BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 . Latar Belakang 
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan 
mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah 
terdapat pada bagian yang lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau 
melekkatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang 
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis 
melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun 
biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati 
tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai umur yang 
terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh 
warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. (Gembong 
Tjitrosoepomo) 
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya 
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari 
cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan 
dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus 
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. 
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. 
Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk 
dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. 
Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri 
(misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. 
Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ 
penyimpan air. 
1.2. Tujuan Penulisan 
1. Mengetahui jaringan pokok penyusun daun. 
2. Mengetahui anatomi daun dorsiventral dan isobilateral. 
3. Mengetahui anatomi daun Gymnospermae dan angiospermae. 
4. Mengetahui adaptasi daun pada tumbuhan xerofit dan hidrofit. 
1.3. Manfaat penulisan 
1. Mahasiswa dapat mengetahui jaringan pokok penyusun daun. 
2. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi daun dorsiventral dan isobilateral. 
3. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi daun monokotil dan dikotil. 
4. Mahasiswa dapat mengetahui adaptasi daun pada tumbuhan xerofit dan hidrofit.BAB II 
PEMBAHASAN
ANATOMI DAUN 
2.1. Jaringan Penyusun Daun 
Pada dasarnya terdapat 3 sistem pada daun yaitu: 
1. Sistem kulit (dermal system atau epidermis ) 
Tersusun oleh epidermis, baik pada permukaan atas maupun pada permukaan bawah 
daun. 
2. Sistem jaringan dasar, terdapat mesofil daun yang kadang-kadang terdiferendiasi ke dalam 
palisade dan spons. Apabila palisade terdapat pada kedua permukaan daun disebut isolateral 
atau isobilateral 
3. Sistem jaringan pembuluh, terdiri dari xilem dan floem 
Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari 
dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis).Floem berfungsi untuk 
mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. 
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian : 
2.1.1. Epidermis 
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis 
bawah,.Untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh 
lapisan kutikula. Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah 
lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel 
khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan 
epidermis yaitu permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah 
disebut permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel. Di antara sel 
epidermis terdapat sel penjaga yang membentuk stomata. Struktur stomata yang dapat 
membuka dan menutup ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat 
terpenting pada jaringan daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula 
serta stomata. 
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang 
berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis. 
Fungsi stomata: 
 -Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis 
 -Sebagai jalan penguapan (transpirasi) 
 -Sebagai jalan pernafasan (respirasi) 
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam 
perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel 
epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, 
sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel 
penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. 
Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin. 
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat 
dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: 
1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama. 
2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan 
dengan sel induk stomata. 
3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang 
satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya 
tidak demikian. 
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel 
penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu: 
a. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan 
bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, 
Mavaceae. 
b. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya 
pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum. 
c. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu 
panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae. 
d. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang 
sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, 
Convolvulaceae, Mimosaceae. 
2.1.2. Mesofil (Jaringan Dasar) 
Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam epidermis. 
Mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada 
kebanyakan tumbuhan terdapat dua jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim palisade 
dan parenkim spons. 
2.1.2.1. Parenkim Palisade 
Sel parenkim palisade memanjang dan pada penampang melintangnya tampak 
berbentuk batang yang tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu, sel palisade berbeda 
bentuknya. Pada Lilium terdapat lobus besar pada sel palisade dan tampak bercabang. 
Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis 
banyak). Seringkali terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade. Sel
parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari satu 
lapisan, panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke tengah semakin 
pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan abaksial daun. Meskipun 
jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam 
ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding 
sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efesien. 
Pada Thymelaea hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada permukaan abaksial daun. 
Pada daun tumbuhan xerofit, misalnya pada Atriplex portulacoides, parenkim palisade 
terdapat pada kedua sisi daun. Daun yang mempunyai parenkim palisade pada kedua sisi 
(abaksial dan adaksial) disebut isolateral atau isobilateral sedangkan apabila jaringan palisade 
tersebut hanya pada bagian adaksial disebut dengan bifasial atau dorsiventral. 
2.1.2.2. Parenkim Spons 
Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk sel 
parenkim spons dapat berbentuk bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus 
(rongga) yang terdapat antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade 
dengan parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri 
atas beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, 
biasanya lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada di dekatnya. 
Pada tumbuhan tertentu, seperti pada Zea dan banyak rumput-rumputan lainnya, bentuk 
sel mesofil lebih kurang sama. Bahkan pada Eucalyptus dan Atriplex, sukar untuk 
membedakan antara kedua tipe parenkim. Pada jaringan spons ini terdapat jarak atau ruang 
antar sel. Ciri khas jaringan spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung 
antar sel. 
Pada daun dengan kedua macam mesofil, kloroplas paling banyak terdapat dalam jaringan 
palisade. Tempat serta susunan kloroplas pada sel tiang memungkinkan penggunaan cahaya 
secara maksimum. Faktor lain yang meningkatkan efesiensi fotosintesis adalah sistem ruang 
antarsel dalam mesofil yang luas, yang memudahkan pertukaran gas dengan cepat. Susunan 
sel di dalam mesofil memungkinkan daerah permukaan sel yang mendapat sinar dan langsung 
berhubungan dengan udara menjadi lebih luas. Seluruh daerah permukaan ini disebut daerah 
permukaan dalam daun dan daerah permukaan luar daun. 
2.1.3. Jaringan Pembuluh 
Jaringan pembuluh terletak pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada daun 
merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu
1. Pembuluh Kayu (xylem) yang berperan untuk mengangkut air dan mineral yang diserap 
akar dari tanah menuju daun. 
2. Pembuluh Tapis (floem) yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh 
bagian tumbuhan. 
Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian 
menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh 
membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan 
permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang daun dan 
sistemnya adalah sistem tulang daun. Terdapat dua macam pola yakni sistem tulang daun jala 
dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang daun jala merupakan sistem bercabang. Pada 
sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun 
yang tebal. 
Sedangkan istilah sejajar bagi jalannya berkas pembuluh dalam sistem tulang daun sejajar 
hanyalah sebagai pendekatan saja, oleh karena berdasar atas ujung dan pangkal daun semua 
berkas itu akan bertemu di satu titik. Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang 
berpola jala dan menghubungkan semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya ditemukan 
pada daun dikotil dan pola sejajar pada daun monokotil. 
Kemudian apabila pertulangan daunnya menyirip, tulang daun terbesar melewati bagian 
tengah daun dan membentuk ibu tulang daun, dan dari sini bercabang menjadi tulang daun 
yang lebih kecil. Bagian helai daun yang dilalui ibu tulang daun atau cabang yang besar 
adalah bagian yang lebih tebal dan menunjukkan gambaran seperti rusuk pada sisi abaksial. 
Rusuk ini dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan jaringan 
penyokongnya kolenkim. Oleh karena itu, tulang daun yang besar tidak mempunyai kontak 
langsung dengan mesofil. 
Sedangkan pada tulang daun yang kecil biasanya membentuk jaring-jaring yang sangat 
beragam bentuk dan ukurannya, serta membagi daerah mesofil.Daerah yang paling kecil yang 
dibatasi cabang paling halus disebut aerola, yang biasanya berisi ujung tulang daun yang 
buntu dalam mesofil. 
Kebanyaan kasus yang ditemukan, susunan jaringan pembuluh pada ibu tulang daun 
mirip dengan pada tangkai daun. Tulang daun yang besar dalam daun dikotil mungkin terdiri 
atas jaringan primer dan sekunder, sedangkan tulang daun yang paling kecil hanya terdiri 
atas jaringan primer. Pada tulang daun yang besar biasanya berisi pembuluh, sedangkan pada 
tulang daun yang kecil, sel parenkim kontak atau berhubungan langsung dengan unsur 
pembuluh dan unsur trakea membentuk sel transfer. 
2.1.4. Jaringan Penyokong Daun 
Epidermis daun memiliki struktur yang padat dan diperkuat oleh kutikula sebagai 
pelindung. Dinding selnya seringkali tebal atau banyak mengandung silika dan memberikan
sokongan pada helai daun. Jaringan penyokong lainnya adalah kolenkim. Pada daun 
Dikotil,kolenkim sering ditemukan di dekat ibu tulang daun, di bawah epidermis dan juga di 
tepi daun. Selain kolenkim, pada mesofil daun Dikotil juga ditemukan skelrida. Tulang daun 
berukuran besar atau sedang, dikelilingi oleh sekelompok serabut. Pada kebanyakan daun 
monokotil berkas pengangkut dikelilingi oleh serabut pada satu atau dua sisi berkas 
pengangkut, dan berhubungan ke epidermis. 
2.2. Anatomi Daun Dorsiventral dan Isobilateral 
2.2.1. Aanatomi Daun Dorsiventral 
Daun dorsiventral memiliki permukaan atas (adaxial) dan bawah (abaxial) yang 
berbeda. Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding terluarnya 
ditutupi oleh kutikula, dan tidak mengandung kloroplas. Beberapa stomata, jika ada, dapat 
ditemui pada epidermis atas. 
Mesofil Palisade. Terletak persis di bawah epidermis atas dan terdiri dari satu atau 
lebih lapisan yang agak sempit, sel – sel berdinding tipis yang sangat berdekatan, sel – sel 
persegi memanjang ke arah epidermis. Masing – masing sel terdiri dari banyak kloroplas. 
Ada system yang telah terbentuk dari ruang antar sel melalui jaringan ini. 
Mesofil bunga karang (spongy mesophyll). Terdiri dari sel berdinding tipis, longgar, 
bentuk tidak teratur, dimana banyak ruang antar sel. Kloroplas ada di sel – sel ini, tapi dalam 
jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel palisade. 
Epidermis bawah, serupa dalam struktur permukaan atas, tapi memiliki banyak 
stomata. Tiap pori stomata terbuka ke arah ruang antar sel besar yang disebut ruang 
substomata atau cavity. 
Sistem vaskular. Potongan ke arah daerah midrib menunjukkan bentuk xylem seperti 
bulan sabit ke arah permukaan atas daun dan floem ke arah permukaan bawah. Di atas dan di 
bawah benang vaskuler, di sebelah epidermis atas dan bawah, jaringan mesofil digantikan 
oleh sel – sel kolenkim yang meningkatkan kekuatan mekanis daun.Contoh Anatomi Daun 
Dorsiventral: Persea americana, Ficus elastica, dan Mangifera indica. 
2.2.2.Anatomi Daun Isobilateral 
Daun isobilateral sama di kedua sisinya, meskipun masih ada permukaan abaxial dan 
adaxial, yang dapat dibedakan dari penanpang melintang dengan melihat posisi xylem dan 
floem pada berkas pengangkutnya. Daun tipe ini biasanya berorientasi sehingga cahaya 
masuk merata pada kedua permukaan. Daun pada monokotil umumnya isobilateral. contoh 
Anatomi Daun Isobilateral: Opuntia vulgaris (Kaktus), Aloe vera (Sukulen), dan Sansevieria 
trifasciata. 
Daun isobilateral (Unifacial) tidak dapat dibedakan antara jaringan palisade dan jaringan 
spons. Contoh Anatomi Daun Isobilateral (Unifacial): Zea mays, Oryza sativa, dan Triticum 
aestivum.
2.3. Perbedaan Daun Angiospermae dan Gymnospermae 
2.3.1. Angiospermae 
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau 
trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada 
tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan 
bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil. Sistem berkas pembuluh terdiri atas 
xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun. Contoh :Ficus elastica. 
2.3.2. Gymnospermae 
Daun sempit, tebal dan kaku. Tulang daun tidak beraneka ragam. Tumbuhan biji 
mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar 
untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain. Tumbuhan berbiji terbuka 
memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar 
pembuatan makanan pada tumbuhan. Gymnospermae daunnya jarang yang berdaun lebar, 
jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya. Hal 
ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada angiospermae yang sistem 
pertulangannya beraneka ragam. Contoh :Pynus merkusii. 
2.4. Adaptasi Anatomi daun Xeromorf dan Hidrofit 
2.4.1. Daun Xeromorf 
Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di daerah yang sangat kering seperti di gurun yang 
membuat transpirasinya dapat turun sampai minimum di bawah kondisi kekurangan air. 
Maka dari itu untuk tetap bertahan hidup di daerah yang kering seperti itu, struktur atau 
anatomi daun tumbuhan tersebut pun beradaptasi menjadi lebih khas. 
Daun xeromorf berukuran kecil. Pengurangan permukaan luar daun dibarengi dengan 
perubahan struktur dalamnya,misalnya pengurangan ukuran sel tetapi terjadi peningkatan 
ketebalan dinding sel. Perkembangan jaringan sel palisade pun meningkat. Daun xeromorf 
pada umumnya tertutupi oleh trikoma. Jaringan penyimpan air pada daun pun juga 
berkembang. 
Tumbuhan dengan daun yang kecil yang biasanya mempunyai habitat yang kering. 
Pengukuran ukuran daun sering kali diikuti dengan peningkatan jumlah total daun pada 
tumbuhan. Daun xeromorf biasanya mempunyai trikoma. Di balik trikoma inilah stomatanya 
berada. Trikoma ini selain berfungsi sebagai pelindung atau mengurangi dari gangguan 
predator juga berfungsi dalam mengurangi penguapan.
Faktor lingkungan memengaruhi pembentukan kutikula. Pada beberapa tumbuhan gurun, 
stomata menjadi tertutup secara tetap selama musim panas. Penutupan ini diakibatkan karena 
sel penutup stomata oleh massa yang mengandung resin atau oleh lapisan lilin. Seperti pada 
Rumex acetosella resin serta lapisan lilin yang terbentuk dalam epidermis dan sel di 
sekeliling tulang daun pada kondisi musim panas. 
Air dalam daun diangkut oleh tulang daun, sel mesofil, dan jaringan palisade daripada 
jaringan spons. Selain itu juga, jaringan penyimpan air penyimpan air berkembang baik pada 
daun. Jaringan penyimpan air pada tumbuhan xerofit terdiri atas sel besar dengan vakuola 
besar berisi cairan sel yang mengandung lendir. Sel ini mempunyai sitoplasma tipis yang 
menempel pada dinding sel dan kloroplasnya tersebar. Tekanan osmosis pada sel fotosintesis 
lebih tinggi daripada sel yang bukan untuk fotosintesis. Apabila air berkurang, maka 
tumbuhan xerofit mendapat air dari jaringan penyimpan air ini. Sel penyimpan air yang 
berdinding tipis. Dalam kondisi kering, sel mengerut. Apabila pasokan air kembali normal, 
dengan cepat sel akan kembali ke bentuk semula. Contoh dari xeromorf (Atriplex 
portulacoides). 
2.4.2. Hidrofit 
Struktur anatomi tumbuhan hidrofit kurang beragam dibandingkan dengan tumbuhan 
xerofit. Faktor yang mempengaruhi struktur tumbuhan air atau hidrofit ini biasanya 
bergantung pada suhu, air,konsentrasi dan komposisi garam dalam air. Tumbuhan air 
mempunyai sedikit jaringan penyokong dan pelindung, jumlah jaringan pembuluh sedikit, 
xilem mengecil, dan mempunyai ruang udara. 
Epidermis tumbuhan air tidak berfungsi untuk perlindungan, tetapi lebih untuk 
pengeluaran zat makanan, senyawa air, dan pertukaran gas. Kutikula dan dinding selnya 
sangat tipis. Sel epidermis berisi kloroplas. Daun yang mengapung mempunyai stomata 
hanya pada permukaan atas daun saja. Beberapa tumbuhan air memiliki sekelompok sel yang 
disebut dengan hydropotes, yang berfungsi untuk memudahkan pengangkutan air dan garam 
ke luar dan ke dalam tumbuhan. Contoh tumbuhan Hidrofit (Ranunculus aquatilis) dapat 
dilihat pada gambar berikut.
BAB III 
PENUTUP 
3.1. Kesimpulan 
Secara anatomi jaringan penyusun daun terdiri atas jaringan epidermis, jaringan dasar, 
jaringan pengangkut, dan jaringan penyokong. 
Berdasarkan letak jaringan palisade, daun terbagi atas dua tipe, yaitu daun isobilateral 
(jaringan palisade berada dikedua sisi,di lapisan atas dan bawah ) dan daun dorsiventral 
(jaringan palisade berada pada satu sisi lapisan saja ). 
Pada tumbuhan Dicotyledoneae, dapat dibedakan antara jaringan palisade dengan 
jaringan bunga pagar. Sedangkan, pada tumbuhan Monocotyledoneae, tidak dapat dibedakan 
antara jaringan palisade dengan jaringan bunga pagar, yang terlihat hanya jaringan parenkim. 
Adaptasi daun tumbuhan xerofit adalah dengan tipe stomata tersembunyi (kriptopor), 
tipe daun isobilateral, sel epidermis yang tebal, dan adanya trikoma.Adapatasi daun 
tumbuhan hidrofit adalah dengan tipe stomata fanerofor ( stomata menonjol keluar) , 
memiliki ruang udara yang besar, dan epidermis tanpa penebalan kutikukula. 
3.2. Saran 
Dalam mempelajari anatomi tumbuhan, diperlukannya pengetahuan yang cukup baik 
mengenai berbagai jenis tumbuhan dan morfologinya, untuk mempermudah mempelajari 
struktur anatominya.
DAFTAR PUSTAKA 
Dwidjoseputro, D.1992. Pengantar Anatomi Tumbuhan.Jakarta : Gramedia 
Grander, Pearce dan R.L. Mithell. 1991. Anatomi Tanaman Budidaya. Jakarta : Universitas 
Indonesia 
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar – Dasar Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers 
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.

Makalah morfologi daun

  • 1.
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian yang lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekkatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. (Gembong Tjitrosoepomo) Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. 1.2. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui jaringan pokok penyusun daun. 2. Mengetahui anatomi daun dorsiventral dan isobilateral. 3. Mengetahui anatomi daun Gymnospermae dan angiospermae. 4. Mengetahui adaptasi daun pada tumbuhan xerofit dan hidrofit. 1.3. Manfaat penulisan 1. Mahasiswa dapat mengetahui jaringan pokok penyusun daun. 2. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi daun dorsiventral dan isobilateral. 3. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi daun monokotil dan dikotil. 4. Mahasiswa dapat mengetahui adaptasi daun pada tumbuhan xerofit dan hidrofit.BAB II PEMBAHASAN
  • 2.
    ANATOMI DAUN 2.1.Jaringan Penyusun Daun Pada dasarnya terdapat 3 sistem pada daun yaitu: 1. Sistem kulit (dermal system atau epidermis ) Tersusun oleh epidermis, baik pada permukaan atas maupun pada permukaan bawah daun. 2. Sistem jaringan dasar, terdapat mesofil daun yang kadang-kadang terdiferendiasi ke dalam palisade dan spons. Apabila palisade terdapat pada kedua permukaan daun disebut isolateral atau isobilateral 3. Sistem jaringan pembuluh, terdiri dari xilem dan floem Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis).Floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan. Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian : 2.1.1. Epidermis Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah,.Untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan epidermis yaitu permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel. Di antara sel epidermis terdapat sel penjaga yang membentuk stomata. Struktur stomata yang dapat membuka dan menutup ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat terpenting pada jaringan daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula serta stomata. Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis. Fungsi stomata:  -Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis  -Sebagai jalan penguapan (transpirasi)  -Sebagai jalan pernafasan (respirasi) Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
  • 3.
    Sel penutup letaknyadapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin. Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: 1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama. 2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stomata. 3. Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya tidak demikian. Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu: a. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae. b. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum. c. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae. d. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae. 2.1.2. Mesofil (Jaringan Dasar) Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam epidermis. Mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan tumbuhan terdapat dua jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim palisade dan parenkim spons. 2.1.2.1. Parenkim Palisade Sel parenkim palisade memanjang dan pada penampang melintangnya tampak berbentuk batang yang tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu, sel palisade berbeda bentuknya. Pada Lilium terdapat lobus besar pada sel palisade dan tampak bercabang. Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis banyak). Seringkali terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade. Sel
  • 4.
    parenkim palisade tersusunatas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari satu lapisan, panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke tengah semakin pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan abaksial daun. Meskipun jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efesien. Pada Thymelaea hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada permukaan abaksial daun. Pada daun tumbuhan xerofit, misalnya pada Atriplex portulacoides, parenkim palisade terdapat pada kedua sisi daun. Daun yang mempunyai parenkim palisade pada kedua sisi (abaksial dan adaksial) disebut isolateral atau isobilateral sedangkan apabila jaringan palisade tersebut hanya pada bagian adaksial disebut dengan bifasial atau dorsiventral. 2.1.2.2. Parenkim Spons Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk sel parenkim spons dapat berbentuk bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada di dekatnya. Pada tumbuhan tertentu, seperti pada Zea dan banyak rumput-rumputan lainnya, bentuk sel mesofil lebih kurang sama. Bahkan pada Eucalyptus dan Atriplex, sukar untuk membedakan antara kedua tipe parenkim. Pada jaringan spons ini terdapat jarak atau ruang antar sel. Ciri khas jaringan spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel. Pada daun dengan kedua macam mesofil, kloroplas paling banyak terdapat dalam jaringan palisade. Tempat serta susunan kloroplas pada sel tiang memungkinkan penggunaan cahaya secara maksimum. Faktor lain yang meningkatkan efesiensi fotosintesis adalah sistem ruang antarsel dalam mesofil yang luas, yang memudahkan pertukaran gas dengan cepat. Susunan sel di dalam mesofil memungkinkan daerah permukaan sel yang mendapat sinar dan langsung berhubungan dengan udara menjadi lebih luas. Seluruh daerah permukaan ini disebut daerah permukaan dalam daun dan daerah permukaan luar daun. 2.1.3. Jaringan Pembuluh Jaringan pembuluh terletak pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu
  • 5.
    1. Pembuluh Kayu(xylem) yang berperan untuk mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah menuju daun. 2. Pembuluh Tapis (floem) yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang daun dan sistemnya adalah sistem tulang daun. Terdapat dua macam pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang daun jala merupakan sistem bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal. Sedangkan istilah sejajar bagi jalannya berkas pembuluh dalam sistem tulang daun sejajar hanyalah sebagai pendekatan saja, oleh karena berdasar atas ujung dan pangkal daun semua berkas itu akan bertemu di satu titik. Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya ditemukan pada daun dikotil dan pola sejajar pada daun monokotil. Kemudian apabila pertulangan daunnya menyirip, tulang daun terbesar melewati bagian tengah daun dan membentuk ibu tulang daun, dan dari sini bercabang menjadi tulang daun yang lebih kecil. Bagian helai daun yang dilalui ibu tulang daun atau cabang yang besar adalah bagian yang lebih tebal dan menunjukkan gambaran seperti rusuk pada sisi abaksial. Rusuk ini dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan jaringan penyokongnya kolenkim. Oleh karena itu, tulang daun yang besar tidak mempunyai kontak langsung dengan mesofil. Sedangkan pada tulang daun yang kecil biasanya membentuk jaring-jaring yang sangat beragam bentuk dan ukurannya, serta membagi daerah mesofil.Daerah yang paling kecil yang dibatasi cabang paling halus disebut aerola, yang biasanya berisi ujung tulang daun yang buntu dalam mesofil. Kebanyaan kasus yang ditemukan, susunan jaringan pembuluh pada ibu tulang daun mirip dengan pada tangkai daun. Tulang daun yang besar dalam daun dikotil mungkin terdiri atas jaringan primer dan sekunder, sedangkan tulang daun yang paling kecil hanya terdiri atas jaringan primer. Pada tulang daun yang besar biasanya berisi pembuluh, sedangkan pada tulang daun yang kecil, sel parenkim kontak atau berhubungan langsung dengan unsur pembuluh dan unsur trakea membentuk sel transfer. 2.1.4. Jaringan Penyokong Daun Epidermis daun memiliki struktur yang padat dan diperkuat oleh kutikula sebagai pelindung. Dinding selnya seringkali tebal atau banyak mengandung silika dan memberikan
  • 6.
    sokongan pada helaidaun. Jaringan penyokong lainnya adalah kolenkim. Pada daun Dikotil,kolenkim sering ditemukan di dekat ibu tulang daun, di bawah epidermis dan juga di tepi daun. Selain kolenkim, pada mesofil daun Dikotil juga ditemukan skelrida. Tulang daun berukuran besar atau sedang, dikelilingi oleh sekelompok serabut. Pada kebanyakan daun monokotil berkas pengangkut dikelilingi oleh serabut pada satu atau dua sisi berkas pengangkut, dan berhubungan ke epidermis. 2.2. Anatomi Daun Dorsiventral dan Isobilateral 2.2.1. Aanatomi Daun Dorsiventral Daun dorsiventral memiliki permukaan atas (adaxial) dan bawah (abaxial) yang berbeda. Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding terluarnya ditutupi oleh kutikula, dan tidak mengandung kloroplas. Beberapa stomata, jika ada, dapat ditemui pada epidermis atas. Mesofil Palisade. Terletak persis di bawah epidermis atas dan terdiri dari satu atau lebih lapisan yang agak sempit, sel – sel berdinding tipis yang sangat berdekatan, sel – sel persegi memanjang ke arah epidermis. Masing – masing sel terdiri dari banyak kloroplas. Ada system yang telah terbentuk dari ruang antar sel melalui jaringan ini. Mesofil bunga karang (spongy mesophyll). Terdiri dari sel berdinding tipis, longgar, bentuk tidak teratur, dimana banyak ruang antar sel. Kloroplas ada di sel – sel ini, tapi dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel palisade. Epidermis bawah, serupa dalam struktur permukaan atas, tapi memiliki banyak stomata. Tiap pori stomata terbuka ke arah ruang antar sel besar yang disebut ruang substomata atau cavity. Sistem vaskular. Potongan ke arah daerah midrib menunjukkan bentuk xylem seperti bulan sabit ke arah permukaan atas daun dan floem ke arah permukaan bawah. Di atas dan di bawah benang vaskuler, di sebelah epidermis atas dan bawah, jaringan mesofil digantikan oleh sel – sel kolenkim yang meningkatkan kekuatan mekanis daun.Contoh Anatomi Daun Dorsiventral: Persea americana, Ficus elastica, dan Mangifera indica. 2.2.2.Anatomi Daun Isobilateral Daun isobilateral sama di kedua sisinya, meskipun masih ada permukaan abaxial dan adaxial, yang dapat dibedakan dari penanpang melintang dengan melihat posisi xylem dan floem pada berkas pengangkutnya. Daun tipe ini biasanya berorientasi sehingga cahaya masuk merata pada kedua permukaan. Daun pada monokotil umumnya isobilateral. contoh Anatomi Daun Isobilateral: Opuntia vulgaris (Kaktus), Aloe vera (Sukulen), dan Sansevieria trifasciata. Daun isobilateral (Unifacial) tidak dapat dibedakan antara jaringan palisade dan jaringan spons. Contoh Anatomi Daun Isobilateral (Unifacial): Zea mays, Oryza sativa, dan Triticum aestivum.
  • 7.
    2.3. Perbedaan DaunAngiospermae dan Gymnospermae 2.3.1. Angiospermae Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil. Sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun. Contoh :Ficus elastica. 2.3.2. Gymnospermae Daun sempit, tebal dan kaku. Tulang daun tidak beraneka ragam. Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan lain. Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan. Gymnospermae daunnya jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam. Contoh :Pynus merkusii. 2.4. Adaptasi Anatomi daun Xeromorf dan Hidrofit 2.4.1. Daun Xeromorf Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di daerah yang sangat kering seperti di gurun yang membuat transpirasinya dapat turun sampai minimum di bawah kondisi kekurangan air. Maka dari itu untuk tetap bertahan hidup di daerah yang kering seperti itu, struktur atau anatomi daun tumbuhan tersebut pun beradaptasi menjadi lebih khas. Daun xeromorf berukuran kecil. Pengurangan permukaan luar daun dibarengi dengan perubahan struktur dalamnya,misalnya pengurangan ukuran sel tetapi terjadi peningkatan ketebalan dinding sel. Perkembangan jaringan sel palisade pun meningkat. Daun xeromorf pada umumnya tertutupi oleh trikoma. Jaringan penyimpan air pada daun pun juga berkembang. Tumbuhan dengan daun yang kecil yang biasanya mempunyai habitat yang kering. Pengukuran ukuran daun sering kali diikuti dengan peningkatan jumlah total daun pada tumbuhan. Daun xeromorf biasanya mempunyai trikoma. Di balik trikoma inilah stomatanya berada. Trikoma ini selain berfungsi sebagai pelindung atau mengurangi dari gangguan predator juga berfungsi dalam mengurangi penguapan.
  • 8.
    Faktor lingkungan memengaruhipembentukan kutikula. Pada beberapa tumbuhan gurun, stomata menjadi tertutup secara tetap selama musim panas. Penutupan ini diakibatkan karena sel penutup stomata oleh massa yang mengandung resin atau oleh lapisan lilin. Seperti pada Rumex acetosella resin serta lapisan lilin yang terbentuk dalam epidermis dan sel di sekeliling tulang daun pada kondisi musim panas. Air dalam daun diangkut oleh tulang daun, sel mesofil, dan jaringan palisade daripada jaringan spons. Selain itu juga, jaringan penyimpan air penyimpan air berkembang baik pada daun. Jaringan penyimpan air pada tumbuhan xerofit terdiri atas sel besar dengan vakuola besar berisi cairan sel yang mengandung lendir. Sel ini mempunyai sitoplasma tipis yang menempel pada dinding sel dan kloroplasnya tersebar. Tekanan osmosis pada sel fotosintesis lebih tinggi daripada sel yang bukan untuk fotosintesis. Apabila air berkurang, maka tumbuhan xerofit mendapat air dari jaringan penyimpan air ini. Sel penyimpan air yang berdinding tipis. Dalam kondisi kering, sel mengerut. Apabila pasokan air kembali normal, dengan cepat sel akan kembali ke bentuk semula. Contoh dari xeromorf (Atriplex portulacoides). 2.4.2. Hidrofit Struktur anatomi tumbuhan hidrofit kurang beragam dibandingkan dengan tumbuhan xerofit. Faktor yang mempengaruhi struktur tumbuhan air atau hidrofit ini biasanya bergantung pada suhu, air,konsentrasi dan komposisi garam dalam air. Tumbuhan air mempunyai sedikit jaringan penyokong dan pelindung, jumlah jaringan pembuluh sedikit, xilem mengecil, dan mempunyai ruang udara. Epidermis tumbuhan air tidak berfungsi untuk perlindungan, tetapi lebih untuk pengeluaran zat makanan, senyawa air, dan pertukaran gas. Kutikula dan dinding selnya sangat tipis. Sel epidermis berisi kloroplas. Daun yang mengapung mempunyai stomata hanya pada permukaan atas daun saja. Beberapa tumbuhan air memiliki sekelompok sel yang disebut dengan hydropotes, yang berfungsi untuk memudahkan pengangkutan air dan garam ke luar dan ke dalam tumbuhan. Contoh tumbuhan Hidrofit (Ranunculus aquatilis) dapat dilihat pada gambar berikut.
  • 9.
    BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Secara anatomi jaringan penyusun daun terdiri atas jaringan epidermis, jaringan dasar, jaringan pengangkut, dan jaringan penyokong. Berdasarkan letak jaringan palisade, daun terbagi atas dua tipe, yaitu daun isobilateral (jaringan palisade berada dikedua sisi,di lapisan atas dan bawah ) dan daun dorsiventral (jaringan palisade berada pada satu sisi lapisan saja ). Pada tumbuhan Dicotyledoneae, dapat dibedakan antara jaringan palisade dengan jaringan bunga pagar. Sedangkan, pada tumbuhan Monocotyledoneae, tidak dapat dibedakan antara jaringan palisade dengan jaringan bunga pagar, yang terlihat hanya jaringan parenkim. Adaptasi daun tumbuhan xerofit adalah dengan tipe stomata tersembunyi (kriptopor), tipe daun isobilateral, sel epidermis yang tebal, dan adanya trikoma.Adapatasi daun tumbuhan hidrofit adalah dengan tipe stomata fanerofor ( stomata menonjol keluar) , memiliki ruang udara yang besar, dan epidermis tanpa penebalan kutikukula. 3.2. Saran Dalam mempelajari anatomi tumbuhan, diperlukannya pengetahuan yang cukup baik mengenai berbagai jenis tumbuhan dan morfologinya, untuk mempermudah mempelajari struktur anatominya.
  • 10.
    DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro,D.1992. Pengantar Anatomi Tumbuhan.Jakarta : Gramedia Grander, Pearce dan R.L. Mithell. 1991. Anatomi Tanaman Budidaya. Jakarta : Universitas Indonesia Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar – Dasar Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Rajawali Pers Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.