0
Almt : Jl. Pendidikan Km. 8 Sorong – Papua Barat, Telp. (0951) 321550
1
Proyek : Aklivasi Pengalaman Beragama Siswa
Tempat/lokasi : SMK Negeri 1 Sorong – Papua Barat
Alamat : Jl. Pendidikan Km. 8 Sorong – Papua Barat
Pelaksana : Drs. Arbangi
A. Latar belakang
Pendidikan agama di sekolah bukan hanya melalui pengajaran
ilmu pengetahuan (kognitinif) saja di dalam kelas , bersifat normatif,
tekstual, deduktif saja. Pembelajaran agama yang terpenting adalah
pembentukan sikap dan kepribadian yang dilakukan melalui pembiasaan
melalui berbagai pengalaman secara langsung, dengan menghadapkan
peserta didik pada situasi-situasi praktis.
Konteks dari kata pendidikan adalah pemberilan latihan,
pembinaan dan pembiasaan, bukan pemberian pengetahuan. Pembentukan
sikap dan/ atau kepribadian peserta didik melalui pembelajaran Agama
Islam di sekolah-sekolah umum jauh lebih penting dari sekedar membekali
dengan pengetahuan keagamaa. Sedangkan materi ajar yang berkaitan
dengan pengetahuan, hanya sebatas pengenalan, dan peserta didik tidak
ditargetkan untuk menjadi ahli agama.
Pengalaman beragama (Religious experience) adalah sebagai dasar
(langkah utama dan pertama) untuk membawa anak pada kepribadian yang
sadar dalam menjalankan agama (Religious consciousness), dan kemudian
suatu kepribadian / akhlak yang menjadikan agama sebagai sumber
pegangan dalam kehidupannya (Religious reverence).
Pembelajaran pendidikan agama dengan system konvensional,
tidak akan menghasilkan yang berarti, baik pengetahuan agama maupun
pembentukan sikap/perilaku. Hal demikian dapat dianlisa dari rasio antara
, jumlah 2 (dua) jam belajar agama yang tersedia/ Minggu : jumlah peserta
didik: muatan kurikulum, standar kompetensi dan kompetensi dasar:
2
jumlah waktu peserta didik bergaul di luar jam agama, dapat diyakini bahwa,
pendidikan agam Islam di sekolah umum tidak akan melahirkan manusia
sebagaimana yang diimpikan.
Penggiatan pengalaman beragama tidak hanya berlaku bagi peserta didik,
melainkan juga bagi seluruh warga sekolah, yaitu pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya. Dengan demikian, dapat dijadikan media untuk
membudayakan agama di lingkungan sekolah.
Pendidikan agama juga perlu bimbingan untuk penghayatan dan
pengamalan (afektif dan psykhomotorik) di luar kelas, yang bersifat empiris dan
humanistis. Bimbingan untuk penghayatan dan pengamalan agama di perlukan
waktu untuk praktek dan pembiasaan amalan agama secara sistematis, perlu juga
di lakukan di luar kelas. Untuk mengembangkan penghayatan dan pengamalan
agama juga diperlukan suasana yang secara tidak langsung menciptakan
pembiasaan (pembudayaan) yang terkontrol di lingkungan sekolah.
B. Permasalahan
1. Mengapa pengembangan budaya Keberagamaan di SMK Negeri 1
Sorong perlu di lakukan?
2. Langkah apa yang diterapkan dalam pembudayaan keberagamaan di
SMK Negeri 1 Sorong bisa berjalan secara efektif dan efisien?
C. Maksud dan Tujuan
1. Pembiasaan melakukan kebersamaan/kerjasama, saling tolong
menolong, saling menghargai dan menghormati, baik antara guru
dengan guru, guru dengan siswa maupun antara sesama siswa, sehingga
tercipta budaya keberagamaan di sekolah dan terwujud sebuah
lingkungan pendidikan yang kondusif.
2. Membiasakan hidup yang penuh dengan kesabaran, istiqamah dan
keikhlasan dalam segenap tindakan atas dasar jalinan ukuwah
3
Islamiyah. serta Terciptanya budaya keberagamaan di sekolah sehingga
akan terwujudlah sebuah lingkungan pendidikan yang kondusif.
3. Terbinanya ukhuwah Islamiyah yang solid, yang tidak lagi memandang
berbagai perbedaan dalam semua hal, baik pangkat/jabatan,
kaya/miskin, tua/muda, dari suku/etnis mana dan lain-lain.
4. Membiasakan peserta didik dan guru untuk selalu berdzikkir, membaca
al-Qur’an, shalat berjama’ah, mendengarkan tausiah tentang pesan-
pesan Islam kepada manusia sebagai makhluk Allah SWT di Bumi.
5. Membiasakan peserta didik maupun guru untuk bersedekah, yang hasil
pengumpulannya dapat dipakai untuk membantu yang pembiayaan
siswa yang miskin, yang mendapat musibah maupun untuk kepentingan
syi’ar Islam, dan hikmah-hikmah lain.
6. Membiasakan peserta didik bermusyawarah, merencanakan dan
melaksanakan program dakwah, dan Terciptanya budaya
keberagamaan di sekolah sehingga akan terwujudlah sebuah
lingkungan pendidikan yang kondusif.
D. Sarana dan prasarana yang diperlukan
1. Tempat ibadah, Luas 225 m2…………..…….………Rp. 300 000 000
2. Tempat wudhu dan kamar mandi , Luas 18 m2………Rp. 30 000 000
3. Sumber air/sumur bor,……………………………….. Rp. 15 000 000
4. Pengeras suara, ……………………………………… Rp. 5 000 000
5. Podium / Mimbar, …………………………………… Rp. 3 000 000
6. LCD Proyektor,……………………………………… Rp. 9 000 000
Total…………………………………………………...Rp. 362 000 000
F. Support (dukungan)
1. Dukungan Guru yang beragama Islam
2. Dukungan kebijakan pimpinan sekolah
4
3. Dukungan Dinas pendidikan / Pemda
4. Dukungan komite sekolah
5. Dukungan pengawas sekolah
6. Dukungan orang tua / wali dan masyarakat lingkungan
7. Dukungan warga sekolah
G. Kesiapan
1. Sarana ibadah dan sarana pendukung belum tersedia
2. Dukungan dari Pemda beserta jajarannya, pimpinan sekolah dan warga
sekolah belum ada.
H. Jenis Kegiatan
Berdasarkan inventarisasi di SMK Negeri 1 Sorong, maka beberapa jenis
kegiatan pengembangan budaya keberagamaan antara lain:
1. Kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap hari (Senin-Kamis) adalah shalat
berjama’ah yang di dalamnya terdapat kegiatan :
a. Tadarus al-Qur’an dan mentoring baca al-Qur’an
b. Dzikir dan do’a (selesai shalat berjama’ah)
c. Kultum (dilakukan oleh siswa) dilanjutkan dengan tanya jawab
2. Kegiatan Insidental terstruktur
a. Kunjungan ke Pesantren dan panti asuhan
b. Bakti social ke Masjid, makam
c. Mengadakan Bazar amal
d. Pesantren kilat
e. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
I. Kerangka teori
a. Konsep dan strategi
5
1). Pada awal tahun pelajaran guru agama mengadakan tes baca al-
Qur’an bagi siswa baru, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui siswa-
siswa yang belum bisa membaca al-Qur’an, sehingga perlu diadakan
pembinaan secara khusus.
2). Guru agama mempersiapkan bahan ajar dalam bentuk
diktat/modul, atau disusun sebagaimana buku khutbah yang dapat
disampaikan setiap pertemuan oleh guru/siswa, dan disertakan pula bahan
ajar dalam bentuk CD, mengingat siswa banyak berhubungan dengan
computer, serta menyusun materi pelajaran yang akan ditugaskan kepada
peserta didik, dan instrument lainnya yang mendukung kelengkapan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan “ IT” (Teknologi
Informasi).
3). GPAI melakukan penyusunan kegiatan pembelajaran dengan
tetap mempertimbangkan prinsip fleksibilitas, efisiensi dan pragmatisasi
materi ajar. Perangkat lainnya yang harus dipersiapkan, seperti lembar
pengamatan /kontrol-evaluasi ketercapaian hasil.
4). Dalam melaksanakan kegiatan GPAI mengutamakan koordinasi
dan kerjasama dengan guru bidang studi lain (Team Teaching), serta
dengan pihak-pihak lain, seperti masyarakat (tokoh agama dan
masyarakat) serta mana yang dianggap perlu.
5). Pembelajaran agama (bagi yang Islam) dilaksanakan pada
setiap jam shalat Dhuhur/sesuai yang dijadwalkan, dan/ atau jika siswa
berlebihan dapat dilakukan dengan dua tahapan, atau pada jam sebelum
Dhuhur melalui kegiatan shalat “Dhuha” . Sedangkan yang beragama
non-Islam menyesuaikan. Materi pembelajaran meliputi : Tadarus Al-
Qur’an, Shalat Dhuhur berjama’ah, Infaq, Dzikir, Do’a, Kultum
(berkaitan dengan materi ajar yang sudah dikemas secara terstruktur, dan
disampaikan oleh peserta didik sesuai penjadwalan), tanya jawab, diskusi
tentang program, dan lain-lain.
6). Penggunakan pendekatan Teknologi. Teknologi dalam
pembelajaran berperan sebagai unsur penunjang komunikasi dari pemberi
6
pesan kepada penerima pesan, sehingga memungkinkan terjadinya perubahan
tingkah laku yang bersumber dari buah pengalaman belajar. Teknologi pendidikan
merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat
bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar. Teknologi
pendidikan juga sebagai suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang
pendidikan, karena belajar mengajar merupakan problema yang harus dihadapi
secara professional, rasional dan ilmiah.
Penggunaan teknologi dalam pendidikan sebagai salah satu dari berbagai
macam metodologi dalam pemelajaran, yang intinya mencari cara-cara termudah,
efektif dan efisien dalam mentransfer pengetahuan kepada anak didik. Dua makna
yang mendasar tentang teknologi pendidikan, yakni pertama ; Teknologi
pendidikan dimaknai sebagai metode yang di dalamnya memuat berbagai teknik,
pendekatan, penetapan langkah dan waktu, dan unsur-unsur penunjang lainnya
yang relevan utnuk dapat dipergunakan. Dan pengertian seperti ini sudah
berlangsung sejak lama dalam proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan.
Kedua ; teknologi dimaknai sebagai suatu cara mengajar dengan menggunakan
alat-alat modern, hasil pengembangan teknologi informasi yang dapat
diformulasikan penggunaannya dalam dunia pendidikan.
Pembelajaran PAI dengan menggunakan fasilitas IT dapat diprogramkan,
yakni melalui bekerjasama dengan guru KKPI dalam scop yang terbatas. Materi
Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dengan konsep ini cukup
memadai, sehingga pemanfaatan IT pada PAI dapat menggunakan sisipan waktu
pada pelajaran KKPI.
7). Menyiapkan perangkat-perangkat dalam pembelajaran praktis, yakni ;
Perangkat yang disiapkan oleh guru dibantu siswa adalah : absensi, lembar bacaan
Dzikir dan Do’a, dan lembar materi pelajaran yang akan disampaikan oleh siswa
(secara bergilir) yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang disusun oleh
satuan pendidikan, serta fasilitas lain yang mendukung. Dalam hal ini guru-guru
dan tenaga kependidikan lainnya yang beragama Islam dapat bersama-sama
melaksanakan sholat berjama’ah, terlibat dalam pengawasan dan lain sebagainya.
b. Problema dan solusinya
7
1). Tidak terpenuhinya sarana dan prasarana ibadah yang ada di
sekolah, solusinya adalah, pertama, sekolah segera mengadakan fasilitas
tersebut dengan bekerjasama dengan berbagai pihak seperti masyarakat
atau orang tua/wali, Departemen Agama, Pemda dan yang lainnya, kedua,
dengan menggunakan fasilitas yang ada di lingkungan sekolah,
bekerjasama dengan masyarakat.
2). Jika jumlah peserta didik terlalu besar, solusinya adalah,
pertama dengan roling, kedua dengan membagi dalam beberapa kelompok
dibawah naungan guru yang diberi tanggung jawab, dan dengan
menggunakan fasilitas ruang kelas, dan/ atau melalui penggiatan shalat
“Dhuha”.
Konsep tersebut di atas sudah mencakup seluruh komponen standar
kompetensi (SK) dan kompepenti dasar (KD) yang disusun BSNP. Dan
konsep ini hanyalah merupakan presepsi yang masih bersifat fleksibel,
bukan suatu tuntutan yang wajib untuk dilaksanakan. Jika kesulitan untuk
melaksanakan karena faktor penunjang lainnya seperti tidak adanya tempat
ibadah, jauh dari tempat ibadah atau yang lainnya, maka jam belajar
agama dapat dikembalikan seperti biasanya, tetap terstruktur 2 jam per
Minggu, dan waktunya disesuaikan.
c. Pertimbangan penyusunan bahan ajar
Mengingat bahwa kebijakan kurikulum yang dicanangkan
pemerintah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, maka pada
dasarnya penyusunan bahan ajar, mutlak dapat dilakukan sepenuhnya oleh
guru bidang studi tanpa harus adanya keterikatan dengan model silabus
yang dibuat BSNP, terlebih lagi dalam penyelenggaraannya.
Hal demikian dapat dilakukan, dan bukan suatu pelanggaran dari
PERMENDIKNAS Pasal 1 ayat 4 yang menyatakan bahwa “Satuan
pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan DEPDIKNAS bersama unit utama terkait”.
Penutup
8
Demikian perencanaan pelaksanaan “Penggiatan Pengalaman Beragama
Siswa” di SMK negeri 1 Sorong – Papua Barat. Besar harapan akan dukungan
dari berbagai pihak yang terkait demi kesuksesan kegiatan.
Sorong, 14 Mei 2010

More Related Content

PPTX
4 turunan
PPTX
Uji perbedaan uji chi kuadrat
PDF
Final MA_MAT_Adi_SMA_F+_2.pdf
PPT
Persamaan ellips
PDF
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
DOCX
Analisis Rill Tugas 3.5
PPTX
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
PDF
Aljabar matriks-its
4 turunan
Uji perbedaan uji chi kuadrat
Final MA_MAT_Adi_SMA_F+_2.pdf
Persamaan ellips
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Analisis Rill Tugas 3.5
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
Aljabar matriks-its

What's hot (7)

PPTX
Jenis jenis bahan baku kaleng
PPTX
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
PPTX
BIAYA PRODUKSI PENGANTAR EKONOMI
PPTX
kalkulus 2 pertemuan 2 notasi jumlah dan sigma dan pendahuluan luas.pptx
PDF
Makalah transformasi balikan
PDF
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
PPTX
Turunan fungsi aljabar Kelas XI matematika wajib.pptx
Jenis jenis bahan baku kaleng
PENERAPAN METODE PERAMALAN SARIMA (SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING ...
BIAYA PRODUKSI PENGANTAR EKONOMI
kalkulus 2 pertemuan 2 notasi jumlah dan sigma dan pendahuluan luas.pptx
Makalah transformasi balikan
Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di Indonesia
Turunan fungsi aljabar Kelas XI matematika wajib.pptx
Ad

Viewers also liked (12)

DOCX
USO MAL INTENCIONADO DE LOS DRONES.
PPTX
Tecnología y Discapacidad.
DOCX
Historia y el
PPT
балагазинова айгерим+репетиторства+языковеды
PDF
NUH HFMA Award 2015
PDF
DOCX
Budget 2016
PPT
Brand Study of H&M
DOC
Contoh rph 1
PDF
«Уг гарбалаа сахия». Возродим свою родословную
PDF
Лёгкий и деревянный кот
PDF
Өөртөө табиһан асуудал
USO MAL INTENCIONADO DE LOS DRONES.
Tecnología y Discapacidad.
Historia y el
балагазинова айгерим+репетиторства+языковеды
NUH HFMA Award 2015
Budget 2016
Brand Study of H&M
Contoh rph 1
«Уг гарбалаа сахия». Возродим свою родословную
Лёгкий и деревянный кот
Өөртөө табиһан асуудал
Ad

Similar to Action plan pai (20)

PDF
PROGRAM PENGEMBANAGN PAI SDN SAYANA 2024-2025.pdf
DOCX
DOC
Paradigma guru pai pada sekolah
PDF
Bab%203(2)
PDF
DOCX
Isi 2 jadi
PDF
Contoh Proposal Skripsii
PPTX
PPT URGENSI PAIhdjdbdjdndjdbdinndjbfk.pptx
DOCX
Isi 2
DOCX
Isi 2 jadi copy
PDF
G000060008
DOCX
ANALISA BAHAN AJAR KB4 SKP.docx
PPTX
peran pesanren kilat di smk dalam .pptx
PPTX
PESANTREN_KILAT_SANLAT.pptx
PPT
PPTX
Pendidikan Agama Inklusif VS Pendidikan Eksklusif fika.pptx
DOCX
30 silabus-pendidikan-agama-islam-dan-budi-pekerti-sma versi-140216
DOCX
30 silabus-pendidikan-agama-islam-dan-budi-pekerti-sma versi-140216
DOC
Pendidikan
DOCX
MODUL AJAR PBL materi indahnya keragaman
PROGRAM PENGEMBANAGN PAI SDN SAYANA 2024-2025.pdf
Paradigma guru pai pada sekolah
Bab%203(2)
Isi 2 jadi
Contoh Proposal Skripsii
PPT URGENSI PAIhdjdbdjdndjdbdinndjbfk.pptx
Isi 2
Isi 2 jadi copy
G000060008
ANALISA BAHAN AJAR KB4 SKP.docx
peran pesanren kilat di smk dalam .pptx
PESANTREN_KILAT_SANLAT.pptx
Pendidikan Agama Inklusif VS Pendidikan Eksklusif fika.pptx
30 silabus-pendidikan-agama-islam-dan-budi-pekerti-sma versi-140216
30 silabus-pendidikan-agama-islam-dan-budi-pekerti-sma versi-140216
Pendidikan
MODUL AJAR PBL materi indahnya keragaman

Recently uploaded (20)

DOCX
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
PPTX
Bahan Ajar PAI 8 BAB 2 iman kepada kitab Allah.pptx
PDF
Asal-usul Postmodernitas & materi singkat.pdf
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Kerajinan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
PPTX
02F - Orientasi Pelatihan Koding dan kecerdasan artificial
PPTX
Pembahasan Lengkap Trigonometri_ppt.pptx
PPTX
893548301-Panduan-Kokurikuler-Tahun_2025.pptx
PPTX
Penguatan Pertemuan1 OJT koding dan kecerdasan artificial
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
DOCX
Power poit Rubrik Penilaian LK 8 KP 6.docx
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Informatika Kelas X SMA Terbaru 2025
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 1 Kurikulum Merdeka
PDF
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
PPTX
PPK - XII AKL KD KEWIRAUSAHAAN SMK1.pptx
PDF
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
PPTX
Mengkritisi Informasi tentang Tokoh.pptx
PDF
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
PPTX
8-Bahan Paparan Smart ASN Latsar CPNS agenda III
PPTX
Kokurikuler_Berbasis_Proyek_Lintas_Disiplin_ilmu.pptx
PDF
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Bahan Ajar PAI 8 BAB 2 iman kepada kitab Allah.pptx
Asal-usul Postmodernitas & materi singkat.pdf
Modul Ajar Deep Learning PKWU Kerajinan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
02F - Orientasi Pelatihan Koding dan kecerdasan artificial
Pembahasan Lengkap Trigonometri_ppt.pptx
893548301-Panduan-Kokurikuler-Tahun_2025.pptx
Penguatan Pertemuan1 OJT koding dan kecerdasan artificial
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
Power poit Rubrik Penilaian LK 8 KP 6.docx
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Informatika Kelas X SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
PPK - XII AKL KD KEWIRAUSAHAAN SMK1.pptx
Aminullah Assagaf_B34_Statistik Ekonometrika_PLS SPSS.pdf
Mengkritisi Informasi tentang Tokoh.pptx
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
8-Bahan Paparan Smart ASN Latsar CPNS agenda III
Kokurikuler_Berbasis_Proyek_Lintas_Disiplin_ilmu.pptx
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 1 Kurikulum Merdeka

Action plan pai

  • 1. 0 Almt : Jl. Pendidikan Km. 8 Sorong – Papua Barat, Telp. (0951) 321550
  • 2. 1 Proyek : Aklivasi Pengalaman Beragama Siswa Tempat/lokasi : SMK Negeri 1 Sorong – Papua Barat Alamat : Jl. Pendidikan Km. 8 Sorong – Papua Barat Pelaksana : Drs. Arbangi A. Latar belakang Pendidikan agama di sekolah bukan hanya melalui pengajaran ilmu pengetahuan (kognitinif) saja di dalam kelas , bersifat normatif, tekstual, deduktif saja. Pembelajaran agama yang terpenting adalah pembentukan sikap dan kepribadian yang dilakukan melalui pembiasaan melalui berbagai pengalaman secara langsung, dengan menghadapkan peserta didik pada situasi-situasi praktis. Konteks dari kata pendidikan adalah pemberilan latihan, pembinaan dan pembiasaan, bukan pemberian pengetahuan. Pembentukan sikap dan/ atau kepribadian peserta didik melalui pembelajaran Agama Islam di sekolah-sekolah umum jauh lebih penting dari sekedar membekali dengan pengetahuan keagamaa. Sedangkan materi ajar yang berkaitan dengan pengetahuan, hanya sebatas pengenalan, dan peserta didik tidak ditargetkan untuk menjadi ahli agama. Pengalaman beragama (Religious experience) adalah sebagai dasar (langkah utama dan pertama) untuk membawa anak pada kepribadian yang sadar dalam menjalankan agama (Religious consciousness), dan kemudian suatu kepribadian / akhlak yang menjadikan agama sebagai sumber pegangan dalam kehidupannya (Religious reverence). Pembelajaran pendidikan agama dengan system konvensional, tidak akan menghasilkan yang berarti, baik pengetahuan agama maupun pembentukan sikap/perilaku. Hal demikian dapat dianlisa dari rasio antara , jumlah 2 (dua) jam belajar agama yang tersedia/ Minggu : jumlah peserta didik: muatan kurikulum, standar kompetensi dan kompetensi dasar:
  • 3. 2 jumlah waktu peserta didik bergaul di luar jam agama, dapat diyakini bahwa, pendidikan agam Islam di sekolah umum tidak akan melahirkan manusia sebagaimana yang diimpikan. Penggiatan pengalaman beragama tidak hanya berlaku bagi peserta didik, melainkan juga bagi seluruh warga sekolah, yaitu pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Dengan demikian, dapat dijadikan media untuk membudayakan agama di lingkungan sekolah. Pendidikan agama juga perlu bimbingan untuk penghayatan dan pengamalan (afektif dan psykhomotorik) di luar kelas, yang bersifat empiris dan humanistis. Bimbingan untuk penghayatan dan pengamalan agama di perlukan waktu untuk praktek dan pembiasaan amalan agama secara sistematis, perlu juga di lakukan di luar kelas. Untuk mengembangkan penghayatan dan pengamalan agama juga diperlukan suasana yang secara tidak langsung menciptakan pembiasaan (pembudayaan) yang terkontrol di lingkungan sekolah. B. Permasalahan 1. Mengapa pengembangan budaya Keberagamaan di SMK Negeri 1 Sorong perlu di lakukan? 2. Langkah apa yang diterapkan dalam pembudayaan keberagamaan di SMK Negeri 1 Sorong bisa berjalan secara efektif dan efisien? C. Maksud dan Tujuan 1. Pembiasaan melakukan kebersamaan/kerjasama, saling tolong menolong, saling menghargai dan menghormati, baik antara guru dengan guru, guru dengan siswa maupun antara sesama siswa, sehingga tercipta budaya keberagamaan di sekolah dan terwujud sebuah lingkungan pendidikan yang kondusif. 2. Membiasakan hidup yang penuh dengan kesabaran, istiqamah dan keikhlasan dalam segenap tindakan atas dasar jalinan ukuwah
  • 4. 3 Islamiyah. serta Terciptanya budaya keberagamaan di sekolah sehingga akan terwujudlah sebuah lingkungan pendidikan yang kondusif. 3. Terbinanya ukhuwah Islamiyah yang solid, yang tidak lagi memandang berbagai perbedaan dalam semua hal, baik pangkat/jabatan, kaya/miskin, tua/muda, dari suku/etnis mana dan lain-lain. 4. Membiasakan peserta didik dan guru untuk selalu berdzikkir, membaca al-Qur’an, shalat berjama’ah, mendengarkan tausiah tentang pesan- pesan Islam kepada manusia sebagai makhluk Allah SWT di Bumi. 5. Membiasakan peserta didik maupun guru untuk bersedekah, yang hasil pengumpulannya dapat dipakai untuk membantu yang pembiayaan siswa yang miskin, yang mendapat musibah maupun untuk kepentingan syi’ar Islam, dan hikmah-hikmah lain. 6. Membiasakan peserta didik bermusyawarah, merencanakan dan melaksanakan program dakwah, dan Terciptanya budaya keberagamaan di sekolah sehingga akan terwujudlah sebuah lingkungan pendidikan yang kondusif. D. Sarana dan prasarana yang diperlukan 1. Tempat ibadah, Luas 225 m2…………..…….………Rp. 300 000 000 2. Tempat wudhu dan kamar mandi , Luas 18 m2………Rp. 30 000 000 3. Sumber air/sumur bor,……………………………….. Rp. 15 000 000 4. Pengeras suara, ……………………………………… Rp. 5 000 000 5. Podium / Mimbar, …………………………………… Rp. 3 000 000 6. LCD Proyektor,……………………………………… Rp. 9 000 000 Total…………………………………………………...Rp. 362 000 000 F. Support (dukungan) 1. Dukungan Guru yang beragama Islam 2. Dukungan kebijakan pimpinan sekolah
  • 5. 4 3. Dukungan Dinas pendidikan / Pemda 4. Dukungan komite sekolah 5. Dukungan pengawas sekolah 6. Dukungan orang tua / wali dan masyarakat lingkungan 7. Dukungan warga sekolah G. Kesiapan 1. Sarana ibadah dan sarana pendukung belum tersedia 2. Dukungan dari Pemda beserta jajarannya, pimpinan sekolah dan warga sekolah belum ada. H. Jenis Kegiatan Berdasarkan inventarisasi di SMK Negeri 1 Sorong, maka beberapa jenis kegiatan pengembangan budaya keberagamaan antara lain: 1. Kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap hari (Senin-Kamis) adalah shalat berjama’ah yang di dalamnya terdapat kegiatan : a. Tadarus al-Qur’an dan mentoring baca al-Qur’an b. Dzikir dan do’a (selesai shalat berjama’ah) c. Kultum (dilakukan oleh siswa) dilanjutkan dengan tanya jawab 2. Kegiatan Insidental terstruktur a. Kunjungan ke Pesantren dan panti asuhan b. Bakti social ke Masjid, makam c. Mengadakan Bazar amal d. Pesantren kilat e. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) I. Kerangka teori a. Konsep dan strategi
  • 6. 5 1). Pada awal tahun pelajaran guru agama mengadakan tes baca al- Qur’an bagi siswa baru, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui siswa- siswa yang belum bisa membaca al-Qur’an, sehingga perlu diadakan pembinaan secara khusus. 2). Guru agama mempersiapkan bahan ajar dalam bentuk diktat/modul, atau disusun sebagaimana buku khutbah yang dapat disampaikan setiap pertemuan oleh guru/siswa, dan disertakan pula bahan ajar dalam bentuk CD, mengingat siswa banyak berhubungan dengan computer, serta menyusun materi pelajaran yang akan ditugaskan kepada peserta didik, dan instrument lainnya yang mendukung kelengkapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan “ IT” (Teknologi Informasi). 3). GPAI melakukan penyusunan kegiatan pembelajaran dengan tetap mempertimbangkan prinsip fleksibilitas, efisiensi dan pragmatisasi materi ajar. Perangkat lainnya yang harus dipersiapkan, seperti lembar pengamatan /kontrol-evaluasi ketercapaian hasil. 4). Dalam melaksanakan kegiatan GPAI mengutamakan koordinasi dan kerjasama dengan guru bidang studi lain (Team Teaching), serta dengan pihak-pihak lain, seperti masyarakat (tokoh agama dan masyarakat) serta mana yang dianggap perlu. 5). Pembelajaran agama (bagi yang Islam) dilaksanakan pada setiap jam shalat Dhuhur/sesuai yang dijadwalkan, dan/ atau jika siswa berlebihan dapat dilakukan dengan dua tahapan, atau pada jam sebelum Dhuhur melalui kegiatan shalat “Dhuha” . Sedangkan yang beragama non-Islam menyesuaikan. Materi pembelajaran meliputi : Tadarus Al- Qur’an, Shalat Dhuhur berjama’ah, Infaq, Dzikir, Do’a, Kultum (berkaitan dengan materi ajar yang sudah dikemas secara terstruktur, dan disampaikan oleh peserta didik sesuai penjadwalan), tanya jawab, diskusi tentang program, dan lain-lain. 6). Penggunakan pendekatan Teknologi. Teknologi dalam pembelajaran berperan sebagai unsur penunjang komunikasi dari pemberi
  • 7. 6 pesan kepada penerima pesan, sehingga memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku yang bersumber dari buah pengalaman belajar. Teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar. Teknologi pendidikan juga sebagai suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan, karena belajar mengajar merupakan problema yang harus dihadapi secara professional, rasional dan ilmiah. Penggunaan teknologi dalam pendidikan sebagai salah satu dari berbagai macam metodologi dalam pemelajaran, yang intinya mencari cara-cara termudah, efektif dan efisien dalam mentransfer pengetahuan kepada anak didik. Dua makna yang mendasar tentang teknologi pendidikan, yakni pertama ; Teknologi pendidikan dimaknai sebagai metode yang di dalamnya memuat berbagai teknik, pendekatan, penetapan langkah dan waktu, dan unsur-unsur penunjang lainnya yang relevan utnuk dapat dipergunakan. Dan pengertian seperti ini sudah berlangsung sejak lama dalam proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan. Kedua ; teknologi dimaknai sebagai suatu cara mengajar dengan menggunakan alat-alat modern, hasil pengembangan teknologi informasi yang dapat diformulasikan penggunaannya dalam dunia pendidikan. Pembelajaran PAI dengan menggunakan fasilitas IT dapat diprogramkan, yakni melalui bekerjasama dengan guru KKPI dalam scop yang terbatas. Materi Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dengan konsep ini cukup memadai, sehingga pemanfaatan IT pada PAI dapat menggunakan sisipan waktu pada pelajaran KKPI. 7). Menyiapkan perangkat-perangkat dalam pembelajaran praktis, yakni ; Perangkat yang disiapkan oleh guru dibantu siswa adalah : absensi, lembar bacaan Dzikir dan Do’a, dan lembar materi pelajaran yang akan disampaikan oleh siswa (secara bergilir) yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan, serta fasilitas lain yang mendukung. Dalam hal ini guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya yang beragama Islam dapat bersama-sama melaksanakan sholat berjama’ah, terlibat dalam pengawasan dan lain sebagainya. b. Problema dan solusinya
  • 8. 7 1). Tidak terpenuhinya sarana dan prasarana ibadah yang ada di sekolah, solusinya adalah, pertama, sekolah segera mengadakan fasilitas tersebut dengan bekerjasama dengan berbagai pihak seperti masyarakat atau orang tua/wali, Departemen Agama, Pemda dan yang lainnya, kedua, dengan menggunakan fasilitas yang ada di lingkungan sekolah, bekerjasama dengan masyarakat. 2). Jika jumlah peserta didik terlalu besar, solusinya adalah, pertama dengan roling, kedua dengan membagi dalam beberapa kelompok dibawah naungan guru yang diberi tanggung jawab, dan dengan menggunakan fasilitas ruang kelas, dan/ atau melalui penggiatan shalat “Dhuha”. Konsep tersebut di atas sudah mencakup seluruh komponen standar kompetensi (SK) dan kompepenti dasar (KD) yang disusun BSNP. Dan konsep ini hanyalah merupakan presepsi yang masih bersifat fleksibel, bukan suatu tuntutan yang wajib untuk dilaksanakan. Jika kesulitan untuk melaksanakan karena faktor penunjang lainnya seperti tidak adanya tempat ibadah, jauh dari tempat ibadah atau yang lainnya, maka jam belajar agama dapat dikembalikan seperti biasanya, tetap terstruktur 2 jam per Minggu, dan waktunya disesuaikan. c. Pertimbangan penyusunan bahan ajar Mengingat bahwa kebijakan kurikulum yang dicanangkan pemerintah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, maka pada dasarnya penyusunan bahan ajar, mutlak dapat dilakukan sepenuhnya oleh guru bidang studi tanpa harus adanya keterikatan dengan model silabus yang dibuat BSNP, terlebih lagi dalam penyelenggaraannya. Hal demikian dapat dilakukan, dan bukan suatu pelanggaran dari PERMENDIKNAS Pasal 1 ayat 4 yang menyatakan bahwa “Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan DEPDIKNAS bersama unit utama terkait”. Penutup
  • 9. 8 Demikian perencanaan pelaksanaan “Penggiatan Pengalaman Beragama Siswa” di SMK negeri 1 Sorong – Papua Barat. Besar harapan akan dukungan dari berbagai pihak yang terkait demi kesuksesan kegiatan. Sorong, 14 Mei 2010