SlideShare a Scribd company logo
3
Most read
4
Most read
6
Most read
Edge Computing vs Cloud Computing
Mahfud , Iwan krisnadi
Pasca Sarjana, Magister Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana
Email: mahfud031281@gmail.com, iwan.krisnadi.dr@gmail.com
ABSTRAK
Edge computing adalah praktik pemrosesan data yang dekat dengan tempat
dihasilkannya. Apa yang tidak terbantahkan adalah peningkatan peran edge
computing akan bermain dalam organisasi TI karena lebih banyak hal di
dunia yang didigitalkan. Manfaat dari edge architecture relatif jelas. Dengan
menempatkan lebih banyak pemrosesan data lebih dekat ke tempat
pembuatannya, edge computing dapat mengurangi latensi dan
mengaktifkan analitik real-time. Sedangkan Cloud dinilai memiliki sejumlah
kelemahan, diantaranya adalah soal tingginya Latensi (latency) alias lambatnya
komunikasi data melalui jaringan, keterbatasan bandwith, hingga regulasi
pemerintah.
Namun pada kenyataanya Edge Computing bukanlah solusi yang berdiri sendiri
tanpa adanya clouds computing. Dimana ini akan menghasilkan jaringan yang
semakin kompleks dan beragam yang dibangun di sekitar pusat yang lebih besar
yang berfungsi sebagai tulang punggung "cloudlets".
Edge computing tidak menggantikan Cloud. Jika kita ingin menyimpan data skala
besar dan proses online, server virtual akan tetap menjadi pilihan yang tepat.
Tetapi jika kita ingin membangun solusi responsif dengan latensi yang lebih
rendah, lengkapi dengan pemrosesan Edge untuk membuatnya lebih cepat dan
lebih andal
I. PENDAHULUAN
Perubahan teknologi pusat data (data center) ternyata begitu cepat. Jika tiga
tahun belakangan para pelaku TI percaya komputasi awan (cloud computing) bisa
mengatasi server konvensional untuk mendapatkan kecepatan, skalabilitas, dan
juga efisiensi ternyata kini kondisinya telah berubah. Cloud dinilai memiliki
sejumlah kelemahan, diantaranya adalah soal tingginya Latensi (latency) alias
lambatnya komunikasi data melalui jaringan, keterbatasan bandwith, hingga
regulasi pemerintah. Tingginya lalu lintas data tidak lagi dapat diatasi dengan
sistem cloud. Saat ini data center secara perlahan telah beralih menuju sistem
komputasi terdesentralisasi dan bersifat hibrida. Model desentralisasi yang biasa
disebut dengan edge computing, dianggap mampu mengatasi tantangan saat ini
dan di masa depan.
Secara sederhana, Edge Computing mendorong pemrosesan data menjauh
dari server terpusat dan lebih dekat ke "Edge" luar jaringan tempat sebagian besar
data dihasilkan dan dikumpulkan. Tidak seperti penyebaran cloud
tradisional dimana data dikumpulkan dan dikirim ke server pusat untuk dianalisis,
jaringan edge menyimpan data tersebut di pinggiran, menganalisis dan
menerapkannya lebih dekat ke sumbernya.
Penggunaan Edge Computing seringkali merupakan bagian dari arsitektur fog
computing yang lebih luas, yang menggunakan pusat data lokal sebagai "fog
nodes" untuk memperluas jangkauan jaringan cloud. Ketika data dikumpulkan,
simpul-simpul ini menentukan apakah harus dikirim kembali ke server pusat untuk
diproses atau diproses secara lokal. Proses gerbang ini membantu merampingkan
kinerja jaringan, memastikan bahwa perangkat lokal dapat menganalisis dan
menerapkan data lebih cepat sembari mengatur jumlah lalu lintas bandwidth yang
mengalir ke dan dari inti jaringan.
Selain itu, salah satu manfaat utama Edge Computing adalah
memungkinkan cloud untuk mewujudkan potensi internet of things (IoT). Edge
Computing memungkinkan data yang dihasilkan oleh perangkat internet (IoT)
diproses lebih dekat dari tempatnya daripada harus melewati rute panjang menuju
data center atau cloud. Melakukan proses komputasi lebih dengan ke tepi jaringan
memungkinkan organisasi untuk menganalisa data secara real time. Edge
computing sangat ideal dalam berbagai keadaan. Salah satunya adalah ketika
perangkat IoT memilik koneksi yang buruk, tidak efisien jika perangkat IoT harus
selalu terhubung dengan cloud. Kasus penggunaan lainnya berkaitan dengan
pemrosesan informasi yang sensitif terhadap latency. Edge computing
mengurangi latency, karena data tidak harus melintasi jaringan ke data center atau
cloud untuk dapat diproses. Ini sangat ideal untuk layanan keuangan atau
manufaktur dimana latency sangat berpengaruh. Berdasarkan kejadian inilah
maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini apakah cloud computing
akan tergantikan perannya dengan kehadiran edge computing.
II. DASAR TEORI
A. Apa Itu Edge Computing?
Edge computing adalah proses komputasi yang difokuskan untuk
memproses lalu lintas Internet of Things (IoT) dan penyimpanan data sedekat
mungkin dari sumber data ke pusat data sehingga dapat mengurangi Latency
dan penggunaan bandwidth yang tidak diperlukan. Secara sederhana, edge
computing ini adalah menjalankan proses seminimal mungkin dari cloud dan
memindahkannya pada tempat lokal layaknya penggunaan komputer secara
personal. Konsep ini dapat membawa komputasi pada jaringan edge untuk
mengurangi komunikasi jarak jauh antara client dan server.Definisi Edge
Computing Menurut International Data Corporation (IDC) “ Edge
computing adalah jaringan mesh pada data center mikro yang memproses
maupun melakukan penyimpanan data penting secara lokal dan
mendorongnya pada data center atau cloud dengan jarak kurang dari/sekitar
100 kaki persegi. Jika diartikan lebih sederhana, edge computing merupakan
proses yang dapat mengurangi rute pengolahan data dari lokal ke sistem
cloud.”
Contoh Edge Computing
Dari infografis di atas dapat dijelaskan bahwa dimana, proses lalu lintas
jaringan dari IoT akan berhenti pada jaringan edge computing. Kemudian, data-
data pada edge computing akan kembali di dorong pada sistem cloud. Ketika
perangkat (IoT) menerima perintah dari smart device, perintah tersebut akan
masuk dan dikirimkan melalui edge. Sehingga bandwidth yang dibutuhkan
untuk memproses perintah tersebut lebih singkat.
B. Pertimbangan Terkait Edge Computing
Saat CIO mulai mengeksplorasi opsi edge architecture dan
menggunakan case, berikut adalah beberapa pertimbangan penting
yang perlu diingat:
1. Kerangka Kerja yang Tepat Sangatlah Penting
Edge computing menjanjikan pengalaman pengguna lebih cepat,
waktu kerja lebih besar, dan biaya operasi yang lebih rendah-jika
dirancang dengan baik. Kuncinya adalah memilih kerangka kerja dan
teknologi tanpa server yang tepat.
2. Risiko Keamanan Cyber Meningkat
Ini adalah salah satu kelemahan edge computing, menurut
Dr. James Stanger, Chief Technology Evangelist di CompTIA.
“Meningkatkan jumlah perangkat yang mengumpulkan data dan
jumlah lokasi di mana pemrosesan data berlangsung juga
meningkatkan potensi serangan cyber di perangkat ini.”
Perusahaan yang ingin sepenuhnya merangkul inovasi di
ujungnya harus siap untuk mengakomodasi edge deployment dari
infrastruktur, aplikasi, dan data yang dimiliki oleh penyedia pihak
ketiga.
3. Tidak Ada Database atau Lapisan Data di Tepi/Edge (Belum)
Oleh karena itu, setiap pencarian akan menambah latensi,
peringatan dari Blum. Dan TI perlu mengambil langkah-langkah
tambahan untuk memungkinkan replikasi data.
4. Biaya Bisa Sulit untuk Diselesaikan
“Seringkali biaya jaringan salah ukuran dan diremehkan,” kata
Holger Mueller, Wakil Presiden dan analis utama di Constellation
Research. “Ini sering merupakan komputasi kritis untuk suatu
perusahaan, jadi sangat penting untuk memperbaikinya.”
5. Dukungan yang Berkelanjutan dan Persyaratan Pemeliharaan akan
Menjadi Signifikan
Lingkungan TI harus memiliki ketersediaan tinggi dan operasi
terus-menerus meskipun degradasi dan kegagalan jaringan. Mereka
harus memberikan gesekan dan pengiriman dinamis atas konektivitas
jaringan dan keamanan jaringan; kapabilitas komputasi canggih yang
mendukung latensi rendah dan analitik real-time; dan smart storage
yang memenuhi persyaratan untuk penempatan data lokal dan tata
kelola data.
Hal yang lebih penting lagi adalah penyebaran dan pemeliharaan
yang berkelanjutan dari semua aset TI harus dikontrol secara terpusat
dan otomatis sehingga organisasi dapat mengelola armada puluhan,
ratusan bahkan ribuan aset TI di lokasi di seluruh negara atau dunia.
6. Lebih Besar Bisa Lebih Baik
“Rencana dan arsitektur edge computing harus dikembangkan
dengan mengoperasionalkan seluruh perusahaan dalam pikiran,”
kata Jason Mann, Wakil Presiden IoT di SAS. Model Proof of
Concept (POC) jarang berhasil.
C. Apa itu Cloud Computing ?
Cloud Computing merupakan istilah dari Cloud diartikan sebagai internet
dan Computing diartikan sebagai komputer. Definisi dari Cloud Computing
adalah sebuah proses pengolahan daya komputasi melalui jaringan
internet yang memiliki fungsi agar dapat menjalankan program melalui
komputer yang telah terkoneksi satu sama lain pada waktu yang sama. Cloud
Computing merupakan sebuah teknologi yang menjadikan internet sebagai
pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna. Cloud
Computing memudahkan penggunanya untuk menjalankan program tanpa
harus menginstall aplikasi terlebih dahulu dan memudahkan pengguna untuk
mengakses data dan informasi melalui internet.
D. Cara Kerja Cloud Computing
Teknologi Cloud Computing ini menjadikan internet sebagai pusat server
dalam mengelelola data. Sistem ini memudahkan pengguna untuk login ke
internet agar mendapatkan akses untuk menjalankan program atau aplikasi
tanpa harus menginstall aplikasi tersebut.
Karena tidak perlu melakukan installasi pada aplikasi, maka untuk media
penyimpanan data dari pengguna juga disimpan secara virtual sehingga tidak
akan terbebani dengan penggunaan memori yang ada di komputer. Peritah-
perintah yang digunakan oleh pengguna tadi selanjutnya akan dilanjutkan ke
server aplikasi.Setelah perintah diterima oleh sever aplikasi, maka data akan
diproses yang akhirnya pengguna akan menerima halaman yang telah
diperbaharui sesuai dengan perintah yang telah diberikan sebelumnya. Contoh
dari Cloud Computing adalah Yahoo, PDF Gmail, Google Drive.
Perintah yang diberikan dalam penggunaan aplikasi tersebut akan langsung
terintegrasi secara langsung dengan sistem Cloud Computing yang ada di
komputer. Pengguna hanya memerlukan jaringan internet agar dapat
menjalankan aplikasi tersebut tanpa perlu melakukan instalasi
Berikut ini beberapa manfaat dari Cloud Computing, yaitu :
1. Media Penyimpanan Terpusat pada Server
Teknologi Cloud Computing memudahkan pengguna untuk menyimpan
data secara terpusat di satu server sesuai layanan yang sudah di sediakan
oleh Cloud Computing. Selain itu, dari segi infrastruktur pengguna tidak
tidak perlu lagi menyediakannya seperti data center, media penyimpanan,
sudah tersedia secara virtual oleh Cloud Computing.
2. Keamanan Data
Dalam penerapan teknologi Cloud Computing penyedia Cloud
Computing telah menyediakan jaminan data sehingga data tidak mudah
corrupt atau rusak , platform teknologi, jaminan ISO. Tentunya dengan
Cloud Computing akan membuat data dan informasi Anda bisa lebih aman
terjaga dibandingkan metode konventional yang digunakan oleh
kebanyakan orang saat ini.
3. Lebih Murah dan Tahan Lama
Cloud Computing tidak memerlukan media penyimpanan storage pada
hard disk eksternal karena sudah ada media penyimpanan terpusat pada
server. Karena semua produk hardware atau fisik memiliki masa pemakaian
dan setelah masa pemakaian tersebut biasanya akan terjadi beberapa
kerusakan dan berfungsi tidak optimal dan sering terjadi error.
III. PEMBAHASAN
A. Awal Munculnyha Edge Computing
Meningkatnya jumlah perangkat pintar setelah Industri 4.0 melihat
munculnya Edge Computing - arsitektur jaringan terdesentralisasi di mana data
diproses lebih dekat ke sumbernya. Apakah ini berarti pusat data Cloud
konvensional akan hilang?
Pada tahun 2016, investor teknologi Peter Levine meramalkan bahwa
Cloud Computing - yang sekarang kurang lebih mapan sebagai pendorong
inovasi bisnis - akan digantikan oleh Edge Computing dalam waktu dekat.
Banyak di industri menggemakan pernyataan ini, dengan alasan bahwa
komputasi akan menjadi desentralisasi dan, oleh karena itu, kebutuhan akan
Cloud terpusat akan lenyap. Apakah itu akan terjadi?.
Selama 12 tahun terakhir, pengambil keputusan telah beralih dari perangkat
keras dan perangkat lunak milik perusahaan ke model berbasis layanan dari
Cloud, menyimpan data dan mengembangkan aplikasi di dalamnya. Clouds
computing berarti bahwa sumber daya sistem, seperti penyimpanan data dan
daya komputasi, tersedia bagi pengguna melalui pusat data yang diakses
melalui internet. Cloud memungkinkan kita untuk menggunakan kekuatan
pemrosesan hanya sebanyak yang kita butuhkan (membayar sesuai
penggunaan), menghasilkan skalabilitas tinggi dan juga sangat memfasilitasi
inovasi. Metode yang sangat sukses ini membuktikan bahwa sumber daya
bersama dan pemeliharaan yang dialihdayakan tidak hanya lebih murah, tetapi
juga memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar. Baik perangkat keras dan
penggunaan TI telah berkembang pesat sejak Cloud diperkenalkan pada tahun
2006, dan sekarang kita berada di tengah-tengah evolusi yang cepat dari
Internet of Things (IoT) dan Industrial Internet of Things (IIoT).
Jumlah perangkat pintar dan layanan terhubung yang terus meningkat ini
berarti bahwa jumlah data yang dikirim ke pusat data terlalu besar untuk
memungkinkan pengalaman waktu nyata yang mulus yang diharapkan
pengguna. Selain itu, kelebihan data ini mencegah aplikasi berjalan semulus
yang seharusnya dapat dijalankan. Paradigma yang melihat logika bisnis dan
daya komputasi bergeser dari pusat jaringan (cloud computing) ke edge
computing, yaitu dimana lebih dekat ke tempat data dihasilkan di tempat
pertama. Data tidak lagi harus melakukan perjalanan ke pusat data jarak jauh
untuk diproses, tetapi akan dianalisis di pusat data edge (terkadang disebut
"cloudlet") atau di perangkat itu sendiri. Ini terbukti sangat berguna untuk kasus
penggunaan yang melibatkan kebutuhan waktu reaksi yang sangat singkat.
Dalam pembicaraan oleh Peter Levine, yang berjudul “Return to the Edge and
the End of Cloud Computing”, investor teknologi tersebut memprediksi bahwa
kebangkitan Edge akan berdampak pada jaringan, keamanan, penyimpanan,
dan pengelolaan solusi TI dengan cara yang sama bahwa Cloud mengubah
lanskap TI di awal tahun 2000-an saat itu, dimana terlihat transisi dari model
Client-Server yang terdesentralisasi ke model Cloud terpusat. Begitu pula,
perubahan dari Cloud ke Edge akan mengubah cara komputasi dilakukan
dalam waktu dekat.
B. Contoh Pengaplikasian Edge Computing
1) Smart Factory
Manufaktur cerdas dicirikan oleh kontrol komputer dan kemampuan
beradaptasi tingkat tinggi. Di satu sisi, TI adalah bagian fundamental dari
siklus hidup produk: sensor dan prosesor mengumpulkan dan menganalisis
data dan menyampaikannya kembali ke pabrik melalui layanan Cloud.
Tetapi jauh lebih umum, elemen-elemen produksi saling berhubungan
sehingga produksi dapat dioptimalkan hingga ke tingkat yang paling tinggi.
Sebagai contoh, mari kita lihat cara produsen pers Jerman menerapkan
manufaktur cerdas.
Saluran pers dilengkapi dengan 30 komputer industri yang memastikan
pengangkutan suku cadang yang diproduksi secara otomatis dan aman dari
satu fase pengepresan ke fase lainnya. Penekan individu, garis blanking,
dan komponen otomatis lainnya juga saling berhubungan. Sebelum satu
bagian diangkut ke fase berikutnya, kecepatan maksimum di mana blanko
harus dibentuk harus dihitung. Di sinilah simulasi proses itu memberikan
info yang diperlukan agar seluruh baris dioptimalkan. Jauh sebelum toolkit
pertama benar-benar dipasang, gambar virtual pers sudah menghasilkan
bagian demi bagian. Berkat simulasi pengepresan, pengosongan garis, dan
komponen lainnya, waktu untuk satu bagian yang akan dipindahkan ke fase
berikutnya dapat diminimalkan.
Pabrik yang terhubung seperti itu dapat menghasilkan hingga 3 petabyte
data per hari. Itu berarti 4 kuadriliun byte! Mengirimkan jumlah data ini ke
pusat data jarak jauh akan menciptakan latensi yang sangat buruk. (paling
sedikitnya). Jadi, data yang terkumpul dianalisis di pabrik itu sendiri,
sehingga memungkinkan penyesuaian dan implementasi instan. Pusat data
clouds umumnya akan digunakan untuk penyimpanan data jangka panjang
dan analisis data yang lebih banyak pemrosesan.
2) Smart Cars
Mobil tanpa pengemudi dapat menghasilkan hingga 4 terabyte per hari
per mobil. Biasanya akan memiliki lebih dari 200 sensor yang bertanggung
jawab untuk berbagai fungsi penting - mulai dari bantuan parkir hingga
deteksi titik buta hingga penghindaran tabrakan.
Sejumlah sensor ini bertugas mendeteksi pejalan kaki di depan mobil
dan memastikan pemicu darurat saat diperlukan. Sensor tidak hanya harus
menentukan bentuk pejalan kaki, tetapi juga menganalisis data secara
instan dengan beberapa sensor lain di dalam mobil yang terus
mengumpulkan info tentang cuaca, kondisi jalan, kendaraan di sekitar, dan
lain-lain.
Data penting ini tidak bisa begitu saja dikirim ke Cloud untuk diproses -
dibutuhkan sekitar 100 milidetik untuk volume Big Data untuk melakukan
perjalanan ke dan dari Cloud - karena bahkan milidetik pun dapat membuat
perbedaan dalam hal menjaga keselamatan di jalan raya.
Selain itu, koneksi internet tidak selalu dijamin - bahkan teknologi baru
seperti 5G masih memiliki jalan panjang sebelum menjadi alat konektivitas
yang stabil dan andal. Menggunakan Edge Computing, mobil pintar selalu
dapat tetap terhubung berkat jaringan yang lebih cepat yang mereka miliki.
Agar mobil mematuhi keselamatan di jalan raya, sensor dan kameranya
harus bekerja sama dengan sempurna. Ini telah memicu banyak inovasi di
bidang interkonektivitas. Orang bahkan dapat berargumen bahwa mobil
pintar - di antara faktor-faktor lain, karena relevansi dan perhatian media -
mendorong pengembangan Edge Computing. Mobil pintar saat ini sudah
memiliki kekuatan komputasi untuk menangani volume data yang sangat
besar ini. Mereka mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data
ini saat mengemudi, dan pada akhirnya, data tersebut dikirim ke Cloud
untuk penyimpanan dan analisis data yang lebih canggih.
3) Smart Cities
Kita mungkin pernah mendengar tentang rumah pintar, di mana hal-hal
seperti suhu, kelembapan, peralatan rumah tangga, dan sistem alarm
semuanya dipantau oleh sensor yang saling berhubungan dan dapat
dikontrol oleh pemilik rumah dari mana saja.
Sekarang bayangkan ini dalam skala yang lebih besar: kota di mana
transportasi umum, lampu lalu lintas, lampu jalan, dan kendali kualitas
udara dapat dipantau dan diarahkan oleh pejabat kota. Kita akan tahu
persis kapan bus berikutnya akan tiba di halte yang kita tunggu, dan
seberapa baik udara hari ini. Tapi, apakah tempat seperti itu benar-benar
ada? Republik Singapura dianggap sebagai kota pintar paling maju di Bumi.
Dengan dianugerahi penghargaan Smart City 2018 di Smart City Expo
World Congress atas penggunaan luar biasa dari teknologi mutakhir untuk
meningkatkan kehidupan orang-orang di kota.
Mari kita lihat lebih dekat sistem pengelolaan air Singapura. Di antara
peningkatan sistem inovatif lainnya, Public Utilities Board (PUB) - badan air
nasional Singapura - sedang mengembangkan prototipe internal untuk
mendeteksi mikroba dalam air. Perangkat portabel ini menggunakan
Kecerdasan Buatan dan pencitraan sepersekian detik untuk melakukan
tugasnya dalam waktu nyata, dan ditautkan ke aplikasi seluler dan chatbot
serta bekerja sepanjang waktu, menanggapi perintah dan mengirim laporan
gambar langsung, sehingga memicu peringatan ketika anomali terdeteksi.
Dijadwalkan untuk penyebaran skala besar pada akhir tahun 2020,
perangkat ini akan menjadi tambahan lain untuk jaringan sensor, kamera,
dan perangkat otonom yang sudah padat yang membantu menjalankan
kota secara efisien.
Sekarang kita dapat melihat ke mana arahnya: banyaknya data dan
kebutuhan akan ketersediaannya 24/7 membutuhkan solusi yang lebih gesit
dan responsif daripada yang dapat disediakan oleh Cloud terpusat. Yang
disebut pusat data mikro dan mini adalah unit pemrosesan data modular
yang dapat diterapkan lebih dekat ke sumber data dan akan sangat
mengurangi latensi yang mengganggu tersebut.
C. Apakah Edge Computing akan Menggantikan Clouds Computing?
Menurut beberapa pandangan, penggunaan data global akan meningkat
hingga 44 zettabytes (1 ZB adalah satu miliar terabyte), dengan jumlah
perangkat yang terhubung mencapai 80 miliar pada tahun 2025. Edge
computing adalah respons organik terhadap tren ini dan dimasukkan ke
dalamnya secara eksponensial pada waktu bersamaan.
Ada pergeseran ke arah jaringan yang lebih dinamis dan gesit yang
memungkinkan solusi cepat dan disesuaikan. Pertukaran yang terlihat
sederhana: kekuatan pemrosesan mentah dari arsitektur terpusat untuk
kelincahan yang terdesentralisasi. Komponen yang semakin kecil dan lebih
murah akan memfasilitasi pembuatan pusat data Edge modular yang lebih
kecil. Di sana, banyak proses data akan menemukan rumah baru mereka.
Berarti tidak seperti prediksi Levine, Cloud itu sendiri tidak mungkin
tergantikan. Sebaliknya, ini akan menyelesaikan konsep komputasi Edge, yang
bertindak sebagai hub untuk penyimpanan, pencadangan, koordinasi, dan
Pembelajaran Mesin. Tugas pemrosesan data yang lebih menuntut masih
membutuhkan infrastruktur Cloud.
Edge Computing bukanlah solusi yang berdiri sendiri. Ini akan
menghasilkan jaringan yang semakin kompleks dan beragam yang dibangun
di sekitar pusat yang lebih besar yang berfungsi sebagai tulang punggung
"cloudlets". Sementara konsep seperti mobil yang terhubung - pada dasarnya
menggerakkan pusat data - menunjukkan tren menuju kemandirian yang lebih
besar dari Cloud, aspek utama seperti keamanan data, stabilitas jaringan, dan
kekuatan pemrosesan akan terus mendorong kebutuhan pusat Big Data.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat penulis simpulkan, sebagaimana berikut::
1) Manfaat utama Edge Computing adalah memungkinkan cloud
untuk mewujudkan potensi internet of things (IoT). Edge Computing
memungkinkan data yang dihasilkan oleh perangkat internet (IoT) diproses
lebih dekat dari tempatnya daripada harus melewati rute panjang menuju data
center atau cloud.
2) Edge computing tidak menggantikan Cloud. Jika Anda ingin menyimpan data
skala besar dan proses online, server virtual akan tetap menjadi pilihan yang
tepat. Tetapi jika kita ingin membangun solusi responsif dengan latensi yang
lebih rendah, lengkapi dengan pemrosesan Edge untuk membuatnya lebih
cepat dan lebih andal.
V. DAFTAR PUSTAKA
 https://www.inixindo.co.id/index.php/it-forum/77-diskusi-umum/1730-
mengenal-edge-computing
 https://www.sales1crm.com/blog/apa-itu-edge-computing-definisi-infografis
 https://enterprisersproject.com/article/2020/4/edge-computing-vs-cloud-what-
is-difference
 https://idcloudhost.com/mengenal-apa-itu-cloud-computing-defenisi-fungsi-
dan-cara-kerja
 https://www.pgs-soft.com/blog/will-edge-computing-replace-the-cloud/

More Related Content

Similar to Edge Computing Vs Cloud Computing for IT.pdf (20)

DOC
51918221 makalah-cloud-computing
AlvIn GeRungan
 
PPTX
Sejarah cloud computing
cahkos
 
PPTX
CLOUD COMPITING
ucienmapcu
 
PPTX
Cloud computing ppt
menghilang
 
PDF
Cloud computing [Review]
Eko Wahyu Setiawan, S.Kom
 
PPTX
Silvanipoenya
vanyquw
 
PPTX
Pengertian Cloud Computing. kekuranga da kelbihapptx
kamilmuhamad076
 
PPTX
Cloud computing ppt
menghilang
 
DOCX
Cloud Computing
Aries Andrianto
 
PDF
Makalah pti cloud computing
Andina Nuringgani
 
PPTX
Pemanfaatam komputer di berbagai bidang.pptx
slempase
 
PPTX
Ansar uwade mengenal cloud computing
Yayasan Bina Mandiri Gorontalo
 
PDF
Widyatama.lecture.applied networking.iv-week-11-cloud.computing
Djadja Sardjana
 
PDF
Book of cloud computing
Herwin Anggeriana
 
PDF
Komputasi awan
Bayu Radityo
 
PDF
Makalah Dasar TIK Cloud Computing
Ernawati Ernawati
 
PDF
Makalah dasar tik cloud computing fix
Ria Desita Rahayu
 
PPTX
Ppt cloud computing
akuyuli
 
PDF
Widyatama.lecture.applied networking.iv-week-10.iptv
Djadja Sardjana
 
PPTX
Cloud compiting
ucienmapcu
 
51918221 makalah-cloud-computing
AlvIn GeRungan
 
Sejarah cloud computing
cahkos
 
CLOUD COMPITING
ucienmapcu
 
Cloud computing ppt
menghilang
 
Cloud computing [Review]
Eko Wahyu Setiawan, S.Kom
 
Silvanipoenya
vanyquw
 
Pengertian Cloud Computing. kekuranga da kelbihapptx
kamilmuhamad076
 
Cloud computing ppt
menghilang
 
Cloud Computing
Aries Andrianto
 
Makalah pti cloud computing
Andina Nuringgani
 
Pemanfaatam komputer di berbagai bidang.pptx
slempase
 
Ansar uwade mengenal cloud computing
Yayasan Bina Mandiri Gorontalo
 
Widyatama.lecture.applied networking.iv-week-11-cloud.computing
Djadja Sardjana
 
Book of cloud computing
Herwin Anggeriana
 
Komputasi awan
Bayu Radityo
 
Makalah Dasar TIK Cloud Computing
Ernawati Ernawati
 
Makalah dasar tik cloud computing fix
Ria Desita Rahayu
 
Ppt cloud computing
akuyuli
 
Widyatama.lecture.applied networking.iv-week-10.iptv
Djadja Sardjana
 
Cloud compiting
ucienmapcu
 

More from AnsarHasas1 (13)

PPTX
Data Warehousing about data ware house.pptx
AnsarHasas1
 
PPTX
Cloud Computing about Data Processing.pptx
AnsarHasas1
 
PPT
A Flexible Management for Resources in VPNs.ppt
AnsarHasas1
 
PPT
Virtual Private Networks VPN basics.ppt
AnsarHasas1
 
PDF
Session 2 Virtual Assistant product Hunting.pdf
AnsarHasas1
 
PPTX
Secure Socket Layer SSL Certificate.pptx
AnsarHasas1
 
PPTX
Event Process Chain (EPC) Presentation.pptx
AnsarHasas1
 
PPTX
6-Virtualizaiton-6.pptx
AnsarHasas1
 
PPTX
9-clustering-.pptx
AnsarHasas1
 
PPTX
Case Study Research.pptx
AnsarHasas1
 
PPTX
Chapter 3 Research Design (1).pptx
AnsarHasas1
 
PPT
Final+Version+Of+Today+Presentation.ppt
AnsarHasas1
 
PPTX
Chapter 2 Research Process.pptx
AnsarHasas1
 
Data Warehousing about data ware house.pptx
AnsarHasas1
 
Cloud Computing about Data Processing.pptx
AnsarHasas1
 
A Flexible Management for Resources in VPNs.ppt
AnsarHasas1
 
Virtual Private Networks VPN basics.ppt
AnsarHasas1
 
Session 2 Virtual Assistant product Hunting.pdf
AnsarHasas1
 
Secure Socket Layer SSL Certificate.pptx
AnsarHasas1
 
Event Process Chain (EPC) Presentation.pptx
AnsarHasas1
 
6-Virtualizaiton-6.pptx
AnsarHasas1
 
9-clustering-.pptx
AnsarHasas1
 
Case Study Research.pptx
AnsarHasas1
 
Chapter 3 Research Design (1).pptx
AnsarHasas1
 
Final+Version+Of+Today+Presentation.ppt
AnsarHasas1
 
Chapter 2 Research Process.pptx
AnsarHasas1
 
Ad

Recently uploaded (14)

PPTX
SOSIALISASI ANBK - TAHUN 2024 - SMPIPA.pptx
RIESKYFERDIAN2
 
PPTX
PERANCANGAN-DAN-IMPLEMENTASI-WEB-SERVICE-PERGIMMIKAN (2).pptx
tunggulbayu24
 
PPTX
3.1.3 Menentukan cara instalasi sistem operasi.pptx
adellaritmawati41
 
PPTX
Hipoglikemia_DM_T2_OAD_Tio.pptx tentang hipoglikemia
TioWisnu1
 
PDF
Pengaruh lem kertas terhadap penurunan dan peningkatan kekuatan bahan materia...
FreddyTaebenu
 
PPTX
Rencana pengadaan pelatihan Pendukung TEFA
apaajabisa1
 
PPTX
Materi informatika Analisis Data kelas 9
dwiambalaziz
 
PPTX
[GDGoC BiOn] Learn Go by Playing: A Number Guessing Game
gdgocbinusonline
 
PDF
Presentasi Appsheet Aplikasi My Finance .pdf
MZahyAzZahran
 
PPTX
Modul 5. Pedagogik untuk Koding-KA di Dikdasmen.pptx
guruinovasi2021
 
PPTX
3.1.2 Menetukan spesifikasi Hardware Server yang dibutuhkan.pptx
adellaritmawati41
 
PPTX
Dasar keamanan komputer- pengantar dan konsep awal
1967791850110
 
PDF
Materi Presantasi Topologi-Jaringan-1.pdf
yusayuliansyah67
 
PDF
DAY 2_Mengenal Lebih Dekat Kurikulum Koding & Kecerdasan Artifisial.pdf.pdf
fahmipudie
 
SOSIALISASI ANBK - TAHUN 2024 - SMPIPA.pptx
RIESKYFERDIAN2
 
PERANCANGAN-DAN-IMPLEMENTASI-WEB-SERVICE-PERGIMMIKAN (2).pptx
tunggulbayu24
 
3.1.3 Menentukan cara instalasi sistem operasi.pptx
adellaritmawati41
 
Hipoglikemia_DM_T2_OAD_Tio.pptx tentang hipoglikemia
TioWisnu1
 
Pengaruh lem kertas terhadap penurunan dan peningkatan kekuatan bahan materia...
FreddyTaebenu
 
Rencana pengadaan pelatihan Pendukung TEFA
apaajabisa1
 
Materi informatika Analisis Data kelas 9
dwiambalaziz
 
[GDGoC BiOn] Learn Go by Playing: A Number Guessing Game
gdgocbinusonline
 
Presentasi Appsheet Aplikasi My Finance .pdf
MZahyAzZahran
 
Modul 5. Pedagogik untuk Koding-KA di Dikdasmen.pptx
guruinovasi2021
 
3.1.2 Menetukan spesifikasi Hardware Server yang dibutuhkan.pptx
adellaritmawati41
 
Dasar keamanan komputer- pengantar dan konsep awal
1967791850110
 
Materi Presantasi Topologi-Jaringan-1.pdf
yusayuliansyah67
 
DAY 2_Mengenal Lebih Dekat Kurikulum Koding & Kecerdasan Artifisial.pdf.pdf
fahmipudie
 
Ad

Edge Computing Vs Cloud Computing for IT.pdf

  • 1. Edge Computing vs Cloud Computing Mahfud , Iwan krisnadi Pasca Sarjana, Magister Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana Email: [email protected], [email protected] ABSTRAK Edge computing adalah praktik pemrosesan data yang dekat dengan tempat dihasilkannya. Apa yang tidak terbantahkan adalah peningkatan peran edge computing akan bermain dalam organisasi TI karena lebih banyak hal di dunia yang didigitalkan. Manfaat dari edge architecture relatif jelas. Dengan menempatkan lebih banyak pemrosesan data lebih dekat ke tempat pembuatannya, edge computing dapat mengurangi latensi dan mengaktifkan analitik real-time. Sedangkan Cloud dinilai memiliki sejumlah kelemahan, diantaranya adalah soal tingginya Latensi (latency) alias lambatnya komunikasi data melalui jaringan, keterbatasan bandwith, hingga regulasi pemerintah. Namun pada kenyataanya Edge Computing bukanlah solusi yang berdiri sendiri tanpa adanya clouds computing. Dimana ini akan menghasilkan jaringan yang semakin kompleks dan beragam yang dibangun di sekitar pusat yang lebih besar yang berfungsi sebagai tulang punggung "cloudlets". Edge computing tidak menggantikan Cloud. Jika kita ingin menyimpan data skala besar dan proses online, server virtual akan tetap menjadi pilihan yang tepat. Tetapi jika kita ingin membangun solusi responsif dengan latensi yang lebih rendah, lengkapi dengan pemrosesan Edge untuk membuatnya lebih cepat dan lebih andal I. PENDAHULUAN
  • 2. Perubahan teknologi pusat data (data center) ternyata begitu cepat. Jika tiga tahun belakangan para pelaku TI percaya komputasi awan (cloud computing) bisa mengatasi server konvensional untuk mendapatkan kecepatan, skalabilitas, dan juga efisiensi ternyata kini kondisinya telah berubah. Cloud dinilai memiliki sejumlah kelemahan, diantaranya adalah soal tingginya Latensi (latency) alias lambatnya komunikasi data melalui jaringan, keterbatasan bandwith, hingga regulasi pemerintah. Tingginya lalu lintas data tidak lagi dapat diatasi dengan sistem cloud. Saat ini data center secara perlahan telah beralih menuju sistem komputasi terdesentralisasi dan bersifat hibrida. Model desentralisasi yang biasa disebut dengan edge computing, dianggap mampu mengatasi tantangan saat ini dan di masa depan. Secara sederhana, Edge Computing mendorong pemrosesan data menjauh dari server terpusat dan lebih dekat ke "Edge" luar jaringan tempat sebagian besar data dihasilkan dan dikumpulkan. Tidak seperti penyebaran cloud tradisional dimana data dikumpulkan dan dikirim ke server pusat untuk dianalisis, jaringan edge menyimpan data tersebut di pinggiran, menganalisis dan menerapkannya lebih dekat ke sumbernya. Penggunaan Edge Computing seringkali merupakan bagian dari arsitektur fog computing yang lebih luas, yang menggunakan pusat data lokal sebagai "fog nodes" untuk memperluas jangkauan jaringan cloud. Ketika data dikumpulkan, simpul-simpul ini menentukan apakah harus dikirim kembali ke server pusat untuk diproses atau diproses secara lokal. Proses gerbang ini membantu merampingkan kinerja jaringan, memastikan bahwa perangkat lokal dapat menganalisis dan menerapkan data lebih cepat sembari mengatur jumlah lalu lintas bandwidth yang mengalir ke dan dari inti jaringan. Selain itu, salah satu manfaat utama Edge Computing adalah memungkinkan cloud untuk mewujudkan potensi internet of things (IoT). Edge Computing memungkinkan data yang dihasilkan oleh perangkat internet (IoT) diproses lebih dekat dari tempatnya daripada harus melewati rute panjang menuju data center atau cloud. Melakukan proses komputasi lebih dengan ke tepi jaringan memungkinkan organisasi untuk menganalisa data secara real time. Edge computing sangat ideal dalam berbagai keadaan. Salah satunya adalah ketika perangkat IoT memilik koneksi yang buruk, tidak efisien jika perangkat IoT harus selalu terhubung dengan cloud. Kasus penggunaan lainnya berkaitan dengan
  • 3. pemrosesan informasi yang sensitif terhadap latency. Edge computing mengurangi latency, karena data tidak harus melintasi jaringan ke data center atau cloud untuk dapat diproses. Ini sangat ideal untuk layanan keuangan atau manufaktur dimana latency sangat berpengaruh. Berdasarkan kejadian inilah maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini apakah cloud computing akan tergantikan perannya dengan kehadiran edge computing. II. DASAR TEORI A. Apa Itu Edge Computing? Edge computing adalah proses komputasi yang difokuskan untuk memproses lalu lintas Internet of Things (IoT) dan penyimpanan data sedekat mungkin dari sumber data ke pusat data sehingga dapat mengurangi Latency dan penggunaan bandwidth yang tidak diperlukan. Secara sederhana, edge computing ini adalah menjalankan proses seminimal mungkin dari cloud dan memindahkannya pada tempat lokal layaknya penggunaan komputer secara personal. Konsep ini dapat membawa komputasi pada jaringan edge untuk mengurangi komunikasi jarak jauh antara client dan server.Definisi Edge Computing Menurut International Data Corporation (IDC) “ Edge computing adalah jaringan mesh pada data center mikro yang memproses maupun melakukan penyimpanan data penting secara lokal dan mendorongnya pada data center atau cloud dengan jarak kurang dari/sekitar 100 kaki persegi. Jika diartikan lebih sederhana, edge computing merupakan proses yang dapat mengurangi rute pengolahan data dari lokal ke sistem cloud.” Contoh Edge Computing
  • 4. Dari infografis di atas dapat dijelaskan bahwa dimana, proses lalu lintas jaringan dari IoT akan berhenti pada jaringan edge computing. Kemudian, data- data pada edge computing akan kembali di dorong pada sistem cloud. Ketika perangkat (IoT) menerima perintah dari smart device, perintah tersebut akan masuk dan dikirimkan melalui edge. Sehingga bandwidth yang dibutuhkan untuk memproses perintah tersebut lebih singkat. B. Pertimbangan Terkait Edge Computing Saat CIO mulai mengeksplorasi opsi edge architecture dan menggunakan case, berikut adalah beberapa pertimbangan penting yang perlu diingat: 1. Kerangka Kerja yang Tepat Sangatlah Penting Edge computing menjanjikan pengalaman pengguna lebih cepat, waktu kerja lebih besar, dan biaya operasi yang lebih rendah-jika dirancang dengan baik. Kuncinya adalah memilih kerangka kerja dan teknologi tanpa server yang tepat. 2. Risiko Keamanan Cyber Meningkat Ini adalah salah satu kelemahan edge computing, menurut Dr. James Stanger, Chief Technology Evangelist di CompTIA.
  • 5. “Meningkatkan jumlah perangkat yang mengumpulkan data dan jumlah lokasi di mana pemrosesan data berlangsung juga meningkatkan potensi serangan cyber di perangkat ini.” Perusahaan yang ingin sepenuhnya merangkul inovasi di ujungnya harus siap untuk mengakomodasi edge deployment dari infrastruktur, aplikasi, dan data yang dimiliki oleh penyedia pihak ketiga. 3. Tidak Ada Database atau Lapisan Data di Tepi/Edge (Belum) Oleh karena itu, setiap pencarian akan menambah latensi, peringatan dari Blum. Dan TI perlu mengambil langkah-langkah tambahan untuk memungkinkan replikasi data. 4. Biaya Bisa Sulit untuk Diselesaikan “Seringkali biaya jaringan salah ukuran dan diremehkan,” kata Holger Mueller, Wakil Presiden dan analis utama di Constellation Research. “Ini sering merupakan komputasi kritis untuk suatu perusahaan, jadi sangat penting untuk memperbaikinya.” 5. Dukungan yang Berkelanjutan dan Persyaratan Pemeliharaan akan Menjadi Signifikan Lingkungan TI harus memiliki ketersediaan tinggi dan operasi terus-menerus meskipun degradasi dan kegagalan jaringan. Mereka harus memberikan gesekan dan pengiriman dinamis atas konektivitas jaringan dan keamanan jaringan; kapabilitas komputasi canggih yang mendukung latensi rendah dan analitik real-time; dan smart storage yang memenuhi persyaratan untuk penempatan data lokal dan tata kelola data. Hal yang lebih penting lagi adalah penyebaran dan pemeliharaan yang berkelanjutan dari semua aset TI harus dikontrol secara terpusat dan otomatis sehingga organisasi dapat mengelola armada puluhan, ratusan bahkan ribuan aset TI di lokasi di seluruh negara atau dunia. 6. Lebih Besar Bisa Lebih Baik
  • 6. “Rencana dan arsitektur edge computing harus dikembangkan dengan mengoperasionalkan seluruh perusahaan dalam pikiran,” kata Jason Mann, Wakil Presiden IoT di SAS. Model Proof of Concept (POC) jarang berhasil. C. Apa itu Cloud Computing ? Cloud Computing merupakan istilah dari Cloud diartikan sebagai internet dan Computing diartikan sebagai komputer. Definisi dari Cloud Computing adalah sebuah proses pengolahan daya komputasi melalui jaringan internet yang memiliki fungsi agar dapat menjalankan program melalui komputer yang telah terkoneksi satu sama lain pada waktu yang sama. Cloud Computing merupakan sebuah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna. Cloud Computing memudahkan penggunanya untuk menjalankan program tanpa harus menginstall aplikasi terlebih dahulu dan memudahkan pengguna untuk mengakses data dan informasi melalui internet. D. Cara Kerja Cloud Computing Teknologi Cloud Computing ini menjadikan internet sebagai pusat server dalam mengelelola data. Sistem ini memudahkan pengguna untuk login ke internet agar mendapatkan akses untuk menjalankan program atau aplikasi tanpa harus menginstall aplikasi tersebut.
  • 7. Karena tidak perlu melakukan installasi pada aplikasi, maka untuk media penyimpanan data dari pengguna juga disimpan secara virtual sehingga tidak akan terbebani dengan penggunaan memori yang ada di komputer. Peritah- perintah yang digunakan oleh pengguna tadi selanjutnya akan dilanjutkan ke server aplikasi.Setelah perintah diterima oleh sever aplikasi, maka data akan diproses yang akhirnya pengguna akan menerima halaman yang telah diperbaharui sesuai dengan perintah yang telah diberikan sebelumnya. Contoh dari Cloud Computing adalah Yahoo, PDF Gmail, Google Drive. Perintah yang diberikan dalam penggunaan aplikasi tersebut akan langsung terintegrasi secara langsung dengan sistem Cloud Computing yang ada di komputer. Pengguna hanya memerlukan jaringan internet agar dapat menjalankan aplikasi tersebut tanpa perlu melakukan instalasi Berikut ini beberapa manfaat dari Cloud Computing, yaitu : 1. Media Penyimpanan Terpusat pada Server Teknologi Cloud Computing memudahkan pengguna untuk menyimpan data secara terpusat di satu server sesuai layanan yang sudah di sediakan oleh Cloud Computing. Selain itu, dari segi infrastruktur pengguna tidak tidak perlu lagi menyediakannya seperti data center, media penyimpanan, sudah tersedia secara virtual oleh Cloud Computing. 2. Keamanan Data Dalam penerapan teknologi Cloud Computing penyedia Cloud Computing telah menyediakan jaminan data sehingga data tidak mudah corrupt atau rusak , platform teknologi, jaminan ISO. Tentunya dengan Cloud Computing akan membuat data dan informasi Anda bisa lebih aman terjaga dibandingkan metode konventional yang digunakan oleh kebanyakan orang saat ini. 3. Lebih Murah dan Tahan Lama Cloud Computing tidak memerlukan media penyimpanan storage pada hard disk eksternal karena sudah ada media penyimpanan terpusat pada server. Karena semua produk hardware atau fisik memiliki masa pemakaian dan setelah masa pemakaian tersebut biasanya akan terjadi beberapa kerusakan dan berfungsi tidak optimal dan sering terjadi error.
  • 8. III. PEMBAHASAN A. Awal Munculnyha Edge Computing Meningkatnya jumlah perangkat pintar setelah Industri 4.0 melihat munculnya Edge Computing - arsitektur jaringan terdesentralisasi di mana data diproses lebih dekat ke sumbernya. Apakah ini berarti pusat data Cloud konvensional akan hilang? Pada tahun 2016, investor teknologi Peter Levine meramalkan bahwa Cloud Computing - yang sekarang kurang lebih mapan sebagai pendorong inovasi bisnis - akan digantikan oleh Edge Computing dalam waktu dekat. Banyak di industri menggemakan pernyataan ini, dengan alasan bahwa komputasi akan menjadi desentralisasi dan, oleh karena itu, kebutuhan akan Cloud terpusat akan lenyap. Apakah itu akan terjadi?. Selama 12 tahun terakhir, pengambil keputusan telah beralih dari perangkat keras dan perangkat lunak milik perusahaan ke model berbasis layanan dari Cloud, menyimpan data dan mengembangkan aplikasi di dalamnya. Clouds computing berarti bahwa sumber daya sistem, seperti penyimpanan data dan daya komputasi, tersedia bagi pengguna melalui pusat data yang diakses melalui internet. Cloud memungkinkan kita untuk menggunakan kekuatan pemrosesan hanya sebanyak yang kita butuhkan (membayar sesuai penggunaan), menghasilkan skalabilitas tinggi dan juga sangat memfasilitasi inovasi. Metode yang sangat sukses ini membuktikan bahwa sumber daya bersama dan pemeliharaan yang dialihdayakan tidak hanya lebih murah, tetapi juga memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar. Baik perangkat keras dan penggunaan TI telah berkembang pesat sejak Cloud diperkenalkan pada tahun 2006, dan sekarang kita berada di tengah-tengah evolusi yang cepat dari Internet of Things (IoT) dan Industrial Internet of Things (IIoT). Jumlah perangkat pintar dan layanan terhubung yang terus meningkat ini berarti bahwa jumlah data yang dikirim ke pusat data terlalu besar untuk memungkinkan pengalaman waktu nyata yang mulus yang diharapkan pengguna. Selain itu, kelebihan data ini mencegah aplikasi berjalan semulus yang seharusnya dapat dijalankan. Paradigma yang melihat logika bisnis dan daya komputasi bergeser dari pusat jaringan (cloud computing) ke edge computing, yaitu dimana lebih dekat ke tempat data dihasilkan di tempat
  • 9. pertama. Data tidak lagi harus melakukan perjalanan ke pusat data jarak jauh untuk diproses, tetapi akan dianalisis di pusat data edge (terkadang disebut "cloudlet") atau di perangkat itu sendiri. Ini terbukti sangat berguna untuk kasus penggunaan yang melibatkan kebutuhan waktu reaksi yang sangat singkat. Dalam pembicaraan oleh Peter Levine, yang berjudul “Return to the Edge and the End of Cloud Computing”, investor teknologi tersebut memprediksi bahwa kebangkitan Edge akan berdampak pada jaringan, keamanan, penyimpanan, dan pengelolaan solusi TI dengan cara yang sama bahwa Cloud mengubah lanskap TI di awal tahun 2000-an saat itu, dimana terlihat transisi dari model Client-Server yang terdesentralisasi ke model Cloud terpusat. Begitu pula, perubahan dari Cloud ke Edge akan mengubah cara komputasi dilakukan dalam waktu dekat. B. Contoh Pengaplikasian Edge Computing 1) Smart Factory Manufaktur cerdas dicirikan oleh kontrol komputer dan kemampuan beradaptasi tingkat tinggi. Di satu sisi, TI adalah bagian fundamental dari siklus hidup produk: sensor dan prosesor mengumpulkan dan menganalisis data dan menyampaikannya kembali ke pabrik melalui layanan Cloud. Tetapi jauh lebih umum, elemen-elemen produksi saling berhubungan sehingga produksi dapat dioptimalkan hingga ke tingkat yang paling tinggi. Sebagai contoh, mari kita lihat cara produsen pers Jerman menerapkan manufaktur cerdas. Saluran pers dilengkapi dengan 30 komputer industri yang memastikan pengangkutan suku cadang yang diproduksi secara otomatis dan aman dari satu fase pengepresan ke fase lainnya. Penekan individu, garis blanking, dan komponen otomatis lainnya juga saling berhubungan. Sebelum satu bagian diangkut ke fase berikutnya, kecepatan maksimum di mana blanko harus dibentuk harus dihitung. Di sinilah simulasi proses itu memberikan info yang diperlukan agar seluruh baris dioptimalkan. Jauh sebelum toolkit pertama benar-benar dipasang, gambar virtual pers sudah menghasilkan bagian demi bagian. Berkat simulasi pengepresan, pengosongan garis, dan
  • 10. komponen lainnya, waktu untuk satu bagian yang akan dipindahkan ke fase berikutnya dapat diminimalkan. Pabrik yang terhubung seperti itu dapat menghasilkan hingga 3 petabyte data per hari. Itu berarti 4 kuadriliun byte! Mengirimkan jumlah data ini ke pusat data jarak jauh akan menciptakan latensi yang sangat buruk. (paling sedikitnya). Jadi, data yang terkumpul dianalisis di pabrik itu sendiri, sehingga memungkinkan penyesuaian dan implementasi instan. Pusat data clouds umumnya akan digunakan untuk penyimpanan data jangka panjang dan analisis data yang lebih banyak pemrosesan. 2) Smart Cars Mobil tanpa pengemudi dapat menghasilkan hingga 4 terabyte per hari per mobil. Biasanya akan memiliki lebih dari 200 sensor yang bertanggung jawab untuk berbagai fungsi penting - mulai dari bantuan parkir hingga deteksi titik buta hingga penghindaran tabrakan. Sejumlah sensor ini bertugas mendeteksi pejalan kaki di depan mobil dan memastikan pemicu darurat saat diperlukan. Sensor tidak hanya harus menentukan bentuk pejalan kaki, tetapi juga menganalisis data secara instan dengan beberapa sensor lain di dalam mobil yang terus mengumpulkan info tentang cuaca, kondisi jalan, kendaraan di sekitar, dan lain-lain. Data penting ini tidak bisa begitu saja dikirim ke Cloud untuk diproses - dibutuhkan sekitar 100 milidetik untuk volume Big Data untuk melakukan perjalanan ke dan dari Cloud - karena bahkan milidetik pun dapat membuat perbedaan dalam hal menjaga keselamatan di jalan raya. Selain itu, koneksi internet tidak selalu dijamin - bahkan teknologi baru seperti 5G masih memiliki jalan panjang sebelum menjadi alat konektivitas yang stabil dan andal. Menggunakan Edge Computing, mobil pintar selalu dapat tetap terhubung berkat jaringan yang lebih cepat yang mereka miliki. Agar mobil mematuhi keselamatan di jalan raya, sensor dan kameranya harus bekerja sama dengan sempurna. Ini telah memicu banyak inovasi di bidang interkonektivitas. Orang bahkan dapat berargumen bahwa mobil pintar - di antara faktor-faktor lain, karena relevansi dan perhatian media - mendorong pengembangan Edge Computing. Mobil pintar saat ini sudah
  • 11. memiliki kekuatan komputasi untuk menangani volume data yang sangat besar ini. Mereka mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan data ini saat mengemudi, dan pada akhirnya, data tersebut dikirim ke Cloud untuk penyimpanan dan analisis data yang lebih canggih. 3) Smart Cities Kita mungkin pernah mendengar tentang rumah pintar, di mana hal-hal seperti suhu, kelembapan, peralatan rumah tangga, dan sistem alarm semuanya dipantau oleh sensor yang saling berhubungan dan dapat dikontrol oleh pemilik rumah dari mana saja. Sekarang bayangkan ini dalam skala yang lebih besar: kota di mana transportasi umum, lampu lalu lintas, lampu jalan, dan kendali kualitas udara dapat dipantau dan diarahkan oleh pejabat kota. Kita akan tahu persis kapan bus berikutnya akan tiba di halte yang kita tunggu, dan seberapa baik udara hari ini. Tapi, apakah tempat seperti itu benar-benar ada? Republik Singapura dianggap sebagai kota pintar paling maju di Bumi. Dengan dianugerahi penghargaan Smart City 2018 di Smart City Expo World Congress atas penggunaan luar biasa dari teknologi mutakhir untuk meningkatkan kehidupan orang-orang di kota. Mari kita lihat lebih dekat sistem pengelolaan air Singapura. Di antara peningkatan sistem inovatif lainnya, Public Utilities Board (PUB) - badan air nasional Singapura - sedang mengembangkan prototipe internal untuk mendeteksi mikroba dalam air. Perangkat portabel ini menggunakan Kecerdasan Buatan dan pencitraan sepersekian detik untuk melakukan tugasnya dalam waktu nyata, dan ditautkan ke aplikasi seluler dan chatbot serta bekerja sepanjang waktu, menanggapi perintah dan mengirim laporan gambar langsung, sehingga memicu peringatan ketika anomali terdeteksi. Dijadwalkan untuk penyebaran skala besar pada akhir tahun 2020, perangkat ini akan menjadi tambahan lain untuk jaringan sensor, kamera, dan perangkat otonom yang sudah padat yang membantu menjalankan kota secara efisien. Sekarang kita dapat melihat ke mana arahnya: banyaknya data dan kebutuhan akan ketersediaannya 24/7 membutuhkan solusi yang lebih gesit dan responsif daripada yang dapat disediakan oleh Cloud terpusat. Yang
  • 12. disebut pusat data mikro dan mini adalah unit pemrosesan data modular yang dapat diterapkan lebih dekat ke sumber data dan akan sangat mengurangi latensi yang mengganggu tersebut. C. Apakah Edge Computing akan Menggantikan Clouds Computing? Menurut beberapa pandangan, penggunaan data global akan meningkat hingga 44 zettabytes (1 ZB adalah satu miliar terabyte), dengan jumlah perangkat yang terhubung mencapai 80 miliar pada tahun 2025. Edge computing adalah respons organik terhadap tren ini dan dimasukkan ke dalamnya secara eksponensial pada waktu bersamaan. Ada pergeseran ke arah jaringan yang lebih dinamis dan gesit yang memungkinkan solusi cepat dan disesuaikan. Pertukaran yang terlihat sederhana: kekuatan pemrosesan mentah dari arsitektur terpusat untuk kelincahan yang terdesentralisasi. Komponen yang semakin kecil dan lebih murah akan memfasilitasi pembuatan pusat data Edge modular yang lebih kecil. Di sana, banyak proses data akan menemukan rumah baru mereka. Berarti tidak seperti prediksi Levine, Cloud itu sendiri tidak mungkin tergantikan. Sebaliknya, ini akan menyelesaikan konsep komputasi Edge, yang bertindak sebagai hub untuk penyimpanan, pencadangan, koordinasi, dan Pembelajaran Mesin. Tugas pemrosesan data yang lebih menuntut masih membutuhkan infrastruktur Cloud. Edge Computing bukanlah solusi yang berdiri sendiri. Ini akan menghasilkan jaringan yang semakin kompleks dan beragam yang dibangun di sekitar pusat yang lebih besar yang berfungsi sebagai tulang punggung "cloudlets". Sementara konsep seperti mobil yang terhubung - pada dasarnya menggerakkan pusat data - menunjukkan tren menuju kemandirian yang lebih besar dari Cloud, aspek utama seperti keamanan data, stabilitas jaringan, dan kekuatan pemrosesan akan terus mendorong kebutuhan pusat Big Data.
  • 13. IV. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan diatas dapat penulis simpulkan, sebagaimana berikut:: 1) Manfaat utama Edge Computing adalah memungkinkan cloud untuk mewujudkan potensi internet of things (IoT). Edge Computing memungkinkan data yang dihasilkan oleh perangkat internet (IoT) diproses lebih dekat dari tempatnya daripada harus melewati rute panjang menuju data center atau cloud. 2) Edge computing tidak menggantikan Cloud. Jika Anda ingin menyimpan data skala besar dan proses online, server virtual akan tetap menjadi pilihan yang tepat. Tetapi jika kita ingin membangun solusi responsif dengan latensi yang lebih rendah, lengkapi dengan pemrosesan Edge untuk membuatnya lebih cepat dan lebih andal.
  • 14. V. DAFTAR PUSTAKA  https://www.inixindo.co.id/index.php/it-forum/77-diskusi-umum/1730- mengenal-edge-computing  https://www.sales1crm.com/blog/apa-itu-edge-computing-definisi-infografis  https://enterprisersproject.com/article/2020/4/edge-computing-vs-cloud-what- is-difference  https://idcloudhost.com/mengenal-apa-itu-cloud-computing-defenisi-fungsi- dan-cara-kerja  https://www.pgs-soft.com/blog/will-edge-computing-replace-the-cloud/