Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh, Shalom, Damai Sejahtera, Om
Swastyastu,
Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu
SALAM & BAHAGIA
EKSPLORASI KONSEP
MODUL 1.2
Nilai-Nilai dan Peran
Guru Penggerak
Pengembang Modul: Aditya
Dharma
5
Tenangkan
hati dan pikiran
arahkan semua
perhatian untuk
fokus belajar hadirkan
rasa ingin tahu,
syukur, dan
welas asih.
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Guru Penggerak memahami peran dan alasan
menjadi pemimpin pembelajaran.
• Guru Penggerak, melalui refleksi diri yang
terdokumentasi, mampu secara reguler
mengidentifikasi kebutuhan peningkatan
kompetensi dan kematangan diri demi
mendukung pembelajaran murid.
• Guru Penggerak secara aktif menetapkan
tujuan, membuat rencana, dan menentukan
cara untuk mencapainya dalam meningkatkan
kompetensi dan kematangan dirinya.
KOMPETENSI
LULUSAN YANG
DITUJU
CAPAIAN KHUSUS
MODUL
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Calon Guru Penggerak menumbuhkembangkan Profil Pelajar
Pancasila, nilai-nilai dan peran Guru Penggerak dalam dirinya.
• Calon Guru Penggerak menjadi teladan dalam
menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila dalam diri murid-
murid.
CAPAIAN UMUM
MODUL
Calon Guru Penggerak mampu:
• memahami bahwa manusia memiliki daya untuk memilih (Choice
Theory),
• memahami pentingnya menumbuhkan motivasi intrinsik,
• memahami bagaimana otak triune, kebutuhan dasar manusia, dan
perkembangan psikososial mempengaruhi bagaimana nilai-nilai
tumbuh dalam diri seseorang,
• menerapkan nilai-nilai Guru Penggerak dalam kesehariannya,
• menjalankan peran-peran Guru Penggerak dalam membawakan
perubahan pada ekosistem sekolah,
• mengadopsi kebiasaan reflektif sebagai Guru Penggerak.
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Guru Penggerak memahami peran dan alasan
menjadi pemimpin pembelajaran.
• Guru Penggerak, melalui refleksi diri yang
terdokumentasi, mampu secara reguler
mengidentifikasi kebutuhan peningkatan
kompetensi dan kematangan diri demi mendukung
pembelajaran murid.
• Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan,
membuat rencana, dan menentukan cara untuk
mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan
kematangan dirinya.
KOMPETENSI
LULUSAN YANG
DITUJU
CAPAIAN KHUSUS
MODUL
TUJUAN PEMBELAJARAN
CGP mampu menumbuh-kembangkan Profil Pelajar Pancasila, dan
nilai-nilai Guru Penggerak (GP) dalam dirinya sehingga mampu
menumbuh-kembangkan Profil Pelajar Pancasila dalam diri murid-
murid sekaligus memainkan perannya sebagai GP.
CAPAIAN UMUM
MODUL
Calon Guru Penggerak mampu:
• memahami bahwa manusia memiliki daya untuk memilih
(choice theory)
• memahami pentingnya menumbuhkan motivasi intrinsik
• memahami bagaimana otak triune, kebutuhan dasar manusia,
dan perkembangan psikososial bekerja mempengaruhi
tumbuhnya nilai-nilai dalam diri seseorang
• memahami bagaimana nilai-nilai Guru Penggerak dapat
menguatkan peran Guru Penggerak dalam membawakan
perubahan pada ekosistem sekolah
• mengadopsi kebiasaan reflektif sebagai Guru Penggerak.
1. Makna, tujuan, dan pandangan hidup berdasarkan prinsip moral dan keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
2. Penerapan kode etik dalam menjalankan tugas dan peran sebagai guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah,
3. Refleksi dan perencanaan kebutuhan pengembangan diri untuk peningkatan kepemimpinan satuan pendidikan yang
berpusat pada peserta didik,
4. Cara adaptif melakukan pengembangan diri untuk meningkatkan kepemimpinan satuan pendidikan yang berpusat
pada peserta didik,
5. Empati terhadap peserta didik dalam pengambilan keputusan,
6. Respek terhadap hak peserta didik dalam menjalankan peran sebagai guru atau kepala sekolah,
7. Kepedulian terhadap keselamatan dan keamanan peserta didik sebagai individu dan kelompok dalam menjalankan
peran sebagai guru atau kepala sekolah,
8. Pengorganisasian tugas-tugas bersama warga satuan pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan,
9. Inisiatif berkontribusi untuk mencapai tujuan bersama dalam peningkatan kualitas satuan pendidikan,
10.Berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas untuk peningkatan kualitas kepemimpinan
di satuan pendidikan,
11.Berbagi praktik baik dan karya tentang kepemimpinan satuan pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan
pendidikan yang berpusat pada peserta didik,
12.Kepemimpinan pembelajaran dalam perencanaan, pelaksanaan, asesmen, dan pelaporan capaian belajar peserta
didik dengan memperhatikan karakteristik guru.
Menguatkan model kompetensi yang diperlukan, baik sebagai:
● Guru (Perdirjen GTK No.2626 tahun 2023),
● Kepala Sekolah (Perdirjen GTK No.7327 tahun 2023) maupun
● Pengawas Sekolah (Perdirjen GTK No.7328 tahun 2023)
1.Rasa aman dan nyaman peserta didik dalam proses pembelajaran,
2.Instruksi pembelajaran yang mencakup strategi dan komunikasi untuk menumbuhkan minat
dan nalar kritis peserta didik,
3.Umpan balik terhadap peserta didik mengenai pembelajarannya,
4.Pengelolaan emosi dalam menjalankan peran sebagai pendidik,
5.Interaksi aktif dan empatik terhadap peserta didik,
6.Tahapan perkembangan dan karakteristik yang relevan dengan kebutuhan belajar,
serta beberapa sub-indikator yang khusus ada pada Model Kompetensi Guru, yaitu:
1.Penerapan hasil pengembangan diri untuk peningkatan mutu layanan satuan pendidikan yang
berpusat pada peserta didik,
2.Berkoordinasi secara berkala dengan pemangku kepentingan untuk peningkatan mutu
layanan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik.
dan sub-indikator yang khusus ada pada Model Kompetensi Pengawas Sekolah, yaitu:
MULAI DARI DIRI
MULAI DARI DIRI
●Apa yang membuat Kegiatan Trapesium Usia
digunakan pada bagian ini?
●Apa kaitannya dengan nilai-nilai dan peran guru?
●Sejauh mana kondisi yang ada di luar diri manusia
berkaitan dengan apa yang terjadi di dalam diri kita?
MULAI DARI DIRI
● Sebagai pendidik penting untuk menyadari bahwa apapun yang
terjadi di hadapan seorang anak, berpeluang untuk
mempengaruhi dunia di dalam diri mereka (dan mungkin
berdampak hingga lanjut usia).
● Pendidik harus lebih peka dan terus berpikir bagaimana
menjadi lebih efektif dalam “menciptakan atau memanfaatkan
kondisi” yang dihadapi anak, sehingga anak dapat mengambil
maknanya secara sehat dan produktif.
● Roda Emosi Plutchik adalah model yang menggambarkan rentang intensitas dari
delapan emosi dasar: gembira, percaya, takut, terkejut, sedih, muak, marah, dan
antisipatif, yang dapat berinteraksi dan menghasilkan emosi-emosi yang lebih
kompleks.
● Dalam model ini, emosi-emosi disusun dalam bentuk roda dengan intensitas yang
beragam, dimana emosi yang serupa (digambarkan dalam warna sama) terletak
berdekatan dan yang berlawanan terletak pada sisi yang berseberangan.
● Menurut Plutchik (1980), emosi dasar ini berkembang secara evolusioner sebagai
respons adaptif diri terhadap tantangan-tantangan di lingkungan-nya.
● Maka diharapkan, dengan memahami roda emosi Plutchik, kita dapat mengenali
dan menyadari emosi kita sendiri dan dapat terus belajar bagaimana merespon
atau mengelolanya.
RODA EMOSI PLUTCHIK
Roda Emosi Plutchik
Apa kaitan antara
emosi dan nilai-nilai
dalam diri seorang
manusia?
● Saat nilai-nilai diri seseorang terancam atau saat nilai-nilai diri
seseorang didukung, emosi dalam diri seseorang akan
terpompa dan hadir, baik dalam wujud emosi
positif/nyaman/menyenangkan maupun sebagai emosi yang
negatif/tidak nyaman/tidak menyenangkan.
● Dengan demikian, seseorang cenderung melakukan sesuatu
agar mendapatkan pengalaman positif atau mengurangi
kemungkinan mendapatkan perasaan yang tidak
menyenangkan.
NILAI-NILAI & EMOSI SALING BERKAITAN
● Saat kita dapat mengenali emosi yang hadir dalam diri kita
sendiri, maka kita dapat menyelidiki dan memahami nilai-nilai
apa yang melatar-belakangi kemunculan-nya.
● Sehingga diharapkan, kita dapat menindaklanjuti nilai-nilai yang
dipegang diri kita tadi dengan menguatkan atau meluruskan-nya
dengan nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal.
NILAI-NILAI & EMOSI SALING BERKAITAN
🔎
Apa yang membuat konsep modul:
“Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak”
ini kemudian diorganisasi ke dalam bagian:
“tergerak, bergerak, menggerakkan”?
EKSPLORASI KONSEP
TERGERAK
Memahami bagaimana manusia tergerak (dunia
“dalam diri” manusia)
● Kerja Otak (Triune, Sistem Berpikir Cepat-
Lambat).
● Tahap Tumbuh Kembang (Wiraga-Wirama,
Psikososial).
● 5 Kebutuhan Dasar Manusia (Bawaan-Genetik)
> Bertahan hidup, Kasih sayang, Kekuasaan,
Kesenangan, Kebebasan.
CIPTA-KONDISI
FISIK
PSIKIS
MENGGERAKKAN
Memahami bagaimana
menggerakkan (menuntun)
kekuatan kodrat manusia merdeka
(strategis, konsisten)
● Berpikir Strategis (Lingkaran
Pengaruh: Relasi-Komunikasi-
Kolaborasi-Kontribusi).
● Difusi Inovasi (inovator 2.5%,
pengguna awal-13.5%, mayoritas
awal-34%, mayoritas akhir-34%,
laggard-16%).
● Diagram Identitas Gunung Es.
● Peran Guru Penggerak
(Pemimpin pembelajaran, Coach
bagi guru lain, Mendorong
kolaborasi, Mewujudkan student
agency, Menggerakkan
komunitas praktisi).
MAKNA | EMOSI | MEMORI
EKSPRESI | TINDAKAN | PERILAKU
BERGERAK
Memahami bagaimana dan ke arah mana
manusia merdeka bergerak (lebih awas terhadap arah dan
gerak diri mereka sebagai manusia merdeka)
● Teori Pilihan (10 aksioma)
● Motivasi intrinsik (Merasa: kompeten, terhubung, mandiri)
● Fase Profil Pelajar Pancasila (6 dimensi, Elemen,
Subelemen)
● 5 Nilai Guru Penggerak (Berpihak pada murid, Reflektif,
Mandiri, Inovatif, Kolaboratif)
KONSEP MODUL 1.2
NILAI DAN PERAN GURU
PENGGERAK
BAGAIMANA MANUSIA TERGERAK
Disadari atau tidak, proses belajar itu utuh (pikiran-
perasaan-memori). Tidak terpisah-pisah.
EKSPLORASI KONSEP - triune brain, think fast vs. slow
Otak Mamalia - Emosi
(Sistem Limbik)
Otak Luhur Manusia - Eksekutif
(Homo sapiens,
manusia bijaksana)
Otak Reptil - Bertahan hidup
(Batang Otak)
Otak Primata - Indera
(gerakan kompleks,
mis: menggunakan alat)
EKSPLORASI KONSEP - triune brain, think fast vs. slow
● Secara alami otak ‘diprogram’ untuk mengklasifikasikan situasi
menjadi > Ancaman atau Aman.
● Insting bereaksi lebih cepat mengklasifikasikan situasi sebagai
Ancaman ketimbang menganalisis apakah benar situasi tersebut
adalah Ancaman.
● Berpikir negatif adalah naluri yang alami > intensitas 5 hal positif = 1
hal negatif !!
POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
● Nilai-nilai ada di tiap manusia dan telah bertumbuh-kembang seiring waktu, pada
kondisi lingkungan (fisik/psikis) tertentu, berdasarkan mekanisme serta dinamika
alami yang terjadi di dalam dirinya, baik disadari atau tidak.
● Bagaimana kedua sistem otak bekerja (sistem cepat dan lambat) adalah
mekanisme alami yang terjadi dalam diri manusia. Kedua sistem kerja otak itu
ada dan sama pentingnya tergantung kebutuhan diri (fisik/psikis) kita sebagai
manusia.
● Perlu disadari, secara alamiah ada dua “jenis” otak (reptil dan mamalia) pada fisik
manusia yang punya kecenderungan untuk menghemat tenaga. Maka, tak heran
jika insting kita akan lebih cepat bereaksi dan mengklasifikasikan sesuatu sebagai
ancaman (bagi fisik/psikis kita), ketimbang menganalisisnya terlebih dahulu
apakah memang benar itu adalah ancaman.
POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
● Penelitian neurosains > “pengambilan keputusan” dimulai dari bagian otak
yang mengelola emosi (otak mamalia/sistem limbik).
● Kecerdasan Emosi = mengenali bagaimana diri ‘melihat’ ancaman >
melawan dorongan untuk fight, flight, freeze (reaktif: defensive, marah,
menyalahkan, mengamuk, nyinyir, menyangkal, apatis, dll.).
● Kenali otak kita, terimalah, & beri waktu untuk belajar. Walaupun kita hidup di
era teknologi abad 21 tapi otak kita sangat TUA, bagian-bagiannya serupa
otak primata, otak mamalia, otak reptil! Jadi beri otak kita waktu untuk
MENYESUAIKAN, upayakan thinking SLOW.
POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
SISTEM 2:
Thinking Slow
(berpikir lambat)
Bagian otak luhur > untuk
berpikir strategis, kreatif,
metakognitif > merupakan
kekuatan yang juga
sekaligus merupakan
masalah > karena
memakan banyak energi
Jalur:
Aksi > Reaksi > Respon
(pilihan-putusan sadar)
SISTEM 1:
Thinking Fast
(berpikir cepat)
Bagian batang otak (otak
reptil) & sistem limbik (otak
mamalia) ‘diprogram’ untuk
mengkonservasi energi
(auto-pilot atau otomatisasi)
> kecenderungan alamiah
Jalur:
Aksi > Reaksi
Miskonsepsi Penjelasan
Berpikir lambat
adalah “lemot”.
Berpikir lambat
lebih baik dari
berpikir cepat.
Berpikir lambat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses
berpikir strategi, kreatif, metakognitif yang melibatkan otak luhur manusia
(frontal lobe). Dengan melakukan proses berpikir lambat, maka informasi
akan direspon secara sadar (bukan reaktif).
Kita perlu berlatih berpikir lambat karena secara alamiah, otak kita
cenderung berpikir cepat mengkategorikan informasi sebagai ancaman
sehingga kita mudah terjebak dalam reaksi 3F > Fight: defensif, marah,
menyalahkan, mengamuk, nyinyir dll.; Flight: menghindar, menyangkal,
apatis, dll.; atau Freeze: membeku, bergeming, tidak mampu bereaksi.
Berlatih berpikir lambat membantu kita semakin terampil dalam mengambil
keputusan atau bertindak secara responsif. Sehingga kebiasaan yang kita
latih lewat berpikir lambat tersebut dapat bertransformasi menjadi berpikir
cepat dan menjadi kebiasaan baru.
● Penamaan sistem berpikir cepat dan lambat, tidak didasarkan oleh dimensi waktu,
namun didasarkan atas jalur yang dilalui oleh “stimulus” hingga kemudian
membuat diri/tubuh kita “bereaksi”.
● Jalur pada sistem berpikir cepat adalah: “aksi → reaksi”. Sedangkan jalur sistem
berpikir lambat: aksi upaya sadar mengelola
→ reaksi → respon”.
● Kabar baiknya, otak manusia memiliki kemampuan untuk belajar. Tidak statis tapi
elastis.
● Jalur sistem berpikir lambat, seiring waktu dan latihan yang rutin, pun dapat
bertransformasi menjadi sistem berpikir cepat yang otomatis lewat jalur aksi
menjadi reaksi.
POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
● Dengan pengetahuan dua sistem berpikir cepat dan lambat, Pendidik diharapkan
dapat meningkat kesadarannya saat berhadapan dengan berbagai kondisi dalam
kehidupan.
● Pendidik diharapkan dapat memperhatikan -secara sadar- kondisi yang sedang
dihadapi ketika otak reptil dan mamalia sedang bekerja. Pendidik dapat semakin
sadar untuk mengoptimalkan penggunaan otak luhur (manusia) nya.
● Pendidik diharapkan dapat terus belajar mengelola jalannya sistem berpikir cepat
(otak Reptil dan Mamalia) sehingga tidak begitu saja mengambil alih diri kita, dan
lepas kendali.
POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
Menumbuhkan kebiasaan berpikir lambat
(atau semua kebiasaan baik/baru) itu sulit
tetapi tidak mustahil. Bagaikan naik ke
lantai 1 menggunakan eskalator yang
bergerak turun.
Kuncinya, harus terus dicoba dan
diupayakan.
Manusia tergerak oleh peristiwa/momen
(suasana dan proses)
Jadi penting untuk menyajikan peristiwa/momen
yang memungkinkan anak belajar mengelola yang
tergerak dalam diri mereka:
pikiran (cipta), perasaan (rasa), kehendak (karsa).
“Seorang tani (yang dalam hakekatnya sama kewajibannya dengan seorang
pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya
padi. Ia dapat memperbaiki tanahnya, memelihara tanamannya,
memberi rabuk dan air, memusnahkan ulat-ulat atau jamur-jamur yang
mengganggu hidup tanamannya…”
KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, poin 2, paragraf 2
Suasana dan Proses
CIPTA
KONDISI
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”
UU RI 20/2003 Sisdiknas, Bab I, Ketentuan Umum Pasal 1, No.1
CIPTA
KONDISI
EKSPLORASI KONSEP - kebutuhan dasar manusia (genetik/bawaan)
● Manusia melakukan sesuatu demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
Dengan memahami kebutuhan dasar manusia ini, Ibu/Bapak diharapkan dapat
lebih banyak melakukan upaya untuk memahami dan menganalisis kebutuhan
dasar mana yang menjadi alasan seseorang melakukan apa yang mereka lakukan.
● Bagaimana pendekatan/cara seseorang memenuhi kebutuhannya akan
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dipegang/dipercaya oleh mereka. Dari
pemahaman tersebut, Ibu/Bapak dapat lebih bijaksana dalam menentukan tindak
lanjut yang efektif dalam membantu mereka menemukan cara yang lebih sehat
dan produktif demi memenuhi kebutuhannya. Penerapan akan hal ini akan
dibahas lebih lanjut pada Modul 1.4 Budaya Positif.
POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KEBUTUHAN DASAR
EKSPLORASI KONSEP - tahap tumbuh kembang > wiraga-wirama KHD
EKSPLORASI KONSEP - tahap tumbuh kembang > psikososial Erikson
Pendidik penting untuk memahami tahap tumbuh kembang anak (teori psikososial
Erikson, Wiraga-Wirama Ki Hadjar Dewantara, atau Alur Perkembangan Dimensi Profil
Pelajar Pancasila) agar:
● dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan anak dengan tepat dan lebih
holistik agar mereka bertumbuh kembang sesuai acuan dalam tahapan tersebut,
● dapat mengenali tantangan yang dihadapi anak pada setiap tahap
perkembangannya,
● dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar dan menyediakan pengalaman
yang sesuai dengan kebutuhan atau tantangan tahap tumbuh-kembangnya agar
pertumbuhan anak optimal,
● dapat lebih efektif dalam membantu anak mengembangkan dan menguatkan
kepercayaan diri, kemandirian, serta kemampuan interaksi sosial mereka.
POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & TAHAP TUMBUH KEMBANG
Beban dan amanah kepemimpinan
adalah mengimbangi semua prioritas
yang terpenting.
Tugas saya dalam pendidikan adalah
melakukan yang terbaik. Apa yang
diinginkan kadang-kadang belum tentu
itu yang terbaik.
Dan untuk membuat perubahan, apalagi
perubahan transformasional, pasti ada
kritik.
Sebelum mengambil keputusan,
tanyakan, apakah yang kita lakukan
berdampak pada peningkatan
pembelajaran murid?
Nadiem Makarim, 2020
BAGAIMANA MANUSIA MERDEKA BERGERAK
KISAH
BELENGGU GAJAH
MERDEKA BELAJAR MERDEKA
“Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk
perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia
sebagai anggota dari persatuan (rakyat).”
KHD, 1928, Pendidikan dan Pengajaran Nasional, poin 7
Maksud Pendidikan (dan Pengajaran) Manusia Merdeka
→
“Dengan adanya budi pekerti itu tiap-tiap manusia berdiri sebagai
manusia merdeka (berpribadi), yang dapat memerintah atau
menguasai diri sendiri (mandiri).
Inilah manusia yang beradab dan itulah maksud dan tujuan
pendidikan dalam garis besarnya.”
KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, poin 6, paragraf 5-6
Manusia Merdeka Budi Pekerti
→
“Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar
mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat”.
KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, poin 1, paragraf 4
Maksud Pendidikan Kodrat Manusia (Modul 1.2)
→
EKSPLORASI KONSEP - Manusia Merdeka KHD
Maksud pendidikan itu adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar
mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat.
_______________________
KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4
“Manusia merdeka yaitu manusia yang hidupnya lahir atau
batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi
bersandar atas kekuatan sendiri.”
KHD, Prasaran Kongres PPPKI ke-1 1928, Surabaya
Merdeka lahir batin kekuatan sendiri
→
Menurut ajaran KHD: Kemerdekaan itu sifat manusia
berbudaya. Kemerdekaan punya 2 ciri dasar: secara
lahir bebas, secara batin mandiri.
Prakata Ketua Tim Majelis Luhur Taman Siswa, Buku Menuju Manusia Merdeka: p.xv
Manusia Merdeka beradab berbudaya
→ →
“Beratlah kemerdekaan itu! Bukan hanya tidak terperintah saja,
akan tetapi harus juga dapat menegakkan dirinya dan mengatur
perikehidupannya dengan tertib. Dalam hal ini termasuklah juga
mengatur tertibnya perhubungan dengan kemerdekaan orang lain.”
KHD, Prasaran #8 Kongres PPPKI ke-1, Surabaya, 31 Agustus 1928
Manusia Merdeka BERAT!
→
10 aksioma* terkait “pilihan”
Untuk membantu mendefinisikan kembali apa yang dimaksud dengan “diri kita yang merdeka”.
*aksioma (KBBI): pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian
1. Satu-satunya orang yang perilakunya dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri.
2. Yang bisa kita berikan kepada orang lain hanyalah informasi.
3. Semua masalah psikologis yang bertahan lama adalah masalah relasi (hubungan).
4. Masalah relasi selalu menjadi bagian dari kehidupan kita saat ini.
5. Apa yang terjadi di masa lalu berkaitan dengan keadaan kita sekarang ini, tetapi kita
hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar kita saat ini dan berencana untuk terus
mengejar pemenuhannya di masa depan.
EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > Glasser (1998)
6. Kita hanya dapat memenuhi kebutuhan kita dengan cara memuaskan gambaran yang kita
anggap sebagai realitas di benak kita sendiri (Dunia Berkualitas).
7. Yang kita lakukan hanyalah berperilaku.
8. Setiap perilaku terdiri dari empat komponen:
(1) tindakan, (2) pemikiran, (3) perasaan, dan (4) fisiologis.
9. Setiap perilaku adalah buah dari pilihan. Kita memiliki kontrol langsung atas komponen
tindakan dan pemikiran. Kita dapat mengontrol komponen perasaan dan fisiologis secara
tidak langsung lewat cara kita memilih komponen tindakan dan pemikiran tadi.
10.Karena setiap perilaku ada dalam kendali kita sendiri, maka kita perlu fokus pada apa
yang dapat dilakukan (fokus pada kata-kerja) untuk mengambil kendali atas perilaku
dalam suatu keadaan bukan berperilaku sebagai korban dari suatu keadaan.
EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > Glasser (1998)
Teori pilihan mengajak kita untuk terus berlatih (5 hal):
1. fokus pada apa yang terjadi saat ini bukan masa lalu;
2. menghindari 7-kebiasaan buruk yang secara eksternal “mengganggu” relasi dengan
orang lain: mengkritik, menyalahkan, mengeluh, menjengkelkan, mengancam,
menghukum, menyuap (memberi reward) untuk mengendalikan orang lain;
3. menjalankan 7-kebiasaan mempedulikan orang lain: mendukung, mendorong,
mendengarkan, menerima, mempercayai, menghormati, dan menegosiasikan
perbedaan;
4. menghindari membuat dalih dan alasan karena menghalangi kita membangun relasi;
5. bersabar.
EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > Glasser (2011)
10 aksioma membantu pendidik mendefinisikan kembali
frasa “manusia merdeka”.
Poin-poin dalam aksioma selaras dengan pemaknaan
Ki Hadjar Dewantara atas kata merdeka yang bukan berarti
“kebebasan”, namun “kemandirian dan penguasaan diri”!
EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > simpulan
Pendidik perlu fokus menyediakan suasana belajar dan
proses pembelajaran yang memungkinkan anak menguatkan
dan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik anak, dimana
anak senantiasa merasa: kompeten, saling-terhubung, dan otonom.
Teori determinasi diri (Self-determination theory)
EKSPLORASI KONSEP - motivasi intrinsik - determinasi diri > Ryan & Deci (2000)
https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/profil-pelajar-pancasila/
Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk
penerjemahan tujuan pendidikan nasional.
Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi
utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan
pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para
pendidik dalam membangun karakter serta
kompetensi peserta didik.
Profil pelajar Pancasila harus dapat dipahami oleh
seluruh pemangku kepentingan karena perannya
yang penting.
Profil ini perlu sederhana dan mudah diingat dan
dijalankan baik oleh pendidik maupun oleh pelajar
agar dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari.
_________________________________
Dimensi, elemen, sub-elemen Profil Pelajar Pancasila
pada Kurikulum Merdeka, hal.2.
BSKAP-Kemendikbud Ristek, 2022 | https://bit.ly/Kemendikbudristek_Profil-Pelajar-Pancasila
EKSPLORASI KONSEP
Profil Pelajar Pancasila
PPGP didesain untuk menumbuhkan para penggerak
yang mampu menyelaraskan perubahan positif
dan diproyeksikan sebagai pemimpin
di ekosistemnya masing-masing.
!
EKSPLORASI KONSEP - nilai-nilai Guru Penggerak
● CGP berlatih dan mengadopsi kebiasaan “berpikir sistem” sebagai pendekatan
holistik yang berfokus pada bagaimana bagian-bagian penyusun sebuah
ekosistem pendidikan saling terkait dan bagaimana bagian-bagian tersebut dari
waktu ke waktu bekerja secara simultan dalam konteks lain atau sistem lain
yang lebih besar.
● CGP dapat lebih mendalam dan jernih dalam “memahami perubahan” yang
sedang berjalan (atau dibawakan) terutama pada tataran strategis untuk
menjawab pertanyaan “mengapa” yang menjadi alasan moral dan rasional, dan
memiliki mentalitas untuk mewujudkan inisiatif perubahan menjadi nyata di
tengah segala kesempitan/kesulitan/keterbatasan yang dihadapi (make it
happen mentality).
EKSPLORASI KONSEP - nilai-nilai Guru Penggerak
● Demi memahami sistem yang ada, maka CGP diajak untuk berpikir bagaimana
sebaiknya posisi-posisi penting dalam konteks ekosistem pendidikan (seperti
Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah), sebaiknya “dimainkan”.
● Itu dilakukan bukan untuk menghakimi siapapun Kepala Sekolah atau Pengawas-
nya, namun untuk memahami konteks yang terjadi/dihadapi dan apa yang CGP
dapat/akan lakukan jika berada dalam posisi Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah kelak.
EKSPLORASI KONSEP - nilai-nilai Guru Penggerak
● CGP yang paham akan perubahan berarti paham bahwa bersama perubahan,
datang pula gangguan, kekacauan, atau tantangan. Akan ada perbedaan
pendapat yang harus dipahami dan didamaikan.
● CGP belajar “membangun keselarasan atau koherensi” yang efektif untuk
menuntun orang lain agar melampaui dan menerima perbedaan yang muncul ke
permukaan.
● Dengan demikian, CGP terbiasa mengadopsi mentalitas “berpikir berbasis aset”
yang mengapresiasi dan memanfaatkan kekuatan atau sumberdaya yang telah
dimiliki, bukan berkutat pada apa yang tidak dimiliki.
EMPAT
kebiasaan
pemimpin
pembelajaran
yang ditumbuhkan
Miskonsepsi Penjelasan
Nilai-nilai
guru
penggerak
diterapkan
setelah
menjadi guru
penggerak
Guru Penggerak bukanlah sebuah gelar yang diberikan
karena sudah menyelesaikan Pendidikan Guru Penggerak
(PGP), tetapi peserta CGP yang lolos seleksi dan masuk
ke dalam pembekalan CGP berarti sudah membuktikan
dirinya telah tergerak, bergerak, dan menggerakkan.
Sehingga nilai-nilai guru penggerak ini dilatih dan
ditumbuhkan dalam diri saat menjadi CGP maupun setelah
menyelesaikan PGP.
Miskonsepsi Penjelasan
Nilai & Peran Guru
Penggerak harus
dikuasai dan diterapkan
secara sempurna saat
ini juga, bagaimana
menggerakkan orang
lain
Ada proses, belajar modulnya. Tergerak &
Bergerak >> berelasi, komunikasi,
membangun di diri sendiri dulu, jangan
buru2 ingin menggerakkan orang lain.
(sequence lingkaran pengaruh)
Miskonsepsi Penjelasan
Nilai inovatif hanya
berkaitan dengan
kemampuan TIK
Nilai inovatif dalam nilai-nilai Guru Penggerak tidak terkait
dengan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan
komputer (TIK), melainkan dengan kemampuan berdaya
lenting, bisa fleksibel menyesuaikan dengan visi bersama.
Berdaya lenting hanya bisa diperoleh jika guru keluar dari zona
nyamannya, terbiasa mengimplementasikan cara-cara baru
atau berbeda dalam memfasilitasi belajar murid, yang jika
mengalami kegagalan, tetap bangkit kembali untuk mencari
cara sehingga semakin memampukan murid mencapai tujuan
belajarnya.
Bagaimana caranya keluar dari zona nyaman? Lakukan
perubahan sedikit demi sedikit di dalam kelas,tetapi yang
fundamental sehingga menyelesaikan akar masalah, bukan
sekedar membuat program sekolah yang sesaat saja, serta
berkelanjutan dengan skala perubahan yang semakin lama
semakin besar.
MENGGERAKKAN (MENUNTUN)
KEKUATAN KODRAT MANUSIA MERDEKA
EKSPLORASI KONSEP - lingkaran pengaruh
inovator mayoritas awal laggard
mayoritas akhir
pengguna awal
Gambar diambil dari:
2.5% 34% 34% 16%
13.5%
EKSPLORASI KONSEP - difusi inovasi > Rogers (2004)
CIPTA-KONDISI
FISIK
PSIKIS
EKSPLORASI KONSEP
diagram identitas
Gunung Es
EKSPLORASI
KONSEP
PERAN
Guru
Penggerak
PERISTIWA
Momen yang paling …
bagi saya adalah ketika …
PERASAAN
Pada momen itu saya merasa …
bagaikan …
PEMBELAJARAN
Sebelumnya saya berpikir bahwa …
ternyata …
PENERAPAN KE DEPAN
Untuk menerapkan pemahaman saya hari
ini, maka yang
pertama kali akan
saya lakukan adalah …
Refleksi tentang sesi elaborasi
pemahaman hari ini
Google Form: https://forms.gle/iVQ83C8yEmpDLRm16

Eksplorasi Konsep_Modul 1.2 Program GP.pptx

  • 1.
    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Shalom,Damai Sejahtera, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu SALAM & BAHAGIA
  • 4.
    EKSPLORASI KONSEP MODUL 1.2 Nilai-Nilaidan Peran Guru Penggerak Pengembang Modul: Aditya Dharma
  • 5.
    5 Tenangkan hati dan pikiran arahkansemua perhatian untuk fokus belajar hadirkan rasa ingin tahu, syukur, dan welas asih.
  • 6.
    TUJUAN PEMBELAJARAN • GuruPenggerak memahami peran dan alasan menjadi pemimpin pembelajaran. • Guru Penggerak, melalui refleksi diri yang terdokumentasi, mampu secara reguler mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kompetensi dan kematangan diri demi mendukung pembelajaran murid. • Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya. KOMPETENSI LULUSAN YANG DITUJU
  • 7.
    CAPAIAN KHUSUS MODUL TUJUAN PEMBELAJARAN •Calon Guru Penggerak menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila, nilai-nilai dan peran Guru Penggerak dalam dirinya. • Calon Guru Penggerak menjadi teladan dalam menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila dalam diri murid- murid. CAPAIAN UMUM MODUL Calon Guru Penggerak mampu: • memahami bahwa manusia memiliki daya untuk memilih (Choice Theory), • memahami pentingnya menumbuhkan motivasi intrinsik, • memahami bagaimana otak triune, kebutuhan dasar manusia, dan perkembangan psikososial mempengaruhi bagaimana nilai-nilai tumbuh dalam diri seseorang, • menerapkan nilai-nilai Guru Penggerak dalam kesehariannya, • menjalankan peran-peran Guru Penggerak dalam membawakan perubahan pada ekosistem sekolah, • mengadopsi kebiasaan reflektif sebagai Guru Penggerak.
  • 8.
    TUJUAN PEMBELAJARAN • GuruPenggerak memahami peran dan alasan menjadi pemimpin pembelajaran. • Guru Penggerak, melalui refleksi diri yang terdokumentasi, mampu secara reguler mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kompetensi dan kematangan diri demi mendukung pembelajaran murid. • Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya. KOMPETENSI LULUSAN YANG DITUJU
  • 9.
    CAPAIAN KHUSUS MODUL TUJUAN PEMBELAJARAN CGPmampu menumbuh-kembangkan Profil Pelajar Pancasila, dan nilai-nilai Guru Penggerak (GP) dalam dirinya sehingga mampu menumbuh-kembangkan Profil Pelajar Pancasila dalam diri murid- murid sekaligus memainkan perannya sebagai GP. CAPAIAN UMUM MODUL Calon Guru Penggerak mampu: • memahami bahwa manusia memiliki daya untuk memilih (choice theory) • memahami pentingnya menumbuhkan motivasi intrinsik • memahami bagaimana otak triune, kebutuhan dasar manusia, dan perkembangan psikososial bekerja mempengaruhi tumbuhnya nilai-nilai dalam diri seseorang • memahami bagaimana nilai-nilai Guru Penggerak dapat menguatkan peran Guru Penggerak dalam membawakan perubahan pada ekosistem sekolah • mengadopsi kebiasaan reflektif sebagai Guru Penggerak.
  • 10.
    1. Makna, tujuan,dan pandangan hidup berdasarkan prinsip moral dan keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2. Penerapan kode etik dalam menjalankan tugas dan peran sebagai guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, 3. Refleksi dan perencanaan kebutuhan pengembangan diri untuk peningkatan kepemimpinan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, 4. Cara adaptif melakukan pengembangan diri untuk meningkatkan kepemimpinan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, 5. Empati terhadap peserta didik dalam pengambilan keputusan, 6. Respek terhadap hak peserta didik dalam menjalankan peran sebagai guru atau kepala sekolah, 7. Kepedulian terhadap keselamatan dan keamanan peserta didik sebagai individu dan kelompok dalam menjalankan peran sebagai guru atau kepala sekolah, 8. Pengorganisasian tugas-tugas bersama warga satuan pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan, 9. Inisiatif berkontribusi untuk mencapai tujuan bersama dalam peningkatan kualitas satuan pendidikan, 10.Berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi dan jejaring yang lebih luas untuk peningkatan kualitas kepemimpinan di satuan pendidikan, 11.Berbagi praktik baik dan karya tentang kepemimpinan satuan pendidikan untuk peningkatan kualitas satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, 12.Kepemimpinan pembelajaran dalam perencanaan, pelaksanaan, asesmen, dan pelaporan capaian belajar peserta didik dengan memperhatikan karakteristik guru. Menguatkan model kompetensi yang diperlukan, baik sebagai: ● Guru (Perdirjen GTK No.2626 tahun 2023), ● Kepala Sekolah (Perdirjen GTK No.7327 tahun 2023) maupun ● Pengawas Sekolah (Perdirjen GTK No.7328 tahun 2023)
  • 11.
    1.Rasa aman dannyaman peserta didik dalam proses pembelajaran, 2.Instruksi pembelajaran yang mencakup strategi dan komunikasi untuk menumbuhkan minat dan nalar kritis peserta didik, 3.Umpan balik terhadap peserta didik mengenai pembelajarannya, 4.Pengelolaan emosi dalam menjalankan peran sebagai pendidik, 5.Interaksi aktif dan empatik terhadap peserta didik, 6.Tahapan perkembangan dan karakteristik yang relevan dengan kebutuhan belajar, serta beberapa sub-indikator yang khusus ada pada Model Kompetensi Guru, yaitu: 1.Penerapan hasil pengembangan diri untuk peningkatan mutu layanan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik, 2.Berkoordinasi secara berkala dengan pemangku kepentingan untuk peningkatan mutu layanan satuan pendidikan yang berpusat pada peserta didik. dan sub-indikator yang khusus ada pada Model Kompetensi Pengawas Sekolah, yaitu:
  • 12.
  • 13.
    MULAI DARI DIRI ●Apayang membuat Kegiatan Trapesium Usia digunakan pada bagian ini? ●Apa kaitannya dengan nilai-nilai dan peran guru? ●Sejauh mana kondisi yang ada di luar diri manusia berkaitan dengan apa yang terjadi di dalam diri kita?
  • 14.
    MULAI DARI DIRI ●Sebagai pendidik penting untuk menyadari bahwa apapun yang terjadi di hadapan seorang anak, berpeluang untuk mempengaruhi dunia di dalam diri mereka (dan mungkin berdampak hingga lanjut usia). ● Pendidik harus lebih peka dan terus berpikir bagaimana menjadi lebih efektif dalam “menciptakan atau memanfaatkan kondisi” yang dihadapi anak, sehingga anak dapat mengambil maknanya secara sehat dan produktif.
  • 15.
    ● Roda EmosiPlutchik adalah model yang menggambarkan rentang intensitas dari delapan emosi dasar: gembira, percaya, takut, terkejut, sedih, muak, marah, dan antisipatif, yang dapat berinteraksi dan menghasilkan emosi-emosi yang lebih kompleks. ● Dalam model ini, emosi-emosi disusun dalam bentuk roda dengan intensitas yang beragam, dimana emosi yang serupa (digambarkan dalam warna sama) terletak berdekatan dan yang berlawanan terletak pada sisi yang berseberangan. ● Menurut Plutchik (1980), emosi dasar ini berkembang secara evolusioner sebagai respons adaptif diri terhadap tantangan-tantangan di lingkungan-nya. ● Maka diharapkan, dengan memahami roda emosi Plutchik, kita dapat mengenali dan menyadari emosi kita sendiri dan dapat terus belajar bagaimana merespon atau mengelolanya. RODA EMOSI PLUTCHIK
  • 16.
    Roda Emosi Plutchik Apakaitan antara emosi dan nilai-nilai dalam diri seorang manusia?
  • 17.
    ● Saat nilai-nilaidiri seseorang terancam atau saat nilai-nilai diri seseorang didukung, emosi dalam diri seseorang akan terpompa dan hadir, baik dalam wujud emosi positif/nyaman/menyenangkan maupun sebagai emosi yang negatif/tidak nyaman/tidak menyenangkan. ● Dengan demikian, seseorang cenderung melakukan sesuatu agar mendapatkan pengalaman positif atau mengurangi kemungkinan mendapatkan perasaan yang tidak menyenangkan. NILAI-NILAI & EMOSI SALING BERKAITAN
  • 18.
    ● Saat kitadapat mengenali emosi yang hadir dalam diri kita sendiri, maka kita dapat menyelidiki dan memahami nilai-nilai apa yang melatar-belakangi kemunculan-nya. ● Sehingga diharapkan, kita dapat menindaklanjuti nilai-nilai yang dipegang diri kita tadi dengan menguatkan atau meluruskan-nya dengan nilai-nilai kebajikan yang bersifat universal. NILAI-NILAI & EMOSI SALING BERKAITAN
  • 19.
    🔎 Apa yang membuatkonsep modul: “Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak” ini kemudian diorganisasi ke dalam bagian: “tergerak, bergerak, menggerakkan”? EKSPLORASI KONSEP
  • 20.
    TERGERAK Memahami bagaimana manusiatergerak (dunia “dalam diri” manusia) ● Kerja Otak (Triune, Sistem Berpikir Cepat- Lambat). ● Tahap Tumbuh Kembang (Wiraga-Wirama, Psikososial). ● 5 Kebutuhan Dasar Manusia (Bawaan-Genetik) > Bertahan hidup, Kasih sayang, Kekuasaan, Kesenangan, Kebebasan. CIPTA-KONDISI FISIK PSIKIS MENGGERAKKAN Memahami bagaimana menggerakkan (menuntun) kekuatan kodrat manusia merdeka (strategis, konsisten) ● Berpikir Strategis (Lingkaran Pengaruh: Relasi-Komunikasi- Kolaborasi-Kontribusi). ● Difusi Inovasi (inovator 2.5%, pengguna awal-13.5%, mayoritas awal-34%, mayoritas akhir-34%, laggard-16%). ● Diagram Identitas Gunung Es. ● Peran Guru Penggerak (Pemimpin pembelajaran, Coach bagi guru lain, Mendorong kolaborasi, Mewujudkan student agency, Menggerakkan komunitas praktisi). MAKNA | EMOSI | MEMORI EKSPRESI | TINDAKAN | PERILAKU BERGERAK Memahami bagaimana dan ke arah mana manusia merdeka bergerak (lebih awas terhadap arah dan gerak diri mereka sebagai manusia merdeka) ● Teori Pilihan (10 aksioma) ● Motivasi intrinsik (Merasa: kompeten, terhubung, mandiri) ● Fase Profil Pelajar Pancasila (6 dimensi, Elemen, Subelemen) ● 5 Nilai Guru Penggerak (Berpihak pada murid, Reflektif, Mandiri, Inovatif, Kolaboratif) KONSEP MODUL 1.2 NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK
  • 21.
  • 22.
    Disadari atau tidak,proses belajar itu utuh (pikiran- perasaan-memori). Tidak terpisah-pisah.
  • 23.
    EKSPLORASI KONSEP -triune brain, think fast vs. slow Otak Mamalia - Emosi (Sistem Limbik) Otak Luhur Manusia - Eksekutif (Homo sapiens, manusia bijaksana) Otak Reptil - Bertahan hidup (Batang Otak) Otak Primata - Indera (gerakan kompleks, mis: menggunakan alat)
  • 24.
    EKSPLORASI KONSEP -triune brain, think fast vs. slow
  • 25.
    ● Secara alamiotak ‘diprogram’ untuk mengklasifikasikan situasi menjadi > Ancaman atau Aman. ● Insting bereaksi lebih cepat mengklasifikasikan situasi sebagai Ancaman ketimbang menganalisis apakah benar situasi tersebut adalah Ancaman. ● Berpikir negatif adalah naluri yang alami > intensitas 5 hal positif = 1 hal negatif !! POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
  • 26.
    ● Nilai-nilai adadi tiap manusia dan telah bertumbuh-kembang seiring waktu, pada kondisi lingkungan (fisik/psikis) tertentu, berdasarkan mekanisme serta dinamika alami yang terjadi di dalam dirinya, baik disadari atau tidak. ● Bagaimana kedua sistem otak bekerja (sistem cepat dan lambat) adalah mekanisme alami yang terjadi dalam diri manusia. Kedua sistem kerja otak itu ada dan sama pentingnya tergantung kebutuhan diri (fisik/psikis) kita sebagai manusia. ● Perlu disadari, secara alamiah ada dua “jenis” otak (reptil dan mamalia) pada fisik manusia yang punya kecenderungan untuk menghemat tenaga. Maka, tak heran jika insting kita akan lebih cepat bereaksi dan mengklasifikasikan sesuatu sebagai ancaman (bagi fisik/psikis kita), ketimbang menganalisisnya terlebih dahulu apakah memang benar itu adalah ancaman. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
  • 27.
    ● Penelitian neurosains> “pengambilan keputusan” dimulai dari bagian otak yang mengelola emosi (otak mamalia/sistem limbik). ● Kecerdasan Emosi = mengenali bagaimana diri ‘melihat’ ancaman > melawan dorongan untuk fight, flight, freeze (reaktif: defensive, marah, menyalahkan, mengamuk, nyinyir, menyangkal, apatis, dll.). ● Kenali otak kita, terimalah, & beri waktu untuk belajar. Walaupun kita hidup di era teknologi abad 21 tapi otak kita sangat TUA, bagian-bagiannya serupa otak primata, otak mamalia, otak reptil! Jadi beri otak kita waktu untuk MENYESUAIKAN, upayakan thinking SLOW. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
  • 28.
    SISTEM 2: Thinking Slow (berpikirlambat) Bagian otak luhur > untuk berpikir strategis, kreatif, metakognitif > merupakan kekuatan yang juga sekaligus merupakan masalah > karena memakan banyak energi Jalur: Aksi > Reaksi > Respon (pilihan-putusan sadar) SISTEM 1: Thinking Fast (berpikir cepat) Bagian batang otak (otak reptil) & sistem limbik (otak mamalia) ‘diprogram’ untuk mengkonservasi energi (auto-pilot atau otomatisasi) > kecenderungan alamiah Jalur: Aksi > Reaksi
  • 29.
    Miskonsepsi Penjelasan Berpikir lambat adalah“lemot”. Berpikir lambat lebih baik dari berpikir cepat. Berpikir lambat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses berpikir strategi, kreatif, metakognitif yang melibatkan otak luhur manusia (frontal lobe). Dengan melakukan proses berpikir lambat, maka informasi akan direspon secara sadar (bukan reaktif). Kita perlu berlatih berpikir lambat karena secara alamiah, otak kita cenderung berpikir cepat mengkategorikan informasi sebagai ancaman sehingga kita mudah terjebak dalam reaksi 3F > Fight: defensif, marah, menyalahkan, mengamuk, nyinyir dll.; Flight: menghindar, menyangkal, apatis, dll.; atau Freeze: membeku, bergeming, tidak mampu bereaksi. Berlatih berpikir lambat membantu kita semakin terampil dalam mengambil keputusan atau bertindak secara responsif. Sehingga kebiasaan yang kita latih lewat berpikir lambat tersebut dapat bertransformasi menjadi berpikir cepat dan menjadi kebiasaan baru.
  • 30.
    ● Penamaan sistemberpikir cepat dan lambat, tidak didasarkan oleh dimensi waktu, namun didasarkan atas jalur yang dilalui oleh “stimulus” hingga kemudian membuat diri/tubuh kita “bereaksi”. ● Jalur pada sistem berpikir cepat adalah: “aksi → reaksi”. Sedangkan jalur sistem berpikir lambat: aksi upaya sadar mengelola → reaksi → respon”. ● Kabar baiknya, otak manusia memiliki kemampuan untuk belajar. Tidak statis tapi elastis. ● Jalur sistem berpikir lambat, seiring waktu dan latihan yang rutin, pun dapat bertransformasi menjadi sistem berpikir cepat yang otomatis lewat jalur aksi menjadi reaksi. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
  • 31.
    ● Dengan pengetahuandua sistem berpikir cepat dan lambat, Pendidik diharapkan dapat meningkat kesadarannya saat berhadapan dengan berbagai kondisi dalam kehidupan. ● Pendidik diharapkan dapat memperhatikan -secara sadar- kondisi yang sedang dihadapi ketika otak reptil dan mamalia sedang bekerja. Pendidik dapat semakin sadar untuk mengoptimalkan penggunaan otak luhur (manusia) nya. ● Pendidik diharapkan dapat terus belajar mengelola jalannya sistem berpikir cepat (otak Reptil dan Mamalia) sehingga tidak begitu saja mengambil alih diri kita, dan lepas kendali. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KONSEP KERJA OTAK
  • 32.
    Menumbuhkan kebiasaan berpikirlambat (atau semua kebiasaan baik/baru) itu sulit tetapi tidak mustahil. Bagaikan naik ke lantai 1 menggunakan eskalator yang bergerak turun. Kuncinya, harus terus dicoba dan diupayakan.
  • 33.
    Manusia tergerak olehperistiwa/momen (suasana dan proses) Jadi penting untuk menyajikan peristiwa/momen yang memungkinkan anak belajar mengelola yang tergerak dalam diri mereka: pikiran (cipta), perasaan (rasa), kehendak (karsa).
  • 34.
    “Seorang tani (yangdalam hakekatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi. Ia dapat memperbaiki tanahnya, memelihara tanamannya, memberi rabuk dan air, memusnahkan ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanamannya…” KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, poin 2, paragraf 2 Suasana dan Proses CIPTA KONDISI
  • 35.
    “Pendidikan adalah usahasadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” UU RI 20/2003 Sisdiknas, Bab I, Ketentuan Umum Pasal 1, No.1 CIPTA KONDISI
  • 36.
    EKSPLORASI KONSEP -kebutuhan dasar manusia (genetik/bawaan)
  • 37.
    ● Manusia melakukansesuatu demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Dengan memahami kebutuhan dasar manusia ini, Ibu/Bapak diharapkan dapat lebih banyak melakukan upaya untuk memahami dan menganalisis kebutuhan dasar mana yang menjadi alasan seseorang melakukan apa yang mereka lakukan. ● Bagaimana pendekatan/cara seseorang memenuhi kebutuhannya akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dipegang/dipercaya oleh mereka. Dari pemahaman tersebut, Ibu/Bapak dapat lebih bijaksana dalam menentukan tindak lanjut yang efektif dalam membantu mereka menemukan cara yang lebih sehat dan produktif demi memenuhi kebutuhannya. Penerapan akan hal ini akan dibahas lebih lanjut pada Modul 1.4 Budaya Positif. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & KEBUTUHAN DASAR
  • 38.
    EKSPLORASI KONSEP -tahap tumbuh kembang > wiraga-wirama KHD
  • 39.
    EKSPLORASI KONSEP -tahap tumbuh kembang > psikososial Erikson
  • 41.
    Pendidik penting untukmemahami tahap tumbuh kembang anak (teori psikososial Erikson, Wiraga-Wirama Ki Hadjar Dewantara, atau Alur Perkembangan Dimensi Profil Pelajar Pancasila) agar: ● dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan anak dengan tepat dan lebih holistik agar mereka bertumbuh kembang sesuai acuan dalam tahapan tersebut, ● dapat mengenali tantangan yang dihadapi anak pada setiap tahap perkembangannya, ● dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar dan menyediakan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan atau tantangan tahap tumbuh-kembangnya agar pertumbuhan anak optimal, ● dapat lebih efektif dalam membantu anak mengembangkan dan menguatkan kepercayaan diri, kemandirian, serta kemampuan interaksi sosial mereka. POIN-POIN TERKAIT NILAI-NILAI & TAHAP TUMBUH KEMBANG
  • 42.
    Beban dan amanahkepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan transformasional, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? Nadiem Makarim, 2020
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
    “Maksud pengajaran danpendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai anggota dari persatuan (rakyat).” KHD, 1928, Pendidikan dan Pengajaran Nasional, poin 7 Maksud Pendidikan (dan Pengajaran) Manusia Merdeka →
  • 47.
    “Dengan adanya budipekerti itu tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka (berpribadi), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri (mandiri). Inilah manusia yang beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya.” KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, poin 6, paragraf 5-6 Manusia Merdeka Budi Pekerti →
  • 48.
    “Maksud pendidikan ituadalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat”. KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, poin 1, paragraf 4 Maksud Pendidikan Kodrat Manusia (Modul 1.2) →
  • 49.
    EKSPLORASI KONSEP -Manusia Merdeka KHD Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. _______________________ KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4
  • 50.
    “Manusia merdeka yaitumanusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.” KHD, Prasaran Kongres PPPKI ke-1 1928, Surabaya Merdeka lahir batin kekuatan sendiri →
  • 51.
    Menurut ajaran KHD:Kemerdekaan itu sifat manusia berbudaya. Kemerdekaan punya 2 ciri dasar: secara lahir bebas, secara batin mandiri. Prakata Ketua Tim Majelis Luhur Taman Siswa, Buku Menuju Manusia Merdeka: p.xv Manusia Merdeka beradab berbudaya → →
  • 52.
    “Beratlah kemerdekaan itu!Bukan hanya tidak terperintah saja, akan tetapi harus juga dapat menegakkan dirinya dan mengatur perikehidupannya dengan tertib. Dalam hal ini termasuklah juga mengatur tertibnya perhubungan dengan kemerdekaan orang lain.” KHD, Prasaran #8 Kongres PPPKI ke-1, Surabaya, 31 Agustus 1928 Manusia Merdeka BERAT! →
  • 53.
    10 aksioma* terkait“pilihan” Untuk membantu mendefinisikan kembali apa yang dimaksud dengan “diri kita yang merdeka”. *aksioma (KBBI): pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian 1. Satu-satunya orang yang perilakunya dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri. 2. Yang bisa kita berikan kepada orang lain hanyalah informasi. 3. Semua masalah psikologis yang bertahan lama adalah masalah relasi (hubungan). 4. Masalah relasi selalu menjadi bagian dari kehidupan kita saat ini. 5. Apa yang terjadi di masa lalu berkaitan dengan keadaan kita sekarang ini, tetapi kita hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar kita saat ini dan berencana untuk terus mengejar pemenuhannya di masa depan. EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > Glasser (1998)
  • 54.
    6. Kita hanyadapat memenuhi kebutuhan kita dengan cara memuaskan gambaran yang kita anggap sebagai realitas di benak kita sendiri (Dunia Berkualitas). 7. Yang kita lakukan hanyalah berperilaku. 8. Setiap perilaku terdiri dari empat komponen: (1) tindakan, (2) pemikiran, (3) perasaan, dan (4) fisiologis. 9. Setiap perilaku adalah buah dari pilihan. Kita memiliki kontrol langsung atas komponen tindakan dan pemikiran. Kita dapat mengontrol komponen perasaan dan fisiologis secara tidak langsung lewat cara kita memilih komponen tindakan dan pemikiran tadi. 10.Karena setiap perilaku ada dalam kendali kita sendiri, maka kita perlu fokus pada apa yang dapat dilakukan (fokus pada kata-kerja) untuk mengambil kendali atas perilaku dalam suatu keadaan bukan berperilaku sebagai korban dari suatu keadaan. EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > Glasser (1998)
  • 55.
    Teori pilihan mengajakkita untuk terus berlatih (5 hal): 1. fokus pada apa yang terjadi saat ini bukan masa lalu; 2. menghindari 7-kebiasaan buruk yang secara eksternal “mengganggu” relasi dengan orang lain: mengkritik, menyalahkan, mengeluh, menjengkelkan, mengancam, menghukum, menyuap (memberi reward) untuk mengendalikan orang lain; 3. menjalankan 7-kebiasaan mempedulikan orang lain: mendukung, mendorong, mendengarkan, menerima, mempercayai, menghormati, dan menegosiasikan perbedaan; 4. menghindari membuat dalih dan alasan karena menghalangi kita membangun relasi; 5. bersabar. EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > Glasser (2011)
  • 56.
    10 aksioma membantupendidik mendefinisikan kembali frasa “manusia merdeka”. Poin-poin dalam aksioma selaras dengan pemaknaan Ki Hadjar Dewantara atas kata merdeka yang bukan berarti “kebebasan”, namun “kemandirian dan penguasaan diri”! EKSPLORASI KONSEP - 10 aksioma teori pilihan > simpulan
  • 57.
    Pendidik perlu fokusmenyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan anak menguatkan dan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik anak, dimana anak senantiasa merasa: kompeten, saling-terhubung, dan otonom. Teori determinasi diri (Self-determination theory) EKSPLORASI KONSEP - motivasi intrinsik - determinasi diri > Ryan & Deci (2000)
  • 58.
    https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/profil-pelajar-pancasila/ Profil pelajar Pancasilamerupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Profil pelajar Pancasila harus dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan karena perannya yang penting. Profil ini perlu sederhana dan mudah diingat dan dijalankan baik oleh pendidik maupun oleh pelajar agar dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari. _________________________________ Dimensi, elemen, sub-elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka, hal.2. BSKAP-Kemendikbud Ristek, 2022 | https://bit.ly/Kemendikbudristek_Profil-Pelajar-Pancasila EKSPLORASI KONSEP Profil Pelajar Pancasila
  • 63.
    PPGP didesain untukmenumbuhkan para penggerak yang mampu menyelaraskan perubahan positif dan diproyeksikan sebagai pemimpin di ekosistemnya masing-masing. !
  • 64.
    EKSPLORASI KONSEP -nilai-nilai Guru Penggerak ● CGP berlatih dan mengadopsi kebiasaan “berpikir sistem” sebagai pendekatan holistik yang berfokus pada bagaimana bagian-bagian penyusun sebuah ekosistem pendidikan saling terkait dan bagaimana bagian-bagian tersebut dari waktu ke waktu bekerja secara simultan dalam konteks lain atau sistem lain yang lebih besar. ● CGP dapat lebih mendalam dan jernih dalam “memahami perubahan” yang sedang berjalan (atau dibawakan) terutama pada tataran strategis untuk menjawab pertanyaan “mengapa” yang menjadi alasan moral dan rasional, dan memiliki mentalitas untuk mewujudkan inisiatif perubahan menjadi nyata di tengah segala kesempitan/kesulitan/keterbatasan yang dihadapi (make it happen mentality).
  • 65.
    EKSPLORASI KONSEP -nilai-nilai Guru Penggerak ● Demi memahami sistem yang ada, maka CGP diajak untuk berpikir bagaimana sebaiknya posisi-posisi penting dalam konteks ekosistem pendidikan (seperti Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah), sebaiknya “dimainkan”. ● Itu dilakukan bukan untuk menghakimi siapapun Kepala Sekolah atau Pengawas- nya, namun untuk memahami konteks yang terjadi/dihadapi dan apa yang CGP dapat/akan lakukan jika berada dalam posisi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah kelak.
  • 66.
    EKSPLORASI KONSEP -nilai-nilai Guru Penggerak ● CGP yang paham akan perubahan berarti paham bahwa bersama perubahan, datang pula gangguan, kekacauan, atau tantangan. Akan ada perbedaan pendapat yang harus dipahami dan didamaikan. ● CGP belajar “membangun keselarasan atau koherensi” yang efektif untuk menuntun orang lain agar melampaui dan menerima perbedaan yang muncul ke permukaan. ● Dengan demikian, CGP terbiasa mengadopsi mentalitas “berpikir berbasis aset” yang mengapresiasi dan memanfaatkan kekuatan atau sumberdaya yang telah dimiliki, bukan berkutat pada apa yang tidak dimiliki.
  • 67.
  • 70.
    Miskonsepsi Penjelasan Nilai-nilai guru penggerak diterapkan setelah menjadi guru penggerak GuruPenggerak bukanlah sebuah gelar yang diberikan karena sudah menyelesaikan Pendidikan Guru Penggerak (PGP), tetapi peserta CGP yang lolos seleksi dan masuk ke dalam pembekalan CGP berarti sudah membuktikan dirinya telah tergerak, bergerak, dan menggerakkan. Sehingga nilai-nilai guru penggerak ini dilatih dan ditumbuhkan dalam diri saat menjadi CGP maupun setelah menyelesaikan PGP.
  • 71.
    Miskonsepsi Penjelasan Nilai &Peran Guru Penggerak harus dikuasai dan diterapkan secara sempurna saat ini juga, bagaimana menggerakkan orang lain Ada proses, belajar modulnya. Tergerak & Bergerak >> berelasi, komunikasi, membangun di diri sendiri dulu, jangan buru2 ingin menggerakkan orang lain. (sequence lingkaran pengaruh)
  • 72.
    Miskonsepsi Penjelasan Nilai inovatifhanya berkaitan dengan kemampuan TIK Nilai inovatif dalam nilai-nilai Guru Penggerak tidak terkait dengan kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komputer (TIK), melainkan dengan kemampuan berdaya lenting, bisa fleksibel menyesuaikan dengan visi bersama. Berdaya lenting hanya bisa diperoleh jika guru keluar dari zona nyamannya, terbiasa mengimplementasikan cara-cara baru atau berbeda dalam memfasilitasi belajar murid, yang jika mengalami kegagalan, tetap bangkit kembali untuk mencari cara sehingga semakin memampukan murid mencapai tujuan belajarnya. Bagaimana caranya keluar dari zona nyaman? Lakukan perubahan sedikit demi sedikit di dalam kelas,tetapi yang fundamental sehingga menyelesaikan akar masalah, bukan sekedar membuat program sekolah yang sesaat saja, serta berkelanjutan dengan skala perubahan yang semakin lama semakin besar.
  • 73.
  • 74.
    EKSPLORASI KONSEP -lingkaran pengaruh
  • 75.
    inovator mayoritas awallaggard mayoritas akhir pengguna awal Gambar diambil dari: 2.5% 34% 34% 16% 13.5% EKSPLORASI KONSEP - difusi inovasi > Rogers (2004)
  • 76.
  • 77.
  • 78.
    PERISTIWA Momen yang paling… bagi saya adalah ketika … PERASAAN Pada momen itu saya merasa … bagaikan … PEMBELAJARAN Sebelumnya saya berpikir bahwa … ternyata … PENERAPAN KE DEPAN Untuk menerapkan pemahaman saya hari ini, maka yang pertama kali akan saya lakukan adalah … Refleksi tentang sesi elaborasi pemahaman hari ini Google Form: https://forms.gle/iVQ83C8yEmpDLRm16

Editor's Notes

  • #5 TMI > ambil/raih satu OBJEK yang ada dalam jangkauan, amati, perhatikan, temukan detil atau hal yang menarik. nikmati momen tsb, sadari ingatan/memori/perasaan yg hadir saat mengamati OBJEK tersebut.
  • #8 Bacakan
  • #9 Bacakan
  • #10 Kini Guru Penggerak menjadi prasyarat utk posisi KS dan PS, sehingga PPGP harus dibawakan dengan penguatan2 yg mengajak CGP mulai berpikir/bersikap strategis dan sistemik. CGP diajak menempatkan diri seolah-olah mereka adalah KS/PS. CGP diharapkan mulai akrab dengan konteks dan kompleksitas sistem yang dihadapi peran2 strategis (dalam hal ini KS/PS), kemudian mampu lebih memahami dan belajar memikirkan dukungan atau kontribusi paling relevan yang dpt diberikan jk mereka adalah KS/PS pd sikon tsb.
  • #11 -sama-
  • #12 jelaskan utk mengingatkan ttg kegiatan > trapesium usia __________dari modul Kegiatan ini mengajak Ibu/Bapak untuk membuat Diagram Trapesium Usia-nya sendiri dengan mengikuti instruksi berikut: Buatlah garis miring naik ke atas (sisi kiri), tuliskan usia saat Ibu/Bapak menyelesaikan masa sekolah pada ujung garis tersebut. Lanjutkan dengan membuat garis mendatar (tengah), yang menunjukkan usia kerja. Pada salah satu titik di garis tersebut, tuliskan angka yang menunjukkan usia saat ini. Buatlah garis miring menurun (sisi kanan) untuk menandakan masa pensiun. Ingatlah dua peristiwa bermakna bagi Ibu/Bapak dan terkait dengan relasi Ibu/Bapak dengan sosok guru, serta terjadi pada masa sekolah dalam rentang usia PAUD sampai sekolah menengah (4-17 tahun). Tetapkan satu peristiwa bernuansa positif dan satu lagi bernuansa negatif. Pada bagian garis miring naik ke atas (sisi kiri), tulis angka yang menunjukkan pada usia berapa kedua peristiwa tersebut terjadi (misalkan: umur 7 dan 12 tahun). Hitunglah selisih dari usia Ibu/Bapak sekarang dan usia pada saat kedua peristiwa tersebut terjadi untuk menandakan jarak waktu antara saat momen tersebut terjadi dengan saat ini. [sumber: Modul pendidikan karakter Jabar Masagi] Tugas MD1. Refleksi Jika Ibu/Bapak sudah membuat diagram trapesium usia ini, jawablah pertanyaan berikut: Apa peristiwa positif dan negatif yang Ibu/Bapak tuliskan di sana? Siapa saja yang terlibat pada masing-masing peristiwa tersebut? Berapa tahun jarak waktu antara saat momen tersebut terjadi dengan saat ini? Emosi apa saja yang paling kuat Ibu/Bapak rasakan saat momen tersebut terjadi? Gunakan roda emosi Plutchik di Gambar 2 untuk mengidentifikasi dengan persis perasaan Ibu/Bapak di masa itu! Apa saja dampak dari emosi pada momen tersebut yang masih Ibu/Bapak rasakan hingga sekarang? Apa yang membuat momen tersebut, masih dianggap penting, masih terasa, serta berdampak pada diri Ibu/Bapak sampai sekarang? Pelajaran hidup apa yang dapat diambil dari kegiatan trapesium usia ini jika dikaitkan dengan peran Ibu/Bapak sebagai guru, penuntun para peserta didiknya?
  • #13 mainkan slideshow dialog > pertanyaan pemantik tutup dg kesimpulan yg ada dlm dot points
  • #14 mainkan slideshow dialog > pertanyaan pemantik tutup dg kesimpulan yg ada dlm dot points
  • #15 ini poin2 penjelasan roda emosi Plutchik, versi angkatan 1-11 blm ada.
  • #16 Plutchik 8 emosi dasar
  • #20 mainkan slideshow nilai-nilai mendasari munculnya > pemaknaan, emosi > menjadi memori (kognitif-pikiran atau somatis/tubuh) note: skema ter-ber-mengger- merupakan turunan dari diagram identitas gunung es. lewat diagram kita tahu bahwa karakter itu dikondisikan-dibiasakan. tergerak > dunia di dalam diri manusia bergerak > menuju manusia berkarakter merdeka menggerakkan > berstrategi memahami lanskap perubahannya (fisik, disadari, psikis, bawah sadar)
  • #22 “sebadan-badan”, “sekujur tubuh”
  • #23 Slide utk menggambarkan adanya 3 otak ‘purba’ menyerupai otak reptilia, mamalia, dan primata--dalam satu bagian otak manusia. Sudah ada di video naik elevator turun. sumber: triune brain… http://www.whatonearthishappening.com/part-1-the-solution/65-the-triune-brain
  • #26 penjelasan baru, hasil sesi revisi. mengaitkan konsep/materi dengan “nilai-nilai”.
  • #28 Asumsi: CGP sudah menonton video “eskalator dan kerja otak”. Perumpamaan itu menggambarkan bahwa sulitnya membiasakan berpikir lambat itu bagaikan kita berjalan naik menggunakan eskalator yang sedang berjalan turun. Jika tidak bergerak atau kurang cepat dibanding turunnya tangga eskalator kita akan ikut turun dan tidak sampai-sampai ke atas. Ini dimensinya bukan “waktu”, ini soal sistem/pola kerja otak, jalur kerja otak cepat/lambat: Aksi - Reaksi = Berpikir cepat Aksi - Reaksi - Respon (pilihan-putusan-sadar) = Berpikir lambat
  • #30 penjelasan baru, hasil sesi revisi. mengaitkan konsep/materi dengan “nilai-nilai”.
  • #31 penjelasan baru, hasil sesi revisi. mengaitkan konsep/materi dengan “nilai-nilai”.
  • #32 Slide penutup-1. Menguatkan kembali bahwa proses ini memang tidak mudah, bagaikan naik ke lantai 1 lewat elevator yang bergerak turun. Harus terus dicoba dan diupayakan. SHARE LINK CLIP: https://drive.google.com/file/d/1fCj1hSHMvsiidZEYall8vhQvQbZpRr2l/view?usp=sharing
  • #34 KHD juga mengibaratkan pendidik itu seperti seorang petani atau tukang kebun kehidupan. Saat petani menanam biji jagung, maka kodrat biji jagung itu tidak berubah. Petani tidak akan berharap yang nanti akan dipanen adalah mangga. Dia hanya akan memfasilitasi gimana supaya jagung ini bisa tumbuh subur dan sehat. Dia akan ciptakan lingkungan yang akan suportif buat tumbuhnya jagung ini. Lingkungan yang aman. Dia singkirkan ulat-ulat, jamur-jamur yang berpotensi menghambat tumbuhnya jagung. Lingkungan yang suportif. Dia beri pupuk, dia beri air yang cukup, sinar matahari yang cukup. Kalau ditarik ke pendidikan- Menciptakan safe and supportive environment menjadi penting. Kalau anak merasa tidak nyaman apalagi tidak aman, ya dia tidak akan belajar. Itu sebabnya perlu adanya diferensiasi
  • #37 penjelasan baru, hasil sesi revisi. mengaitkan konsep/materi dengan “nilai-nilai”.
  • #41 penjelasan baru, hasil sesi revisi. mengaitkan konsep/materi dengan “nilai-nilai”.
  • #53 aksioma (KBBI): pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian
  • #54 aksioma (KBBI): pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian
  • #55 aksioma (KBBI): pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian
  • #56 aksioma (KBBI): pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian penjelasan baru, hasil sesi revisi. mengaitkan konsep/materi dengan “nilai-nilai”.
  • #58 https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/unduhan/Dimensi_PPP.pdf
  • #63 pesan utama revisi 2024
  • #64 ada dari dulu sejak Angkatan 1. utk pengingat bagaimana membaca 3 kepingan cakram nilai-nilai GP.
  • #65 penjelasan baru, hasil sesi revisi. menguatkan maksud penyesuaian dan penguatan paradigma pemimpin (KS/PS) yg sdh ada di nilai-nilai GP.
  • #66 ada dari dulu sejak Angkatan 1. utk pengingat bagaimana membaca 3 kepingan cakram nilai-nilai GP.
  • #67 3 cakram nilai-nilai GP 4 kebiasaan pemimpin (kuning) 5 KSE sebagai pengasah nilai-nilai (merah) 5 nilai GP (abu-abu)
  • #76 SHARE LINK CLIP: https://drive.google.com/file/d/14ckI3ppxfyxdgmJNpXG9Nex5pM--Agdk/view?usp=sharing Respon sikap perilaku kita atas peristiwa/sikon adalah gunung es yg di permukaan air, terlihat oleh publik/orang lain, dan sangat ditentukan oleh kotak hitam kita masing-masing. Maka perlu upaya mendesain peristiwa sedemikian rupa sehingga pengalaman emosi-pikiran-badan bermakna positif bagi anak yang pada akhirnya berkontribusi dalam mempengaruhi kotak hitam anak utk menumbuhkan karakter yang baik. Menuntun. Teladan dan sistem/aturan. Konsisten. Manusia = “Mesin” pembuat makna Pesan kunci: mendesain peristiwa → pengalaman emosi, pikiran, badan → makna positif → karakter Bicara karakter, karakter yang seperti apa? → sesuai dengan kodrat anak (alam-zaman) → alam - tumbuh-kembang, zaman - abad 21 (Pasca COVID)
  • #77 BAGJA > segilima > lima langkah mengelola perubahan Inkuiri Apresiatif > alat untuk memimpin dan mengelola perubahan KHD > segitiga > ing-ing-tut > ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani > sbg filosofi kepemimpinan KHD
  • #78 SHARE LINK FILE MUSIK: https://drive.google.com/file/d/122Ech8cohi8KaXZDezZChqxd3FIaoPtI/view?usp=sharing