Hi!
Oi!
Aluu!
Jambo!
Salut!
GERAKAN NON
BLOK
Oleh: Muh. Nuruddin Yusuf Ardin
Sejarah
Terbentuknya
GNB
01
¡Hola!
â—Ź Sejarah munculnya gerakan non blok
Awalnya, organisasi Gerakan Non-Blok ini lahir pasca Perang Dunia ke-2 yang
menghancurkan berbagai ekosistem dan sektor-sektor penting. Dalam konteks politik,
Perang Dunia ke-2 ini membentuk fragmentasi dari negara-negara yang terasosiasi
dalam dua blok.
Blok tersebut dikenal dengan Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan
paham liberalisme-demokrasi dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dengan
ideologi sosialisme-komunisme. Ada 8 negara yang ikut dalam Blok Barat, yaitu
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norwegia, dan Kanada.
Di lain sisi, Blok Timur juga memiliki beberapa negara masuk ke dalam sistem, yakni
(Uni Soviet, Cekoslovakia, Rumania, dan Jerman Timur. Kemudian, mengapa dua negara
ini yang memimpin? Karena Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan negara
pemenang di Perang Dunia ke-2 dan berambisi melebarkan pengaruhnya ke negara-
negara lain di dunia.
Dalam upaya melakukan hegemoni pengaruh yang masif kepada negara-negara lain di
dunia, maka Blok Barat membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan Blok
Timur membentuk Pakta Warsawa. Tidak hanya sampai disitu, kedua blok ini masih tetap
mencari sekutu untuk menambah pertahanannya di Asia, Afrika dan Amerika.
Atas dasar ini, ada beberapa negara yang tidak ingin berpihak kepada Blok Barat dan Blok
Timur atau netral. Akhirnya, negara-negara ini mendirikan Gerakan Non-Blok (GNB) yang
memiliki sikap geopolitik yang putih, netral, dan tidak memihak kepada kedua blok
tersebut.
Hingga Gerakan Non-Blok resmi ditetapkan pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di
Beograd, Yugoslavia pada 1-6 September 1961.
Keanggotaan
GNB
02
Ni hao!
Gerakan Non-Blok bersifat terbuka terhadap masuknya anggota baru. Keanggotaan GNB
dibedakan menjadi tiga yaitu anggota penuh atau member, pengamat atau observer, dan tamu
atau guest. Dasa Sila Bandung menjadi salah satu syarat yang harus diterima sebagai prinsip
dasar gerakan. Untuk anggota GNB, suatu negara harus mengajukan lamaran tertulis kepada
Biro Koordinasi di New York. Lamaran tersebut akan diajukan ke KTT, apabila disetujui negara
itu akan diresmikan menjadi anggota penuh.
Pada masa awal berdiri, GNB terdiri dari negara-negara bekas jajahan dan memperoleh
kemerdekaan pasca-perang dunia II. Jumlah anggota gerakan ini berkembang sangat pesat.
Semula hanya diprakarsai oleh lima negara, kemudian berhasil mengundang 29 negara dalam
KAA di Bandung.
Afghanistan, Cape Verde, Grenade, Madagaskar, Panama, Swaziland, Afrika Selatan, Chad Guatemala,
Malawi, Papua New Guinea, Syria, Algeria, Chile, Guinea, Malaysia, Peru, Tanzania,Angola Colombia,
Guinea - Bissau Maldives, Philipines, Thailand, Antigua & Barbuda Comoros, Guyana, Mali, Qatar,
Timor Leste, Bahama, Kongo (Republik), Haiti, Mauritania, Republik Afrika Tengah, Togo, Bahrain, Cote
d’Ivoire, Honduras, Mauritius, Rwanda, Trinidad & Tobago, Bangladesh, Cuba, India, Mesir, Saint Kitts &
Nevis, Tunisia, Barbados, Korea, Indonesia, Mongolia Saint Lucia Turkmenistan, Belarus, Kongo
(Republik Demokratik), Iran, Morocco, Saint Vincent & The Grenadines Uganda, Belize, Dominica, Iraq,
Mozambique, Sao Tome & Principe, Uni Emirat Arab, Benin, Republik Dominica, Jamaica, Myanmar,
Saudi Arabia, Uzbekistan, Buthan, Djibouti, Jordan, Namibia, Senegal, Vanuatu, Bolivia, Ecuador, Kenya,
Nepal, Seychelles, Venezuela, Botswana, Equatorial Guinea, Kuwait, Nicaragua, Sierra Leone, Vietnam,
Brunei Darussalam, Eritrea, Laos, Niger, Singapore, Yaman, Burkina Faso Ethiopia Lebanon Nigeria,
Somalia, Zambia Burundi, Gabon, Lesotho, Oman, Sri Lanka, Zimbabwe, Cambodia, Gambia, Liberia,
Pakistan, Sudan, Cameron, Ghana, Libia, Palestina, Suriname
Dengan semangat memperbarui diri, GNB mengalami perkembangan keanggotaan. Berikut daftar
negara anggota Gerakan Non-Blok:
Tujuan
GNB
03
Jambo!
You can enter a subtitle
here if you need it
Tujuan GNB pada awalnya difokuskan pada upaya dukungan bagi hak menentukan nasib
sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan,dan integritas nasional negara-negara anggota.
Tujuan GNB yang penting lainnya adalah:
â—Ź penentangan terhadap apartheid;
â—Ź tidak memihak pada pakta militer multilateral;
â—Ź perjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialisme;
â—Ź perjuangan menentang kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme, pendudukan, dan
dominasi asing;
â—Ź perlucutan senjata;
â—Ź tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan secara
damai;
â—Ź penolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasional;
â—Ź pembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional;
serta
â—Ź kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak.
Sejak pertengahan 1970-an, isu-isu ekonomi mulai menjadi perhatian utama negara-negara
anggota GNB. Untuk itu, GNB dan Kelompok 77 (Group of 77/G-77) telah mengadakan
serangkaian pertemuan guna membahas masalah-masalah ekonomi dunia dan pembentukan
Tata Ekonomi Dunia Baru (New International Economic Order).
Menyusul runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989 dan kekuatan militer-politik komunisme
di Eropa Timur, muncul perdebatan mengenai relevansi, manfaat dan tujuan GNB. Muncul
pendapat yang menyatakan bahwa dengan berakhirnya sistem bipolar pada konstelasi politik
dunia, eksistensi GNB menjadi tidak bermakna.
Namun, sebagian besar negara mengusulkan agar GNB menyalurkan energinya untuk
menghadapi tantangan-tantangan baru dunia pasca-Perang Dingin, di mana ketegangan
Utara-Selatan kembali mengemuka dan jurang pemisah antara negara maju dan negara
berkembang menjadi krisis dalam hubungan internasional.
Perhatian GNB lantas beralih ke masalah-masalah yang terkait dengan pembangunan
ekonomi negara berkembang, pengentasan kemiskinan dan lingkungan hidup, yang mana hal
ini telah menjadi fokus perjuangan GNB di berbagai forum internasional pada dekade 90-an.
Peran
Indonesia
Dalam GNB
04
Oi!
Indonesia dapat dikatakan memiliki peran yang sangat penting dalam proses kelahiran GNB
maupun aktivitas organisasi tersebut. Mulai dari langkah Indonesia sebagai negara yang baru
merdeka dan ingin meredakan ketegangan dunia akibat perang dingin, hingga upaya
memelihara perdamaian internasional.
Selain sebagai salah satu negara pelopor yang turut mendirikan GNB, seperti yang dikutip
kembali dari Modul Sejarah Indonesia untuk kelas XII (2020) terbitan Kemdikbud, Indonesia
memiliki peran yang cukup besar dalam organisasi tersebut, di antaranya:
1. Sebagai salah satu negara penggagas KAA yang merupakan cikal bakal digagasnya
Gerakan Non-Blok. Presiden pertama Indonesia, Soekarno memelopori penyelenggaraan KAA
yang memiliki peran penting dalam pendirian GNB. Presiden soekarno bersama empat
pemimpin dunia lainnya juga menjadi pelopor berdirinya GNB.
2. Sebagai salah satu negara pengundang pada KTT GNB yang pertama. Hal tersebut
dikarenakan Indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan besar dalam
mengundang, serta mengajak negara lain untuk bergabung dalam KTT.
3. Menjadi ketua dan penyelenggara KTT GNB yang ke X yang berlangsung pada 1-7
September 1992 di Jakarta dan Bogor, Indonesia turut pula menjadi perintis dibukanya
kembali dialog utara-selatan, yakni dialog yang memperkuat hubungan antara negara
berkembang (selatan) terhadap negara maju (utara).
4. Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan KTT Non-Blok yang diadakan di
Jakarta, pada tanggal 1-6 September.
5. Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1992, presiden Indonesia kedua, Soeharto
ditunjuk menjadi ketua Gerakan Non-Blok.
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution
THANKS
Aluu!
¡Hola!
Jambo!

GERAKAN NON BLOK by MUH. NURUDDIN YUSUF ARDIN.pptx

  • 1.
  • 2.
  • 3.
    â—Ź Sejarah munculnyagerakan non blok Awalnya, organisasi Gerakan Non-Blok ini lahir pasca Perang Dunia ke-2 yang menghancurkan berbagai ekosistem dan sektor-sektor penting. Dalam konteks politik, Perang Dunia ke-2 ini membentuk fragmentasi dari negara-negara yang terasosiasi dalam dua blok. Blok tersebut dikenal dengan Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan paham liberalisme-demokrasi dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dengan ideologi sosialisme-komunisme. Ada 8 negara yang ikut dalam Blok Barat, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norwegia, dan Kanada. Di lain sisi, Blok Timur juga memiliki beberapa negara masuk ke dalam sistem, yakni (Uni Soviet, Cekoslovakia, Rumania, dan Jerman Timur. Kemudian, mengapa dua negara ini yang memimpin? Karena Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan negara pemenang di Perang Dunia ke-2 dan berambisi melebarkan pengaruhnya ke negara- negara lain di dunia.
  • 4.
    Dalam upaya melakukanhegemoni pengaruh yang masif kepada negara-negara lain di dunia, maka Blok Barat membentuk NATO (North Atlantic Treaty Organization) dan Blok Timur membentuk Pakta Warsawa. Tidak hanya sampai disitu, kedua blok ini masih tetap mencari sekutu untuk menambah pertahanannya di Asia, Afrika dan Amerika. Atas dasar ini, ada beberapa negara yang tidak ingin berpihak kepada Blok Barat dan Blok Timur atau netral. Akhirnya, negara-negara ini mendirikan Gerakan Non-Blok (GNB) yang memiliki sikap geopolitik yang putih, netral, dan tidak memihak kepada kedua blok tersebut. Hingga Gerakan Non-Blok resmi ditetapkan pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I di Beograd, Yugoslavia pada 1-6 September 1961.
  • 5.
  • 6.
    Gerakan Non-Blok bersifatterbuka terhadap masuknya anggota baru. Keanggotaan GNB dibedakan menjadi tiga yaitu anggota penuh atau member, pengamat atau observer, dan tamu atau guest. Dasa Sila Bandung menjadi salah satu syarat yang harus diterima sebagai prinsip dasar gerakan. Untuk anggota GNB, suatu negara harus mengajukan lamaran tertulis kepada Biro Koordinasi di New York. Lamaran tersebut akan diajukan ke KTT, apabila disetujui negara itu akan diresmikan menjadi anggota penuh. Pada masa awal berdiri, GNB terdiri dari negara-negara bekas jajahan dan memperoleh kemerdekaan pasca-perang dunia II. Jumlah anggota gerakan ini berkembang sangat pesat. Semula hanya diprakarsai oleh lima negara, kemudian berhasil mengundang 29 negara dalam KAA di Bandung.
  • 7.
    Afghanistan, Cape Verde,Grenade, Madagaskar, Panama, Swaziland, Afrika Selatan, Chad Guatemala, Malawi, Papua New Guinea, Syria, Algeria, Chile, Guinea, Malaysia, Peru, Tanzania,Angola Colombia, Guinea - Bissau Maldives, Philipines, Thailand, Antigua & Barbuda Comoros, Guyana, Mali, Qatar, Timor Leste, Bahama, Kongo (Republik), Haiti, Mauritania, Republik Afrika Tengah, Togo, Bahrain, Cote d’Ivoire, Honduras, Mauritius, Rwanda, Trinidad & Tobago, Bangladesh, Cuba, India, Mesir, Saint Kitts & Nevis, Tunisia, Barbados, Korea, Indonesia, Mongolia Saint Lucia Turkmenistan, Belarus, Kongo (Republik Demokratik), Iran, Morocco, Saint Vincent & The Grenadines Uganda, Belize, Dominica, Iraq, Mozambique, Sao Tome & Principe, Uni Emirat Arab, Benin, Republik Dominica, Jamaica, Myanmar, Saudi Arabia, Uzbekistan, Buthan, Djibouti, Jordan, Namibia, Senegal, Vanuatu, Bolivia, Ecuador, Kenya, Nepal, Seychelles, Venezuela, Botswana, Equatorial Guinea, Kuwait, Nicaragua, Sierra Leone, Vietnam, Brunei Darussalam, Eritrea, Laos, Niger, Singapore, Yaman, Burkina Faso Ethiopia Lebanon Nigeria, Somalia, Zambia Burundi, Gabon, Lesotho, Oman, Sri Lanka, Zimbabwe, Cambodia, Gambia, Liberia, Pakistan, Sudan, Cameron, Ghana, Libia, Palestina, Suriname Dengan semangat memperbarui diri, GNB mengalami perkembangan keanggotaan. Berikut daftar negara anggota Gerakan Non-Blok:
  • 8.
    Tujuan GNB 03 Jambo! You can entera subtitle here if you need it
  • 9.
    Tujuan GNB padaawalnya difokuskan pada upaya dukungan bagi hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan,dan integritas nasional negara-negara anggota. Tujuan GNB yang penting lainnya adalah: â—Ź penentangan terhadap apartheid; â—Ź tidak memihak pada pakta militer multilateral; â—Ź perjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialisme; â—Ź perjuangan menentang kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme, pendudukan, dan dominasi asing; â—Ź perlucutan senjata; â—Ź tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan secara damai; â—Ź penolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasional; â—Ź pembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional; serta â—Ź kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak.
  • 10.
    Sejak pertengahan 1970-an,isu-isu ekonomi mulai menjadi perhatian utama negara-negara anggota GNB. Untuk itu, GNB dan Kelompok 77 (Group of 77/G-77) telah mengadakan serangkaian pertemuan guna membahas masalah-masalah ekonomi dunia dan pembentukan Tata Ekonomi Dunia Baru (New International Economic Order). Menyusul runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989 dan kekuatan militer-politik komunisme di Eropa Timur, muncul perdebatan mengenai relevansi, manfaat dan tujuan GNB. Muncul pendapat yang menyatakan bahwa dengan berakhirnya sistem bipolar pada konstelasi politik dunia, eksistensi GNB menjadi tidak bermakna. Namun, sebagian besar negara mengusulkan agar GNB menyalurkan energinya untuk menghadapi tantangan-tantangan baru dunia pasca-Perang Dingin, di mana ketegangan Utara-Selatan kembali mengemuka dan jurang pemisah antara negara maju dan negara berkembang menjadi krisis dalam hubungan internasional. Perhatian GNB lantas beralih ke masalah-masalah yang terkait dengan pembangunan ekonomi negara berkembang, pengentasan kemiskinan dan lingkungan hidup, yang mana hal ini telah menjadi fokus perjuangan GNB di berbagai forum internasional pada dekade 90-an.
  • 11.
  • 12.
    Indonesia dapat dikatakanmemiliki peran yang sangat penting dalam proses kelahiran GNB maupun aktivitas organisasi tersebut. Mulai dari langkah Indonesia sebagai negara yang baru merdeka dan ingin meredakan ketegangan dunia akibat perang dingin, hingga upaya memelihara perdamaian internasional. Selain sebagai salah satu negara pelopor yang turut mendirikan GNB, seperti yang dikutip kembali dari Modul Sejarah Indonesia untuk kelas XII (2020) terbitan Kemdikbud, Indonesia memiliki peran yang cukup besar dalam organisasi tersebut, di antaranya: 1. Sebagai salah satu negara penggagas KAA yang merupakan cikal bakal digagasnya Gerakan Non-Blok. Presiden pertama Indonesia, Soekarno memelopori penyelenggaraan KAA yang memiliki peran penting dalam pendirian GNB. Presiden soekarno bersama empat pemimpin dunia lainnya juga menjadi pelopor berdirinya GNB.
  • 13.
    2. Sebagai salahsatu negara pengundang pada KTT GNB yang pertama. Hal tersebut dikarenakan Indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan besar dalam mengundang, serta mengajak negara lain untuk bergabung dalam KTT. 3. Menjadi ketua dan penyelenggara KTT GNB yang ke X yang berlangsung pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan Bogor, Indonesia turut pula menjadi perintis dibukanya kembali dialog utara-selatan, yakni dialog yang memperkuat hubungan antara negara berkembang (selatan) terhadap negara maju (utara). 4. Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan KTT Non-Blok yang diadakan di Jakarta, pada tanggal 1-6 September. 5. Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1992, presiden Indonesia kedua, Soeharto ditunjuk menjadi ketua Gerakan Non-Blok.
  • 14.
    CREDITS: This presentationtemplate was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik Please keep this slide for attribution THANKS Aluu! ¡Hola! Jambo!