Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI
KEGIATAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA
Mezi Anropika1
, Irwandi2
, Santoso3
FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Email : anropikamezi@gmail.com
Abstract : The Purpose of this research is to know the result student learning and also to
know student activity in Biology learning at Junior High School of Muhammadiyah
Integreted of Bengkulu city with use PBL method through lesson study activity in Biology
learning. This research is a lesson study that do in three open lessons, every lessons study
include three steps, such as : Plan, Do, and See. The technique in collecting data uses
observation sheet to know student activity in learning process who looked by researches,
and work sheet to know the student result. However the summary for this research is to
apply PBL method with using lesson study that will increase student result in Junior High
School of Muhammadiyah of Bengkulu City.
Keywords: Student Activities, The results of learning, Problem Based Learning (PBL),
Lesson Study.
Abstrak : Pembelajaran yang sering dilakukan masih bersifat berpusat pada guru, dan
kurang melibatkan siswa pada proses pembelajaran sehingga menyebabkan hasil belajar
siswa dibawah nilai rata-rata, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa serta aktivitas siswa pada pembelajaran Biologi siswa di SMP
Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) melalui kegiatan Lesson Study pada pembelajaran biologi. Penelitian ini
merupakan penelitian Lesson Study yang dilaksanakan dalam tiga Open Lesson, setiap
Open Lesson terdiri dari tiga tahap yaitu: Plan (Perencanaan), Do (Pelaksanaan), See
(Refleksi). Teknik pengumpulan datanya menggunakan lembar observasi yang berguna
untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung yang diamati
oleh para observer, sedangkan lembar tes bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Kesimpulannya adalah penerapan model Problem Based Learning (PBL) melalui Lesson
Study dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota
Bengkulu.
Kata kunci : Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Problem Based Learning (PBL), Lesson Study.
Pendidikan adalah pengalaman-
pengalaman belajar terprogram
dalam bentuk pendidikan formal,
non-formal, dan informal di
sekolah, yang berlangsung seumur
hidup yang bertujuan optimalisasi
pertimbangan kemampuan-
kemampuan individu, agar
dikemudian hari dapat memainkan
pranan hidup secara tepat
(Mudyahardjo, 2010).
Didalam suatu negara
pendidikan menyandang peranan
yang sangat penting, kemajuan dan
kesuksesan suatu negara sangat
ditentukan oleh tingkat
keberhasilan pendidikannya, yang
nantinya akan menghasilkan
lulusan-lulusan yang berkualitas
yang dapat memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi nantinya,
dan dapat menjadikan negara yang
lebih maju. Mengenai hal tersebut
pendidikan di indonesia masih
perlu dilakukan upaya-upaya
peningkatan pendidikan, karena
masih banyak masalah- masalah
pendidikan yang dihadapi negara
indonesia, salah satunya adalah
lemahnya proses pembelajaran.
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study
Lesson study perlu
dilakukan di Indonesia, karena
upaya-upaya peningkatan kualitas
pendidikan yang telah dilakukan
pemerintah melalui berbagai
program pelatihan guru. Lesson
study merupakan kolaboratif antara
guru dalam menyusun rencana
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dikelas yang
disertai observasi dan refleksi.
Dengan lesson study para guru
dapat leluasa meningkatkan kinerja
dan keprofesionalannya yang
akhirnya dapat meningkatkan mutu
pembelajaran (Nur, 2011).
Berdasarkan hasil observasi
dan pengalaman penulis mengajar
pada saat praktek pengalaman
lapangan (PPL) di SMP
Muhammadiyah Terpadu Kota
Bengkulu dalam Pembelajaran
Biologi, proses pembelajaran yang
umum dilakukan yaitu berpusat
pada guru, dimana guru manjadi
pusat pembelajaran, sedangkan
siswa hanya menerima dan
mendengarkan, siswa juga masih
banyak yang tidak aktif dalam
proses pembelajaran berlangsung,
dimana pada saat pembelajaran
berlangsung masih banyak siswa
yang tertidur, keluar masuk kelas,
dan masih banyak sekali siswa
yang mengobrol dalam kelas pada
saat proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini berdampak
pada hasil belajar siswa yang masih
sangat rendah. Dilihat dari hasil
rata-rata ujian MID semester satu
kelas VIII A pada mata pelajaran
biologi hanya sekitar 10 orang dari
17 orang siswa yang mendapat nilai
tuntas sedangkan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) 71 dengan
persentase ketuntasan siswa
mencapai 85% tanpa remidial.
Maka dari itu, dalam upaya
meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dipilihlah kegiatan
lesson study dengan model problem
based learning (pbl) merupakan
suatu pendekatan peningkatan
kualitas pembelajaran dengan
tehnik pembelajaran yang berpusat
pada siswa guna untuk menggalih
dan membiasakan siswa dalam
memecahkan masalah upaya untuk
meningkatkan proses pembelajaran
menjadi lebih mandiri dan berfikir
lebih luas, tidak hanya menerima
dan mendengarkan penjelasan guru
(berpusat pada guru). Pembelajaran
berbasis masalah atau problem
based learning adalah suatu
pengajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar
cara berfikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk
memproleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi
pelajaran (Widiastuti, 2010).
Maka dari itu peneliti
tertarik melakukan penelitian di
SMP Muhammadiyah Terpadu
Kota Bengkulu pada Kelas VIII A
untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar dan aktivitas belajar
siswa dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL)
melalui kegiatan Lesson Study.
Berdasarkan latar belakang
diatas yang telah diuraiakan,
adapun permasalahan dalam
penelitian ini adalah: Pertama,
Apakah penerapan model problem
based learning (pbl) melalui
kegiatan lesson study dapat
meningkatkan aktivitas belajar
siswa di SMP muhammadiyah
terpadu kota bengkulu?. Kedua,
Apakah penerapan model problem
based learning (pbl) melalui
kegiatan lesson study dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di
SMP Muhammadiyah Terpadu
Kota Bengkulu. Adapun tujuan
yang akan dicapai dalam penelitian
ini adalah: Pertama, untuk
2
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study
meningkatkan aktivitas belajar
siswa melalui kegiatan lesson study
dengan model problem based
learning (pbl) di SMP
Muhammadiyah Terpadu Kota
Bengkulu. Kedua, untuk
meningkatkan hasil belajar siswa
melaui kegiatan lesson study
dengan model problem based
learning (pbl) di SMP
Muhammadiyah Terpadu Kota
Bengkulu. Selain itu dapat
meningkatkan kemampuan siswa
dalam penguasaan konsep biologi
sehingga hasil belajar biologi
menjadi lebih baik. Bagi guru
sebagai salah satu alternatif model
dalam upaya meningkatkan
pemahaman siswa. Dan bagi
peneliti, Sebagai langkah awal
membangun pengalaman dalam
memilih model pembelajaran dan
cara mengajar yang tepat untuk
membantu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
METODE
Penelitian ini dilakukan di
SMP Muhammadiyah Terpadu
Kota Bengkulu, khususnya seluruh
siswa kelas VIII A, dan waktu
pelaksanaan bulan Februari 2015 –
Maret 2015, adapun jenis penelitian
ini adalah penelitian Quasi
Eksperimen (eksperimen semu)
yaitu penelitian eksperimen yang
dilaksanakan di bidang pendidikan
berbasis lesson study menggunakan
penerapan model problem based
learning (pbl). Dalam penelitian ini
melibatkan guru model, beberapa
pengamat (observer), dan siswa.
Penelitian lesson study ini
merupakan kolaboratif antara guru
dalam menyusun rencana
pembelajran, pelaksanaan KBM
dikelas yang disertai observasi dan
refleksi.
Penelitian kegiatan lesson
study dengan model problem based
learning (PBL) ini dilakukan
sebanyak tiga Open Lesson.
Dimana tiap Open Lesson terdiri
dari tiga tahapan: 1) Plan
(Perencanaan), 2) Do
(Pelaksanaan), 3) See (Refleksi).
Tehnik pengumpulan pada
penelitian ini menggunakan: 1.
Lembar Observasi, 2. Lembar Tes,
3. Dokumentasi fhoto dan video.
Dimana pada lembar observasi
yang digunakan untuk melihat
aktivitas siswa yang dilakukan oleh
para observer pada saat
pembelajaran berlangsung, dengan
pedoman lembar observasi yang
telah disediakan. Dan pada lembar
tes digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa, tes ini
dilakukan diakhir pembelajaran
setelah menyimpulkan, lembar tes
ini dalam bentuk pilihan ganda
berjumlah 10 butir soal dalam
setiap Open Lessonnya. Sedangkan
untuk dokumantasi fhoto dan video
diambil pada saat kegiatan
penelitian berlangsung.
Dokumentasi foto dan video
digunakan untuk mendukung
kelengkapan data tentang kejadian
yang terjadi dilapangan.
Tehnik analisis data pada
penelitian ini adalah dengan
metode deskriptif yaitu dengan
membandingkan hasil belajar siswa
sebelum kegiatan lesson studi
diterapkan dengan hasil belajar
setelah kegiatan lesson study
dengan model problem based
learning. Data yang diproleh
melalui data-data berikut:
Analisa Lembar Tes:
Digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan
cara menghitung nilai rata-rata atau
persentase hasil belajar siswa pada
Open Lesson I, Open Lesson II,
dan Open Lesson III. Nilai rata-rata
siswa ditentukan dengan
3
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study
menggunakan rumus sebagai
berikut :
Rata-rata nilai
−
=
∑
(1)
Keterangan:
−
: Nilai rata-rata siswa
∑x : jumlah nilai siswa
N : Jumlah siswa
Analisis Data Hasil Observasi
Aktivitas Siswa:
Dengan cara membandingkan total
skor item pengamatan pertama
(P1), pengamatan kedua (P2), dan
pengamatan ketiga (P3) oleh
observer.
Mengukur Ketuntasan Belajar
Klasikal Siswa:
Ketuntasan belajar klasikal
siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus persentase
sebagai berikut:
Rumus:
KB= x 100% (2)
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar
N = jumlah siswa
NS = jumlah siswa yang
tuntas
Kritria keberhasilan lesson
study diterapkan oleh sekolah dan
berdasarkan ketuntasan belajar
siswa yang diterapkan oleh sekolah
dan berdasarkan perhitungan
peneliti.
Indikator keberhasilan dalam
penelitian ini, antara lain:
1. Nilai siswa secara individual
meningkat dari Open Lesson 1,
Open Lesson II, sampai Open
Lesson III.
2. Siswa dikatakan aktif dalam
mata pelajaran yang diberikan
dengan melalui kegiatan lesson
study dengan model problem
based learning (pbl) jika hasil
observasi keaktifan siswa
melalui refleksi para observer
dan guru model mengalami
peningkatan dan kriteria baik
dan tuntas.
HASIL
Open Lesson I-III
Dari penelitian yang telah dilakukan di
kelas VIII A SMP Muhammadiyah
Terpadu Kota Bengkulu dengan
menggunakan model Problem Based
Learning (PBL) melalui Lesson Study
didapat hasil sebagai berikut:
a. Hasil diskusi Plan (Perencanaan)
Dari hasil diskusi plan
(perencanaan) dapat disimpulkan
bahwa pada Open Lesson I masih
banyak perbaikan-perbaikan yang
harus dilakukan, dimulai dari Chapter
Design, Lesson Design dan Lembar
Diskusi Siswa, pada Chapter Design
masih perlu dilakukan perbaikan
mengenai isu masalah yang akan
dibahas, Lesson Design perbaikan
tentang urutan-urutan
pembelajarannya, dan Lembar Diskusi
Siswa perbaikan pada gambar-gambar
yang harus dilengkapi dan harus
diperjelas keterangannya agar lebih
memudahkan siswa pada saat diskusi
kelompok, dan juga masih banyak
masukan-masukan tentang pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilakukan
sebaiknya menggunakan torso. Dan
pada Open Lesson II perbaikan tentang
LKS yang diberikan harus disesuaikan
dengan isu permasalahan yaitu dengan
melakukan percobaan harus
menggunakan model cara kerja paru-
paru yang dianggap sebagai proses
pernapasan, dan juga memberikan
masukan tentang penambahan media
pembelajaran yaitu video tentang
proses pernapasan agar siswa lebih
mudah memahami dan tertarik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Menurut Yudhi (2010), siswa yang
belajar melalui media pembelajaran
akan memproleh dan menggunakan
4
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study
bentuk-bentuk refresentasi yang
mewakili objek-objek yang dihadapi,
baik objek itu berupa orang, benda,
atau kejadian/peristiwa. Sedangan pada
Open Lesson ke III perbaikan Lembar
Diskusi Siswa yang harus diubah
kedalam bentuk kolom, dan juga
penambahan gambar-gambar pada
LDS. Pada tahap Plan (perencanaan)
ini para observer dan guru model
berkolaborasi mendiskusikan
rancangan pembelajaran agar pada saat
pelaksaanaan dapat membuat siswa
menjadi lebih aktif.
Menurut Sanusi (2011),
tahapan Plan (perencanaan) bertujuan
untuk merancanag pembelajaran yang
dapat membelajarkan siswa
berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
b. Aktivitas belajar siswa
Tabel I.I Data Observasi Hasil Aktivitas Siswa Open Lesson I, II, III
AKTIVITAS
BELAJAR
OPEN LESSON
I II III
SB B KB TB SB B KB TB SB B KB TB
Visual activities 2 13 2 0 9 8 0 0 13 4 0 0
Oral activities 1 12 4 0 7 10 0 0 11 6 0 0
Listening activities 1 11 5 0 3 10 3 1 9 8 0 0
Drawing activities 0 8 9 0 6 11 0 0 5 10 2 0
Motor activities 1 7 8 1 10 5 2 0 3 14 0 0
Mental activities 2 8 7 0 7 7 3 0 12 4 1 0
Emosional
activities
1 8 7 1 4 12 1 0 10 7 0 0
Total 8 67 42 2 46 63 9 1 63 53 3 0
Dilihat dari tabel diatas
hasil pengamatan yang telah
dilakukan oleh 4 orang observer
pada Open lesson I, II, dan III
terjadi peningkatan pada setiap
Open Lessonnya, dengan setiap
item-item yang diamati meliputi
item Sangat Baik (SB), Baik (B),
Kurang Baik (KB) dan Tidak Baik
(TB). Pada Open Lesson I
diketahui bahwa aktivitas siswa
selama proses pembelajaran yang
diamati item yang diproleh yaitu
pada katagori kurang baik yaitu
berjumlah 42 item, katagori tidak
baik berjumlah 2 item, katagori
baik berjumlah 67 item, katagori
sangat baik hanya diproleh 8 item,
sedangkan item yang paling
dominan diamati para observer
yaitu pada visual activities 13 item
dan oral activities 12 item termasuk
dalam katagori baik. Dan Open
lesson II sudah mulai ada
peningkatan, hal ini terlihat pada
tabel diketahui bahwa aktivitas
siswa selama proses pembelajaran
telah mengalami peningkatan,
terlihat pada total skor item yang
diproleh dalam katagori sangat
bagus meningkat menjadi 46 item,
dalam katagori baik 63 item, dalam
katagori kurang baik berkurang
menjadi 9 item, dan katagori tidak
baik menjadi 1 item . Sedangkan
pada open lesson ke III diketahui
bahwa aktivitas siswa selama
proses pembelajaran telah
mengalami peningkatan dan lebih
baik dari open lesson II, terlihat
pada skor yang diperoleh yang
dalam katagori sangat bagus
meningkat menjadi 63 item, dalam
katagori baik menjadi 53 item,
sedangkan dalam katagori kurang
baik berkurang lagi menjadi 3 item,
5
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study
dalam katagori tidak baik yaitu 0
item, item yang paling dominan
terlihat pada motor activities 14
item dalam katagori baik, dan
visual activities 13 item dalam
katagori sangat baik.
c. Hasil Diskusi See (Refleksi)
Diskusi see (refleksi)
dilakukan guna untuk memperbaiki
pembelajaran selanjutnya. Menurut
Hendayana (2014), setelah
pembelajaran, introspeksi
pembelajaran dilakukan untuk
memakai sejauh mana siswa
terlibat belajar serta bagaimana
memperbaiki strategi maupun
materi pembelajaran selanjutnya.
Pada Open Lesson I yaitu
pada kelompok III dan IV masih
belum terlihat aktif aktivitas
belajarnya, Lembar Diskusi siswa
yang diberikan Sebaiknya
ditambah, pengondisian kelas
masih kurang, pengaturan tempat
duduk siswa masih belum rapi,
memberikan masukan tentang
penambahan video pada pertemuan
berikutnya agar siswa lebih mudah
dalam memahami. Dan pada Open
Lesson II Kelompok III dan IV
sudah mulai aktif meskipun masih
ada beberapa siswa yang masih
ribut pada saat diskusi, Masih perlu
ditingkatkan lagi pengondisian
kelas agar pembelajaran menjadi
lebih aktif, Sudah ada penambahan
video tentang proses pernapasan
membuat siswa lebih tertarik untuk
mengikuti proses pembelajaan,
sedangkan pada Open Lesson III
Secara umum sudah ada
peningkatan, penyampaian tanpa
teks book, namun masih perlu
diperhatikan tentang pengondisian
waktu Siswa sudah mulai antusias
dalam berdiskusi, Siswa sudah
mulai mulai aktif mengikuti proses
pembelajaran. Refleksi (see) Open
Lesson I, II, III yang telah
dilaksanakan cukup memiliki
perubahan-perubahan ke arah yang
lebih baik meskipun masih ada
beberapa yang masih kurang,
namun sudah ada peningkatan,
siswanya yang tadinya masih
banyak ribut dan main-main pada
pertemuan berikutnya sudah mulai
aktif dan juga pada proses
pembelajarannya setiap minggunya
mengalami perubahan ke arah yang
lebih baik. Perubahan ini terjadi
karena adanya pengkoreksian pada
setiap Open Lessonnya.
Menurut Kurniawan (2011),
dari hasil refleksi dapat diproleh
sejumlah pengetahuan baru atau
keputusan-keputusan penting guna
perbaikan dan peningkatan proses
pembelajaran. Berbagai temuan dan
masukan berharga yang
disampaikan pada saat diskusi
dalam tahapan refleksi tentunya
menjadi modal bagi para guru, baik
yang bertindak sebagai pengajar
maupun observer untuk
mengembangkan proses
pembelajaran ke arah yang lebih
baik.
d. Hasil belajar
Tabel I.2 Data Observasi Hasil Tes
Siswa
Open
Lesson
Nilai
Rata
-
Rata
Jumlah
Siswa
yang
Menda
pat
Nilai
Tuntas
Ketuntas
an
Belajar
Klasikal
Kritreria
Ketuntas
an
Belajar
Klasikal
1 70,58 11 64,70 % Tidak
Tuntas
II 75,29 12 70,58 % Tidak
Tuntas
III 85,29 15 88,23 % Tuntas
Hasil belajar pada Open Lesson I,
II, dan III, dilihat dari hasil tes tertuis
yang dilakukan pada akhir proses
6
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study
pembelajaran berupa tes objektif
sebanyak 10 butir soal.
Berdasarkan rat-rata nilai pada tes
Open Lesson 1 adalah 70,58 dari data
hasil tes menunjukkan bahwa siswa
yang mendapat nilai 71 ke atas 11
orang siswa dari 17 orang siswa.
Setelah dianalisis dengan kriteria
ketuntasan belajar klasikal maka
didapat persentase ketuntasan belajar
sebesar 64,70%, ini menunjukkan
bahwa pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada Open Lesson 1
belum mencapai ketuntasan belajar
secara klasikal. Dan nilai rata-rata
siswa pada Open Lesson II adalah
75,29 dan dilihat dari data hasil yang
menunjukkan bahwa siswa yang
mendapat nilai 71 keatas berjumlah 12
orang dari 17 orang siswa. setelah
dianalisis dengan keriteria ketuntasan
belajar klasikal maka didapat
persentase ketuntasan belajar yaitu
70,58 % ini menunjukkan bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan pada
Open Lesson II telah mengalami
peningkatan, namun belum mencapai
tuntas. Sedangkan nilai rata-rata siswa
pada tes Open Lesson III adalah 85,29
dan dari data hasil tes menunjukkan
bahwa siswa yang mendapat nilai 71
keatas berjumlah 15 orang dari 17
orang siswa. Setelah dianalisis dengan
kriteria ketuntasan belajar klasikal
maka di dapat persentase ketuntasan
belajar sebesar 88,23% ini berarti
bahwa pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada open lesson III telah
mencapai ketuntasan belajar klasikal.
Menurut KKM SMP Muhammadiyah
Terpadu Kota Bengkulu, Ketuntasan
Belajar Klasikal dicapai apabila 85 %
siswa mendapat nilai 71 tanpa remidial.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan selama ± satu
bulan di SMP Muhammadiyah Terpadu
Kota Bengkulu pada kelas VIII A
dengan menerapkan model problem
based learning (pbl) melaui lesson
study pada pokok bahasan Sistem
Pernapasan Pada Manusia yang terdiri
dari III open lesson melalui tahapan
plan (perencanaan), do (pelaksanaan),
see (refleksi), terdapat peningkatan
aktivitas dan hasil antara open lesson I,
open lesson II dan open lesson III
karena pada open lesson I
pembelajaran yang masih kurang
setelah proses pembelajaran langsung
diadakan refleksi guna untuk
memberikan masukan-masukan untuk
perbaikan pada open lesson II, begitu
juga pada open lessson III. Peningkatan
yang terjadi dilihat pada setiap
pembelajaran yang berlangsung
berpedoman pada lembar observasi
yang diberikan dan juga melihat dari
hasil tes tertulis yang dilakukan pada
akhir pembelajaran, dan jika masih ada
yang kurang akan diperbaiki pada
pembelajaran selanjutnya.
1. Peningkatan aktivitas
Dalam proses pembelajaran
aktivitas siswa sangat berperan penting
dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa, hal ini terlihat dari hasil
pengamatan yang dilakukan oleh 4
orang observer selama proses
pembelajaran dimana pada Open
Lesson I berdasarkan tabel diatas
diketahui bahwa aktivitas siswa selama
proses pembelajaran yang diamati yaitu
pada katagori tidak baik berjumlah 2
item, katagori kurang baik yaitu
berjumlah 42 item, katagori baik
berjumlah 67 item, katagori sangat baik
hanya diproleh 8 item, sedangkan item
yang paling dominan diamati para
observer yaitu pada visual activities 13
item dan oral activities 12 item
termasuk dalam katagori baik. Dan
Open lesson II sudah mulai ada
peningkatan, hal ini terlihat bahwa
aktivitas siswa selama proses
pembelajaran telah mengalami
peningkatan, terlihat pada total skor
item yang diproleh dalam katagori
sangat baik meningkat menjadi 46
7
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study
item, dalam katagori baik 63 item, dan
dalam katagori kurang baik berkurang
menjadi 9 item, dan katagori tidak baik
menjadi 1 item. Sedangkan pada open
lesson ke III diketahui bahwa aktivitas
siswa selama proses pembelajaran telah
mengalami peningkatan dan lebih baik
dari open lesson II, terlihat pada skor
yang diperoleh yang dalam katagori
sangat baik meningkat menjadi 63
item, dalam katagori baik menjadi 53
item, sedangkan dalam katagori kurang
baik berkurang lagi menjadi 3 item,
dalam katagori tidak baik hanya 0 item,
item yang paling dominan terlihat pada
motor activities 14 item dalam katagori
baik, dan visual activities 13 item
dalam katagori sangat baik.
Peningkatan terjadi karena aspek-aspek
yang kurang pada open lesson I
diperbaiki pada open lesson II, dan
kekurangan yang ada pada open lesson
ke II akan diperbaiki pada open lesson
ke III, pada open lesson ke III ini sudak
terlihat keseriusan dan keaktifan siswa.
Keseriusan dan keaktifan siswa ini
dikarenakan siswa dilibatkan dalam
proses pemecahan masalah. Karena
model problem based learning (pbl)
adalah model pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam proses
pembelajarannya dan masalah yang
diberikan berkaitan dengan masalah
dunia nyata sehingga siswa tidak
merasa jenuh selama proses
pembelajaran karena dalam prosesnya
dilakukan secara berkelompok, selain
itu juga siswa juga lama dalam
mengingat konsep yang dipelajarinya.
Menurut Hamalik (2010),
pengajaran yang efektif adalah
pengajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri, anak
(siswa) belajar sambil berkerja, dengan
berkerja mereka memproleh
pengetahuan pemahaman dan aspek-
aspek tingkah laku lainnya. Dalam
kemajuan metodelogi dewasa ini asas
aktivitas lebih ditonjolkan melalui
suatu program unit activity, sehingga
kegiatan belajar siswa menjadi dasar
untuk mencapai tujuan dan hasil belajar
yang lebih memadai.
2. Peningkatan hasil
Dilihat dari peningkatan
aktivitas belajar siswa maka hasil
belajar juga meningkat, peningkatan
hasil belajar siswa dapat dilihat dari
hasil tes pada open lesson I diproleh
nilai rata-rata siswa 70,58 dengan
persentase ketuntasan 64,70% dengan
kriteria belum tuntas, dan pada open
lesson II diproleh nilai rata-rata siswa
meningkat menjadi 75,29 dengan
persentase ketuntasan 70,58% ,
meskipun pada open lesson II
meningkat tetapi masih dalam kriteria
tidak tuntas karena ketuntasan belajar
klasikal belum mencapai 85%. Dan
pada open lesson III hasil tes
meningkat menjadi 85,29 dengan
persentase ketuntasan 88,23% maka
dikatagorikan tuntas karena jumlah
siswa yang mendapat nilai melebihi
KKM (71) mempunyai persentase lebih
dari 85% atau siswa yang nilainya
tuntas sebanyak 15 orang dari 17 orang
siswa. Nilai rata-rata siswa didapat dari
lembar tes yang diberikan pada setiap
open lesson, kemudian dianalisis
datanya, adapun soal yang diberikan
adalah soal pilihan ganda yang
berjumlah 10 butir soal. Dari data yang
diproleh menunjukkan bahwa hasil
belajar biologi dengan menggunakan
model problem based learning (pbl)
melalui kegiatan lesson study
menigkat. . Menurut Rahayu (2012),
peningkatan hasil tes merupakan bukti
bahwa penerapan model problem based
learning (pbl) pada pembelajaran
biologi yang dikembangkan melalui
kegiatan lesson study dapat
dilaksanakan secara efektif.
penggunaan model problem based
learning(pbl) pada pembelajaran
biologi dapat menciptakan kondisi
belajar yang berpusat pada keaktifan
siswa sehingga siswa dapat
mengkonstruksi pengetahuannya serta
8
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study
dapat mengintegrasikan pelajaran yang
didapatkan disekolah dengan
kehidupan sehari-hari.
Sedangkan menurut Irwandi
(2010), pengajaran berbasis masalah
dirancanag untuk membantu guru
memberikan informasih sebanyak-
banyaknya kepada siswa, membantu
siswa mengembangkan kemampuan
berfikir, memecahkan masalah, dan
keterampilan intelektual belajar tentang
peran orang dewasa melalui
keterlibatan mereka dalam pengalaman
nyata atau stimulasi dan menjadi
pembelajaran yang otonom dan
mandiri.
Berdasarkan pencapaian
diatas maka dapat dikatakan bahwa
proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran
problem based learning (pbl) melalui
lesson study dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilasanakan di SMP
Muhammadiyah Terpadu Kota
Bengkulu maka ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
Pertama penerapan model problem
based learning (pbl) melalui kegiatan
lesson study pada pembelajaran biologi
dalam pokok bahasan Sistem
Pernapasan pada Manusia dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa,
peningkatan ini dapat dilihat pada
proses pembelajaran berlangsung siswa
lebih aktif dalam setiap Open
Lessonnya serta tanggap dalam
merespon pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Kedua penerapan
model problem based learning (pbl)
melalui kegiatan lesson study pada
pokok bahasan Sistem Pernapasan pada
Manusia dapat meningkatkan hasil
belajar siswa yang ditunjukkan dari
jumlah siswa yang mendapat nilai lebih
dari KKM (71) sebanyak 15 orang dari
17 orang siswa dengan nilai rata-rata
pada Open Lesson I 70,58 dengan
persentase ketuntasan 64,70%, dan
pada open lesson ke II mengalami
peningkatan dengan nilai rata-rata
75,29 dengan ketuntasan belajar
70,58% tetapi masih dalam katagori
belum tuntas, sedangkan pada open
lesson III mengalami peningkatan lagi
nilai rata-rata siswa yaitu 85,29 dan
ketuntasan belajar 88,23% dengan
katagori tuntas.
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan diproleh
bahwa penerapan model problem based
learning(pbl) melalui lesson study
dapat meningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa maka dari itu peneliti
menyarankan untuk penelitian lebih
lanjut dengan materi yang berbeda dan
yang sesuai pada sekolah atau institusi
yang berbeda melalui lesson study
sehingga dapat diketahui sejauh mana
dengan model dan kegiatan lesson
study ini dapat meningkatkan mutu
pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta. PT Bumi
Aksara.
Hendayana, Sumar. 2014. Lesson Study
(Guru Belajar dari Siswa). Jakarta.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Irwandi. 2010. Strategi Pembelajaran
Biologi Berbasis Kontekstual.
Bengkulu. UMB Press.
Kurniawan, arif didik. 2011. Implementasi
Metode Eksperimen dan Diskusi
Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Mahasiswa Pada Mata
Kuliah Struktur Hewan. Program
Studi Pendidikan Biologi FPMIPA
IKIP PGRI. Jurnal pendidikan.
Madiun.
9
Anropika, Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study
Mudyahardjo, Redja. 2010. Pengantar
Pendidikan. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada.
Yudhi. Munadi, 2010. Media
Pembelajaran. Jakarta. Gaung
Persada Press.
Nur, Muhammad.2011. Upaya
Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Melalui Lesson
study. Madiun. Pendidikan IPA
IKIP PGRI. Jurnal Pendidikan.
Rahayu. 2012. Pengembangan
Pembelajaran IPA Terpadu
Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based
Learning Melalui Lesson Study.
Semarang. Universitas Negeri
Semarang. Jurnal Pendidikan.
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Sanusi. 2011. Perbaikan Kualitas
Pembelajaran Kalkukus Melalui
Lesson study. Madiun. Pendidikan
IPA IKIP PGRI. Jurnal Pendidikan.
Widiastuti Retno. 2010. Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Disertai Media
Gambar Untuk Meningkatkan
Kemandirian Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Biologi DI SMAN 3
Surakarta Tahun Ajaran
2009/2010. Surakarta. UNS. Jurnal
pendidikan.
.
10

Jurnal semnas um mezi anropika

  • 1.
    Anropika, Penerapan ModelProblem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Mezi Anropika1 , Irwandi2 , Santoso3 FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Bengkulu Email : [email protected] Abstract : The Purpose of this research is to know the result student learning and also to know student activity in Biology learning at Junior High School of Muhammadiyah Integreted of Bengkulu city with use PBL method through lesson study activity in Biology learning. This research is a lesson study that do in three open lessons, every lessons study include three steps, such as : Plan, Do, and See. The technique in collecting data uses observation sheet to know student activity in learning process who looked by researches, and work sheet to know the student result. However the summary for this research is to apply PBL method with using lesson study that will increase student result in Junior High School of Muhammadiyah of Bengkulu City. Keywords: Student Activities, The results of learning, Problem Based Learning (PBL), Lesson Study. Abstrak : Pembelajaran yang sering dilakukan masih bersifat berpusat pada guru, dan kurang melibatkan siswa pada proses pembelajaran sehingga menyebabkan hasil belajar siswa dibawah nilai rata-rata, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta aktivitas siswa pada pembelajaran Biologi siswa di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) melalui kegiatan Lesson Study pada pembelajaran biologi. Penelitian ini merupakan penelitian Lesson Study yang dilaksanakan dalam tiga Open Lesson, setiap Open Lesson terdiri dari tiga tahap yaitu: Plan (Perencanaan), Do (Pelaksanaan), See (Refleksi). Teknik pengumpulan datanya menggunakan lembar observasi yang berguna untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung yang diamati oleh para observer, sedangkan lembar tes bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Kesimpulannya adalah penerapan model Problem Based Learning (PBL) melalui Lesson Study dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu. Kata kunci : Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Problem Based Learning (PBL), Lesson Study. Pendidikan adalah pengalaman- pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan- kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan pranan hidup secara tepat (Mudyahardjo, 2010). Didalam suatu negara pendidikan menyandang peranan yang sangat penting, kemajuan dan kesuksesan suatu negara sangat ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikannya, yang nantinya akan menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas yang dapat memecahkan masalah- masalah yang dihadapi nantinya, dan dapat menjadikan negara yang lebih maju. Mengenai hal tersebut pendidikan di indonesia masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan pendidikan, karena masih banyak masalah- masalah pendidikan yang dihadapi negara indonesia, salah satunya adalah lemahnya proses pembelajaran.
  • 2.
    Anropika, Penerapan ModelProblem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study Lesson study perlu dilakukan di Indonesia, karena upaya-upaya peningkatan kualitas pendidikan yang telah dilakukan pemerintah melalui berbagai program pelatihan guru. Lesson study merupakan kolaboratif antara guru dalam menyusun rencana pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas yang disertai observasi dan refleksi. Dengan lesson study para guru dapat leluasa meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran (Nur, 2011). Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman penulis mengajar pada saat praktek pengalaman lapangan (PPL) di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dalam Pembelajaran Biologi, proses pembelajaran yang umum dilakukan yaitu berpusat pada guru, dimana guru manjadi pusat pembelajaran, sedangkan siswa hanya menerima dan mendengarkan, siswa juga masih banyak yang tidak aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, dimana pada saat pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang tertidur, keluar masuk kelas, dan masih banyak sekali siswa yang mengobrol dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang masih sangat rendah. Dilihat dari hasil rata-rata ujian MID semester satu kelas VIII A pada mata pelajaran biologi hanya sekitar 10 orang dari 17 orang siswa yang mendapat nilai tuntas sedangkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 71 dengan persentase ketuntasan siswa mencapai 85% tanpa remidial. Maka dari itu, dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dipilihlah kegiatan lesson study dengan model problem based learning (pbl) merupakan suatu pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran dengan tehnik pembelajaran yang berpusat pada siswa guna untuk menggalih dan membiasakan siswa dalam memecahkan masalah upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih mandiri dan berfikir lebih luas, tidak hanya menerima dan mendengarkan penjelasan guru (berpusat pada guru). Pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning adalah suatu pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memproleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Widiastuti, 2010). Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu pada Kelas VIII A untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) melalui kegiatan Lesson Study. Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraiakan, adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah: Pertama, Apakah penerapan model problem based learning (pbl) melalui kegiatan lesson study dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di SMP muhammadiyah terpadu kota bengkulu?. Kedua, Apakah penerapan model problem based learning (pbl) melalui kegiatan lesson study dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: Pertama, untuk 2
  • 3.
    Anropika, Penerapan ModelProblem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui kegiatan lesson study dengan model problem based learning (pbl) di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu. Kedua, untuk meningkatkan hasil belajar siswa melaui kegiatan lesson study dengan model problem based learning (pbl) di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu. Selain itu dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan konsep biologi sehingga hasil belajar biologi menjadi lebih baik. Bagi guru sebagai salah satu alternatif model dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa. Dan bagi peneliti, Sebagai langkah awal membangun pengalaman dalam memilih model pembelajaran dan cara mengajar yang tepat untuk membantu meningkatkan kualitas pembelajaran. METODE Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu, khususnya seluruh siswa kelas VIII A, dan waktu pelaksanaan bulan Februari 2015 – Maret 2015, adapun jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen (eksperimen semu) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan di bidang pendidikan berbasis lesson study menggunakan penerapan model problem based learning (pbl). Dalam penelitian ini melibatkan guru model, beberapa pengamat (observer), dan siswa. Penelitian lesson study ini merupakan kolaboratif antara guru dalam menyusun rencana pembelajran, pelaksanaan KBM dikelas yang disertai observasi dan refleksi. Penelitian kegiatan lesson study dengan model problem based learning (PBL) ini dilakukan sebanyak tiga Open Lesson. Dimana tiap Open Lesson terdiri dari tiga tahapan: 1) Plan (Perencanaan), 2) Do (Pelaksanaan), 3) See (Refleksi). Tehnik pengumpulan pada penelitian ini menggunakan: 1. Lembar Observasi, 2. Lembar Tes, 3. Dokumentasi fhoto dan video. Dimana pada lembar observasi yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa yang dilakukan oleh para observer pada saat pembelajaran berlangsung, dengan pedoman lembar observasi yang telah disediakan. Dan pada lembar tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, tes ini dilakukan diakhir pembelajaran setelah menyimpulkan, lembar tes ini dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 10 butir soal dalam setiap Open Lessonnya. Sedangkan untuk dokumantasi fhoto dan video diambil pada saat kegiatan penelitian berlangsung. Dokumentasi foto dan video digunakan untuk mendukung kelengkapan data tentang kejadian yang terjadi dilapangan. Tehnik analisis data pada penelitian ini adalah dengan metode deskriptif yaitu dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum kegiatan lesson studi diterapkan dengan hasil belajar setelah kegiatan lesson study dengan model problem based learning. Data yang diproleh melalui data-data berikut: Analisa Lembar Tes: Digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan cara menghitung nilai rata-rata atau persentase hasil belajar siswa pada Open Lesson I, Open Lesson II, dan Open Lesson III. Nilai rata-rata siswa ditentukan dengan 3
  • 4.
    Anropika, Penerapan ModelProblem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study menggunakan rumus sebagai berikut : Rata-rata nilai − = ∑ (1) Keterangan: − : Nilai rata-rata siswa ∑x : jumlah nilai siswa N : Jumlah siswa Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa: Dengan cara membandingkan total skor item pengamatan pertama (P1), pengamatan kedua (P2), dan pengamatan ketiga (P3) oleh observer. Mengukur Ketuntasan Belajar Klasikal Siswa: Ketuntasan belajar klasikal siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut: Rumus: KB= x 100% (2) Keterangan: KB = ketuntasan belajar N = jumlah siswa NS = jumlah siswa yang tuntas Kritria keberhasilan lesson study diterapkan oleh sekolah dan berdasarkan ketuntasan belajar siswa yang diterapkan oleh sekolah dan berdasarkan perhitungan peneliti. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Nilai siswa secara individual meningkat dari Open Lesson 1, Open Lesson II, sampai Open Lesson III. 2. Siswa dikatakan aktif dalam mata pelajaran yang diberikan dengan melalui kegiatan lesson study dengan model problem based learning (pbl) jika hasil observasi keaktifan siswa melalui refleksi para observer dan guru model mengalami peningkatan dan kriteria baik dan tuntas. HASIL Open Lesson I-III Dari penelitian yang telah dilakukan di kelas VIII A SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) melalui Lesson Study didapat hasil sebagai berikut: a. Hasil diskusi Plan (Perencanaan) Dari hasil diskusi plan (perencanaan) dapat disimpulkan bahwa pada Open Lesson I masih banyak perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan, dimulai dari Chapter Design, Lesson Design dan Lembar Diskusi Siswa, pada Chapter Design masih perlu dilakukan perbaikan mengenai isu masalah yang akan dibahas, Lesson Design perbaikan tentang urutan-urutan pembelajarannya, dan Lembar Diskusi Siswa perbaikan pada gambar-gambar yang harus dilengkapi dan harus diperjelas keterangannya agar lebih memudahkan siswa pada saat diskusi kelompok, dan juga masih banyak masukan-masukan tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan sebaiknya menggunakan torso. Dan pada Open Lesson II perbaikan tentang LKS yang diberikan harus disesuaikan dengan isu permasalahan yaitu dengan melakukan percobaan harus menggunakan model cara kerja paru- paru yang dianggap sebagai proses pernapasan, dan juga memberikan masukan tentang penambahan media pembelajaran yaitu video tentang proses pernapasan agar siswa lebih mudah memahami dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Menurut Yudhi (2010), siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memproleh dan menggunakan 4
  • 5.
    Anropika, Penerapan ModelProblem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study bentuk-bentuk refresentasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Sedangan pada Open Lesson ke III perbaikan Lembar Diskusi Siswa yang harus diubah kedalam bentuk kolom, dan juga penambahan gambar-gambar pada LDS. Pada tahap Plan (perencanaan) ini para observer dan guru model berkolaborasi mendiskusikan rancangan pembelajaran agar pada saat pelaksaanaan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif. Menurut Sanusi (2011), tahapan Plan (perencanaan) bertujuan untuk merancanag pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b. Aktivitas belajar siswa Tabel I.I Data Observasi Hasil Aktivitas Siswa Open Lesson I, II, III AKTIVITAS BELAJAR OPEN LESSON I II III SB B KB TB SB B KB TB SB B KB TB Visual activities 2 13 2 0 9 8 0 0 13 4 0 0 Oral activities 1 12 4 0 7 10 0 0 11 6 0 0 Listening activities 1 11 5 0 3 10 3 1 9 8 0 0 Drawing activities 0 8 9 0 6 11 0 0 5 10 2 0 Motor activities 1 7 8 1 10 5 2 0 3 14 0 0 Mental activities 2 8 7 0 7 7 3 0 12 4 1 0 Emosional activities 1 8 7 1 4 12 1 0 10 7 0 0 Total 8 67 42 2 46 63 9 1 63 53 3 0 Dilihat dari tabel diatas hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh 4 orang observer pada Open lesson I, II, dan III terjadi peningkatan pada setiap Open Lessonnya, dengan setiap item-item yang diamati meliputi item Sangat Baik (SB), Baik (B), Kurang Baik (KB) dan Tidak Baik (TB). Pada Open Lesson I diketahui bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang diamati item yang diproleh yaitu pada katagori kurang baik yaitu berjumlah 42 item, katagori tidak baik berjumlah 2 item, katagori baik berjumlah 67 item, katagori sangat baik hanya diproleh 8 item, sedangkan item yang paling dominan diamati para observer yaitu pada visual activities 13 item dan oral activities 12 item termasuk dalam katagori baik. Dan Open lesson II sudah mulai ada peningkatan, hal ini terlihat pada tabel diketahui bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran telah mengalami peningkatan, terlihat pada total skor item yang diproleh dalam katagori sangat bagus meningkat menjadi 46 item, dalam katagori baik 63 item, dalam katagori kurang baik berkurang menjadi 9 item, dan katagori tidak baik menjadi 1 item . Sedangkan pada open lesson ke III diketahui bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran telah mengalami peningkatan dan lebih baik dari open lesson II, terlihat pada skor yang diperoleh yang dalam katagori sangat bagus meningkat menjadi 63 item, dalam katagori baik menjadi 53 item, sedangkan dalam katagori kurang baik berkurang lagi menjadi 3 item, 5
  • 6.
    Anropika, Penerapan ModelProblem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study dalam katagori tidak baik yaitu 0 item, item yang paling dominan terlihat pada motor activities 14 item dalam katagori baik, dan visual activities 13 item dalam katagori sangat baik. c. Hasil Diskusi See (Refleksi) Diskusi see (refleksi) dilakukan guna untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Menurut Hendayana (2014), setelah pembelajaran, introspeksi pembelajaran dilakukan untuk memakai sejauh mana siswa terlibat belajar serta bagaimana memperbaiki strategi maupun materi pembelajaran selanjutnya. Pada Open Lesson I yaitu pada kelompok III dan IV masih belum terlihat aktif aktivitas belajarnya, Lembar Diskusi siswa yang diberikan Sebaiknya ditambah, pengondisian kelas masih kurang, pengaturan tempat duduk siswa masih belum rapi, memberikan masukan tentang penambahan video pada pertemuan berikutnya agar siswa lebih mudah dalam memahami. Dan pada Open Lesson II Kelompok III dan IV sudah mulai aktif meskipun masih ada beberapa siswa yang masih ribut pada saat diskusi, Masih perlu ditingkatkan lagi pengondisian kelas agar pembelajaran menjadi lebih aktif, Sudah ada penambahan video tentang proses pernapasan membuat siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaan, sedangkan pada Open Lesson III Secara umum sudah ada peningkatan, penyampaian tanpa teks book, namun masih perlu diperhatikan tentang pengondisian waktu Siswa sudah mulai antusias dalam berdiskusi, Siswa sudah mulai mulai aktif mengikuti proses pembelajaran. Refleksi (see) Open Lesson I, II, III yang telah dilaksanakan cukup memiliki perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik meskipun masih ada beberapa yang masih kurang, namun sudah ada peningkatan, siswanya yang tadinya masih banyak ribut dan main-main pada pertemuan berikutnya sudah mulai aktif dan juga pada proses pembelajarannya setiap minggunya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan ini terjadi karena adanya pengkoreksian pada setiap Open Lessonnya. Menurut Kurniawan (2011), dari hasil refleksi dapat diproleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran. Berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik. d. Hasil belajar Tabel I.2 Data Observasi Hasil Tes Siswa Open Lesson Nilai Rata - Rata Jumlah Siswa yang Menda pat Nilai Tuntas Ketuntas an Belajar Klasikal Kritreria Ketuntas an Belajar Klasikal 1 70,58 11 64,70 % Tidak Tuntas II 75,29 12 70,58 % Tidak Tuntas III 85,29 15 88,23 % Tuntas Hasil belajar pada Open Lesson I, II, dan III, dilihat dari hasil tes tertuis yang dilakukan pada akhir proses 6
  • 7.
    Anropika, Penerapan ModelProblem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study pembelajaran berupa tes objektif sebanyak 10 butir soal. Berdasarkan rat-rata nilai pada tes Open Lesson 1 adalah 70,58 dari data hasil tes menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 71 ke atas 11 orang siswa dari 17 orang siswa. Setelah dianalisis dengan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka didapat persentase ketuntasan belajar sebesar 64,70%, ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan pada Open Lesson 1 belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Dan nilai rata-rata siswa pada Open Lesson II adalah 75,29 dan dilihat dari data hasil yang menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 71 keatas berjumlah 12 orang dari 17 orang siswa. setelah dianalisis dengan keriteria ketuntasan belajar klasikal maka didapat persentase ketuntasan belajar yaitu 70,58 % ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan pada Open Lesson II telah mengalami peningkatan, namun belum mencapai tuntas. Sedangkan nilai rata-rata siswa pada tes Open Lesson III adalah 85,29 dan dari data hasil tes menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 71 keatas berjumlah 15 orang dari 17 orang siswa. Setelah dianalisis dengan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka di dapat persentase ketuntasan belajar sebesar 88,23% ini berarti bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan pada open lesson III telah mencapai ketuntasan belajar klasikal. Menurut KKM SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu, Ketuntasan Belajar Klasikal dicapai apabila 85 % siswa mendapat nilai 71 tanpa remidial. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama ± satu bulan di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu pada kelas VIII A dengan menerapkan model problem based learning (pbl) melaui lesson study pada pokok bahasan Sistem Pernapasan Pada Manusia yang terdiri dari III open lesson melalui tahapan plan (perencanaan), do (pelaksanaan), see (refleksi), terdapat peningkatan aktivitas dan hasil antara open lesson I, open lesson II dan open lesson III karena pada open lesson I pembelajaran yang masih kurang setelah proses pembelajaran langsung diadakan refleksi guna untuk memberikan masukan-masukan untuk perbaikan pada open lesson II, begitu juga pada open lessson III. Peningkatan yang terjadi dilihat pada setiap pembelajaran yang berlangsung berpedoman pada lembar observasi yang diberikan dan juga melihat dari hasil tes tertulis yang dilakukan pada akhir pembelajaran, dan jika masih ada yang kurang akan diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya. 1. Peningkatan aktivitas Dalam proses pembelajaran aktivitas siswa sangat berperan penting dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh 4 orang observer selama proses pembelajaran dimana pada Open Lesson I berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang diamati yaitu pada katagori tidak baik berjumlah 2 item, katagori kurang baik yaitu berjumlah 42 item, katagori baik berjumlah 67 item, katagori sangat baik hanya diproleh 8 item, sedangkan item yang paling dominan diamati para observer yaitu pada visual activities 13 item dan oral activities 12 item termasuk dalam katagori baik. Dan Open lesson II sudah mulai ada peningkatan, hal ini terlihat bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran telah mengalami peningkatan, terlihat pada total skor item yang diproleh dalam katagori sangat baik meningkat menjadi 46 7
  • 8.
    Anropika, Penerapan ModelProblem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study item, dalam katagori baik 63 item, dan dalam katagori kurang baik berkurang menjadi 9 item, dan katagori tidak baik menjadi 1 item. Sedangkan pada open lesson ke III diketahui bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran telah mengalami peningkatan dan lebih baik dari open lesson II, terlihat pada skor yang diperoleh yang dalam katagori sangat baik meningkat menjadi 63 item, dalam katagori baik menjadi 53 item, sedangkan dalam katagori kurang baik berkurang lagi menjadi 3 item, dalam katagori tidak baik hanya 0 item, item yang paling dominan terlihat pada motor activities 14 item dalam katagori baik, dan visual activities 13 item dalam katagori sangat baik. Peningkatan terjadi karena aspek-aspek yang kurang pada open lesson I diperbaiki pada open lesson II, dan kekurangan yang ada pada open lesson ke II akan diperbaiki pada open lesson ke III, pada open lesson ke III ini sudak terlihat keseriusan dan keaktifan siswa. Keseriusan dan keaktifan siswa ini dikarenakan siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah. Karena model problem based learning (pbl) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya dan masalah yang diberikan berkaitan dengan masalah dunia nyata sehingga siswa tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran karena dalam prosesnya dilakukan secara berkelompok, selain itu juga siswa juga lama dalam mengingat konsep yang dipelajarinya. Menurut Hamalik (2010), pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri, anak (siswa) belajar sambil berkerja, dengan berkerja mereka memproleh pengetahuan pemahaman dan aspek- aspek tingkah laku lainnya. Dalam kemajuan metodelogi dewasa ini asas aktivitas lebih ditonjolkan melalui suatu program unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai. 2. Peningkatan hasil Dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa maka hasil belajar juga meningkat, peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes pada open lesson I diproleh nilai rata-rata siswa 70,58 dengan persentase ketuntasan 64,70% dengan kriteria belum tuntas, dan pada open lesson II diproleh nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 75,29 dengan persentase ketuntasan 70,58% , meskipun pada open lesson II meningkat tetapi masih dalam kriteria tidak tuntas karena ketuntasan belajar klasikal belum mencapai 85%. Dan pada open lesson III hasil tes meningkat menjadi 85,29 dengan persentase ketuntasan 88,23% maka dikatagorikan tuntas karena jumlah siswa yang mendapat nilai melebihi KKM (71) mempunyai persentase lebih dari 85% atau siswa yang nilainya tuntas sebanyak 15 orang dari 17 orang siswa. Nilai rata-rata siswa didapat dari lembar tes yang diberikan pada setiap open lesson, kemudian dianalisis datanya, adapun soal yang diberikan adalah soal pilihan ganda yang berjumlah 10 butir soal. Dari data yang diproleh menunjukkan bahwa hasil belajar biologi dengan menggunakan model problem based learning (pbl) melalui kegiatan lesson study menigkat. . Menurut Rahayu (2012), peningkatan hasil tes merupakan bukti bahwa penerapan model problem based learning (pbl) pada pembelajaran biologi yang dikembangkan melalui kegiatan lesson study dapat dilaksanakan secara efektif. penggunaan model problem based learning(pbl) pada pembelajaran biologi dapat menciptakan kondisi belajar yang berpusat pada keaktifan siswa sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya serta 8
  • 9.
    Anropika, Penerapan ModelProblem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study dapat mengintegrasikan pelajaran yang didapatkan disekolah dengan kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut Irwandi (2010), pengajaran berbasis masalah dirancanag untuk membantu guru memberikan informasih sebanyak- banyaknya kepada siswa, membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, memecahkan masalah, dan keterampilan intelektual belajar tentang peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau stimulasi dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri. Berdasarkan pencapaian diatas maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning (pbl) melalui lesson study dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilasanakan di SMP Muhammadiyah Terpadu Kota Bengkulu maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama penerapan model problem based learning (pbl) melalui kegiatan lesson study pada pembelajaran biologi dalam pokok bahasan Sistem Pernapasan pada Manusia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, peningkatan ini dapat dilihat pada proses pembelajaran berlangsung siswa lebih aktif dalam setiap Open Lessonnya serta tanggap dalam merespon pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kedua penerapan model problem based learning (pbl) melalui kegiatan lesson study pada pokok bahasan Sistem Pernapasan pada Manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM (71) sebanyak 15 orang dari 17 orang siswa dengan nilai rata-rata pada Open Lesson I 70,58 dengan persentase ketuntasan 64,70%, dan pada open lesson ke II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 75,29 dengan ketuntasan belajar 70,58% tetapi masih dalam katagori belum tuntas, sedangkan pada open lesson III mengalami peningkatan lagi nilai rata-rata siswa yaitu 85,29 dan ketuntasan belajar 88,23% dengan katagori tuntas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan diproleh bahwa penerapan model problem based learning(pbl) melalui lesson study dapat meningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa maka dari itu peneliti menyarankan untuk penelitian lebih lanjut dengan materi yang berbeda dan yang sesuai pada sekolah atau institusi yang berbeda melalui lesson study sehingga dapat diketahui sejauh mana dengan model dan kegiatan lesson study ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara. Hendayana, Sumar. 2014. Lesson Study (Guru Belajar dari Siswa). Jakarta. Universitas Pendidikan Indonesia. Irwandi. 2010. Strategi Pembelajaran Biologi Berbasis Kontekstual. Bengkulu. UMB Press. Kurniawan, arif didik. 2011. Implementasi Metode Eksperimen dan Diskusi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa Pada Mata Kuliah Struktur Hewan. Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI. Jurnal pendidikan. Madiun. 9
  • 10.
    Anropika, Penerapan ModelProblem Based Learning (Pbl) Melalui Kegiatan Lesson Study Mudyahardjo, Redja. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Yudhi. Munadi, 2010. Media Pembelajaran. Jakarta. Gaung Persada Press. Nur, Muhammad.2011. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson study. Madiun. Pendidikan IPA IKIP PGRI. Jurnal Pendidikan. Rahayu. 2012. Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Melalui Lesson Study. Semarang. Universitas Negeri Semarang. Jurnal Pendidikan. Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Sanusi. 2011. Perbaikan Kualitas Pembelajaran Kalkukus Melalui Lesson study. Madiun. Pendidikan IPA IKIP PGRI. Jurnal Pendidikan. Widiastuti Retno. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Disertai Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Biologi DI SMAN 3 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Surakarta. UNS. Jurnal pendidikan. . 10