Kementerian Pendidikan Dasar dan
Menengah Republik Indonesia
MERANCANG
PEMBELAJARAN
MENDALAM
Dra. ENDANG SULISTYOWATI, M.Pd.
Disampaikan pada IHT SMA TARUNA DZ, 3 JULI 2025
PRINSIP PEMBELAJARAN MENDALAM
Pembelajaran Mendalam Menuju
Pendidikan Bermutu untuk Semua •
Hal. 2
3/4
Berkesadaran
Pengalaman belajar peserta didik yang
diperoleh ketika mereka memiliki
kesadaran untuk menjadi pembelajar yang
aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta
didik memahami tujuan pembelajaran,
termotivasi secara intrinsik untuk belajar,
serta aktif mengembangkan strategi
belajar untuk mencapai tujuan.
Bermakna
Peserta didik dapat merasakan manfaat
dan relevansi dari hal-hal yang dipelajari
untuk kehidupan. Peserta didik mampu
mengkonstruksi pengetahuan baru
berdasarkan pengetahuan lama dan
menerapkan pengetahuannya dalam
kehidupan nyata.
Menggembirakan
Pembelajaran yang menggembirakan
merupakan suasana belajar yang positif,
menyenangkan, menantang, dan
memotivasi. Peserta didik merasa dihargai
atas keterlibatan dan kontribusinya pada
proses pembelajaran. Peserta didik
terhubung secara emosional, sehingga
lebih mudah memahami, mengingat, dan
menerapkan pengetahuan.
PEMBELAJARAN MENDALAM
Pembelajaran Mendalam Menuju
Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal.
3
Dimensi profil lulusan merupakan fokus profil
lulusan yang akan dicapai yaitu keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan YME, kewargaan,
kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi,
kemandirian, kesehatan, dan komunikasi
Prinsip Pembelajaran merupakan dasar
karakteristik pembelajaran mendalam yaitu
berkesadaran, bermakna, menggembirakan
Pengalaman belajar sebagai proses yang dialami
peserta didik dalam pembelajaran yaitu
memahami, mengaplikasi, merefleksi
Kerangka pembelajaran sebagai panduan
sistematis dalam menyusun desain
pembelajaran, yaitu praktik pedagogis, kemitraan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pemanfaatan digital
Dimensi Profil
Lulusan
Prinsip
Pembelajaran
Pengalaman
Belajar
Kerangka
Pembelajaran
Empat Kerangka Pembelajaran diadaptasi dari Four Elements of Learning Design
© copyright 2018 Education in Motion (New Pedagogies for Deep Learning) https://deep-
learning.global
PENGALAMAN BELAJAR 2/2
MEMAHAMI
Tahap awal peserta didik untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan
agar dapat memahami secara mendalam konsep atau materi dari
berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada fase ini terdiri
dari pengetahuan esensial, pengetahuan aplikatif, dan pengetahuan
nilai dan karakter.
MENGAPLIKASI
Pengalaman belajar yang menunjukan aktivitas peserta didik
mengaplikasi pengetahuan dalam kehidupan secara kontekstual.
Pengetahuan yang diperoleh oleh peserta didik melalui
pendalaman pengetahuan.
MEREFLEKSI
Proses di mana peserta didik mengevaluasi dan memaknai proses
serta hasil dari tindakan atau praktik nyata yang telah mereka
lakukan. Tahap refleksi melibatkan regulasi diri sebagai kemampuan
individu untuk mengelola proses belajarnya secara mandiri, meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap
Contoh Pengalaman PM pada Ranah Kognitif
Pembelajaran Mendalam Menuju
Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal.
5
Pengalaman Belajar PM Contoh Pengalaman Belajar pada Topik Fotosintesis
MEREFLEKSI Peserta didik mengaitkan fotosintesis dalam konteks yang lebih
luas dan menyadari perannya terhadap isu nyata seperti
ketersediaan pangan, perubahan iklim, dan sebagainya.
MENGAPLIKASI Peserta didik menerapkan proses fotosintesis dan
keterkaitannya dengan isu ketersediaan tanaman pangan.
MEMAHAMI Peserta didik menjelaskan beberapa elemen yang terlibat dalam
fotosintesis, namun tidak dapat mengaitkan antar proses
fotosintesis.
Peserta didik dapat memberikan definisi fotosintesis
namun belum dapat menjelaskan bagaimana atau
mengapa fotosintesis terjadi.
Kerangka Pembelajaran PRAKTIK PEDAGOGIS
Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan
Bermutu untuk Semua • Hal. 6
Pembelajaran Mendalam dapat
dilaksanakan menggunakan berbagai
praktik pedagogis dengan menerapkan
tiga prinsip yaitu berkesadaran,
bermakna, menggembirakan,
contohnya:
Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Pembelajaran
Berbasis Proyek, Pembelajaran Berbasis
Masalah, Pembelajaran Kolaboratif,
Pembelajaran STEM (Science, Technology,
Engineering, Mathematic), Pembelajaran
Berdiferensiasi, dan sebagainya.
Diskusi, peta konsep, advance organiser,
kerja kelompok, dan sebagainya
Implementasi Pembelajaran
Mendalam
1
Perencanaan
Perencanaan PM melalui refleksi
guru terhadap diri sendiri,
karakteristik peserta didik, materi
pelajaran, sumber daya dan mitra
pembelajaran
2
Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dengan
prinsip berkesadaran, bermakna,
dan menggembirakan melalui
pengalaman belajar memahami,
merefleksi
3
Asesmen
Asesmen tidak hanya berfokus pada
penguasaan teori, tetapi juga pada
pemahaman konseptual yang
mendalam, keterampilan berpikir
kritis, serta penerapan dalam
kehidupan nyata
Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua •
Hal. 8
MERANCANG PERENCANAAN PEMBELAJARAN MENDALAM
Pembelajaran Mendalam Menuju
Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal.
9
1 IDENTIFIKASI
a. Mengidentifikasi kesiapan
peserta didik
b. Memahami karakteristik
materi pelajaran
c. Menentukan dimensi
profil Lulusan
2 DESAIN PEMBELAJARAN
a. MENENTUKAN capaian pembelajaran
b. Menentukan TOPIK PEMBELAJARAN YANG KONTEKSTUAl
dan relevan
c. MENGINTEGRASIKAN LINTAS DISIPLIN ILMU yang
relevan dengan topik
d. Menentukan TUJUAN PEMBELAJARAN
e. MENENTUKAN KERANGKA PEMBELAJARAN (praktis
pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, pemanfaatan digital)
4 ASESMEN
a. Asesmen pada awal
pembelajaran
b. Asesmen pada proses
pembelajaran
c. Asesmen pada akhir
pembelajaran
3 PENGALAMAN BELAJAR
a. Merancang pembelajaran dengan prinsip berkesadaran,
bermakna, dan menggembirakan
b. Merancang tahapan pembelajaran dengan langkah-langkah
kegiatan awal, inti dan penutup.
c. Mendeskripsikan pengalaman belajar memahami,
mengaplikasi, dan merefleksi
IDENTIFI
KASI
Peserta Didik: Identifikasi kesiapan peserta didik sebelum belajar, seperti pengetahuan awal, minat, latar belakang, dan kebutuhan belajar, serta aspek
lainnya
Materi Pelajaran: Tuliskan analisis materi pelajaran seperti jenis pengetahuan yang akan dicapai, relevansi dengan kehidupan nyata peserta didik,
tingkat kesulitan, struktur materi, serta integrasi nilai dan karakter, dan lainnya
Dimensi Profil Lulusan: Pilihlah dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran
DESAN
PEMBELAJ
ARAN
Capaian Pembelajaran : Tuliskan capaian pembelajaran sesuai fase
Lintas Disiplin Ilmu : Tuliskan disiplin ilmu dan/atau mata pelajaran yang relevan
Tujuan Pembelajaran : Merupakan pernyataan yang merumuskan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan
suatu proses pembelajaran. Tujuan ini mencakup aspek utama, yaitu subjek belajar, pengetahuan keterampilan atau sikap yang harus dikuasai dengan
kata kerja operasional yang terukur, kondisi atau konteks peserta didik mendemonstrasikan kompetensinya, serta tingkat pencapaian yang menjadi
indikator keberhasilan. Jika lebih dari satu pertemuan maka tuliskan tujuan pembelajaran setiap pertemuannya
Topik Pembelajaran: Tuliskan topik pembelajaran yang relevan dengan capaian dan tujuan pembelajaran
Praktik Pedagogis: Model/Strategi/Metode yang ditentukan oleh guru untuk mencapai tujuan belajar dalam mencapai dimensi profil
lulusan. Contoh: pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran inkuiri, pembelajaran kontekstual, dan
sebagainya
Kemitraan Pembelajaran: Mitra kerjasama untuk berkolaborasi dan berperan dalam pembelajaran (lingkungan sekolah, lingkungan luar sekolah,
masyarakat). Misalnya guru bidang studi lain, peserta didik lain, orang tua, komunitas, tokoh masyarakat, dunia usaha dan dunia industri kerja, institusi,
atau mitra profesional
Lingkungan Pembelajaran: Lingkungan pembelajaran yang mengintegrasikan antara ruang fisik, ruang virtual, dan budaya belajar untuk
mendukung pembelajaran mendalam. Contoh: lingkungan sekolah, Learning Management System (LMS), dukungan guru untuk meningkatkan
keaktifan peserta didik
Pemanfaatan Digital: Pemanfaatan teknologi digital menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Contoh: perpustakaan
Pembelajaran Mendalam Menuju
Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal.
10
Pembelajaran Mendalam Menuju
Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal.
11
PENGALA
MAN
BELAJAR
Langkah-Langkah Pembelajaran
AWAL (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, menggembirakan)
Pembuka dari proses pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebelum memasuki inti pembelajaran. Kegiatan dalam
tahap ini meliputi orientasi yang bermakna, apersepsi yang kontekstual, dan motivasi yang menggembirakan
INTI
Pada tahap ini, siswa aktif terlibat dalam pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Guru menerapkan prinsip pembelajaran
berkesadaran, bermakna, menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar tidak harus dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan
Memahami (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna,
menggembirakan)
1.
2.
Mengaplikasi (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna,
menggembirakan)
1.
2.
Merefleksi (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna,
menggembirakan)
1.
2.
PENUTUP (Tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan)
Tahap akhir dalam proses pembelajaran yang bertujuan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa atas pengalaman belajar yang telah
dilakukan, menyimpulkan pembelajaran, dan siswa terlibat dalam perencanaan pembelajaran selanjutnya.
ASESMEN
PEMBELAJAR
AN
Asesmen pada Awal Pembelajaran: Asesmen dalam pembelajaran mendalam disesuaikan dengan assessment as learning,
assessment fior learning, dan assessment ofi learning. Tentukan metode atau cara yang
digunakan secara komprehensif untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik.
Contoh: Tes tertulis, Tes lisan, Penilaian Kinerja, Penilaian Proyek, Penilaian Produk,
Observasi, Portofolio, Peer Assessment, Selfi Assessment, penilaian berbasis kelas, dan
sebagainya
Asesmen pada Proses Pembelajaran:
Asesmen pada Akhir Pembelajaran:
Contoh 2: PERENCANAAN Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan
Bermutu untuk Semua • Hal. 12
Identifikasi Peserta Didik
Peserta didik memiliki pengetahuan dasar yang bervariasi
mengenai isu-isu lingkungan, perlu memiliki kesadaran
perannya terhadap keseimbangan ekosistem, menunjukkan
minat tinggi dalam kegiatan berbasis proyek.
Identifikasi Materi Pelajaran
Materi ekosistem dapat mencakup pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif. Materi ini
dirancang relevan dengan kehidupan nyata, seperti
memahami dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem
sungai, serta aplikatif melalui kegiatan seperti proyek
pengelolaan sampah.
Dimensi Profil
Lulusan
DPL3
Penalaran
Kritis
DPL5
Kolaborasi
DPL8
Komunikas
i
Capaian Pembelajaran
Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan
saling ketergantungan antar komponen biotik-
abiotik dapat memengaruhi kestabilan suatu
ekosistem di lingkungan sekitarnya.
Topik Pembelajaran
Peran Manusia dalam Menjaga
Ekosistem
1
2
DPL2
Kewargaa
n
DPL1
Keimanan dan
Ketakwaan
terhadap Tuhan
YME
DPL4
Kreativitas
DPL7
Kesehatan
DPL6
Kemandiria
n
3
4
5
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
Lingkungan Pembelajaran
1. Ruang Fisik: lingkungan di sekitar Sungai Ciliwung
2. Ruang Virtual: platform daring untuk diskusi dengan
teman
3. Budaya Belajar: kolaboratif, berpartisipasi aktif, dan
rasa ingin tahu
Pemanfaatan Digital
1. Perencanaan: LMS
2. Pelaksanaan: pertemuan daring, video, perpustakaan
daring
3. Asesmen: asesmen daring
Mitra Pembelajaran
1. Komunitas Peduli Ciliwung (KPC)
2. Pengelola Bank Sampah Sungai
Ciliwung
3. Masyarakat Sekitar Sungai Ciliwung
Contoh 2. PERENCANAAN. Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan
Bermutu untuk Semua • Hal. 13
1. Memahami pentingnya keanekaragaman hayati
dalam ekosistem
2. Mengidentifikasi dampak aktivitas manusia
terhadap keseimbangan ekosistem
3. Melaksanakan proyek kreatif berbasis solusi
lingkungan untuk mencegah pencemaran pada
ekosistem
Praktik Pedagogis
1. Pembelajaran Berbasis Proyek
2. Diskusi kelompok, eksplorasi lapangan, wawancara,
dan presentasi
6
7
8
9
10
1
1 Langkah-Langkah Pembelajaran
Awal (Berkesan, Bermakna)
Contoh PERENCANAAN Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran Mendalam Menuju
Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal.
14
3/6
Guru membuka pelajaran dengan salam, doa bersama, dan sapaan ramah untuk menciptakan suasana positif
1
Guru menerapkan teknik permainan pemusatan konsentrasi
2
Guru memulai dengan video singkat perbedaan kondisi sungai yang bersih dan tercemar
3
Guru memberikan pertanyaan pemantik “Bagaimana kondisi makhluk hidup pada kedua sungai tersebut?ˮ untuk
menstimulasi empati peserta didik
4
Peserta didik melakukan literasi melalui bahan bacaan pada websites tentang Sungai KALIBUNTU yang Tercemar
5
6 Guru tanya jawab dengan peserta didik mengenai bahan bacaan untuk menumbuhkan kesadaran pencemaran sungai akibat
sampah sehingga berdampak pada kondisi makhluk hidup di sungai
“Apa penyebab terjadinya pencemaran sungai?ˮ
“Apakah sungai yang tercemar mempengaruhi kondisi makhluk hidup di sana?ˮ
Memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menghubungkan dengan
peran peserta didik "Apa yang bisa kita lakukan untuk melestarikan sungai kita?"
7
Langkah-Langkah Pembelajaran
Contoh Pembelajaran
Mendalam
Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan
Bermutu untuk Semua • Hal. 15
4/6
1
1
Inti (bermakna,
menggembirakan)
Memaham
i
Mengaplikasi
Berdiskusi, membaca artikel, eksplorasi sumber informasi
pada buku, e-book, artikel, dan websites melalui internet
tentang keanekaragaman hayati dan ekosistem sungai
a. Apa definisi ekosistem?
b. Apa saja macam-macam ekosistem?
c. Apa definisi keanekaragaman hayati?
d. Mengapa keanekaragaman hayati penting bagi
kelangsungan ekosistem?
e. Apakah aktivitas manusia mempengaruhi
kelangsungan ekosistem sungai?
1
Membuat peta konsep tentang ekosistem, keaneka
ragaman hayati, dan kelangsungan ekosistem sungai
2
5
6
4
3
2
Peserta didik melakukan kunjungan lapangan ke Sungai
KALIBUNTU untuk mengidentifikasi masalah kelangsungan
ekosistem sungai
Peserta didik melakukan interview dengan masyarakat di sekitar
sungai KALIBUNTU
Peserta didik menyimak penjelasan dari Komunitas Peduli
KALIBUNTU dan Pengelola Bank Sampah
Guru dan narasumber menumbuhkan kesadaran kepada Peserta
didik tercemarnya sungai akibat sampah yang tidak dikelola
dengan baik
Peserta didik berdiskusi dengan teman melalui zoom dan guru
pendamping untuk merancang proyek pengelolaan sampah
Peserta didik mengembangkan proyek pengelolaan sampah di
sekolah contohnya: membuat tempat sampah berdasarkan jenisnya,
ecobrick, 3R, bank sampah, dan sebagainya (dilakukan diferensiasi
produk/ide)
1
Langkah-Langkah Pembelajaran
Inti (bermakna,
menggembirakan)
Merefleksi (berkesadaran, bermakna)
Penutup (berkesadaran)
Contoh Pembelajaran
Mendalam
Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan
Bermutu untuk Semua • Hal. 16
5/6
1
1
1
2
3
4
Peserta didik melakukan uji coba proyek dan atau
mempresentasikan hasil proyeknya
Peserta didik mendapatkan umpan balik dari teman,
guru, dan salah satu narasumber dari Komunitas
Peduli KALIBUNTU dan Pengelola Bank Sampah
Peserta didik membuat jurnal refleksi individu
terhadap proyek yang telah dilakukan
Peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran
Peserta didik menemukan solusi dan atau peran
lanjutan mereka setelah belajar
5
1
2
Guru dan Peserta didik menyimpulkan pembelajaran
Guru mengajak peserta didik merencanakan
pembelajaran selanjutnya dan strategi belajar yang
akan digunakan (contoh: topik yang akan dipelajari,
mitra yang akan diundang, eksperimen yang akan
dilakukan, sumber/media pembelajaran yang
digunakan)
Guru memuliakan peserta didik dengan
menghargai pencapaian proyeknya
3
KIRA-KIRA BAGAIMANA BENTUK PERTANYAAN EFEKTIF DAN BAHAN DISKUSI YANG BISA MENGGIRING MUNCULNYA KOMPETENSI ABAD 21 / 4C PADA SISWA
SEJARAH DAN GEOGRAFI
Pengelolaan Situs Bersejarah di Kawasan Rawan Bencana Alam
Di sebuah desa kecil di lereng gunung berapi, terdapat situs bersejarah yang merupakan peninggalan kerajaan kuno. Situs ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, namun lokasinya rawan bencana alam seperti letusan gunung berapi dan tanah longsor.
Permasalahan:
1. Bagaimana cara mengelola situs bersejarah ini agar tetap
terjaga keasliannya dan aman dari bencana alam?
2. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran masyarakat
sekitar tentang pentingnya melestarikan situs bersejarah?
3. Bagaimana cara mengembangkan pariwisata di kawasan
ini tanpa merusak keaslian situs dan lingkungan sekitar?
Analisis SEJARAH:
- Situs bersejarah ini merupakan peninggalan kerajaan
kuno yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.
- Situs ini dapat memberikan informasi tentang kehidupan
masyarakat pada masa lalu dan dapat dijadikan sebagai
sumber belajar sejarah.
Analisis GEOGRAFI:
- Lokasi situs yang rawan bencana alam seperti letusan
gunung berapi dan tanah longsor memerlukan perencanaan
dan pengelolaan yang matang untuk mengurangi risiko
bencana.
- Kawasan ini memiliki potensi pariwisata yang tinggi karena
keindahan alam dan nilai sejarah situs, namun perlu dikelola
dengan baik untuk menghindari dampak negatif pada
lingkungan dan masyarakat sekitar.
Solusi:
1. Melakukan perencanaan dan pengelolaan situs
bersejarah yang melibatkan masyarakat sekitar dan
pemerintah setempat.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
melestarikan situs bersejarah melalui pendidikan dan
pelatihan.
3. Mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan keaslian
situs dan lingkungan sekitar.
Kasus ini memerlukan pemahaman yang baik tentang sejarah dan geografi untuk dapat mengelola situs bersejarah dengan baik dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya.
GEOGRAFI DAN MATEMATIKA
Kasus: Pengelolaan Hutan Kota untuk Meningkatkan Kualitas Udara
Di sebuah kota besar, pemerintah setempat ingin meningkatkan kualitas udara dengan mengembangkan hutan kota. Hutan kota ini diharapkan dapat menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis.
Permasalahan:
1. Bagaimana cara menghitung luas hutan kota yang dibutuhkan
untuk meningkatkan kualitas udara di kota tersebut?
2. Bagaimana cara menentukan jenis tanaman yang paling efektif
untuk menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen?
3. Bagaimana cara memantau dan mengevaluasi efektivitas hutan
kota dalam meningkatkan kualitas udara?
Analisis Fotosintesis:
• - Fotosintesis adalah proses yang dilakukan oleh tanaman untuk mengubah karbon dioksida dan
air menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar matahari.
• - Jenis tanaman yang efektif dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen dapat
membantu meningkatkan kualitas udara.
Analisis Geografi:
• - Lokasi hutan kota yang strategis dapat mempengaruhi efektivitasnya dalam meningkatkan
kualitas udara.
• - Faktor geografi seperti iklim, topografi, dan jenis tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dan efektivitas hutan kota.
Analisis Matematika:
• - Menghitung luas hutan kota yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
Luas Hutan Kota = (Jumlah Penduduk x Emisi Karbon Dioksida per Kapita) / (Kapasitas Serapan
Karbon Dioksida per Hektar)
• - Menghitung efektivitas hutan kota dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Efektivitas =
(Jumlah Oksigen yang Dihasilkan / Jumlah Karbon Dioksida yang Diserap) x 100%
Solusi:
1. Melakukan perhitungan luas hutan kota yang dibutuhkan
dengan menggunakan data jumlah penduduk, emisi
karbon dioksida per kapita, dan kapasitas serapan karbon
dioksida per hektar.
2. Menentukan jenis tanaman yang paling efektif untuk
menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen
berdasarkan analisis geografi dan biologi.
3. Memantau dan mengevaluasi efektivitas hutan kota
dengan menggunakan data kualitas udara dan
perhitungan matematika.
• Berikut adalah contoh kasus di masyarakat yang terkait dengan proses
bela negara dengan mata pelajaran geografi dan matematika serta PKn:
• Kasus: Pengamanan Perbatasan Negara
• Di sebuah negara yang memiliki perbatasan dengan negara lain,
pemerintah setempat ingin meningkatkan keamanan perbatasan untuk
mencegah penyelundupan dan infiltrasi. Untuk itu, mereka memerlukan
analisis geografi dan matematika untuk menentukan strategi
pengamanan yang efektif.
• Permasalahan:
• 1. Bagaimana cara menentukan lokasi pos pengamanan yang strategis di
perbatasan?
• 2. Bagaimana cara menghitung jumlah personel keamanan yang
dibutuhkan untuk mengawasi perbatasan?
• 3. Bagaimana cara memantau dan mengevaluasi efektivitas pengamanan
• ANALISIS GEOGRAFI:
• Faktor geografi seperti topografi, iklim, dan vegetasi dapat mempengaruhi
keamanan perbatasan.
• Pengetahuan tentang geografi perbatasan dapat membantu menentukan lokasi
pos pengamanan yang strategis.
• ANALISIS MATEMATIKA:
• Menghitung jumlah personel keamanan yang dibutuhkan dapat dilaku kan dengan
menggunakan rumus: Jumlah Personel = (Panjang Perbatasan x Tingkat Kerawanan)
/ (Kapasitas Pengawasan per Personel)
• Menghitung efektivitas pengamanan perbatasan dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus: Efektivitas = (Jumlah Penyelundupan yang Dicegah / Jumlah
Penyelundupan yang Terjadi) x 100%
• BELA NEGARA / PKn:
• Pengamanan perbatasan adalah salah satu bentuk bela negara yang penting untuk
menjaga kedaulatan dan integritas wilayah negara.
• Personel keamanan yang bertugas di perbatasan harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai untuk menghadapi tantangan keamanan.
Solusi:
1. Melakukan analisis geografi untuk menentukan lokasi
pos pengamanan yang strategis di perbatasan.
2. Menghitung jumlah personel keamanan yang dibutuhkan
dengan menggunakan data panjang perbatasan, tingkat
kerawanan, dan kapasitas pengawasan per personel.
3. Memantau dan mengevaluasi efektivitas pengamanan
perbatasan dengan menggunakan data jumlah
penyelundupan yang dicegah dan jumlah penyelundupan
yang terjadi.
YUUUUUK DUDUK BARENG … BERKOLABORASI
MARI KITA SALING BUKA CP PADA FASE YANG SAMA,
LANJUT DISKUSI MENYUSUN PERENCANAAN
PEMBELAJARAN YANG BERBASIS LINTAS KEILMUAN
REKOMENDASI . . .
Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua •
Hal. 29
Pelaksanaan Pembelajaran
Mendalam
1. Penyampaian materi SESUAI tahapan berpikir peserta didik untuk mendukung pencapaian
kedalaman
pemahaman konsep peserta didik
2. Model-model atau strategi pembelajaran yang ada dapat digunakan dengan prinsip
pembelajaran
berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan
3. Penerapan pembelajaran bermakna dengan pemanfaatan lingkungan sekitar, seperti
pemanfaatan lingkungan sekolah, lingkungan alam sekitar, lingkungan sosial, dan sebagainya
4. Prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan dapat berada dalam
beberapa kegiatan pembelajaran tidak harus berurutan dan/atau simultan
5. Pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi dilaksanakan dengan langkah-
langkah pembelajaran yang sesuai dengan konteks dan kondisi pembelajaran, serta inovasi
guru
6. Sintak/Langkah-langkah pembelajaran pada model-model atau strategi pembelajaran yang ada
dapat
diadaptasi sesuai pengalaman belajar memahami, mengaplikasi dan merefleksi
7. Pengalaman belajar memahami, mengaplikasi dan merefleksi dilakukan dalam beberapa
langkah
Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua •
Hal. 30
Pelaksanaan Pembelajaran
Mendalam
8. Pengalaman belajar melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga adalah pengembangan diri
yang holistik dan integratif yang mencakup aspek intelektual, sosio-emosional, spiritual, dan fisik.
Sehingga pembelajaran menghasilkan pribadi yang memiliki kompetensi utuh dan seimbang sesuai
fitrahnya
9. Topik pembelajaran dikaitkan dengan LINTAS ILMU (multi/inter disiplin) atau terkait dengan bidang
ilmu atau mata pelajaran yang dipelajari peserta didik
10. Penerapan pembelajaran mendalam disesuaikan dengan karakteristik masing-masing mata
pelajaran
11. Kemitraan yang melibatkan berbagai pihak baik lingkungan sekolah, luar sekolah, dan masyarakat
untuk mendukung pembelajaran mendalam
12. Lingkungan pembelajaran diciptakan merupakan integrasi ruang fisik, ruang virtual dan budaya
belajar untuk mendukung pembelajaran mendalam
13. Pemanfaatan teknologi digital akan menguatkan pembelajaran mendalam pada perencanaan,
pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran
14. Asesmen menggunakan assessment as learning, assessment for learning, assessment of learning. Pada
PM menekankan pentingnya UMPAN BALIK DAN ASESMEN AUTENTIK
Contoh Pelaksanaan PM pada Mata
Pelajaran
1/2
Agama
Pembelajaran agama yang berfokus pada
pengembangan spiritual, karakter, akhlak
dan atau moral melalui penanaman
keyakinan dan nilai agama, serta
penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Contoh: Experiential Learning
yang mengajarkan nilai-nilai
agama melalui pengalaman
kehidupan sehari-sehari seperti
peserta didik diberikan isu atau
realita kenakalan remaja, kemu
dian diminta untuk mencermati
dan mengajukan solusi berda
sarkan nilai-nilai agama.
Pendidikan Pancasila
Pembelajaran yang membentuk peserta
didik menjadi warga negara yang baik,
bertanggung jawab, memiliki kesadaran
terhadap hak serta kewajibannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara,
dan mampu berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat, contoh:
Studi Kasus yang memberikan
peserta didik untuk
menyelesaikan permasalahan
pada isu sosi al, politik, atau
hukum dengan mencari
solusi berdasarkan prinsip
demokrasi dan Pancasila.
Matematika
Pembelajaran yang mengembangkan pola
pikir logis, pemecahan masalah, dan
keterampilan analitis dan komputatif,
contoh: Pembelajaran Berbasis
Masalah yang memberikan
peluang peserta didik untuk
memecahkan masalah nyata
seperti komposisi dan nilai kalori
makanan bergizi dengan meng
gunakan konsep proporsi, persen
tase dan pengukuran untuk
makanan sehat dan bergizi.
Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua •
Hal. 31
Contoh Pelaksanaan PM pada Mata
Pelajaran
2/2
Bahasa
Pembelajaran yang mengembangkan
keterampilankomunikasi, pemahaman teks,
berpikir kritis, ekspresi gagasan, dan
pemahaman budaya, contoh:
Pembelajaran BERBASIS INKUIRI
yang memberikan kesempatan
peserta didik mengeksplorasi
bahasa dengan
mengumpulkan, mengolah dan
mengevaluasi informasi terkait
permasalahan sosial di
masyarakat untuk
mendapatkan pengetahuan
baru.
IPA
Pembelajaran yang berfokus pada
pemahaman tentang alam semesta,
fenomena alam, dan prinsip ilmiah untuk
mengembangkan pengetahuan,
keterampilan berpikir ilmiah, bekerja ilmiah,
serta sikap peduli terhadap lingkungan,
contoh: PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK dengan memberikan
pengalaman kepada peserta
didik untuk membuat proyek
energi terbarukan untuk
mengatasi permasalahan
lingkungan.
Ilmu Sosial
Pembelajaran yang menekankan pada
kehidupan sosial, interaksi manusia,
dan dinamika masyarakat untuk
membentuk wawasan kebangsaan
serta keterampilan
Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan
Bermutu untuk Semua • Hal. 32
berpikir kritis,
contoh: PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL dengan memban
dingkan nilai-nilai dan perma
salahan pasar modern dan
pasar tradisional pada sudut
pandang sosial dan ekonomi
dan memberikan solusi perma
salahan tersebut.
12 Asesmen Pembelajaran
Asesmen pada Awal
Pembelajaran
Asesmen pada Proses Pembelajaran
Asesmen pada Akhir Pembelajaran
Contoh PENILAIAN Pembelajaran Mendalam
Pembelajaran Mendalam Menuju
Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal.
33
6/6
FUnDAmEnTAL
LITERASI & numERASI
mEnUJU TRAnSFORffiASI
PEffiBELAJARAn

MERANCANG Pembelajaran Mendalam 2025 Deep Learning

  • 1.
    Kementerian Pendidikan Dasardan Menengah Republik Indonesia MERANCANG PEMBELAJARAN MENDALAM Dra. ENDANG SULISTYOWATI, M.Pd. Disampaikan pada IHT SMA TARUNA DZ, 3 JULI 2025
  • 2.
    PRINSIP PEMBELAJARAN MENDALAM PembelajaranMendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 2 3/4 Berkesadaran Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan. Bermakna Peserta didik dapat merasakan manfaat dan relevansi dari hal-hal yang dipelajari untuk kehidupan. Peserta didik mampu mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan lama dan menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Menggembirakan Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi. Peserta didik merasa dihargai atas keterlibatan dan kontribusinya pada proses pembelajaran. Peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.
  • 3.
    PEMBELAJARAN MENDALAM Pembelajaran MendalamMenuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 3 Dimensi profil lulusan merupakan fokus profil lulusan yang akan dicapai yaitu keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, kewargaan, kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi Prinsip Pembelajaran merupakan dasar karakteristik pembelajaran mendalam yaitu berkesadaran, bermakna, menggembirakan Pengalaman belajar sebagai proses yang dialami peserta didik dalam pembelajaran yaitu memahami, mengaplikasi, merefleksi Kerangka pembelajaran sebagai panduan sistematis dalam menyusun desain pembelajaran, yaitu praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pemanfaatan digital Dimensi Profil Lulusan Prinsip Pembelajaran Pengalaman Belajar Kerangka Pembelajaran Empat Kerangka Pembelajaran diadaptasi dari Four Elements of Learning Design © copyright 2018 Education in Motion (New Pedagogies for Deep Learning) https://deep- learning.global
  • 4.
    PENGALAMAN BELAJAR 2/2 MEMAHAMI Tahapawal peserta didik untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada fase ini terdiri dari pengetahuan esensial, pengetahuan aplikatif, dan pengetahuan nilai dan karakter. MENGAPLIKASI Pengalaman belajar yang menunjukan aktivitas peserta didik mengaplikasi pengetahuan dalam kehidupan secara kontekstual. Pengetahuan yang diperoleh oleh peserta didik melalui pendalaman pengetahuan. MEREFLEKSI Proses di mana peserta didik mengevaluasi dan memaknai proses serta hasil dari tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan. Tahap refleksi melibatkan regulasi diri sebagai kemampuan individu untuk mengelola proses belajarnya secara mandiri, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap
  • 5.
    Contoh Pengalaman PMpada Ranah Kognitif Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 5 Pengalaman Belajar PM Contoh Pengalaman Belajar pada Topik Fotosintesis MEREFLEKSI Peserta didik mengaitkan fotosintesis dalam konteks yang lebih luas dan menyadari perannya terhadap isu nyata seperti ketersediaan pangan, perubahan iklim, dan sebagainya. MENGAPLIKASI Peserta didik menerapkan proses fotosintesis dan keterkaitannya dengan isu ketersediaan tanaman pangan. MEMAHAMI Peserta didik menjelaskan beberapa elemen yang terlibat dalam fotosintesis, namun tidak dapat mengaitkan antar proses fotosintesis. Peserta didik dapat memberikan definisi fotosintesis namun belum dapat menjelaskan bagaimana atau mengapa fotosintesis terjadi.
  • 6.
    Kerangka Pembelajaran PRAKTIKPEDAGOGIS Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 6 Pembelajaran Mendalam dapat dilaksanakan menggunakan berbagai praktik pedagogis dengan menerapkan tiga prinsip yaitu berkesadaran, bermakna, menggembirakan, contohnya: Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Pembelajaran Berbasis Proyek, Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Kolaboratif, Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic), Pembelajaran Berdiferensiasi, dan sebagainya. Diskusi, peta konsep, advance organiser, kerja kelompok, dan sebagainya
  • 8.
    Implementasi Pembelajaran Mendalam 1 Perencanaan Perencanaan PMmelalui refleksi guru terhadap diri sendiri, karakteristik peserta didik, materi pelajaran, sumber daya dan mitra pembelajaran 2 Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran dengan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui pengalaman belajar memahami, merefleksi 3 Asesmen Asesmen tidak hanya berfokus pada penguasaan teori, tetapi juga pada pemahaman konseptual yang mendalam, keterampilan berpikir kritis, serta penerapan dalam kehidupan nyata Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 8
  • 9.
    MERANCANG PERENCANAAN PEMBELAJARANMENDALAM Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 9 1 IDENTIFIKASI a. Mengidentifikasi kesiapan peserta didik b. Memahami karakteristik materi pelajaran c. Menentukan dimensi profil Lulusan 2 DESAIN PEMBELAJARAN a. MENENTUKAN capaian pembelajaran b. Menentukan TOPIK PEMBELAJARAN YANG KONTEKSTUAl dan relevan c. MENGINTEGRASIKAN LINTAS DISIPLIN ILMU yang relevan dengan topik d. Menentukan TUJUAN PEMBELAJARAN e. MENENTUKAN KERANGKA PEMBELAJARAN (praktis pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, pemanfaatan digital) 4 ASESMEN a. Asesmen pada awal pembelajaran b. Asesmen pada proses pembelajaran c. Asesmen pada akhir pembelajaran 3 PENGALAMAN BELAJAR a. Merancang pembelajaran dengan prinsip berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan b. Merancang tahapan pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan awal, inti dan penutup. c. Mendeskripsikan pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi
  • 10.
    IDENTIFI KASI Peserta Didik: Identifikasikesiapan peserta didik sebelum belajar, seperti pengetahuan awal, minat, latar belakang, dan kebutuhan belajar, serta aspek lainnya Materi Pelajaran: Tuliskan analisis materi pelajaran seperti jenis pengetahuan yang akan dicapai, relevansi dengan kehidupan nyata peserta didik, tingkat kesulitan, struktur materi, serta integrasi nilai dan karakter, dan lainnya Dimensi Profil Lulusan: Pilihlah dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran DESAN PEMBELAJ ARAN Capaian Pembelajaran : Tuliskan capaian pembelajaran sesuai fase Lintas Disiplin Ilmu : Tuliskan disiplin ilmu dan/atau mata pelajaran yang relevan Tujuan Pembelajaran : Merupakan pernyataan yang merumuskan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu proses pembelajaran. Tujuan ini mencakup aspek utama, yaitu subjek belajar, pengetahuan keterampilan atau sikap yang harus dikuasai dengan kata kerja operasional yang terukur, kondisi atau konteks peserta didik mendemonstrasikan kompetensinya, serta tingkat pencapaian yang menjadi indikator keberhasilan. Jika lebih dari satu pertemuan maka tuliskan tujuan pembelajaran setiap pertemuannya Topik Pembelajaran: Tuliskan topik pembelajaran yang relevan dengan capaian dan tujuan pembelajaran Praktik Pedagogis: Model/Strategi/Metode yang ditentukan oleh guru untuk mencapai tujuan belajar dalam mencapai dimensi profil lulusan. Contoh: pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran inkuiri, pembelajaran kontekstual, dan sebagainya Kemitraan Pembelajaran: Mitra kerjasama untuk berkolaborasi dan berperan dalam pembelajaran (lingkungan sekolah, lingkungan luar sekolah, masyarakat). Misalnya guru bidang studi lain, peserta didik lain, orang tua, komunitas, tokoh masyarakat, dunia usaha dan dunia industri kerja, institusi, atau mitra profesional Lingkungan Pembelajaran: Lingkungan pembelajaran yang mengintegrasikan antara ruang fisik, ruang virtual, dan budaya belajar untuk mendukung pembelajaran mendalam. Contoh: lingkungan sekolah, Learning Management System (LMS), dukungan guru untuk meningkatkan keaktifan peserta didik Pemanfaatan Digital: Pemanfaatan teknologi digital menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Contoh: perpustakaan Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 10
  • 11.
    Pembelajaran Mendalam Menuju PendidikanBermutu untuk Semua • Hal. 11 PENGALA MAN BELAJAR Langkah-Langkah Pembelajaran AWAL (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, menggembirakan) Pembuka dari proses pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebelum memasuki inti pembelajaran. Kegiatan dalam tahap ini meliputi orientasi yang bermakna, apersepsi yang kontekstual, dan motivasi yang menggembirakan INTI Pada tahap ini, siswa aktif terlibat dalam pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Guru menerapkan prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar tidak harus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan Memahami (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, menggembirakan) 1. 2. Mengaplikasi (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, menggembirakan) 1. 2. Merefleksi (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, menggembirakan) 1. 2. PENUTUP (Tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan) Tahap akhir dalam proses pembelajaran yang bertujuan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa atas pengalaman belajar yang telah dilakukan, menyimpulkan pembelajaran, dan siswa terlibat dalam perencanaan pembelajaran selanjutnya. ASESMEN PEMBELAJAR AN Asesmen pada Awal Pembelajaran: Asesmen dalam pembelajaran mendalam disesuaikan dengan assessment as learning, assessment fior learning, dan assessment ofi learning. Tentukan metode atau cara yang digunakan secara komprehensif untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik. Contoh: Tes tertulis, Tes lisan, Penilaian Kinerja, Penilaian Proyek, Penilaian Produk, Observasi, Portofolio, Peer Assessment, Selfi Assessment, penilaian berbasis kelas, dan sebagainya Asesmen pada Proses Pembelajaran: Asesmen pada Akhir Pembelajaran:
  • 12.
    Contoh 2: PERENCANAANPembelajaran Mendalam Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 12 Identifikasi Peserta Didik Peserta didik memiliki pengetahuan dasar yang bervariasi mengenai isu-isu lingkungan, perlu memiliki kesadaran perannya terhadap keseimbangan ekosistem, menunjukkan minat tinggi dalam kegiatan berbasis proyek. Identifikasi Materi Pelajaran Materi ekosistem dapat mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Materi ini dirancang relevan dengan kehidupan nyata, seperti memahami dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem sungai, serta aplikatif melalui kegiatan seperti proyek pengelolaan sampah. Dimensi Profil Lulusan DPL3 Penalaran Kritis DPL5 Kolaborasi DPL8 Komunikas i Capaian Pembelajaran Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik- abiotik dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya. Topik Pembelajaran Peran Manusia dalam Menjaga Ekosistem 1 2 DPL2 Kewargaa n DPL1 Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME DPL4 Kreativitas DPL7 Kesehatan DPL6 Kemandiria n 3 4 5
  • 13.
    Tujuan Pembelajaran Peserta didikmampu: Lingkungan Pembelajaran 1. Ruang Fisik: lingkungan di sekitar Sungai Ciliwung 2. Ruang Virtual: platform daring untuk diskusi dengan teman 3. Budaya Belajar: kolaboratif, berpartisipasi aktif, dan rasa ingin tahu Pemanfaatan Digital 1. Perencanaan: LMS 2. Pelaksanaan: pertemuan daring, video, perpustakaan daring 3. Asesmen: asesmen daring Mitra Pembelajaran 1. Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) 2. Pengelola Bank Sampah Sungai Ciliwung 3. Masyarakat Sekitar Sungai Ciliwung Contoh 2. PERENCANAAN. Pembelajaran Mendalam Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 13 1. Memahami pentingnya keanekaragaman hayati dalam ekosistem 2. Mengidentifikasi dampak aktivitas manusia terhadap keseimbangan ekosistem 3. Melaksanakan proyek kreatif berbasis solusi lingkungan untuk mencegah pencemaran pada ekosistem Praktik Pedagogis 1. Pembelajaran Berbasis Proyek 2. Diskusi kelompok, eksplorasi lapangan, wawancara, dan presentasi 6 7 8 9 10
  • 14.
    1 1 Langkah-Langkah Pembelajaran Awal(Berkesan, Bermakna) Contoh PERENCANAAN Pembelajaran Mendalam Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 14 3/6 Guru membuka pelajaran dengan salam, doa bersama, dan sapaan ramah untuk menciptakan suasana positif 1 Guru menerapkan teknik permainan pemusatan konsentrasi 2 Guru memulai dengan video singkat perbedaan kondisi sungai yang bersih dan tercemar 3 Guru memberikan pertanyaan pemantik “Bagaimana kondisi makhluk hidup pada kedua sungai tersebut?ˮ untuk menstimulasi empati peserta didik 4 Peserta didik melakukan literasi melalui bahan bacaan pada websites tentang Sungai KALIBUNTU yang Tercemar 5 6 Guru tanya jawab dengan peserta didik mengenai bahan bacaan untuk menumbuhkan kesadaran pencemaran sungai akibat sampah sehingga berdampak pada kondisi makhluk hidup di sungai “Apa penyebab terjadinya pencemaran sungai?ˮ “Apakah sungai yang tercemar mempengaruhi kondisi makhluk hidup di sana?ˮ Memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menghubungkan dengan peran peserta didik "Apa yang bisa kita lakukan untuk melestarikan sungai kita?" 7
  • 15.
    Langkah-Langkah Pembelajaran Contoh Pembelajaran Mendalam PembelajaranMendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 15 4/6 1 1 Inti (bermakna, menggembirakan) Memaham i Mengaplikasi Berdiskusi, membaca artikel, eksplorasi sumber informasi pada buku, e-book, artikel, dan websites melalui internet tentang keanekaragaman hayati dan ekosistem sungai a. Apa definisi ekosistem? b. Apa saja macam-macam ekosistem? c. Apa definisi keanekaragaman hayati? d. Mengapa keanekaragaman hayati penting bagi kelangsungan ekosistem? e. Apakah aktivitas manusia mempengaruhi kelangsungan ekosistem sungai? 1 Membuat peta konsep tentang ekosistem, keaneka ragaman hayati, dan kelangsungan ekosistem sungai 2 5 6 4 3 2 Peserta didik melakukan kunjungan lapangan ke Sungai KALIBUNTU untuk mengidentifikasi masalah kelangsungan ekosistem sungai Peserta didik melakukan interview dengan masyarakat di sekitar sungai KALIBUNTU Peserta didik menyimak penjelasan dari Komunitas Peduli KALIBUNTU dan Pengelola Bank Sampah Guru dan narasumber menumbuhkan kesadaran kepada Peserta didik tercemarnya sungai akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik Peserta didik berdiskusi dengan teman melalui zoom dan guru pendamping untuk merancang proyek pengelolaan sampah Peserta didik mengembangkan proyek pengelolaan sampah di sekolah contohnya: membuat tempat sampah berdasarkan jenisnya, ecobrick, 3R, bank sampah, dan sebagainya (dilakukan diferensiasi produk/ide) 1
  • 16.
    Langkah-Langkah Pembelajaran Inti (bermakna, menggembirakan) Merefleksi(berkesadaran, bermakna) Penutup (berkesadaran) Contoh Pembelajaran Mendalam Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 16 5/6 1 1 1 2 3 4 Peserta didik melakukan uji coba proyek dan atau mempresentasikan hasil proyeknya Peserta didik mendapatkan umpan balik dari teman, guru, dan salah satu narasumber dari Komunitas Peduli KALIBUNTU dan Pengelola Bank Sampah Peserta didik membuat jurnal refleksi individu terhadap proyek yang telah dilakukan Peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan pembelajaran Peserta didik menemukan solusi dan atau peran lanjutan mereka setelah belajar 5 1 2 Guru dan Peserta didik menyimpulkan pembelajaran Guru mengajak peserta didik merencanakan pembelajaran selanjutnya dan strategi belajar yang akan digunakan (contoh: topik yang akan dipelajari, mitra yang akan diundang, eksperimen yang akan dilakukan, sumber/media pembelajaran yang digunakan) Guru memuliakan peserta didik dengan menghargai pencapaian proyeknya 3
  • 17.
    KIRA-KIRA BAGAIMANA BENTUKPERTANYAAN EFEKTIF DAN BAHAN DISKUSI YANG BISA MENGGIRING MUNCULNYA KOMPETENSI ABAD 21 / 4C PADA SISWA
  • 18.
    SEJARAH DAN GEOGRAFI PengelolaanSitus Bersejarah di Kawasan Rawan Bencana Alam Di sebuah desa kecil di lereng gunung berapi, terdapat situs bersejarah yang merupakan peninggalan kerajaan kuno. Situs ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, namun lokasinya rawan bencana alam seperti letusan gunung berapi dan tanah longsor. Permasalahan: 1. Bagaimana cara mengelola situs bersejarah ini agar tetap terjaga keasliannya dan aman dari bencana alam? 2. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar tentang pentingnya melestarikan situs bersejarah? 3. Bagaimana cara mengembangkan pariwisata di kawasan ini tanpa merusak keaslian situs dan lingkungan sekitar?
  • 19.
    Analisis SEJARAH: - Situsbersejarah ini merupakan peninggalan kerajaan kuno yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. - Situs ini dapat memberikan informasi tentang kehidupan masyarakat pada masa lalu dan dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah. Analisis GEOGRAFI: - Lokasi situs yang rawan bencana alam seperti letusan gunung berapi dan tanah longsor memerlukan perencanaan dan pengelolaan yang matang untuk mengurangi risiko bencana. - Kawasan ini memiliki potensi pariwisata yang tinggi karena keindahan alam dan nilai sejarah situs, namun perlu dikelola dengan baik untuk menghindari dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat sekitar.
  • 20.
    Solusi: 1. Melakukan perencanaandan pengelolaan situs bersejarah yang melibatkan masyarakat sekitar dan pemerintah setempat. 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan situs bersejarah melalui pendidikan dan pelatihan. 3. Mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan keaslian situs dan lingkungan sekitar. Kasus ini memerlukan pemahaman yang baik tentang sejarah dan geografi untuk dapat mengelola situs bersejarah dengan baik dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya.
  • 21.
    GEOGRAFI DAN MATEMATIKA Kasus:Pengelolaan Hutan Kota untuk Meningkatkan Kualitas Udara Di sebuah kota besar, pemerintah setempat ingin meningkatkan kualitas udara dengan mengembangkan hutan kota. Hutan kota ini diharapkan dapat menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Permasalahan: 1. Bagaimana cara menghitung luas hutan kota yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas udara di kota tersebut? 2. Bagaimana cara menentukan jenis tanaman yang paling efektif untuk menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen? 3. Bagaimana cara memantau dan mengevaluasi efektivitas hutan kota dalam meningkatkan kualitas udara?
  • 22.
    Analisis Fotosintesis: • -Fotosintesis adalah proses yang dilakukan oleh tanaman untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar matahari. • - Jenis tanaman yang efektif dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen dapat membantu meningkatkan kualitas udara. Analisis Geografi: • - Lokasi hutan kota yang strategis dapat mempengaruhi efektivitasnya dalam meningkatkan kualitas udara. • - Faktor geografi seperti iklim, topografi, dan jenis tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan efektivitas hutan kota. Analisis Matematika: • - Menghitung luas hutan kota yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Luas Hutan Kota = (Jumlah Penduduk x Emisi Karbon Dioksida per Kapita) / (Kapasitas Serapan Karbon Dioksida per Hektar) • - Menghitung efektivitas hutan kota dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Efektivitas = (Jumlah Oksigen yang Dihasilkan / Jumlah Karbon Dioksida yang Diserap) x 100%
  • 23.
    Solusi: 1. Melakukan perhitunganluas hutan kota yang dibutuhkan dengan menggunakan data jumlah penduduk, emisi karbon dioksida per kapita, dan kapasitas serapan karbon dioksida per hektar. 2. Menentukan jenis tanaman yang paling efektif untuk menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen berdasarkan analisis geografi dan biologi. 3. Memantau dan mengevaluasi efektivitas hutan kota dengan menggunakan data kualitas udara dan perhitungan matematika.
  • 24.
    • Berikut adalahcontoh kasus di masyarakat yang terkait dengan proses bela negara dengan mata pelajaran geografi dan matematika serta PKn: • Kasus: Pengamanan Perbatasan Negara • Di sebuah negara yang memiliki perbatasan dengan negara lain, pemerintah setempat ingin meningkatkan keamanan perbatasan untuk mencegah penyelundupan dan infiltrasi. Untuk itu, mereka memerlukan analisis geografi dan matematika untuk menentukan strategi pengamanan yang efektif. • Permasalahan: • 1. Bagaimana cara menentukan lokasi pos pengamanan yang strategis di perbatasan? • 2. Bagaimana cara menghitung jumlah personel keamanan yang dibutuhkan untuk mengawasi perbatasan? • 3. Bagaimana cara memantau dan mengevaluasi efektivitas pengamanan
  • 25.
    • ANALISIS GEOGRAFI: •Faktor geografi seperti topografi, iklim, dan vegetasi dapat mempengaruhi keamanan perbatasan. • Pengetahuan tentang geografi perbatasan dapat membantu menentukan lokasi pos pengamanan yang strategis. • ANALISIS MATEMATIKA: • Menghitung jumlah personel keamanan yang dibutuhkan dapat dilaku kan dengan menggunakan rumus: Jumlah Personel = (Panjang Perbatasan x Tingkat Kerawanan) / (Kapasitas Pengawasan per Personel) • Menghitung efektivitas pengamanan perbatasan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Efektivitas = (Jumlah Penyelundupan yang Dicegah / Jumlah Penyelundupan yang Terjadi) x 100% • BELA NEGARA / PKn: • Pengamanan perbatasan adalah salah satu bentuk bela negara yang penting untuk menjaga kedaulatan dan integritas wilayah negara. • Personel keamanan yang bertugas di perbatasan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menghadapi tantangan keamanan.
  • 26.
    Solusi: 1. Melakukan analisisgeografi untuk menentukan lokasi pos pengamanan yang strategis di perbatasan. 2. Menghitung jumlah personel keamanan yang dibutuhkan dengan menggunakan data panjang perbatasan, tingkat kerawanan, dan kapasitas pengawasan per personel. 3. Memantau dan mengevaluasi efektivitas pengamanan perbatasan dengan menggunakan data jumlah penyelundupan yang dicegah dan jumlah penyelundupan yang terjadi.
  • 27.
    YUUUUUK DUDUK BARENG… BERKOLABORASI MARI KITA SALING BUKA CP PADA FASE YANG SAMA, LANJUT DISKUSI MENYUSUN PERENCANAAN PEMBELAJARAN YANG BERBASIS LINTAS KEILMUAN
  • 28.
  • 29.
    Pembelajaran Mendalam MenujuPendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 29 Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam 1. Penyampaian materi SESUAI tahapan berpikir peserta didik untuk mendukung pencapaian kedalaman pemahaman konsep peserta didik 2. Model-model atau strategi pembelajaran yang ada dapat digunakan dengan prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan 3. Penerapan pembelajaran bermakna dengan pemanfaatan lingkungan sekitar, seperti pemanfaatan lingkungan sekolah, lingkungan alam sekitar, lingkungan sosial, dan sebagainya 4. Prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan dapat berada dalam beberapa kegiatan pembelajaran tidak harus berurutan dan/atau simultan 5. Pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi dilaksanakan dengan langkah- langkah pembelajaran yang sesuai dengan konteks dan kondisi pembelajaran, serta inovasi guru 6. Sintak/Langkah-langkah pembelajaran pada model-model atau strategi pembelajaran yang ada dapat diadaptasi sesuai pengalaman belajar memahami, mengaplikasi dan merefleksi 7. Pengalaman belajar memahami, mengaplikasi dan merefleksi dilakukan dalam beberapa langkah
  • 30.
    Pembelajaran Mendalam MenujuPendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 30 Pelaksanaan Pembelajaran Mendalam 8. Pengalaman belajar melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga adalah pengembangan diri yang holistik dan integratif yang mencakup aspek intelektual, sosio-emosional, spiritual, dan fisik. Sehingga pembelajaran menghasilkan pribadi yang memiliki kompetensi utuh dan seimbang sesuai fitrahnya 9. Topik pembelajaran dikaitkan dengan LINTAS ILMU (multi/inter disiplin) atau terkait dengan bidang ilmu atau mata pelajaran yang dipelajari peserta didik 10. Penerapan pembelajaran mendalam disesuaikan dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran 11. Kemitraan yang melibatkan berbagai pihak baik lingkungan sekolah, luar sekolah, dan masyarakat untuk mendukung pembelajaran mendalam 12. Lingkungan pembelajaran diciptakan merupakan integrasi ruang fisik, ruang virtual dan budaya belajar untuk mendukung pembelajaran mendalam 13. Pemanfaatan teknologi digital akan menguatkan pembelajaran mendalam pada perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran 14. Asesmen menggunakan assessment as learning, assessment for learning, assessment of learning. Pada PM menekankan pentingnya UMPAN BALIK DAN ASESMEN AUTENTIK
  • 31.
    Contoh Pelaksanaan PMpada Mata Pelajaran 1/2 Agama Pembelajaran agama yang berfokus pada pengembangan spiritual, karakter, akhlak dan atau moral melalui penanaman keyakinan dan nilai agama, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: Experiential Learning yang mengajarkan nilai-nilai agama melalui pengalaman kehidupan sehari-sehari seperti peserta didik diberikan isu atau realita kenakalan remaja, kemu dian diminta untuk mencermati dan mengajukan solusi berda sarkan nilai-nilai agama. Pendidikan Pancasila Pembelajaran yang membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik, bertanggung jawab, memiliki kesadaran terhadap hak serta kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, contoh: Studi Kasus yang memberikan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan pada isu sosi al, politik, atau hukum dengan mencari solusi berdasarkan prinsip demokrasi dan Pancasila. Matematika Pembelajaran yang mengembangkan pola pikir logis, pemecahan masalah, dan keterampilan analitis dan komputatif, contoh: Pembelajaran Berbasis Masalah yang memberikan peluang peserta didik untuk memecahkan masalah nyata seperti komposisi dan nilai kalori makanan bergizi dengan meng gunakan konsep proporsi, persen tase dan pengukuran untuk makanan sehat dan bergizi. Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 31
  • 32.
    Contoh Pelaksanaan PMpada Mata Pelajaran 2/2 Bahasa Pembelajaran yang mengembangkan keterampilankomunikasi, pemahaman teks, berpikir kritis, ekspresi gagasan, dan pemahaman budaya, contoh: Pembelajaran BERBASIS INKUIRI yang memberikan kesempatan peserta didik mengeksplorasi bahasa dengan mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi informasi terkait permasalahan sosial di masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan baru. IPA Pembelajaran yang berfokus pada pemahaman tentang alam semesta, fenomena alam, dan prinsip ilmiah untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berpikir ilmiah, bekerja ilmiah, serta sikap peduli terhadap lingkungan, contoh: PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK dengan memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk membuat proyek energi terbarukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan. Ilmu Sosial Pembelajaran yang menekankan pada kehidupan sosial, interaksi manusia, dan dinamika masyarakat untuk membentuk wawasan kebangsaan serta keterampilan Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 32 berpikir kritis, contoh: PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL dengan memban dingkan nilai-nilai dan perma salahan pasar modern dan pasar tradisional pada sudut pandang sosial dan ekonomi dan memberikan solusi perma salahan tersebut.
  • 33.
    12 Asesmen Pembelajaran Asesmenpada Awal Pembelajaran Asesmen pada Proses Pembelajaran Asesmen pada Akhir Pembelajaran Contoh PENILAIAN Pembelajaran Mendalam Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua • Hal. 33 6/6
  • 35.
    FUnDAmEnTAL LITERASI & numERASI mEnUJUTRAnSFORffiASI PEffiBELAJARAn