Evaporator
Oleh
Dr.-Ing. Anton Irawan, ST., MT
Fakultas Teknik- Untirta
1
Introduction
Evaporator atau Penguapan adalah suatu
proses untuk memekatkan suatu larutan
dengan menghilangkan kandungan cairan
 Penghilangan kandungan cairan tersebut
dilakukan pada kondisi proses di daerah
temperatur didih larutan pada suatu
tangki
 Bila kandungan larutan tersebut terdapat
suatu padatan maka pemekatan dari
proses penguapan dapat dihasilkan suatu
kristal padatan


2
Klasifikasi Larutan untuk Diuapkan


Larutan tersebut tidak terdekomposisi

pada temperatur tinggi


Larutan tersebut akan menghasilkan suatu
produk padatan kristal



Larutan tersebut memiliki temperatur dan
tekanan didih yang hampir sama dengan
air
3
Proses Penguapan
Penguapan dari suatu larutan dapat
terjadi dengan pemberian panas ke
larutan tersebut untuk menguapkan
pelarut-pelarut yang memiliki titik didih
yang rendah
 Umumnya panas yang diberikan dari
kukus (steam) dengan memanfaatkan
panas laten yang dimiliki
 Panas laten merupakan panas yang
dikandung oleh suatu material dari
perubahan phasa yang terjadi


4
Macam-Macam Evaporator


Penguapan dari lapisan film cairan



Penguapan cairan dengan titik didih pada
permukaan pemanas



Penguapan cairan disebabkan oleh
pengurangan tekanan



Penguapan cairan dikarenakan kontak
langsung antara fluida panas dengan
larutan
5
Penguapan Pada Lapisan Film








Lapisan film dari alat penguap dirancang untuk
menguapkan cairan yang melewati permukaan
dinding yang telah dipanaskan
Perpindahan Panas yang terjadi adalah konduksi
dan konveksi melalui lapisan film ke permukaan
antara uap dengan gas dimana penguapan terjadi
Uap yang dihasilkan kemungkinan akan bertemu
dengan gas-gas yang tidak mudah terkondensasi
(udara) maka lapisan cairan film tidak akan
mencapai kondisi superheated (lewat jenuh)
Lapisan film dapat terjadi pada pengaturan
dengan kondisi a falling film atau a climbing film
6
Falling Film Evaporator

7
Falling Film Evaporator
Falling Film Evaporator umumnya
dipergunakan untuk memekatkan larutan
 Film evaporation memiliki distribusi untuk
menghasilkan keseragaman ketebalan film
 Cairan dimasukan dari atas dan mengalir
ke bawah pada bagian dalam dari tube
 Kukus dialirkan untuk memanaskan
dinding tube melalui bagian luar tube di
dalam rangkaian shell (cangkang)


8
Falling Film Evaporator

9
Climbing Film Evaporator

10
Climbing Film Evaporator


Climbing Film Evaporator dilakukan

dengan memompa cairan dari bagian
bawah alat evaporator melalui tube-tube
yang telah dipanaskan pada bagian bawah


Climbing Film Evaporator cocok
dipergunakan untuk memekatkan cairan
yang sangat sensitif terhadap panas
11
Climbing Film Evaporator

12
Peningkatan Laju Penguapan
Laju Penguapan pada Proses di Lapisan
Film dapat ditingkatkan dengan metode
berikut ini:
Peningkatan Temperatur pada
Permukaan yang dipanaskan


Penurunan Tahanan Panas pada lapisan
film




Penurunan temperatur permukaan cairan
13
Evaporation with Nucleate Boiling


Boiling adalah proses perubahan cairan menjadi
uap pada daerah titik didih cairan tersebut ketika
panas diberikan pada cairan tersebut



Memasak air hingga daerah titik didih hingga
dihasilkan gelembung-gelembung uap dalam
cairan



Gelembung-gelembung itu terjadi karena
temperatur didih telah terjadi pada suatu daerah
tertentu dan dikelilingi oleh cairan yang belum
terbentuk gelembung uap cairan sehingga terjadi
perbedaan phasa
14
Tahapan Proses Pendidihan
Natural Convection adalah proses
konveksi didalam cairan (satu phasa) dari
permukaan panas menuju cairan hingga
ke temperatur didih tanpa terbentuk suatu
gelembung
 Nucleate Boiling adalah mulai
terbentuknya gelembung-gelembung (dua
phasa) akibatkan pemanasan dari dinding
dan kemudian gelembung tersebut akan
lepas dari dinding


15
Tahapan Proses Pendidihan


Transition Boiling adalah transisi dari
gelembung-gelembung kecil (nucleate)
untuk menjadi gabungan dari gelembunggelembung kecil membentuk film boiling



Film Boiling adalah gelembung yang
cukup besar dan telah stabil ditandai
dengan lepasnya gelembung tersebut dari
dinding pemanas dan masih tetap
berbentuk gelembung
16
Tahapan Proses Pendidihan

17
Tahapan Proses Pendidihan

18
Tipe-Tipe Boiling Evaporator


Short Tube Vertical Evaporator



Basket Type Evaporator



Long Tube Vertical Evaporator

19
Short Tube Vertical Evaporator

20
Short Tube Vertical Evaporator

21
Basket Type Evaporator

22
Long Tube Evaporator

23
Flash Evaporation

Suatu cairan dapat diuapkan dengan pemanasan hingga
temperatur didihnya atau menurunkan tekanan sehingga
temperatur didihnya akan juga turun
24
25
26
Direct Contact Evaporation
Metode ini sangat murah dan simple
dengan cara menginjeksi gas panas
melewati suatu kolam cairan
 Gas panas yang dilewatkan akan
memindahkan panas sensibel untuk
menjadi cairan menjadi panas laten
 Gas panas diperoleh dari pembakaran
bahan bakar pada suatu area pembakaran
yang bergabung menjadi satu dengan
area untuk penguapan


27
Direct Contact Evaporation

28
Direct Contact Evaporation

29
Pemilihan Tipe Alat Evaporator

30
Pemilihan Tipe Alat Evaporator

31
Heat Transfer in Evaporator

Q

UA T

32
Single Stage Evaporator

• Evaporator satu tahap dipergunakan untuk keluar yang tidak
terlalu besar sehingga kukus yang dipergunakan tidak terlalu
banyak
33
• Evaporator tunggal ini sering dilakukan pada kondisi batch
Contoh Soal Evaporator Tunggal
Suatu alat penguap satu tahap digunakan untuk
meningkatkan konsentrasi padatan dari 10 % ke 50 %
dengan laju alir 7 kg/s. Kukus (Steam) yang
dipergunakan mempunyai tekanan 205 kN/m2 dan
proses evaporasi terjadi pada tekanan 13.5 kN/m2. Jika
koefisien perpindahan panas keseluruhan dari proses
penguapan tersebut adalah 3 kW/m2.K, Hitunglah luas
permukaan yang dibutuhkan serta jumlah kukus yang
dipergunakan jika umpan konsentrat ke alat penguapan
masuk pada temperatur 294 K dan kondesat keluar pada
temperatur 352.7 K. Kapasitas panas untuk larutan
10 % adalah 3.76 kJ/kg-K dan 50 % adalah
3.14 kJ/kg-K.
34
Penyelesaian
Uap umpan

U = 3 kW/m2-K
P = 13.5 kN/m2

7 kg/s
294 K
10 % padatan

Umpan

EVAPO
RATOR

Kondensat

Kukus

352.7 K
Produk

P = 205 kN/m2

50 % padatan

Data Aliran Evaporator Tunggal

35
Penyelesaian
Asumsi bahwa kukus (steam) yang dipergunakan adalah kering dan
jernih
• Pada tekanan 205 kN/m2, dari tabel kukus diperoleh temperatur
kukus 394 K dan enthalpy yang dikandung 2530 kJ/kg.
• Pada tekanan 13.5 kN/m2, titik didih air pada 325 K dan energi
yang dikandung adalah 2594 kJ/kg.

Pada kondisi umpan dengan 10 % padatan dipanaskan dari
temperatur 294 ke temperatur 325 K yang akan terjadi proses
penguapan.
Laju alir padatan pada umpan = ( 7 kg/s x 0.1) = 0.7 kg/s
36
Penyelesaian (Neraca Massa)
Kandungan air pada umpan adalah

= 7 - 0.7

= 6.3 kg/s

Kandungan air pada produk (x) adalah

0 .7
0 .7

0 .5

x

0 . 7 kg/s

x

Jumlah air yang teruapkan = kandungan air umpan – kandungan air produk
= 6.3 - 0.7
= 5.6 kg/s
37
Hasil Neraca Massa Larutan

38
Neraca Energi


Neraca Energi
Q




mC p T

T ref

Gunakan sebagai temperatur acuan (Tref) adalah
273 K maka

Q

feed

Q

produk

Q

uap _ air

7 .0
1 .4
5 .6

3 . 76 294

273

3 . 14 325
2594

273

552 . 7 kW
228 . 6 kW

14526 kW
39
Neraca Energi


Energi yang diberikan oleh kukus adalah

Q

Pemanasan

_ kukus

Q

uap

air

14526


Q

produk

Q

feed

228.6 - 552.7

14202kW

Energi yang dikandung oleh kukus umpan dan
kondensat pada temperatur 352.7 K adalah

H

condensat

H

steam

4 . 18 352 . 7

273

333 . 2 kJ / kg

2530 kJ / kg
40
Neraca Energi



m

laju alir kukus yang dibutuhkan untuk
menguapkan adalah

Q
kukus

H

pemanasan

steam

_ kukus

H

kondensat

14202
2530

333 . 2

6 . 47

kg
s

41
Luas Bidang Kontak Evaporator


Luas bidang kontak dapat diselesaikan dari
persamaan laju perpindahan panas

Q


UA T

Perbedaan temperatur diasumsikan perbedaan
temperatur kukus masuk dengan titik didih
penguapan larutan adalah

T
A

394
Q
U T

325
14202
3

69

69 K
68 . 6 m

2

42
Soal Evaporator Tunggal Latihan
Suatu alat penguap satu tahap digunakan untuk
meningkatkan konsentrasi padatan dari 10 % ke 40 %
dengan laju alir 10 kg/s. Kukus (Steam) yang
dipergunakan mempunyai tekanan 205 kN/m2 dan
proses evaporasi terjadi pada tekanan 13.5 kN/m2. Jika
koefisien perpindahan panas keseluruhan dari proses
penguapan tersebut adalah 3.5 kW/m2.K, Hitunglah luas
permukaan yang dibutuhkan serta jumlah kukus yang
dipergunakan jika umpan konsentrat ke alat penguapan
masuk pada temperatur 300 K dan kondesat keluar pada
temperatur 350 K. Kapasitas panas untuk larutan
10 % adalah 3.76 kJ/kg-K dan 40 % adalah
3.21 kJ/kg-K.
43
Multiple Effect Evaporation


Multiple Effect Evaporation adalah proses
evaporation dengan menggunakan lebih dari satu
evaporator



Keunggulan dari metode multiple effect adalah
pemanfaatan kukus yang telah dipergunakan
oleh evaporator sebelumnya sehingga konsumsi
kukus terkurangi dan energi pemanasan juga
lebih rendah



Multiple Effect Evaporation dikategorikan forward
feed, Backward Feed, Parallel Feed
44
Forward Feed

45
Backward Feed

46
Parallel Feed

47
BOILING POINT RISE (BPR)

48
FORWARD FEED TRIPLE EFFECT
EVAPORATOR
vapor
(V1) , T1

Feed, TF

Steam, Ts

Vapor
(V2), T2

Vapor
(V3), T3

(2)

T1

Steam
Kondensat
Liquid,
L1

(3)

T2

(1)

T3

Vapour
Kondensat

Liquid,
L2

Vapour
Kondensat
Liquid,
L3

49
Temperature Drop in Multi Effect
q1

U 1 A1 T1

q3

q2

U 2 A2 T 2

U 3 A3 T 3

50
Temperature Drop in Multi Effect
T

T1

T2

T3

Ts

T3

1
T1

T

U1
1

1
U1

1
U2

U3
51
Solution Tripel Efek Evaporator
1.

2.

Dari data konsentrasi keluar dan tekanan pada bagian
evaporator, tentukan temperatur didih larutan di
evaporator 3
Neraca Massa Total untuk perhitungan jumlah total uap
yang terhilangkan
a.
Asumsi jumlah uap yang dilepaskan dari tiap
evaporator sama ( V1 = V2 = V3)
b.
Hitung laju alir cairan yang keluar dari tiap-tiap
evaporator ( L1 , L2 , L3)
c.
Hitung konsentrasi padatan dalam larutan untuk tiaptiap keluaran cairan dari evaporator

52
Solution Tripel Efek Evaporator
3. Hitung penurunan temperatur pada tiap-tiap evaporator
( T1, T2, T3)
a.
b.
c.
d.

Hitung
Hitung
Hitung
Hitung

BPR dari tiap-tiap Evaporator
T
T1, T2, T3
T1, T2, T3

4. Hitung neraca massa dan energi untuk tiap-tiap evaporator. Bila asumsi
laju alir uap tidak terlalu jauh dari hitungan maka perhitungan bila
dilanjutkan. Bila hitungan belum benar maka assumsi pergunakan data
laju alir uap yang baru dari tahap 4 ini.
5. Hitung luas bidang kontak untuk tiap evaporator (A1, A2 dan A3) serta
luas bidang kontak rata-rata

53
Solution Tripel Efek Evaporator
6. Hitung konsentrasi padatan untuk tiap-tiap evaporator
7. Hitung nilai BPR yang baru  T1, T2, T3 

T

8. Hitung nilai Cp, L1, L2, L3, V1, V2, V3 yang baru dari nilai-nilai temperatur
yang baru
9. Hitung A1, A2, A3 dari nilai q1,q2 dan q3

PELAJARI CONTOH 8.5.1
BUKU GEANKOPLIS
54

Evaporator

  • 1.
    Evaporator Oleh Dr.-Ing. Anton Irawan,ST., MT Fakultas Teknik- Untirta 1
  • 2.
    Introduction Evaporator atau Penguapanadalah suatu proses untuk memekatkan suatu larutan dengan menghilangkan kandungan cairan  Penghilangan kandungan cairan tersebut dilakukan pada kondisi proses di daerah temperatur didih larutan pada suatu tangki  Bila kandungan larutan tersebut terdapat suatu padatan maka pemekatan dari proses penguapan dapat dihasilkan suatu kristal padatan  2
  • 3.
    Klasifikasi Larutan untukDiuapkan  Larutan tersebut tidak terdekomposisi pada temperatur tinggi  Larutan tersebut akan menghasilkan suatu produk padatan kristal  Larutan tersebut memiliki temperatur dan tekanan didih yang hampir sama dengan air 3
  • 4.
    Proses Penguapan Penguapan darisuatu larutan dapat terjadi dengan pemberian panas ke larutan tersebut untuk menguapkan pelarut-pelarut yang memiliki titik didih yang rendah  Umumnya panas yang diberikan dari kukus (steam) dengan memanfaatkan panas laten yang dimiliki  Panas laten merupakan panas yang dikandung oleh suatu material dari perubahan phasa yang terjadi  4
  • 5.
    Macam-Macam Evaporator  Penguapan darilapisan film cairan  Penguapan cairan dengan titik didih pada permukaan pemanas  Penguapan cairan disebabkan oleh pengurangan tekanan  Penguapan cairan dikarenakan kontak langsung antara fluida panas dengan larutan 5
  • 6.
    Penguapan Pada LapisanFilm     Lapisan film dari alat penguap dirancang untuk menguapkan cairan yang melewati permukaan dinding yang telah dipanaskan Perpindahan Panas yang terjadi adalah konduksi dan konveksi melalui lapisan film ke permukaan antara uap dengan gas dimana penguapan terjadi Uap yang dihasilkan kemungkinan akan bertemu dengan gas-gas yang tidak mudah terkondensasi (udara) maka lapisan cairan film tidak akan mencapai kondisi superheated (lewat jenuh) Lapisan film dapat terjadi pada pengaturan dengan kondisi a falling film atau a climbing film 6
  • 7.
  • 8.
    Falling Film Evaporator FallingFilm Evaporator umumnya dipergunakan untuk memekatkan larutan  Film evaporation memiliki distribusi untuk menghasilkan keseragaman ketebalan film  Cairan dimasukan dari atas dan mengalir ke bawah pada bagian dalam dari tube  Kukus dialirkan untuk memanaskan dinding tube melalui bagian luar tube di dalam rangkaian shell (cangkang)  8
  • 9.
  • 10.
  • 11.
    Climbing Film Evaporator  ClimbingFilm Evaporator dilakukan dengan memompa cairan dari bagian bawah alat evaporator melalui tube-tube yang telah dipanaskan pada bagian bawah  Climbing Film Evaporator cocok dipergunakan untuk memekatkan cairan yang sangat sensitif terhadap panas 11
  • 12.
  • 13.
    Peningkatan Laju Penguapan LajuPenguapan pada Proses di Lapisan Film dapat ditingkatkan dengan metode berikut ini: Peningkatan Temperatur pada Permukaan yang dipanaskan  Penurunan Tahanan Panas pada lapisan film   Penurunan temperatur permukaan cairan 13
  • 14.
    Evaporation with NucleateBoiling  Boiling adalah proses perubahan cairan menjadi uap pada daerah titik didih cairan tersebut ketika panas diberikan pada cairan tersebut  Memasak air hingga daerah titik didih hingga dihasilkan gelembung-gelembung uap dalam cairan  Gelembung-gelembung itu terjadi karena temperatur didih telah terjadi pada suatu daerah tertentu dan dikelilingi oleh cairan yang belum terbentuk gelembung uap cairan sehingga terjadi perbedaan phasa 14
  • 15.
    Tahapan Proses Pendidihan NaturalConvection adalah proses konveksi didalam cairan (satu phasa) dari permukaan panas menuju cairan hingga ke temperatur didih tanpa terbentuk suatu gelembung  Nucleate Boiling adalah mulai terbentuknya gelembung-gelembung (dua phasa) akibatkan pemanasan dari dinding dan kemudian gelembung tersebut akan lepas dari dinding  15
  • 16.
    Tahapan Proses Pendidihan  TransitionBoiling adalah transisi dari gelembung-gelembung kecil (nucleate) untuk menjadi gabungan dari gelembunggelembung kecil membentuk film boiling  Film Boiling adalah gelembung yang cukup besar dan telah stabil ditandai dengan lepasnya gelembung tersebut dari dinding pemanas dan masih tetap berbentuk gelembung 16
  • 17.
  • 18.
  • 19.
    Tipe-Tipe Boiling Evaporator  ShortTube Vertical Evaporator  Basket Type Evaporator  Long Tube Vertical Evaporator 19
  • 20.
    Short Tube VerticalEvaporator 20
  • 21.
    Short Tube VerticalEvaporator 21
  • 22.
  • 23.
  • 24.
    Flash Evaporation Suatu cairandapat diuapkan dengan pemanasan hingga temperatur didihnya atau menurunkan tekanan sehingga temperatur didihnya akan juga turun 24
  • 25.
  • 26.
  • 27.
    Direct Contact Evaporation Metodeini sangat murah dan simple dengan cara menginjeksi gas panas melewati suatu kolam cairan  Gas panas yang dilewatkan akan memindahkan panas sensibel untuk menjadi cairan menjadi panas laten  Gas panas diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada suatu area pembakaran yang bergabung menjadi satu dengan area untuk penguapan  27
  • 28.
  • 29.
  • 30.
    Pemilihan Tipe AlatEvaporator 30
  • 31.
    Pemilihan Tipe AlatEvaporator 31
  • 32.
    Heat Transfer inEvaporator Q UA T 32
  • 33.
    Single Stage Evaporator •Evaporator satu tahap dipergunakan untuk keluar yang tidak terlalu besar sehingga kukus yang dipergunakan tidak terlalu banyak 33 • Evaporator tunggal ini sering dilakukan pada kondisi batch
  • 34.
    Contoh Soal EvaporatorTunggal Suatu alat penguap satu tahap digunakan untuk meningkatkan konsentrasi padatan dari 10 % ke 50 % dengan laju alir 7 kg/s. Kukus (Steam) yang dipergunakan mempunyai tekanan 205 kN/m2 dan proses evaporasi terjadi pada tekanan 13.5 kN/m2. Jika koefisien perpindahan panas keseluruhan dari proses penguapan tersebut adalah 3 kW/m2.K, Hitunglah luas permukaan yang dibutuhkan serta jumlah kukus yang dipergunakan jika umpan konsentrat ke alat penguapan masuk pada temperatur 294 K dan kondesat keluar pada temperatur 352.7 K. Kapasitas panas untuk larutan 10 % adalah 3.76 kJ/kg-K dan 50 % adalah 3.14 kJ/kg-K. 34
  • 35.
    Penyelesaian Uap umpan U =3 kW/m2-K P = 13.5 kN/m2 7 kg/s 294 K 10 % padatan Umpan EVAPO RATOR Kondensat Kukus 352.7 K Produk P = 205 kN/m2 50 % padatan Data Aliran Evaporator Tunggal 35
  • 36.
    Penyelesaian Asumsi bahwa kukus(steam) yang dipergunakan adalah kering dan jernih • Pada tekanan 205 kN/m2, dari tabel kukus diperoleh temperatur kukus 394 K dan enthalpy yang dikandung 2530 kJ/kg. • Pada tekanan 13.5 kN/m2, titik didih air pada 325 K dan energi yang dikandung adalah 2594 kJ/kg. Pada kondisi umpan dengan 10 % padatan dipanaskan dari temperatur 294 ke temperatur 325 K yang akan terjadi proses penguapan. Laju alir padatan pada umpan = ( 7 kg/s x 0.1) = 0.7 kg/s 36
  • 37.
    Penyelesaian (Neraca Massa) Kandunganair pada umpan adalah = 7 - 0.7 = 6.3 kg/s Kandungan air pada produk (x) adalah 0 .7 0 .7 0 .5 x 0 . 7 kg/s x Jumlah air yang teruapkan = kandungan air umpan – kandungan air produk = 6.3 - 0.7 = 5.6 kg/s 37
  • 38.
  • 39.
    Neraca Energi  Neraca Energi Q   mCp T T ref Gunakan sebagai temperatur acuan (Tref) adalah 273 K maka Q feed Q produk Q uap _ air 7 .0 1 .4 5 .6 3 . 76 294 273 3 . 14 325 2594 273 552 . 7 kW 228 . 6 kW 14526 kW 39
  • 40.
    Neraca Energi  Energi yangdiberikan oleh kukus adalah Q Pemanasan _ kukus Q uap air 14526  Q produk Q feed 228.6 - 552.7 14202kW Energi yang dikandung oleh kukus umpan dan kondensat pada temperatur 352.7 K adalah H condensat H steam 4 . 18 352 . 7 273 333 . 2 kJ / kg 2530 kJ / kg 40
  • 41.
    Neraca Energi   m laju alirkukus yang dibutuhkan untuk menguapkan adalah Q kukus H pemanasan steam _ kukus H kondensat 14202 2530 333 . 2 6 . 47 kg s 41
  • 42.
    Luas Bidang KontakEvaporator  Luas bidang kontak dapat diselesaikan dari persamaan laju perpindahan panas Q  UA T Perbedaan temperatur diasumsikan perbedaan temperatur kukus masuk dengan titik didih penguapan larutan adalah T A 394 Q U T 325 14202 3 69 69 K 68 . 6 m 2 42
  • 43.
    Soal Evaporator TunggalLatihan Suatu alat penguap satu tahap digunakan untuk meningkatkan konsentrasi padatan dari 10 % ke 40 % dengan laju alir 10 kg/s. Kukus (Steam) yang dipergunakan mempunyai tekanan 205 kN/m2 dan proses evaporasi terjadi pada tekanan 13.5 kN/m2. Jika koefisien perpindahan panas keseluruhan dari proses penguapan tersebut adalah 3.5 kW/m2.K, Hitunglah luas permukaan yang dibutuhkan serta jumlah kukus yang dipergunakan jika umpan konsentrat ke alat penguapan masuk pada temperatur 300 K dan kondesat keluar pada temperatur 350 K. Kapasitas panas untuk larutan 10 % adalah 3.76 kJ/kg-K dan 40 % adalah 3.21 kJ/kg-K. 43
  • 44.
    Multiple Effect Evaporation  MultipleEffect Evaporation adalah proses evaporation dengan menggunakan lebih dari satu evaporator  Keunggulan dari metode multiple effect adalah pemanfaatan kukus yang telah dipergunakan oleh evaporator sebelumnya sehingga konsumsi kukus terkurangi dan energi pemanasan juga lebih rendah  Multiple Effect Evaporation dikategorikan forward feed, Backward Feed, Parallel Feed 44
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
    FORWARD FEED TRIPLEEFFECT EVAPORATOR vapor (V1) , T1 Feed, TF Steam, Ts Vapor (V2), T2 Vapor (V3), T3 (2) T1 Steam Kondensat Liquid, L1 (3) T2 (1) T3 Vapour Kondensat Liquid, L2 Vapour Kondensat Liquid, L3 49
  • 50.
    Temperature Drop inMulti Effect q1 U 1 A1 T1 q3 q2 U 2 A2 T 2 U 3 A3 T 3 50
  • 51.
    Temperature Drop inMulti Effect T T1 T2 T3 Ts T3 1 T1 T U1 1 1 U1 1 U2 U3 51
  • 52.
    Solution Tripel EfekEvaporator 1. 2. Dari data konsentrasi keluar dan tekanan pada bagian evaporator, tentukan temperatur didih larutan di evaporator 3 Neraca Massa Total untuk perhitungan jumlah total uap yang terhilangkan a. Asumsi jumlah uap yang dilepaskan dari tiap evaporator sama ( V1 = V2 = V3) b. Hitung laju alir cairan yang keluar dari tiap-tiap evaporator ( L1 , L2 , L3) c. Hitung konsentrasi padatan dalam larutan untuk tiaptiap keluaran cairan dari evaporator 52
  • 53.
    Solution Tripel EfekEvaporator 3. Hitung penurunan temperatur pada tiap-tiap evaporator ( T1, T2, T3) a. b. c. d. Hitung Hitung Hitung Hitung BPR dari tiap-tiap Evaporator T T1, T2, T3 T1, T2, T3 4. Hitung neraca massa dan energi untuk tiap-tiap evaporator. Bila asumsi laju alir uap tidak terlalu jauh dari hitungan maka perhitungan bila dilanjutkan. Bila hitungan belum benar maka assumsi pergunakan data laju alir uap yang baru dari tahap 4 ini. 5. Hitung luas bidang kontak untuk tiap evaporator (A1, A2 dan A3) serta luas bidang kontak rata-rata 53
  • 54.
    Solution Tripel EfekEvaporator 6. Hitung konsentrasi padatan untuk tiap-tiap evaporator 7. Hitung nilai BPR yang baru  T1, T2, T3  T 8. Hitung nilai Cp, L1, L2, L3, V1, V2, V3 yang baru dari nilai-nilai temperatur yang baru 9. Hitung A1, A2, A3 dari nilai q1,q2 dan q3 PELAJARI CONTOH 8.5.1 BUKU GEANKOPLIS 54