IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK MENENTUKAN
DETERMINAN,INVERSE DAN TRANSPOS BERODO 2X2
DI SMK BRAWIJAYA BATU
LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 22 Tahun
2006,salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika ,
menjelaskan keterkaitan konsep dan mengaplikasikan konsep secara
luwes ,akurat efisien dan tepat dalam pemecahan masalah sehingga
pemahaman konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dapat
dipelajari dengan baik oleh peserta didik.
PERMASALAHAN
Dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi
pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang
mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai
konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya.
Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan
sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan peserta didik untuk berpikir
secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
TUJUAN
Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan best
practice penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher
order thiking skills (HOTS).
MODEL PEMBELAJARAN
PBL(PROBLEM BASED LEARNING)
Tahapan
1. Orientasi peserta didik terhadap masalah
2. Mengorganisasikan peserta didik
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG
DIKEMBANGKAN BERDASARKAN MODEL PBL
Kegiatan Pendahuluan
1. Pendahuluan(persiapan/orientasi)
2. Apersepsi
3. Motivasi
Kegiatan Inti
4. Pemberian StimulusIdentifikasi masalah
5. Pengumpulan data
6. Mengolah Data
7. Verification
8. Menyimpulkan
Kegiatan Penutup
9. Merefleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
10. Menyampaikan materi pada pertemuan yang akan datang
11. Memberi salam/Berdoa
MASALAH YANG DIHADAPI
Masalah yang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa
belajar dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan
yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa
lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat
penjelasan guru melalui ceramah. Masalah lainnya adalah guru tidak
mempunyai kompetensi yang memadai untuk membuat video
pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,persiapan
pembelajaran ( alat,problem, dan konsep ) yang komplek dan sulitnya
mencari permasalahan yang relevan dan memerlukan waktu yang
cukup panjang , Video juga merupakan bentuk teks audiovisual yang
juga harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.
CARA MENGATASI MASALAH
Agar peserta didik yakin bahwa pembelajaran matematika dengan PBL dapat
membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan
sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman
dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat peserta didik termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar
menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS dan
menjadikan peserta didik lebih mandiri serta menumbuh kembangkan kemampuan
kreativitas peserta didik. Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran
dapat diatasi dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan
baik dari youtube maupun dari belajar dirumah. Dengan demikian waktu saat
pembelajaran cukup, selain menerapkan kegiatan literasi baca tulis, peserta didik
juga dapat meningkatkan literasi digitalnya melalui internet.
HASIL
1. Peserta didik menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru
maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL megharuskan siswa aktif selama
proses pembelajaran,dan peserta didik merasakan manfaaat dari pembelajaran masalah – masalah yang
langsung dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
2. model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge. Setelah
membaca ,meringkas, dan mendiskusikan di LKPD semua peserta didik dalam kelompok aktif dan kreatif.Setelah
selesai, peserta didik juga terlatih untuk presentasi dari hasil diskusi kelompoknya serta kelompok yang lain
menanggapi dengan aktif.
3meningkatkan kemampuan peserta untuk berpikir kritis, serta berkelompok peserta didik dapat
mengembangkan,mengimplementasikan ide-ide secara kreatif baik secara mandiri atau kelompok ( Critical
Creativity)Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan menanggapi masalah
yang dibahas dalam pembelajaran khususnya saat presentasi.
4. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
(problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan permasalahan atau contoh kontekstual mampu
mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah,mengidentifikasi,menganalisa,dan mengewaluasi
bukti dan data-data yang tersaji secara luas.
Orientasi peserta didik terhadap masalah
Mengorganisasikan peserta didik
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
TERIMAKASIH

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN.pptx

  • 1.
    IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENENTUKAN DETERMINAN,INVERSE DAN TRANSPOS BERODO 2X2 DI SMK BRAWIJAYA BATU
  • 2.
    LATAR BELAKANG MASALAH BerdasarkanPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 22 Tahun 2006,salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika , menjelaskan keterkaitan konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes ,akurat efisien dan tepat dalam pemecahan masalah sehingga pemahaman konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dapat dipelajari dengan baik oleh peserta didik.
  • 3.
    PERMASALAHAN Dalam menghadapi eraRevolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan peserta didik untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
  • 4.
    TUJUAN Tujuan penulisan bestpractice ini adalah untuk mendeskripsikan best practice penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS).
  • 5.
    MODEL PEMBELAJARAN PBL(PROBLEM BASEDLEARNING) Tahapan 1. Orientasi peserta didik terhadap masalah 2. Mengorganisasikan peserta didik 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
  • 6.
    RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARANYANG DIKEMBANGKAN BERDASARKAN MODEL PBL Kegiatan Pendahuluan 1. Pendahuluan(persiapan/orientasi) 2. Apersepsi 3. Motivasi Kegiatan Inti 4. Pemberian StimulusIdentifikasi masalah 5. Pengumpulan data 6. Mengolah Data 7. Verification 8. Menyimpulkan Kegiatan Penutup 9. Merefleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan 10. Menyampaikan materi pada pertemuan yang akan datang 11. Memberi salam/Berdoa
  • 7.
    MASALAH YANG DIHADAPI Masalahyang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah. Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,persiapan pembelajaran ( alat,problem, dan konsep ) yang komplek dan sulitnya mencari permasalahan yang relevan dan memerlukan waktu yang cukup panjang , Video juga merupakan bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan rumusan KD.
  • 8.
    CARA MENGATASI MASALAH Agarpeserta didik yakin bahwa pembelajaran matematika dengan PBL dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS dan menjadikan peserta didik lebih mandiri serta menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas peserta didik. Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari belajar dirumah. Dengan demikian waktu saat pembelajaran cukup, selain menerapkan kegiatan literasi baca tulis, peserta didik juga dapat meningkatkan literasi digitalnya melalui internet.
  • 9.
    HASIL 1. Peserta didikmenjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak PBL megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran,dan peserta didik merasakan manfaaat dari pembelajaran masalah – masalah yang langsung dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari 2. model pembelajaran PBL meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge. Setelah membaca ,meringkas, dan mendiskusikan di LKPD semua peserta didik dalam kelompok aktif dan kreatif.Setelah selesai, peserta didik juga terlatih untuk presentasi dari hasil diskusi kelompoknya serta kelompok yang lain menanggapi dengan aktif. 3meningkatkan kemampuan peserta untuk berpikir kritis, serta berkelompok peserta didik dapat mengembangkan,mengimplementasikan ide-ide secara kreatif baik secara mandiri atau kelompok ( Critical Creativity)Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan menanggapi masalah yang dibahas dalam pembelajaran khususnya saat presentasi. 4. Penerapan model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang diterapkan dengan menyajikan permasalahan atau contoh kontekstual mampu mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah,mengidentifikasi,menganalisa,dan mengewaluasi bukti dan data-data yang tersaji secara luas.
  • 10.
    Orientasi peserta didikterhadap masalah
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
    Menganalisis dan mengevaluasiproses pemecahan masalah
  • 15.