AWARENESS
AUTOMOTIVE MANAGEMENT SYSTEM
IATF 16949:2016
SISTEM MANAJEMEN MUTU INDUSTRI OTOMOTIF
Quality Management System = Kendaraan
ISO 9001
ISO 9001
CSR
ISO 9001
IATF 16949
CSR
CORE TOOLS
* CSR : Customer Specific Requirements
Apa itu IATF 16949 ?
IATF 16949 : 2016 (Sebelumnya bernama ISO/TS
16949 : 2009) adalah spesifikasi teknis yang
dikembangkan oleh lembaga International
Automotive Task Force (IATF) yang menegaskan
persyaratan sistem manajemen mutu khusus
untuk supplier otomotif, persyaratan umum
masih mengacu pada ISO 9001 : 2015.
Three Key Organizations
1. IATF – International Automotive Task Force
2. IAOB - International Automotive Oversight Bureau
3. AIAG – Automotive Industries Action Group
Publishing standards and offering educational conferences and training.
IATF AIAG
Auditing Bodies
Industry-2 Industry-3
IAOB
Purpose of the IATF Organization
• Develop consensus for international quality system requirements
(automotive)
• Develop policy & procedure for registration
• Provide appropriate training to CBs
• Serve as formal liaison
IATF Members
Vehicle
manufacturers:
8 Subscribers-
• BMW,
• Daimler Chrysler,
• FIAT,
• Ford Motor,
• GM,
• PSA (French Car
Mfg.),
• Renault,
• Volkswagen
Industry trade organizations:
AIAG – Automotive Industry Action
Group
ANFIA (Italy)- National Association of
the Automobile Industry (Associazione
Nazionale Fra Industrie Automobilistiche)
FIEV (France)- French Vehicle
Equipment Industries Association
(Fédération des Industries des Equipements
pour Véhicules)
SMMT (UK), VDA (Germany), ZF
(Germany)
Guest members: JAMA - Japan
Automobile Manufacturers
Association
Persyaratan - Persyaratan
1. Advanced Product Quality Planning (APQP)
2. Production Part Approval Process (PPAP)
3. Failure Mode & Effect Analysis (FMEA)
4. Measurement System Analysis (MSA)
5. Statistical Process Control (SPC)
AUTOMOTIVE
CORE TOOLS
AUTOMOTIVE
QUALITY
MANAGEMENT
SYSTEM
IATF 16949
IMPLEMENTATION
CUSTOMER
SPECIFIC
REQUIREMENT
IATF 16949 : 2016
Requirement
(103 Clauses)
ISO 9001 : 2015
Requirement
(64 Clauses)
Supplier Quality Assurance Manual (SQAM)
Technical Standard
+
Organisation
Procedure
APQP (Advanced Product Quality Planning) adalah suatu metode yang
disusun untuk menetapkan dan menentukan langkah-langkah yang
dibutuhkan dalam pengembangan product baru yang melibatkan cross
functional team dalam perusahaan, Supplier dan Customer untuk
memastikan semua persyaratan customer terpenuhi tepat pada
waktunya.
1. Advanced Product Quality Planning (APQP)
1. Cost pengembangan produk bisa ditekan
(tidak over budget)
2. Project bisa diselesaikan tepat waktu
3. Kualitas produk baik sejak awal produk
dibuat/ dilaunch
Tujuan APQP
1. Advanced Product Quality Planning (APQP)
Target dan Sasaran APQP
1. Advanced Product Quality Planning (APQP)
APQP Phases and Activities
2. Production Part Approval Process (PPAP)
Tujuan PPAP
• Untuk memastikan bahwa semua requirement
customer dimengerti dan telah dipenuhi oleh
supplier dalam proses produksinya.
• Untuk mengetahui jika proses produksi
mempunyai potensial masalah selama
berlangsungnya proses produksi.
2. Production Part Approval Process (PPAP)
3. Failure Mode & Effect Analysis (FMEA)
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) adalah
Teknik engineering yang digunakan untuk
menetapkan, mengidentifikasi, dan
menghilangkan kegagalan yang diketahui dan
atau potensi kegagalan, problem, error, dari
sistem, design, proses, service sebelum
kegagalan tersebut sampai ke tangan
pelanggan.
3. Failure Mode & Effect Analysis (FMEA)
Tujuan FMEA
Mengevaluasi potensi risiko kegagalan produk dan proses
Menganalisa sebab dan akibat dari kegagalan
Merekomendasikan tindakan untuk mengurangi risiko
Mendokumentasikan tindakan pencegahan & deteksi
4. Measurement System Analysis (MSA)
Tujuan MSA
Memvalidasi sistem pengukuran
Jenis MSA
• MSA Attribute
• MSA Variable
5. Statistical Process Control (SPC)
SPC (Statistical Process Control) adalah
kumpulan teknik-teknik pemecahan masalah
untuk mengumpulkan atau menganalisa data
sehingga kita dapat memahami dan bertindak
untuk menstabilkan proses, mengurangi variasi
dan memperbaiki kapabilitas
Siklus Proses Manufaktur
Otomotif
Engineering
Specification
D-FMEA P-FMEA Control Plan
Procedure, Work
Instruction, Check Sheet
Education Production
Problem
Root Cause
Analysis
Action
MSA
SPC
Manufacture
Flow Process
Skill Map
Effective ?
Standardization
Yokotenkai
New
Current
No
Yes
Engineerin
g Change
Request
UpdateUpdateUpdateUpdate
Goal Implementasi IATF 16949
QUALITY MANAGEMENT SYSTEM, yang :
• Menekankan pada tindakan pencegahan
• Mengurangi variasi pemborosan dalam
rantai pasok
• Selalu melakukan continual improvement
SERTIFIKASI IATF 16949 BERBANDING LURUS
DENGAN KINERJA
3 Pilar Implementasi (Quality) Management System
Process Approach IATF 16949
PDCA Cycle
Risk Base Thinking
ISO/TS 16949:2009 IATF 16949:2016
Risk Base Thinking
Risiko Perusahaan
• Menyaring Risiko yang menghambat
pencapaian tujuan perusahaan
• Teknik : Risk Management
Risiko Proses/ Aktivitas
• Menyaring Risiko yang terkait dengan
proses, tujuan untuk menciptakan proses
anti salah
• Teknik : BrainstormingRisiko Produksi/ Manufaktur
• Menyaring Risiko yang terjadi di produksi/
manufaktur
• Teknik : FMEA
Risiko Keseharian
• Menyaring Risiko dalam kegiatan harian
• Teknik : Risk based thinking dalam
mengambil keputusan
Risk Base Thinking
Risk Base Thinking
Konsep Dasar
High Level Structure
Before : ISO/TS 16949:2009Now : IATF 16949:2016
Quality Management System Model
Persyaratan IATF 16949:2016
Klausul IATF 16949:2016
4.1. PEMAHAMAN ORGANISASI DAN KONTEKSNYA
Organisasi harus menetapkan issue eksternal dan internal
 Di Identifikasi, Dipantau dan
 Ditinjau
Issue Internal :
a. Kedisiplinan karyawan
b. Lingkungan perusahaan
c. Budaya perusahaan
d. Kepercayaan pelanggan
e. Pertumbuhan bisnis
f. Kecanggihan sistem
g. Komitmen yang kuat
Issue Eksternal :
a. Peraturan dan Perundang-undangan
b. Sosial
c. Teknologi
d. Ekonomi
e. Kompetisi Pasar
f. Lingkungan
g. Budaya
4. KONTEKS ORGANISASI
4. KONTEKS ORGANISASI
4. KONTEKS ORGANISASI
4.2. MEMAHAMI KEBUTUHAN DAN HARAPAN PIHAK YANG
BERKEPENTINGAN
Menetapkan :
a. Pihak yang relevan yang berkepentingan dalam SMM
b. persyaratan pihak yang berkepentingan SMM
4.3. menetapkan LINGKUP SISTIM MANAJEMEN MUTU
Menetapkan batas dan lingkup penerapan SMM
Mempertimbangkan:
a. Issue internal dan issue eksternal
b. persyaratkan-persyaratan yang terkait
c. Produk dan jasa dalam organisasi
d. Support function ( HO, Workshop ) juga dimasukkan
4. KONTEKS ORGANISASI
4. KONTEKS ORGANISASI
4. KONTEKS ORGANISASI
4. KONTEKS ORGANISASI
4.3.2 CUSTOMER SPECIFIC REQUIREMENTS - CSRs
Mengidentifikasi CSR dari semua customer
Melakukan / mengimplementasikan setiap permintaan dari customer
Membuat rencana tindakan
CSR harus dievaluasi pemenuhannya dan dimasukkan dalam scope QMS
4. KONTEKS ORGANISASI
4.4. SISTIM MANAJEMEN MUTU DAN PROSESNYA
4.4.1 Organisasi harus :
Menetapkan, menerapkan, memelihara SMM secara berkesinambungan
memperbaiki termasuk:
a. Masukan dan keluaran yang diharapkan
b. Urut-urutan dan interaksi antar proses
c. Kriteria, metode dan pengukuran
d. Sumber daya dan ketersediaannya
e. Tanggung jawab an wewenang
f. Resiko dan kesempatan
g. Evaluasi proses
h. Peningkatan proses dan sistem manajemen mutu
4. KONTEKS ORGANISASI
4.4. SISTIM MANAJEMEN MUTU DAN PROSESNYA
4.4.1.1 Conformance product and process
Organisasi harus :
Memastikan kesesuaian produk,proses, jasa dan pihak ketiga untuk kepuasan
pelanggan termasuk persyaratan dan peraturan.
4.4.1.2 Product safety
Organisasi harus mempunyai proses yang terdokumentasi untuk
pengaturan product safety yang terkait dengan produk dan proses
manufakturing ;
a. Identifikasi persyaratan dan peraturan
b. Identifikasi karakteristik produk safety, monitoring proses nya
c. karyawan yang bertanggung jawab, pelatihan dan system mampu telusur.
4.4.2. Semua dokumen ini dirawat dan disimpan.
4. KONTEKS ORGANISASI
4. KONTEKS ORGANISASI
4. KONTEKS ORGANISASI
5. KEPEMIMPINAN
5.1 KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN
Manajemen Puncak harus menunjukkan kepemimpinan dan
komitmentnya :
a. Keefektifan sistem manajemen mutu
b. Kebijakan mutu dan sasaran mutu
c. Integrasi persyaratan ke proses bisnis organisasi
d. Pendekatan terhadap proses dan pemahaman terhadap resiko
e. Sumber daya tersedia
f. Mengkomunikasikan pentingnya manajemen yang efektif
g. Mencapai hasil yang diinginkan
h. Menarik dan mengarahkan orang yang berkontribusi
i. Perbaikan yang berkelanjutan
j. Mendukung peran manajemen
5. KEPEMIMPINAN
5.1.1.1 Corporate responsibility
Organisasi harus mempunyai kebijakan tentang corporate responsibility, anti
bribery policy, employee code of conduct dan wistle blowing.
5.1.1.2 Proses yang efektif dan efisien
Top manajemen harus melakukan review proses yang ada sesuai lingkup SMM,
untuk mengevaluasi dan meningkatkan proses yang efektif dan efisien.
Hasil review ini juga digunakan sebagai input tinjauan manajemen.
5.1.1.1 Process Owner
Top manajemen harus mengidentifikasi pemilik proses, dan siapa yang
bertanggung jawab dalam organisasi dan memastikan kompetensinya.
5. KEPEMIMPINAN
5. KEPEMIMPINAN
5.1.2 FOKUS PADA PELANGGAN
Menetapkan, menerapkan, memelihara dan memenuhi :
a. Persyaratan pelanggan, peraturan, perundang-undangan
b. Risiko dan peluang yang menyebabkan ketidaksesuaian
c. Fokus untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
5.2. KEBIJAKAN MUTU
5.2.1 PENETAPAN KEBIJAKAN MUTU
a. Sesuai dengan maksud dan konteks organisasi
b. Kerangka kerja sasaran mutu
c. Komitmen untuk memenuhi persyaratan
d. Komitmen untuk perbaikan berkesinambungan
5.2.2 DIKOMUNIKASIKAN
5. KEPEMIMPINAN
5. KEPEMIMPINAN
5. KEPEMIMPINAN
5.3. PERAN ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB
& WEWENANG
a. Kesesuaian sistem terhadap standar
b. Interaksi proses menghasilkan output
c. Melaporkan peluang untuk perbaikan ke manajemen puncak
d. Kesadaran fokus ke pelanggan
e. Memastikan integritas sistem dipelihara
5. KEPEMIMPINAN
5.3.1 Top Manajemen harus mempunyai personil yang bertanggung jawab
dan berwenang terhadap persamaan persepsi atas persyaratan pelanggan
5.3.2 Penanggung jawab terhadap persyaratan produk dan perbaikannya
Top Manajemen harus mamastikan ;
a. Personil yang bertanggung jawab terhadap
kesesuaian produk, stop produksi, stop
pengiriman dan perbaikan masalah.
b. Personil yang bertanggung jawab dan berwenang
untuk memastikan semua masalah teridentifikasi,
tidak terkirim ke customer.
c. Mempunyai staff produksi setiap shift yang
bertanggung jawab memastikan persyaratan
5. KEPEMIMPINAN
5. KEPEMIMPINAN
6.1. TINDAKAN UNTUK MENGATASI RISIKO DAN PELUANG
Merencanakan:
a. Tindakan untuk menjawab risiko dan peluang
b. Bagaimana mengintegrasikan dan menerapkan tindakan dan evaluasi
efektifitasnya
6.1.2.1 Analisa Risiko
Organisasi harus mempunyai analisa resiko ;
a. Pembelajaran dari product recall
b. Product audit
c. Field return
d. Repair & Rework
e. Complain
f. Scrap
6. PERENCANAAN
6. PERENCANAAN
6. PERENCANAAN
6.1.2.2 Preventive action
Organisasi harus mempunyai dan mengimplementasikan action untuk menghilangkan
penyebab ketidaksesuaian dan mencegah pengulangannya.
Preventive action harus sesuai dengan potensial masalah dan tingkat keparahan yang
terjadi.
Organisasi juga harus mempunyai proses pembelajaran atas dampak negatif / risiko
yang ditimbulkan, menentukan potensi penyebab, rencana perbaikan, dan
menyimpan dokumennya.
6. PERENCANAAN
6. PERENCANAAN
6.1.2.3 Contingency Plan
Organisasi harus ;
a. mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko internal - eksternal termasuk proses
produksi, infrastruktur dan semua persyaratan pelanggan.
b. Membuat contingency plan terkait resiko dan impact nya kepada pelanggan
c. Persiapan kondisi darurat meskipun ada kejadian darurat
d. Infomasi ke customer dan pihak ketiga
e. Simulasi
f. Minimum 1 tahun sekali dilakukan review
g. Penyimpanan catatan, revisi, ataupun perubahan
h. Termasuk setelah mesin di matikan / restart.
6. PERENCANAAN
6.3 RENCANA PERUBAHAN
Jika ada rencana perubahan organisasi harus
mempertimbangkan;
a. Maksud dari perubahan dan potensi nya
b. Integrasi SMM
c. Kecukupan Sumber daya
d. Penempatan kembali tanggung jawab dan
wewenang
6. PERENCANAAN
7. PENDUKUNG
7.1 SUMBER DAYA
7.1.1 UMUM
Menetapkan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk
keefektifan SMM, Dengan mempertimbangkan :
a. Kemampuan organisasi
b. Keperluan yang diperlukan dari penyedia eksternal
7.1.2 ORANG-PEOPLE
7.1.3 INFRASTRUKTUR Meliputi :
a. Bangunan dan utilitas terkait
b. Peralatan termasuk software dan hardware
c. Transportasi sumber daya
d. Teknologi Informasi dan Komunikasi
7. PENDUKUNG
7. PENDUKUNG
7.1.3.1 Plant, facility, and Equipment
planning
7.1.4 LINGKUNGAN UNTUK OPERASIONAL PROSES
Lingkungan yang sesuai dapat berupa kombinasi :
a. Sosial (tidak diskriminatif, tenang, tidak konfrontatif)
b. Psikologis (mengurangi stress, pencegahan kelelahan dan emosi)
c. Fisik (temperature, panas, kelembaban, cahaya, aliran udara, kebersihan,
suara)
7.1.4.1 Organisasi harus memelihara proses ini sesuai kebutuhan dari proses
produksi
7.1.5 PEMANTAUAN DN PENGUKURAN SUMBER DAYA
7.1.5.1 UMUM
Menetapkan dan menyediakan sumber daya untuk memastikan
keabsahan dan kehandalan hasil pemantauan untuk verifikasi
7. PENDUKUNG
7. PENDUKUNG
7.1.5.1.1 MSA
Data statistik harus dilakukan untuk menganalisa variasi yang ada pada
tiap type inspeksi, pengukuran dan pengujian yang telah di tulis dalam control
plan.
MSA fokus pada produk yang khusus/ spesial atau spesial karakteristik
7. PENDUKUNG
7. PENDUKUNG
7.1.5.2 MAMPU TELUSUR PENGUKURAN
Peralatan Pengukuran harus :
a. Dikalibrasi atau diverifikasi atau keduanya
b. Identifikasi unuk menetapkan status kalibrasi
c. Dijaga dari penyetelan, perusakan atau penurunan mutu
7.1.5.2.1 Catatan Kalibrasi atau verifikasi
Organisasi harus mempunyai proses yang terdokumentasi untuk
mengatur proses kalibrasi / verifikasi serta menyimpan catatan sebagai
bukti.
• Organisasi harus menginformasikan jika ada suspect product yang
terkirim ke cust,
• Melakukan verifikasi terhadap software yang digunakan.
7. PENDUKUNG
7. PENDUKUNG
7.1.5.3 Laboratory Requirements
7.1.5.3.1 Internal lab
Jika Organisasi mempunyai proses kalibrasi internal maka, harus
menetapkan scope, kemampuan uji, atau pengukuran. Dengan
mangacu ISO 17025 atau ekuivalennya.
7.1.5.3.2 Eksternal lab
Jika Organisasi menggunakan jasa lab dari luar maka lembaga
tersebut harus sudah ter-akreditasi ISO 17025.
7. PENDUKUNG
7. PENDUKUNG
7. PENDUKUNG
7. PENDUKUNG
7.3. KEPEDULIAN
a. Kebijakan mutu,
b. Sasaran mutu
c. Kontribusi mereka terhadap efektivitas SMM,
d. Pengaruh dari ketidaksesuaian
7.3.1 Organisasi harus mempertahankan / memelihara dokumen
informasi untuk membuktikan bahwa semua karyawan peduli
terhadap kualitas barang, pentingnya aktifitas untuk mencapai,
memonitoring dan memperbaiki kualitas termasuk persyaratan
pelanggan dan resiko bila mana terjadi ketidaksesuaian produk.
7. PENDUKUNG
7.3.2 Organisasi harus mempertahankan / memelihara dokumen
informasi untuk melakukan motivasi kepada karyawan dalam
mencapai sasaran mutu, continual improve, perbaikan / inovasi
lingkungan termasuk promosi kualitas dan teknologi dalam organisasi
7. PENDUKUNG
7.4. KOMUNIKASI
7. PENDUKUNG
7. PENDUKUNG
7.5.3.2.1 Record retention
Organisasi harus menetapkan kebijakan dalam menyimpan catatan mutu
dalam QMS ini.
Beberapa catatan harus di simpan lebih lama, selama produk masih aktif,
seperti ; PPAP, tooling record, desain proses, PO atau contract amandemen.
Sesuai persyaratan customer ditambah satu tahun kalender.
7. PENDUKUNG
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8.3. DISAIN DAN PENGEMBANGAN PRODUK DAN JASA
8.3.1 UMUM
Menetapkan, Menerapkan dan Memelihara
proses desain dan pengembangan
8.3.2 PERENCANAAN DESAIN DAN
PENGEMBANGAN
menetapkan tahapan dengan
mempertimbangnkan
a. Sifat, lamanya dan kerumitannya
b. Tahapan proses
c. Keperluan verifikasi dan validasi
d. Tanggung jawab dan wewenang
e. Sumber daya internal dan eksternal
f. Keperluan untuk pengendalian
8. OPERASIONAL
8.3.2.1 Perencanaan Perancangan dan Pengembangan
Harus merencanakan dan mengendalikan perancangan dan
pengembangan produk termasuk pengaruh dari pemangku
kepentingan.
Termasuk pada :
• Tahapan project management
• Design activity
• Develop FMEA, risk analysis, control plan, standard dan IK
Organisasi harus mengelola hubungan antar departemen terkait untuk
menjamin Komunikasi yang efektif dan kejelasan tanggung jawab .
8.3.2.2 Product design skills
Harus memastikan personil product design sudah kompeten untuk
melakukan pekerjaannya dengan baik
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8.3.3 MASUKAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN
Menetapkan :
a. Persyaratan fungsional dan kinerja
b. Informasi kegiatan desain dan pengembangan sebelumnya
c. Persyaratan dan peraturan perundangan
d. Standar atau kode teknikal
e. Konsekuensi kegagalan potensial
8.3.3.1 Product design input
Organisasi harus melakukan identifikasi, membuat dokumen dan
mereview product design input; product spec, traceability, packaging,
risk analysis, regulatory dan software yang digunakan.
8. OPERASIONAL
8.3.3.2 Manufacture Process Design Input
Organisasi harus melakukan identifikasi, membuat dokumen dan
mereview proses design input; product design output, target produksi,
kemampuan proses, persyaratan pelanggan, handling produk dan desain
assy.
Termasuk penggunaan alat anti salah (pokayoke).
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8.3.4 PENGENDALIAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN
Menetapkan pengendalian untuk memastikan :
a. Hasil yang dicapai ditetapkan
b. Tinjauan dilakukan untuk evaluasi
c. Verifikasi output
d. Validasi
e. Tindakan lain yang diperlukan pada masalah
f. Informasi terdokumentasi
8.3.4.1 Monitoring
Pengukuran pada tahap yang spesifik harus ditentukan, dianalisa dan
dilaporkan sebagai masukan Tinjauan Manajemen.
8. OPERASIONAL
8.3.4.2 Design and development validation
Untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan mampu memenuhi
persyaratan pelanggan, termasuk pemenuhan peraturan.
Bila mungkin validasi harus diselesaikan sebelum penyerahan atau
penggunaan produk, atau mengikuti permintaan pelanggan.
8.3.4.3 Prototype program
Jika di minta oleh custmer, maka perusahaan harus membuat
prototype dan control plan.
8.3.4.4 Product approval process
Organisasi harus membuat dokumen, implementasi, dan memelihara
produk dan proses yang sudah di approval oleh customer.
8. OPERASIONAL
8.3.5 KELUARAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN
Memastikan keluarannya :
a. Memenuhi persyaratan masukan
b. Cukup untuk proses selanjutnya
c. Mengacu pada persyaratan pemantauan dan pengukuran
d. Menetapkan karakteristik produk dan jasa
8.3.5.1 Tambahan
Output desain produk harus dinyatakan dalam istilah yang dapat
diverifikasi dan divalidasi terhadap persyaratan masukan desain produk,
out put desain produk meliputi ; FMEA, reliability study, product special
characteristic, drawing, packaging, labelling dll.
8. OPERASIONAL
8.3.5.2 Manufacturing proses desain output
Harus dapat diverifikasi, divalidasi terhadap masukan perancangan.
Harus mencakup :
• Spesifikasi dan drawing
• Special karakteristik produk dan proses
• Tooling & Equipment
• Manufacturing process flow chart/layout
• Manufacturing Process FMEA
• Control plan
• Work instruction
• Process approval acceptance criteria
• Data-data quality, reliability, maintainability dan
measurability
8. OPERASIONAL
8.3.6 PERUBAHAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN
• Mengidentifikasi, meninjau dan mengendalikan perubahan
• Menyimpan informasi terdokumentasi :
a. Perubahan
b. Hasil tinjauan
c. Otorisasi perubahan
d. Tindakan yang diambil untuk mencegah dampak negatif
8.3.6.1 Tambahan
Perubahannya harus ditunjukkan dan catatan dipelihara. Divalidasi dan
disetujui oleh customer sebelum diterapkan.
Tinjauan mencakup penilaian atas pengaruh perubahan pada produk
dan bagian produk yang telah diserahkan.
8. OPERASIONAL
8.4. PENGENDALIAN PRODUK DAN JASA DARI
EKSTERNAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8.4.2.3 Supplier QMS development
Organisasi harus mensyaratkan kepada supplier otomotifnya untuk
mendevelop, menjalankan dan meningkatkan sistem manajemen
nya sampai sertifikasi ISO .
8.4.2.3.1 Automotive product related/embedded software
Organisasi harus mensyaratkan kepada supplier otomotifnya
yang terkait software, agar menjalankan dan maintain proses
software quality assurance.
8. OPERASIONAL
8.4.2.3 Supplier QMS development
8. OPERASIONAL
8.4.2.4.1 Second party audit
Organisasi juga harus melakukan proses audit second party ke
supplier ; risk assesment, monitoring, QMS development, produk
dan proses audit.
Catatan audit harus di simpan.
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8.5. PRODUKSI DAN PENYEDIAAN JASA
8.5.1. PENGENDALIAN PRODUKSI DAN PENYEDIAAN JASA
a. Ketersediaan karakteristik produk dan hasil yang dicapai
b. Ketersediaan pemantauan dan pengukuran
c. Penerapan kegiatan pemantauan dan pengukuran
d. Penggunaan prasarana dan lingkungan
e. Penunjukan personel yang kompeten
f. Validasi dan validasi ulang
g. tindakan pencegahan kesalahan
h. Penerapan untuk menghasilkan, mengirimkan dan aktifitas setelah
pengiriman
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8.5.1.2 Standard kerja, IK
Organisasi harus memastikan standard kerja, IK, Visual standard ;
a. Telah di komunikasikan dan dimengerti oleh karyawan yang bertanggung
jawab dalam mengerjakan job tersebut.
b. Terbaca
c. Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh karyawan
d. Mudah dijangkau, dibaca dan penempatan yang tepat
8. OPERASIONAL
8.5.1.3 Verifikasi Job set-up
Organisasi Harus ;
 Melakukan verifikasi, seperti initial run of a job, perubahan material atau
perubahan job,
 Firts part / last part validation
 Maintain documented information untuk set up
 Petunjuk kerja harus tersedia untuk set-up personal
 Menggunakan metode statistik untuk verifikasi, jika tersedia.
 Retain record
8.5.1.4 Verifikasi setelah shutdown
Organisasi harus menetapkan dan melakukan action untuk
memastikan pemenuhan persyaratan produk setelah adanya
emergency shutdown
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8.5.3 PROPERTY MILIK PELANGGAN
a. Memelihara
b. MengIdentifikasi, memverifikasi, melindungi dan menjaga
c. Melaporkan ke pelanggan jika hilang, rusak atau ditemukan tak
layak pakai
8. OPERASIONAL
8.5.4.1 Preservasi - Tambahan
Kegiatan preservasi harus
termasuk identifikasi, handling,
contamination control,
packaging,
storage,transportation dan
protection.
Organisasi juga harus
menggunakan inventory
management sistem ; FIFO
8. OPERASIONAL
8.5.5 KEGIATAN PASCA PENGIRIMAN
Mencakup :
a. Ketentuan garansi
b. Kewajiban kontrak seperti jasa pemeliharaan
c. Layanan tambahan seperti daur ulang atau pembuangan akhir.
8.5.5.1 Feedback from service
Organisasi juga harus memastikan proses layanan komunikasi konsen
terhadap manufacturing, material handling, logistik, engineering dan aktifitas
desain.
8. OPERASIONAL
8.5.5.2 Service Agreement
Jika ada kesepakatan layanan / service , Organisasi harus ;
Verifikasi service yang relevan sesuai permintaan pelanggan
Verifikasi keefektifan tujuan penggunaan alat ukur
Verifikasi service personil yang telah dilakukan pelatihan
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8.5.6.1 Tambahan
Organisasi juga harus mempunyai
dokumen proses untuk monitoring
dan melakukan action perubahan,
baik perubahan yang terjadi di
internal, supplier atau customer.
Perhatikan analisa resiko pada
proses ini.
8. OPERASIONAL
8.6. PELEPASAN PRODUK DAN JASA
Mencakup :
a. Penetapan personel yang bertanggung jawab
b. Informasi terdokumentasi Bukti kesesuaian kriteria keberterimaan
c. Mampu telusur terhadap personel yang berwewenang untuk pelepasan
8.6.1 Tambahan
Organisasi harus memastikan pengaturan rencana dalam melakukan
verifikasi persyaratan produk dan jasa tersebut telah sesuai dengan control
plan dan persetujuan produk.
8. OPERASIONAL
8.6.2 Layout inspection and functional testing
Harus dilakukan layout inspeksi dan test fungsi setiap produk seperti
yang tercantum didalam control plan
Waktu pelaksanaan pengacu pada ketentuan pelanggan.
Record harus tersedia untuk tinjauan pelanggan
8.6.3 Appearance items
Untuk perusahaan yang ditunjuk oleh customer, maka harus ;
 Kesesuaian sumber daya, termasuk penerangan
 Master colour, texture dll
 Perawatan alat dan monitoringnya
 Kompetensi personil
8. OPERASIONAL
8.6.4 Verification and acceptance of conformity external provider
Harus melakukan pemastian kualitas dari ekternal provider, termasuk
produk dan proses ;
 Evaluasi data statistiknya
 Inspection incoming
 Second party audit , dll
8.6.5 Statutory and regulatory conformity
Organisasi harus memastikan kepatuhan eksternal provider terhadap
undang-undang dan peraturan serta persyaratan di masing-masing negara
8.6.6 Acceptance criteria
Jika sesuai, atau di minta pelanggan Organisasi harus menetapkan kreteria
keberterimaan, kemudian dimintakan approval ke customer. untuk attribute
data sampling harus zero defect.
8. OPERASIONAL
8.7.1 Jika terjadi
ketidaksesuaian, organisasi
harus ;
a. Identifikasi keluaran
proses yang tidak sesuai
b. Adanya tindakan akibat
ketidaksesuaian
c. Kesesuaian hasil dari
ketidaksesuaian harus
diverifikasi
8. OPERASIONAL
8.7.1.1 Customer authorization for consession
Organisasi harus memperoleh konsesi dari pelanggan jika terdapat
ketidaksesuaian, catatan ini harus di simpan
8.7.1.2 Control of Non conforming product
Organisasi harus mematuhi aturan customer tentang monitoring produk
tidak sesuai
8.7.1.3 Control of suspect product
Organisasi harus memastikan produk yang tidak ter-identifikasi/ suspect
telah dipisahkan, dimonitoring dan dikategorikan sebagai produk yang tidak sesuai.
Organisasi juga harus memastikan bahwa personil terkait sudah
mendapatkan pelatihan tentang pengendalian produk tidak sesuai.
8. OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
8.7.1.6 Customer Notification
Organisasi harus segera
memberitahukan kepada
pelanggan jika ada product NC
yang terkirim.
Komunikasi awal harus diikuti
dengan pembuatan dokumen.
8. OPERASIONAL
8.7.2
Organisasi harus memelihara informasi terdokumentasi untuk ;
a. Menjelaskan ketidaksesuaian
b. Menjelaskan tindakan yang diambil
c. Menjelaskan bila ada konsesi yg dilakukan
d. Menjelaskan personel yang berwenang dalam tindakan perbaikan
9. EVALUASI KINERJA
9.1 PEMANTAUAN, PENGUKURAN, ANALISA dan EVALUASI
9.1.1.1 Monitoring and measurement manufacturing process
Organisasi harus melakukan proses studi untuk proses baru, guna
verifikasi kemampuan proses dan penyediaan input proses control.
Organisasi harus mempertahankan hasil pengukuran kemampuan proses
seperti yang diminta dalam PPAP.
Organisasi harus melakukan verifikasi flow proses diagram, PFMEA dan
Control plan yang telah dilaksanakan, termasuk ;
a. Teknik pengukuran
b. Sampling plan
c. Kriteria keberterimaan
d. Hasil ukur / check sheet data
e. Reaction plan
9. EVALUASI KINERJA
9.1.1.2 Identification of statistical tools
Organisasi harus menetapkan alat / teknik stastitik.
juga harus melakukan verifikasi alat / teknik statistik termasuk APQP,
DFMEA atau PFMEA dan control plan.
9.1.1.3 Application of statistical concept
Konsep statistik, seperti variasi, stabilitty, process capability harus di pahami
dan digunakan oleh karyawan. yaitu karyawan yang termasuk bagian collection,
analysis dan data statistik.
9. EVALUASI KINERJA
9. EVALUASI KINERJA
9.1.2 KEPUASAN PELANGGAN
a. Memantau persepsi pelanggan
b. Menjelaskan metode pengukuran
9.1.2.1 Customer satisfaction
Hasil kepuasan pelanggan harus di monitor, melalui internal atau eksternal
evaluasi. guna memastikan kesesuaian produk dan proses.
9. EVALUASI KINERJA
9.1.3 EVALUASI DAN ANALISA
a. Kesesuaian produk dan jasa
b. Tingkat kepuasan pelanggan
c. Kinerja dan keefektifan sistem manajemen mutu
d. Perencanaan sudah diterapkan secara efektif
e. Efektifitas tindakan
f. Kinerja penyedia dari luar
g. Kebutuhan untuk peningkatan berkelanjutan
9.1.3.1 Prioritization
Tren Kualitas dan performa operasional harus di compare dengan
pencapaian sasaran.
Support prioritisasi dalam peningkatan kepuasan pelanggan
9. EVALUASI KINERJA
9.2 INTERNAL AUDIT
a. Merencanakan, menetapkan dan memelihara program audit
b. Menetapkan kriteria audit dan cakupan untuk setiap audit
c. Memilih auditor
d. Memastikan bahwa hasil audit dilaporkan kepada manajemen
e. Menyimpan informasi yang terdokumentasi
9.2.2.1 Internal audit program
Organisasi harus mempunyai dokumen proses internal audit
termasuk program internal audit. Program audit harus berdasarkan resiko,
tren performa internal eksternal dan proses penting / critical.
Termasuk jika ada software development juga dilakukan audit.
9. EVALUASI KINERJA
9.2.2.2 QMS Audit
Organisasi harus melakukan audit QMS proses dalam waktu lebih dari
3 tahun kalender.
9.2.2.2 Process Audit
Organisasi harus melakukan audit QMS proses dalam waktu lebih dari
3 tahun kalender, setiap shift harus di audit.
Dokumen analisa resiko/FMEA dan Control plan serta dokumen lain bisa
digunakan
9.2.2.2 Product Audit
Organisasi harus melakukan audit produk, bisa menggunakan
methode pendekatan customer specific requirements
9. EVALUASI KINERJA
9.3 TINJAUAN MANAJEMEN
9. EVALUASI KINERJA
9.3.2 Input tinjauan manajemen
Rapat Tinjauan manajemen / RTM harus direncanakan dan
dilaksanakan dengan mempertimbangkan ;
1. Status tindakan pada RTM sebelumnya
2. Perubahan isu internal dan eksternal
3. Informasi kinerja dan efektifitas
4. Kinerja SMM
5. Tindakan perbaikan
6. Kecukupan sumber daya
7. Peluang peningkatan
9. EVALUASI KINERJA
9.3.2.1 Tambahan
Input RTM harus termasuk ;
1. COPQ (Cost Of Poor Quality)
2. Pengukuran keefektifan proses
3. Pengukuran efisiensi proses
4. Kesesuaian produk
5. Penilaian kemampuan kelayakan manufakturing
6. Kepuasan pelanggan
7. Review target maintenance
8. Warranty performance
9. Review customer score card
10. Identifikasi potensial risk - dengan FMEA
11. Kegagalan yang berimbas pada resiko keselamatan dan lingkungan
9. EVALUASI KINERJA
9.3.3 Output tinjauan manajemen
Keluaran rapat Tinjauan manajemen / RTM harus mencakup
keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan ;
1. Kesempatan perbaikan yang berkelanjutan
2. Kebutuhan Perubahan pada SMM
3. Kebutuhan Sumber daya
9.3.3.1 Tambahan
Top management harus membuat action plan dan menjalankannya ketika
performa customer tidak tercapai
10. IMPROVEMENT
10. PERBAIKAN
10. 1 UMUM
Organisasi harus menetapkan dan memilih tindakan perbaikan untuk
memenuhi persyaratan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Hal ini termasuk ;
a. Meningkatkan produk dan jasa untuk pemenuhan persyaratan
b. Memperbaiki, mencegah atau mengurangi dampak yang tidak diinginkan
c. Meningkatkan kinerja dan keefektifan sistem manajemen mutu
d. Memperbaiki hasil-hasil sistim manajemen mutu
10. IMPROVEMENT
10. 2 KETIDAKSESUAIAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN
10.2.1 Pada saat ketidaksesuaian terjadi termasuk komplain,
perusahaan harus ;
a. Lakukan tindakan perbaikan
b. Evaluasi tindakan perbaikan
c. Meninjau dan menganalisa ketidaksesuaian
d. Menetapkan penyebab ketidaksesuaian
e. Menetapkan jika ketidaksesuaian yang sama terjadi atau potensinya bisa
terjadi
f. Update resiko dan peluangnya dijelaskan mulai dari perencanaan (jika
perlu)
g. Membuat perubahan pada sistim manajemen mutu, jika diperlukan
10. IMPROVEMENT
10.2.2 Organisasi harus
menyimpan informasi yang
terdokumentasi sebagai bukti dari ;
a. Sifat ketidaksesuaian dan
tindakan perbaikan
b. Hasil dari tindakan perbaikan
10. IMPROVEMENT
10. IMPROVEMENT
10.2.6 Customer complain and failure test analysis
Organisasi harus melakukan analisa ketika mendapatkan komplain dari pelanggan,
dan melakukan problem solving serta corrective action.
10. IMPROVEMENT
IATF16949:2016 Automotive QMS Awareness

More Related Content

PPTX
materi training IATF 16949.pptx
PPTX
AWARENESS ISO 9001:2015
DOCX
dokumen wajib Iso 9001:2015
PDF
Presentasi iso 9001 2015 persyaratan klausul 7 dukungan
PDF
Soal Tes Pemahaman iso 9001 2015
PPTX
Klausul 8 iso 9001 2015
PPT
Awareness QMS ISO 9001 2015 Webinar
PPT
Materi awarenes iso 9001:2015
materi training IATF 16949.pptx
AWARENESS ISO 9001:2015
dokumen wajib Iso 9001:2015
Presentasi iso 9001 2015 persyaratan klausul 7 dukungan
Soal Tes Pemahaman iso 9001 2015
Klausul 8 iso 9001 2015
Awareness QMS ISO 9001 2015 Webinar
Materi awarenes iso 9001:2015

What's hot (20)

PDF
ISO 14001 2015 EMS - Awareness
PDF
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
PPTX
ISO 9001 2015
PDF
Freelance trainer auditor iso 9001 14001 45001 danang suryo wardhono
PDF
Risiko dan peluang ISO 9001:2015
PDF
Overview iso 9001 2015
PDF
Presentasi iso 9001 2015 pendahuluan
PPTX
Quality Training
PPT
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
PPTX
AWARENESS TRAINING ISO 45001.pptx
PDF
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
PPTX
Quality control
PDF
ISO 9001:2015 QMS Awareness
PDF
02. INTERNAL AUDIT QMS ISO 9001-2015 BASE ON ISO 19011-2018 R00 06-2022.pdf
PPTX
Awareness of iatf 16949
PPTX
Pelatihan dokumentasi iso
PDF
OHSAS ISO 45001 Tahun 2018.ppt.pdf
PPTX
ISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem Manajemen
PPTX
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
PDF
Materi 5 S (Seiri Seiton Seiso Seiketsu Shitsuke)
ISO 14001 2015 EMS - Awareness
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
ISO 9001 2015
Freelance trainer auditor iso 9001 14001 45001 danang suryo wardhono
Risiko dan peluang ISO 9001:2015
Overview iso 9001 2015
Presentasi iso 9001 2015 pendahuluan
Quality Training
Materi-Pelatihan-ISO-9001-2015-MAS.ppt
AWARENESS TRAINING ISO 45001.pptx
ISO 19011:2018 Auditing Guidance - Awareness
Quality control
ISO 9001:2015 QMS Awareness
02. INTERNAL AUDIT QMS ISO 9001-2015 BASE ON ISO 19011-2018 R00 06-2022.pdf
Awareness of iatf 16949
Pelatihan dokumentasi iso
OHSAS ISO 45001 Tahun 2018.ppt.pdf
ISO 19011:2018 Pedoman Audit Sistem Manajemen
AWARENESS ISO INTEGRATED 9001 14001 45001 PROSIA.pptx
Materi 5 S (Seiri Seiton Seiso Seiketsu Shitsuke)
Ad

Similar to IATF16949:2016 Automotive QMS Awareness (20)

PDF
3. Modul ISO 9001 & 14001.pdf
PPTX
Materi ISO 9001_2015-vers 1-sederhana.pptx
PPTX
Pengendalian dan Penjaminan Mutu
PDF
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi Indonesia
DOCX
Definisi kualitas
PDF
Pengenalan ISO / TS 16949
PPTX
Awareness ISO 9001 2015 SAP Express - Ali Panca.pptx
PDF
ISO 9001-2000 UNTUK STANDARISASI METODE BUSINESS
PPTX
Tugas Manajemen Pemasaran MENGELOLA KUALITAS .pptx
PPT
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
PPTX
ISO Standard & Internal Audit - Staedtler Indonesia
PDF
WEBINAR INTEGRATED MGT SYSTEM 9K 14K 45K [ok]
PDF
Pertemuan 06 mengelola kualitas
PPTX
PERTEMUAN 5_MANAJEMEN KUALITAS DI PERUSAHAAN.pptx
PPTX
1575277967_Awareness ISO 90012015, SOP dan Bisnis Proses .pptx
PPTX
1575277967_Awareness ISO 90012015, SOP dan Bisnis Proses .pptx
PDF
1624865467_ISO 9001 2015 Sistem Manajemen Mutu.pdf
PPT
Manajemen kualitas qms
PPTX
Ppt Manajemen Operasional BAB 6 magister manajemen.pptx
PPT
01_Awareness ISO 9001_Introduction
3. Modul ISO 9001 & 14001.pdf
Materi ISO 9001_2015-vers 1-sederhana.pptx
Pengendalian dan Penjaminan Mutu
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi Indonesia
Definisi kualitas
Pengenalan ISO / TS 16949
Awareness ISO 9001 2015 SAP Express - Ali Panca.pptx
ISO 9001-2000 UNTUK STANDARISASI METODE BUSINESS
Tugas Manajemen Pemasaran MENGELOLA KUALITAS .pptx
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
ISO Standard & Internal Audit - Staedtler Indonesia
WEBINAR INTEGRATED MGT SYSTEM 9K 14K 45K [ok]
Pertemuan 06 mengelola kualitas
PERTEMUAN 5_MANAJEMEN KUALITAS DI PERUSAHAAN.pptx
1575277967_Awareness ISO 90012015, SOP dan Bisnis Proses .pptx
1575277967_Awareness ISO 90012015, SOP dan Bisnis Proses .pptx
1624865467_ISO 9001 2015 Sistem Manajemen Mutu.pdf
Manajemen kualitas qms
Ppt Manajemen Operasional BAB 6 magister manajemen.pptx
01_Awareness ISO 9001_Introduction
Ad

More from Ali Fuad R (18)

PPT
Pelatihan Accident Investigation Training
PPTX
Pengantar Bribery Risk Assesment ISO 37001
PPT
Pemahaman Good Manufacturing Process
PPT
Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017
PPTX
Pemahaman CSMS - Contractor Safety Mgt System
PPTX
Pemahaman Sistem Manajemen Aset ISO 55001:2014
PPTX
Pemahaman 50001:2018 Sistem Manajemen Energi
PDF
Pengenalan ISO sebagai Organisasi Standar Dunia
PDF
ISO 21001:2018 Educational Organization Management System
PDF
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
PPT
Awareness ISMS ISO 27001:2013
PDF
SHE Leadership
PDF
Soal Tes Kasus Audit Internal
PDF
Panduan Penyusunan SOP
PDF
ISO 45001:2018 Awareness & Upgrading
PDF
ISO 22301:2019 BCMS Awareness
PDF
ISO 14589-1:2016 Record Mgt Awareness
PDF
ISO 37001:2016 Awareness - Oktober 2020
Pelatihan Accident Investigation Training
Pengantar Bribery Risk Assesment ISO 37001
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017
Pemahaman CSMS - Contractor Safety Mgt System
Pemahaman Sistem Manajemen Aset ISO 55001:2014
Pemahaman 50001:2018 Sistem Manajemen Energi
Pengenalan ISO sebagai Organisasi Standar Dunia
ISO 21001:2018 Educational Organization Management System
Pemahaman ISO 31000:2018 Manajemen Risiko
Awareness ISMS ISO 27001:2013
SHE Leadership
Soal Tes Kasus Audit Internal
Panduan Penyusunan SOP
ISO 45001:2018 Awareness & Upgrading
ISO 22301:2019 BCMS Awareness
ISO 14589-1:2016 Record Mgt Awareness
ISO 37001:2016 Awareness - Oktober 2020

IATF16949:2016 Automotive QMS Awareness

  • 1. AWARENESS AUTOMOTIVE MANAGEMENT SYSTEM IATF 16949:2016 SISTEM MANAJEMEN MUTU INDUSTRI OTOMOTIF
  • 2. Quality Management System = Kendaraan ISO 9001 ISO 9001 CSR ISO 9001 IATF 16949 CSR CORE TOOLS * CSR : Customer Specific Requirements
  • 3. Apa itu IATF 16949 ? IATF 16949 : 2016 (Sebelumnya bernama ISO/TS 16949 : 2009) adalah spesifikasi teknis yang dikembangkan oleh lembaga International Automotive Task Force (IATF) yang menegaskan persyaratan sistem manajemen mutu khusus untuk supplier otomotif, persyaratan umum masih mengacu pada ISO 9001 : 2015.
  • 4. Three Key Organizations 1. IATF – International Automotive Task Force 2. IAOB - International Automotive Oversight Bureau 3. AIAG – Automotive Industries Action Group Publishing standards and offering educational conferences and training. IATF AIAG Auditing Bodies Industry-2 Industry-3 IAOB
  • 5. Purpose of the IATF Organization • Develop consensus for international quality system requirements (automotive) • Develop policy & procedure for registration • Provide appropriate training to CBs • Serve as formal liaison
  • 6. IATF Members Vehicle manufacturers: 8 Subscribers- • BMW, • Daimler Chrysler, • FIAT, • Ford Motor, • GM, • PSA (French Car Mfg.), • Renault, • Volkswagen Industry trade organizations: AIAG – Automotive Industry Action Group ANFIA (Italy)- National Association of the Automobile Industry (Associazione Nazionale Fra Industrie Automobilistiche) FIEV (France)- French Vehicle Equipment Industries Association (Fédération des Industries des Equipements pour Véhicules) SMMT (UK), VDA (Germany), ZF (Germany) Guest members: JAMA - Japan Automobile Manufacturers Association
  • 7. Persyaratan - Persyaratan 1. Advanced Product Quality Planning (APQP) 2. Production Part Approval Process (PPAP) 3. Failure Mode & Effect Analysis (FMEA) 4. Measurement System Analysis (MSA) 5. Statistical Process Control (SPC) AUTOMOTIVE CORE TOOLS AUTOMOTIVE QUALITY MANAGEMENT SYSTEM IATF 16949 IMPLEMENTATION CUSTOMER SPECIFIC REQUIREMENT IATF 16949 : 2016 Requirement (103 Clauses) ISO 9001 : 2015 Requirement (64 Clauses) Supplier Quality Assurance Manual (SQAM) Technical Standard + Organisation Procedure
  • 8. APQP (Advanced Product Quality Planning) adalah suatu metode yang disusun untuk menetapkan dan menentukan langkah-langkah yang dibutuhkan dalam pengembangan product baru yang melibatkan cross functional team dalam perusahaan, Supplier dan Customer untuk memastikan semua persyaratan customer terpenuhi tepat pada waktunya. 1. Advanced Product Quality Planning (APQP)
  • 9. 1. Cost pengembangan produk bisa ditekan (tidak over budget) 2. Project bisa diselesaikan tepat waktu 3. Kualitas produk baik sejak awal produk dibuat/ dilaunch Tujuan APQP 1. Advanced Product Quality Planning (APQP)
  • 10. Target dan Sasaran APQP 1. Advanced Product Quality Planning (APQP)
  • 11. APQP Phases and Activities
  • 12. 2. Production Part Approval Process (PPAP) Tujuan PPAP • Untuk memastikan bahwa semua requirement customer dimengerti dan telah dipenuhi oleh supplier dalam proses produksinya. • Untuk mengetahui jika proses produksi mempunyai potensial masalah selama berlangsungnya proses produksi.
  • 13. 2. Production Part Approval Process (PPAP)
  • 14. 3. Failure Mode & Effect Analysis (FMEA) FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) adalah Teknik engineering yang digunakan untuk menetapkan, mengidentifikasi, dan menghilangkan kegagalan yang diketahui dan atau potensi kegagalan, problem, error, dari sistem, design, proses, service sebelum kegagalan tersebut sampai ke tangan pelanggan.
  • 15. 3. Failure Mode & Effect Analysis (FMEA) Tujuan FMEA Mengevaluasi potensi risiko kegagalan produk dan proses Menganalisa sebab dan akibat dari kegagalan Merekomendasikan tindakan untuk mengurangi risiko Mendokumentasikan tindakan pencegahan & deteksi
  • 16. 4. Measurement System Analysis (MSA) Tujuan MSA Memvalidasi sistem pengukuran Jenis MSA • MSA Attribute • MSA Variable
  • 17. 5. Statistical Process Control (SPC) SPC (Statistical Process Control) adalah kumpulan teknik-teknik pemecahan masalah untuk mengumpulkan atau menganalisa data sehingga kita dapat memahami dan bertindak untuk menstabilkan proses, mengurangi variasi dan memperbaiki kapabilitas
  • 18. Siklus Proses Manufaktur Otomotif Engineering Specification D-FMEA P-FMEA Control Plan Procedure, Work Instruction, Check Sheet Education Production Problem Root Cause Analysis Action MSA SPC Manufacture Flow Process Skill Map Effective ? Standardization Yokotenkai New Current No Yes Engineerin g Change Request UpdateUpdateUpdateUpdate
  • 19. Goal Implementasi IATF 16949 QUALITY MANAGEMENT SYSTEM, yang : • Menekankan pada tindakan pencegahan • Mengurangi variasi pemborosan dalam rantai pasok • Selalu melakukan continual improvement SERTIFIKASI IATF 16949 BERBANDING LURUS DENGAN KINERJA
  • 20. 3 Pilar Implementasi (Quality) Management System
  • 23. Risk Base Thinking ISO/TS 16949:2009 IATF 16949:2016
  • 25. Risiko Perusahaan • Menyaring Risiko yang menghambat pencapaian tujuan perusahaan • Teknik : Risk Management Risiko Proses/ Aktivitas • Menyaring Risiko yang terkait dengan proses, tujuan untuk menciptakan proses anti salah • Teknik : BrainstormingRisiko Produksi/ Manufaktur • Menyaring Risiko yang terjadi di produksi/ manufaktur • Teknik : FMEA Risiko Keseharian • Menyaring Risiko dalam kegiatan harian • Teknik : Risk based thinking dalam mengambil keputusan Risk Base Thinking
  • 28. High Level Structure Before : ISO/TS 16949:2009Now : IATF 16949:2016
  • 32. 4.1. PEMAHAMAN ORGANISASI DAN KONTEKSNYA Organisasi harus menetapkan issue eksternal dan internal  Di Identifikasi, Dipantau dan  Ditinjau Issue Internal : a. Kedisiplinan karyawan b. Lingkungan perusahaan c. Budaya perusahaan d. Kepercayaan pelanggan e. Pertumbuhan bisnis f. Kecanggihan sistem g. Komitmen yang kuat Issue Eksternal : a. Peraturan dan Perundang-undangan b. Sosial c. Teknologi d. Ekonomi e. Kompetisi Pasar f. Lingkungan g. Budaya 4. KONTEKS ORGANISASI
  • 34. 4. KONTEKS ORGANISASI 4.2. MEMAHAMI KEBUTUHAN DAN HARAPAN PIHAK YANG BERKEPENTINGAN Menetapkan : a. Pihak yang relevan yang berkepentingan dalam SMM b. persyaratan pihak yang berkepentingan SMM 4.3. menetapkan LINGKUP SISTIM MANAJEMEN MUTU Menetapkan batas dan lingkup penerapan SMM Mempertimbangkan: a. Issue internal dan issue eksternal b. persyaratkan-persyaratan yang terkait c. Produk dan jasa dalam organisasi d. Support function ( HO, Workshop ) juga dimasukkan
  • 38. 4. KONTEKS ORGANISASI 4.3.2 CUSTOMER SPECIFIC REQUIREMENTS - CSRs Mengidentifikasi CSR dari semua customer Melakukan / mengimplementasikan setiap permintaan dari customer Membuat rencana tindakan CSR harus dievaluasi pemenuhannya dan dimasukkan dalam scope QMS
  • 39. 4. KONTEKS ORGANISASI 4.4. SISTIM MANAJEMEN MUTU DAN PROSESNYA 4.4.1 Organisasi harus : Menetapkan, menerapkan, memelihara SMM secara berkesinambungan memperbaiki termasuk: a. Masukan dan keluaran yang diharapkan b. Urut-urutan dan interaksi antar proses c. Kriteria, metode dan pengukuran d. Sumber daya dan ketersediaannya e. Tanggung jawab an wewenang f. Resiko dan kesempatan g. Evaluasi proses h. Peningkatan proses dan sistem manajemen mutu
  • 41. 4.4. SISTIM MANAJEMEN MUTU DAN PROSESNYA 4.4.1.1 Conformance product and process Organisasi harus : Memastikan kesesuaian produk,proses, jasa dan pihak ketiga untuk kepuasan pelanggan termasuk persyaratan dan peraturan. 4.4.1.2 Product safety Organisasi harus mempunyai proses yang terdokumentasi untuk pengaturan product safety yang terkait dengan produk dan proses manufakturing ; a. Identifikasi persyaratan dan peraturan b. Identifikasi karakteristik produk safety, monitoring proses nya c. karyawan yang bertanggung jawab, pelatihan dan system mampu telusur. 4.4.2. Semua dokumen ini dirawat dan disimpan. 4. KONTEKS ORGANISASI
  • 44. 5. KEPEMIMPINAN 5.1 KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN Manajemen Puncak harus menunjukkan kepemimpinan dan komitmentnya : a. Keefektifan sistem manajemen mutu b. Kebijakan mutu dan sasaran mutu c. Integrasi persyaratan ke proses bisnis organisasi d. Pendekatan terhadap proses dan pemahaman terhadap resiko e. Sumber daya tersedia f. Mengkomunikasikan pentingnya manajemen yang efektif g. Mencapai hasil yang diinginkan h. Menarik dan mengarahkan orang yang berkontribusi i. Perbaikan yang berkelanjutan j. Mendukung peran manajemen
  • 45. 5. KEPEMIMPINAN 5.1.1.1 Corporate responsibility Organisasi harus mempunyai kebijakan tentang corporate responsibility, anti bribery policy, employee code of conduct dan wistle blowing. 5.1.1.2 Proses yang efektif dan efisien Top manajemen harus melakukan review proses yang ada sesuai lingkup SMM, untuk mengevaluasi dan meningkatkan proses yang efektif dan efisien. Hasil review ini juga digunakan sebagai input tinjauan manajemen. 5.1.1.1 Process Owner Top manajemen harus mengidentifikasi pemilik proses, dan siapa yang bertanggung jawab dalam organisasi dan memastikan kompetensinya.
  • 47. 5. KEPEMIMPINAN 5.1.2 FOKUS PADA PELANGGAN Menetapkan, menerapkan, memelihara dan memenuhi : a. Persyaratan pelanggan, peraturan, perundang-undangan b. Risiko dan peluang yang menyebabkan ketidaksesuaian c. Fokus untuk meningkatkan kepuasan pelanggan 5.2. KEBIJAKAN MUTU 5.2.1 PENETAPAN KEBIJAKAN MUTU a. Sesuai dengan maksud dan konteks organisasi b. Kerangka kerja sasaran mutu c. Komitmen untuk memenuhi persyaratan d. Komitmen untuk perbaikan berkesinambungan 5.2.2 DIKOMUNIKASIKAN
  • 50. 5. KEPEMIMPINAN 5.3. PERAN ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB & WEWENANG a. Kesesuaian sistem terhadap standar b. Interaksi proses menghasilkan output c. Melaporkan peluang untuk perbaikan ke manajemen puncak d. Kesadaran fokus ke pelanggan e. Memastikan integritas sistem dipelihara
  • 51. 5. KEPEMIMPINAN 5.3.1 Top Manajemen harus mempunyai personil yang bertanggung jawab dan berwenang terhadap persamaan persepsi atas persyaratan pelanggan 5.3.2 Penanggung jawab terhadap persyaratan produk dan perbaikannya Top Manajemen harus mamastikan ; a. Personil yang bertanggung jawab terhadap kesesuaian produk, stop produksi, stop pengiriman dan perbaikan masalah. b. Personil yang bertanggung jawab dan berwenang untuk memastikan semua masalah teridentifikasi, tidak terkirim ke customer. c. Mempunyai staff produksi setiap shift yang bertanggung jawab memastikan persyaratan
  • 54. 6.1. TINDAKAN UNTUK MENGATASI RISIKO DAN PELUANG Merencanakan: a. Tindakan untuk menjawab risiko dan peluang b. Bagaimana mengintegrasikan dan menerapkan tindakan dan evaluasi efektifitasnya 6.1.2.1 Analisa Risiko Organisasi harus mempunyai analisa resiko ; a. Pembelajaran dari product recall b. Product audit c. Field return d. Repair & Rework e. Complain f. Scrap 6. PERENCANAAN
  • 56. 6. PERENCANAAN 6.1.2.2 Preventive action Organisasi harus mempunyai dan mengimplementasikan action untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian dan mencegah pengulangannya. Preventive action harus sesuai dengan potensial masalah dan tingkat keparahan yang terjadi. Organisasi juga harus mempunyai proses pembelajaran atas dampak negatif / risiko yang ditimbulkan, menentukan potensi penyebab, rencana perbaikan, dan menyimpan dokumennya.
  • 58. 6. PERENCANAAN 6.1.2.3 Contingency Plan Organisasi harus ; a. mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko internal - eksternal termasuk proses produksi, infrastruktur dan semua persyaratan pelanggan. b. Membuat contingency plan terkait resiko dan impact nya kepada pelanggan c. Persiapan kondisi darurat meskipun ada kejadian darurat d. Infomasi ke customer dan pihak ketiga e. Simulasi f. Minimum 1 tahun sekali dilakukan review g. Penyimpanan catatan, revisi, ataupun perubahan h. Termasuk setelah mesin di matikan / restart.
  • 59. 6. PERENCANAAN 6.3 RENCANA PERUBAHAN Jika ada rencana perubahan organisasi harus mempertimbangkan; a. Maksud dari perubahan dan potensi nya b. Integrasi SMM c. Kecukupan Sumber daya d. Penempatan kembali tanggung jawab dan wewenang
  • 61. 7. PENDUKUNG 7.1 SUMBER DAYA 7.1.1 UMUM Menetapkan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk keefektifan SMM, Dengan mempertimbangkan : a. Kemampuan organisasi b. Keperluan yang diperlukan dari penyedia eksternal 7.1.2 ORANG-PEOPLE 7.1.3 INFRASTRUKTUR Meliputi : a. Bangunan dan utilitas terkait b. Peralatan termasuk software dan hardware c. Transportasi sumber daya d. Teknologi Informasi dan Komunikasi
  • 63. 7. PENDUKUNG 7.1.3.1 Plant, facility, and Equipment planning
  • 64. 7.1.4 LINGKUNGAN UNTUK OPERASIONAL PROSES Lingkungan yang sesuai dapat berupa kombinasi : a. Sosial (tidak diskriminatif, tenang, tidak konfrontatif) b. Psikologis (mengurangi stress, pencegahan kelelahan dan emosi) c. Fisik (temperature, panas, kelembaban, cahaya, aliran udara, kebersihan, suara) 7.1.4.1 Organisasi harus memelihara proses ini sesuai kebutuhan dari proses produksi 7.1.5 PEMANTAUAN DN PENGUKURAN SUMBER DAYA 7.1.5.1 UMUM Menetapkan dan menyediakan sumber daya untuk memastikan keabsahan dan kehandalan hasil pemantauan untuk verifikasi 7. PENDUKUNG
  • 65. 7. PENDUKUNG 7.1.5.1.1 MSA Data statistik harus dilakukan untuk menganalisa variasi yang ada pada tiap type inspeksi, pengukuran dan pengujian yang telah di tulis dalam control plan. MSA fokus pada produk yang khusus/ spesial atau spesial karakteristik
  • 67. 7. PENDUKUNG 7.1.5.2 MAMPU TELUSUR PENGUKURAN Peralatan Pengukuran harus : a. Dikalibrasi atau diverifikasi atau keduanya b. Identifikasi unuk menetapkan status kalibrasi c. Dijaga dari penyetelan, perusakan atau penurunan mutu 7.1.5.2.1 Catatan Kalibrasi atau verifikasi Organisasi harus mempunyai proses yang terdokumentasi untuk mengatur proses kalibrasi / verifikasi serta menyimpan catatan sebagai bukti. • Organisasi harus menginformasikan jika ada suspect product yang terkirim ke cust, • Melakukan verifikasi terhadap software yang digunakan.
  • 69. 7. PENDUKUNG 7.1.5.3 Laboratory Requirements 7.1.5.3.1 Internal lab Jika Organisasi mempunyai proses kalibrasi internal maka, harus menetapkan scope, kemampuan uji, atau pengukuran. Dengan mangacu ISO 17025 atau ekuivalennya. 7.1.5.3.2 Eksternal lab Jika Organisasi menggunakan jasa lab dari luar maka lembaga tersebut harus sudah ter-akreditasi ISO 17025.
  • 73. 7. PENDUKUNG 7.3. KEPEDULIAN a. Kebijakan mutu, b. Sasaran mutu c. Kontribusi mereka terhadap efektivitas SMM, d. Pengaruh dari ketidaksesuaian 7.3.1 Organisasi harus mempertahankan / memelihara dokumen informasi untuk membuktikan bahwa semua karyawan peduli terhadap kualitas barang, pentingnya aktifitas untuk mencapai, memonitoring dan memperbaiki kualitas termasuk persyaratan pelanggan dan resiko bila mana terjadi ketidaksesuaian produk.
  • 74. 7. PENDUKUNG 7.3.2 Organisasi harus mempertahankan / memelihara dokumen informasi untuk melakukan motivasi kepada karyawan dalam mencapai sasaran mutu, continual improve, perbaikan / inovasi lingkungan termasuk promosi kualitas dan teknologi dalam organisasi
  • 77. 7. PENDUKUNG 7.5.3.2.1 Record retention Organisasi harus menetapkan kebijakan dalam menyimpan catatan mutu dalam QMS ini. Beberapa catatan harus di simpan lebih lama, selama produk masih aktif, seperti ; PPAP, tooling record, desain proses, PO atau contract amandemen. Sesuai persyaratan customer ditambah satu tahun kalender.
  • 85. 8. OPERASIONAL 8.3. DISAIN DAN PENGEMBANGAN PRODUK DAN JASA 8.3.1 UMUM Menetapkan, Menerapkan dan Memelihara proses desain dan pengembangan 8.3.2 PERENCANAAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN menetapkan tahapan dengan mempertimbangnkan a. Sifat, lamanya dan kerumitannya b. Tahapan proses c. Keperluan verifikasi dan validasi d. Tanggung jawab dan wewenang e. Sumber daya internal dan eksternal f. Keperluan untuk pengendalian
  • 86. 8. OPERASIONAL 8.3.2.1 Perencanaan Perancangan dan Pengembangan Harus merencanakan dan mengendalikan perancangan dan pengembangan produk termasuk pengaruh dari pemangku kepentingan. Termasuk pada : • Tahapan project management • Design activity • Develop FMEA, risk analysis, control plan, standard dan IK Organisasi harus mengelola hubungan antar departemen terkait untuk menjamin Komunikasi yang efektif dan kejelasan tanggung jawab . 8.3.2.2 Product design skills Harus memastikan personil product design sudah kompeten untuk melakukan pekerjaannya dengan baik
  • 88. 8. OPERASIONAL 8.3.3 MASUKAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN Menetapkan : a. Persyaratan fungsional dan kinerja b. Informasi kegiatan desain dan pengembangan sebelumnya c. Persyaratan dan peraturan perundangan d. Standar atau kode teknikal e. Konsekuensi kegagalan potensial 8.3.3.1 Product design input Organisasi harus melakukan identifikasi, membuat dokumen dan mereview product design input; product spec, traceability, packaging, risk analysis, regulatory dan software yang digunakan.
  • 89. 8. OPERASIONAL 8.3.3.2 Manufacture Process Design Input Organisasi harus melakukan identifikasi, membuat dokumen dan mereview proses design input; product design output, target produksi, kemampuan proses, persyaratan pelanggan, handling produk dan desain assy. Termasuk penggunaan alat anti salah (pokayoke).
  • 92. 8. OPERASIONAL 8.3.4 PENGENDALIAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN Menetapkan pengendalian untuk memastikan : a. Hasil yang dicapai ditetapkan b. Tinjauan dilakukan untuk evaluasi c. Verifikasi output d. Validasi e. Tindakan lain yang diperlukan pada masalah f. Informasi terdokumentasi 8.3.4.1 Monitoring Pengukuran pada tahap yang spesifik harus ditentukan, dianalisa dan dilaporkan sebagai masukan Tinjauan Manajemen.
  • 93. 8. OPERASIONAL 8.3.4.2 Design and development validation Untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan mampu memenuhi persyaratan pelanggan, termasuk pemenuhan peraturan. Bila mungkin validasi harus diselesaikan sebelum penyerahan atau penggunaan produk, atau mengikuti permintaan pelanggan. 8.3.4.3 Prototype program Jika di minta oleh custmer, maka perusahaan harus membuat prototype dan control plan. 8.3.4.4 Product approval process Organisasi harus membuat dokumen, implementasi, dan memelihara produk dan proses yang sudah di approval oleh customer.
  • 94. 8. OPERASIONAL 8.3.5 KELUARAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN Memastikan keluarannya : a. Memenuhi persyaratan masukan b. Cukup untuk proses selanjutnya c. Mengacu pada persyaratan pemantauan dan pengukuran d. Menetapkan karakteristik produk dan jasa 8.3.5.1 Tambahan Output desain produk harus dinyatakan dalam istilah yang dapat diverifikasi dan divalidasi terhadap persyaratan masukan desain produk, out put desain produk meliputi ; FMEA, reliability study, product special characteristic, drawing, packaging, labelling dll.
  • 95. 8. OPERASIONAL 8.3.5.2 Manufacturing proses desain output Harus dapat diverifikasi, divalidasi terhadap masukan perancangan. Harus mencakup : • Spesifikasi dan drawing • Special karakteristik produk dan proses • Tooling & Equipment • Manufacturing process flow chart/layout • Manufacturing Process FMEA • Control plan • Work instruction • Process approval acceptance criteria • Data-data quality, reliability, maintainability dan measurability
  • 96. 8. OPERASIONAL 8.3.6 PERUBAHAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN • Mengidentifikasi, meninjau dan mengendalikan perubahan • Menyimpan informasi terdokumentasi : a. Perubahan b. Hasil tinjauan c. Otorisasi perubahan d. Tindakan yang diambil untuk mencegah dampak negatif 8.3.6.1 Tambahan Perubahannya harus ditunjukkan dan catatan dipelihara. Divalidasi dan disetujui oleh customer sebelum diterapkan. Tinjauan mencakup penilaian atas pengaruh perubahan pada produk dan bagian produk yang telah diserahkan.
  • 97. 8. OPERASIONAL 8.4. PENGENDALIAN PRODUK DAN JASA DARI EKSTERNAL
  • 102. 8. OPERASIONAL 8.4.2.3 Supplier QMS development Organisasi harus mensyaratkan kepada supplier otomotifnya untuk mendevelop, menjalankan dan meningkatkan sistem manajemen nya sampai sertifikasi ISO . 8.4.2.3.1 Automotive product related/embedded software Organisasi harus mensyaratkan kepada supplier otomotifnya yang terkait software, agar menjalankan dan maintain proses software quality assurance.
  • 104. 8. OPERASIONAL 8.4.2.4.1 Second party audit Organisasi juga harus melakukan proses audit second party ke supplier ; risk assesment, monitoring, QMS development, produk dan proses audit. Catatan audit harus di simpan.
  • 107. 8. OPERASIONAL 8.5. PRODUKSI DAN PENYEDIAAN JASA 8.5.1. PENGENDALIAN PRODUKSI DAN PENYEDIAAN JASA a. Ketersediaan karakteristik produk dan hasil yang dicapai b. Ketersediaan pemantauan dan pengukuran c. Penerapan kegiatan pemantauan dan pengukuran d. Penggunaan prasarana dan lingkungan e. Penunjukan personel yang kompeten f. Validasi dan validasi ulang g. tindakan pencegahan kesalahan h. Penerapan untuk menghasilkan, mengirimkan dan aktifitas setelah pengiriman
  • 109. 8. OPERASIONAL 8.5.1.2 Standard kerja, IK Organisasi harus memastikan standard kerja, IK, Visual standard ; a. Telah di komunikasikan dan dimengerti oleh karyawan yang bertanggung jawab dalam mengerjakan job tersebut. b. Terbaca c. Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh karyawan d. Mudah dijangkau, dibaca dan penempatan yang tepat
  • 110. 8. OPERASIONAL 8.5.1.3 Verifikasi Job set-up Organisasi Harus ;  Melakukan verifikasi, seperti initial run of a job, perubahan material atau perubahan job,  Firts part / last part validation  Maintain documented information untuk set up  Petunjuk kerja harus tersedia untuk set-up personal  Menggunakan metode statistik untuk verifikasi, jika tersedia.  Retain record 8.5.1.4 Verifikasi setelah shutdown Organisasi harus menetapkan dan melakukan action untuk memastikan pemenuhan persyaratan produk setelah adanya emergency shutdown
  • 115. 8. OPERASIONAL 8.5.3 PROPERTY MILIK PELANGGAN a. Memelihara b. MengIdentifikasi, memverifikasi, melindungi dan menjaga c. Melaporkan ke pelanggan jika hilang, rusak atau ditemukan tak layak pakai
  • 116. 8. OPERASIONAL 8.5.4.1 Preservasi - Tambahan Kegiatan preservasi harus termasuk identifikasi, handling, contamination control, packaging, storage,transportation dan protection. Organisasi juga harus menggunakan inventory management sistem ; FIFO
  • 117. 8. OPERASIONAL 8.5.5 KEGIATAN PASCA PENGIRIMAN Mencakup : a. Ketentuan garansi b. Kewajiban kontrak seperti jasa pemeliharaan c. Layanan tambahan seperti daur ulang atau pembuangan akhir. 8.5.5.1 Feedback from service Organisasi juga harus memastikan proses layanan komunikasi konsen terhadap manufacturing, material handling, logistik, engineering dan aktifitas desain.
  • 118. 8. OPERASIONAL 8.5.5.2 Service Agreement Jika ada kesepakatan layanan / service , Organisasi harus ; Verifikasi service yang relevan sesuai permintaan pelanggan Verifikasi keefektifan tujuan penggunaan alat ukur Verifikasi service personil yang telah dilakukan pelatihan
  • 120. 8. OPERASIONAL 8.5.6.1 Tambahan Organisasi juga harus mempunyai dokumen proses untuk monitoring dan melakukan action perubahan, baik perubahan yang terjadi di internal, supplier atau customer. Perhatikan analisa resiko pada proses ini.
  • 121. 8. OPERASIONAL 8.6. PELEPASAN PRODUK DAN JASA Mencakup : a. Penetapan personel yang bertanggung jawab b. Informasi terdokumentasi Bukti kesesuaian kriteria keberterimaan c. Mampu telusur terhadap personel yang berwewenang untuk pelepasan 8.6.1 Tambahan Organisasi harus memastikan pengaturan rencana dalam melakukan verifikasi persyaratan produk dan jasa tersebut telah sesuai dengan control plan dan persetujuan produk.
  • 122. 8. OPERASIONAL 8.6.2 Layout inspection and functional testing Harus dilakukan layout inspeksi dan test fungsi setiap produk seperti yang tercantum didalam control plan Waktu pelaksanaan pengacu pada ketentuan pelanggan. Record harus tersedia untuk tinjauan pelanggan 8.6.3 Appearance items Untuk perusahaan yang ditunjuk oleh customer, maka harus ;  Kesesuaian sumber daya, termasuk penerangan  Master colour, texture dll  Perawatan alat dan monitoringnya  Kompetensi personil
  • 123. 8. OPERASIONAL 8.6.4 Verification and acceptance of conformity external provider Harus melakukan pemastian kualitas dari ekternal provider, termasuk produk dan proses ;  Evaluasi data statistiknya  Inspection incoming  Second party audit , dll 8.6.5 Statutory and regulatory conformity Organisasi harus memastikan kepatuhan eksternal provider terhadap undang-undang dan peraturan serta persyaratan di masing-masing negara 8.6.6 Acceptance criteria Jika sesuai, atau di minta pelanggan Organisasi harus menetapkan kreteria keberterimaan, kemudian dimintakan approval ke customer. untuk attribute data sampling harus zero defect.
  • 124. 8. OPERASIONAL 8.7.1 Jika terjadi ketidaksesuaian, organisasi harus ; a. Identifikasi keluaran proses yang tidak sesuai b. Adanya tindakan akibat ketidaksesuaian c. Kesesuaian hasil dari ketidaksesuaian harus diverifikasi
  • 125. 8. OPERASIONAL 8.7.1.1 Customer authorization for consession Organisasi harus memperoleh konsesi dari pelanggan jika terdapat ketidaksesuaian, catatan ini harus di simpan 8.7.1.2 Control of Non conforming product Organisasi harus mematuhi aturan customer tentang monitoring produk tidak sesuai 8.7.1.3 Control of suspect product Organisasi harus memastikan produk yang tidak ter-identifikasi/ suspect telah dipisahkan, dimonitoring dan dikategorikan sebagai produk yang tidak sesuai. Organisasi juga harus memastikan bahwa personil terkait sudah mendapatkan pelatihan tentang pengendalian produk tidak sesuai.
  • 127. 8. OPERASIONAL 8.7.1.6 Customer Notification Organisasi harus segera memberitahukan kepada pelanggan jika ada product NC yang terkirim. Komunikasi awal harus diikuti dengan pembuatan dokumen.
  • 128. 8. OPERASIONAL 8.7.2 Organisasi harus memelihara informasi terdokumentasi untuk ; a. Menjelaskan ketidaksesuaian b. Menjelaskan tindakan yang diambil c. Menjelaskan bila ada konsesi yg dilakukan d. Menjelaskan personel yang berwenang dalam tindakan perbaikan
  • 129. 9. EVALUASI KINERJA 9.1 PEMANTAUAN, PENGUKURAN, ANALISA dan EVALUASI 9.1.1.1 Monitoring and measurement manufacturing process Organisasi harus melakukan proses studi untuk proses baru, guna verifikasi kemampuan proses dan penyediaan input proses control. Organisasi harus mempertahankan hasil pengukuran kemampuan proses seperti yang diminta dalam PPAP. Organisasi harus melakukan verifikasi flow proses diagram, PFMEA dan Control plan yang telah dilaksanakan, termasuk ; a. Teknik pengukuran b. Sampling plan c. Kriteria keberterimaan d. Hasil ukur / check sheet data e. Reaction plan
  • 130. 9. EVALUASI KINERJA 9.1.1.2 Identification of statistical tools Organisasi harus menetapkan alat / teknik stastitik. juga harus melakukan verifikasi alat / teknik statistik termasuk APQP, DFMEA atau PFMEA dan control plan. 9.1.1.3 Application of statistical concept Konsep statistik, seperti variasi, stabilitty, process capability harus di pahami dan digunakan oleh karyawan. yaitu karyawan yang termasuk bagian collection, analysis dan data statistik.
  • 132. 9. EVALUASI KINERJA 9.1.2 KEPUASAN PELANGGAN a. Memantau persepsi pelanggan b. Menjelaskan metode pengukuran 9.1.2.1 Customer satisfaction Hasil kepuasan pelanggan harus di monitor, melalui internal atau eksternal evaluasi. guna memastikan kesesuaian produk dan proses.
  • 133. 9. EVALUASI KINERJA 9.1.3 EVALUASI DAN ANALISA a. Kesesuaian produk dan jasa b. Tingkat kepuasan pelanggan c. Kinerja dan keefektifan sistem manajemen mutu d. Perencanaan sudah diterapkan secara efektif e. Efektifitas tindakan f. Kinerja penyedia dari luar g. Kebutuhan untuk peningkatan berkelanjutan 9.1.3.1 Prioritization Tren Kualitas dan performa operasional harus di compare dengan pencapaian sasaran. Support prioritisasi dalam peningkatan kepuasan pelanggan
  • 134. 9. EVALUASI KINERJA 9.2 INTERNAL AUDIT a. Merencanakan, menetapkan dan memelihara program audit b. Menetapkan kriteria audit dan cakupan untuk setiap audit c. Memilih auditor d. Memastikan bahwa hasil audit dilaporkan kepada manajemen e. Menyimpan informasi yang terdokumentasi 9.2.2.1 Internal audit program Organisasi harus mempunyai dokumen proses internal audit termasuk program internal audit. Program audit harus berdasarkan resiko, tren performa internal eksternal dan proses penting / critical. Termasuk jika ada software development juga dilakukan audit.
  • 135. 9. EVALUASI KINERJA 9.2.2.2 QMS Audit Organisasi harus melakukan audit QMS proses dalam waktu lebih dari 3 tahun kalender. 9.2.2.2 Process Audit Organisasi harus melakukan audit QMS proses dalam waktu lebih dari 3 tahun kalender, setiap shift harus di audit. Dokumen analisa resiko/FMEA dan Control plan serta dokumen lain bisa digunakan 9.2.2.2 Product Audit Organisasi harus melakukan audit produk, bisa menggunakan methode pendekatan customer specific requirements
  • 136. 9. EVALUASI KINERJA 9.3 TINJAUAN MANAJEMEN
  • 137. 9. EVALUASI KINERJA 9.3.2 Input tinjauan manajemen Rapat Tinjauan manajemen / RTM harus direncanakan dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan ; 1. Status tindakan pada RTM sebelumnya 2. Perubahan isu internal dan eksternal 3. Informasi kinerja dan efektifitas 4. Kinerja SMM 5. Tindakan perbaikan 6. Kecukupan sumber daya 7. Peluang peningkatan
  • 138. 9. EVALUASI KINERJA 9.3.2.1 Tambahan Input RTM harus termasuk ; 1. COPQ (Cost Of Poor Quality) 2. Pengukuran keefektifan proses 3. Pengukuran efisiensi proses 4. Kesesuaian produk 5. Penilaian kemampuan kelayakan manufakturing 6. Kepuasan pelanggan 7. Review target maintenance 8. Warranty performance 9. Review customer score card 10. Identifikasi potensial risk - dengan FMEA 11. Kegagalan yang berimbas pada resiko keselamatan dan lingkungan
  • 139. 9. EVALUASI KINERJA 9.3.3 Output tinjauan manajemen Keluaran rapat Tinjauan manajemen / RTM harus mencakup keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan ; 1. Kesempatan perbaikan yang berkelanjutan 2. Kebutuhan Perubahan pada SMM 3. Kebutuhan Sumber daya 9.3.3.1 Tambahan Top management harus membuat action plan dan menjalankannya ketika performa customer tidak tercapai
  • 140. 10. IMPROVEMENT 10. PERBAIKAN 10. 1 UMUM Organisasi harus menetapkan dan memilih tindakan perbaikan untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal ini termasuk ; a. Meningkatkan produk dan jasa untuk pemenuhan persyaratan b. Memperbaiki, mencegah atau mengurangi dampak yang tidak diinginkan c. Meningkatkan kinerja dan keefektifan sistem manajemen mutu d. Memperbaiki hasil-hasil sistim manajemen mutu
  • 141. 10. IMPROVEMENT 10. 2 KETIDAKSESUAIAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN 10.2.1 Pada saat ketidaksesuaian terjadi termasuk komplain, perusahaan harus ; a. Lakukan tindakan perbaikan b. Evaluasi tindakan perbaikan c. Meninjau dan menganalisa ketidaksesuaian d. Menetapkan penyebab ketidaksesuaian e. Menetapkan jika ketidaksesuaian yang sama terjadi atau potensinya bisa terjadi f. Update resiko dan peluangnya dijelaskan mulai dari perencanaan (jika perlu) g. Membuat perubahan pada sistim manajemen mutu, jika diperlukan
  • 142. 10. IMPROVEMENT 10.2.2 Organisasi harus menyimpan informasi yang terdokumentasi sebagai bukti dari ; a. Sifat ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan b. Hasil dari tindakan perbaikan
  • 144. 10. IMPROVEMENT 10.2.6 Customer complain and failure test analysis Organisasi harus melakukan analisa ketika mendapatkan komplain dari pelanggan, dan melakukan problem solving serta corrective action.