BAB 2
Standar Kompetensi:
 Menggunakan aturan statistika, kaidah pemecahan, dan sifat-
sifat peluang dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar:
 Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi
dalam pemecahan masalah.
 Menentukan ruang sampel suatu percobaan.
 Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya.
KAIDAH PENCACAHAN
Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia (Aturan Perkalian)
Misalkan terdapat n buah tempat tersedia, dengan:
k adalah banyak cara untuk mengisi tempat pertama,
k adalah banyak cara untuk mengisi tempat kedua setelah tempat
pertama terisi,
k adalah banyak cara untuk mengisi tempata ketiga setelah tempat
pertama dan kedua terisi,
… , demikian seterusnya.
k adalah banyak cara untuk mengsi tempat ke-n setelah tempat-
tempat pertama, kedua, ketiga, … , dan ke (n  1) terisi.
1
2
3
n
Banyak cara untuk mengisi n tempat yang tersedia secara
keseluruhan adalah
k  k  k  …  k1 2 3 n
c + c + c + … + c1 2 3 n
Misalkan terdapat n buah peristiwa yang saling lepas, dengan:
c adalah banyak cara pada peristiwa pertama,
c adalah banyak cara pada peristiwa kedua,
c adalah banyak cara pada peristiwa ketiga,
… . dan seterusnya.
c adalah banyak cara pada peristiwa ke-n.
Banyak cara n buah peristiwa itu secara keseluruhan adalah
1
2
3
n
Permutasi
Faktor dari Bilangan Asli
Definisi:
Untuk setiap bilangan asli n, didefinisikan:
Lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial.
n! = 1  2  3  …  (n  2)  (n  1)  n
1! = 1 dan 0! = 1
Permutasi dari Unsur-unsur yang Berbeda
Definisi:
Permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiap unsur
itu berbeda) adalah susunan dari r unsur itu dalam suatu urutan (r n).
Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia
Banyak permutasi n unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia
P n
r
P
n
n
P
n
n
= n  (n  1)  (n  2)  …  3  2  1 = n!
r (n  r)!
Banyak permutasi n unsur ditentukan dengan aturan:
Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia
ditentukan dengan aturan:
P
n
= n  (n  1)  (n  2)  …  (n  r + 1) =
n!
Permutasi yang Memuat Beberapa Unsur Sama
Misalkan dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama (k  n),
maka banyak permutasi dari n unsur itu ditentukan dengan aturan:
Misalkan dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama, l
unsur yang sama, dan m unsur yang sama (k + l + m  n), maka
banyak permutasi dari n unsur itu ditentukan dengan aturan:
P =
n!
k!
P =
k!
n!
l!m!
Permutasi Siklis
Misalkan tersedia n unsur yang berbeda. Banyak permutasi siklis dari
n unsur itu ditentukan denga aturan:
P (n  r)!=siklis
Kombinasi
Definisi:
Kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiap unsur
berbeda) adalah suatu pilihan dari r unsur tanpa memperhatikan
urutannya (r  n).
Banyak kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia
Banyak kombinasi r unsur yang diambilk dari n unsur yang tersedia
ditentukan dengan aturan
C
n
r
r! (n  r)!
n!
C
n
r
=
Kegiatan melempar sekeping mata uang logam (satu atau beberapa
kali) dinamakan percobaan.
Hasil percobaan pada pelemparan sekeping mata uang logam
adalah munculnya sisi gambar (G) atau munculnya sisi tulisan (T).
PERCOBAAN, RUANG, CONTOH, DAN KEJADIAN
GAMBAR TULISAN{G} {T}
Himpunan dari semua hasil yang mungkin
muncul dalam percobaan melempar sekeping
mata uang logam, ditulis {G,T}, disebut ruang
contoh atau ruang sampel.
1.Ruang contoh atau ruang sampel adalah
himpunan dari semua hasil yang mungkin pada
sebuah percobaan.
2.Titik contoh atau titik sampel adalah anggota-
anggota dari ruang contoh atau ruang sampel.
Himpunan bagian dari ruang contoh S disebut kejadian atau
peristiwa (event).
1. Kejadian sederhana atau kejadian elementer
Kejadian sederhana atau kejadian elementer adalah suatu
kejadian yang mempunyai satu titik contoh.
Pada percobaan melempar dadu berisi enam, kejadian-
kejadian sederhana adalah:
• {1} yaitu kejadian munculnya mata dadu 1, dan
• {6} yaitu kejadian munculnya mata dadu 6.
Kejadian
2.Kejadian majemuk
Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang
mempunyai titik contoh lebih dari satu.
Pada percobaan melempar dadu berisi enam, bebrapa
kejadian majemuk antaranya adalah:
• {3, 4} yaitu kejadian munculnya mata dadu lebih dari
2 tetapi kurang dari 5.
• {2, 4, 6} yaitu kejadian munculnya mata dadu genap.
PELUANG SUATU KEJADIAN DAN KOMPLEMENNYA
Menghitung Peluang dengan Pendekatan Frekuensi Nisbi
Misalkan suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali.
1. Jika kejadian E muncul sebanyak k kali (0  k  n), maka frekuensi
nisbi munculnya kejadian E ditentukan dengan rumus:
2. Jika nilai n mendekati tak-berhingga, maka nilai cenderung konstan
mendekati nilai tertentu. Nilai peluang munculnya kejadian E
ditentukan dengan rumus:
Catatan:
F (E): frekuensi nisbi munculnya kejadian E.
P (E): peluang munculnya kejadian E.
F (E) =
n
k
P (E) = lim F (E) = lim k
nn  n 
Menghitung Peluang dengan
Pendekatan Definisi Peluang Klasik
Misalkan dalam sebuah percobaan menyebabkan
munculnya n hasil yang mungkin dengan masing-masing
hasil mempunyai kesempatan yang sama (equelly likely).
Jika kejadian E dapat muncul sebanyak k kali, maka
peluang kejadian E ditentukan dengan rumus:
P (E) = k
n
Menghitung Peluang dengan
Menggunakan Ruang Contoh
Misalkan S adalah ruang contoh dari sebuah percobaan
dan masing-masing dari anggota S memilki kesempatan
yang sama untuk muncul. Jika E adalah suatu kejadian
dengan E  S maka peluang kejadian E ditentukan
dengan rumus:
n(E) adalah banyak anggota dalam himpunan kejadian E,
n(S) adalah banyak anggota dalam himpunan ruang
contoh S.
P (E) =
n(E)
n(S)
Kisaran Nilai Peluang
Kisaran nilai peluang kejadian E mempunyai
batas dari 0 sampai 1.
Jika P (E) = 0 maka dikatakan E adalah kejadian
yang mustahil terjadi.
Jika P (E) = 1 maka dikatakan E adalah kejadian
yang pasti terjadi.
Frekuensi Harapan suatu Kejadian
Frekuensi harapan adalah abnyak kejadian atau
peristiwa yang diharapkan dapat terjadi pada sebuah
percobaan.
Misalkan sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali
dan P(E) adalah peluang kejadian E. Frekuensi harapan
kejadian E ditentukan dengan aturan:
F (E) = n  P(E)
h
Peluang Komplemen suatu Kejadian
Jika E adalah komplemen kejadian E, maka
peluang kejadian E ditentukan dengan aturan:
P(E) adalah peluang kejadian E dan P(E) dalah
peluang komplemen kejadian E.
P (E) = 1  P(E)
PELUANG KEJADIAN MAJEMUK
Menghitung Peluang Gabungan Dua Kejadian
Peluang Gabungan Dua Kejadian
Misalkan A dan B adalah dua kejadian yang berada dalam
ruang contoh S, maka peluang kejadian A  B dientukan
dengan aturan
P (A  B) = P(A) + P(B)  P(A  B)
Peluang Gabungan Dua Kejadian
yang Saling Lepas
Jika A dan B merupakan dua kejadian yang saling lepas,
maka peluang gabungan dua kejadian yang saling lepas
itu ditentukan dengan aturan
P (A  B) = P(A) + P(B)
Menghitung Peluang Gabungan
Dua Kejadian Saling Bebas
Kejadian A dan kejadian B disebut dua kejadian yang saling bebas
jika kejadian A tidak terpengaruh oleh kejadian B atau sebaliknya
kejadian B tidak terpengaruh oleh kejadian A.
Catatan:
Bedakan pengertian antara dua kejadian yang saling bebas dengan
pengertian dua kejadian yang saling lepas yang telah dibahas
sebelumnya.
Jika kejadian A dan kejadian B saling bebas maka berlaku
Sebaliknya, jika P(A  B)  P(A)  P(B) maka kejadian A dan kejadian
B tidak saling bebas
P (A  B) = P(A)  P(B)
Menghitung Peluang Kejadian Bersyarat
S
B
A
B
A/B
Ruang contoh semula Ruang contoh yang baru Kejadian bersyarat A/B
Proses terbentuknya kejadian bersyarat A/B
• Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi lebih dulu,
ditentukan dengan aturan
• Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi lebih dulu,
ditentukan dengan aturan
P (A/B)
P (B)
, P (B)  0
P(A  B)
=
P (B/A)
P (A)
, P (A)  0
P(A  B)
=
Peluang Kejadian pada Pengambilan Contoh
Pengambilan kartu yang dilakukan secara acak disebut
pengambilan contoh acak.
Proses pengambilan contoh sebuah kartu sebanyak dua kali
secara berurutan dapat dilakukan denga cara sebagai
berikut
1. Pengambilan contoh dengan pengembalian
Misalkan kartu pertama telah diambil. Kartu ini
dikembalikan lagi sehingga jumlah kartu tetap seperti
jumlah kartu semula. Kemudian kartu-kartu tersebut
dikocok lagi, baru diambil kartu kedua. Proses
pengambilan contoh dengan cara seperti ini disebut
pengambilan contoh dengan pengembalian.
2. Pengambilan contoh tanpa pengembalian
Misalkan kartu pertama telah diambil. Kartu yang telah
diambil itu tidak dikembalikan. Jika jumlah kartu semula n,
maka jumlah kartu berikutnya menjadi ( n  1). Kartu-kartu
sebanyak (n  1) buah itu dikocok, kemudian diambil kartu
kedua. Proses pengembalian contoh dengan cara seperti
ini disebut pengambilan contoh tanpa pengembalian.

More Related Content

PPTX
Dinamika kependudukan.pptx
PDF
Materi olimpiade matematika sma (sman 1 batujajar)
DOCX
Metode penelitian
DOCX
Dinamika partikel
DOCX
Notasi ilmiah
DOC
Bab 1 konsep mol
PPT
Dimensi tiga jarak titik ke titik dan garis
DOCX
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Dinamika kependudukan.pptx
Materi olimpiade matematika sma (sman 1 batujajar)
Metode penelitian
Dinamika partikel
Notasi ilmiah
Bab 1 konsep mol
Dimensi tiga jarak titik ke titik dan garis
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

What's hot (20)

PDF
Sistem Persamaan Linear
PPTX
Kelompok 3 integrasi numerik fix
PPTX
PENGERTIAN GRAFIK, DIAGRAM DAN TABEL
PDF
BUFFER pada ARCGIS 10.0
PDF
Ilmu ukur-tanah1
PPSX
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
DOCX
Soal deret aritmatika beserta jawaban
PDF
5 soal-jawaban kalkulus-Diferensial
DOCX
skripsi bab 4 bab 5
PPTX
Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
PPTX
Dasar dasar perpetaan
DOCX
121593320 teorema-stokes
PPTX
Ppt seminar nasional Yayan Eryandi
PDF
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...
DOCX
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
PDF
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
PPTX
12.analisa regresi
PDF
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
PPT
Cara tepat mengajarkan ipa pada anak sd
PPTX
Penerapan integral dalam bidang ilmu
Sistem Persamaan Linear
Kelompok 3 integrasi numerik fix
PENGERTIAN GRAFIK, DIAGRAM DAN TABEL
BUFFER pada ARCGIS 10.0
Ilmu ukur-tanah1
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Soal deret aritmatika beserta jawaban
5 soal-jawaban kalkulus-Diferensial
skripsi bab 4 bab 5
Teori Piaget, Ausubel, dan Brunner
Dasar dasar perpetaan
121593320 teorema-stokes
Ppt seminar nasional Yayan Eryandi
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
GEOREFERENCING pada ARCGIS 10.0
12.analisa regresi
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
Cara tepat mengajarkan ipa pada anak sd
Penerapan integral dalam bidang ilmu
Ad

Viewers also liked (6)

PDF
SIM,Galih Dwi Santoso, Hapzi Ali, Kecerdasan Buatan, Universitas Mercu Buana,...
PDF
Kecerdasan buatan-v-2-0-bab-5-8
PPTX
Ai 6
DOCX
SISTEM INFORMASI KERUSAKAN LAPTOP MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES
PPTX
Probabilitas dan-statistika 4
PPTX
Bab iv-ketidakpastian
SIM,Galih Dwi Santoso, Hapzi Ali, Kecerdasan Buatan, Universitas Mercu Buana,...
Kecerdasan buatan-v-2-0-bab-5-8
Ai 6
SISTEM INFORMASI KERUSAKAN LAPTOP MENGGUNAKAN METODE NAÏVE BAYES
Probabilitas dan-statistika 4
Bab iv-ketidakpastian
Ad

Similar to peluang (20)

PPTX
Bab 1 peluang
PPTX
Bab1peluang 130318191228-phpapp02
DOCX
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
PPTX
Teori peluang dalam matematika dan rumus
PPTX
BAB 2 Peluang SMA KELAS XII MATERI MATEMATIKA.pptx
PPTX
Peluang kelompok 1 xmia1
DOCX
Probabilitas by alydya
PPTX
Pp mtk (peluang)
PPTX
Kombinasi, permutasi dan peluang
PPTX
PELUANG_induk-kelas x kurikulum merdeka.pptx
PPTX
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
PPTX
Matematika - Pengertian Peluang
PPTX
peluang.pptx
PPTX
Pert 7 teori probabilitas
PPTX
Pert 7 teori probabilitas
DOC
Probabilitas
PPT
Probabilitas
DOCX
Makalah matematika peluang
PPTX
konsep dasar Teori Peluang pada matematika.pptx
PPT
Materi Matematika Tentanf Peluang (Pertemuan Pertama).ppt
Bab 1 peluang
Bab1peluang 130318191228-phpapp02
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Teori peluang dalam matematika dan rumus
BAB 2 Peluang SMA KELAS XII MATERI MATEMATIKA.pptx
Peluang kelompok 1 xmia1
Probabilitas by alydya
Pp mtk (peluang)
Kombinasi, permutasi dan peluang
PELUANG_induk-kelas x kurikulum merdeka.pptx
Konsep dasar matematika ppt Kelompok 2
Matematika - Pengertian Peluang
peluang.pptx
Pert 7 teori probabilitas
Pert 7 teori probabilitas
Probabilitas
Probabilitas
Makalah matematika peluang
konsep dasar Teori Peluang pada matematika.pptx
Materi Matematika Tentanf Peluang (Pertemuan Pertama).ppt

More from mfebri26 (20)

PPTX
eksponen dan logaritma
PPTX
barisan dan deret
PPTX
transformasi
PPTX
vektor
PPTX
matriks
PPTX
program linier
PPTX
integral
PPTX
turunan
PPTX
limit fungsi
PPTX
komposisi dua fungsi dan fungsi invers
PPTX
sukubanyak
PPTX
persamaan lingkaran dan garis singgung
PPTX
rumus rumus trigonometri
PPTX
statistika
PPTX
Bab 1 statistika
PPTX
geometri
PPTX
trigonometri
PPTX
logika matematika
PPTX
sistem persamaan linear
PPTX
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat
eksponen dan logaritma
barisan dan deret
transformasi
vektor
matriks
program linier
integral
turunan
limit fungsi
komposisi dua fungsi dan fungsi invers
sukubanyak
persamaan lingkaran dan garis singgung
rumus rumus trigonometri
statistika
Bab 1 statistika
geometri
trigonometri
logika matematika
sistem persamaan linear
fungsi, persamaan & pertidaksamaan kuadrat

Recently uploaded (20)

PPTX
TANDA BAHAYA KEHAMILAN banyak terjadi pada ibu hamil
PPTX
berifikir kritis menjalani kehidupan sehari hari
PDF
JENIS DAN PENATALAKSANAAN ESO TBC RO final
PPTX
KD 1.1, KD 1.2, KD 1.3.pptx smp ipa power
PDF
Prosedur dan Faktor yang Mempengaruhi dari Proses dan Hasil Destilasi
PPT
bilngan berpangkat untuk pelajar yang ingin belajar
PPTX
PPT 6 BENUA DI DUNIA BAHAN UKPPG KELAS 6 SD .pptx
PDF
Strategi PPDB yang mendukung masa transisi PAUD-SD.pdf
PPT
sistem tranport pada tumbuhan. mekanisme transport di tingkat sel
PPTX
MochTeguhPatriyana_PPT_SIA_resume jurnal.pptx
PPTX
geografi pariwisata dan pemanfaatan taman hutan kota langsa
PPTX
TROMBOPHLEBITIS adalah gejala yang dial
PPT
Kebijakan Ketersediaan Pangan di Jawa Tengah (PAK JOKO).ppt
PPTX
PPT Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia.pptx
PPTX
KELOMPOK 1_ANATOMI TUMBUHAN_KOMPONEN PROTOPLASMIK biologi tumbuhan plantae
PPTX
Rancangan Aktualisasi SURYANI.W sebagai syarat penganggkatan PNS Kementerian...
DOCX
soal presentasi morfologi crustacea.docx
PPTX
ESPS SENI RUPA SD_MI KLS.6_KM-Media Mengajar-Media Mengajar ESPS SENI RUPA SD...
PPT
STRUKTUR FUNGSI ORGAN TUMBUHAN-SOLO.ppt smp
PPTX
KLASIFIKASI ALAT UKUR suhu tki.pptx.pptx
TANDA BAHAYA KEHAMILAN banyak terjadi pada ibu hamil
berifikir kritis menjalani kehidupan sehari hari
JENIS DAN PENATALAKSANAAN ESO TBC RO final
KD 1.1, KD 1.2, KD 1.3.pptx smp ipa power
Prosedur dan Faktor yang Mempengaruhi dari Proses dan Hasil Destilasi
bilngan berpangkat untuk pelajar yang ingin belajar
PPT 6 BENUA DI DUNIA BAHAN UKPPG KELAS 6 SD .pptx
Strategi PPDB yang mendukung masa transisi PAUD-SD.pdf
sistem tranport pada tumbuhan. mekanisme transport di tingkat sel
MochTeguhPatriyana_PPT_SIA_resume jurnal.pptx
geografi pariwisata dan pemanfaatan taman hutan kota langsa
TROMBOPHLEBITIS adalah gejala yang dial
Kebijakan Ketersediaan Pangan di Jawa Tengah (PAK JOKO).ppt
PPT Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia.pptx
KELOMPOK 1_ANATOMI TUMBUHAN_KOMPONEN PROTOPLASMIK biologi tumbuhan plantae
Rancangan Aktualisasi SURYANI.W sebagai syarat penganggkatan PNS Kementerian...
soal presentasi morfologi crustacea.docx
ESPS SENI RUPA SD_MI KLS.6_KM-Media Mengajar-Media Mengajar ESPS SENI RUPA SD...
STRUKTUR FUNGSI ORGAN TUMBUHAN-SOLO.ppt smp
KLASIFIKASI ALAT UKUR suhu tki.pptx.pptx

peluang

  • 2. Standar Kompetensi:  Menggunakan aturan statistika, kaidah pemecahan, dan sifat- sifat peluang dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar:  Menggunakan aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dalam pemecahan masalah.  Menentukan ruang sampel suatu percobaan.  Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya.
  • 3. KAIDAH PENCACAHAN Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia (Aturan Perkalian) Misalkan terdapat n buah tempat tersedia, dengan: k adalah banyak cara untuk mengisi tempat pertama, k adalah banyak cara untuk mengisi tempat kedua setelah tempat pertama terisi, k adalah banyak cara untuk mengisi tempata ketiga setelah tempat pertama dan kedua terisi, … , demikian seterusnya. k adalah banyak cara untuk mengsi tempat ke-n setelah tempat- tempat pertama, kedua, ketiga, … , dan ke (n  1) terisi. 1 2 3 n
  • 4. Banyak cara untuk mengisi n tempat yang tersedia secara keseluruhan adalah k  k  k  …  k1 2 3 n
  • 5. c + c + c + … + c1 2 3 n Misalkan terdapat n buah peristiwa yang saling lepas, dengan: c adalah banyak cara pada peristiwa pertama, c adalah banyak cara pada peristiwa kedua, c adalah banyak cara pada peristiwa ketiga, … . dan seterusnya. c adalah banyak cara pada peristiwa ke-n. Banyak cara n buah peristiwa itu secara keseluruhan adalah 1 2 3 n
  • 6. Permutasi Faktor dari Bilangan Asli Definisi: Untuk setiap bilangan asli n, didefinisikan: Lambang atau notasi n! dibaca sebagai n faktorial. n! = 1  2  3  …  (n  2)  (n  1)  n 1! = 1 dan 0! = 1
  • 7. Permutasi dari Unsur-unsur yang Berbeda Definisi: Permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiap unsur itu berbeda) adalah susunan dari r unsur itu dalam suatu urutan (r n). Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia Banyak permutasi n unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia P n r P n n
  • 8. P n n = n  (n  1)  (n  2)  …  3  2  1 = n! r (n  r)! Banyak permutasi n unsur ditentukan dengan aturan: Banyak permutasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia ditentukan dengan aturan: P n = n  (n  1)  (n  2)  …  (n  r + 1) = n!
  • 9. Permutasi yang Memuat Beberapa Unsur Sama Misalkan dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama (k  n), maka banyak permutasi dari n unsur itu ditentukan dengan aturan: Misalkan dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama, l unsur yang sama, dan m unsur yang sama (k + l + m  n), maka banyak permutasi dari n unsur itu ditentukan dengan aturan: P = n! k! P = k! n! l!m!
  • 10. Permutasi Siklis Misalkan tersedia n unsur yang berbeda. Banyak permutasi siklis dari n unsur itu ditentukan denga aturan: P (n  r)!=siklis
  • 11. Kombinasi Definisi: Kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia (tiap unsur berbeda) adalah suatu pilihan dari r unsur tanpa memperhatikan urutannya (r  n). Banyak kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia Banyak kombinasi r unsur yang diambilk dari n unsur yang tersedia ditentukan dengan aturan C n r r! (n  r)! n! C n r =
  • 12. Kegiatan melempar sekeping mata uang logam (satu atau beberapa kali) dinamakan percobaan. Hasil percobaan pada pelemparan sekeping mata uang logam adalah munculnya sisi gambar (G) atau munculnya sisi tulisan (T). PERCOBAAN, RUANG, CONTOH, DAN KEJADIAN GAMBAR TULISAN{G} {T}
  • 13. Himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul dalam percobaan melempar sekeping mata uang logam, ditulis {G,T}, disebut ruang contoh atau ruang sampel. 1.Ruang contoh atau ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin pada sebuah percobaan. 2.Titik contoh atau titik sampel adalah anggota- anggota dari ruang contoh atau ruang sampel.
  • 14. Himpunan bagian dari ruang contoh S disebut kejadian atau peristiwa (event). 1. Kejadian sederhana atau kejadian elementer Kejadian sederhana atau kejadian elementer adalah suatu kejadian yang mempunyai satu titik contoh. Pada percobaan melempar dadu berisi enam, kejadian- kejadian sederhana adalah: • {1} yaitu kejadian munculnya mata dadu 1, dan • {6} yaitu kejadian munculnya mata dadu 6. Kejadian
  • 15. 2.Kejadian majemuk Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang mempunyai titik contoh lebih dari satu. Pada percobaan melempar dadu berisi enam, bebrapa kejadian majemuk antaranya adalah: • {3, 4} yaitu kejadian munculnya mata dadu lebih dari 2 tetapi kurang dari 5. • {2, 4, 6} yaitu kejadian munculnya mata dadu genap.
  • 16. PELUANG SUATU KEJADIAN DAN KOMPLEMENNYA Menghitung Peluang dengan Pendekatan Frekuensi Nisbi Misalkan suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali. 1. Jika kejadian E muncul sebanyak k kali (0  k  n), maka frekuensi nisbi munculnya kejadian E ditentukan dengan rumus: 2. Jika nilai n mendekati tak-berhingga, maka nilai cenderung konstan mendekati nilai tertentu. Nilai peluang munculnya kejadian E ditentukan dengan rumus: Catatan: F (E): frekuensi nisbi munculnya kejadian E. P (E): peluang munculnya kejadian E. F (E) = n k P (E) = lim F (E) = lim k nn  n 
  • 17. Menghitung Peluang dengan Pendekatan Definisi Peluang Klasik Misalkan dalam sebuah percobaan menyebabkan munculnya n hasil yang mungkin dengan masing-masing hasil mempunyai kesempatan yang sama (equelly likely). Jika kejadian E dapat muncul sebanyak k kali, maka peluang kejadian E ditentukan dengan rumus: P (E) = k n
  • 18. Menghitung Peluang dengan Menggunakan Ruang Contoh Misalkan S adalah ruang contoh dari sebuah percobaan dan masing-masing dari anggota S memilki kesempatan yang sama untuk muncul. Jika E adalah suatu kejadian dengan E  S maka peluang kejadian E ditentukan dengan rumus: n(E) adalah banyak anggota dalam himpunan kejadian E, n(S) adalah banyak anggota dalam himpunan ruang contoh S. P (E) = n(E) n(S)
  • 19. Kisaran Nilai Peluang Kisaran nilai peluang kejadian E mempunyai batas dari 0 sampai 1. Jika P (E) = 0 maka dikatakan E adalah kejadian yang mustahil terjadi. Jika P (E) = 1 maka dikatakan E adalah kejadian yang pasti terjadi.
  • 20. Frekuensi Harapan suatu Kejadian Frekuensi harapan adalah abnyak kejadian atau peristiwa yang diharapkan dapat terjadi pada sebuah percobaan. Misalkan sebuah percobaan dilakukan sebanyak n kali dan P(E) adalah peluang kejadian E. Frekuensi harapan kejadian E ditentukan dengan aturan: F (E) = n  P(E) h
  • 21. Peluang Komplemen suatu Kejadian Jika E adalah komplemen kejadian E, maka peluang kejadian E ditentukan dengan aturan: P(E) adalah peluang kejadian E dan P(E) dalah peluang komplemen kejadian E. P (E) = 1  P(E)
  • 22. PELUANG KEJADIAN MAJEMUK Menghitung Peluang Gabungan Dua Kejadian Peluang Gabungan Dua Kejadian Misalkan A dan B adalah dua kejadian yang berada dalam ruang contoh S, maka peluang kejadian A  B dientukan dengan aturan P (A  B) = P(A) + P(B)  P(A  B)
  • 23. Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Lepas Jika A dan B merupakan dua kejadian yang saling lepas, maka peluang gabungan dua kejadian yang saling lepas itu ditentukan dengan aturan P (A  B) = P(A) + P(B)
  • 24. Menghitung Peluang Gabungan Dua Kejadian Saling Bebas Kejadian A dan kejadian B disebut dua kejadian yang saling bebas jika kejadian A tidak terpengaruh oleh kejadian B atau sebaliknya kejadian B tidak terpengaruh oleh kejadian A. Catatan: Bedakan pengertian antara dua kejadian yang saling bebas dengan pengertian dua kejadian yang saling lepas yang telah dibahas sebelumnya. Jika kejadian A dan kejadian B saling bebas maka berlaku Sebaliknya, jika P(A  B)  P(A)  P(B) maka kejadian A dan kejadian B tidak saling bebas P (A  B) = P(A)  P(B)
  • 25. Menghitung Peluang Kejadian Bersyarat S B A B A/B Ruang contoh semula Ruang contoh yang baru Kejadian bersyarat A/B Proses terbentuknya kejadian bersyarat A/B • Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi lebih dulu, ditentukan dengan aturan • Peluang kejadian B dengan syarat kejadian A terjadi lebih dulu, ditentukan dengan aturan P (A/B) P (B) , P (B)  0 P(A  B) = P (B/A) P (A) , P (A)  0 P(A  B) =
  • 26. Peluang Kejadian pada Pengambilan Contoh Pengambilan kartu yang dilakukan secara acak disebut pengambilan contoh acak. Proses pengambilan contoh sebuah kartu sebanyak dua kali secara berurutan dapat dilakukan denga cara sebagai berikut 1. Pengambilan contoh dengan pengembalian Misalkan kartu pertama telah diambil. Kartu ini dikembalikan lagi sehingga jumlah kartu tetap seperti jumlah kartu semula. Kemudian kartu-kartu tersebut dikocok lagi, baru diambil kartu kedua. Proses pengambilan contoh dengan cara seperti ini disebut pengambilan contoh dengan pengembalian.
  • 27. 2. Pengambilan contoh tanpa pengembalian Misalkan kartu pertama telah diambil. Kartu yang telah diambil itu tidak dikembalikan. Jika jumlah kartu semula n, maka jumlah kartu berikutnya menjadi ( n  1). Kartu-kartu sebanyak (n  1) buah itu dikocok, kemudian diambil kartu kedua. Proses pengembalian contoh dengan cara seperti ini disebut pengambilan contoh tanpa pengembalian.