4. Activity Based Costing PPT.pptx_Akuntansi Biaya
1.
ACTIVITY BASED
COSTING
KELOMPOK 3:
ANGGIT ADHIYA HENDRATMOKO 1620103002
M ALFARIJIN 1620103019
TAMI LUTHFIANI FAZRIAH 1620103011
OSHI ADLIANA 1620103021
2.
PENGERTIAN ACTIVITY BASEDCOSTING
• Menurut Carter (2009) ”activity based costing adalah suatu sistem perhitungan biaya di
mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan
menggunakan dasar yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan
volume (non-volume-related factor)”.
• Menurut Witjaksono (2006) ”activity based costing adalah suatu metode akuntanasi biaya
dimana pembebanan harga pokok produk merupakan penjumlahan seluruh biaya aktivitas
yang menghasilkan (produksi) barang atau jasa”.
MANFAAT SISTEM ABC
•Sedangkan menurut Mulyadi (2003 : 94),ABC System menjanjikan berbagai manfaat berikut ini:
a. Menyediakan informasi berlimpah tentang aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk dan jasa bagi customer.
b. Menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran berbasis aktivitas (activity-
based budget).
c. Menyediakan informasi biaya untuk memantau implementasi rencana pengurangan biaya.
d. Menyediakan secara akurat dan multidimensi kos produk dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.
5.
PERBANDINGAN AKUNTANSI BIAYATRADISIONAL
DENGAN ACTIVITY BASED COSTING
Metode akuntansi biaya tradisional hanya berfokus pada biaya produksi, yaitu biaya yang
terjadi dalam proses pembuatan produk.Akan tetapi, dalam perusahaan manufaktur, aktivitas
tidak hanya terjadi di tahap produksi tetapi proses aktivitas juga terjadi pada tahap desain
dan pengembangan, tahap pemasaran, tahap distribusi dan tahap purna jual. Hal tersebut
menyebabkan ketidaktepatan dalam menggunakan informasi biaya untuk menjalankan suatu
pabrik manufakturing atau distorsi biaya.
6.
DISTORSI BIAYA
Ada duasituasi yang dapat menimbulkan distorsi biaya pada akuntansi biaya
tradisional, diantaranya adalah:
1. Struktur biaya yang rumit, yaitu struktur biaya yang memiliki jumlah yang
signifikan dari biaya yang tidak berkaitan dengan volume.
2. Lini produk yang bermacam-macam, dimana produk yang berbeda
mengkonsumsi bauran yang berbeda dari biaya yang berkaitan dengan
volume maupun yang tidak.
7.
P E RB E DA A N P E N E N T UA N HARGA POKOK
ME TO DE ACTIVITY B A S E D C O S T I N G D E N G A N
ME TO DE TRADISION AL
PERBEDAAN TRADISIONAL ABC
• Tujuan • Inventory Level • Produk costing
• Lingkup • Tahap Produksi • Tahap desain, produksi
dan tahap
pengembangan
• Fokus • Biaya bahan baku,
tenaga kerja langsung
• Biaya overhead
• Periode • Periode akuntansi • Daur hidup produk
• Teknologi yang di
gunakan
• Metode manual • Komputer
telekomunikasi
8.
K E LE M A H A N S I S T E M A K U N TA N S I
TR ADISIONAL:
• akuntansi biaya tradisional dirancang hanya menyajikan informasi biaya pada tahap
produksi
• alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung atau
hanya dengan volume produksi.
• ada diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi biaya overhead yang
berbeda-beda.
9.
KEUNGGULAN SISTEM ABC
1.Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa mereka harus mengambil
sejumlah langkah untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha
untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan fokus pada mengurangi biaya.
2. ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
3. Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan penawaran kompetitif yang
lebih wajar.
4. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat melakukan analisis yang
lebih akurat mengenaivolume, yang dilakukan untuk mencari break even atas
produk yang bervolume rendah.
5. Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya, manajemen dapat mulai
merekayasa kembali proses manufakturing untuk mencapai pola keluaran mutu yang
lebih efisien dan lebih tinggi.
10.
• Metode untukmelakukan implementasi dan pengembangan Activity
Based Costing terbilang mahal.
• Waktu untuk implementasi ABC dari mulai hingga
selesaimembutuhkan waktu yang lama, biasanya lebih dari satu tahun
sampai bisa berhasil.
• Metode Activity Based Costing belum termasuk biaya iklan, promosi dan
riset.
KEKURANGAN ACTIVITY BASED COSTING
11.
PE NETAPAN
HARGA POKOK
TR A D I S I ON AL
BIAYA
PRODUK
Alokasi :
Biaya dialokasikan pada produk
berdasarkan hubungan yang di
asumsikan atau cara yang paling
mudah, misalnya jam kerja langsung
Dikonsumsi oleh
Kerangka Dasar Sistem ABC
12.
PE NE TAPAN
HARGAPOKOK
D E N G A N A B C
BIAYA
PRODUK
AKTIVITAS
Pemacu: Sumber Daya
Biaya dibebankan pada kegiatan atas
dasar usaha yang dikeluarkan
Pemacu: Aktivitas
Biaya kegiatan dibebankan pada produk
atas dasar pola konsumsi yang khusus
Dikonsumsi oleh
Dikonsumsi oleh
Kerangka Dasar Sistem ABC
13.
LEVEL BIAYA DANPEMICU (COST DRIVER)
Pada system ABC dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya disebut DRIVER
Ada 2 jenis Drivers, yaitu pemicu biaya sumber daya (resource drivers) dan pemicu aktivitas (activity
drivers)
1. Resource drivers adalah dasar pengalokasian biaya sumber daya ke dalam berbagai aktivitas
berbeda yang menggunakan sumber daya tersebut.
Contoh: satuan meter persegi (luas ruangan) dan jumlah karyawan.
2. Activity drivers adalah dasar pengalokasian biaya aktivitas ke dalam produk, pelanggan, atau objek
biaya akhir lainnya. Activity drivers ini digunakan oleh system ABC tidak hanya sebatas mengukur
volume.
14.
TINGKATAN AKTIVITAS (ACTIVITYLEVEL)
• Sistem ABC menetapkan sekumpulan
tingkat (level) yang berbeda di dalam suatu
lingkungan produksi.
• Ada 4 tingkat yang biasa digunakan yaitu:
Unit, Batch, Product, dan Plant
• Tiap tingkatnya terdiri dari: aktivitas, biaya
dan pemicu
UNIT
BATCH
PRODUCT
PLANT
1
2
3
4
TINGKAT
15.
TINGKAT UNIT (UNITLEVEL) - BIAYA
• Biaya tingkat unit adalah biaya-biaya yang meningkat, tanpa bisa dielakkan, pada saat
satu unit produk dihasilkan.
• Biaya-biaya ini adalah biaya yang secara akurat dapat dihitung secara proposrional
terhadap volume
• Contoh:
• Biaya listrik, yaitu apabila mesin bertenaga listrik digunakan untuk menghasilkan satu
unit produk.
• Biaya pemanas, yaitu apabila terhadap setiap unit produk dilakukan proses pemanasan.
• Biaya upah pemeriksaan, yaitu apabila setiap unit produk membutuhkan kegiatan
pemeriksaan
1
16.
TINGKAT UNIT (UNITLEVEL) - PEMICU
• Pemicu tingkat unit adalah aktivitas yang bervariasi dengan jumlah unti yang di produksi dan
dijual.
• Seluruh pemicu tingkat unit bersifat proporsional terhadap volume output. Ini adalah satu-
satunya pengalokasian berbasis volume yang digunakan oleh system ABC.
• Contoh:
1
• Jam kerja langsung • Biaya bahan baku langsung
• Jam mesin • Total biaya langsung
• Berat bahan baku • Unit yang dihasilkan
17.
TINGKAT BATCH (BATCHLEVEL) - BIAYA
• Biaya tingkat batch adalah biaya yang dikeluarkan akibat sejumlah batch dihasilkan
dari suatu proses produksi dan dijual.
• Contoh:
- Biaya penyiapan/pemasangan (setup costs)
- Biaya penanganan bahan (material handling costs)
• Perbedaan antara tingkat batch dengan tingkat unit tetap akan terlihat meskipun
suatu batch hanya terdiri dari satu unit, yaitu dimana biaya tingkat batch bersifat
tetap Ketika ditambahkan satu atau beberapa unit ke dalam batch tersebut
2
18.
TINGKAT BATCH (BATCHLEVEL) - PEMICU
• Pemicu batch level adalah aktivitas yang bervariasi sesuai jumlah batch produksi
yang dihasilkan dan dijual.
• Contoh:
- Persiapan (setups)
- Lamanya persiapan (setup hours)
- Perintah produksi (production orders)
- Perintah kerja (work orders)
- Permintaan bahan baku (material requisitions).
2
19.
TINGKAT PRODUK (PRODUCTLEVEL) - BIAYA
• Tingkat produk adalah tingkatan berikutnya setelah tingkat batch
• Biaya tingkat produk adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung berbagai
jumlah produk yang dihasilkan
• Biaya ini tidak dipengaruhi oleh adanya produksi dan penjualan dari tambahan satu
batch ataupun satu unit produk.
• Contoh:
3
- Biaya mendesain produk - Biaya pembuatan prototip
- Biaya pengembangan produk - Biaya Teknik produksi
20.
TINGKAT PRODUK (PRODUCTLEVEL) - PEMICU
• Pemicu tingkat produk adalah aktivitas yang bervariasi sesuai ragam
jumlah produk yang dihasilkan dan dijual.
• Contoh:
- Perubahan desain
- Lamanya mendesain
- Jumlah berbagai jenis komponen mesin (parts yang di butuhkan.
3
21.
TINGKAT PABRIK (PLANTLEVEL) - BIAYA
• Beberapa tingkatan biaya dan pemicu biaya dapat muncul setelah tingkat product,
diantaranya adalah tingkat lini produk (product lini level), tingkat proses (process level),
tingkat departemen (departemen level), dan tingkat pabrik (plant level).
• Yang paling banyak digunakan pada system ABC adalah tingkat pabrik
• Biaya tingkat pabrik adalah biaya mempertahankan kapasitas yang ada pada lokasi pabrik
• Contoh:
4
- Biaya sewa pabrik - Pajak atas bangunan pabrik
- Biaya depresiasi pabrik - Biaya asuransi pabrik
22.
TINGKAT PABRIK (PLANTLEVEL) - PEMICU
• Biasanya, luas ruangan yang digunakan untuk menjalankan suatu aktivitas dipakai
sebagai pemicu tingkat pabrik untuk mengalokasikan biaya tingkat pabrik.
• Tiap pabrik memiliki spesifikasi ruangan yang berbeda-beda. Hal ini patut
dipertimbangkan dalam menentukan pemicunya.
4
24.
COST POOL
Menurut Garrison(2014) Cost pool adalah sebuah wadah dimana biaya diakumulasi dan berkaitan dengan
sebuah pengukuran aktivitas tunggal dalam sistem ABC. Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki hubungan
yang kuat antara cost driver dengan biaya aktivitas. Setiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksi-transaksi
homogen. Semakin banyak aktivitas dalam suatu kegiatan menyebabkan semakin bertambahnya biaya dalam cost pool.
Kelompok Biaya (Cost Pool) dalam Sistem ABC
Tahapan Penerapan Sistem ABC
Proses penerapan ABC untuk menentukan harga pokok produksi dapat dibagi menjadi dua
tahap, yaitu mengidentifikasi dan mengelompokkan aktivitas serta pembebanan biaya sumber daya
ke aktivitas dan pembebanan biaya aktivitas ke produk. Adapun penjelasan tahapan penerapan
sistem ABC adalah sebagai berikut:
25.
a. Prosedur TahapPertama
Prosedur tahap pertama penentuan harga pokok produksi berdasarkan ABC System terdiri dari empat langkah,
yaitu:
1. Mengidentifikasi Aktivitas
Langkah pertama untuk menerapkan ABC System adalah mengidentifikasi aktivitas yang akan menjadi dasar
sistem tersebut.
2. Mengklasifikasi Berbagai Aktivitas
Mengklasifikasikan aktivitas yang akan menjadi dasar sistem tersebut. Berbagai aktivitas diklasifikasikan dalam
beberapa kelompok yang mempunyai suatu interprestasi yang mudah dan jelas serta cocok dengan segmen segmen
‐
proses produksi yang dapat dikelola untuk menghasilkan produk atau jasa. Cara untuk memahami aktivitas dan
bagaimana aktivitas tersebut digabungkan disusun dalam empat tingkat, yaitu : unit level activities, batch level
activities, product level activities, dan facility level activities.
3. Mengidentifikasi Cost Driver
Mengidentifikasi cost driver dari aktivitas aktivitas yang telah diidentifikasi dan diklasifikasikan.
‐
Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan jenis jenis biaya yang sejenis atau homogen. Syarat biaya
‐
homogen adalah aktivitas aktivitas harus secara logis berkaitan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama
‐
untuk semua produk.
4. Menentuan Tarif Kelompok (Pool Rate)
Tarif kelompok adalah tarif biaya overhead perunit cost driver yang dihitung untuk suatu
kelompok aktivitas Tarif kelompok dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
¿
JUMLAH AKTIFITAS
COST DRIVER
26.
b. Prosedur TahapKedua
Setiap kelompok biaya overhead dibebankan kepada produk. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif yang
telah dihitung sebelumnya dan nilai sumber daya aktivitas yang dikonsumsi setiap jenis produk. Dengan demikian,
overhead yang dibebankan dari setiap kelompok biaya kepada setiap jenis produk dapat dihitung sebagai berikut:
BOP DIBEBANKAN :
𝑇𝐴𝑅𝐼𝐹𝐾𝐸𝐿𝑂𝑀𝑃𝑂𝐾𝑥𝑈𝑁𝐼𝑇𝐶𝑂𝑆𝑇𝐷𝑅𝐼𝑉𝐸𝑅𝑌𝐴𝑁𝐺𝐷𝐼𝐺𝑈𝑁𝐴𝐾𝐴𝑁
Setelah menentukan tarif per unit cost driver dan membebankan biaya ke produk dan jasa menggunakan
tarif cost driver selanjutnya yaitu:
1. Menyusun perhitungan harga pook produksi menurut Activity Based Costing System.
2. Membandingkan perhitungan harga pokok menurut prusahaan dan menurut Activity Based Costing System.
3. Menarik kesimpulan dari perbandingan perhitungan yang terjadi.
27.
CONTOH KASUS PENENTUANHARGA POKOK KAMAR
HOTEL MENGGUNAKAN ABC SYSTEM
Standard 300,000
Superior 400,000
Suite 600,000
HARGA JUAL
JENIS KAMAR
28.
LANGKAH – LANGKAHPERHITUNGAN HARGA
POKOK KAMAR
1. Mencantumkan harga kamar hotel menurut Hotel Grand Bougenvill
2. Melakukan perhitungan harga pokok kamar hotel menggunakan Activity Based
‐ Costing System.
Langkah langkah penerapan
‐ Activity Based Costing System dalam makalah ini sebagai berikut:
a. Mengidentifikasikan aktivitas, seperti :
1) Penginapan
2) Loundry
3) Makan pagi
4) Pemberian gaji
5) Pemeliharaan dan perawatan
b. Mengklasifikasikan biaya berdasarkan aktivitas ke dalam berbagai level aktivitas. Dengan cara
menentukan level atau tingkat dari aktivitas seperti unit level, produk level, facility level.
29.
c. Mengidentifikasi costdriver yang dibuat berdasarkan cost pool peraktivitas, seperti :
1. Aktivitas penginapan untuk cost driver berdasarkan jumlah tamu yang menginap dan jumlah kamar terjual
dimasukan kedalam cost poll 1
2. Aktivitas laundry meliputi pencucian handuk, seprai dan selimut dimasukan kedalam cost poll 1
3. Aktivitas pemasaran meliputi biaya koran dan biaya pemasaran dimasukan kedalam cost poll 2
d. Menentukan tarif per unit cost driver
Cost driver akan dikelompokan berdasarkan aktivitas seperti :
1. Penginapan terdiri dari biaya quest supplies, cleaning supplies, decoration
2. Loundry seperti loundry dan dry cleaning
Untuk menentukan tarif per unit dihitung dengan rumus:
¿
JUMLAH AKTIFITAS
COST DRIVER
30.
a. Membebankan biayake produk dan jasa dengan menggunakan tarif cost driver dan ukuran aktivitas.
Pembebanan biaya overhead dari tiap aktivitas ke setiap kamar dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑇𝐴𝑅𝐼𝐹𝐾𝐸𝐿𝑂𝑀𝑃𝑂𝐾𝑥𝑈𝑁𝐼𝑇𝐶𝑂𝑆𝑇𝐷𝑅𝐼𝑉𝐸𝑅𝑌𝐴𝑁𝐺𝐷𝐼𝐺𝑈𝑁𝐴𝐾𝐴𝑁
b. Menyusun perhitungan barga pokok kamar hotel menurut Activity Based Costing System.
3. Menetapkan tarif kamar pada Hotel Grand Bougenvill . Sedangkan dalam penentuan tarif
kamar atau harga jual kamar, metode yang digunakan adalah metode harga jual harga
normal (normal pricing), adapun rumus dalam penentuan normal pricing menurut Mulyadi
(2007:348) adalah:
Harga Jual = Total harga pokok produksi + % Laba Yang Diharapkan
Adapun laba yang diharapkan ditetapkan sebesar 25 % dari total taksiran harga pokok
31.
PERHITUNGAN HARGA POKOKKAMAR HOTEL MENGGUNAKAN
ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (ABC SYSTEM)
Untuk menentukan harga pokok kamar pada Hotel Grand Bougenville dengan menggunakan metode
activity based costing dapat dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut
‐ :
a. Pengidentifikasian Aktivitas
Untuk pengindentifikasian aktivitas yang ada pada Hotel Grand Bougenville akan dipisahkan
berdasarkan aktivitas yang dilakukan pada hotel, seperti pada tabel berikut :
TABEL 1
DAFTAR AKTIFITAS
No Aktivitas
1 Penginapan
2 Laundry
3 Pemberian Makan Pagi
4 Keadministrasian
5 Penggunaan Energi
6 Pemasran
7 Pemeliharaan dan Perawatan
8 Penggajian
32.
b. Pengklasifikasian BiayaBerdasar Aktivitas ke dalam Berbagai Level Aktivitas
Langkah selanjutnya adalah pengklasifikasian biaya berdasarkan ativitas ke dalam berbagai level aktivitas,
seperti unit level, product level dan facility level. Adapun pengklasifikasian aktivitas dapat dilihat pada tabel 10.
TABEL 2
KLASIFIKASI AKTIFITAS
No Aktivitas Level Aktivitas
1 Penginapan Unit Level
2 Laundry Unit Level
3 PemberianMakanPagi Unit Level
4 Keadministrasian Unit Level
5 PenggunaanEnergi Unit Level
6 Pemasran Product Level
7 PemeliharaandanPerawatan FacilityLevel
8 Penggajian Unit Level
33.
c. Pengidentifikasian CostDriver
Langkah selanjutnya adalah pengidentifikasin cost driver dengan tujuan adanya pembagian
biaya berdasarkan cost driver sebagai berikut :
1. Aktivitas penginapan untuk cost driver dilakukan berdasarkan jumlah kamar yang terjual.
2. Aktivitas laundry meliputi pencucian handuk, seprai dan selimut. Untuk cost driver dapat berdasarkan jumlah
kamar terjual karena pencucian tersebut akan dilakukan setelah kamar terjual.
3. Aktivitas penggunaan energi merupakan energi yang digunakan seperti listrik dan gas. Untuk cost driver dapat
berdasarkan jumlah kamar terjual.
4. Aktivitas keadministrasian terdiri dari kegiatan yang berhubungan dengan administrasi seperti printing, foto
copy dan kebersihan operasional hotel yang berhubungan dengan kamar hotel, untuk cost driver dapat
berdasarkan jumlah kamar terjual.
5. Aktivitas pemberian makan pagi merupakan kebijkan yang diambil oleh hotel untuk setiap tamu yang menginap
akan diberikan makan pagi dengan harga Rp. 20.000, /orang. Untuk
‐ cost driver dapat berdasarkan jumlah tamu
yang menginap.
34.
6. Aktivitas pemasaranmerupakan aktivitas yang dilakukan oleh hotel untuk pemasaran hotelnya, pada Hotel Grand
Bougenville aktivitas pemasran dilakukan melalui surat kabar, cost driver yang tepat adalah jumlah kamar
tersedia.
7. Aktivitas pemeliharaan dan perawatan meliputi pemeliharaan dan perawatan peralatan hotel dan fasilitas hotel.
Cost driver dapat berdasarkan jumlah luas kamar tersedia
8. Aktivitas penggajian untuk cost driver yang tepat berdasarkan jumlah jam kerja.
Pengidentifikasian ini dimaksudkan dalam penentuan kelompok aktivitas dan cost driver nya.
Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
35.
TABEL 3
PENENTUAN COSTDRIVER
No Aktivitas Level Aktivitas Cost Driver
1 Penginapan Unit Level Jumlah kamar terjual
2 Laundry Unit Level Jumlah kamar terjual
3 PemberianMakanPagi Unit Level Jumlah tamu menginap
4 Keadministrasian Unit Level Jumlah kamar terjual
5 PenggunaanEnergi Unit Level Jumlah kamar terjual
6 Pemasaran Product Level Jumlah kamar tersedia
7 Pemeliharaandan Perawatan Facility Level Luas lantai
8 Penggajian Unit Level Jumlah jamkerja
Berdasarkan tabel terdapat beberapa aktivitas yang memiliki rasio konsumsi dan
level aktivitas yang sama sehingga dapat dikelompokkan dalam biaya homogen. Biaya dari
aktivitas yang sudah dikelompokkan tersebut dijumlahkan untuk menentukan kelompok‐
kelompok biaya homogen. Setelah pengelompokkan aktivitas dilakukan maka selanjutnya
biaya dari aktivitas yang sudah dikelompokkan tersebut dijumlah.
36.
Perhitungan biaya peraktivitas cost pool I yang telah dikelompokkan tersebut dapat kita lihat dari tabel
berikut:
TABEL 4
RINCIAN BIAYA PER AKTIVUTAS COST POOL I
Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya
Penginapan
‐
Guest Supplies 51,355,833
‐
Cleaning Supplies 3,425,861
‐
Decoration 536,313
‐
Uniform (seragam) 1,810,000
Loundry
‐
Loundry & Dry Cleaning 63,598,100
Penggunaan Energi
‐
Electricity 24,417,963
‐
Fuel& gas 4,340,000
Keadministrasian
‐
Printing, Stationary, Ph Copy, Post 414,247
‐
Kebersihan Operasional Hotel 19,758,050
169,656,368
Jumlah kamar terjual
Jumlah kamar terjual
Jumlah kamar terjual
Jumlah kamar terjual
Total
37.
TABEL 5
RINCIAN BIAYAPER AKTIVUTAS COST POOL II
Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya
Pemberian Makan Pagi
Breakfast buffet 2,784 x Rp. 20,000 55,680,000
55,680,000
Jumlah tamu menginap
Total
TABEL 6
RINCIAN BIAYA PER AKTIVUTAS COST POOL III
Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya
Pemasaran
‐
Newspaper 8,060,500
8,060,500
Jumlah kamar tersedia
Total
38.
TABEL 7
RINCIAN BIAYAPER AKTIVUTAS COST POOL IV
Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya
PemeliharaandanPerawatan
‐
ReservationExpenses 14,753,481
14,753,481
Jumlahluas lantai
Total
TABEL 8
RINCIAN BIAYA PER AKTIVUTAS COST POOL V
Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya
Penggajian
- Salaries & Wages 88,224,667
- Transport 429,000
- THR / Bonus / Incentive 4,150,000
- Jamsostek / Askes 1,580,935
- Daily Worker 45,365,000
- Employee Meals 3,949,233
- Medical& Hospitalization Expenses 250,000
143,948,835
Total
Jumlah jamkerja
39.
TABEL 9
PEMAKAIAN COSTDRIVE
No Cost Driver Jumlah
1 Jumlah Kamar Terjual
a Standard 1,255
b Superior 604
c Suit 142
2,001
2 Jumlah Tamu Menginap
a Standard 1,589
b Superior 898
c Suit 297
2,784
3 Jumlah Kamar Tersedia
a Standard 5,110
b Superior 2,920
c Suit 730
8,760
4 Jumlah Luas Lantai
a Standard 336
b Superior 288
c Suit 84
708
5 Jumlah Jam Kerja
a Standard 12,101
b Superior 9,318
c Suit 4,861
26,280
Total
Total
Total
Total
Total
40.
d. Penentuan TarifKelompok per Unit
Setelah pengidentifikasian Cost Driver, langkah selanjutnya menentukan cost pool rate dengan
cost driver. Tarif kelompok merrupakan tarif biaya overhead per unit cost driver yang di hitung
untuk sekelompok aktivitas. Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
¿
JUMLAH AKTIFITAS
COST DRIVER
TABEL 10
PEMAKAIAN TARIF PERUNIT COST DRIVER
Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Tarif/Unit
Cost PoolI 169,656,368 2,001 84,786
Cost PoolII 55,680,000 2,784 20,000
Cost PoolIII 8,060,500 8,760 920
Cost PoolIV 14,753,481 708 20,838
Cost PoolV 143,948,835 26,280 5,478
41.
e. Pembebanan Biayake Produk dan Jasa dengan Menggunakan Tarif Cost Driver dan Ukuran Aktivitas.
Langkah selanjutnya adalah pembebanan biaya ke produk dan jasa dengan menggunakan tarif cost driver dan
ukuran aktivitas, adapun rumus yang digunakan untuk pembenanan BOP adalah sebagai berikut :
BOP DIBEBANKAN = TARIF KELOMPOK x UNIT COST DRIVE YANG DIGUNAKAN
TABEL 11
HARGA POKOK KAMAR PERHARI TYPE STANDAR
Tarif Cost Poll Cost Driver Jumlah
84,786 1,255 106,406,430
20,000 1,589 31,780,000
920 5,110 4,701,200
20,838 336 7,001,568
5,478 12,101 66,289,278
216,178,476
1,255
172,254
TotalBiaya
Harga pokok kamar standar
Jumlah kamar terjual
42.
TABEL 12
HARGA POKOKKAMAR PERHARI TYPE SUPERIOR
TABEL 13
HARGA POKOK KAMAR PERHARI TYPE SUITE
Tarif Cost Poll Cost Driver Jumlah
84,786 604 51,210,744
20,000 898 17,960,000
920 2,920 2,686,400
20,838 288 6,001,344
5,478 9,318 51,044,004
128,902,492
604
213,415
Harga pokok kamar superior
Jumlah kamar terjual
Total Biaya
Tarif Cost Poll Cost Driver Jumlah
84,786 142 12,039,612
20,000 297 5,940,000
920 730 671,600
20,838 84 1,750,392
5,478 4,861 26,628,558
Total Biaya 47,030,162
Jumlah kamar terjual 142
Harga pokok kamar suite 331,198
43.
Jika menggunakan metodeActivity Based Costing System dengan cara menambahkan mark up
sebesar 25%, PPN 10% dan PPH Pasal 22 sebesar 1,5% maka harga jual untuk masing masing jenis kamar
‐
adalah kamar standard sebesar Rp. 240.073,‐ kamar superior sebesar Rp. 297.437, , dan
‐ kamar suite sebesar
Rp. 461.585.
Jika Hotel Grand Bougenville kota Bengkulu menetapkan harga jual kamar berdasarkan teori, maka
Hotel Grand Bougenville kota Bengkulu telah mendapatkan keuntungan sebesar 25%. Harga jual tersebut jauh
lebih rendah dari harga pasar, sehingga akan memberikan keuntungan bagi pihak Hotel Grand Bougenville
kota Bengkulu karena harga yang ditetapkan jauh lebih rendah dari harga pasar, sehingga para konsumen akan
memilih Hotel Grand Bougenville kota Bengkulu jika ingin menginap.
PTTREND.TBK MENJUAL 2PRODUKYAITUTAS DAN SEPATU, DATANYA
AKAN DISAJIKAN SEBAGAI BERIKUT
Keterangan
Produk
Tas Sepatu
Volume
produksi
Rp 10.000 Rp 40.000
Harga Jual Rp 12.000 Rp 6.000
Biaya Utama Rp 6.000 Rp 3.000
Jam Kerja
Langsung
Rp 5.000 Rp 10.000
Akuntan manajemen PT Trend.Tbk
mengidentikasi aktivitas cost yang
dianggarkan, datanya sebagai berikut:
Aktivitas Anggara Cost
Rekayasa Rp 300.000
Set up Rp 1.000.000
Perputaran mesin Rp 3.000.000
Pengemasan Rp 200.000
Total Rp 4.500.000
46.
AKTIVITAS SESUNGGUHNYA PRODUKTAS DAN SEPATU, DISAJIKAN DATA
SEBAGAI BERIKUT:
Aktivitas
Konsumsi/Realisasi
Total
Tas Sepatu
Rekayasa (jam) 6.000 9.000 15.000
Set up (jam) 400 600 1.000
Perputaran mesin (jam) 50.000 100.000 150.000
Pegemasan 5.000 20.000 25.000
47.
DIMINTA:
A. MENGHITUNG BIAYAPER UNIT MENGGUNAKAN METODE TRADISIONAL
B. MENGHITUNG BIAYA PER UNIT MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED
COSTING (ABC)
Penyesaian:
a. Menghitung biaya per unit menggunakan metode tradisional
Total Jam kerja langsung = Jam kerja langsung tas + Jam kerja langsung sepatu
•= 5000 + 10.000 = 15.000
Tarif Overhead Pabrik : Jam Kerja Langsung
• = Rp. 4.500.000 : 15.000 = 300/JKL
48.
BIAYA OVERHEADYANG DIBEBANKAN
Produk Total (Biaya JKL per unit X jam kerja langsung Unit Overhead/Unit (Total:Unit)
Tas Rp1.500.000 (Rp 300 X 5.000) 10.000 Rp150
Sepatu Rp3.000.000 (Rp 300 X 10.000) 40.000 Rp 75
49.
MENGHITUNG BIAYA PERUNIT
PRODUK
Keterangan Tas Sepatu
Biaya Utama Rp 60.000.000(Rp 6.000 X 10.000) Rp120.000.000 (Rp 3.000 X 40.000)
BiayaOverhead Rp 3.000.000 (Rp 300 X 10.000) Rp12.000.000 (Rp 300 X 40.000)
Total Biaya Rp 63.000.000 Rp132.000.000
Unit Produksi 10.000 40.000
Biaya/Unit Rp6.300 Rp3.300
50.
B. HITUNGLAH BIAYAPER UNIT MENGGUNAKAN METODE ABC (ACTIVITY BASED COSTING)?
MENGHITUNG TARIF AKTIVITAS
Aktivitas Total Biaya Konsumsi Aktivitas Tarif Aktifitas
Rekayasa (jam) Rp 300.000 Rp 15.000 Rp 20
Set up (jam) Rp 1.000.000 Rp 1.000 Rp 1.000
Perputaran mesin (jam) Rp 3.000.000 Rp 150.000 Rp 20
Pegemasan Rp200.000 Rp25.000 Rp 8
Total Rp4.500.000 Rp191.000 Rp 1.048
51.
BIAYA OVERHEAD YANGDIBEBANKAN PRODUK TAS
Aktivitas Tarif Konsumsi Total BOP BOP/Unit
Rekayasa (jam) Rp20 Rp 6.000
Rp 120.000 Rp 20
Set up (jam) Rp1.000 Rp 400
Rp 400.000 Rp 1.000
Perputaran mesin (jam) Rp20 Rp50.000
Rp 1.000.000 Rp 20
Pegemasan Rp8 Rp5.000
Rp 40.000 Rp 8
Total Rp 1.048 Rp61.400 Rp 1.560.000 Rp 1.048
52.
PRODUK SEPATU
Aktivitas TarifKonsumsi Total BOP BOP/Unit
Rekayasa (jam) Rp 20 9.000
Rp 180.000 Rp 20
Set up (jam) Rp 1.000 600
Rp 600.000 Rp 1.000
Perputaran mesin (jam) Rp 20 100.000
Rp 2.000.000 Rp 20
Pegemasan Rp 8 20.000
Rp 160.000 Rp 8
Total Rp1.048 Rp 129.600 Rp 2.940.000 Rp 1.048
53.
• Menghitung biayaper unit produk
Keterangan Tas Sepatu
Biaya Utama Rp 60.000.000 R120.000.000
Biaya Overhead Rp 10.480.000 Rp41.920.000
Total Biaya Rp 70.480.000 Rp161.920.000
Unit Produksi 10.000 40.000
Biaya/Unit Rp7.048 Rp4.048
54.
• Kesimpulannya:
• Dariperhitungan menggunakan kedua
metode diatas dimana hasil perhitungannya
memiliki perbedaan walaupun penentuan
biaya di setiap produk sama. Pada metode
perhitungan menggunakan metode
tradisional diamana Alokasi biaya overhead
pabrik dalam metode tradisional didasarkan
pada jam tenaga kerja langsung atau jam
kerja mesin atau juga hanya didasarkan
pada volume produksi barang. Dikarenakan
masing-masing produk menghasilkan biaya
overhead pabrik yang berbeda-beda maka
saat menentukan harga pokok produksi
barang biasanya akan tidak akurat, akan
terjadi distorsi atau kesalahan saat
menentukan harga pokok produksi per unit
barang.
Menggunakan metode Activity Based
Costing sebagai berikut:
Tahap yang pertama adalah
mengelompokkan biaya overhead ke dalam
kelompok biaya homogen. Kelompok biaya
homogen sendiri merupakan sekumpulan
overhead yang variasinya dapat dikaitkan
dengan satu faktor penyebab atau pemicu
(cost driver). Jadi cost driver adalah faktor
yang menjelaskan konsumsi biaya-biaya
overhead. Kelompok biaya homogen dapat
ditentukan dengan melihat biaya yang
memiliki rasio konsumsi yang sama dengan
seluruh produk yang ada.
Tahap yang kedua adalah mengalokasikan
biaya overhead pabrik. Pengalokasian biaya
overhead dapat dilakukan dengan tarif
kelompok dikalikan dengan dasar
pembebanan yang dikonsumsi oleh suatu
produk.