1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NO. 2
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 19 Makassar
Kelas / Semester : X / Genap
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Teks Anekdot (II)
Tema/Topik : Kritik dan Humor dalam Layanan Publik
Pertemuan ke : 4, 5
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran ( 2 X pertemuan )
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai
sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis
melalui teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa
Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan
publik
3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik
melalui lisan maupun tulisan
1. Mengidentifikasi persamaan teks anekdot dengan teks humor dilihat dari struktur isi dan ciri
bahasanya menggunakan bahasa Indonesia secara santun.
2. Mengidentifikasi perbedaan teks ankedot dengan teks humor dilihat dari struktur isi dan ciri
bahasanya menggunakan bahasa Indonesia secara santun.
4.2 Memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi
yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
1. Membuat 2 kalimat yang berisi peristiwa kelucuan
2
2. Membuat teks anekdot sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa teks anekdot (abstrak,
orientasi, krisis, respon, koda), ciri bahasa (pertanyaan retoris, proses material, konjungsi
temporal), dan kelucuan dengan bahasa yang santun
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyimak teks humor/anekdot, Peserta didikdapat menunjukkan rasa syukur atas
keberadaan bahasa Indonesia yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi, hiburan, dan
kritik sosial
2. Selama dan setelah proses pembelajaran, Peserta didik menunjukkan sikap tanggung jawab ,
peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia.
3. Setelah membaca dua teks anekdot, Peserta didik dapat mengidentifikasi persamaan dua teks
anekdot tersebut dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya.
4. Setelah membaca dua teks anekdot, Peserta didik dapat mengidentifikasi perbedaan teks
ankedot dengan teks humor dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya.
5. Setelah mengamati beberapa fenomena tentang layanan publik, Peserta didik dapat
menentukan topik teks anekdot yang hendak ditulis.
6. Berdasarkan topik yang telah ditentukan, Peserta didik dapat menulis teks anekdot sesuai
dengan struktur isi dan ciri bahasa teks anekdot menggunakan bahasa yang santun.
D. Materi
1. Teknik menentukan persamaan dan perbedaan struktur isi dan cirri bahasa dua teks anekdot
2. Langkah-langkah penulisan teks anekdot : mengamati, menemukan topik, mengembangkan
sesuai dengan struktur dan cirri bahasa.
E. Metode Pembelajaran
ď‚· Pendekatan : Saintifik
ď‚· Metode : Curah pendapat, diskusi, dan penugasan
F. Media, Alat, Dan Sumber Belajar
a. Media : Macam-macam contoh teks anekdot dari internet
b. Alat : LCD, Laptop
c. Sumber Belajar : Buku Peserta didikBahasa Indonesia ― Ekspresi Diri dan Akademik
― 2013, Jakarta: Kemendikbud, Yudistira
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan 1) Peserta didik merespon salam dari guru, mengabsen dan
memotivasi untuk mengondisikan Peserta didikmemulai
pembelajaran.
2) Curah pendapat tentang fungsi teks anekdot dan teks humor
dalam kehidupan sehari-hari setelah menyimak tayangan
humor/anekdot
3) Mengekspresikan rasa syukur atas keberadaan bahasa Indonesia
setelah menyimak tayangan teks humor/anekdot.
4) Peserta didik menerima informasi keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
10 menit
3
5) Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan,
manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
6) Peserta didik dibagi kelompok anggota 4 orang(nama kelompok
menggunakan nama tokoh sastrawan) untuk berdiskusi
membandingkan dua teks anekdot.
B. Inti Mengamati
1) Peserta didik membaca dua teks anekdot ―Politisi Blusukan
Banjir‖ dan ―Puntung Rokok‖
2) Peserta didik mengamati peristiwa/kejadian yang unik atau aneh
dalam dua teks tersebut
Menanya
3) Peserta didik bertanya jawab tentang isi teks anekdot tersebut.
Mengeksplorasi
4) Peserta didik mengidentifikasi persamaan struktur isi dua teks
anedot yang dibaca
5) Peserta didik mengidentifikasi persamaan ciri bahasa dua teks
anedot yang dibaca
6) Peserta didik mengidentifikasi perbedaan struktur isi dua teks
anedot yang dibaca
7) Peserta didik mengidentifikasi perbedaan ciri bahasa dua teks
anedot yang dibaca
Mengasoasiasi
8) Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan persamaan dan
perbedaan dua teks anekdot.
9) Peserta didik membandingkan kegiatan partisipan dalam kasus
banjir ibu kota dengan kegiatan yang dilakukan oleh Jokowi
(Gubernur DKI Jakarta).
Mengomunikasikan
10) Peserta didik mempresentasikan hasil membandingkan
persamaan dan perbedaan dua teks anekdot di depan kelas
11) Peserta didik memberikan tanggapan baik berupa pertanyaan,
sanggahan maupun dukungan secara santun
12) Peserta didik menjelaskan kualitas pelayanan publik di bidang
soasial
70 menit
C. Penutup 1) Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran
2) Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
dilakukan.
3) Peserta didik menyimak penugasan yang disampaikan guru.
10 menit
Penugasan Terstruktur:
Menyusun teks anekdot dengan tema ―Layanan publik di lingkungan sekolah‖ secara kelompok dan
bertahap sesuai dengan tahapan menulis teks anekdot dikumpulkan pertemuan berikutnya.
4
Pertemuan kedua
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
A. Pendahuluan 1) Peserta didik merespon salam dari guru, mengabsen dan
memotivasi untuk mengondisikan Peserta didik memulai
pembelajaran.
2) Peserta didik menerima informasi keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3) Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan curah
pendapat tentang kesulitan-kesulitan yang dialami ketika
menulis teks anekdot.
4) Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan,
manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
10 menit
B. Inti Mengamati
1) Peserta didik memajang teks anekdot dan teks humor yang
telah ditulis secara kelompok.
2) Peserta didik saling membaca pekerjaan kelompok lain.
Menanya
1) Peserta didik membuat pertanyaan tentang peristiwa unik atau
aneh yang terdapat dalam teks yang dibuat
Mengeksplorasi
2) Peserta didik mencari struktur isi teks anekdot (abstrak,
orientasi, krisis, respon, coda), ciri bahasa (pertanyaan retoris,
proses material, konjungsi temporal), dan kelucuan dalam teks
kelompok lain.
Mengasoasiasi
3) Peserta didik mencari kesesuaian antara topik dengan isi teks
anekdot
4) Peserta didik memberikan penilaian hasl kerja kelompok lain
Mengomunikasikan
5) Perwakilan dari peserta didik mempresentasikan hasil penilaian
dengan power point.
6) Peserta didik kelompok lain memberi tanggapan baik berupa
pertanyaan, sanggahan atau dukungan secara santun.
7) Penguatan dari guru.
8) Hasil kerja Peserta didik yang bagus dipasang di mading
sekolah.
70 enit
C.Penutup 1) Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran 10 menit
5
2) Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
dilakukan.
3) Peserta didik menjawab pertanyaan yang disampaikan guru.
4) Peserta didik mencatat penugasan yag diberikan guru
PENUGASAN TERSTRUKTUR MANDIRI
Peserta didik menulis teks anekdot secara mandiri dengan memilih salah satu topik yang berisi
sindiran terhadap perilaku pejabat (korupsi, suap, atau nepotisme), kebijakan publik (misalnya
kenaikan bahan bakar minyak (BBM), ironi impor pangan, kekacauan atau kecurangan dalam ujian
nasional), atau layanan publik (petugas yang tidak ramah, layanan yang berbelit-belit), dan bertahap
sesuai dengan tahapan menulis teks ankedot dan dikumpulkan pada minggu berikutnya.
I.Penilaian
1.Penilaian Proses Aspek Keterampilan
No. Nama
Siswa
PENILAIAN
ISI STRUKTUR
TEKS
KOSAKATA
KALIMAT
MEKANIK JUMLAH KOMENTAR
PROFIL PENILAIAN KEGIATAN SISWA
DALAM PELAJARAN TEKS ANEKDOT
Nama : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Judul : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Tanggal: ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ...
Skor Kriteria Komentar
Isi 27—30 Sangat baik—sempurna: menguasai topik tulisan; substantif;
abstraksi, orientasi,krisis, reaksi, koda; relevan dengan topik yang
dibahas
22—26 Cukup—baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai;
pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang
terperinci
17—21 Sedang—cukup: penguasaan permasalahan terbatas; substansi
kurang; pengembangan topik tidak memadai
13—16 Sangat kurang—kurang: tidak menguasai permasalahan; tidak
ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai
Sruktur teks 18—20 Sangat baik—sempurna: ekspresi lancar; gagasan terungkap
padat dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis; kohesif
14—17 Cukup—baik: kurang lancar; kurang terorganisasi, tetapi ide
utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak
lengkap
10—13 Sedang—cukup: tidak lancar; gagasan kacau atau tidak terkait;
urutan dan pengembangan kurang logis
7—9 Sangat kurang—kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi;
tidak layak dinilai
Kosakata 18 – 20 Sangat baik—sempurna: penguasaan kata canggih; pilihan kata
dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan
6
register tepat
14-17 Cukup—baik: penguasaan kata memadai; pilihan, bentuk, dan
penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak
mengganggu
10-13 Sedang—cukup: penguasaan kata terbatas; sering terjadi
kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan;
makna membingungkan atau tidak jelas
7-9 Sangat kurang—kurang: pengetahuan tentang kosakata,
ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak nilai
Kalimat 18-20 Sangat baik—sempurna: konstruksi kompleks dan efektif;
terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa
(urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi)
14-17 Cukup—baik: konstruksi sederhana, tetapi efektif; terdapat
kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi sejumlah
kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/urutan kata, artikel,
pronomina, preposisi), tetapi makna cukup jelas
10-13
Sedang—cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi
kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada
kalimat negasi, urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat
fragmen, pelesapan; makna membingungkan atau kabur
7-9 Sangat kurang—kurang: tidak menguasai tata kalimat;
terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak
dinilai
Mekanik 9-10 Sangat baik—sempurna: menguasai aturan penulisan; terdapat
sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital,
dan penataan paragraf
7-8 Cukup – baik: Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan,tanda
baca, penggunaan huruf capital, dan penataan paragraf, tetapi
tidak mengaburkan makna
4-6 Sedang- cukup : sering terjadi kesalahan ejaan,tanda baca,
penggunaan huruf kapital,dan penataan paragraph; tulisan tangan
tidak jelas; makna membingungkan atau kabur
1-3 Sangat Kurang-kurang : tidak menguasai aturan penulisan;
terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf
capital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak
dinilai
3.Penilaian hasil belajar
Indikator pencapaian
kompetensi
Teknik
penilaian
Bentuk
penilaian
Instumen
1) Mengidentifikasi
persamaan teks anekdot
dengan teks humor dilihat
dari struktur isi dan ciri
bahasanya menggunakan
bahasa Indonesia secara
santun.
tulis Isian Bacalah dua teks anekdot
berikut!
Jelaskan persamaan dua teks
anekdot tersebut dilihat dari
struktur dan ciri bahasanya!
7
2) Mengidentifikasi
perbedaan teks ankedot
dengan teks humor dilihat
dari struktur isi dan ciri
bahasanya menggunakan
bahasa Indonesia secara
santun.
Tulis lsian Jelaskan perbedaan dua teks
anekdot tersebut dilihat dari
struktur dan ciri bahasanya!
3) Membuat teks anekdot
sesuai dengan struktur isi
dan ciri bahasa teks
anekdot (abstrak, orientasi,
krisis, respon, koda), ciri
bahasa (pertanyaan retoris,
proses material, konjungsi
temporal), dan kelucuan
dengan bahasa yang santun
Tulis Keterampilan
menulis
Buatlah teks anekdot dengan
tema layanan public di
lingkungan sekolah. Perhatikan
struktur dan ciri bahasanya!
POLITISI BLUSUKAN BANJIR
1 Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan, termasuk Darman
(maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Darman mendatangi kampung yang
diterjang banjir paling parah. Kebetulan di sana banyak wartawan meliput sehingga dia makin
semangat menyerahkan bingkisan.
2 Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari strategi agar
tetap menjadi perhatian media. Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri
ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat
tenaga melawan arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut.
3 Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisa
diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal. Waktu itu semua
bangsal penuh oleh orang pingsan. Darman kaget melihat orang yang ada di situ. Semuanya dia
kenal, para politisi sedang blusukan. Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di dinding:
―Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas‖. Darman pingsan!
(Diadaptasi dari http://arje.blog.esaunggul.ac.id/anekdot-politisi-blusukan-banjir/)
PUNTUNG ROKOK
1. Singapura termasuk salah satu negara yang bersih. Siapa pun yang membuang sampah
sembarangan bisa didenda meskipun hanya membuang puntung rokok.
2. Suatu ketika si Azam sedang berlibur, tetapi tampaknya ia tak tahu akan adanya peraturan itu. Ia
merokok sendirian sambil duduk di bangku. Karena rokoknya sudah hampir habis, ia membuang
puntung rokoknya begitu saja dan jatuh persis di sisi kaki kanannya.
3. Tanpa disangka-sangka, tiba-tiba datang petugas dan menegur Azam dengan suara tegas.
―Tahukah Anda bahwa Anda telah melakukan pelanggaran?‖
―Tidak tahu. Apa gerangan yang telah saya perbuat?‖ Jawab Azam.
―Anda telah membuang sampah sembarangan, yaitu puntung rokok‖, tegas petugas itu.
Dengan sigap Azam menjawab, ―Oh…, maaf terjatuh.‖
Lalu, diambilnya puntung rokok itu serta langsung diisapnya lagi.
4. Petugas itu hanya terbelalak keheranan. Kemudian, ia pergi meninggalkan Azam.
(Diadaptasi dari http://fuadusfa4.blogspot.com/2010/02/anekdot-hukum.html)
8
Kunci:
1. Persamaan: keduanya sama-sama membuat geli pembaca dan sama-sama memiliki struktur teks
anekdot
Struktur Politisi Blusukan Banjir
Abstrak : Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan
Orientasi : Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di sana
banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan.
Krisis : Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya,
dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan
arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut.
Reaksi : regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisa
diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal.
Coda : Darman pingsan lagi ketika dia melihat doa tertulis di dinding: ―Ya Allah,
hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas‖.
Struktur Puntung Rokok
Abstrak : Singapura termasuk salah satu negara yang bersih. Siapa pun yang membuang
sampah sembarangan bisa didenda meskipun hanya membuang puntung rokok.
Orientasi : Suatu ketika si Azam sedang berlibur ke Singapura
Krisis : Karena rokoknya sudah hampir habis, ia membuang puntung rokoknya begitu saja
dan jatuh persis di sisi kaki kanannya. tiba-tiba datang petugas dan menegur Azam dengan suara
tegas.
Reaksi : Dengan sigap Azam menjawab, ―Oh…, maaf terjatuh.‖ Lalu, diambilnya puntung
rokok itu serta langsung diisapnya lagi.
Coda : Petugas itu hanya terbelalak keheranan. Kemudian, ia pergi meninggalkan Azam.
2. Perbedaan: terletak pada temanya ―Politisi Blusukan Banjir‖ bertema sosial-politik sedangkan
―Puntung Rokok‖ bertema ketertiban membuang sampah
Pedoman Penilaian:
No soal skor Nilai
9
1 60
Skor/2 = 1002 40
3 100
Jumlah 200
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Drs. H. A. ABD. FATTAH, M.Pd
NIP 19601116 198503 1 016
Makassar, 14 Januari 2015
Guru Mata Pelajaran
SULAIMAN, S.Pd
NIP 19671118 199903 1 001

Anekdot 2

  • 1.
    1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO.2 Satuan Pendidikan : SMA Negeri 19 Makassar Kelas / Semester : X / Genap Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : Teks Anekdot (II) Tema/Topik : Kritik dan Humor dalam Layanan Publik Pertemuan ke : 4, 5 Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran ( 2 X pertemuan ) A. Kompetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi 2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai permasalahan sosial, lingkungan, dan kebijakan publik 3.2 Membandingkan teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan 1. Mengidentifikasi persamaan teks anekdot dengan teks humor dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya menggunakan bahasa Indonesia secara santun. 2. Mengidentifikasi perbedaan teks ankedot dengan teks humor dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya menggunakan bahasa Indonesia secara santun. 4.2 Memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan 1. Membuat 2 kalimat yang berisi peristiwa kelucuan
  • 2.
    2 2. Membuat teksanekdot sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa teks anekdot (abstrak, orientasi, krisis, respon, koda), ciri bahasa (pertanyaan retoris, proses material, konjungsi temporal), dan kelucuan dengan bahasa yang santun C. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah menyimak teks humor/anekdot, Peserta didikdapat menunjukkan rasa syukur atas keberadaan bahasa Indonesia yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi, hiburan, dan kritik sosial 2. Selama dan setelah proses pembelajaran, Peserta didik menunjukkan sikap tanggung jawab , peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia. 3. Setelah membaca dua teks anekdot, Peserta didik dapat mengidentifikasi persamaan dua teks anekdot tersebut dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya. 4. Setelah membaca dua teks anekdot, Peserta didik dapat mengidentifikasi perbedaan teks ankedot dengan teks humor dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya. 5. Setelah mengamati beberapa fenomena tentang layanan publik, Peserta didik dapat menentukan topik teks anekdot yang hendak ditulis. 6. Berdasarkan topik yang telah ditentukan, Peserta didik dapat menulis teks anekdot sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa teks anekdot menggunakan bahasa yang santun. D. Materi 1. Teknik menentukan persamaan dan perbedaan struktur isi dan cirri bahasa dua teks anekdot 2. Langkah-langkah penulisan teks anekdot : mengamati, menemukan topik, mengembangkan sesuai dengan struktur dan cirri bahasa. E. Metode Pembelajaran  Pendekatan : Saintifik  Metode : Curah pendapat, diskusi, dan penugasan F. Media, Alat, Dan Sumber Belajar a. Media : Macam-macam contoh teks anekdot dari internet b. Alat : LCD, Laptop c. Sumber Belajar : Buku Peserta didikBahasa Indonesia ― Ekspresi Diri dan Akademik ― 2013, Jakarta: Kemendikbud, Yudistira G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu A. Pendahuluan 1) Peserta didik merespon salam dari guru, mengabsen dan memotivasi untuk mengondisikan Peserta didikmemulai pembelajaran. 2) Curah pendapat tentang fungsi teks anekdot dan teks humor dalam kehidupan sehari-hari setelah menyimak tayangan humor/anekdot 3) Mengekspresikan rasa syukur atas keberadaan bahasa Indonesia setelah menyimak tayangan teks humor/anekdot. 4) Peserta didik menerima informasi keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 10 menit
  • 3.
    3 5) Peserta didikmenerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 6) Peserta didik dibagi kelompok anggota 4 orang(nama kelompok menggunakan nama tokoh sastrawan) untuk berdiskusi membandingkan dua teks anekdot. B. Inti Mengamati 1) Peserta didik membaca dua teks anekdot ―Politisi Blusukan Banjir‖ dan ―Puntung Rokok‖ 2) Peserta didik mengamati peristiwa/kejadian yang unik atau aneh dalam dua teks tersebut Menanya 3) Peserta didik bertanya jawab tentang isi teks anekdot tersebut. Mengeksplorasi 4) Peserta didik mengidentifikasi persamaan struktur isi dua teks anedot yang dibaca 5) Peserta didik mengidentifikasi persamaan ciri bahasa dua teks anedot yang dibaca 6) Peserta didik mengidentifikasi perbedaan struktur isi dua teks anedot yang dibaca 7) Peserta didik mengidentifikasi perbedaan ciri bahasa dua teks anedot yang dibaca Mengasoasiasi 8) Peserta didik mendiskusikan dan menyimpulkan persamaan dan perbedaan dua teks anekdot. 9) Peserta didik membandingkan kegiatan partisipan dalam kasus banjir ibu kota dengan kegiatan yang dilakukan oleh Jokowi (Gubernur DKI Jakarta). Mengomunikasikan 10) Peserta didik mempresentasikan hasil membandingkan persamaan dan perbedaan dua teks anekdot di depan kelas 11) Peserta didik memberikan tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan maupun dukungan secara santun 12) Peserta didik menjelaskan kualitas pelayanan publik di bidang soasial 70 menit C. Penutup 1) Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran 2) Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan. 3) Peserta didik menyimak penugasan yang disampaikan guru. 10 menit Penugasan Terstruktur: Menyusun teks anekdot dengan tema ―Layanan publik di lingkungan sekolah‖ secara kelompok dan bertahap sesuai dengan tahapan menulis teks anekdot dikumpulkan pertemuan berikutnya.
  • 4.
    4 Pertemuan kedua Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu A. Pendahuluan 1) Peserta didik merespon salam dari guru, mengabsen dan memotivasi untuk mengondisikan Peserta didik memulai pembelajaran. 2) Peserta didik menerima informasi keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3) Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan curah pendapat tentang kesulitan-kesulitan yang dialami ketika menulis teks anekdot. 4) Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. 10 menit B. Inti Mengamati 1) Peserta didik memajang teks anekdot dan teks humor yang telah ditulis secara kelompok. 2) Peserta didik saling membaca pekerjaan kelompok lain. Menanya 1) Peserta didik membuat pertanyaan tentang peristiwa unik atau aneh yang terdapat dalam teks yang dibuat Mengeksplorasi 2) Peserta didik mencari struktur isi teks anekdot (abstrak, orientasi, krisis, respon, coda), ciri bahasa (pertanyaan retoris, proses material, konjungsi temporal), dan kelucuan dalam teks kelompok lain. Mengasoasiasi 3) Peserta didik mencari kesesuaian antara topik dengan isi teks anekdot 4) Peserta didik memberikan penilaian hasl kerja kelompok lain Mengomunikasikan 5) Perwakilan dari peserta didik mempresentasikan hasil penilaian dengan power point. 6) Peserta didik kelompok lain memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan secara santun. 7) Penguatan dari guru. 8) Hasil kerja Peserta didik yang bagus dipasang di mading sekolah. 70 enit C.Penutup 1) Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran 10 menit
  • 5.
    5 2) Peserta didikmelakukan refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan. 3) Peserta didik menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. 4) Peserta didik mencatat penugasan yag diberikan guru PENUGASAN TERSTRUKTUR MANDIRI Peserta didik menulis teks anekdot secara mandiri dengan memilih salah satu topik yang berisi sindiran terhadap perilaku pejabat (korupsi, suap, atau nepotisme), kebijakan publik (misalnya kenaikan bahan bakar minyak (BBM), ironi impor pangan, kekacauan atau kecurangan dalam ujian nasional), atau layanan publik (petugas yang tidak ramah, layanan yang berbelit-belit), dan bertahap sesuai dengan tahapan menulis teks ankedot dan dikumpulkan pada minggu berikutnya. I.Penilaian 1.Penilaian Proses Aspek Keterampilan No. Nama Siswa PENILAIAN ISI STRUKTUR TEKS KOSAKATA KALIMAT MEKANIK JUMLAH KOMENTAR PROFIL PENILAIAN KEGIATAN SISWA DALAM PELAJARAN TEKS ANEKDOT Nama : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Judul : ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Tanggal: ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Skor Kriteria Komentar Isi 27—30 Sangat baik—sempurna: menguasai topik tulisan; substantif; abstraksi, orientasi,krisis, reaksi, koda; relevan dengan topik yang dibahas 22—26 Cukup—baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai; pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci 17—21 Sedang—cukup: penguasaan permasalahan terbatas; substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai 13—16 Sangat kurang—kurang: tidak menguasai permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai Sruktur teks 18—20 Sangat baik—sempurna: ekspresi lancar; gagasan terungkap padat dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis; kohesif 14—17 Cukup—baik: kurang lancar; kurang terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak lengkap 10—13 Sedang—cukup: tidak lancar; gagasan kacau atau tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis 7—9 Sangat kurang—kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai Kosakata 18 – 20 Sangat baik—sempurna: penguasaan kata canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan
  • 6.
    6 register tepat 14-17 Cukup—baik:penguasaan kata memadai; pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu 10-13 Sedang—cukup: penguasaan kata terbatas; sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau tidak jelas 7-9 Sangat kurang—kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak nilai Kalimat 18-20 Sangat baik—sempurna: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi) 14-17 Cukup—baik: konstruksi sederhana, tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetapi makna cukup jelas 10-13 Sedang—cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan; makna membingungkan atau kabur 7-9 Sangat kurang—kurang: tidak menguasai tata kalimat; terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak dinilai Mekanik 9-10 Sangat baik—sempurna: menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf 7-8 Cukup – baik: Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan,tanda baca, penggunaan huruf capital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna 4-6 Sedang- cukup : sering terjadi kesalahan ejaan,tanda baca, penggunaan huruf kapital,dan penataan paragraph; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur 1-3 Sangat Kurang-kurang : tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf capital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai 3.Penilaian hasil belajar Indikator pencapaian kompetensi Teknik penilaian Bentuk penilaian Instumen 1) Mengidentifikasi persamaan teks anekdot dengan teks humor dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya menggunakan bahasa Indonesia secara santun. tulis Isian Bacalah dua teks anekdot berikut! Jelaskan persamaan dua teks anekdot tersebut dilihat dari struktur dan ciri bahasanya!
  • 7.
    7 2) Mengidentifikasi perbedaan teksankedot dengan teks humor dilihat dari struktur isi dan ciri bahasanya menggunakan bahasa Indonesia secara santun. Tulis lsian Jelaskan perbedaan dua teks anekdot tersebut dilihat dari struktur dan ciri bahasanya! 3) Membuat teks anekdot sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa teks anekdot (abstrak, orientasi, krisis, respon, koda), ciri bahasa (pertanyaan retoris, proses material, konjungsi temporal), dan kelucuan dengan bahasa yang santun Tulis Keterampilan menulis Buatlah teks anekdot dengan tema layanan public di lingkungan sekolah. Perhatikan struktur dan ciri bahasanya! POLITISI BLUSUKAN BANJIR 1 Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan, termasuk Darman (maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di sana banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan. 2 Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari strategi agar tetap menjadi perhatian media. Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut. 3 Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisa diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal. Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan. Darman kaget melihat orang yang ada di situ. Semuanya dia kenal, para politisi sedang blusukan. Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di dinding: ―Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas‖. Darman pingsan! (Diadaptasi dari http://arje.blog.esaunggul.ac.id/anekdot-politisi-blusukan-banjir/) PUNTUNG ROKOK 1. Singapura termasuk salah satu negara yang bersih. Siapa pun yang membuang sampah sembarangan bisa didenda meskipun hanya membuang puntung rokok. 2. Suatu ketika si Azam sedang berlibur, tetapi tampaknya ia tak tahu akan adanya peraturan itu. Ia merokok sendirian sambil duduk di bangku. Karena rokoknya sudah hampir habis, ia membuang puntung rokoknya begitu saja dan jatuh persis di sisi kaki kanannya. 3. Tanpa disangka-sangka, tiba-tiba datang petugas dan menegur Azam dengan suara tegas. ―Tahukah Anda bahwa Anda telah melakukan pelanggaran?‖ ―Tidak tahu. Apa gerangan yang telah saya perbuat?‖ Jawab Azam. ―Anda telah membuang sampah sembarangan, yaitu puntung rokok‖, tegas petugas itu. Dengan sigap Azam menjawab, ―Oh…, maaf terjatuh.‖ Lalu, diambilnya puntung rokok itu serta langsung diisapnya lagi. 4. Petugas itu hanya terbelalak keheranan. Kemudian, ia pergi meninggalkan Azam. (Diadaptasi dari http://fuadusfa4.blogspot.com/2010/02/anekdot-hukum.html)
  • 8.
    8 Kunci: 1. Persamaan: keduanyasama-sama membuat geli pembaca dan sama-sama memiliki struktur teks anekdot Struktur Politisi Blusukan Banjir Abstrak : Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan Orientasi : Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di sana banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan. Krisis : Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut. Reaksi : regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisa diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal. Coda : Darman pingsan lagi ketika dia melihat doa tertulis di dinding: ―Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas‖. Struktur Puntung Rokok Abstrak : Singapura termasuk salah satu negara yang bersih. Siapa pun yang membuang sampah sembarangan bisa didenda meskipun hanya membuang puntung rokok. Orientasi : Suatu ketika si Azam sedang berlibur ke Singapura Krisis : Karena rokoknya sudah hampir habis, ia membuang puntung rokoknya begitu saja dan jatuh persis di sisi kaki kanannya. tiba-tiba datang petugas dan menegur Azam dengan suara tegas. Reaksi : Dengan sigap Azam menjawab, ―Oh…, maaf terjatuh.‖ Lalu, diambilnya puntung rokok itu serta langsung diisapnya lagi. Coda : Petugas itu hanya terbelalak keheranan. Kemudian, ia pergi meninggalkan Azam. 2. Perbedaan: terletak pada temanya ―Politisi Blusukan Banjir‖ bertema sosial-politik sedangkan ―Puntung Rokok‖ bertema ketertiban membuang sampah Pedoman Penilaian: No soal skor Nilai
  • 9.
    9 1 60 Skor/2 =1002 40 3 100 Jumlah 200 Mengetahui, Kepala Sekolah Drs. H. A. ABD. FATTAH, M.Pd NIP 19601116 198503 1 016 Makassar, 14 Januari 2015 Guru Mata Pelajaran SULAIMAN, S.Pd NIP 19671118 199903 1 001