KEPEMIMPINAN
Devin Adam Husein
12113266
2KA16
Teori dan Arti Penting
Kepemimpinan
Dalam bahasa Indonesia pemimpin sering
disebut pembina, pelopor, penghulu, ketua, raja, dll
yang bersifat mendahului. Sedangkan istilah
memimpin digunakan dalam konteks hasil
penggunaan peran seseorang yang berkaitan dengan
kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan
berbagai cara.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Cara
alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah
"melakukannya dalam kerja"
dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang
seniman ahli, pengrajin, atau
praktisi.Dalam hubungan ini sang
ahli diharapkan sebagai bagian
dari peranya memberikan
pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih
cenderung mengatakan bahwa
pemimipin yang efektif
mempunyai sifat atau ciri-ciri
tertentu yang sangat penting
misalnya, kharisma, pandangan ke
depan, daya persuasi, dan
intensitas.Dan memang, apabila
kita berpikir tentang pemimpin
yang heroik seperti Napoleon,
Washington, Lincoln, Churcill,
Sukarno, Jenderal Sudirman, dan
sebagainya kita harus mengakui
bahwa sifat-sifat seperti itu
melekat pada diri mereka dan
telah mereka manfaatkan untuk
mencapai tujuan yang mereka
inginkan.
Berikut ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli mengenai definisi kepemimpinan :
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
2. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu
mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
3. Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang
diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
4. Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas
kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
5. Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas
suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Genetik (Genetic Theory)
Penjelasan kepemimpinan yang paling tua
adalah teori kepemimpinan “genetic” dengan
ungkapan yang sangat populer waktu itu yakni
“a leader is born, not made”. Seorang
dilahirkan dengan membawa sifat-sifat
kepemimpinan dan tidak perlu belajar
lagi.Sifat-sifat utama seorang pemimpin
diperoleh secara genetik dad orang tuanya.
Lanjutan Teori-teori
2. Teori Sifat (Trait Theory)
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa efektivitas
kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin. “Trait” atau
sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik dan kemampuan
social.
Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan karakter di atas, maka
seseorang akan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan dapat menjadi
pemimpin yang efektif.
Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang menurut Judith R. Gordon
mencakup kemampuan yang istimewa dalam :
A. Kemampuan Intelektual
B. Kematangan Pribadi
C. Pendidikan
D. Status Sosial dan Ekonomi
E. “Human Relations”
F. Motivasi Intrinsik dan
G. Dorongan untuk maju (achievement drive).
Lanjutan Teori-teori
3. Teori Perilaku (The Behavioral Theory)
Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui
teori “trait”, para peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di awal tahun
1950-an mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti “behavior” atau perilaku
seorang pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan.
Fokus pembahasan teori kepemimpinan pada periode ini beralih dari siapa yang
memiliki kemampuan memimpin ke bagaimana perilaku seseorang untuk
memimpin secara efektif.
4. Situasional Leadership
Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan kekurangan
teori-teori sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling efektif.
Dalam “situational leadership” pemimpin yang efektif akan melakukan diagnose
situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya secara tepat.
Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika
situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada. Empat
dimensi situasi yakni kemampuan manajerial, karakter organisasi, karakter
pekerjaan dan karakter pekerja. Keempatnya secara dinamis akan memberikan
pengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan seorang.
Tipologi Kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada
dalam kelompok.Dan berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya
adalah :
1. Tipe Otokratis, Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki
kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi,
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu
tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya
sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat
menghukum.
2. Tipe Militeristis, Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari
seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang
lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung
kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan,
Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan
dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis, Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi
(overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik, Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-
sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan
karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar,
meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka
menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab
musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya
dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib
(supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat
dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang
kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy
adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda
pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi
tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5. Tipe Demokratis, Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan
bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk
organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang
termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan
tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada
bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork
dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-
luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi
lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk
menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe
demokratis bukanlah hal yang mudah.Namun, karena pemimpin yang
demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin
berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Kepemimpinan
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi
orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin,
dipengaruhi oleh beberapa factor.Factor-faktor itu berasal dari diri
kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok
dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan. Orang yang
memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk
mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan
praktek kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang
mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan kesejahteraan orang
yang dipimpinnya. Factor-faktor yang berasal dari kita sendiri yang
mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang
kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan,
cara kita menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita
miliki dalam bidang kepemimpinan.
IMPLIKASI MANAJERIAL
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial
kepemimpinan dalam organisasi adalah akannya
menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya
proses manajemen yang direncakan, karena induk
dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila
pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut
akan menjukukan kualitasnya.
Sumber
http://idviosafrisca.blogspot.com/2013/04/arti-
penting-kepemimpinan.html
http://erlanggaba.blogspot.com/2013/06/teori-dan-
arti-penting-kepemimpinan.html
https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/teo
ri-dan-arti-penting-kepemimpinan/
Thank you

Kepemimpinan

  • 1.
  • 2.
    Teori dan ArtiPenting Kepemimpinan Dalam bahasa Indonesia pemimpin sering disebut pembina, pelopor, penghulu, ketua, raja, dll yang bersifat mendahului. Sedangkan istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang yang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
  • 3.
    Kepemimpinan Kepemimpinan adalah proses memengaruhiatau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi. Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
  • 4.
    Berikut ini beberapapendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi kepemimpinan : 1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17) Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Ordway Tead (1929) Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya. 3. Rauch & Behling (1984) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. 4. Katz & Kahn (1978) Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi. 5. Hemhill & Coon (1995) Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
  • 5.
    TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN 1. TeoriGenetik (Genetic Theory) Penjelasan kepemimpinan yang paling tua adalah teori kepemimpinan “genetic” dengan ungkapan yang sangat populer waktu itu yakni “a leader is born, not made”. Seorang dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi.Sifat-sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dad orang tuanya.
  • 6.
    Lanjutan Teori-teori 2. TeoriSifat (Trait Theory) Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa efektivitas kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin. “Trait” atau sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik dan kemampuan social. Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan karakter di atas, maka seseorang akan memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan dapat menjadi pemimpin yang efektif. Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang menurut Judith R. Gordon mencakup kemampuan yang istimewa dalam : A. Kemampuan Intelektual B. Kematangan Pribadi C. Pendidikan D. Status Sosial dan Ekonomi E. “Human Relations” F. Motivasi Intrinsik dan G. Dorongan untuk maju (achievement drive).
  • 7.
    Lanjutan Teori-teori 3. TeoriPerilaku (The Behavioral Theory) Mengacu pada keterbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui teori “trait”, para peneliti pada era Perang Dunia ke II sampai era di awal tahun 1950-an mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti “behavior” atau perilaku seorang pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Fokus pembahasan teori kepemimpinan pada periode ini beralih dari siapa yang memiliki kemampuan memimpin ke bagaimana perilaku seseorang untuk memimpin secara efektif. 4. Situasional Leadership Pengembangan teori situasional merupakan penyempurnaan dan kekurangan teori-teori sebelumnya dalam meramalkan kepemimpinan yang paling efektif. Dalam “situational leadership” pemimpin yang efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkannya secara tepat. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan dinamika situasi yang ada. Empat dimensi situasi yakni kemampuan manajerial, karakter organisasi, karakter pekerjaan dan karakter pekerja. Keempatnya secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan seorang.
  • 8.
    Tipologi Kepemimpinan Tipologi kepemimpinandisusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok.Dan berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah : 1. Tipe Otokratis, Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum. 2. Tipe Militeristis, Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
  • 9.
    3. Tipe Paternalistis,Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu. 4. Tipe Karismatik, Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
  • 10.
    5. Tipe Demokratis,Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas- luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. Secara implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal yang mudah.Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal, alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.
  • 11.
    Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan Dalammelaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa factor.Factor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya. Factor-faktor yang berasal dari kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan.
  • 12.
    IMPLIKASI MANAJERIAL KEPEMIMPINAN DALAMORGANISASI Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah akannya menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen yang direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.
  • 13.
  • 14.