MARHABAN
ERWIN WAHYU
YA RAMADHAN
Ramadhan merupakan bulan agung dalam
Islam. Ia memiliki beragam keistimewaan yang
tidak bisa didapatkan bulan-bulan yang
lainnya.
KETIKA TAMU AGUNG
AKAN DATANG
1. Membersihkan
dan membereskan
rumah
2. Melakukan segala
sesuatu yang bisa
membuat tamu
tersebut merasa
senang
BERSIHKAN DIRI
DENGAN TAUBAT
1. Menyesal, memohon
ampun kepada Allah dan
berjanji tidak mengulangi
2. Meminta maaf kepada
sesama manusia dan
membereskan muamalah
yang belum diselesaikan
“Telah datang bulan Ramadhan kepada kalian, bulan
barakah yang di dalamnya Allah mendatangi
kalian. Maka turunlah rahmat. Dan dihapuskanlah
kesalahan-kesalahan. Di bulan itu Allah mengabulkan
doa. Di bulan itu Allah melihat (memperhatikan)
perlombaan diantara kalian. Dan Allah
membanggakan kalian kepada para malaikatNya.
Maka perlihatkanlah kepada Allah kebaikan
sebab orang yang celaka adalah yang tidak
mendapatkan rahmat Allah didalamnya.”
(HR. at-Thabrani)
RAMADHAN:
BULAN PENUH BERKAH
RAMADHAN:
BULAN BERLIPAT PAHALA
“Wahai sekalian manusia, telah datang pada
kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut
terdapat malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Puasanya dijadikan sebagai suatu
kewajiban. Shalat malamnya adalah suatu
amalan sunnah. Siapa yang melakukan kebaikan
(amalan sunnah) pada bulan tersebut seperti ia
melakukan kewajiban di waktu lainnya. Siapa
yang melaksanakan kewajiban pada bulan
tersebut seperti menunaikan tujuh puluh
kewajiban di waktu lainnya.”
(HR. Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1887)
PROGRAM
UTAMA
RAMADHAN
1. Mengoptimalkan
amalan penghapus
dosa (saum dan
qiyamul lail)
2. Memperbanyak
doa
3. Berlomba dalam
kebaikan
SAUM KARENA
MELIHAT HILAL
‫وا‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ص‬‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ط‬ْ‫ف‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ؤ‬ُ‫ر‬ِ‫ل‬ُ‫س‬ْ‫ن‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ؤ‬ُ‫ر‬ِ‫ل‬ ‫ا‬‫وا‬ُ‫ك‬
َ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫م‬ُ‫غ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫ين‬ِ‫ث‬ َ‫َل‬َ‫ث‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫م‬ْ‫ك‬َ‫د‬ِ‫ه‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬
‫وا‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ص‬َ‫ف‬ ِ‫ان‬َ‫د‬ِ‫ه‬‫َا‬‫ش‬‫وا‬ُ‫ر‬ِ‫ط‬ْ‫ف‬َ‫أ‬ َ‫و‬
“Berpuasalah kalian karena melihatnya,
berbukalah kalian karena melihatnya dan
sembelihlah kurban karena melihatnya pula.
Jika -hilal- itu tertutup dari pandangan kalian,
sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika
ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah
kalian.” [HR. An Nasai]
ُّ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ ُ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ُ‫ف‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ض‬ُ‫ي‬ َ‫م‬َ‫د‬‫آ‬ ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ِ‫ض‬ ‫ة‬َ‫ئ‬‫ا‬ِ‫ْعم‬‫ب‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ث‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ُ‫ر‬ٍ‫ف‬ْ‫ع‬
ِ‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َّ‫ص‬‫ال‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َّ‫ل‬َ‫ج‬ َ‫و‬ َّ‫ز‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫ش‬ ُ‫ع‬َ‫د‬َ‫ي‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ ِ‫ز‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ي‬ُ‫ه‬
‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ط‬ َ‫و‬.
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu
kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali
lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa.
Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi
ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan
syahwat dan makannya demi Aku semata.” [HR. Muslim]
PAHALA SPESIAL SHAUM
Imam an-Nawawi rahimahullah
mengatakan, “Firman Allah Ta’ala yang
menyatakan, ‘Dan Aku-lah yang memberi
ganjarannya,’ merupakan penjelasan yang
nyata tentang kebesaran karunia Allah
dan melimpahnya balasan pahala-Nya
karena sesungguhnya orang yang mulia
dan dermawan jika mengabarkan bahwa
dia sendiri yang akan menanggung
balasannya, ini menunjukkan betapa besar
kadar balasan yang dia persembahkan
dan betapa luas pemberian yang Dia
berikan.” [Syarhun Nawawi li Shahiih Muslim
(VIII/29)]
SAUM RAMADHAN:
PENGHAPUS DOSA
َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫إ‬ َ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫ام‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ْ‫اح‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬
ِ‫م‬ َ‫م‬َّ‫د‬َ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬.
“Barangsiapa yang berpuasa
Ramadhan karena keimanan dan
mengharapkan pahala (dari Allah
SWT), niscaya akan diampuni dosa-
dosanya yang telah lalu.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
ُ‫ات‬ َ‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ل‬َ‫ا‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫س‬ْ‫َم‬‫خ‬ْ‫ال‬‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬ُ‫م‬ُ‫ج‬
َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ُ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬ُ‫م‬ُ‫ج‬ْ‫ال‬َ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬
َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ٌ‫ات‬َ‫ر‬ِ‫ف‬َ‫ك‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ب‬ِ‫ن‬ُ‫ت‬ْ‫اج‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ر‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ك‬.
“Shalat fardhu lima waktu, shalat
Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan
Ramadhan ke Ramadhan berikutnya
menghapuskan dosa-dosa yang
dilakukan di antara masa tersebut
seandainya dosa-dosa besar
dijauhkannya.” [HR. Muslim]
SAUM RAMADHAN:
PENGHAPUS DOSA
QIYAMUL LAIL:
PENGHAPUS DOSA
ْ‫ن‬َ‫م‬ْ‫اح‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫إ‬ َ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫ام‬َ‫ق‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ُ‫ه‬
ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬َّ‫د‬َ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬.
“Barangsiapa yang mendirikan shalat
malam di bulan Ramadhan dengan iman
dan mengharap pahala (dari Allah),
niscaya diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu.” [HR. Muslim]
ِ‫ر‬َ‫ص‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ِ‫ام‬َ‫م‬ِ‫اإل‬ َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫م‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ب‬ِ‫ت‬ُ‫ك‬ َ‫ف‬ٍَ‫َل‬
“Siapa yang menunaikan qiyamul lail bersama imam
hingga selesai, dicatat baginya (pahala) qiyamul lail
semalam (penuh).”
(HR. Tirmizi, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah)
SHALAT TARAWIH BERSAMA
IMAM HINGGA SELESAI
RAMADHAN, BULAN
MEMPERBANYAK DOA
‫ُﻢ‬‫ﻬ‬ُ‫ﺗ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻋ‬َ‫ﺩ‬ ُّ‫ﺩ‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﺗ‬ َ‫ﻻ‬ ٌ‫ﺔ‬َ‫ﺛ‬َ‫ﻼ‬َ‫ﺛ‬ُ‫ﻝ‬ِ‫ﺩ‬‫َﺎ‬‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ُ‫ﻡ‬‫َﺎ‬‫ﻣ‬ِ‫ﻹ‬‫ﺍ‬ ُ
‫َﺩ‬‫ﻭ‬ َ‫ﺮ‬ِ‫ﻄ‬ْ‫ﻔ‬ُ‫ﻳ‬ ‫ّﻰ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬ ُ‫ﻢ‬ِ‫ﺋ‬‫ّﺎ‬َ‫ﺼ‬‫َﺍﻟ‬‫ﻭ‬ِ‫ﻡ‬‫ُﻮ‬‫ﻠ‬ْ‫ﻈ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ُ‫ﺓ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻋ‬َ
“Ada tiga do’a yang tidak tertolak:
(1) doa pemimpin yang adil,
(2) doa orang yang berpuasa
sampai ia berbuka,
(3) doa orang yang terzhalimi.”
[HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah]
RAMADHAN, BULAN
MEMPERBANYAK DOA
An-Nawawi menjelaskan,
ِ‫ﻪ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ﺻ‬ ِ‫ﻝ‬‫َﺎ‬‫ﺣ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫ﻳﺪﻋﻮ‬ ‫ﺃﻥ‬ ‫ﻟﻠﺼﺎﺋﻢ‬ ّ‫ﺐ‬‫ﻳﺴﺘﺤ‬
‫ﻭ‬ ُ‫ﻪ‬َ‫ﻟ‬ ‫َﺎ‬‫ﻴ‬ْ‫ﻧ‬ُّ‫ﺪ‬‫َﺍﻟ‬‫ﻭ‬ ِ‫ﺓ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﺧ‬‫ْﺂ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﺕ‬‫ّﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﻬ‬ُ‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬ُّ‫ﺐ‬ِ‫ﺤ‬ُ‫ﻳ‬ ْ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬َ
َ‫ﻦ‬‫ِﻴ‬‫ﻤ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺴ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻠ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬
“Dianjurkan bagi orang yang berpuasa
untuk berdoa sepanjang waktu
puasanya (selama ia berpuasa) dengan
doa-doa yang sangat penting bagi
urusan akhirat dan dunianya, bagi
dirinya, bagi orang yang dicintai dan
untuk kaum muslimin.”
[Syarh Al-Muhaddzab An-Nawawi]
1. Tilawah dan
tadabbur Al-Quran
2. Sedekah
3. Itikaf
4. Umrah
PROGRAM
FASTABIQUL
KHOIROT
5. Mencari nafkah
6. Menebar perdamaian
7. Tholabul ‘ilmi
8. Dakwah
9. Jihad
MEMPERBANYAK TILAWAH
DAN TADABBUR QURAN
َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ُ‫ك‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ي‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ ِ‫ْر‬‫ب‬ ِ‫ج‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ٍ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ َّ‫ل‬َ‫ان‬
َ‫ع‬ ُ‫ض‬ ِ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َ‫خ‬ِ‫ل‬َ‫س‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬َ‫ص‬ ُّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬
َ‫آن‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬.
“Jibril menemuinya setiap malam
pada bulan Ramadhan hingga
terbaring. Saat itu Nabi saw
menunjukkan hapalan bacaan
al-Qurannya kepada Jibril.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
KEUTAMAAN MEMBACA AL-QURAN
ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ِ َّ‫اَّلل‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ف‬ ْ‫ر‬َ‫ح‬ َ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ ُ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ٌ‫َة‬‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ث‬ْ‫م‬َ‫أ‬
ٌ‫م‬َ‫ال‬ َ‫و‬ ٌ‫ف‬ ْ‫ر‬َ‫ح‬ ٌ‫ف‬ِ‫ل‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ٌ‫ف‬ ْ‫حر‬ ‫الم‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫أ‬ َ‫ال‬ٌ‫ف‬ ْ‫ر‬َ‫ح‬ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫م‬ َ‫و‬ ٌ‫ف‬ ْ‫ر‬َ‫ح‬
"Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya
satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan
menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan ‫الم‬
satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan
Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
ِ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ‫ى‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫آن‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ء‬َ‫ر‬ْ‫ق‬ِ‫ا‬‫ا‬ً‫ع‬‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ش‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ص‬َ‫أل‬
“Bacalah Al-Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada
hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang
membacanya”. (HR. Muslim)
MEMPERBANYAK SEDEKAH
َ‫ان‬َ‫ك‬َ‫و‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ُّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ِ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ ُ‫د‬ َ‫و‬
ْ‫ي‬ ِ‫ْر‬‫ب‬ ِ‫ج‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ي‬ َ‫ْن‬‫ي‬ ِ‫ح‬ َ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ون‬ُ‫ك‬َ‫ي‬‫ا‬َ‫ك‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ ِ‫ْر‬‫ب‬ ِ‫ج‬ ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ُ‫ل‬َ‫د‬ َ‫و‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫ن‬
ِ‫ة‬َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ْح‬‫ي‬ ِ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬.
“Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan
dalam kebaikan. Dan beliau lebih dermawan lagi ketika di
bulan Ramadhan pada saat Jibril menemuinya. Maka pada
saat Jibril menemuinya, ketika itulah beliau saw lebih
dermawan dalam kebaikan daripada angin yang
berhembus.” [HR. Bukhari dan Muslim]
MELEBIHI ANGIN BERHEMBUS
• Diibaratkan demikian karena Rasulullah saw
sangat ringan dan cepat dalam memberi,
tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin
yang berhembus cepat.
• Dalam hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’
(berhembus), mengisyaratkan kedermawanan
Rasulullah saw memiliki nilai manfaat yang
besar, bukan asal memberi, serta terus-
menerus sebagaimana angin yang baik dan
bermanfaat adalah angin yang berhembus
terus-menerus.
(Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Baari)
ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ل‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ا‬ً‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ص‬ َ‫ر‬َّ‫ط‬َ‫ف‬َ‫غ‬ ِ‫ه‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ْر‬‫ي‬
ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ص‬ُ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ِ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ً‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬‫ا‬
“Siapa yang memberikan hidangan
berbuka kepada orang yang
berpuasa, ia akan mendapatkan
pahala orang tersebut tanpa
sedikitpun mengurangi pahalanya.”
(HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
MEMBERIKAN
HIDANGAN BERBUKA
‫ومن‬‫مغفرة‬ ‫كان‬ ‫صائما‬ ‫فيه‬ ‫فطر‬‫وعتق‬ ،‫لذنوبه‬‫من‬ ‫رقبته‬،‫النار‬
‫وكان‬‫شيء‬ ‫أجره‬ ‫من‬ ‫ينتقص‬ ‫أن‬ ‫غير‬ ‫من‬ ‫أجره‬ ‫مثل‬ ‫له‬
“Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka kepada seorang yang
berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa-
dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala
seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi
pahala orang yang berpuasa (itu) sedikitpun.”
[HR. Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah, dan Al Ash-habani]
MEMBERIKAN HIDANGAN BERBUKA
MEMPERBANYAK I’TIKAF
Dari Aisyah r.ha:
َ‫ي‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ر‬ ِ‫اخ‬ َ‫و‬َ‫أل‬ْ‫ا‬ َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ُ‫ف‬ِ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬
َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬ُ‫ج‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫ز‬َ‫أ‬ َ‫ف‬َ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫ع‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ه‬‫ا‬َّ‫ف‬ َ‫و‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ِ‫ه‬ِ‫د‬ْ‫ع‬.
“Bahwa Nabi saw ber-i’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari
bulan Ramadhan, (amalan ini terus dilakukannya-pent)
hingga Allah mewafatkannya. Kemudian istri-istri beliau
meneruskan amal ber-i’tikaf sepeninggalnya.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
MELAKUKAN UMRAH
‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ي‬ ِ‫ر‬ِ‫م‬َ‫ت‬ْ‫ع‬‫ا‬َ‫ف‬ ُ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬َّ‫ج‬َ‫ح‬ ُ‫ل‬ِ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ع‬ً‫ة‬.
“Apabila datang bulan Ramadhan, maka laksanakanlah
‘umrah kamu, sesungguhnya ‘umrah pada bulan
Ramadhan nilainya setara dengan Haji.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
KEUTAMAAN UMRAH
َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬ َ‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ع‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ج‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ُّ‫ذ‬‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ ِ‫ان‬َ‫ي‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ َ‫وب‬ُ‫ن‬
ِ‫ب‬َ‫ه‬َّ‫ذ‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫د‬‫ي‬ِ‫د‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ث‬َ‫ب‬َ‫خ‬ ُ‫ير‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ض‬ِ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ِ‫ة‬َّ‫ج‬
َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ٌ‫اب‬ َ‫و‬َ‫ث‬ ِ‫ة‬ َ‫ور‬ُ‫ْر‬‫ب‬َ‫م‬ْ‫ال‬ُ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬
“Iringilah ibadah haji dengan (memperbanyak) ibadah
umrah (berikutnya), karena sesungguhnya keduanya
dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa
sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan
karat pada besi, emas dan perak. Dan tidak ada
(balasan) bagi (pelaku) haji yang mabrur melainkan
surga.” [HR at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ahmad)
MENCARI
NAFKAH
‫هللا‬ ‫رضي‬ ٍ‫ع‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ر‬ ِ‫ْن‬‫ب‬ َ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ل‬َ‫ا‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ‫عنه‬
َ‫ل‬ِ‫ئ‬ُ‫س‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬:ْ‫ل‬َ‫ا‬ ُّ‫ي‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ْ‫س‬َ‫ك‬
‫؟‬ُ‫ب‬َ‫ي‬ْ‫ط‬َ‫أ‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬:ِ‫ب‬ ِ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫لر‬َ‫ا‬ ُ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ِ‫ه‬ِ‫د‬َ‫ي‬،
ُّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫و‬ٍ‫ْع‬‫ي‬َ‫ب‬ٍ‫ور‬ُ‫ْر‬‫ب‬َ‫م‬
Dari Rifa'ah Ibnu Rafi' bahwa Nabi
saw pernah ditanya: Pekerjaan
apakah yang paling baik? Beliau saw
bersabda: "Pekerjaan seseorang
dengan tangannya dan
setiap jual-beli yang bersih."
(HR al-Bazzar dan al-Hakim)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah
menjelaskan:
“Dan kewajiban ayah si anak memberi
nafkah (makan) dan pakaian kepada para
ibu (si anak) dengan ma’ruf (baik), yaitu
dengan kebiasaan yang telah berlaku pada
semisal para ibu, dengan tanpa israf
(berlebihan) dan tanpa bakhil
(menyempitkan), sesuai dengan
kemampuannya di dalam kemudahannya,
pertengahannya, dan kesempitannya.”
[Tafsir al Qur’anul ‘Azhim, surat al-Baqarah, 2:233]
KEWAJIBAN AYAH
MENEBARKAN
PERDAMAIAN
ِ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ص‬ ُ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬، ْ‫ث‬ُ‫ف‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ َ‫َل‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬
ُ‫ه‬َّ‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ، ْ‫َب‬‫خ‬ْ‫ص‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٌ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬
ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬:ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ص‬ ٌ‫ؤ‬ُ‫ر‬ْ‫ام‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬ٌ‫م‬
“Apabila seseorang di antara kamu
berpuasa, janganlah berkata kotor/keji
(cabul) dan berteriak-teriak. Apabila
ada orang yang mencaci makinya atau
mengajak bertengkar, katakanlah,
‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’”
[HR. Bukhari]
MEMPERBANYAK
THALABUL ‘ILMI
َّ‫ن‬ِ‫إ‬ُ‫ي‬ َ‫الى‬َ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫هللا‬َ‫ع‬ َّ‫ل‬ُ‫ك‬ ُ‫ض‬ِ‫غ‬ْ‫ب‬ٍ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬
ِ‫ب‬ ٍ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ِ‫ب‬‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬ ْ‫اْل‬
“Sesungguhnya Allah ta’ala
membenci orang yang pandai
dalam urusan dunia namun
bodoh dalam perkara
akherat.” (HR. Al-Hakim)
MENYEBARKAN DAKWAH DEMI
TEGAKNYA AGAMA ALLAH
ٍ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ل‬َ‫د‬ ْ‫ن‬َ‫م‬,ْ‫ج‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬
“Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan,
maka ia mendapatkan pahala seperti pahala
orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]
ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫أل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ي‬ ٌّ‫د‬َ‫ح‬‫وا‬ُ‫ر‬َ‫ط‬ْ‫م‬ُ‫ي‬
‫ا‬ً‫ح‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ص‬ َ‫ين‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬
“Satu hukuman hadd yang ditegakkan
di atas muka bumi, lebih baik daripada
hujan selama 40 hari” [HR. Ahmad]
MELAKUKAN JIHAD
1. Perang Badar Kubra (peperangan antara
kaum Muslim melawan kaum kafir Quraisy,
tahun 2 H)
2. Futuh Makkah (penaklukkan kota Mekkah
oleh kaum Muslim, tahun 8 H)
3. Perang Hiththin (peperangan kaum
muslim yang dipimpin Shalahuddin al-
Ayyubi untuk merebut Baitul Maqdis dari
kaum Salibis, tahun 584 H)
4. Peperangan ‘Ain Jaluut (peperangan kaum
muslim melawan pasukan Tartar, tahun
658 H)
JIHAD SETAHUN SEKALI
Di dalam kitab Fathul Mu'in (IV/206), Bab Jihad
disebutkan:
‫الجهاد‬ ‫باب‬( :‫عام‬ ‫كل‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫هو‬)‫الكفار‬ ‫كان‬ ‫إذا‬ ‫مرة‬ ‫ولو‬
‫كما‬ ‫بَلدنا‬ ‫دخلوا‬ ‫إذا‬ ‫ويتعين‬ ،‫ببَلدهم‬‫يأتي‬
"BAB JIHAD: (Jihad hukumnya fardhu kifayah SETIAP
TAHUN), walaupun hanya sekali (dalam setahun), jika
orang-orang kafir berada di negeri mereka. Dan
(hukumnya) berubah menjadi fardhu ‘ain jika mereka
(orang-orang kafir) memasuki (menyerang) negeri kita
sebagaimana akan kami jelaskan lebih lanjut."
BERLIPAT DOSA DAN HUKUMAN
Apabila datang satu bulan yang mulia atau tempat mulia maka
pahala kebaikan dilipatkan, dan dosa maksiat nilainya besar. Karena
itu, perbuatan maksiat di bulan ramadhan, dosanya lebih besar
daripada perbuatan maksiat di luar ramadhan. Sebagaimana ketaatan
di bulan ramadhan, pahalanya lebih banyak di sisi Allah, daripada
ketaatan di luar ramadhan. Mengingat ramadhan memiliki
kedudukan yang sangat agung, maka ketaatan didalamnya memiliki
keutamaan yang besar dan dilipatkan sampai banyak sekali.
Sebaliknya, dosa maksiat ketika itu, lebih besar dibandingkan dosa
maksiat di luar bulan itu. (Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 14/440)

Marhaban Ya Ramadhan

  • 1.
  • 2.
    Ramadhan merupakan bulanagung dalam Islam. Ia memiliki beragam keistimewaan yang tidak bisa didapatkan bulan-bulan yang lainnya.
  • 3.
    KETIKA TAMU AGUNG AKANDATANG 1. Membersihkan dan membereskan rumah 2. Melakukan segala sesuatu yang bisa membuat tamu tersebut merasa senang
  • 4.
    BERSIHKAN DIRI DENGAN TAUBAT 1.Menyesal, memohon ampun kepada Allah dan berjanji tidak mengulangi 2. Meminta maaf kepada sesama manusia dan membereskan muamalah yang belum diselesaikan
  • 5.
    “Telah datang bulanRamadhan kepada kalian, bulan barakah yang di dalamnya Allah mendatangi kalian. Maka turunlah rahmat. Dan dihapuskanlah kesalahan-kesalahan. Di bulan itu Allah mengabulkan doa. Di bulan itu Allah melihat (memperhatikan) perlombaan diantara kalian. Dan Allah membanggakan kalian kepada para malaikatNya. Maka perlihatkanlah kepada Allah kebaikan sebab orang yang celaka adalah yang tidak mendapatkan rahmat Allah didalamnya.” (HR. at-Thabrani) RAMADHAN: BULAN PENUH BERKAH
  • 6.
    RAMADHAN: BULAN BERLIPAT PAHALA “Wahaisekalian manusia, telah datang pada kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Puasanya dijadikan sebagai suatu kewajiban. Shalat malamnya adalah suatu amalan sunnah. Siapa yang melakukan kebaikan (amalan sunnah) pada bulan tersebut seperti ia melakukan kewajiban di waktu lainnya. Siapa yang melaksanakan kewajiban pada bulan tersebut seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di waktu lainnya.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1887)
  • 7.
    PROGRAM UTAMA RAMADHAN 1. Mengoptimalkan amalan penghapus dosa(saum dan qiyamul lail) 2. Memperbanyak doa 3. Berlomba dalam kebaikan
  • 8.
    SAUM KARENA MELIHAT HILAL ‫وا‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ص‬‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ط‬ْ‫ف‬َ‫أ‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ؤ‬ُ‫ر‬ِ‫ل‬ُ‫س‬ْ‫ن‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ؤ‬ُ‫ر‬ِ‫ل‬ ‫ا‬‫وا‬ُ‫ك‬ َ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫م‬ُ‫غ‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ل‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫ين‬ِ‫ث‬ َ‫َل‬َ‫ث‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫م‬ْ‫ك‬َ‫د‬ِ‫ه‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬ ‫وا‬ُ‫م‬‫و‬ُ‫ص‬َ‫ف‬ ِ‫ان‬َ‫د‬ِ‫ه‬‫َا‬‫ش‬‫وا‬ُ‫ر‬ِ‫ط‬ْ‫ف‬َ‫أ‬ َ‫و‬ “Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena melihatnya dan sembelihlah kurban karena melihatnya pula. Jika -hilal- itu tertutup dari pandangan kalian, sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah kalian.” [HR. An Nasai]
  • 9.
    ُّ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ ُ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ُ‫ف‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ض‬ُ‫ي‬َ‫م‬َ‫د‬‫آ‬ ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ِ‫ض‬ ‫ة‬َ‫ئ‬‫ا‬ِ‫ْعم‬‫ب‬َ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ث‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ُ‫ر‬ٍ‫ف‬ْ‫ع‬ ِ‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َّ‫ص‬‫ال‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َّ‫ل‬َ‫ج‬ َ‫و‬ َّ‫ز‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬َ‫ت‬ َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫ش‬ ُ‫ع‬َ‫د‬َ‫ي‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ ِ‫ز‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ي‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ط‬ َ‫و‬. “Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku semata.” [HR. Muslim] PAHALA SPESIAL SHAUM
  • 10.
    Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan,“Firman Allah Ta’ala yang menyatakan, ‘Dan Aku-lah yang memberi ganjarannya,’ merupakan penjelasan yang nyata tentang kebesaran karunia Allah dan melimpahnya balasan pahala-Nya karena sesungguhnya orang yang mulia dan dermawan jika mengabarkan bahwa dia sendiri yang akan menanggung balasannya, ini menunjukkan betapa besar kadar balasan yang dia persembahkan dan betapa luas pemberian yang Dia berikan.” [Syarhun Nawawi li Shahiih Muslim (VIII/29)]
  • 11.
    SAUM RAMADHAN: PENGHAPUS DOSA َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫إ‬َ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫ام‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ْ‫اح‬ َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬ ِ‫م‬ َ‫م‬َّ‫د‬َ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬. “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala (dari Allah SWT), niscaya akan diampuni dosa- dosanya yang telah lalu.” [HR. Bukhari dan Muslim]
  • 12.
    ُ‫ات‬ َ‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ل‬َ‫ا‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ُ‫س‬ْ‫َم‬‫خ‬ْ‫ال‬‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ُ‫ة‬َ‫ع‬ُ‫م‬ُ‫ج‬ َ‫ر‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ُ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬ُ‫م‬ُ‫ج‬ْ‫ال‬َ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫ه‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ل‬ ٌ‫ات‬َ‫ر‬ِ‫ف‬َ‫ك‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ت‬َ‫ب‬ِ‫ن‬ُ‫ت‬ْ‫اج‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ر‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ك‬. “Shalat fardhu lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antara masa tersebut seandainya dosa-dosa besar dijauhkannya.” [HR. Muslim] SAUM RAMADHAN: PENGHAPUS DOSA
  • 13.
    QIYAMUL LAIL: PENGHAPUS DOSA ْ‫ن‬َ‫م‬ْ‫اح‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ن‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ي‬ِ‫إ‬ َ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫ام‬َ‫ق‬َ‫ل‬ َ‫ر‬ِ‫ف‬ُ‫غ‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ِ‫ت‬ُ‫ه‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ذ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫م‬َّ‫د‬َ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬. “Barangsiapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala (dari Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. Muslim]
  • 14.
    ِ‫ر‬َ‫ص‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ِ‫ام‬َ‫م‬ِ‫اإل‬َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫م‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ب‬ِ‫ت‬ُ‫ك‬ َ‫ف‬ٍَ‫َل‬ “Siapa yang menunaikan qiyamul lail bersama imam hingga selesai, dicatat baginya (pahala) qiyamul lail semalam (penuh).” (HR. Tirmizi, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah) SHALAT TARAWIH BERSAMA IMAM HINGGA SELESAI
  • 15.
    RAMADHAN, BULAN MEMPERBANYAK DOA ‫ُﻢ‬‫ﻬ‬ُ‫ﺗ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻋ‬َ‫ﺩ‬ُّ‫ﺩ‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﺗ‬ َ‫ﻻ‬ ٌ‫ﺔ‬َ‫ﺛ‬َ‫ﻼ‬َ‫ﺛ‬ُ‫ﻝ‬ِ‫ﺩ‬‫َﺎ‬‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ُ‫ﻡ‬‫َﺎ‬‫ﻣ‬ِ‫ﻹ‬‫ﺍ‬ ُ ‫َﺩ‬‫ﻭ‬ َ‫ﺮ‬ِ‫ﻄ‬ْ‫ﻔ‬ُ‫ﻳ‬ ‫ّﻰ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬ ُ‫ﻢ‬ِ‫ﺋ‬‫ّﺎ‬َ‫ﺼ‬‫َﺍﻟ‬‫ﻭ‬ِ‫ﻡ‬‫ُﻮ‬‫ﻠ‬ْ‫ﻈ‬َ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ُ‫ﺓ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻋ‬َ “Ada tiga do’a yang tidak tertolak: (1) doa pemimpin yang adil, (2) doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka, (3) doa orang yang terzhalimi.” [HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah]
  • 16.
    RAMADHAN, BULAN MEMPERBANYAK DOA An-Nawawimenjelaskan, ِ‫ﻪ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ﻮ‬َ‫ﺻ‬ ِ‫ﻝ‬‫َﺎ‬‫ﺣ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫ﻳﺪﻋﻮ‬ ‫ﺃﻥ‬ ‫ﻟﻠﺼﺎﺋﻢ‬ ّ‫ﺐ‬‫ﻳﺴﺘﺤ‬ ‫ﻭ‬ ُ‫ﻪ‬َ‫ﻟ‬ ‫َﺎ‬‫ﻴ‬ْ‫ﻧ‬ُّ‫ﺪ‬‫َﺍﻟ‬‫ﻭ‬ ِ‫ﺓ‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﺧ‬‫ْﺂ‬‫ﻟ‬‫ﺍ‬ ِ‫ﺕ‬‫ّﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﻬ‬ُ‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬ُّ‫ﺐ‬ِ‫ﺤ‬ُ‫ﻳ‬ ْ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬َ َ‫ﻦ‬‫ِﻴ‬‫ﻤ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺴ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻠ‬ِ‫ﻟ‬َ‫ﻭ‬ “Dianjurkan bagi orang yang berpuasa untuk berdoa sepanjang waktu puasanya (selama ia berpuasa) dengan doa-doa yang sangat penting bagi urusan akhirat dan dunianya, bagi dirinya, bagi orang yang dicintai dan untuk kaum muslimin.” [Syarh Al-Muhaddzab An-Nawawi]
  • 17.
    1. Tilawah dan tadabburAl-Quran 2. Sedekah 3. Itikaf 4. Umrah PROGRAM FASTABIQUL KHOIROT 5. Mencari nafkah 6. Menebar perdamaian 7. Tholabul ‘ilmi 8. Dakwah 9. Jihad
  • 18.
    MEMPERBANYAK TILAWAH DAN TADABBURQURAN َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ُ‫ك‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ي‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ ِ‫ْر‬‫ب‬ ِ‫ج‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ٍ‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ َّ‫ل‬َ‫ان‬ َ‫ع‬ ُ‫ض‬ ِ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َ‫خ‬ِ‫ل‬َ‫س‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬َ‫ص‬ ُّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬ َ‫آن‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬. “Jibril menemuinya setiap malam pada bulan Ramadhan hingga terbaring. Saat itu Nabi saw menunjukkan hapalan bacaan al-Qurannya kepada Jibril.” [HR. Bukhari dan Muslim]
  • 19.
    KEUTAMAAN MEMBACA AL-QURAN ِ‫ه‬ِ‫ب‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ِ َّ‫اَّلل‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ً‫ف‬ ْ‫ر‬َ‫ح‬ َ‫أ‬َ‫ر‬َ‫ق‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ ُ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ٌ‫َة‬‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬‫ا‬َ‫ه‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ث‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ٌ‫م‬َ‫ال‬ َ‫و‬ ٌ‫ف‬ ْ‫ر‬َ‫ح‬ ٌ‫ف‬ِ‫ل‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ٌ‫ف‬ ْ‫حر‬ ‫الم‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫أ‬ َ‫ال‬ٌ‫ف‬ ْ‫ر‬َ‫ح‬ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫م‬ َ‫و‬ ٌ‫ف‬ ْ‫ر‬َ‫ح‬ "Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan ‫الم‬ satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi) ِ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ‫ى‬ِ‫ت‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ َ‫آن‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ ‫وا‬ُ‫ء‬َ‫ر‬ْ‫ق‬ِ‫ا‬‫ا‬ً‫ع‬‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ش‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ح‬ْ‫ص‬َ‫أل‬ “Bacalah Al-Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya”. (HR. Muslim)
  • 20.
    MEMPERBANYAK SEDEKAH َ‫ان‬َ‫ك‬َ‫و‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ُّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ِ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫د‬‫ا‬َ‫م‬ ُ‫د‬ َ‫و‬ ْ‫ي‬ ِ‫ْر‬‫ب‬ ِ‫ج‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ي‬ َ‫ْن‬‫ي‬ ِ‫ح‬ َ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫ون‬ُ‫ك‬َ‫ي‬‫ا‬َ‫ك‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ ِ‫ْر‬‫ب‬ ِ‫ج‬ ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ُ‫ل‬َ‫د‬ َ‫و‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ َ‫ن‬ ِ‫ة‬َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ْح‬‫ي‬ ِ‫الر‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬. “Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan. Dan beliau lebih dermawan lagi ketika di bulan Ramadhan pada saat Jibril menemuinya. Maka pada saat Jibril menemuinya, ketika itulah beliau saw lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.” [HR. Bukhari dan Muslim]
  • 21.
    MELEBIHI ANGIN BERHEMBUS •Diibaratkan demikian karena Rasulullah saw sangat ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. • Dalam hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan Rasulullah saw memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus- menerus sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus. (Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Baari)
  • 22.
    ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ل‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ا‬ً‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ص‬َ‫ر‬َّ‫ط‬َ‫ف‬َ‫غ‬ ِ‫ه‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ْر‬‫ي‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ص‬ُ‫ق‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ِ‫م‬ِ‫ئ‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ً‫ئ‬ْ‫ي‬َ‫ش‬‫ا‬ “Siapa yang memberikan hidangan berbuka kepada orang yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad) MEMBERIKAN HIDANGAN BERBUKA
  • 23.
    ‫ومن‬‫مغفرة‬ ‫كان‬ ‫صائما‬‫فيه‬ ‫فطر‬‫وعتق‬ ،‫لذنوبه‬‫من‬ ‫رقبته‬،‫النار‬ ‫وكان‬‫شيء‬ ‫أجره‬ ‫من‬ ‫ينتقص‬ ‫أن‬ ‫غير‬ ‫من‬ ‫أجره‬ ‫مثل‬ ‫له‬ “Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa- dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa (itu) sedikitpun.” [HR. Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah, dan Al Ash-habani] MEMBERIKAN HIDANGAN BERBUKA
  • 24.
    MEMPERBANYAK I’TIKAF Dari Aisyahr.ha: َ‫ي‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ر‬ ِ‫اخ‬ َ‫و‬َ‫أل‬ْ‫ا‬ َ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ُ‫ف‬ِ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬ َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬ُ‫ج‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫ز‬َ‫أ‬ َ‫ف‬َ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫ع‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ُ‫هللا‬ ُ‫ه‬‫ا‬َّ‫ف‬ َ‫و‬َ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ِ‫ه‬ِ‫د‬ْ‫ع‬. “Bahwa Nabi saw ber-i’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, (amalan ini terus dilakukannya-pent) hingga Allah mewafatkannya. Kemudian istri-istri beliau meneruskan amal ber-i’tikaf sepeninggalnya.” [HR. Bukhari dan Muslim]
  • 25.
    MELAKUKAN UMRAH ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ف‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ‫ي‬ِ‫ر‬ِ‫م‬َ‫ت‬ْ‫ع‬‫ا‬َ‫ف‬ ُ‫ان‬َ‫ض‬َ‫م‬َ‫ر‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬َّ‫ج‬َ‫ح‬ ُ‫ل‬ِ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ف‬ ً‫ة‬َ‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ع‬ً‫ة‬. “Apabila datang bulan Ramadhan, maka laksanakanlah ‘umrah kamu, sesungguhnya ‘umrah pada bulan Ramadhan nilainya setara dengan Haji.” [HR. Bukhari dan Muslim]
  • 26.
    KEUTAMAAN UMRAH َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ع‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ج‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ْن‬‫ي‬َ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ُّ‫ذ‬‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫ف‬ْ‫ال‬ ِ‫ان‬َ‫ي‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬ َ‫وب‬ُ‫ن‬ ِ‫ب‬َ‫ه‬َّ‫ذ‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫د‬‫ي‬ِ‫د‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ث‬َ‫ب‬َ‫خ‬ ُ‫ير‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫ة‬َّ‫ض‬ِ‫ف‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ِ‫ة‬َّ‫ج‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ ٌ‫اب‬ َ‫و‬َ‫ث‬ ِ‫ة‬ َ‫ور‬ُ‫ْر‬‫ب‬َ‫م‬ْ‫ال‬ُ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ “Iringilah ibadah haji dengan (memperbanyak) ibadah umrah (berikutnya), karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan karat pada besi, emas dan perak. Dan tidak ada (balasan) bagi (pelaku) haji yang mabrur melainkan surga.” [HR at-Tirmidzi, an-Nasai dan Ahmad)
  • 27.
    MENCARI NAFKAH ‫هللا‬ ‫رضي‬ ٍ‫ع‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ر‬ِ‫ْن‬‫ب‬ َ‫ة‬َ‫ع‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬َّ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ل‬َ‫ا‬ َّ‫ن‬َ‫أ‬ ‫عنه‬ َ‫ل‬ِ‫ئ‬ُ‫س‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬:ْ‫ل‬َ‫ا‬ ُّ‫ي‬َ‫أ‬ِ‫ب‬ْ‫س‬َ‫ك‬ ‫؟‬ُ‫ب‬َ‫ي‬ْ‫ط‬َ‫أ‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬:ِ‫ب‬ ِ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫لر‬َ‫ا‬ ُ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ِ‫ه‬ِ‫د‬َ‫ي‬، ُّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫و‬ٍ‫ْع‬‫ي‬َ‫ب‬ٍ‫ور‬ُ‫ْر‬‫ب‬َ‫م‬ Dari Rifa'ah Ibnu Rafi' bahwa Nabi saw pernah ditanya: Pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau saw bersabda: "Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan setiap jual-beli yang bersih." (HR al-Bazzar dan al-Hakim)
  • 28.
    Imam Ibnu Katsirrahimahullah menjelaskan: “Dan kewajiban ayah si anak memberi nafkah (makan) dan pakaian kepada para ibu (si anak) dengan ma’ruf (baik), yaitu dengan kebiasaan yang telah berlaku pada semisal para ibu, dengan tanpa israf (berlebihan) dan tanpa bakhil (menyempitkan), sesuai dengan kemampuannya di dalam kemudahannya, pertengahannya, dan kesempitannya.” [Tafsir al Qur’anul ‘Azhim, surat al-Baqarah, 2:233] KEWAJIBAN AYAH
  • 29.
    MENEBARKAN PERDAMAIAN ِ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬، ْ‫ث‬ُ‫ف‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬ َ‫َل‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ ُ‫ه‬َّ‫ب‬‫ا‬َ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ، ْ‫َب‬‫خ‬ْ‫ص‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٌ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬:ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ص‬ ٌ‫ؤ‬ُ‫ر‬ْ‫ام‬ ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫إ‬ٌ‫م‬ “Apabila seseorang di antara kamu berpuasa, janganlah berkata kotor/keji (cabul) dan berteriak-teriak. Apabila ada orang yang mencaci makinya atau mengajak bertengkar, katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’” [HR. Bukhari]
  • 30.
    MEMPERBANYAK THALABUL ‘ILMI َّ‫ن‬ِ‫إ‬ُ‫ي‬ َ‫الى‬َ‫ع‬َ‫ت‬َ‫هللا‬َ‫ع‬ َّ‫ل‬ُ‫ك‬ ُ‫ض‬ِ‫غ‬ْ‫ب‬ٍ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ب‬ ٍ‫ل‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُّ‫د‬‫ال‬ِ‫ب‬‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬ ْ‫اْل‬ “Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam perkara akherat.” (HR. Al-Hakim)
  • 31.
    MENYEBARKAN DAKWAH DEMI TEGAKNYAAGAMA ALLAH ٍ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ل‬َ‫د‬ ْ‫ن‬َ‫م‬,ْ‫ج‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬ْ‫ث‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬َ‫ف‬ِ‫ه‬ِ‫ل‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ف‬ ِ‫ر‬ “Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim] ْ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ِ‫ض‬ ْ‫ر‬َ‫أل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ُ‫م‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ي‬ ٌّ‫د‬َ‫ح‬‫وا‬ُ‫ر‬َ‫ط‬ْ‫م‬ُ‫ي‬ ‫ا‬ً‫ح‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫ص‬ َ‫ين‬ِ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ “Satu hukuman hadd yang ditegakkan di atas muka bumi, lebih baik daripada hujan selama 40 hari” [HR. Ahmad]
  • 32.
    MELAKUKAN JIHAD 1. PerangBadar Kubra (peperangan antara kaum Muslim melawan kaum kafir Quraisy, tahun 2 H) 2. Futuh Makkah (penaklukkan kota Mekkah oleh kaum Muslim, tahun 8 H) 3. Perang Hiththin (peperangan kaum muslim yang dipimpin Shalahuddin al- Ayyubi untuk merebut Baitul Maqdis dari kaum Salibis, tahun 584 H) 4. Peperangan ‘Ain Jaluut (peperangan kaum muslim melawan pasukan Tartar, tahun 658 H)
  • 33.
    JIHAD SETAHUN SEKALI Didalam kitab Fathul Mu'in (IV/206), Bab Jihad disebutkan: ‫الجهاد‬ ‫باب‬( :‫عام‬ ‫كل‬ ‫كفاية‬ ‫فرض‬ ‫هو‬)‫الكفار‬ ‫كان‬ ‫إذا‬ ‫مرة‬ ‫ولو‬ ‫كما‬ ‫بَلدنا‬ ‫دخلوا‬ ‫إذا‬ ‫ويتعين‬ ،‫ببَلدهم‬‫يأتي‬ "BAB JIHAD: (Jihad hukumnya fardhu kifayah SETIAP TAHUN), walaupun hanya sekali (dalam setahun), jika orang-orang kafir berada di negeri mereka. Dan (hukumnya) berubah menjadi fardhu ‘ain jika mereka (orang-orang kafir) memasuki (menyerang) negeri kita sebagaimana akan kami jelaskan lebih lanjut."
  • 34.
    BERLIPAT DOSA DANHUKUMAN Apabila datang satu bulan yang mulia atau tempat mulia maka pahala kebaikan dilipatkan, dan dosa maksiat nilainya besar. Karena itu, perbuatan maksiat di bulan ramadhan, dosanya lebih besar daripada perbuatan maksiat di luar ramadhan. Sebagaimana ketaatan di bulan ramadhan, pahalanya lebih banyak di sisi Allah, daripada ketaatan di luar ramadhan. Mengingat ramadhan memiliki kedudukan yang sangat agung, maka ketaatan didalamnya memiliki keutamaan yang besar dan dilipatkan sampai banyak sekali. Sebaliknya, dosa maksiat ketika itu, lebih besar dibandingkan dosa maksiat di luar bulan itu. (Majmu’ Fatawa Ibn Baz, 14/440)