BAB II
PEMBAHASAN
1.

Pengertian Isytiqaq
Secara etimologi, kata

‫ الشتقاق‬ialah bentuk infinitive (mashadar) dari

kata ‫ إشتق - يشتق‬yang berarti “memperoleh, mengasal atau mengambil”.
Ma’luf mencontohkan kata‫ إشتق‬yaitu:

‫“ أشتق الكلمة من الكلمة‬mengasal

kata dari kata yang lain”.1 Dengan demikian, Ilmu Isytiqaq berarti “ilmu asalusul kata”.
Secara terminologi, ditemukan sejumlah definisi dari para ahli,
diantaranya menurut Ya’qûb, ‫ الشتقاق‬adalah :

.‫أخذ كلمة من أخرى بتغيير ما مع التناسب فى المعنى‬

Artinya: “Membentuk kata dari kata yang lain dengan berbagai perubahan,
namun tetap memiliki hubungan makna.”2
Menurut Syâhîn :

.‫أخذ صيغة من أخرى مع انفاقهما مادة أصلية ومعنى‬

Artinya: “Membuat bentuk kata dari kata yang lain dan terjadi perubahan
pada bentuk dan makna.”3
Kedua definisi di atas, menjelaskan sebuah proses pembentukan kata yang
dapat melahirkan beberapa kata. Antara beberapa kata yang dihasilkan melalui
proses pembentukan tersebut tetap memiliki makna yang mirip dengan makna
kata dasarnya. Sebagai contoh, dari akar kata ‫/ ضرب‬daraba/ bisa di bentuk katakata

berikut : ‫/ ضارب‬dârib-un/ “pemukul”,

‫/ مضروب‬madrûb-un/ “yang

dipukul‟, ‫/ مضرب‬midrab-un/ “alat pemukul‟, ‫/ اضرب‬idrib/ “pukullah‟, ‫/ ل تضرب‬lâ
tadrib/ “jangan pukul‟, dan seterusnya. Walaupun bentuknya berbeda, namun antara
satu kata dengan kata yang lain memiliki hubungan makna, yaitu “pukul”.
Louwis Ma‟lûf, al-Munjid fi al-Lugah wa al-A’lam, (Beirût: Dâr al- Masyriq, 1992), cet. Ke- 32,
h. 396.
2
Imil Badi‟ Ya‟qûb, Fiqh al-Lughah Wa Khashâishuhâ, (Beirût: Dâr al-Tsaqâfah al- Islâmiyah,
T.Th.). h. 186.
3
4 Taufîq Muhammad Syâhîn, ‘Awâmil al-Tanmiyah li Al-Lugah al-:Arabiyah, (Kairo: Maktabah
Wahbah, 1980 M/1400 H), Cet. I, h. 80.
1
2.2.

Macam-macam Isytiqaq
Menurut mayoritas ulama, ‫ الشتقاق‬ada tiga macam:

1) Al-Isytiqâqu al-Shagîr (‫)الشتقاق الصغير‬
Disebut juga dengan Isytiqâq al-‘Âm atau Isytiqâq al- Ashgar.
Yaitu proses pembentukan beberapa kata dari sebuah kata dasar

dengan

tetap memperhatikan kesamaan urutan morfem tetap seperti yang terdapat
pada kata dasarnya. Seperti morfem‫ , كتب‬urutan mofrem tetap-nya adalah
sebagai berikut : ‫ ك‬adalah urutan pertama, ‫ ت‬urutan kedua, dan ‫ ب‬urutan
ketiga. Berbagai kata bisa dibentuk dari ketiga morfem tetap tersebut.
Dengan
mencakup

demikian,

‫التصريف اللغوي‬
‫ا‬

‫الشتقاق الصغير‬

/al-Isytiqâq

al-Sagîr/

contoh dapat anda lihat berikut :
Proses
Kata Dasar/
pembentukan
Morfem tetap

Disebut

Menjadi

‫اسم الفاعل‬

‫فاعل‬

‫ف + ا+ع + ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫اسم المفعول‬

‫مفعول‬

‫م + ف +ع + و+ ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫اسم اللة‬

‫مفعل‬

‫م + ف +ع + ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫فعل المضارع‬

‫يفعل‬

‫ي+ف+ع+ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫فعل المر‬

‫أفعل‬

‫أ+ف+ع+ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫فعل النهي‬

‫ل تفعل‬

‫ل+ ت + ف + ع + ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫اسم الزمن‬

‫مفعل‬

‫م + ف +ع + ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫اسم المكان‬

‫مفعل‬

‫م + ف +ع + ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫صيغة المبالغة‬

‫فعيل‬

‫ف + ع +ي + ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫اسم التفضيل‬

‫أفعل‬

‫أ+ف+ع+ل‬

‫ف–ع–ل‬

Di samping itu dari kata yang sama “‫ ”ف – ع – ل‬muncul pula
beberapa bentuk kata melalui proses ‫ .زيادة‬Seperti dapat dilihat pada
tebel berikut :
Menjadi

‫مزيد‬

‫بحرف‬

‫المزيدات‬

Disebut

Proses
pembentukan

Kata Dasar

‫أ+ف+ع+ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫فعل‬
ّ

‫ف+ع+ع+ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫فاعل‬

‫ف+ا+ع+ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫إفتعل‬

‫إ + ف+ ت + ع + ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫إنفعل‬

‫إ + ن+ ف + ع + ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫تفعل‬
ّ

‫ت + ف+ ع + ع + ل‬

‫ف–ع–ل‬

ّ
‫إفعل‬

‫إ + ف+ ع + ل + ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫تفاعل‬

‫ت + ف+ ا + ع + ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫إست + ف + ع + ل إستفعل‬

‫ف–ع–ل‬

‫إ + ف + ع +و + و + إفعول‬
ّ
‫إ + ف + ل +و + ع + إفعوعل‬
‫ع‬

‫ف–ع–ل‬
‫ف–ع–ل‬

‫الثلثية‬

‫أ فعل‬

+ ‫إ + ف + ل +ا + ل‬
‫ع‬
‫ل‬
‫ف+ع+ل+ل‬

‫ف–ع–ل‬

‫مزيدبثلثة‬

‫ت + ف + ع + ل + ل تفعلل‬

‫ف–ع–ل‬

ّ‫إفعال‬
‫فعلل‬

‫المزيدا‬
‫ت‬

‫ف–ع–ل‬

‫ف – ع – ل إ + ف + ع +ن + ل + إفعنلل‬
‫ل‬

‫ا‬

‫الرباعية‬

‫أحرف‬

‫مزيد‬
‫بحرفين‬

2) Al-Isytiqâq al-Kabîr (‫الكبير‬

‫)الشتقاق‬

Al-Isytiqâqu al-Kabîr disebut juga Al-Qalab al-Lughawy. Menurut
Ya’qub, yang dimaksud dengan ‫( الشتقاق الكبير‬Isytiqâq al- Kabîr) yaitu:

‫هو أن يكون بين كلمتين تناسب فى اللفظ والمعنى دون ترتيب الحروف‬

Artinya: “Dua kata yang memiliki persamaan pada lafaz dan makna
tanpa memperhatikan susunan bunyi.”4
Dengan kata

lain, al-Isytiqâq al-Kabîr adalah sebuah proses

pembentukan kata dalam bahasa Arab dengan cara membolak- balik
posisi morfem tetapnya, sehingga dapat menimbulkan kata dan makna baru,
namun antara satu sama lain memiliki keterkaitan makna.
Contoh, kata ‫/ حمد‬hamida/ bisa dibentuk menjadi ‫/ مدح‬madaha/
4

Imil Badi‟ Ya‟qûb, Op.Cit., h. 198.
yaitu menukar posisi fonem ‫/ م‬mim/ dari tengah ke depan. Kata ‫حمد‬
/hamida/ berati “memuji, berterimakasih”, kata ‫/ مدح‬madaha/ juga berarti
“memuji”. Kata “‫/ ”قال‬qâla/

misalnya, berarti “berkata”, mengisyaratkan

gerakan yang mudah dari mulut dan lidah. Dari kata “‫ ”قال‬tersebut
terbentuk beberapa kata baru dan makna baru juga. Seperti jika kita
mendahulukan “‫/ ” و‬wawu/ kemudian “‫/” ق‬qâf/

dan

kemudain

“‫”ل‬

/lam/, sehingga ia menjadi “ ‫/ ”وقل‬waqala/, maka salah satu artinya
adalah “mengangkat satu kaki dan memantapkan

kaki

yang

lain di

bumi”.
Makna ini menunjukkan makna asal dari kata tersebut di atas, yaitu
adanya suatu “gerakan”. Kemudian jika anda mendahulukan “‫/ ”ل‬lam/,
kemudian “‫/ ” ق‬qaf/ dan “‫/ ” و‬waw/
maka di antara

sehingga menjadi “ ‫/ ”لقو‬laqwun/,

maknanya adalah “angin yang menimpa seseorang

sehingga menggerakkan wajahnya”. Dalam bahasa medis disebut dengan
tekanan darah tinggi atau strok. Dari akar kata yang sama muncul pula kata
“‫/ ”لقي‬laqiya/ yang berarti “bergerak menuju sesuatu untuk bertemu”.
Makna ini juga menunjukkan kepada makna asal yaitu “bergerak”.5
3) Al-Isytiqâqu

al-Akbar

(‫الشتقاق‬

‫)الكبر‬
Yang dimaksud dengan

‫الشتقاق الكبر‬menurut Ya’qûb adalah

:

‫ارتباط بعض المجموعات الصوتية ببعض المعاني ارتباطا عاما ل يتقيد‬
.‫بالوصوات نفسها، بل بترتيب الوصلي والنوع الذي تندرج تحته‬
Artinya: “Adanya hubungan umum sebagian satuan bunyi dengan
sebagian makna. Hubungan itu tidak terikat oleh bunyi suara, tetapi
terikat dengan susunan asalnya serta jenis yang termasuk di
dalamnya”.6

5

H. M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), h. 94 - 95.

6

Imil Badi‟ Ya‟qûb, Op.Cit., h. 205.
Al-Isytiqâqu al-Akbar biasanya juga disebut dengan

‫البدال‬

yaitu

menukar huruf sebuah kata dengan huruf yang lain yang mirip dari segi
makhrajnya atau cara mengartikulasikannya sehingga lebih mudah untuk
diucapkan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh-contoh dalam tabel
berikut ini :
Proses “ ‫ ” البدال‬bunyi

Menukar “‫ ” ت‬menjadi “‫” د‬
Menukar “‫ ” و‬menjadi “‫” ا‬

Menukar “‫ ” ت‬menjadi “‫" ط‬

Asal Kata

Manjadi

‫ادتعى‬
‫قوم‬
‫اصتنع‬

‫ادعى‬
‫قام‬
‫اصطنع‬

Memperhatikan pembentukan kata dalam bahasa Arab dapat
diketahui bahwa bahasaArab

memiliki sistem pembentukan kata yang

lebih beragam dan lebih variatif dibanding dengan bahasa Indonesia, bahasa
Inggris dan bahkan semua bahasa yang ada di dunia. Dengan demikian,
sangat wajar bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki kosa kata terbanyak
di dunia.
2.3.

Isytiqa Fi’il
Fiil amar diambil dari fiil mudhari’, fiil mudhari’ diambil dari fiil madhi

dan fiil madhi diambil dari masdar. Dengan demikian masdar adalah asal dari
semua kata yang mempunyai asal usul (musytaqqaat = ‫ )مشتقات‬baik yang berupa
ّ
fiil, shighat yang menyerupai fiil, isim zaman, isim makan, isim alat dan masdar
mim (yang menjadi asal dari semua musytaqqat adalah semua masdar ghairu mim
bukan masdar mim).7
2.3.1. Isytiqoq Fi’il Madhi
Fiil madhi diambil dari masdar dalam berbagai wazan yang
berbeda-beda, seperti ‫ ,كتب, اكرم, انطلق‬dan ‫.استرشد‬
7

Syaikh Mustofa al-Ghalayani. Jamiudurus al-‘arabiyah,. Darul Fikr, Beirut.libanon
hal. 415
2.3.2. Isytiqoq Fi’il Mudhari’
Fiil mudhari’ diambil dari fiil madhi dengan menambahkan salah
satu huruf mudhara’ah yaitu hamzah ( ‫ ,)همزة‬ta’ (‫ ,)تاء‬nun (‫ ,)نون‬dan ya’
(‫.)ياء‬
1) Hamzah sebagai huruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan
mufrad mutakkallim (orang pertama tunggal) seperti:
a) ‫ = اكتب‬saya menulis
b) ‫ = امشى‬saya berjalan
2) Ta’ sebagai huruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan :
a) Mukhathab (orang ke dua lelaki)
b) Mukhathabah (orang ke dua perempuan)
c) Mufradah ghaibah (orang ke tiga tunggal perempuan)
d) Mutsanna ghaibah (dua orang ketiga perempuan)
No. Dilalah
a.

Mukhathab

Contoh

‫انت تكتب‬
‫انتما تكتبان‬
‫انتم تكتبون‬

Artinya
Engkau (lk) menulis
Engkau berdua (lk) menulis
Engkau lelaki (tiga orang
atau lebih) menulis

Mukhathabah

‫انت تكتبين‬

Engkau (pr) menulis

‫انتما تكتبان‬

b.

Engkau berdua (pr) menulis

‫انتن تكتبن‬

Engkau

perempuan

(tiga

orang atau lebih) menulis
c.

Mufradah ghaibah

‫ فاطمة تكتب‬Fatimah menulis
‫هى تكتب‬

d.

Mutsanna ghaibah

‫الفاطمتان‬
‫تكتبان‬

Dia (pr) menulis
Dua Fatimah menulis
3) Nun sebagai huruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan :
a) Muttakalim ma’al ghair ( dua atau lebih orang pertama)
Seperti :
1. ‫ = نحن نكتب‬kami menulis

2. ‫ = نحن نقرأ‬kami membaca
b) Muttakalim wahdah yang mengagungkan dirinya ( mu”azhzhim
nafsah)
Seperti :
1. ‫( نرفع درجات من نشآء‬kami tinggikan derajat orang yang
Kami kehendaki) QS. Yusuf : 76.
2. ‫( نتكلم على المنبر‬kami berbicara diatas mimbar)
4) Ya’ sebagai huruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan :
a) Mudzakar goib ( oarng ketiga pria ) mufrad, mutsanna, maupun
jamak seperti:
1. ‫ = هو يكتب‬ia (satu orang lelaki) menulis

2. ‫ = هما يكتبان‬mereka (dua orang lelaki) menulis

3. ‫ = هم يكتبون‬mereka (tiga orang lelaki atau lebih) menulis
b) Jamak mu’annats ghaibah, seperti :
1. ‫ = التلميذات يكتبن‬murid-murid perempuan (tiga orang atau
lebih) menulis
2. ‫ = الوالدات يرضعن اولدهن‬ibu-ibu (tiga orang atau lebih)
menyusui anak-anak mereka.
5) Harkat huruf mudhara’ah
Huruf mudhara’ah baik yang berupa hamzah, nun,. Ta’ ataupun ya ‘
dibaca fathah kecuali apabila fiil madhinya terdiri atas empat huruf, maka
huruf modara’ah) dibaca dhammah seperti:
a) ‫ كاتب – قابل‬menjadi ‫يكاتب يقابل‬
b) ‫ قبل – دحرج‬menjadi ‫يقبل يدحرج‬
ّ
ّ
2.3.2.1.

Cara membentuk Fi’il Mudhari’
Apabila fiil madhinya terdiri atas tiga huruf, maka huruf paling
depan (fa’fiil) dibaca sukun setelah diberi huruf mudhara’ah, seperti:

‫( كرم‬mulia), ‫( أخذ‬mengambil), ‫( سأل‬bertanya, minta), menjadi ‫يكرم‬
‫ , يأخذ‬dan ‫يسأل‬
Sedangkan huruf yang kedua (ain fiil ada yang dibaca fathah,
dhammah dan ada pula yang di baca kasrah sesuai ketentuan lughat
yang berlaku, seperti ‫( يعلم‬mengetahui).‫( يكتب‬menulis) dan ‫يحمل‬
(membawa).
Jika fiil madhinya terdiri atas empat huruf atau lebih., maka :
a) Apabila di dahului dengan hamzah zaidah, maka huruf sebelum
akhir dibaca kasrah, seperti ‫( اكرم‬memuliakan), ‫انطلق‬
(berangkat), ‫( استغفر‬mohon ampun), menjadi ‫يستغفر – ينطلق‬

‫ يكرم‬b) Apabila didahului dengan ta’ zaidah, maka bentuk mudhari’nya
tetap seperti bentuk madi tanpa adanya perubahan. Seperti :

‫( تكلم‬berbicara), ‫( تقابل‬berhadapan), menjadi ‫بتقابل - يتكلم‬
c) Apabila tidak didahului dengan hamzah atau ta’ zaidah, maka
huruf sebelum akhir dibaca kasrah (fiil madi ini pasti terdiri atas
empat huruf sebab ffiil madi yang terdiri atas lima atau enam
huruf tentu didahuluai dengan hamzah atau ta’ zaidah) seperti :

‫( عظم‬mengagungkan), ‫( تابع‬mengikuti), ‫( دحرج‬bergulir),
ّ
menjadi ‫يدحرج – يتابع - يعظم‬
ّ
2.3.3. Isytiqoq Fi’il Amar
Bentuk fiil amar diambil dari fiil mudhari’ dengan membuang
huruf mudhara’ah (dan dengan menjazamkan fiil mudhari’ tersebut karena
fiil amar selalu dimabnikan atas alamat jazamnya fiil mudhari’ – pen).
Apabila setelah huruf mudhara’ah terdapat huruf yang berharakat,
maka pembentukan fiil amar tersebut cukup dengan menghilangkan huruf
mudhara’ah

saja

tanpa

perubahan

atau

penambahan

(kecuali

menjazamkan), seperti ‫ يدحرج – يتعلم – يعظم‬menjadi – ‫دحرج –تعلم‬
ّ
ّ
ّ

‫عظم‬
ّ
Sedangkan apabila setelah huruf mudhara’ah terdapat huruf yang
dibaca sukun, maka tambahkanlah hamzah (setelah membuang huruf
mudhara’ah – pen), seperti: ‫ يكتب – يكرم – ينطلق – يستغفر‬menjadi

‫اكتب – اكرم – انطلق – استغفر‬
2.3.3.1.

Hamzah fiil amar
Hamzah fiil amar adalah hamzah washal yang dibaca kasrah,

seperti: ‫ اعلم – انطلق – استقبل‬kecuali:
a) Apabila fiil madhinya empat huruf dan mengikuti wazan ‫افعل‬
maka hamzahnya adalah hamzah qath’ yang dibaca fathah.
Seperti: ‫( اكرم‬muliakanlah), ‫( احسن‬berbuat baiklah), ‫اعط‬
(berilah) dari: ‫اكرم, احسن ,اعطى‬
b) Apabila fiil madhinya tiga huruf dan ain fiil mudhari’nya dibaca
dhammah, maka hamzahnya adalah washal yang dibaca
dhammah. Seperti : ‫( اكتب‬tulislah) ‫( انصر‬tolonglah) ‫ادخل‬
(masuklah) dari ‫يكتب ينصر يدخل‬
2.4.

Beberapa Pandangan Mengenai Isytiqaq
Pembahasan mengenai Isytiqâq sampai pada paruh abad keempat hijriyah

tidak keluar dari kata yang bersesuaian dalam lafazh dan makna bersamaan
dengan runtutan huruf. Pembahasan ini dinamakan dengan isytiqâq al-shaghîr atau
ashghâr. Setelah paruh akhir abad keempat hijriyah pembahasan mengenai
isytiqâq mulai dibahas dari sudut pertukaran lafal yang satu, dan dapat difahami
bahwa dari hal itu ada keterkaitan arti dari satu lafal yang diputar dan dibalik
lafalnya yang dikenal dengan isytiqâq kabîr. Tokoh yang pertama mempunyai ide
mengenai isytiqâq ini adalah Ibn Jinni. Namun, pada waktu itu, juga sudah ada
yang menulis kamus berdasarkan kosa kata isytiqâq yang dimulai dengan huruf
’ain dan sebanyak 15 jilid. Kitab ini dikenal dengan nama Tahdzîb al-Lughah.
Isytiqâq merupakan salah satu keistimewaan dalam bahasa Arab. Selain
bahasa Arab tidak mengenal mengenai isytiqâq. Namun demikian, para sarjana
bahasa Arab berbeda pendapat mengenai isytiqâq. Menurut mereka setiap kata
adalah ashl, adapula yang berpendapat bahwa setiap bahasa adalah musytâq.
Adapun pendapat yang mengakui adanya isytiqâq adalah kelompok ahli bahasa
seperti al-Ashmu’i (w. 216 H), Quthrub (w.206 H), al-Akhfasy (w. 210 H), Abû
Nashr al-Bahilî, al-Mufadhal Ibn Salmah, al-Mubarrad Ibn Duraid (w.321 H), alZajjâj, Ibn al-Sarrâj, al-Rumâni (386 H), al-Nuhâs dan lain sebagainya. Mereka
sepakat bahwa sebagian kata ada yang musytâq, namun adapula yang tidak
musytaq. Sedangkan yang mengakui bahwa setiap kata itu ashl adalah al-Sîrrâfî
(w. 368 H).
1) Menurut Tamam Hasan isytiqâq adalah kata-kata yang mempunyai bentuk
yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan dalam tiga huruf asli pada fa’,
‘ain dan lam fi`ilnya. Ibrahim Anis berpendapat isytiqâq adalah proses
pengeluaran lafal dari lafal atau bentuk (sighah) dari bentuk yang lain.
Selain itu Anis juga mengutip sebuah definisi mengenai isytiqâq dengan
“mengeluarkan lafal dari yang lain yang sama dalam segi makna dan huruf
aslinya. Dalam Mu’jam Maqâyis al-Lughah dinyatakan bahwa setiap kata
yang mempunyai bentuk dasar dari Syin dan Qaf maka ia mempunyai arti
pergumulan dalam sesuatu. Termasuk dalam hal isytiqâq yang mempunyai
arti perubahan dalam kalam dari sisi kanan dan kiri dengan meninggalkan
tujuan.
2) Al-Jurjâni dalam karyanya, al-Ta’rifat, mendefinisikan Isytiqâq dengan
membentuk suatu lafal dari yang lain dengan syarat ada keterkaitan antara
makna dan urutan dan berubah dalam syighatnya. Ia juga menyebutkan
secara langsung mengenai isytiqâq shaghîr, isytiqâq kabîr dan isytiqâq
akbar. Isytiqâq shaghir yaitu antara dua lafal berkaitan dalam huruf dan
urutannya. Isytiqâq kabîr yaitu antara dua lafal berkaitan dalam lafal dan
makna bukan urutannya. Isytiqâq akbar yaitu antara lafal berkaitan dalam
makhrajnya.
3) Muhammad al-Tunjî menyatakan pada dasarnya setiap isytiqâq ada
keterkaitan (munâsabah) dari sudut materi (mâddah) dan makna. Dalam
isytiqâq, yang muncul adalah perluasan makna dari makna pertama. `Abd
Allah Amin mendefinisikan isytiqâq dengan mengambil satu kata dari kata
lain atau lebih dengan syarat ada keterkaitan antara yang mengambil dan
diambil dalam lafal dan makna secara keseluruhan. Definisi ini diklaim
sudah mencakup kesemua macam isytiqâq dan tinggal penjabarannya saja.

2.5.

Hubungan Isytiqâq dengan Bahasa
Bahasa adalah potret dari kebudayaan masyarakat tersebut. Dengan bahasa

dapat diketahui peradaban, bentuk sosial, masyarakat, kekayaan, kepandaian dan
lain sebagainya masyarakat tersebut. Dalam bahasa di antara yang dibahas adalah
isytiqâq, oleh karena itu secara langsung atau tidak langsung isytiqâq juga
mempengaruhi dan mempunyai hubungan dengan budaya dan bahasa. Secara
langsung, bahasa Arab yang merupakan bagian dari bahasa Semit menjadi bahasa
yang unik dan aneh dengan adanya isytiqâq. Sebagaimana diketahui bahwa
isytiqâq hanya ada dalam bahasa Arab saja. Selain bahasa Arab jika ada kalimat
yang seperti isytiqâq maka tidak dalam isytiqâq kabîr seperti yang dibahas.
Isytiqâq ini mempengaruhi beberapa makna secara general dan juga dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam bahasa. Dengan mengetahui isytiqâq
seperti ini, seseorang dapat mengerti bahwa ada ciri khas kesamaan makna bagi
huruf tertentu. Hal ini tidak hanya berlaku pada Isytiqâq kabîr, namun juga dalam
Isytiqâq shaghîr.
Isytiqâq juga mempengaruhi dalam membuat syair. Ketika ada syi`ir yang
diperkirakan qafiyahnya tidak serasi maka ahli bahasa mempunyai kesempatan
untuk merubah yaitu dengan cara isytiqâq dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
isytiqâq merupakan salah satu yang sangat membantu dan mempengaruhi proses
berjalannya bahasa.
Dengan isytiqâq pula semua istilah asing mempunyai penyerapan makna
sendiri tanpa harus memasukkan bahasa yang dari asing seperti dengan cara naht.
Jadi, isytiqâq merupakan salah satu bagian kajian dalam bahasa yang sangat
berpengaruh dan dapat memperluas dalam memahami arti sebuah bahasa itu
sendiri. Oleh karena itu, adalah perlu mempelajari mengenai isytiqâq dengan
berbagai derivasinya sebagai bagian dari pengembangan bahasa itu sendiri.
Selanjutnya, ketika isytiqâq dapat dianggap sebagai dapat mempengaruhi bahasa,
walaupun statusnya diperdebatkan, maka akan dibahas pula mengenai pengaruh
bahasa terhadap budaya.
Bahasa Arab adalah bahasa yang kaya dan dengan bahasa Arab pula orang-orang
Islam menjadi maju dalam peradabannya. Dalam hal ini misalnya al-Jabiri yang
menyatakan salah satu sebab majunya peradaban Arab adalah kekuatan lafal atau
kekuatan atas bentuk bahasanya. Jadi dengan bahasa Arab yang sangat baik ini,
maka peradaban ’Arab’ menjadi maju. Pada masa kemajuan peradaban ’Arab’
hampir semua orang menggunakan bahasa Arab, dan karya tulis banyak sekali
dihasilkan dari berbagai bidang dari bahasa Arab pula.

Isytiqaq

  • 1.
    BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Isytiqaq Secaraetimologi, kata ‫ الشتقاق‬ialah bentuk infinitive (mashadar) dari kata ‫ إشتق - يشتق‬yang berarti “memperoleh, mengasal atau mengambil”. Ma’luf mencontohkan kata‫ إشتق‬yaitu: ‫“ أشتق الكلمة من الكلمة‬mengasal kata dari kata yang lain”.1 Dengan demikian, Ilmu Isytiqaq berarti “ilmu asalusul kata”. Secara terminologi, ditemukan sejumlah definisi dari para ahli, diantaranya menurut Ya’qûb, ‫ الشتقاق‬adalah : .‫أخذ كلمة من أخرى بتغيير ما مع التناسب فى المعنى‬ Artinya: “Membentuk kata dari kata yang lain dengan berbagai perubahan, namun tetap memiliki hubungan makna.”2 Menurut Syâhîn : .‫أخذ صيغة من أخرى مع انفاقهما مادة أصلية ومعنى‬ Artinya: “Membuat bentuk kata dari kata yang lain dan terjadi perubahan pada bentuk dan makna.”3 Kedua definisi di atas, menjelaskan sebuah proses pembentukan kata yang dapat melahirkan beberapa kata. Antara beberapa kata yang dihasilkan melalui proses pembentukan tersebut tetap memiliki makna yang mirip dengan makna kata dasarnya. Sebagai contoh, dari akar kata ‫/ ضرب‬daraba/ bisa di bentuk katakata berikut : ‫/ ضارب‬dârib-un/ “pemukul”, ‫/ مضروب‬madrûb-un/ “yang dipukul‟, ‫/ مضرب‬midrab-un/ “alat pemukul‟, ‫/ اضرب‬idrib/ “pukullah‟, ‫/ ل تضرب‬lâ tadrib/ “jangan pukul‟, dan seterusnya. Walaupun bentuknya berbeda, namun antara satu kata dengan kata yang lain memiliki hubungan makna, yaitu “pukul”. Louwis Ma‟lûf, al-Munjid fi al-Lugah wa al-A’lam, (Beirût: Dâr al- Masyriq, 1992), cet. Ke- 32, h. 396. 2 Imil Badi‟ Ya‟qûb, Fiqh al-Lughah Wa Khashâishuhâ, (Beirût: Dâr al-Tsaqâfah al- Islâmiyah, T.Th.). h. 186. 3 4 Taufîq Muhammad Syâhîn, ‘Awâmil al-Tanmiyah li Al-Lugah al-:Arabiyah, (Kairo: Maktabah Wahbah, 1980 M/1400 H), Cet. I, h. 80. 1
  • 2.
    2.2. Macam-macam Isytiqaq Menurut mayoritasulama, ‫ الشتقاق‬ada tiga macam: 1) Al-Isytiqâqu al-Shagîr (‫)الشتقاق الصغير‬ Disebut juga dengan Isytiqâq al-‘Âm atau Isytiqâq al- Ashgar. Yaitu proses pembentukan beberapa kata dari sebuah kata dasar dengan tetap memperhatikan kesamaan urutan morfem tetap seperti yang terdapat pada kata dasarnya. Seperti morfem‫ , كتب‬urutan mofrem tetap-nya adalah sebagai berikut : ‫ ك‬adalah urutan pertama, ‫ ت‬urutan kedua, dan ‫ ب‬urutan ketiga. Berbagai kata bisa dibentuk dari ketiga morfem tetap tersebut. Dengan mencakup demikian, ‫التصريف اللغوي‬ ‫ا‬ ‫الشتقاق الصغير‬ /al-Isytiqâq al-Sagîr/ contoh dapat anda lihat berikut : Proses Kata Dasar/ pembentukan Morfem tetap Disebut Menjadi ‫اسم الفاعل‬ ‫فاعل‬ ‫ف + ا+ع + ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫اسم المفعول‬ ‫مفعول‬ ‫م + ف +ع + و+ ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫اسم اللة‬ ‫مفعل‬ ‫م + ف +ع + ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫فعل المضارع‬ ‫يفعل‬ ‫ي+ف+ع+ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫فعل المر‬ ‫أفعل‬ ‫أ+ف+ع+ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫فعل النهي‬ ‫ل تفعل‬ ‫ل+ ت + ف + ع + ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫اسم الزمن‬ ‫مفعل‬ ‫م + ف +ع + ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫اسم المكان‬ ‫مفعل‬ ‫م + ف +ع + ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫صيغة المبالغة‬ ‫فعيل‬ ‫ف + ع +ي + ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫اسم التفضيل‬ ‫أفعل‬ ‫أ+ف+ع+ل‬ ‫ف–ع–ل‬ Di samping itu dari kata yang sama “‫ ”ف – ع – ل‬muncul pula beberapa bentuk kata melalui proses ‫ .زيادة‬Seperti dapat dilihat pada tebel berikut :
  • 3.
    Menjadi ‫مزيد‬ ‫بحرف‬ ‫المزيدات‬ Disebut Proses pembentukan Kata Dasar ‫أ+ف+ع+ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫فعل‬ ّ ‫ف+ع+ع+ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫فاعل‬ ‫ف+ا+ع+ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫إفتعل‬ ‫إ +ف+ ت + ع + ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫إنفعل‬ ‫إ + ن+ ف + ع + ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫تفعل‬ ّ ‫ت + ف+ ع + ع + ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ّ ‫إفعل‬ ‫إ + ف+ ع + ل + ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫تفاعل‬ ‫ت + ف+ ا + ع + ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫إست + ف + ع + ل إستفعل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫إ + ف + ع +و + و + إفعول‬ ّ ‫إ + ف + ل +و + ع + إفعوعل‬ ‫ع‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫الثلثية‬ ‫أ فعل‬ + ‫إ + ف + ل +ا + ل‬ ‫ع‬ ‫ل‬ ‫ف+ع+ل+ل‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫مزيدبثلثة‬ ‫ت + ف + ع + ل + ل تفعلل‬ ‫ف–ع–ل‬ ّ‫إفعال‬ ‫فعلل‬ ‫المزيدا‬ ‫ت‬ ‫ف–ع–ل‬ ‫ف – ع – ل إ + ف + ع +ن + ل + إفعنلل‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫الرباعية‬ ‫أحرف‬ ‫مزيد‬ ‫بحرفين‬ 2) Al-Isytiqâq al-Kabîr (‫الكبير‬ ‫)الشتقاق‬ Al-Isytiqâqu al-Kabîr disebut juga Al-Qalab al-Lughawy. Menurut Ya’qub, yang dimaksud dengan ‫( الشتقاق الكبير‬Isytiqâq al- Kabîr) yaitu: ‫هو أن يكون بين كلمتين تناسب فى اللفظ والمعنى دون ترتيب الحروف‬ Artinya: “Dua kata yang memiliki persamaan pada lafaz dan makna tanpa memperhatikan susunan bunyi.”4 Dengan kata lain, al-Isytiqâq al-Kabîr adalah sebuah proses pembentukan kata dalam bahasa Arab dengan cara membolak- balik posisi morfem tetapnya, sehingga dapat menimbulkan kata dan makna baru, namun antara satu sama lain memiliki keterkaitan makna. Contoh, kata ‫/ حمد‬hamida/ bisa dibentuk menjadi ‫/ مدح‬madaha/ 4 Imil Badi‟ Ya‟qûb, Op.Cit., h. 198.
  • 4.
    yaitu menukar posisifonem ‫/ م‬mim/ dari tengah ke depan. Kata ‫حمد‬ /hamida/ berati “memuji, berterimakasih”, kata ‫/ مدح‬madaha/ juga berarti “memuji”. Kata “‫/ ”قال‬qâla/ misalnya, berarti “berkata”, mengisyaratkan gerakan yang mudah dari mulut dan lidah. Dari kata “‫ ”قال‬tersebut terbentuk beberapa kata baru dan makna baru juga. Seperti jika kita mendahulukan “‫/ ” و‬wawu/ kemudian “‫/” ق‬qâf/ dan kemudain “‫”ل‬ /lam/, sehingga ia menjadi “ ‫/ ”وقل‬waqala/, maka salah satu artinya adalah “mengangkat satu kaki dan memantapkan kaki yang lain di bumi”. Makna ini menunjukkan makna asal dari kata tersebut di atas, yaitu adanya suatu “gerakan”. Kemudian jika anda mendahulukan “‫/ ”ل‬lam/, kemudian “‫/ ” ق‬qaf/ dan “‫/ ” و‬waw/ maka di antara sehingga menjadi “ ‫/ ”لقو‬laqwun/, maknanya adalah “angin yang menimpa seseorang sehingga menggerakkan wajahnya”. Dalam bahasa medis disebut dengan tekanan darah tinggi atau strok. Dari akar kata yang sama muncul pula kata “‫/ ”لقي‬laqiya/ yang berarti “bergerak menuju sesuatu untuk bertemu”. Makna ini juga menunjukkan kepada makna asal yaitu “bergerak”.5 3) Al-Isytiqâqu al-Akbar (‫الشتقاق‬ ‫)الكبر‬ Yang dimaksud dengan ‫الشتقاق الكبر‬menurut Ya’qûb adalah : ‫ارتباط بعض المجموعات الصوتية ببعض المعاني ارتباطا عاما ل يتقيد‬ .‫بالوصوات نفسها، بل بترتيب الوصلي والنوع الذي تندرج تحته‬ Artinya: “Adanya hubungan umum sebagian satuan bunyi dengan sebagian makna. Hubungan itu tidak terikat oleh bunyi suara, tetapi terikat dengan susunan asalnya serta jenis yang termasuk di dalamnya”.6 5 H. M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), h. 94 - 95. 6 Imil Badi‟ Ya‟qûb, Op.Cit., h. 205.
  • 5.
    Al-Isytiqâqu al-Akbar biasanyajuga disebut dengan ‫البدال‬ yaitu menukar huruf sebuah kata dengan huruf yang lain yang mirip dari segi makhrajnya atau cara mengartikulasikannya sehingga lebih mudah untuk diucapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh-contoh dalam tabel berikut ini : Proses “ ‫ ” البدال‬bunyi Menukar “‫ ” ت‬menjadi “‫” د‬ Menukar “‫ ” و‬menjadi “‫” ا‬ Menukar “‫ ” ت‬menjadi “‫" ط‬ Asal Kata Manjadi ‫ادتعى‬ ‫قوم‬ ‫اصتنع‬ ‫ادعى‬ ‫قام‬ ‫اصطنع‬ Memperhatikan pembentukan kata dalam bahasa Arab dapat diketahui bahwa bahasaArab memiliki sistem pembentukan kata yang lebih beragam dan lebih variatif dibanding dengan bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahkan semua bahasa yang ada di dunia. Dengan demikian, sangat wajar bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki kosa kata terbanyak di dunia. 2.3. Isytiqa Fi’il Fiil amar diambil dari fiil mudhari’, fiil mudhari’ diambil dari fiil madhi dan fiil madhi diambil dari masdar. Dengan demikian masdar adalah asal dari semua kata yang mempunyai asal usul (musytaqqaat = ‫ )مشتقات‬baik yang berupa ّ fiil, shighat yang menyerupai fiil, isim zaman, isim makan, isim alat dan masdar mim (yang menjadi asal dari semua musytaqqat adalah semua masdar ghairu mim bukan masdar mim).7 2.3.1. Isytiqoq Fi’il Madhi Fiil madhi diambil dari masdar dalam berbagai wazan yang berbeda-beda, seperti ‫ ,كتب, اكرم, انطلق‬dan ‫.استرشد‬ 7 Syaikh Mustofa al-Ghalayani. Jamiudurus al-‘arabiyah,. Darul Fikr, Beirut.libanon hal. 415
  • 6.
    2.3.2. Isytiqoq Fi’ilMudhari’ Fiil mudhari’ diambil dari fiil madhi dengan menambahkan salah satu huruf mudhara’ah yaitu hamzah ( ‫ ,)همزة‬ta’ (‫ ,)تاء‬nun (‫ ,)نون‬dan ya’ (‫.)ياء‬ 1) Hamzah sebagai huruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan mufrad mutakkallim (orang pertama tunggal) seperti: a) ‫ = اكتب‬saya menulis b) ‫ = امشى‬saya berjalan 2) Ta’ sebagai huruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan : a) Mukhathab (orang ke dua lelaki) b) Mukhathabah (orang ke dua perempuan) c) Mufradah ghaibah (orang ke tiga tunggal perempuan) d) Mutsanna ghaibah (dua orang ketiga perempuan) No. Dilalah a. Mukhathab Contoh ‫انت تكتب‬ ‫انتما تكتبان‬ ‫انتم تكتبون‬ Artinya Engkau (lk) menulis Engkau berdua (lk) menulis Engkau lelaki (tiga orang atau lebih) menulis Mukhathabah ‫انت تكتبين‬ Engkau (pr) menulis ‫انتما تكتبان‬ b. Engkau berdua (pr) menulis ‫انتن تكتبن‬ Engkau perempuan (tiga orang atau lebih) menulis c. Mufradah ghaibah ‫ فاطمة تكتب‬Fatimah menulis ‫هى تكتب‬ d. Mutsanna ghaibah ‫الفاطمتان‬ ‫تكتبان‬ Dia (pr) menulis Dua Fatimah menulis
  • 7.
    3) Nun sebagaihuruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan : a) Muttakalim ma’al ghair ( dua atau lebih orang pertama) Seperti : 1. ‫ = نحن نكتب‬kami menulis 2. ‫ = نحن نقرأ‬kami membaca b) Muttakalim wahdah yang mengagungkan dirinya ( mu”azhzhim nafsah) Seperti : 1. ‫( نرفع درجات من نشآء‬kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki) QS. Yusuf : 76. 2. ‫( نتكلم على المنبر‬kami berbicara diatas mimbar) 4) Ya’ sebagai huruf mudhara’ah dipakai untuk menunjukkan : a) Mudzakar goib ( oarng ketiga pria ) mufrad, mutsanna, maupun jamak seperti: 1. ‫ = هو يكتب‬ia (satu orang lelaki) menulis 2. ‫ = هما يكتبان‬mereka (dua orang lelaki) menulis 3. ‫ = هم يكتبون‬mereka (tiga orang lelaki atau lebih) menulis b) Jamak mu’annats ghaibah, seperti : 1. ‫ = التلميذات يكتبن‬murid-murid perempuan (tiga orang atau lebih) menulis 2. ‫ = الوالدات يرضعن اولدهن‬ibu-ibu (tiga orang atau lebih) menyusui anak-anak mereka. 5) Harkat huruf mudhara’ah Huruf mudhara’ah baik yang berupa hamzah, nun,. Ta’ ataupun ya ‘ dibaca fathah kecuali apabila fiil madhinya terdiri atas empat huruf, maka huruf modara’ah) dibaca dhammah seperti: a) ‫ كاتب – قابل‬menjadi ‫يكاتب يقابل‬ b) ‫ قبل – دحرج‬menjadi ‫يقبل يدحرج‬ ّ ّ 2.3.2.1. Cara membentuk Fi’il Mudhari’
  • 8.
    Apabila fiil madhinyaterdiri atas tiga huruf, maka huruf paling depan (fa’fiil) dibaca sukun setelah diberi huruf mudhara’ah, seperti: ‫( كرم‬mulia), ‫( أخذ‬mengambil), ‫( سأل‬bertanya, minta), menjadi ‫يكرم‬ ‫ , يأخذ‬dan ‫يسأل‬ Sedangkan huruf yang kedua (ain fiil ada yang dibaca fathah, dhammah dan ada pula yang di baca kasrah sesuai ketentuan lughat yang berlaku, seperti ‫( يعلم‬mengetahui).‫( يكتب‬menulis) dan ‫يحمل‬ (membawa). Jika fiil madhinya terdiri atas empat huruf atau lebih., maka : a) Apabila di dahului dengan hamzah zaidah, maka huruf sebelum akhir dibaca kasrah, seperti ‫( اكرم‬memuliakan), ‫انطلق‬ (berangkat), ‫( استغفر‬mohon ampun), menjadi ‫يستغفر – ينطلق‬ ‫ يكرم‬b) Apabila didahului dengan ta’ zaidah, maka bentuk mudhari’nya tetap seperti bentuk madi tanpa adanya perubahan. Seperti : ‫( تكلم‬berbicara), ‫( تقابل‬berhadapan), menjadi ‫بتقابل - يتكلم‬ c) Apabila tidak didahului dengan hamzah atau ta’ zaidah, maka huruf sebelum akhir dibaca kasrah (fiil madi ini pasti terdiri atas empat huruf sebab ffiil madi yang terdiri atas lima atau enam huruf tentu didahuluai dengan hamzah atau ta’ zaidah) seperti : ‫( عظم‬mengagungkan), ‫( تابع‬mengikuti), ‫( دحرج‬bergulir), ّ menjadi ‫يدحرج – يتابع - يعظم‬ ّ 2.3.3. Isytiqoq Fi’il Amar Bentuk fiil amar diambil dari fiil mudhari’ dengan membuang huruf mudhara’ah (dan dengan menjazamkan fiil mudhari’ tersebut karena fiil amar selalu dimabnikan atas alamat jazamnya fiil mudhari’ – pen). Apabila setelah huruf mudhara’ah terdapat huruf yang berharakat, maka pembentukan fiil amar tersebut cukup dengan menghilangkan huruf
  • 9.
    mudhara’ah saja tanpa perubahan atau penambahan (kecuali menjazamkan), seperti ‫يدحرج – يتعلم – يعظم‬menjadi – ‫دحرج –تعلم‬ ّ ّ ّ ‫عظم‬ ّ Sedangkan apabila setelah huruf mudhara’ah terdapat huruf yang dibaca sukun, maka tambahkanlah hamzah (setelah membuang huruf mudhara’ah – pen), seperti: ‫ يكتب – يكرم – ينطلق – يستغفر‬menjadi ‫اكتب – اكرم – انطلق – استغفر‬ 2.3.3.1. Hamzah fiil amar Hamzah fiil amar adalah hamzah washal yang dibaca kasrah, seperti: ‫ اعلم – انطلق – استقبل‬kecuali: a) Apabila fiil madhinya empat huruf dan mengikuti wazan ‫افعل‬ maka hamzahnya adalah hamzah qath’ yang dibaca fathah. Seperti: ‫( اكرم‬muliakanlah), ‫( احسن‬berbuat baiklah), ‫اعط‬ (berilah) dari: ‫اكرم, احسن ,اعطى‬ b) Apabila fiil madhinya tiga huruf dan ain fiil mudhari’nya dibaca dhammah, maka hamzahnya adalah washal yang dibaca dhammah. Seperti : ‫( اكتب‬tulislah) ‫( انصر‬tolonglah) ‫ادخل‬ (masuklah) dari ‫يكتب ينصر يدخل‬ 2.4. Beberapa Pandangan Mengenai Isytiqaq Pembahasan mengenai Isytiqâq sampai pada paruh abad keempat hijriyah tidak keluar dari kata yang bersesuaian dalam lafazh dan makna bersamaan dengan runtutan huruf. Pembahasan ini dinamakan dengan isytiqâq al-shaghîr atau ashghâr. Setelah paruh akhir abad keempat hijriyah pembahasan mengenai isytiqâq mulai dibahas dari sudut pertukaran lafal yang satu, dan dapat difahami bahwa dari hal itu ada keterkaitan arti dari satu lafal yang diputar dan dibalik lafalnya yang dikenal dengan isytiqâq kabîr. Tokoh yang pertama mempunyai ide mengenai isytiqâq ini adalah Ibn Jinni. Namun, pada waktu itu, juga sudah ada
  • 10.
    yang menulis kamusberdasarkan kosa kata isytiqâq yang dimulai dengan huruf ’ain dan sebanyak 15 jilid. Kitab ini dikenal dengan nama Tahdzîb al-Lughah. Isytiqâq merupakan salah satu keistimewaan dalam bahasa Arab. Selain bahasa Arab tidak mengenal mengenai isytiqâq. Namun demikian, para sarjana bahasa Arab berbeda pendapat mengenai isytiqâq. Menurut mereka setiap kata adalah ashl, adapula yang berpendapat bahwa setiap bahasa adalah musytâq. Adapun pendapat yang mengakui adanya isytiqâq adalah kelompok ahli bahasa seperti al-Ashmu’i (w. 216 H), Quthrub (w.206 H), al-Akhfasy (w. 210 H), Abû Nashr al-Bahilî, al-Mufadhal Ibn Salmah, al-Mubarrad Ibn Duraid (w.321 H), alZajjâj, Ibn al-Sarrâj, al-Rumâni (386 H), al-Nuhâs dan lain sebagainya. Mereka sepakat bahwa sebagian kata ada yang musytâq, namun adapula yang tidak musytaq. Sedangkan yang mengakui bahwa setiap kata itu ashl adalah al-Sîrrâfî (w. 368 H). 1) Menurut Tamam Hasan isytiqâq adalah kata-kata yang mempunyai bentuk yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan dalam tiga huruf asli pada fa’, ‘ain dan lam fi`ilnya. Ibrahim Anis berpendapat isytiqâq adalah proses pengeluaran lafal dari lafal atau bentuk (sighah) dari bentuk yang lain. Selain itu Anis juga mengutip sebuah definisi mengenai isytiqâq dengan “mengeluarkan lafal dari yang lain yang sama dalam segi makna dan huruf aslinya. Dalam Mu’jam Maqâyis al-Lughah dinyatakan bahwa setiap kata yang mempunyai bentuk dasar dari Syin dan Qaf maka ia mempunyai arti pergumulan dalam sesuatu. Termasuk dalam hal isytiqâq yang mempunyai arti perubahan dalam kalam dari sisi kanan dan kiri dengan meninggalkan tujuan. 2) Al-Jurjâni dalam karyanya, al-Ta’rifat, mendefinisikan Isytiqâq dengan membentuk suatu lafal dari yang lain dengan syarat ada keterkaitan antara makna dan urutan dan berubah dalam syighatnya. Ia juga menyebutkan secara langsung mengenai isytiqâq shaghîr, isytiqâq kabîr dan isytiqâq akbar. Isytiqâq shaghir yaitu antara dua lafal berkaitan dalam huruf dan urutannya. Isytiqâq kabîr yaitu antara dua lafal berkaitan dalam lafal dan
  • 11.
    makna bukan urutannya.Isytiqâq akbar yaitu antara lafal berkaitan dalam makhrajnya. 3) Muhammad al-Tunjî menyatakan pada dasarnya setiap isytiqâq ada keterkaitan (munâsabah) dari sudut materi (mâddah) dan makna. Dalam isytiqâq, yang muncul adalah perluasan makna dari makna pertama. `Abd Allah Amin mendefinisikan isytiqâq dengan mengambil satu kata dari kata lain atau lebih dengan syarat ada keterkaitan antara yang mengambil dan diambil dalam lafal dan makna secara keseluruhan. Definisi ini diklaim sudah mencakup kesemua macam isytiqâq dan tinggal penjabarannya saja. 2.5. Hubungan Isytiqâq dengan Bahasa Bahasa adalah potret dari kebudayaan masyarakat tersebut. Dengan bahasa dapat diketahui peradaban, bentuk sosial, masyarakat, kekayaan, kepandaian dan lain sebagainya masyarakat tersebut. Dalam bahasa di antara yang dibahas adalah isytiqâq, oleh karena itu secara langsung atau tidak langsung isytiqâq juga mempengaruhi dan mempunyai hubungan dengan budaya dan bahasa. Secara langsung, bahasa Arab yang merupakan bagian dari bahasa Semit menjadi bahasa yang unik dan aneh dengan adanya isytiqâq. Sebagaimana diketahui bahwa isytiqâq hanya ada dalam bahasa Arab saja. Selain bahasa Arab jika ada kalimat yang seperti isytiqâq maka tidak dalam isytiqâq kabîr seperti yang dibahas. Isytiqâq ini mempengaruhi beberapa makna secara general dan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bahasa. Dengan mengetahui isytiqâq seperti ini, seseorang dapat mengerti bahwa ada ciri khas kesamaan makna bagi huruf tertentu. Hal ini tidak hanya berlaku pada Isytiqâq kabîr, namun juga dalam Isytiqâq shaghîr. Isytiqâq juga mempengaruhi dalam membuat syair. Ketika ada syi`ir yang diperkirakan qafiyahnya tidak serasi maka ahli bahasa mempunyai kesempatan untuk merubah yaitu dengan cara isytiqâq dan lain sebagainya. Oleh karena itu, isytiqâq merupakan salah satu yang sangat membantu dan mempengaruhi proses berjalannya bahasa.
  • 12.
    Dengan isytiqâq pulasemua istilah asing mempunyai penyerapan makna sendiri tanpa harus memasukkan bahasa yang dari asing seperti dengan cara naht. Jadi, isytiqâq merupakan salah satu bagian kajian dalam bahasa yang sangat berpengaruh dan dapat memperluas dalam memahami arti sebuah bahasa itu sendiri. Oleh karena itu, adalah perlu mempelajari mengenai isytiqâq dengan berbagai derivasinya sebagai bagian dari pengembangan bahasa itu sendiri. Selanjutnya, ketika isytiqâq dapat dianggap sebagai dapat mempengaruhi bahasa, walaupun statusnya diperdebatkan, maka akan dibahas pula mengenai pengaruh bahasa terhadap budaya. Bahasa Arab adalah bahasa yang kaya dan dengan bahasa Arab pula orang-orang Islam menjadi maju dalam peradabannya. Dalam hal ini misalnya al-Jabiri yang menyatakan salah satu sebab majunya peradaban Arab adalah kekuatan lafal atau kekuatan atas bentuk bahasanya. Jadi dengan bahasa Arab yang sangat baik ini, maka peradaban ’Arab’ menjadi maju. Pada masa kemajuan peradaban ’Arab’ hampir semua orang menggunakan bahasa Arab, dan karya tulis banyak sekali dihasilkan dari berbagai bidang dari bahasa Arab pula.