2
Most read
3
Most read
4
Most read
1. Cari tentang sterilisasi dan macam-macam sterilisasi.
2. Sterilisasi fisika kimia dan macam-macamnya.
3. Aplikasi dalam pembuatan sediaan parenteral.
Jawab
1. Steril adalah kondisi sediaan yang terbebas dari partikel asing non self, tidak
terdapat/tercemar mikroorganisme serta memenuhi persyaratan yang
menyatakan sediaan tersebut steril. Sterilisasi adalah
tahapan atau proses yang bertujuan sediaan tersebut menjadi steril.
Secara umum metode pembuatan sediaan steril dibagi menjadi 2 : metode
sterilisasi akhir dan metode aseptis. Pemilihan metode disesuaikan dengan
stabilitas zat aktif, formula dan metode sterilisasi yang digunakan.
1. Metode sterilisasi akhir
Metode sterilisasi akhir merupakan proses sterilisasi yang dilakukan
setelah sediaan selesai dikemas, untuk selanjutnya dilakukan sterilisasi,
jenis metode sterilisasi yang sering digunakan adalah metode sterilisasi
panas lembab menggunakan autoklaf, namun sterilisasi akhir dapat
dilakukan dengan berbagai metode (panas kering, filterisasi, EM, pengion,
gas, dsb), hal ini tergantung pertimbangan keefektifan, efisiensi, dan
ketepatan serta kesesuaian dengan zat-zat dalam sediaan.
2. Cara aseptik
Cara aseptik bukan termasuk metode sterilisasi. Cara aseptik hanya
bisa dilakukan khusus untuk zat aktif yang tidak tahan/rusak terhadap suhu
tinggi, antibiotik dan beberapa hormon merupakan contoh sediaan dengan
perlakuan metode aseptis.
Cara aseptis pada prinsipnya adalah cara kerja untuk memperoleh
sediaan steril dengan cara mencegh kontaminasi jasad renik/partikel asing
kedalam sediaan. Proses cara aseptisnya adalah melakukan sterilisasi pada
semua bahan sediaan (pada awal sebelum pembuatan sediaan) sesuai
dengan sifat dari bahan yang digunakan. kemudian dilanjutkan pada proses
pembuatan dan pengemasan dalam ruang steril atau didalam laminar air
flow untuk mencegah kontaminasi. Pada proses aseptis masih terdapat
celah terjadinya kontaminasi, sehingga apabila metode sterilisasi akhir
bisa dilakukan maka metode aseptis tidak perlu dilakukan.
 Macam – macam sterilisasi
a. Sterilisasi Panas/thermal
Sterilisasi panas merupakan sterilisasi yang dianggap paling efektif,
tetapi kelemahannya tidak bisa diaplikasikan pada zat aktif yang tidak
tahan panas/rusak karna panas, sterilisasi panas dibagi menjadi 2 :
 Sterilisasi Panas Lembab : Sterilisasi panas lembab adalah
sterilisasi dengan menggunakan uap panas dibawah tekanan
berlangsung didalam autoklaf, umumnya dilakukan dalam uap
jenuh dalam waktu 30 menit dengan suhu 115 C - 116 C, lama dan
suhu tergantung bahan yang disterilisasi, untuk mengetahuinya
lihat farmakope indonesia
 Sterilisasi Panas Kering : metode sterilisasi dengan menggunakan
oven pada suhu160-170 C selama 1-2 jam. umumnya sterilisasi
panas dilakukan pada jenis minyak, serbuk yang tidak stabil
terhadap uap air, dan alat-alat gelas ukur yang tidak digunakan
untuk pengukuran (Bukan alat ukur)
b. Sterilisasi Radiasi
Sterilisasi radiasi dibagi menjadi 2 :
 Radiasi elektromagnetik (EM) adalah sterilisasi menggunakan
sinar ultraviolet (UV). sinar UV ini memotong DNA
mikroorganisme sehingga ekspresi DNA tidak terjadi.
keterbatasannya sterilisasi cara ini hanya bisa bekerja pada
permukaan, tidak bisa menembuh bahan padat.
 Radiasi pengion adalah metode sterilisasi yang menggunakan
sinar gamma untuk merusak DNA mikroorganisme, kelebihannya
bisa menembus zat padat
c. Sterilisasi Gas
Sterilisasi menggunakan gas etilen oksida, kelemahannya zat ini
mudah terbakar, bersifat mutagenik dan toksik, sehingga
dikhawatirkan terdapat residu setelah sterilisasi. Pilihan sterilisasi cara
gas biasanya pilihan akhir bila zat tidak tahan panas ataupun uap air.
d. Sterilisasi Filtrasi
Sterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan
penyaring/filter matriks pori pori tertentu. menggunakan pori pori 10
nm untuk virus dan 0,22 nm untuk bakteri.
2. Sterilisasi fisika kimia dan macam-macamnya.
 Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
· Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi
panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
- Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
 Sterilisaisi secara kimiawi
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa
desinfektan antara lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya
dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol.
Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun
merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif. Penambahan
yodium pada alkohol akan meningkatkan daya disinfeksinya. Dengan
atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik untuk
membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol, tetapi
solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai antiseptik.
Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada
tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan
bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat
bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain
yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen
feroksida,zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen,
logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll.
3. Aplikasi dalam pembuatan sediaan parenteral.
Jenis Teknik Pengobatan Parenteral
Dalam dunia kedokteran, obat dapat disuntikkan ke dalam hampir
seluruh organ atau bagian tubuh, termasuk sendi, ruang cairan sendi, tulang
punggung bahkan dalam kondisi gawat dapat disuntikkan dalam jantung. Lain
halnya dalam dunia perunggasan, teknik injeksi yang biasanya diaplikasikan
adalah suntikan intramuskuler dan subkutan.
Lokasi penyuntikan obat yaitu
intramuskuler (IM), intravena (IV) dan
subkutan (SC)
 Suntikan intramuskuler
Injeksi intramuskuler dilakukan dengan memasukkan obat ke dalam
otot (daging). Obat tersebut selanjutnya akan terabsorpsi ke pembuluh
darah yang terdapat pada otot. Tempat penyuntikkan sebaiknya sejauh
mungkin dari syaraf-syaraf utama atau pembuluh darah utama. Selain itu,
hendaknya dipilih otot dengan suplai pembuluh darah dan kontraksi
(pergerakan) otot yang banyak. Pada ayam, lokasi penyuntikan
intramuskuler biasanya dilakukan pada otot dada (pectoral) atau otot paha
(femur).
Aplikasi ini harus dilakukan dengan hati-hati dengan memperhatikan
titik tempat jarum ditusukkan dan di mana obat ditempatkan. Jika terjadi
kesalahan maka bisa mengakibatkan terjadinya paralisis akibat rusaknya
syaraf, abses, kista, emboli, hematom maupun terkelupasnya kulit. Produk
yang diberikan secara intramuskuler antara lain Gentamin, Vet
Strep atau Injeksi Vitamin B Kompleks.
Suntikan intramuskuler di bagian
dada dan paha. Perhatikan
kemiringan jarum suntik, sebaiknya
± 30o.
 Suntikan subkutan
Sedikit berbeda dengan suntikan intramuskuler, lokasi penyuntikan
subkutan berada di bawah permukaan kulit (di antara daging/otot dengan
kulit) dan untuk ayam biasanya dipilih lokasi penyuntikan di leher bagian
belakang sebelah bawah. Kulit leher ayam dicubit sehingga lebih
memudahkan dalam penyuntikan. Apabila di sekitar leher ayam basah, itu
menandakan bahwa obat yang disuntikkan tidak masuk sempurna ke
bawah kulit.
Suntikan subkutan di leher bagian bawah.
Hati-hati dengan syaraf yang terdapat di leher
Obat yang diaplikasikan dengan suntikan subkutan adalah obat
yang tidak mengiritasi jaringan kulit. Setelah obat disuntikkan ke bawah
kulit, obat akan berdifusi di cairan antar sel kulit, kemudian terabsorpsi ke
pembuluh darah. Efek pengobatan dengan teknik ini relatif lebih lambat
(efek depo atau sustained effect) jika dibandingkan dengan suntikan
intramuskuler.
Volume obat yang disuntikan dengan teknik ini relatif lebih kecil
daripada jumlah obat yang diberikan secara intramuskuler. Obat-obat yang
bisa mengiritasi sebaiknya tidak diberikan dengan suntikan subkutan karena
dapat memicu timbulnya rasa sakit, lecet atau abses dan rasa nyeri.
Saat melakukan pemberian obat dengan
teknik suntikan subkutan di daerah leher
harus dilakukan secara hati-hati karena pada
bagian ini juga terdapat syaraf dan jika
terkena dapat menyebabkan ayam tortikolis
bahkan kematian
TUGAS SEDIAAN STERIL
DI SUSUN OLEH:
NAMA : LUCKY RIMA NOVELITA SIMAMORA
STAMBUK: 10 12 174
KELAS: B
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAM
( STIFA ) – PELITA MAS
PALU
2013

More Related Content

PPTX
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
PDF
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
PPTX
Farmakognosi ALKALOID
PPT
Tetes Mata
PPT
Uji Disolusi
PPTX
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
PDF
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
PDF
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Farmakognosi ALKALOID
Tetes Mata
Uji Disolusi
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi

What's hot (20)

PPTX
Prinsip kerja Obat
PPT
Sediaan semi solid
PPTX
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
PPT
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
DOCX
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
PPTX
Komunikasi dalam praktek farmasi
DOC
Sediaan krim
PPT
High Performance Liquid Chromatography
PPTX
farmasetika dasar
PPTX
Farmakokinetika pengaturan dosis
PPTX
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
PDF
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
DOCX
Titrasi kompleksometri
PDF
SATUAN DALAM FARMASI
PPT
Emulsi jadi
PDF
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
PPT
Uji Mutu Sediaan Suspensi
PPT
Biofarmasetika i
PDF
cpob 2018.pdf
Prinsip kerja Obat
Sediaan semi solid
EKSPEKTORAN & MUKOLITIK
PENGANTAR SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID FARMASI.ppt
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
Komunikasi dalam praktek farmasi
Sediaan krim
High Performance Liquid Chromatography
farmasetika dasar
Farmakokinetika pengaturan dosis
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULIT
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
Titrasi kompleksometri
SATUAN DALAM FARMASI
Emulsi jadi
Formulasi Sediaan Steril Injeksi Ampul Hemostatik
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Biofarmasetika i
cpob 2018.pdf
Ad

Viewers also liked (9)

PPT
Carbohydrate
PPTX
Ppt biokimia
PDF
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOB
PDF
Sediaan steril [compatibility mode](1)
PPT
Kul1 course outline tfs. steril
PPT
Pengantar biokimia
PDF
Buku doen 2015
PPTX
Bab1 biokimia-pendahuluan
PPTX
Biokimia lipid
Carbohydrate
Ppt biokimia
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOB
Sediaan steril [compatibility mode](1)
Kul1 course outline tfs. steril
Pengantar biokimia
Buku doen 2015
Bab1 biokimia-pendahuluan
Biokimia lipid
Ad

Similar to Cari tentang sterilisasi dan macam (20)

DOCX
Makalah setralisasi
DOCX
Makalah setralisasi
DOCX
Makalah setralisasi
PPTX
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
PPTX
STERILISASI , DESINFEKSI DAN DEKONTAMINASI
PPT
8 STERILISASI.ppt
PPTX
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
DOCX
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
DOCX
Lapres sterilisasi
PPTX
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
PPTX
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
PPT
Metode sterilisasi sediaan parenteral 24
DOCX
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
DOCX
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
PDF
sterilisasi FI VI.pdf
DOCX
Peranan sterilisasi dalam bidan
DOCX
Peranan sterilisasi dalam bidan
DOCX
Peranan sterilisasi dalam bidan
PPT
STERILISASI STERILISASI STERILISASI STERILISASI
DOCX
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)
Makalah setralisasi
Makalah setralisasi
Makalah setralisasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
STERILISASI , DESINFEKSI DAN DEKONTAMINASI
8 STERILISASI.ppt
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
Lapres sterilisasi
Konsep dasar sterilisasi (rischa)
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-7.pptx
Metode sterilisasi sediaan parenteral 24
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
sterilisasi FI VI.pdf
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
STERILISASI STERILISASI STERILISASI STERILISASI
Percobaan 1 (peralatan dan sterilisasi)

Recently uploaded (20)

DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 7 MTs
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Kerajinan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
PDF
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 1 Kurikulum Merdeka
DOCX
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Pengelolaan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 4 Kurikulum Merdeka
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 Kurikulum Merdeka
PDF
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
PDF
Faktor-Faktor Pergeseran dari Pemasaran Konvensional ke Pemasaran Modern
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
PDF
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
PPTX
POLA PIKIR TETAP DAN POLA PIKIR BERTUMBUH.pptx
PPTX
Pembelajaran Mendalam dalam Kurikulum Berbasis Cinta.pptx
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Aqidah Akhlak Kelas 7 Te...
PPTX
Tugas_Guru_Wali_Permendikbud_11_2025.pptx
PDF
Alfred Antoh_AA_Implementasi Kepemimpinan Dosen.pdf
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Al Quran Hadist Kelas 7 MTs
PDF
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 1 Kurikulum Merdeka
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Informatika Kelas X SMA Terbaru 2025
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 7 MTs
Modul Ajar Deep Learning PKWU Kerajinan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
Modul Ajar Deep Learning PKWU Pengelolaan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 4 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
Faktor-Faktor Pergeseran dari Pemasaran Konvensional ke Pemasaran Modern
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
POLA PIKIR TETAP DAN POLA PIKIR BERTUMBUH.pptx
Pembelajaran Mendalam dalam Kurikulum Berbasis Cinta.pptx
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Aqidah Akhlak Kelas 7 Te...
Tugas_Guru_Wali_Permendikbud_11_2025.pptx
Alfred Antoh_AA_Implementasi Kepemimpinan Dosen.pdf
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Al Quran Hadist Kelas 7 MTs
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Informatika Kelas X SMA Terbaru 2025

Cari tentang sterilisasi dan macam

  • 1. 1. Cari tentang sterilisasi dan macam-macam sterilisasi. 2. Sterilisasi fisika kimia dan macam-macamnya. 3. Aplikasi dalam pembuatan sediaan parenteral. Jawab 1. Steril adalah kondisi sediaan yang terbebas dari partikel asing non self, tidak terdapat/tercemar mikroorganisme serta memenuhi persyaratan yang menyatakan sediaan tersebut steril. Sterilisasi adalah tahapan atau proses yang bertujuan sediaan tersebut menjadi steril. Secara umum metode pembuatan sediaan steril dibagi menjadi 2 : metode sterilisasi akhir dan metode aseptis. Pemilihan metode disesuaikan dengan stabilitas zat aktif, formula dan metode sterilisasi yang digunakan. 1. Metode sterilisasi akhir Metode sterilisasi akhir merupakan proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan selesai dikemas, untuk selanjutnya dilakukan sterilisasi, jenis metode sterilisasi yang sering digunakan adalah metode sterilisasi panas lembab menggunakan autoklaf, namun sterilisasi akhir dapat dilakukan dengan berbagai metode (panas kering, filterisasi, EM, pengion, gas, dsb), hal ini tergantung pertimbangan keefektifan, efisiensi, dan ketepatan serta kesesuaian dengan zat-zat dalam sediaan. 2. Cara aseptik Cara aseptik bukan termasuk metode sterilisasi. Cara aseptik hanya bisa dilakukan khusus untuk zat aktif yang tidak tahan/rusak terhadap suhu tinggi, antibiotik dan beberapa hormon merupakan contoh sediaan dengan perlakuan metode aseptis. Cara aseptis pada prinsipnya adalah cara kerja untuk memperoleh sediaan steril dengan cara mencegh kontaminasi jasad renik/partikel asing kedalam sediaan. Proses cara aseptisnya adalah melakukan sterilisasi pada
  • 2. semua bahan sediaan (pada awal sebelum pembuatan sediaan) sesuai dengan sifat dari bahan yang digunakan. kemudian dilanjutkan pada proses pembuatan dan pengemasan dalam ruang steril atau didalam laminar air flow untuk mencegah kontaminasi. Pada proses aseptis masih terdapat celah terjadinya kontaminasi, sehingga apabila metode sterilisasi akhir bisa dilakukan maka metode aseptis tidak perlu dilakukan.  Macam – macam sterilisasi a. Sterilisasi Panas/thermal Sterilisasi panas merupakan sterilisasi yang dianggap paling efektif, tetapi kelemahannya tidak bisa diaplikasikan pada zat aktif yang tidak tahan panas/rusak karna panas, sterilisasi panas dibagi menjadi 2 :  Sterilisasi Panas Lembab : Sterilisasi panas lembab adalah sterilisasi dengan menggunakan uap panas dibawah tekanan berlangsung didalam autoklaf, umumnya dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu 30 menit dengan suhu 115 C - 116 C, lama dan suhu tergantung bahan yang disterilisasi, untuk mengetahuinya lihat farmakope indonesia  Sterilisasi Panas Kering : metode sterilisasi dengan menggunakan oven pada suhu160-170 C selama 1-2 jam. umumnya sterilisasi panas dilakukan pada jenis minyak, serbuk yang tidak stabil terhadap uap air, dan alat-alat gelas ukur yang tidak digunakan untuk pengukuran (Bukan alat ukur) b. Sterilisasi Radiasi Sterilisasi radiasi dibagi menjadi 2 :  Radiasi elektromagnetik (EM) adalah sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet (UV). sinar UV ini memotong DNA mikroorganisme sehingga ekspresi DNA tidak terjadi.
  • 3. keterbatasannya sterilisasi cara ini hanya bisa bekerja pada permukaan, tidak bisa menembuh bahan padat.  Radiasi pengion adalah metode sterilisasi yang menggunakan sinar gamma untuk merusak DNA mikroorganisme, kelebihannya bisa menembus zat padat c. Sterilisasi Gas Sterilisasi menggunakan gas etilen oksida, kelemahannya zat ini mudah terbakar, bersifat mutagenik dan toksik, sehingga dikhawatirkan terdapat residu setelah sterilisasi. Pilihan sterilisasi cara gas biasanya pilihan akhir bila zat tidak tahan panas ataupun uap air. d. Sterilisasi Filtrasi Sterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan penyaring/filter matriks pori pori tertentu. menggunakan pori pori 10 nm untuk virus dan 0,22 nm untuk bakteri. 2. Sterilisasi fisika kimia dan macam-macamnya.  Sterilisasi secara fisik Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran. · Pemanasan a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
  • 4. - Penyinaran dengan UV Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV  Sterilisaisi secara kimiawi Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol. Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif. Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik untuk membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol, tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai antiseptik. Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen feroksida,zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen, logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll. 3. Aplikasi dalam pembuatan sediaan parenteral. Jenis Teknik Pengobatan Parenteral Dalam dunia kedokteran, obat dapat disuntikkan ke dalam hampir seluruh organ atau bagian tubuh, termasuk sendi, ruang cairan sendi, tulang punggung bahkan dalam kondisi gawat dapat disuntikkan dalam jantung. Lain halnya dalam dunia perunggasan, teknik injeksi yang biasanya diaplikasikan adalah suntikan intramuskuler dan subkutan.
  • 5. Lokasi penyuntikan obat yaitu intramuskuler (IM), intravena (IV) dan subkutan (SC)  Suntikan intramuskuler Injeksi intramuskuler dilakukan dengan memasukkan obat ke dalam otot (daging). Obat tersebut selanjutnya akan terabsorpsi ke pembuluh darah yang terdapat pada otot. Tempat penyuntikkan sebaiknya sejauh mungkin dari syaraf-syaraf utama atau pembuluh darah utama. Selain itu, hendaknya dipilih otot dengan suplai pembuluh darah dan kontraksi (pergerakan) otot yang banyak. Pada ayam, lokasi penyuntikan intramuskuler biasanya dilakukan pada otot dada (pectoral) atau otot paha (femur). Aplikasi ini harus dilakukan dengan hati-hati dengan memperhatikan titik tempat jarum ditusukkan dan di mana obat ditempatkan. Jika terjadi kesalahan maka bisa mengakibatkan terjadinya paralisis akibat rusaknya syaraf, abses, kista, emboli, hematom maupun terkelupasnya kulit. Produk yang diberikan secara intramuskuler antara lain Gentamin, Vet Strep atau Injeksi Vitamin B Kompleks. Suntikan intramuskuler di bagian dada dan paha. Perhatikan kemiringan jarum suntik, sebaiknya ± 30o.  Suntikan subkutan Sedikit berbeda dengan suntikan intramuskuler, lokasi penyuntikan subkutan berada di bawah permukaan kulit (di antara daging/otot dengan kulit) dan untuk ayam biasanya dipilih lokasi penyuntikan di leher bagian
  • 6. belakang sebelah bawah. Kulit leher ayam dicubit sehingga lebih memudahkan dalam penyuntikan. Apabila di sekitar leher ayam basah, itu menandakan bahwa obat yang disuntikkan tidak masuk sempurna ke bawah kulit. Suntikan subkutan di leher bagian bawah. Hati-hati dengan syaraf yang terdapat di leher Obat yang diaplikasikan dengan suntikan subkutan adalah obat yang tidak mengiritasi jaringan kulit. Setelah obat disuntikkan ke bawah kulit, obat akan berdifusi di cairan antar sel kulit, kemudian terabsorpsi ke pembuluh darah. Efek pengobatan dengan teknik ini relatif lebih lambat (efek depo atau sustained effect) jika dibandingkan dengan suntikan intramuskuler. Volume obat yang disuntikan dengan teknik ini relatif lebih kecil daripada jumlah obat yang diberikan secara intramuskuler. Obat-obat yang bisa mengiritasi sebaiknya tidak diberikan dengan suntikan subkutan karena dapat memicu timbulnya rasa sakit, lecet atau abses dan rasa nyeri. Saat melakukan pemberian obat dengan teknik suntikan subkutan di daerah leher harus dilakukan secara hati-hati karena pada bagian ini juga terdapat syaraf dan jika terkena dapat menyebabkan ayam tortikolis bahkan kematian
  • 7. TUGAS SEDIAAN STERIL DI SUSUN OLEH: NAMA : LUCKY RIMA NOVELITA SIMAMORA STAMBUK: 10 12 174 KELAS: B SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAM ( STIFA ) – PELITA MAS PALU