MEKANISME KOROSI 
MAKALAH 
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas 
Mata Kuliah Kimia Dasar 
Oleh: 
Adi Mulyadi : 41032151131027 
Fina Fauziah : 41032151131020 
Muhammad Jia Ulhaque : 41032151131014 
Randi Ramlan : 41032151131015 
Salma Kasim : 41032151131021 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA 
BANDUNG 
2014
KATA PENGANTAR 
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat 
dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul 
“MEKANISME KOROSI”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas 
mata kuliah Kimia Dasar. 
Di dalam kehidupan sehari-hari Pernahkah kalian melihat tumpukan 
kaleng bekas? Apa yang terjadi pada kaleng-kaleng tersebut jika dibiarkan di 
tempat terbuka? Pasti kaleng tersebut akan berkarat. Ini berarti kaleng mengalami 
korosi. Untuk itu isi dari makalah ini sebagian besar akan membahas tentang 
proses atau mekanisme korosi. 
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini banyak mendapat 
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih 
kepada: 
1. Hj. E. Zaenab, Dra. sebagai dosen Kimia Dasar. 
2. Teman-teman yang telah bekerjasama. 
Makalah ini bukanlah makalah yang sempurna karena masih memiliki 
banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik 
penulisannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang 
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa 
memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin. 
i 
Bandung, 11 Mei 2014 
Penulis
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR ............................................................................... i 
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii 
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1 
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 1 
1.3 Tujuan Masalah ................................................................... 1 
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 2 
2.1 Pengertian korosi .................................................................. 2 
2.2 Faktor-faktor penyebab korosi ............................................. 2 
2.3 Mekanisme korosi .................................................................. 3 
2.4 Tehnik pencegahan korosi .................................................... 4 
BAB III PENUTUP .................................................................................. 5 
3.1 Kesimpulan .......................................................................... 5 
3.2 Saran .................................................................................... 5 
ii 
DAFTAR PUSTAKA
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
1.1 Latar Belakang 
Proses korosi terjadi hampir pada semua material terutama logam terjadi 
secara perlahan tetapi pasti, korosi dapat menyebabkan suatu material 
mempunyai keterbatasan umur pemakaian, dimana material yang diperkirakan 
untuk pemakain dalam waktu lama ternyata mempunyai umur yang lebih singkat 
dari umur pemakaian rata-ratanya. Korosi adalah reaksi redoks antara suatu 
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa 
yang tak dikehendaki. 
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan 
masalah sebagai berikut. 
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian korosi? 
2. Apa saja faktor-faktor penyebab korosi? 
3. Bagaimana mekanisme korosi? 
4. Bagaimana tehnik pencegahan korosi? 
1.3 Tujuan Penulisan Masalah 
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan 
untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 
1. Pengertian Korosi. 
2. Faktor-faktor Penyebab Korosi. 
3. Mekanisme Korosi 
4. Tehnik Pencegahan Korosi.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2 
2.1. Pengertian Korosi 
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang 
terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang 
tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkaratan. Korosi ini 
telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam 
yang paling banyak mengalami korosi adalah besi. 
Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi, 
sedangkan oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau 
karbonat. Karat pada besi berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan rumus 
kimia Fe2O3 . XH2O. Oksida besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara 
bertahap permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi. Berbeda dengan 
aluminium, hasil korosi berupa Al2O3 membentuk lapisan yang melindungi lapisan 
logam dari korosi selanjutnya. Hal ini dapat menerangkan mengapa panic dari besi 
lebih cepat rusak jika dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium lebih awet. 
Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, 
bagian tertentu dari besi sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi. 
Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e– 
Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk 
mereduksi oksigen. 
O2(g) + 2 H2O(l) + 4e–  4 OH–(l) 
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III) yang 
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3·xH2O yang disebut karat.
2.2 Faktor-Faktor Penyebab Korosi 
Penyebab utama korosi pada besi adalah oksigen dan air. Adapun faktor-faktor 
3 
secara umumnya adalah. 
a. Air dan kelembapan udara 
Air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi. 
Udara yang banyak mengandung uap air (lembap) akan mempercepat 
berlangsungnya proses korosi. 
b. Elektrolit 
Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk 
melangsungkan transfer muatan. Hal itu mengakibatkan elektron lebih mudah untuk 
dapat diikat oleh oksigen di udara. Oleh karena itu, air hujan (asam) dan air laut 
(garam) merupakan penyebab korosi yang utama. 
c. Adanya oksigen 
Pada peristiwa korosi adanya oksigen mutlak diperlukan. 
d. Permukaan logam 
Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub 
muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam 
yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi 
kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode. 
2.3 Mekanisme Korosi 
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan 
/ reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi 
berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain 
sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke 
katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi. 
Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi 
(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), 
Fe2O3.xH2O. 
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena 
itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan
ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, 
seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak 
dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan 
logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan) 
4 
2.4 Tehnik Pencegahan Korosi 
a. Pengecatan 
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan 
udara. Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap 
korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup 
oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan 
biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan. 
b. Dibalut plastik 
Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga 
biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi. 
c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating) 
Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi 
mengkilap. Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat 
memberikan perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini 
umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya bumper mobil. 
d. Pelapisan dengan timah (Tin plating ) 
Timah termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan dari besi umumnya 
dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau 
elektroplating. Lapisan timah akan melindungi besi selama lapisan itu masih utuh. 
Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat proses korosi karena 
potensial elektrode besi lebih positif dari timah.
e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi) 
Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini 
karena potensial elektrode besi lebih negative daripada seng, maka besi yang kontak 
dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Sehingga 
seng akan mengalami oksidasi, sedangkan besi akan terlindungi. 
f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode) 
Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan 
yang mahal biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu 
dengan cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi 
melalui sebuah kawat. Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak 
karena magnesium merupakan logam yang aktif (lebih mudah berkarat). 
5
BAB IV 
PENUTUP 
6 
3.1 Kesimpulan 
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang 
terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang 
tidak dikehendaki. Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu 
proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. 
 Faktor-faktor penyebab korosi ada 4 
a. Air dan kelembapan udara 
b. Elektrolit 
c. Adanya oksigen 
d. Permukaan logam 
 Tehnik pencegahan korosi ada 6 
a. Pengecatan 
b. Dibalut plastik 
c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating) 
d. Pelapisan dengan timah (Tin plating ) 
e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi) 
f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode) 
3.2 Saran 
Agar logam tidak berkarat, sebaiknya dicegah dengan cara yang telah 
dijelaskan pada pembahasan diatas dan hindari dari kontak langsung udara dan air 
karena dapat menimbulkan korosi. “Mencegah lebih baik dari pada mengobati”.
DAFTAR PUSTAKA 
Abidin, Yunus. 2010. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. 
Bandung: CV. Maulana Media Grafika. 
Saefudin, Ahmad. 2010. Teknik Pembuatan Makalah [Online]. Tersedia 
http://teraskita.wordpress.com/2010/10/27/teknik-pembuatan-makalah/ [27 
Oktober 2010] 
Nurafini, 2011. Korosi [Online]. Tersedia http://nurafni.com/2011/05/05/korosi/ [05 
7 
Mei 2011] 
Mytho, Funny. 2010. Proses Terjadinya Korosi [Online] Tersedia http://funny-mytho. 
blogspot.com/2010/12/proses-terjadinya-korosi.html [06 Desember 
2010]

Mekanisme Korosi

  • 1.
    MEKANISME KOROSI MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kimia Dasar Oleh: Adi Mulyadi : 41032151131027 Fina Fauziah : 41032151131020 Muhammad Jia Ulhaque : 41032151131014 Randi Ramlan : 41032151131015 Salma Kasim : 41032151131021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG 2014
  • 2.
    KATA PENGANTAR Pujisyukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “MEKANISME KOROSI”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Dasar. Di dalam kehidupan sehari-hari Pernahkah kalian melihat tumpukan kaleng bekas? Apa yang terjadi pada kaleng-kaleng tersebut jika dibiarkan di tempat terbuka? Pasti kaleng tersebut akan berkarat. Ini berarti kaleng mengalami korosi. Untuk itu isi dari makalah ini sebagian besar akan membahas tentang proses atau mekanisme korosi. Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Hj. E. Zaenab, Dra. sebagai dosen Kimia Dasar. 2. Teman-teman yang telah bekerjasama. Makalah ini bukanlah makalah yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin. i Bandung, 11 Mei 2014 Penulis
  • 3.
    DAFTAR ISI KATAPENGANTAR ............................................................................... i DAFTAR ISI .............................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 1 1.3 Tujuan Masalah ................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 2 2.1 Pengertian korosi .................................................................. 2 2.2 Faktor-faktor penyebab korosi ............................................. 2 2.3 Mekanisme korosi .................................................................. 3 2.4 Tehnik pencegahan korosi .................................................... 4 BAB III PENUTUP .................................................................................. 5 3.1 Kesimpulan .......................................................................... 5 3.2 Saran .................................................................................... 5 ii DAFTAR PUSTAKA
  • 4.
    BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Proses korosi terjadi hampir pada semua material terutama logam terjadi secara perlahan tetapi pasti, korosi dapat menyebabkan suatu material mempunyai keterbatasan umur pemakaian, dimana material yang diperkirakan untuk pemakain dalam waktu lama ternyata mempunyai umur yang lebih singkat dari umur pemakaian rata-ratanya. Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apa yang dimaksud dengan pengertian korosi? 2. Apa saja faktor-faktor penyebab korosi? 3. Bagaimana mekanisme korosi? 4. Bagaimana tehnik pencegahan korosi? 1.3 Tujuan Penulisan Masalah Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1. Pengertian Korosi. 2. Faktor-faktor Penyebab Korosi. 3. Mekanisme Korosi 4. Tehnik Pencegahan Korosi.
  • 5.
    BAB II PEMBAHASAN 2 2.1. Pengertian Korosi Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkaratan. Korosi ini telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam yang paling banyak mengalami korosi adalah besi. Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Karat pada besi berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan rumus kimia Fe2O3 . XH2O. Oksida besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara bertahap permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi. Berbeda dengan aluminium, hasil korosi berupa Al2O3 membentuk lapisan yang melindungi lapisan logam dari korosi selanjutnya. Hal ini dapat menerangkan mengapa panic dari besi lebih cepat rusak jika dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium lebih awet. Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi. Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e– Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk mereduksi oksigen. O2(g) + 2 H2O(l) + 4e–  4 OH–(l) Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3·xH2O yang disebut karat.
  • 6.
    2.2 Faktor-Faktor PenyebabKorosi Penyebab utama korosi pada besi adalah oksigen dan air. Adapun faktor-faktor 3 secara umumnya adalah. a. Air dan kelembapan udara Air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air (lembap) akan mempercepat berlangsungnya proses korosi. b. Elektrolit Elektrolit (asam atau garam) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Hal itu mengakibatkan elektron lebih mudah untuk dapat diikat oleh oksigen di udara. Oleh karena itu, air hujan (asam) dan air laut (garam) merupakan penyebab korosi yang utama. c. Adanya oksigen Pada peristiwa korosi adanya oksigen mutlak diperlukan. d. Permukaan logam Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode. 2.3 Mekanisme Korosi Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi. Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe2O3.xH2O. Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan
  • 7.
    ditempat yang lembab.Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan) 4 2.4 Tehnik Pencegahan Korosi a. Pengecatan Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara. Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan. b. Dibalut plastik Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi. c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating) Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi mengkilap. Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat memberikan perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya bumper mobil. d. Pelapisan dengan timah (Tin plating ) Timah termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan dari besi umumnya dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau elektroplating. Lapisan timah akan melindungi besi selama lapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat proses korosi karena potensial elektrode besi lebih positif dari timah.
  • 8.
    e. Pelapisan denganseng (Galvanisasi) Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini karena potensial elektrode besi lebih negative daripada seng, maka besi yang kontak dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Sehingga seng akan mengalami oksidasi, sedangkan besi akan terlindungi. f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode) Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan yang mahal biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu dengan cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi melalui sebuah kawat. Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak karena magnesium merupakan logam yang aktif (lebih mudah berkarat). 5
  • 9.
    BAB IV PENUTUP 6 3.1 Kesimpulan Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik.  Faktor-faktor penyebab korosi ada 4 a. Air dan kelembapan udara b. Elektrolit c. Adanya oksigen d. Permukaan logam  Tehnik pencegahan korosi ada 6 a. Pengecatan b. Dibalut plastik c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating) d. Pelapisan dengan timah (Tin plating ) e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi) f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode) 3.2 Saran Agar logam tidak berkarat, sebaiknya dicegah dengan cara yang telah dijelaskan pada pembahasan diatas dan hindari dari kontak langsung udara dan air karena dapat menimbulkan korosi. “Mencegah lebih baik dari pada mengobati”.
  • 10.
    DAFTAR PUSTAKA Abidin,Yunus. 2010. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika. Saefudin, Ahmad. 2010. Teknik Pembuatan Makalah [Online]. Tersedia http://teraskita.wordpress.com/2010/10/27/teknik-pembuatan-makalah/ [27 Oktober 2010] Nurafini, 2011. Korosi [Online]. Tersedia http://nurafni.com/2011/05/05/korosi/ [05 7 Mei 2011] Mytho, Funny. 2010. Proses Terjadinya Korosi [Online] Tersedia http://funny-mytho. blogspot.com/2010/12/proses-terjadinya-korosi.html [06 Desember 2010]