Matriks, Relasi dan Fungsi
Kelompok 4
Oleh:
1. Yudha saputra
2. Ayu mayang sari
3. Liza agustiana
4. Milianti
 matriks adalah kumpulan bilangan, simbol, atau ekspresi, berbentuk
persegi panjang yang disusun menurut baris dan kolom.
 Bilangan-bilangan yang terdapat di suatu matriks disebut dengan elemen
atau anggota matriks. Bilangan yang menjadi elemen dari sebuah matriks
disusun dengan diapit oleh tanda kurung siku [] atau tanda kurung biasa
().
 Ukuran dari sebuah matriks dapat di simbolkan dengan rumus berikut
ini:
Dengan :
A = Nama Matriks
m = jumlah baris
n = jumlah kolom
mxn = ordo matriks

baris
kolom
 Ordo matriks adalah banyaknya baris dan banyaknya kolom.
 Transpose matriks adalah perubahan baris menjadi kolom
dan kolom menjadi baris
 Kesamaan dua matriks
 Dua matriks dikatakan sama apabila :
1. Memiliki ordo yang sama
2. Nilai pada elemen matriks juga harus sama
 Untuk menentukan determinan dari suatu matriks yang
berordo 2×2 matriks A yang biasa ditulis |A| adalah
 Sedangkan untuk yang berordo 3x3
 Invers Matriks
Macam-Macam Matriks
 Matriks Diagonal adalah matriks bujur sangkar yang
semua elemennya sama dengan nol, kecuali
elemen pada diagonal utamanya.
 Matriks identitas, dilambangkan dengan I ,
adalah matriks diagonal dengan semua elemen diagonal = 1
 Matriks segitiga atas / bawah
Contoh matriks segitiga atas Contoh matriks segitiga bawah
 Matriks setangkup (symmetry), A adalah
matriks simetri jika AT = A.
 Matriks 0 / 1 (zero-one),
Matriks 0 / 1 adalah matriks yang setiap
elemennya hanya bernilai 0 atau 1.
 Matriks Nol yaitu Matriks yang dimana
elemen-elemennya bernilai Nol.
 Matriks Simetris adalah matriks yang
elemen-elemen dibawah dan diatas diagonal utama
adalah simetris, artinya elemen pada sel mn
sama dengan elemen pada sel nm.
 Penjumlahan 2 buah matriks
 Perkalian 2 buah matriks
• Perkalian matriks dengan skalar
 Relasi adalah himpunan bagian antara A(domain) dan B
(kodomain) atau relasi yang memasangkan setiap elemen yang
ada pada himpunan A secara tunggal, dengan elemen yang pada
B.
 Misalnya ada contoh:
Himpunan A : himpunan nama orang
A= {Via, Andre, Ita}
Himpunan B : himpunan nama makanan
B= {es krim, coklat, permen}
 Relasi makanan kesukaan (R) dari himpunan A dan B adalah:
via
Andre
Ita
permen
coklat
es krim
permen
coklat
Es krim
• R={(x,y)|x menyukai y; x ∈ A dan y ∈ B}
A B
R
 Diagram Panah
Himpunan pasangan berurutan
R={(Via,permen) , (Via,coklat) , (Andre,coklat) ,
(Andre,es krim) , (Ita,es krim)}
 Diagram Cartesius
 Tabel
 Matriks
Baris = domain
Kolom = kodomain
 Graph berarah
 hanya untuk merepresentasikan relasi pada satu himpunan (bukan antara
dua himpuanan).
 Tiap unsur himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul
atau vertex)
 Tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc).
1. Jika (a, b) ∈ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b.
2. Simpul a disebut simpul asal (initial vertex)
3. simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex)
4. Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke
simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut loop
• Misalkan R = {(a, b), (b, c), (b, d), (c, c) (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi
pada himpunan {a, b, c, d}.
 Jika diberikan relasi R pada himpunan A ke himpunan
B, kita bisa mendefinisikan relasi baru dari B ke A
dengan cara membalik urutan dari setiap pasangan
terurut di dalam R. Relasi baru tersebut dinamakan
inversi dari relasi semula.
 Invers dari relasi R, dilambangkan dengan R-1, adalah
relasi dari B ke A yang didefinisikan oleh : R-1 = {(b,a) |
(a,b)  R }
Contoh 3.14
Misalkan
Jika kita definisikan relasi R dari P ke Q dengan
Maka kita peroleh
R-1 adalah invers dari relasi R, yaitu dari Q ke P dengan
Maka kita peroleh
Jika M adalah matriks yang merepresentasikan relasi R,
Maka matriks yang merepresentasikan relasi R-1, misalkan N
Contoh 3.15
A = {a,b,c} dan B = {a,b,c,d}.
Relasi R1 = {(a,a),(b,b),(c,c)} dan
Relasi R2 = {(a,a),(a,b),(a,c),(a,d)} adalah relasi dari A ke B
R1  R2 = {(a,a)}
R1  R2 = {(a,a),(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d)}
R1 – R2 = {(b,b),(c,c)}
R2 – R1 = {(a,b),(a,c),(a,d)}
R1  R2 = {(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d)}
 Definisi :
 Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan
B, dan S adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C.
Komposisi R dan S , dinotasikan dengan S o R = {(a,c)|a
 A, c  C, dan untuk beberapa b  B, (a,b)  R, dan (b,c) 
S
Misalkan, A = {a, b, c}, B = {2, 4, 6, 8} dan
C = {s, t, u}
Relasi dari A ke B didefinisikan oleh :
R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}
Relasi dari B ke C didefisikan oleh :
T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
Maka komposisi relasi R dan T adalah
T ο R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c,
t), (c, u)}
 T ο R = {(a,u), (a,t), (b,s), (b,t), (c,s), (c,t), (c,u)}
Contoh 3.18
Maka matriks yang menyatakan R2 o R1 adalah
1. Refleksif, Relasi R pada himpunan A disebut refleksif
jika (a,a)  R untuk setiap a  A
 Misalkan A={1,2,3,4} dan relasi R dibawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka Relasi
R = {(1,1),(1,3),(2,1),(2,2),(3,3),(4,2),(4,3),(4,4)}
bersifat reflekstif karena terdapat elemen yang
berbentuk
(a,a), yaitu (1,1),(2,2),(3,3) dan (4,4).
Relasi R = {(1,1),(2,2),(2,3),(4,2),(4,3),(4,4)} tidak
bersifat reflektif karena (3,3) R.
2. Setangkup dan tak setangkupDefinisi :
 Relasi R pada himpunan A disebut setangkup jika untuk
semua a,b  A, jika (a,b)  R, maka (b,a)  R.
 Misalkan A={1,2,3,4} dan relasi R dibawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka
a. Relasi R {(1,1),(1,2),(2,1),(2,2),(2,4),(4,2),(4,4)}
bersifat setangkup karena jika (a,b) R maka (b,a)
juga R.
Disini (1,2)dan(2,1)R begitu juga (2,4) dan (4,2)R
b. Relasi R {(1,1),(2,3),(2,4),(4,2)} tidak setangkup
karena (2,3)  R, tetapi (3,2) R

Sifat-Sifat Relasi
Relasi R pada himpunan A disebut tolak setangkup jika
untuk semua a,b  A , (a,b)  R dan (b,a)  R hanya jika
a = b
c. Relasi R {(1,1),(2,2),(3,3)} tolak setangkup karena (1,1)
 R dan 1=1 , (2,2)  R dan 2=2 , (3,3)  R dan 3=3.
Perhatikan bahwa R juga setangkup.
d. Relasi R {(1,1),(1,2),(2,2),(2,3)} tolak setangkup karena
(1,1)  R dan 1=1 , dan (2,2)  R dan 2=2.
Perhatikan bahwa R tidak setangkup.
Sifat-Sifat Relasi
3. Menghantar
Sifat-Sifat Relasi
Definisi 3.9
Relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika (a,b)  R dan
(b,c)  R, maka (a,c)  R, untuk a, b, c  A
Misalkan A={1,2,3,4} dan relasi R dibawah ini
didefinisikan pada himpunan A, maka
Relasi R {(2,1),(3,1),(3,2),(4,1),(4,2),(4,3)} bersifat menghantar.
Periksa dengan membuat tabel berikut :
Pasangan berbentuk
 Definisi : Misalkan A dan B dua himpunan takkosong. Fungsi dari A ke B adalah
aturan yang mengaitkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
 ATURAN :
 setiap anggota A harus habis terpasang dengan anggota B.
 tidak boleh membentuk cabang seperti ini.
 Jika f adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, kita dapat menuliskan
dalam bentuk :
f : A → B
artinya f memetakan himpunan A ke himpunan B.
 Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi.
A B
 Fungsi invers merupakan kebalikan dari fungsi itu
sendiri
 f : A  B di mana f(a) = b
 f –1: B  A di mana f –1(b) = a
 Catatan: f dan f –1 harus bijective (berkoresponden satu-
ke-satu )
 Contoh:
Relasi f = {(1,u),(2,v),(3,w)} dari A = {1,2,3} ke B = {u,v,w}
adalah fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu.
Inversi fungsi f adalah f -1 = {(u,1),(v,2),(w,3)}.
Jadi f adalah fungsi invertible (dapat dibalikkan).
Fungsi : disebut fungsi komposisi atau fungsi majemuk.
SIFAT-SIFAT FUNGSI KOMPOSISI
1 . ))(())(( xfgxgf  
2 . ))()(()))((( xhgfxhgf  
Diketahui : , dan
Tentukan :
A .
B .
C .
D .
E .
Contoh
,
JAWAB
))(( xgf  ))(( xgf
)1( 2
 xf
3)1(2 2
 x
12 2
 x
A . B . ))(( xfg  ))(( xfg
)32(  xg
1)32( 2
 x
1)9124( 2
 xx
8124 2
 xx
21
)1(5


3
5

C . ))(( xgfh  ))()(( xgfh
)1)(( 2
 xfh  ))1(( 2
 xfh
)12( 2
 xh
2)12(
)12(5
2
2



x
x
32
510
2
2



x
x
D .)1)(( fh  ))1(( fh
)31.2(  h
)1)(( ghf  ))1()((  ghf 
)1)1)((( 2
 hf 
))0((hf








20
)0(5
f
 0f
30.2 
3
E .
TERIMA
KASIH


matriks, relasi, fungsi

  • 1.
    Matriks, Relasi danFungsi Kelompok 4 Oleh: 1. Yudha saputra 2. Ayu mayang sari 3. Liza agustiana 4. Milianti
  • 2.
     matriks adalahkumpulan bilangan, simbol, atau ekspresi, berbentuk persegi panjang yang disusun menurut baris dan kolom.  Bilangan-bilangan yang terdapat di suatu matriks disebut dengan elemen atau anggota matriks. Bilangan yang menjadi elemen dari sebuah matriks disusun dengan diapit oleh tanda kurung siku [] atau tanda kurung biasa ().  Ukuran dari sebuah matriks dapat di simbolkan dengan rumus berikut ini: Dengan : A = Nama Matriks m = jumlah baris n = jumlah kolom mxn = ordo matriks  baris kolom
  • 3.
     Ordo matriksadalah banyaknya baris dan banyaknya kolom.  Transpose matriks adalah perubahan baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris  Kesamaan dua matriks  Dua matriks dikatakan sama apabila : 1. Memiliki ordo yang sama 2. Nilai pada elemen matriks juga harus sama
  • 4.
     Untuk menentukandeterminan dari suatu matriks yang berordo 2×2 matriks A yang biasa ditulis |A| adalah  Sedangkan untuk yang berordo 3x3  Invers Matriks
  • 5.
    Macam-Macam Matriks  MatriksDiagonal adalah matriks bujur sangkar yang semua elemennya sama dengan nol, kecuali elemen pada diagonal utamanya.  Matriks identitas, dilambangkan dengan I , adalah matriks diagonal dengan semua elemen diagonal = 1  Matriks segitiga atas / bawah Contoh matriks segitiga atas Contoh matriks segitiga bawah
  • 6.
     Matriks setangkup(symmetry), A adalah matriks simetri jika AT = A.  Matriks 0 / 1 (zero-one), Matriks 0 / 1 adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1.  Matriks Nol yaitu Matriks yang dimana elemen-elemennya bernilai Nol.  Matriks Simetris adalah matriks yang elemen-elemen dibawah dan diatas diagonal utama adalah simetris, artinya elemen pada sel mn sama dengan elemen pada sel nm.
  • 7.
     Penjumlahan 2buah matriks  Perkalian 2 buah matriks
  • 8.
    • Perkalian matriksdengan skalar
  • 9.
     Relasi adalahhimpunan bagian antara A(domain) dan B (kodomain) atau relasi yang memasangkan setiap elemen yang ada pada himpunan A secara tunggal, dengan elemen yang pada B.  Misalnya ada contoh: Himpunan A : himpunan nama orang A= {Via, Andre, Ita} Himpunan B : himpunan nama makanan B= {es krim, coklat, permen}  Relasi makanan kesukaan (R) dari himpunan A dan B adalah:
  • 10.
    via Andre Ita permen coklat es krim permen coklat Es krim •R={(x,y)|x menyukai y; x ∈ A dan y ∈ B} A B R  Diagram Panah
  • 11.
    Himpunan pasangan berurutan R={(Via,permen), (Via,coklat) , (Andre,coklat) , (Andre,es krim) , (Ita,es krim)}  Diagram Cartesius
  • 12.
     Tabel  Matriks Baris= domain Kolom = kodomain
  • 13.
     Graph berarah hanya untuk merepresentasikan relasi pada satu himpunan (bukan antara dua himpuanan).  Tiap unsur himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul atau vertex)  Tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc). 1. Jika (a, b) ∈ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b. 2. Simpul a disebut simpul asal (initial vertex) 3. simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex) 4. Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut loop • Misalkan R = {(a, b), (b, c), (b, d), (c, c) (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}.
  • 14.
     Jika diberikanrelasi R pada himpunan A ke himpunan B, kita bisa mendefinisikan relasi baru dari B ke A dengan cara membalik urutan dari setiap pasangan terurut di dalam R. Relasi baru tersebut dinamakan inversi dari relasi semula.  Invers dari relasi R, dilambangkan dengan R-1, adalah relasi dari B ke A yang didefinisikan oleh : R-1 = {(b,a) | (a,b)  R }
  • 15.
    Contoh 3.14 Misalkan Jika kitadefinisikan relasi R dari P ke Q dengan Maka kita peroleh R-1 adalah invers dari relasi R, yaitu dari Q ke P dengan Maka kita peroleh
  • 16.
    Jika M adalahmatriks yang merepresentasikan relasi R, Maka matriks yang merepresentasikan relasi R-1, misalkan N
  • 17.
    Contoh 3.15 A ={a,b,c} dan B = {a,b,c,d}. Relasi R1 = {(a,a),(b,b),(c,c)} dan Relasi R2 = {(a,a),(a,b),(a,c),(a,d)} adalah relasi dari A ke B R1  R2 = {(a,a)} R1  R2 = {(a,a),(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d)} R1 – R2 = {(b,b),(c,c)} R2 – R1 = {(a,b),(a,c),(a,d)} R1  R2 = {(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d)}
  • 18.
     Definisi : Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan S adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C. Komposisi R dan S , dinotasikan dengan S o R = {(a,c)|a  A, c  C, dan untuk beberapa b  B, (a,b)  R, dan (b,c)  S
  • 19.
    Misalkan, A ={a, b, c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C = {s, t, u} Relasi dari A ke B didefinisikan oleh : R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)} Relasi dari B ke C didefisikan oleh : T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)} Maka komposisi relasi R dan T adalah T ο R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u)}
  • 20.
     T οR = {(a,u), (a,t), (b,s), (b,t), (c,s), (c,t), (c,u)}
  • 21.
    Contoh 3.18 Maka matriksyang menyatakan R2 o R1 adalah
  • 22.
    1. Refleksif, RelasiR pada himpunan A disebut refleksif jika (a,a)  R untuk setiap a  A  Misalkan A={1,2,3,4} dan relasi R dibawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka Relasi R = {(1,1),(1,3),(2,1),(2,2),(3,3),(4,2),(4,3),(4,4)} bersifat reflekstif karena terdapat elemen yang berbentuk (a,a), yaitu (1,1),(2,2),(3,3) dan (4,4). Relasi R = {(1,1),(2,2),(2,3),(4,2),(4,3),(4,4)} tidak bersifat reflektif karena (3,3) R.
  • 23.
    2. Setangkup dantak setangkupDefinisi :  Relasi R pada himpunan A disebut setangkup jika untuk semua a,b  A, jika (a,b)  R, maka (b,a)  R.  Misalkan A={1,2,3,4} dan relasi R dibawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka a. Relasi R {(1,1),(1,2),(2,1),(2,2),(2,4),(4,2),(4,4)} bersifat setangkup karena jika (a,b) R maka (b,a) juga R. Disini (1,2)dan(2,1)R begitu juga (2,4) dan (4,2)R b. Relasi R {(1,1),(2,3),(2,4),(4,2)} tidak setangkup karena (2,3)  R, tetapi (3,2) R  Sifat-Sifat Relasi
  • 24.
    Relasi R padahimpunan A disebut tolak setangkup jika untuk semua a,b  A , (a,b)  R dan (b,a)  R hanya jika a = b c. Relasi R {(1,1),(2,2),(3,3)} tolak setangkup karena (1,1)  R dan 1=1 , (2,2)  R dan 2=2 , (3,3)  R dan 3=3. Perhatikan bahwa R juga setangkup. d. Relasi R {(1,1),(1,2),(2,2),(2,3)} tolak setangkup karena (1,1)  R dan 1=1 , dan (2,2)  R dan 2=2. Perhatikan bahwa R tidak setangkup. Sifat-Sifat Relasi
  • 25.
    3. Menghantar Sifat-Sifat Relasi Definisi3.9 Relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika (a,b)  R dan (b,c)  R, maka (a,c)  R, untuk a, b, c  A Misalkan A={1,2,3,4} dan relasi R dibawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka Relasi R {(2,1),(3,1),(3,2),(4,1),(4,2),(4,3)} bersifat menghantar. Periksa dengan membuat tabel berikut : Pasangan berbentuk
  • 26.
     Definisi :Misalkan A dan B dua himpunan takkosong. Fungsi dari A ke B adalah aturan yang mengaitkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.  ATURAN :  setiap anggota A harus habis terpasang dengan anggota B.  tidak boleh membentuk cabang seperti ini.  Jika f adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, kita dapat menuliskan dalam bentuk : f : A → B artinya f memetakan himpunan A ke himpunan B.  Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi. A B
  • 27.
     Fungsi inversmerupakan kebalikan dari fungsi itu sendiri  f : A  B di mana f(a) = b  f –1: B  A di mana f –1(b) = a  Catatan: f dan f –1 harus bijective (berkoresponden satu- ke-satu )  Contoh: Relasi f = {(1,u),(2,v),(3,w)} dari A = {1,2,3} ke B = {u,v,w} adalah fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu. Inversi fungsi f adalah f -1 = {(u,1),(v,2),(w,3)}. Jadi f adalah fungsi invertible (dapat dibalikkan).
  • 28.
    Fungsi : disebutfungsi komposisi atau fungsi majemuk. SIFAT-SIFAT FUNGSI KOMPOSISI 1 . ))(())(( xfgxgf   2 . ))()(()))((( xhgfxhgf   Diketahui : , dan Tentukan : A . B . C . D . E . Contoh
  • 29.
    , JAWAB ))(( xgf ))(( xgf )1( 2  xf 3)1(2 2  x 12 2  x A . B . ))(( xfg  ))(( xfg )32(  xg 1)32( 2  x 1)9124( 2  xx 8124 2  xx 21 )1(5   3 5  C . ))(( xgfh  ))()(( xgfh )1)(( 2  xfh  ))1(( 2  xfh )12( 2  xh 2)12( )12(5 2 2    x x 32 510 2 2    x x D .)1)(( fh  ))1(( fh )31.2(  h
  • 30.
    )1)(( ghf ))1()((  ghf  )1)1)((( 2  hf  ))0((hf         20 )0(5 f  0f 30.2  3 E .
  • 31.