PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN YANG DIIRADIASI DENGAN SINAR GAMMA SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP MUTU DAN UMUR SIMPAN TAHU DR. IR. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si
LATAR BELAKANG INDUSTRI MAKANAN KITIN LIMBAH UDANG PENGAWET KITOSAN IRADIASI MUTU UJI ORGANOLEPTIK UJI TOTAL BAKTERI UJI KARAKTERISTIK TAHU TAHU UJI KARAKTERISTIK KITOSAN
PERUMUSAN MASALAH Apakah peningkatan dosis iradiasi akan meningkatkan sifat atau fungsi kitosan sebagai antibakteri. Apakah peningkatan konsentrasi dan dosis iradiasi kitosan sebagai pengawet alami dapat berpengaruh pada peningkatan mutu, kualitas dan umur simpan tahu dengan teknik perendaman mengunakan larutan kitosan. Apakah terdapat perbedaan antara kitosan iradiasi dengan kitosan tanpa iradiasi sebagai pengawet dalam menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur pada tahu.
TUJUAN PENELITIAN Untuk meningkatkan kemampuan kitosan sebagai bahan pengawet menggunakan teknik iradiasi dengan dosis dan konsentrasi tertentu pada teknik perendaman air tahu. Untuk mendapatkan konsentrasi dan dosis iradiasi kitosan yang cukup efektif dan aman dalam memperpanjang umur simpan tahu dengan cara teknik perendaman. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan kitosan sebagai bahan pengawet alami terhadap sifat fisik dan kimia pada tahu selama penyimpanan dengan menggunakan teknik perendaman.
MANFAAT PENELITIAN Memanfaatkan limbah udang dan mengubah menjadi kitosan sehingga nilai guna dan nilai ekonominya meningkat. Mengetahui besarnya pengaruh konsentrasi dan dosis iradiasi kitosan dalam mengeliminasi bakteri pada tahu, sehingga manfaat kitosan dapat diaplikasikan dalam bidang pangan. Mengetahui cara untuk mempertahankan mutu dan memperpanjang umur simpan tahu dengan menggunakan pengawet alami yaitu kitosan.  Memperoleh data penggunaan kitosan yang efektif sebagai bahan pengawet makanan.
TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Morfologi udang putih Philum : Arthropoda Sub Philum : Mandibulata  Kelas : Crustaceae  Sub Kelas : Malacostraca Super Ordo : Eucarida Ordo : Decapoda  Sub Ordo : Natantia Super Famili : Penaeidae  Famili : Penaidae  Sub Famili : Penainae  Genus : Penaeus Spesies : Penaeus merquensis Nama daerah  : Udang jebrug, Udang peci, Udang kelong, Udang    penganten, Udang perempuan, Udang cucuk, Udang    wangkang. Nama Dagang : Banana Prawn
KOMPOSISI KIMIA UDANG UTUH DAN LIMBAH UDANG  Komposisi   Udang Utuh   Limbah Udang   Protein kasar (%) Lemak  (%) Serat  (%) Kitin  (%) Abu  (%)  35,8 9,9 16,5 15,9 38,1  16,4 0,6 23,6 23,5 63,3
KITIN Kitin merupakan senyawa polisakarida yang tersebar di alam dan merupakan senyawa yang melimpah dibumi. Kitin adalah turunan selulosa berantai lurus panjang tersusun oleh monomer 2-asetamida-2-deoksi-D-glukosa, yang terangkai oleh ikatan glikosidik  pada posisi  β  1-4. stuktur kitin mirip selulosa, dengan adanya perbedaan pengikatan gugus asetamida pada atom C nomor 2 sebagai penggantian gugus hidroksil.
KITOSAN Kitosan yang merupakan derivat kitin dan biopolimer kedua terbesar yang terdapat di alam sesudah selulosa. Kitosan adalah polisakarida alam 2-amino-2-deoksi-D-glukosa dengan ikatan  β  (1,4) yang diperoleh dari deasetilasi kitin dan mempuyai reaktifitas kimia yang baik disebabkan terdapatnya sejumlah gugus reaktif hidroksil (OH) dan gugus amin (NH 2 ) didalam rantai polimernya.
DEASETILASI KITIN    KITOSAN Deasetilasi kitin menjadi kitosan dilakukan dengan cara menghilangkan gugus asetil (-COCH3) pada kitin dengan larutan basa dan menyisakan gugus amino yang bermuatan positif, sehingga kitosan bersifat polikationik. Semakin banyak gugus asetil yang hilang dari polimer kitin, maka semakin kuat intraksi antar ion dan ikatan hidrogen dari kitosan.
TAHU Tahu adalah suatu produk berbahan dasar kedelai yang di ekstrak dengan air dan dipresipitasi garam atau asam dalam bentuk gumpalan. Menurut Badan POM RI adalah produk berupa padatan yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai ( Glycine max   L. ) dengan cara mengekstrak cairan dan mengendapkan proteinnya dengan atau tanpa penambahan bahan lain. Menurut SNI 01-3142-1998 adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai dengan cara pengendapan proteinnya, dengan atau penambahan bahan lain yang diizinkan.
KOMPOSISI GIZI TAHU DALAM (g/100g) KOMPOSISI JUMLAH Energi (kcal) Kadar air Protein Lemak Karbohidrat Abu Serat 72 86,8 6,6 4,2 1,6 0,8 0,4
IRADIASI SINAR GAMMA (KOBALT-60)   Iradiasi adalah teknik penggunaan energi untuk penyinaran bahan dengan menggunakan sumber radiasi buatan. Pengertian lain mengatakan bahwa iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah. Terdapat dua jenis iradiasi, yaitu :  Iradiasi bukan pengion Iradiasi tidak menimbulkan ionisasi pada target materi. Iradiasi pengion Iradiasi dihasilkan pada peristiwa peluruhan inti atom yang tidak stabil menjadi atom yang lebih stabil dengan memancarkan radiasi.
LANDASAN TEORITIS Kitin berasal dari proses isolasi limbah kulit udang putih  (Penaeus merquensis),  kitin diproses lebih lajut menjadi kitosan melalui proses deasetilasi dengan mengunakan natrium hidroksida 50% (b/v) untuk melepaskan gugus asetil yang terdapat pada kitin. Kitosan yang diperoleh diiradiasi dengan menggunakan dosis 0 kGy, 3 kGy, 7 kGy dan 10 kGy. Iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi secara sengaja dan terarah. Kitosan diiradiasi bertujuan untuk memperpendek rantai kitosan dan menurunkan bobot molekulnya, sehingga diharapkan dapat mengurangi efek sterik dari kitosan tersebut dan diperoleh kitosan yang memiliki sifat sebagai antibakteri yang lebih baik. Penggunaan variasi konsentrasi kitosan pada teknik perendaman tahu yaitu 0,5% dan 1%, diharapkan dengan meningkatnya konsentrasi kitosan tersebut maka sifat antibakteri kitosan sebagai pengawet pada tahu akan makin maksimal.
HIPOTESIS Dengan peningkatan dosis iradiasi pada kitosan, maka bobot molekul akan menjadi lebih rendah sehingga efek sterik pada kitosan akan berkurang dan sifat kitosan sebagai antibakteri akan meningkat. Makin tinggi konsentrasi kitosan, maka sifat antibakteri dari kitosan akan makin maksimal.  Kitosan yang iradiasi memiliki sifat antibakteri yang lebih baik dibandingkan dengan kitosan tanpa iradiasi.
PRINSIP PENELITIAN Kitin yang diperoleh dari isolasi limbah kulit kepala dan kulit badan udang. kemudian diproses lebih lanjut menjadi kitosan melalui tahap deasetilasi dengan menggunakan NaOH 50% selama 6 jam. Kitosan yang dihasilkan kemudian diiradiasi dengan variasi dosis 0 kGy, 3 kGy, 7 kGy dan 10 kGy. Setelah itu dikarakterisasi gugus fungsi, derajat desetalisasi, dihitung berat molekulnya dengan viskometer, analisa kadar abu, kelarutan , susut pengeringan dan uji aktivitas antibakteri. Pemberian kitosan iradiasi dengan konsentrasi  0,5% dan 1,0% pada  teknik perendaman tahu merupakan pengujian efek antibakteri yang dapat berpengaruh pada peningkatan mutu dan umur simpan tahu sebagai bahan pangan.
TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Bidang Radiasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional, Pasar Jumat, Jakarta Selatan.  BAHAN DAN ALAT
TAHAP DAN METODE PENELITIAN Proses  deasetilasi kitin menjadi kitosan  Iradiasi sinar gamma  Pemeriksaan bahan baku   a. Analisis karakteristik kitosan  - Bobot molekul - Kelarutan - Susut Pengeringan - Kadar abu - Analisa gugus fungsi dengan FT IR - Uji aktivitas antibakteri
TAHAP DAN METODE PENELITIAN b.  Analisis karakteristik tahu   - Kadar air - Kadar protein - Kadar abu - Kadar lemak - Uji organoleptik - Uji total bakteri (TPC) c. Rancangan percobaan dan Analisis data - Rancangan acak lengkap -  Kruskal Wallis
SKEMA KERJA KITIN KITOSAN Analisis karakteristik kitosan - Bobot molekul - Kelarutan - Susut Pengeringan - Kadar abu - Analisa gugus fungsi    dengan FT IR - Uji aktivitas antibakteri IRADIASI TAHU Analisis karakteristik tahu - Kadar air - Kadar protein - Kadar abu - Kadar lemak - Uji organoleptik - Uji total bakteri (TPC) MUTU & UMUR SIMPAN TAHU
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Karakteristik Kitosan 1. Hasil perhitungan bobot molekul kitosan dengan metode viskositas Dosis iradiasi Konsentrasi kitosan (%)  t 0 (detik) t 1 (detik) ηsp η sp/C M 0 kGy 0,1 32,0 61,4 0,92 9,19 7,739 x103 0,2 90,0 1,81 9,06 0,3 144,0 3,50 11,67 0,4 191,6 4,99 12,47 3 kGy 0,1 31,4 53,3 0,70 6,97 5,844 x103  0,2 70,1 1,23 6,16 0,3 88,2 1,81 6,03 0,4 139,2 3,43 8,58 7 kGy 0,1 31,2 45,4 0,46 4,55 3,377 x103 0,2 65,0 1,08 5,42 0,3 83,7 1,68 5,61 0,4 126,0 3,04 7,60 10 kGy 0,1 31,0 40,0 0,29 2,90 1,807 x103 0,2 61,0 0,97 4,84 0,3 80,0 1,58 5,27 0,4 115,0 2,71 6,77
Analisis Karakteristik Kitosan 2. Hasil uji kelarutan kitosan dalam asam asetat 0,5% Konsentrasi pelarut (%) Dosis iradiasi (kGy) Kelarutan kitosan (%) 0,5 % 0 0,3588 3 0,3713 7 0,4052 10 0,4023
Analisis Karakteristik Kitosan 3. Hasil uji penetapan susut pengeringan  Dosis iradiasi kitosan W 0 (rata-rata) W 1 (rata-rata) W 2 (rata-rata) Susut pengeringan (%) 0 kGy 18,8674 19,3696 19,3206 9,76 3 kGy 19,9333 20,4354 20,3892 9,21 7 kGy 18,8667 19,3665 19,3194 9,41 10 kGy 19,9401 20,4420 20,3829 11,76
Analisis Karakteristik Kitosan 4. Hasil uji penetapan kadar abu Dosis iradiasi kitosan Kadar abu (%) 0 kGy 0,16 3 kGy 0,13 7 kGy 0,08 10 kGy 0,06
Analisis Karakteristik Kitosan 5. Hasil penetapan derajat deasetilasi Kitosan 0 kGy Kitosan 3 kGy Kitosan 7 kGy Kitosan 10 kGy Dosis (kGy)1 Bil. Gelombang (cm-1) P0 P A= log (P0/P) Derajat deasetilasi (%) 0 1655 69,75 58,50 0,0764 60,37 3450 90,75 65,00 0,1449 3 1655 77,25 66,75 0,0634 67,66 3450 95,50 68,00 0,1475 7 1655 88,00 83,80 0,0212 71,34 3450 98,00 86,20 0,0557 10 1655 83,50 79,00 0,0241 68,23 3450 95,20 83,50 0,0569
Analisis Karakteristik Kitosan 6. Uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar Larutan sampel Rata- rata besar hambatan (mm) Staphylococcus aureus Escherichia coli Kitosan dosis 0 kGy 71,67 81,67 Kitosan dosis 3 kGy 75,00 83,33 Kitosan dosis 7 kGy 80,00 86,67 Kitosan dosis 10 kGy 76,67 83,33 Asam asetat 0,5% 55,00 55,00 Antibiotik (kloramfenikol) 86,67 90,00
Analisis Karakteristik Tahu 1. Hasil uji penetapan kadar air Tahu dengan Konsentrasi kitosan Sampel ke  Cawan kosong Cawan+ sampel (W 1 ) Sampel (gram) Bobot konstan (W 2 ) W 1 (rata-rata) Sampel (rata-rata) W 2 ( rata-rata) Kadar air (%) 0% I 6,3952 16.5229 10.1277 8.0612 16.7657 10.2298 8.2996 82.76 II 6,6702 17.0103 10.3401 8.5350 III 6,5424 16.764 10.2216 8.3027 0.5% I 6,9379 16.9772 10.0393 8.7541 16.9143 10.1246 8.7315 80.82 II 6,777 16.9104 10.1334 8.8125 III 6,6543 16.8554 10.2011 8.6280 1% I 6,3307 16.3734 10.0427 7.9475 16.1962 10.066 7.7715 83.69 II 5,8580 15.9473 10.0893 7.5246 III 6,2018 16.2680 10.0662 7.8425
Analisis Karakteristik Tahu 2. Hasil uji penetapan kadar abu Tahu  dengan Konsentrasi kitosan Sampel  ke Cawan + sampel (A) Bobot Sampel (gram) (C) Bobot konstan (B) A (rata-rata) C (rata-rata) B (rata-rata) Kadar abu (%) 0% I 24.8104 4.0411 20.7945 36.5780 4.1064 32.4970 0.62 II 49.2681 4.1969 45.0967 III 35.6554 4.0812 31.5999 0.5% I 49.4644 4.5924 44.9037 37.0129 3.9730 33.0671 0.68 II 25.1109 3.1477 21.9849 III 36.4634 4.1788 32.3127 1% I 28.7083 4.0176 24.7209 36.9585 4.0689 32.9202 0.75 II 48.5655 4.1767 44.4207 III 33.6017 4.0124 29.619
Analisis Karakteristik Tahu 3. Hasil uji penetapan kadar lemak Tahu dengan konsentrasi kitosan Bobot sampel Bobot lemak Bobot sampel  (rata-rata) Bobot lemak (rata-rata) Dry basis (%) Wet basis (%) 0% 8.0100 2.6119 8.0626 2.6321 32.65 5.63 8.1023 2.6496 8.0755 2.6348 0,5% 9.0428 2.9155 9.0069 2.9087 32.29 6.19 8.9678 2.9010 9.0100 2.9096 1% 8.5113 2.6881 8.3261 2.6288 31.57 5.08 7.9587 2.5121 8.5083 2.6863
Analisis Karakteristik Tahu 4. Hasil uji penetapan kadar protein Konsentrasi kitosan pada rendaman tahu % Kadar protein (Wet basis) % Kadar protein (Dry basis) 0 % 8,59 10,62 0,5 % 8,74 10,86 1 % 8,92 11,20
Analisis Karakteristik Tahu 5. Hasil uji organoleptik
Analisis Karakteristik Tahu 6. Hasil uji total bakteri (TPC) Sampel tahu dengan  kitosan Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 0% 0,8425 x 10 6 2,8067 x 10 6 3,9067 x 10 6 0,5% 0,1247 x 10 6 1,0993 x 10 6 2,5133 x 10 6 1% 0,1390 x 10 6 0,3057 x 10 6 0,3385 x 10 6
Kesimpulan  Kapasitas antibakteri kitosan iradiasi telah dibuktikan dengan daya hambat pertumbuhan bakteri  E. coli  dan  Staph. aureus  pada uji aktivitas antibakteri dengan medium agar yang merupakan salah satu analisis karakteristik kitosan iradiasi. Dimana kedua bakteri tersebut termasuk dalam kelompok bakteri yang berperan dalam pembusukan atau pengrusakan produk makan. Hal ini menjadi salah satu alasan penggunaan kitosan dengan iradiasi sinar gamma sebagai pengawet alami dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri. Perbedaan derajat deasetilasi pada berbagai dosis iradiasi kitosan yang digunakan, yaitu 3 kGy, 7 kGy dan 10 kGy maupun tanpa iradiasi (0 kGy). Memberikan respon yang berbeda pada penghambatan bakteri  E.coli  dan  Staph. aureus . Dengan tingginya nilai derajat deasetilasi yang dalam penelitian ini terlihat pada dosis 7 kGy  terlihat aplikasinya kedalam tahu sebagai bahan pangan lebih baik dari pada perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan karena iradiasi yang dilakukan pada kitosan bertujuan untuk memutuskan rantai panjang dari kitosan menjadi kitosan dengan rantai yang lebih pendek sehingga dengan pendeknya rantai kitosan akan mempengaruhi efek steriknya dan meningkatkan efektifitas sebagai antibakteri pada bahan pangan terutama pengujian pada tahu.
Kesimpulan  Dari pengujian organoleptik mutu tahu terhadap parameter warna, aroma, tekstur dan over all pada panelis masing-masing dapat diterima atau tidak berbeda nyata, walaupun penggunaan larutan kitosan iradiasi sebagai bahan campuran dalam perendaman tahu dengan konsentrasi 1% memiliki tingkat penerimaan yang tinggi secara keseluruhan ( over all ).  Daya simpan tahu dari uji  Total Plate count  (TPC) yang paling tinggi diperoleh adalah pada perlakuan penggunaan konsentrasi tertinggi, yaitu 1% selama 3 hari pada suhu kamar. Sedangkan yang terendah diperoleh pada kontrol (tanpa kitosan) yang hanya bertahan selama 1 hari. Terlihat bahwa makin besar konsentrasi kitosan iradiasi, maka semakin tinggi pula daya hambat bakteri. Hal ini sangat berguna dalam aplikasinya terhadap bahan pangan, salah satunya sebagai pengawet alami pada tahu.  
Saran  Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pengujian antimikroba terhadap pengaruh konsentrasi kitosan yang diiradiasi dengan dosis tertentu pada bahan pangan lain.
TERIMA KASIH

More Related Content

DOCX
Laporan Praktikum Kadar Abu
PDF
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
PPT
Senyawa bioaktif
PPTX
margarin dari minyak kelapa sawit
PPTX
Penulisan kemasan dan label obat
PPTX
Refraktometer (Fungsinya,Jenisnya dan kalibrasinya)
PPT
Koagulasi dan-flokulasi (1)
PPTX
Fermentasi
Laporan Praktikum Kadar Abu
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
Senyawa bioaktif
margarin dari minyak kelapa sawit
Penulisan kemasan dan label obat
Refraktometer (Fungsinya,Jenisnya dan kalibrasinya)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Fermentasi

What's hot (20)

PDF
Laporan praktikum kadar air
DOCX
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
PDF
Teknik Pembenihan Ikan
DOC
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
PPTX
Sokletasi analis kesehatan
PPTX
Farmasi : Soxhletasi
PDF
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
PPTX
Filtrasi dan flotasi
PPT
Spektrofotometer UV
DOCX
laporan praktikum uji anion dan kation
PDF
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
PPTX
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
PPT
Sediaan semi solid
PDF
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
PPTX
Panelis dalam evaluasi sensori
DOCX
nitrimetri
DOCX
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
PPTX
Fitofarmaka
PPTX
resep 3A seri V
Laporan praktikum kadar air
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
Teknik Pembenihan Ikan
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Sokletasi analis kesehatan
Farmasi : Soxhletasi
25820 sni 3751-2009 (tepung terigu)
Filtrasi dan flotasi
Spektrofotometer UV
laporan praktikum uji anion dan kation
Perbedaan proses transkripsi&translasi pada sel prokariot dan eukariot
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
Sediaan semi solid
Bakteri thermofilik, mesofilik dan psikrofilik
Panelis dalam evaluasi sensori
nitrimetri
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
Fitofarmaka
resep 3A seri V
Ad

Viewers also liked (20)

DOCX
Pembuatan nano partikel kitosan dengan keong mas
PPTX
Chitosan capsule
PPT
Anti aging caps
PPT
Pakan baroe2
PPT
Siklus hidup ikan salmon
PPTX
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
PPTX
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi pada udang
PDF
bahan baku pakan
PPT
Kegiatan budidaya perairan
PPTX
Peluang usaha chitin -chitosan
PDF
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
PPTX
Kingdom fungi
PPTX
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
PPT
Budidaya pakan alami
PPT
Kuliah 6-perikanan-budidaya
PDF
pembuatan pakan ikan
PPT
Pakan ikan
PPTX
Kebijakan pengadaan dan peredaran pakan ikan dan udang
PPT
Pembenihan ikan-lele
PPTX
Chitosan preparation
Pembuatan nano partikel kitosan dengan keong mas
Chitosan capsule
Anti aging caps
Pakan baroe2
Siklus hidup ikan salmon
Kebutuhan protein pada ikan herbivora , formulasi pakan, dan peranan protein ...
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi pada udang
bahan baku pakan
Kegiatan budidaya perairan
Peluang usaha chitin -chitosan
Pemanfaatan limbah kulit udang (PKM)
Kingdom fungi
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2
Budidaya pakan alami
Kuliah 6-perikanan-budidaya
pembuatan pakan ikan
Pakan ikan
Kebijakan pengadaan dan peredaran pakan ikan dan udang
Pembenihan ikan-lele
Chitosan preparation
Ad

Similar to Chitosan sebagai bahan pengawet tahu (20)

DOC
Chitosan from irradiated chitin -Dr.Ir gatot Trimulyadi
PPTX
Gatot Trimulyadi - Hydrogel - chitosan
PPTX
PPTX
Uji coba iradiasi chitosan pada fasa cair menggunakan
PDF
04metode
PPTX
UJI COBA IRADIASI CHITOSAN PADA FASA CAIR MENGGUNAKAN SINAR GAMMA DENGAN KAP...
PPTX
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
PDF
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
PPTX
PENGARUH RLC Sargassum crassifolium TERHADAP LEMAK BROILER.pptx
PDF
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
PPTX
KULIAH Pengolahan hasil perikanan 01.pptx
DOC
Chitosan irradiated for chili plant, Dr Ir Gatot Trimulyadi Rekso
PDF
Laporan resmi praktikum int
PDF
391 754-1-pb
PPT
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakan
PDF
4. sesi pangan
PPTX
uji toksisitas
PPTX
1. Pembuatan Pakan Ikan Mandiri Berbahan Baku Lokal.pptx
DOC
Chitosan acrylate membrane by irradiation
PPTX
Bioteknologi Enzim Kitinase
Chitosan from irradiated chitin -Dr.Ir gatot Trimulyadi
Gatot Trimulyadi - Hydrogel - chitosan
Uji coba iradiasi chitosan pada fasa cair menggunakan
04metode
UJI COBA IRADIASI CHITOSAN PADA FASA CAIR MENGGUNAKAN SINAR GAMMA DENGAN KAP...
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
Pipih suptijah kajianefekdayahambat
PENGARUH RLC Sargassum crassifolium TERHADAP LEMAK BROILER.pptx
Pengaruh derajat deasetilasi khitosan dari kulit udang terhadap aplikasinya s...
KULIAH Pengolahan hasil perikanan 01.pptx
Chitosan irradiated for chili plant, Dr Ir Gatot Trimulyadi Rekso
Laporan resmi praktikum int
391 754-1-pb
Poir Poin Klh S2 2009 Formulasi Pakan
4. sesi pangan
uji toksisitas
1. Pembuatan Pakan Ikan Mandiri Berbahan Baku Lokal.pptx
Chitosan acrylate membrane by irradiation
Bioteknologi Enzim Kitinase

More from Dr.Ir. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si- Indonesia (20)

PPTX
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
PPTX
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
PPT
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
PPT
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
PPTX
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
PPTX
PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN BUAH STRAWBERI (Fragaria x an...
PPTX
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
PPT
PULP IRADIASI SEBAGAI BAHAN RAYON VISKOSA YANG RAMAH LINGKUNGAN
PPTX
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
PPT
Gatot Trimulyadi- Grafting by irradiation for ion exchange
PPT
IDPE sebagai bahan Ciut panas-gatot trimulyadi rekso
PPT
Gatot trimulyadi stach-aam-for fertilizer slow release
DOC
Analisa usaha- chitin-chitosan
PPTX
Gatot Trimulyadi - chitosan-slow release
PPTX
PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN PADA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
PPT
APPLICATION OF ELECTRON ACCELERATOR : RADIATION PROCESSING OF NATURAL POLYME...
PPT
Pengaruh Penambahan Akrilamida Terhadap Fraksi Padadatan dan Nilai sweeling ...
PPT
PENGARUH DOSIS IRADIASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA KARAGINAN YANG DIPERO...
PPT
Gatot trimulyadi- Radiation Grafting
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
KOPOLIMERISASI CANGKOK LEMBARAN SELULOSA DENGAN TEKNIK IRADIASI Gatot Trim...
PELAPISAN KITOSAN IRADIASI TERHADAP PENAMPILAN BUAH STRAWBERI (Fragaria x an...
PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS POLIMER DAN PUPUK NPK TERHADAP SIFAT FIS...
PULP IRADIASI SEBAGAI BAHAN RAYON VISKOSA YANG RAMAH LINGKUNGAN
PENGARUH IRADIASI SINAR GAMMA DAN MESIN BERKAS ELEKTRON TERHADAP SIFAT FISIS ...
Gatot Trimulyadi- Grafting by irradiation for ion exchange
IDPE sebagai bahan Ciut panas-gatot trimulyadi rekso
Gatot trimulyadi stach-aam-for fertilizer slow release
Analisa usaha- chitin-chitosan
Gatot Trimulyadi - chitosan-slow release
PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN PADA NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG
APPLICATION OF ELECTRON ACCELERATOR : RADIATION PROCESSING OF NATURAL POLYME...
Pengaruh Penambahan Akrilamida Terhadap Fraksi Padadatan dan Nilai sweeling ...
PENGARUH DOSIS IRADIASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA KARAGINAN YANG DIPERO...
Gatot trimulyadi- Radiation Grafting

Recently uploaded (10)

PPTX
Modul Kebekerjaan Modul Kebekerjaan Modul Kebekerjaan
PPTX
Full - Fase EF - Modul 1 - Mata Pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial pa...
PPT
Bab 1 Berpikir Komputasional - Part 1.ppt
PDF
MOdul 5 PEDAGOGIK KODINGDAN KECERDASAN ARTIFISIAL.pdf
PPT
Algoritma-Dan-Pemrograman-C---Tipe-Data.ppt
PPTX
Belajar Pemrograman Komputer Dasar Cpp.pptx
PPTX
Belajar Jaringan Komputer Presentasi dalam Biru Ilustrasi_20250827_093825_000...
PPT
8. Perawatan dan perbaikan instalasi mesin.ppt
PPTX
Cara Kerja SMS Gateway dan Aplikasi Gratis Berbasis Web
PPTX
Materi Informatika Kelas X - Pert 1.pptx
Modul Kebekerjaan Modul Kebekerjaan Modul Kebekerjaan
Full - Fase EF - Modul 1 - Mata Pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial pa...
Bab 1 Berpikir Komputasional - Part 1.ppt
MOdul 5 PEDAGOGIK KODINGDAN KECERDASAN ARTIFISIAL.pdf
Algoritma-Dan-Pemrograman-C---Tipe-Data.ppt
Belajar Pemrograman Komputer Dasar Cpp.pptx
Belajar Jaringan Komputer Presentasi dalam Biru Ilustrasi_20250827_093825_000...
8. Perawatan dan perbaikan instalasi mesin.ppt
Cara Kerja SMS Gateway dan Aplikasi Gratis Berbasis Web
Materi Informatika Kelas X - Pert 1.pptx

Chitosan sebagai bahan pengawet tahu

  • 1. PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN YANG DIIRADIASI DENGAN SINAR GAMMA SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP MUTU DAN UMUR SIMPAN TAHU DR. IR. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si
  • 2. LATAR BELAKANG INDUSTRI MAKANAN KITIN LIMBAH UDANG PENGAWET KITOSAN IRADIASI MUTU UJI ORGANOLEPTIK UJI TOTAL BAKTERI UJI KARAKTERISTIK TAHU TAHU UJI KARAKTERISTIK KITOSAN
  • 3. PERUMUSAN MASALAH Apakah peningkatan dosis iradiasi akan meningkatkan sifat atau fungsi kitosan sebagai antibakteri. Apakah peningkatan konsentrasi dan dosis iradiasi kitosan sebagai pengawet alami dapat berpengaruh pada peningkatan mutu, kualitas dan umur simpan tahu dengan teknik perendaman mengunakan larutan kitosan. Apakah terdapat perbedaan antara kitosan iradiasi dengan kitosan tanpa iradiasi sebagai pengawet dalam menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur pada tahu.
  • 4. TUJUAN PENELITIAN Untuk meningkatkan kemampuan kitosan sebagai bahan pengawet menggunakan teknik iradiasi dengan dosis dan konsentrasi tertentu pada teknik perendaman air tahu. Untuk mendapatkan konsentrasi dan dosis iradiasi kitosan yang cukup efektif dan aman dalam memperpanjang umur simpan tahu dengan cara teknik perendaman. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan kitosan sebagai bahan pengawet alami terhadap sifat fisik dan kimia pada tahu selama penyimpanan dengan menggunakan teknik perendaman.
  • 5. MANFAAT PENELITIAN Memanfaatkan limbah udang dan mengubah menjadi kitosan sehingga nilai guna dan nilai ekonominya meningkat. Mengetahui besarnya pengaruh konsentrasi dan dosis iradiasi kitosan dalam mengeliminasi bakteri pada tahu, sehingga manfaat kitosan dapat diaplikasikan dalam bidang pangan. Mengetahui cara untuk mempertahankan mutu dan memperpanjang umur simpan tahu dengan menggunakan pengawet alami yaitu kitosan. Memperoleh data penggunaan kitosan yang efektif sebagai bahan pengawet makanan.
  • 6. TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Morfologi udang putih Philum : Arthropoda Sub Philum : Mandibulata Kelas : Crustaceae Sub Kelas : Malacostraca Super Ordo : Eucarida Ordo : Decapoda Sub Ordo : Natantia Super Famili : Penaeidae Famili : Penaidae Sub Famili : Penainae Genus : Penaeus Spesies : Penaeus merquensis Nama daerah : Udang jebrug, Udang peci, Udang kelong, Udang penganten, Udang perempuan, Udang cucuk, Udang wangkang. Nama Dagang : Banana Prawn
  • 7. KOMPOSISI KIMIA UDANG UTUH DAN LIMBAH UDANG Komposisi Udang Utuh Limbah Udang Protein kasar (%) Lemak (%) Serat (%) Kitin (%) Abu (%) 35,8 9,9 16,5 15,9 38,1 16,4 0,6 23,6 23,5 63,3
  • 8. KITIN Kitin merupakan senyawa polisakarida yang tersebar di alam dan merupakan senyawa yang melimpah dibumi. Kitin adalah turunan selulosa berantai lurus panjang tersusun oleh monomer 2-asetamida-2-deoksi-D-glukosa, yang terangkai oleh ikatan glikosidik pada posisi β 1-4. stuktur kitin mirip selulosa, dengan adanya perbedaan pengikatan gugus asetamida pada atom C nomor 2 sebagai penggantian gugus hidroksil.
  • 9. KITOSAN Kitosan yang merupakan derivat kitin dan biopolimer kedua terbesar yang terdapat di alam sesudah selulosa. Kitosan adalah polisakarida alam 2-amino-2-deoksi-D-glukosa dengan ikatan β (1,4) yang diperoleh dari deasetilasi kitin dan mempuyai reaktifitas kimia yang baik disebabkan terdapatnya sejumlah gugus reaktif hidroksil (OH) dan gugus amin (NH 2 ) didalam rantai polimernya.
  • 10. DEASETILASI KITIN  KITOSAN Deasetilasi kitin menjadi kitosan dilakukan dengan cara menghilangkan gugus asetil (-COCH3) pada kitin dengan larutan basa dan menyisakan gugus amino yang bermuatan positif, sehingga kitosan bersifat polikationik. Semakin banyak gugus asetil yang hilang dari polimer kitin, maka semakin kuat intraksi antar ion dan ikatan hidrogen dari kitosan.
  • 11. TAHU Tahu adalah suatu produk berbahan dasar kedelai yang di ekstrak dengan air dan dipresipitasi garam atau asam dalam bentuk gumpalan. Menurut Badan POM RI adalah produk berupa padatan yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai ( Glycine max L. ) dengan cara mengekstrak cairan dan mengendapkan proteinnya dengan atau tanpa penambahan bahan lain. Menurut SNI 01-3142-1998 adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai dengan cara pengendapan proteinnya, dengan atau penambahan bahan lain yang diizinkan.
  • 12. KOMPOSISI GIZI TAHU DALAM (g/100g) KOMPOSISI JUMLAH Energi (kcal) Kadar air Protein Lemak Karbohidrat Abu Serat 72 86,8 6,6 4,2 1,6 0,8 0,4
  • 13. IRADIASI SINAR GAMMA (KOBALT-60) Iradiasi adalah teknik penggunaan energi untuk penyinaran bahan dengan menggunakan sumber radiasi buatan. Pengertian lain mengatakan bahwa iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah. Terdapat dua jenis iradiasi, yaitu : Iradiasi bukan pengion Iradiasi tidak menimbulkan ionisasi pada target materi. Iradiasi pengion Iradiasi dihasilkan pada peristiwa peluruhan inti atom yang tidak stabil menjadi atom yang lebih stabil dengan memancarkan radiasi.
  • 14. LANDASAN TEORITIS Kitin berasal dari proses isolasi limbah kulit udang putih (Penaeus merquensis), kitin diproses lebih lajut menjadi kitosan melalui proses deasetilasi dengan mengunakan natrium hidroksida 50% (b/v) untuk melepaskan gugus asetil yang terdapat pada kitin. Kitosan yang diperoleh diiradiasi dengan menggunakan dosis 0 kGy, 3 kGy, 7 kGy dan 10 kGy. Iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk pemakaian energi secara sengaja dan terarah. Kitosan diiradiasi bertujuan untuk memperpendek rantai kitosan dan menurunkan bobot molekulnya, sehingga diharapkan dapat mengurangi efek sterik dari kitosan tersebut dan diperoleh kitosan yang memiliki sifat sebagai antibakteri yang lebih baik. Penggunaan variasi konsentrasi kitosan pada teknik perendaman tahu yaitu 0,5% dan 1%, diharapkan dengan meningkatnya konsentrasi kitosan tersebut maka sifat antibakteri kitosan sebagai pengawet pada tahu akan makin maksimal.
  • 15. HIPOTESIS Dengan peningkatan dosis iradiasi pada kitosan, maka bobot molekul akan menjadi lebih rendah sehingga efek sterik pada kitosan akan berkurang dan sifat kitosan sebagai antibakteri akan meningkat. Makin tinggi konsentrasi kitosan, maka sifat antibakteri dari kitosan akan makin maksimal. Kitosan yang iradiasi memiliki sifat antibakteri yang lebih baik dibandingkan dengan kitosan tanpa iradiasi.
  • 16. PRINSIP PENELITIAN Kitin yang diperoleh dari isolasi limbah kulit kepala dan kulit badan udang. kemudian diproses lebih lanjut menjadi kitosan melalui tahap deasetilasi dengan menggunakan NaOH 50% selama 6 jam. Kitosan yang dihasilkan kemudian diiradiasi dengan variasi dosis 0 kGy, 3 kGy, 7 kGy dan 10 kGy. Setelah itu dikarakterisasi gugus fungsi, derajat desetalisasi, dihitung berat molekulnya dengan viskometer, analisa kadar abu, kelarutan , susut pengeringan dan uji aktivitas antibakteri. Pemberian kitosan iradiasi dengan konsentrasi 0,5% dan 1,0% pada teknik perendaman tahu merupakan pengujian efek antibakteri yang dapat berpengaruh pada peningkatan mutu dan umur simpan tahu sebagai bahan pangan.
  • 17. TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Bidang Radiasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional, Pasar Jumat, Jakarta Selatan. BAHAN DAN ALAT
  • 18. TAHAP DAN METODE PENELITIAN Proses deasetilasi kitin menjadi kitosan Iradiasi sinar gamma Pemeriksaan bahan baku a. Analisis karakteristik kitosan - Bobot molekul - Kelarutan - Susut Pengeringan - Kadar abu - Analisa gugus fungsi dengan FT IR - Uji aktivitas antibakteri
  • 19. TAHAP DAN METODE PENELITIAN b. Analisis karakteristik tahu - Kadar air - Kadar protein - Kadar abu - Kadar lemak - Uji organoleptik - Uji total bakteri (TPC) c. Rancangan percobaan dan Analisis data - Rancangan acak lengkap - Kruskal Wallis
  • 20. SKEMA KERJA KITIN KITOSAN Analisis karakteristik kitosan - Bobot molekul - Kelarutan - Susut Pengeringan - Kadar abu - Analisa gugus fungsi dengan FT IR - Uji aktivitas antibakteri IRADIASI TAHU Analisis karakteristik tahu - Kadar air - Kadar protein - Kadar abu - Kadar lemak - Uji organoleptik - Uji total bakteri (TPC) MUTU & UMUR SIMPAN TAHU
  • 22. Analisis Karakteristik Kitosan 1. Hasil perhitungan bobot molekul kitosan dengan metode viskositas Dosis iradiasi Konsentrasi kitosan (%) t 0 (detik) t 1 (detik) ηsp η sp/C M 0 kGy 0,1 32,0 61,4 0,92 9,19 7,739 x103 0,2 90,0 1,81 9,06 0,3 144,0 3,50 11,67 0,4 191,6 4,99 12,47 3 kGy 0,1 31,4 53,3 0,70 6,97 5,844 x103 0,2 70,1 1,23 6,16 0,3 88,2 1,81 6,03 0,4 139,2 3,43 8,58 7 kGy 0,1 31,2 45,4 0,46 4,55 3,377 x103 0,2 65,0 1,08 5,42 0,3 83,7 1,68 5,61 0,4 126,0 3,04 7,60 10 kGy 0,1 31,0 40,0 0,29 2,90 1,807 x103 0,2 61,0 0,97 4,84 0,3 80,0 1,58 5,27 0,4 115,0 2,71 6,77
  • 23. Analisis Karakteristik Kitosan 2. Hasil uji kelarutan kitosan dalam asam asetat 0,5% Konsentrasi pelarut (%) Dosis iradiasi (kGy) Kelarutan kitosan (%) 0,5 % 0 0,3588 3 0,3713 7 0,4052 10 0,4023
  • 24. Analisis Karakteristik Kitosan 3. Hasil uji penetapan susut pengeringan Dosis iradiasi kitosan W 0 (rata-rata) W 1 (rata-rata) W 2 (rata-rata) Susut pengeringan (%) 0 kGy 18,8674 19,3696 19,3206 9,76 3 kGy 19,9333 20,4354 20,3892 9,21 7 kGy 18,8667 19,3665 19,3194 9,41 10 kGy 19,9401 20,4420 20,3829 11,76
  • 25. Analisis Karakteristik Kitosan 4. Hasil uji penetapan kadar abu Dosis iradiasi kitosan Kadar abu (%) 0 kGy 0,16 3 kGy 0,13 7 kGy 0,08 10 kGy 0,06
  • 26. Analisis Karakteristik Kitosan 5. Hasil penetapan derajat deasetilasi Kitosan 0 kGy Kitosan 3 kGy Kitosan 7 kGy Kitosan 10 kGy Dosis (kGy)1 Bil. Gelombang (cm-1) P0 P A= log (P0/P) Derajat deasetilasi (%) 0 1655 69,75 58,50 0,0764 60,37 3450 90,75 65,00 0,1449 3 1655 77,25 66,75 0,0634 67,66 3450 95,50 68,00 0,1475 7 1655 88,00 83,80 0,0212 71,34 3450 98,00 86,20 0,0557 10 1655 83,50 79,00 0,0241 68,23 3450 95,20 83,50 0,0569
  • 27. Analisis Karakteristik Kitosan 6. Uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar Larutan sampel Rata- rata besar hambatan (mm) Staphylococcus aureus Escherichia coli Kitosan dosis 0 kGy 71,67 81,67 Kitosan dosis 3 kGy 75,00 83,33 Kitosan dosis 7 kGy 80,00 86,67 Kitosan dosis 10 kGy 76,67 83,33 Asam asetat 0,5% 55,00 55,00 Antibiotik (kloramfenikol) 86,67 90,00
  • 28. Analisis Karakteristik Tahu 1. Hasil uji penetapan kadar air Tahu dengan Konsentrasi kitosan Sampel ke Cawan kosong Cawan+ sampel (W 1 ) Sampel (gram) Bobot konstan (W 2 ) W 1 (rata-rata) Sampel (rata-rata) W 2 ( rata-rata) Kadar air (%) 0% I 6,3952 16.5229 10.1277 8.0612 16.7657 10.2298 8.2996 82.76 II 6,6702 17.0103 10.3401 8.5350 III 6,5424 16.764 10.2216 8.3027 0.5% I 6,9379 16.9772 10.0393 8.7541 16.9143 10.1246 8.7315 80.82 II 6,777 16.9104 10.1334 8.8125 III 6,6543 16.8554 10.2011 8.6280 1% I 6,3307 16.3734 10.0427 7.9475 16.1962 10.066 7.7715 83.69 II 5,8580 15.9473 10.0893 7.5246 III 6,2018 16.2680 10.0662 7.8425
  • 29. Analisis Karakteristik Tahu 2. Hasil uji penetapan kadar abu Tahu dengan Konsentrasi kitosan Sampel ke Cawan + sampel (A) Bobot Sampel (gram) (C) Bobot konstan (B) A (rata-rata) C (rata-rata) B (rata-rata) Kadar abu (%) 0% I 24.8104 4.0411 20.7945 36.5780 4.1064 32.4970 0.62 II 49.2681 4.1969 45.0967 III 35.6554 4.0812 31.5999 0.5% I 49.4644 4.5924 44.9037 37.0129 3.9730 33.0671 0.68 II 25.1109 3.1477 21.9849 III 36.4634 4.1788 32.3127 1% I 28.7083 4.0176 24.7209 36.9585 4.0689 32.9202 0.75 II 48.5655 4.1767 44.4207 III 33.6017 4.0124 29.619
  • 30. Analisis Karakteristik Tahu 3. Hasil uji penetapan kadar lemak Tahu dengan konsentrasi kitosan Bobot sampel Bobot lemak Bobot sampel (rata-rata) Bobot lemak (rata-rata) Dry basis (%) Wet basis (%) 0% 8.0100 2.6119 8.0626 2.6321 32.65 5.63 8.1023 2.6496 8.0755 2.6348 0,5% 9.0428 2.9155 9.0069 2.9087 32.29 6.19 8.9678 2.9010 9.0100 2.9096 1% 8.5113 2.6881 8.3261 2.6288 31.57 5.08 7.9587 2.5121 8.5083 2.6863
  • 31. Analisis Karakteristik Tahu 4. Hasil uji penetapan kadar protein Konsentrasi kitosan pada rendaman tahu % Kadar protein (Wet basis) % Kadar protein (Dry basis) 0 % 8,59 10,62 0,5 % 8,74 10,86 1 % 8,92 11,20
  • 32. Analisis Karakteristik Tahu 5. Hasil uji organoleptik
  • 33. Analisis Karakteristik Tahu 6. Hasil uji total bakteri (TPC) Sampel tahu dengan kitosan Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 0% 0,8425 x 10 6 2,8067 x 10 6 3,9067 x 10 6 0,5% 0,1247 x 10 6 1,0993 x 10 6 2,5133 x 10 6 1% 0,1390 x 10 6 0,3057 x 10 6 0,3385 x 10 6
  • 34. Kesimpulan Kapasitas antibakteri kitosan iradiasi telah dibuktikan dengan daya hambat pertumbuhan bakteri E. coli dan Staph. aureus pada uji aktivitas antibakteri dengan medium agar yang merupakan salah satu analisis karakteristik kitosan iradiasi. Dimana kedua bakteri tersebut termasuk dalam kelompok bakteri yang berperan dalam pembusukan atau pengrusakan produk makan. Hal ini menjadi salah satu alasan penggunaan kitosan dengan iradiasi sinar gamma sebagai pengawet alami dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri. Perbedaan derajat deasetilasi pada berbagai dosis iradiasi kitosan yang digunakan, yaitu 3 kGy, 7 kGy dan 10 kGy maupun tanpa iradiasi (0 kGy). Memberikan respon yang berbeda pada penghambatan bakteri E.coli dan Staph. aureus . Dengan tingginya nilai derajat deasetilasi yang dalam penelitian ini terlihat pada dosis 7 kGy terlihat aplikasinya kedalam tahu sebagai bahan pangan lebih baik dari pada perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan karena iradiasi yang dilakukan pada kitosan bertujuan untuk memutuskan rantai panjang dari kitosan menjadi kitosan dengan rantai yang lebih pendek sehingga dengan pendeknya rantai kitosan akan mempengaruhi efek steriknya dan meningkatkan efektifitas sebagai antibakteri pada bahan pangan terutama pengujian pada tahu.
  • 35. Kesimpulan Dari pengujian organoleptik mutu tahu terhadap parameter warna, aroma, tekstur dan over all pada panelis masing-masing dapat diterima atau tidak berbeda nyata, walaupun penggunaan larutan kitosan iradiasi sebagai bahan campuran dalam perendaman tahu dengan konsentrasi 1% memiliki tingkat penerimaan yang tinggi secara keseluruhan ( over all ).  Daya simpan tahu dari uji Total Plate count (TPC) yang paling tinggi diperoleh adalah pada perlakuan penggunaan konsentrasi tertinggi, yaitu 1% selama 3 hari pada suhu kamar. Sedangkan yang terendah diperoleh pada kontrol (tanpa kitosan) yang hanya bertahan selama 1 hari. Terlihat bahwa makin besar konsentrasi kitosan iradiasi, maka semakin tinggi pula daya hambat bakteri. Hal ini sangat berguna dalam aplikasinya terhadap bahan pangan, salah satunya sebagai pengawet alami pada tahu.  
  • 36. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pengujian antimikroba terhadap pengaruh konsentrasi kitosan yang diiradiasi dengan dosis tertentu pada bahan pangan lain.