RANCAN
GAN
PEN
ELITIAN
K
I A
G
U
S
M
U
H
A
M
M
A
D
S
O
B
R
I
A. KETERPADUAN KOMPONEN :
1. Judul Penelitian
2. Latar Belakang dan Rumusan masalah
penelitian
3. Ladasan Teori
4. Kerangka Pemikiran
5. Hipotesis
6. Metode Penelitian
1. JUDUL PENELITIAN
Judul sebuah penelitian baik secara eksplisit dan implisit harus mengandung komponen
sebagai berikut :
1. Konsep/Variabel Penelitian
Konsep/Variabel dalam judul penelitian merupakan komponen yang harus ada dalam
judul. Biasanya konsep digunakan untuk penelitian Kualitatif/diskriftif Kualitatif
sedangkan Variabel biasa nya untuk penelitian Kuantitatif.
2. Metode Penelitian
Metode Penelitian dalam judul penelitian dapat terlihat secara eksplisit dan dapat
secara implisit yang menunjukkan/mengisaratkan bahwa metode penelitian apa yang
digunakan dalam penelitian tersebut
3. Obyek/Lokus Penelitian
Obyek atau loskus penelitian biasanya tercantum secara eksplist dalam judul
penelitian yang menunjukkan dapat menunjukkan wilayah dan unit analsis dari
sebuah penelitian
4. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dapat secara eksplisit dan dapat secara implisit
terdapat dalam judul penelitian yang menunjukkan kapan data penelitian diperoleh
dan digunakan dalam penelitian tersebut
CONTOH JUDUL PENELITIAN
1. Judul Penelitian Kuantitatif
Pengaruh sistem penggajian, pengembangan karir dan
promosi, terhadap kepuasan kerja Pegawai di
Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Sungailiat
2. Judul Penelitian Kualitatif /Diskriptif Kualitatif
Implementasi Program Keluarga Harapan di Kabupaten
Sungailiat Tahun 2020
2. LATAR BELAKANG MASALAH
A, Memahami Dulu Apa Itu Latar Belakang
Pada khakekatnya latar belakang merupakan suatu titik tolak dari apa
yang akan disampaikan secara lebih luas. Lebih luas disini bukan berarti
tanpa ada batasan. Batas-batas telah ditentukan sesuai permasalahan dan
juga tujuan sehingga sifatnya mengikat terhadap isi latar belakang.
Latar belakang atau suatu beground dari penelitian mengisyaratkan
bahwa secara garis besar hal tersebut menjadi sasaran penelitian. Olehnya
itu latar belakang merupakan suatu keadaan yang mendasari permasalahan
penelitian. .
Ada ruh dari suatu penelitian. Kalau boleh dikatakan bahwa ruh sebuah
penelitian adalah permasalahan. Jadi latar belakang ini merupakan jembatan
yang mengantarkan ruh tadi sehingga benar-benar penelitian tersebut lahir
dari suatu fenomena dan membutuhkan analisis lebih lanjut.
Membawa suatu kondisi tertentu kedalam sebuah penjelasan latar
belakang, tentu membutuhkan alur yang sistimatis, sehingga apa yang
menjadi permasalahan utama dalam penelitian akan muncul seiring
mengalirnya penjelasan tersebut.
B. BAGAIMANA MENGGALI MASALAH
Penelitian ilmiah selalu berangkat dari sebuah latar
belakang yang menunjukkan adanya masalah yang layak
diteliti yang mampu memberi sumbangan ganda, yaitu
sumbangan pada pemerkayaan bidang ilmu yang diteliti
serta sumbangan praktis dalam dunia empiris sehari-
hari.
Adapun dasar berpijak untuk mendapatkan masalah
adanya Gap atau kesenjangan dari aspek sebagai
berikut :
1. Emphirical Gap (kesenjangan fenomena)
Masalah : penyimpangan sesuatu yang
diinginkan dengan sesuatu yang sesungguhnya
terjadi.
Mengamati data atau informasi yang
menampakkan adanya masalah.
2. Research Gap (kesenjangan penelitian)
Penelitian yang punya celah yaitu
penelitian : belum berhasil menjawab masalah
penelitian/hipotesisnya yang belum terbukti;
hasilnya kontroversi; hasilnya masih menyisakan
kelemahan atau keterbatasan, perlu penelitian
lanjutan.
3. Theoritical Gap (kesenjangan teori)
Ketidakmampuan sebuah teori dalam
menjelaskan sebuah fenomena, oleh karena itu
teori tersebut lalu dipertanyakan (Teori yang
masih lemah)
4. Methodology Cap (kesenjangan Metodelogi)
yaitu Metode yang digunakan dalam penelitian
terdahulu belum memberikan kesimpulan yang
akurat dan mewakili wilayah penelitian yang
lebih luas, sehingga tidak dapat digunakan
secara universal/general
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN
LATAR BELAKANG MASALAH
1. Menunjukkan Keadaan yang Ideal atau
Kontemplasi
Latar belakang perlu menyajikan kondisi yang sesuai dengan
apa yang diinginkan dalam permasalahan penelitian.
Mendorong untuk memahami benar asal usul dari mana
datangnya masalah tersebut, sehingga begitu runtut yang
membuat permasalahan menjadi terang benderang (artinya
menjadi lebih jelas). Jangan sampai latar belakang yang telah
dibaca dua sampai tiga paragraf namun belum dipahami
kearah mana permasalahan penelitian ini.
Ideal berarti menyangkut kecocokan dengan apa yang hendak
di teliti. Jika sahabat ingin meneliti tentang kebiasaan
masyarakat menggunakan alat tradisional, maka latar
belakang juga mencoba menelusuri asal muasal kebiasaan itu,
akhirnya bermuara pada satu atau beberapa masalah pokok
yang penting diteliti.
2. Menyajikan Kondisi yang Sebenarnya (Faktual)
Latar belakang hendaknya menyajikan
kejadian-kejadian nyata. Memunculkan masalah
dalam latar belakang bukan berarti memunculkan
masalah yang tidak benar-benar terjadi. Justru
masalah itu lahir dengan sendirinya dan itulah
fenomena penting dan menarik yang mendorong
dilakukannya penelitian. Jangan sampai masalah
itu hanya angan-angan belaka dan sebenarnya
sebuah kemungkinan.
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN
LATAR BELAKANG MASALAH
3. Membandingan K eadaan yang Ideal dengan
Kondisi yang Sebenarnya (Faktual)
Bandingkanlah antara K eadaan yang Ideal pada
poin 1 dan Kondisi yang Sebenarnya (Faktual)
pada poin 2. dan analisis mengapa ini terjadi. Jika
terjadi perbedaan (baik positif ataupun negatif)
antara K eadaan yang Ideal pada poin 1 dan
Kondisi yang Sebenarnya (Faktual) maka
disinilah terjadi suatu masalah empirik (Emprical
Gap) Penelitian
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN
LATAR BELAKANG MASALAH
4. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Untuk penelitian kuantitatif dilanjutkan dengan
menemukan dan memprediksikan faktor-faktor yang
melatarbelakangi terjadinya perbedaan tadi. Dasar untuk
menemukannya adalah referensi teori, pendapat para pakar
atau pendapat lain yang dapat dipertanggung jawabkan
secara akademik
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN
LATAR BELAKANG MASALAH
5. Sajikanlah Hasil-Hasil Penelitian Lain yang Telah
Dicapai
Alangkah menariknya sebuah latar belakang yang di
dalamnya terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu. Ini
akan menjadi dasar munculnya suatu kebaruan (novelty), baik
kebaharuan riset, teoritis, metodelogis, sehingga
memunculkan keunikan dari sebuah penelitian. Penelitian
yang telah dilakukan pihak lain menjadi titik tolak
dilakukannya pendalaman sehingga hasil penelitian benar-
benar melengkapi kekurangan dari hasil penelitian
sebelumnya. Cara menyajikannya juga menggunakan bahasa
yang mudah dipahami, sehingga walaupun penyajiannya
hanya sekilas, tetapi mampu menggambarkan apa yang telah
di capai oleh penelitian terdahulu.
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN
LATAR BELAKANG MASALAH
PERUMUSAN MASALAH
1. Pengungkapan dan perumusan masalah
sangat menentukan tahap penelitian
selanjutnya
2. Masalah penelitian menentukan pendekatan,
metode, dan teknik pengumpulan data apa
yang akan dipakai serta kepada siapa
penelitian dilakukan
3. Hasil penelitian sangat ditentukan cara dan
ketepatan perumusan masalah
A. BENTUK-BENTUK RUMUSAN MASALAH
1. Rumusan masalah deskriptif Kualitatif
Rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan
terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada
satu variable atau lebih.
Variable mandiri adalah variable yang berdiri sendiri.
Contoh : Bagaimana Implementasi Program Keluarga
Harapan di Kabupaten Sungailiat ?
2. Rumusan masalah Diskriftif Kuantitatif
Pertanyaan penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan satu atau lebih variable pada dua atau lebih
sampel yang berbeda.
Contoh :
Adakah perbedaan produktifitas kerja antara PNS,
BUMN, dan swasta? (satu variabel pada 3 sampel).
3. Rumusan masalah asosiatif (Kuantitatif)
Pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua atau lebih variable :
3.1. Hubungan simetris
Hubungan antara dua atau lebih variable yang kebetulan
munculnya sama.
Contoh :
Adakah hubungan antara Disiplin Kerja dan Kinerja
Pegawai di Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten
Sungailiat
3.2. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan yang saling mempengaruhi. Dengan
demikian tidak diketahui mana variabel independen
dan variabel dependen.
Contoh :
hubungan antara motivasi dengan prestasi. Dalam
hal ini, motivasi dapat mempengaruhi prestasi dan
sebaliknya prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
3.3. Hubungan kausal
Hubungan yang bersifat sebab akibat. Dengan demikian
ada variable independen (yang mempengaruhi) dan
variabel dependen (yang dipengaruhi).
Contoh :
Adakah pengaruh system penggajian terhadap prestasi
kerja Pegawai di Sekretariat Daerah Pemerintah
Kabupaten Sungailiat
TINJAUAN PUSTAKA
1. Usahakan pustaka terbaru, relevan, dan asli dari jurnal dan
Penelitian yang relevan yang sudah dilakukan
2. Uraikan kajian pustaka yang menimbulkan gagasan yang
mendasari penelitian yang dilakukan
3. Menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang
diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk
melakukan penelitian
4. Uraikan yang menjadi landasan untuk menyusun kerangka
atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
KAJIAN JURNAL YANG RELEVAN
NO. MATERI TUJUAN
1. Apakah ada kesamaan judul
dan tapi ada perbedaan lokasi
Dapat menjadi perbandingan secara
empirik (Gap Empirik)
2. Apakah ada kesamaan Judul
dan lokasi tapi ada Perbedaan
Teori
Dapat menjadi perbandingan secara
Teoritis (Gap Teori)
3. Apakah ada kesamaan Judul,
lokasi dan teori Perbedaan
Metode
Dapat menjadi perbandingan secara
Metode penelitian (Gap Metodelogi)
4. Apakah ada kesamaan Judul,
lokasi, teori dan metode
penelitian Perbedaan
kedalaman analisis
Dapat menjadi perbandingan secara
kedalaman analisis penelitian (Gap
Reset)
CARA MEMBAGUN KONSEP DAN
VARIABEL DARI TEORI
Fenomena
Substational Teori
Middle Range Teori
Konsep
Grand Teori
Variabel
Difinsi Ukuran Dimensi/Indikator
TIP... DALAM MENYUSUN KAJIAN PUSTAKA
1. Diskripsi
2. interpretasi
3. Comparasi
4. Conclusi
KERANGKA TEORITIS/PEMIKIRAN
1. Perlu suatu tinjauan pustaka untuk mendapatkan pemahaman
teoritis dan permasalahan yang diteliti.
2. Memetakan yang telah dan belum dilakukan untuk mengisi
kekurangan yang masih dapat diisi
3. Deskripsi kerangka teoritis serta hubungannya dengan masalah
yang diteliti
4. Membangun Konstruksi Kerangka Teroritis dan Kerangka
Pemikiran yang akan dipakai sebagai acuan dan pedoman
penelitian
5. Di akhir uraian kerangka Teori/ pemikiran lazimnya dibuatkan
gambar/skema/diagram yang menjelas dan berperan sebagai
alur logika sistematika penelitian yang akan dilakukan
Hipotesis
1. Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu
dibuktikan kenyataannya.
2. Jawaban sementara yang telah dipilih oleh peneliti untuk
masalah yang sedang diteliti, yang kemudian dicek
kebenarannya secara empirik melalui penelitian
3. Suatu jawaban juga yang dianggab besar kemungkinannya
untuk menjadi jawaban yang benar.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat:
1. Paradigma/disain penelitian yang digunakan
2. Unit Analisis
3. Variabel dalam penelitian
4. Populasi dan sampel, serta daerah penelitian
5. Teknik pengumpulan data dan analisis data
6. Cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian
1. Paradigma Penelitian/Model Penelitian:
Pola hubungan antara variable yang akan diteliti. Pola
pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan
jumlah rumusan masalah, teori yang digunakan, jenis
dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis data yang akan
digunakan.
Penelitian
Kuantitatif :
(klasik-Positivist &
Post Positivist-
sederhana)
Menguji teori dan
pengembangkan
teori yang telah
ada, memulai
penelitian dari
teori
Penelitian
Kualitatif :
(modern/
postmodern-
kasuistik)
Eksplorasi teori
Mengembangkan
teori baru,
memulai
penelitian tanpa
teori
Mixed Methods
(postmodern-rumit)
Melakukan
akselerasi teoritik
dan memecah-kan
persoalan
secara
komprehensif.
Bila peneliti
menguasai metode
kuantitatif dan
metode kualitatif
dengan baik
Desain Penelitian
WILAYAH PENELITIAN
POSITIVISM
QUANTITATIVE
RESEARCH
POST-MODERN
MIXED METHODS
FENOMENOLOGI
QUALITATIVE
RESEARCH
Wilayah
Kuantitatif
Wilayah
Kuantitatif dan
Kualitatif
Wilayah
Kualitatif
WILAYAH PENELITIAN
POSITIVISM
QUANTITATIVE
RESEARCH
POST POSITIVISM
DISKRIPTIF KUALITATIF/
QUASI KUALITATIF
FENOMENOLOGI
QUALITATIVE
RESEARCH
Wilayah
Kuantitatif Wilayah
Kuantitatif/
Kualitatif
Wilayah
Kualitatif
1. Paradikma sederhana
Terdiri atas satu variable independent dan satu variable
dependen. Contoh : kualitas alat dikaitkan dengan kualitas
barang yang dihasilkan.
2. Paradigma sederhana berurutan
Terdapat lebih dari dua variable, tetapi hubungannya masih
sederhana. Contoh : kualitas input dikaitkan dengan kualitas
proses dan selanjutnya dengan kualitas output.
3. Paradikma ganda dengan dua variable independen
Terdapat dua variable independent dan satu variable dependen.
Contoh : lingkungan keluarga dan demografi dikaitkan dengan
keberhasilan usaha.
4. Paradikma ganda dengan tiga variable independent
Terdapat tiga variable independent dan satu dependen.
Contoh : kualitas mesin, gaya kepemimpinan dan system karier
dikaitkan dengan produktifitas kerja.
5. Paradikma ganda dengan dua variable dependen.
Terdapat satu variable independent dan dua variable
dependen.
Contoh : tingkat pendidikan dikaitkan dengan gaya
kepemimpinan dan disiplin kerja.
6. Paradikma ganda dengan dua variable independent
dan dua dependen
Terdapat dua variable independen dan dua dependen.
Contoh : kebersihan kereta dan kualitas pelayanan
dikaitkan dengan jumlah tiket yang terjual dan kepuasan
penumpang.
7. Paradikma jalur
Terdapat dua atau lebih variable independent dan dua variable
dependen.
Contoh : status social ekonomi dan IQ dikaitkan dengan motivasi
berprestasi dan selanjutnya dengan prestasi bisnis
2. Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan
sebagai subyek penelitian.
Contoh : penelitian ingin mengetahui metode mengajar
yang banyak digunakan oleh guru-guru SMA.
Obyek penelitian, subyek penelitian, dan sumber data penelitian”
Obyek penelitian/variable penelitian :
metode mengajar yang digunakan guru.
Subyek penelitian : guru.
Sumber data penelitian : guru (melalui angket/wawancara)
Contoh : penelitian ingin mengetahui harga satuan
produksi kaos singlet.
Obyek penelitian/variable penelitian : harga satuan
kaos singlet.
Subyek penelitian : kaos singlet.
Sumber data penelitian : direktur pabrik kaos.
Contoh : penelitian ingin mengetahui kesejahteraan
buruh pabrik kaos.
Obyek penelitian/variable penelitian : kesejahteraan
buruh pabrik.
Subyek penelitian : buruh pabrik.
Sumber data penelitian : buruh pabrik atau direktur
pabrik.
Subyek penelitian bisa berupa benda atau manusia.
Guru, kaos singlet, buruh pabrik, sekolah, desa dsb :
subyek penelitian yang dihitung sebagai satuan.
Penelitian ingin mengambil guru sebagai unit analisis,
dari 4 sekolah yang masing-masing gurunya ada 6 orang.
Maka peneliti memiliki 24 subyek penelitian. Tetapi jika
unit analisisnya sekolah, berarti peneliti memiliki 4
subyek penelitian.
Subyek penelitian tidak selalu menjadi sumber data.
Contoh : penelitian ingin mengetahui tentang gaya
kepemimpinan direktur. Data dapat dikumpulkan dari
suara para karyawan/bawahan.
“Subyek penelitian, responden, dan informan”
Subyek penelitian : subyek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti atau subyek yang menjadi pusat perhatian atau
sasaran peneliti.
Responden : orang yang menanggapi; orang yang dimintai
memberikan keterangan tentang fakta atau pendapat.
Informan : orang yang memberikan informasi. Dengan demikian
informan dapat dikatakan sama dengan responden.
Instilah informan banyak digunakan dalam penelitian kualitatif.
3. Variabel
“Konsep”. Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan
merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk
menggambarkan secara abstrak fenomena sosial ataupun alamiah.
Misalnya :
migrasi, sikap terhadap kontrasepsi dsb, dalam penelitian
kependudukan. Alat produksi, bahan-bahan mentah dsb, dalam
penelitian ekonomi.
“Variabels are empirical terms having two or more values”.
Variabel adalah konsep yang nilainya bervariasi.
ciri yang utama adalah konsep yang menjadi pusat perhatian
penelitian.
Macam-macam Variabel
1. Variabel independen (variable stimulus, predictor, antecedent,
variable bebas, dan variable eksogen).
Variable yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variable dependen (terikat).
2. Variabel dependen (variable output, criteria, konsekuen, variabel
terikat, dan variabel indogen) variable yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, kerena adanya variabel bebas.
3. Variabel moderator (variabel independen kedua) memperkuat
atau memperlemah hubungan antara variable independen dengan
dependen.
Contoh :
jumlah anak (sebagai variable moderator), memperkuat atau
memperlemah hubungan perilaku suami dengan istri.
4. Variabel intervening, merupakan variable antara/penyela yang
terletak diantara variable independen dan dependen, sehingga
variable independent tidak langsung mempengaruhi variable
dependen.
Contoh : penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung
terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur). Dalam hal ini
variable interveningnya adalah gaya hidup, dan antara variable
penghasilan dengan gaya hidup, terdapat variable moderator, yaitu
lingkungan tempat tinggal.
5. Variabel control, variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel independent terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel ini sering
digunakan oleh peneliti yang melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan, melalui penelitian eksperimen.
Contoh :
jenis pendidikan (SMU dan SMK), sebagai variabel independent
dikaitkan dengan ketrampilan pemasaran (sebgai variabel
dependen). Variabel kontrol yang ditetapkan sama, misalnya :
produk yang dipasarkan, alat yang digunakan, maupun
ruang/tempat pemasaran.
JENIS-JENIS VARIABEL
3. Berdasarkan dapat tidaknya dimanipulasi /dikendalikan
a. Variabel aktif (variabel non subjek) : yang dapat dikendalikan,
misal : temperatur alat, tekanan
b. variabel atribut (variabel subjek) : yang tidak dapat
dikendalikan, yaitu peneliti tidak dapat melakukan perubahan
yang menyangkut variabel pada subjek penelitian, misal : umur,
temperatur ruangan
POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani tambak. Dalam
penelitian ini yang dimaksud dengan petani tambak adalah pemilik dan
pengelola bisnis keluarga (family business) di bidang tambak udang baik
yang dikelola secara tradisional/tambak organic, maupun yang dikelola
secara semi organik yang berada di Kabupaten A Jawa Timur yang tersebar
di 8 kecamatan dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten A yang
seluruhnya berjumlah 2.917 orang. Delapan kecamatan yang memiliki
wilayah tambak terdiri atas : Kecamatan A1 Kecamatan A2, Kecamatan A3,
Kecamatan A4, Kecamatan A5, Kecamatan A6, Kecamatan A7, dan
Kecamatan A8. Dengan demikian populasi targetnya sebesar 2.917 petani
tambak.
SAMPEL
Mengingat jumlah populasi pada masing-masing kecamatan tidak sama dan agar
penentuan jumlah sampel representatif/cukup terwakili pada tiap-tiap kecamatan,
maka sampel diambil dengan menggunakan teknik area sampling acak (area
random sampling). Yang dimasukkan sampel dalam penelitian ini hanya pemilik dan
pengelola tambak yang berjenis kelamin laki-laki saja. Hal ini dikarenakan sesuai
dengan observasi pendahuluan bahwa pada umumnya usaha tambak dimiliki oleh
laki-laki. Disamping itu yang dimaksud orang tua dalam penelitian ini adalah orang
tua yang laki-laki ayau ayah. Sampel diambil dengan tidak memperhatikan jenis
kepemilikan tambak. Jenis kepemilikan tambak dibedakan menjadi dua yaitu
kepemilikan dari warisan dan kepemilikan dari beli / sewa dan juga tidak
membedakan agama, etnis pemilik usaha tambak, maupun letak geografis lahan
tambak.
A. UKURAN SAMPEL
Menurut Mercado (1998), bahwa besarnya ukuran sampel yang diperlukan
untuk finite population (confidence limits and specified reliability limite,
dalam sampling), dinyatakan dalam prosentase (%), yaitu 95% confidence
interval (0.95), untuk populasi 2.500-3.000 adalah sebanyak 192 sampel.
Ukuran sampel ditentukan secara proporsional dengan memperhatikan
jumlah keluarga petani tambak di masing-masing kecamatan.
B. KERANGKA SAMPEL (SAMPLING FRAME)
Kerangka sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah semua orang tua/pemilik dan
pengelola usaha keluarga petani tambak pada skala usaha kecil dan menengah yang tersebar
di delapan kecamatan di Kabupaten A Jawa Timur. Untuk menentukan jumlah sampel pada
tiap-tiap kecamatan atau subpopulasi (kecamatan yang dihuni oleh para pemilik atau pengelola
usaha tambak), diperlukan satuan yang disebut sample fraction (fi) (Umar, 1998 ). Nilai fi
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
N i
f i = -------
N
Keterangan :
f i = sampel fraction tiap-tiap subpopulasi
N i = subpopulasi (populasi tiap-tiap kecamatan)
N = populasi (2.917)
JENIS DATA PENELITIAN
1. Menurut sumber pengambilannya
a. Data primer : dikumpulkan langsung di
lapangan oleh peneliti. Disebut juga data asli
atau data baru. Contoh : data kuesioner, data
survei, data penelitian di laboratorium dsb
b. Data sekunder : dari sumber-sumber yang telah
ada seperti buku-buku literatur, BPS dsb
JENIS DATA PENELITIAN
2. Menurut waktu pengumpulannya
a. data berkala (time series) : data yang terkumpul dari
waktu ke waktu untuk memberikan gambaran
perkembangan suatu kegiatan atau keadaan, misal :
data impor bahan kimia selama 10 tahun terakhir
b. data kerat lintang (cross section) : data yang terkumpul
pada suatu waktu tertentu untuk memberikan
gambaran perkembangan suatu keadaan pada waktu
itu
JENIS DATA PENELITIAN
3. Menurut sifatnya
a. data kualitatif : data yang tidak berbentuk
bilangan mis : jenis kelamin, agama, dsb
b. data kuantitatif : data yang berbentuk
bilangan misal : tinggi, panjang,
temperatur, dsb
TEKNIK ANALISIS DATA
AKAN DIJELASKAN TERSENDIRI DALAM
PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN
Terimakasih atas perhatian

More Related Content

PDF
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 3 metode penelitia...
PPT
populasi dan sampel.ppt
PPTX
P3 & 4 MEDIA PEMBELAJARANPERANCANGAN BIOLOGI
PDF
Materi 2 - Unsur-unsur proposal penelitian.pdf
PPTX
Metode Penelitian Sofyan Helmi Purba.pptx
PPT
Tinjau pustaka dan kerangka teori
PDF
2 -METODOLOGI PENELITIAN - PERUMUSAN MASALAH
PPTX
2. mini riset (penelitian mini) research mini pptx
Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Diskusi 3 metode penelitia...
populasi dan sampel.ppt
P3 & 4 MEDIA PEMBELAJARANPERANCANGAN BIOLOGI
Materi 2 - Unsur-unsur proposal penelitian.pdf
Metode Penelitian Sofyan Helmi Purba.pptx
Tinjau pustaka dan kerangka teori
2 -METODOLOGI PENELITIAN - PERUMUSAN MASALAH
2. mini riset (penelitian mini) research mini pptx

Similar to 4. Membuat Rancangan Penelitian.pptx paparan terkait membuat rancangan penelitian standar (20)

PPTX
METOPEL Pertemuan ke 6 - 9 terbaru sekali.pptx
PPT
Komponen rancangan penelitian
PPT
BAHANMETPENdwfwfwfdsssssssssssssssssssssssssssssswf.ppt
PDF
metlit
PPT
P2_Perumusan Masalah_haidzarzamany ash.ppt
PPT
Bahan metpen Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
PPT
002 cara penulisan1bgs
DOCX
Konsep menyusun laporan penelitian
DOCX
Konsep menyusun laporan penelitian
DOCX
Konsep menyusun laporan penelitian
DOCX
Konsep menyusun laporan penelitian
PPTX
masalah , hipotesis , dan analisis
PPTX
123456@#$%Rumusan_Masalah.pptx7890%^&*()
PDF
Andre Ferdiawan - Karya Tulis Ilmiah.pdf
PPT
metodologi penelitian
DOCX
Pengertian masalah penelitian
PPTX
materi-1.pptx
PPT
Tentang Riset; Cara Memilih Topik Riset.ppt
PPTX
Penulisan Proposal Penelitian
PPTX
Materi MPA
METOPEL Pertemuan ke 6 - 9 terbaru sekali.pptx
Komponen rancangan penelitian
BAHANMETPENdwfwfwfdsssssssssssssssssssssssssssssswf.ppt
metlit
P2_Perumusan Masalah_haidzarzamany ash.ppt
Bahan metpen Prof.Dr.Hj.Setyaningsih,SE
002 cara penulisan1bgs
Konsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitian
masalah , hipotesis , dan analisis
123456@#$%Rumusan_Masalah.pptx7890%^&*()
Andre Ferdiawan - Karya Tulis Ilmiah.pdf
metodologi penelitian
Pengertian masalah penelitian
materi-1.pptx
Tentang Riset; Cara Memilih Topik Riset.ppt
Penulisan Proposal Penelitian
Materi MPA
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
KepmenDesaPDT Nomor 294 Tahun 2025 ttg Petunjuk Teknis Pendampingan Masyarkat...
PPTX
PPT PROKER KKN MBKM 2025.ppPtxPPT PROKER
PPTX
renstra opd berdasrkan permndagri 86.pptx
PDF
PPT sync 1 (satu) Agenda 1 (satu) H2.pdf
PDF
PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT TENTANG SHS 2025.pdf
PPTX
pembentukan kepribadian menurut aliran psikologi 1 (2).pptx
PDF
fix_IDSRF_rakor 30 Juli 25 Holiday Inn Bdg.pdf
PPTX
Paparan Profil RSU Adhyaksa 2025[1].pptx
PDF
Penerapan management ASN pada pengelolaan sampah konstruksi
PDF
Disiplin PNS Materi di Indonesia_BKN Share
PPTX
20241126 Permendagri Nomor 15 Tahun 2024.pptx
PDF
Tugas TAP Paparan Dimensi Kebijakan dan Dimensi Kinerja[1].pdf
PPTX
MBD_JIWA KOTA AMBMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMON - Copy.pptx
PPTX
20240719 - RINCIAN PPDD isu prioritas 2025.pptx
PPTX
LPJ KOPERASI SUMBER NUSANTARA JAYA IBU KOTA NUSANTARA
PPTX
Tugas Paparan Keuangan Negara dalam Kebijakan Publik
PPTX
Profile Koperasi Desa Merah Putih Cikole
PPTX
Modul-Pelatihan-Pengawasan-Pembangunan-Desa-dan-Keuangan-Desa1.pptx
PPTX
INITIAL ASdasdasdasdaDdsSSESSMENT POLKESTA 2025.pptx
PPTX
Materi Verval dan Pendataan Keluarga 2025.pptx
KepmenDesaPDT Nomor 294 Tahun 2025 ttg Petunjuk Teknis Pendampingan Masyarkat...
PPT PROKER KKN MBKM 2025.ppPtxPPT PROKER
renstra opd berdasrkan permndagri 86.pptx
PPT sync 1 (satu) Agenda 1 (satu) H2.pdf
PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT TENTANG SHS 2025.pdf
pembentukan kepribadian menurut aliran psikologi 1 (2).pptx
fix_IDSRF_rakor 30 Juli 25 Holiday Inn Bdg.pdf
Paparan Profil RSU Adhyaksa 2025[1].pptx
Penerapan management ASN pada pengelolaan sampah konstruksi
Disiplin PNS Materi di Indonesia_BKN Share
20241126 Permendagri Nomor 15 Tahun 2024.pptx
Tugas TAP Paparan Dimensi Kebijakan dan Dimensi Kinerja[1].pdf
MBD_JIWA KOTA AMBMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMON - Copy.pptx
20240719 - RINCIAN PPDD isu prioritas 2025.pptx
LPJ KOPERASI SUMBER NUSANTARA JAYA IBU KOTA NUSANTARA
Tugas Paparan Keuangan Negara dalam Kebijakan Publik
Profile Koperasi Desa Merah Putih Cikole
Modul-Pelatihan-Pengawasan-Pembangunan-Desa-dan-Keuangan-Desa1.pptx
INITIAL ASdasdasdasdaDdsSSESSMENT POLKESTA 2025.pptx
Materi Verval dan Pendataan Keluarga 2025.pptx
Ad

4. Membuat Rancangan Penelitian.pptx paparan terkait membuat rancangan penelitian standar

  • 2. A. KETERPADUAN KOMPONEN : 1. Judul Penelitian 2. Latar Belakang dan Rumusan masalah penelitian 3. Ladasan Teori 4. Kerangka Pemikiran 5. Hipotesis 6. Metode Penelitian
  • 3. 1. JUDUL PENELITIAN Judul sebuah penelitian baik secara eksplisit dan implisit harus mengandung komponen sebagai berikut : 1. Konsep/Variabel Penelitian Konsep/Variabel dalam judul penelitian merupakan komponen yang harus ada dalam judul. Biasanya konsep digunakan untuk penelitian Kualitatif/diskriftif Kualitatif sedangkan Variabel biasa nya untuk penelitian Kuantitatif. 2. Metode Penelitian Metode Penelitian dalam judul penelitian dapat terlihat secara eksplisit dan dapat secara implisit yang menunjukkan/mengisaratkan bahwa metode penelitian apa yang digunakan dalam penelitian tersebut 3. Obyek/Lokus Penelitian Obyek atau loskus penelitian biasanya tercantum secara eksplist dalam judul penelitian yang menunjukkan dapat menunjukkan wilayah dan unit analsis dari sebuah penelitian 4. Waktu Pelaksanaan Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dapat secara eksplisit dan dapat secara implisit terdapat dalam judul penelitian yang menunjukkan kapan data penelitian diperoleh dan digunakan dalam penelitian tersebut
  • 4. CONTOH JUDUL PENELITIAN 1. Judul Penelitian Kuantitatif Pengaruh sistem penggajian, pengembangan karir dan promosi, terhadap kepuasan kerja Pegawai di Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Sungailiat 2. Judul Penelitian Kualitatif /Diskriptif Kualitatif Implementasi Program Keluarga Harapan di Kabupaten Sungailiat Tahun 2020
  • 5. 2. LATAR BELAKANG MASALAH A, Memahami Dulu Apa Itu Latar Belakang Pada khakekatnya latar belakang merupakan suatu titik tolak dari apa yang akan disampaikan secara lebih luas. Lebih luas disini bukan berarti tanpa ada batasan. Batas-batas telah ditentukan sesuai permasalahan dan juga tujuan sehingga sifatnya mengikat terhadap isi latar belakang. Latar belakang atau suatu beground dari penelitian mengisyaratkan bahwa secara garis besar hal tersebut menjadi sasaran penelitian. Olehnya itu latar belakang merupakan suatu keadaan yang mendasari permasalahan penelitian. . Ada ruh dari suatu penelitian. Kalau boleh dikatakan bahwa ruh sebuah penelitian adalah permasalahan. Jadi latar belakang ini merupakan jembatan yang mengantarkan ruh tadi sehingga benar-benar penelitian tersebut lahir dari suatu fenomena dan membutuhkan analisis lebih lanjut. Membawa suatu kondisi tertentu kedalam sebuah penjelasan latar belakang, tentu membutuhkan alur yang sistimatis, sehingga apa yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian akan muncul seiring mengalirnya penjelasan tersebut.
  • 6. B. BAGAIMANA MENGGALI MASALAH Penelitian ilmiah selalu berangkat dari sebuah latar belakang yang menunjukkan adanya masalah yang layak diteliti yang mampu memberi sumbangan ganda, yaitu sumbangan pada pemerkayaan bidang ilmu yang diteliti serta sumbangan praktis dalam dunia empiris sehari- hari. Adapun dasar berpijak untuk mendapatkan masalah adanya Gap atau kesenjangan dari aspek sebagai berikut :
  • 7. 1. Emphirical Gap (kesenjangan fenomena) Masalah : penyimpangan sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu yang sesungguhnya terjadi. Mengamati data atau informasi yang menampakkan adanya masalah.
  • 8. 2. Research Gap (kesenjangan penelitian) Penelitian yang punya celah yaitu penelitian : belum berhasil menjawab masalah penelitian/hipotesisnya yang belum terbukti; hasilnya kontroversi; hasilnya masih menyisakan kelemahan atau keterbatasan, perlu penelitian lanjutan.
  • 9. 3. Theoritical Gap (kesenjangan teori) Ketidakmampuan sebuah teori dalam menjelaskan sebuah fenomena, oleh karena itu teori tersebut lalu dipertanyakan (Teori yang masih lemah)
  • 10. 4. Methodology Cap (kesenjangan Metodelogi) yaitu Metode yang digunakan dalam penelitian terdahulu belum memberikan kesimpulan yang akurat dan mewakili wilayah penelitian yang lebih luas, sehingga tidak dapat digunakan secara universal/general
  • 11. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN LATAR BELAKANG MASALAH 1. Menunjukkan Keadaan yang Ideal atau Kontemplasi Latar belakang perlu menyajikan kondisi yang sesuai dengan apa yang diinginkan dalam permasalahan penelitian. Mendorong untuk memahami benar asal usul dari mana datangnya masalah tersebut, sehingga begitu runtut yang membuat permasalahan menjadi terang benderang (artinya menjadi lebih jelas). Jangan sampai latar belakang yang telah dibaca dua sampai tiga paragraf namun belum dipahami kearah mana permasalahan penelitian ini. Ideal berarti menyangkut kecocokan dengan apa yang hendak di teliti. Jika sahabat ingin meneliti tentang kebiasaan masyarakat menggunakan alat tradisional, maka latar belakang juga mencoba menelusuri asal muasal kebiasaan itu, akhirnya bermuara pada satu atau beberapa masalah pokok yang penting diteliti.
  • 12. 2. Menyajikan Kondisi yang Sebenarnya (Faktual) Latar belakang hendaknya menyajikan kejadian-kejadian nyata. Memunculkan masalah dalam latar belakang bukan berarti memunculkan masalah yang tidak benar-benar terjadi. Justru masalah itu lahir dengan sendirinya dan itulah fenomena penting dan menarik yang mendorong dilakukannya penelitian. Jangan sampai masalah itu hanya angan-angan belaka dan sebenarnya sebuah kemungkinan. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN LATAR BELAKANG MASALAH
  • 13. 3. Membandingan K eadaan yang Ideal dengan Kondisi yang Sebenarnya (Faktual) Bandingkanlah antara K eadaan yang Ideal pada poin 1 dan Kondisi yang Sebenarnya (Faktual) pada poin 2. dan analisis mengapa ini terjadi. Jika terjadi perbedaan (baik positif ataupun negatif) antara K eadaan yang Ideal pada poin 1 dan Kondisi yang Sebenarnya (Faktual) maka disinilah terjadi suatu masalah empirik (Emprical Gap) Penelitian LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN LATAR BELAKANG MASALAH
  • 14. 4. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk penelitian kuantitatif dilanjutkan dengan menemukan dan memprediksikan faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya perbedaan tadi. Dasar untuk menemukannya adalah referensi teori, pendapat para pakar atau pendapat lain yang dapat dipertanggung jawabkan secara akademik LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN LATAR BELAKANG MASALAH
  • 15. 5. Sajikanlah Hasil-Hasil Penelitian Lain yang Telah Dicapai Alangkah menariknya sebuah latar belakang yang di dalamnya terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu. Ini akan menjadi dasar munculnya suatu kebaruan (novelty), baik kebaharuan riset, teoritis, metodelogis, sehingga memunculkan keunikan dari sebuah penelitian. Penelitian yang telah dilakukan pihak lain menjadi titik tolak dilakukannya pendalaman sehingga hasil penelitian benar- benar melengkapi kekurangan dari hasil penelitian sebelumnya. Cara menyajikannya juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga walaupun penyajiannya hanya sekilas, tetapi mampu menggambarkan apa yang telah di capai oleh penelitian terdahulu. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENYUSUN LATAR BELAKANG MASALAH
  • 16. PERUMUSAN MASALAH 1. Pengungkapan dan perumusan masalah sangat menentukan tahap penelitian selanjutnya 2. Masalah penelitian menentukan pendekatan, metode, dan teknik pengumpulan data apa yang akan dipakai serta kepada siapa penelitian dilakukan 3. Hasil penelitian sangat ditentukan cara dan ketepatan perumusan masalah
  • 17. A. BENTUK-BENTUK RUMUSAN MASALAH 1. Rumusan masalah deskriptif Kualitatif Rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih. Variable mandiri adalah variable yang berdiri sendiri. Contoh : Bagaimana Implementasi Program Keluarga Harapan di Kabupaten Sungailiat ?
  • 18. 2. Rumusan masalah Diskriftif Kuantitatif Pertanyaan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu atau lebih variable pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Contoh : Adakah perbedaan produktifitas kerja antara PNS, BUMN, dan swasta? (satu variabel pada 3 sampel).
  • 19. 3. Rumusan masalah asosiatif (Kuantitatif) Pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua atau lebih variable : 3.1. Hubungan simetris Hubungan antara dua atau lebih variable yang kebetulan munculnya sama. Contoh : Adakah hubungan antara Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai di Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Sungailiat
  • 20. 3.2. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik Hubungan yang saling mempengaruhi. Dengan demikian tidak diketahui mana variabel independen dan variabel dependen. Contoh : hubungan antara motivasi dengan prestasi. Dalam hal ini, motivasi dapat mempengaruhi prestasi dan sebaliknya prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
  • 21. 3.3. Hubungan kausal Hubungan yang bersifat sebab akibat. Dengan demikian ada variable independen (yang mempengaruhi) dan variabel dependen (yang dipengaruhi). Contoh : Adakah pengaruh system penggajian terhadap prestasi kerja Pegawai di Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Sungailiat
  • 22. TINJAUAN PUSTAKA 1. Usahakan pustaka terbaru, relevan, dan asli dari jurnal dan Penelitian yang relevan yang sudah dilakukan 2. Uraikan kajian pustaka yang menimbulkan gagasan yang mendasari penelitian yang dilakukan 3. Menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian 4. Uraikan yang menjadi landasan untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian
  • 23. KAJIAN JURNAL YANG RELEVAN NO. MATERI TUJUAN 1. Apakah ada kesamaan judul dan tapi ada perbedaan lokasi Dapat menjadi perbandingan secara empirik (Gap Empirik) 2. Apakah ada kesamaan Judul dan lokasi tapi ada Perbedaan Teori Dapat menjadi perbandingan secara Teoritis (Gap Teori) 3. Apakah ada kesamaan Judul, lokasi dan teori Perbedaan Metode Dapat menjadi perbandingan secara Metode penelitian (Gap Metodelogi) 4. Apakah ada kesamaan Judul, lokasi, teori dan metode penelitian Perbedaan kedalaman analisis Dapat menjadi perbandingan secara kedalaman analisis penelitian (Gap Reset)
  • 24. CARA MEMBAGUN KONSEP DAN VARIABEL DARI TEORI Fenomena Substational Teori Middle Range Teori Konsep Grand Teori Variabel Difinsi Ukuran Dimensi/Indikator
  • 25. TIP... DALAM MENYUSUN KAJIAN PUSTAKA 1. Diskripsi 2. interpretasi 3. Comparasi 4. Conclusi
  • 26. KERANGKA TEORITIS/PEMIKIRAN 1. Perlu suatu tinjauan pustaka untuk mendapatkan pemahaman teoritis dan permasalahan yang diteliti. 2. Memetakan yang telah dan belum dilakukan untuk mengisi kekurangan yang masih dapat diisi 3. Deskripsi kerangka teoritis serta hubungannya dengan masalah yang diteliti 4. Membangun Konstruksi Kerangka Teroritis dan Kerangka Pemikiran yang akan dipakai sebagai acuan dan pedoman penelitian 5. Di akhir uraian kerangka Teori/ pemikiran lazimnya dibuatkan gambar/skema/diagram yang menjelas dan berperan sebagai alur logika sistematika penelitian yang akan dilakukan
  • 27. Hipotesis 1. Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. 2. Jawaban sementara yang telah dipilih oleh peneliti untuk masalah yang sedang diteliti, yang kemudian dicek kebenarannya secara empirik melalui penelitian 3. Suatu jawaban juga yang dianggab besar kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar.
  • 28. METODE PENELITIAN Metode penelitian memuat: 1. Paradigma/disain penelitian yang digunakan 2. Unit Analisis 3. Variabel dalam penelitian 4. Populasi dan sampel, serta daerah penelitian 5. Teknik pengumpulan data dan analisis data 6. Cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian
  • 29. 1. Paradigma Penelitian/Model Penelitian: Pola hubungan antara variable yang akan diteliti. Pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah, teori yang digunakan, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis data yang akan digunakan.
  • 30. Penelitian Kuantitatif : (klasik-Positivist & Post Positivist- sederhana) Menguji teori dan pengembangkan teori yang telah ada, memulai penelitian dari teori Penelitian Kualitatif : (modern/ postmodern- kasuistik) Eksplorasi teori Mengembangkan teori baru, memulai penelitian tanpa teori Mixed Methods (postmodern-rumit) Melakukan akselerasi teoritik dan memecah-kan persoalan secara komprehensif. Bila peneliti menguasai metode kuantitatif dan metode kualitatif dengan baik Desain Penelitian
  • 32. WILAYAH PENELITIAN POSITIVISM QUANTITATIVE RESEARCH POST POSITIVISM DISKRIPTIF KUALITATIF/ QUASI KUALITATIF FENOMENOLOGI QUALITATIVE RESEARCH Wilayah Kuantitatif Wilayah Kuantitatif/ Kualitatif Wilayah Kualitatif
  • 33. 1. Paradikma sederhana Terdiri atas satu variable independent dan satu variable dependen. Contoh : kualitas alat dikaitkan dengan kualitas barang yang dihasilkan. 2. Paradigma sederhana berurutan Terdapat lebih dari dua variable, tetapi hubungannya masih sederhana. Contoh : kualitas input dikaitkan dengan kualitas proses dan selanjutnya dengan kualitas output.
  • 34. 3. Paradikma ganda dengan dua variable independen Terdapat dua variable independent dan satu variable dependen. Contoh : lingkungan keluarga dan demografi dikaitkan dengan keberhasilan usaha. 4. Paradikma ganda dengan tiga variable independent Terdapat tiga variable independent dan satu dependen. Contoh : kualitas mesin, gaya kepemimpinan dan system karier dikaitkan dengan produktifitas kerja.
  • 35. 5. Paradikma ganda dengan dua variable dependen. Terdapat satu variable independent dan dua variable dependen. Contoh : tingkat pendidikan dikaitkan dengan gaya kepemimpinan dan disiplin kerja.
  • 36. 6. Paradikma ganda dengan dua variable independent dan dua dependen Terdapat dua variable independen dan dua dependen. Contoh : kebersihan kereta dan kualitas pelayanan dikaitkan dengan jumlah tiket yang terjual dan kepuasan penumpang.
  • 37. 7. Paradikma jalur Terdapat dua atau lebih variable independent dan dua variable dependen. Contoh : status social ekonomi dan IQ dikaitkan dengan motivasi berprestasi dan selanjutnya dengan prestasi bisnis
  • 38. 2. Unit Analisis Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subyek penelitian. Contoh : penelitian ingin mengetahui metode mengajar yang banyak digunakan oleh guru-guru SMA.
  • 39. Obyek penelitian, subyek penelitian, dan sumber data penelitian” Obyek penelitian/variable penelitian : metode mengajar yang digunakan guru. Subyek penelitian : guru. Sumber data penelitian : guru (melalui angket/wawancara)
  • 40. Contoh : penelitian ingin mengetahui harga satuan produksi kaos singlet. Obyek penelitian/variable penelitian : harga satuan kaos singlet. Subyek penelitian : kaos singlet. Sumber data penelitian : direktur pabrik kaos.
  • 41. Contoh : penelitian ingin mengetahui kesejahteraan buruh pabrik kaos. Obyek penelitian/variable penelitian : kesejahteraan buruh pabrik. Subyek penelitian : buruh pabrik. Sumber data penelitian : buruh pabrik atau direktur pabrik. Subyek penelitian bisa berupa benda atau manusia.
  • 42. Guru, kaos singlet, buruh pabrik, sekolah, desa dsb : subyek penelitian yang dihitung sebagai satuan. Penelitian ingin mengambil guru sebagai unit analisis, dari 4 sekolah yang masing-masing gurunya ada 6 orang. Maka peneliti memiliki 24 subyek penelitian. Tetapi jika unit analisisnya sekolah, berarti peneliti memiliki 4 subyek penelitian.
  • 43. Subyek penelitian tidak selalu menjadi sumber data. Contoh : penelitian ingin mengetahui tentang gaya kepemimpinan direktur. Data dapat dikumpulkan dari suara para karyawan/bawahan.
  • 44. “Subyek penelitian, responden, dan informan” Subyek penelitian : subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti atau subyek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti.
  • 45. Responden : orang yang menanggapi; orang yang dimintai memberikan keterangan tentang fakta atau pendapat. Informan : orang yang memberikan informasi. Dengan demikian informan dapat dikatakan sama dengan responden. Instilah informan banyak digunakan dalam penelitian kualitatif.
  • 46. 3. Variabel “Konsep”. Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak fenomena sosial ataupun alamiah. Misalnya : migrasi, sikap terhadap kontrasepsi dsb, dalam penelitian kependudukan. Alat produksi, bahan-bahan mentah dsb, dalam penelitian ekonomi.
  • 47. “Variabels are empirical terms having two or more values”. Variabel adalah konsep yang nilainya bervariasi. ciri yang utama adalah konsep yang menjadi pusat perhatian penelitian.
  • 48. Macam-macam Variabel 1. Variabel independen (variable stimulus, predictor, antecedent, variable bebas, dan variable eksogen). Variable yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat).
  • 49. 2. Variabel dependen (variable output, criteria, konsekuen, variabel terikat, dan variabel indogen) variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, kerena adanya variabel bebas. 3. Variabel moderator (variabel independen kedua) memperkuat atau memperlemah hubungan antara variable independen dengan dependen. Contoh : jumlah anak (sebagai variable moderator), memperkuat atau memperlemah hubungan perilaku suami dengan istri.
  • 50. 4. Variabel intervening, merupakan variable antara/penyela yang terletak diantara variable independen dan dependen, sehingga variable independent tidak langsung mempengaruhi variable dependen. Contoh : penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur). Dalam hal ini variable interveningnya adalah gaya hidup, dan antara variable penghasilan dengan gaya hidup, terdapat variable moderator, yaitu lingkungan tempat tinggal.
  • 51. 5. Variabel control, variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independent terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel ini sering digunakan oleh peneliti yang melakukan penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimen. Contoh : jenis pendidikan (SMU dan SMK), sebagai variabel independent dikaitkan dengan ketrampilan pemasaran (sebgai variabel dependen). Variabel kontrol yang ditetapkan sama, misalnya : produk yang dipasarkan, alat yang digunakan, maupun ruang/tempat pemasaran.
  • 52. JENIS-JENIS VARIABEL 3. Berdasarkan dapat tidaknya dimanipulasi /dikendalikan a. Variabel aktif (variabel non subjek) : yang dapat dikendalikan, misal : temperatur alat, tekanan b. variabel atribut (variabel subjek) : yang tidak dapat dikendalikan, yaitu peneliti tidak dapat melakukan perubahan yang menyangkut variabel pada subjek penelitian, misal : umur, temperatur ruangan
  • 53. POPULASI Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani tambak. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan petani tambak adalah pemilik dan pengelola bisnis keluarga (family business) di bidang tambak udang baik yang dikelola secara tradisional/tambak organic, maupun yang dikelola secara semi organik yang berada di Kabupaten A Jawa Timur yang tersebar di 8 kecamatan dari 18 kecamatan yang ada di Kabupaten A yang seluruhnya berjumlah 2.917 orang. Delapan kecamatan yang memiliki wilayah tambak terdiri atas : Kecamatan A1 Kecamatan A2, Kecamatan A3, Kecamatan A4, Kecamatan A5, Kecamatan A6, Kecamatan A7, dan Kecamatan A8. Dengan demikian populasi targetnya sebesar 2.917 petani tambak.
  • 54. SAMPEL Mengingat jumlah populasi pada masing-masing kecamatan tidak sama dan agar penentuan jumlah sampel representatif/cukup terwakili pada tiap-tiap kecamatan, maka sampel diambil dengan menggunakan teknik area sampling acak (area random sampling). Yang dimasukkan sampel dalam penelitian ini hanya pemilik dan pengelola tambak yang berjenis kelamin laki-laki saja. Hal ini dikarenakan sesuai dengan observasi pendahuluan bahwa pada umumnya usaha tambak dimiliki oleh laki-laki. Disamping itu yang dimaksud orang tua dalam penelitian ini adalah orang tua yang laki-laki ayau ayah. Sampel diambil dengan tidak memperhatikan jenis kepemilikan tambak. Jenis kepemilikan tambak dibedakan menjadi dua yaitu kepemilikan dari warisan dan kepemilikan dari beli / sewa dan juga tidak membedakan agama, etnis pemilik usaha tambak, maupun letak geografis lahan tambak.
  • 55. A. UKURAN SAMPEL Menurut Mercado (1998), bahwa besarnya ukuran sampel yang diperlukan untuk finite population (confidence limits and specified reliability limite, dalam sampling), dinyatakan dalam prosentase (%), yaitu 95% confidence interval (0.95), untuk populasi 2.500-3.000 adalah sebanyak 192 sampel. Ukuran sampel ditentukan secara proporsional dengan memperhatikan jumlah keluarga petani tambak di masing-masing kecamatan.
  • 56. B. KERANGKA SAMPEL (SAMPLING FRAME) Kerangka sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah semua orang tua/pemilik dan pengelola usaha keluarga petani tambak pada skala usaha kecil dan menengah yang tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten A Jawa Timur. Untuk menentukan jumlah sampel pada tiap-tiap kecamatan atau subpopulasi (kecamatan yang dihuni oleh para pemilik atau pengelola usaha tambak), diperlukan satuan yang disebut sample fraction (fi) (Umar, 1998 ). Nilai fi dihitung dengan rumus sebagai berikut : N i f i = ------- N Keterangan : f i = sampel fraction tiap-tiap subpopulasi N i = subpopulasi (populasi tiap-tiap kecamatan) N = populasi (2.917)
  • 57. JENIS DATA PENELITIAN 1. Menurut sumber pengambilannya a. Data primer : dikumpulkan langsung di lapangan oleh peneliti. Disebut juga data asli atau data baru. Contoh : data kuesioner, data survei, data penelitian di laboratorium dsb b. Data sekunder : dari sumber-sumber yang telah ada seperti buku-buku literatur, BPS dsb
  • 58. JENIS DATA PENELITIAN 2. Menurut waktu pengumpulannya a. data berkala (time series) : data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan, misal : data impor bahan kimia selama 10 tahun terakhir b. data kerat lintang (cross section) : data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu keadaan pada waktu itu
  • 59. JENIS DATA PENELITIAN 3. Menurut sifatnya a. data kualitatif : data yang tidak berbentuk bilangan mis : jenis kelamin, agama, dsb b. data kuantitatif : data yang berbentuk bilangan misal : tinggi, panjang, temperatur, dsb
  • 60. TEKNIK ANALISIS DATA AKAN DIJELASKAN TERSENDIRI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN