MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN
ALIRAN-ALIRAN DALAM PENDIDIKAN
Disusun oleh:
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana
untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam
belajar Materi Aliran-Aliran dalam Pendidikan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah
dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang Aliran-Aliran dalam Pendidikan, Amin.
Semarang, Maret 2017
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Aliran Pendidikan ........................................................................................ 3
2.2. Macam-macam Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan ................................................ 3
2.3. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia ...................................................................4
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan ........................................................................................................................ 9
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial
budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul
berbagai pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang
disebut dengan aliran-aliran dalam pendidikan. Adanya aliran-aliran dalam pendidikan
dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap
manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran-
pemikiran dalam pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan
yang akan selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah
bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut
muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan
pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi
sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya.
Aliran-aliran dalam pendidikan pada umumnya mengemukakan satu gagasan atau
pendapat secara umum mengenai pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
dibahas mengenai pengantar aliaran aliran klasik dan macam-macam aliran-aliran klasik
yang nantinya agar kita dapat mengetahui dan memahami berbagai aspek dari aliran-
aliran klasik.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1.2.1. Apa pengertian dari aliran dalam pendidikan?
1.2.2. Apa saja aliran-aliran klasik dalam pendidikan?
1.2.3. Jelaskan masing-masing alira-aliran klasik dalam pendidikan?
1.2.4. Apa aliran pokok pendidikan yang ada di Indonesia?
2
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan yang diperoleh dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.3.1. Mengetahui pengertian dari aliran dalam pendidikan.
1.3.2. Mengetahui macam-macam aliran-aliran dalam pendidikan.
1.3.3. Mengetahui penjelasan masing-masing aliran-aliran dalam pendidikan.
1.3.4. Mengetahui aliran pokok pendidikan yang ada di Indonesia
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Aliran Pendidikan
Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu
diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan
pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru, dan
demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu dapat dipahami, perlu aspek dari
aliran-alira itu yang harus dipahami. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan
harus memahami berbagai jenis aturan-aturan pendidikan.
Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan
masyarakatnya. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek.
Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran
pendidikan. Seperti bidang-bidang lainya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu
berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu
selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena
dialog tersebut akan melahirkan lagi pemikiran-pemikiran baru dan demikian seterusnya.
Pada setiap aliran pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam memandang
perkembangan manusia. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor dominan yang dijadikan
sebagai dasar pijakan bagi perkembangan manusia.
2.2. Macam-macam Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan
2.2.1. Aliran Empirisme
Tokoh aliran ini adalah John Locke ( 1704-1932 ) dengan teori “Tabul
Larasa” yaitu anak lahir didunia bagaikan kertas putih yang bersih, pengalaman
empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam
menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme pendidikan
memegang peranan yang penting karena dapat menyediakan lingkungan
pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman.
4
Aliran ini dipandang berat sebelah karena hanya mementingkan peranan
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang
dibawa sejak lahir dianggap tidak menentukan. Faktanya dalam kehidupan
sehari-hari terdapat anak-anak yang berhasil karena bakatnya meski lingkungan
sekitar tidak mendukung, keberhasilan ini disebabkan adanya kemampuan yang
berasal dari dalam diri anak yang berupa kecerdasan, motivasi atau potensi –
potensi lainnya meskipun demikian penganut aliran ini masih pada pendapatnya
yang memandang manusia sebagai makluk yang pasif dan dapat dimanipulasi.
Hal ini diyakini juga oleh B.F Skinner ataupun pandangan Behavioral
lainnya. Behaviorisme itu menjadikan perilaku manusia yang tanpa keluar
sebagai sasaran kajiannya dengan tetap menekankan bahwa perilaku itu sebagai
hasil belajar semata. Meskipun demikian banyak ragam dari pandangan
behavioral dalam menentukan faktor paling dominan dalam proses belajar,
seperti:
a. Ivan Pavlov (1849-1936) dari rusia dan Jhon B. Watson (1878-1958)
dari Amerika Serikat, yang menekankan pendangannya tentang peranan
stimulus respon terhadap perilaku.
b. b. Edward L. Thorndike ( 1874- 1949 ) dan B.F Skinner dari Amerika
Serikat yang menyatakan pandangannya bahwa peranan dari dampak atau
balikkan dari suatu perilaku seperti dalam “Opera Conditioning”.
c. N.E. Miller dan J Dollard (1941 ) yang dikembangkan oleh A. Bandura
menyatakan bahwa peranan pengamatan dan imitasi sangat penting
dengan “Participant Modeling”.
2.2.2. Aliran Nativisme
Schopenhouer filsuf jerman (1788-1800) sebagai tokoh aliran ini
berpendapat bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik maupun buruk.
Oleh karenanya hasil akhir dari sebuah proses pendidikan ditentukan oleh
pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Menurut pandangan ini keberhasilan
pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Dikatakan bahwa yang jahat
akan menjadi jahat dan yang baikakan menjadi baik. Pendidikan yang tidak
5
sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk
perkembangan anak itu sendiri, bagi aliran ini lingkungan tidak akan
memberikan arti sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi
perkembangan anak.
2.2.3. Aliran Naturalisme
Prancis J.J Rousseau (1712-1778) berpendapat bahwa semua anak yang
baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik anak akan
menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rousseau berpendapat
bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak
pembawaan anak yang baik itu. Aliran ini juga disebut negativisme, karena
berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam.
Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Yang dilaksanakan
adalah menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan baik itu tidak menjadi
rusak oleh tangan manusia melalui proses kegiatan pendidikan itu. J.J Rousseau
ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat
sehingga anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak saat kelahirannya itu
dapat secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan adanya permainan bebas
kepada anak didik untuk mengembangakan pembawaanya, kemampuan-
kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Pendidikan harus
dijauhnya dari perkembangan anak karena hal itu dapat menjauhkan anak dari
segala hal yang bersifat dibuat – buat dan dapat membawa anak kembali ke alam
untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti yang diketahui, gagasan
naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini tidak
terbukti malahan terbukti sebaliknya pendidikan makin lama makin diperlukan.
2.2.4. Aliran Konvergensi
William Stern (1871-1939) berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan
didunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut
aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang
6
sangat penting. Bakat yang dibawa anak pada saat lahir akan berkembang dengan
baik tanpa adanya dukungan adanya dukungan lingkungan yang susuai untuk
perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat
menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak
tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu, sebagai contoh,
hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata adalah juga
konvorgensi. Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi
lingkungannya, anak belajar berbicara melalui bahasa tertentu. Lingkunganpun
mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya.
Karena itu tiap anak manusia mula-mula menggunakan bahasa
lingkungannya, misalnya bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa inggris, dan
sebagainya. Kemampuan dua orang anak ( yang tinggal dalam lingkungan yang
sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu sebabnya oleh adanya
perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan, biarpun
lingkungan kedua anak tersebut menggunakan bahasa yang sama. William Stren
berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan
lingkungan.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai
pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun
demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor – faktor mana yang peling
penting dalam menentukan tumbuh kembang itu. Seperti yang telah
dikemukakan bahwa varias-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan
pandangan tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia, seperti
strategi disposisional/konstitusional, strategi phenomenologis, strategi
behavioris, strategi psikodinamik/psikoanalik, dan sebagainya. Demikian pula
halnya dalam belajar mengajar, variasi pendapat itu telah menyebabkan
munculnya berbagai teori belajar dan teori model belajar. Sebagai contoh,
dikenal berbagai pendapat tentang model- model mengajar seperti rumpun
mengajar behavioral (umpan model belajar tuntas, model belajar kontrol diri
sendiri, model belajar simulasi, dan model belajar asertif), rumpun model
7
pemrosesan informasi (model belajar inkuiri, model presentasi kerangka dasar
dan model pengembangan berfikir) dan lain lain.
2.3. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia
2.3.1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan taman siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal
3 Juli 1932 di Yogyakarta selanjutnya mulai didirikan Taman Indria (Taman
kanak-kanak) dan kursus guru, selanjutnya taman muda (Taman SD) disusul
Taman Dewasa merangkap taman guru (mulo kweek school ). Sekarang ini telah
dikembangkan sehingga meliputi taman madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata.
Dengan demikian Taman siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari
pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi.
Perguruan tinggi taman sisiwa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk
menghadapi pemerintahan kolonial belanda serta sekaligus untuk
mempertahankan kelangsungan hidup yang bersifat nasional dan demokratis.
Ketujuh asas tersebut biasanya disebut dengan asas 1922 adalah sebagai berikut:
1) Setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri (zelf
beschikkingsrech) dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri
kehidupan umum.
2) Pengajaran harus memberikan pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti
lahir dan batin dapat memerdekakan diri
3) Pengajaran harus bersandar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri
4) Pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau
kepada seluruh rakyat
5) Untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun bathin
hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan
apapun dan dari siapun yang mengikat, baik ikatan secara lahir mapun
ikatan secara bathin.
8
6) Sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
7) Dalam mendidik anak perlu adanya keikhlasan lahir maupun bathin untuk
mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak-anak.
2.3.2. Pergururaan Pendidikan INS dan Kayu Tanam
Asas dan tujuan ruang lingkup Perguruan Pendidikan INS dan Kayu
Tanam antara lain:
a. Berfikir logis dan rasional
b. Keaktifan atau kegiatan
c. Pendidikan masyarakat
d. Memperhatikan pembawaan anak
e. Mentang intelektualisme
Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh Syafei mengembangkan asas-asas
pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia. Dasar-dasar
tersebut dikembangkan dengan megintegrasikan asas-asas Ruang Pendidikan
INS, sila-sila dari Pancasila.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini dan masa yang akan datang terus
berkembang sesuai seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan
iptek. Hasil-hasil dari pemikiran itu disebut aliran dalam pendidikan. Aliran tersebut
mempengaruhi pendidikan diseluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari
aliran-aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang
paling baik. Sebab pengguaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan
kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri.
Aliran-aliran pendidikan baru yang berkembang sebenarnya adalah
pengembangan dari keempat aliran-aliran klasik yang ada yaitu, (1) aliran empirisme, (2)
aliran Nativisme, (3) aliran naturalisme, dan (4) aliran konvergensi. Pada dasarnya
aliran-aliran pendidikan kritis mempunyai suatu kesamaan ialah pemberdayaan individu.
Sedangkan di Indonesia ada dua aliran pokok pendidikan yang dominan
memberi warna dalam praktik pendidikan yaitu aliran perguruan taman siswa oleh Ki
Hadjar Dewantara dan aliran pendidikan INS Kayu Taman yang didirikan oleh
muhammad syafii. Kajian tentang berbagai aliran pendidikan itu akan memberikan
pengetahuan dan wawasan historis kepada tenaga kependidikan, yang pada gilirannya
kelak dapat memberikan kontribusi terhadap dinamika pendidikan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Fuji Entin, 2011. ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
https://12entinfujirahayu.wordpress.com/2011/05/16/aliran-aliran-pendidikan/ (diunduh 4 Maret
2017)
Suripto, 2017. Bahan Ajar/Diktat Ilmu Pendidikan, Semarang.

Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan

  • 1.
    MAKALAH ILMU PENDIDIKAN ALIRAN-ALIRAN DALAMPENDIDIKAN Disusun oleh: JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2017
  • 2.
    ii KATA PENGANTAR Puji syukursenantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan. Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar Materi Aliran-Aliran dalam Pendidikan. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan Makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Aliran-Aliran dalam Pendidikan, Amin. Semarang, Maret 2017 Penyusun
  • 3.
    iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1 1.3. Tujuan ........................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Aliran Pendidikan ........................................................................................ 3 2.2. Macam-macam Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan ................................................ 3 2.3. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia ...................................................................4 BAB III PENUTUP 3.1. Simpulan ........................................................................................................................ 9 DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 10
  • 4.
    1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul berbagai pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang disebut dengan aliran-aliran dalam pendidikan. Adanya aliran-aliran dalam pendidikan dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran- pemikiran dalam pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yang akan selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya. Aliran-aliran dalam pendidikan pada umumnya mengemukakan satu gagasan atau pendapat secara umum mengenai pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengantar aliaran aliran klasik dan macam-macam aliran-aliran klasik yang nantinya agar kita dapat mengetahui dan memahami berbagai aspek dari aliran- aliran klasik. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut: 1.2.1. Apa pengertian dari aliran dalam pendidikan? 1.2.2. Apa saja aliran-aliran klasik dalam pendidikan? 1.2.3. Jelaskan masing-masing alira-aliran klasik dalam pendidikan? 1.2.4. Apa aliran pokok pendidikan yang ada di Indonesia?
  • 5.
    2 1.3. Tujuan Berdasarkan rumusanmasalah di atas,maka tujuan yang diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1.3.1. Mengetahui pengertian dari aliran dalam pendidikan. 1.3.2. Mengetahui macam-macam aliran-aliran dalam pendidikan. 1.3.3. Mengetahui penjelasan masing-masing aliran-aliran dalam pendidikan. 1.3.4. Mengetahui aliran pokok pendidikan yang ada di Indonesia
  • 6.
    3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. PengertianAliran Pendidikan Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu dapat dipahami, perlu aspek dari aliran-alira itu yang harus dipahami. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan harus memahami berbagai jenis aturan-aturan pendidikan. Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan. Seperti bidang-bidang lainya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebut akan melahirkan lagi pemikiran-pemikiran baru dan demikian seterusnya. Pada setiap aliran pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam memandang perkembangan manusia. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor dominan yang dijadikan sebagai dasar pijakan bagi perkembangan manusia. 2.2. Macam-macam Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan 2.2.1. Aliran Empirisme Tokoh aliran ini adalah John Locke ( 1704-1932 ) dengan teori “Tabul Larasa” yaitu anak lahir didunia bagaikan kertas putih yang bersih, pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme pendidikan memegang peranan yang penting karena dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman.
  • 7.
    4 Aliran ini dipandangberat sebelah karena hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir dianggap tidak menentukan. Faktanya dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak-anak yang berhasil karena bakatnya meski lingkungan sekitar tidak mendukung, keberhasilan ini disebabkan adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri anak yang berupa kecerdasan, motivasi atau potensi – potensi lainnya meskipun demikian penganut aliran ini masih pada pendapatnya yang memandang manusia sebagai makluk yang pasif dan dapat dimanipulasi. Hal ini diyakini juga oleh B.F Skinner ataupun pandangan Behavioral lainnya. Behaviorisme itu menjadikan perilaku manusia yang tanpa keluar sebagai sasaran kajiannya dengan tetap menekankan bahwa perilaku itu sebagai hasil belajar semata. Meskipun demikian banyak ragam dari pandangan behavioral dalam menentukan faktor paling dominan dalam proses belajar, seperti: a. Ivan Pavlov (1849-1936) dari rusia dan Jhon B. Watson (1878-1958) dari Amerika Serikat, yang menekankan pendangannya tentang peranan stimulus respon terhadap perilaku. b. b. Edward L. Thorndike ( 1874- 1949 ) dan B.F Skinner dari Amerika Serikat yang menyatakan pandangannya bahwa peranan dari dampak atau balikkan dari suatu perilaku seperti dalam “Opera Conditioning”. c. N.E. Miller dan J Dollard (1941 ) yang dikembangkan oleh A. Bandura menyatakan bahwa peranan pengamatan dan imitasi sangat penting dengan “Participant Modeling”. 2.2.2. Aliran Nativisme Schopenhouer filsuf jerman (1788-1800) sebagai tokoh aliran ini berpendapat bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik maupun buruk. Oleh karenanya hasil akhir dari sebuah proses pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Menurut pandangan ini keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Dikatakan bahwa yang jahat akan menjadi jahat dan yang baikakan menjadi baik. Pendidikan yang tidak
  • 8.
    5 sesuai dengan bakatdan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak itu sendiri, bagi aliran ini lingkungan tidak akan memberikan arti sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. 2.2.3. Aliran Naturalisme Prancis J.J Rousseau (1712-1778) berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik anak akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rousseau berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Aliran ini juga disebut negativisme, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Yang dilaksanakan adalah menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses kegiatan pendidikan itu. J.J Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat sehingga anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak saat kelahirannya itu dapat secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan adanya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangakan pembawaanya, kemampuan- kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Pendidikan harus dijauhnya dari perkembangan anak karena hal itu dapat menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat – buat dan dapat membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti yang diketahui, gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini tidak terbukti malahan terbukti sebaliknya pendidikan makin lama makin diperlukan. 2.2.4. Aliran Konvergensi William Stern (1871-1939) berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan didunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang
  • 9.
    6 sangat penting. Bakatyang dibawa anak pada saat lahir akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan adanya dukungan lingkungan yang susuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu, sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata adalah juga konvorgensi. Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungannya, anak belajar berbicara melalui bahasa tertentu. Lingkunganpun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya, misalnya bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa inggris, dan sebagainya. Kemampuan dua orang anak ( yang tinggal dalam lingkungan yang sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu sebabnya oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan, biarpun lingkungan kedua anak tersebut menggunakan bahasa yang sama. William Stren berpendapat bahwa hasil pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan. Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor – faktor mana yang peling penting dalam menentukan tumbuh kembang itu. Seperti yang telah dikemukakan bahwa varias-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia, seperti strategi disposisional/konstitusional, strategi phenomenologis, strategi behavioris, strategi psikodinamik/psikoanalik, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam belajar mengajar, variasi pendapat itu telah menyebabkan munculnya berbagai teori belajar dan teori model belajar. Sebagai contoh, dikenal berbagai pendapat tentang model- model mengajar seperti rumpun mengajar behavioral (umpan model belajar tuntas, model belajar kontrol diri sendiri, model belajar simulasi, dan model belajar asertif), rumpun model
  • 10.
    7 pemrosesan informasi (modelbelajar inkuiri, model presentasi kerangka dasar dan model pengembangan berfikir) dan lain lain. 2.3. Dua Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia 2.3.1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa Perguruan taman siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta selanjutnya mulai didirikan Taman Indria (Taman kanak-kanak) dan kursus guru, selanjutnya taman muda (Taman SD) disusul Taman Dewasa merangkap taman guru (mulo kweek school ). Sekarang ini telah dikembangkan sehingga meliputi taman madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata. Dengan demikian Taman siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Perguruan tinggi taman sisiwa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk menghadapi pemerintahan kolonial belanda serta sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup yang bersifat nasional dan demokratis. Ketujuh asas tersebut biasanya disebut dengan asas 1922 adalah sebagai berikut: 1) Setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri (zelf beschikkingsrech) dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. 2) Pengajaran harus memberikan pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri 3) Pengajaran harus bersandar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri 4) Pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat 5) Untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun bathin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan dari siapun yang mengikat, baik ikatan secara lahir mapun ikatan secara bathin.
  • 11.
    8 6) Sebagai konsekuensihidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. 7) Dalam mendidik anak perlu adanya keikhlasan lahir maupun bathin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak. 2.3.2. Pergururaan Pendidikan INS dan Kayu Tanam Asas dan tujuan ruang lingkup Perguruan Pendidikan INS dan Kayu Tanam antara lain: a. Berfikir logis dan rasional b. Keaktifan atau kegiatan c. Pendidikan masyarakat d. Memperhatikan pembawaan anak e. Mentang intelektualisme Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh Syafei mengembangkan asas-asas pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia. Dasar-dasar tersebut dikembangkan dengan megintegrasikan asas-asas Ruang Pendidikan INS, sila-sila dari Pancasila.
  • 12.
    9 BAB III PENUTUP 3.1. Simpulan Pemikirantentang pendidikan sejak dulu, kini dan masa yang akan datang terus berkembang sesuai seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek. Hasil-hasil dari pemikiran itu disebut aliran dalam pendidikan. Aliran tersebut mempengaruhi pendidikan diseluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari aliran-aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik. Sebab pengguaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri. Aliran-aliran pendidikan baru yang berkembang sebenarnya adalah pengembangan dari keempat aliran-aliran klasik yang ada yaitu, (1) aliran empirisme, (2) aliran Nativisme, (3) aliran naturalisme, dan (4) aliran konvergensi. Pada dasarnya aliran-aliran pendidikan kritis mempunyai suatu kesamaan ialah pemberdayaan individu. Sedangkan di Indonesia ada dua aliran pokok pendidikan yang dominan memberi warna dalam praktik pendidikan yaitu aliran perguruan taman siswa oleh Ki Hadjar Dewantara dan aliran pendidikan INS Kayu Taman yang didirikan oleh muhammad syafii. Kajian tentang berbagai aliran pendidikan itu akan memberikan pengetahuan dan wawasan historis kepada tenaga kependidikan, yang pada gilirannya kelak dapat memberikan kontribusi terhadap dinamika pendidikan.
  • 13.
    10 DAFTAR PUSTAKA Rahayu, FujiEntin, 2011. ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN https://12entinfujirahayu.wordpress.com/2011/05/16/aliran-aliran-pendidikan/ (diunduh 4 Maret 2017) Suripto, 2017. Bahan Ajar/Diktat Ilmu Pendidikan, Semarang.