FILSAFAT ILMU
PENDIDIKAN
SUATU PENGANTAR
APA FILSAFAT ITU?
MEMAHAMI
DARI ARTI
SECARA
HARAFIAHNYA:
PHILOS-
SOPHIA YANG
ARTINYA LOVE
OF WISDOM
MEMAHAMI
DARI DEFINISI
PARA AHLI:
PLATO,
ARISTOTELES
KATTSOF,
WOOD HAUSE
DLL
CATATAN:
FILSAFAT ERAT KAITANNYA DENGAN DUNIA
PEMIKIRAN: BERFILSAFAT ADALAH BERPIKIR
DENGAN CIRI-CIRI TERTENTU. SEHINGGA
TIDAK SETIAP BERPIKIR BISA DISEBUT
BERFILSAFAT
FILSAFAT
SEBAGAI
KEGIATAN
TEORITIS
ILMIAH-
AKADEMIS
YANG TERJADI
DALAM DUNIA
ILMU
PENGETAHUAN
SEBAGAI
KEGIATAN
NON ILMIAH
KAITANNYA
DALAM
KEHIDUPAN
SEHARI-HARI DI
DALAM
MASYARAKAT
CATATAN:
KEDUANYA MERUPAKAN KEGIATAN MANUSIA
YANG MELIBATKAN PEMIKIRAN TETAPI
DENGAN CIRI-CIRI YANG BERBEDA
CABANG FILSAFAT
UMUM:
METAFISIKA
EPISTEMOLOGI
LOGIKA
ETKA
ESTETIKA
KHUSUS:
FILSAFAT POLITIK
FILSAFAT HUKUM
FILSAFAT KEBUDAYAAN
FILSAFAT SOSIAL
FILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT AGAMA
FILSAFAT SEJARAH
Dsb.
FiILSAFAT ILMU
FILSAFAT ILMU
FILSAFAT
ILMU
MEMAHAMI
REALITAS
SEBAGAI
KESELURUHAN
( YANG ADA),
BERSIFAT
MENYELURUH
MEMAHAMI
REALITAS
TERTENTU
(BERSIFAT
ASPEKTIF
FILSAFAT SEBAGAI
SUBJEK(OBJEK
FORMA) DAN
ILMU SEBAGAI
(OBJEK MATERIAL)
ONTOLOGI ILMU
EPISTEMOLOGI
ILMU
METODOLOGI
ILMU
AKSIOLOGI ILMU
FILSAFAT
FILSAFAT
UMUM
FILSAFAT
KHUSUS
METAFISIKA
EPISTEMOLOGI
LOGIKA
AKSIOLOGI
FILSAFAT
PENDIDIKAN
FILSAFAT
HUKUM
FILSAFAT
SEJARAH
FILSAFAT
SENI dll
FILSAFAT
PRAKTEK
PENDIDIKAN
FILSAFAT
ILMU
PENDIDIKAN
Mudyahardjo:
(2012)
FILSAFAT ILMU
FILSAFAT
FILSAFAT ILMU
ILMU
ILMU PENDIDIKAN
FILSAFAT ILMU
PENDIDIKAN
Ontologi Ilmu
Pendidikan
Epistemologi
Ilmu
Pendidikan
Metodologi
Ilmu
Pendidikan
aksiologi Ilmu
Pendidikan
KEBUTUHAN
AKAN
FILSAFAT
PENDIDIKAN
MASALAH
PENDIDIKAN
TIDAK HANYA
MENYANGKUT
PELAKSANAAN
PENDIDIKAN
SAJA, TETAPI
ADA MASALAH
YANG LEBIH
LUAS, DALAM,
DAN
KOMPLEKS
FILSAFAT AKAN
MENELAAH
REALITAS DARI
SUDUT YANG
LEBIH LUAS,
SESUAI
DENGAN CARA
BERPIKIR
FILOSOFIS
MENGAPA BUTUH FILSAFAT ?
CARA KERJA DAN HASIL FILSAFAT DAPAT DIPERGUNAKAN UNTUK
MEMECAHKAN MASALAH HIDUP DAN KEHIDUPAN MANUSIA, DIMANA
PENDIDIKAN MERUPAKAN SALAH SATU ASPEK DALAM KEHIDUPAN
MENGAPA GURU DAN
PERENCANA PENDIDIKAN
TIDAK BOLEH BUTA
TERHADAP FILSAFAT DAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
KARENA TUJUAN
PENDIDIKAN
SENANTIASA
BERHUBUNGAN
LANGSUNG
DENGAN
TUJUAN HIDUP
AGAR LEBIH
ARIF DAN
BIJAKSANA
DALAM
MENYELESAIKAN
MASALAH-
MASALAH
PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKAN MENJAWAB PERTANYAAN:
1. APAKAH PENDIDIKAN ITU?
2. MENGAPA MANUSIA HARUS MELAKSANAKAN
PENDIDIKAN?
3. APAKAH YANG HARUS DICAPAI OLEH PENDIDIKAN?
4. DENGAN CARA BAGAIMANA CITRA-CITA PENDIDIKAN
DAPAT DICAPAI?
BEBERAPA ALIRAN
DALAM FILSAFAT
PENDIDIKAN
1
2
REALISME: MEMANDANG HAKIKAT REALITAS ADALAH
YANG NYATA. (BISA DUALIS : YANG ROH DAN YANG
MATERIAL) (Brubacher, Francis bacon, John Locke dsb)
3
MATERIALISME: MEMANDANG REALITAS PADA
HAKIKATNYA MATERI (Ludwig Feuerbach, Kar Marx)
Pengalaman, proses kondisionisasi menjadii penting
IDEALISME: MEMANDANG HAKIKAT REALITAS ADALAH
IDE, J (Plato, Hegel, Imanuel Kant, David Hume, dsb).
Guru yang idealis berusaha mewujudkan yang terbaik
ALIRAN DALAM
FILSAFAT
PENDIDIKAN
4
5
EKSISTENSIALISME: REALITAS PADA DASARNYA
ADALAH KEBERADAAN (eksistensi). MEMFOKUSKAN PADA
PENGALAMAN INDIVIDU, KREATIVITAS, KEUNIKAN DLL.
6
PROGRESIVISME: (lawan dari Formalisme) HAKIKAT
REALITAS ADALAH BERKEMBANG. PENDIDIKAN HARUS
MENGEMBANGKAN INDIVIDU, MASYARAKAT DAN
KEBUDAYAAN.
PRAGMATISME: REALITAS PADA HAKIKATNYA ADALAH
YANG BERGUNA/BERMANFAAT, YANG PRAKTIS. (John
Dewey, dll)
ALIRAN DALAM
FILSAFAT PENDIDIKAN
7
8
PERENIALISME: REAKSI ATAS PROGRESIVISME DAN
MENENTANGNYA. MENEKANKAN KEPASTIAN, KESTABILAN
DALAM PENDIDIKAN
9
REKONSTRUKSIONISME: NILAI TERBESAR SEKOLAH
HARUS MENGHASILKAN MANUSIA-MANUSIA YANG DAPAT
BERPIKIR EFEKTIF DAN BEKERJA SECARA KONSTRUKTIF
ESSSENSIALISME: MENEKANKAN PADA APA YANG
MENDUKUNG PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG
DIYAKINI PENTING
idealisme
Plato, George Berkeley,
Hegel ,
Pandangan:
kenyataan adalah ide,
(menekankan ide
sebagai satu-satunya
kebenaran (sering
disebut spiritualisme,
mentalisme.
Pengetahuan yang
benar/pasti adalah
lewat pikiran
Teori
pengetahuan
idealisme merujuk
pada rasionalisme dan
teori koherensi.
Pendidikan:
merupakan
pertumbuhan ke arah
pribadi manusia yang
ideal (tujuan
pendidikan
membentuk karakter,
mengembangkan
bakat (kemampuan
dasar) serta kebaikan
sosial
Siswa:
bebas untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan
dasar/bakatnya
Guru Idealis:
Mewujudkan watak yang terbaik. Guru
harus mengeluarkan potensi yang ada
pada siswa. Memandang siswa
sebagai tujuan.
Kurikulum :
filsafat, bahasa,
matematika, logika,
mendapat porsi yang
lebih besar
Realisme
Aristoteles, Thomas
Aquinas, Brubacer,
Comenius, Price, Kant,
Franci Bacon, John Locke
Pandangan:
Realitas dipandang
secara dualistis
(“dunia” terdiri dari
dunia fisik dan rohani
Teori
pengetahuan
Ralisme merujuk pada
empirisme dan teori
korespondensi.
Pengetahuan harus
berdasarkan
pengamatan/pengalaman
/observasi
Pendidikan :
Memperhatikan
intelektualitas / intelektual
dan pengalaman
manusia.Sekolah harus
memperhatikan mata
pelajaran tetapi juga
menghasilkan individu
yang sempurna. Tujuan
pendidikan adalah
penyesuaian hidup dan
tanggungjawab sosial
Siswa :
Menguasai
pengetahuan, disiplin,
bermoral, dapat
dipercaya
Kurikulum :
Komprehensip mencakup
semua pengetahuan
yang berguna
Guru Realis:
Menguasai pengetahuan, terampil
dalam tehnik mengajar dengan keras
menuntut prestasi belajar.
Materialisme
Demokritos, Ludwig
Feuerbach, Auguste
Comte, E.L. Thorndike
B,F. Skinmer
Pandangan:
Kenyataan adalah
materi. Cabang yang
populer adalah
positivisme dan
pendekatan
behaviorisme : yang
disebut dengan
kegiatan mental
tergantung pada
kegiatan fisik.
Siswa:
Dituntut untuk belajar, tidak
ada kebebasan, ditentukan
oleh kekuatan luar
Pendidikan:
Terkontrol secara ilmiah
dan seksama, bertujuan
perubahan perilaku,
ditentukan secara
eksternal tanpa
memperhitungkan
harapan, potensionalitas,
kemauan siswa.
Kurikulum:
Berisi pengetahuan yang
dapat dipercaya,
diorganisasi,
berhubungan dengan
sasaran perilaku
Pendekatan dengan
kondisional, kompetensi,
pelajaran berprogram
Guru :
Memiliki kekuasaan untuk merancang
dan mengontrol proses pendidikan.
mampu mengukur kemampuan siswa
Eksistensialisme
Jean Paul Satre, Soren
Kierkegaard , Maxine
Greene
Pandangan:
Eksistensi (cara
manusia berada)
Memfokuskan
pengalaman individu,
menekankan pilihan
kreatif, subjektif,
segala gejala dilihat
berpangkal pada
eksistensi
Siswa:
Diberi kebebasan yang luas,
pencarian/penemuan
sendiri, kreatif, memilih
alternatif
Pendidikan:
Tujuan mengembangkan
individu agar
mengembangkan
potensinya untuk
pemenuhan diri.
Pendekatan dialog dalam
proses belajar mengajar
penting. Memberi
pengalaman yang luas
dan komprehensif
Kurikulum:
Memberi siswa
kebebasan individual
luas, memberi perhatian
humaniora dan seni .
Mengutamakan yang
liberal
Guru :
Supporting, membimbing, mengarahkan,
melakukan dialog dengan siswa, melindungi dan
memelihara kebebasan akademik. Menghendaki
siswanya kritis, kreatif.
Progresivisme
Robert La Follete,
Woodrow WilsonJohn
Dewey,
Pandangan:
Dipengaruhi
pragmatisme, reaksi
terhadap formalisme
dan sekolah
tradisional yang pasif
dan banyak aturan.
Pendidikan:
Berpusat pada ana. Pendidikan harus berhubungan
langsung dengan minat anak. Sekolah harus
memberi semangat kepada siswa untuk
bekerjasama. Kehidupan demokratis diperlukan
Siswa:
Diberi banyak
kesempatan untuk
bekerja secara
kooperatif di dalam
kelompok, .
Kurikulum:
Disusun seputar pengalaman sosial.
Pemecahan masalah, pendekatan
interdisipliner. Menekankan
bagaimana berpikir
Guru :
Memberi kesempatan siswa bekerja secara
kooperatif. membimbing, memfasilitasi,
mempersiapkan siswa sebaik-baiknya
Perenialisme
Plato, Aristoteles, Thomas
Aquinas, Robert Maynard
Hutchins, Mortimer
Adler
Pandangan:
Merupakan reaksi
terhadap
progresivisme.
Menghargai
pengalaman yang
tidak langsung
meskipun tidak
mengesampingkan
pengalaman langsung.
Pendidikan:
Bertugas mempersiapkan anak didik ke arah
kematangan (berkembang akal-pikirannya). Harus
sama bagi semua, memperbaiki manusia sebagai
manusia. Pendidikan untuk hidup
Siswa:
Harus mempelajari
karya-karya besar.
Kurikulum:
Menekankan
pertumbuhan
intelektual siswa pada
seni dan sains.
Guru :
Apabila anak gagal dalam belajar, guru tidak
boleh dengan cepat meletakkan kesalahan pada
lingkungan . Guru harus dapat mengatasi semua
gangguan tersebut dengan melakukan
pendekatan secara intelektual.
Essensialisme
William C. Bagley, thomas
Briggs, Frederick Breed
dan Isac L. Kandell
Pandangan:
Menelaah peranan
manusia dan
lingkungan yang
mengelilinginya
menurut pandangan
masing-masing.
Mempunyai kesamaan
pada bagian tertentu
dengan perenialisme
dan progresivisme.
Tapi juga protes
terhadap
progresivisme
Pendidikan:
Back to basics. Fungsi utama sekolah
menyampaikan warisan budaya dan sejarah
kepada generasi muda. Sekolah harus mendidik
siswa untuk berkomunikasi dengan jelas dan logis.
Kurikulum:
Menekankan
pengajaran fakta-
fakta, menekankan
subject mattter
centered. (di SD
membaca, menulis,
matematika) di SMA
Matematika, sains,
humaniora, bahasa
dan sastra.
Guru :
Menguasai lapangan (subjek khusus), model
yang baik untuk ditiru, menguasai pengetahuan.
Menekankan peran guru dalam kerangka yang
sudah ditetapkan
Rekonstruktivisme
George Count, Harold
Rugg
Pandangan:
Merupakan
kelanjutan dari
progresivisme. Nilai
terbesar sekolah
harus menghasilkan
manusia yang berpikir
secara efektif dan
bekerja secara
konstruktif
Pendidikan:
Kurikulum:
Tidak boleh
didominasi oleh
budaya mayoritas.
Semua budaya berhak
mendapat tempat
dalam kurikulum
Guru :
Guru harus menunjukkan rasa
hormat dengan ikhlas pada semua
budaya. Seringkali harus
menangani isu kontroversial
Siswa :
Keluhuran pribadi dan tanggungjawab
sosial ditingkatkan. Nilai-nilai budaya
siswa yang dibawa ke sekolah
merupakan hal yang berharga
Pragmatisme
William James, John
Dewey, Charles Pierce
Pandangan:
Pengetahuan yang
benar adalah
pengetahuan yang
berguna. Nilai
relative. Pragmatisme
menyarankan untuk
menguji kualitas nilai.
Menguji kebenaran
pengetahuan secara
empiris
Pendidikan:
Pendidikan sebagai kebutuhan hidup, sebagai
fungsi sosial. Tujuan pendidikan memberi
pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam
hidup sosial dan pribadi. Proses harus didasarkan
fakta-fakta yang sudah diobservasi.
Kurikulum:
Setiap pelajaran tidak
boleh terpisah. Harus
merupakan kesatuan.
Pengalaman di
sekolah dan luar
sekolah harus
dipadukan.Berisi
pengalaman yang
teruji
Guru :
Guru membangkitkan minat anak.
Mengawasi, membimbing,
pengalaman belajar siswa,
memberi petunjuk dan mengamati
tingkah laku siswa.
Siswa :
Bukan objek melainkan subjek didik.
Belajar dengan pengalaman,
Aliran Filsafat Pendidikan.ppt

Aliran Filsafat Pendidikan.ppt

  • 1.
  • 2.
    APA FILSAFAT ITU? MEMAHAMI DARIARTI SECARA HARAFIAHNYA: PHILOS- SOPHIA YANG ARTINYA LOVE OF WISDOM MEMAHAMI DARI DEFINISI PARA AHLI: PLATO, ARISTOTELES KATTSOF, WOOD HAUSE DLL CATATAN: FILSAFAT ERAT KAITANNYA DENGAN DUNIA PEMIKIRAN: BERFILSAFAT ADALAH BERPIKIR DENGAN CIRI-CIRI TERTENTU. SEHINGGA TIDAK SETIAP BERPIKIR BISA DISEBUT BERFILSAFAT
  • 3.
    FILSAFAT SEBAGAI KEGIATAN TEORITIS ILMIAH- AKADEMIS YANG TERJADI DALAM DUNIA ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI KEGIATAN NONILMIAH KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI DALAM MASYARAKAT CATATAN: KEDUANYA MERUPAKAN KEGIATAN MANUSIA YANG MELIBATKAN PEMIKIRAN TETAPI DENGAN CIRI-CIRI YANG BERBEDA
  • 4.
    CABANG FILSAFAT UMUM: METAFISIKA EPISTEMOLOGI LOGIKA ETKA ESTETIKA KHUSUS: FILSAFAT POLITIK FILSAFATHUKUM FILSAFAT KEBUDAYAAN FILSAFAT SOSIAL FILSAFAT PENDIDIKAN FILSAFAT AGAMA FILSAFAT SEJARAH Dsb. FiILSAFAT ILMU
  • 5.
    FILSAFAT ILMU FILSAFAT ILMU MEMAHAMI REALITAS SEBAGAI KESELURUHAN ( YANGADA), BERSIFAT MENYELURUH MEMAHAMI REALITAS TERTENTU (BERSIFAT ASPEKTIF FILSAFAT SEBAGAI SUBJEK(OBJEK FORMA) DAN ILMU SEBAGAI (OBJEK MATERIAL) ONTOLOGI ILMU EPISTEMOLOGI ILMU METODOLOGI ILMU AKSIOLOGI ILMU
  • 6.
  • 7.
    FILSAFAT ILMU FILSAFAT FILSAFAT ILMU ILMU ILMUPENDIDIKAN FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN Ontologi Ilmu Pendidikan Epistemologi Ilmu Pendidikan Metodologi Ilmu Pendidikan aksiologi Ilmu Pendidikan
  • 8.
    KEBUTUHAN AKAN FILSAFAT PENDIDIKAN MASALAH PENDIDIKAN TIDAK HANYA MENYANGKUT PELAKSANAAN PENDIDIKAN SAJA, TETAPI ADAMASALAH YANG LEBIH LUAS, DALAM, DAN KOMPLEKS FILSAFAT AKAN MENELAAH REALITAS DARI SUDUT YANG LEBIH LUAS, SESUAI DENGAN CARA BERPIKIR FILOSOFIS MENGAPA BUTUH FILSAFAT ? CARA KERJA DAN HASIL FILSAFAT DAPAT DIPERGUNAKAN UNTUK MEMECAHKAN MASALAH HIDUP DAN KEHIDUPAN MANUSIA, DIMANA PENDIDIKAN MERUPAKAN SALAH SATU ASPEK DALAM KEHIDUPAN
  • 9.
    MENGAPA GURU DAN PERENCANAPENDIDIKAN TIDAK BOLEH BUTA TERHADAP FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN KARENA TUJUAN PENDIDIKAN SENANTIASA BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN TUJUAN HIDUP AGAR LEBIH ARIF DAN BIJAKSANA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH- MASALAH PENDIDIKAN FILSAFAT PENDIDIKAN MENJAWAB PERTANYAAN: 1. APAKAH PENDIDIKAN ITU? 2. MENGAPA MANUSIA HARUS MELAKSANAKAN PENDIDIKAN? 3. APAKAH YANG HARUS DICAPAI OLEH PENDIDIKAN? 4. DENGAN CARA BAGAIMANA CITRA-CITA PENDIDIKAN DAPAT DICAPAI?
  • 10.
    BEBERAPA ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN 1 2 REALISME:MEMANDANG HAKIKAT REALITAS ADALAH YANG NYATA. (BISA DUALIS : YANG ROH DAN YANG MATERIAL) (Brubacher, Francis bacon, John Locke dsb) 3 MATERIALISME: MEMANDANG REALITAS PADA HAKIKATNYA MATERI (Ludwig Feuerbach, Kar Marx) Pengalaman, proses kondisionisasi menjadii penting IDEALISME: MEMANDANG HAKIKAT REALITAS ADALAH IDE, J (Plato, Hegel, Imanuel Kant, David Hume, dsb). Guru yang idealis berusaha mewujudkan yang terbaik
  • 11.
    ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN 4 5 EKSISTENSIALISME: REALITASPADA DASARNYA ADALAH KEBERADAAN (eksistensi). MEMFOKUSKAN PADA PENGALAMAN INDIVIDU, KREATIVITAS, KEUNIKAN DLL. 6 PROGRESIVISME: (lawan dari Formalisme) HAKIKAT REALITAS ADALAH BERKEMBANG. PENDIDIKAN HARUS MENGEMBANGKAN INDIVIDU, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN. PRAGMATISME: REALITAS PADA HAKIKATNYA ADALAH YANG BERGUNA/BERMANFAAT, YANG PRAKTIS. (John Dewey, dll)
  • 12.
    ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN 7 8 PERENIALISME:REAKSI ATAS PROGRESIVISME DAN MENENTANGNYA. MENEKANKAN KEPASTIAN, KESTABILAN DALAM PENDIDIKAN 9 REKONSTRUKSIONISME: NILAI TERBESAR SEKOLAH HARUS MENGHASILKAN MANUSIA-MANUSIA YANG DAPAT BERPIKIR EFEKTIF DAN BEKERJA SECARA KONSTRUKTIF ESSSENSIALISME: MENEKANKAN PADA APA YANG MENDUKUNG PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIYAKINI PENTING
  • 13.
    idealisme Plato, George Berkeley, Hegel, Pandangan: kenyataan adalah ide, (menekankan ide sebagai satu-satunya kebenaran (sering disebut spiritualisme, mentalisme. Pengetahuan yang benar/pasti adalah lewat pikiran Teori pengetahuan idealisme merujuk pada rasionalisme dan teori koherensi. Pendidikan: merupakan pertumbuhan ke arah pribadi manusia yang ideal (tujuan pendidikan membentuk karakter, mengembangkan bakat (kemampuan dasar) serta kebaikan sosial Siswa: bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasar/bakatnya Guru Idealis: Mewujudkan watak yang terbaik. Guru harus mengeluarkan potensi yang ada pada siswa. Memandang siswa sebagai tujuan. Kurikulum : filsafat, bahasa, matematika, logika, mendapat porsi yang lebih besar
  • 14.
    Realisme Aristoteles, Thomas Aquinas, Brubacer, Comenius,Price, Kant, Franci Bacon, John Locke Pandangan: Realitas dipandang secara dualistis (“dunia” terdiri dari dunia fisik dan rohani Teori pengetahuan Ralisme merujuk pada empirisme dan teori korespondensi. Pengetahuan harus berdasarkan pengamatan/pengalaman /observasi Pendidikan : Memperhatikan intelektualitas / intelektual dan pengalaman manusia.Sekolah harus memperhatikan mata pelajaran tetapi juga menghasilkan individu yang sempurna. Tujuan pendidikan adalah penyesuaian hidup dan tanggungjawab sosial Siswa : Menguasai pengetahuan, disiplin, bermoral, dapat dipercaya Kurikulum : Komprehensip mencakup semua pengetahuan yang berguna Guru Realis: Menguasai pengetahuan, terampil dalam tehnik mengajar dengan keras menuntut prestasi belajar.
  • 15.
    Materialisme Demokritos, Ludwig Feuerbach, Auguste Comte,E.L. Thorndike B,F. Skinmer Pandangan: Kenyataan adalah materi. Cabang yang populer adalah positivisme dan pendekatan behaviorisme : yang disebut dengan kegiatan mental tergantung pada kegiatan fisik. Siswa: Dituntut untuk belajar, tidak ada kebebasan, ditentukan oleh kekuatan luar Pendidikan: Terkontrol secara ilmiah dan seksama, bertujuan perubahan perilaku, ditentukan secara eksternal tanpa memperhitungkan harapan, potensionalitas, kemauan siswa. Kurikulum: Berisi pengetahuan yang dapat dipercaya, diorganisasi, berhubungan dengan sasaran perilaku Pendekatan dengan kondisional, kompetensi, pelajaran berprogram Guru : Memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. mampu mengukur kemampuan siswa
  • 16.
    Eksistensialisme Jean Paul Satre,Soren Kierkegaard , Maxine Greene Pandangan: Eksistensi (cara manusia berada) Memfokuskan pengalaman individu, menekankan pilihan kreatif, subjektif, segala gejala dilihat berpangkal pada eksistensi Siswa: Diberi kebebasan yang luas, pencarian/penemuan sendiri, kreatif, memilih alternatif Pendidikan: Tujuan mengembangkan individu agar mengembangkan potensinya untuk pemenuhan diri. Pendekatan dialog dalam proses belajar mengajar penting. Memberi pengalaman yang luas dan komprehensif Kurikulum: Memberi siswa kebebasan individual luas, memberi perhatian humaniora dan seni . Mengutamakan yang liberal Guru : Supporting, membimbing, mengarahkan, melakukan dialog dengan siswa, melindungi dan memelihara kebebasan akademik. Menghendaki siswanya kritis, kreatif.
  • 17.
    Progresivisme Robert La Follete, WoodrowWilsonJohn Dewey, Pandangan: Dipengaruhi pragmatisme, reaksi terhadap formalisme dan sekolah tradisional yang pasif dan banyak aturan. Pendidikan: Berpusat pada ana. Pendidikan harus berhubungan langsung dengan minat anak. Sekolah harus memberi semangat kepada siswa untuk bekerjasama. Kehidupan demokratis diperlukan Siswa: Diberi banyak kesempatan untuk bekerja secara kooperatif di dalam kelompok, . Kurikulum: Disusun seputar pengalaman sosial. Pemecahan masalah, pendekatan interdisipliner. Menekankan bagaimana berpikir Guru : Memberi kesempatan siswa bekerja secara kooperatif. membimbing, memfasilitasi, mempersiapkan siswa sebaik-baiknya
  • 18.
    Perenialisme Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas,Robert Maynard Hutchins, Mortimer Adler Pandangan: Merupakan reaksi terhadap progresivisme. Menghargai pengalaman yang tidak langsung meskipun tidak mengesampingkan pengalaman langsung. Pendidikan: Bertugas mempersiapkan anak didik ke arah kematangan (berkembang akal-pikirannya). Harus sama bagi semua, memperbaiki manusia sebagai manusia. Pendidikan untuk hidup Siswa: Harus mempelajari karya-karya besar. Kurikulum: Menekankan pertumbuhan intelektual siswa pada seni dan sains. Guru : Apabila anak gagal dalam belajar, guru tidak boleh dengan cepat meletakkan kesalahan pada lingkungan . Guru harus dapat mengatasi semua gangguan tersebut dengan melakukan pendekatan secara intelektual.
  • 19.
    Essensialisme William C. Bagley,thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell Pandangan: Menelaah peranan manusia dan lingkungan yang mengelilinginya menurut pandangan masing-masing. Mempunyai kesamaan pada bagian tertentu dengan perenialisme dan progresivisme. Tapi juga protes terhadap progresivisme Pendidikan: Back to basics. Fungsi utama sekolah menyampaikan warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda. Sekolah harus mendidik siswa untuk berkomunikasi dengan jelas dan logis. Kurikulum: Menekankan pengajaran fakta- fakta, menekankan subject mattter centered. (di SD membaca, menulis, matematika) di SMA Matematika, sains, humaniora, bahasa dan sastra. Guru : Menguasai lapangan (subjek khusus), model yang baik untuk ditiru, menguasai pengetahuan. Menekankan peran guru dalam kerangka yang sudah ditetapkan
  • 20.
    Rekonstruktivisme George Count, Harold Rugg Pandangan: Merupakan kelanjutandari progresivisme. Nilai terbesar sekolah harus menghasilkan manusia yang berpikir secara efektif dan bekerja secara konstruktif Pendidikan: Kurikulum: Tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas. Semua budaya berhak mendapat tempat dalam kurikulum Guru : Guru harus menunjukkan rasa hormat dengan ikhlas pada semua budaya. Seringkali harus menangani isu kontroversial Siswa : Keluhuran pribadi dan tanggungjawab sosial ditingkatkan. Nilai-nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang berharga
  • 21.
    Pragmatisme William James, John Dewey,Charles Pierce Pandangan: Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang berguna. Nilai relative. Pragmatisme menyarankan untuk menguji kualitas nilai. Menguji kebenaran pengetahuan secara empiris Pendidikan: Pendidikan sebagai kebutuhan hidup, sebagai fungsi sosial. Tujuan pendidikan memberi pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam hidup sosial dan pribadi. Proses harus didasarkan fakta-fakta yang sudah diobservasi. Kurikulum: Setiap pelajaran tidak boleh terpisah. Harus merupakan kesatuan. Pengalaman di sekolah dan luar sekolah harus dipadukan.Berisi pengalaman yang teruji Guru : Guru membangkitkan minat anak. Mengawasi, membimbing, pengalaman belajar siswa, memberi petunjuk dan mengamati tingkah laku siswa. Siswa : Bukan objek melainkan subjek didik. Belajar dengan pengalaman,