain dalam
rangka menunjang kegiatan konstruksi untuk menjaga kelestarian sungai
4 . Lokasi Proyek : Semarang, Jawa Tengah
5 . Nilai Kontrak : Rp 273,000,000
6 . No. Kontrak : 602.1/549/2011
7 . Waktu Pelaksanaan : 9 Mei 2011 - 11 Oktober 2011
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 18 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Bangunan Air Sipil 1
c. TA. Hidrologi Pengairan 1
d. TA. OP Teknik Sipil 1
e. TA. Geodesi Geodesi 1
f. TA. Geologi Geologi 1
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
19
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
5
1 . Pengguna Jasa : PPK Perencanaan dan Program SATKER BBWS Pompengan Jeneberang
2 Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan SOP Untuk Penyusunan RTD Bendungan Bili - Bili
3 Lingkup Produk : Mengidentifikasi terkait penanganan bencana, menyusun rencana sistim
pengamanan, menyusun pengorganisasian, menyusun alat
penaganan bencana, Membuat Panduan SOP Penanganan Bencana Banjir
4 . Lokasi Proyek : Makasar, Sulawesi Selatan
5 . Nilai Kontrak : Rp 379,000,000
6 . No. Kontrak : KU.08.08/PPK/16/IV/2011
7 . Waktu Pelaksanaan : 25 April 2011 - 22 Agustus 2011
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 15 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1
c. TA. K3 Sipil 1
d. TA. Hidrostructure Sipil/Pengairan 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
20
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
6
1 . Pengguna Jasa : Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali
2 Nama Paket Pekerjaan : DED Optimalisasi IPLT Buleleng
3 Lingkup Produk : Untuk peningkatan dan pemulihan kondisi IPLT Kab. Buleleng sehingga
keberadaan IPLT dapat berfungsi optimal, menyusun DED Optimalisasi,
Perencanaan usulan pembenahan, membuat rencana pengembangan IPLT
4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Buleleng, Bali
5 . Nilai Kontrak : Rp 180,468,000
6 . No. Kontrak :
7 . Waktu Pelaksanaan : 7 April 2011 - 15 Agustus 2011
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 15 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Teknik Lingkungan 1
b. TA. Kontruksi Sipil 1
c. TA. Estimasi Biaya Sipil 1
d. Ass Lingkungan Teknik Lingkungan 1
e. Ass Keuangan Ekonomi 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
KU.08.08/PIPLP-GCC/11.03
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
21
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
7
1 . Pengguna Jasa : Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Denpasar
2 Nama Paket Pekerjaan : Study Larap Bendungan Surga di Kabupaten Buleleng
3 Lingkup Produk : Survey Sosial Ekonomi, Pengukuran, Mengumpulkan data bagi
penduduk terkena dampak langsung menyerap. Menampung aspirasi,
keinginan opsi penduduk
4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Buleleng, Bali
5 . Nilai Kontrak : Rp 317,235,000
6 . No. Kontrak :
7 . Waktu Pelaksanaan : 14 juni 2010 - 25 November 2010
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 42 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Bendungan Pengairan 1
c. TA. Hirologi Pengairan 1
d. TA. Hirolika Sipil Pengairan 1
e. TA. Geodesi Geodesi 1
f. TA. Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi 1
g. Assisten Sosial ekonomi Sosial Ekonomi 2
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
HK.02.03/BWS-BP/PPR/02
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
22
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
8
1 . Pengguna Jasa : Dinas Pengelolaan SDA Propinsi Jateng
2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Teknis Konservasi Sub DAS Galeh Paket P-6
3 Lingkup Produk : Pengumpulan data sosialisasi masyarakat, Survey topografi, morfologi
: sungai, sistem drainase, geologi permukaan dan karakteristik lingkungan
4 . Lokasi Proyek : Semarang
5 . Nilai Kontrak : Rp 183,927,500
6 . No. Kontrak :
7 . Waktu Pelaksanaan : 27 April 2010 Sampai 4 Oktober 2010
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 26 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Bangunan Air Teknik Pengairan 1
c. TA. Geodesi Geodesi 1
d. TA. Hidrologi Pengairan 1
e. TA. Geologi Geologi 1
f. TA.Sosial ekonomi Sosial Ekonomi 1
602.1/312/2010
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
23
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
9
1 . Pengguna Jasa : Satker PPLP Bali, Ditjen Cipta Karya Kementerian PU
2 Nama Paket Pekerjaan Supervisi Pekerjaan TPA Bengkala, Bali
3 Lingkup Produk Mengawasi dan mengontrol kemajuan pekerjaan, kuantitas, kualitas
biaya konstruksi dan keamanan konstruksi
memeriksa dan mengevaluasi material dan peralatan yang diusulkan
4 . Lokasi Proyek : Bengkala, Bali
5 . Nilai Kontrak : Rp 287,259,000
6 . No. Kontrak : KU.08.08/PLP-GCC/03.10
7 . Waktu Pelaksanaan : 15 April 2010 - 12 September 2010
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 32 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Geodesi Geodesi 1
c. TA. Sipil Sipil 1
d. TA. Sosek Sosek 1
e. TA. Hukum Hukum 1
f. Ass Geodesi Geodesi 1
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
24
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
10
1 . Pengguna Jasa : Dinas Cipta Karya, Kabupaten Pasuruan
2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Desa Rawan Air Wilayah Lekok dan Nguling Kabupaten
Pasuruan
3 Lingkup Produk : Pengumpulan data klimatologi, mateorologi, meteorologi, geologi, hidrologi
: Survey sosial ekonomi, pengumpulan data peta cekungan
4 . Lokasi Proyek : Kecamatan Lekok dan Nguling, Kabupaten Pasuruan
5 . Nilai Kontrak : Rp 198,000,000
6 . No. Kontrak : 690/3.04.2/424.059/2010
7 . Waktu Pelaksanaan : 7 April 2010 - 6 Juli 2010
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 28 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Hirologi Pengairan 1
c. TA. Hirolika Sipil/Pengairan 1
d. TA. Geodesi Geodesi 1
e. TA. Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi 1
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
25
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
11
1 . Pengguna Jasa : Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan
2 Nama Paket Pekerjaan Supervisi Revitalisasi TPA Regional Sarbagita
3 Lingkup Produk Pengumpulan peta dan data prasarana air baku, hidroklimatologi,
Rekomendasi tindak lanjut pengembangan SDA, Desain Bangunan
4 . Lokasi Proyek : Denpasar
5 . Nilai Kontrak : Rp 334,730,000
6 . No. Kontrak : KU.08.08/PPLP.M-GCK/09/09
7 . Waktu Pelaksanaan : 7 Juli 2009 - 7 Desember 2009
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 34 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Geodesi Geodesi 1
c. TA. Hidrologi Pengairan 1
d. TA. Geologi Geologi 1
e. TA.Sosial ekonomi Sosial Ekonomi 1
f. TA. Lingkungan Lingkungan 1
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
26
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
12
1 . Pengguna Jasa : Dinas Pengelolaan SDA Prop.Jawa Tenggah
2 Nama Paket Pekerjaan : Konservasi DAS Cokroyasan Paket P.10
3 Lingkup Produk : Pengumpulan data sosialisasi masyarakat, Survey topografi, morfologi
: sungai, sistem drainase, geologi permukaan dan karakteristik lingkungan
4 . Lokasi Proyek : Jawa Tengah
5 . Nilai Kontrak : Rp 191,195,000
6 . No. Kontrak : 602.1/347/2009
7 . Waktu Pelaksanaan : 16 Juni 2009 - 23 September 2009
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 26 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Bangunan Air Teknik Pengairan 1
c. TA. Geodesi Geodesi 1
d. TA. Hidrologi Pengairan 1
e. TA. Geologi Geologi 1
f. TA.Sosial ekonomi Sosial Ekonomi 1
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
27
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
13
1 . Pengguna Jasa :
2 Nama Paket Pekerjaan : Paket VI Perencanaan Teknis Drainasi Primer / Sekunder
Kab. Tojo Una-una TA. 2009
3 Lingkup Produk : Survey lapangan, analisa data peta, pengukuran topografi, penyelidikan
: hidrologi dan perencanaan teknis jaringan irigasi
4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Tojo una - una
5 . Nilai Kontrak : Rp 294,613,000.00
6 . No. Kontrak : 01/KONT/CK-01/DPU/2009
7 . Waktu Pelaksanaan : 9 Juni 2009 - 9 Oktober 2009
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 26 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil/Pengairan 1
b. TA. Pengairan Sipil/Pengairan 1
c. TA.Hidrolika Pengairan 1
d. TA.Geodesi Geodesi 1
e. TA. Sosek Sosek 1
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
Pemkab Tonjo Una-Una
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
28
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
14
1 . Pengguna Jasa : Dinas Sumberdaya Air dan Energi Pemkot Batu
2 Nama Paket Pekerjaan : Pengawasan Pembangunan Jaringan Irigasi Kegiatan DAK
3 Lingkup Produk : Pengumpulan data dengan melaksanakan pengawasan pekerjaaan fisik,
monitoring dan Evaluasi secara administratif kejadian yang berlangsung
4 . Lokasi Proyek : Kota batu
5 . Nilai Kontrak : Rp 251,890,000.00
6 . No. Kontrak : 602.1/30/PPP/422.205/ 2008
7 . Waktu Pelaksanaan : 29 April 2009 - 28 Oktober 2009
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 26 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1
c. TA. Struktur Sipil 1
e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1
f. TA. Lingkungan Lingkungan 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
29
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
15
1 . Pengguna Jasa :
2 Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan SOP Penanggulangan Bencana Banjir Sungai Mahakam
3 Lingkup Produk : Menyusun sistem pengerahan dan pengorganisasian penanganan bencana,
menyusun alur penanganan bencana yang kordinatif agar dihasilkan
penanganan yang optimal
4 . Lokasi Proyek : Kab. Kutai Kertanegara
5 . Nilai Kontrak : Rp 389,500,000
6 . No. Kontrak :
7 . Waktu Pelaksanaan : 9 Juni 2009 - 9 November 2009
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 20 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA.Ekonomi Wilayah Tata ruang 1
c. TA.Transportasi Sipil 1
d. TA.Teknik Lingkungan Teknik Lingkungan 1
e. TA.Geologi Geologi 1
f. TA.Hidrologi Pengairan 1
Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Kertanegara
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
550.26/21/SOP/VI/2008
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
30
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
16
1 . Pengguna Jasa :
2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi Kegiatan DAK
3 Lingkup Produk : Merencanakan desain renovasi bangunan air, membuat perhitungan teknis
: kontruksi, mengadakan survey penyelidikan tanah
4 . Lokasi Proyek : Batu
5 . Nilai Kontrak : Rp 261,710,000
6 . No. Kontrak : 602.1/17/PPP/422.205/ 2008
7 . Waktu Pelaksanaan : 2 Juni 2008 - 2 Agustus 2008
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 20 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1
c. TA. Struktur Sipil 1
e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1
f. TA. Lingkungan Lingkungan 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
Dinas Sumberdaya Air dan Energi Pemkot Batu
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
31
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
17
1 . Pengguna Jasa :
2 Nama Paket Pekerjaan : SOP Pengeboran Air Tanah
3 Lingkup Produk : Pengumpulan data klimatologi, mateorologi, meteorologi, geologi, hidrologi
Survey penyelidikan tanah, pengumpulan data peta cekungan
4 . Lokasi Proyek : Sumeneb
5 . Nilai Kontrak : Rp 397,900,000
6 . No. Kontrak : 602.1/012/SPKS-PWS/435.103/2007
7 . Waktu Pelaksanaan : 2 Agustus 2007 - 2 September 2007
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 24 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Hirologi Pengairan 1
c. TA. Hirolika Sipil/Pengairan 1
d. TA. Geodesi Geodesi 1
e. TA. Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi 1
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Sumeneb
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
32
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
18
1 . Pengguna Jasa :
2 Nama Paket Pekerjaan : Pengawasan Pembangunan Jaringan Irigasi Kota Batu
3 Lingkup Produk : Pengumpulan data dengan melaksanakan pengawasan pekerjaaan fisik,
monitoring dan Evaluasi secara administratif kejadian yang berlangsung
4 . Lokasi Proyek : Kota Batu
5 . Nilai Kontrak : Rp 229,050,000
6 . No. Kontrak : 602.1/06/Konst/SPK-PWS-IRG/422,205/ 2007
7 . Waktu Pelaksanaan : 16 Juli 2007 - 15 Oktober 2007
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 45 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1
c. TA. Struktur Sipil 1
e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1
f. TA. Lingkungan Lingkungan 1
Dinas Sumberdaya Air dan Energi Pemkot Batu
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
33
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
19
1 . Pengguna Jasa :
2 Nama Paket Pekerjaan Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jaringan Irigasi
Saluran Sungai
3 Lingkup Produk Pengumpulan data dengan melaksanakan pengawasan pekerjaaan fisik,
monitoring dan Evaluasi secara administratif kejadian yang berlangsung
4 . Lokasi Proyek : Kota probolinggo
5 . Nilai Kontrak : Rp 265,000,000.00
6 . No. Kontrak : 602.1/1201/PPBJ/426.503/2007
7 . Waktu Pelaksanaan : 7 Juni 2007 - 7 November 2007
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 24 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1
c. TA. Struktur Sipil 1
e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1
f. TA. Lingkungan Lingkungan 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
Dinas PU Pengairan Pemerintah Kab Probolinggo
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
34
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
20
1 . Pengguna Jasa :
2 Nama Paket Pekerjaan : Supervisi Konstruksi Pelaksanaan Embung Kabupaten Tulungagung
3 Lingkup Produk : Meneliti Construction Drawing dan perhitungan, meneliti dan mengevaluasi
semua usulan rencana kerja, menetapkan cara kerja test bahan konstruksi
4 . Lokasi Proyek : Kab. Tulungagung
5 . Nilai Kontrak : Rp 248,000,000
6 . No. Kontrak : PKSAD.22/SPMK/2007
7 . Waktu Pelaksanaan : 29 Maret 2007 - 29 September 2007
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 24 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil/Pengairan 1
b. TA.Pengairan Pengairan 1
c. TA. Struktur Sipil 1
d.. TA. Geodesi Geodesi 1
e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
Balai Besar WS Brantas
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
35
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
21
1 . Pengguna Jasa :
2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Teknis Pengembangan Irigasi Pedesaan
3 Lingkup Produk : Merencanakan desain renovasi bangunan air, membuat perhitungan teknis
kontruksi, mengadakan survey penyelidikan tanah
4 . Lokasi Proyek :
5 . Nilai Kontrak : Rp 212,000,000
6 . No. Kontrak : 602.1/129/PPBJ/426.503/2007
7 . Waktu Pelaksanaan : 22 Maret 2007 - 20 Juni 2007
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 50 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1
c. TA. Struktur Sipil 1
e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1
f. TA. Lingkungan Lingkungan 1
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
Dinas PU Pengairan Pemerintah Kab Probolinggo
Probolinggo
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
36
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
22
1 . Pengguna Jasa :
2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi Kota Batu
3 Lingkup Produk : Pengumpulan data dengan melaksanakan pengawasan pekerjaaan fisik,
monitoring dan Evaluasi secara administratif kejadian yang berlangsung
4 . Lokasi Proyek : Kota Batu
5 . Nilai Kontrak : Rp 247,690,000
6 . No. Kontrak : 602.1/06/Konst/SPK-IRG/422,205/ 2007
7 . Waktu Pelaksanaan : 10 April 2007 - 10 Juli 2007
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 24 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1
c. TA. Struktur Sipil 1
e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1
f. TA. Lingkungan Lingkungan 1
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
Dinas Sumberdaya Air dan Energi Pemkot Batu
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
37
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
23
1 . Pengguna Jasa : Dinas Prasarana Wilayah Pemkab Blitar
2 Nama Paket Pekerjaan : Survey dan Ivestigasi Kondisi Sungai di Kabupaten Blitar
3 Lingkup Produk : Melakukan Pekerjaan Survey dan Investigasi kondisi sungai dikabupaten
Blitar, Studi Hidrologi, Survey Topografi
4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Blitar
5 . Nilai Kontrak : Rp 286,850,000
6 . No. Kontrak : 050/04/SDA/16-JK1.1/409.109/2006
7 . Waktu Pelaksanaan : 19 Juli 2006 - 15 Nopember 2006
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 23 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Pengairan 1
b. TA. Hidrologi Pengairan 1
c. TA.Geodesi Geodesi 1
d. TA. Lingkungan Teknik Lingkungan 1
e. TA.Sos.Ekonomi Pertanian Pertanian 1
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
38
URAIAN PEKERJAAN
PT. GRAND CIPTA CONSULTING
24
1 . Pengguna Jasa : Dinas Pengairan Kabupaten Pasuruan
2 Nama Paket Pekerjaan : SOP Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
( Dam dan Jaringan Irigasi APBD TA. 2006 )
3 Lingkup Produk : Perencanaan Desain Untuk Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sungai
yang Mengalami Kerusakan ringan, sedang sampai berat yang akhirnya
untuk meningkatkan kelancaran aliran air
4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Pasuruan
5 . Nilai Kontrak : Rp 329,500,000.00
6 . No. Kontrak :
7 . Waktu Pelaksanaan : 26 April 2006 - 25 Agustus 2006
8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat
Negara Asal
9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB
Tenaga Ahli Indonesia 24 OB
10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu)
Asing Indonesia
a. ……..OB ……….OB
b. ……..OB ……….OB
c. ……..OB ……….OB
d. ……..OB ……….OB
Tenaga ahli tetap yang terlibat
Posisi Keahlian Jumlah orang
a. Team Leader Sipil 1
b. TA. Sungai Pengairan 1
d. TA. Bangunan Air Pengairan 1
e. TA. Irigasi Pengairan 1
f. TA. Hidrolika Sipil 1
602/SU-031/424.063/2006
SEPULUH TAHUN TERAKHIR
URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
39
D.1. UMUM
Setelah melalui proses pemahaman dan penelaahan terhadap Kerangka Acuan Kerja
(KAK) Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan yang dikeluarkan
maka berikut ini akan disampaikan beberapa hal mengenai tanggapan terhadap Kerangka Acuan
Kerja oleh Konsultan dengan maksud untuk menyamakan persepsi untuk kesempurnaan dan
menjadikan preseden baik atau nilai tambah bagi konsultan.
D.2. TANGGAPAN TERHADAP KAK
D.2.1. TANGGAPAN DAN SARAN SECARA UMUM TERHADAP KAK
Dalam rangka untuk menjamin mutu dan kualitas bangunan maka diperlukan
pengawasan, pemantauan dan pengendalian yang ketat, terukur dan pengujian bahan di
laboratorium serta penggunaan alat yang memadai sehingga diperlukan kerjasama dengan pihak
ketiga atau penyedia jasa konsultansi. Hal tersebut perlu dilakukan guna menjamin kualitas,
mutu bangunan yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) di dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Diperlukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka membantu
pengawasan teknis dan supervisi dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Diharapkan dengan
kerjasama dari semua pihak, maka mutu, kualitas dan fungsi bangunan bisa optimal sesuai
perencanaan.
Hal-hal yang melatarbelakangi dilaksanakannya kegiatan supervisi secara umum yaitu
agar tersusunnya suatu organisasi pengawasan konstruksi dengan beban tugas pengawasan
pelaksanaan pekerjaan dan secara periodik memberikan masukan kepada pemimpin kegiatan,
D.
TANGGAPAN DAN SARAN
TERHADAP KAK
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
40
baik yang bersifat rutin dan teknis maupun usulan-usulan lainnya yang sifatnya menunjang
pelaksanaan fisik.
Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
sehingga dicapai hasil kerja yang sesuai dengan dokumen kontrak baik dari segi kualitas,
kuantitas serta dapat diselesaikan dengan waktu dan biaya yang telah ditentukan, sehingga
sasarannya adalah agar prasarana dan sarana irigasi nantinya dapat berfungsi secara optimal
untuk mengatasi permasalahan penyediaan air bersih di Kabupaten Tabanan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan akan tetap berpedoman pada lingkup
pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference (KAK) pekerjaan tersebut.
Secara umum lingkup kegiatan yang diuraikan dalam KAK telah diuraikan dan sesuai dengan
tahapan kegiatan.
Namun ada beberapa hal yang menurut pihak konsultan yang belum tertuang dalam KAK
yaitu informasi hasil studi terkait dan hal ini akan menjadi kewajiban pihak konsultan untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut termasuk juga dalam hal mengenai data-data penunjang yang
diperlukan. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan dalam pelaksanaannya akan ada beberapa
aspek serta permasalahan yang harus disesuaikan dengan kondisi lokasi dan keinginan dari
masyarakat setempat serta kajian dari aspek lingkungan perlu dijadikan bahan pertimbangan.
Oleh karena setiap pembangunan sekarang ini harus mengedepankan aspek lingkungan terutama
aspek sosial masyarakat agar tidak menimbulkan persepsi negatif di masyarakat. Sehingga
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan ini akan dapat tercapai jika konsultan memahami dengan
seksama terhadap apa yang dimaksud di dalam Kerangka Acuan Kerja (Term of
Reference/TOR).
D.2.2. TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG PEKERJAAN
Keberhasilan pengembangan potensi wilayah dalam kenyataannya akan diikuti oleh
peningkatan kebutuhan penyediaan baku (air bersih, air irigasi, industri dll). Sementara itu
perubahan lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan pengembangan sumber-sumber air
menyebabkan perubahan pada karakter hidrologi yang pada akhirnya akan mengakibatkan
penurunan kapasitas persediaan air di daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu dijaga
suatu kondisi dimana minimal terjadi kesetimbangan air antara kebutuhan dan ketersediaan air.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
41
Untuk menghadapi permasalahan tersebut, Pemerintah dan DPR-RI telah menerbitkan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Pada Pasal 14 UU Nomor 7 tahun 2004
tersebut mengamanatkan Pemerintah berwenang menetapkan Kebijakan Nasional Sumber Daya
Air. Dengan tersusunnya Kebijakan Nasional Sumber Daya Air diharapkan pengembangan dan
pengelolaan sumber daya air tetap mengarah kepada keterpaduan yang harmonis, dan kelestarian
kemanfaatannya. Kebijakan Nasioanl ini berisi garis besar prioritas-prioritas pengembangan
sumber daya air di masing-masing wilayah di Indonesia, dan maka menjadi dasar untuk
penyusunan kebijakan dan program di daerah dalam pengelolaan sumber daya airnya secara
lebih terinci.
Pengembangan dan pengelolaan sumber air di wilayah Propinsi Bali masih kurang
optimal sehingga masih banyak lahan pertanian yang kekurangan air yang berdampak pada
penurunan produksi pertanian, kesulitan air bersih, semakin luasnya lahan kritis. Disatu sisi
masih banyak potensi sumber air (air permukaan, mata air dan air tanah) yang belum
dimanfaatkan secara optimal untuk penyediaan (air irigasi). Upaya pemenuhan kebutuhan telah
memunculkan persoalan dalam kaitannya dengan penyediaan prasarana dan sarana
pengembangan dan pengelolaan sumber air yang memadai. Namun karena ketersediaan air
lambat laun tidak seimbang lagi dengan tingkat kebutuhannya, maka permasalahan ini harus
diupayakan jalan keluarnya. Agar pengelolaan air irigasi bisa menjadi efektif, maka debit harus
diukur dan diatur sedemikian rupa agar sumber air yang ada bisa terjaga kuantitas dan
kontinuitasnya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan utama (headworks) seperti bendung,
embung, waduk/bendungan, jaringan irigasi beserta bangunan-bangunan perlengkapannya.
Terkait dengan penyediaan prasarana pengelolaan sumber air yang memadai maka oleh
Balai Wilayah Sungai Bali-Penida akan melaksanakan kegiatan peningkatan jaringan Irigasi
secara berkelajutan yang tersebar di wilayah Provinsi Bali. Untuk menjamin pelaksanaan
kegiatan konstruksi agar sesuai dengan waktu, mutu dan biaya yang ditetapkan serta dapat
memberikan manfaat yang optimal bagi para petani, maka diperlukan adanya kegiatan
pengawasan terhadap kegiatan konstruksi tersebut.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
42
D.2.3. TANGGAPAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN
Maksud dari pekerjaan ini adalah tersusunnya suatu organisasi pengawasan proyek
dengan beban tugas pengawasan pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi secara
periodik memberikan masukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa, baik yang
bersifat rutin dan teknis maupun usulan-usulan yang sifatnya menunjang pelaksanaan fisik.
Menurut pemahaman, konsultan menanggapi bahwakegiatan supervisi/pengawasan
dilakukan dengan suatu organisasi pengawasan dengan beban tugas pengawasan konstruksi dan
memberikan masukan secara periodik kepada Pemilik Proyek, baik yang bersifat rutin dan teknis
maupun usulan-usulan yang sifatnya menunjang pelaksanaan konstruksi. Sedangkan tujuan dari
pelaksanaan kegiatan pengawasan adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sehingga
dicapai hasil kerja yang sesuai dengan Dokumen Kontrak baik dari segi kualitas, kuantitas serta
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu dan dengan biaya yang telah ditentukan.
Konsultan pengawas akan melaksanakan tugas-tugas pengawasan konstruksi secara
keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis dalam pelaksanaannya, yaitu :
a. Sebelum Pelaksanaan Proyek (Pre-Construction) dengan kegiatan meliputi mobilisasi tim
konsultan, evaluasi organisasi pelaksanaan di lapangan dan koordinasi dengan pihak
Pengguna Jasa.
b. Saat Awal Proyek (At-Project Starting) meliputi koordinasi awal dengan pihak Pengguna
Jasa dan kontraktor, pengecekan bersama terkait dengan item-item pekerjaan dan jadwal
pelaksanaan konstruksi, sistem kerja dll.
c. Pelaksanaan Proyek (Project Construction) dengan kegiatan meliputi (1)
Pengendalian/kontrol pemakaian mutu bahan/material dan pengujian bahan/material yang
digunakan, (2) Pengawasan/pengendalian teknis pelaksanaan pekerjaan, (3) Pengendalian
dan pengecekan volume pekerjaan dan pembayarannya, (4) Melakukan kontrol terhadap
kualitas hasil pekerjaan, (5) Monitoring dan pelaporan pelaksanaan pekerjaan, (6)
Pelaksanaan test akhir pada pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan dokumentasi.
d. Saat Proyek Selesai (Project Completion) dengan kegiatan meliputi masa pemeliharaan,
pemeriksaan bersama, serah terima pekerjaan, pembayaran akhir dan evaluasi dan penilaian
pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
43
Hal ini sesuai dengan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan sehingga dicapai hasil kerja yang sesuai dengan dokumen kontrak baik dari segi
kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dengan waktu dan biaya yang telah ditentukan.
D.2.4. TANGGAPAN TERHADAP SASARAN PEKERJAAN
Sasaran pekerjaan ini meliputi :
 Upaya pengendalian pelaksanaan konstruksi pembangunan jaringan irigasi agar tepat
waktu, mutu, dan biaya yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.
 Agar prasarana dan sarana irigasi nantinya dapat berfungsi secara optimal untuk
mengatasi permassalahan penyediaan air bersih di Kabupaten Badung.
Konsultan menanggapi bahwa untuk menjamin agar pelaksanaan konstruksi tersebut
dapat terlaksana dengan baik maka harus melibatkan organisasi pengawasan untuk
mengendalikan pelaksanaan konstruksinya. Konsultan pengawas akan melaksanakan tugas-tugas
pengawasan konstruksi secara keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis
yang sifatnya menunjang pelaksanaan konstruksi. Pemahaman konsultan terhadap sasaran yang
ingin dicapai dari kegiatan pengawasan adalah (1) Upaya pengendalian pelaksanaan
pembangunan agar tepat waktu, mutu, dan biaya yang sesuai dengan Dokumen Kontrak, (2)
Agar sarana dan prasarana yang terbangun nantinya dapat berfungsi secara optimal dan
memberikan manfaat bagi masyarakat.
D.2.5. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN
Konsultan menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pekerjaan Supervisi dan
Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabananini akan tercapai jika memahami dengan
seksama terhadap apa yang dimaksud di dalam Kerangka Acuan Kerja. Dengan demikian
keseluruhan lingkup pekerjaan yang masuk didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan baik,
dan sasaran dari pekerjaan yang diharapkan bisa tercapai dengan tepat waktu. Konsultan cukup
memahami apa yang disajikan dalam KAK, maupun penjelasan-penjelasan yang disampaikan
dalam rapat penjelasan yang telah dilakukan.
Jenis-jenis kegiatan yang harus dilaksanakan dalam studi ini telah dijabarkan secara rinci
dalam KAK. Setelah mempelajari, maka Konsultan menanggapi bahwa sebenarnya item
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
44
pekerjaan yang tercantum dalam KAK cukup banyak dan cukup luas, sehingga dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya konsultan akan lebih cermat dalam menentukan metode
pelaksanaan agar semua item kegiatan yang harus terlaksana tidak ada yang terlewatkan atau
item pekerjaan yang tumpang tindih. Dengan demikian keluaran yang diharapkan dari
pelaksanaan studi ini dapat tercapai sesuai dengan alokasi waktu, biaya dan mutu pekerjaan.
D.2.6. TANGGAPAN TERHADAP WAKTU
Dalam Kerangka Acuan Kerja telah ditetapkan bahwa jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan ini adalah 7 (tujuh)
bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender memang terlihat cukup pendek apalagi melihat
volume pekerjaan yang meliputi kajian semua aspek baik teknis, lingkungan dan ekonomi. Akan
tetapi dengan pengalaman konsultan dengan dalam penanganan dan dukungan Tenaga Ahli yang
cukup berpengalaman dalam bidangnya, maka konsultan dalam hal ini akan menerapkan strategi
penanganan pekerjaan secara terperogram dan terkoordinasi.
Untuk mengantisipasi padatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh konsultan, maka
dalam penyusunan Bagan Alir dan Jadwal Pelaksanaan, Jadwal Personil dan Jadwal Penggunaan
Alat harus sangat hati-hati dan harus konsekuen dengan Jadwal masing-masing, agar tidak
terdapat kegiatan yang mundur. Apabila ada kegiatan yang mundur maka semua kegiatan yang
telah disusun tidak akan berjalan sesuai dengan kehendak.
Agar pelaksanaankonstruksi dapat terlaksana dengan tepat waktu, tepat biaya dan tepat
mutu sehingga hasil pembangunan yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat yang optimal,
maka harus dilakukan melalui pengendalian/pengawasan secara bersama-sama antara Pengguna
Jasa, Konsultan dan Masyarakat. Konsultan pengawas akan melaksanakan tugas-tugas
pengawasan konstruksi secara keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis
dalam pelaksanaannya, yaitu Sebelum Pelaksanaan Proyek (Pre-Construction), Saat Awal
Proyek (At-Project Starting), Pelaksanaan Proyek (Project Construction)danSaat Proyek Selesai
(Project Completion).
Konsultan akan berusaha memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang disediakan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas seperti yang diharapkan, dengan dukungan dari
berbagai pihak yang terkait dengan pekerjaan ini.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
45
2.2.7 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL / FASILITAS
PENDUKUNG DARI PPK
Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam KAK, baik mengenai jenis
keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta pengalaman personil, menurut Konsultan telah
sesuai dengan lingkup kegiatan yang dituntut dalam studi ini. Dalam hal ini konsultan akan
mengusulkan Tenaga Ahli dengan pendidikan (S1) sesuai bidang keahliannya, bersetifikat
sebagai Tenaga Ahli yang dikeluarkan Asosiasi Keahlian atau Badan/Lembaga yang berwenang
serta memiliki pengalaman sesuai bidang keahlian untuk menangani pekerjaan sejenis.
Pengendalian mutu memegang peranan yang sangat penting karena berkaitan dengan
personil dan cara kerja kontraktor dan konsultan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari
pelaksanaan di lapangan diterapkan sistem kendali mutu yang diterapkan dari awal dengan
penjelasan yang detil mengenai sistem ini pada saat pre-construction meeting. Sistem kendali
mutu ini akan disiapkan oleh konsultan secara sistematis dengan form-form yang telah dibuat
sebelumnya. Form tersebut akan dibahas pada saat awal konstruksi sehingga dapat dievaluasi
dengan baik dan dilakukan perubahan-perubahan seperlunya oleh konsultan apabila ada hal-hal
yang perlu disesuaikan dengan keadaan masing-masing proyek.
Dengan diterapkannya secara khusus sistem ini maka akan semakin mudah untuk
melakukan kontroling dalam bidang mutu dan diharapkan pelaksanaan pekerjaan juga dapat
dilaksanakan dengan lebih cepat dan bermutu.
Melalui Field Team dilakukan standarisasi prosedur, tata cara kerja, pelaporan, dan hal
lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan. Standarisasi kami anggap sangat penting
dalam menyamakan presepsi dalam pelaksanaan di lapangan, menghindari perbedaan-
perbedaan antara konsultan dan kontraktor dalam pemahaman Management proyek secara
umum dan secara khusus. Penerapan ini secara langsung dapat mendukung tertib administrasi
dari sejak awal hingga akhir proyek sehingga pada saat PHO segala hal yang menyangkut
administrasi dapat dipenuhi dengan baik dan benar. Standarisasi ini saling mendukung antara
sistem kendali mutu yang diterapkan sehingga dapat menciptakan iklim pelaksanaan yang
kondusif dan persoalan-persoalan rutin yang sering dijumpai dapat diselesaikan dengan cepat.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
46
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, pihak proyek telah menyediakan
fasilitas meliputi:
 Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan dukungan dengan
instansi terkait.
 Peminjaman referensi yang ada pada proyek.
 Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan Kewajiban
Consultan.
 Menyediakan tenaga ahli sesuai dengan keperluan studi/pekerjaan
 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan KAK, serta peraturan lain yang akan disepakati
bersama
 Menyediakan fasilitas transportasi sesuai keperluan
 Menyediakan biaya mobilisasi dan demobilisasi tenaga dari dan ke lokasi pekerjaan.
Konsultan menanggapi bahwa kebutuhan akan fasilitas dan peralatan yang disediakan
oleh pihak pemrakarsa pekerjaan sangat erat hubungannya dengan kelancaran pekerjaan,
sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada
saat pelaksanaan nantinya.
2.2.8 SARAN TAMBAHAN DARI KONSULTAN
Setelah mempelajari dokumen pelelangan dan mengikuti rapat penjelasan untuk
pekerjaan ini, maka konsultan berkesimpulan bahwa seluruh isi materi yang terkandung di dalam
kerangka acuan kerja secara jelas telah mencakup semua aspek kegiatan untuk mencapai sasaran
proyek dan sepenuhnya dapat dipahami. Dalam hal ini konsultan dengan jelas memahami
sepenuhnya segala ketentuan, persyaratan dan tugas yang dimaksud, sehingga Konsultan
berkesimpulan dapat melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan yang dimaksud
dalam kerangka acuan kerja.
Namun demikian, unutuk lebih memperjelas pandangan Konsultan terhadap kerangka
acuan kerja tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai tanggapan untuk
memperkaya dan menyempurnakan tata cara pengawasan teknis jalan yaitu :
1. Pada Standar Teknis, menurut konsultan perlu dipertegas lagi mengenai standarisasi teknis
yang dipergunakan sebagai pedoman tata cara prosedur kegiatan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
47
2. Seluruh tim pengawas lapangan harus mengikuti rapat koordinasi sejak awal hingga akhir
masa pengawasan dengan jadwal yang teratur. Dengan demikian tercipta homogenitas
pengetahuan dan kemampuan tenaga pengawas di seluruh tim, sehingga masing-masing field
team dapat bekerja secara harmonis.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
48
E. 1 UMUM
E.1. 1 Abstraksi
Perkembangan pembangunan di Kabupaten Tabanan, telah memberikan konsekuensi
tersendiri bagi perkembangan sektor-sektor lain di daerah tersebut, dan juga penyediaan
sarana dan prasaran penunjangnya.
Keberhasilan pengembangan potensi wilayah dalam kenyataannya akan diikuti oleh
peningkatan kebutuhan penyediaan baku (air bersih, air irigasi, industri dll). Sementara itu
perubahan lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan pengembangan sumber-sumber air
menyebabkan perubahan pada karakter hidrologi yang pada akhirnya akan mengakibatkan
penurunan kapasitas persediaan air di daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu dijaga
suatu kondisi dimana minimal terjadi kesetimbangan air antara kebutuhan dan ketersediaan
air. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, Pemerintah dan DPR-RI telah menerbitkan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Pada Pasal 14 UU Nomor
7 tahun 2004 tersebut mengamanatkan Pemerintah berwenang menetapkan Kebijakan
Nasional Sumber Daya Air. Dengan tersusunnya Kebijakan Nasional Sumber Daya Air
diharapkan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air tetap mengarah kepada
keterpaduan yang harmonis, dan kelestarian kemanfaatannya. Kebijakan Nasioanl ini berisi
garis besar prioritas-prioritas pengembangan sumber daya air di masing-masing wilayah di
Indonesia, dan maka menjadi dasar untuk penyusunan kebijakan dan program di daerah
dalam pengelolaan sumber daya airnya secara lebih terinci.
Pengembangan dan pengelolaan sumber air di wilayah Propinsi Bali masih kurang
optimal sehingga masih banyak lahan pertanian yang kekurangan air yang berdampak pada
penurunan produksi pertanian, kesulitan air bersih, semakin luasnya lahan kritis. Disatu sisi
E.
PENDEKATAN METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
49
masih banyak potensi sumber air (air permukaan, mata air dan air tanah) yang belum
dimanfaatkan secara optimal untuk penyediaan (air irigasi). Upaya pemenuhan kebutuhan
telah memunculkan persoalan dalam kaitannya dengan penyediaan prasarana dan sarana
pengembangan dan pengelolaan sumber air yang memadai. Namun karena ketersediaan air
lambat laun tidak seimbang lagi dengan tingkat kebutuhannya, maka permasalahan ini harus
diupayakan jalan keluarnya. Agar pengelolaan air irigasi bisa menjadi efektif, maka debit
harus diukur dan diatur sedemikian rupa agar sumber air yang ada bisa terjaga kuantitas dan
kontinuitasnya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan perlengkapannya. Upaya peningkatan
jaringan irigasi dan pemeliharaannya terus dilakukan untuk tetap menjamin kuantitas dan
kontinuitas penyediaan air irigasi.
Terkait dengan penyediaan prasarana irigasi yang memadai maka oleh Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida akan melaksanakan kegiatan Perbaikan dan Peningkatan Jaringan Irigasi
secara berkelajutan yang tersebar di wilayah Provinsi Bali. Untuk menjamin pelaksanaan
kegiatan konstruksi agar sesuai dengan waktu, mutu dan biaya yang ditetapkan serta dapat
memberikan manfaat yang optimal bagi para petani, maka diperlukan adanya kegiatan
pengawasan terhadap kegiatan konstruksi tersebut.
E.1. 2 Nama Pekerjaan
Nama pekerjaan ini adalah Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten
Tabanan
E.1. 3 Lokasi Pekerjaan
Lokasi dari kegiatan Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan ini
berada di Kabupaten Tabanan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
50
E.1. 4 Apresiasi Dan Inovasi
1) APRESIASI KUALITAS POTENSI SUMBER DAYA AIR (SDA) PROVINSI
BALI
Dari sisi kualitas, potensi SDA di Bali mempunyai beban untuk mendukung
penyediaan air pada kualitas yang setara dengan persyaratan masing-masing sektor, dimana
secara umum kelompok domestik mempunyai kriteria kualitas yang paling peka (kualifikasi
A dan B) selanjutnya sektor pertanian (kualifikasi C) dan industri (kualifikasi C dan D,
kecuali industri makanan dan minuman).
Kondisi kualitas sumber-sumber air yang ada di Bali memang telah banyak mendapat
penyelidikan laboratorium melalui berbagai studi yang dilaksanakan baik oleh Dinas
Pekerjaan Umum maupun instansi lainnya. Beberapa yang dapat dikutip sebagai gambaran
umum atas kualitas air baku tersebut ditampilkan pada Tabel berikut.
Tabel E.1 Kualitas Air pada Sub-Sub SWS di Provinsi Bali
No Sub SWS Sumber Air Parameter di
Atas Ambang
Keterangan
1 03.01.01 - Tukad Badung - COD pencemaran ini diduga akibat
- BOD buangan limbah rumahtangga
- PO4 industri garmen, pasar,
- Coliform industri rumah makan,
bengkel / pencucian mobil
- Mata air Mumbul - - kualitas A
- Mata air Pacung (Sgh) - - kualitas A
- Air Sumur di Sanur, Kuta, - - kualitas A
Suwung, Nusa Dua, Jimbaran - - kualitas A
Sesetan,Renon, Panjer, - - kualitas A
Lukluk, Mambal - - kualitas A
2 03.01.02 - Mata air Pacung, Gunung - - kualitas A
Sari, Beten Aee, Tegaljaya
Pura Taman
3 03.01.03 - Mata Air Pempatan 1, 2, - - kualitas A
Besi Pujungan
4 03.01.04 - Mata Air Tibutanggang - - kualitas A
Manggis Sari
6 03.01.06 - Mata Air Yeh mekecir, - - kualitas A
Munduk Kemoning
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
51
No Sub SWS Sumber Air Parameter di
Atas Ambang
Keterangan
7 03.01.07 - Mata Air Manistutu I, II, III - - kualitas A
11 03.01.11 - Tukad Buleleng - COD pencemaran ini diduga akibat
- BOD buangan limbah rumahtangga
- PO4 industri garmen, pasar,
- Coliform industri rumah makan,
bengkel / pencucian mobil
15 03.01.15 - Mata Air Ababi - - kualitas A
- Mata Air Yang Soka - - kualitas A
16 03.01.16 - Mata Air Petung - - kualitas A
17 03.01.17 - Mata Air Pura Tirta, Dedari - - kualitas A
Manuk, Anakan Paras - - kualitas A
18 03.01.18 - Mata Air Menggening - - kualitas A
20 03.01.20 - Mata Air Guyangan - - kualitas A
Sumber : Proyek Pengembangan dan Konservasi Sumberdaya Air Provinsi Bali, 2004
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa kualitas air dari sumber-sumber air yang ada
di Provinsi Bali pada umumnya masih termasuk kategori baik. Hampir keseluruhan sumber-
sumber mata air yang ada menunjukkan kualifikasi A sehingga dapat dikonsumsi untuk
kebutuhan rumah tangga (domestik). Setelah menjadi aliran permukaan, sebagian besar air
sungai mulai mengalami pencemaran, terutama yang disebabkan oleh faktor-faktor erosi
kawasan, pestisida pertanian, maupun drainase rumahtangga. Pada jenis kualitas air seperti
ini, dalam batas-batas tertentu masih dapat dimanfaatkan kembali oleh sektor pertanian tanpa
memerlukan teknologi perlakuan khusus. Namun beberapa air permukaan yang terdapat di
bagian hilir kota, terutama kota Denpasar dan Singaraja, telah menunjukkan kondisi yang
buruk sebagai akibat fungsi sungai sebagai saluran drainase utama yang menggelontor
berbagai limbah industri yang mengandung bahan-bahan logam berat (BOD, COD).
2) APRESIASI LOKASI PEKERJAAN
1. Wilayah Administrasi
Kabupaten Tabanan terletak di bagian selatan pulau Bali yang secara geografis
berada pada posisi 8⁰ 14’ 30”- 8⁰ 30’ 07” Lintang Selatan, 114⁰ 54’ 52” - 115⁰ 12’
57” Bujur Timur. Wilayah ini cukup strategis karena berdekatan dengan ibukota
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
52
Propinsi Bali yang berjarak 25 Km dengan waktu tempuh ± 45 menit dan dilalui oleh
jalur arteri yaitu jalur antar propinsi.
Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan secara lengkap adalah :
 Utara : Kabupaten Buleleng
 Timur : Kabupaten Badung
 Barat : Kabupaten Jembrana
 Selatan : Samudera Indonesia
Luas Kabupaten Tabanan sebesar 839.33 Km2
atau 14,90 persen dari luas Propinsi
Bali. Berdasarkan besarnya wilayah, maka Kabupaten Tabanan termasuk Kabupaten
terbesar kedua di Propinsi Bali setelah Kabupaten Buleleng.
Tabel E.2 Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Per Kecamatan
No Kecamatan Luas Wilayah (Km2)
1 Selemadeg 52,05
2 Kerambitan 42,39
3 Tabanan 51,4
4 Kediri 53,6
5 Marga 44,79
6 Baturiti 99,17
7 Penebel 141,98
8 Pupuan 179,02
9 Selemd. Barat 120,15
10 Selemd. Timur 54,78
Sumber: Kabupaten Tabanan dalam Angka, 2010
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
53
Gambar E.1 Peta Kabupaten Tabanan
2. Kondisi Fisik Daerah
a. Topografi dan Morfologi
Kabupaten Tabanan terletak pada ketinggian 0 - 2.276 m di atas permukaan
laut (dpl), di mana lahan tertinggi di puncak Gunung Batukaru. Topografi wilayah
Kabupaten Tabanan memiliki tiga karakteristik yang berbeda. Bagian selatan
berbatasan dengan Samudera Indonesia merupakan dataran rendah dengan topografi
yang relatif datar, di bagian tengah bergelombang, dan di bagian utara merupakan
daerah perbukitan dan pegunungan di mana terdapat beberapa gunung yaitu Gunung
Batukaru (2.276 m), Gunung Sangiyang (2.097 m), Gunung Pohen (2.055 m) dan
Gunung Adeng (1.811 m).
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
54
Tabel E.3 Luas Wilayah dan Ketinggian Tiap Kecamatan di Kabupaten Tabanan
Tahun 2007
No. Kecamatan Luas
Wilayah
(km2)
Persentase Luas
Wilayah (%)
Persentase
dibanding Luas
Bali (%)
Keringgian dari
Permukaan Laut
(dpl)
1. Selemadeg 52,05 6,20 0,92 0-1879
2. Kerambitan 42,39 5,05 0,75 0-196
3. Tabanan 51,40 6,12 0,91 0-275
4. Kediri 53,60 6,39 0,95 0-123
5. Marga 44,79 5,34 0,80 174-446
6. Baturiti 99,17 11,82 1,76 465-2082
7. Penebel 141,98 16,92 2,52 159-2276
8. Pupuan 179,02 21,33 3,18 597-1807
9. Selemadeg
Barat
120,15 14,31 2,13 1-716
10. Selemadeg
Timur
54,78 6,53 0,97 0-526
Kabupaten
Tabanan
839,33 100,00 14,90 0-2276
Sumber: Tabanan dalam Angka, 2008
Gambar E.2 Peta Topografi Kabupaten Tabanan
Ditinjau dari kemiringan lahan, sebagian besar lahan Kabupaten Tabanan
berada pada kemiringan lereng 15 - 40% yaitu luasnya 365,67 km2
(43,57%), tersebar
luas terutama di wilayah bagian barat. Lahan dengan kemiringan lereng 2 - 15%
$
$
$
$
KEC.TABANAN
KEC.MARGA
KEC.SELEMADEG
KEC . P U PU A N
K
EC. KED
IR
I
KEC.KERAMBITAN
KEC . P EN E BE L
KEC . B ATU R ITI
KEC . S ELE M AD E G B AR A T
KEC.SELEM
ADEG
TIMUR
D. Ber atan
G. Adeng
(1811 m)
G. Batukaru
(2276 m)
G. Sangiyang
(2097 m)
G. Pohen
(2055 m)
N
EW
S
5 0 5
Kilometer
> 1000 m
Luas : 76,17 km sq (9,08%)
0 - 25 m
Luas : 16,39 km sq (1,95%)
100 - 500 m
Luas : 373,58 km sq (44,81%)
25 - 100 m
Luas : 107,90 km sq (12,86%)
500 - 1000 m
Luas : 265,29 km sq (31,61%)
8°30'
8°30'
8°20'
8°20'
115°00 '
115°00 '
115°10 '
115°10 '
115°20 '
115°20 '
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
55
dengan luas 249,61 km2
(29,74%) tersebar luas terutama di wilayah bagian timur.
Lahan dengan kemiringan di atas 40% seluas 136,53 km2
(16,27%) terdapat di daerah
pegunungan bagian utara dan sebagian di sisi barat perbatasan dengan Kabupaten
Jembrana. Sedangkan lahan dengan kemiringan 0 - 2% seluas 10,43 km2
(10,43%)
mendominasi daerah pantai.
Sebagai salah satu syarat untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan, maka
lahan dengan kemiringan di bawah 40% pada umumnya dapat diusahakan asalkan
persyaratan lain untuk penentuan kesesuaian lahan terpenuhi. Sedangkan lahan
dengan kemiringan di atas 40% perlu mendapatkan perhatian bila akan difungsikan
sebagai usaha budidaya.
b. Geologi dan Jenis Tanah
Wilayah permukaan Kabupaten Tabanan tersusun oleh formasi geologi
yangberagam. Batuan tua yang ditemukan adalah batuan hasil muntahan Gunung Api
Membrana seperti Gunung Klatakan, Gunung Merbuk dan Gunung Patas yang terdiri
dari lava, breksi dan tufa. Batuan ini menyelimuti daerah sekitar Kaliukir, Munduk
Tiinggading hingga Suraberata. Juga ditemui di dekat Desa Kerambitan. Batuan ini
terbentuk pada era kuarter bawah sekitar 6 juta tahun lalu. Batuan yang lebih muda
adalah tufa dan endapan lahar Buyan-Bratan dan Batur yang terbentuk pada era
kuarter. Batuan ini menutupi sekitar setengah Kabupaten Tabanan, terutama daerah
bagian selatan. Sementara pada daerah pegunungan terdapat dua formasi batuan yaitu
batuan hasil ekstrusi Gunung Batukaru dan batuan gunung api dari kerucut-kerucut
sebresen Gunung Pohen, Gunung Sangiyang dan Gunung Lesong.
Jenis-jenis batuan menurut luasnya di wilayah Kabupaten Tabanan adalah
sebagai berikut :
a. Batuan Gunung Berapi Batukaru, luasnya 120,79 km2
/ (14,39%).
b. Tufa endapan lahar Buyan, Beratan dan Batur, luasnya 453,57 km2
/ (54,04%).
c. Batuan Gunung Pohen dan Gunung Sangiyang, luasnya 136,50 km2
/ (16,26%).
d. Batuan Gunung Api Jembrana, Breksi, Tufa dari Gunung Klatakan dan Batuan
tergabung, luasnya 118,42 km2
/ (14,11%).
e. Endapan Alluvial pada Danau Beratan, luasnya 0,38 km2
/ (0,05%). Formasi
Palasari, luasnya 9,67 km2
/ (1,15%).
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
56
Gambar E.3 Peta Geologi Kabupaten Tabanan
(Sumber: Purbo-Hadiwidjojo, 1971)
Gambar E.4. Peta Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten Tabanan
(Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2004)
Jenis tanah secara umum yang terdapat di Kabupaten Tabanan berdasarkan
Uraian Tanah Tinjau (Bappeda Provinsi Bali, 2007) terdiri dari tanah alluvial, regosol,
$
$
$
$
KEC.TABANAN
KEC.MARGA
KEC.SELEMADEG
KEC . P U PU A N
K
EC. KED
IR
I
KEC.KERAMBITAN
KEC . P EN E BE L
KEC . B ATU R ITI
KEC . S ELE M AD E G B AR A T
KEC.SELEM
ADEGTIMUR
D. Ber atan
G. Adeng
(1811 m)
G. Batukaru
(2276 m)
G. Sangiyang
(2097 m)
G. Pohen
(2055 m)
N
EW
S
5 0 5
Kilometer
8°30'
8°30'
8°20'
8°20'
115°00 '
115°00 '
115°10 '
115°10 '
115°20 '
115°20 '
Batuan gunungapi G. Batukaru
Luas : 120,79 km sq (14,39%)
Batuan g.a Jembrana, Breksi,
Tufa dari G. Klatakan &
Batuan Tergabung
Luas : 118,42 km sq (14,11%)
Formasi Palasari
Luas : 9,67 km sq (1,15%)
Tufa Endapan Lahar Buyan,
Beratan & Batur
Luas : 453,57 km sq (54,04%)
Batuan G. Pohen,
G. Sangiyang, & G. Lesung
Luas : 136,50 km sq (16,26%)
$
$
$
$
KEC.TABANAN
KEC.MARGA
KEC.SELEMADEG
KEC . P U PU A N
K
EC. KED
IR
I
KEC.KERAMBITAN
KEC . P EN E BE L
KEC . B AT U R IT I
KEC . S ELE M AD E G B AR A T
KEC.SELEM
ADEG
TIMUR
D. Ber atan
G. Adeng
(1811 m)
G. Batukaru
(2276 m)
G. Sangiyang
(2097 m)
G. Pohen
(2055 m)
N
EW
S
5 0 5
Kilometer
8°30'
8°30'
8°20'
8°20'
115°00 '
115°00 '
115°10 '
115°10 '
115°20 '
115°20 '
Andosol
Latosol
Regosol
Alluvial
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
57
andosol dan latosol. Tanah alluvial berasal dari bahan induk endapan laut dan
endapan sungai dengan fisiografi daratan pantai dan bentuk wilayah datar terdapat di
daerah pantai Kecamatan Selemadeg Barat dan Selemadeg. Tanah jenis regosol
berasal dari bahan induk abu vulkan dengan fisiografi vulkan, lembah dan kerucut
vulkan dan bentuk wilayah melandai sampai bergunung, terdapat di Kecamatan
Selemadeg, Pupuan, Penebel dan Baturiti. Tanah jenis andosol berasal dari bahan
induk abu dan tufa vulkan dengan fisiografi lungur vulkan kerucut dan lungur dan
bentuk wilayah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Pupuan, Penebel
dan Baturiti. Sedangkan jenis tanah latosol yang merupakan sebagian besar dari jenis
tanah di Kabupaten Tabanan tersebar di seluruh kecamatan.
c. Hidrogeologi
Kabupaten Tabanan mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam
sehingga secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah
lainnya di Bali. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai, danau, mata air dan
air tanah. Secara umum jenis sumber mata air dapat dikatagorikan sebagai air
permukaan dan air tanah.
Air permukaan dapat berasal dari : (1) air hujan yang mengalir di permukaan
bumi dan berkumpul pada suatu tempat yang relatif rendah, seperti sungai, danau, laut
dan sebagainya; (2) air tanah yang mengalir keluar permukaan bumi, misalnya air dari
mata air yang mengalir ke permukaan bumi; dan (3) air buangan bekas aktivitas
manusia. Sedangkan air tanah adalah air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung membentuk lapisan air tanah yang disebut “aquifer”. Jenis-jenis air tanah
adalah (1) air tanah dangkal, yaitu bila air hujan/air permukaan hanya meresap sampai
muka air tanah yang berada di atas lapisan rapat air, umumnya mempunyai kedalaman
kurang dari 50 m; (2) air tanah dalam, yaitu air tanah yang terletak di antara dua
lapisan kedap air, letaknya biasanya cukup jauh dari permukaan tanah; dan (3) mata
air, yaitu air di dalam tanah mengalir pada lapisan tanah berpasir atau berkerikil, atau
mengalir melalui celah pada lapisan kedap air. Tempat keluarnya air di permukaan
tanah ini disebut mata air.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
58
1) Sungai
Di wilayah Kabupaten Tabanan terdapat beberapa sungai yang memiliki aliran
sepanjang tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai yang
cukup luas dan membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS), yaitu:
 Daerah aliran sungai Tukad Yeh Empas luasnya 100,82 km2
. Daerah aliran sungai
ini sepenuhnya berada di Kabupaten Tabanan dan bermuara di perbatasan Desa
Sudimara dan Pangkung Tibah.
 Daerah Aliran Tukad Yeh Ho luasnya 135,76 km2
. Semua daerah aliran sungai ini
terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di perbatasan Kecamatan
Selemadeg Timur dan Kerambitan.
 Daerah aliran sungai Tukad Balian luasnya 152,9 km2
. Semua daerah aliran
sungai terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di Suraberata,
Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat.
Sungai-sungai besar lainnya yang bermuara di wilayah Kabupaten Tabanan
yaitu Tukad Yeh Sungi (panjang 40,5 km) bermuara di Desa Beraban (Kecamatan
Kediri), Tukad Yeh Abe (panjang 9,3 km) bermuara di perbatasan Kabupaten
Tabanan dan Tabanan.Tukad Yeh Matan (panjang 13,5 km) bermuara di perbatasan
Desa Berembeng dan Tegalmengkeb, dan Tukad Yeh Otan (panjang 24,0 km)
bermuara di Desa Antap.
Dari sekian sungai yang ada di Kabupaten Tabanan baru tiga sungai yang telah
diinventarisasi memiliki potensi untuk dikembangkan melalui program penyadapan
sungai yaitu Tukad Balian, Tukad Yeh Empas dan Tukad Sungi. Tukad Balian
mempunyai debit aliran andal sebesar 380 lt/detik, Tukad Yeh Empas 200 lt/detik dan
Tukad Sungi 430 lt/detik sehingga total hasil penyadapan air sungai dari tiga sungai
tersebut adalah 1.010 lt/detik atau 31,85 juta m3
/tahun (Rencana Induk Penyediaan
Air Bersih Bali, 2000).
Berdasarkan data curah hujan bulanan yang tercatat melalui alat pengukur
curah hujan yaitu penakar hujan dan pencatat hujan di seluruh stasiun yang ada di
Kabupaten Tabanan (Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah III) dilakukan
simulasi dan diperoleh curah hujan dalam bentuk Isohyet bulanan selama tahun 2004.
Berdasarkan catchment area (CA) masing-masing sub SWS, maka dapat dihitung
potensi air permukaan di Kabupaten Tabanan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.4.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
59
Total ketersediaan air permukaan yang masuk ke dalam sistem sungai di
Kabupaten Tabanan mencapai 2.400.501 juta m3
/tahun.
Gambar E.5 Kondisi Sungai di Kabupaten Tabanan
Tabel E.4 Ketersediaan Air Permukaan Per sub Satuan Wilayah Sungai
Kabupaten Tabanan Tahun 2005
Bulan
Ketersediaan Air Permukaan (juta m3
)
SWS
03.01.01
SWS
03.01.02
SWS
03.01.03
SWS
03.01.04
Jumlah
(5,26km2
) (510,83km2
) (272,80km2
) (50,44km2
) (839,33 km2
)
Januari 740 298.272 273 6.981 306.266
Pebruari 818 268.478 119.159 9.079 397.535
Maret 738 213.421 92.316 8.474 314.949
April 574 159.186 95.153 9.241 264.153
Mei 561 51.619 74.856 3.390 130.425
Juni 537 57.152 38.192 5.811 101.691
Juli 512 25.258 33.172 2.542 61.484
Agustus 441 15.732 14.186 525 30.883
September 464 21.540 16.804 9.200 48.008
Oktober 505 88.016 16.150 8.474 113.145
Nopember 749 220.117 62.198 11.057 294.121
Desember 949 242.088 87.296 7.057 337.839
Jumlah 7.588 1.660.878 649.755 82.280 2.400.501
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
60
2) Danau
Kabupaten Tabanan memiliki sebuah danau dari empat buah danau yang ada
di Provinsi Bali, yaitu Danau Beratan. Danau Beratan terletak di kawasan Bedugul
pada ketinggian sekitar 200 m dpl, memiliki luas permukaan air 3,85 km2
dan luas
daerah tangkapan air 13,4 km2
. Danau ini memiliki kedalaman rata-rata 12,8 m dan
kedalaman maksimum 20 m, dengan volume airnya 49,22 juta m3
.
Gambar E.6 Kondisi Danau Beratan di kawasan Bedugul di Kabupaten Tabanan
3) Waduk
Kabupaten Tabanan memiliki sebuah waduk yang baru saja dibangun pada
tahun 2008 yaitu Waduk Telaga Tunjung. Waduk Telaga Tunjung terletak di
Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan dengan luas daerah tangkapan waduk
81,50 km2
, volume tampungan efektif 1.159.640 m3
, dan luas genangan waduk 16,50
km2
. Waduk ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di Kecamatan
Kerambitan dan sekitarnya serta sebagai sumber air bersih.
4) Mata Air dan Sumur Gali
Berdasarkan data dari laporan Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Bali
(2000), sumber mata air yang terdapat di Kabupaten Tabanan adalah 118 buah dan
yang telah dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 82 titik mata air, dengan
debit 3,26 m3
/dt atau 102,81 juta m3
/tahun. Sedangkan jumlah sumur gali sebanyak 22
buah dengan debit 14,3 lt/detik atau 450.965 m3
/tahun.
5) Potensi Air Tanah
Potensi air tanah sangat tergantung dari formasi batuan dan struktur geologi
yang ada di bawah permukaan tanah. Formasi batuan dan struktur geologi akan
mempengaruhi aquifer yang ada di bawah permukaan tanah. Sebagian besar wilayah
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
61
Kabupaten Tabanan struktur hidrologinya tergolong memiliki aquifer tidak produktif,
yaitu debit kurang dari 2 lt/detik sehingga tidak memungkinkan dikembangkan
sebagai sumber air bersih. Daerah yang hidrologinya sebagai aquifer produktif tinggi
dengan debit lebih dari 10 lt/detik, penyebarannya di Kecamatan Selemadeg Timur,
Kerambitan, Tabanan dan Kediri. Di wilayah pesisir potensi air tanah secara kualitas
tidak sesuai untuk kebutuhan air bersih.
E.1. 5 Maksud , Tujuan dan Sasaran
a. Maksud Pekerjaan :
Maksud dari pekerjaan ini adalah tersusunnya suatu organisasi pengawasan proyek
dengan beban tugas pengawasan pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi
secara periodik memberikan masukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan
Rawa, baik yang bersifat rutin dan teknis maupun usulan-usulan yang sifatnya
menunjang pelaksanaan fisik.
b. Tujuan Pekerjaan :
Tujuan pelaksanaan pekerjaan adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan
sehingga dicapai hasil kerja yang sesuai dengan Dokumen Kontrak baik dari segi
kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dalam waktu dan dengan biaya yang telah
ditentukan.
c. Sasaran :
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan supervisi ini adalah :
 Upaya pengendalian pelaksanaan konstruksi pembangunan jaringan irigasi agar
tepat waktu, mutu, dan biaya yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.
 Agar prasarana dan sarana irigasi nantinya dapat berfungsi secara optimal untuk
mengatasi permasalahan penyediaan air bersih di Kabupaten Badung.
E.1. 6 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Untuk pelaksanaan pekerjaan Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten
Tabanan disediakan waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari
termasuk mobilisasi terhitung setelah ditetapkan Surat Perintah Mulai Kerja oleh Kepala
Satuan Kerja.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
62
E.1. 7 Nama Dan Organisasi Pengguna Jasa
Pemrakarsa dari pekerjaan ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida.
E.1. 8 Keluaran
Tersedianya dokumen Laporan Hasil Pengawasan Pelaksanaan pekerjaan fisik
Perbaikan dan Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan, mulai dari Laporan
Pendahuluan sampai Laporan Akhir lengkap dengan laporan kemajuan pekerjaan/bulanan,
laporan pengawasan mutu dan laporan pengawasan konstruksi.
E. 2 PENDEKATAN UMUM PEKERJAAN
E.2. 1 Pendekatan Perundangan
Referensi hukum yang mendasari penyusunan perencanaan detail ini adalah :
a. Undang-Undang No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber daya Air
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor : 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2008 tentang Dewan
sumber Daya Air.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 2/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan
Kewenangan Pemerintah Dan Dilaksanakan Sendiri
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 2/PRT/M/2010 tantang Rencana
Strategis Nasional Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014
g. keputusan Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 390/KPTS/M/2007 tentang
Penetapan Status Daerah Irigasi Yang Pengelolaannya Menjadi Wewenang dan
Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
h. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 1/PRT/M/2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
63
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Sumber Daya Air
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/PRT/M/2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Wilayah Sungai
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13/PRT/M/2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Wilayah Sungai
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 26/PRT/M/2006 tentang Perubahan
atas Permen Nomor : 12/PRT/M/2006 dan Nomor : 13/PRT/M 2006
m. Peraturan Menteri Keungan Nomor : 94/PMK.02/2013 tentang Petunjuk
Penyusuanan dan Penelahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /
Lembaga
n. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/IN/M/2013 tentang Penyusuanan
dan Penelitian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga
(RKA-KL) di Kementerian Pekerjaan Umum
E.2. 2 Pendekatan Operasional
Konsultan diharapkan mampu memberikan jasa-jasa teknis secara efesien dan efektif
dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini, dan beberapa langkah yang dilakukan
meliputi :
 Organisasi dan Staffing yaitu konsultan wajib mengajukan tim yang merupakan
tenaga ahli yang berkualitas sesuai spesialisasi yang diperlukan.
 Modulus Kerja yaitu semua pekerjaan pengawasan akan ditangani oleh konsultan
dan secara proaktif melakukan konsultasi dan koordinasi dengan direksi pekerjaan
dan instansi terkait untuk memberikan hasil yang maksimal.
 Sistem Komunikasi yaitu Team Leader bertanggung jawab terhadap aktivitas
pengawasan dan hasil pekerjaan secara keseluruhan serta dalam melaksanakan
tugas tetap mengacu pada standar kerja jasa konsultasi.
E.2. 3 Pendekatan Teknis
Dalam pendekatan teknis ini beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
konsultan supervisi yaitu :
1. Standar yang Digunakan
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
64
Dalam pengawasan pekerjaan dan pengujian material yang digunakan untuk semua jenis
pekerjaan mengacu pada standar antara lain Standar ASTM, Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (PBBI 1971).
2. Sistem Manajemen Proyek
Konsultan harus melaksanakan suatu sistem manajemen proyek yang diperlukan dalam
rangka pelaksanaan proyek yang meliputi pengendalian jadwal, kualitas dan biaya
pelaksanaan konstruksi.
3. Engineering Desain Selama Masa Konstruksi
Dalam pelaksanaan kegiatannya konsultan konsultan melakukan perubahan atau
pembuatan desain apabila terjadi perubahan desain sesuai dengan kondisi lapangan
setelah melalui suatu kajian teknis, memberikan persetujuan terhadap gambar konstruksi
(Shop Drawing) yang diajukan kontraktor.
4. Inspeksi dan Pengujian Selama Pabrikasi dan Instalasi
Konsultan melakukan monitoring pelaksanaan pabrikasi, pengujian dan pengiriman
barang untuk menjamin tepat waktu melalui inspeksi secara periodic, melakukan kajian
dan persetujuan atas prosudur pengujian yang dibuat kontraktor.
5. Supervisi Konstruksi
Konsultan dalam melaksanakan pengawasan konstruksi dilakukan melalui kegiatan
sebagai berikut :
 Pengawasan pengujian material yang akan digunakan di lokasi pekerjaan
 Pengawasan terhadap mutu pekerjaan
 Melakukan kontrol terhadap kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
 Melakukan kontrol terhadap kualitas pekerjaan
 Pengawasan keamanan dan keselamatan kerja
 Melakukan pengecekan dan memberikan persetujuan terhadap Gambar Kerja (Shop
Drawing), Sertifikat dan As-Built Drawing.
 Inspeksi dan pekerjaan commissioning.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
65
E. 3 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
E.3.1 Umum
Dengan didasari atas konsistensi pemahaman dan penyampaian tanggapan Kerangka
Acuan Kerja, selanjutnya konsultan membuat usulan inovasi terhadap penyempurnaan dari
KAK serta menyusun pendekatan dan metode pelaksanaan yang sesuai. Untuk mendapatkan
hasil pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan untuk kelancaran serta terkoordinasinya
pelaksanaan pekerjaan, maka kegiatan yang paling pokok adalah dengan pendekatan
operasional, pendekatan teknis dan penyusunan metodologi pelaksanaan pekerjaan. Uraian
teknis pelaksanaan pekerjaan ini menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Pendekatan teknis merupakan merupakan pendekatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka harus
disusun Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Dimana bagan ini berisikan tahapan-tahapan
pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan
harus perpatokan pada Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan tersebut.
Untuk pelaksanaan Pekerjaan akan melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu
yang berkaitan dengan proyek dan sesuai dengan ketetapan personil pada Kerangka Acuan
Kerja. Untuk memperlancar tugas, pelaksanaan pekerjaan akan didukung oleh fasilitas
penunjang berupa peralatan yang memadai dan sistem kerja yang seefisien mungkin.
E.3.2 Lingkup Pekerjaan Secara Umum
Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh Konsultan secara umum diuraikan sebagai
berikut:
A. Pemeriksaan dan pengawasan terhadap aspek lokasi dan kedudukan bangunan/
saluran sesuai dengan rencana.
 Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kebenaran kontraktor dalam
menempatkan lokasi bangunan dan saluran.
 Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kebenaran kontraktor dalam
menempatkan kedudukan / skop pekerjaan sesuai rencana.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
66
 Menginventarisasi persoalan-persoalan lokasi dan kedudukan bangunan/ saluran
yang terjadi, serta mencarikan solusi pemecahan.
B. Pemeriksaan dan pengawasan disain dan volume
 Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap ketepatan dimensi-dimensi
disain pembangunan yang dilakukan kontraktor.
 Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap ketepatan volume
pembangunan yang dilakukan kontraktor.
 Menginventarisasi persoalan-persoalan disain dan volume bangunan dan saluran
yang terjadi serta mengkaji dan mencarikan solusi pemecahannya .
C. Pemeriksaan dan pengawasan kualitas dan spesifikasi material
 Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap jenis dan spesifikasi material.
 Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kualitas material yang
datang/dipakai kontraktor serta monolak material yang tidak sesuai spesifikasi
D. Membuat berita acara dan pelaporan atas seluruh kegiatan pemeriksaan dan
pengawasan yang dilakukan
E. 4 TAHAPAN DAN METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
E.4.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Secara Umum
Pelaksanaan proyek dapat dibagi dalam beberapa tahapan :
1. Tahap I : Sebelum Pelaksanaan Proyek (Pre-Construction)
 Penentuan dan penetapan anggota tim konsultan di lapangan
 Mempelajari dokumen kontrak
 Penetapan organisasi proyek
 Pengadaan material pendahuluan/peralatan pendukung
 Koordinasi dengan pihak-pihak berwenang (direksi pekerjaan dan instansi terkait)
 Sosialisasi kepada instansi terkait dan Dinas Pekerjaan Umum mengenai
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan. Sosialisasi ini meliputi lingkup, metode
dan dampak yang akan timbul dilapangan akibat pelaksanaan pekerjaan
2. Tahap II : Saat Awal Proyek (At Project Starting)
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
67
 Rapat dengan pihak kontraktor mengenai organisasi proyek, dokumen kontrak,
program kerja, sub kontraktor (apabila ada), material dan pengaturan lain yang
diperlukan.
 Pengecekan bersama sebelum pekerjaan dimulai.
 Penetapan item-item pekerjaan.
 Rapat periodik yang terdiri dari rapat mingguan (weekly meeting) dan atau rapat
koordinasi bulanan (monthly meting) sesuai kesepakatan dalam pre bid meeting.
 Pengecekan peralatan keselamatan kerja (safety life) di lapangan.
 Pengaturan khusus antara lain alur koordinasi lapangan dan pengamanan terhadap
sistem kerja.
3. Tahap III : Pelaksanaan Proyek (Project Construction)
 Pengaturan pengecekan yang dibuat kontraktor untuk tahap sebelumnya
didalamnya terdapat revisi schedule.
 Pengujian material dan spesifikasi bahan yang digunakan di lapangan.
 Pengendalian kualitas untuk pelaksanaan pekerjaan utama
 Pekerjaan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan
 Kemungkinan perubahan desain selama masa pelaksanaan
 Kaji ulang desain rinci (review of detailed design) dan persetujuan gambar kerja
(shop drawing)
 Pengukuran tahap pelaksanaan pekerjaan dan pembayarannyMonitoring dan pelaporan
pelaksanaan pekerjaan
 Pelaksanaan pekerjaan yang sistematis dan praktis sehingga mudah diterima
 Pelaksanaan test akhir pada pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
 Dokumentasi dan lain-lain
4. Tahap IV : Saat Project Selesai (Project Completion)
 Masa pemeliharaan (Maintenance Period)
 Melakukan pengecekan bersama volume pekerjaan total (final quatity) yang menjadi
dasar kontraktor melakukan klaim akhir pembayaran
 Pemeriksaan bersama setelah pekerjaan selesai (final request for joint inspection)
dengan kontraktor, direksi dan konsultan
 Serah terima pekerjaan yang telah selesai
 Commisioning pekerjaan yang telah selesai
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
68
 Pembayaran akhir dan pengembalian uang jaminan
 Evaluasi dan cara penilaian pekerjaan yang telah dilaksanakan
 Penyusunan laporan penyelesain akhir proyek (Project Completion Report)
E.4.2 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Metode pelaksanaan diuraikan sebagai dasar dan tata cara pelaksanaan pekerjaan,
sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan dan seluruh kegiatan dapat
dikoordinir dan dipantau dengan mudah. Dalam metode pelaksanaan ini seluruh kegiatan
dapat diringkas sebagai berikut :
Berdasarkan rencana Aktifitas seperti pada Gambar E.7, maka konsultan akan
merinci pelaksanaan pengawasan berdasarkan tahapan pekerjaan karena suatu kegiatan
mempunyai ketergantungan kepada kegiatan lainnya.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
69
`
Koordinasi proyek
Survey, verifikasi data,
pengendalian kerja
Inspeksi lapangan
Memeriksa dan menyetujui metode
dan jadwal pelaksanaan konstruksi
kontraktor
Kelengakapan kontraktor
Memeriksa staking out/
pengukuran
Pengujian laboratorium Pemeriksaan penyerahan
pekerjaan
Tinjauan dokumen lelang dan
collecting data
Rekomendasi usulan pelaksanaan Memeriksa dan menyetujui daftar
peralatan, fasilitas camp, lokasi
AMP, stokyard
Memeriksa dan menyetujui
metode konstruksi
Record kondisi cuaca
Memeriksa dan menyetujui As builit
drawing yang dibuat kontraktor
Laporan Akhir
Proses perubahan rencana jika
diperlukan penyesuaian dan revisi
rencana
pengukuran kuantitas
Persiapan keseluruhan yang
diperlukan, gambar tambahan untuk
kerja kontraktor yang disetujui oleh
employer
Memeriksa dan rekomendasi
personil utama kontraktor
Memeriksa dan menyetujui
quarry/ material yang
disiapkan kontraktor
Contact change order bila
ada
Pekerjaan masa pemeliharaan
Membantu employer untuk
memeriksa dan menyelesaikan
problem utama untuk mencegah
yang tidak perlu dari kontraktor
Memeriksa dan menata metodologi
kualitas dan kuantitas
Addendum kontraktor bila
ada
Rekomendasi lain jika
ada
Responding
Mendapatkan dan memelihara segala jaminan yang diperlukan : material, peralatan.
Pembayaran Sertifikat Bualanan (Monthly Certificate)
Catatan kondisi yang tidak pasti di lapangan dan mencegah kelambatan
Pengawasan kemajuan
Mengarahkan kepada kontraktor
Menghindari / memeriksa claim kontraktor
Gambar E.7 Rencana Aktifitas
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
70
MASA PRA PELAKSANAAN
1. Persiapan dan Mobilisasi Konsultan
Dalam hal ini Konsultan akan Menyiapkan :
1. Personil/tenaga ahli dan tenaga pendukung. Apabila ada penggantian personil terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari Satuan Kerja sebagai Pengguna Jasa.
2. Kantor berikut perlengakapannya, kendaraan dan fasilitas penunjang lainnya.
3. Peralatan/alat-alat ukut dan laboratorium dalam hal ini bukan alat laboratorium yang
lengkap tetapi hanya peralatan pendukung pelaksanaan kerja karena yang menyiapkan
lebih lengkap Kontraktor.
4. Peta, data dan peralatan penunjang.
5. Fasilitas akomodasi dan transportasi untuk kebutuhan Proyek.
6. Mobilisasi tim supervisi dan penyusunan rencana kerja.
7. Melakukan koordinasi dengan komponen terkait (pengguna jasa dan pelaksana
konstruksi)
Keluaran :
 Tersusunnya rencana kerja (jadwal pelaksanaan, jadwal penugasan, rencana mutu
kontrak dan metode pelaksanaan pengawasan)
 Terlaksana koordinasi kerja
2. Orientasi Lapangan Awal dan Sosialisasi
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Melaksanakan orientasi terhadap kondisi lokasi kegiatan.
2. Mengumpulkan data-data dan informasi sebagai bahan evaluasi dan kajian terhadap
penerapan rencana kegiatan.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan rencana kegiatan konstruksi
Keluaran :
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
71
 Teridentifikasinya kondisi awal lokasi kegiatan
 Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan sebagai bahan untuk kajian dan
evaluasi dari perencanaan awal
 Terinformasinya jenis kegiatan yang dilakukan kepada masyarakat di lokasi kegiatan
 Terinformasinya persepsi masyarakat terhadap kegiatan yang akan dilakukan.
 Adanya dukungan dari masyarakat selama baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konstruksi dan pasca konstruksi.
 Sebagai bahan dalam penyusunan program kerja dan metode pelaksanaan
3. Rapat Pra Konstruksi
Secara umum walaupun hanya berbentuk suatu rapat, Rapat Pra Konstruksi adalah
tahapan penting untuk melaksanakan pekerjaan supaya sesuai dokumen kontrak karena
merupakan koordinasi awal yang dihadiri oleh semua pihak pelaksana pekerjaan meliputi
Satker/SNVT Perencanaan dan Pengawasan, Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek
Fisik, Dinas-Dinas Terkait, Kontraktor dan konsultan. Dengan demikian semua pihak akan
memberikan tanggapan tata cara melaksanakan dan apresiasi terhadap dokumen kontrak.
Didalam acara ini dijelaskan materi-materi berikut :
1) Materi
 Organisasi Kerja.
 Tata cara pengaturan pelaksanaan.
 Review dan penyempurnaan terhadap schedule dikaitkan dengan target volume,
mutu dan waktu.
 Jadwal pengadaan bahan, alat dan mobilitas personil.
 Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual check),
koordinasi dengan tim perencana.
 Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity dan rencana quality
control bahan yang akan digunakan.
 Pendekatan terhadap masyarakat dan Pemda setempat.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
72
 Penyusunan rencana kendali mutu proyek.
 Penentuan titik Sta. 0+00 bersama tim perencana.
 Menyusun acara “Rekayasa Lapangan/Field Engineering” guna penyesuaian
gambar rencana terhadap kebutuhan lapangan.
 Pemahaman mengenai keselamatan kerja, keselamatan bangunan, keselamatan
pengguna jalan beserta penanganannya berupa asuaransi-asuransi, peralatan-
peralatan keselamatan kerja dan pengaturan lalu lintasnya.
 Penjelasan dan pembahasan mengenai rencana Base camp, lokasi AMP,
penentuan instansi penguji independent.
 Pembahasan mengenai kebutuhan uang muka untuk kebutuhan pelaksanaan fisik.
 Pembahasan mengenai prosedur pelaporan, jenis-jenis laporan yang harus dibuat
oleh masing-masing pihak.
 Penjelasan mengenai prosedur penilaian pekerjaan terlaksana dan prosedur
pembayaran.
2) Kesamaan pengertian terhadap pasal-pasal dokumen kontrak
 Pekerjaan tambah/kurang
 Termination atau force majeure.
 Maintenance & protection of traffic.
 Sub letting.
 Asuransi.
 Lainnya yang dianggap perlu.
3) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur
 Request, approval & examination of works.
 Shop Drawing, As Buil Drawing.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
73
 Monthly Certificate (MC).
 PHO & FHO.
 Change Order, Addendum.
4) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan utama (major
items).
 Rigid pavement.
 Flexible pavement.
 Struktur
Berdasarkan rapat ini semua pihak terutama instansi-instansi pelaksana pekerjaan akan
mempunyai pandangan yang sama terhadap sasaran, tata cara dan detail-detail pelaksanaan
sehingga semua pihak bisa mendukung kelancaran pekerjaan.
MASA PELAKSANAAN
1. Mobilisasi Kontraktor
Pada tahap ini Konsultan Pengawasan Teknik akan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
antara lain :
 Menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan.
 Memeriksa dan melengkapi data survai yang akan digunakan, serta menentukan titik-
titik lokasi survai di lapangan sesuai dengan data tersebut.
 Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas didalam tahapan kegiatan
pelaksanaan.
 Memeriksa dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas lingkup
asuransi dan Kontraktor.
 Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan
didatangakan, fasilitas Base Camp dan lokasi penempatan peralatan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
74
 Memeriksa dan mempersiapkan cara perhitungan kuantitas dan prosedur
pemeriksaan mutu (quality control).
 Memeriksa dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas didalam
proyek.
 Memeriksa dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang disediakan oleh
kontraktor.
 Memeriksa pemasangan patok garis tengah jalan dan damija (ROW).
 Membantu Pemberi Tugas untuk memeriksa dan memecahkan masalah yang
mungkin akan muncul, serta bertindak untuk menghindari timbulnya klaim dari
kontraktor.
2. Review Design
Metodologi pelaksanaan Review Design, akan dibagi dalam beberapa tahapan proses.
Untuk lingkup kegiatan ini, konsultan juga ditugaskan untuk mengadakan review desain
dengan lingkup sebagai berikut :
 Melakukan pembuatan/perbaikan desain terhadap penambahan ataupun perubahan
konstruksi yang signifikan dari rencana yang ada dalam Dokumen Kontrak
pelaksanaan konstruksi tahun 2012.
 Melakukan evaluasi dan review terhadap jaringan yang sudah ada.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pelaksanaan review desain ini adalah sebagai
berikut :
1) Evaluasi dan Survei Pengukuran.
Survei topografi dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi terhadap perubahan rencana
bangunan penunjang dan utama.
 Pelaksanaan pembuatan peta situasi saluran irigasi skala 1: 1.000, peta situasi bangunan
utama dan penunjang skala 1 : 500.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
75
 Pengukuran cross section dan long section dengan jarak interval 50 m dan 25 m untuk
belokan/tikungan.
 Penggambaran cross section bangunan dan profil memanjang, lokasi bangunan penunjang
yang diukur.
 Memasang patok BM dan CP.
Metode Pelaksanaan :
1) Persiapan, meliputi
a) Koordinasi dengan direksi pekerjaan.
b) Pengumpulan data awal berupa: data sekunder, buku-buku referensi,
peraturan/ketentuan/standard teknis yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
c) Pembuatan dan penyusunan program kerja, jadwal penugasan dan
persiapan/penyusunan instrumen survey.
2) Survey meliputi
Survey Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting, melakukan identifikasi dan
inventory data untuk rencana pengembangan meliputi kegiatan pengukuran dan pemetaan
untuk bangunan utama dan bangunan penunjang lainnya.
1) Kegiatan Pengukuran
A.Pemasangan Patok
Pemasangan patok meliputi patok Bench Mark (BM), Kontrol Point (CP) dan patok
kayu sebagai patok bantu dengan rincian sebagai berikut:
a. Bench Mark ( BM )
Bench Mark yang terbuat dari beton menggunakan tulangan dengan ukuran 20 cm
x 20 x cm x 100 cm untuk BM. BM dilengkapi dengan baud yang diberi tanda
silang pada bagian atasnya sebagai titik centering, serta diberi penamaan pada
bagian samping menggunakan tegel. BM ini dipasang sedemikian rupa sehingga
bagian yang muncul di atas tanah lebih kurang 20 cm.
b. Kontrol Point ( CP )
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
76
Kontrol Point dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 80 cm terbuat dari cor semen,
dipasang dengan tujuan untuk memberikan acuan arah azimuth dari BM terpasang.
Kontrol point ini dipasang dengan posisi saling terlihat dengan BM terpasang.
Pemasangan Bench Mark ini diikuti dengan pemasangan Kontrol Point (CP )
sebagai arahan untuk menentukan azimuth titik tersebut. BM dan CP dipasang
pada tempat yang stabil, aman dan mudah dalam pencariannya.
c. Patok Bantu
Patok bantu dipasang pada setiap tempat berdiri alat pengukuran poligon, situasi,
cross section dan diantara tempat berdiri alat waterpas. Patok ini dibuat dari kayu
dengan ukuran 3 cm x 5 cm x 40 cm. Patok kayu ini pada bagian atasnya dipasang
paku payung sebagai penanda centeringtitik tempat berdiri alat atau titik berdiri
rambu pada pengukuran waterpass. Untuk memudahkan penentuan patok, perlu
juga diberikan peng-kodean atau penamaan masing-masing patok kayu tersebut
dengan nama, huruf atau nomer.
B. Pengukuran Poligon Utama
Dalam pengukuran dan pemetaan suatu areal digunakan kerangka dasar pengukuran
yang disebut poligon. Poligon merupakan rangkaian segi banyak yang digunakan
untuk menentukan posisi horisontal dengan melakukan pengukuran sudut, asimuth
dan jarak (sisi) yang dilakukan dari titik awal sampai titik akhir pada rangkaian yang
dikehendaki.
Tahapan pengukuran poligon yang dilakukan adalah :
a. Poligon diukur dengan cara poligon tertutup (closed traverse).
b. Setiap BM eksisting maupun BM dan CP baru, dilalui pengukuran poligon.
c. Poligon diukur menggunakan Theodolite T2 untuk poligon utama.
d. Sudut diukur minimal dalam 2 seri, yaitu bacaan Biasa dan bacaan Luar Biasa,
dengan ketelitian bacaan sudut terkecil 5”.
e. Pengukuran sudut dilakukan dengan cara mengeset sudut pada Awal Pengukuran,
contoh 0o
, 45o
, 90o
dan seterusnya, untuk mempermudah Perhitungan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
77
f. Untuk Pengukuran Jarak pada Poligon Utama menggunakan alat digital untuk
mengurangi paktor kesalahan Bacaan seperti DT 1000.
g. Jarak mendatar diukur minimal 3 (tiga) kali ke muka dan 3 (tiga) kali ke
belakang.
h. Kesalahan penutup sudut harus lebih Besar dari 10 “  n, dimana n adalah jumlah
setasiun berdiri alat.
i. Pengamatan Matahari dilakukan dengan cara ditadah, pada pagi hari Jam 07 s/d
Jam 08 dan Sore hari pada Jam 15 s/d 16, dimana pengamatan dilakukan dipatok
BM dengan memakai Acuan dipatok Cp atau dipatok Poligon yang lain.
j. Kesalahan linier untuk Poligon Utama yang dicapai harus lebih besar dari 1 :
10.000.
k. Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis, jika
ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak
diperbolehkan melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi.
l. Pekerjaan hitungan Poligon Utama harus diselesaikan di lapangan, agar bila
terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali
hingga benar.
m. Perataan hitungan poligon dilakukan dengan perataan metode Bouwditch.
C. Pengukuran Poligon Cabang
Pengukuran Poligon Cabang dilakukan karena terlalu luasnya areal pengukuran atau
banyaknya pepohonan yang menghalangi sehingga tidak dapat terkaper situasi dari
poligon utama, kalau dilakukan terlalu banyak titik-titik bantu yang menimbulkan
kesalahan data-data pengukuran yang akhirnya menimbulkan kesalahan patal. Maka
dilakukan pengukuran poligon cabang supaya hasil pengukuran lebih akurat, dan
mempunyai satu sistem dengan poligon utama. Pengukuran poligon cabang dilakukan
sebagai berikut :
a. Poligon harus diukur dengan awalan pada titik poligon utama dan diakhiri pada
titik poligon utama pula.
b. Setiap BM eksisting maupun BM dan CP baru dilalui pengukuran poligon.
c. Poligon harus diukur menggunakan alat Theodolite T2.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
78
d. Sudut diukur minimal dalam 1 seri, yaitu bacaan Biasa dan bacaan Luar Biasa,
dengan ketelitian bacaan sudut 20”.
e. Untuk Pengukuran Jarak pada Poligon Cabang menggunakan alat digital untuk
mengurangi faktor kesalahan menggunakan peta ukur dan dicek dengan jarak
optis.
f. Jarak mendatar diukur minimal 2 (dua) kali ke muka dan ke belakang.
g. Kesalahan penutup sudut harus lebih Besar dari 20 “n, dimana n adalah jumlah
setasiun berdiri alat.
h. Kesalahan linier yang dicapai harus lebih Besarl dari 1 : 7.000.
i. Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis, jika
ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak
diperbolehkan melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi.
j. Pekerjaan hitungan poligon cabang harus diselesaikan di lapangan, agar bila
terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali
hingga benar.
k. Perataan hitungan poligon dilakukan dengan perataan metode Bouwditch.
D. Pengukuran Sipat Datar
Rute pengukuran waterpass mengikuti rute pengukuran poligon utama dengan
pembagian loop seperti pengukuran poligon. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal
atau waterpass ini, harus diukur dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Kerangka Kontrol Vertikal harus diukur dengan cara loop, dengan menggunakan
alat waterpass Wild Nak-2.
b. Jarak antara tempat berdiri alat dengan rambu tidak boleh lebih besar dari 50
meter.
c. Baud-baud tripod (statip) tidak boleh longgar, sambungan rambu harus lurus betul
serta perpindahan skala rambu pada sambungan harus tepat, serta rambu harus
menggunakan nivo rambu.
d. Sepatu rambu digunakan untuk peletakan rambu ukur pada saat pengukuran.
e. Jangkauan bacaan rambu berkisar antara minimal 0500 sampai dengan maksimal
2750.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
79
f. Data yang dicatat adalah bacaan ketiga benang yaitu benang atas, benang tengah
dan benang bawah.
g. Pengukuran sipat datar dilakukan setelah BM dipasang, serta semua BM
eksisiting dan BM baru terpasang harus dilalui pengukuran waterpass.
h. Slaag per seksi diusahakan genap dan jumlah jarak muka diusahakan sama
dengan jarak belakang.
i. Pada jalur terikat, pengukuran dilakukan pergi-pulang dan pada jalur terbuka
pengukuran dilakukan pergi-pulang dan double stand.
j. Kesalahan beda tinggi yang dicapai harus lebih kecil dari 7 mmD, dimana D
adalah jumlah panjang jalur pengukuran dalam kilometer.
k. Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis, jika
ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak
diperbolehkan melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi.
l. Pekerjaan hitungan waterpass harus diselesaikan di lapangan, agar bila terjadi
kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali hingga
benar.
E. Pengukuran Sipat Datar Memanjang
Tujuan dari pengukuran ini adalah mengetahui Tinggi ( Elevasi ) titik-titik potok dari
permukaan tanah yang dilewati poligon utama. dan berguna untuk penggambaran
garis kontur. hasil dari pengukuran ini adalah berupa data Elevasi dari titik-titik
(patok) atau Ketinggian dari permukaan tanah.
Ketentuan atau kaidah yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pengukuran sipat
datar profil memanjang sama dengan kaidah dalam pengukuran sipat datar melintang.
Alat ukur yang akan digunakan dalam pekerjaaan ini adalah alat ukur waterpass tipe
WILD NAK. Detail yang diukur adalah ketinggian patok-patok kayu yang telah
dipasang sebelumnya dan ketinggian permukaan tanah pada patok tersebut.
F. Pengukuran Sipat Datar Profil Melintang
Pengukuran sifat datar profil melintang dilakukan untuk mengetahui bentuk irisan
melintang dari alur sungai Palaran. Pengambilan titik-titik detail penampang harus
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
80
serapat mungkin dan diikatkan pada titik poligon. Jarak pengukuran profil melintang
dari as embung Kurang lebih 50 meter kanan dan kiri atau sampai mencapai elevasi
10 meter dari as rencana. Jarak selang maksimum 50 meter sedangkan kalau ada
belokan jarak harus disesuaikan sehingga belokan yang ada dapat tergambarkan.
Tujuan pengukuran sifat datar profil adalah mengetahui profil atau tampang tubuh
tanah dari suatu trace, sungai, jalan, Sistem pipa,alur bangunan dan lain-lain. Sifat
datar profil dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Sifat datar profil memanjang
Sifat datar profil memanjang adalah pekerjaan sifat datar sepanjang sumbu yang
ditentukan untuk memperoleh gambaran tinggi titik-titik pada sumbu tersebut.
2. Sipat datar profil melintang
Sipat datar profil melintang adalah pengukuran sipat datar yang tegak lurus pada
sipat datar profil memanjang.
G. Pengukuran Detil Situasi
Pengukuran detail situasi dilakukan dari patok poligon utama, poligon cabang dan
titik bantu, guna mendapatkan titik-titik koordinat, ketentuan yang harus disituasi
diantaranya,rumah, jalan, alur,gorong–gorong, jembatan, tiang listrik, tiang telpon
jalan setapak dan sebagainya.
Pengukuran situasi harus serapat mungkin guna mendapatkan garis kontur yang sesuai
dengan geometrik areal pengukuran, untuk mendapatkan gambaran secara detail
kondisi tampungan, sehingga nantinya diperoleh informasi besarnya tampungan dari
peta yang dibuat, cocok dengan kondisi lapangan. Alat yang digunakan untuk
pengukuran situasi umumnya yang biasa dipakai adalah Theodolit dan satu set bak
ukur.untuk ketentuan yang harus disituasi sampai mencapai elevasi 10 meter dari as
saluran sehingga hasilnya situasinya tidak terbuang. detail situasi dapat dihitung
dengan Metode Sudut Kutub.
dimana :
P1,P2,P3 = titik poligon, P2 sebagai titik berdiri alat
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
81
A,B,C = titik detil
1,2,3 = sudut ikatan detil A,B dan C terhadap sisi P2- P1
Sedangkan untuk beda tinggi titik detil didapat dengan menggunakan persamaan
Metode Tachymetri seperti gambar berikut :
Gambar 3.8Pengukuran dengan Metode Tachymetri
Dimana :
D = jarak horisontal dari tempat berdiri alat ke titik detil
Tg.h = tangent helling
Ti = tinggi alat
Bt = benang tengah
h = beda tinggi antara tempat berdiri alat ke titik detil
H. Pengukuran Cross Section
Pengukuran cross section, dilakukan dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Cross section diukur dengan interval 25 m sepanjang pantai.
b. Penampang melintang diukur dengan mengambil detil yang mewakili dan sesuai
dengan skala yang digunakan.
c. Lebar pengukuran cross section adalah sampai pada elevasi walkway .
d. Pada setiap titik cross section dipasang patok kayu ukuran 3 cm x 5 cm x 40 cm
dan di atasnya diberi paku sebagai titik acuan pengukuran.
Hi
D
BtDtg.h
h
Slope Distance (Ds)
Horizontal Distance (Dh)
h
A
B
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
82
e. Setiap center line titik cross section dipakai juga sebagai pengukuran long section.
f. Pengukuran cross section dilakukan dengan menggunakan alat Theodolite T1.
2) Evaluasi Hasil Analisa
Dalam tahapan ini konsultan akan melaksanakan analisa kembali (review) terhadap jaringan
yang ada berdasarkan hasil evaluasi terhadap perubahan yang ada. Kegiatan yang dilakukan
dalam tahapan ini meliputi:
A. Evaluasi analisa dan perhitungan terhadap kebutuhan air irigasi, bangunan utama dan
penunjang serta struktur.
B. Evaluasi Analisa Hidrolika
Evaluasi analisa dan perhitungan hidrolika dilakukan untuk mendapatkan kapasitas saluran
dan kebutuhan dimensi saluran yang telah direncanakan.
MASA KONSTRUKSI
Dalam masa konstruksi, Konsultan akan melaksanakan pengawasan dan pemantauan
terhadap pencapaian program fisik proyek secara menerus dilapangan dan pengendalian proyek
secara sistematis dengan menggunakan metode-metode yang sudah baku, adalah sebagai berikut
:
 Membuat analisa, prediksi dan rekomendasi terhadap kendala-kendala yang
berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan proyek.
 Memberikan nasihat kepada Pemberi Tugas didalam menyusun kebijakan dan
langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
 Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada saat
ditemukannya masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak,
pemeriksaan terhadap survai tanah dasar, test pengawasan mutu, dan masalah lain
yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
 Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pemberi Tugas, menghadiri dan
mencatat semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor, Pemimpin Proyek, dan instansi
terkait lainnya serta menyediakan bantuan teknis apabila diperlukan didalam
kaitannya dengan pelaksanaan proyek dan masalah-masalah kontrak.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
83
Sedangkan tugas Konsultan Pengawas dalam hal kontrak terhadap Kontraktor secara garis besar
akan meliputi :
 Pengendalian teknis : aspek mutu, volume, waktu dan biaya.
 Pengendalian atas proses koordinasi terkait.
 Pengendalian administrasi proyek.
 Evaluasi rencana proyek.
 Pelaporan.
PENGENDALIAN PELAKSANA
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik
pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi “Preaudit”,
“Monitoring”, dan “Post-audit”.
Lingkup pengendalian antara lain meliputi :
 Aspek mutu hasil pekerjaan.
 Aspek volume pekerjaan.
 Aspek waktu penyelesaian pekerjaan.
 Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.
Segala sesuatunya merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam kontrak
pemborongan.
1. Rentang Kendali Pre-audit
Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “pre-audit”
adalah seluruh kegiatan Konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari :
 Pengumpulan dan analisa terhadap data.
 Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi lapangan.
 Pemeriksaan terhadap kesipan Pelaksana Kegiatan, yang meliputi material,
peralatan, tenaga dan jadwal pelaksanaan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
84
a. Pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan
catatan mengenai seluruh kegiatan antara lain :
- Jenis Pekerjaan.
- Kuantitas Pekerjaan.
- Kualitas yang dipersyaratkan.
- Schedule pelaksanaan
- Schedule pembayaran.
b. Review Design
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil perencanaan
ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut telah sesuai dengan
kondisi yang ada.
Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai dengan kondisi
lapangan, Konsultan Coordination tim akan membuat alternatif lain yang sesuai
untuk diajukan kepada Pemberi Tugas.
c. Persiapan Konstruksi
Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan akan diperiksa
terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang
telah ditetapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih dahulu
apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan
perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang akan
digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga
kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka Konsultan akan
menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan tenaga kerja dan
peralatan yang memadai agar bias selesai tepat pada waktunya.
Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya pekerjaan
tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume pekerjaan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
85
Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, Konsultan akan mengusulkan
menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan lainnya
sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal
tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Kepala SNVT / Pemimpin
Bagian Pelaksana Kegiatan Fisik.
Dalam hal ini, Konsultan berupaya menghindari pekerjaan tambah, justru
mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi teknis dan biaya
memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.
d. Pre Construction Meeting (PCM)
Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan Pre ConstructionMeeting
(PCM) dengan meteri seperti telah dijelaskan dimuka.
2. Rentang Kendali Monitoring
Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun Konsultan Pengawas telah
melakukan “pre-audit” namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan terus
dimonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat diluruskan
kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini Konsultan akan selalu
melakukan evaluasi terhadap progress dan kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Pelaksana Kegiatan.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik-
baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga
kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan biaya keseluruhan hasil
pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain mengawasi pekerjaan
fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar proyek, agar
jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya mengganggu, mematikan
serta merusak flora dan fauna yang ada.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
86
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan
peraturan-peraturan yang berlaku.
3. Rentang Kendali Post-audit
Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi Pelaksana
Kegiatan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran senilai hasil
kerjanya. Namun Pelaksana Kegiatan tidak akan bisa mengajukan permintaan
pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari Konsultan Pengawas bahwa hasil
pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau tidak.
KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
Konsultan Pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut
diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak lain
(khususnya oleh Pemberi Tugas).
Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :
 Dinas PU Provinsi setempat
 Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik.
 Konsultan lain yang terkait.
 Instansi terkait lainnya.
PENGENDALIAN ADMINISTRASI PROYEK
Dalam hal ini Konsultan Pengawas akan merancang, memberlakukan serta
mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi proyek yang diawasinya, yaitu
mencakup antara lain : surat, memoramdum, risalah, laporan, contoh barang, foto, berita acara,
gambar, sketsa, brosur, kontrak dan addendum dan lain-lain yang dianggap perlu.
Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan Konsultan Pengawas untuk maksud diatas
adalah :
 Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas maksud dari
surat masuk maupun keluar.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
87
 Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas
konsultan.
 Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan yang
ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.
 Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.
 Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa pelaksanaan agar sebelum maupun
sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan.
 Membantu/menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu.
EVALUASI RENCANA
Konsultan Pengawas terus-menerus melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan
dilaksanakan serta menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian rencana yang perlu
dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek dengan sebaik-
baiknya.
VERIFIKASI HASIL PEKERJAAN PELAKSANA KEGIATAN
Konsultan Pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan bahwa
hasil pekerjaan Pelaksana Kegiatan telah memenuhi segala persyaratan untuk proses selanjutnya
yaitu persetujuan Pemberi Tugas. Verifikasi ini berupa sertifikasi pada saat Pelaksana Kegiatan
mengajukan pembayaran. Rekomendasi-rekomendasi persetujuan, penundaan ataupun penolakan
hasil kerja dilakukan saat tersebut berdasarkan hasil penelitian mutu dan volume yang
diproduksi.
KONTROL SISTEMATIK TERHADAP KEGIATAN LAPANGAN
Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol
manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa dahulu
persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah atau dengan cara
perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk
menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang sistematik. Pengawas lapangan perlu
menerapkan sistem kontrol yang baik di lapangan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
88
Kontrol yang sistematik terhadap kegiatan di lapangan memiliki 3 tujuan yaitu :
 Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang kegiatan
pokok. Bila mana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus dikembangkan sasaran
jangka pendek dan program kerja untuk mengantisipasinya.
 Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga peringatan
secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.
 Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui bila
tidak terjadi perubahan kontrak.
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan dilapangan
yaitu :
 Pencapaian target kemajuan fisik.
 Pencapaian target keuangan.
 Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.
 Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi kerja
lapangan.
 Pemantapan kerja sama pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi.
 Hubungan dengan pihak pemilik.
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang
diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.
KUNJUNGAN LAPANGAN/SITE VISIT
Frekuensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan,
sifatnya dapat secara harian atau mingguan. Frekuensi kunjungan juga dapat tergantung pada
tahapan dari Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik yang mengelolanya beserta para timnya sesuai
urgensinya.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
89
PENGENDALIAN WAKTU
Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam factor. Karena itu network / s-curve chart yang telah
disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik atau sesuai kondisi dicheck
kembali :
 Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.
 Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera dan / atau.
 Nantinya akan ditepati (jangka panjang).
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek seperti
yang dikehendaki.
1. Jarak Waktu Kontrol
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :
 1 – 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.
 2 – 4 minggu untuk aktifitas-aktifitas yang tidak kritis.
2. Cara Mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
 Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara mengontrol
seperti flow chart Gambar 3.9.
 Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan langkah-langkah
cara mengontrol seperti flow chart Gambar 3.10.
 Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti flow chart Gambar 3.11.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
90
GAMBAR : E.9.
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI
Dapatkah Pekerjaan
Dimulai?
Alasannya?
Ada keterlambatan?
Alasannya?
Ada keterlambatan?
Diperlukan
Penanganan
OK
Ya
Tidak
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
91
GAMBAR E.10
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
PEKERJAAN YANG SEHARUSNYA SUDAH DIMULAI
Tidak
Tidak
TidakTidak
Ya
Pekerjaan yang
seharusnya sudah dimulai
Apakah pekerjaan ini
sesuai
schedul mulanya ?
Kenapa tidak dimulai ?
apa penangguhannya
dapat dikejar ?
Berapa lama ditangguhkan ?
apa ada float
OK
YaYa
OK Tangani
Berapa lama terlambat ?
Kenapa ?
Apa prestasinya sampai
waktu control tercapai ?
Ya
OK
Apa prestasinya
bisa dikejar ?
Ya
OK
Berapa lama ditangguhkan ?
apa ada float
Tangani
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
92
GAMBAR E.11
FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS SUDAH SELESAI
Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan sistem informasi
pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer.
Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :
 Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network
planning atau precedence Diagram Methode.
 Progress Performance.
 Schedule Control.
 Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs aktual, perhitungan
pembayaran progress pekerjaan.
Unsur-unsur tersebut merupakan informasi dasar untuk memonitoring, pengendalian,
analisis dan manajemen proyek.
Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan data-data proyek (project
data entry) yang akan menjadi acuan (baseline) dalam monitoring dan pengendalian
Tidak
Pekerjaan yang seharusnya
selesai
OK
Sisa waktu sampai selesai ?
Alasan keterlambatan
Ya
Diperlukan penanganan
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
93
pelaksanaan proyek selanjutnya. Data-data tersebut disimpan didalam database di kantor
proyek, dan selalu di up-date untuk keperluan pelaporan dan analisa secara periodik.
Berdasarkan target-target pengendalian yang ditentukan sebelumnya maka dapat dilakukan
analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam aspek skedul, progress dan pembiayaan
proyek. Dari analisa masalah tersebut dilakukan upaya perbaikan untuk membawa program
proyek kembali ke rencana semula. Gambar 3.12. Skematika aliran kerjanya adalah
sebagai berikut :
GAMBAR E.12. SKEMA PENGENDALIAN PROYEK
Informasi yang di peroleh dari pelaporan tersebut dapat di analisa dan di jadikan bahan
dalam pengambilan keputusan menajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan dibuat dengan
format dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan efisiensi, efektifitas dan
optimalisasi sinergi kerja, sehingga Dinas Pekerjaan Umum setempat dapat mencapai
performansi dan kualitas akhir manajemen pembangunan yang lebih baik. Manfaat utama
lainnya dari sistem ini antara lain adalah :
a. Satuan Kerja/Pejabat membuat Komitmen dapat memonitor dan mengendalikan
kegiatan secara terintegrasi dengan sistem yang ada di Dinas Pekerjaan Umum.
b. Memberikan tambahan kapasitas kepada Dinas Pekerjaan Umum untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan kepada pengguna jalan melalui penyelesaian
MONITORING SKEDUL,
PROGRES DAN BIAYA
KONSTRUKSI
PELAPORAN
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
 SKEDUL
 PROGRES
 PEMBIAYAAN
ANALISA KOMPUTER
ANALISA KOMPUTER
PELAPORAN
PERIODIK
MANAJEMEN
PROYEK
PELAPORAN
PERIODIK
RINGKASAN
PROGRES
PEKERJAAN
PELAPORAN
PERIODIK
RINGKASAN
PEMBIAYAAN
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
94
pembangunan jalan beserta falisilitas pendukung lainnya yang sesuai jadwal dan alokasi
biaya.
Metodologi Pengontrolan Proyek
Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan sistematis, maka
Konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap :
Tahapan Initialisasi
Tahap initialisasi dilakukan untuk menjabarkan aktifitas-aktifitas proyek (workBreakdown
Structurel WBS) sampai ke level yang terendah yang mencerminkan keterkaitan antar
aktifitas. Tahapan ini dimulai dari pendeskripsian dan penggolongan aktifitas proyek yang
ada, menentukan volume dan bobot dari masing-masing aktifitas, pengurutan pekaksanaan
aktifitas (network planning – predecessor dan successor dari setiap aktifitas detail) dan tipe
dari relasi-relasi antar aktifitas, yaitu SS-Start to Start, SF – Start to finish, FS – finish to
Start atau FF – Finish to Finish.
Juga dideskripsikan mengenai penjadwalan pekerjaan, resources atau sumber daya yang
terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli, konsultan, tenaga pekerja,
administrator, serta bahan dan alat penunjang pelaksanaan proyek.
Setiap aktuifitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (persentase perbandingan
antar volume pekerjaan dengan nilai nominal – rupiah). Hasil dari tahap ini akan
digunakan sebagai base line/dasar untuk pemgendalian proyek pada saat pelaksanaan.
Tahapan Pelaksanaan
Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan proyek.
Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update data kemajuan hasil pelaksanaan
proyek, yang diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara umum, mengawasi
aktifitas-aktifitas kritis yang ditampilkan pada barchart dan pengawasan terhadap resource
yang terlibat dengan menambah atau mengurangi jumlah resource (tenaga, bahan dan alat)
apabila perlu.
Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek pada
minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas yang tidak
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
95
memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada kondisi kritis yaitu aktifitas
yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan aktifitas tersebut tidak boleh
mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan kondisi kritis dari suatu
aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada tampilan barchart, yaitu
sebagai berikut :
 Total Float = 0, digambarkan dengan warna merah;
 1 < Total float < 5, digambarkan dengan warna kuning;
 Sedangkan total Float >=6, digambarkan dengan warna hijau.
Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satu acuan bagi
analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya dapat
dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek, seperti penambahan
tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat penunjang, atau merubah metode
pelaksanaannya.
Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan proyek actual
di lapangan kepada pihak Pemberi Tugas / pemilik proyek untuk mendapatkan gambaran
kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal-hal kritis yang di peroleh
dari analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan
pelaporan, dan terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan
kemajuan proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve; yang membandingkan
pencapaian actual dengan baseline proyek.
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar tidak
terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan
biaya.
1. Schedule Pelaksanaan Kegiatan
Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang
dibuat Pelaksana Kegiatan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
96
Apakah rencana kerja Prosress pekerjaan yang di targetkan sudah layak dan realistis.
Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada
musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya untuk kondisi kerja yang sama.
Kemudian juga construction method, urutan Kerja Pelaksanan Kegiatan apakah sudah
sistematis, konsepsional dan benar.
Selanjutnya berdasarkan schedule Pelaksana Kegiatan yang sudah disetujui, Konsultan
Pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.
Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap hari
apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume tersebut tidak
tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk schedule hari
berikutnya.
Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek bisa
diselesaikan “on schedule”.
2. Peralatan
Untuk mengerjakan pekerjaan jalan, diperlukan peralatan dengan kombinasi/beberapa
jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi. Sedemikian hingga volume pekerjaan yang
direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang ditentukan.
3. Tenaga Kerja
Demukian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja yang
mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesuai dengan
jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa
diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja
lembur/overtime.
4. Jumlah Jam Kerja
Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari. Jumlah
jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dari pada bila per
hari jam kerjanya lebih banyak.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
97
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian hingga
volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak bisa
diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/overtime.
Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara
optimal maka Konsultan memahami secara sungguh-sungguh “Network Planning”
yang umumnya telah dibuat oleh Pelaksana Kegiatan dengan metode lintas kritis
(Critical Path Method/CPM).
Mengingat sangat pentingnya time schedule ini didalam suatu pekerjaan pengawasan,
maka Konsultan akan menganalisa secara rutin time schedule dari Pelaksana Kegiatan
dan akan membantu Pelaksana Kegiatan dalam mereview dan menyusun kembali time
schedule tersebut bila memang diperlukan.
Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan “Barchart/S-Curve”
yang biasa dan juga dapat digunakan “Vector Diagram” yang baik/cocok untuk
pekerjaan jalan karena dapat mengetahui/menunjukkan lokasi dan waktu. Schedule ini,
pada arah “absis” menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah “ordinat”
menggambarkan waktu
PENGENDALIAN MUTU
Selama periode konstruksi, Konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan,
arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Pelaksana Kegiatan guna menjamin
bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualias untuk semua jenis pekerjaan
baik untuk konstruksi-konstruksi pokok maupun perlengkapan jembatan, untuk itu akan di
uraikan disini.
Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara
lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak terbatas pada :
 Peralatan laboratorium.
 Penyimpanan bahan/material
 Cara pengakutan material / campuran ke lokasi kerja.
 Pengujian material yang akan diginakan
 Penyiapan job mix formula campuran.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
98
 Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
 Test lapangan.
 Administrasi dan formulir-formulir.
Pengendalian kualitas tersebut di atas seperti di uraikan berikut ini :
1. Peralatan Laboratorium dan Personil
Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan untuk pekerjaan utama (major work).
Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup berpengalaman dan
mengenal dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan.
2. Penyimpanan Bahan/Material
 Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
 Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah dapat
diperiksa oleh Konsultan.
 Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbu-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar.
 Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan dalam
pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telag dipersiapkan dan diberi lapisan atas
dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
 Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk mencegah
segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol kadar air. Tinggi
maksimum tumpukan 5 m.
 Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan dengan
papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.
 Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan agregat
yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.
3. Cara Pengukuran Material / Campuran
 Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk perlindungan
terhadap setiap jalan atau struktur yang ada disekitar proyek.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
99
 Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan bahan tebal guna mempertahankan suhu
campuran. Walaupun pekerjaan ini kelak bukan pekerjaan utama tetapi perlu
ditekankan karena akan mempengaruhi kinerja jembatan nantinya.
 Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai pekerjaan, Konsultan akan
mempunyai wewenang untuk memerintahkan Pelaksana Kegiatan dan untuk
menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian
seluruh proyek.
4. Pengujian Material Yang Akan Digunakan
 Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksi oleh Konsultan.
Setiap saat Konsultan akan menginspeksikan material yang akan digunakan
berdasarkan atas jadwal Kerja Pelaksana Kegiatan.
 Walaupun bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun dapat
diperiksa ulang dan ditest kembali oleh Konsultan.
 Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi.
5. Job Mix Formula
Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi,
sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu job Mix Formula yang
disetujui Konsultan, antara lain untuk pekerjaan Beton.
6. Pengujian Rutin Laboratorium
Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau
campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan
berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan.
Jenis dan frekuensi/jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.
7. Pengujian Hasil Kerja / Test Lapangan (Uji Terima)
Sertelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan pengujian/test
lapangan guna memastikan kwalitas pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan.
Tahap demi tahap pekerjaan ini sebagaimana yang didiagramkan pada Gambar 3.13.
Flowchart Pengendalian Mutu.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
100
PENGAWAS / PROYEK KONTRAKTOR
GAMBAR E.13. FLOWCHART PENGENDALIAN MUTU
Survey lokasi sumber bahan
Penentuan sumber bahan
Permohonanpemakaian bahan
Pemeriksaan mutu bahan
Proses pengelolaan material
Proses penyiapan rumusan kerja
JMF
Pelaksanaan pekerjaan
Pengujian mutu
Penanganan perbaikan
Pemeriksaan mutu bahan
Dokumentasi mutu hasil pekerjaan
Mutu sesuai Spec.
Persetujuan mutu hasil
pekerjaan
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
101
ADMINISTRASI DAN FORMULIR-FORMULIR
Gambar E.14 menunjukkan kelengkapan administrasi proyek yang umum digunakan.
Dokumen kontrol diperlukan proyek anatara lain sebagai berikut dibawah ini:
 Buku direksi
 Time schedule
 MCA (Mutual Check Awal)
 Request & shop drawing
 Laporan harian
 Laporan mingguan
 Risalah Rapat
 Berita acara opname pekerjaan
 Record cuaca
 Photo dokumentasi
 Change order
 Addendum
 Monthly certificate (MC)
 PHO (Provinsial Hand Over) / FHO (Final Hand Over)
 Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
102
GAMBAR E.14. ADMINISTRASI PROYEK PERIODE PELAKSANAAN FISIK
PENGENDALIAN KUALITAS
Pengawasan kuantitas, akan mengecek bahan-bahan/campuran yang ditempatkan
atau dipindahkan oleh Pelaksana Kegiatan atau yang terpasang. Secara umum terdapat 2 jenis
pemeriksaan kuantitas yaitu :
 Pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang bisa dibayarkan sebagai material saja.
 Pemeriksaan terhadap hasil kerja.
Untuk pemeriksaan hasil kerja Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan
atas :
 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.
 Metode Perhitungan
 Lokasi kerja.
 Jenis Pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan persyaratan
lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat
TAHAP AWAL
1. Dokumen Kontrak
2. Gambar Rencana
3. Struktur Organisasi
4. Buku Direksi
TAHAP PELAKSANAAN
1. Time Schedule
2. Mco
3. Request & Shop Drawing
4. Quantity Sheet
5. Laporan Harian
6. Laporan Mingguan
7. Risalah Rapat
8. BA. Opname Pekerjaan
9. Record Cuaca
10. Photo dokumentasi
11. Change Order
12. Addendum
13. Quality Control
14. As Built Drawing
TAHAP PEBAYARAN
1. Monthly Cert
2. Back-up Quantity
3. Back-up Quality
Control
PHO
1. Berita Acara PHO
2. Administrasi Kantor
3. Mutu (Pengujian)
4. Mutu (Dimensi)
5. Defect &
Deficiensies
PHO
Berita
Acara PHO
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
103
yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah benar di ukur dan di
rekomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
Rekomendasi hasil pengukutan kuantitas ini
Harus dalam suatu Berita Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana proyek.
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam kontrak berupa
Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan.
PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK
Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :
 Biaya proyek.
 Estimated quantity /volume pekerjaan.
 Harga satuan pekerjaan
Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan antara lain
sebagai berikut :
 Pengukuran hasil pekerjaan, harus dilakukan dengan akurat dan benar-benar
sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan demikian
volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan
sudah sesuai dengan yang dianggarkan.
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi
pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-
benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontark dan
harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya
proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.
PEMERIKSAAN MONTHLY CERTIFICATE (MC)
Pelaksanaan kegiatan harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang
dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap akhir bulan yang berjalan, yang selanjutnya
disebut sebagai “Sertifikat bulanan (Monthly Certificate – MC)”. Format sertifikat bulanan harus
sesuai dengan standar atau di usulkan oleh Konsultan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
104
Site Engineer akan memeriksa/memverifikasi kemajuan pekerjaan yang diajukan pada
sertifikat bulanan berdasarkan hasil pemeriksaan volume (Chief Inspector) dan hasil pemeriksaan
mutu (Quality Engineer). Apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah terjadi di
lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk menandatangani bersama oleh wakil Pelaksana
Kegiatan, Konsultan, dan Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik.
PEMERIKSAAN PEMBAYARAN AKHIR
Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat dikoreksi
pada pembayaran berikutnya.
Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah
dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran akhir
merupakan final quantity yang benar.
PROSEDUR PERUBAHAN (CONTRACT CHANGE ORDER)
Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik
atau Pelaksana Kegiatan dan harus disetujui dengan suatu Perintah perubahan yang ditanda
tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah
Perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran
atau suatu perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak, Maka Perintah Perubahan harus
dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.
SERTIFIKAT PENYELESAIAN AKHIR
Bila Pelaksanaan Kegiatan menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua
kewajiban dalam Periode Jaminan, maka Pelaksana Kegiatan harus membuat permohonan untuk
serah terima pertama.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah
Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka Konsultan
membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
105
PERNYATAAN PERHITUNGAN AKHIR
Pelaksana Kegiatan harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan akhir,
bersama-sama dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh Satuan Kerja Non
Vertikal Tertentu Proyek Fisik.
Setelah peninjauan kembali oleh Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dan
jika diperlukan, amandemen oleh Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik akan
mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui untuk pembayaran oleh
Pemberi Tugas.
ADDENDUM PENUTUP
Berdasarkan pada rincian Pernyataan Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik mengenal
Perhitungan Akhir, setelah disetujui dan ditanda tangani Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan
Kerja Proyek Fisik akan menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada Pemberi Tugas
untuk ditanda tangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.
DOKUMEN CATATAN PROYEK
Pelaksana Kegiatan harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua
perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama pelaksanaan
pekerjaan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
106
E. 5 PROGRAM KERJA
E.5.1 UMUM
Rencana kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan dari konsultan
dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana kerja ini akan diuraikan urutan – urutan pekerjaan,
konsep penanganan masalah, tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan sarana
maupun personil pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta schedule personil. Untuk
memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir Pelaksanaan
Pekerjaan. Bagan Alir ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga
dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus berpatokkan pada Bagan Alir
Pelaksanaan Pekerjaan tersebut.
E.5.2 RENCANA KERJA
Rencana kerja ini disusun berdasarkan tahapan kegiatan sesuai dengan lingkup pekerjaan
sesuai dengan KAK. Secara garis besar rencana kerja pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai
berikut :
1. Persiapan dan Orientasi Awal Lapangan
a. Lingkup Kegiatan :
 Melaksanakan orientasi lapangan awal terhadap rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan.
 Melaksanakan kajian terhadap hasil perencanaan setelah dilakukan peninjauan awal
lapangan.
 Melaksanakan sosialisasi.
b. Personil Yang Bertugas :
 Team Leader
 Ahli Irigasi
c. Waktu Kegiatan :
 Dilaksanakan pada Minggu Ke-1 dan Ke-2 pada Bulan Ke-1
2. Penyusunan Review Desain
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
107
Untuk lingkup kegiatan Supervisi Pembangunan Tahun Anggaran 2014 ini, konsultan juga
ditugaskan untuk mengadakan review terhadap desain yang sudah ada sesuai dengan hasil
evaluasi. Rencana kerja untuk penyusunan review desain sesuai dengan lingkup kegiatan dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Pengumpulan Data dan Evaluasi Hasil Studi Yang Ada
a. Lingkup Kegiatan :
 Pengumpulan data sekunder dan primer
 Evaluasi hasil studi yang ada.
b. Personil Yang Bertugas :
 Team Leader
 Ahli Irigasi
c. Waktu Kegiatan :
 Dilaksanakan pada Bulan Ke-1 hingga Bulan ke-4
2) Evaluasi Hasil Survei Pengukuran dan Mekanika Tanah
a. Lingkup Kegiatan :
 Evaluasi jaringan irigasi dan site bangunan
 Evaluasi hasil survei pengukuran dan penggambaran
 Evaluasi hasil penyelidikan mekanika tanah dan laboratorium
b. Personil Yang Bertugas :
 Team Leader (Koordinator)
 Ahli Irigasi
c. Waktu Kegiatan :
 Dilaksanakan pada Bulan Ke-1 sampai dengan Bulan Ke-4 (termasuk penggambaran
jika diperlukan)
3) Evaluasi Hasil Analisa dan Perencanaan Detail
a. Lingkup Kegiatan :
 Evaluasi hasil analisa kebutuhan air irigasi, daerah layanan irigasi, analisa hidrolika
 Evaluasi hasil penggambaran dan RAB
 Pelaporan
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
108
b. Personil Yang Bertugas :
 Team Leader (Koordinator)
 Ahli Irigasi
 Quantity Engineer
c. Waktu Kegiatan :
 Dilaksanakan pada Bulan Ke-1 sampai dengan Bulan Ke-6
3. Supervisi Konstruksi
Konsultan supervisi akan melaksanakan tugas-tugas pengawasan konstruksi secara
keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis dalam pelaksanaannya, dengan
rencana kerja sebagai berikut :
1) Sebelum Pelaksanaan Proyek (Pre-Construction).
a. Lingkup Kegiatan :
Meliputi mobilisasi tim konsultan, evaluasi organisasi pelaksanaan di lapangan dan
koordinasi dengan pihak terkait.
b. Personil Yang Bertugas :
 Team Leader (Koordinator)
 Ahli Irigasi
 Quantity Engineer
 Pengawas Lapangan/Inspector
c. Waktu Kegiatan :
Dilaksanakan pada minggu ke-1 pada Bulan Ke-I
2) Saat Awal Proyek (AT-Project Starting)
a. Lingkup Kegiatan :
Meliputi koordinasi awal dengan pihak proyek dan kontraktor, pengecekan bersama
terkait dengan item-item pekerjaan dan jadwal pelaksanaan konstruksi, sistem kerja dll.
b. Personil Yang Bertugas :
 Team Leader (Koordinator)
 Ahli Irigasi
 Quantity Engineer
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
109
 Pengawas Lapangan/Inspector
c. Waktu Kegiatan :
Dilaksanakan pada minggu ke-1 dan ke-2 pada Bulan Ke-I
3) Pelaksanaan Proyek (Project Construction).
a. Lingkup Kegiatan :
Meliputi pengendalian kualitas pelaksanaan pekerjaan, pengukuran tahap pelaksanaan
pekerjaan dan pembayarannya, monitoring dan pelaporan pelaksanaan pekerjaan,
pelaksanaan test akhir pada pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan dokumentasi.
b. Personil Yang Bertugas :
 Team Leader (Koordinator)
 Ahli Irigasi
 Quantity Engineer
 Pengawas Lapangan
c. Waktu Kegiatan :
Dilaksanakan pada minggu ke-1 pada Bulan Ke-I sampai dengan Bulan Ke-7
4) Saat Proyek Selesai (Project Completion)
a. Lingkup Kegiatan :
Meliputi masa pemeliharaan, pemeriksaan bersama, serah terima pekerjaan, pembayaran
akhir dan evaluasi dan penilaian pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.
b. Personil Yang Bertugas :
 Team Leader (Koordinator)
 Ahli Irigasi
 Quantity Engineer
 Pengawas Lapangan
c. Waktu Kegiatan :
Dilaksanakan pada Bulan Ke-7
E.5.3 PELAPORAN
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
110
A. Jenis Laporan
Konsultan memahami bahwa produk dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah beberapa jenis
laporan yang disusun dan diserahkan selama masa kontrak. Sesuai dengan KAK maka Konsultan
harus menyerahkan beberapa jenis laporan dan jumlah sesuai dengan tertuang di KAK ke Satuan
Kerja, meliputi :
1) Laporan Pendahuluan ( Inception report )
Laporan Pendahuluanberisi susunan tim pengawas, program kerja, jadwal pelaksanaan, hasil
pengecekan lapangan awal dan metode pelaksanaan pekerjaan, Laporan ini diserahkan
selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 4
(Empat)rangkap.
2) Laporan Bulanan
Laporan harus memuat keterangan mengenai mobilisasi dan demobilisasi, kemajuan
pelaksanaan pekerjaan, masalah teknis dan non teknis yang dihadapi dan rencana
pelaksanaan pekerjaan pada periode berikutnya, Laporan ini harus disampaikan pada setiap
akhir bulan dan dibuat dalam bahasa Indonesia rangkap 4 (Empat) setiap bulannya.
3) Laporan Utama
Laporan Utama berisikan tentang hasil kegiatan supervisi secara menyeluruh dan detail
termasuk pelaksanaan pembuatan desain yang dilakukan selama pelaksanaan konstruksi,
Laporan ini dibuat sebanyak 4 (Empat) rangkap dan diserahkan paling lambat akhir kontrak.
4) Laporan Monitoring Lingkungan
Laporan ini berisi tentang kajian-kajian mengenai seberapa jauh dampak lingkungan yang
dapat terjadi akibat pelaksanaan kegiatan. Laporan ini dibuat dalam rangkap 4 (Empat) dan
diserahkan paling lambat akhir kontrak.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
111
5) Laporan Pengawasan Mutu
Merupakan laporan yang berisi proses quality control berupa hasil test, selama pelaksanaan
konstruksi. Laporan Pengawasan Mutu dibuat dalam buku tersendiri, dibuat sebanyak 4
(empat) rangkap, dan diserahkan selambat-lambatnya akhir pelaksanaan.
6) Laporan Foto Dokumentasi
Menampilkan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir pelaksanaan
pekerjaan dan menyerahkan. Laporan ini dibuat sebanyak 4 (empat) album.
7) File Video
Menampilkan video dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir pelaksanaan
pekerjaan. Video dibuat sebanyak 4 (empat) set.
8) Gambar Review / Review Disaign
Berisikan gambar hasil review disain terhadap rencana yang tertuang dalam Dokumen
Kontrak dibuat dalam ukuran A3 dibuat sebanyak 4 (empat) rangkap dan diserahkan paling
lambat akhir kontrak.
9) Soft Copy dalam eksternal Hardisk
Konsultan juga menyerahkan file-file laporan, dalam bentuk eksternal Hardisk. Selama
pelaksanaan kegiatan diperlukan dokumentasi terutama pada peristiwa penting yang terjadi.
Dokumentasi bukan hanya meliputi foto-foto pelaksanaan pekerjaan tapi termasuk juga live
documentation (video) tentang alur keseluruhan pekerjaan. Soft copy ini di masukkan dalam
eksternal Hardisk dibuat sebanyak 1 (satu) buah dan diserahkan paling lambat akhir kontrak
kepada pemilik pekerjaan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
112
E. 6 ORGANISASI DAN PERSONIL
E.6. 1 Umum
Dalam bab ini diuraikan bagan organisasi pengguna jasa, penyedia jasa, struktur
organisasi yang menggambarkan hubungan koordinasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa
serta masing-masing Tim Konsultan. Dalam struktur organisasi pelaksana pekerjaan yang
melibatkan beberapa tenaga profesional, tenaga sub profesional dan tenaga penunjang dengan
tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya. Untuk
memperjelas alur koordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka dibuat bagan organisasi
pelaksana agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai KAK. Disamping itu konsultan juga
menyadari adanya mekanisme kontrol terhadap proses dan hasil dari pekerjaan konsultan.
E.6. 2 Bagan Organisasi dan Organisasi Pelaksana
Bagan organisasi untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan untuk membuat jalur
koordinasi untuk semua personil pelaksana. Spesifikasi tenaga ahli yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
1) Profesional Staff
a. Ketua Tim (Team Leader)
Seorang Sarjana Teknik Sipil/Pengairan (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air
minimal ahli muda dengan pengalaman minimum 6 tahun dalam bidang planning,
perencanaan, supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan
sejenis. Tugas dan tanggung jawab Team Leader yaitu melakukan pengendalian pelaksanaan
dan kualitas pekerjaan secara menyeluruh yang mencangkup aspek teknis, administrative
dan logistik. Perkiraan penugasan selama 7 bulan.
b. Ahli Irigasi
Seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam bidang planning, perencanaan,
supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan bangunan air
atau sejenis. Tugas dan tanggung jawab yaitu melakukan kajian dan review desain,
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
113
pengawasan/pengendalian mutu dan teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil,
Perkiraan penugasan selama 6 bulan.
c. Quality Engineer
Seorang Sarjana Teknik Sipil memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan
pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya
yaitu mengevaluasi kualitas pekerjaan, melakukan pengawasan / mutu pekerjaan. Perkiraan
penugasan selama 5 bulan.
d. Quantity Engineer
Seorang Sarjana Teknik Sipil yang memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan
pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya
yaitu mengevaluasi kuantitas pekerjaan, melakukan pengawasan dan pengendalian kuantitas
pekerjaan. Perkiraan penugasan selama 5 bulan
2) Sub Profesional Staff
Tenaga Sub professional staff yang diperlukan untuk membantu kelancaran pekerjaan adalah
Pengawas Konstruksi/Inspektor, yaitu seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman
minimum 4 tahun dalam pengawasan/pengendalian pekerjaan struktur dan bangunan sipil,
dibutuhkan sebanyak 3 orang. Perkiraan penugasan selama 7 bulan, sedangkan surveyor
dibutuhkan 1 orang yaitu seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman minimal 4
tahun. Perkiraan penugasan selama 3,5 bulan, bertugas membantu pengukuran pada saat MC0,
termijn dan MC100 dengan alat yang disediakan oleh kontraktor dan menentukan titik letak
tapak konstruksi.
3) Supporting Staff
Selain personil-personil tersebut, dalam pelaksanaan pekerjaan konsultan juga menggunakan
Supporting staff untuk membantu kelancaran pekerjaan, seperti :
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
114
1. Draftman Autocad, Perkiraan penugasan selama 3,5 bulan, tugasnya membantu tenaga
ahli dalam memeriksa dan menyempurnakan gambar shop Drawing dan Asbuilt Drawing.
2. Administrasi Keuangan, Perkiraan penugasan selama 7 bulan.
3.5 Apresiasi dan Inovasi Untuk Penilaian Kondisi Jaringan Irigasi Terkait dengan
Rencana Rehabilitasi Jaringan Irigasi
PENILAIAN KONDISI JARINGAN IRIGASI
Selain data kuantitas jaringan irigasi, data kualitas jaringan irigasi juga diperlukan, yakni
mengenai kondisi fisik jaringan irigasi, apakah jaringan irigasi tersebut dalam kondisi baik,
cukup baik atau sudah rusak. Hal ini penting untuk program penanganan jaringan irigasi.
Komponen yang Dinilai
Dalam penilaian, jaringan irigasi dibagi dalam beberapa komponen utama yang dinilai,
yaitu :
a. Bangunan Utama
b. Saluran Pembawa / Talang / Siphon / Terowongan
c. Bangunan Bagi / Bangunan Bagi – Sadap / Bangunan Sadap
d. Saluran Pembuang
e. Bangunan pada Saluran Pembuang
Tiap komponen utama tersebut di atas dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil,
dan masing-masing komponen akan dinilai kondisinya.
Bobot Kondisi tiap Komponen
Kontribusi nilai tiap komponen terhadap keseluruhan jaringan irigasi bobotnya tidak
sama, bobot tiap komponen disusun berdasarkan besarnya pengaruh komponen tersebut
terhadap pelayanan air irigasi.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
115
Bobot tiap komponen utama telah dirumuskan sebagai berikut :
Komponen Bobot (%)
1. Bangunan utama 35
2. Saluran pembawa 25
3. Bangunan bagi, bagi/sadap, sadap 25
4. Saluran pembuang 10
5. Bangunan pada saluran pembuang 5
Jumlah 100
Bobot komponen utama tersebut merupakan kontribusi dari bobot komponen yang lebih
kecil.
Apabila pada suatu jaringan irigasi tidak memerlukan komponen saluran pembuang atau
komponen bangunan pada saluran pembuang, atau kedua-duanya, maka penilaian untuk
komponen tersebut diambil maksimum.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
116
Distribusi komponen dan bobotnya pada jaringan irigasi adalah sebagai berikut :
Pintu & Pintu Banjir 5%
Endapan/Lumpur 3%
Pengukur Debit 3%
Papan Eksploitasi 1%
Pntu 4%
Endapan/Lumpur 2%
Mercu 5%
Ruang Olakan 4%
Papan Skala 1%
Sayap 2%
Koperan 2%
Jembatan 1%
Rumah PPA/Gudang 1%
Gawar Banjir 1%
Bangunan pada saluran
pembuang
5%
Jaringan 100%
Tubuh Bangunan 3%
Saluran Pembawa 25%
Bang. Bagi / Bagi-
Sadap / Sadap
25%
Saluran pembuang 10%
Profil saluran 3%
Pintu Pengatur 3%
Tubuh Bngunan 8%
Erosi dan atau
sedimentasi
3%
Pintu Bagi / Sadap
dan Pengatur
12%
Bngunan Pengukur
Debit
5%
Profil Saluran 12%
Bocoran 8%
Bangunan Utama 35%
Erosi dan atau
Sedimentasi
5%
Bang. Penguras
Bang. Pengambilan 12%
6%
Bang. Pelegk.
Bendung
3%
Sayap
Tubuh Bendung 10%
4%
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
117
Distribusi Komponen dan Bobotnya pada Bangunan Utama (Selain bendung tetap/bendung
gerak) adalah sebagai berikut :
Pintu Intake 25%
Regime Sungai 10%
Pintu Intake 9%
Pintu Penguras 7%
Pelimpah/Spillway 8%
Endapan 3%
Tanggul Banjir 5%
Bangunan Pelengkap 3%
Mekanis 25%
Bangunan Sipil 10%
Pompa 35%
Pengambilan Bebas 35%
Waduk 35%
Cara Penilaian Fisik Komponen Bangunan pada Jaringan Irigasi
Kriteria penilaian tiap komponen jaringan di lapangan dinilai secara visual berdasarkan 3
(tiga) skala penilaian, yaitu : Baik (B), Cukup (C), dan Rusak (R).
Sebagai pedoman dalam penilaian secara visual dipakai ketentuan penilaian sebagai berikut :
A. Bangunan Utama (Bendung Tetap)
1.1. Bangunan Pengambilan
Pintu Pengambilan (Intake)
Baik jika :
1.Terdapat atap pelindung pintu
2.Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik, secara mekanis dan
hidrolis
3.Pengaman pintu dan tembok penahan banjir (banjir
skerm/skimming wall)
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
118
4.Semua daun pintu yang terpasang tidak bocor
5.Terdapat petunjuk (manual) operasi bendung
6.Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Sebagian pintu tidak dapat dioperasikan dengan lancar
2. Atap pelindung dan pengaman pintu sebagian ada yang rusak
3. Daun pintu yang terpasang dijumpai kebocoran
4. Kondisi rata-rata aspek di atas 50% - 79%
Rusak jika : 1. Semua pintu tidak bias dioperasikan dengan lancar
2. Tidak terdapat atap pelindung dan pengaman pintu pengambilan
(intake)
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
1.2. Endapan/Lumpur
Baik jika : 1. Endapan di depan pintu tidak setinggi ambang pintu pengambilan
(intake)
2. Mudah/selalu dikuras secara berkala
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Endapan di depan pintu mencapai tinggi ambang pintu
pengambilan (intake)
2. Tidak selalu dikuras secara berkala
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Endapan sering melampaui ambang intake
2. Sulit / tidak pernah / jarang dikuras
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
1.3.Pengukur Debit
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
119
Baik jika : 1. Terdapat sarana pengukuran debit yang kondisi fisik dan
hidrolisnya berfungsi dengan baik
2. Dilengkapi dengan table pembaca debit
3. Dilengkapi dengan papan duga (peilschaal) pada posisi yang
benar
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Sarana pengukuran debit kurang akurat
2. Tidak terdapat papan duga (peilschaal)
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Sarana pengukuran debit tidak berfungsi
2. Kondisi fisik dalam keadaan rusak
3. Tidak terdapat sarana pengukur debit dan papan duga
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
1.4.Papan Operasi Bendung (Papan Eksploitasi)
Baik jika : 1. Terdapat papan operasi bendung yang masih baik
papan tersebut dapat diisi data
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Terdapat papan operasi bendung
2. Tidak tersebut tidak dapat diisi data
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Tidak terdapat papan operasi bendung
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2. Bangunan Penguras (Pembilas)
2.1. Pintu Penguras (Pembilas)
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
120
Baik jika : 1. Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik, secara mekanis dan
hidrolis
2. Semua daun pintu yang terpasang tidak bocor
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Sebagian pintu tidak dapat dioperasikan dengan baik, secara
mekanis dan hidrolis
2. Terdapat kebocoran pada daun pintu terpasang
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Semua pintu tidak bias dioperasikan
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2.2. Endapan/Lumpur
Baik jika : 1. Tidak ada endapan di hilir pintu
2. Kantong Lumpur dalam keadaan baik
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Terdapat endapan di hilir pintu yang akan mengganggu
pengurasan
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Di hilir pintu penuh dengan endapan lumpur
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
Mercu Bendung
Baik jika : 1. Mercu dalam keadaan baik
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Pada mercu terdapat lubang di beberapa tempat
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
121
Rusak jika : 1. Mercu dalam keadaan rusak berat
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2.3 Lantai Hilir (Ruang Olakan)
Baik jika : 1. Tidak terdapat gerusan di hilir yang terus menerus dan
membahayakan konstruksi
2. Tidak ada rembesan yang keluar di hilir
3. Ruang olakan berfungsi dengan baik untuk meredam energi
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Terdapat gerusan di hilir yang terus menerus dan gejala
rembesan yang menembus ruang olakan
2. Ruang olakan masih berfungsi untuk meredam energi
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Gerusan di hilir sudah membahayakan mercu/tubuh bendung
2. Ruang olakan sudah tidak berfungsi
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2.4 Papan Duga (Peilschaal)
Baik jika : 1. Terdapat papan duga yang bias dibaca dengan baik
2. Terpasang pada posisi elevasi yang benar untuk kondisi muka air
normal dan banjir
3. Terdapat table pembaca debit aliran yang melimpas di atas mercu
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Papan duga sudah tidak dapat dibaca
2. Papan duga terpasang pad elevasi yang salah
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
122
Rusak jika : 1. Tidak terdapat papan duga
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2.5 Sayap (di hilir dan di hulu tubuh bendung)
Baik jika : 1. Konstruksi sayap masih baik
2. Lubang rembesan (wheepholes) berfungsi baik
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat beberapa
retakan
2. Lubang rembesan kurang berfungsi
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Terdapat banyak retakan/patahan
2. Lubang rembesan sudah tidak berfungsi
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2.6 Koperan
Baik jika : 1. Tidak terdapat gerusan pada koperan
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Terdapat gerusan pada koperan, tetapi tidak membahayakan
sayap
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Terdapat gerusan pada koperan yang membahayakan sayap
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
3. Bangunan Pelengkap Bendung
Baik jika : 1. Terdapat jembatan di atas bendung (apabila bendung tersebut
mempunyai 2 intake/penguras kanan-kiri)
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
123
2. Terdapat rumah PPA
3. Terdapat gudang penyimpanan (stop log, olie, dll)
4. Terdapat BM (bench mark)
5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Jembatan di atas bendung mengalami kerusakan ringan
2. Rumah PPA dan gudang penyimpanan rusak
3. BM (bench mark) sudah goyang/rusak
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Jembatan di atas bendung tidak ada (bila ada 2 pintu
pengambilan (intake/penguras kanan-kiri))
2. Jembatan sudah tidak dapat dilalui
3. Tidak terdapat rumah PPA dan gudang penyimpanan
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
A. Bangunan Utama Lainnya
1. Bangunan Pengambilan
1.1.Gawar Banjir
Baik jika : 1. Sistem otomatis muka air dan sistem informasi banjir masih
berfungsi baik
2. Mempunyai sistem komunikasi dengan kantor dinas
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Sistem otomatis muka air dan sistem informasi banjir tidak
berfungsi baik
2. Kondisi rata-rata aspek di atas 50% - 79%
Rusak jika : 1. Sistem otomatis muka air dan sistem informasi banjir sudah tidak
berfungsi lagi
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
124
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2. Pengambilan Bebas (Free Intake)
2.1. Morfologi (regime) sungai
Baik jika : 1. Debit air baku relatif normal sepanjang musim
2. Aliran air yang masuk ke jaringan irigasi berjalan lancar tanpa
adanya bangunan pengarah
3. Morfologi sungai relatif stabil
4. Tidak terdapat banyak endapan di depan free intake
5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Diperlukan bangunan pengarah untuk memperlancar aliran air
yang masuk ke jaringan irigasi
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Debit air baku selalu kering pada musim kemarau
2. Diperlukan bangunan pengarah untuk memperlancar aliran air
yang masuk ke jaringan irigasi
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2.2. Pintu Pengambilan (Free Intake)
Baik jika : 1. Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik secara mekanis dan
hidrolis
2. Semua daun pintu yang terpasang tidak dijumpai kebocoran
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Sebagian pintu tidak dapat dioperasikan dengan lancar
2. Daun pintu yang terpasang dijumpai kebocoran
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Semua pintu tidak bias dioperasikan
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
125
2. Tidak terdapat pintu
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
3. Waduk
3.1 Endapan/Lumpur
Baik jika : 1. Laju pengendapan lebih kecil dari perkiraan desain
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Laju pengendapan sama dengan perkiraan desain
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Laju pengendapan lebih besar dari perkiraan desain
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
3.2. Pintu Pengambilan (Intake)
Baik jika : 1. Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik, secara mekanis dan
hidup
2. Semua pintu yang terpasang tidak bocor
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Sebagian pintu tidak dapat dioperasikan dengan lancar
2. Daun pintu yang terpasang dijumpai kebocoran
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Semua pintu tidak bisa dioperasikan
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
3.3. Bangunan/Pintu Pelimpah (Spillway)
Baik jika : 1. Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik, secara mekanis dan
hidrolis
2. Semua daun pintu yang terpasang tidak bocor
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
126
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Sebagian pintu tidak dapat dioperasikan dengan lancar
2. Daun pintu yang terpasang dijumpai kebocoran
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Semua pintu tidak bisa dioperasikan
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
4. Pompa
Kondisi Mekanis
Baik jika : 1. Kondisi mekanis pompa masih baik dan berfungsi
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Kondisi mekanis pompa terdapat beberapa kerusakan, tetapi
masih berfungsi
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Pompa sudah tidak berfungsi lagi
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
B. Saluran Pembawa
1. Pengendapan dan/atau Erosi
Baik jika : 1. Tidak ada endapan dan atau yang berpengaruh terhadap kapasitas
rencana saluran, dan atau terhadap fungsi bangunan ukur
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Endapan dan/atau erosi sedikit berpengaruh terhadap kapasitas
rencana saluran dan atau terhadap fungsi bangunan ukur ( 30%)
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
127
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Endapan dan/atau erosi berpengaruh besar terhadap kapasitas
rencana saluran dan/atau terhadap fungsi bangunan ukur (> 30%)
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2.Tubuh Saluran
2.1. Profil Saluran
Baik jika : 1. Tanggul saluran mempunyai stabilitas yang baik
2. Tanggul mempunyai tinggi jagaan yang cukup untuk mencegah
air melimpah (over topping) selama masa operasi
3. Pada saluran pasangan (lining) keadaannya masih baik
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Stabilitas tanggul memenuhi syarat
2. Elevasi muka air maksimum selama operasi masih dalam batas
jagaan yang diijinkan
3. Pada saluran pasangan (lining) terdapat sedikit bagian yang
retak/pecah ( 30%)
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Stabilitas tanggul tidak memenuhi syarat
2. Tinggi tanggul tidak memenuhi syarat untuk elevasi air
maksimum selama operasi
3. Pada saluran pasangan keadaannya banyak yang retak atau pecah
(> 30%)
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2.2.Talang
Baik jika : 1. Tidak terdapat bocoran atau bagian yang retak/pecah
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
128
2. Terdapat kisi-kisi penyaring sampah (trashrack)
3. Bila talang berfungsi ganda sebagai jalan (talang tertutup), ada
penguras yang berfungsi baik
4. Konstruksi aman terhadap muka air banjir (jika talang melintasi
sampai saluran pembuang)
5. Konstruksi aman terhadap lalu lintas kendaraan (jika talang
melintasi jalan)
6. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Tidak terdapat kebocoran atau bagian yang retak/pecah
2. Tidak ada penyaring sampah (trashrack)
3. Fasilitas penguras kurang berfungsi dengan baik
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Banyak terdapat bocoran/retak/pecah
2. Tidak ada penyaring sampah (trashrack)
3. Fasilitas penguras sudah tidak berfungsi
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2.3.Siphon
Baik jika : 1. Tidak terdapat bocoran atau bagian yang retak
2. Terdapat kisi-kisi penyaring sampah (trashrack)
3. Terdapat saluran (pelimpah/spillway)
4. Fasilitas penguras berfungsi baik
5. Konstruksi aman terhadap gerusan yang terjadi pada dasar sungai
6. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Terdapat saluran pelimpah dan trashrack
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
129
2. Fasilitas penguras kurang berfungsi dengan baik
3. Tidak terdapat bocoran atau bagian yang retak
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Banyak terdapat kebocoran/retak
2. Tidak ada penyaring sampah (trashrack)
3. Fasilitas penguras tidak berfungsi
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2.4.Terowongan
Baik jika : 1. Dapat mengalirkan air sesuai dengan kapasitas rencana
2. Dinding terowongan diberi perkuatan sesuai dengan keadaan
setempat (beton, batu cadas, atau pasangan)
3. Dapat dilalui oleh petugas Operasi dan Pemeliharaan untuk
inspeksi
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Dapat mengalirkan air sesuai kapasitas rencana
2. Dinding terowongan tidak diberi perkuatan
3. Tidak dapat dilalui petugas operasi dan pemeliharaan untuk
inspeksi
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Sering terjadi tanah terban (longsor) pada dinding terowongan
sehingga terjadi pengumpulan endapan yang mengakibatkan
menurunnya kapasitas aliran menjadi lebih kecil dari kapasitas
rencana
2. Dinding terowongan tidak diberi perkuatan
3. Tidak dapat dilalui oleh petugas inspeksi
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
130
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
3. Bocoran
Baik jika : 1. Jika secara kuantitas tidak mengganggu serta mempengaruhi
kapasitas rencana saluran
2. Di sepanjang (ruas) saluran tidak terdapat sadap liar (illegal
offtake)
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Secara kuantitas mempengaruhi kepasitas rencana saluran
2. Terdapat beberapa sadap liar yang sedikit berpengaruh terhadap
kapasitas rencana saluran
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Secara kuantitas sangat mempengaruhi kapasitas rencana saluran
2. Terdapat beberapa sadap liar yang sangat berpengaruh terhadap
kapasitas rencana saluran
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
a. Bangunan Bagi / Bagi – Sadap / Sadap
1. Pintu Bagi / Bagi – Sadap / Sadap & Pengatur
Baik jika : 1. Semua pintu berfungsi dengan baik secara mekanis dan hidrolis
2. Tersedia petunjuk (manual) operasi pintu
3. Terdapat atap pelindung pintu untuk bangunan bagi/bagi –
sadap/sadap yang besar
4. Tidak terdapat bocoran pada semua pintu terpasang
5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Semua pintu masih berfungsi dengan baik
2. Tidak tersedia petunjuk operasi pintu
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
131
3. Bocoran pada pintu masih mempengaruhi operasi ( 30%)
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Semua pintu sudah tidak berfungsi
2. Tidak tersedia petunjuk operasi
3. Tingkat kebocoran pintu sudah merubah kapasitas rencana
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2. Bangunan Pengukur Debit
Baik jika : 1. Dapat difungsikan dan dapat mengukur debit dengan baik
2. Dapat diterima baik oleh petani
3. Terdapat papan duga (peilschaal)
4. Tersedia table pembaca debit
5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Dapat mengukur debit dengan baik
2. Petani belum menerima apa yang dihasilkan oleh pengukur debit
3. Terdapat papan duga (peilschaal)
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Bangunan ukur sudah tidak berfungsi lagi
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
3. Tubuh Bangunan
Baik jika : 1. Tubuh bangunan tidak retak/pecah yang membahayakan
konstruksi dan fungsi bangunan
2. Tidak ada gerusan di seluruh bangunan
3. Tidak ada penurunan (settlement) tubuh bangunan
4. Dilengkapi dengan papan duga muka air (peilschaal)
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
132
5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Terdapat retak/pecah pada tubuh bangunan, tetapi tidak
terpengaruh pada kapasitas rencana
2. Terdapat beberapa gerusan
3. Terjadi penurunan (settlement) pada tubuh bangunan
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Fungsi bangunan berubah karena tubuh bangunan retak atau
pecah
2. Banyak terdapat penurunan bangunan
3. Terjadi gerusan pasangan yang dalam waktu relatif lama dapat
menghanyutkan mercu bangunan
4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
5. Saluran Pembuang
1. Erosi dan/atau sedimentasi
Baik jika : 1. Tidak terdapat erosi/sedimentasi yang menghambat aliran
pembuang
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Di beberapa tempat terjadi erosi/sedimentasi, tetapi tidak
menghambat aliran pembuang
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Banyak terdapat erosi/sedimentasi yang menghambat aliran
pembuang
2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2. Profil Saluran
Baik jika : 1. Stabilitas tanggul baik dan memenuhi syarat
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
133
2. Profil saluran cukup untuk menampung debit pembuangan
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Stabilitas tanggul memnuhi syarat
2. Elevasi air maksimum masih dalam batas yang diijinkan
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Stabilitas tanggul sudah tidak memenuhi syarat
2. Tinggi tanggul tidak memenuhi syarat untuk elevasi maksimum
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
3 Bangunan pada Saluran Pembuang
1. Pintu
Baik jika : 1. Semua pintu keadaannya baik dan dapat berfungsi secara hidrolis
2. Kapasitas pintu cukup untuk mengalirkan debit pembuang
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100%
Cukup jika : 1. Pintu-pintu dalam keadaan baik tetapi fungsi hidrolisnya kurang
lancar
2. Kapasitas pintu cukup untuk mengalirkan debit pembuangan
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Semua pintu sudah tidak berfungsi secara hidrolis
2. Kapasitas pintu tidak cukup untuk mengalirkan debit
pembuangan
3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
2. Tubuh Bangunan Pengatur/Pelengkap
Baik jika : 1. Tubuh bangunan tidak retak/pecah yang dapat membahayakan
konstruksi serta fungsi bangunan
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
134
2. Tidak ada gerusan di seluruh bangunan
3. Tidak ada penurunan (settlement) tubuh bangunan
4. Kapasitas bangunan cukup untuk mengalirkan debit pembuangan
5. Kondisi rata-rata aspek di atas 80% - 100%
Cukup jika : 1. Di beberapa tempat terdapat retak/pecah
2. Terdapat gerusan pada tubuh bangunan
3. Terjadi penurunan pada tubuh bangunan, tetapi tidak membahayakan
posisi serta fungsi bangunan
4. Kapasitas bangunan cukup untuk mengalirkan debit
5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
Rusak jika : 1. Fungsi bangunan berubah karena tubuh bangunan retak atau
pecah
2. Banyak terjadi penurunan bangunan
3. Banyak terjadi gerusan pasangan/koperan, yang dalam waktu
relatif singkat dapat merusak bangunan
4. Kapasitas bangunan tidak cukup mengalirkan debit pembuangan
5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49%
Formula Perhitungan Kondisi Jaringan Irigasi
Formula yang dipakai dalam menilai kondisi jaringan irigasi adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan kondisi jaringan secara keseluruhan
konJAR = konBU + konBBS + konSAL + konSPG + konBPG
dimana :
konJAR = kondisi Jaringan (%)
konBU = kondisi bangunan utama jaringan (%)
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
135
konBBS = kondisi bangunan bagi sadap jaringan (%)
konSAL = kondisi saluran pembawa jaringan (%)
konSPG = kondisi Saluran pembuang jaringan (%)
konBPG = kondisi bangunan pada Saluran pembuang jaringan (%)
2. Perhitungan kondisi bangunan utama
KonBU = NBUB.konBUB + NBUC.konBUC + NBUR.konBUR
(NBUB + NBUC + NBUR)
dimana :
konBU = kondisi Bangunan Utama Jaringan (%)
NBUB = Jumlah bangunan utama yang berkondisi Baik
konBUB = kondisi rata-rata bangunan utama yang Baik (%)
NBUC = Jumlah bangunan utama yang berkondisi Cukup
konBUC = kondisi rata-rata bangunan utama yang Cukup (%)
NBUR = Jumlah bangunan utama yang berkondisi Rusak
konBUR = kondisi rata-rata bangunan utama yang Rusak (%)
3. Perhitungan kondisi bangunan bagi sadap jaringan
KonBBS = NBBSB.konBBSB + NBBSC.konBBSC + NBBSR.konBBSR
(NBBSB + NBBSC + NBBSR)
dimana :
konBBS = kondisi Bangunan Bagi Sadap Jaringan (%)
NBBSB = Jumlah bangunan bagi sadap yang berkondisi Baik
konBBSB = kondisi rata-rata bangunan bagi sadap yang Baik (%)
NBBSC = Jumlah bangunan bagi sadap yang berkondisi Cukup
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
136
konBBSC = kondisi rata-rata bangunan bagi sadap yang Cukup (%)
NBBSR = Jumlah bangunan bagi sadap yang berkondisi Rusak
konBBSR = kondisi rata-rata bangunan bagi sadap yang Rusak (%)
4. Perhitungan kondisi saluran pembawa jaringan
KonSAL = NSALB.konSALB + NSALC.konSALC + NSALR.konSALR
(NSALB + NSALC + NSALR)
dimana :
konSAL = kondisi Saluran pembawa Jaringan (%)
NSALB = Jumlah ruas saluran pembawa yang berkondisi Baik
konSALB = kondisi rata-rata ruas saluran pembawa yang Baik (%)
NSALC = Jumlah ruas saluran pembawa yang berkondisi Cukup
konSALC = kondisi rata-rata ruas saluran pembawa yang Cukup (%)
NSALR = Jumlah ruas saluran pembawa yang berkondisi Rusak
konSALR = kondisi rata-rata ruas saluran pembawa yang Rusak (%)
5. Perhitungan kondisi saluran pembuang jaringan
KonSPG = NSPGB.konSPGB + NSPGC.konSPGC + NSPGR.konSPGR
(NSPGB + NSPGC + NSPGR)
dimana :
konSPG = kondisi Saluran pembuang Jaringan (%)
NSPGB = Jumlah ruas saluran pembuang yang berkondisi Baik
konSPGB = kondisi rata-rata ruas saluran pembuang yang Baik (%)
NSPGC = Jumlah ruas saluran pembuang yang berkondisi Cukup
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
137
konSPGC = kondisi rata-rata ruas saluran pembuang yang Cukup (%)
NSPGR = Jumlah ruas saluran pembuang yang berkondisi Rusak
konSPGR = kondisi rata-rata ruas saluran pembuang yang Rusak (%)
6. Perhitungan kondisi bangunan pada saluran pembuang jaringan
KonBPG = NBPGB.konBPGB + NBPGC.konBPGC + NBPGR.konBPGR
(NBPGB + NBPGC + NBPGR)
dimana :
konBPG = kondisi Saluran pembuang Jaringan (%)
NBPGB = Jumlah bangunan pada saluran pembuang yang berkondisi Baik
konBPGB = kondisi rata-rata bangunan pada saluran pembuang yang Baik (%)
NBPGC = Jumlah bangunan pada saluran pembuang yang berkondisi Cukup
konBPGC = kondisi rata-rata bangunan pada saluran pembuang yang Cukup
(%)
NBPGR = Jumlah bangunan pada saluran pembuang yang berkondisi Rusak
konBPGR = kondisi rata-rata bangunan pada saluran pembuang yang Rusak
(%)
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
138
F. 1. UMUM
Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan konsultan akan menyusun jadwal
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan lingkup pekerjaan dan waktu pelasanaan pekerjaan. Hal
ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan mutu pekerjaan
yang diharapkan KAK dan dengan waktu yang tersedia serta kelancaran serta
terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan menyangkut urutan
dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dengan alokasi waktu yang disediakan.
F. 2. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, alokasi waktu untuk pelaksanaan pekerjaan ini
adalah selama 7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender. Agar pelaksanaan
pekerjaan ini tepat waktu maka dibutuhkan jadwal pelaksanaan yang disusun secara cermat.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu kegiatan harus
dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai
dengan tidak mengurangi mutu teknisnya. Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai
dengan bagan alir pelaksanaan pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang
disyaratkan dalam KAK.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini dibuat untuk menyesuaikan antara kegiatan yang
harus dilakukan dengan waktu pelaksanaan yang disediakan, sehingga pengalokasian waktu
untuk masing-masing kegiatan menjadi jelas.
F.
JANGKA WAKTU
PELAKSANAAN
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
139
Tabel F.1.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan
Nama Perusahaan : PT. Grand Cipta Consulting
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I.PERSIAPAN DAN ORIENTASILAPANGAN AWAL
1 Mobilisasi Tim
2 Orientasi Lapangan Awal
3 Sosialisasi
II.SUPERVISIKONSTRUKSI
1 Pengawasan Pengujian Material
2 Pengujian/Pengetesan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
3 Pengendalian/Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi
4 Kontrol Kualitas Pekerjaan
5 Pengawasan Administrasi Proyek
6 Cek Shop Drawing, Sertifikatdan As BuiltDrawing
7 Inspeksi dan pekerjaan commisioning
III.PELAPORAN
1 Laporan Bulanan
2 Laporan Pendahuluan
3 Laporan Akhir
4 Laporan Pengawasan Mutu
5 Laporan Pengawasan Lingkungan
6 Review Design
7 SoftCopy CD
BulanKe
KeteranganNo Kegiatan I II III IV V VI VII
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
140
G. 1. UMUM
Konsultan dalam peleksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan menugaskan beberapa
Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli
yang akan ditugaskan tersebut dikoornidir oleh seorang Team Leader yang memiliki kemampuan
dalam koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis terkait dan Tenaga
Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam pelaksanaan studi ini telah memilki
kualifikasi pendidikan, pengalaman dibidang penanganan pekerjaan sejenis dalam
pengembangan sumber daya air. Masing-masing Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan
tanggung-jawab masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya.
Dalam bab ini akan diuraikan kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh
penyedia jasa untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung
jawab yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
G. 2. PERSONIL
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara kontraktual oleh konsultan dengan spesifikasi
tenaga ahli yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1) Profesional Staff
a. Ketua Tim (Team Leader)
Seorang Sarjana Teknik Sipil/Pengairan (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air
minimal ahli muda dengan pengalaman minimum 6 tahun dalam bidang planning,
G.
KOMPOSISI TIM
DAN PENUGASAN
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
141
perencanaan, supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan
sejenis. Tugas dan tanggung jawab Team Leader yaitu melakukan pengendalian pelaksanaan
dan kualitas pekerjaan secara menyeluruh yang mencangkup aspek teknis, administrative
dan logistik. Perkiraan penugasan selama 7 bulan.
b. Ahli Irigasi
Seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam bidang planning, perencanaan,
supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan bangunan air
atau sejenis. Tugas dan tanggung jawab yaitu melakukan kajian dan review desain,
pengawasan/pengendalian mutu dan teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil,
Perkiraan penugasan selama 6 bulan.
c. Quality Engineer
Seorang Sarjana Teknik Sipil memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan
pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya
yaitu mengevaluasi kualitas pekerjaan, melakukan pengawasan / mutu pekerjaan. Perkiraan
penugasan selama 5 bulan.
d. Quantity Engineer
Seorang Sarjana Teknik Sipil yang memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli
pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan
pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya
yaitu mengevaluasi kuantitas pekerjaan, melakukan pengawasan dan pengendalian kuantitas
pekerjaan. Perkiraan penugasan selama 5 bulan
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
142
2) Sub Profesional Staff
Tenaga Sub professional staff yang diperlukan untuk membantu kelancaran pekerjaan adalah
Pengawas Konstruksi/Inspektor, yaitu seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman
minimum 4 tahun dalam pengawasan/pengendalian pekerjaan struktur dan bangunan sipil,
dibutuhkan sebanyak 3 orang. Perkiraan penugasan selama 7 bulan, sedangkan surveyor
dibutuhkan 1 orang yaitu seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman minimal 4
tahun. Perkiraan penugasan selama 3,5 bulan, bertugas membantu pengukuran pada saat MC0,
termijn dan MC100 dengan alat yang disediakan oleh kontraktor dan menentukan titik letak
tapak konstruksi.
3) Supporting Staff
Selain personil-personil tersebut, dalam pelaksanaan pekerjaan konsultan juga menggunakan
Supporting staff untuk membantu kelancaran pekerjaan, seperti :
1. Draftman Autocad, di butuhkan 2 orang Perkiraan penugasan selama 3,5 bulan, tugasnya
membantu tenaga ahli dalam memeriksa dan menyempurnakan gambar shop Drawing dan
Asbuilt Drawing.
2. Administrasi Keuangan, Perkiraan penugasan selama 7 bulan.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
143
G. 3. JADWAL PENUGASAN PERSONIL
G.3.1. UMUM
Sebagai acuan dalam pelaksanaan agar terkoordinasi dengan baik, maka konsultan akan
membuat Jadwal Penugasan Tenaga Ahli yang disusun berdasarkan tahapan-tahapan kegiatan
yang tertuang dalam Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan. Dalam jadwal tersebut akan ditentukan
waktu untuk mobilisasi personil sesuai dengan tahapan pelaksanaan yang dimulai sesuai dengan
urutan kegiatan yang terkait satu dengan yang lain, sehingga memperjelas dan memudahkan
dalam koordinasi pelaksanaan di kantor maupun pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
G.3.2. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, alokasi waktu untuk pelaksanaan pekerjaan ini
adalah selama 7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari. Agar pelaksanaan pekerjaan ini
tepat waktu maka dibutuhkan jadwal penugasan personil yang disusun secara cermat berdasarkan
atas jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah disusun.
PU Balai Wilayah
Sungai Bali-Penida
PPK
DIREKSI
PEKERJAAN
TIM TEKNIS
PEKERJAAN
KONSULTAN
Team Leader
Sekretaris
Pengawas
lapangan/Inspector
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
144
Jadwal penugasan personil merupakan jadwal yang mengatur kapan masing-masing
tenaga ahli harus dimobilisasi untuk menangani bidang tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing sehingga waktu pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi
mutu teknisnya. Daftar personil dan Jadwal penugasan personil terdapat pada tabel G.1 dan G.2
berikut.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
145
Tabel G.1. Komposisi Team – Daftar Personil
NO NAMA PERSONIL PERUSAHAAN
TENAGA AHLI
LOKAL/ASING
LINGKUP KEAHLIAN
POSISI YANG
DIUSULKAN
URAIAN PEKERJAAN
JUMLAH
ORANG/BULA
N/HARI
1 Ir. I Made Hartajaya
PT. GRAND CIPTA
CONSULTING
LOKAL
Bidang Perencanaan dan Manajemen
kontruksi
Team Leader
Mengendalikan Pelaksanaan dan
Kualitas pekerjaan secara
7
2 I Ketut Parwata
PT. GRAND CIPTA
CONSULTING
LOKAL
Bidang Manajemen Kontruksi
(Sumber Daya Air)
Ahli Irigasi
melakukan kajian review desain,
pengawasan/ pengendalian mutu
6
3 Ir. I Gede Sujana
PT. GRAND CIPTA
CONSULTING
LOKAL
Bidang Manajemen Kontruksi
(Pengawasan Pekerjaan)
Quality Engineer
mengevaluasi kualitas pekerjaan,
melakukan pengawasan mutu
5
4 Ir. Wayan Mudita, ST
PT. GRAND CIPTA
CONSULTING
LOKAL
Bidang Manajemen Kontruksi
(Pengawasan Pekerjaan)
Quantity Engineer
Mengevaluasi kuantitas pekerjaan,
melakukan pngawasan dan
5
1 Hary Prakarsa, ST
PT. GRAND CIPTA
CONSULTING
LOKAL
Bidang Manajemen Kontruksi
(Pengawasan Pekerjaan)
Inspector
membantu kelancaran pekerjaan,
mengawasi pekerjaan struktur dan
7
2 Ketut Tony Asmara, ST
PT. GRAND CIPTA
CONSULTING
LOKAL
Bidang Manajemen Kontruksi
(Pengawasan Pekerjaan)
Inspector
membantu kelancaran pekerjaan,
mengawasi pekerjaan struktur dan
7
3 Nyoman Indra Warsadhi, ST
PT. GRAND CIPTA
CONSULTING
LOKAL
Bidang Manajemen Kontruksi
(Pengawasan Pekerjaan)
Inspector
membantu kelancaran pekerjaan,
mengawasi pekerjaan struktur dan
7
4 I Gusti Ngurah Agung Widiaputra, ST
PT. GRAND CIPTA
CONSULTING
LOKAL Bidang Survey Surveyor
Membantu pengukuran pada saat
MC0, termin dan MC100,
3.5
1 I Nova Rusyadana, ST
PT. GRAND CIPTA
CONSULTING
LOKAL Komputer Cad Drafman AutoCad
Membantu Tenaga Ahli dalam
memeriksa dan menyempurnakan
3.5
2 A.A Putu Ary Sudyatmika, ST
PT. GRAND CIPTA
CONSULTING
LOKAL Komputer Cad Drafman AutoCad
Membantu Tenaga Ahli dalam
memeriksa dan menyempurnakan
3.5
3 Rendy Kusuma
PT. GRAND CIPTA
CONSULTING
LOKAL Komputer Administrasi Keuangan
Membantu tugas-tugas yang
berhubungan dengan admiistrasi
7
A. STAFF PROFESIONAL
B. SUB PROFESIONAL STAFF
C. SUPPORTING STAFF
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
146
Tabel G.2. Komposisi Team – Jadwal Penugasan Personil
NO NAMA PERSONIL POSISI YANG DIUSULKAN
JUMLAH
ORANG/BULA
N/HARI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ir. I Made Hartajaya Team Leader 7
2 I Ketut Parwata Ahli Irigasi 6
3 Ir. I Gede Sujana Quality Engineer 5
4 Ir. Wayan Mudita, ST Quantity Engineer 5
1 Hary Prakarsa, ST Inspector 7
2 Ketut Tony Asmara, ST Inspector 7
3 Nyoman Indra Warsadhi, ST Inspector 7
4 I Gusti Ngurah Agung Widiaputra, ST Surveyor 3.5
1 I Nova Rusyadana, ST Drafman AutoCad 3.5
2 A.A Putu Ary Sudyatmika, ST Drafman AutoCad 3.5
3 Rendy Kusuma Administrasi Keuangan 7
C. SUPPORTING STAFF
IV V VI VII
B. SUB PROFESIONAL STAFF
A. STAFF PROFESIONAL
I II III
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
147
H.1. UMUM
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor. Mobilisasi peralatan disesuaikan dengan jadwal
peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan rencana kerja, jadwal pelaksanaan
dan pengerahan personil. Penentuan kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat
hubungannya dengan kelancaran pekerjaan, sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas
yang dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya.
H.2. FASILITAS PEMRAKARSA PEKERJAAN
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, pihak proyek telah menyediakan
fasilitas meliputi:
 Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan dukungan dengan
instansi terkait.
 Peminjaman referensi yang ada pada proyek.
 Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan Kewajiban
Consultan.
H.3. KANTOR KONSULTAN
Untuk kelancaran kegiatan pekerjaan pihak konsultan telah menyiapkan kantor yang
permanen di Denpasar sehingga memudahkan Team Konsultan berkoordinasi dengan
pemberi pekerjaan dan setiap saat dapat asistensi/diskusi dalam penyelesaian pekerjaan.
Disamping itu diharapkan nantinya setelah selesai pekerjaan pihak pemberi pekerjaan mudah
menghubungi konsultan.
H.
PERALATAN DAN
FASILITAS PENUNJANG
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
148
H.4. PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk setiap pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing kegiatan, tergantung dari volume dan kapasitas alat. Adapun volume dan
kapasitas alat dari masing-masing pekerjaan tersaji pada Tabel H.1. (Terlampir).
H.5. JADWAL PERALATAN
Jadwal peralatan untuk pekerjaan akan disesuaikan dengan waktu pemakaian, dan
jadwal peralatan ini berkaitan dengan schedule pelaksanaan dan personil untuk pelaksanaan
seluruh kegiatan. Jadwal peralatan dan volume serta waktu pemakaian tersaji pada Tabel H.2
(Terlampir).
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
149
Tabel H.1
Data Peralatan Yang Digunakan Selama Pekerjaan Berlangsung
No. Jenis Peralatan / Perlengkapan Jumlah
Kapasitas /
Output Saat
Ini
Merk dan Tipe
Tahun
Pembuatan
Kondisi
Lokasi Saat
Ini
Kepemilikan
1 Meja kerja + kursi 10 - Lokal 1996 Baik Denpasar Milik Pribadi
2 OHP Media Stal 1 - 3 M 2003 Baik Denpasar Milik Pribadi
3 Laptop 2 5 GB Toshiba 2003 Baik Denpasar Milik Pribadi
4 Komputer 8 X GB Intel P4 64 MB 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi
5 Printer 4 30 lbr/mnt Deskjet 1280 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi
6 Scanner 1 - Umax Astra 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi
7 Telepon + Fax 1 - Panasonic 2000 Baik Denpasar Milik Pribadi
1 Kamera 2 - Fuji 2006 Baik Denpasar Milik Pribadi
2 Meja Gambar 2 - Mutoh EY 2000 Baik Denpasar Milik Pribadi
3 Kalkulator 2 - Casio FX3600 2004 Baik Denpasar Milik Pribadi
1 Alat Ukur Theodolithe 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi
2 Alat Ukur Waterpass 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi
1 Kendaraan roda 4 - 1 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi
2 Kendaraan roda 4 - 2 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi
3 Kendaraan roda 2 4 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi
A. Peralatan Kantor
B. Peralatan Penunjang
C. Peralatan Lapangan
D. Transportasi
B U L A N
I II III IV V V I
N O . J E N IS A L A T J U M L A H
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
150
Tabel H.2
Jadwal Penggunaan Peralatan Yang Digunakan Selama Pekerjaan Berlangsung
I II III IV V VI VII
A Peralatan Kantor
1 Meja kerja + Kursi 10 7
2 OHP Media Stal 1 7
3 Laptop 2 7
4 Komputer 8 7
5 Printer 4 7
6 Scanner 1 7
7 Telepon + Fax 1 7
B Peralatan Penunjang
1 Kamera 2 7
2 Meja Gambar 2 7
3 Kalkulator 2 7
C Peralatan Lapangan
1 Alat Ukur Theodolite 1 2
2 Alat Ukur Waterpass 1 2
D Transportasi
1 Kendaraan Roda 4-1 1 7
2 Kendaraan Roda 4-2 1 7
3 Kendaraan Roda 2 4 7
Jumlah
Bulan
Bulan Ke-
No Jenis Alat Jumlah Ket.
USTEK
SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI
DI KABUPATEN TABANAN
151
Dokumen Usulan Teknis untuk pelaksanaan pekerjaan “Supervisi Peningkatan Jaringan
Irigasi di Kabupaten Tabanan”, sebagai bentuk penawaran teknis dari konsultan dalam upaya
penanganan pekerjaan tersebut diatas. Dalam hal ini konsultan apabila nantinya dipercaya untuk
menangani pekerjaan ini maka akan bekerja berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan tersebut. Konsultan berkeyakinan “sanggup dan
mampu” untukmelaksanakanpekerjaan tersebut apabila diberi kepercayaan berdasarkan
dokumen usulan teknis yang kami tawarkan.
Dengan dukungan Tenaga Ahli yang kami usulkan dengan kualifikasi dan pengalaman
kerja di bidang perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air khususnya
pembangunan pengamanan sungai. Dengan berbekal keahlian masing-masing tenaga ahli yang
kami usulkan dan telah memiliki sertifikat keahlian, maka dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut
diatas dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan mutu pekerjaan sesuai dengan yang diminta
dalam KAK.
Semoga usulan teknis ini mendapatkan perhatian, dukungan serta kepercayaan dari
pengguna jasa.
Terima Kasih
I.
PENUTUP

More Related Content

PDF
Ustek pengawasan batu bolong
PDF
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
PPTX
AHLI MADYA KEAHLIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
PPTX
ppt teguh Ahli Madya Bidang Keahlian Teknik Jembatan.pptx
PDF
Etabs (atkins)
DOCX
PDF
Modul TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu
Ustek pengawasan batu bolong
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
AHLI MADYA KEAHLIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
ppt teguh Ahli Madya Bidang Keahlian Teknik Jembatan.pptx
Etabs (atkins)
Modul TKP M2KB2 - Struktur Statis Tertentu

What's hot (20)

DOC
195191004 contoh-laporan-pendahuluan
PPTX
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
PDF
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
PPTX
Presenatsi Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi Madya.pptx
PDF
03. pelaksanaan konstruksi jembatan
PDF
Metode pelaksanaan jaringan irigasi
DOCX
Rks jembatan 1
PPT
PCM Contoh Paparan Presentasi.ppt
PPTX
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
PDF
AHS pekerjaan beton SNI 7394-2008
PPTX
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
DOCX
Draf Dokumen RMK
DOCX
Laporan akhir
PPTX
UJI KOMPETENSI FR.IA.04..pptx
PDF
PCM KONTRAK GEDUNG
PDF
Presentasi tol cijago (pt. hutama karya) ok
PDF
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
PDF
Spesifikasi teknis jembatan
PDF
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
PPTX
Pelaksana Kontruksi Bangunan Unit Distribusi SPAM jenjang 4.pptx
195191004 contoh-laporan-pendahuluan
Bahan Presentasi Yosi Andre.pptx
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
Presenatsi Pelaksana Lapangan Pekerjaan Saluran Irigasi Madya.pptx
03. pelaksanaan konstruksi jembatan
Metode pelaksanaan jaringan irigasi
Rks jembatan 1
PCM Contoh Paparan Presentasi.ppt
TUGAS UJI SKK LD IZRADIN.pptx
AHS pekerjaan beton SNI 7394-2008
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Draf Dokumen RMK
Laporan akhir
UJI KOMPETENSI FR.IA.04..pptx
PCM KONTRAK GEDUNG
Presentasi tol cijago (pt. hutama karya) ok
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
Spesifikasi teknis jembatan
PPT SKK PELAKSANA JALAN - rev.pptx_1677900456.pdf
Pelaksana Kontruksi Bangunan Unit Distribusi SPAM jenjang 4.pptx
Ad

Similar to 1. supervisi peningkatan jaringan irigasi di kabupaten tabanan (20)

PDF
Ustek klhs badung_ok
DOC
Format penawaran adm teknis madani
DOC
Format penawaran adm teknis madani
PPTX
Dokumen Lingkungan indulakto 1 2 2 3 4 5
DOC
Format penawaran adm teknis madani
PDF
Company profil PT. Agro Bumi Indonesia
PDF
Paparan Laporan akhir kegiatan bantuan teknis.pdf
PPTX
PT AKSARA PRADIKTA CONSULTAN ENGINEERING.pptx
PDF
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
PDF
Surat bimtek t.a 2019
PDF
ARAHAN TEKNIS DAN PENJELASAN INTEGRASI DAN PERUBAHAN - DIR-PPEG 21 APRIL 2025...
PDF
Pengolahan-Limbah-B3-Sertifikasi-BNSP-Level-Penanggung-Jawab-BMD.pdf
PDF
Dokumen Prakualifikasi PR RISPAM (1).pdf
PDF
Company Profile PT Hayuningrat Environment Consultant
DOC
Profil perusahaan cv elte internasional terbaru
PPTX
BAHAN RAKOOR (22 MEI 2023) oke1 lanjutkan.pptx
PDF
Company Profile PT Agro Bumi Indonesia
PPTX
Contoh Presentation.pptx
PDF
Bimbingan Teknis Jadwal April - Juni 2017
PDF
Rup dinas pu 2013
Ustek klhs badung_ok
Format penawaran adm teknis madani
Format penawaran adm teknis madani
Dokumen Lingkungan indulakto 1 2 2 3 4 5
Format penawaran adm teknis madani
Company profil PT. Agro Bumi Indonesia
Paparan Laporan akhir kegiatan bantuan teknis.pdf
PT AKSARA PRADIKTA CONSULTAN ENGINEERING.pptx
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
Surat bimtek t.a 2019
ARAHAN TEKNIS DAN PENJELASAN INTEGRASI DAN PERUBAHAN - DIR-PPEG 21 APRIL 2025...
Pengolahan-Limbah-B3-Sertifikasi-BNSP-Level-Penanggung-Jawab-BMD.pdf
Dokumen Prakualifikasi PR RISPAM (1).pdf
Company Profile PT Hayuningrat Environment Consultant
Profil perusahaan cv elte internasional terbaru
BAHAN RAKOOR (22 MEI 2023) oke1 lanjutkan.pptx
Company Profile PT Agro Bumi Indonesia
Contoh Presentation.pptx
Bimbingan Teknis Jadwal April - Juni 2017
Rup dinas pu 2013
Ad

Recently uploaded (20)

PPTX
haruskandskfjksjfsdlfjskfjdslkfjsdlkfsdflk.pptx
PPTX
Pengantar Ilmu Pendidikan semester .pptx
PPT
Penulisan karya tulis ilmiah_0439321.ppt
DOCX
1. Modul ajar Bab 1 Menyayangi Anak Yatim.docx
PPTX
PPT Interes Brebes Publikasi Data Statistik.pptx
DOCX
LK Modul 4 KP4 Asesmen PM.docxbnsnsjsjsjj
PDF
Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA.SMK
PPTX
Pertemuan 2_Modernisasi dan Globalisasi.pptx
PPTX
diagram untuk sidang proposalzxcvbhjkjhgvcxcghjkjhbvcvbjkjhgfghj.pptx
DOCX
PROPOSAL KERDOSMA KREATIVITAS_Kelompok 7 digunakan untuk presentasi
PPTX
Judol_new materi yang penting jangan yaa
PPTX
Analisis Demografi , PENATA kependudukan
PPTX
Bahan BIDUK.pptx data paroki santo yosep
PPTX
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA RAYA
PDF
Pemaparan Rapat Pleno dan Penentu Kebijakan Sekolah.pdf
PDF
SIG, Geografi untuk belajar SMA setiap hari
PPTX
Perkembangan Moral Sosial Pada Anak Usia SD.pptx
PPTX
CONTOH PRESENTASI KEGIATAN VALIDASI DATA.pptx
PDF
Potensi Sumber Daya Alam Kelautan Geografi
PDF
Karya_Ilmiah_Ananda_Putri_MSM_Parking.pdf
haruskandskfjksjfsdlfjskfjdslkfjsdlkfsdflk.pptx
Pengantar Ilmu Pendidikan semester .pptx
Penulisan karya tulis ilmiah_0439321.ppt
1. Modul ajar Bab 1 Menyayangi Anak Yatim.docx
PPT Interes Brebes Publikasi Data Statistik.pptx
LK Modul 4 KP4 Asesmen PM.docxbnsnsjsjsjj
Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA.SMK
Pertemuan 2_Modernisasi dan Globalisasi.pptx
diagram untuk sidang proposalzxcvbhjkjhgvcxcghjkjhbvcvbjkjhgfghj.pptx
PROPOSAL KERDOSMA KREATIVITAS_Kelompok 7 digunakan untuk presentasi
Judol_new materi yang penting jangan yaa
Analisis Demografi , PENATA kependudukan
Bahan BIDUK.pptx data paroki santo yosep
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA RAYA
Pemaparan Rapat Pleno dan Penentu Kebijakan Sekolah.pdf
SIG, Geografi untuk belajar SMA setiap hari
Perkembangan Moral Sosial Pada Anak Usia SD.pptx
CONTOH PRESENTASI KEGIATAN VALIDASI DATA.pptx
Potensi Sumber Daya Alam Kelautan Geografi
Karya_Ilmiah_Ananda_Putri_MSM_Parking.pdf

1. supervisi peningkatan jaringan irigasi di kabupaten tabanan

  • 1. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 1 A.1. DATA ORGANISASI PERUSAHAAN A.1.1. Latar Berlakang Perusahaan Sejak didirikan pada tahun 1994, PT. Grand Cipta Consulting telah mampu berpartisipasi dan berprestasi dalam pembangunan nasional, sehingga menjadi sebuah perusahaan konsultan yang bergerak dalam bidang kontruksi dan non-konstruksi dengan sederet macam layanan jasa konsultansi yang sarat pengalaman dengan mengerahkan segala kemampuan dan keahlian secara profesional dalam menangani setiap pekerjaan di bidangnya, untuk mencari solusi teknik terbaik dengan pendekatan faktor ekonomis dan efisiensi guna mendukung kelancaran dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pada saat ini PT. Grand Cipta Consulting mempunyai 45 (empat puluh lima) tenaga organik dari berbagai disiplin ilmu, dengan pengalaman profesional di bidangnya rata-rata lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Dengan ditunjang oleh peralatan kerja yang memadai, seperti studio, perangkat keras dan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan, maka peningkatan profesionalitas tenaga ahli diharapkan semakin meningkat. A.1.2. Data Administrasi Perusahaan Data – data administrasi yang akan kami presentasikan adalah bertujuan untuk memudah bagi owner yang akan mempercayakan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan. NAMA PERUSAHAAN : PT. Grand Cipta Consulting ALAMAT KANTOR/STUDIO : JL. Taman Sulfat XV No.02 Malang. AKTE NOTARIS : Notaris Darma Sanjata Sudagung, SH No. 95 Tanggal 17 Maret 1994 AKTE PERUBAHAN : Notaris Dr. Benediktus Bosu, SH No. 62 Tanggal 10 Februari 2007 A. DATA ORGANISASI PERUSAHAAN
  • 2. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 2 : Notaris R.A. Sri Wahjoeti Andajani, SH No. 16 Tanggal 13 September 2008 : Notaris R.A Sri Wahjoeti Andajani, SH No. 33 Tanggal 25 September 2008 NPWP PERUSAHAAN : 01.605.165.8-000 SIUJK : 602.01/93/35.73.121/2006 INKINDO : Anggota Penuh No. 8238/P/0411.JTM A.2. STRUKTUR ORGANISASI Struktur Organisasi Perusahaan PT. Grand Cipta Consultingseperti tergambar pada diagram berikut. KOMISARIS DIREKTUR MANAJER TEKNIK MANAJER ADM/KEU PROYEK-PROYEK  Dukungan Teknis  Dukungan Manajemen  Dukungan Finansial  Personalia  Administrasi Umum  Administrasi Proyek  Administrasi Kontrak  Invoice/Penagihan  Pengendalian  Kerjasama  Akuntansi  Keuangan  Perpajakan  Proposal  Pemasaran  Rumah Tangga  Bidang Sipil  Bidang Pengairan  Mekanikal dan Elektrikal  Bidang Survey-Investigasi  Bidang Lingkungan  Pengembangan Masyarakat  Bidang Ekonomi dan Manajemen  Bidang Layanan Arsitektur dan Tata Lingkungan  Bidang Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan SPI BIRO SDM
  • 3. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 3 PT. B.1. LINGKUP LAYANAN Bidang layanan yang mampu diberikan PT. Grand Cipta Consultingdalam eksistensinya di bidang jasa konsultansi meliputi: Tata Ruang Wilayah Master Plan Drainase Sarana dan Prasarana Permukiman Bangunan Gedung Arsitektural Gedung Jaringan Perpipaan Drainase, Sanitasi Lingkungan & IPAL Persampahan dan Pengelolaannya Analisis dan Teknik Lingkungan Jalan Jembatan Fasilitas Penyeberangan Jalan Layang B. DAFTAR PENGALAMAN KERJA BIDANG CIPTA KARYA & TATA LINGKUNGAN BIDANG BINA MARGA & TRANSPORTASI
  • 4. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 4 PT. Rambu Lalulintas & Marka Jalan Terminal & Pelabuhan Rest Area Bendungan Serba Guna Embung Bendung Saluran Irigasi dan Pelengkapnya Saluran Drainase dan Pelengkapnya Pengendalian Banjir Perbaikan dan Normalisasi Sungai Bangunan Pengelak Bangunan Penahan Gelombang Pantai Konservasi Lahan dan Air Master Plan Tata Irigasi Pengembangan Air Tanah Sistem Suplesi Sistem Keamanan Bendungan PLTA PLTU Geothermal Jaringan Transmisi Pengembangan Industrial Estate Bangunan Pabrik/Pergudangan Instalasi Mekanikal/Elektrikal BIDANG KEAIRAN BIDANG KETENAGA LISTRIKAN BIDANG INDUSTRI
  • 5. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 5 PT. Sarana Prasarana Pabrik Sarana Prasarana Wisata Perhotelan Taman Menara Relay dan Gardu Komunikasi Jaringan Transmisi Telematika Sistem Kelembagaan Swadaya Pemberdayaan Masyarakat Kesehatan Pendidikan Pembiayaan Skala Kecil Manajemen Pengelolaan Usaha Kecil Prasarana Desa Tertinggal B.2. DAFTAR PENGALAMAN PERUSAHAAN Dalam perkembangan dunia usaha khususnya dalam bidang jasa konsultan perencana dan pengawasan bersama ini pula kami prsentasikan jenis pekerjaan sejenis yang pernah ditangani. BIDANG PARIWISATA BIDANG PRASARANA KOMUNIKASI BIDANG PENGEMBANGAN MASYARAKAT
  • 6. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 6 PT. Tabel 1.1 Daftar Pengalaman Perusahaan selama 10 tahun terakhir Nama Proyek Alamat / Telepon No / Tanggal Nilai Kontrak BA. Serah Terima 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 HK0203/26/BWS.KAL-II/PP-KT Kuala Kapuas Monday, March 11, 2013 576,518,000 7-Sep-13 7-Sep-13 2 Banjarmasin 566,658,000 9-Sep-13 9-Sep-13 Wednesday, March 13, 2013 3 HK.02.03/BWS-BP/PPK/12 Bali Tuesday, March 19, 2013 288,849,000 17-Jul-13 17-Jul-13 4 602/1440.1/APBD/415.23/2013 Monday, July 29, 2013 48,620,000 12-Sep-13 12-Sep-13 5 98,945,000 26-Dec-12 26-Dec-12 28-Sep-12 6 Banjarmasin Jl. Yos Sudarso, 10 Banjarmasin HK.02.03/SNVT.PJPA-KS/IRWA.II/084 314,909,000 21-Aug-12 21-Aug-12 23-Apr-12 7 Jombang 602/424.01/APBD/415.23/2012 48,818,000 30-Mar-12 30-Mar-12 1-Mar-12 8 Gersik 602.1/1940/111.03/2012 47,740,000 23-Apr-12 23-Apr-12 9-Mar-12 9 Banyuwangi 602.1/3307/111.03/2012 48,053,500 3-Jun-12 3-Jun-12 19-Apr-12 10 Supervisi Revitalisasi TPA Temesi Bali Komplek Dep. PU Werdhapura KU.08.08/PIPLP-GCC/11.18 333,575,000 17-Dec-11 17-Dec-11 Jl. Danau Tamblingan 49 Denpasar 23-Jul-11 Tlp (0361) 283626, Fax (0361) 288763 11 Bali Komplek Dep. PU Werdhapura KU.08.08/PIPLPM-GCC/11.24 162,000,000 19-Sep-11 19-Sep-11 Jl. Danau Tamblingan 49 Denpasar 21-Jul-11 Tlp (0361) 283626, Fax (0361) 288763 12 Bali HK.02.03/BWS-BP/PPK/11 334,320,000 12-Sep-11 12-Sep-11 12-May-11 13 Jawa Tengah Dinas Pengelolaan SDA Prop. Jl. Madukoro Blok AA - BB 602.1/549/2011 273,000,000 11-Oct-11 11-Oct-11 Jateng Semarang 9-May-11 14 Makasar Jl. Sekolah Guru Perawat no. 3 KU.08.08/PPK/16/IV/2011 379,000,000 22-Aug-11 22-Aug-11 TLP (0411) 868792 Fax (0411) 869781 25-Apr-11 15 DED Optimalisasi IPLT Buleleng Bali Komplek Dep. PU Werdhapura KU.08.08/PIPLP-GCC/11.03 180,468,000 15-Aug-11 15-Aug-11 Jl. Danau Tamblingan 49 Denpasar 7-Apr-11 Tlp (0361) 283626, Fax (0361) 288763 Jl. Yos Sudarso 10 Banjarmasin SNVT PJPA Kalimantan II, Propinsi Kalimantan Selatan HK.0203/SNVT.PJPA.KS/IRWA-II/23 Jl. A Yani Km. 4 Harapan Baru Paringing Selatan Kab. Balangan 601/PPK.Konsul.02/DPU- AIR.24.01/BLG/2013 Jl. KH. Wahid Hasyim 79, Jombang Studi Analisa, Geologi dan Topografi Wilayah II Kab. Balangan Sipil / Prasarana Keairan kabupaten Balangan/Kalsel PPK kegiatan Perencanaan Pembangunan Irigasi Kab Balangan Reinventarisasi Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Cukir Sipil / Prasarana Keairan Supervisi Rehab Saluran Sekunder Se Kab. Gresik Sipil / Prasarana Keairan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Prov. Jatim Jl. Gayung Kebonsari 169, Surabaya Supervisi Rehab Saluran Sekunder Se Kab. Banyuwangi Sipil / Prasarana Keairan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Prov. Jatim Jl. Gayung Kebonsari 169, Surabaya Supervisi Jaringan Irigasi DI. Amandit Kontrak Tanggal Selesai Menurut Sipil / Prasarana Keairan SNVT PJPA Kalimantan II, Dirjen SDA Kemen PU No. Nama Paket Pekerjaan Bidang/Sub Bidang Pekerjaan Lokasi Pemberi Tugas / Pengguna Jasa Reinventarisasi Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Peterongan Sipil / Prasarana Keairan Dinas PU Binamarga dan Pengairan Kabupaten Jombang Jl. KH. Wahid Hasyim, No. 79, Jombang Detai Desai Pengendalian Banjir Tukad Ayung di Kota Denpasar Sipil / Prasarana Keairan / Tata Lingkungan PPK Perencanaan dan Program Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Denpasar Jl. Tjok Agung Tresna, No. 9 Denpasar Bali, Telp. 0361-234953 Sipil / Prasarana Keairan / Tata Lingkungan Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali Premliminari Studi PS Air Limbah Kawasan Kuta Selatan Sipil / Prasarana Keairan / Tata Lingkungan Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali PPK Perencanaan dan Program SATKER BBWS Pompengan Jeneberang Sipil / Prasarana Keairan / Tata Lingkungan Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali Detai Desan Penanganan Longsoran Tanggul Sungai Bodri Penyusunan SOP Untuk Penyusunan RTD Bendungan Bili - Bili Sipil / Prasarana Keairan / Tata Lingkungan Sipil / Prasarana Keairan / Tata Lingkungan Jombang Jawa Timur Dinas Binamarga dan Pengairan Kabupaten Jombang SI DD Pengamanan dan Penataan Mata Air Menyebar di Propinsi Bali Sipil / Prasarana Keairan BWS Bali-Penida, Ditjen SDA Kemen PU Jl. Tjok Agung Tresna, Denpasar SID Pengendalian Banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur Sipil / Prasarana Keairan Supervisi Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Amandit Wilayah Kiri Sipil / Prasarana Keairan PPK Perencanaan dan Program BWS Kalimantan II Jl. Tambun Bungai 26, Kuala Kapuas 731514, Kalsel
  • 7. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 7 PT. 16 HK.02.03/BWS-BP/PPR/02 317,235,000 25-Nov-10 25-Nov-10 14-Jun-10 17 Perencanaan Teknis Konservasi Sub DAS Galeh Paket P-6 Sipil / Prasarana Keairan / Jasa Inspeksi Teknis Semarang Dinas Pengelolaan SDA Propinsi Jateng Semarang, Telp. 024-7608201 602.1/312/2010 183,927,500 27-Apr-10 4-Oct-10 18 Supervisi Pekerjaan TPA Bengkala, Bali Bengkala, Bali KU.08.08/PLP-GCC/03.10 287,259,000 12-Sep-10 12-Sep-10 15-Apr-10 19 690/3.04.2/424.059/2010 198,000,000 5-Jul-10 5-Jul-10 7-Apr-10 20 Sipil / Survey Banyuwangi Jk. A Yani No. 100 027/1440/429,012/2009 46,400,000 19-Aug-09 19-Aug-09 16-Apr-09 21 Supervisi Revitalisasi TPA Regional Sarbagita Tata Lingkungan Denpasar KU.08.08/PPLP.M-GCK/09/09 334,730,000 7-Dec-09 7-Dec-09 7-Jul-09 22 Konservasi DAS Cokroyasan Paket P.10 Tata Lingkungan / Jawa Tengah Dinas Pengelolaan SDA Prop. Jl. Madukoro Blok AA - BB 602.1/347/2009 191,195,000 23-Oct-09 23-Oct-09 Sipil / Keairan Jateng Semarang 16-Jun-09 Sipil / Keairan Kab. Tojo Una-Una Pemkab Tonjo Una-Una Jl. Yos Sudarso 29 01/KONT/CK-01/DPU/2009 294,613,000 9-Oct-09 9-Oct-09 Ampana 9-Jun-09 24 Sipil / Keairan Kota Batu Dinas Sumberdaya Air dan Jl. Diran 13 Batu 251,890,000 9-Dec-08 9-Dec-08 Energi Pemkot Batu 22-Aug-08 25 Penyusunan SOP Penanggulangan Bencana Banjir Sipil / Keairan Tenggarong Dinas Perhubungan Kabupaten Jl. Jendral Sudirman NO. 27 550.26/21/SOP/VI/2008 389,500,000 9-Nov-08 9-Nov-08 Sungai Mahakam Kutai Kertanegara Tenggarong 9 Juni 2008 26 Sipil / Keairan Kota Batu Dinas Sumberdaya Air dan Jl. Diran 13 Batu 602.1/17/PPP/422.205/ 2008 261,710,000 2-Aug-08 2-Aug-08 Energi Pemkot Batu 2-Jun-08 27 Jl. Jend Sudirman No.76 Tenggarong 550,22/UKL/UPL/Keruk/VI/2008 264,500,000 9-Oct-08 9-Oct-08 6-Jun-08 28 SOP Pengeboran Air Tanah Sipil / Keairan Sumenep Dinas Pekerjaan Umum Jl. Urip Sumoharjo No.2 602.1/012/SPKS-PWS/435.103/2007 397,900,000 2-Dec-07 2-Dec-07 Pengairan Sumeneb Sumenep 2-Aug-07 29 Sipil / Keairan Kota Batu Dinas Sumberdaya Air dan Jl. Diran 13 Batu 229,050,000 16-Oct-07 16-Oct-07 Energi Pemkot Batu 16-Jul-07 30 Sipil / Keairan Probolinggo Dinas PU Pengairan Jl. Raya PB Sudirman no . 45 602.1/1201/PPBJ/426.503/2007 265,000,000 7-Nov-07 7-Nov-07 Pemerintah Kab Probolinggo Probolinggo 7 Juni 07 Pengawasan Pembangunan Jaringan Irigasi Kegiatan DAK 602.1/30/PPP/422.205/ 2008 Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi Kegiatan DAK Pengawasan Pembangunan Jaringan Irigasi Kota Batu 602.1/06/Konst/SPK-PWS- IRG/422,205/ 2007 Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jaringan Irigasi Saluran Sungai 23 Paket VI Perencanaan Teknis Drainasi Primer / Sekunder Kab. Tojo Una-una TA. 2009 Jl. Raya Raci Bangil Pasuruan, Telp. 0343-748368 Study Larap Bendungan Surga di Kabupaten Buleleng Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Komplek Dep. PU Werdhapura, Sanur, Jl. Danau Tamblingan No. 49, Sanur-Denpasar Sipil / Prasarana Keairan / Jasa Inspeksi Teknis Kabupaten Buleleng, Bali Balai Wilayah Sungai Bali- Penida, Denpasar Jl. Tjok Agung Tresna, No. 9 Denpasar Bali, Telp. 0361-234953 Sipil / Prasarana Keairan / Jasa Inspeksi Teknis Kecamatan Lekok dan Nguling, Kabupaten Pasuruan Sipil / Prasarana Keairan / Jasa Inspeksi Teknis Satker PPLP Bali, Ditjen Cipta Karya Kementerian PU Komplek Dept. PU Werdhapura Sanur, Jl. Danau Tamblingan 49 Denpasar, Telp. 0361-283626 Dinas Cipta Karya, Kabupaten Pasuruan Perencanaan Desa Rawan Air Wilayah Lekok dan Nguling Kabupaten Pasuruan Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Kartanegara Pemetaan Batas Kabupaten Banyuwangi - Bondowoso Kepala Dinas Pemerintah Sekertaris Daerah Banyuwangi Penyusunan Studi UKL dan UPL Pengerukan alun sungai mahakam Sipil / Keairan/ Tata Lingkungan Tenggarong Kutai Kertanegara
  • 8. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 8 PT. 31 Pemetaan Batas Banyuwangi - Jember Sipil / Survey Banyuwangi Jk. A Yani No. 100 027/932/429,011/SPK/2007 45,900,000 23-Aug-07 23-Aug-07 28-May-07 32 Supervisi Konstruksi Pelaksanaan Embung Sipil / Keairan Tulungagung Balai Besar WS Brantas Jl. Sekartaji 5 Kediri PKSAD.22/SPMK/2007 248,000,000 29-Sep-07 29-Sep-07 Kabupaten Tulungagung 29-Mar-07 33 Sipil / Keairan Probolinggo Dinas PU Pengairan Jl. Raya PB Sudirman no . 45 602.1/129/PPBJ/426.503/2007 212,000,000 20-Jun-07 20-Jun-07 Pemerintah Kab Probolinggo Probolinggo 22 Maret 07 Pasuruan 34 Sipil / Keairan Kota Batu Dinas Sumberdaya Air dan Jl. Diran 13 Batu 247,690,000 10-Jul-07 10-Jul-07 Energi Pemkot Batu 10-Apr-07 35 Jasa Survey / Kabupaten Blitar Dinas Prasarana Wilayah Jl. S. Parman 9 Blitar 050/04/SDA/16-JK1.1/409.109/2006 286,850,000 15-Nov-06 15-Nov-06 Telematika Pemkab Blitar 19 Juli 2006 36 Sipil / Keairan Kabupaten Pasuruan Dinas Pengairan Pasuruan Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.1 602/SU-031/424.063/2006 329,500,000 25-Aug-06 25-Aug-06 Pasuruan 28-Apr-06 37 Pengembangan Air Tanah Sipil / Keairan Kab Sumeneb Jl. Urib Sumoharjo No. 2 Sumeneb 277,900,000 30-Dec-05 30-Dec-05 Survey dan Ivestigasi Kondisi Sungai di Kabupaten Blitar Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi Kota Batu 602.1/06/Konst/SPK-IRG/422,205/ 2007 Perencanaan Teknis Pengembangan Irigasi Pedesaan SOP Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi 602,1/002/SPKA,PWS/435.103 /2005, 1 September 2005 Kepala Dinas Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Kepala Dinas Pengairan Kab Sumeneb
  • 9. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 9 C.1. URAIAN PENGALAMAN KERJA Tabel-tabel berikut ini merupakan uraian pengalaman kerja dariPT. Grand Cipta Consultinguntuk pekerjaan sejenis selama periode 10 (sepuluh) tahun terakhir. C. URAIAN PENGALAMAN KERJA
  • 10. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 10 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 1 . Pengguna Jasa : PPK kegiatan Perencanaan Pembangunan Irigasi Kab Balangan 2 Nama Paket Pekerjaan : Studi Analisa, Geologi dan Topografi Wilayah IIKab. Balangan 3 Lingkup Produk : Survei Pendahuluan, Survey Topografi, Investivigasi mekenikal Tanah, Uji Laboratorium, Analisa Geologi, Analisa hidrologi 4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Balangan 5 . Nilai Kontrak : Rp 98,945,000 6 . No. Kontrak : 601/PPK.Konsul.02/DPU-AIR.24.01/BLG/2013 7 . Waktu Pelaksanaan : 28 Sep 2012 - 26 Desember 2012 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 17 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Geologi Mekanika Tanah/Geologi 1 c. TA. Hidrologi Sipil/Pengairan 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 11. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 11 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 1 . Pengguna Jasa : Dinas PU Binamarga dan Pengairan Kabupaten Jombang 2 Nama Paket Pekerjaan : Reinventarisasi Jaringan Irigasi Wilayah UPTD Peterongan 3 Lingkup Produk : Survey Pengumpulan data dan penyiapan peta daerah irigasi, Cakupan pengelola aset irigasi, Jaringan Primer dan Sekunder, 4 . Lokasi Proyek : Jombang 5 . Nilai Kontrak : Rp 47,740,000 6 . No. Kontrak : 602.1/1940/111.03/2012 7 . Waktu Pelaksanaan : 1 Maret 2012 - 30 Maret 2012 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 15 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil Pengairan 1 b. Ahli Irigasi Sipil Pengairan 1 c. Ahli Cost Estimator Sipil Pengairan 1 d. Surveyor Sipil Pengairan 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 12. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 12 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 1 . Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Prov. Jatim 2 Nama Paket Pekerjaan : Supervisi Rehab Saluran Sekunder Se Kab. Gresik 3 Lingkup Produk : Survey Pengumpulan data dan penyiapan peta daerah irigasi, Cakupan pengelola aset irigasi, Jaringan Primer dan Sekunder, 4 . Lokasi Proyek : Gersik 5 . Nilai Kontrak : Rp 47,740,000 6 . No. Kontrak : 7 . Waktu Pelaksanaan : 9 Maret 2012 - 23 April 2012 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 15 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil Pengairan 1 b. Ahli Irigasi Sipil Pengairan 1 c. Ahli Cost Estimator Sipil Pengairan 1 d. Surveyor Sipil Pengairan 1 602.1/1940/111.03/2012 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 13. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 13 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 1 . Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Prov. Jatim 2 Nama Paket Pekerjaan : Supervisi Rehab Saluran Sekunder Se Kab. Banyuwangi 3 Lingkup Produk : Survey Pengumpulan data dan penyiapan peta daerah irigasi, Cakupan pengelola aset irigasi, Jaringan Primer dan Sekunder, 4 . Lokasi Proyek : Gersik 5 . Nilai Kontrak : Rp 48,053,500 6 . No. Kontrak : 602.1/3307/111.03/2012 7 . Waktu Pelaksanaan : 19 April 2012 - 3 Juni 2012 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 15 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil Pengairan 1 b. Ahli Irigasi Sipil Pengairan 1 c. Ahli Cost Estimator Sipil Pengairan 1 d. Surveyor Sipil Pengairan 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 14. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 14 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 1 . Pengguna Jasa : SNVT PJPA Kalimantan II, Dirjen SDA Kemen PU 2 Nama Paket Pekerjaan : Supervisi Jaringan Irigasi DI. Amandit 3 Lingkup Produk : Survey volume dan desain, Kordinasi dengan kontraktor, mengkaji jadwal dan pelaksanaan pekerjaan, inspeksi selama fabrikasi dan instalasi dan pengawasan kontruksi 4 . Lokasi Proyek : Banjarmasin 5 . Nilai Kontrak : Rp 314,909,000 6 . No. Kontrak : HK.02.03/SNVT.PJPA-KS/IRWA.II/084 7 . Waktu Pelaksanaan : 23 April 2012 - 23 Agustus 2012 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 26 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil Pengairan 1 b. Contruction Engineering Sipil Pengairan 1 c. Inspector Sipil Pengairan 1 d. Quantity Surveyor Sipil Pengairan 1 e. Surveyor Sipil Pengairan 1 f. Chief Soil Technicial Sipil Pengairan 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 15. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 15 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 1 1 . Pengguna Jasa : Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali 2 Nama Paket Pekerjaan : Supervisi Revitalisasi TPA Temesi 3 Lingkup Produk : Survey volume dan desain, Kordinasi dengan kontraktor, mengkaji jadwal dan pelaksanaan pekerjaan, inspeksi selama fabrikasi dan instalasi dan pengawasan kontruksi 4 . Lokasi Proyek : Bali 5 . Nilai Kontrak : Rp 333,575,000 6 . No. Kontrak : KU.08.08/PIPLP-GCC/11.18 7 . Waktu Pelaksanaan : 23 Juli 2011 - 17 Desember 2011 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 15 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Lingkungan 1 b. TA. Persampahan dan sanitasi Penyehatan 1 c. TA. Geodesi Geodesi 1 d. TA. Kontruksi Sipil 1 e. TA. Quality Control Sipil 1 f. TA. Mekanika Tanah Sipil 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 16. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 16 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 2 1 . Pengguna Jasa : Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali 2 Nama Paket Pekerjaan : Premliminari Studi PS Air Limbah Kawasan Kuta Selatan 3 Lingkup Produk : Survey dan pengukuran prasarana air limbah antara lain jaringan pipa induk, Jaringan pipa sekunder, bak pengumpul dan ps penunjang air limbah 4 . Lokasi Proyek : Bali 5 . Nilai Kontrak : Rp 162,000,000 6 . No. Kontrak : KU.08.08/PIPLPM-GCC/11.24 7 . Waktu Pelaksanaan : 21 Juli 2011 - 19 September 2011 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 15 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Lingkungan Penyehatan 1 c. TA. Pengolahan Limbah Lingkungan 1 d. TA. Planologi Planologi 1 e. TA. Geodesi Geodesi 1 f. TA. Struktur Sipil 1 g. TA. Mekanika Tanah Teknik Mineral 1 h. TA. Estimasi Biaya Ekonomi 1 i. TA. Sosial Kemasyarakatan Sosial 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 17. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 17 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 3 1 . Pengguna Jasa : PPK Perencanaan dan Program Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Bali-Penida 2 Nama Paket Pekerjaan : Detai Desai Pengendalian Banjir Tukad Ayung di Kota Denpasar 3 Lingkup Produk : Orientasi Lapangan, Iventarisasi Data, Survey Topografi, Analisa uji Tanah, Pengukuran Hidrometri dan Pengamatan Sendimen, Perhitungan Biaya dan Analisa Ekonomi 4 . Lokasi Proyek : Bali 5 . Nilai Kontrak : Rp 334,320,000 6 . No. Kontrak : HK.02.03/BWS-BP/PPK/11 7 . Waktu Pelaksanaan : 12 Mei 2011 - 12 September 2011 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 20 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Pengairan Pengairan 1 c. TA. Hidrologi Pengairan 1 d. TA. Geoteknik geolagi 1 e. TA. Geodesi Geodesi 1 f. TA. Sosek Sosial / Ekonomi 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 18. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 18 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 4 1 . Pengguna Jasa : PPK Dinas Pengelolaan SDA Prop.Jateng 2 Nama Paket Pekerjaan : Detai Desan Penanganan Longsoran Tanggul Sungai Bodri 3 Lingkup Produk : Mengiventarisasi titik-titik kerusakan, menganalisa penyebab kerusakan, menganalisa desain bangunan pengaman, menyiapkan dokumen desain dalam rangka menunjang kegiatan konstruksi untuk menjaga kelestarian sungai 4 . Lokasi Proyek : Semarang, Jawa Tengah 5 . Nilai Kontrak : Rp 273,000,000 6 . No. Kontrak : 602.1/549/2011 7 . Waktu Pelaksanaan : 9 Mei 2011 - 11 Oktober 2011 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 18 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Bangunan Air Sipil 1 c. TA. Hidrologi Pengairan 1 d. TA. OP Teknik Sipil 1 e. TA. Geodesi Geodesi 1 f. TA. Geologi Geologi 1 SEPULUH TAHUN TERAKHIR URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
  • 19. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 19 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 5 1 . Pengguna Jasa : PPK Perencanaan dan Program SATKER BBWS Pompengan Jeneberang 2 Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan SOP Untuk Penyusunan RTD Bendungan Bili - Bili 3 Lingkup Produk : Mengidentifikasi terkait penanganan bencana, menyusun rencana sistim pengamanan, menyusun pengorganisasian, menyusun alat penaganan bencana, Membuat Panduan SOP Penanganan Bencana Banjir 4 . Lokasi Proyek : Makasar, Sulawesi Selatan 5 . Nilai Kontrak : Rp 379,000,000 6 . No. Kontrak : KU.08.08/PPK/16/IV/2011 7 . Waktu Pelaksanaan : 25 April 2011 - 22 Agustus 2011 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 15 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1 c. TA. K3 Sipil 1 d. TA. Hidrostructure Sipil/Pengairan 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 20. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 20 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 6 1 . Pengguna Jasa : Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali 2 Nama Paket Pekerjaan : DED Optimalisasi IPLT Buleleng 3 Lingkup Produk : Untuk peningkatan dan pemulihan kondisi IPLT Kab. Buleleng sehingga keberadaan IPLT dapat berfungsi optimal, menyusun DED Optimalisasi, Perencanaan usulan pembenahan, membuat rencana pengembangan IPLT 4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Buleleng, Bali 5 . Nilai Kontrak : Rp 180,468,000 6 . No. Kontrak : 7 . Waktu Pelaksanaan : 7 April 2011 - 15 Agustus 2011 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 15 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Teknik Lingkungan 1 b. TA. Kontruksi Sipil 1 c. TA. Estimasi Biaya Sipil 1 d. Ass Lingkungan Teknik Lingkungan 1 e. Ass Keuangan Ekonomi 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR KU.08.08/PIPLP-GCC/11.03
  • 21. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 21 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 7 1 . Pengguna Jasa : Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Denpasar 2 Nama Paket Pekerjaan : Study Larap Bendungan Surga di Kabupaten Buleleng 3 Lingkup Produk : Survey Sosial Ekonomi, Pengukuran, Mengumpulkan data bagi penduduk terkena dampak langsung menyerap. Menampung aspirasi, keinginan opsi penduduk 4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Buleleng, Bali 5 . Nilai Kontrak : Rp 317,235,000 6 . No. Kontrak : 7 . Waktu Pelaksanaan : 14 juni 2010 - 25 November 2010 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 42 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Bendungan Pengairan 1 c. TA. Hirologi Pengairan 1 d. TA. Hirolika Sipil Pengairan 1 e. TA. Geodesi Geodesi 1 f. TA. Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi 1 g. Assisten Sosial ekonomi Sosial Ekonomi 2 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR HK.02.03/BWS-BP/PPR/02
  • 22. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 22 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 8 1 . Pengguna Jasa : Dinas Pengelolaan SDA Propinsi Jateng 2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Teknis Konservasi Sub DAS Galeh Paket P-6 3 Lingkup Produk : Pengumpulan data sosialisasi masyarakat, Survey topografi, morfologi : sungai, sistem drainase, geologi permukaan dan karakteristik lingkungan 4 . Lokasi Proyek : Semarang 5 . Nilai Kontrak : Rp 183,927,500 6 . No. Kontrak : 7 . Waktu Pelaksanaan : 27 April 2010 Sampai 4 Oktober 2010 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 26 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Bangunan Air Teknik Pengairan 1 c. TA. Geodesi Geodesi 1 d. TA. Hidrologi Pengairan 1 e. TA. Geologi Geologi 1 f. TA.Sosial ekonomi Sosial Ekonomi 1 602.1/312/2010 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 23. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 23 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 9 1 . Pengguna Jasa : Satker PPLP Bali, Ditjen Cipta Karya Kementerian PU 2 Nama Paket Pekerjaan Supervisi Pekerjaan TPA Bengkala, Bali 3 Lingkup Produk Mengawasi dan mengontrol kemajuan pekerjaan, kuantitas, kualitas biaya konstruksi dan keamanan konstruksi memeriksa dan mengevaluasi material dan peralatan yang diusulkan 4 . Lokasi Proyek : Bengkala, Bali 5 . Nilai Kontrak : Rp 287,259,000 6 . No. Kontrak : KU.08.08/PLP-GCC/03.10 7 . Waktu Pelaksanaan : 15 April 2010 - 12 September 2010 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 32 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Geodesi Geodesi 1 c. TA. Sipil Sipil 1 d. TA. Sosek Sosek 1 e. TA. Hukum Hukum 1 f. Ass Geodesi Geodesi 1 SEPULUH TAHUN TERAKHIR URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
  • 24. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 24 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 10 1 . Pengguna Jasa : Dinas Cipta Karya, Kabupaten Pasuruan 2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Desa Rawan Air Wilayah Lekok dan Nguling Kabupaten Pasuruan 3 Lingkup Produk : Pengumpulan data klimatologi, mateorologi, meteorologi, geologi, hidrologi : Survey sosial ekonomi, pengumpulan data peta cekungan 4 . Lokasi Proyek : Kecamatan Lekok dan Nguling, Kabupaten Pasuruan 5 . Nilai Kontrak : Rp 198,000,000 6 . No. Kontrak : 690/3.04.2/424.059/2010 7 . Waktu Pelaksanaan : 7 April 2010 - 6 Juli 2010 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 28 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Hirologi Pengairan 1 c. TA. Hirolika Sipil/Pengairan 1 d. TA. Geodesi Geodesi 1 e. TA. Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi 1 SEPULUH TAHUN TERAKHIR URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
  • 25. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 25 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 11 1 . Pengguna Jasa : Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan 2 Nama Paket Pekerjaan Supervisi Revitalisasi TPA Regional Sarbagita 3 Lingkup Produk Pengumpulan peta dan data prasarana air baku, hidroklimatologi, Rekomendasi tindak lanjut pengembangan SDA, Desain Bangunan 4 . Lokasi Proyek : Denpasar 5 . Nilai Kontrak : Rp 334,730,000 6 . No. Kontrak : KU.08.08/PPLP.M-GCK/09/09 7 . Waktu Pelaksanaan : 7 Juli 2009 - 7 Desember 2009 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 34 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Geodesi Geodesi 1 c. TA. Hidrologi Pengairan 1 d. TA. Geologi Geologi 1 e. TA.Sosial ekonomi Sosial Ekonomi 1 f. TA. Lingkungan Lingkungan 1 SEPULUH TAHUN TERAKHIR URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
  • 26. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 26 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 12 1 . Pengguna Jasa : Dinas Pengelolaan SDA Prop.Jawa Tenggah 2 Nama Paket Pekerjaan : Konservasi DAS Cokroyasan Paket P.10 3 Lingkup Produk : Pengumpulan data sosialisasi masyarakat, Survey topografi, morfologi : sungai, sistem drainase, geologi permukaan dan karakteristik lingkungan 4 . Lokasi Proyek : Jawa Tengah 5 . Nilai Kontrak : Rp 191,195,000 6 . No. Kontrak : 602.1/347/2009 7 . Waktu Pelaksanaan : 16 Juni 2009 - 23 September 2009 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 26 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Bangunan Air Teknik Pengairan 1 c. TA. Geodesi Geodesi 1 d. TA. Hidrologi Pengairan 1 e. TA. Geologi Geologi 1 f. TA.Sosial ekonomi Sosial Ekonomi 1 SEPULUH TAHUN TERAKHIR URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
  • 27. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 27 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 13 1 . Pengguna Jasa : 2 Nama Paket Pekerjaan : Paket VI Perencanaan Teknis Drainasi Primer / Sekunder Kab. Tojo Una-una TA. 2009 3 Lingkup Produk : Survey lapangan, analisa data peta, pengukuran topografi, penyelidikan : hidrologi dan perencanaan teknis jaringan irigasi 4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Tojo una - una 5 . Nilai Kontrak : Rp 294,613,000.00 6 . No. Kontrak : 01/KONT/CK-01/DPU/2009 7 . Waktu Pelaksanaan : 9 Juni 2009 - 9 Oktober 2009 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 26 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil/Pengairan 1 b. TA. Pengairan Sipil/Pengairan 1 c. TA.Hidrolika Pengairan 1 d. TA.Geodesi Geodesi 1 e. TA. Sosek Sosek 1 SEPULUH TAHUN TERAKHIR Pemkab Tonjo Una-Una URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
  • 28. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 28 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 14 1 . Pengguna Jasa : Dinas Sumberdaya Air dan Energi Pemkot Batu 2 Nama Paket Pekerjaan : Pengawasan Pembangunan Jaringan Irigasi Kegiatan DAK 3 Lingkup Produk : Pengumpulan data dengan melaksanakan pengawasan pekerjaaan fisik, monitoring dan Evaluasi secara administratif kejadian yang berlangsung 4 . Lokasi Proyek : Kota batu 5 . Nilai Kontrak : Rp 251,890,000.00 6 . No. Kontrak : 602.1/30/PPP/422.205/ 2008 7 . Waktu Pelaksanaan : 29 April 2009 - 28 Oktober 2009 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 26 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1 c. TA. Struktur Sipil 1 e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1 f. TA. Lingkungan Lingkungan 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 29. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 29 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 15 1 . Pengguna Jasa : 2 Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan SOP Penanggulangan Bencana Banjir Sungai Mahakam 3 Lingkup Produk : Menyusun sistem pengerahan dan pengorganisasian penanganan bencana, menyusun alur penanganan bencana yang kordinatif agar dihasilkan penanganan yang optimal 4 . Lokasi Proyek : Kab. Kutai Kertanegara 5 . Nilai Kontrak : Rp 389,500,000 6 . No. Kontrak : 7 . Waktu Pelaksanaan : 9 Juni 2009 - 9 November 2009 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 20 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA.Ekonomi Wilayah Tata ruang 1 c. TA.Transportasi Sipil 1 d. TA.Teknik Lingkungan Teknik Lingkungan 1 e. TA.Geologi Geologi 1 f. TA.Hidrologi Pengairan 1 Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Kertanegara URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS 550.26/21/SOP/VI/2008 SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 30. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 30 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 16 1 . Pengguna Jasa : 2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi Kegiatan DAK 3 Lingkup Produk : Merencanakan desain renovasi bangunan air, membuat perhitungan teknis : kontruksi, mengadakan survey penyelidikan tanah 4 . Lokasi Proyek : Batu 5 . Nilai Kontrak : Rp 261,710,000 6 . No. Kontrak : 602.1/17/PPP/422.205/ 2008 7 . Waktu Pelaksanaan : 2 Juni 2008 - 2 Agustus 2008 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 20 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1 c. TA. Struktur Sipil 1 e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1 f. TA. Lingkungan Lingkungan 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS Dinas Sumberdaya Air dan Energi Pemkot Batu SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 31. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 31 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 17 1 . Pengguna Jasa : 2 Nama Paket Pekerjaan : SOP Pengeboran Air Tanah 3 Lingkup Produk : Pengumpulan data klimatologi, mateorologi, meteorologi, geologi, hidrologi Survey penyelidikan tanah, pengumpulan data peta cekungan 4 . Lokasi Proyek : Sumeneb 5 . Nilai Kontrak : Rp 397,900,000 6 . No. Kontrak : 602.1/012/SPKS-PWS/435.103/2007 7 . Waktu Pelaksanaan : 2 Agustus 2007 - 2 September 2007 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 24 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Hirologi Pengairan 1 c. TA. Hirolika Sipil/Pengairan 1 d. TA. Geodesi Geodesi 1 e. TA. Sosial Ekonomi Sosial Ekonomi 1 SEPULUH TAHUN TERAKHIR Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Sumeneb URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
  • 32. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 32 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 18 1 . Pengguna Jasa : 2 Nama Paket Pekerjaan : Pengawasan Pembangunan Jaringan Irigasi Kota Batu 3 Lingkup Produk : Pengumpulan data dengan melaksanakan pengawasan pekerjaaan fisik, monitoring dan Evaluasi secara administratif kejadian yang berlangsung 4 . Lokasi Proyek : Kota Batu 5 . Nilai Kontrak : Rp 229,050,000 6 . No. Kontrak : 602.1/06/Konst/SPK-PWS-IRG/422,205/ 2007 7 . Waktu Pelaksanaan : 16 Juli 2007 - 15 Oktober 2007 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 45 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1 c. TA. Struktur Sipil 1 e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1 f. TA. Lingkungan Lingkungan 1 Dinas Sumberdaya Air dan Energi Pemkot Batu URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 33. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 33 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 19 1 . Pengguna Jasa : 2 Nama Paket Pekerjaan Pengawasan Teknis Kegiatan Pembangunan Jaringan Irigasi Saluran Sungai 3 Lingkup Produk Pengumpulan data dengan melaksanakan pengawasan pekerjaaan fisik, monitoring dan Evaluasi secara administratif kejadian yang berlangsung 4 . Lokasi Proyek : Kota probolinggo 5 . Nilai Kontrak : Rp 265,000,000.00 6 . No. Kontrak : 602.1/1201/PPBJ/426.503/2007 7 . Waktu Pelaksanaan : 7 Juni 2007 - 7 November 2007 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 24 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1 c. TA. Struktur Sipil 1 e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1 f. TA. Lingkungan Lingkungan 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS Dinas PU Pengairan Pemerintah Kab Probolinggo SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 34. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 34 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 20 1 . Pengguna Jasa : 2 Nama Paket Pekerjaan : Supervisi Konstruksi Pelaksanaan Embung Kabupaten Tulungagung 3 Lingkup Produk : Meneliti Construction Drawing dan perhitungan, meneliti dan mengevaluasi semua usulan rencana kerja, menetapkan cara kerja test bahan konstruksi 4 . Lokasi Proyek : Kab. Tulungagung 5 . Nilai Kontrak : Rp 248,000,000 6 . No. Kontrak : PKSAD.22/SPMK/2007 7 . Waktu Pelaksanaan : 29 Maret 2007 - 29 September 2007 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 24 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil/Pengairan 1 b. TA.Pengairan Pengairan 1 c. TA. Struktur Sipil 1 d.. TA. Geodesi Geodesi 1 e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1 SEPULUH TAHUN TERAKHIR URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS Balai Besar WS Brantas
  • 35. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 35 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 21 1 . Pengguna Jasa : 2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Teknis Pengembangan Irigasi Pedesaan 3 Lingkup Produk : Merencanakan desain renovasi bangunan air, membuat perhitungan teknis kontruksi, mengadakan survey penyelidikan tanah 4 . Lokasi Proyek : 5 . Nilai Kontrak : Rp 212,000,000 6 . No. Kontrak : 602.1/129/PPBJ/426.503/2007 7 . Waktu Pelaksanaan : 22 Maret 2007 - 20 Juni 2007 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 50 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1 c. TA. Struktur Sipil 1 e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1 f. TA. Lingkungan Lingkungan 1 URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS Dinas PU Pengairan Pemerintah Kab Probolinggo Probolinggo SEPULUH TAHUN TERAKHIR
  • 36. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 36 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 22 1 . Pengguna Jasa : 2 Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Jaringan Irigasi Kota Batu 3 Lingkup Produk : Pengumpulan data dengan melaksanakan pengawasan pekerjaaan fisik, monitoring dan Evaluasi secara administratif kejadian yang berlangsung 4 . Lokasi Proyek : Kota Batu 5 . Nilai Kontrak : Rp 247,690,000 6 . No. Kontrak : 602.1/06/Konst/SPK-IRG/422,205/ 2007 7 . Waktu Pelaksanaan : 10 April 2007 - 10 Juli 2007 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 24 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Irigasi Teknik Pengairan 1 c. TA. Struktur Sipil 1 e. TA. Sosek Sosial Ekonomi 1 f. TA. Lingkungan Lingkungan 1 SEPULUH TAHUN TERAKHIR URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS Dinas Sumberdaya Air dan Energi Pemkot Batu
  • 37. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 37 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 23 1 . Pengguna Jasa : Dinas Prasarana Wilayah Pemkab Blitar 2 Nama Paket Pekerjaan : Survey dan Ivestigasi Kondisi Sungai di Kabupaten Blitar 3 Lingkup Produk : Melakukan Pekerjaan Survey dan Investigasi kondisi sungai dikabupaten Blitar, Studi Hidrologi, Survey Topografi 4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Blitar 5 . Nilai Kontrak : Rp 286,850,000 6 . No. Kontrak : 050/04/SDA/16-JK1.1/409.109/2006 7 . Waktu Pelaksanaan : 19 Juli 2006 - 15 Nopember 2006 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 23 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Pengairan 1 b. TA. Hidrologi Pengairan 1 c. TA.Geodesi Geodesi 1 d. TA. Lingkungan Teknik Lingkungan 1 e. TA.Sos.Ekonomi Pertanian Pertanian 1 SEPULUH TAHUN TERAKHIR URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
  • 38. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 38 URAIAN PEKERJAAN PT. GRAND CIPTA CONSULTING 24 1 . Pengguna Jasa : Dinas Pengairan Kabupaten Pasuruan 2 Nama Paket Pekerjaan : SOP Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi ( Dam dan Jaringan Irigasi APBD TA. 2006 ) 3 Lingkup Produk : Perencanaan Desain Untuk Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sungai yang Mengalami Kerusakan ringan, sedang sampai berat yang akhirnya untuk meningkatkan kelancaran aliran air 4 . Lokasi Proyek : Kabupaten Pasuruan 5 . Nilai Kontrak : Rp 329,500,000.00 6 . No. Kontrak : 7 . Waktu Pelaksanaan : 26 April 2006 - 25 Agustus 2006 8 Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) Alamat Negara Asal 9 . Jumlah Tenaga Ahli : Tenaga Ahli Asing OB Tenaga Ahli Indonesia 24 OB 10 . Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli (salah satu) Asing Indonesia a. ……..OB ……….OB b. ……..OB ……….OB c. ……..OB ……….OB d. ……..OB ……….OB Tenaga ahli tetap yang terlibat Posisi Keahlian Jumlah orang a. Team Leader Sipil 1 b. TA. Sungai Pengairan 1 d. TA. Bangunan Air Pengairan 1 e. TA. Irigasi Pengairan 1 f. TA. Hidrolika Sipil 1 602/SU-031/424.063/2006 SEPULUH TAHUN TERAKHIR URAIAN PENGALAMAN KERJASEJENIS
  • 39. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 39 D.1. UMUM Setelah melalui proses pemahaman dan penelaahan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan yang dikeluarkan maka berikut ini akan disampaikan beberapa hal mengenai tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja oleh Konsultan dengan maksud untuk menyamakan persepsi untuk kesempurnaan dan menjadikan preseden baik atau nilai tambah bagi konsultan. D.2. TANGGAPAN TERHADAP KAK D.2.1. TANGGAPAN DAN SARAN SECARA UMUM TERHADAP KAK Dalam rangka untuk menjamin mutu dan kualitas bangunan maka diperlukan pengawasan, pemantauan dan pengendalian yang ketat, terukur dan pengujian bahan di laboratorium serta penggunaan alat yang memadai sehingga diperlukan kerjasama dengan pihak ketiga atau penyedia jasa konsultansi. Hal tersebut perlu dilakukan guna menjamin kualitas, mutu bangunan yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) di dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Diperlukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka membantu pengawasan teknis dan supervisi dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Diharapkan dengan kerjasama dari semua pihak, maka mutu, kualitas dan fungsi bangunan bisa optimal sesuai perencanaan. Hal-hal yang melatarbelakangi dilaksanakannya kegiatan supervisi secara umum yaitu agar tersusunnya suatu organisasi pengawasan konstruksi dengan beban tugas pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan secara periodik memberikan masukan kepada pemimpin kegiatan, D. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
  • 40. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 40 baik yang bersifat rutin dan teknis maupun usulan-usulan lainnya yang sifatnya menunjang pelaksanaan fisik. Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sehingga dicapai hasil kerja yang sesuai dengan dokumen kontrak baik dari segi kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dengan waktu dan biaya yang telah ditentukan, sehingga sasarannya adalah agar prasarana dan sarana irigasi nantinya dapat berfungsi secara optimal untuk mengatasi permasalahan penyediaan air bersih di Kabupaten Tabanan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan akan tetap berpedoman pada lingkup pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference (KAK) pekerjaan tersebut. Secara umum lingkup kegiatan yang diuraikan dalam KAK telah diuraikan dan sesuai dengan tahapan kegiatan. Namun ada beberapa hal yang menurut pihak konsultan yang belum tertuang dalam KAK yaitu informasi hasil studi terkait dan hal ini akan menjadi kewajiban pihak konsultan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut termasuk juga dalam hal mengenai data-data penunjang yang diperlukan. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan dalam pelaksanaannya akan ada beberapa aspek serta permasalahan yang harus disesuaikan dengan kondisi lokasi dan keinginan dari masyarakat setempat serta kajian dari aspek lingkungan perlu dijadikan bahan pertimbangan. Oleh karena setiap pembangunan sekarang ini harus mengedepankan aspek lingkungan terutama aspek sosial masyarakat agar tidak menimbulkan persepsi negatif di masyarakat. Sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan ini akan dapat tercapai jika konsultan memahami dengan seksama terhadap apa yang dimaksud di dalam Kerangka Acuan Kerja (Term of Reference/TOR). D.2.2. TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG PEKERJAAN Keberhasilan pengembangan potensi wilayah dalam kenyataannya akan diikuti oleh peningkatan kebutuhan penyediaan baku (air bersih, air irigasi, industri dll). Sementara itu perubahan lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan pengembangan sumber-sumber air menyebabkan perubahan pada karakter hidrologi yang pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan kapasitas persediaan air di daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu dijaga suatu kondisi dimana minimal terjadi kesetimbangan air antara kebutuhan dan ketersediaan air.
  • 41. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 41 Untuk menghadapi permasalahan tersebut, Pemerintah dan DPR-RI telah menerbitkan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Pada Pasal 14 UU Nomor 7 tahun 2004 tersebut mengamanatkan Pemerintah berwenang menetapkan Kebijakan Nasional Sumber Daya Air. Dengan tersusunnya Kebijakan Nasional Sumber Daya Air diharapkan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air tetap mengarah kepada keterpaduan yang harmonis, dan kelestarian kemanfaatannya. Kebijakan Nasioanl ini berisi garis besar prioritas-prioritas pengembangan sumber daya air di masing-masing wilayah di Indonesia, dan maka menjadi dasar untuk penyusunan kebijakan dan program di daerah dalam pengelolaan sumber daya airnya secara lebih terinci. Pengembangan dan pengelolaan sumber air di wilayah Propinsi Bali masih kurang optimal sehingga masih banyak lahan pertanian yang kekurangan air yang berdampak pada penurunan produksi pertanian, kesulitan air bersih, semakin luasnya lahan kritis. Disatu sisi masih banyak potensi sumber air (air permukaan, mata air dan air tanah) yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk penyediaan (air irigasi). Upaya pemenuhan kebutuhan telah memunculkan persoalan dalam kaitannya dengan penyediaan prasarana dan sarana pengembangan dan pengelolaan sumber air yang memadai. Namun karena ketersediaan air lambat laun tidak seimbang lagi dengan tingkat kebutuhannya, maka permasalahan ini harus diupayakan jalan keluarnya. Agar pengelolaan air irigasi bisa menjadi efektif, maka debit harus diukur dan diatur sedemikian rupa agar sumber air yang ada bisa terjaga kuantitas dan kontinuitasnya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan utama (headworks) seperti bendung, embung, waduk/bendungan, jaringan irigasi beserta bangunan-bangunan perlengkapannya. Terkait dengan penyediaan prasarana pengelolaan sumber air yang memadai maka oleh Balai Wilayah Sungai Bali-Penida akan melaksanakan kegiatan peningkatan jaringan Irigasi secara berkelajutan yang tersebar di wilayah Provinsi Bali. Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan konstruksi agar sesuai dengan waktu, mutu dan biaya yang ditetapkan serta dapat memberikan manfaat yang optimal bagi para petani, maka diperlukan adanya kegiatan pengawasan terhadap kegiatan konstruksi tersebut.
  • 42. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 42 D.2.3. TANGGAPAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN Maksud dari pekerjaan ini adalah tersusunnya suatu organisasi pengawasan proyek dengan beban tugas pengawasan pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi secara periodik memberikan masukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa, baik yang bersifat rutin dan teknis maupun usulan-usulan yang sifatnya menunjang pelaksanaan fisik. Menurut pemahaman, konsultan menanggapi bahwakegiatan supervisi/pengawasan dilakukan dengan suatu organisasi pengawasan dengan beban tugas pengawasan konstruksi dan memberikan masukan secara periodik kepada Pemilik Proyek, baik yang bersifat rutin dan teknis maupun usulan-usulan yang sifatnya menunjang pelaksanaan konstruksi. Sedangkan tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengawasan adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sehingga dicapai hasil kerja yang sesuai dengan Dokumen Kontrak baik dari segi kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan sesuai dengan waktu dan dengan biaya yang telah ditentukan. Konsultan pengawas akan melaksanakan tugas-tugas pengawasan konstruksi secara keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis dalam pelaksanaannya, yaitu : a. Sebelum Pelaksanaan Proyek (Pre-Construction) dengan kegiatan meliputi mobilisasi tim konsultan, evaluasi organisasi pelaksanaan di lapangan dan koordinasi dengan pihak Pengguna Jasa. b. Saat Awal Proyek (At-Project Starting) meliputi koordinasi awal dengan pihak Pengguna Jasa dan kontraktor, pengecekan bersama terkait dengan item-item pekerjaan dan jadwal pelaksanaan konstruksi, sistem kerja dll. c. Pelaksanaan Proyek (Project Construction) dengan kegiatan meliputi (1) Pengendalian/kontrol pemakaian mutu bahan/material dan pengujian bahan/material yang digunakan, (2) Pengawasan/pengendalian teknis pelaksanaan pekerjaan, (3) Pengendalian dan pengecekan volume pekerjaan dan pembayarannya, (4) Melakukan kontrol terhadap kualitas hasil pekerjaan, (5) Monitoring dan pelaporan pelaksanaan pekerjaan, (6) Pelaksanaan test akhir pada pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan dokumentasi. d. Saat Proyek Selesai (Project Completion) dengan kegiatan meliputi masa pemeliharaan, pemeriksaan bersama, serah terima pekerjaan, pembayaran akhir dan evaluasi dan penilaian pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.
  • 43. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 43 Hal ini sesuai dengan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sehingga dicapai hasil kerja yang sesuai dengan dokumen kontrak baik dari segi kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dengan waktu dan biaya yang telah ditentukan. D.2.4. TANGGAPAN TERHADAP SASARAN PEKERJAAN Sasaran pekerjaan ini meliputi :  Upaya pengendalian pelaksanaan konstruksi pembangunan jaringan irigasi agar tepat waktu, mutu, dan biaya yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.  Agar prasarana dan sarana irigasi nantinya dapat berfungsi secara optimal untuk mengatasi permassalahan penyediaan air bersih di Kabupaten Badung. Konsultan menanggapi bahwa untuk menjamin agar pelaksanaan konstruksi tersebut dapat terlaksana dengan baik maka harus melibatkan organisasi pengawasan untuk mengendalikan pelaksanaan konstruksinya. Konsultan pengawas akan melaksanakan tugas-tugas pengawasan konstruksi secara keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis yang sifatnya menunjang pelaksanaan konstruksi. Pemahaman konsultan terhadap sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pengawasan adalah (1) Upaya pengendalian pelaksanaan pembangunan agar tepat waktu, mutu, dan biaya yang sesuai dengan Dokumen Kontrak, (2) Agar sarana dan prasarana yang terbangun nantinya dapat berfungsi secara optimal dan memberikan manfaat bagi masyarakat. D.2.5. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP PEKERJAAN Konsultan menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pekerjaan Supervisi dan Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabananini akan tercapai jika memahami dengan seksama terhadap apa yang dimaksud di dalam Kerangka Acuan Kerja. Dengan demikian keseluruhan lingkup pekerjaan yang masuk didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan baik, dan sasaran dari pekerjaan yang diharapkan bisa tercapai dengan tepat waktu. Konsultan cukup memahami apa yang disajikan dalam KAK, maupun penjelasan-penjelasan yang disampaikan dalam rapat penjelasan yang telah dilakukan. Jenis-jenis kegiatan yang harus dilaksanakan dalam studi ini telah dijabarkan secara rinci dalam KAK. Setelah mempelajari, maka Konsultan menanggapi bahwa sebenarnya item
  • 44. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 44 pekerjaan yang tercantum dalam KAK cukup banyak dan cukup luas, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya konsultan akan lebih cermat dalam menentukan metode pelaksanaan agar semua item kegiatan yang harus terlaksana tidak ada yang terlewatkan atau item pekerjaan yang tumpang tindih. Dengan demikian keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan studi ini dapat tercapai sesuai dengan alokasi waktu, biaya dan mutu pekerjaan. D.2.6. TANGGAPAN TERHADAP WAKTU Dalam Kerangka Acuan Kerja telah ditetapkan bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan ini adalah 7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender memang terlihat cukup pendek apalagi melihat volume pekerjaan yang meliputi kajian semua aspek baik teknis, lingkungan dan ekonomi. Akan tetapi dengan pengalaman konsultan dengan dalam penanganan dan dukungan Tenaga Ahli yang cukup berpengalaman dalam bidangnya, maka konsultan dalam hal ini akan menerapkan strategi penanganan pekerjaan secara terperogram dan terkoordinasi. Untuk mengantisipasi padatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh konsultan, maka dalam penyusunan Bagan Alir dan Jadwal Pelaksanaan, Jadwal Personil dan Jadwal Penggunaan Alat harus sangat hati-hati dan harus konsekuen dengan Jadwal masing-masing, agar tidak terdapat kegiatan yang mundur. Apabila ada kegiatan yang mundur maka semua kegiatan yang telah disusun tidak akan berjalan sesuai dengan kehendak. Agar pelaksanaankonstruksi dapat terlaksana dengan tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu sehingga hasil pembangunan yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat yang optimal, maka harus dilakukan melalui pengendalian/pengawasan secara bersama-sama antara Pengguna Jasa, Konsultan dan Masyarakat. Konsultan pengawas akan melaksanakan tugas-tugas pengawasan konstruksi secara keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis dalam pelaksanaannya, yaitu Sebelum Pelaksanaan Proyek (Pre-Construction), Saat Awal Proyek (At-Project Starting), Pelaksanaan Proyek (Project Construction)danSaat Proyek Selesai (Project Completion). Konsultan akan berusaha memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas seperti yang diharapkan, dengan dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan pekerjaan ini.
  • 45. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 45 2.2.7 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL / FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam KAK, baik mengenai jenis keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta pengalaman personil, menurut Konsultan telah sesuai dengan lingkup kegiatan yang dituntut dalam studi ini. Dalam hal ini konsultan akan mengusulkan Tenaga Ahli dengan pendidikan (S1) sesuai bidang keahliannya, bersetifikat sebagai Tenaga Ahli yang dikeluarkan Asosiasi Keahlian atau Badan/Lembaga yang berwenang serta memiliki pengalaman sesuai bidang keahlian untuk menangani pekerjaan sejenis. Pengendalian mutu memegang peranan yang sangat penting karena berkaitan dengan personil dan cara kerja kontraktor dan konsultan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pelaksanaan di lapangan diterapkan sistem kendali mutu yang diterapkan dari awal dengan penjelasan yang detil mengenai sistem ini pada saat pre-construction meeting. Sistem kendali mutu ini akan disiapkan oleh konsultan secara sistematis dengan form-form yang telah dibuat sebelumnya. Form tersebut akan dibahas pada saat awal konstruksi sehingga dapat dievaluasi dengan baik dan dilakukan perubahan-perubahan seperlunya oleh konsultan apabila ada hal-hal yang perlu disesuaikan dengan keadaan masing-masing proyek. Dengan diterapkannya secara khusus sistem ini maka akan semakin mudah untuk melakukan kontroling dalam bidang mutu dan diharapkan pelaksanaan pekerjaan juga dapat dilaksanakan dengan lebih cepat dan bermutu. Melalui Field Team dilakukan standarisasi prosedur, tata cara kerja, pelaporan, dan hal lainnya yang terlibat dengan pengawasan di lapangan. Standarisasi kami anggap sangat penting dalam menyamakan presepsi dalam pelaksanaan di lapangan, menghindari perbedaan- perbedaan antara konsultan dan kontraktor dalam pemahaman Management proyek secara umum dan secara khusus. Penerapan ini secara langsung dapat mendukung tertib administrasi dari sejak awal hingga akhir proyek sehingga pada saat PHO segala hal yang menyangkut administrasi dapat dipenuhi dengan baik dan benar. Standarisasi ini saling mendukung antara sistem kendali mutu yang diterapkan sehingga dapat menciptakan iklim pelaksanaan yang kondusif dan persoalan-persoalan rutin yang sering dijumpai dapat diselesaikan dengan cepat.
  • 46. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 46 Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, pihak proyek telah menyediakan fasilitas meliputi:  Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan dukungan dengan instansi terkait.  Peminjaman referensi yang ada pada proyek.  Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan Kewajiban Consultan.  Menyediakan tenaga ahli sesuai dengan keperluan studi/pekerjaan  Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan KAK, serta peraturan lain yang akan disepakati bersama  Menyediakan fasilitas transportasi sesuai keperluan  Menyediakan biaya mobilisasi dan demobilisasi tenaga dari dan ke lokasi pekerjaan. Konsultan menanggapi bahwa kebutuhan akan fasilitas dan peralatan yang disediakan oleh pihak pemrakarsa pekerjaan sangat erat hubungannya dengan kelancaran pekerjaan, sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya. 2.2.8 SARAN TAMBAHAN DARI KONSULTAN Setelah mempelajari dokumen pelelangan dan mengikuti rapat penjelasan untuk pekerjaan ini, maka konsultan berkesimpulan bahwa seluruh isi materi yang terkandung di dalam kerangka acuan kerja secara jelas telah mencakup semua aspek kegiatan untuk mencapai sasaran proyek dan sepenuhnya dapat dipahami. Dalam hal ini konsultan dengan jelas memahami sepenuhnya segala ketentuan, persyaratan dan tugas yang dimaksud, sehingga Konsultan berkesimpulan dapat melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan yang dimaksud dalam kerangka acuan kerja. Namun demikian, unutuk lebih memperjelas pandangan Konsultan terhadap kerangka acuan kerja tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai tanggapan untuk memperkaya dan menyempurnakan tata cara pengawasan teknis jalan yaitu : 1. Pada Standar Teknis, menurut konsultan perlu dipertegas lagi mengenai standarisasi teknis yang dipergunakan sebagai pedoman tata cara prosedur kegiatan.
  • 47. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 47 2. Seluruh tim pengawas lapangan harus mengikuti rapat koordinasi sejak awal hingga akhir masa pengawasan dengan jadwal yang teratur. Dengan demikian tercipta homogenitas pengetahuan dan kemampuan tenaga pengawas di seluruh tim, sehingga masing-masing field team dapat bekerja secara harmonis.
  • 48. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 48 E. 1 UMUM E.1. 1 Abstraksi Perkembangan pembangunan di Kabupaten Tabanan, telah memberikan konsekuensi tersendiri bagi perkembangan sektor-sektor lain di daerah tersebut, dan juga penyediaan sarana dan prasaran penunjangnya. Keberhasilan pengembangan potensi wilayah dalam kenyataannya akan diikuti oleh peningkatan kebutuhan penyediaan baku (air bersih, air irigasi, industri dll). Sementara itu perubahan lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan pengembangan sumber-sumber air menyebabkan perubahan pada karakter hidrologi yang pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan kapasitas persediaan air di daerah yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu dijaga suatu kondisi dimana minimal terjadi kesetimbangan air antara kebutuhan dan ketersediaan air. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, Pemerintah dan DPR-RI telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Pada Pasal 14 UU Nomor 7 tahun 2004 tersebut mengamanatkan Pemerintah berwenang menetapkan Kebijakan Nasional Sumber Daya Air. Dengan tersusunnya Kebijakan Nasional Sumber Daya Air diharapkan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air tetap mengarah kepada keterpaduan yang harmonis, dan kelestarian kemanfaatannya. Kebijakan Nasioanl ini berisi garis besar prioritas-prioritas pengembangan sumber daya air di masing-masing wilayah di Indonesia, dan maka menjadi dasar untuk penyusunan kebijakan dan program di daerah dalam pengelolaan sumber daya airnya secara lebih terinci. Pengembangan dan pengelolaan sumber air di wilayah Propinsi Bali masih kurang optimal sehingga masih banyak lahan pertanian yang kekurangan air yang berdampak pada penurunan produksi pertanian, kesulitan air bersih, semakin luasnya lahan kritis. Disatu sisi E. PENDEKATAN METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA
  • 49. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 49 masih banyak potensi sumber air (air permukaan, mata air dan air tanah) yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk penyediaan (air irigasi). Upaya pemenuhan kebutuhan telah memunculkan persoalan dalam kaitannya dengan penyediaan prasarana dan sarana pengembangan dan pengelolaan sumber air yang memadai. Namun karena ketersediaan air lambat laun tidak seimbang lagi dengan tingkat kebutuhannya, maka permasalahan ini harus diupayakan jalan keluarnya. Agar pengelolaan air irigasi bisa menjadi efektif, maka debit harus diukur dan diatur sedemikian rupa agar sumber air yang ada bisa terjaga kuantitas dan kontinuitasnya. Untuk itu diperlukan suatu bangunan perlengkapannya. Upaya peningkatan jaringan irigasi dan pemeliharaannya terus dilakukan untuk tetap menjamin kuantitas dan kontinuitas penyediaan air irigasi. Terkait dengan penyediaan prasarana irigasi yang memadai maka oleh Balai Wilayah Sungai Bali-Penida akan melaksanakan kegiatan Perbaikan dan Peningkatan Jaringan Irigasi secara berkelajutan yang tersebar di wilayah Provinsi Bali. Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan konstruksi agar sesuai dengan waktu, mutu dan biaya yang ditetapkan serta dapat memberikan manfaat yang optimal bagi para petani, maka diperlukan adanya kegiatan pengawasan terhadap kegiatan konstruksi tersebut. E.1. 2 Nama Pekerjaan Nama pekerjaan ini adalah Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan E.1. 3 Lokasi Pekerjaan Lokasi dari kegiatan Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan ini berada di Kabupaten Tabanan.
  • 50. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 50 E.1. 4 Apresiasi Dan Inovasi 1) APRESIASI KUALITAS POTENSI SUMBER DAYA AIR (SDA) PROVINSI BALI Dari sisi kualitas, potensi SDA di Bali mempunyai beban untuk mendukung penyediaan air pada kualitas yang setara dengan persyaratan masing-masing sektor, dimana secara umum kelompok domestik mempunyai kriteria kualitas yang paling peka (kualifikasi A dan B) selanjutnya sektor pertanian (kualifikasi C) dan industri (kualifikasi C dan D, kecuali industri makanan dan minuman). Kondisi kualitas sumber-sumber air yang ada di Bali memang telah banyak mendapat penyelidikan laboratorium melalui berbagai studi yang dilaksanakan baik oleh Dinas Pekerjaan Umum maupun instansi lainnya. Beberapa yang dapat dikutip sebagai gambaran umum atas kualitas air baku tersebut ditampilkan pada Tabel berikut. Tabel E.1 Kualitas Air pada Sub-Sub SWS di Provinsi Bali No Sub SWS Sumber Air Parameter di Atas Ambang Keterangan 1 03.01.01 - Tukad Badung - COD pencemaran ini diduga akibat - BOD buangan limbah rumahtangga - PO4 industri garmen, pasar, - Coliform industri rumah makan, bengkel / pencucian mobil - Mata air Mumbul - - kualitas A - Mata air Pacung (Sgh) - - kualitas A - Air Sumur di Sanur, Kuta, - - kualitas A Suwung, Nusa Dua, Jimbaran - - kualitas A Sesetan,Renon, Panjer, - - kualitas A Lukluk, Mambal - - kualitas A 2 03.01.02 - Mata air Pacung, Gunung - - kualitas A Sari, Beten Aee, Tegaljaya Pura Taman 3 03.01.03 - Mata Air Pempatan 1, 2, - - kualitas A Besi Pujungan 4 03.01.04 - Mata Air Tibutanggang - - kualitas A Manggis Sari 6 03.01.06 - Mata Air Yeh mekecir, - - kualitas A Munduk Kemoning
  • 51. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 51 No Sub SWS Sumber Air Parameter di Atas Ambang Keterangan 7 03.01.07 - Mata Air Manistutu I, II, III - - kualitas A 11 03.01.11 - Tukad Buleleng - COD pencemaran ini diduga akibat - BOD buangan limbah rumahtangga - PO4 industri garmen, pasar, - Coliform industri rumah makan, bengkel / pencucian mobil 15 03.01.15 - Mata Air Ababi - - kualitas A - Mata Air Yang Soka - - kualitas A 16 03.01.16 - Mata Air Petung - - kualitas A 17 03.01.17 - Mata Air Pura Tirta, Dedari - - kualitas A Manuk, Anakan Paras - - kualitas A 18 03.01.18 - Mata Air Menggening - - kualitas A 20 03.01.20 - Mata Air Guyangan - - kualitas A Sumber : Proyek Pengembangan dan Konservasi Sumberdaya Air Provinsi Bali, 2004 Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa kualitas air dari sumber-sumber air yang ada di Provinsi Bali pada umumnya masih termasuk kategori baik. Hampir keseluruhan sumber- sumber mata air yang ada menunjukkan kualifikasi A sehingga dapat dikonsumsi untuk kebutuhan rumah tangga (domestik). Setelah menjadi aliran permukaan, sebagian besar air sungai mulai mengalami pencemaran, terutama yang disebabkan oleh faktor-faktor erosi kawasan, pestisida pertanian, maupun drainase rumahtangga. Pada jenis kualitas air seperti ini, dalam batas-batas tertentu masih dapat dimanfaatkan kembali oleh sektor pertanian tanpa memerlukan teknologi perlakuan khusus. Namun beberapa air permukaan yang terdapat di bagian hilir kota, terutama kota Denpasar dan Singaraja, telah menunjukkan kondisi yang buruk sebagai akibat fungsi sungai sebagai saluran drainase utama yang menggelontor berbagai limbah industri yang mengandung bahan-bahan logam berat (BOD, COD). 2) APRESIASI LOKASI PEKERJAAN 1. Wilayah Administrasi Kabupaten Tabanan terletak di bagian selatan pulau Bali yang secara geografis berada pada posisi 8⁰ 14’ 30”- 8⁰ 30’ 07” Lintang Selatan, 114⁰ 54’ 52” - 115⁰ 12’ 57” Bujur Timur. Wilayah ini cukup strategis karena berdekatan dengan ibukota
  • 52. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 52 Propinsi Bali yang berjarak 25 Km dengan waktu tempuh ± 45 menit dan dilalui oleh jalur arteri yaitu jalur antar propinsi. Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan secara lengkap adalah :  Utara : Kabupaten Buleleng  Timur : Kabupaten Badung  Barat : Kabupaten Jembrana  Selatan : Samudera Indonesia Luas Kabupaten Tabanan sebesar 839.33 Km2 atau 14,90 persen dari luas Propinsi Bali. Berdasarkan besarnya wilayah, maka Kabupaten Tabanan termasuk Kabupaten terbesar kedua di Propinsi Bali setelah Kabupaten Buleleng. Tabel E.2 Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Per Kecamatan No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) 1 Selemadeg 52,05 2 Kerambitan 42,39 3 Tabanan 51,4 4 Kediri 53,6 5 Marga 44,79 6 Baturiti 99,17 7 Penebel 141,98 8 Pupuan 179,02 9 Selemd. Barat 120,15 10 Selemd. Timur 54,78 Sumber: Kabupaten Tabanan dalam Angka, 2010
  • 53. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 53 Gambar E.1 Peta Kabupaten Tabanan 2. Kondisi Fisik Daerah a. Topografi dan Morfologi Kabupaten Tabanan terletak pada ketinggian 0 - 2.276 m di atas permukaan laut (dpl), di mana lahan tertinggi di puncak Gunung Batukaru. Topografi wilayah Kabupaten Tabanan memiliki tiga karakteristik yang berbeda. Bagian selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia merupakan dataran rendah dengan topografi yang relatif datar, di bagian tengah bergelombang, dan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan pegunungan di mana terdapat beberapa gunung yaitu Gunung Batukaru (2.276 m), Gunung Sangiyang (2.097 m), Gunung Pohen (2.055 m) dan Gunung Adeng (1.811 m).
  • 54. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 54 Tabel E.3 Luas Wilayah dan Ketinggian Tiap Kecamatan di Kabupaten Tabanan Tahun 2007 No. Kecamatan Luas Wilayah (km2) Persentase Luas Wilayah (%) Persentase dibanding Luas Bali (%) Keringgian dari Permukaan Laut (dpl) 1. Selemadeg 52,05 6,20 0,92 0-1879 2. Kerambitan 42,39 5,05 0,75 0-196 3. Tabanan 51,40 6,12 0,91 0-275 4. Kediri 53,60 6,39 0,95 0-123 5. Marga 44,79 5,34 0,80 174-446 6. Baturiti 99,17 11,82 1,76 465-2082 7. Penebel 141,98 16,92 2,52 159-2276 8. Pupuan 179,02 21,33 3,18 597-1807 9. Selemadeg Barat 120,15 14,31 2,13 1-716 10. Selemadeg Timur 54,78 6,53 0,97 0-526 Kabupaten Tabanan 839,33 100,00 14,90 0-2276 Sumber: Tabanan dalam Angka, 2008 Gambar E.2 Peta Topografi Kabupaten Tabanan Ditinjau dari kemiringan lahan, sebagian besar lahan Kabupaten Tabanan berada pada kemiringan lereng 15 - 40% yaitu luasnya 365,67 km2 (43,57%), tersebar luas terutama di wilayah bagian barat. Lahan dengan kemiringan lereng 2 - 15% $ $ $ $ KEC.TABANAN KEC.MARGA KEC.SELEMADEG KEC . P U PU A N K EC. KED IR I KEC.KERAMBITAN KEC . P EN E BE L KEC . B ATU R ITI KEC . S ELE M AD E G B AR A T KEC.SELEM ADEG TIMUR D. Ber atan G. Adeng (1811 m) G. Batukaru (2276 m) G. Sangiyang (2097 m) G. Pohen (2055 m) N EW S 5 0 5 Kilometer > 1000 m Luas : 76,17 km sq (9,08%) 0 - 25 m Luas : 16,39 km sq (1,95%) 100 - 500 m Luas : 373,58 km sq (44,81%) 25 - 100 m Luas : 107,90 km sq (12,86%) 500 - 1000 m Luas : 265,29 km sq (31,61%) 8°30' 8°30' 8°20' 8°20' 115°00 ' 115°00 ' 115°10 ' 115°10 ' 115°20 ' 115°20 '
  • 55. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 55 dengan luas 249,61 km2 (29,74%) tersebar luas terutama di wilayah bagian timur. Lahan dengan kemiringan di atas 40% seluas 136,53 km2 (16,27%) terdapat di daerah pegunungan bagian utara dan sebagian di sisi barat perbatasan dengan Kabupaten Jembrana. Sedangkan lahan dengan kemiringan 0 - 2% seluas 10,43 km2 (10,43%) mendominasi daerah pantai. Sebagai salah satu syarat untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan, maka lahan dengan kemiringan di bawah 40% pada umumnya dapat diusahakan asalkan persyaratan lain untuk penentuan kesesuaian lahan terpenuhi. Sedangkan lahan dengan kemiringan di atas 40% perlu mendapatkan perhatian bila akan difungsikan sebagai usaha budidaya. b. Geologi dan Jenis Tanah Wilayah permukaan Kabupaten Tabanan tersusun oleh formasi geologi yangberagam. Batuan tua yang ditemukan adalah batuan hasil muntahan Gunung Api Membrana seperti Gunung Klatakan, Gunung Merbuk dan Gunung Patas yang terdiri dari lava, breksi dan tufa. Batuan ini menyelimuti daerah sekitar Kaliukir, Munduk Tiinggading hingga Suraberata. Juga ditemui di dekat Desa Kerambitan. Batuan ini terbentuk pada era kuarter bawah sekitar 6 juta tahun lalu. Batuan yang lebih muda adalah tufa dan endapan lahar Buyan-Bratan dan Batur yang terbentuk pada era kuarter. Batuan ini menutupi sekitar setengah Kabupaten Tabanan, terutama daerah bagian selatan. Sementara pada daerah pegunungan terdapat dua formasi batuan yaitu batuan hasil ekstrusi Gunung Batukaru dan batuan gunung api dari kerucut-kerucut sebresen Gunung Pohen, Gunung Sangiyang dan Gunung Lesong. Jenis-jenis batuan menurut luasnya di wilayah Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut : a. Batuan Gunung Berapi Batukaru, luasnya 120,79 km2 / (14,39%). b. Tufa endapan lahar Buyan, Beratan dan Batur, luasnya 453,57 km2 / (54,04%). c. Batuan Gunung Pohen dan Gunung Sangiyang, luasnya 136,50 km2 / (16,26%). d. Batuan Gunung Api Jembrana, Breksi, Tufa dari Gunung Klatakan dan Batuan tergabung, luasnya 118,42 km2 / (14,11%). e. Endapan Alluvial pada Danau Beratan, luasnya 0,38 km2 / (0,05%). Formasi Palasari, luasnya 9,67 km2 / (1,15%).
  • 56. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 56 Gambar E.3 Peta Geologi Kabupaten Tabanan (Sumber: Purbo-Hadiwidjojo, 1971) Gambar E.4. Peta Jenis Tanah di Wilayah Kabupaten Tabanan (Sumber : Bappeda Provinsi Bali, 2004) Jenis tanah secara umum yang terdapat di Kabupaten Tabanan berdasarkan Uraian Tanah Tinjau (Bappeda Provinsi Bali, 2007) terdiri dari tanah alluvial, regosol, $ $ $ $ KEC.TABANAN KEC.MARGA KEC.SELEMADEG KEC . P U PU A N K EC. KED IR I KEC.KERAMBITAN KEC . P EN E BE L KEC . B ATU R ITI KEC . S ELE M AD E G B AR A T KEC.SELEM ADEGTIMUR D. Ber atan G. Adeng (1811 m) G. Batukaru (2276 m) G. Sangiyang (2097 m) G. Pohen (2055 m) N EW S 5 0 5 Kilometer 8°30' 8°30' 8°20' 8°20' 115°00 ' 115°00 ' 115°10 ' 115°10 ' 115°20 ' 115°20 ' Batuan gunungapi G. Batukaru Luas : 120,79 km sq (14,39%) Batuan g.a Jembrana, Breksi, Tufa dari G. Klatakan & Batuan Tergabung Luas : 118,42 km sq (14,11%) Formasi Palasari Luas : 9,67 km sq (1,15%) Tufa Endapan Lahar Buyan, Beratan & Batur Luas : 453,57 km sq (54,04%) Batuan G. Pohen, G. Sangiyang, & G. Lesung Luas : 136,50 km sq (16,26%) $ $ $ $ KEC.TABANAN KEC.MARGA KEC.SELEMADEG KEC . P U PU A N K EC. KED IR I KEC.KERAMBITAN KEC . P EN E BE L KEC . B AT U R IT I KEC . S ELE M AD E G B AR A T KEC.SELEM ADEG TIMUR D. Ber atan G. Adeng (1811 m) G. Batukaru (2276 m) G. Sangiyang (2097 m) G. Pohen (2055 m) N EW S 5 0 5 Kilometer 8°30' 8°30' 8°20' 8°20' 115°00 ' 115°00 ' 115°10 ' 115°10 ' 115°20 ' 115°20 ' Andosol Latosol Regosol Alluvial
  • 57. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 57 andosol dan latosol. Tanah alluvial berasal dari bahan induk endapan laut dan endapan sungai dengan fisiografi daratan pantai dan bentuk wilayah datar terdapat di daerah pantai Kecamatan Selemadeg Barat dan Selemadeg. Tanah jenis regosol berasal dari bahan induk abu vulkan dengan fisiografi vulkan, lembah dan kerucut vulkan dan bentuk wilayah melandai sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Selemadeg, Pupuan, Penebel dan Baturiti. Tanah jenis andosol berasal dari bahan induk abu dan tufa vulkan dengan fisiografi lungur vulkan kerucut dan lungur dan bentuk wilayah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Pupuan, Penebel dan Baturiti. Sedangkan jenis tanah latosol yang merupakan sebagian besar dari jenis tanah di Kabupaten Tabanan tersebar di seluruh kecamatan. c. Hidrogeologi Kabupaten Tabanan mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam sehingga secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah lainnya di Bali. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai, danau, mata air dan air tanah. Secara umum jenis sumber mata air dapat dikatagorikan sebagai air permukaan dan air tanah. Air permukaan dapat berasal dari : (1) air hujan yang mengalir di permukaan bumi dan berkumpul pada suatu tempat yang relatif rendah, seperti sungai, danau, laut dan sebagainya; (2) air tanah yang mengalir keluar permukaan bumi, misalnya air dari mata air yang mengalir ke permukaan bumi; dan (3) air buangan bekas aktivitas manusia. Sedangkan air tanah adalah air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan air tanah yang disebut “aquifer”. Jenis-jenis air tanah adalah (1) air tanah dangkal, yaitu bila air hujan/air permukaan hanya meresap sampai muka air tanah yang berada di atas lapisan rapat air, umumnya mempunyai kedalaman kurang dari 50 m; (2) air tanah dalam, yaitu air tanah yang terletak di antara dua lapisan kedap air, letaknya biasanya cukup jauh dari permukaan tanah; dan (3) mata air, yaitu air di dalam tanah mengalir pada lapisan tanah berpasir atau berkerikil, atau mengalir melalui celah pada lapisan kedap air. Tempat keluarnya air di permukaan tanah ini disebut mata air.
  • 58. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 58 1) Sungai Di wilayah Kabupaten Tabanan terdapat beberapa sungai yang memiliki aliran sepanjang tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai yang cukup luas dan membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS), yaitu:  Daerah aliran sungai Tukad Yeh Empas luasnya 100,82 km2 . Daerah aliran sungai ini sepenuhnya berada di Kabupaten Tabanan dan bermuara di perbatasan Desa Sudimara dan Pangkung Tibah.  Daerah Aliran Tukad Yeh Ho luasnya 135,76 km2 . Semua daerah aliran sungai ini terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di perbatasan Kecamatan Selemadeg Timur dan Kerambitan.  Daerah aliran sungai Tukad Balian luasnya 152,9 km2 . Semua daerah aliran sungai terletak di Kabupaten Tabanan. Muara sungai ini berada di Suraberata, Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat. Sungai-sungai besar lainnya yang bermuara di wilayah Kabupaten Tabanan yaitu Tukad Yeh Sungi (panjang 40,5 km) bermuara di Desa Beraban (Kecamatan Kediri), Tukad Yeh Abe (panjang 9,3 km) bermuara di perbatasan Kabupaten Tabanan dan Tabanan.Tukad Yeh Matan (panjang 13,5 km) bermuara di perbatasan Desa Berembeng dan Tegalmengkeb, dan Tukad Yeh Otan (panjang 24,0 km) bermuara di Desa Antap. Dari sekian sungai yang ada di Kabupaten Tabanan baru tiga sungai yang telah diinventarisasi memiliki potensi untuk dikembangkan melalui program penyadapan sungai yaitu Tukad Balian, Tukad Yeh Empas dan Tukad Sungi. Tukad Balian mempunyai debit aliran andal sebesar 380 lt/detik, Tukad Yeh Empas 200 lt/detik dan Tukad Sungi 430 lt/detik sehingga total hasil penyadapan air sungai dari tiga sungai tersebut adalah 1.010 lt/detik atau 31,85 juta m3 /tahun (Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Bali, 2000). Berdasarkan data curah hujan bulanan yang tercatat melalui alat pengukur curah hujan yaitu penakar hujan dan pencatat hujan di seluruh stasiun yang ada di Kabupaten Tabanan (Balai Meteorologi dan Geofisika Wilayah III) dilakukan simulasi dan diperoleh curah hujan dalam bentuk Isohyet bulanan selama tahun 2004. Berdasarkan catchment area (CA) masing-masing sub SWS, maka dapat dihitung potensi air permukaan di Kabupaten Tabanan sebagaimana disajikan pada Tabel 3.4.
  • 59. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 59 Total ketersediaan air permukaan yang masuk ke dalam sistem sungai di Kabupaten Tabanan mencapai 2.400.501 juta m3 /tahun. Gambar E.5 Kondisi Sungai di Kabupaten Tabanan Tabel E.4 Ketersediaan Air Permukaan Per sub Satuan Wilayah Sungai Kabupaten Tabanan Tahun 2005 Bulan Ketersediaan Air Permukaan (juta m3 ) SWS 03.01.01 SWS 03.01.02 SWS 03.01.03 SWS 03.01.04 Jumlah (5,26km2 ) (510,83km2 ) (272,80km2 ) (50,44km2 ) (839,33 km2 ) Januari 740 298.272 273 6.981 306.266 Pebruari 818 268.478 119.159 9.079 397.535 Maret 738 213.421 92.316 8.474 314.949 April 574 159.186 95.153 9.241 264.153 Mei 561 51.619 74.856 3.390 130.425 Juni 537 57.152 38.192 5.811 101.691 Juli 512 25.258 33.172 2.542 61.484 Agustus 441 15.732 14.186 525 30.883 September 464 21.540 16.804 9.200 48.008 Oktober 505 88.016 16.150 8.474 113.145 Nopember 749 220.117 62.198 11.057 294.121 Desember 949 242.088 87.296 7.057 337.839 Jumlah 7.588 1.660.878 649.755 82.280 2.400.501
  • 60. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 60 2) Danau Kabupaten Tabanan memiliki sebuah danau dari empat buah danau yang ada di Provinsi Bali, yaitu Danau Beratan. Danau Beratan terletak di kawasan Bedugul pada ketinggian sekitar 200 m dpl, memiliki luas permukaan air 3,85 km2 dan luas daerah tangkapan air 13,4 km2 . Danau ini memiliki kedalaman rata-rata 12,8 m dan kedalaman maksimum 20 m, dengan volume airnya 49,22 juta m3 . Gambar E.6 Kondisi Danau Beratan di kawasan Bedugul di Kabupaten Tabanan 3) Waduk Kabupaten Tabanan memiliki sebuah waduk yang baru saja dibangun pada tahun 2008 yaitu Waduk Telaga Tunjung. Waduk Telaga Tunjung terletak di Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan dengan luas daerah tangkapan waduk 81,50 km2 , volume tampungan efektif 1.159.640 m3 , dan luas genangan waduk 16,50 km2 . Waduk ini dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di Kecamatan Kerambitan dan sekitarnya serta sebagai sumber air bersih. 4) Mata Air dan Sumur Gali Berdasarkan data dari laporan Rencana Induk Penyediaan Air Bersih Bali (2000), sumber mata air yang terdapat di Kabupaten Tabanan adalah 118 buah dan yang telah dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 82 titik mata air, dengan debit 3,26 m3 /dt atau 102,81 juta m3 /tahun. Sedangkan jumlah sumur gali sebanyak 22 buah dengan debit 14,3 lt/detik atau 450.965 m3 /tahun. 5) Potensi Air Tanah Potensi air tanah sangat tergantung dari formasi batuan dan struktur geologi yang ada di bawah permukaan tanah. Formasi batuan dan struktur geologi akan mempengaruhi aquifer yang ada di bawah permukaan tanah. Sebagian besar wilayah
  • 61. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 61 Kabupaten Tabanan struktur hidrologinya tergolong memiliki aquifer tidak produktif, yaitu debit kurang dari 2 lt/detik sehingga tidak memungkinkan dikembangkan sebagai sumber air bersih. Daerah yang hidrologinya sebagai aquifer produktif tinggi dengan debit lebih dari 10 lt/detik, penyebarannya di Kecamatan Selemadeg Timur, Kerambitan, Tabanan dan Kediri. Di wilayah pesisir potensi air tanah secara kualitas tidak sesuai untuk kebutuhan air bersih. E.1. 5 Maksud , Tujuan dan Sasaran a. Maksud Pekerjaan : Maksud dari pekerjaan ini adalah tersusunnya suatu organisasi pengawasan proyek dengan beban tugas pengawasan pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi secara periodik memberikan masukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa, baik yang bersifat rutin dan teknis maupun usulan-usulan yang sifatnya menunjang pelaksanaan fisik. b. Tujuan Pekerjaan : Tujuan pelaksanaan pekerjaan adalah untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sehingga dicapai hasil kerja yang sesuai dengan Dokumen Kontrak baik dari segi kualitas, kuantitas serta dapat diselesaikan dalam waktu dan dengan biaya yang telah ditentukan. c. Sasaran : Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan supervisi ini adalah :  Upaya pengendalian pelaksanaan konstruksi pembangunan jaringan irigasi agar tepat waktu, mutu, dan biaya yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.  Agar prasarana dan sarana irigasi nantinya dapat berfungsi secara optimal untuk mengatasi permasalahan penyediaan air bersih di Kabupaten Badung. E.1. 6 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Untuk pelaksanaan pekerjaan Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan disediakan waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari termasuk mobilisasi terhitung setelah ditetapkan Surat Perintah Mulai Kerja oleh Kepala Satuan Kerja.
  • 62. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 62 E.1. 7 Nama Dan Organisasi Pengguna Jasa Pemrakarsa dari pekerjaan ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah Sungai Bali-Penida. E.1. 8 Keluaran Tersedianya dokumen Laporan Hasil Pengawasan Pelaksanaan pekerjaan fisik Perbaikan dan Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan, mulai dari Laporan Pendahuluan sampai Laporan Akhir lengkap dengan laporan kemajuan pekerjaan/bulanan, laporan pengawasan mutu dan laporan pengawasan konstruksi. E. 2 PENDEKATAN UMUM PEKERJAAN E.2. 1 Pendekatan Perundangan Referensi hukum yang mendasari penyusunan perencanaan detail ini adalah : a. Undang-Undang No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber daya Air c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor : 20 Tahun 2006 tentang Irigasi d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2008 tentang Dewan sumber Daya Air. e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 2/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan Pemerintah Dan Dilaksanakan Sendiri f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 2/PRT/M/2010 tantang Rencana Strategis Nasional Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014 g. keputusan Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 390/KPTS/M/2007 tentang Penetapan Status Daerah Irigasi Yang Pengelolaannya Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota h. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor : 1/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum
  • 63. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 63 i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Sumber Daya Air j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Wilayah Sungai k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Wilayah Sungai l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 26/PRT/M/2006 tentang Perubahan atas Permen Nomor : 12/PRT/M/2006 dan Nomor : 13/PRT/M 2006 m. Peraturan Menteri Keungan Nomor : 94/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusuanan dan Penelahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga n. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/IN/M/2013 tentang Penyusuanan dan Penelitian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga (RKA-KL) di Kementerian Pekerjaan Umum E.2. 2 Pendekatan Operasional Konsultan diharapkan mampu memberikan jasa-jasa teknis secara efesien dan efektif dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini, dan beberapa langkah yang dilakukan meliputi :  Organisasi dan Staffing yaitu konsultan wajib mengajukan tim yang merupakan tenaga ahli yang berkualitas sesuai spesialisasi yang diperlukan.  Modulus Kerja yaitu semua pekerjaan pengawasan akan ditangani oleh konsultan dan secara proaktif melakukan konsultasi dan koordinasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait untuk memberikan hasil yang maksimal.  Sistem Komunikasi yaitu Team Leader bertanggung jawab terhadap aktivitas pengawasan dan hasil pekerjaan secara keseluruhan serta dalam melaksanakan tugas tetap mengacu pada standar kerja jasa konsultasi. E.2. 3 Pendekatan Teknis Dalam pendekatan teknis ini beberapa langkah yang harus dilakukan oleh konsultan supervisi yaitu : 1. Standar yang Digunakan
  • 64. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 64 Dalam pengawasan pekerjaan dan pengujian material yang digunakan untuk semua jenis pekerjaan mengacu pada standar antara lain Standar ASTM, Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI 1971). 2. Sistem Manajemen Proyek Konsultan harus melaksanakan suatu sistem manajemen proyek yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan proyek yang meliputi pengendalian jadwal, kualitas dan biaya pelaksanaan konstruksi. 3. Engineering Desain Selama Masa Konstruksi Dalam pelaksanaan kegiatannya konsultan konsultan melakukan perubahan atau pembuatan desain apabila terjadi perubahan desain sesuai dengan kondisi lapangan setelah melalui suatu kajian teknis, memberikan persetujuan terhadap gambar konstruksi (Shop Drawing) yang diajukan kontraktor. 4. Inspeksi dan Pengujian Selama Pabrikasi dan Instalasi Konsultan melakukan monitoring pelaksanaan pabrikasi, pengujian dan pengiriman barang untuk menjamin tepat waktu melalui inspeksi secara periodic, melakukan kajian dan persetujuan atas prosudur pengujian yang dibuat kontraktor. 5. Supervisi Konstruksi Konsultan dalam melaksanakan pengawasan konstruksi dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :  Pengawasan pengujian material yang akan digunakan di lokasi pekerjaan  Pengawasan terhadap mutu pekerjaan  Melakukan kontrol terhadap kemajuan pelaksanaan pekerjaan.  Melakukan kontrol terhadap kualitas pekerjaan  Pengawasan keamanan dan keselamatan kerja  Melakukan pengecekan dan memberikan persetujuan terhadap Gambar Kerja (Shop Drawing), Sertifikat dan As-Built Drawing.  Inspeksi dan pekerjaan commissioning.
  • 65. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 65 E. 3 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN E.3.1 Umum Dengan didasari atas konsistensi pemahaman dan penyampaian tanggapan Kerangka Acuan Kerja, selanjutnya konsultan membuat usulan inovasi terhadap penyempurnaan dari KAK serta menyusun pendekatan dan metode pelaksanaan yang sesuai. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan untuk kelancaran serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan, maka kegiatan yang paling pokok adalah dengan pendekatan operasional, pendekatan teknis dan penyusunan metodologi pelaksanaan pekerjaan. Uraian teknis pelaksanaan pekerjaan ini menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Pendekatan teknis merupakan merupakan pendekatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Dimana bagan ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus perpatokan pada Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan tersebut. Untuk pelaksanaan Pekerjaan akan melibatkan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan proyek dan sesuai dengan ketetapan personil pada Kerangka Acuan Kerja. Untuk memperlancar tugas, pelaksanaan pekerjaan akan didukung oleh fasilitas penunjang berupa peralatan yang memadai dan sistem kerja yang seefisien mungkin. E.3.2 Lingkup Pekerjaan Secara Umum Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh Konsultan secara umum diuraikan sebagai berikut: A. Pemeriksaan dan pengawasan terhadap aspek lokasi dan kedudukan bangunan/ saluran sesuai dengan rencana.  Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kebenaran kontraktor dalam menempatkan lokasi bangunan dan saluran.  Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kebenaran kontraktor dalam menempatkan kedudukan / skop pekerjaan sesuai rencana.
  • 66. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 66  Menginventarisasi persoalan-persoalan lokasi dan kedudukan bangunan/ saluran yang terjadi, serta mencarikan solusi pemecahan. B. Pemeriksaan dan pengawasan disain dan volume  Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap ketepatan dimensi-dimensi disain pembangunan yang dilakukan kontraktor.  Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap ketepatan volume pembangunan yang dilakukan kontraktor.  Menginventarisasi persoalan-persoalan disain dan volume bangunan dan saluran yang terjadi serta mengkaji dan mencarikan solusi pemecahannya . C. Pemeriksaan dan pengawasan kualitas dan spesifikasi material  Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap jenis dan spesifikasi material.  Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kualitas material yang datang/dipakai kontraktor serta monolak material yang tidak sesuai spesifikasi D. Membuat berita acara dan pelaporan atas seluruh kegiatan pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan E. 4 TAHAPAN DAN METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN E.4.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Secara Umum Pelaksanaan proyek dapat dibagi dalam beberapa tahapan : 1. Tahap I : Sebelum Pelaksanaan Proyek (Pre-Construction)  Penentuan dan penetapan anggota tim konsultan di lapangan  Mempelajari dokumen kontrak  Penetapan organisasi proyek  Pengadaan material pendahuluan/peralatan pendukung  Koordinasi dengan pihak-pihak berwenang (direksi pekerjaan dan instansi terkait)  Sosialisasi kepada instansi terkait dan Dinas Pekerjaan Umum mengenai pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan. Sosialisasi ini meliputi lingkup, metode dan dampak yang akan timbul dilapangan akibat pelaksanaan pekerjaan 2. Tahap II : Saat Awal Proyek (At Project Starting)
  • 67. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 67  Rapat dengan pihak kontraktor mengenai organisasi proyek, dokumen kontrak, program kerja, sub kontraktor (apabila ada), material dan pengaturan lain yang diperlukan.  Pengecekan bersama sebelum pekerjaan dimulai.  Penetapan item-item pekerjaan.  Rapat periodik yang terdiri dari rapat mingguan (weekly meeting) dan atau rapat koordinasi bulanan (monthly meting) sesuai kesepakatan dalam pre bid meeting.  Pengecekan peralatan keselamatan kerja (safety life) di lapangan.  Pengaturan khusus antara lain alur koordinasi lapangan dan pengamanan terhadap sistem kerja. 3. Tahap III : Pelaksanaan Proyek (Project Construction)  Pengaturan pengecekan yang dibuat kontraktor untuk tahap sebelumnya didalamnya terdapat revisi schedule.  Pengujian material dan spesifikasi bahan yang digunakan di lapangan.  Pengendalian kualitas untuk pelaksanaan pekerjaan utama  Pekerjaan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan  Kemungkinan perubahan desain selama masa pelaksanaan  Kaji ulang desain rinci (review of detailed design) dan persetujuan gambar kerja (shop drawing)  Pengukuran tahap pelaksanaan pekerjaan dan pembayarannyMonitoring dan pelaporan pelaksanaan pekerjaan  Pelaksanaan pekerjaan yang sistematis dan praktis sehingga mudah diterima  Pelaksanaan test akhir pada pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan  Dokumentasi dan lain-lain 4. Tahap IV : Saat Project Selesai (Project Completion)  Masa pemeliharaan (Maintenance Period)  Melakukan pengecekan bersama volume pekerjaan total (final quatity) yang menjadi dasar kontraktor melakukan klaim akhir pembayaran  Pemeriksaan bersama setelah pekerjaan selesai (final request for joint inspection) dengan kontraktor, direksi dan konsultan  Serah terima pekerjaan yang telah selesai  Commisioning pekerjaan yang telah selesai
  • 68. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 68  Pembayaran akhir dan pengembalian uang jaminan  Evaluasi dan cara penilaian pekerjaan yang telah dilaksanakan  Penyusunan laporan penyelesain akhir proyek (Project Completion Report) E.4.2 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Metode pelaksanaan diuraikan sebagai dasar dan tata cara pelaksanaan pekerjaan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahan dan seluruh kegiatan dapat dikoordinir dan dipantau dengan mudah. Dalam metode pelaksanaan ini seluruh kegiatan dapat diringkas sebagai berikut : Berdasarkan rencana Aktifitas seperti pada Gambar E.7, maka konsultan akan merinci pelaksanaan pengawasan berdasarkan tahapan pekerjaan karena suatu kegiatan mempunyai ketergantungan kepada kegiatan lainnya.
  • 69. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 69 ` Koordinasi proyek Survey, verifikasi data, pengendalian kerja Inspeksi lapangan Memeriksa dan menyetujui metode dan jadwal pelaksanaan konstruksi kontraktor Kelengakapan kontraktor Memeriksa staking out/ pengukuran Pengujian laboratorium Pemeriksaan penyerahan pekerjaan Tinjauan dokumen lelang dan collecting data Rekomendasi usulan pelaksanaan Memeriksa dan menyetujui daftar peralatan, fasilitas camp, lokasi AMP, stokyard Memeriksa dan menyetujui metode konstruksi Record kondisi cuaca Memeriksa dan menyetujui As builit drawing yang dibuat kontraktor Laporan Akhir Proses perubahan rencana jika diperlukan penyesuaian dan revisi rencana pengukuran kuantitas Persiapan keseluruhan yang diperlukan, gambar tambahan untuk kerja kontraktor yang disetujui oleh employer Memeriksa dan rekomendasi personil utama kontraktor Memeriksa dan menyetujui quarry/ material yang disiapkan kontraktor Contact change order bila ada Pekerjaan masa pemeliharaan Membantu employer untuk memeriksa dan menyelesaikan problem utama untuk mencegah yang tidak perlu dari kontraktor Memeriksa dan menata metodologi kualitas dan kuantitas Addendum kontraktor bila ada Rekomendasi lain jika ada Responding Mendapatkan dan memelihara segala jaminan yang diperlukan : material, peralatan. Pembayaran Sertifikat Bualanan (Monthly Certificate) Catatan kondisi yang tidak pasti di lapangan dan mencegah kelambatan Pengawasan kemajuan Mengarahkan kepada kontraktor Menghindari / memeriksa claim kontraktor Gambar E.7 Rencana Aktifitas
  • 70. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 70 MASA PRA PELAKSANAAN 1. Persiapan dan Mobilisasi Konsultan Dalam hal ini Konsultan akan Menyiapkan : 1. Personil/tenaga ahli dan tenaga pendukung. Apabila ada penggantian personil terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Satuan Kerja sebagai Pengguna Jasa. 2. Kantor berikut perlengakapannya, kendaraan dan fasilitas penunjang lainnya. 3. Peralatan/alat-alat ukut dan laboratorium dalam hal ini bukan alat laboratorium yang lengkap tetapi hanya peralatan pendukung pelaksanaan kerja karena yang menyiapkan lebih lengkap Kontraktor. 4. Peta, data dan peralatan penunjang. 5. Fasilitas akomodasi dan transportasi untuk kebutuhan Proyek. 6. Mobilisasi tim supervisi dan penyusunan rencana kerja. 7. Melakukan koordinasi dengan komponen terkait (pengguna jasa dan pelaksana konstruksi) Keluaran :  Tersusunnya rencana kerja (jadwal pelaksanaan, jadwal penugasan, rencana mutu kontrak dan metode pelaksanaan pengawasan)  Terlaksana koordinasi kerja 2. Orientasi Lapangan Awal dan Sosialisasi Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi : 1. Melaksanakan orientasi terhadap kondisi lokasi kegiatan. 2. Mengumpulkan data-data dan informasi sebagai bahan evaluasi dan kajian terhadap penerapan rencana kegiatan. 3. Memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan rencana kegiatan konstruksi Keluaran :
  • 71. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 71  Teridentifikasinya kondisi awal lokasi kegiatan  Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan sebagai bahan untuk kajian dan evaluasi dari perencanaan awal  Terinformasinya jenis kegiatan yang dilakukan kepada masyarakat di lokasi kegiatan  Terinformasinya persepsi masyarakat terhadap kegiatan yang akan dilakukan.  Adanya dukungan dari masyarakat selama baik pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan pasca konstruksi.  Sebagai bahan dalam penyusunan program kerja dan metode pelaksanaan 3. Rapat Pra Konstruksi Secara umum walaupun hanya berbentuk suatu rapat, Rapat Pra Konstruksi adalah tahapan penting untuk melaksanakan pekerjaan supaya sesuai dokumen kontrak karena merupakan koordinasi awal yang dihadiri oleh semua pihak pelaksana pekerjaan meliputi Satker/SNVT Perencanaan dan Pengawasan, Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik, Dinas-Dinas Terkait, Kontraktor dan konsultan. Dengan demikian semua pihak akan memberikan tanggapan tata cara melaksanakan dan apresiasi terhadap dokumen kontrak. Didalam acara ini dijelaskan materi-materi berikut : 1) Materi  Organisasi Kerja.  Tata cara pengaturan pelaksanaan.  Review dan penyempurnaan terhadap schedule dikaitkan dengan target volume, mutu dan waktu.  Jadwal pengadaan bahan, alat dan mobilitas personil.  Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan (mutual check), koordinasi dengan tim perencana.  Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity dan rencana quality control bahan yang akan digunakan.  Pendekatan terhadap masyarakat dan Pemda setempat.
  • 72. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 72  Penyusunan rencana kendali mutu proyek.  Penentuan titik Sta. 0+00 bersama tim perencana.  Menyusun acara “Rekayasa Lapangan/Field Engineering” guna penyesuaian gambar rencana terhadap kebutuhan lapangan.  Pemahaman mengenai keselamatan kerja, keselamatan bangunan, keselamatan pengguna jalan beserta penanganannya berupa asuaransi-asuransi, peralatan- peralatan keselamatan kerja dan pengaturan lalu lintasnya.  Penjelasan dan pembahasan mengenai rencana Base camp, lokasi AMP, penentuan instansi penguji independent.  Pembahasan mengenai kebutuhan uang muka untuk kebutuhan pelaksanaan fisik.  Pembahasan mengenai prosedur pelaporan, jenis-jenis laporan yang harus dibuat oleh masing-masing pihak.  Penjelasan mengenai prosedur penilaian pekerjaan terlaksana dan prosedur pembayaran. 2) Kesamaan pengertian terhadap pasal-pasal dokumen kontrak  Pekerjaan tambah/kurang  Termination atau force majeure.  Maintenance & protection of traffic.  Sub letting.  Asuransi.  Lainnya yang dianggap perlu. 3) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur  Request, approval & examination of works.  Shop Drawing, As Buil Drawing.
  • 73. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 73  Monthly Certificate (MC).  PHO & FHO.  Change Order, Addendum. 4) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur teknis pelaksanaan pekerjaan utama (major items).  Rigid pavement.  Flexible pavement.  Struktur Berdasarkan rapat ini semua pihak terutama instansi-instansi pelaksana pekerjaan akan mempunyai pandangan yang sama terhadap sasaran, tata cara dan detail-detail pelaksanaan sehingga semua pihak bisa mendukung kelancaran pekerjaan. MASA PELAKSANAAN 1. Mobilisasi Kontraktor Pada tahap ini Konsultan Pengawasan Teknik akan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan antara lain :  Menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan.  Memeriksa dan melengkapi data survai yang akan digunakan, serta menentukan titik- titik lokasi survai di lapangan sesuai dengan data tersebut.  Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas didalam tahapan kegiatan pelaksanaan.  Memeriksa dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas lingkup asuransi dan Kontraktor.  Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan didatangakan, fasilitas Base Camp dan lokasi penempatan peralatan.
  • 74. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 74  Memeriksa dan mempersiapkan cara perhitungan kuantitas dan prosedur pemeriksaan mutu (quality control).  Memeriksa dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas didalam proyek.  Memeriksa dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang disediakan oleh kontraktor.  Memeriksa pemasangan patok garis tengah jalan dan damija (ROW).  Membantu Pemberi Tugas untuk memeriksa dan memecahkan masalah yang mungkin akan muncul, serta bertindak untuk menghindari timbulnya klaim dari kontraktor. 2. Review Design Metodologi pelaksanaan Review Design, akan dibagi dalam beberapa tahapan proses. Untuk lingkup kegiatan ini, konsultan juga ditugaskan untuk mengadakan review desain dengan lingkup sebagai berikut :  Melakukan pembuatan/perbaikan desain terhadap penambahan ataupun perubahan konstruksi yang signifikan dari rencana yang ada dalam Dokumen Kontrak pelaksanaan konstruksi tahun 2012.  Melakukan evaluasi dan review terhadap jaringan yang sudah ada. Kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pelaksanaan review desain ini adalah sebagai berikut : 1) Evaluasi dan Survei Pengukuran. Survei topografi dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi terhadap perubahan rencana bangunan penunjang dan utama.  Pelaksanaan pembuatan peta situasi saluran irigasi skala 1: 1.000, peta situasi bangunan utama dan penunjang skala 1 : 500.
  • 75. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 75  Pengukuran cross section dan long section dengan jarak interval 50 m dan 25 m untuk belokan/tikungan.  Penggambaran cross section bangunan dan profil memanjang, lokasi bangunan penunjang yang diukur.  Memasang patok BM dan CP. Metode Pelaksanaan : 1) Persiapan, meliputi a) Koordinasi dengan direksi pekerjaan. b) Pengumpulan data awal berupa: data sekunder, buku-buku referensi, peraturan/ketentuan/standard teknis yang berhubungan dengan pekerjaan ini. c) Pembuatan dan penyusunan program kerja, jadwal penugasan dan persiapan/penyusunan instrumen survey. 2) Survey meliputi Survey Lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting, melakukan identifikasi dan inventory data untuk rencana pengembangan meliputi kegiatan pengukuran dan pemetaan untuk bangunan utama dan bangunan penunjang lainnya. 1) Kegiatan Pengukuran A.Pemasangan Patok Pemasangan patok meliputi patok Bench Mark (BM), Kontrol Point (CP) dan patok kayu sebagai patok bantu dengan rincian sebagai berikut: a. Bench Mark ( BM ) Bench Mark yang terbuat dari beton menggunakan tulangan dengan ukuran 20 cm x 20 x cm x 100 cm untuk BM. BM dilengkapi dengan baud yang diberi tanda silang pada bagian atasnya sebagai titik centering, serta diberi penamaan pada bagian samping menggunakan tegel. BM ini dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang muncul di atas tanah lebih kurang 20 cm. b. Kontrol Point ( CP )
  • 76. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 76 Kontrol Point dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 80 cm terbuat dari cor semen, dipasang dengan tujuan untuk memberikan acuan arah azimuth dari BM terpasang. Kontrol point ini dipasang dengan posisi saling terlihat dengan BM terpasang. Pemasangan Bench Mark ini diikuti dengan pemasangan Kontrol Point (CP ) sebagai arahan untuk menentukan azimuth titik tersebut. BM dan CP dipasang pada tempat yang stabil, aman dan mudah dalam pencariannya. c. Patok Bantu Patok bantu dipasang pada setiap tempat berdiri alat pengukuran poligon, situasi, cross section dan diantara tempat berdiri alat waterpas. Patok ini dibuat dari kayu dengan ukuran 3 cm x 5 cm x 40 cm. Patok kayu ini pada bagian atasnya dipasang paku payung sebagai penanda centeringtitik tempat berdiri alat atau titik berdiri rambu pada pengukuran waterpass. Untuk memudahkan penentuan patok, perlu juga diberikan peng-kodean atau penamaan masing-masing patok kayu tersebut dengan nama, huruf atau nomer. B. Pengukuran Poligon Utama Dalam pengukuran dan pemetaan suatu areal digunakan kerangka dasar pengukuran yang disebut poligon. Poligon merupakan rangkaian segi banyak yang digunakan untuk menentukan posisi horisontal dengan melakukan pengukuran sudut, asimuth dan jarak (sisi) yang dilakukan dari titik awal sampai titik akhir pada rangkaian yang dikehendaki. Tahapan pengukuran poligon yang dilakukan adalah : a. Poligon diukur dengan cara poligon tertutup (closed traverse). b. Setiap BM eksisting maupun BM dan CP baru, dilalui pengukuran poligon. c. Poligon diukur menggunakan Theodolite T2 untuk poligon utama. d. Sudut diukur minimal dalam 2 seri, yaitu bacaan Biasa dan bacaan Luar Biasa, dengan ketelitian bacaan sudut terkecil 5”. e. Pengukuran sudut dilakukan dengan cara mengeset sudut pada Awal Pengukuran, contoh 0o , 45o , 90o dan seterusnya, untuk mempermudah Perhitungan.
  • 77. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 77 f. Untuk Pengukuran Jarak pada Poligon Utama menggunakan alat digital untuk mengurangi paktor kesalahan Bacaan seperti DT 1000. g. Jarak mendatar diukur minimal 3 (tiga) kali ke muka dan 3 (tiga) kali ke belakang. h. Kesalahan penutup sudut harus lebih Besar dari 10 “  n, dimana n adalah jumlah setasiun berdiri alat. i. Pengamatan Matahari dilakukan dengan cara ditadah, pada pagi hari Jam 07 s/d Jam 08 dan Sore hari pada Jam 15 s/d 16, dimana pengamatan dilakukan dipatok BM dengan memakai Acuan dipatok Cp atau dipatok Poligon yang lain. j. Kesalahan linier untuk Poligon Utama yang dicapai harus lebih besar dari 1 : 10.000. k. Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis, jika ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak diperbolehkan melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi. l. Pekerjaan hitungan Poligon Utama harus diselesaikan di lapangan, agar bila terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali hingga benar. m. Perataan hitungan poligon dilakukan dengan perataan metode Bouwditch. C. Pengukuran Poligon Cabang Pengukuran Poligon Cabang dilakukan karena terlalu luasnya areal pengukuran atau banyaknya pepohonan yang menghalangi sehingga tidak dapat terkaper situasi dari poligon utama, kalau dilakukan terlalu banyak titik-titik bantu yang menimbulkan kesalahan data-data pengukuran yang akhirnya menimbulkan kesalahan patal. Maka dilakukan pengukuran poligon cabang supaya hasil pengukuran lebih akurat, dan mempunyai satu sistem dengan poligon utama. Pengukuran poligon cabang dilakukan sebagai berikut : a. Poligon harus diukur dengan awalan pada titik poligon utama dan diakhiri pada titik poligon utama pula. b. Setiap BM eksisting maupun BM dan CP baru dilalui pengukuran poligon. c. Poligon harus diukur menggunakan alat Theodolite T2.
  • 78. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 78 d. Sudut diukur minimal dalam 1 seri, yaitu bacaan Biasa dan bacaan Luar Biasa, dengan ketelitian bacaan sudut 20”. e. Untuk Pengukuran Jarak pada Poligon Cabang menggunakan alat digital untuk mengurangi faktor kesalahan menggunakan peta ukur dan dicek dengan jarak optis. f. Jarak mendatar diukur minimal 2 (dua) kali ke muka dan ke belakang. g. Kesalahan penutup sudut harus lebih Besar dari 20 “n, dimana n adalah jumlah setasiun berdiri alat. h. Kesalahan linier yang dicapai harus lebih Besarl dari 1 : 7.000. i. Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis, jika ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak diperbolehkan melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi. j. Pekerjaan hitungan poligon cabang harus diselesaikan di lapangan, agar bila terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali hingga benar. k. Perataan hitungan poligon dilakukan dengan perataan metode Bouwditch. D. Pengukuran Sipat Datar Rute pengukuran waterpass mengikuti rute pengukuran poligon utama dengan pembagian loop seperti pengukuran poligon. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal atau waterpass ini, harus diukur dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Kerangka Kontrol Vertikal harus diukur dengan cara loop, dengan menggunakan alat waterpass Wild Nak-2. b. Jarak antara tempat berdiri alat dengan rambu tidak boleh lebih besar dari 50 meter. c. Baud-baud tripod (statip) tidak boleh longgar, sambungan rambu harus lurus betul serta perpindahan skala rambu pada sambungan harus tepat, serta rambu harus menggunakan nivo rambu. d. Sepatu rambu digunakan untuk peletakan rambu ukur pada saat pengukuran. e. Jangkauan bacaan rambu berkisar antara minimal 0500 sampai dengan maksimal 2750.
  • 79. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 79 f. Data yang dicatat adalah bacaan ketiga benang yaitu benang atas, benang tengah dan benang bawah. g. Pengukuran sipat datar dilakukan setelah BM dipasang, serta semua BM eksisiting dan BM baru terpasang harus dilalui pengukuran waterpass. h. Slaag per seksi diusahakan genap dan jumlah jarak muka diusahakan sama dengan jarak belakang. i. Pada jalur terikat, pengukuran dilakukan pergi-pulang dan pada jalur terbuka pengukuran dilakukan pergi-pulang dan double stand. j. Kesalahan beda tinggi yang dicapai harus lebih kecil dari 7 mmD, dimana D adalah jumlah panjang jalur pengukuran dalam kilometer. k. Semua data lapangan dan hitungan harus dicatat secara jelas dan sistematis, jika ada kesalahan cukup dicoret dan ditulis kembali didekatnya, serta tidak diperbolehkan melakukan koreksi menggunakan tinta koreksi. l. Pekerjaan hitungan waterpass harus diselesaikan di lapangan, agar bila terjadi kesalahan dapat segera diketahui dan dilakukan pengukuran kembali hingga benar. E. Pengukuran Sipat Datar Memanjang Tujuan dari pengukuran ini adalah mengetahui Tinggi ( Elevasi ) titik-titik potok dari permukaan tanah yang dilewati poligon utama. dan berguna untuk penggambaran garis kontur. hasil dari pengukuran ini adalah berupa data Elevasi dari titik-titik (patok) atau Ketinggian dari permukaan tanah. Ketentuan atau kaidah yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pengukuran sipat datar profil memanjang sama dengan kaidah dalam pengukuran sipat datar melintang. Alat ukur yang akan digunakan dalam pekerjaaan ini adalah alat ukur waterpass tipe WILD NAK. Detail yang diukur adalah ketinggian patok-patok kayu yang telah dipasang sebelumnya dan ketinggian permukaan tanah pada patok tersebut. F. Pengukuran Sipat Datar Profil Melintang Pengukuran sifat datar profil melintang dilakukan untuk mengetahui bentuk irisan melintang dari alur sungai Palaran. Pengambilan titik-titik detail penampang harus
  • 80. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 80 serapat mungkin dan diikatkan pada titik poligon. Jarak pengukuran profil melintang dari as embung Kurang lebih 50 meter kanan dan kiri atau sampai mencapai elevasi 10 meter dari as rencana. Jarak selang maksimum 50 meter sedangkan kalau ada belokan jarak harus disesuaikan sehingga belokan yang ada dapat tergambarkan. Tujuan pengukuran sifat datar profil adalah mengetahui profil atau tampang tubuh tanah dari suatu trace, sungai, jalan, Sistem pipa,alur bangunan dan lain-lain. Sifat datar profil dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1. Sifat datar profil memanjang Sifat datar profil memanjang adalah pekerjaan sifat datar sepanjang sumbu yang ditentukan untuk memperoleh gambaran tinggi titik-titik pada sumbu tersebut. 2. Sipat datar profil melintang Sipat datar profil melintang adalah pengukuran sipat datar yang tegak lurus pada sipat datar profil memanjang. G. Pengukuran Detil Situasi Pengukuran detail situasi dilakukan dari patok poligon utama, poligon cabang dan titik bantu, guna mendapatkan titik-titik koordinat, ketentuan yang harus disituasi diantaranya,rumah, jalan, alur,gorong–gorong, jembatan, tiang listrik, tiang telpon jalan setapak dan sebagainya. Pengukuran situasi harus serapat mungkin guna mendapatkan garis kontur yang sesuai dengan geometrik areal pengukuran, untuk mendapatkan gambaran secara detail kondisi tampungan, sehingga nantinya diperoleh informasi besarnya tampungan dari peta yang dibuat, cocok dengan kondisi lapangan. Alat yang digunakan untuk pengukuran situasi umumnya yang biasa dipakai adalah Theodolit dan satu set bak ukur.untuk ketentuan yang harus disituasi sampai mencapai elevasi 10 meter dari as saluran sehingga hasilnya situasinya tidak terbuang. detail situasi dapat dihitung dengan Metode Sudut Kutub. dimana : P1,P2,P3 = titik poligon, P2 sebagai titik berdiri alat
  • 81. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 81 A,B,C = titik detil 1,2,3 = sudut ikatan detil A,B dan C terhadap sisi P2- P1 Sedangkan untuk beda tinggi titik detil didapat dengan menggunakan persamaan Metode Tachymetri seperti gambar berikut : Gambar 3.8Pengukuran dengan Metode Tachymetri Dimana : D = jarak horisontal dari tempat berdiri alat ke titik detil Tg.h = tangent helling Ti = tinggi alat Bt = benang tengah h = beda tinggi antara tempat berdiri alat ke titik detil H. Pengukuran Cross Section Pengukuran cross section, dilakukan dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Cross section diukur dengan interval 25 m sepanjang pantai. b. Penampang melintang diukur dengan mengambil detil yang mewakili dan sesuai dengan skala yang digunakan. c. Lebar pengukuran cross section adalah sampai pada elevasi walkway . d. Pada setiap titik cross section dipasang patok kayu ukuran 3 cm x 5 cm x 40 cm dan di atasnya diberi paku sebagai titik acuan pengukuran. Hi D BtDtg.h h Slope Distance (Ds) Horizontal Distance (Dh) h A B
  • 82. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 82 e. Setiap center line titik cross section dipakai juga sebagai pengukuran long section. f. Pengukuran cross section dilakukan dengan menggunakan alat Theodolite T1. 2) Evaluasi Hasil Analisa Dalam tahapan ini konsultan akan melaksanakan analisa kembali (review) terhadap jaringan yang ada berdasarkan hasil evaluasi terhadap perubahan yang ada. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini meliputi: A. Evaluasi analisa dan perhitungan terhadap kebutuhan air irigasi, bangunan utama dan penunjang serta struktur. B. Evaluasi Analisa Hidrolika Evaluasi analisa dan perhitungan hidrolika dilakukan untuk mendapatkan kapasitas saluran dan kebutuhan dimensi saluran yang telah direncanakan. MASA KONSTRUKSI Dalam masa konstruksi, Konsultan akan melaksanakan pengawasan dan pemantauan terhadap pencapaian program fisik proyek secara menerus dilapangan dan pengendalian proyek secara sistematis dengan menggunakan metode-metode yang sudah baku, adalah sebagai berikut :  Membuat analisa, prediksi dan rekomendasi terhadap kendala-kendala yang berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan proyek.  Memberikan nasihat kepada Pemberi Tugas didalam menyusun kebijakan dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.  Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada saat ditemukannya masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak, pemeriksaan terhadap survai tanah dasar, test pengawasan mutu, dan masalah lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.  Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pemberi Tugas, menghadiri dan mencatat semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor, Pemimpin Proyek, dan instansi terkait lainnya serta menyediakan bantuan teknis apabila diperlukan didalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek dan masalah-masalah kontrak.
  • 83. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 83 Sedangkan tugas Konsultan Pengawas dalam hal kontrak terhadap Kontraktor secara garis besar akan meliputi :  Pengendalian teknis : aspek mutu, volume, waktu dan biaya.  Pengendalian atas proses koordinasi terkait.  Pengendalian administrasi proyek.  Evaluasi rencana proyek.  Pelaporan. PENGENDALIAN PELAKSANA Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan dengan rentang meliputi “Preaudit”, “Monitoring”, dan “Post-audit”. Lingkup pengendalian antara lain meliputi :  Aspek mutu hasil pekerjaan.  Aspek volume pekerjaan.  Aspek waktu penyelesaian pekerjaan.  Aspek biaya keseluruhan pekerjaan. Segala sesuatunya merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam kontrak pemborongan. 1. Rentang Kendali Pre-audit Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “pre-audit” adalah seluruh kegiatan Konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari :  Pengumpulan dan analisa terhadap data.  Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan terhadap kondisi lapangan.  Pemeriksaan terhadap kesipan Pelaksana Kegiatan, yang meliputi material, peralatan, tenaga dan jadwal pelaksanaan.
  • 84. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 84 a. Pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan catatan mengenai seluruh kegiatan antara lain : - Jenis Pekerjaan. - Kuantitas Pekerjaan. - Kualitas yang dipersyaratkan. - Schedule pelaksanaan - Schedule pembayaran. b. Review Design Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada. Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai dengan kondisi lapangan, Konsultan Coordination tim akan membuat alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada Pemberi Tugas. c. Persiapan Konstruksi Material dan peralatan yang didatangkan Pelaksana Kegiatan akan diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Jadwal waktu yang dibuat oleh Pelaksana Kegiatan akan diteliti terlebih dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang akan digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka Konsultan akan menyarankan kepada Pelaksana Kegiatan untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bias selesai tepat pada waktunya. Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan volume pekerjaan.
  • 85. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 85 Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, Konsultan akan mengusulkan menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan pengurangan pekerjaan lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan dari Kepala SNVT / Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan Fisik. Dalam hal ini, Konsultan berupaya menghindari pekerjaan tambah, justru mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi teknis dan biaya memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang. d. Pre Construction Meeting (PCM) Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan Pre ConstructionMeeting (PCM) dengan meteri seperti telah dijelaskan dimuka. 2. Rentang Kendali Monitoring Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun Konsultan Pengawas telah melakukan “pre-audit” namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan terus dimonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat diluruskan kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini Konsultan akan selalu melakukan evaluasi terhadap progress dan kualitas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan. Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita jaga sebaik- baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga kerugian yang menyangkut aspek mutu, volume, waktu, dan biaya keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain mengawasi pekerjaan fisik Konsultan Pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.
  • 86. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 86 Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku. 3. Rentang Kendali Post-audit Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi Pelaksana Kegiatan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran senilai hasil kerjanya. Namun Pelaksana Kegiatan tidak akan bisa mengajukan permintaan pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari Konsultan Pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau tidak. KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT Konsultan Pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak lain (khususnya oleh Pemberi Tugas). Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :  Dinas PU Provinsi setempat  Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik.  Konsultan lain yang terkait.  Instansi terkait lainnya. PENGENDALIAN ADMINISTRASI PROYEK Dalam hal ini Konsultan Pengawas akan merancang, memberlakukan serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi proyek yang diawasinya, yaitu mencakup antara lain : surat, memoramdum, risalah, laporan, contoh barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak dan addendum dan lain-lain yang dianggap perlu. Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan Konsultan Pengawas untuk maksud diatas adalah :  Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas maksud dari surat masuk maupun keluar.
  • 87. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 87  Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas konsultan.  Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.  Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.  Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa pelaksanaan agar sebelum maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan.  Membantu/menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap perlu. EVALUASI RENCANA Konsultan Pengawas terus-menerus melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan dilaksanakan serta menyarankan perubahan / penyempurnaan / penyesuaian rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek dengan sebaik- baiknya. VERIFIKASI HASIL PEKERJAAN PELAKSANA KEGIATAN Konsultan Pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan bahwa hasil pekerjaan Pelaksana Kegiatan telah memenuhi segala persyaratan untuk proses selanjutnya yaitu persetujuan Pemberi Tugas. Verifikasi ini berupa sertifikasi pada saat Pelaksana Kegiatan mengajukan pembayaran. Rekomendasi-rekomendasi persetujuan, penundaan ataupun penolakan hasil kerja dilakukan saat tersebut berdasarkan hasil penelitian mutu dan volume yang diproduksi. KONTROL SISTEMATIK TERHADAP KEGIATAN LAPANGAN Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah atau dengan cara perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang sistematik. Pengawas lapangan perlu menerapkan sistem kontrol yang baik di lapangan.
  • 88. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 88 Kontrol yang sistematik terhadap kegiatan di lapangan memiliki 3 tujuan yaitu :  Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang kegiatan pokok. Bila mana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk mengantisipasinya.  Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.  Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui bila tidak terjadi perubahan kontrak. Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan dilapangan yaitu :  Pencapaian target kemajuan fisik.  Pencapaian target keuangan.  Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.  Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektifitas dan efisiensi kerja lapangan.  Pemantapan kerja sama pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi.  Hubungan dengan pihak pemilik. Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan. Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif. KUNJUNGAN LAPANGAN/SITE VISIT Frekuensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan, sifatnya dapat secara harian atau mingguan. Frekuensi kunjungan juga dapat tergantung pada tahapan dari Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik yang mengelolanya beserta para timnya sesuai urgensinya.
  • 89. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 89 PENGENDALIAN WAKTU Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang dipengaruhi oleh bermacam-macam factor. Karena itu network / s-curve chart yang telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik atau sesuai kondisi dicheck kembali :  Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati.  Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera dan / atau.  Nantinya akan ditepati (jangka panjang). Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek seperti yang dikehendaki. 1. Jarak Waktu Kontrol Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :  1 – 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu.  2 – 4 minggu untuk aktifitas-aktifitas yang tidak kritis. 2. Cara Mengontrol Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :  Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara mengontrol seperti flow chart Gambar 3.9.  Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan langkah-langkah cara mengontrol seperti flow chart Gambar 3.10.  Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-langkah cara mengontrol seperti flow chart Gambar 3.11.
  • 90. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 90 GAMBAR : E.9. FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI Dapatkah Pekerjaan Dimulai? Alasannya? Ada keterlambatan? Alasannya? Ada keterlambatan? Diperlukan Penanganan OK Ya Tidak
  • 91. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 91 GAMBAR E.10 FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL PEKERJAAN YANG SEHARUSNYA SUDAH DIMULAI Tidak Tidak TidakTidak Ya Pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai Apakah pekerjaan ini sesuai schedul mulanya ? Kenapa tidak dimulai ? apa penangguhannya dapat dikejar ? Berapa lama ditangguhkan ? apa ada float OK YaYa OK Tangani Berapa lama terlambat ? Kenapa ? Apa prestasinya sampai waktu control tercapai ? Ya OK Apa prestasinya bisa dikejar ? Ya OK Berapa lama ditangguhkan ? apa ada float Tangani
  • 92. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 92 GAMBAR E.11 FLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL UNTUK AKTIVITAS SUDAH SELESAI Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan sistem informasi pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi berbasis komputer. Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada aspek-aspek berikut :  Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration, dates, network planning atau precedence Diagram Methode.  Progress Performance.  Schedule Control.  Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs aktual, perhitungan pembayaran progress pekerjaan. Unsur-unsur tersebut merupakan informasi dasar untuk memonitoring, pengendalian, analisis dan manajemen proyek. Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan data-data proyek (project data entry) yang akan menjadi acuan (baseline) dalam monitoring dan pengendalian Tidak Pekerjaan yang seharusnya selesai OK Sisa waktu sampai selesai ? Alasan keterlambatan Ya Diperlukan penanganan
  • 93. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 93 pelaksanaan proyek selanjutnya. Data-data tersebut disimpan didalam database di kantor proyek, dan selalu di up-date untuk keperluan pelaporan dan analisa secara periodik. Berdasarkan target-target pengendalian yang ditentukan sebelumnya maka dapat dilakukan analisa terhadap permasalahan yang timbul dalam aspek skedul, progress dan pembiayaan proyek. Dari analisa masalah tersebut dilakukan upaya perbaikan untuk membawa program proyek kembali ke rencana semula. Gambar 3.12. Skematika aliran kerjanya adalah sebagai berikut : GAMBAR E.12. SKEMA PENGENDALIAN PROYEK Informasi yang di peroleh dari pelaporan tersebut dapat di analisa dan di jadikan bahan dalam pengambilan keputusan menajemen kegiatan. Pelaporan kegiatan dibuat dengan format dan prosedur yang standar untuk memperoleh peningkatan efisiensi, efektifitas dan optimalisasi sinergi kerja, sehingga Dinas Pekerjaan Umum setempat dapat mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen pembangunan yang lebih baik. Manfaat utama lainnya dari sistem ini antara lain adalah : a. Satuan Kerja/Pejabat membuat Komitmen dapat memonitor dan mengendalikan kegiatan secara terintegrasi dengan sistem yang ada di Dinas Pekerjaan Umum. b. Memberikan tambahan kapasitas kepada Dinas Pekerjaan Umum untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada pengguna jalan melalui penyelesaian MONITORING SKEDUL, PROGRES DAN BIAYA KONSTRUKSI PELAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN  SKEDUL  PROGRES  PEMBIAYAAN ANALISA KOMPUTER ANALISA KOMPUTER PELAPORAN PERIODIK MANAJEMEN PROYEK PELAPORAN PERIODIK RINGKASAN PROGRES PEKERJAAN PELAPORAN PERIODIK RINGKASAN PEMBIAYAAN
  • 94. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 94 pembangunan jalan beserta falisilitas pendukung lainnya yang sesuai jadwal dan alokasi biaya. Metodologi Pengontrolan Proyek Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan sistematis, maka Konsultan membaginya ke dalam beberapa tahap : Tahapan Initialisasi Tahap initialisasi dilakukan untuk menjabarkan aktifitas-aktifitas proyek (workBreakdown Structurel WBS) sampai ke level yang terendah yang mencerminkan keterkaitan antar aktifitas. Tahapan ini dimulai dari pendeskripsian dan penggolongan aktifitas proyek yang ada, menentukan volume dan bobot dari masing-masing aktifitas, pengurutan pekaksanaan aktifitas (network planning – predecessor dan successor dari setiap aktifitas detail) dan tipe dari relasi-relasi antar aktifitas, yaitu SS-Start to Start, SF – Start to finish, FS – finish to Start atau FF – Finish to Finish. Juga dideskripsikan mengenai penjadwalan pekerjaan, resources atau sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, seperti tenaga ahli, konsultan, tenaga pekerja, administrator, serta bahan dan alat penunjang pelaksanaan proyek. Setiap aktuifitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot (persentase perbandingan antar volume pekerjaan dengan nilai nominal – rupiah). Hasil dari tahap ini akan digunakan sebagai base line/dasar untuk pemgendalian proyek pada saat pelaksanaan. Tahapan Pelaksanaan Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya pelaksanaan proyek. Termasuk didalam tahapan ini adalah proses update data kemajuan hasil pelaksanaan proyek, yang diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara umum, mengawasi aktifitas-aktifitas kritis yang ditampilkan pada barchart dan pengawasan terhadap resource yang terlibat dengan menambah atau mengurangi jumlah resource (tenaga, bahan dan alat) apabila perlu. Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil pencapaian kemajuan proyek pada minggu sebelumnya, sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas yang tidak
  • 95. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 95 memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada pada kondisi kritis yaitu aktifitas yang memiliki total Float sama dengan nol. Pelaksanaan aktifitas tersebut tidak boleh mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberadaan kondisi kritis dari suatu aktifitas digambarkan dalam garis yang berbeda warna pada tampilan barchart, yaitu sebagai berikut :  Total Float = 0, digambarkan dengan warna merah;  1 < Total float < 5, digambarkan dengan warna kuning;  Sedangkan total Float >=6, digambarkan dengan warna hijau. Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan menjadi salah satu acuan bagi analisa kemajuan pelaksanaan proyek yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya dapat dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek, seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat penunjang, atau merubah metode pelaksanaannya. Tahap Pelaporan Tahap pelaporan ini ditujukan untuk menyampaikan kemajuan pelaksanaan proyek actual di lapangan kepada pihak Pemberi Tugas / pemilik proyek untuk mendapatkan gambaran kemajuan proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal-hal kritis yang di peroleh dari analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi menjadi pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan kemajuan proyek secara barchart, serta dalam bentuk S-Curve; yang membandingkan pencapaian actual dengan baseline proyek. Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya. 1. Schedule Pelaksanaan Kegiatan Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang dibuat Pelaksana Kegiatan.
  • 96. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 96 Apakah rencana kerja Prosress pekerjaan yang di targetkan sudah layak dan realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya untuk kondisi kerja yang sama. Kemudian juga construction method, urutan Kerja Pelaksanan Kegiatan apakah sudah sistematis, konsepsional dan benar. Selanjutnya berdasarkan schedule Pelaksana Kegiatan yang sudah disetujui, Konsultan Pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut. Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan/dikejar untuk schedule hari berikutnya. Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek bisa diselesaikan “on schedule”. 2. Peralatan Untuk mengerjakan pekerjaan jalan, diperlukan peralatan dengan kombinasi/beberapa jenis alat dan jumlah alat yang mencukupi. Sedemikian hingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan dalam waktu yang ditentukan. 3. Tenaga Kerja Demukian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja yang mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesuai dengan jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur/overtime. 4. Jumlah Jam Kerja Untuk penyelesaian suatu pekerjaan, tergantung juga pada jam kerja per hari. Jumlah jam kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dari pada bila per hari jam kerjanya lebih banyak.
  • 97. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 97 Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian hingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/overtime. Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara optimal maka Konsultan memahami secara sungguh-sungguh “Network Planning” yang umumnya telah dibuat oleh Pelaksana Kegiatan dengan metode lintas kritis (Critical Path Method/CPM). Mengingat sangat pentingnya time schedule ini didalam suatu pekerjaan pengawasan, maka Konsultan akan menganalisa secara rutin time schedule dari Pelaksana Kegiatan dan akan membantu Pelaksana Kegiatan dalam mereview dan menyusun kembali time schedule tersebut bila memang diperlukan. Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan “Barchart/S-Curve” yang biasa dan juga dapat digunakan “Vector Diagram” yang baik/cocok untuk pekerjaan jalan karena dapat mengetahui/menunjukkan lokasi dan waktu. Schedule ini, pada arah “absis” menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah “ordinat” menggambarkan waktu PENGENDALIAN MUTU Selama periode konstruksi, Konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Pelaksana Kegiatan guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualias untuk semua jenis pekerjaan baik untuk konstruksi-konstruksi pokok maupun perlengkapan jembatan, untuk itu akan di uraikan disini. Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun tidak terbatas pada :  Peralatan laboratorium.  Penyimpanan bahan/material  Cara pengakutan material / campuran ke lokasi kerja.  Pengujian material yang akan diginakan  Penyiapan job mix formula campuran.
  • 98. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 98  Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.  Test lapangan.  Administrasi dan formulir-formulir. Pengendalian kualitas tersebut di atas seperti di uraikan berikut ini : 1. Peralatan Laboratorium dan Personil Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan untuk pekerjaan utama (major work). Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup berpengalaman dan mengenal dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan. 2. Penyimpanan Bahan/Material  Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk menjamin perlindungan kualitas.  Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah dapat diperiksa oleh Konsultan.  Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbu-tumbuhan dan puing, harus mempunyai drainase yang lancar.  Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telag dipersiapkan dan diberi lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.  Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta mengontrol kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.  Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan dengan papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.  Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan agregat yang akan mengakibatkan penurunan kualitas. 3. Cara Pengukuran Material / Campuran  Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk perlindungan terhadap setiap jalan atau struktur yang ada disekitar proyek.
  • 99. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 99  Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan bahan tebal guna mempertahankan suhu campuran. Walaupun pekerjaan ini kelak bukan pekerjaan utama tetapi perlu ditekankan karena akan mempengaruhi kinerja jembatan nantinya.  Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai pekerjaan, Konsultan akan mempunyai wewenang untuk memerintahkan Pelaksana Kegiatan dan untuk menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian seluruh proyek. 4. Pengujian Material Yang Akan Digunakan  Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksi oleh Konsultan. Setiap saat Konsultan akan menginspeksikan material yang akan digunakan berdasarkan atas jadwal Kerja Pelaksana Kegiatan.  Walaupun bahan yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan ditest kembali oleh Konsultan.  Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat persetujuan dari Konsultan, jenis dan jumlah test seperti yang disebutkan dalam spesifikasi. 5. Job Mix Formula Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi, sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu job Mix Formula yang disetujui Konsultan, antara lain untuk pekerjaan Beton. 6. Pengujian Rutin Laboratorium Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan. Jenis dan frekuensi/jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam spesifikasi. 7. Pengujian Hasil Kerja / Test Lapangan (Uji Terima) Sertelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan pengujian/test lapangan guna memastikan kwalitas pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan. Tahap demi tahap pekerjaan ini sebagaimana yang didiagramkan pada Gambar 3.13. Flowchart Pengendalian Mutu.
  • 100. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 100 PENGAWAS / PROYEK KONTRAKTOR GAMBAR E.13. FLOWCHART PENGENDALIAN MUTU Survey lokasi sumber bahan Penentuan sumber bahan Permohonanpemakaian bahan Pemeriksaan mutu bahan Proses pengelolaan material Proses penyiapan rumusan kerja JMF Pelaksanaan pekerjaan Pengujian mutu Penanganan perbaikan Pemeriksaan mutu bahan Dokumentasi mutu hasil pekerjaan Mutu sesuai Spec. Persetujuan mutu hasil pekerjaan
  • 101. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 101 ADMINISTRASI DAN FORMULIR-FORMULIR Gambar E.14 menunjukkan kelengkapan administrasi proyek yang umum digunakan. Dokumen kontrol diperlukan proyek anatara lain sebagai berikut dibawah ini:  Buku direksi  Time schedule  MCA (Mutual Check Awal)  Request & shop drawing  Laporan harian  Laporan mingguan  Risalah Rapat  Berita acara opname pekerjaan  Record cuaca  Photo dokumentasi  Change order  Addendum  Monthly certificate (MC)  PHO (Provinsial Hand Over) / FHO (Final Hand Over)  Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek.
  • 102. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 102 GAMBAR E.14. ADMINISTRASI PROYEK PERIODE PELAKSANAAN FISIK PENGENDALIAN KUALITAS Pengawasan kuantitas, akan mengecek bahan-bahan/campuran yang ditempatkan atau dipindahkan oleh Pelaksana Kegiatan atau yang terpasang. Secara umum terdapat 2 jenis pemeriksaan kuantitas yaitu :  Pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang bisa dibayarkan sebagai material saja.  Pemeriksaan terhadap hasil kerja. Untuk pemeriksaan hasil kerja Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan atas :  Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.  Metode Perhitungan  Lokasi kerja.  Jenis Pekerjaan  Tanggal diselesaikannya pekerjaan. Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat TAHAP AWAL 1. Dokumen Kontrak 2. Gambar Rencana 3. Struktur Organisasi 4. Buku Direksi TAHAP PELAKSANAAN 1. Time Schedule 2. Mco 3. Request & Shop Drawing 4. Quantity Sheet 5. Laporan Harian 6. Laporan Mingguan 7. Risalah Rapat 8. BA. Opname Pekerjaan 9. Record Cuaca 10. Photo dokumentasi 11. Change Order 12. Addendum 13. Quality Control 14. As Built Drawing TAHAP PEBAYARAN 1. Monthly Cert 2. Back-up Quantity 3. Back-up Quality Control PHO 1. Berita Acara PHO 2. Administrasi Kantor 3. Mutu (Pengujian) 4. Mutu (Dimensi) 5. Defect & Deficiensies PHO Berita Acara PHO
  • 103. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 103 yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah benar di ukur dan di rekomendasikan untuk dibayar oleh Konsultan dan mendapat persetujuan Pemberi Tugas. Rekomendasi hasil pengukutan kuantitas ini Harus dalam suatu Berita Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana proyek. Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item pekerjaan dalam kontrak berupa Quantity Sheet dapat disiapkan semuanya oleh Konsultan. PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK Didalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :  Biaya proyek.  Estimated quantity /volume pekerjaan.  Harga satuan pekerjaan Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :  Pengukuran hasil pekerjaan, harus dilakukan dengan akurat dan benar-benar sehingga kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.  Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi pengukuran/kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar- benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.  Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontark dan harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak. PEMERIKSAAN MONTHLY CERTIFICATE (MC) Pelaksanaan kegiatan harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari pekerjaan yang dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap akhir bulan yang berjalan, yang selanjutnya disebut sebagai “Sertifikat bulanan (Monthly Certificate – MC)”. Format sertifikat bulanan harus sesuai dengan standar atau di usulkan oleh Konsultan dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
  • 104. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 104 Site Engineer akan memeriksa/memverifikasi kemajuan pekerjaan yang diajukan pada sertifikat bulanan berdasarkan hasil pemeriksaan volume (Chief Inspector) dan hasil pemeriksaan mutu (Quality Engineer). Apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk menandatangani bersama oleh wakil Pelaksana Kegiatan, Konsultan, dan Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik. PEMERIKSAAN PEMBAYARAN AKHIR Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu. Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat dikoreksi pada pembayaran berikutnya. Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi kuantitas yang telah dibayar sebelumnya, sehingga kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran akhir merupakan final quantity yang benar. PROSEDUR PERUBAHAN (CONTRACT CHANGE ORDER) Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik atau Pelaksana Kegiatan dan harus disetujui dengan suatu Perintah perubahan yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak, Maka Perintah Perubahan harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum. SERTIFIKAT PENYELESAIAN AKHIR Bila Pelaksanaan Kegiatan menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam Periode Jaminan, maka Pelaksana Kegiatan harus membuat permohonan untuk serah terima pertama. Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka Konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.
  • 105. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 105 PERNYATAAN PERHITUNGAN AKHIR Pelaksana Kegiatan harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan akhir, bersama-sama dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik. Setelah peninjauan kembali oleh Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Proyek Fisik dan jika diperlukan, amandemen oleh Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas. ADDENDUM PENUTUP Berdasarkan pada rincian Pernyataan Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik mengenal Perhitungan Akhir, setelah disetujui dan ditanda tangani Pelaksana Kegiatan, Kepala Satuan Kerja Proyek Fisik akan menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada Pemberi Tugas untuk ditanda tangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui. DOKUMEN CATATAN PROYEK Pelaksana Kegiatan harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama pelaksanaan pekerjaan.
  • 106. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 106 E. 5 PROGRAM KERJA E.5.1 UMUM Rencana kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana kerja ini akan diuraikan urutan – urutan pekerjaan, konsep penanganan masalah, tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan sarana maupun personil pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta schedule personil. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Bagan Alir ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus berpatokkan pada Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan tersebut. E.5.2 RENCANA KERJA Rencana kerja ini disusun berdasarkan tahapan kegiatan sesuai dengan lingkup pekerjaan sesuai dengan KAK. Secara garis besar rencana kerja pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut : 1. Persiapan dan Orientasi Awal Lapangan a. Lingkup Kegiatan :  Melaksanakan orientasi lapangan awal terhadap rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.  Melaksanakan kajian terhadap hasil perencanaan setelah dilakukan peninjauan awal lapangan.  Melaksanakan sosialisasi. b. Personil Yang Bertugas :  Team Leader  Ahli Irigasi c. Waktu Kegiatan :  Dilaksanakan pada Minggu Ke-1 dan Ke-2 pada Bulan Ke-1 2. Penyusunan Review Desain
  • 107. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 107 Untuk lingkup kegiatan Supervisi Pembangunan Tahun Anggaran 2014 ini, konsultan juga ditugaskan untuk mengadakan review terhadap desain yang sudah ada sesuai dengan hasil evaluasi. Rencana kerja untuk penyusunan review desain sesuai dengan lingkup kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Pengumpulan Data dan Evaluasi Hasil Studi Yang Ada a. Lingkup Kegiatan :  Pengumpulan data sekunder dan primer  Evaluasi hasil studi yang ada. b. Personil Yang Bertugas :  Team Leader  Ahli Irigasi c. Waktu Kegiatan :  Dilaksanakan pada Bulan Ke-1 hingga Bulan ke-4 2) Evaluasi Hasil Survei Pengukuran dan Mekanika Tanah a. Lingkup Kegiatan :  Evaluasi jaringan irigasi dan site bangunan  Evaluasi hasil survei pengukuran dan penggambaran  Evaluasi hasil penyelidikan mekanika tanah dan laboratorium b. Personil Yang Bertugas :  Team Leader (Koordinator)  Ahli Irigasi c. Waktu Kegiatan :  Dilaksanakan pada Bulan Ke-1 sampai dengan Bulan Ke-4 (termasuk penggambaran jika diperlukan) 3) Evaluasi Hasil Analisa dan Perencanaan Detail a. Lingkup Kegiatan :  Evaluasi hasil analisa kebutuhan air irigasi, daerah layanan irigasi, analisa hidrolika  Evaluasi hasil penggambaran dan RAB  Pelaporan
  • 108. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 108 b. Personil Yang Bertugas :  Team Leader (Koordinator)  Ahli Irigasi  Quantity Engineer c. Waktu Kegiatan :  Dilaksanakan pada Bulan Ke-1 sampai dengan Bulan Ke-6 3. Supervisi Konstruksi Konsultan supervisi akan melaksanakan tugas-tugas pengawasan konstruksi secara keseluruhan dan memberikan bantuan teknis maupun non teknis dalam pelaksanaannya, dengan rencana kerja sebagai berikut : 1) Sebelum Pelaksanaan Proyek (Pre-Construction). a. Lingkup Kegiatan : Meliputi mobilisasi tim konsultan, evaluasi organisasi pelaksanaan di lapangan dan koordinasi dengan pihak terkait. b. Personil Yang Bertugas :  Team Leader (Koordinator)  Ahli Irigasi  Quantity Engineer  Pengawas Lapangan/Inspector c. Waktu Kegiatan : Dilaksanakan pada minggu ke-1 pada Bulan Ke-I 2) Saat Awal Proyek (AT-Project Starting) a. Lingkup Kegiatan : Meliputi koordinasi awal dengan pihak proyek dan kontraktor, pengecekan bersama terkait dengan item-item pekerjaan dan jadwal pelaksanaan konstruksi, sistem kerja dll. b. Personil Yang Bertugas :  Team Leader (Koordinator)  Ahli Irigasi  Quantity Engineer
  • 109. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 109  Pengawas Lapangan/Inspector c. Waktu Kegiatan : Dilaksanakan pada minggu ke-1 dan ke-2 pada Bulan Ke-I 3) Pelaksanaan Proyek (Project Construction). a. Lingkup Kegiatan : Meliputi pengendalian kualitas pelaksanaan pekerjaan, pengukuran tahap pelaksanaan pekerjaan dan pembayarannya, monitoring dan pelaporan pelaksanaan pekerjaan, pelaksanaan test akhir pada pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan dokumentasi. b. Personil Yang Bertugas :  Team Leader (Koordinator)  Ahli Irigasi  Quantity Engineer  Pengawas Lapangan c. Waktu Kegiatan : Dilaksanakan pada minggu ke-1 pada Bulan Ke-I sampai dengan Bulan Ke-7 4) Saat Proyek Selesai (Project Completion) a. Lingkup Kegiatan : Meliputi masa pemeliharaan, pemeriksaan bersama, serah terima pekerjaan, pembayaran akhir dan evaluasi dan penilaian pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan. b. Personil Yang Bertugas :  Team Leader (Koordinator)  Ahli Irigasi  Quantity Engineer  Pengawas Lapangan c. Waktu Kegiatan : Dilaksanakan pada Bulan Ke-7 E.5.3 PELAPORAN
  • 110. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 110 A. Jenis Laporan Konsultan memahami bahwa produk dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah beberapa jenis laporan yang disusun dan diserahkan selama masa kontrak. Sesuai dengan KAK maka Konsultan harus menyerahkan beberapa jenis laporan dan jumlah sesuai dengan tertuang di KAK ke Satuan Kerja, meliputi : 1) Laporan Pendahuluan ( Inception report ) Laporan Pendahuluanberisi susunan tim pengawas, program kerja, jadwal pelaksanaan, hasil pengecekan lapangan awal dan metode pelaksanaan pekerjaan, Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 4 (Empat)rangkap. 2) Laporan Bulanan Laporan harus memuat keterangan mengenai mobilisasi dan demobilisasi, kemajuan pelaksanaan pekerjaan, masalah teknis dan non teknis yang dihadapi dan rencana pelaksanaan pekerjaan pada periode berikutnya, Laporan ini harus disampaikan pada setiap akhir bulan dan dibuat dalam bahasa Indonesia rangkap 4 (Empat) setiap bulannya. 3) Laporan Utama Laporan Utama berisikan tentang hasil kegiatan supervisi secara menyeluruh dan detail termasuk pelaksanaan pembuatan desain yang dilakukan selama pelaksanaan konstruksi, Laporan ini dibuat sebanyak 4 (Empat) rangkap dan diserahkan paling lambat akhir kontrak. 4) Laporan Monitoring Lingkungan Laporan ini berisi tentang kajian-kajian mengenai seberapa jauh dampak lingkungan yang dapat terjadi akibat pelaksanaan kegiatan. Laporan ini dibuat dalam rangkap 4 (Empat) dan diserahkan paling lambat akhir kontrak.
  • 111. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 111 5) Laporan Pengawasan Mutu Merupakan laporan yang berisi proses quality control berupa hasil test, selama pelaksanaan konstruksi. Laporan Pengawasan Mutu dibuat dalam buku tersendiri, dibuat sebanyak 4 (empat) rangkap, dan diserahkan selambat-lambatnya akhir pelaksanaan. 6) Laporan Foto Dokumentasi Menampilkan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan dan menyerahkan. Laporan ini dibuat sebanyak 4 (empat) album. 7) File Video Menampilkan video dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan. Video dibuat sebanyak 4 (empat) set. 8) Gambar Review / Review Disaign Berisikan gambar hasil review disain terhadap rencana yang tertuang dalam Dokumen Kontrak dibuat dalam ukuran A3 dibuat sebanyak 4 (empat) rangkap dan diserahkan paling lambat akhir kontrak. 9) Soft Copy dalam eksternal Hardisk Konsultan juga menyerahkan file-file laporan, dalam bentuk eksternal Hardisk. Selama pelaksanaan kegiatan diperlukan dokumentasi terutama pada peristiwa penting yang terjadi. Dokumentasi bukan hanya meliputi foto-foto pelaksanaan pekerjaan tapi termasuk juga live documentation (video) tentang alur keseluruhan pekerjaan. Soft copy ini di masukkan dalam eksternal Hardisk dibuat sebanyak 1 (satu) buah dan diserahkan paling lambat akhir kontrak kepada pemilik pekerjaan.
  • 112. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 112 E. 6 ORGANISASI DAN PERSONIL E.6. 1 Umum Dalam bab ini diuraikan bagan organisasi pengguna jasa, penyedia jasa, struktur organisasi yang menggambarkan hubungan koordinasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa serta masing-masing Tim Konsultan. Dalam struktur organisasi pelaksana pekerjaan yang melibatkan beberapa tenaga profesional, tenaga sub profesional dan tenaga penunjang dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya. Untuk memperjelas alur koordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka dibuat bagan organisasi pelaksana agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai KAK. Disamping itu konsultan juga menyadari adanya mekanisme kontrol terhadap proses dan hasil dari pekerjaan konsultan. E.6. 2 Bagan Organisasi dan Organisasi Pelaksana Bagan organisasi untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan untuk membuat jalur koordinasi untuk semua personil pelaksana. Spesifikasi tenaga ahli yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1) Profesional Staff a. Ketua Tim (Team Leader) Seorang Sarjana Teknik Sipil/Pengairan (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli muda dengan pengalaman minimum 6 tahun dalam bidang planning, perencanaan, supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Team Leader yaitu melakukan pengendalian pelaksanaan dan kualitas pekerjaan secara menyeluruh yang mencangkup aspek teknis, administrative dan logistik. Perkiraan penugasan selama 7 bulan. b. Ahli Irigasi Seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam bidang planning, perencanaan, supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan bangunan air atau sejenis. Tugas dan tanggung jawab yaitu melakukan kajian dan review desain,
  • 113. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 113 pengawasan/pengendalian mutu dan teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil, Perkiraan penugasan selama 6 bulan. c. Quality Engineer Seorang Sarjana Teknik Sipil memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya yaitu mengevaluasi kualitas pekerjaan, melakukan pengawasan / mutu pekerjaan. Perkiraan penugasan selama 5 bulan. d. Quantity Engineer Seorang Sarjana Teknik Sipil yang memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya yaitu mengevaluasi kuantitas pekerjaan, melakukan pengawasan dan pengendalian kuantitas pekerjaan. Perkiraan penugasan selama 5 bulan 2) Sub Profesional Staff Tenaga Sub professional staff yang diperlukan untuk membantu kelancaran pekerjaan adalah Pengawas Konstruksi/Inspektor, yaitu seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam pengawasan/pengendalian pekerjaan struktur dan bangunan sipil, dibutuhkan sebanyak 3 orang. Perkiraan penugasan selama 7 bulan, sedangkan surveyor dibutuhkan 1 orang yaitu seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman minimal 4 tahun. Perkiraan penugasan selama 3,5 bulan, bertugas membantu pengukuran pada saat MC0, termijn dan MC100 dengan alat yang disediakan oleh kontraktor dan menentukan titik letak tapak konstruksi. 3) Supporting Staff Selain personil-personil tersebut, dalam pelaksanaan pekerjaan konsultan juga menggunakan Supporting staff untuk membantu kelancaran pekerjaan, seperti :
  • 114. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 114 1. Draftman Autocad, Perkiraan penugasan selama 3,5 bulan, tugasnya membantu tenaga ahli dalam memeriksa dan menyempurnakan gambar shop Drawing dan Asbuilt Drawing. 2. Administrasi Keuangan, Perkiraan penugasan selama 7 bulan. 3.5 Apresiasi dan Inovasi Untuk Penilaian Kondisi Jaringan Irigasi Terkait dengan Rencana Rehabilitasi Jaringan Irigasi PENILAIAN KONDISI JARINGAN IRIGASI Selain data kuantitas jaringan irigasi, data kualitas jaringan irigasi juga diperlukan, yakni mengenai kondisi fisik jaringan irigasi, apakah jaringan irigasi tersebut dalam kondisi baik, cukup baik atau sudah rusak. Hal ini penting untuk program penanganan jaringan irigasi. Komponen yang Dinilai Dalam penilaian, jaringan irigasi dibagi dalam beberapa komponen utama yang dinilai, yaitu : a. Bangunan Utama b. Saluran Pembawa / Talang / Siphon / Terowongan c. Bangunan Bagi / Bangunan Bagi – Sadap / Bangunan Sadap d. Saluran Pembuang e. Bangunan pada Saluran Pembuang Tiap komponen utama tersebut di atas dibagi lagi menjadi komponen yang lebih kecil, dan masing-masing komponen akan dinilai kondisinya. Bobot Kondisi tiap Komponen Kontribusi nilai tiap komponen terhadap keseluruhan jaringan irigasi bobotnya tidak sama, bobot tiap komponen disusun berdasarkan besarnya pengaruh komponen tersebut terhadap pelayanan air irigasi.
  • 115. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 115 Bobot tiap komponen utama telah dirumuskan sebagai berikut : Komponen Bobot (%) 1. Bangunan utama 35 2. Saluran pembawa 25 3. Bangunan bagi, bagi/sadap, sadap 25 4. Saluran pembuang 10 5. Bangunan pada saluran pembuang 5 Jumlah 100 Bobot komponen utama tersebut merupakan kontribusi dari bobot komponen yang lebih kecil. Apabila pada suatu jaringan irigasi tidak memerlukan komponen saluran pembuang atau komponen bangunan pada saluran pembuang, atau kedua-duanya, maka penilaian untuk komponen tersebut diambil maksimum.
  • 116. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 116 Distribusi komponen dan bobotnya pada jaringan irigasi adalah sebagai berikut : Pintu & Pintu Banjir 5% Endapan/Lumpur 3% Pengukur Debit 3% Papan Eksploitasi 1% Pntu 4% Endapan/Lumpur 2% Mercu 5% Ruang Olakan 4% Papan Skala 1% Sayap 2% Koperan 2% Jembatan 1% Rumah PPA/Gudang 1% Gawar Banjir 1% Bangunan pada saluran pembuang 5% Jaringan 100% Tubuh Bangunan 3% Saluran Pembawa 25% Bang. Bagi / Bagi- Sadap / Sadap 25% Saluran pembuang 10% Profil saluran 3% Pintu Pengatur 3% Tubuh Bngunan 8% Erosi dan atau sedimentasi 3% Pintu Bagi / Sadap dan Pengatur 12% Bngunan Pengukur Debit 5% Profil Saluran 12% Bocoran 8% Bangunan Utama 35% Erosi dan atau Sedimentasi 5% Bang. Penguras Bang. Pengambilan 12% 6% Bang. Pelegk. Bendung 3% Sayap Tubuh Bendung 10% 4%
  • 117. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 117 Distribusi Komponen dan Bobotnya pada Bangunan Utama (Selain bendung tetap/bendung gerak) adalah sebagai berikut : Pintu Intake 25% Regime Sungai 10% Pintu Intake 9% Pintu Penguras 7% Pelimpah/Spillway 8% Endapan 3% Tanggul Banjir 5% Bangunan Pelengkap 3% Mekanis 25% Bangunan Sipil 10% Pompa 35% Pengambilan Bebas 35% Waduk 35% Cara Penilaian Fisik Komponen Bangunan pada Jaringan Irigasi Kriteria penilaian tiap komponen jaringan di lapangan dinilai secara visual berdasarkan 3 (tiga) skala penilaian, yaitu : Baik (B), Cukup (C), dan Rusak (R). Sebagai pedoman dalam penilaian secara visual dipakai ketentuan penilaian sebagai berikut : A. Bangunan Utama (Bendung Tetap) 1.1. Bangunan Pengambilan Pintu Pengambilan (Intake) Baik jika : 1.Terdapat atap pelindung pintu 2.Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik, secara mekanis dan hidrolis 3.Pengaman pintu dan tembok penahan banjir (banjir skerm/skimming wall)
  • 118. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 118 4.Semua daun pintu yang terpasang tidak bocor 5.Terdapat petunjuk (manual) operasi bendung 6.Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Sebagian pintu tidak dapat dioperasikan dengan lancar 2. Atap pelindung dan pengaman pintu sebagian ada yang rusak 3. Daun pintu yang terpasang dijumpai kebocoran 4. Kondisi rata-rata aspek di atas 50% - 79% Rusak jika : 1. Semua pintu tidak bias dioperasikan dengan lancar 2. Tidak terdapat atap pelindung dan pengaman pintu pengambilan (intake) 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 1.2. Endapan/Lumpur Baik jika : 1. Endapan di depan pintu tidak setinggi ambang pintu pengambilan (intake) 2. Mudah/selalu dikuras secara berkala 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Endapan di depan pintu mencapai tinggi ambang pintu pengambilan (intake) 2. Tidak selalu dikuras secara berkala 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Endapan sering melampaui ambang intake 2. Sulit / tidak pernah / jarang dikuras 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 1.3.Pengukur Debit
  • 119. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 119 Baik jika : 1. Terdapat sarana pengukuran debit yang kondisi fisik dan hidrolisnya berfungsi dengan baik 2. Dilengkapi dengan table pembaca debit 3. Dilengkapi dengan papan duga (peilschaal) pada posisi yang benar 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Sarana pengukuran debit kurang akurat 2. Tidak terdapat papan duga (peilschaal) 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Sarana pengukuran debit tidak berfungsi 2. Kondisi fisik dalam keadaan rusak 3. Tidak terdapat sarana pengukur debit dan papan duga 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 1.4.Papan Operasi Bendung (Papan Eksploitasi) Baik jika : 1. Terdapat papan operasi bendung yang masih baik papan tersebut dapat diisi data 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Terdapat papan operasi bendung 2. Tidak tersebut tidak dapat diisi data 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Tidak terdapat papan operasi bendung 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2. Bangunan Penguras (Pembilas) 2.1. Pintu Penguras (Pembilas)
  • 120. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 120 Baik jika : 1. Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik, secara mekanis dan hidrolis 2. Semua daun pintu yang terpasang tidak bocor 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Sebagian pintu tidak dapat dioperasikan dengan baik, secara mekanis dan hidrolis 2. Terdapat kebocoran pada daun pintu terpasang 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Semua pintu tidak bias dioperasikan 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2.2. Endapan/Lumpur Baik jika : 1. Tidak ada endapan di hilir pintu 2. Kantong Lumpur dalam keadaan baik 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Terdapat endapan di hilir pintu yang akan mengganggu pengurasan 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Di hilir pintu penuh dengan endapan lumpur 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% Mercu Bendung Baik jika : 1. Mercu dalam keadaan baik 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Pada mercu terdapat lubang di beberapa tempat 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
  • 121. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 121 Rusak jika : 1. Mercu dalam keadaan rusak berat 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2.3 Lantai Hilir (Ruang Olakan) Baik jika : 1. Tidak terdapat gerusan di hilir yang terus menerus dan membahayakan konstruksi 2. Tidak ada rembesan yang keluar di hilir 3. Ruang olakan berfungsi dengan baik untuk meredam energi 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Terdapat gerusan di hilir yang terus menerus dan gejala rembesan yang menembus ruang olakan 2. Ruang olakan masih berfungsi untuk meredam energi 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Gerusan di hilir sudah membahayakan mercu/tubuh bendung 2. Ruang olakan sudah tidak berfungsi 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2.4 Papan Duga (Peilschaal) Baik jika : 1. Terdapat papan duga yang bias dibaca dengan baik 2. Terpasang pada posisi elevasi yang benar untuk kondisi muka air normal dan banjir 3. Terdapat table pembaca debit aliran yang melimpas di atas mercu 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Papan duga sudah tidak dapat dibaca 2. Papan duga terpasang pad elevasi yang salah 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79%
  • 122. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 122 Rusak jika : 1. Tidak terdapat papan duga 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2.5 Sayap (di hilir dan di hulu tubuh bendung) Baik jika : 1. Konstruksi sayap masih baik 2. Lubang rembesan (wheepholes) berfungsi baik 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat beberapa retakan 2. Lubang rembesan kurang berfungsi 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Terdapat banyak retakan/patahan 2. Lubang rembesan sudah tidak berfungsi 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2.6 Koperan Baik jika : 1. Tidak terdapat gerusan pada koperan 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Terdapat gerusan pada koperan, tetapi tidak membahayakan sayap 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Terdapat gerusan pada koperan yang membahayakan sayap 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 3. Bangunan Pelengkap Bendung Baik jika : 1. Terdapat jembatan di atas bendung (apabila bendung tersebut mempunyai 2 intake/penguras kanan-kiri)
  • 123. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 123 2. Terdapat rumah PPA 3. Terdapat gudang penyimpanan (stop log, olie, dll) 4. Terdapat BM (bench mark) 5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Jembatan di atas bendung mengalami kerusakan ringan 2. Rumah PPA dan gudang penyimpanan rusak 3. BM (bench mark) sudah goyang/rusak 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Jembatan di atas bendung tidak ada (bila ada 2 pintu pengambilan (intake/penguras kanan-kiri)) 2. Jembatan sudah tidak dapat dilalui 3. Tidak terdapat rumah PPA dan gudang penyimpanan 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% A. Bangunan Utama Lainnya 1. Bangunan Pengambilan 1.1.Gawar Banjir Baik jika : 1. Sistem otomatis muka air dan sistem informasi banjir masih berfungsi baik 2. Mempunyai sistem komunikasi dengan kantor dinas 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Sistem otomatis muka air dan sistem informasi banjir tidak berfungsi baik 2. Kondisi rata-rata aspek di atas 50% - 79% Rusak jika : 1. Sistem otomatis muka air dan sistem informasi banjir sudah tidak berfungsi lagi
  • 124. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 124 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2. Pengambilan Bebas (Free Intake) 2.1. Morfologi (regime) sungai Baik jika : 1. Debit air baku relatif normal sepanjang musim 2. Aliran air yang masuk ke jaringan irigasi berjalan lancar tanpa adanya bangunan pengarah 3. Morfologi sungai relatif stabil 4. Tidak terdapat banyak endapan di depan free intake 5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Diperlukan bangunan pengarah untuk memperlancar aliran air yang masuk ke jaringan irigasi 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Debit air baku selalu kering pada musim kemarau 2. Diperlukan bangunan pengarah untuk memperlancar aliran air yang masuk ke jaringan irigasi 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2.2. Pintu Pengambilan (Free Intake) Baik jika : 1. Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik secara mekanis dan hidrolis 2. Semua daun pintu yang terpasang tidak dijumpai kebocoran 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Sebagian pintu tidak dapat dioperasikan dengan lancar 2. Daun pintu yang terpasang dijumpai kebocoran 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Semua pintu tidak bias dioperasikan
  • 125. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 125 2. Tidak terdapat pintu 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 3. Waduk 3.1 Endapan/Lumpur Baik jika : 1. Laju pengendapan lebih kecil dari perkiraan desain 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Laju pengendapan sama dengan perkiraan desain 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Laju pengendapan lebih besar dari perkiraan desain 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 3.2. Pintu Pengambilan (Intake) Baik jika : 1. Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik, secara mekanis dan hidup 2. Semua pintu yang terpasang tidak bocor 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Sebagian pintu tidak dapat dioperasikan dengan lancar 2. Daun pintu yang terpasang dijumpai kebocoran 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Semua pintu tidak bisa dioperasikan 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 3.3. Bangunan/Pintu Pelimpah (Spillway) Baik jika : 1. Semua pintu dapat dioperasikan dengan baik, secara mekanis dan hidrolis 2. Semua daun pintu yang terpasang tidak bocor
  • 126. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 126 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Sebagian pintu tidak dapat dioperasikan dengan lancar 2. Daun pintu yang terpasang dijumpai kebocoran 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Semua pintu tidak bisa dioperasikan 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 4. Pompa Kondisi Mekanis Baik jika : 1. Kondisi mekanis pompa masih baik dan berfungsi 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Kondisi mekanis pompa terdapat beberapa kerusakan, tetapi masih berfungsi 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Pompa sudah tidak berfungsi lagi 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% B. Saluran Pembawa 1. Pengendapan dan/atau Erosi Baik jika : 1. Tidak ada endapan dan atau yang berpengaruh terhadap kapasitas rencana saluran, dan atau terhadap fungsi bangunan ukur 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Endapan dan/atau erosi sedikit berpengaruh terhadap kapasitas rencana saluran dan atau terhadap fungsi bangunan ukur ( 30%)
  • 127. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 127 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Endapan dan/atau erosi berpengaruh besar terhadap kapasitas rencana saluran dan/atau terhadap fungsi bangunan ukur (> 30%) 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2.Tubuh Saluran 2.1. Profil Saluran Baik jika : 1. Tanggul saluran mempunyai stabilitas yang baik 2. Tanggul mempunyai tinggi jagaan yang cukup untuk mencegah air melimpah (over topping) selama masa operasi 3. Pada saluran pasangan (lining) keadaannya masih baik 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Stabilitas tanggul memenuhi syarat 2. Elevasi muka air maksimum selama operasi masih dalam batas jagaan yang diijinkan 3. Pada saluran pasangan (lining) terdapat sedikit bagian yang retak/pecah ( 30%) 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Stabilitas tanggul tidak memenuhi syarat 2. Tinggi tanggul tidak memenuhi syarat untuk elevasi air maksimum selama operasi 3. Pada saluran pasangan keadaannya banyak yang retak atau pecah (> 30%) 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2.2.Talang Baik jika : 1. Tidak terdapat bocoran atau bagian yang retak/pecah
  • 128. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 128 2. Terdapat kisi-kisi penyaring sampah (trashrack) 3. Bila talang berfungsi ganda sebagai jalan (talang tertutup), ada penguras yang berfungsi baik 4. Konstruksi aman terhadap muka air banjir (jika talang melintasi sampai saluran pembuang) 5. Konstruksi aman terhadap lalu lintas kendaraan (jika talang melintasi jalan) 6. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Tidak terdapat kebocoran atau bagian yang retak/pecah 2. Tidak ada penyaring sampah (trashrack) 3. Fasilitas penguras kurang berfungsi dengan baik 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Banyak terdapat bocoran/retak/pecah 2. Tidak ada penyaring sampah (trashrack) 3. Fasilitas penguras sudah tidak berfungsi 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2.3.Siphon Baik jika : 1. Tidak terdapat bocoran atau bagian yang retak 2. Terdapat kisi-kisi penyaring sampah (trashrack) 3. Terdapat saluran (pelimpah/spillway) 4. Fasilitas penguras berfungsi baik 5. Konstruksi aman terhadap gerusan yang terjadi pada dasar sungai 6. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Terdapat saluran pelimpah dan trashrack
  • 129. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 129 2. Fasilitas penguras kurang berfungsi dengan baik 3. Tidak terdapat bocoran atau bagian yang retak 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Banyak terdapat kebocoran/retak 2. Tidak ada penyaring sampah (trashrack) 3. Fasilitas penguras tidak berfungsi 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2.4.Terowongan Baik jika : 1. Dapat mengalirkan air sesuai dengan kapasitas rencana 2. Dinding terowongan diberi perkuatan sesuai dengan keadaan setempat (beton, batu cadas, atau pasangan) 3. Dapat dilalui oleh petugas Operasi dan Pemeliharaan untuk inspeksi 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Dapat mengalirkan air sesuai kapasitas rencana 2. Dinding terowongan tidak diberi perkuatan 3. Tidak dapat dilalui petugas operasi dan pemeliharaan untuk inspeksi 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Sering terjadi tanah terban (longsor) pada dinding terowongan sehingga terjadi pengumpulan endapan yang mengakibatkan menurunnya kapasitas aliran menjadi lebih kecil dari kapasitas rencana 2. Dinding terowongan tidak diberi perkuatan 3. Tidak dapat dilalui oleh petugas inspeksi
  • 130. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 130 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 3. Bocoran Baik jika : 1. Jika secara kuantitas tidak mengganggu serta mempengaruhi kapasitas rencana saluran 2. Di sepanjang (ruas) saluran tidak terdapat sadap liar (illegal offtake) 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Secara kuantitas mempengaruhi kepasitas rencana saluran 2. Terdapat beberapa sadap liar yang sedikit berpengaruh terhadap kapasitas rencana saluran 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Secara kuantitas sangat mempengaruhi kapasitas rencana saluran 2. Terdapat beberapa sadap liar yang sangat berpengaruh terhadap kapasitas rencana saluran 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% a. Bangunan Bagi / Bagi – Sadap / Sadap 1. Pintu Bagi / Bagi – Sadap / Sadap & Pengatur Baik jika : 1. Semua pintu berfungsi dengan baik secara mekanis dan hidrolis 2. Tersedia petunjuk (manual) operasi pintu 3. Terdapat atap pelindung pintu untuk bangunan bagi/bagi – sadap/sadap yang besar 4. Tidak terdapat bocoran pada semua pintu terpasang 5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Semua pintu masih berfungsi dengan baik 2. Tidak tersedia petunjuk operasi pintu
  • 131. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 131 3. Bocoran pada pintu masih mempengaruhi operasi ( 30%) 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Semua pintu sudah tidak berfungsi 2. Tidak tersedia petunjuk operasi 3. Tingkat kebocoran pintu sudah merubah kapasitas rencana 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2. Bangunan Pengukur Debit Baik jika : 1. Dapat difungsikan dan dapat mengukur debit dengan baik 2. Dapat diterima baik oleh petani 3. Terdapat papan duga (peilschaal) 4. Tersedia table pembaca debit 5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Dapat mengukur debit dengan baik 2. Petani belum menerima apa yang dihasilkan oleh pengukur debit 3. Terdapat papan duga (peilschaal) 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Bangunan ukur sudah tidak berfungsi lagi 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 3. Tubuh Bangunan Baik jika : 1. Tubuh bangunan tidak retak/pecah yang membahayakan konstruksi dan fungsi bangunan 2. Tidak ada gerusan di seluruh bangunan 3. Tidak ada penurunan (settlement) tubuh bangunan 4. Dilengkapi dengan papan duga muka air (peilschaal)
  • 132. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 132 5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Terdapat retak/pecah pada tubuh bangunan, tetapi tidak terpengaruh pada kapasitas rencana 2. Terdapat beberapa gerusan 3. Terjadi penurunan (settlement) pada tubuh bangunan 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Fungsi bangunan berubah karena tubuh bangunan retak atau pecah 2. Banyak terdapat penurunan bangunan 3. Terjadi gerusan pasangan yang dalam waktu relatif lama dapat menghanyutkan mercu bangunan 4. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 5. Saluran Pembuang 1. Erosi dan/atau sedimentasi Baik jika : 1. Tidak terdapat erosi/sedimentasi yang menghambat aliran pembuang 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Di beberapa tempat terjadi erosi/sedimentasi, tetapi tidak menghambat aliran pembuang 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Banyak terdapat erosi/sedimentasi yang menghambat aliran pembuang 2. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2. Profil Saluran Baik jika : 1. Stabilitas tanggul baik dan memenuhi syarat
  • 133. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 133 2. Profil saluran cukup untuk menampung debit pembuangan 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Stabilitas tanggul memnuhi syarat 2. Elevasi air maksimum masih dalam batas yang diijinkan 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Stabilitas tanggul sudah tidak memenuhi syarat 2. Tinggi tanggul tidak memenuhi syarat untuk elevasi maksimum 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 3 Bangunan pada Saluran Pembuang 1. Pintu Baik jika : 1. Semua pintu keadaannya baik dan dapat berfungsi secara hidrolis 2. Kapasitas pintu cukup untuk mengalirkan debit pembuang 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 80% - 100% Cukup jika : 1. Pintu-pintu dalam keadaan baik tetapi fungsi hidrolisnya kurang lancar 2. Kapasitas pintu cukup untuk mengalirkan debit pembuangan 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Semua pintu sudah tidak berfungsi secara hidrolis 2. Kapasitas pintu tidak cukup untuk mengalirkan debit pembuangan 3. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% 2. Tubuh Bangunan Pengatur/Pelengkap Baik jika : 1. Tubuh bangunan tidak retak/pecah yang dapat membahayakan konstruksi serta fungsi bangunan
  • 134. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 134 2. Tidak ada gerusan di seluruh bangunan 3. Tidak ada penurunan (settlement) tubuh bangunan 4. Kapasitas bangunan cukup untuk mengalirkan debit pembuangan 5. Kondisi rata-rata aspek di atas 80% - 100% Cukup jika : 1. Di beberapa tempat terdapat retak/pecah 2. Terdapat gerusan pada tubuh bangunan 3. Terjadi penurunan pada tubuh bangunan, tetapi tidak membahayakan posisi serta fungsi bangunan 4. Kapasitas bangunan cukup untuk mengalirkan debit 5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 50% - 79% Rusak jika : 1. Fungsi bangunan berubah karena tubuh bangunan retak atau pecah 2. Banyak terjadi penurunan bangunan 3. Banyak terjadi gerusan pasangan/koperan, yang dalam waktu relatif singkat dapat merusak bangunan 4. Kapasitas bangunan tidak cukup mengalirkan debit pembuangan 5. Kondisi rata-rata aspek di atas : 0% - 49% Formula Perhitungan Kondisi Jaringan Irigasi Formula yang dipakai dalam menilai kondisi jaringan irigasi adalah sebagai berikut: 1. Perhitungan kondisi jaringan secara keseluruhan konJAR = konBU + konBBS + konSAL + konSPG + konBPG dimana : konJAR = kondisi Jaringan (%) konBU = kondisi bangunan utama jaringan (%)
  • 135. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 135 konBBS = kondisi bangunan bagi sadap jaringan (%) konSAL = kondisi saluran pembawa jaringan (%) konSPG = kondisi Saluran pembuang jaringan (%) konBPG = kondisi bangunan pada Saluran pembuang jaringan (%) 2. Perhitungan kondisi bangunan utama KonBU = NBUB.konBUB + NBUC.konBUC + NBUR.konBUR (NBUB + NBUC + NBUR) dimana : konBU = kondisi Bangunan Utama Jaringan (%) NBUB = Jumlah bangunan utama yang berkondisi Baik konBUB = kondisi rata-rata bangunan utama yang Baik (%) NBUC = Jumlah bangunan utama yang berkondisi Cukup konBUC = kondisi rata-rata bangunan utama yang Cukup (%) NBUR = Jumlah bangunan utama yang berkondisi Rusak konBUR = kondisi rata-rata bangunan utama yang Rusak (%) 3. Perhitungan kondisi bangunan bagi sadap jaringan KonBBS = NBBSB.konBBSB + NBBSC.konBBSC + NBBSR.konBBSR (NBBSB + NBBSC + NBBSR) dimana : konBBS = kondisi Bangunan Bagi Sadap Jaringan (%) NBBSB = Jumlah bangunan bagi sadap yang berkondisi Baik konBBSB = kondisi rata-rata bangunan bagi sadap yang Baik (%) NBBSC = Jumlah bangunan bagi sadap yang berkondisi Cukup
  • 136. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 136 konBBSC = kondisi rata-rata bangunan bagi sadap yang Cukup (%) NBBSR = Jumlah bangunan bagi sadap yang berkondisi Rusak konBBSR = kondisi rata-rata bangunan bagi sadap yang Rusak (%) 4. Perhitungan kondisi saluran pembawa jaringan KonSAL = NSALB.konSALB + NSALC.konSALC + NSALR.konSALR (NSALB + NSALC + NSALR) dimana : konSAL = kondisi Saluran pembawa Jaringan (%) NSALB = Jumlah ruas saluran pembawa yang berkondisi Baik konSALB = kondisi rata-rata ruas saluran pembawa yang Baik (%) NSALC = Jumlah ruas saluran pembawa yang berkondisi Cukup konSALC = kondisi rata-rata ruas saluran pembawa yang Cukup (%) NSALR = Jumlah ruas saluran pembawa yang berkondisi Rusak konSALR = kondisi rata-rata ruas saluran pembawa yang Rusak (%) 5. Perhitungan kondisi saluran pembuang jaringan KonSPG = NSPGB.konSPGB + NSPGC.konSPGC + NSPGR.konSPGR (NSPGB + NSPGC + NSPGR) dimana : konSPG = kondisi Saluran pembuang Jaringan (%) NSPGB = Jumlah ruas saluran pembuang yang berkondisi Baik konSPGB = kondisi rata-rata ruas saluran pembuang yang Baik (%) NSPGC = Jumlah ruas saluran pembuang yang berkondisi Cukup
  • 137. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 137 konSPGC = kondisi rata-rata ruas saluran pembuang yang Cukup (%) NSPGR = Jumlah ruas saluran pembuang yang berkondisi Rusak konSPGR = kondisi rata-rata ruas saluran pembuang yang Rusak (%) 6. Perhitungan kondisi bangunan pada saluran pembuang jaringan KonBPG = NBPGB.konBPGB + NBPGC.konBPGC + NBPGR.konBPGR (NBPGB + NBPGC + NBPGR) dimana : konBPG = kondisi Saluran pembuang Jaringan (%) NBPGB = Jumlah bangunan pada saluran pembuang yang berkondisi Baik konBPGB = kondisi rata-rata bangunan pada saluran pembuang yang Baik (%) NBPGC = Jumlah bangunan pada saluran pembuang yang berkondisi Cukup konBPGC = kondisi rata-rata bangunan pada saluran pembuang yang Cukup (%) NBPGR = Jumlah bangunan pada saluran pembuang yang berkondisi Rusak konBPGR = kondisi rata-rata bangunan pada saluran pembuang yang Rusak (%)
  • 138. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 138 F. 1. UMUM Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan konsultan akan menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan lingkup pekerjaan dan waktu pelasanaan pekerjaan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan mutu pekerjaan yang diharapkan KAK dan dengan waktu yang tersedia serta kelancaran serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dengan alokasi waktu yang disediakan. F. 2. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, alokasi waktu untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama 7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender. Agar pelaksanaan pekerjaan ini tepat waktu maka dibutuhkan jadwal pelaksanaan yang disusun secara cermat. Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya. Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam KAK. Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini dibuat untuk menyesuaikan antara kegiatan yang harus dilakukan dengan waktu pelaksanaan yang disediakan, sehingga pengalokasian waktu untuk masing-masing kegiatan menjadi jelas. F. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
  • 139. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 139 Tabel F.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan Nama Perusahaan : PT. Grand Cipta Consulting 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 I.PERSIAPAN DAN ORIENTASILAPANGAN AWAL 1 Mobilisasi Tim 2 Orientasi Lapangan Awal 3 Sosialisasi II.SUPERVISIKONSTRUKSI 1 Pengawasan Pengujian Material 2 Pengujian/Pengetesan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan 3 Pengendalian/Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi 4 Kontrol Kualitas Pekerjaan 5 Pengawasan Administrasi Proyek 6 Cek Shop Drawing, Sertifikatdan As BuiltDrawing 7 Inspeksi dan pekerjaan commisioning III.PELAPORAN 1 Laporan Bulanan 2 Laporan Pendahuluan 3 Laporan Akhir 4 Laporan Pengawasan Mutu 5 Laporan Pengawasan Lingkungan 6 Review Design 7 SoftCopy CD BulanKe KeteranganNo Kegiatan I II III IV V VI VII
  • 140. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 140 G. 1. UMUM Konsultan dalam peleksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan menugaskan beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut dikoornidir oleh seorang Team Leader yang memiliki kemampuan dalam koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis terkait dan Tenaga Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam pelaksanaan studi ini telah memilki kualifikasi pendidikan, pengalaman dibidang penanganan pekerjaan sejenis dalam pengembangan sumber daya air. Masing-masing Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan tanggung-jawab masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam bab ini akan diuraikan kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung jawab yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. G. 2. PERSONIL Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara kontraktual oleh konsultan dengan spesifikasi tenaga ahli yang diperlukan adalah sebagai berikut: 1) Profesional Staff a. Ketua Tim (Team Leader) Seorang Sarjana Teknik Sipil/Pengairan (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli muda dengan pengalaman minimum 6 tahun dalam bidang planning, G. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
  • 141. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 141 perencanaan, supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan sejenis. Tugas dan tanggung jawab Team Leader yaitu melakukan pengendalian pelaksanaan dan kualitas pekerjaan secara menyeluruh yang mencangkup aspek teknis, administrative dan logistik. Perkiraan penugasan selama 7 bulan. b. Ahli Irigasi Seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam bidang planning, perencanaan, supervisi konstruksi dan manajemen konstruksi untuk menangani pekerjaan bangunan air atau sejenis. Tugas dan tanggung jawab yaitu melakukan kajian dan review desain, pengawasan/pengendalian mutu dan teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi sipil, Perkiraan penugasan selama 6 bulan. c. Quality Engineer Seorang Sarjana Teknik Sipil memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya yaitu mengevaluasi kualitas pekerjaan, melakukan pengawasan / mutu pekerjaan. Perkiraan penugasan selama 5 bulan. d. Quantity Engineer Seorang Sarjana Teknik Sipil yang memiliki sertifikat Ahli Sumber Daya Air minimal ahli pratama dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam menangani pekerjaan pengawasan pekerjaan jaringan penyediaan atau pekerjaan sejenis. Adapun tugas dan tanggung jawabnya yaitu mengevaluasi kuantitas pekerjaan, melakukan pengawasan dan pengendalian kuantitas pekerjaan. Perkiraan penugasan selama 5 bulan
  • 142. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 142 2) Sub Profesional Staff Tenaga Sub professional staff yang diperlukan untuk membantu kelancaran pekerjaan adalah Pengawas Konstruksi/Inspektor, yaitu seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman minimum 4 tahun dalam pengawasan/pengendalian pekerjaan struktur dan bangunan sipil, dibutuhkan sebanyak 3 orang. Perkiraan penugasan selama 7 bulan, sedangkan surveyor dibutuhkan 1 orang yaitu seorang Sarjana Teknik Sipil (S1) dengan pengalaman minimal 4 tahun. Perkiraan penugasan selama 3,5 bulan, bertugas membantu pengukuran pada saat MC0, termijn dan MC100 dengan alat yang disediakan oleh kontraktor dan menentukan titik letak tapak konstruksi. 3) Supporting Staff Selain personil-personil tersebut, dalam pelaksanaan pekerjaan konsultan juga menggunakan Supporting staff untuk membantu kelancaran pekerjaan, seperti : 1. Draftman Autocad, di butuhkan 2 orang Perkiraan penugasan selama 3,5 bulan, tugasnya membantu tenaga ahli dalam memeriksa dan menyempurnakan gambar shop Drawing dan Asbuilt Drawing. 2. Administrasi Keuangan, Perkiraan penugasan selama 7 bulan.
  • 143. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 143 G. 3. JADWAL PENUGASAN PERSONIL G.3.1. UMUM Sebagai acuan dalam pelaksanaan agar terkoordinasi dengan baik, maka konsultan akan membuat Jadwal Penugasan Tenaga Ahli yang disusun berdasarkan tahapan-tahapan kegiatan yang tertuang dalam Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan. Dalam jadwal tersebut akan ditentukan waktu untuk mobilisasi personil sesuai dengan tahapan pelaksanaan yang dimulai sesuai dengan urutan kegiatan yang terkait satu dengan yang lain, sehingga memperjelas dan memudahkan dalam koordinasi pelaksanaan di kantor maupun pelaksanaan pekerjaan di lapangan. G.3.2. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, alokasi waktu untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama 7 (tujuh) bulan atau 210 (dua ratus sepuluh) hari. Agar pelaksanaan pekerjaan ini tepat waktu maka dibutuhkan jadwal penugasan personil yang disusun secara cermat berdasarkan atas jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah disusun. PU Balai Wilayah Sungai Bali-Penida PPK DIREKSI PEKERJAAN TIM TEKNIS PEKERJAAN KONSULTAN Team Leader Sekretaris Pengawas lapangan/Inspector
  • 144. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 144 Jadwal penugasan personil merupakan jadwal yang mengatur kapan masing-masing tenaga ahli harus dimobilisasi untuk menangani bidang tugas dan tanggung jawabnya masing- masing sehingga waktu pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya. Daftar personil dan Jadwal penugasan personil terdapat pada tabel G.1 dan G.2 berikut.
  • 145. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 145 Tabel G.1. Komposisi Team – Daftar Personil NO NAMA PERSONIL PERUSAHAAN TENAGA AHLI LOKAL/ASING LINGKUP KEAHLIAN POSISI YANG DIUSULKAN URAIAN PEKERJAAN JUMLAH ORANG/BULA N/HARI 1 Ir. I Made Hartajaya PT. GRAND CIPTA CONSULTING LOKAL Bidang Perencanaan dan Manajemen kontruksi Team Leader Mengendalikan Pelaksanaan dan Kualitas pekerjaan secara 7 2 I Ketut Parwata PT. GRAND CIPTA CONSULTING LOKAL Bidang Manajemen Kontruksi (Sumber Daya Air) Ahli Irigasi melakukan kajian review desain, pengawasan/ pengendalian mutu 6 3 Ir. I Gede Sujana PT. GRAND CIPTA CONSULTING LOKAL Bidang Manajemen Kontruksi (Pengawasan Pekerjaan) Quality Engineer mengevaluasi kualitas pekerjaan, melakukan pengawasan mutu 5 4 Ir. Wayan Mudita, ST PT. GRAND CIPTA CONSULTING LOKAL Bidang Manajemen Kontruksi (Pengawasan Pekerjaan) Quantity Engineer Mengevaluasi kuantitas pekerjaan, melakukan pngawasan dan 5 1 Hary Prakarsa, ST PT. GRAND CIPTA CONSULTING LOKAL Bidang Manajemen Kontruksi (Pengawasan Pekerjaan) Inspector membantu kelancaran pekerjaan, mengawasi pekerjaan struktur dan 7 2 Ketut Tony Asmara, ST PT. GRAND CIPTA CONSULTING LOKAL Bidang Manajemen Kontruksi (Pengawasan Pekerjaan) Inspector membantu kelancaran pekerjaan, mengawasi pekerjaan struktur dan 7 3 Nyoman Indra Warsadhi, ST PT. GRAND CIPTA CONSULTING LOKAL Bidang Manajemen Kontruksi (Pengawasan Pekerjaan) Inspector membantu kelancaran pekerjaan, mengawasi pekerjaan struktur dan 7 4 I Gusti Ngurah Agung Widiaputra, ST PT. GRAND CIPTA CONSULTING LOKAL Bidang Survey Surveyor Membantu pengukuran pada saat MC0, termin dan MC100, 3.5 1 I Nova Rusyadana, ST PT. GRAND CIPTA CONSULTING LOKAL Komputer Cad Drafman AutoCad Membantu Tenaga Ahli dalam memeriksa dan menyempurnakan 3.5 2 A.A Putu Ary Sudyatmika, ST PT. GRAND CIPTA CONSULTING LOKAL Komputer Cad Drafman AutoCad Membantu Tenaga Ahli dalam memeriksa dan menyempurnakan 3.5 3 Rendy Kusuma PT. GRAND CIPTA CONSULTING LOKAL Komputer Administrasi Keuangan Membantu tugas-tugas yang berhubungan dengan admiistrasi 7 A. STAFF PROFESIONAL B. SUB PROFESIONAL STAFF C. SUPPORTING STAFF
  • 146. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 146 Tabel G.2. Komposisi Team – Jadwal Penugasan Personil NO NAMA PERSONIL POSISI YANG DIUSULKAN JUMLAH ORANG/BULA N/HARI 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Ir. I Made Hartajaya Team Leader 7 2 I Ketut Parwata Ahli Irigasi 6 3 Ir. I Gede Sujana Quality Engineer 5 4 Ir. Wayan Mudita, ST Quantity Engineer 5 1 Hary Prakarsa, ST Inspector 7 2 Ketut Tony Asmara, ST Inspector 7 3 Nyoman Indra Warsadhi, ST Inspector 7 4 I Gusti Ngurah Agung Widiaputra, ST Surveyor 3.5 1 I Nova Rusyadana, ST Drafman AutoCad 3.5 2 A.A Putu Ary Sudyatmika, ST Drafman AutoCad 3.5 3 Rendy Kusuma Administrasi Keuangan 7 C. SUPPORTING STAFF IV V VI VII B. SUB PROFESIONAL STAFF A. STAFF PROFESIONAL I II III
  • 147. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 147 H.1. UMUM Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang kegiatan baik di lapangan maupun di kantor. Mobilisasi peralatan disesuaikan dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan rencana kerja, jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil. Penentuan kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan kelancaran pekerjaan, sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya. H.2. FASILITAS PEMRAKARSA PEKERJAAN Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, pihak proyek telah menyediakan fasilitas meliputi:  Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan dukungan dengan instansi terkait.  Peminjaman referensi yang ada pada proyek.  Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan Kewajiban Consultan. H.3. KANTOR KONSULTAN Untuk kelancaran kegiatan pekerjaan pihak konsultan telah menyiapkan kantor yang permanen di Denpasar sehingga memudahkan Team Konsultan berkoordinasi dengan pemberi pekerjaan dan setiap saat dapat asistensi/diskusi dalam penyelesaian pekerjaan. Disamping itu diharapkan nantinya setelah selesai pekerjaan pihak pemberi pekerjaan mudah menghubungi konsultan. H. PERALATAN DAN FASILITAS PENUNJANG
  • 148. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 148 H.4. PERALATAN Peralatan yang digunakan untuk setiap pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kegiatan, tergantung dari volume dan kapasitas alat. Adapun volume dan kapasitas alat dari masing-masing pekerjaan tersaji pada Tabel H.1. (Terlampir). H.5. JADWAL PERALATAN Jadwal peralatan untuk pekerjaan akan disesuaikan dengan waktu pemakaian, dan jadwal peralatan ini berkaitan dengan schedule pelaksanaan dan personil untuk pelaksanaan seluruh kegiatan. Jadwal peralatan dan volume serta waktu pemakaian tersaji pada Tabel H.2 (Terlampir).
  • 149. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 149 Tabel H.1 Data Peralatan Yang Digunakan Selama Pekerjaan Berlangsung No. Jenis Peralatan / Perlengkapan Jumlah Kapasitas / Output Saat Ini Merk dan Tipe Tahun Pembuatan Kondisi Lokasi Saat Ini Kepemilikan 1 Meja kerja + kursi 10 - Lokal 1996 Baik Denpasar Milik Pribadi 2 OHP Media Stal 1 - 3 M 2003 Baik Denpasar Milik Pribadi 3 Laptop 2 5 GB Toshiba 2003 Baik Denpasar Milik Pribadi 4 Komputer 8 X GB Intel P4 64 MB 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi 5 Printer 4 30 lbr/mnt Deskjet 1280 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi 6 Scanner 1 - Umax Astra 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi 7 Telepon + Fax 1 - Panasonic 2000 Baik Denpasar Milik Pribadi 1 Kamera 2 - Fuji 2006 Baik Denpasar Milik Pribadi 2 Meja Gambar 2 - Mutoh EY 2000 Baik Denpasar Milik Pribadi 3 Kalkulator 2 - Casio FX3600 2004 Baik Denpasar Milik Pribadi 1 Alat Ukur Theodolithe 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi 2 Alat Ukur Waterpass 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi 1 Kendaraan roda 4 - 1 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi 2 Kendaraan roda 4 - 2 1 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi 3 Kendaraan roda 2 4 - - - Baik Denpasar Milik Pribadi A. Peralatan Kantor B. Peralatan Penunjang C. Peralatan Lapangan D. Transportasi B U L A N I II III IV V V I N O . J E N IS A L A T J U M L A H
  • 150. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 150 Tabel H.2 Jadwal Penggunaan Peralatan Yang Digunakan Selama Pekerjaan Berlangsung I II III IV V VI VII A Peralatan Kantor 1 Meja kerja + Kursi 10 7 2 OHP Media Stal 1 7 3 Laptop 2 7 4 Komputer 8 7 5 Printer 4 7 6 Scanner 1 7 7 Telepon + Fax 1 7 B Peralatan Penunjang 1 Kamera 2 7 2 Meja Gambar 2 7 3 Kalkulator 2 7 C Peralatan Lapangan 1 Alat Ukur Theodolite 1 2 2 Alat Ukur Waterpass 1 2 D Transportasi 1 Kendaraan Roda 4-1 1 7 2 Kendaraan Roda 4-2 1 7 3 Kendaraan Roda 2 4 7 Jumlah Bulan Bulan Ke- No Jenis Alat Jumlah Ket.
  • 151. USTEK SUPERVISI PENINGKATANJARINGAN IRIGASI DI KABUPATEN TABANAN 151 Dokumen Usulan Teknis untuk pelaksanaan pekerjaan “Supervisi Peningkatan Jaringan Irigasi di Kabupaten Tabanan”, sebagai bentuk penawaran teknis dari konsultan dalam upaya penanganan pekerjaan tersebut diatas. Dalam hal ini konsultan apabila nantinya dipercaya untuk menangani pekerjaan ini maka akan bekerja berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan tersebut. Konsultan berkeyakinan “sanggup dan mampu” untukmelaksanakanpekerjaan tersebut apabila diberi kepercayaan berdasarkan dokumen usulan teknis yang kami tawarkan. Dengan dukungan Tenaga Ahli yang kami usulkan dengan kualifikasi dan pengalaman kerja di bidang perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air khususnya pembangunan pengamanan sungai. Dengan berbekal keahlian masing-masing tenaga ahli yang kami usulkan dan telah memiliki sertifikat keahlian, maka dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan mutu pekerjaan sesuai dengan yang diminta dalam KAK. Semoga usulan teknis ini mendapatkan perhatian, dukungan serta kepercayaan dari pengguna jasa. Terima Kasih I. PENUTUP