2
Most read
4
Most read
13
Most read
MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
(KONSTRUKTIVISTIK)
Oleh :
Kelompok : III (tiga)
Nama : Tiara Octa Piranti (06121010012)
Ina Ayu Nengtyas (06121010013)
Delsi Ayu Puspita (06121010014)
Nurbaiti (06121010015)
Indriani Sianipar (01101002016)
Dosen Pembimbing : Dra. Walamma Ishak
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Teori Belajar
Konstruktivisme (Konstruktivistik) ini. Penyusunan makalah ini merupakan salah
satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran.
Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Ibu Dra. Walamma
Ishak selaku dosen pengasuh dan teman–teman program studi Pendidikan Kimia
2012.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan. Penulis juga mengharapkan agar
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
Indralaya, 08 September 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Belajar Konstuktivisme
Asal kata konstruktivisme adalah “to construct” yang artinya membangun
atau menyusun. Menurut Carin (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa teori
konstruktivisme adalah suatu teori belajar yang menenkankan bahwa para siswa
sebagai pebelajar tidak menerima begitu saja pengetahuan yang mereka dapatkan,
tetapi mereka secara aktif membengun pengetahuan secara individual. Menurut
Von Glasersfeld (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa konstruktivisme adalah salah
satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah
konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur
konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya.
Anita Woolfolk (Benny A. Pribadi, 2009: 156) mengemukakan pendekatan
konstruktivistik sebagai "...pembelajaran yang menekankan pada peran aktif siswa
dalam membangun pemahaman dan memberi makna terhadap informasi dan
peristiwa yang dialami".
Teori belajar konstruktivisme ini memandang bahwa pengetahuan itu ada
dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari otak guru ke kepala siswa. Siswa sendirilah yang
harus mengartikan apa yang telah dipelajari atau diajarkan dengan menyesuaikan
terhadap pengalaman-pengalamannya. Menurut Teori belajar konstruktivisme ini
apa-apa yang diajarkan oleh guru tidak harus dipahami oleh siswa. Pemahaman
siswa boleh berbeda dengan guru, sehingga dapat dikatakan bahwa yang berhak
menentukan pengetahuan adalah individu itu sendiri, bukan orang lain, yaitu
dengan melalui indera yang dimiliki, atau dari satu pengalaman pada pengalaman
selanjutnya.
Teori belajar konstruktivisme ini juga berpendapat bahwa berpikir yang
baik adalah lebih penting daripada mempunyai jawaban yang benar, dengan
berpikir yang baik maka seseorang dapat menyelesaikan suatu persoalan yang
dihadapi. Adapun hakikat dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
konstruktivisme yakni pembentukan pengetahuan yang memandang subyek aktif
menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan.
Subyek menyusun pengertian realitasnya dengan bantuan struktur kognitif..
Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur
kognitif yang diciptakan oleh subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa
harus diubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme
yang sedang berubah. Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui
proses rekonstruksi.
Teori belajar konstruktivisme menekankan bahwa dalam proses
pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Siswa yang harus
aktif mengembangkan pengetahuan, bukan pembelajar atau orang lain. Siswa
yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa
secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan
membantu siswa untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. Belajar
lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi
kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan
teman sekelas, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide serta
pengembangan konsep baru. Oleh karenanya aksentuasi dari mendidik dan
mengajar tidak terfokus pada guru sebagai pendidik melainkan pada pebelajar.
Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran
seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata
yang dimilikinya. Proses tersebut meliputi:
1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang
beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya
dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori utnuk
mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.
2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap
mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.
3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal
sudah tidak cocok lagi.
4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga
seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya
(skemata). Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari
disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.
Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh
secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Belajar merupakan
proses untuk membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan.
Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif
memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan
kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidak-
seimbangan dan keadaan keseimbangan (Poedjiadi, 1999: 61).
Dari pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak dapat
dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan anak
mengkonstruksi ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual anak.
Pada teori ini konsekuensinya adalah siswa harus memiliki ketrampilan untuk
menyesuaikan diri atau adaptasi secara tepat.
2.2 Ciri-ciri Teori Belajar Konstruktivisme
Hamzah (Zakaria Effandi, 2007: 101) mengungkapkan ciri-ciri
pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme adalah sebagai berikut:
(1) tahap persepsi (mengungkap konsepsi awal dan membangkitkan
motivasi belajar pelajar),
(2) tahap eksplorasi,
(3) tahap perbincangan dan penjelasan konsep,
(4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep.
Tujuan dari pembelajaran melalui pendekatan teori belajar
konstruktivisme ini adalah menghasilkan manusia-manusia yang memiliki
kepekaan (ketajaman baik dalam arti kemampuan berpikirnya), kemandirian
(kemampuan menilai proses dan hasil berpikir sendiri), tanggung jawab terhadap
resiko dalam mengambil keputusan, mengembangkan segenap aspek potensi
melalui proses belajar yang terus menerus untuk menemukan diri sendiri yaitu
suatu proses "Learn To Be" serta mampu melakukan kolaborasi dalam
memecahkan masalah yang luas dan kompleks bagi kelestarian dan kejayaan
bangsanya.
Tujuan pengajaran yang dilaksanakan di dalam kelas menurut Mager
(Choirotun Nachlan, 2010: 17) adalah menitik beratkan pada perilaku siswa atau
perbuatan (performance) sebagai suatu jenis out put yang terdapat pada siswa dan
teramati serta menunjukkan bahwa siswa tersebut telah melaksanakan kegiatan
belajar. Pengajar mengemban tugas utamanya adalah mendidik dan membimbing
siswa-siswa untuk belajar serta mengembangkan dirinya. Guru diharapkan dapat
membantu siswa dalam memberi pengalamanpengalaman lain untuk membentuk
kehidupan sebagai individu yang dapat hidup mandiri di tengah-tengah
masyarakat modern.
Ciri-ciri guru yang mengajar dengan menggunakan pendekatan
konstruktivistik adalah sebagai berikut:
(1) guru adalah salah satu dari berbagai macam sumber belajar, bukan satusatunya
sumber belajar,
(2) guru membawa siswa masuk ke dalam pengalaman-pengalaman yang
menentang konsepsi pengetahuan yang sudah ada dalam diri mereka,
(3) guru membiarkan siswa berfikir setelah mereka disuguhi beragam pertanyaan-
pertanyaan guru,
(4) guru menggunakan teknik bertanya untuk memancing siswa berdiskusi satu
sama lain,
(5) guru menggunakan istilah-istilah kognitif seperti: klasifikasikan, analisis, dan
ciptakanlah ketika merancang tugas-tugas,
(6) guru membiarkan siswa bekerja secara otonom dan bersifat inisiatif sendiri,
(7) guru menggunakan data mentah dan sumber primer bersama-sama dengan
bahan-bahan pelajaran yang dimanipulasi,
(8) guru tidak memisahkan antara tahap mengetahui proses menemukan,
(9) guru mengusahakan agar siswa dapat mengkomunikasikan pemahaman
mereka karena dengan begitu mereka benar-benar sudah belajar.
Ciri-ciri siswa dengan pendekatan konstruktivisme adalah siswa
membangun pengetahuan dalam pikirannya sendiri. Guru membantu proses
pembangunan pengetahuan agar siswa dapat memahami informasi dengan cepat.
Guru menyadarkan kepada siswa bahwa mereka dapat membangun makna. Siswa
berupaya memperoleh pemahaman yang tinggi dan guru membimbingnya.
Adapun misi utama pendekatan konstruktivisme adalah membantu siswa untuk
membangun pengetahuannya sendiri melalui proses internalisasi, pembentukan
kembali dan melakukan yang baru.
Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah
ada.
2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri
pengetahuan mereka.
3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui
proses saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan
pembelajaran terbaru.
4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan
dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan
pemahamannya yang sudah ada.
5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama.
Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya
tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan
pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar.
2.3 Prinsip-prinsip Teori Belajar Konstruktivisme
Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang
diterapkan dalam belajar mengajar adalah:
1.Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2.Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya
dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar
3.Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah
4.Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi
berjalan lancar.
5.Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
6.Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
7.Mencari dan menilai pendapat siswa
8.Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru
tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa . siswa
harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat
membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi
sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan
mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri
untuk belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa yang mana tangga itu
nantinya dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat penemuan.
Prinsip-prinsip dari pendekatan konstrutivistik menurut Jacqueline
Grennon Brooks dan Martin G. Brooks (Dadang Supardan, 2007: 5) adalah
sebagai berikut:
(1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri,
(2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan
keaktifan murid sendiri untuk menalar,
(3) murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah,
(4) guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi
berjalan lancar,
(5) menghadapi masalah yang relevan dengan siswa,
(6) struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan,
(7) mencari dan menilai pendapat siswa,
(8) menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Gagnon dan Collay (Benny A.Pribadi, 2009: 163) mengemukakan sebuah
desain sistem pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivistik.
Desain yang dikemukakan terdiri atas beberapa komponen penting dalam
pendekatan aliran konstruktivistik yaitu situasi, pengelompokan, pengaitan,
pertanyaan, eksibisi, dan refleksi.
1. Situasi, komponen ini menggambarkan secara komperehensif tentang maksud
atau tujuan dilaksanakannya aktivitas pembelajaran. Komponen situasi juga
tergambar tugas-tugas yang perlu diselesaikan oleh siswa agar mereka memiliki
makna dari pengalaman belajar yang telah dilalui.
Pengelompokan, komponen pengelompokan dalam aktivitas pembelajaran
berbasis pendekatan konstruktivis memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan interaksi dengan sejawat. Pengelompokan sangat bergantung pada
siatuasi atau pengalaman belajar yang ingin dilalui oleh siswa. Pengelompokan
dapat dilakukan secara acak (random) atau didasarkan pada criteria tertentu
(purposive).
2. Pengaitan, komponen pengaitan dilakukan untuk menghubungkan
pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dengan pengetahuan baru. Bentuk-
bentuk kegiatan pengaitan sangat bervariasi, misalnya melalui pemecahan
masalah atau melalui diskusi topik-topik yang spesifik.
3. Pertanyaan, pengajuan pertanyaan merupakan hal penting dalam aktivitas
pembelajaran. Pertanyaan akan memunculkan gagasan asli yang merupakan inti
dari pendekatan pembelajaran konstruktivistik. Munculnya gagasa-gagasan yang
bersifat orisinal, siswa dapat membangun pengetahuan di dalam dirinya.
4. Eksibisi, komponen eksibisi dalam pembelajaran yang menggunakan
pendekatan konstruktivistik memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat
menunjukkan hasil belajar setelah mengikuti suatu pengalaman belajar.
Pengetahuan seperti apa yang telah dibangun oleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik? Pertanyaan
seperti ini perlu dijawab untuk mengetahui hasil belajar siswa.
5. Refleksi, komponen ini pada dasarnya memberi kesempatan kepada guru dan
siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman belajar yang telah mereka tempuh
baik personal maupun kolektif. Refleksi juga memberi ksempatan kepada siswa
untuk berpikir tentang aplikasi dari pengetahuan yang telah mereka miliki.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Konstruktivisme.(Online)(http://id.wikipedia.org/wiki/Konstruktivis
me, diakses 7 September 2013).
Ariant, Abaz.2013.Teori Belajar Konstruktivisme.(Online)(
http://abazariant.blogspot.com/2013/02/teori-belajar-
konstruktivisme_21.html, diakses 7 September 2013).
Rusyanti, Hetty. 2013.Pembelajaran Konstruktivisme:Teori Belajar
Konstruktivisme.(Online)(
http://www.kajianteori.com/2013/02/pengertian-teori-pembelajaran-
konstruktivisme.html, diakses 7 September 2013).

More Related Content

DOCX
Makalah kompetensi keguruan
PPTX
Sumber belajar
PPTX
TEORI BELAJAR AUSUBEL
PPTX
Teori belajar gagne
DOCX
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
PPTX
PPT Teori Ausubel
DOCX
Makalah teori belajar behavioristik
DOCX
Makalah Teori Belajar Humanistik
Makalah kompetensi keguruan
Sumber belajar
TEORI BELAJAR AUSUBEL
Teori belajar gagne
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
PPT Teori Ausubel
Makalah teori belajar behavioristik
Makalah Teori Belajar Humanistik

What's hot (20)

PPTX
Teori belajar kognitif
DOCX
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
PDF
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
DOCX
Soal perkembangan kognitif peserta didik
PDF
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
DOCX
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013
PDF
RESUME KB 2.pdf
DOCX
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
PPTX
Power point pengelolaan kelas
PPTX
Model Pembelajaran Inquiry
PDF
Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik
DOCX
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
PPTX
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
PPTX
Teori belajar vygotsky ppt
PPTX
Teori belajar vygotsky
PDF
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
PPTX
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
PPTX
Teori belajar gagne
PDF
Makalah Penilaian dalam Pembelajaran Tematik
PPTX
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Teori belajar kognitif
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Ruang Kolaborasi Filosofi Pendidikan Topik 4.pdf
Soal perkembangan kognitif peserta didik
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013
RESUME KB 2.pdf
Laporan hasil observasi dan wawancara peserta didik di sma
Power point pengelolaan kelas
Model Pembelajaran Inquiry
Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 1- Perkembangan Fisik & Psikomotorik Pese...
Teori belajar vygotsky ppt
Teori belajar vygotsky
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Teori belajar gagne
Makalah Penilaian dalam Pembelajaran Tematik
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Ad

Viewers also liked (20)

PPTX
Pembelajaran konstruktivistik
PPTX
Teori Konstruktivisme
DOCX
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
PPTX
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
DOCX
Kepimpinan situasi
DOC
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
PPTX
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
DOC
Tugas akhir mpk
DOC
Tugas rpp
PPTX
Cabaran kepemimpinan guru
PPTX
Pengertian teori belajar konstruktivistik
PPT
5072458
PPTX
Teori belajar konstruktivisme
PPTX
Isu dan cabaran pendidikan semasa
PPTX
Ppt. kontruktivisme
PPTX
Teori motivasi pp penggal 2
PPT
Pelaksanaan Elemen TMK dalam DST Tahun 2
DOCX
Teori Pembelajaran Humanisme Dan Kontruktivisme
DOCX
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura
PPTX
Perbandingan teori
Pembelajaran konstruktivistik
Teori Konstruktivisme
Makalah teori konstruktivisme dan landasan filosofisnya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Kepimpinan situasi
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
PPT BELAJAR PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIFISTIK
Tugas akhir mpk
Tugas rpp
Cabaran kepemimpinan guru
Pengertian teori belajar konstruktivistik
5072458
Teori belajar konstruktivisme
Isu dan cabaran pendidikan semasa
Ppt. kontruktivisme
Teori motivasi pp penggal 2
Pelaksanaan Elemen TMK dalam DST Tahun 2
Teori Pembelajaran Humanisme Dan Kontruktivisme
Makalah Teori pembelajaran Ausuble, Gagne dan Bandura
Perbandingan teori
Ad

Similar to Makalah teori konstruktivistik (20)

PPTX
'''''Kelompok 3' 'KONSTRUKTIVISTIK'.pptx
PDF
Teori konsruktivis
PDF
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
DOCX
Artikel Belajar Pembelajaran
PDF
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
PDF
Konstruktivistik mardiah
PPTX
Teori konstruktive
DOCX
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)
PPTX
PowerPoint (PPT) KONSTRUKSIVISMEEEE.pptx
PDF
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
DOCX
DOCX
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
PPTX
I Gede Redianta & Ketut Budiyasa_Tugas PPT MK. Teori Pendidikan_20231013_1744...
DOCX
Revisi teori konstruktivistik baru tik 3 c
DOCX
Pengertian Teori Konstruktivistik
PPTX
PPT KONSTRUKTIVISME (SITI MUNAWWARAH HUDA).pptx
DOCX
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
DOCX
Teori pembelajaran konsruktivisme
DOCX
Teori pembelajaran konstruktivisme
DOCX
Teori pembelajaran konsruktivisme
'''''Kelompok 3' 'KONSTRUKTIVISTIK'.pptx
Teori konsruktivis
Teori belajar dan pembelajaran konstruktivisme
Artikel Belajar Pembelajaran
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
Konstruktivistik mardiah
Teori konstruktive
Konstruktivisme implikasi baru dalam tep (1)
PowerPoint (PPT) KONSTRUKSIVISMEEEE.pptx
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
I Gede Redianta & Ketut Budiyasa_Tugas PPT MK. Teori Pendidikan_20231013_1744...
Revisi teori konstruktivistik baru tik 3 c
Pengertian Teori Konstruktivistik
PPT KONSTRUKTIVISME (SITI MUNAWWARAH HUDA).pptx
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivisme

More from Pujiati Puu (20)

DOC
Ddka pujiati & citra purnama sitta
DOCX
Makalah belajar dan pembelajaran
DOC
Hakikat manusia dan pengembangannya
DOC
Peluruhan27 2010 97
DOC
Grafik tugas 20des2012
DOC
Pujiati 06121010018
PDF
Modul praktikum kimdas ii
DOC
Grafik laju reaksi
PDF
Bahan kimia berbahaya
PDF
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
PDF
Evo s jurnal
DOC
Evolusi
DOC
Soal persilangan dihibrid
DOC
Evolusi
DOC
Blooming eceng gondok di daerah perairan
PPTX
Presentation1
DOC
Makalah agama islam
PPTX
Sistem pendidikan nasional
DOC
Sistem pendidikan nasional (makalah)
PPTX
Unsur unsur
Ddka pujiati & citra purnama sitta
Makalah belajar dan pembelajaran
Hakikat manusia dan pengembangannya
Peluruhan27 2010 97
Grafik tugas 20des2012
Pujiati 06121010018
Modul praktikum kimdas ii
Grafik laju reaksi
Bahan kimia berbahaya
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Evo s jurnal
Evolusi
Soal persilangan dihibrid
Evolusi
Blooming eceng gondok di daerah perairan
Presentation1
Makalah agama islam
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasional (makalah)
Unsur unsur

Recently uploaded (20)

PPTX
PPK - XII AKL KD KEWIRAUSAHAAN SMK1.pptx
PPTX
Tugas_Guru_Wali_Permendikbud_11_2025.pptx
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Al Quran Hadist Kelas 10...
PDF
Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Analisis Contoh Studi Kasus Cabang Im...
PDF
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 4 Kurikulum Merdeka
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 7 MTs
PDF
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 4 Kurikulum Merdeka
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 1 Kurikulum Merdeka
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 4 Kurikulum Merdeka
PDF
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 3 (Proxmox VE 9.0).pdf
PPTX
Pembelajaran Mendalam dalam Kurikulum Berbasis Cinta.pptx
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Al Quran Hadist Kelas 11...
PDF
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 5 Kurikulum Merdeka
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Aqidah Akhlak Kelas 9 Te...
DOCX
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
PPTX
PPT MODUL 3 PENYELARASAN VISI MISI DENGAN OEMBELAJARAN MENDALAM
PDF
Faktor-Faktor Pergeseran dari Pemasaran Konvensional ke Pemasaran Modern
PPK - XII AKL KD KEWIRAUSAHAAN SMK1.pptx
Tugas_Guru_Wali_Permendikbud_11_2025.pptx
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Al Quran Hadist Kelas 10...
Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Analisis Contoh Studi Kasus Cabang Im...
Modul Ajar Deep Learning Matematika Kelas 4 Kurikulum Merdeka
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 7 MTs
Stop Bullying NO Bully in school SMA .pdf
Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 4 Kurikulum Merdeka
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Bahasa Arab Kelas 10 Ter...
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 4 Kurikulum Merdeka
Panduan Praktikum Administrasi Sistem Jaringan Edisi 3 (Proxmox VE 9.0).pdf
Pembelajaran Mendalam dalam Kurikulum Berbasis Cinta.pptx
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Al Quran Hadist Kelas 11...
Modul Ajar Deep Learning PJOK Kelas 5 Kurikulum Merdeka
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Aqidah Akhlak Kelas 9 Te...
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
PPT MODUL 3 PENYELARASAN VISI MISI DENGAN OEMBELAJARAN MENDALAM
Faktor-Faktor Pergeseran dari Pemasaran Konvensional ke Pemasaran Modern

Makalah teori konstruktivistik

  • 1. MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME (KONSTRUKTIVISTIK) Oleh : Kelompok : III (tiga) Nama : Tiara Octa Piranti (06121010012) Ina Ayu Nengtyas (06121010013) Delsi Ayu Puspita (06121010014) Nurbaiti (06121010015) Indriani Sianipar (01101002016) Dosen Pembimbing : Dra. Walamma Ishak PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Teori Belajar Konstruktivisme (Konstruktivistik) ini. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Ibu Dra. Walamma Ishak selaku dosen pengasuh dan teman–teman program studi Pendidikan Kimia 2012. Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan. Penulis juga mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Indralaya, 08 September 2013 Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Teori Belajar Konstuktivisme Asal kata konstruktivisme adalah “to construct” yang artinya membangun atau menyusun. Menurut Carin (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa teori konstruktivisme adalah suatu teori belajar yang menenkankan bahwa para siswa sebagai pebelajar tidak menerima begitu saja pengetahuan yang mereka dapatkan, tetapi mereka secara aktif membengun pengetahuan secara individual. Menurut Von Glasersfeld (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya. Anita Woolfolk (Benny A. Pribadi, 2009: 156) mengemukakan pendekatan konstruktivistik sebagai "...pembelajaran yang menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pemahaman dan memberi makna terhadap informasi dan peristiwa yang dialami". Teori belajar konstruktivisme ini memandang bahwa pengetahuan itu ada dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak guru ke kepala siswa. Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah dipelajari atau diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalamannya. Menurut Teori belajar konstruktivisme ini apa-apa yang diajarkan oleh guru tidak harus dipahami oleh siswa. Pemahaman siswa boleh berbeda dengan guru, sehingga dapat dikatakan bahwa yang berhak menentukan pengetahuan adalah individu itu sendiri, bukan orang lain, yaitu dengan melalui indera yang dimiliki, atau dari satu pengalaman pada pengalaman selanjutnya.
  • 5. Teori belajar konstruktivisme ini juga berpendapat bahwa berpikir yang baik adalah lebih penting daripada mempunyai jawaban yang benar, dengan berpikir yang baik maka seseorang dapat menyelesaikan suatu persoalan yang dihadapi. Adapun hakikat dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yakni pembentukan pengetahuan yang memandang subyek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Subyek menyusun pengertian realitasnya dengan bantuan struktur kognitif.. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui proses rekonstruksi. Teori belajar konstruktivisme menekankan bahwa dalam proses pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan. Siswa yang harus aktif mengembangkan pengetahuan, bukan pembelajar atau orang lain. Siswa yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu siswa untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide serta pengembangan konsep baru. Oleh karenanya aksentuasi dari mendidik dan mengajar tidak terfokus pada guru sebagai pendidik melainkan pada pebelajar. Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan skemata yang dimilikinya. Proses tersebut meliputi: 1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori utnuk mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.
  • 6. 2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci. 3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah tidak cocok lagi. 4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata). Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi. Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Belajar merupakan proses untuk membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan. Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidak- seimbangan dan keadaan keseimbangan (Poedjiadi, 1999: 61). Dari pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual anak. Pada teori ini konsekuensinya adalah siswa harus memiliki ketrampilan untuk menyesuaikan diri atau adaptasi secara tepat. 2.2 Ciri-ciri Teori Belajar Konstruktivisme Hamzah (Zakaria Effandi, 2007: 101) mengungkapkan ciri-ciri pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme adalah sebagai berikut: (1) tahap persepsi (mengungkap konsepsi awal dan membangkitkan motivasi belajar pelajar), (2) tahap eksplorasi, (3) tahap perbincangan dan penjelasan konsep, (4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep.
  • 7. Tujuan dari pembelajaran melalui pendekatan teori belajar konstruktivisme ini adalah menghasilkan manusia-manusia yang memiliki kepekaan (ketajaman baik dalam arti kemampuan berpikirnya), kemandirian (kemampuan menilai proses dan hasil berpikir sendiri), tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan, mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar yang terus menerus untuk menemukan diri sendiri yaitu suatu proses "Learn To Be" serta mampu melakukan kolaborasi dalam memecahkan masalah yang luas dan kompleks bagi kelestarian dan kejayaan bangsanya. Tujuan pengajaran yang dilaksanakan di dalam kelas menurut Mager (Choirotun Nachlan, 2010: 17) adalah menitik beratkan pada perilaku siswa atau perbuatan (performance) sebagai suatu jenis out put yang terdapat pada siswa dan teramati serta menunjukkan bahwa siswa tersebut telah melaksanakan kegiatan belajar. Pengajar mengemban tugas utamanya adalah mendidik dan membimbing siswa-siswa untuk belajar serta mengembangkan dirinya. Guru diharapkan dapat membantu siswa dalam memberi pengalamanpengalaman lain untuk membentuk kehidupan sebagai individu yang dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat modern. Ciri-ciri guru yang mengajar dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik adalah sebagai berikut: (1) guru adalah salah satu dari berbagai macam sumber belajar, bukan satusatunya sumber belajar, (2) guru membawa siswa masuk ke dalam pengalaman-pengalaman yang menentang konsepsi pengetahuan yang sudah ada dalam diri mereka, (3) guru membiarkan siswa berfikir setelah mereka disuguhi beragam pertanyaan- pertanyaan guru, (4) guru menggunakan teknik bertanya untuk memancing siswa berdiskusi satu sama lain, (5) guru menggunakan istilah-istilah kognitif seperti: klasifikasikan, analisis, dan ciptakanlah ketika merancang tugas-tugas, (6) guru membiarkan siswa bekerja secara otonom dan bersifat inisiatif sendiri,
  • 8. (7) guru menggunakan data mentah dan sumber primer bersama-sama dengan bahan-bahan pelajaran yang dimanipulasi, (8) guru tidak memisahkan antara tahap mengetahui proses menemukan, (9) guru mengusahakan agar siswa dapat mengkomunikasikan pemahaman mereka karena dengan begitu mereka benar-benar sudah belajar. Ciri-ciri siswa dengan pendekatan konstruktivisme adalah siswa membangun pengetahuan dalam pikirannya sendiri. Guru membantu proses pembangunan pengetahuan agar siswa dapat memahami informasi dengan cepat. Guru menyadarkan kepada siswa bahwa mereka dapat membangun makna. Siswa berupaya memperoleh pemahaman yang tinggi dan guru membimbingnya. Adapun misi utama pendekatan konstruktivisme adalah membantu siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui proses internalisasi, pembentukan kembali dan melakukan yang baru. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti: 1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada. 2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka. 3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. 4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada. 5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah. 6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar.
  • 9. 2.3 Prinsip-prinsip Teori Belajar Konstruktivisme Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah: 1.Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri 2.Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar 3.Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah 4.Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar. 5.Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa 6.Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan 7.Mencari dan menilai pendapat siswa 8.Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa. Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa . siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat penemuan. Prinsip-prinsip dari pendekatan konstrutivistik menurut Jacqueline Grennon Brooks dan Martin G. Brooks (Dadang Supardan, 2007: 5) adalah sebagai berikut: (1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, (2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar,
  • 10. (3) murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah, (4) guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar, (5) menghadapi masalah yang relevan dengan siswa, (6) struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan, (7) mencari dan menilai pendapat siswa, (8) menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa. Gagnon dan Collay (Benny A.Pribadi, 2009: 163) mengemukakan sebuah desain sistem pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivistik. Desain yang dikemukakan terdiri atas beberapa komponen penting dalam pendekatan aliran konstruktivistik yaitu situasi, pengelompokan, pengaitan, pertanyaan, eksibisi, dan refleksi. 1. Situasi, komponen ini menggambarkan secara komperehensif tentang maksud atau tujuan dilaksanakannya aktivitas pembelajaran. Komponen situasi juga tergambar tugas-tugas yang perlu diselesaikan oleh siswa agar mereka memiliki makna dari pengalaman belajar yang telah dilalui. Pengelompokan, komponen pengelompokan dalam aktivitas pembelajaran berbasis pendekatan konstruktivis memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan interaksi dengan sejawat. Pengelompokan sangat bergantung pada siatuasi atau pengalaman belajar yang ingin dilalui oleh siswa. Pengelompokan dapat dilakukan secara acak (random) atau didasarkan pada criteria tertentu (purposive). 2. Pengaitan, komponen pengaitan dilakukan untuk menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dengan pengetahuan baru. Bentuk- bentuk kegiatan pengaitan sangat bervariasi, misalnya melalui pemecahan masalah atau melalui diskusi topik-topik yang spesifik. 3. Pertanyaan, pengajuan pertanyaan merupakan hal penting dalam aktivitas pembelajaran. Pertanyaan akan memunculkan gagasan asli yang merupakan inti dari pendekatan pembelajaran konstruktivistik. Munculnya gagasa-gagasan yang bersifat orisinal, siswa dapat membangun pengetahuan di dalam dirinya.
  • 11. 4. Eksibisi, komponen eksibisi dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivistik memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat menunjukkan hasil belajar setelah mengikuti suatu pengalaman belajar. Pengetahuan seperti apa yang telah dibangun oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivistik? Pertanyaan seperti ini perlu dijawab untuk mengetahui hasil belajar siswa. 5. Refleksi, komponen ini pada dasarnya memberi kesempatan kepada guru dan siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman belajar yang telah mereka tempuh baik personal maupun kolektif. Refleksi juga memberi ksempatan kepada siswa untuk berpikir tentang aplikasi dari pengetahuan yang telah mereka miliki.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Anonim.2013.Konstruktivisme.(Online)(http://id.wikipedia.org/wiki/Konstruktivis me, diakses 7 September 2013). Ariant, Abaz.2013.Teori Belajar Konstruktivisme.(Online)( http://abazariant.blogspot.com/2013/02/teori-belajar- konstruktivisme_21.html, diakses 7 September 2013). Rusyanti, Hetty. 2013.Pembelajaran Konstruktivisme:Teori Belajar Konstruktivisme.(Online)( http://www.kajianteori.com/2013/02/pengertian-teori-pembelajaran- konstruktivisme.html, diakses 7 September 2013).