BAB I
                                      PENDAHULUAN


       Tanaman kacang tanah pada dasarnya dapat ditanam hampir di semua jenis tanah, mulai
tanah bertekstur ringan (berpasir), bertekstur sedang (lempung berpasir), hingga bertekstur berat
(lempung). Namun, tanah yang paling sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah yang bertekstur
ringan dan sedang. Saat ini, sebagian besar (lebih dari 500.000 hektar) budidaya kacang tanah di
Indonesia dilakukan di tanah Alfisol. Budidaya kacang tanah di beberapa daerah menghadapi
kendala berupa pH tanah yang tinggi (alkalis) yang banyak tersebar di daerah sekitar gunung
kapur, seperti di pantai utara dan bagian selatan Jawa Timur dan Jawa Tengah dan DIY


a. Luas Tanam
            Sebelum mengerjakan tanah dan menanam. Kita harus mengetahui batas petak atau
   luasnya. Maka petak petaknya harus diukur. Caranya mengukur dengan membuat bentuk segi
   empat atau bujur sangkar dengan sudut siku siku 900.
            Selanjtunya untuk mengetahui luas petak dan bersudut siku siku, yakni: panjang X
   lebar.
            Contoh:   panjang 100m, lebar 100m
                      Luas = 100m X 100m = 10000m2 = 1 Ha
b. Produksi
            Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang
   maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan
   miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga
   karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
   PT. NASA berusaha berperan meningkatkan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan
   tetap memelihara Kelestarian lingkungan ( Aspek K - 3 ).
BAB II
a. Klasifikasi
        Taxonomi secara lengkap adalah sebagai berikut:
            Divisi : Spermatophyta
            Sub-divisi : Angiospermae
            Kelas : Dikotiledon
            Ordo : Polipetales
            Famili : Leguminosae
            Genus : Arachis
            Species : Hypogaea
            Sub-species : 1. fastigiata
b. Morfologi
   1.   Biji
                 Biji kacang tanah terdiri dari dua keping dan lembaga, yang terbungkus kulit
        biji.Ukuran biji beragam, dari kecil (20 gram/100 biji) hingga besar (70 gram/100
        biji).Umumnya mempunyai ukuran biji kecil (30-40 gram/100 biji) Kulit biji
        berwarna merah jambu, merah, coklat,merah tua atau ungu.
   2. Bunga
                 Bunga berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning atau kuning kemerahan.
        Penyerbukannya adalah penyerbukan sendiri.
   3. Akar
                 Kacang tanah mempunyai akar tunggang, namun akar primernya tidak tumbuh
        secara dominan. Yang berkembang adalahperakaran serabut, yang merupakan akar
        sekunder.akar dapat tumbuh sedalam 40 cm. Pada akar tumbuh bintil-bintil akar atau
        nodul, berisi bakteri Rhyzobium japonicum.
   4. Batang
                 Kacang tanah termasuk tanaman semusim, berbatang jenis perdu, tidak
        berkayu. Tipe pertumbuhan ada yang tegak ada yang menjalar. Dari tipe tegak ada
        yang dapat mencapai tinggi batang 80 cm, tetapi rata-rata tinggi tanaman subur 50
        cm. Tipe menjalar dapat tumbuh ke segala arah membentuk lingkaran, dengan garis
        tengah dapat mencapai 150 cm.
Tanaman kacang tanah mulai berbunga pada umur 20 hari, dan akan
      membentuk bunga seterusnya hingga umur sekitar 80 hari.
   5. Buah
              Buah berbentuk polong terdapat di dalam tanah, berisi 1 – 4 biji, umumnya 2
      – 3 biji per polong. Bentuk polong ada yang berujung tumpul ada yang runcing.
      Bagian polong antara 2 biji dapat berbentuk pinggang atau tanpa pinggang. Polong
      tua ditandai oleh lapisan warna hitam pada kulit polong bagian dalam. Rendemen
      polong kering menjadi biji berkisar 50 – 70%. Jumlah polong per pohon bermacam-
      macam dari 50 – 250 polong per batang.
c. Syarat tumbuh
   1. Suhu dan Iklim
              Kacang tanah memerlukan klim yang lebih panas dibandingkan tanaman
      kedelai dan jagung. Suhu harian antara 25 – 35ºC sangat baik untuk pertumbuhan
      kacang tanah. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. memerlukan sinar matahari
      penuh dengan ketingian tempat 600 m dpl.
   2. Tanah
              Tanah yang gembur dan tidak mendapat naungan merupakan persyaratan
      utama. tanaman kacang tanah memerlukan tanah yang struktrnya ringan, berdrainase
      baik dan cukup unsur hara NPK, Ca dan unsur mikro. tanah yang bertekstur lempung
      berpasir, liat lempung berpasir dan lempung berdebu sangat cocok untuk tanaman
      kacang tanah dengan pH 6 – 6,5.
BAB III
                               TEKNIK BUDIDAYA
a. Pengolahan Tanah
          Biasanya tanah diolah sedalam 25 -30 cm kemudian digemburkan. setelah gembur
   dubuat bedengan selebar 2,3 – 3,2 m. antara bedengan diberi selokan selebar 20 cm
   sedalam 25 cm. Permukaan bedengan dihaluskan higga rata benar.
b. Penanaman
          Jarak tanam antar tanaman yang dipakai 25 x 25 cm. Menanam dapat
   menggunakan tugal atau dibuat alur sedalam 3 – 4 cm. bila diketahi tanah yang banyak
   mengandung cendawan pembusuk, benih perlu di beri obat fungisida captan 2 – 3
   gram/kg benih. Setelah benih ditanam perlu ditutupi dengan tanah gembur dan tidak perlu
   dipadatkan.
c. Pemeliharaan
         Penyulangan
          Penyulaman dilakukan pada tanaman berumur 10 – 15 hari setelah tanam.
         Penyiangan
          Penyiangan dilakukan bila tumbuh rerumputan yaitu paa umur sekiar 21 hari
          setelah tanam. Penyiangan cukup dilakukan hanya satu kali dai penanaman
          hingga panen karena biasanya pertanaman cepat sekali menutup. Kalau
          penyiangan kedua diperlukan, maka ini biasa dilakukan setelah sebagian besar
          dari pertananaman telah selesai berbunga penuh.
         Pengairan dan Drainase
          Kebutuhan akan air atau kelembaban untuk kacang tanah ialah sejak bulan
          pertama setelah tanam sampai kira-kira 14 hari sebelum panen. Pengairan
          sebaiknya dilakukan pagi-pagi betul agar pada jam 07.00 – 08.00 air telah dapat
          dikeluarkan lagi dari petakan. Tanaman kacang tanah tidak tahan dengan
          genangan air
         Pemupukan
          Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:
             a) Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan
Kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan
                 atau diberikan pada lubang tanam.
             b) Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha)
                 atau sesuai rekomendasi setempat.
             c) Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di
                 atas bedengan dengan dosis ± 1-2 botol (500-1000 cc) diencerkan dengan
                 air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10-20 botol/ha). Hasil akan lebih
                 bagus jika menggunakan SUPER NASA.


                 Adapun cara penggunaan SUPER NASA sbb :
                 alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan
                 larutan induk. Setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk
                 menyiram bedengan.
                 alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super
                 Nasa untuk menyiram + 10 meter bedengan.


                 Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan
                 dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.
d. Pengendalian Hama, Penyakit dan Gulma
   1. Hama
      a) Ulat Jengkal (plusia chalcites)
         gejala : ulat memakan daun muda sehingga hanya tertinggal tulang-tulang
         daunnya saja. penuruna hasil dari serangan yang berat dapat mencapai 50%. hama
         ini bisa dikendalikan dengan insektisida (surecide, karphos, hostathion, azodrin
         dan sevin).
      b) Ulat penggulung daun (lamprosema Indicata)
         ulat ini memekan dan menggulung daun, tetapi tidak memekan urat daun. Ulat
         hidup dan berkepompong di dalam daun yang tergulung, sehingga sukar
         diberantas. hama ini bisa diberantas hanya dengan cara manual yaitu dengan car
         membuka daun yang menggulung dn memetikan ulatnya.
      c) Wereng Empoaska (Empoasc Flavescens).
gejala : hama ini berupa wereng kecil berwarna hijau mengisap cairan sel daun
          sehingga bagian ujung daun berwarna kuning. daun yang terserang selain
          menguning juga menjadi kaku dan nampak menebal. bila serangan berat tanaman
          menjadi kerdil dan daun mudanya rontok. hama ini mudah diberantas dengan
          menggunakan sevin 85 WP.
2. Penyakit
   I.      Penyakit layu bakteri (Psedudomonas solanacarum)
               gejala : penyakit ini mulai menyerang kacang tanah sejak tanaman berumur 14
               hari hingga tanaman menjelang tua. tanaman yang terserang menjadi layu satu
               persatu, walaupu tidak kekeringan. tanaman yang telah layu akan mati keesokan
               harinya, pangkal batan dan akar membusuk, berwarna hitam. bila batang
               tanaman layu dikerat dan dimasukan kedalam air bersih, dari batang keluar
               semacam lendir, yang merupakan koloni bakteri. Cara pengendalian adalah
               dengan rotasi tanaman.
  II.          Penyakit bercak daun (Cercospora sp)
               gejala serangan terlihat mula-mula pada permukaan bawa dari daun terlihat
               bercak berwarna coklat kehitaman. pada masing-masing daun terdapat beberapa
               bercak yang semakin lama makin melebar. serangan yang berat mengakibatkan
               ndaun berwarna hitam bahkan dapat menular ketangkai daun dan batang.
               tanaman yang terserang berat akan merontokan daun sebelum waktunya dan
               tanaman mati. penyakit ini bisa dikendalikan dengan rotasi tanaman, tanaman
               serempak dan varietas yang toleran. pemberantasan dengan fungisida seperti
               dithane, bravo, tilt.
        III.      Karat (Puccinia arachidis)
               Gejala serangan mula-mula di bagian bawah daun-daun tua terdapat totol
               kuningn yang lama-lama menjadi coklat tua. Dari totol coklat ini keluar spora
               berupa tepung halus, yang akan ditularkan oleh angina. Bila serangan berat, totol
               coklat tai dapat merata pada semua daun, sehingga tanaman berdaun kuning
               kecoklatan. Daun yang telah terserang berat akan mongering dan luruh sebelum
               waktunya.Pencegahan penyakit ini dengan rotasi tanaman, tanam serempak,
dengan fungisida Dithane, Manep, Zineb dan juga dapat dianjurkan penggunaan
            varietas yang tahan.


e. Panen dan Pasca Panen
   1. Panen
              Pemanenan dilakukan bila minimal 75% polong telah tua. Tanda-tanda polong
      tua adalah bijitelah mengisi penuh, kulit polong telah berwarna hitam, kulit polong
      menjadi keras, kulit biji tipis dan mudah di kupas, kadar air biji telah menurun
      menjadi kurang dari 25%. Umur tanaman pada saat polong tua tergantung
      varietasnya. Varietas unggul berumur sekitar 100 hari sedangkan varietas lokal dapat
      dipanen pada umur sekitar 90 hari. Tanaman kacang tanah tetap hijau daunnya hingga
      polong tua dan siap dipanen apabila tidak terdapat infeksi cercospora sama sekali.
              Pemanenan terbaik adalah dengan menggali dan membalikan tanah di daerah
      sekitar pohon sehingga polong terangkat ke atas. Hal ini dapat dilakukan dengan
      menggunakan bajak atau cultivator. Polong yang telah terangkat dari tanah bersama
      dengan batangnya di petik. Panen dengan cara mencabut batang kacang kurang baik,
      karena banyak polong tertinggal dalam tanah.


   2. Pasca Panen
      a.   Memipil
                   Memipil adalah memisahkan polong dari bagian-bagian lainnya ini
           dilakukan dengan tangan. Bagian batang serta daun-daunnya pada umumnya
           diberikan pada ternak. Bila ini dikembalikan ke dalam tanah, alangah baiknya asal
           saja tanaman yang sakit seperti yang di serang cendawan sclerotium sudah
           dibuang.
      b. Menjemur
                   Hasil pipilan berupa polong segera di keringkan atau dijemur. Polong
           yang telah cukup kering akan berbunyi bila digoncang-goncang. Untuk
           penyimpanan berupa polong biasanya kadar lengasnya 8% atau kurang,
           sedangkan bila disimpan berupa biji kadar lengasnya 6%.
      c. sortasi
Polong pipilan yang telah kering haruslah dibersihkan dulu dari kotoran-
   kotoran. setelah bersih barulah dipilih memisahkan polong-polong tua berisi
   daripada polong yang kurang berisi, yang sakit dan sebagainya.
d. Penyimpanan
          Syarat untuk menyimpan benih terutama bahwa keadaan semula benih itu
   harus bersih kualitasnya baik, kering. disamping itu tempat penyimpanannyapun
   harus baik.
          Dikebun-kebun bibit didirikan gudang-gudang tempat menyimpan benih.
   Alat-alat penyimpanan sementara biasanya terdiri dari karung goni.
          Menyimpan benih dimaksud untuk mempertahankan daya dan kecepatan
   berkecambahnya. Jadi dengan tempat penyimpanannya yang baik, maka kualitas
   benih dapat dipertahankan daalam waktu yang agak lama.
DAFTAR PUSTAKA

             A
Anonymous     . 2010. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kacang-
     tanah.html

                                  B
Anonymous                             .                    2010                       .
     http://www.agrobost.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=103:b
     udidaya-kacang-tanah-tanah-olah-tanah&catid=27:aplikasi-pertanian&Itemid=158


Anonymous C. 2010. http://rioardi.wordpress.com/2009/03/03/unsur-hara-dalam-tanah-
     makro-dan-mikro/


Anonymous     D.     2010.   http://joelyo1o1blog.blog.friendster.com/2008/11/budidaya-
     kacang-tanah/


Lembar informasi pertanian (Liptan) IP2TP Mataram No. 09/Liptan/2000. Diterbitkan
     oleh: Instalasi Penelitian dan Pengkajian teknologi Pertanian Mataram


AAK. 1984. Kacang Tanah dan Kedelai. Kanisius. Yogyakarta

Budidaya kacang tanah

  • 1.
    BAB I PENDAHULUAN Tanaman kacang tanah pada dasarnya dapat ditanam hampir di semua jenis tanah, mulai tanah bertekstur ringan (berpasir), bertekstur sedang (lempung berpasir), hingga bertekstur berat (lempung). Namun, tanah yang paling sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah yang bertekstur ringan dan sedang. Saat ini, sebagian besar (lebih dari 500.000 hektar) budidaya kacang tanah di Indonesia dilakukan di tanah Alfisol. Budidaya kacang tanah di beberapa daerah menghadapi kendala berupa pH tanah yang tinggi (alkalis) yang banyak tersebar di daerah sekitar gunung kapur, seperti di pantai utara dan bagian selatan Jawa Timur dan Jawa Tengah dan DIY a. Luas Tanam Sebelum mengerjakan tanah dan menanam. Kita harus mengetahui batas petak atau luasnya. Maka petak petaknya harus diukur. Caranya mengukur dengan membuat bentuk segi empat atau bujur sangkar dengan sudut siku siku 900. Selanjtunya untuk mengetahui luas petak dan bersudut siku siku, yakni: panjang X lebar. Contoh: panjang 100m, lebar 100m Luas = 100m X 100m = 10000m2 = 1 Ha b. Produksi Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya. PT. NASA berusaha berperan meningkatkan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan ( Aspek K - 3 ).
  • 2.
    BAB II a. Klasifikasi Taxonomi secara lengkap adalah sebagai berikut:  Divisi : Spermatophyta  Sub-divisi : Angiospermae  Kelas : Dikotiledon  Ordo : Polipetales  Famili : Leguminosae  Genus : Arachis  Species : Hypogaea  Sub-species : 1. fastigiata b. Morfologi 1. Biji Biji kacang tanah terdiri dari dua keping dan lembaga, yang terbungkus kulit biji.Ukuran biji beragam, dari kecil (20 gram/100 biji) hingga besar (70 gram/100 biji).Umumnya mempunyai ukuran biji kecil (30-40 gram/100 biji) Kulit biji berwarna merah jambu, merah, coklat,merah tua atau ungu. 2. Bunga Bunga berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning atau kuning kemerahan. Penyerbukannya adalah penyerbukan sendiri. 3. Akar Kacang tanah mempunyai akar tunggang, namun akar primernya tidak tumbuh secara dominan. Yang berkembang adalahperakaran serabut, yang merupakan akar sekunder.akar dapat tumbuh sedalam 40 cm. Pada akar tumbuh bintil-bintil akar atau nodul, berisi bakteri Rhyzobium japonicum. 4. Batang Kacang tanah termasuk tanaman semusim, berbatang jenis perdu, tidak berkayu. Tipe pertumbuhan ada yang tegak ada yang menjalar. Dari tipe tegak ada yang dapat mencapai tinggi batang 80 cm, tetapi rata-rata tinggi tanaman subur 50 cm. Tipe menjalar dapat tumbuh ke segala arah membentuk lingkaran, dengan garis tengah dapat mencapai 150 cm.
  • 3.
    Tanaman kacang tanahmulai berbunga pada umur 20 hari, dan akan membentuk bunga seterusnya hingga umur sekitar 80 hari. 5. Buah Buah berbentuk polong terdapat di dalam tanah, berisi 1 – 4 biji, umumnya 2 – 3 biji per polong. Bentuk polong ada yang berujung tumpul ada yang runcing. Bagian polong antara 2 biji dapat berbentuk pinggang atau tanpa pinggang. Polong tua ditandai oleh lapisan warna hitam pada kulit polong bagian dalam. Rendemen polong kering menjadi biji berkisar 50 – 70%. Jumlah polong per pohon bermacam- macam dari 50 – 250 polong per batang. c. Syarat tumbuh 1. Suhu dan Iklim Kacang tanah memerlukan klim yang lebih panas dibandingkan tanaman kedelai dan jagung. Suhu harian antara 25 – 35ºC sangat baik untuk pertumbuhan kacang tanah. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. memerlukan sinar matahari penuh dengan ketingian tempat 600 m dpl. 2. Tanah Tanah yang gembur dan tidak mendapat naungan merupakan persyaratan utama. tanaman kacang tanah memerlukan tanah yang struktrnya ringan, berdrainase baik dan cukup unsur hara NPK, Ca dan unsur mikro. tanah yang bertekstur lempung berpasir, liat lempung berpasir dan lempung berdebu sangat cocok untuk tanaman kacang tanah dengan pH 6 – 6,5.
  • 4.
    BAB III TEKNIK BUDIDAYA a. Pengolahan Tanah Biasanya tanah diolah sedalam 25 -30 cm kemudian digemburkan. setelah gembur dubuat bedengan selebar 2,3 – 3,2 m. antara bedengan diberi selokan selebar 20 cm sedalam 25 cm. Permukaan bedengan dihaluskan higga rata benar. b. Penanaman Jarak tanam antar tanaman yang dipakai 25 x 25 cm. Menanam dapat menggunakan tugal atau dibuat alur sedalam 3 – 4 cm. bila diketahi tanah yang banyak mengandung cendawan pembusuk, benih perlu di beri obat fungisida captan 2 – 3 gram/kg benih. Setelah benih ditanam perlu ditutupi dengan tanah gembur dan tidak perlu dipadatkan. c. Pemeliharaan  Penyulangan Penyulaman dilakukan pada tanaman berumur 10 – 15 hari setelah tanam.  Penyiangan Penyiangan dilakukan bila tumbuh rerumputan yaitu paa umur sekiar 21 hari setelah tanam. Penyiangan cukup dilakukan hanya satu kali dai penanaman hingga panen karena biasanya pertanaman cepat sekali menutup. Kalau penyiangan kedua diperlukan, maka ini biasa dilakukan setelah sebagian besar dari pertananaman telah selesai berbunga penuh.  Pengairan dan Drainase Kebutuhan akan air atau kelembaban untuk kacang tanah ialah sejak bulan pertama setelah tanam sampai kira-kira 14 hari sebelum panen. Pengairan sebaiknya dilakukan pagi-pagi betul agar pada jam 07.00 – 08.00 air telah dapat dikeluarkan lagi dari petakan. Tanaman kacang tanah tidak tahan dengan genangan air  Pemupukan Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah: a) Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan
  • 5.
    Kurang lebih seminggusebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam. b) Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat. c) Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1-2 botol (500-1000 cc) diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10-20 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA sbb : alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan. alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram + 10 meter bedengan. Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm. d. Pengendalian Hama, Penyakit dan Gulma 1. Hama a) Ulat Jengkal (plusia chalcites) gejala : ulat memakan daun muda sehingga hanya tertinggal tulang-tulang daunnya saja. penuruna hasil dari serangan yang berat dapat mencapai 50%. hama ini bisa dikendalikan dengan insektisida (surecide, karphos, hostathion, azodrin dan sevin). b) Ulat penggulung daun (lamprosema Indicata) ulat ini memekan dan menggulung daun, tetapi tidak memekan urat daun. Ulat hidup dan berkepompong di dalam daun yang tergulung, sehingga sukar diberantas. hama ini bisa diberantas hanya dengan cara manual yaitu dengan car membuka daun yang menggulung dn memetikan ulatnya. c) Wereng Empoaska (Empoasc Flavescens).
  • 6.
    gejala : hamaini berupa wereng kecil berwarna hijau mengisap cairan sel daun sehingga bagian ujung daun berwarna kuning. daun yang terserang selain menguning juga menjadi kaku dan nampak menebal. bila serangan berat tanaman menjadi kerdil dan daun mudanya rontok. hama ini mudah diberantas dengan menggunakan sevin 85 WP. 2. Penyakit I. Penyakit layu bakteri (Psedudomonas solanacarum) gejala : penyakit ini mulai menyerang kacang tanah sejak tanaman berumur 14 hari hingga tanaman menjelang tua. tanaman yang terserang menjadi layu satu persatu, walaupu tidak kekeringan. tanaman yang telah layu akan mati keesokan harinya, pangkal batan dan akar membusuk, berwarna hitam. bila batang tanaman layu dikerat dan dimasukan kedalam air bersih, dari batang keluar semacam lendir, yang merupakan koloni bakteri. Cara pengendalian adalah dengan rotasi tanaman. II. Penyakit bercak daun (Cercospora sp) gejala serangan terlihat mula-mula pada permukaan bawa dari daun terlihat bercak berwarna coklat kehitaman. pada masing-masing daun terdapat beberapa bercak yang semakin lama makin melebar. serangan yang berat mengakibatkan ndaun berwarna hitam bahkan dapat menular ketangkai daun dan batang. tanaman yang terserang berat akan merontokan daun sebelum waktunya dan tanaman mati. penyakit ini bisa dikendalikan dengan rotasi tanaman, tanaman serempak dan varietas yang toleran. pemberantasan dengan fungisida seperti dithane, bravo, tilt. III. Karat (Puccinia arachidis) Gejala serangan mula-mula di bagian bawah daun-daun tua terdapat totol kuningn yang lama-lama menjadi coklat tua. Dari totol coklat ini keluar spora berupa tepung halus, yang akan ditularkan oleh angina. Bila serangan berat, totol coklat tai dapat merata pada semua daun, sehingga tanaman berdaun kuning kecoklatan. Daun yang telah terserang berat akan mongering dan luruh sebelum waktunya.Pencegahan penyakit ini dengan rotasi tanaman, tanam serempak,
  • 7.
    dengan fungisida Dithane,Manep, Zineb dan juga dapat dianjurkan penggunaan varietas yang tahan. e. Panen dan Pasca Panen 1. Panen Pemanenan dilakukan bila minimal 75% polong telah tua. Tanda-tanda polong tua adalah bijitelah mengisi penuh, kulit polong telah berwarna hitam, kulit polong menjadi keras, kulit biji tipis dan mudah di kupas, kadar air biji telah menurun menjadi kurang dari 25%. Umur tanaman pada saat polong tua tergantung varietasnya. Varietas unggul berumur sekitar 100 hari sedangkan varietas lokal dapat dipanen pada umur sekitar 90 hari. Tanaman kacang tanah tetap hijau daunnya hingga polong tua dan siap dipanen apabila tidak terdapat infeksi cercospora sama sekali. Pemanenan terbaik adalah dengan menggali dan membalikan tanah di daerah sekitar pohon sehingga polong terangkat ke atas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan bajak atau cultivator. Polong yang telah terangkat dari tanah bersama dengan batangnya di petik. Panen dengan cara mencabut batang kacang kurang baik, karena banyak polong tertinggal dalam tanah. 2. Pasca Panen a. Memipil Memipil adalah memisahkan polong dari bagian-bagian lainnya ini dilakukan dengan tangan. Bagian batang serta daun-daunnya pada umumnya diberikan pada ternak. Bila ini dikembalikan ke dalam tanah, alangah baiknya asal saja tanaman yang sakit seperti yang di serang cendawan sclerotium sudah dibuang. b. Menjemur Hasil pipilan berupa polong segera di keringkan atau dijemur. Polong yang telah cukup kering akan berbunyi bila digoncang-goncang. Untuk penyimpanan berupa polong biasanya kadar lengasnya 8% atau kurang, sedangkan bila disimpan berupa biji kadar lengasnya 6%. c. sortasi
  • 8.
    Polong pipilan yangtelah kering haruslah dibersihkan dulu dari kotoran- kotoran. setelah bersih barulah dipilih memisahkan polong-polong tua berisi daripada polong yang kurang berisi, yang sakit dan sebagainya. d. Penyimpanan Syarat untuk menyimpan benih terutama bahwa keadaan semula benih itu harus bersih kualitasnya baik, kering. disamping itu tempat penyimpanannyapun harus baik. Dikebun-kebun bibit didirikan gudang-gudang tempat menyimpan benih. Alat-alat penyimpanan sementara biasanya terdiri dari karung goni. Menyimpan benih dimaksud untuk mempertahankan daya dan kecepatan berkecambahnya. Jadi dengan tempat penyimpanannya yang baik, maka kualitas benih dapat dipertahankan daalam waktu yang agak lama.
  • 9.
    DAFTAR PUSTAKA A Anonymous . 2010. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kacang- tanah.html B Anonymous . 2010 . http://www.agrobost.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=103:b udidaya-kacang-tanah-tanah-olah-tanah&catid=27:aplikasi-pertanian&Itemid=158 Anonymous C. 2010. http://rioardi.wordpress.com/2009/03/03/unsur-hara-dalam-tanah- makro-dan-mikro/ Anonymous D. 2010. http://joelyo1o1blog.blog.friendster.com/2008/11/budidaya- kacang-tanah/ Lembar informasi pertanian (Liptan) IP2TP Mataram No. 09/Liptan/2000. Diterbitkan oleh: Instalasi Penelitian dan Pengkajian teknologi Pertanian Mataram AAK. 1984. Kacang Tanah dan Kedelai. Kanisius. Yogyakarta