5
Most read
6
Most read
7
Most read
DETEKSI PATOLOGI PERSALINAN KALA 1 
“INERSIA UTERI” 
Dosen Pengampu : Maya Safitri, SST.M.Kes 
Disusun oleh: 
Kelompok 1 
1. Anggun Purwaningsih 
2. Dian Surya. D.L 
3. Etik Sundari 
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN/ 3A 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA 
TAHUN AKADEMIK 2014-2015 
i
KATA PENGANTAR 
ii 
Assalamu’alikum.Wr.Wb 
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah.SWT atas taufik, hidayah, 
serta inayah-Nya yang telah di berikan kepada kita semua sehingga kita dapat 
menyelesaikan makalah yang berjudul “INERSIA UTERI ” harapan kami semoga 
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mendapatkan respon baik dari 
pembimbing. Amin 
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada : 
1. Dosen pembimbing mata kuliah Persalinan 
2. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu atas penyusunan 
makalah ini 
Akhirkata, apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam 
penyusunan makalah ini, kami mohon ma’af yang sebesarbesarnya. 
Wassalamu’alikum.Wr.Wb 
Purwokerto, 02 Desember 2014 
Penyusun
DAFTAR ISI 
HALAMAN AWAL ......................................................................................... i 
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii 
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii 
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 
A. Latar Belakang ................................................................................. 1 
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1 
C. Tujuan Masalah ............................................................................... 1 
BAB II PENDAHULUAN .............................................................................. 2 
A. Inersia Uteri ....................................................................................... 2 
BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 5 
A. Kesimpulan ...................................................................................... 5 
B. Saran ................................................................................................ 5 
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 6 
iii
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. Latar belakang 
Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena 
kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber 
daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan 
kehamilan, pertolongan persalinan, pengawasan neonatus dan pada ibu 
postpartum. 
Distosia kelainan tenaga (his) adalah his tidak normal dalam kekuatan 
atau sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi 
sehingga menyebabkan persalinan macet. Inersia uteri adalah kelainan his 
yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau 
mendorong janin keluar. Sifatnya lebih lemah, lebih singkat dan lebih jarang 
jika dibandingkan dengan his yang normal.ineris auteri dibagi menjadi 2 
macam yaitu inersia uteri primer dan inersia uteri sekunder 
B. Rumusan Masalah 
1. Apa yang dimaksud dengan Inersia Uteri? 
2. Apasaja jensis dari Inersia Uteri? 
3. Apa saja penyebab dari Inersia Uteri? 
4. Apa penanganan dari Inersia Uteri? 
C. Tujuan 
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang Inersia Uteri. 
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan dapat menjelsakan tentang jenis, 
peyebab serta penanganan dari Inersia Uteri.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2 
A. INERSIA UTERI 
1. Pengertian 
Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat 
untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar 
(www.yahoo.com). Disini kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang. 
Sering dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti 
anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat hidramnion atau 
kehamilan kembar atau makrosomia, grandemultipara atau primipara, serta 
para penderita dengan keadaan emosi kurang baik. Dapat terjadi pada kala 
pembukaan serviks, fase laten atau fase aktif maupun pada kala 
pengeluaran insersia uteri di bagi atas 2 kekuatan. 
a. Insersia uteri primer 
Terjadi pada permulaan fase laten, sejak awal telah terjadi his 
yang tidak adekuat sehingga sering sulit untuk memastikan apakah 
penderita telah memasuki keadaan inpartu atau belum. 
b. Insersia uteri sekunder 
Terjadi pada fase aktif kala I dan kala II, permulaan his, baik 
kemudian pada keadaan selanjutnya terdapat gangguan/kelainan. 
2. Etiologi 
Menurut Rustam Mochtar (1998) sebab-sebab inersia uteri adalah : 
a. Kelainan his sering dijumpai pada primipara 
b. Faktor herediter, emosi dan ketakutan 
c. Salah pimpinan persalinan dan obat-obat penenang 
d. Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah 
rahim, ini dijumpai pada kesalahan-kesalahan letak janin dan 
disproporsi sevalopelvik
e. Kelainan uterus, misalnya uterus bikornis unikolis 
f. Kehamilan postmatur (postdatism) 
g. Penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia 
h. Uterus yang terlalu teregang misalnya hidramnion atau kehamilan 
3 
kembar atau makrosomia 
3. Komplikasi yang mungkin terjadi 
Inersia uteri dapat menyebabkan persalinan akan berlangsung lama 
dengan akibat-akibat terhadap ibu dan janin (infeksi, kehabisan tenaga, 
dehidrasi, dll) 
4. Diagnosis 
Untuk mendiagnosa inersia uteri memerlukan pengalaman dan 
pengawasan yang teliti terhadap persalinan. Kontraksi uterus yang disertai 
rasa nyeri tidak cukup untuk membuat diagnosis bahwa persalinan sudah 
mulai. Untuk sampai kepada kesimpulan ini diperlukan kenyataan bahwa 
sebagai akibat kontraksi itu terjadi. Pada fase laten diagnosis akan lebih 
sulit, tetapi bila sebelumnya telah ada kontraksi (his) yang kuat dan lama, 
maka diagnosis inersia uteri sekunder akan lebih mudah. 
5. Penanganan 
Penanganan inersia uteri dengan : 
a. Keadaan umum penderita harus diperbaiki. Gizi selama kehamilan 
harus diperhatikan 
b. Penderita dipersiapkan menghadapi persalinan dan dijelaskan tentang 
kemungkinan-kemungkinan yang ada. 
c. Pada inersia primer, setelah dipastikan penderita masuk dalam 
persalinan, evaluasi kemajuan persalinan 12 jam, kemudian dengan 
periksa dalam. Jika pembukaan kurang dari 3 cm. porsio tebal lebih 
dari 1 cm, penderita diistirahatkan, berikan sedativa sehingga pasien 
dapat tidur, mungkin masih dalam “false labour”. Jika setelah 12 jam 
berikutnya tetap ada his tanpa ada kemajuan persalinan, ketuban 
dipecahkan dan his tanpa ada kemajuan persalinan, ketuban 
dipecahkan dan his diperbaiki dengan infus pitosin, perlu diingat
bahwa persalinan harus diselesaikan dalam waktu 24 jam setelah 
ketuban pecah agar prognosis janin tetap baik. 
d. Pada inersia uteri sekunder, dalam fase aktif, harus segera dilakukan : 
1) Penilaian cermat apakah ada disproporsi sevalopelvik dengan 
pelvimentri klinik atau radiologi. Bila CPD maka persalinan segera 
diakhiri dengan sectio cesarea 
2) Bila tidak ada CPD, ketuban dipecahkan dan diberi pitocin infuse 
3) Bila kemajuan persalinan kembali 2 jam setelah his baik. Bila tidak 
ada kemajuan, persalinan diakhiri dengan sectio cesarean 
4) Pada akhir kala I atau pada kala II bila syarat ekstraksi vakum atau 
cunam dipenuhi, maka persalinan dapat segera diakhiri dengan 
bantuan alat tersebut. 
Hampir 50% kelainan his pada fase aktif disebabkan atau 
dihubungkan dengan adanya CPD, sisanya disebabkan oleh faktor lain 
seperti kelainan posisi janin, pemberian obat sedativa atau relaksan 
terhadap otot uterus dan sebagainya. 
4
BAB III 
PENUTUP 
5 
A. Kesimpulan 
Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk 
melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar. Disini kekuatan 
his lemah dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada penderita dengan 
keadaan umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang 
misalnya akibat hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia, 
grandemultipara atau primipara, serta para penderita dengan keadaan emosi 
kurang baik. Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks, fase laten atau fase 
aktif maupun pada kala pengeluaran. 
B. Saran 
Pada saat ibu sudah dalam keadaan inpartu sebagai seorang bidan 
harus mengawasi secara intensif proses persalinan tersebut. Karena tidak dapat 
di punggkiri dalam proses persalinan terjadi inersia uteri. Dengan adanya 
pengawasan maka seorang bidan bisa dengan cepat mengambil keputusan 
untuk merujuk dan kolaborasi dengan dokter jika terjadi inersia uteri.
DAFTAR PUSTAKA 
Sarwono Prawirohardjo, Prof.Dr.dr, 2007, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina 
6 
Pustaka, Jakarta. 
Bagus, Ida Gde Manuaba, 2002, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan 
Keluarga Berencana, Jakarta ; EGC 
http://irmahd4bidan.blogspot.com/2012/11/- inersia-uteri.html

More Related Content

DOCX
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
DOCX
Isu etik dan dilemma
PPTX
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
PPTX
Perubahan fisiologis masa nifas
PPT
5. tanda tanda kehamilan--
DOCX
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
PPT
Kelainan his
PPTX
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
Isu etik dan dilemma
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
Perubahan fisiologis masa nifas
5. tanda tanda kehamilan--
Dialog percakapan pasien dan bidan mual muntah berlebihan akbid paramata
Kelainan his
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal

What's hot (20)

DOCX
DOCX
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
PPTX
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
PPTX
Mekanisme Persalinan
PPTX
Farmakologi uterotonika
DOCX
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
PPTX
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
PPTX
Anatomi panggul
DOCX
Leaflet cara menyusui yang benar
DOCX
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
PPTX
Konsep dasar masa nifas
PPTX
Infeksi Puerperalis
PPTX
Filosofi Kebidanan
DOCX
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
DOCX
Contoh soal asuhan kebidanan iii
PDF
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
PPTX
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
PDF
Masa Antara
DOCX
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
PDF
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeri
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Mekanisme Persalinan
Farmakologi uterotonika
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Anatomi panggul
Leaflet cara menyusui yang benar
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar masa nifas
Infeksi Puerperalis
Filosofi Kebidanan
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Contoh soal asuhan kebidanan iii
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
Masa Antara
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeri
Ad

Viewers also liked (20)

DOCX
Mengetahui identifikasi kejadian partus lama pada ibu bersalin di ruang kebi...
PPTX
Distosia bahu
PPTX
Distosia bahu
PPTX
Fraktur klavikula
DOCX
Referat obgyn sedih kali inersia
PPTX
KB 1 - Pengkajian Pada Ibu Hamil
PPTX
Distosia janin poltekkes surakarta
PPTX
Ppt. fraktur collum femur
PDF
Persalinan dan Nifas
PPTX
Materi 4 Persalinan
PPTX
Fraktur klavikula dan fraktur humerus pada bayi
PPTX
Kehamilan dengan kelainan sistem perkemihan
PPTX
DISTOSIA KELAINAN TENAGA(HIS)
PDF
Modul 2 kb 1
DOCX
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
PPTX
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
PPTX
DOCX
Atonia uteri
DOCX
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Mengetahui identifikasi kejadian partus lama pada ibu bersalin di ruang kebi...
Distosia bahu
Distosia bahu
Fraktur klavikula
Referat obgyn sedih kali inersia
KB 1 - Pengkajian Pada Ibu Hamil
Distosia janin poltekkes surakarta
Ppt. fraktur collum femur
Persalinan dan Nifas
Materi 4 Persalinan
Fraktur klavikula dan fraktur humerus pada bayi
Kehamilan dengan kelainan sistem perkemihan
DISTOSIA KELAINAN TENAGA(HIS)
Modul 2 kb 1
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan
Atonia uteri
Makalah pandangan islam terhadap kelahiran dan persalinan
Ad

Similar to Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri” (20)

PPTX
HIS.pptx
PPT
DISTOSIA-EC-KELAINAN-KONTRAKSI.ppt
PDF
masalah pada kala I,II,III dan IV
PPTX
DISTOSIA PERSALINAN.pptx
PDF
D1ISTOSIA_KARENA_KELAINAN_POWER_HISs.pdf
PDF
Jtptunimus gdl-sriastutik-7500-2-babii(-)
DOC
173719164 refrat-kala-ii-lama
PPTX
Inversio uteri
PPT
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
PPTX
Distovxgfsgfshfhest54536trgfhjfssia.pptx
PPTX
Partus lama Ibu
PDF
Proses persalinan
PPTX
Prolap tali pusat.pptx.kebidanan,obstetri
PPTX
Persalinan abnormal
DOCX
Komplikasi persalinan
PPT
DISTOSIA.ppt
PPTX
Asuhan Keperawatan pada pasien Intranatal.pptx
DOC
Inc lp partus fisiologis
PPTX
Distosia his poltekkes surakarta
PPTX
Persalinan Normal
HIS.pptx
DISTOSIA-EC-KELAINAN-KONTRAKSI.ppt
masalah pada kala I,II,III dan IV
DISTOSIA PERSALINAN.pptx
D1ISTOSIA_KARENA_KELAINAN_POWER_HISs.pdf
Jtptunimus gdl-sriastutik-7500-2-babii(-)
173719164 refrat-kala-ii-lama
Inversio uteri
dokumen.tips_persalinan-normal-5660a5a7a933e.ppt
Distovxgfsgfshfhest54536trgfhjfssia.pptx
Partus lama Ibu
Proses persalinan
Prolap tali pusat.pptx.kebidanan,obstetri
Persalinan abnormal
Komplikasi persalinan
DISTOSIA.ppt
Asuhan Keperawatan pada pasien Intranatal.pptx
Inc lp partus fisiologis
Distosia his poltekkes surakarta
Persalinan Normal

More from Sentra Komputer dan Foto Copy (20)

DOCX
Makalah solusio plasenta
DOCX
Makalah study bpm kebidanan dasar
DOCX
Makalah deteksi patologi persalinan
DOCX
Makalah agama tentang dzikir dan doa
DOCX
Makalah hak & kewajiban warga negara
DOCX
DOCX
Makalalah demokrasi pancasila
DOCX
Makalah aborsi dan menstrual regulation
DOC
Makalah pendidikan kewarganegaraan
DOCX
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
DOCX
DOC
Makalah kode genetika kd 1
DOCX
Makalah kode genetika dr. tami
DOCX
Makalah kd1 kode genetik
DOCX
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
DOCX
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
DOCX
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
DOCX
DOC
Makalah konsep mikrobiologi (print)
DOCX
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah solusio plasenta
Makalah study bpm kebidanan dasar
Makalah deteksi patologi persalinan
Makalah agama tentang dzikir dan doa
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalalah demokrasi pancasila
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kode genetika kd 1
Makalah kode genetika dr. tami
Makalah kd1 kode genetik
Makalah sterilasasi alat alat kesehatan
Makalah laporan hasil wawancara dan observasi study bpm
Makalah sterilisasi alat kesehatan di bpm
Makalah konsep mikrobiologi (print)
Makalah hormon reproduksi wanita

Recently uploaded (20)

PDF
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 4 Kurikulum Merdeka
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Al Quran Hadist Kelas 7 MTs
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Pengelolaan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
DOCX
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) SKI Kelas 7 MTs
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Akidah Akhlak Kelas 7 MTs
DOCX
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Informatika Kelas X SMA Terbaru 2025
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 4 Kurikulum Merdeka
PPTX
PPK - XII AKL KD KEWIRAUSAHAAN SMK1.pptx
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 1 Kurikulum Merdeka
PPTX
Power Point Materi Tanda Baca Kelas III SD
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 Kurikulum Merdeka
PPTX
bahan FGD_Kebijakan Pembelajaran Penilaian.pptx
PPTX
Tugas_Guru_Wali_Permendikbud_11_2025.pptx
PDF
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
PDF
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 5 Kurikulum Merdeka
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 4 Kurikulum Merdeka
PPTX
Pembelajaran Mendalam dalam Kurikulum Berbasis Cinta.pptx
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 4 Kurikulum Merdeka
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Al Quran Hadist Kelas 7 MTs
Modul Ajar Deep Learning PKWU Pengelolaan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Informatika Kelas 10 SMA Terbaru 2025
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) SKI Kelas 7 MTs
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Akidah Akhlak Kelas 7 MTs
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Informatika Kelas X SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 4 Kurikulum Merdeka
PPK - XII AKL KD KEWIRAUSAHAAN SMK1.pptx
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Power Point Materi Tanda Baca Kelas III SD
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 Kurikulum Merdeka
bahan FGD_Kebijakan Pembelajaran Penilaian.pptx
Tugas_Guru_Wali_Permendikbud_11_2025.pptx
Buku Teks KSSM Sains Sukan Tingkatan Empat
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 5 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 4 Kurikulum Merdeka
Pembelajaran Mendalam dalam Kurikulum Berbasis Cinta.pptx

Makalah deteksi patologi persalinan kala 1 “inersia uteri”

  • 1. DETEKSI PATOLOGI PERSALINAN KALA 1 “INERSIA UTERI” Dosen Pengampu : Maya Safitri, SST.M.Kes Disusun oleh: Kelompok 1 1. Anggun Purwaningsih 2. Dian Surya. D.L 3. Etik Sundari PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN/ 3A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA TAHUN AKADEMIK 2014-2015 i
  • 2. KATA PENGANTAR ii Assalamu’alikum.Wr.Wb Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah.SWT atas taufik, hidayah, serta inayah-Nya yang telah di berikan kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “INERSIA UTERI ” harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mendapatkan respon baik dari pembimbing. Amin Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada : 1. Dosen pembimbing mata kuliah Persalinan 2. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu atas penyusunan makalah ini Akhirkata, apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon ma’af yang sebesarbesarnya. Wassalamu’alikum.Wr.Wb Purwokerto, 02 Desember 2014 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN AWAL ......................................................................................... i KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1 C. Tujuan Masalah ............................................................................... 1 BAB II PENDAHULUAN .............................................................................. 2 A. Inersia Uteri ....................................................................................... 2 BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 5 A. Kesimpulan ...................................................................................... 5 B. Saran ................................................................................................ 5 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 6 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar belakang Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan kehamilan, pertolongan persalinan, pengawasan neonatus dan pada ibu postpartum. Distosia kelainan tenaga (his) adalah his tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi sehingga menyebabkan persalinan macet. Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar. Sifatnya lebih lemah, lebih singkat dan lebih jarang jika dibandingkan dengan his yang normal.ineris auteri dibagi menjadi 2 macam yaitu inersia uteri primer dan inersia uteri sekunder B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Inersia Uteri? 2. Apasaja jensis dari Inersia Uteri? 3. Apa saja penyebab dari Inersia Uteri? 4. Apa penanganan dari Inersia Uteri? C. Tujuan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang Inersia Uteri. 2. Mahasiswa mampu mengetahui dan dapat menjelsakan tentang jenis, peyebab serta penanganan dari Inersia Uteri.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2 A. INERSIA UTERI 1. Pengertian Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar (www.yahoo.com). Disini kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia, grandemultipara atau primipara, serta para penderita dengan keadaan emosi kurang baik. Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks, fase laten atau fase aktif maupun pada kala pengeluaran insersia uteri di bagi atas 2 kekuatan. a. Insersia uteri primer Terjadi pada permulaan fase laten, sejak awal telah terjadi his yang tidak adekuat sehingga sering sulit untuk memastikan apakah penderita telah memasuki keadaan inpartu atau belum. b. Insersia uteri sekunder Terjadi pada fase aktif kala I dan kala II, permulaan his, baik kemudian pada keadaan selanjutnya terdapat gangguan/kelainan. 2. Etiologi Menurut Rustam Mochtar (1998) sebab-sebab inersia uteri adalah : a. Kelainan his sering dijumpai pada primipara b. Faktor herediter, emosi dan ketakutan c. Salah pimpinan persalinan dan obat-obat penenang d. Bagian terbawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah rahim, ini dijumpai pada kesalahan-kesalahan letak janin dan disproporsi sevalopelvik
  • 6. e. Kelainan uterus, misalnya uterus bikornis unikolis f. Kehamilan postmatur (postdatism) g. Penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia h. Uterus yang terlalu teregang misalnya hidramnion atau kehamilan 3 kembar atau makrosomia 3. Komplikasi yang mungkin terjadi Inersia uteri dapat menyebabkan persalinan akan berlangsung lama dengan akibat-akibat terhadap ibu dan janin (infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi, dll) 4. Diagnosis Untuk mendiagnosa inersia uteri memerlukan pengalaman dan pengawasan yang teliti terhadap persalinan. Kontraksi uterus yang disertai rasa nyeri tidak cukup untuk membuat diagnosis bahwa persalinan sudah mulai. Untuk sampai kepada kesimpulan ini diperlukan kenyataan bahwa sebagai akibat kontraksi itu terjadi. Pada fase laten diagnosis akan lebih sulit, tetapi bila sebelumnya telah ada kontraksi (his) yang kuat dan lama, maka diagnosis inersia uteri sekunder akan lebih mudah. 5. Penanganan Penanganan inersia uteri dengan : a. Keadaan umum penderita harus diperbaiki. Gizi selama kehamilan harus diperhatikan b. Penderita dipersiapkan menghadapi persalinan dan dijelaskan tentang kemungkinan-kemungkinan yang ada. c. Pada inersia primer, setelah dipastikan penderita masuk dalam persalinan, evaluasi kemajuan persalinan 12 jam, kemudian dengan periksa dalam. Jika pembukaan kurang dari 3 cm. porsio tebal lebih dari 1 cm, penderita diistirahatkan, berikan sedativa sehingga pasien dapat tidur, mungkin masih dalam “false labour”. Jika setelah 12 jam berikutnya tetap ada his tanpa ada kemajuan persalinan, ketuban dipecahkan dan his tanpa ada kemajuan persalinan, ketuban dipecahkan dan his diperbaiki dengan infus pitosin, perlu diingat
  • 7. bahwa persalinan harus diselesaikan dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah agar prognosis janin tetap baik. d. Pada inersia uteri sekunder, dalam fase aktif, harus segera dilakukan : 1) Penilaian cermat apakah ada disproporsi sevalopelvik dengan pelvimentri klinik atau radiologi. Bila CPD maka persalinan segera diakhiri dengan sectio cesarea 2) Bila tidak ada CPD, ketuban dipecahkan dan diberi pitocin infuse 3) Bila kemajuan persalinan kembali 2 jam setelah his baik. Bila tidak ada kemajuan, persalinan diakhiri dengan sectio cesarean 4) Pada akhir kala I atau pada kala II bila syarat ekstraksi vakum atau cunam dipenuhi, maka persalinan dapat segera diakhiri dengan bantuan alat tersebut. Hampir 50% kelainan his pada fase aktif disebabkan atau dihubungkan dengan adanya CPD, sisanya disebabkan oleh faktor lain seperti kelainan posisi janin, pemberian obat sedativa atau relaksan terhadap otot uterus dan sebagainya. 4
  • 8. BAB III PENUTUP 5 A. Kesimpulan Inersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar. Disini kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia, grandemultipara atau primipara, serta para penderita dengan keadaan emosi kurang baik. Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks, fase laten atau fase aktif maupun pada kala pengeluaran. B. Saran Pada saat ibu sudah dalam keadaan inpartu sebagai seorang bidan harus mengawasi secara intensif proses persalinan tersebut. Karena tidak dapat di punggkiri dalam proses persalinan terjadi inersia uteri. Dengan adanya pengawasan maka seorang bidan bisa dengan cepat mengambil keputusan untuk merujuk dan kolaborasi dengan dokter jika terjadi inersia uteri.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Sarwono Prawirohardjo, Prof.Dr.dr, 2007, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina 6 Pustaka, Jakarta. Bagus, Ida Gde Manuaba, 2002, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta ; EGC http://irmahd4bidan.blogspot.com/2012/11/- inersia-uteri.html