2
Most read
5
Most read
6
Most read
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Persamaan Schrodinger Pada Gerak Partikel Bebas 
Dalam Ruang Tiga Dimensi 
1. Gerak Partikel Bebas Dalam Ruang Satu Dimensi 
Persamaan Schrodinger diperlukan untuk menemukan fungsi gelombang bagi 
suatu sistem mikroskopis. Bentuk paling umum suatu persamaan yang penyelesaiannya 
berupa suatu fungsi adalah persamaan diferensial. Karena fungsi yang dihasilkan dari 
persamaan Schrodinger adalah fungsi gelombang y(x, t) , yang merupakan fungsi dua 
variable, yaitu x dan t, persamaan Schrodinger harus merupakan persamaan diferensial 
parsial. Itulah petunjuk paling umum untuk mendapatkan persamaan Schrodinger. 
Berdasarkan tentang asas pendiskripsian keadaan sistem, yaitu keadaan system 
dideskripsikan sebagai fungsi gelombang y(x, t) , dengan ini didapatkan petunjuk 
bahwa fungsi gelombang y(x, t) yang dihasilkan persamaan Schodinger harus dapat 
digunakan untuk mengetahui nilai berbagai besaran fisik yang dimiliki sistem. 
Cara mengetahui nilai besaran fisik adalah dengan melakukan pengukuran. 
Menurut asas pengukuran, mengukur adalah mengerjakan operator pada fungsi 
gelombang yang mendeskripsikan keadaan sistem pada saat pengukuran. Kemudian 
petunjuk ini akan diterapkan pada kasus khusus, yaitu pengukuran energi total bagi 
sistem konsevatif. 
Pada sistem konservatif berlaku hukum kekekalan energi, yaitu jumlah energi 
kinetik ditambah energi potensial bersifat kekal: artinya tidak bergantung pada waktu dan 
posisi. Sebagaimana diketahui, hukum kekekalan energi tersebut telah dapat dijelaskan 
baik oleh Fisika Klasik. Dengan demikian, sebagai teori yang lebih baru, persamaan 
Schrodinger harus konsisten dengan hukum kekekalan energi 
Secara sistematis, hukum kekekalan energi dapat diungkapkan dengan persamaan: 
2 
p + = 
2 
p m E E 
m 
6
Persamaaan Schrodinger merupakan persamaan differensial yang akan 
menghasilkan penyelesaian yang tepat terhadap masalah-masalah Fisika Kuantum. 
Persamaan demikian ini haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut : 
a. Konsisten dengan hokum kekekalan energi, Ek + Ep = Em …………………………………… (2.1) 
b. Persamaan ini bagaimanapun bentuknya, harus konsisten dengan persamaan de 
Broglie. Oleh karena itu untuk partikel bebas dengan momentum p dan panjang 
gelombang l =h/p, dari persamaan 
1 
E mv 
( ) 
k 
2 
= 
E mv 
k 
1 
= = 
E p 
k 
2 
= = 
E k 
m 
p k 
m 
p mv 
m 
k 
2 
; 
2 
; 
2 
2 2 
2 
2 
 
 
= 
maka energi kinetik Ek = p2/2m = 2k 2 /2m ……………………...…………….. 
(2.2) 
c. Karena persamaan ini menunjukkan peluang untuk menemukan partikel, maka 
persamaan ini haruslah berharga tunggal , tidak boleh ada dua peluang yang berbeda 
untuk menemukan partikel pada titik yang sama dalam ruang. Persamaan ini harus 
linier, sehingga gelombang itu memiliki sifat superposisi. 
Persamaan gelombang satu dimensi yang merambat sepanjang koordinat x 
dengan kecepatan v yang berlaku untuk gelombang nondispersif tersebut adalah 
v y 
2 
2 
= 2 
¶ 
2 
2 
x 
t 
y 
¶ 
¶ 
¶ 
Berikutnya akan ditunjukkan bahwa solusi persamaan gelombang tersebut dapat 
ditentukan sebagai berikut. Solusi persamaan di atas mengandung dua variabel. 
y = X T 
dimana X=X(x) dan T=T(t) 
Dengan memisahkan variabel (separasi variabel) diperoleh 
ö çè 
÷ø 
v T X 
= ¶ 
¶ ´æ 
X ¶ 
T 
¶ 
1 
2 
2 
2 
2 
2 
XT 
x 
t 
7
2 
2 
1 2 1 
= 2 
¶ 
2 
x 
X 
X 
v 
t 
T 
¶ 
T ¶ 
¶ 
Ruas kiri hanya mengandung variabel t dan ruas kanan hanya mengandung variabel x 
sehingga kedua ruas harus sama dengan konstanta ( misalnya μ ) 
=m 
1 2 1 
= ¶ 
¶ 
¶ 
¶ 
2 
2 
2 
2 
x 
X 
X 
v 
t 
T 
T 
dimana konstanta yang sesuai untuk persamaan di atas adalah 
2w 
m =- 
sehingga 
1 2 1 = -w 
2 
2 
2 
= 2 
¶ 
2 
¶ 
¶ 
¶ 
x 
X 
X 
v 
t 
T 
T 
atau 
1 2 =-w 
¶ 
2 
2 
¶ 
t 
T 
T 
2 
v 
2 
Sekarang masing-masing persamaan di atas hanya mempunyai satu variabel 
2 
¶ 
x 
2 1 = -w 
¶ 
X 
X 
sehingga bisa ditentukan solusinya masing-masing (menentukan nilai X dan T). 
Menentukan nilai T 
1 2 =-w 
¶ 
2 
2 
¶ 
t 
T 
T 
1 2 0 
¶ w 
t 
2 
2 
+ = 
¶ 
T 
T 
¶ T 
t 
2 0 
2 
2 
+ = 
¶ 
T w 
solusi persamaan tersebut adalah 
T C ei t 1 
= w atau T = C e - i w 
t 1 
Menentukan nilai X 
2 
2 
2 
¶ 
x 
2 1 = -w 
¶ 
X 
X 
v 
2 
ö 
¶ X 
x v 
0 2 
2 
2 
= ÷ ÷ 
ø 
æ 
+ 
ç ç 
è 
¶ 
X w 
8
¶ k X 
x 
2 0 
2 
2 
+ = 
¶ 
X 
solusi persamaan tersebut adalah 
X = C eik x 2 atau X = C e - 
ik x 2 
Dengan demikian, maka solusi 
y = X T 
mempunyai beberapa kemungkinan, salah satunya adalah sebagai berikut : 
Jika T C1 e i t 
= - w dan X C eik x = 2 , akan diperoleh 
y = X T 
y C2 C1 (eik x ) ( e i t ) 
= - w ; dengan C2 C1 = A merupakan konstanta 
y = A ei (k x-w t) 
y = Acos(k x -w t) +i Asin(k x -w t) 
Nilai y dapat dinyatakan dari bagian real dan imajiner persamaan tersebut menjadi : 
9 
y = Acos(k x -w t) atau y = Asin(k x -w t) 
Kembali pada bentuk persamaan gelombang pada tali y (x,t) = A sin (kx - wt) , 
dan untuk gelombang elektromagnetik yang juga mempunyai bentuk yang sama 
E (x,t) = E0 sin (kx - wt) 
dan B (x,t) = B0 sin (kx - wt) 
Oleh karena itu dipostulatkan gelombang de Broglie untuk partikel bebas juga 
mempunyai bentuk yang sama 
Y (x,t) = A sin (kx - wt)…………………………………………….. 
(2.3) 
Gelombang ini mempunyai panjang gelombang l = 2p / k dan frekuensi n =w / 2p . 
Untuk sementara diambil bahwa t = 0, sehingga Y (x,t) menjadi Y (x,t = 0), 
sehinnga 
Yx = A sin kx ……………………………………… 
(2.4) 
Sebelumnya telah didapatkan bahwa Ek = 2k 2 /2m dan satu-satunya cara untuk 
mendapatkan bentuk k adalah dengan mengambil turunan kedua dari Y(x) = A sin kx 
terhadap x,
dy kA cos kx …………………………………………………………….. 
- m Ek Y 
- m (Em-Ep ) Y 
2 
d + = 2 
2 - y y y 
x 
y 
z 
Y(x) = A sin kx 
= 
dx 
(2.5) 
= 2 
2 
dx 
d y - k2 A sin kx 
= 2 
2 
dx 
d y - k2 y 
= 2 
2 
dx 
d y 
2 
2 
 
= 2 
2 
dx 
d y 
2 
2 
 
2 - = 2 
2m 
2 
dx 
d y Em Y- EpY 
2m 
p m E E 
dx 
………………………………………………….. 
(2.6) 
Persamaan inilah yang memenuhi ketiga kriteria tersebut dan inilah persamaan 
Schrodinger bebas waktu dalam satu dimensi (2.6). 
2. Persamaan Schrodinger Pada Gerak Partikel Bebas Dalam Ruang Tiga Dimensi 
Partikel yang berada dalam kotak potensial berukuran x, y dan z seperti gambar 1. 
Setiap dinding kotak berpotensial besar sekali, Ep ~ ¥. Sedangkan potensial dalam 
kotak sama dengan nol. 
Gambar 1. Kotak potensial tiga dimensi 
Untuk tiga dimensi persamaan Schrodinger menjadi : 
10 
0
x y z E = E + E + E , 
11 
di mana untuk persamaan Ex, adalah persamaan Schrodinger untuk partikel dalam kotak 
satu dimensi yang telah dibahas diatas. 
d y + y = y 
2 - 2 ( ) ( ) 
2m 
2 
p x m x E E 
dx 
d y + y = y 
2 - 2 ( ) ( ) 
2m 
2 
p y m y E E 
dx 
d y + y = y + 
2 - 2 ( ) ( ) 
2m 
2 
p z m z E E 
dx 
d y + d 
y + d 
y + E y =E y 
p ( x, y, z) m ( x, y, z) 2 - ( ) 2 
2m 
2 
2 
2 
2 
2 
dz 
dy 
dx 
2 
2 
d + d 
+ d 
y + E y = E y 
p (r ) m (r ) 2 - ( ) 2 ( ) 
2m 
2 
2 
2 
r dz 
dy 
dx 
Dalam pembahasan Fisika Modern telah diketahui bahwa, persamaan Schrodinger 
untuk partikel bebas ( energi potensial Ep = 0 ) dalam tiga dimensi biasa ditulis sebagai 
berikut : 
2 
2 
d + d 
+ d 
y =E y 
m (r ) 2 - ( ) 2 ( ) 
2m 
2 
2 
2 
r dz 
dy 
dx 
karena Ek + Ep = Em sedangkan untuk nilai energi potensial Ep = 0, maka Ek = Em sehingga 
persamaan Schrodinger untuk partikel bebas dalam tiga dimensi dapat ditulis 
2 
2 
d + d 
+ d 
y =Ey k (r ) ………………………….………. (2.7) 
2 - ( ) 2 ( ) 
2m 
2 
2 
2 
r dz 
dy 
dx 
B. Persamaan Energi Kinetik Elektron Yang Bergerak Bebas 
Dalam Ruang Tiga Dimensi 
1. Partikel Bergerak Secara Bebas Dalam Daerah Satu Dimensi 
Bila suatu partikel bebas bergerak dalam suatu kotak satu dimensi yang 
panjangnya L, maka partikel tersebut terkurung dalam kotak. Hal seperti ini berlaku pada 
elektron bebas yang bergerak dalam sebuah kawat linier yang panjangnya L. karena 
energi potensial elektron dapat dipandang dimana-mana sama maka energi potensial 
elektron bisa diacu sama dengan nol (Ep = 0). Misalkan dinding kotak berada pada 
koordinat x = 0 dan x = L, seperti gambar berikut.
¥ ¥ 
Ep ¥ Ep ¥ 
X = 0 X = L 
Gambar 2. Partikel bergerak bebas dalam arah satu dimensi 
12 
Pada sistem konservatif berlaku hukum kekekalan energi, yaitu jumlah energi 
kinetik ditambah energi potensial bersifat kekal, artinya tidak bergantung pada waktu 
maupun posisi. Sebagaimana telah diketahui, hukum kekekalan energi tersebut telah 
dapat dijelaskan secara baik oleh Fisika Klasik. Dengan demikian, sebagai teori yang 
lebih baru, persamaan Schrodinger harus konsisten dengan hukum kekekalan energi 
tersebut. 
Secara matematis, hukum kekekalan energi dapat diungkapkan dengan rumusan 
2 
p + = 
2 
p m E E 
m 
Suku pertama ruas kiri menyatakan energi kinetik, suku kedua menyatakan energi 
potensial dan ruas kanan menyatakan suatu tetapan yang biasanya disebut sebagai energi 
mekanik atau energi total. Karena pada keadaan tersebut energi potensialnya sama 
dengan nol, maka energi kinetik sama dengan energi kintiknya 
m E 
2 
p = 
2 
m 
, karena k m E = E 
2 
p = 
2 
Sehingga energi kinetiknya menjadi k E 
m 
, dengan p =k 
Persamaan Schrodinger untuk 0 £ x £ L, bila Ep = 0. identik dengan persamaan 
(2.7), sehingga memiliki pemecahan yang sama, yakni : 
k 2 = 2 
mE 
y (x) = Asin kx + Bcos kx , dengan 2 
 
pemecahan ini belum lengkap karena belum ditentukan nilai A dan B, serta belum 
dihitung nilai energi E yang diperbolehkan. Untuk menghitungnya harus diterapkan 
syarat bahwa y(x) harus kontinu pada setiap batas dua bagian ruang. Dalam hal ini,
dipersyaratkan bahwa pemecahan untuk x < 0 dan x > 0 bernilai sama di x = 0; begitu 
pula, pemecahan untuk x > L dan X < L haruslah bernilai sama di x = L. 
di mulai di x = 0. untuk x < 0, telah didapat y = 0, jadi harus mengambil nilai x 
pada 0 £ x £ L yang bernilai sama dengan nol pada x = 0. 
y (0) = Asin 0 + Bcos0 = 0 
jadi, B = 0 
karena y = 0 untuk x > L, maka haruslah berlaku y(L) = 0, maka 
y (L) = Asin kL + Bcos kL = 0 
karena telah didapatkan bahwa nilai B = 0, maka haruslah berlaku A sin kL = 0, disini 
ada dua pemecahan, yaitu A = 0 memberikan y = 0 dimana-mana; y 2 = 0 dimana-mana, 
yang berarti bahwa dalam kotak tidak terdapat partikel atau sin kL = 0, yang hanya 
benar apabila : 
kL = p,2p,3p,... atau kL = np , dimana n = 1, 2, 3, . . . 
karena k = 2p /l , dapat diperoleh nilai l = 2L / n , ini identik dengan hasil yang 
diperoleh dalam Fisika Dasari panjang gelombangdari gelombang berdiri dalam sebuah 
dawai yang panjangnya L dan kedua ujungnya terikat. Jadi, pemecahan persamaan 
Schrodinger bagi sebuah partikel yang terperangkap dalam suatu daerah linear sepanjang 
L tidak lain adalah sederetan gelombang berdiri de Broglie. Tidak semua panjang 
gelombang diperkenankan, tetapi hanyalah sejumlah nilai tertentu yang ditentukan oleh 
kL = np yang dapat terjadi. 
Untuk menentukan persamaan gelombangnya, harus kembali ke persyaratan 
normalisasi yaitu ò ¥ 
y2dx =1. karena y = 0 kecuali untuk 0 £ x £ L maka (kecuali 
¥ - 
dalam kota) integralnya tidak nol, sehingga berlaku 
L 
A n x 
0 
2 sin2 p 1 
ò dx 
= 
L 
, yang memberikan nilai A. 
Dengan demikian, pemecahan lengkap bagi fungsi gelombang untuk 0 £ x £ L adalah : 
y(x) = Asin npx , dengan n = 1, 2, 3, . . . 
L 
2. Partikel Bergerak Secara Bebas Dalam Daerah Tiga Dimensi 
13
14 
Partikel yang terperangkap dalam suatu kotak sama seperti suatu gelombang tegak 
dalam suatu tali yang direntangkan antara dinding-dinding kotak. Dalam kedua hal 
tersebut, variabel gelombang itu (simpangan transversal untuk tali dan fungsi gelombang 
y untuk partikel yang bergerak) haruslah nol pada dinding, karena di sini gelombang itu 
berhenti. Oleh karena itu, panjang gelombang de Broglie dari partikel dalam kotak 
ditentukan oleh lebar kotak L seperti gambar berikut. 
L 
Gambar 3. Partikel terbatas dalam kotak yang lebarnya L 
Kotak potensial tiga dimensi dapat didefinisikan sebagai berikut : 
Ep (x,y,z) = 0, 0 £ x £ L, 0 £ y £ L, 0 £ z £ L 
= ¥, untuk yang lainnya 
jika dibayangkan sebuah benda bermassa yang bergerak tanpa gesekan dalam sebuah 
kardus dan bertumbukan secara elastis pada dinding-dinding batasnya di x = 0, x = L, y = 
0, y = L dan z = 0, z = L. ( untuk menyederhanakan, kotaknya dipilih berbentuk kubus, 
potensialnya bernilai nol bila 0 £ x £ a, 0 £ y £ b, 0 £ z £ c). 
Pemecahan persamaan diferensial parsial memerlukan teknik yang lebih rumit 
daripada yang ditinjau, sehingga tidak akan membahas cara memperoleh pemecahannya 
secara terinci. Seperti pada kasus sebelumnya, di identifikasi bahwa y(x, y, z) =0 di 
luar kotak, agar probabilitas bernilai nol di sana. Dalam kotak, ditinjau pemecahan-pemecahan 
yang terpisahkan; artinys fungsi dari x, y dan z yang ditinjau dapat 
dinyatakan sebagai hasilkali sebuah fungsi yang hanya bergantung pada x dengan fungsi 
lain yang bergantung pada y dan fungsi lainnya yang bergantung pada z: 
y(x, y, z) = f (x)g( y)h(z) 
bentuk masing-masing fungsi dari f, g dan h di ruas kana sama seperti dengan persamaan 
y(x) = Asin kx + Bcos kx . Maka persamaannya menjadi :
f ( x ) = A sin k x + 
B cos 
k x 
x x 
g ( y ) = C sin k y + 
D cos 
k y 
y y 
h ( z ) = E sin k z + 
F cos 
k z 
z z 
bilangan gelombang dalam contoh sebelumnya kinui menjadi bilangan gelombang 
terpisah kx bagi f(x), ky bagi g(y) dan kz bagi h(z). 
Syarat kontinu pada y(x, y, z) yang menghendaki bahwa pemecahan dalam dan 
luar kotak bernilai sama pada daerah batas kotak, jadi y =0 di x = 0 dan x = L, y =0 di 
y = 0 dan y = L dan y =0 di z = 0 dan z = L. Persyaratan pada x = 0, y = 0 dan z = 
0menghendaki bahwa, dengan cara sebelumnya, B = 0, D = 0 dan F = 0. Persyaratan pada 
x = L menghendaki bahwa sin kxL = 0, sehingga kxL merupakan kelipatan bilangan bulat 
dari p , persyaratan pada y = L menghendaki kyL merupakan kelipatan bilangan bulat 
dari p , begitu pula pada z = L menghendaki kzL merupakan kelipatan bilangan bulat 
dari p . Semua bilangan bulat ini tidak perlu sama, karena itu masing-masing disebut nx, 
ny dan nz untuk membedakan bilangan-bilangan tersebut. Jadi diperoleh : 
x y z A nx x y zp p p 
n x 
n x 
( , , ) 1 sin( ) sin( ) sin( ) 
L 
L 
L 
y = 
dengan A1 adalah hasil kali A, C dan E. 
Jika elektron-elektron itu diletakkan dalam sebuah kubus dengan panjang sisi-sisinya 
sebesar L, maka fungsi gelombangnya adalah gelombang berdiri yang mirip 
dengan penggabungan tiga fungsi gelombang elektron dalam sebuah sumur potensial satu 
dimensi yang kedalamanya tak hingga, yaitu sebagai berikut (mengasumsikan pada 
peristiwa diatas): 
r A nx x y z y ( ) sin p sin p sin p …………………………….. 
÷ø ö 
çè æ 
ö çè 
÷ø 
æ 
÷ø ö 
çè æ 
n z 
= L 
L 
n y 
L 
(2.8) 
di mana nx, ny, nz adalah bilangan bulat positif. Biasanya sangat menyenangkan jika kita 
menggunakan sebuah fungsi gelombang yang periodik, artinya : 
y(x, y, z) =y(x +L, y, z) =y(x, y +L, z) =y(x, y, z +L)………………….. 
(2.9) 
Fungsi gelombang yang memenuhi persamaan Schodinger (2.7) dan yang 
periodik adalah berbentuk gelombang berjalan sebagai berikut : 
15
y(r) =exp(ik.r)…………………………………………………………… 
(2.10) 
Dapat diperhatikan bahwa komponen k.r adalah perkalian vektor yang menghasilkan 
skalar (dot product). Nilai komponen-komponen k pada persamaan (2.10) diatas adalah 
sebagai berikut : 
kx,ky,kz = 0, p p p p 2 n 
p , 
............... L 
± 2 ± ± ± ± . …………………… 
8 
, 
6 
, 
4 
, 
L L L L 
(2.11) 
di mana n adalah bilangan bulat positif. Komponen-komponen dari k tersebut adalah 
merupakan bilangan kuantum dari partikel yang dibicarakan pada permasalahan ini. 
Disamping itu, bilangan kuantum lainnya yang digunakan untuk menandai partikel 
tersebut yang dalam hal ini elektron adalah bilangan kuantum magnetik ms, yang 
berkaitan dengan spin elektron itu sendiri. 
Sekarang akan dibuktikan bahwa nilai-nilai kx,ky dan kz ini memenuhi syarat yang 
ditunjukkan oleh persamaan (2.9) di atas, yaitu dengan cara menggantikan r pada 
persamaan (2.10) dengan x, sebagai berikut : 
(x) exp(ik .x) x y = 
Untuk nilai x diambil pada posisi (x + L ), sehingga diperoleh 
(x L) exp(ik .(x L)) x y + = + ……………………………………………….. 
(2.12) 
Selanjutnya mensubtitusikan nilai kx dari persamaan (2.11) yaitu kx = L 
2np , kedalam 
persamaan (2.12). akan didapat hasil sebagai bereikut : 
y x + L = i np x + L 
( ) exp( 2 .( ) L) 
x L i n x 
( ) exp( 2 . ).exp 2 
y p p 
( ) exp( 2 . ).exp 2 
+ = 
y p p 
L i n 
x L i n x 
L 
i n L 
L 
+ = 
Karena nilai exp (i2np ) = 1, maka 
y x + L = i np x 
( ) exp( 2 . L).1 
16
y ( x + L ) = exp( i 2 np . x L). 
yang berarti bahwa nilai kx = 2np 
L 
(x L) exp(ik .x) x y + = , dan ingat bahwa nilai (x) exp(ik .x) x y = 
y(x +L) = y(x)…………………………………………………………… 
(2.13) 
Persamaan (2.13) membuktikan bahwa nilai kx ini memenuhi syarat yang ditunjukkan 
oleh persamaan (2.9) di atas. 
Selanjutnya akan dihitung energi elektron bebas dalam tiga dimensi, yaitu 
mensubtitusikan persamaan (2.10) kedalam persamaan (2.7), dengan cara sebagai berikut: 
y(r) =exp(ik.r) disubtitusikan ke persamaan 
2 
2 
d + d 
+ d 
y =Ey 
k (r ) 2 - ( ) 2 ( ) 
2m 
2 
2 
2 
r dz 
dy 
dx 
sehingga akan didapatkan : 
2 
2 
d + d 
+ d 
= 
E exp(ik.r) k 2 - ( ) exp( . ) 2 
2m 
2 
2 
2 
ik r 
dz 
dy 
dx 
2 
2 
d 
d 
d 
2 - ( ) exp( ) 2 
2m 
2 
2 
2 
ik x k y k z 
dz 
dy 
dx 
x y z + + + + E ik x k y k z k x y z = exp( + + ) 
2 - ( k 2 k 2 k 2 ) exp(ik x k y k z) x y z x y z + + + + E ik x k y k z k x y z = exp( + + ) 
2m 
2 
- 2 2 2 
k + k + k ik x + k y + 
k z 
( ) exp( ) 
x y z x y z 
k + + 
exp( ) 
2m 
ik x k y k z 
E 
x y z 
= 
 
Sehingga nilai Ek sama dengan 
 
= + + 
k x y z 
2 
2 
2 2 2 
2 
2 
( ) 
2 
k 
m 
E 
k k k 
m 
E 
k 
 
= 
…………………………………………………………… (2.14) 
Persamaan (2.14) ini menyatakan energi kinetik elektron bebas dalam ruang tiga dimensi. 
Ingat bahwa energi potensial elektron bebas adalah nol sehingga energi elektron sama 
dengan energi kinetiknya. Nilai k ini sering dikaitkan dengan nilai panjang gelombang 
elektron melalui persamaan berikut : 
2p , di mana l adalah panjang gelombang 
k = l 
17
18 
disamping itu momentum sudut linear juga sering dikaitkan dengan vektor gelombang k 
melalui persamaan, P = k 
C. Persamaan Energi Fermi Pada Elektron Yang Bergerak Bebas 
Dalam Ruang Tiga Dimensi 
Sifat logam sebagai bahan bahan padat yang cukup menonjol, antara lain mampu 
menghantarkan listrik maupun kalor dengan sangat baik. Dalam logam banyak terdapat 
elektron bebas. Oleh karena itu, dengan model elektron bebas berbagai sifat logam dapat 
dijelaskan. Elektron yang terdapat dalam logam dapat berfungsi sebagai pendukung 
dalam hal hantaran atau konduksi. Jika ditinjau secara kimia, elektron konduksi ini 
berasal dari elektron valensi. Dengan demikian jumlah elektron bebas pada logam 
sebanding dengan valensi dari atomnya. 
Sebuah kotak yang berukuran tertentu diisi dengan suatu gas pada suhu dan 
tekanan tertentu maka apapun jenis zat yana dimasukkan, kotak tersebut akan memuat 
jumlah partikel (yaitu atom atau molekul) yang selalu sama. Peristiwa tersebut dapat 
diketahui karena partikel-partikel gas yang bergerak bebas itu memberikan tekanan yang 
selalu sama besar pada dinding wadahnya. Untuk suatu gas pada suhu 0 0C dan tekanan 1 
atmosfer standar, dapat dibuat kotak berukuran sedemikian rupa sehingga berisi gas yang 
sama besar dan berat molekulnya dinyatakan dalam gram. Untuk itu, volume kotak harus 
22,4 liter. Berat dari molekul dan atom diukur dalam satuan yang dibuat berdasarkan 
massa atom hidrogen. Massa satu atom hidrogen adalah. Terdapat dua buah atom 
hidrogen didalam setiap molekul hidrogen sehinga berat molekul hydrogen adalah 2. jika 
gas didalam kotak adalah hidrogen maka kotak tersebut memuat 2 gram hidrogen. 
Demikian pula, satu atom oksigen memiliki berat atom sebesar 16 (16 kali berat atom 
hydrogen), dan setiap molekul oksigen terdiri dari dua atom oksigen. Jika gas didalamnya 
oksigen maka kotak tersebut beriasi 32 gran oksigen. 
Energi yang menimbulkan gelombang elektromagnetik harus dibangkitkan 
dengan jalan menggerakkan sebuah muatan listrik atau magnet secara bolak balik (keatas 
dan kebawah maupun kekiri dan kekanan). Cara yang paling umum untuk melakukanya 
adalah dengan menggunakan arus listrik yang sesungguhnya adalah muatan-muatan
19 
listrik yang bergerak dan terdiri dari elektron- elektron dalam jumlah yang amat besar 
pada seberkas kawat. Elektron sebagai pembawa muatan listrikditemukan pada tahun 
1890-an dan memainkan peran penting didalam ilmu fisika modern meskipun partikel-partikel 
ini dapat dijelaskan oleh Mekanika Klasik Newtonian dan Medan 
Elektromagnetik Maxwellian 
Tinjauan secara klasik ternyata hasilnya kurang cermat, sehingga dalam 
pembahasan selanjutnya akan digunakan konsep secara kuantum bahwa energi elektron 
itu terkuantisasi, dan dapat ditunjukkan dalam bentuk level-level energi serta menurut 
Bohr bahwa elektron dalam atom hanya dapat memancarkan kuanta cahaya utuh, bukan 
potongan-potongan kecil. Jadi, elektron tidak mungkin terpelintir kedalam, elektron 
hanya dapat melompat dari satu orbit ke orbit lainnya tepat satu kuantum energi lebih 
dekat ke inti. Seperti terlukis dalam gambar di bawah ini. 
Ef f(E) 
1 T = 0 K 
T > 0 K 
0 Ef E 
Gambar 4. Level energi Gambar 5. Fungsi distribusi f(E) vs E 
Gambar di atas 4. melukiskan level-level energi yang terkuantisasi. Elektron-elektron 
didalam logam menempati level-level energi tersebut. Menurut prinsip larangan 
Pauli, satu level energi dapat terisi oleh dua elektron yang berspin, dan pengisian level 
energi, dimulai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Level energi tertinggi yang 
dapat terisi disebut level energi Fermi. 
Distribusi elektron dalam level-level tersebut, biasanya diberikan dengan fungsi 
distribusi atau f(E), yang didefinisikan sebagai peluang level E terisi electron. Dengan 
demikian jika level kosong atau tidak terisi elektron , maka f(E) = 0, sedangkan level
yang terisi penuh maka f(E) = 1. dengan kata lain f(E) mempunyai harga antara 0 dan 1, 
seperti yang ditunjukkan gambar (d). fungsi distribusi elektron pada T = 0 K dapat 
dituliskan dalam bentuk : 
f(E) = 1, jika E < Ef 
f(E) = 0, jika Ef < E 
Fungsi distribusi f(E) pada T ¹ 00 K mengikuti distribusi Fermi-Dirac yang dapat 
kx 
kz 
2 
2 f f k 
m 
E  = ……………………… 
ky 
Ef 
dinyatakan dalam bentuk : 
1 
( ) 1( ) / + 
= e E-EF KT 
f E 
Fungsi distribusi tersebut dilukiskan pada gambar 5. 
Dalam keadaan dasar (T = 0 K ) semua energi yang terletak dibawah energi Fermi 
dan energi Fermi itu sendiri akan ditempati elektron. Oleh karena itu, vektor gelombang 
terbesar adalah vektor gelombang untuk elektron yang berada pada tingkat energi Fermi. 
Dengan demikian, jika dimisalkan vektor gelombang Fermi dengan huruf kf, maka energi 
Fermi dapat dituliskan sebagai berikut 2 
(2.15) 
Dalam ruang k (ruang resiprok) kita dapat menggambarkan sebuah bola dengan 
jari-jari kf yang menampung semua elektron didalamnya. Artinya tidak ada elektron lain 
yang terletak di luar bola, karena vektor gelombang terbesar pada keadaan dasar adalah 
kf. volume bola ini tentunya sama dengan 4/3 3f 
pk , dimana kf menyatakan jari-jari bola. 
Bola tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : 
Gambar 6. Elektron terletak di dalam bola yang berjari-jari kf, 
20
Dari persamaan (2.11) dapat diketahui bahwa nilai terkecil dari kx,ky dan kz adalah 
2p /L (bukan nol, karena jika k = 0 berarti tidak ada elektron). Sehingga jika diambil 
elemen volume (volume terkecil yang berbentuk kubus dengan sisi-sisi kx,ky dan kz dari 
bola tadi, maka volumenya menjadi(2p /L)3. Dapat diperhatikan pada gambar berikut 
ini : 
kx 
di mana kf adalah vektor gelombang Fermi 
Ef 
kz 
ky 
Gambar 7. Elemen volume kubus dengan sisi-sisinya (2p / L ) pada bola 
Dan dalam elemen volume ini hanya ada satu nilai k yaitu gabungan kx,ky dan kz. 
setiap nilai k ini dimiliki oleh sebuah elektron (oleh dua buah elektron dengan spin yang 
berlawanan). Jadi, jumlah total elektron (N) dalam bola tadi adalah sama dengan volume 
bola dibagi dengan volume dari elemen volume kubus dikali 2 ( karena elektron boleh 
memiliki spin-up dan spin-down ) yaitu masing sebagai berikut : 
æ 
ö 
= ……………………………………. (2.16) 
4 
3 
p 
k 
3 
æ 
8 
3 3 
ö 
2 = 
f 
( ) ( ) 3 
3 
3 
3 
3 
3 8 3 
2 
f f L k k L 
L 
N 
p p 
p 
p 
= ÷ ÷ ø 
ç ç 
è 
÷ ÷ ÷ 
ø 
ç ç ç 
è 
Karena L3 = volume kubus (V), maka jumlah elektron (N) dapat ditulis sebagai berikut : 
3 2 f N V k 
3 
= ………………………………………………………….(2.17) 
p 
Dari persamaan (2.17) dapat dilihat vektor gelombang Fermi adalah bergantung pada 
konsentrasi elektron (n = N/V , sehingga kf dapat dituliskan sebagai berikut : 
æ 
ö 
= ………………………………………………… (2.18) 
k N f p p = ÷ ÷ø 
( 1 
2 
)3 
3 
1 
2 
3 3 n 
V 
ç çè 
21
22 
Dengan demikian, energi Fermi dalam sistem tiga dimensi dapat diperoleh dengan 
mensubtitusikan persamaan (2.18) kedalam persamaan (2.15) sehingga diperoleh sebagai 
berikut : 
2 
2 
E  = 
f 2 f k 
m 
p 
ö 
æ 
( 2 ) 2 
3 
2 
3 
2 
2 2 
3 
 
2 
3 
2 
n 
m 
E 
V 
N 
m 
E 
f 
f 
p 
 
= 
÷ ÷ø 
ç çè 
= 
………………………………………………………. (2.19) 
Persamaan (2.19) diatas ini mengaitkan energi Fermi dengan konsentrasi elektron n =N/V

More Related Content

PDF
Fisika kuantum
DOCX
Soal dan Jawaban posttest Orientasi PPPK.docx
PPTX
Kesiapsiagaan Gempa
PPT
4 power point nouns
PPTX
Kuala lumpur international air port
PPTX
Komposit
PPTX
Statistik Fermi dirac
DOCX
metalurgi serbuk
Fisika kuantum
Soal dan Jawaban posttest Orientasi PPPK.docx
Kesiapsiagaan Gempa
4 power point nouns
Kuala lumpur international air port
Komposit
Statistik Fermi dirac
metalurgi serbuk

What's hot (20)

PDF
Fisika kuantum 2
PPTX
Persamaan Schrodinger
PDF
Fisika inti diktat
PPTX
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
PDF
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
DOCX
Bab iii(fix)
PDF
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
DOCX
Percobaan gerak melingkar
PPTX
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
DOC
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
DOCX
Resonansi Bunyi
PPTX
Penerapan defrensial
DOCX
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
PDF
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
DOC
Bandul Fisis (M5)
PPT
Deret Fourier
PPS
Struktur Kristal
PPTX
Fisika Inti
PDF
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
PPTX
Presentasi ' Sistem Partikel '
Fisika kuantum 2
Persamaan Schrodinger
Fisika inti diktat
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
Bab iii(fix)
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Percobaan gerak melingkar
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Resonansi Bunyi
Penerapan defrensial
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Bandul Fisis (M5)
Deret Fourier
Struktur Kristal
Fisika Inti
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
Presentasi ' Sistem Partikel '
Ad

Viewers also liked (20)

PPTX
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
PDF
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
DOCX
Contoh soal fisika kuantum
PPTX
Soal – jawab fisika kuantum
PDF
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
PPT
sumur potensial persegi berhingga
DOCX
Persamaan schroedinger bebas waktu
PDF
Sifat gelombang de broglie
PPT
Ppt fisika kuantum
PPTX
Pert 14 teori perturbasi bebas waktu nondegenerate
PPTX
Pert 13 teori perturbasi bebas waktu degenerate
DOCX
Tugas Mekanika kuantum
DOCX
Rpp pertama teori atom bohr dan mekanika kuantum
PPT
Atom hidrogen
PPTX
Partikel Elementer
DOCX
Makalah teori mekanika kuantum
PPTX
Model atom mekanika gelombang
PPT
Fisika Kuantum (6) potensial kotak
DOCX
Sumur potensial persegi tak terhingga
PDF
LKS BESARAN DAN SATUAN
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Contoh soal fisika kuantum
Soal – jawab fisika kuantum
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
sumur potensial persegi berhingga
Persamaan schroedinger bebas waktu
Sifat gelombang de broglie
Ppt fisika kuantum
Pert 14 teori perturbasi bebas waktu nondegenerate
Pert 13 teori perturbasi bebas waktu degenerate
Tugas Mekanika kuantum
Rpp pertama teori atom bohr dan mekanika kuantum
Atom hidrogen
Partikel Elementer
Makalah teori mekanika kuantum
Model atom mekanika gelombang
Fisika Kuantum (6) potensial kotak
Sumur potensial persegi tak terhingga
LKS BESARAN DAN SATUAN
Ad

Similar to Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b (20)

PDF
Fisika kuantum edit
PDF
Fisika kuantum
PDF
1. persamaan schrodinger
PDF
Standing Waves
PPT
Pendahuluan1
DOC
Bab ii atom hidrogen
PDF
02 listrik statis 2
DOCX
Mekanika (fungsi hamilton)
PPT
Struktur Atom Presentation
PDF
Pdp jadi
PPTX
Mekanika 2
PPTX
Mekanika II
PDF
Fungsi bessel
DOCX
Bab vi kel. ii
DOCX
Model-model Energi dalam Zat Padat
DOC
Rumus-rumus untuk IPhO
PPTX
Bab-5 Fungsi dan Grafik Pembelajaran statistik
PPTX
Bab-5 Fungsi dan Grafik pembelajaran statistika
PPTX
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
DOC
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose
Fisika kuantum edit
Fisika kuantum
1. persamaan schrodinger
Standing Waves
Pendahuluan1
Bab ii atom hidrogen
02 listrik statis 2
Mekanika (fungsi hamilton)
Struktur Atom Presentation
Pdp jadi
Mekanika 2
Mekanika II
Fungsi bessel
Bab vi kel. ii
Model-model Energi dalam Zat Padat
Rumus-rumus untuk IPhO
Bab-5 Fungsi dan Grafik Pembelajaran statistik
Bab-5 Fungsi dan Grafik pembelajaran statistika
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Mengungkap radiasi benda hitam menggunakan statistik bose

Recently uploaded (20)

PDF
How to read Financial Report for stakeholder
PDF
JOBSHEET-Perawatan-Berkala-Motor-4-Tak YES.pdf
PPTX
PPT FILSAFAT KEL 4 tentang hubungan knowledge techology budaya
PPTX
Ahli Muda Elektrikal Konstruksi Bangunan Gedung.pptx
PDF
PPT PP KELOMPOK 7_20250827_075956_0000.pdf
PPTX
1. Bisnis-Internasional.... - presen.pptx
PDF
KATALOG PRODUK OBATAPPS diperguruan tinggi.pdf
PDF
Strategi Logistik Pengiriman Alat Berat dari Belitung ke Loleba
PPTX
Tugas Individu Presentasi sitiiii maryam
PDF
How to understanding Accounting Principle
PPT
PPT KEWIRAUSAHAAN semester 3 dengan 9 pertemuan
PDF
Materi KELOMPOK 6_POP_KONSOLIDASI_PPT.pdf
PPTX
Pertemuan_2_Teknik_Optimasi_Ekonomi_Profesional_Lengkap.pptx
PDF
Curiculum Vitae Addy bagian dari new (1).pdf
PPTX
sidang skripsi (1).pptx_20240715_102423_0000 wilda.pptx
PDF
brosur-allisya-protection-life-final.pdf
PPTX
Penguatan Literasi - SMKS ISTIQLAL Delitua - 23 Juni.pptx
PPTX
PPT MODUL 9 TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN.pptx
PPTX
Praktik Fotografi Produk @wmkundiksha.pptx
PPTX
Product-Digital Banking-Edukasi Akses Nasabah.pptx
How to read Financial Report for stakeholder
JOBSHEET-Perawatan-Berkala-Motor-4-Tak YES.pdf
PPT FILSAFAT KEL 4 tentang hubungan knowledge techology budaya
Ahli Muda Elektrikal Konstruksi Bangunan Gedung.pptx
PPT PP KELOMPOK 7_20250827_075956_0000.pdf
1. Bisnis-Internasional.... - presen.pptx
KATALOG PRODUK OBATAPPS diperguruan tinggi.pdf
Strategi Logistik Pengiriman Alat Berat dari Belitung ke Loleba
Tugas Individu Presentasi sitiiii maryam
How to understanding Accounting Principle
PPT KEWIRAUSAHAAN semester 3 dengan 9 pertemuan
Materi KELOMPOK 6_POP_KONSOLIDASI_PPT.pdf
Pertemuan_2_Teknik_Optimasi_Ekonomi_Profesional_Lengkap.pptx
Curiculum Vitae Addy bagian dari new (1).pdf
sidang skripsi (1).pptx_20240715_102423_0000 wilda.pptx
brosur-allisya-protection-life-final.pdf
Penguatan Literasi - SMKS ISTIQLAL Delitua - 23 Juni.pptx
PPT MODUL 9 TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN.pptx
Praktik Fotografi Produk @wmkundiksha.pptx
Product-Digital Banking-Edukasi Akses Nasabah.pptx

Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b

  • 1. BAB II PEMBAHASAN A. Persamaan Schrodinger Pada Gerak Partikel Bebas Dalam Ruang Tiga Dimensi 1. Gerak Partikel Bebas Dalam Ruang Satu Dimensi Persamaan Schrodinger diperlukan untuk menemukan fungsi gelombang bagi suatu sistem mikroskopis. Bentuk paling umum suatu persamaan yang penyelesaiannya berupa suatu fungsi adalah persamaan diferensial. Karena fungsi yang dihasilkan dari persamaan Schrodinger adalah fungsi gelombang y(x, t) , yang merupakan fungsi dua variable, yaitu x dan t, persamaan Schrodinger harus merupakan persamaan diferensial parsial. Itulah petunjuk paling umum untuk mendapatkan persamaan Schrodinger. Berdasarkan tentang asas pendiskripsian keadaan sistem, yaitu keadaan system dideskripsikan sebagai fungsi gelombang y(x, t) , dengan ini didapatkan petunjuk bahwa fungsi gelombang y(x, t) yang dihasilkan persamaan Schodinger harus dapat digunakan untuk mengetahui nilai berbagai besaran fisik yang dimiliki sistem. Cara mengetahui nilai besaran fisik adalah dengan melakukan pengukuran. Menurut asas pengukuran, mengukur adalah mengerjakan operator pada fungsi gelombang yang mendeskripsikan keadaan sistem pada saat pengukuran. Kemudian petunjuk ini akan diterapkan pada kasus khusus, yaitu pengukuran energi total bagi sistem konsevatif. Pada sistem konservatif berlaku hukum kekekalan energi, yaitu jumlah energi kinetik ditambah energi potensial bersifat kekal: artinya tidak bergantung pada waktu dan posisi. Sebagaimana diketahui, hukum kekekalan energi tersebut telah dapat dijelaskan baik oleh Fisika Klasik. Dengan demikian, sebagai teori yang lebih baru, persamaan Schrodinger harus konsisten dengan hukum kekekalan energi Secara sistematis, hukum kekekalan energi dapat diungkapkan dengan persamaan: 2 p + = 2 p m E E m 6
  • 2. Persamaaan Schrodinger merupakan persamaan differensial yang akan menghasilkan penyelesaian yang tepat terhadap masalah-masalah Fisika Kuantum. Persamaan demikian ini haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Konsisten dengan hokum kekekalan energi, Ek + Ep = Em …………………………………… (2.1) b. Persamaan ini bagaimanapun bentuknya, harus konsisten dengan persamaan de Broglie. Oleh karena itu untuk partikel bebas dengan momentum p dan panjang gelombang l =h/p, dari persamaan 1 E mv ( ) k 2 = E mv k 1 = = E p k 2 = = E k m p k m p mv m k 2 ; 2 ; 2 2 2 2 2   = maka energi kinetik Ek = p2/2m = 2k 2 /2m ……………………...…………….. (2.2) c. Karena persamaan ini menunjukkan peluang untuk menemukan partikel, maka persamaan ini haruslah berharga tunggal , tidak boleh ada dua peluang yang berbeda untuk menemukan partikel pada titik yang sama dalam ruang. Persamaan ini harus linier, sehingga gelombang itu memiliki sifat superposisi. Persamaan gelombang satu dimensi yang merambat sepanjang koordinat x dengan kecepatan v yang berlaku untuk gelombang nondispersif tersebut adalah v y 2 2 = 2 ¶ 2 2 x t y ¶ ¶ ¶ Berikutnya akan ditunjukkan bahwa solusi persamaan gelombang tersebut dapat ditentukan sebagai berikut. Solusi persamaan di atas mengandung dua variabel. y = X T dimana X=X(x) dan T=T(t) Dengan memisahkan variabel (separasi variabel) diperoleh ö çè ÷ø v T X = ¶ ¶ ´æ X ¶ T ¶ 1 2 2 2 2 2 XT x t 7
  • 3. 2 2 1 2 1 = 2 ¶ 2 x X X v t T ¶ T ¶ ¶ Ruas kiri hanya mengandung variabel t dan ruas kanan hanya mengandung variabel x sehingga kedua ruas harus sama dengan konstanta ( misalnya μ ) =m 1 2 1 = ¶ ¶ ¶ ¶ 2 2 2 2 x X X v t T T dimana konstanta yang sesuai untuk persamaan di atas adalah 2w m =- sehingga 1 2 1 = -w 2 2 2 = 2 ¶ 2 ¶ ¶ ¶ x X X v t T T atau 1 2 =-w ¶ 2 2 ¶ t T T 2 v 2 Sekarang masing-masing persamaan di atas hanya mempunyai satu variabel 2 ¶ x 2 1 = -w ¶ X X sehingga bisa ditentukan solusinya masing-masing (menentukan nilai X dan T). Menentukan nilai T 1 2 =-w ¶ 2 2 ¶ t T T 1 2 0 ¶ w t 2 2 + = ¶ T T ¶ T t 2 0 2 2 + = ¶ T w solusi persamaan tersebut adalah T C ei t 1 = w atau T = C e - i w t 1 Menentukan nilai X 2 2 2 ¶ x 2 1 = -w ¶ X X v 2 ö ¶ X x v 0 2 2 2 = ÷ ÷ ø æ + ç ç è ¶ X w 8
  • 4. ¶ k X x 2 0 2 2 + = ¶ X solusi persamaan tersebut adalah X = C eik x 2 atau X = C e - ik x 2 Dengan demikian, maka solusi y = X T mempunyai beberapa kemungkinan, salah satunya adalah sebagai berikut : Jika T C1 e i t = - w dan X C eik x = 2 , akan diperoleh y = X T y C2 C1 (eik x ) ( e i t ) = - w ; dengan C2 C1 = A merupakan konstanta y = A ei (k x-w t) y = Acos(k x -w t) +i Asin(k x -w t) Nilai y dapat dinyatakan dari bagian real dan imajiner persamaan tersebut menjadi : 9 y = Acos(k x -w t) atau y = Asin(k x -w t) Kembali pada bentuk persamaan gelombang pada tali y (x,t) = A sin (kx - wt) , dan untuk gelombang elektromagnetik yang juga mempunyai bentuk yang sama E (x,t) = E0 sin (kx - wt) dan B (x,t) = B0 sin (kx - wt) Oleh karena itu dipostulatkan gelombang de Broglie untuk partikel bebas juga mempunyai bentuk yang sama Y (x,t) = A sin (kx - wt)…………………………………………….. (2.3) Gelombang ini mempunyai panjang gelombang l = 2p / k dan frekuensi n =w / 2p . Untuk sementara diambil bahwa t = 0, sehingga Y (x,t) menjadi Y (x,t = 0), sehinnga Yx = A sin kx ……………………………………… (2.4) Sebelumnya telah didapatkan bahwa Ek = 2k 2 /2m dan satu-satunya cara untuk mendapatkan bentuk k adalah dengan mengambil turunan kedua dari Y(x) = A sin kx terhadap x,
  • 5. dy kA cos kx …………………………………………………………….. - m Ek Y - m (Em-Ep ) Y 2 d + = 2 2 - y y y x y z Y(x) = A sin kx = dx (2.5) = 2 2 dx d y - k2 A sin kx = 2 2 dx d y - k2 y = 2 2 dx d y 2 2  = 2 2 dx d y 2 2  2 - = 2 2m 2 dx d y Em Y- EpY 2m p m E E dx ………………………………………………….. (2.6) Persamaan inilah yang memenuhi ketiga kriteria tersebut dan inilah persamaan Schrodinger bebas waktu dalam satu dimensi (2.6). 2. Persamaan Schrodinger Pada Gerak Partikel Bebas Dalam Ruang Tiga Dimensi Partikel yang berada dalam kotak potensial berukuran x, y dan z seperti gambar 1. Setiap dinding kotak berpotensial besar sekali, Ep ~ ¥. Sedangkan potensial dalam kotak sama dengan nol. Gambar 1. Kotak potensial tiga dimensi Untuk tiga dimensi persamaan Schrodinger menjadi : 10 0
  • 6. x y z E = E + E + E , 11 di mana untuk persamaan Ex, adalah persamaan Schrodinger untuk partikel dalam kotak satu dimensi yang telah dibahas diatas. d y + y = y 2 - 2 ( ) ( ) 2m 2 p x m x E E dx d y + y = y 2 - 2 ( ) ( ) 2m 2 p y m y E E dx d y + y = y + 2 - 2 ( ) ( ) 2m 2 p z m z E E dx d y + d y + d y + E y =E y p ( x, y, z) m ( x, y, z) 2 - ( ) 2 2m 2 2 2 2 2 dz dy dx 2 2 d + d + d y + E y = E y p (r ) m (r ) 2 - ( ) 2 ( ) 2m 2 2 2 r dz dy dx Dalam pembahasan Fisika Modern telah diketahui bahwa, persamaan Schrodinger untuk partikel bebas ( energi potensial Ep = 0 ) dalam tiga dimensi biasa ditulis sebagai berikut : 2 2 d + d + d y =E y m (r ) 2 - ( ) 2 ( ) 2m 2 2 2 r dz dy dx karena Ek + Ep = Em sedangkan untuk nilai energi potensial Ep = 0, maka Ek = Em sehingga persamaan Schrodinger untuk partikel bebas dalam tiga dimensi dapat ditulis 2 2 d + d + d y =Ey k (r ) ………………………….………. (2.7) 2 - ( ) 2 ( ) 2m 2 2 2 r dz dy dx B. Persamaan Energi Kinetik Elektron Yang Bergerak Bebas Dalam Ruang Tiga Dimensi 1. Partikel Bergerak Secara Bebas Dalam Daerah Satu Dimensi Bila suatu partikel bebas bergerak dalam suatu kotak satu dimensi yang panjangnya L, maka partikel tersebut terkurung dalam kotak. Hal seperti ini berlaku pada elektron bebas yang bergerak dalam sebuah kawat linier yang panjangnya L. karena energi potensial elektron dapat dipandang dimana-mana sama maka energi potensial elektron bisa diacu sama dengan nol (Ep = 0). Misalkan dinding kotak berada pada koordinat x = 0 dan x = L, seperti gambar berikut.
  • 7. ¥ ¥ Ep ¥ Ep ¥ X = 0 X = L Gambar 2. Partikel bergerak bebas dalam arah satu dimensi 12 Pada sistem konservatif berlaku hukum kekekalan energi, yaitu jumlah energi kinetik ditambah energi potensial bersifat kekal, artinya tidak bergantung pada waktu maupun posisi. Sebagaimana telah diketahui, hukum kekekalan energi tersebut telah dapat dijelaskan secara baik oleh Fisika Klasik. Dengan demikian, sebagai teori yang lebih baru, persamaan Schrodinger harus konsisten dengan hukum kekekalan energi tersebut. Secara matematis, hukum kekekalan energi dapat diungkapkan dengan rumusan 2 p + = 2 p m E E m Suku pertama ruas kiri menyatakan energi kinetik, suku kedua menyatakan energi potensial dan ruas kanan menyatakan suatu tetapan yang biasanya disebut sebagai energi mekanik atau energi total. Karena pada keadaan tersebut energi potensialnya sama dengan nol, maka energi kinetik sama dengan energi kintiknya m E 2 p = 2 m , karena k m E = E 2 p = 2 Sehingga energi kinetiknya menjadi k E m , dengan p =k Persamaan Schrodinger untuk 0 £ x £ L, bila Ep = 0. identik dengan persamaan (2.7), sehingga memiliki pemecahan yang sama, yakni : k 2 = 2 mE y (x) = Asin kx + Bcos kx , dengan 2  pemecahan ini belum lengkap karena belum ditentukan nilai A dan B, serta belum dihitung nilai energi E yang diperbolehkan. Untuk menghitungnya harus diterapkan syarat bahwa y(x) harus kontinu pada setiap batas dua bagian ruang. Dalam hal ini,
  • 8. dipersyaratkan bahwa pemecahan untuk x < 0 dan x > 0 bernilai sama di x = 0; begitu pula, pemecahan untuk x > L dan X < L haruslah bernilai sama di x = L. di mulai di x = 0. untuk x < 0, telah didapat y = 0, jadi harus mengambil nilai x pada 0 £ x £ L yang bernilai sama dengan nol pada x = 0. y (0) = Asin 0 + Bcos0 = 0 jadi, B = 0 karena y = 0 untuk x > L, maka haruslah berlaku y(L) = 0, maka y (L) = Asin kL + Bcos kL = 0 karena telah didapatkan bahwa nilai B = 0, maka haruslah berlaku A sin kL = 0, disini ada dua pemecahan, yaitu A = 0 memberikan y = 0 dimana-mana; y 2 = 0 dimana-mana, yang berarti bahwa dalam kotak tidak terdapat partikel atau sin kL = 0, yang hanya benar apabila : kL = p,2p,3p,... atau kL = np , dimana n = 1, 2, 3, . . . karena k = 2p /l , dapat diperoleh nilai l = 2L / n , ini identik dengan hasil yang diperoleh dalam Fisika Dasari panjang gelombangdari gelombang berdiri dalam sebuah dawai yang panjangnya L dan kedua ujungnya terikat. Jadi, pemecahan persamaan Schrodinger bagi sebuah partikel yang terperangkap dalam suatu daerah linear sepanjang L tidak lain adalah sederetan gelombang berdiri de Broglie. Tidak semua panjang gelombang diperkenankan, tetapi hanyalah sejumlah nilai tertentu yang ditentukan oleh kL = np yang dapat terjadi. Untuk menentukan persamaan gelombangnya, harus kembali ke persyaratan normalisasi yaitu ò ¥ y2dx =1. karena y = 0 kecuali untuk 0 £ x £ L maka (kecuali ¥ - dalam kota) integralnya tidak nol, sehingga berlaku L A n x 0 2 sin2 p 1 ò dx = L , yang memberikan nilai A. Dengan demikian, pemecahan lengkap bagi fungsi gelombang untuk 0 £ x £ L adalah : y(x) = Asin npx , dengan n = 1, 2, 3, . . . L 2. Partikel Bergerak Secara Bebas Dalam Daerah Tiga Dimensi 13
  • 9. 14 Partikel yang terperangkap dalam suatu kotak sama seperti suatu gelombang tegak dalam suatu tali yang direntangkan antara dinding-dinding kotak. Dalam kedua hal tersebut, variabel gelombang itu (simpangan transversal untuk tali dan fungsi gelombang y untuk partikel yang bergerak) haruslah nol pada dinding, karena di sini gelombang itu berhenti. Oleh karena itu, panjang gelombang de Broglie dari partikel dalam kotak ditentukan oleh lebar kotak L seperti gambar berikut. L Gambar 3. Partikel terbatas dalam kotak yang lebarnya L Kotak potensial tiga dimensi dapat didefinisikan sebagai berikut : Ep (x,y,z) = 0, 0 £ x £ L, 0 £ y £ L, 0 £ z £ L = ¥, untuk yang lainnya jika dibayangkan sebuah benda bermassa yang bergerak tanpa gesekan dalam sebuah kardus dan bertumbukan secara elastis pada dinding-dinding batasnya di x = 0, x = L, y = 0, y = L dan z = 0, z = L. ( untuk menyederhanakan, kotaknya dipilih berbentuk kubus, potensialnya bernilai nol bila 0 £ x £ a, 0 £ y £ b, 0 £ z £ c). Pemecahan persamaan diferensial parsial memerlukan teknik yang lebih rumit daripada yang ditinjau, sehingga tidak akan membahas cara memperoleh pemecahannya secara terinci. Seperti pada kasus sebelumnya, di identifikasi bahwa y(x, y, z) =0 di luar kotak, agar probabilitas bernilai nol di sana. Dalam kotak, ditinjau pemecahan-pemecahan yang terpisahkan; artinys fungsi dari x, y dan z yang ditinjau dapat dinyatakan sebagai hasilkali sebuah fungsi yang hanya bergantung pada x dengan fungsi lain yang bergantung pada y dan fungsi lainnya yang bergantung pada z: y(x, y, z) = f (x)g( y)h(z) bentuk masing-masing fungsi dari f, g dan h di ruas kana sama seperti dengan persamaan y(x) = Asin kx + Bcos kx . Maka persamaannya menjadi :
  • 10. f ( x ) = A sin k x + B cos k x x x g ( y ) = C sin k y + D cos k y y y h ( z ) = E sin k z + F cos k z z z bilangan gelombang dalam contoh sebelumnya kinui menjadi bilangan gelombang terpisah kx bagi f(x), ky bagi g(y) dan kz bagi h(z). Syarat kontinu pada y(x, y, z) yang menghendaki bahwa pemecahan dalam dan luar kotak bernilai sama pada daerah batas kotak, jadi y =0 di x = 0 dan x = L, y =0 di y = 0 dan y = L dan y =0 di z = 0 dan z = L. Persyaratan pada x = 0, y = 0 dan z = 0menghendaki bahwa, dengan cara sebelumnya, B = 0, D = 0 dan F = 0. Persyaratan pada x = L menghendaki bahwa sin kxL = 0, sehingga kxL merupakan kelipatan bilangan bulat dari p , persyaratan pada y = L menghendaki kyL merupakan kelipatan bilangan bulat dari p , begitu pula pada z = L menghendaki kzL merupakan kelipatan bilangan bulat dari p . Semua bilangan bulat ini tidak perlu sama, karena itu masing-masing disebut nx, ny dan nz untuk membedakan bilangan-bilangan tersebut. Jadi diperoleh : x y z A nx x y zp p p n x n x ( , , ) 1 sin( ) sin( ) sin( ) L L L y = dengan A1 adalah hasil kali A, C dan E. Jika elektron-elektron itu diletakkan dalam sebuah kubus dengan panjang sisi-sisinya sebesar L, maka fungsi gelombangnya adalah gelombang berdiri yang mirip dengan penggabungan tiga fungsi gelombang elektron dalam sebuah sumur potensial satu dimensi yang kedalamanya tak hingga, yaitu sebagai berikut (mengasumsikan pada peristiwa diatas): r A nx x y z y ( ) sin p sin p sin p …………………………….. ÷ø ö çè æ ö çè ÷ø æ ÷ø ö çè æ n z = L L n y L (2.8) di mana nx, ny, nz adalah bilangan bulat positif. Biasanya sangat menyenangkan jika kita menggunakan sebuah fungsi gelombang yang periodik, artinya : y(x, y, z) =y(x +L, y, z) =y(x, y +L, z) =y(x, y, z +L)………………….. (2.9) Fungsi gelombang yang memenuhi persamaan Schodinger (2.7) dan yang periodik adalah berbentuk gelombang berjalan sebagai berikut : 15
  • 11. y(r) =exp(ik.r)…………………………………………………………… (2.10) Dapat diperhatikan bahwa komponen k.r adalah perkalian vektor yang menghasilkan skalar (dot product). Nilai komponen-komponen k pada persamaan (2.10) diatas adalah sebagai berikut : kx,ky,kz = 0, p p p p 2 n p , ............... L ± 2 ± ± ± ± . …………………… 8 , 6 , 4 , L L L L (2.11) di mana n adalah bilangan bulat positif. Komponen-komponen dari k tersebut adalah merupakan bilangan kuantum dari partikel yang dibicarakan pada permasalahan ini. Disamping itu, bilangan kuantum lainnya yang digunakan untuk menandai partikel tersebut yang dalam hal ini elektron adalah bilangan kuantum magnetik ms, yang berkaitan dengan spin elektron itu sendiri. Sekarang akan dibuktikan bahwa nilai-nilai kx,ky dan kz ini memenuhi syarat yang ditunjukkan oleh persamaan (2.9) di atas, yaitu dengan cara menggantikan r pada persamaan (2.10) dengan x, sebagai berikut : (x) exp(ik .x) x y = Untuk nilai x diambil pada posisi (x + L ), sehingga diperoleh (x L) exp(ik .(x L)) x y + = + ……………………………………………….. (2.12) Selanjutnya mensubtitusikan nilai kx dari persamaan (2.11) yaitu kx = L 2np , kedalam persamaan (2.12). akan didapat hasil sebagai bereikut : y x + L = i np x + L ( ) exp( 2 .( ) L) x L i n x ( ) exp( 2 . ).exp 2 y p p ( ) exp( 2 . ).exp 2 + = y p p L i n x L i n x L i n L L + = Karena nilai exp (i2np ) = 1, maka y x + L = i np x ( ) exp( 2 . L).1 16
  • 12. y ( x + L ) = exp( i 2 np . x L). yang berarti bahwa nilai kx = 2np L (x L) exp(ik .x) x y + = , dan ingat bahwa nilai (x) exp(ik .x) x y = y(x +L) = y(x)…………………………………………………………… (2.13) Persamaan (2.13) membuktikan bahwa nilai kx ini memenuhi syarat yang ditunjukkan oleh persamaan (2.9) di atas. Selanjutnya akan dihitung energi elektron bebas dalam tiga dimensi, yaitu mensubtitusikan persamaan (2.10) kedalam persamaan (2.7), dengan cara sebagai berikut: y(r) =exp(ik.r) disubtitusikan ke persamaan 2 2 d + d + d y =Ey k (r ) 2 - ( ) 2 ( ) 2m 2 2 2 r dz dy dx sehingga akan didapatkan : 2 2 d + d + d = E exp(ik.r) k 2 - ( ) exp( . ) 2 2m 2 2 2 ik r dz dy dx 2 2 d d d 2 - ( ) exp( ) 2 2m 2 2 2 ik x k y k z dz dy dx x y z + + + + E ik x k y k z k x y z = exp( + + ) 2 - ( k 2 k 2 k 2 ) exp(ik x k y k z) x y z x y z + + + + E ik x k y k z k x y z = exp( + + ) 2m 2 - 2 2 2 k + k + k ik x + k y + k z ( ) exp( ) x y z x y z k + + exp( ) 2m ik x k y k z E x y z =  Sehingga nilai Ek sama dengan  = + + k x y z 2 2 2 2 2 2 2 ( ) 2 k m E k k k m E k  = …………………………………………………………… (2.14) Persamaan (2.14) ini menyatakan energi kinetik elektron bebas dalam ruang tiga dimensi. Ingat bahwa energi potensial elektron bebas adalah nol sehingga energi elektron sama dengan energi kinetiknya. Nilai k ini sering dikaitkan dengan nilai panjang gelombang elektron melalui persamaan berikut : 2p , di mana l adalah panjang gelombang k = l 17
  • 13. 18 disamping itu momentum sudut linear juga sering dikaitkan dengan vektor gelombang k melalui persamaan, P = k C. Persamaan Energi Fermi Pada Elektron Yang Bergerak Bebas Dalam Ruang Tiga Dimensi Sifat logam sebagai bahan bahan padat yang cukup menonjol, antara lain mampu menghantarkan listrik maupun kalor dengan sangat baik. Dalam logam banyak terdapat elektron bebas. Oleh karena itu, dengan model elektron bebas berbagai sifat logam dapat dijelaskan. Elektron yang terdapat dalam logam dapat berfungsi sebagai pendukung dalam hal hantaran atau konduksi. Jika ditinjau secara kimia, elektron konduksi ini berasal dari elektron valensi. Dengan demikian jumlah elektron bebas pada logam sebanding dengan valensi dari atomnya. Sebuah kotak yang berukuran tertentu diisi dengan suatu gas pada suhu dan tekanan tertentu maka apapun jenis zat yana dimasukkan, kotak tersebut akan memuat jumlah partikel (yaitu atom atau molekul) yang selalu sama. Peristiwa tersebut dapat diketahui karena partikel-partikel gas yang bergerak bebas itu memberikan tekanan yang selalu sama besar pada dinding wadahnya. Untuk suatu gas pada suhu 0 0C dan tekanan 1 atmosfer standar, dapat dibuat kotak berukuran sedemikian rupa sehingga berisi gas yang sama besar dan berat molekulnya dinyatakan dalam gram. Untuk itu, volume kotak harus 22,4 liter. Berat dari molekul dan atom diukur dalam satuan yang dibuat berdasarkan massa atom hidrogen. Massa satu atom hidrogen adalah. Terdapat dua buah atom hidrogen didalam setiap molekul hidrogen sehinga berat molekul hydrogen adalah 2. jika gas didalam kotak adalah hidrogen maka kotak tersebut memuat 2 gram hidrogen. Demikian pula, satu atom oksigen memiliki berat atom sebesar 16 (16 kali berat atom hydrogen), dan setiap molekul oksigen terdiri dari dua atom oksigen. Jika gas didalamnya oksigen maka kotak tersebut beriasi 32 gran oksigen. Energi yang menimbulkan gelombang elektromagnetik harus dibangkitkan dengan jalan menggerakkan sebuah muatan listrik atau magnet secara bolak balik (keatas dan kebawah maupun kekiri dan kekanan). Cara yang paling umum untuk melakukanya adalah dengan menggunakan arus listrik yang sesungguhnya adalah muatan-muatan
  • 14. 19 listrik yang bergerak dan terdiri dari elektron- elektron dalam jumlah yang amat besar pada seberkas kawat. Elektron sebagai pembawa muatan listrikditemukan pada tahun 1890-an dan memainkan peran penting didalam ilmu fisika modern meskipun partikel-partikel ini dapat dijelaskan oleh Mekanika Klasik Newtonian dan Medan Elektromagnetik Maxwellian Tinjauan secara klasik ternyata hasilnya kurang cermat, sehingga dalam pembahasan selanjutnya akan digunakan konsep secara kuantum bahwa energi elektron itu terkuantisasi, dan dapat ditunjukkan dalam bentuk level-level energi serta menurut Bohr bahwa elektron dalam atom hanya dapat memancarkan kuanta cahaya utuh, bukan potongan-potongan kecil. Jadi, elektron tidak mungkin terpelintir kedalam, elektron hanya dapat melompat dari satu orbit ke orbit lainnya tepat satu kuantum energi lebih dekat ke inti. Seperti terlukis dalam gambar di bawah ini. Ef f(E) 1 T = 0 K T > 0 K 0 Ef E Gambar 4. Level energi Gambar 5. Fungsi distribusi f(E) vs E Gambar di atas 4. melukiskan level-level energi yang terkuantisasi. Elektron-elektron didalam logam menempati level-level energi tersebut. Menurut prinsip larangan Pauli, satu level energi dapat terisi oleh dua elektron yang berspin, dan pengisian level energi, dimulai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Level energi tertinggi yang dapat terisi disebut level energi Fermi. Distribusi elektron dalam level-level tersebut, biasanya diberikan dengan fungsi distribusi atau f(E), yang didefinisikan sebagai peluang level E terisi electron. Dengan demikian jika level kosong atau tidak terisi elektron , maka f(E) = 0, sedangkan level
  • 15. yang terisi penuh maka f(E) = 1. dengan kata lain f(E) mempunyai harga antara 0 dan 1, seperti yang ditunjukkan gambar (d). fungsi distribusi elektron pada T = 0 K dapat dituliskan dalam bentuk : f(E) = 1, jika E < Ef f(E) = 0, jika Ef < E Fungsi distribusi f(E) pada T ¹ 00 K mengikuti distribusi Fermi-Dirac yang dapat kx kz 2 2 f f k m E  = ……………………… ky Ef dinyatakan dalam bentuk : 1 ( ) 1( ) / + = e E-EF KT f E Fungsi distribusi tersebut dilukiskan pada gambar 5. Dalam keadaan dasar (T = 0 K ) semua energi yang terletak dibawah energi Fermi dan energi Fermi itu sendiri akan ditempati elektron. Oleh karena itu, vektor gelombang terbesar adalah vektor gelombang untuk elektron yang berada pada tingkat energi Fermi. Dengan demikian, jika dimisalkan vektor gelombang Fermi dengan huruf kf, maka energi Fermi dapat dituliskan sebagai berikut 2 (2.15) Dalam ruang k (ruang resiprok) kita dapat menggambarkan sebuah bola dengan jari-jari kf yang menampung semua elektron didalamnya. Artinya tidak ada elektron lain yang terletak di luar bola, karena vektor gelombang terbesar pada keadaan dasar adalah kf. volume bola ini tentunya sama dengan 4/3 3f pk , dimana kf menyatakan jari-jari bola. Bola tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 6. Elektron terletak di dalam bola yang berjari-jari kf, 20
  • 16. Dari persamaan (2.11) dapat diketahui bahwa nilai terkecil dari kx,ky dan kz adalah 2p /L (bukan nol, karena jika k = 0 berarti tidak ada elektron). Sehingga jika diambil elemen volume (volume terkecil yang berbentuk kubus dengan sisi-sisi kx,ky dan kz dari bola tadi, maka volumenya menjadi(2p /L)3. Dapat diperhatikan pada gambar berikut ini : kx di mana kf adalah vektor gelombang Fermi Ef kz ky Gambar 7. Elemen volume kubus dengan sisi-sisinya (2p / L ) pada bola Dan dalam elemen volume ini hanya ada satu nilai k yaitu gabungan kx,ky dan kz. setiap nilai k ini dimiliki oleh sebuah elektron (oleh dua buah elektron dengan spin yang berlawanan). Jadi, jumlah total elektron (N) dalam bola tadi adalah sama dengan volume bola dibagi dengan volume dari elemen volume kubus dikali 2 ( karena elektron boleh memiliki spin-up dan spin-down ) yaitu masing sebagai berikut : æ ö = ……………………………………. (2.16) 4 3 p k 3 æ 8 3 3 ö 2 = f ( ) ( ) 3 3 3 3 3 3 8 3 2 f f L k k L L N p p p p = ÷ ÷ ø ç ç è ÷ ÷ ÷ ø ç ç ç è Karena L3 = volume kubus (V), maka jumlah elektron (N) dapat ditulis sebagai berikut : 3 2 f N V k 3 = ………………………………………………………….(2.17) p Dari persamaan (2.17) dapat dilihat vektor gelombang Fermi adalah bergantung pada konsentrasi elektron (n = N/V , sehingga kf dapat dituliskan sebagai berikut : æ ö = ………………………………………………… (2.18) k N f p p = ÷ ÷ø ( 1 2 )3 3 1 2 3 3 n V ç çè 21
  • 17. 22 Dengan demikian, energi Fermi dalam sistem tiga dimensi dapat diperoleh dengan mensubtitusikan persamaan (2.18) kedalam persamaan (2.15) sehingga diperoleh sebagai berikut : 2 2 E  = f 2 f k m p ö æ ( 2 ) 2 3 2 3 2 2 2 3  2 3 2 n m E V N m E f f p  = ÷ ÷ø ç çè = ………………………………………………………. (2.19) Persamaan (2.19) diatas ini mengaitkan energi Fermi dengan konsentrasi elektron n =N/V