2. A. KETERPADUAN KOMPONEN :
1. Judul Penelitian
2. Latar Belakang dan Rumusan masalah
penelitian
3. Ladasan Teori
4. Kerangka Pemikiran
5. Hipotesis
6. Metode Penelitian
3. 1. JUDUL PENELITIAN
Judul sebuah penelitian baik secara eksplisit dan implisit harus mengandung komponen
sebagai berikut :
1. Konsep/Variabel Penelitian
Konsep/Variabel dalam judul penelitian merupakan komponen yang harus ada dalam
judul. Biasanya konsep digunakan untuk penelitian Kualitatif/diskriftif Kualitatif
sedangkan Variabel biasa nya untuk penelitian Kuantitatif.
2. Metode Penelitian
Metode Penelitian dalam judul penelitian dapat terlihat secara eksplisit dan dapat
secara implisit yang menunjukkan/mengisaratkan bahwa metode penelitian apa yang
digunakan dalam penelitian tersebut
3. Obyek/Lokus Penelitian
Obyek atau loskus penelitian biasanya tercantum secara eksplist dalam judul
penelitian yang menunjukkan dapat menunjukkan wilayah dan unit analsis dari
sebuah penelitian
4. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dapat secara eksplisit dan dapat secara implisit
terdapat dalam judul penelitian yang menunjukkan kapan data penelitian diperoleh
dan digunakan dalam penelitian tersebut
4. CONTOH JUDUL PENELITIAN
1. Judul Penelitian Kuantitatif
Pengaruh sistem penggajian, pengembangan karir dan
promosi, terhadap kepuasan kerja Pegawai di
Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Sungailiat
2. Judul Penelitian Kualitatif /Diskriptif Kualitatif
Implementasi Program Keluarga Harapan di Kabupaten
Sungailiat Tahun 2020
5. 2. LATAR BELAKANG MASALAH
A, Memahami Dulu Apa Itu Latar Belakang
Pada khakekatnya latar belakang merupakan suatu titik tolak dari apa
yang akan disampaikan secara lebih luas. Lebih luas disini bukan berarti
tanpa ada batasan. Batas-batas telah ditentukan sesuai permasalahan dan
juga tujuan sehingga sifatnya mengikat terhadap isi latar belakang.
Latar belakang atau suatu beground dari penelitian mengisyaratkan
bahwa secara garis besar hal tersebut menjadi sasaran penelitian. Olehnya
itu latar belakang merupakan suatu keadaan yang mendasari permasalahan
penelitian. .
Ada ruh dari suatu penelitian. Kalau boleh dikatakan bahwa ruh sebuah
penelitian adalah permasalahan. Jadi latar belakang ini merupakan jembatan
yang mengantarkan ruh tadi sehingga benar-benar penelitian tersebut lahir
dari suatu fenomena dan membutuhkan analisis lebih lanjut.
Membawa suatu kondisi tertentu kedalam sebuah penjelasan latar
belakang, tentu membutuhkan alur yang sistimatis, sehingga apa yang
menjadi permasalahan utama dalam penelitian akan muncul seiring
mengalirnya penjelasan tersebut.
6. B. BAGAIMANA MENGGALI MASALAH
Penelitian ilmiah selalu berangkat dari sebuah latar
belakang yang menunjukkan adanya masalah yang layak
diteliti yang mampu memberi sumbangan ganda, yaitu
sumbangan pada pemerkayaan bidang ilmu yang diteliti
serta sumbangan praktis dalam dunia empiris sehari-
hari.
Adapun dasar berpijak untuk mendapatkan masalah
adanya Gap atau kesenjangan dari aspek sebagai
berikut :
7. 1. Emphirical Gap (kesenjangan fenomena)
Masalah : penyimpangan sesuatu yang
diinginkan dengan sesuatu yang sesungguhnya
terjadi.
Mengamati data atau informasi yang
menampakkan adanya masalah.
8. 2. Research Gap (kesenjangan penelitian)
Penelitian yang punya celah yaitu
penelitian : belum berhasil menjawab masalah
penelitian/hipotesisnya yang belum terbukti;
hasilnya kontroversi; hasilnya masih menyisakan
kelemahan atau keterbatasan, perlu penelitian
lanjutan.
9. 3. Theoritical Gap (kesenjangan teori)
Ketidakmampuan sebuah teori dalam
menjelaskan sebuah fenomena, oleh karena itu
teori tersebut lalu dipertanyakan (Teori yang
masih lemah)
10. 4. Methodology Cap (kesenjangan Metodelogi)
yaitu Metode yang digunakan dalam penelitian
terdahulu belum memberikan kesimpulan yang
akurat dan mewakili wilayah penelitian yang
lebih luas, sehingga tidak dapat digunakan
secara universal/general
11. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN
LATAR BELAKANG MASALAH
1. Menunjukkan Keadaan yang Ideal atau
Kontemplasi
Latar belakang perlu menyajikan kondisi yang sesuai dengan
apa yang diinginkan dalam permasalahan penelitian.
Mendorong untuk memahami benar asal usul dari mana
datangnya masalah tersebut, sehingga begitu runtut yang
membuat permasalahan menjadi terang benderang (artinya
menjadi lebih jelas). Jangan sampai latar belakang yang telah
dibaca dua sampai tiga paragraf namun belum dipahami
kearah mana permasalahan penelitian ini.
Ideal berarti menyangkut kecocokan dengan apa yang hendak
di teliti. Jika sahabat ingin meneliti tentang kebiasaan
masyarakat menggunakan alat tradisional, maka latar
belakang juga mencoba menelusuri asal muasal kebiasaan itu,
akhirnya bermuara pada satu atau beberapa masalah pokok
yang penting diteliti.
12. 2. Menyajikan Kondisi yang Sebenarnya (Faktual)
Latar belakang hendaknya menyajikan
kejadian-kejadian nyata. Memunculkan masalah
dalam latar belakang bukan berarti memunculkan
masalah yang tidak benar-benar terjadi. Justru
masalah itu lahir dengan sendirinya dan itulah
fenomena penting dan menarik yang mendorong
dilakukannya penelitian. Jangan sampai masalah
itu hanya angan-angan belaka dan sebenarnya
sebuah kemungkinan.
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN
LATAR BELAKANG MASALAH
13. 3. Membandingan K eadaan yang Ideal dengan
Kondisi yang Sebenarnya (Faktual)
Bandingkanlah antara K eadaan yang Ideal pada
poin 1 dan Kondisi yang Sebenarnya (Faktual)
pada poin 2. dan analisis mengapa ini terjadi. Jika
terjadi perbedaan (baik positif ataupun negatif)
antara K eadaan yang Ideal pada poin 1 dan
Kondisi yang Sebenarnya (Faktual) maka
disinilah terjadi suatu masalah empirik (Emprical
Gap) Penelitian
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN
LATAR BELAKANG MASALAH
14. 4. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Untuk penelitian kuantitatif dilanjutkan dengan
menemukan dan memprediksikan faktor-faktor yang
melatarbelakangi terjadinya perbedaan tadi. Dasar untuk
menemukannya adalah referensi teori, pendapat para pakar
atau pendapat lain yang dapat dipertanggung jawabkan
secara akademik
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN
LATAR BELAKANG MASALAH
15. 5. Sajikanlah Hasil-Hasil Penelitian Lain yang Telah
Dicapai
Alangkah menariknya sebuah latar belakang yang di
dalamnya terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu. Ini
akan menjadi dasar munculnya suatu kebaruan (novelty), baik
kebaharuan riset, teoritis, metodelogis, sehingga
memunculkan keunikan dari sebuah penelitian. Penelitian
yang telah dilakukan pihak lain menjadi titik tolak
dilakukannya pendalaman sehingga hasil penelitian benar-
benar melengkapi kekurangan dari hasil penelitian
sebelumnya. Cara menyajikannya juga menggunakan bahasa
yang mudah dipahami, sehingga walaupun penyajiannya
hanya sekilas, tetapi mampu menggambarkan apa yang telah
di capai oleh penelitian terdahulu.
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN
LATAR BELAKANG MASALAH
16. PERUMUSAN MASALAH
1. Pengungkapan dan perumusan masalah
sangat menentukan tahap penelitian
selanjutnya
2. Masalah penelitian menentukan pendekatan,
metode, dan teknik pengumpulan data apa
yang akan dipakai serta kepada siapa
penelitian dilakukan
3. Hasil penelitian sangat ditentukan cara dan
ketepatan perumusan masalah
17. A. BENTUK-BENTUK RUMUSAN MASALAH
1. Rumusan masalah deskriptif Kualitatif
Rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan
terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada
satu variable atau lebih.
Variable mandiri adalah variable yang berdiri sendiri.
Contoh : Bagaimana Implementasi Program Keluarga
Harapan di Kabupaten Sungailiat ?
18. 2. Rumusan masalah Diskriftif Kuantitatif
Pertanyaan penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan satu atau lebih variable pada dua atau lebih
sampel yang berbeda.
Contoh :
Adakah perbedaan produktifitas kerja antara PNS,
BUMN, dan swasta? (satu variabel pada 3 sampel).
19. 3. Rumusan masalah asosiatif (Kuantitatif)
Pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua atau lebih variable :
3.1. Hubungan simetris
Hubungan antara dua atau lebih variable yang kebetulan
munculnya sama.
Contoh :
Adakah hubungan antara Disiplin Kerja dan Kinerja
Pegawai di Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten
Sungailiat
20. 3.2. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan yang saling mempengaruhi. Dengan
demikian tidak diketahui mana variabel independen
dan variabel dependen.
Contoh :
hubungan antara motivasi dengan prestasi. Dalam
hal ini, motivasi dapat mempengaruhi prestasi dan
sebaliknya prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
21. 3.3. Hubungan kausal
Hubungan yang bersifat sebab akibat. Dengan demikian
ada variable independen (yang mempengaruhi) dan
variabel dependen (yang dipengaruhi).
Contoh :
Adakah pengaruh system penggajian terhadap prestasi
kerja Pegawai di Sekretariat Daerah Pemerintah
Kabupaten Sungailiat
22. TINJAUAN PUSTAKA
1. Usahakan pustaka terbaru, relevan, dan asli dari jurnal dan
Penelitian yang relevan yang sudah dilakukan
2. Uraikan kajian pustaka yang menimbulkan gagasan yang
mendasari penelitian yang dilakukan
3. Menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang
diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk
melakukan penelitian
4. Uraikan yang menjadi landasan untuk menyusun kerangka
atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
23. KAJIAN JURNAL YANG RELEVAN
NO. MATERI TUJUAN
1. Apakah ada kesamaan judul
dan tapi ada perbedaan lokasi
Dapat menjadi perbandingan secara
empirik (Gap Empirik)
2. Apakah ada kesamaan Judul
dan lokasi tapi ada Perbedaan
Teori
Dapat menjadi perbandingan secara
Teoritis (Gap Teori)
3. Apakah ada kesamaan Judul,
lokasi dan teori Perbedaan
Metode
Dapat menjadi perbandingan secara
Metode penelitian (Gap Metodelogi)
4. Apakah ada kesamaan Judul,
lokasi, teori dan metode
penelitian Perbedaan
kedalaman analisis
Dapat menjadi perbandingan secara
kedalaman analisis penelitian (Gap
Reset)
24. CARA MEMBAGUN KONSEP DAN
VARIABEL DARI TEORI
Fenomena
Substational Teori
Middle Range Teori
Konsep
Grand Teori
Variabel
Difinsi Ukuran Dimensi/Indikator
26. KERANGKA TEORITIS/PEMIKIRAN
1. Perlu suatu tinjauan pustaka untuk mendapatkan pemahaman
teoritis dan permasalahan yang diteliti.
2. Memetakan yang telah dan belum dilakukan untuk mengisi
kekurangan yang masih dapat diisi
3. Deskripsi kerangka teoritis serta hubungannya dengan masalah
yang diteliti
4. Membangun Konstruksi Kerangka Teroritis dan Kerangka
Pemikiran yang akan dipakai sebagai acuan dan pedoman
penelitian
5. Di akhir uraian kerangka Teori/ pemikiran lazimnya dibuatkan
gambar/skema/diagram yang menjelas dan berperan sebagai
alur logika sistematika penelitian yang akan dilakukan
27. Hipotesis
1. Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu
dibuktikan kenyataannya.
2. Jawaban sementara yang telah dipilih oleh peneliti untuk
masalah yang sedang diteliti, yang kemudian dicek
kebenarannya secara empirik melalui penelitian
3. Suatu jawaban juga yang dianggab besar kemungkinannya
untuk menjadi jawaban yang benar.
28. METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat:
1. Paradigma/disain penelitian yang digunakan
2. Unit Analisis
3. Variabel dalam penelitian
4. Populasi dan sampel, serta daerah penelitian
5. Teknik pengumpulan data dan analisis data
6. Cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian
29. 1. Paradigma Penelitian/Model Penelitian:
Pola hubungan antara variable yang akan diteliti. Pola
pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan
jumlah rumusan masalah, teori yang digunakan, jenis
dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis data yang akan
digunakan.
30. Penelitian
Kuantitatif :
(klasik-Positivist &
Post Positivist-
sederhana)
Menguji teori dan
pengembangkan
teori yang telah
ada, memulai
penelitian dari
teori
Penelitian
Kualitatif :
(modern/
postmodern-
kasuistik)
Eksplorasi teori
Mengembangkan
teori baru,
memulai
penelitian tanpa
teori
Mixed Methods
(postmodern-rumit)
Melakukan
akselerasi teoritik
dan memecah-kan
persoalan
secara
komprehensif.
Bila peneliti
menguasai metode
kuantitatif dan
metode kualitatif
dengan baik
Desain Penelitian
33. 1. Paradikma sederhana
Terdiri atas satu variable independent dan satu variable
dependen. Contoh : kualitas alat dikaitkan dengan kualitas
barang yang dihasilkan.
2. Paradigma sederhana berurutan
Terdapat lebih dari dua variable, tetapi hubungannya masih
sederhana. Contoh : kualitas input dikaitkan dengan kualitas
proses dan selanjutnya dengan kualitas output.
34. 3. Paradikma ganda dengan dua variable independen
Terdapat dua variable independent dan satu variable dependen.
Contoh : lingkungan keluarga dan demografi dikaitkan dengan
keberhasilan usaha.
4. Paradikma ganda dengan tiga variable independent
Terdapat tiga variable independent dan satu dependen.
Contoh : kualitas mesin, gaya kepemimpinan dan system karier
dikaitkan dengan produktifitas kerja.
35. 5. Paradikma ganda dengan dua variable dependen.
Terdapat satu variable independent dan dua variable
dependen.
Contoh : tingkat pendidikan dikaitkan dengan gaya
kepemimpinan dan disiplin kerja.
36. 6. Paradikma ganda dengan dua variable independent
dan dua dependen
Terdapat dua variable independen dan dua dependen.
Contoh : kebersihan kereta dan kualitas pelayanan
dikaitkan dengan jumlah tiket yang terjual dan kepuasan
penumpang.
37. 7. Paradikma jalur
Terdapat dua atau lebih variable independent dan dua variable
dependen.
Contoh : status social ekonomi dan IQ dikaitkan dengan motivasi
berprestasi dan selanjutnya dengan prestasi bisnis
38. 2. Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan
sebagai subyek penelitian.
Contoh : penelitian ingin mengetahui metode mengajar
yang banyak digunakan oleh guru-guru SMA.
39. Obyek penelitian, subyek penelitian, dan sumber data penelitian”
Obyek penelitian/variable penelitian :
metode mengajar yang digunakan guru.
Subyek penelitian : guru.
Sumber data penelitian : guru (melalui angket/wawancara)
40. Contoh : penelitian ingin mengetahui harga satuan
produksi kaos singlet.
Obyek penelitian/variable penelitian : harga satuan
kaos singlet.
Subyek penelitian : kaos singlet.
Sumber data penelitian : direktur pabrik kaos.
41. Contoh : penelitian ingin mengetahui kesejahteraan
buruh pabrik kaos.
Obyek penelitian/variable penelitian : kesejahteraan
buruh pabrik.
Subyek penelitian : buruh pabrik.
Sumber data penelitian : buruh pabrik atau direktur
pabrik.
Subyek penelitian bisa berupa benda atau manusia.
42. Guru, kaos singlet, buruh pabrik, sekolah, desa dsb :
subyek penelitian yang dihitung sebagai satuan.
Penelitian ingin mengambil guru sebagai unit analisis,
dari 4 sekolah yang masing-masing gurunya ada 6 orang.
Maka peneliti memiliki 24 subyek penelitian. Tetapi jika
unit analisisnya sekolah, berarti peneliti memiliki 4
subyek penelitian.
43. Subyek penelitian tidak selalu menjadi sumber data.
Contoh : penelitian ingin mengetahui tentang gaya
kepemimpinan direktur. Data dapat dikumpulkan dari
suara para karyawan/bawahan.
44. “Subyek penelitian, responden, dan informan”
Subyek penelitian : subyek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti atau subyek yang menjadi pusat perhatian atau
sasaran peneliti.
45. Responden : orang yang menanggapi; orang yang dimintai
memberikan keterangan tentang fakta atau pendapat.
Informan : orang yang memberikan informasi. Dengan demikian
informan dapat dikatakan sama dengan responden.
Instilah informan banyak digunakan dalam penelitian kualitatif.
46. 3. Variabel
“Konsep”. Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan
merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk
menggambarkan secara abstrak fenomena sosial ataupun alamiah.
Misalnya :
migrasi, sikap terhadap kontrasepsi dsb, dalam penelitian
kependudukan. Alat produksi, bahan-bahan mentah dsb, dalam
penelitian ekonomi.
47. “Variabels are empirical terms having two or more values”.
Variabel adalah konsep yang nilainya bervariasi.
ciri yang utama adalah konsep yang menjadi pusat perhatian
penelitian.
48. Macam-macam Variabel
1. Variabel independen (variable stimulus, predictor, antecedent,
variable bebas, dan variable eksogen).
Variable yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variable dependen (terikat).
49. 2. Variabel dependen (variable output, criteria, konsekuen, variabel
terikat, dan variabel indogen) variable yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, kerena adanya variabel bebas.
3. Variabel moderator (variabel independen kedua) memperkuat
atau memperlemah hubungan antara variable independen dengan
dependen.
Contoh :
jumlah anak (sebagai variable moderator), memperkuat atau
memperlemah hubungan perilaku suami dengan istri.
50. 4. Variabel intervening, merupakan variable antara/penyela yang
terletak diantara variable independen dan dependen, sehingga
variable independent tidak langsung mempengaruhi variable
dependen.
Contoh : penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung
terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur). Dalam hal ini
variable interveningnya adalah gaya hidup, dan antara variable
penghasilan dengan gaya hidup, terdapat variable moderator, yaitu
lingkungan tempat tinggal.
51. 5. Variabel control, variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel independent terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel ini sering
digunakan oleh peneliti yang melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan, melalui penelitian eksperimen.
Contoh :
jenis pendidikan (SMU dan SMK), sebagai variabel independent
dikaitkan dengan ketrampilan pemasaran (sebgai variabel
dependen). Variabel kontrol yang ditetapkan sama, misalnya :
produk yang dipasarkan, alat yang digunakan, maupun
ruang/tempat pemasaran.
52. JENIS-JENIS VARIABEL
3. Berdasarkan dapat tidaknya dimanipulasi /dikendalikan
a. Variabel aktif (variabel non subjek) : yang dapat dikendalikan,
misal : temperatur alat, tekanan
b. variabel atribut (variabel subjek) : yang tidak dapat
dikendalikan, yaitu peneliti tidak dapat melakukan perubahan
yang menyangkut variabel pada subjek penelitian, misal : umur,
temperatur ruangan
53. POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani tambak. Dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan petani tambak adalah pemilik dan
pengelola bisnis keluarga (family business) di bidang tambak udang baik
yang dikelola secara tradisional/tambak organic, maupun yang dikelola
secara semi organik yang berada di Kabupaten A Jawa Timur yang tersebar
di 8 kecamatan dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten A yang
seluruhnya berjumlah 2.917 orang. Delapan kecamatan yang memiliki
wilayah tambak terdiri atas : Kecamatan A1 Kecamatan A2, Kecamatan A3,
Kecamatan A4, Kecamatan A5, Kecamatan A6, Kecamatan A7, dan
Kecamatan A8. Dengan demikian populasi targetnya sebesar 2.917 petani
tambak.
54. SAMPEL
Mengingat jumlah populasi pada masing-masing kecamatan tidak sama dan agar
penentuan jumlah sampel representatif/cukup terwakili pada tiap-tiap kecamatan,
maka sampel diambil dengan menggunakan teknik area sampling acak (area
random sampling). Yang dimasukkan sampel dalam penelitian ini hanya pemilik dan
pengelola tambak yang berjenis kelamin laki-laki saja. Hal ini dikarenakan sesuai
dengan observasi pendahuluan bahwa pada umumnya usaha tambak dimiliki oleh
laki-laki. Disamping itu yang dimaksud orang tua dalam penelitian ini adalah orang
tua yang laki-laki ayau ayah. Sampel diambil dengan tidak memperhatikan jenis
kepemilikan tambak. Jenis kepemilikan tambak dibedakan menjadi dua yaitu
kepemilikan dari warisan dan kepemilikan dari beli / sewa dan juga tidak
membedakan agama, etnis pemilik usaha tambak, maupun letak geografis lahan
tambak.
55. A. UKURAN SAMPEL
Menurut Mercado (1998), bahwa besarnya ukuran sampel yang diperlukan
untuk finite population (confidence limits and specified reliability limite,
dalam sampling), dinyatakan dalam prosentase (%), yaitu 95% confidence
interval (0.95), untuk populasi 2.500-3.000 adalah sebanyak 192 sampel.
Ukuran sampel ditentukan secara proporsional dengan memperhatikan
jumlah keluarga petani tambak di masing-masing kecamatan.
56. B. KERANGKA SAMPEL (SAMPLING FRAME)
Kerangka sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah semua orang tua/pemilik dan
pengelola usaha keluarga petani tambak pada skala usaha kecil dan menengah yang tersebar
di delapan kecamatan di Kabupaten A Jawa Timur. Untuk menentukan jumlah sampel pada
tiap-tiap kecamatan atau subpopulasi (kecamatan yang dihuni oleh para pemilik atau pengelola
usaha tambak), diperlukan satuan yang disebut sample fraction (fi) (Umar, 1998 ). Nilai fi
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
N i
f i = -------
N
Keterangan :
f i = sampel fraction tiap-tiap subpopulasi
N i = subpopulasi (populasi tiap-tiap kecamatan)
N = populasi (2.917)
57. JENIS DATA PENELITIAN
1. Menurut sumber pengambilannya
a. Data primer : dikumpulkan langsung di
lapangan oleh peneliti. Disebut juga data asli
atau data baru. Contoh : data kuesioner, data
survei, data penelitian di laboratorium dsb
b. Data sekunder : dari sumber-sumber yang telah
ada seperti buku-buku literatur, BPS dsb
58. JENIS DATA PENELITIAN
2. Menurut waktu pengumpulannya
a. data berkala (time series) : data yang terkumpul dari
waktu ke waktu untuk memberikan gambaran
perkembangan suatu kegiatan atau keadaan, misal :
data impor bahan kimia selama 10 tahun terakhir
b. data kerat lintang (cross section) : data yang terkumpul
pada suatu waktu tertentu untuk memberikan
gambaran perkembangan suatu keadaan pada waktu
itu
59. JENIS DATA PENELITIAN
3. Menurut sifatnya
a. data kualitatif : data yang tidak berbentuk
bilangan mis : jenis kelamin, agama, dsb
b. data kuantitatif : data yang berbentuk
bilangan misal : tinggi, panjang,
temperatur, dsb