2
Most read
4
Most read
7
Most read
MIGRAIN
FATMAWATI NURHALIZA
Apa itu migrain?
Migrain adalah “nyeri kapala sebelah” atau gangguan kronis yang
ditandai dengan terjadinya sakit kepala ringan hingga sangat berat yang
seringkali berhubungan dengan gejala-gejala sistem syaraf otonom. Kata
migrain berasal dari Yunani (hemikrania), yaitu "rasa sakit di salah satu sisi
kepala”
Meski belum diketahui pasti penyebabnya, migrain diperkirakan terjadi
akibat adanya hiperaktivitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran
darah di otak dan mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah
otak serta proses inflamasi (peradangan).
Etiologi
Menurut Harsono (2005), Kapita Selekta
Neurologi, edisi kedua, sampai saat ini belum
diketahui dengan pasti faktor penyebab
migren, diduga sebagai gangguan
neurobiologis, perubahan sensitivitas sistem
saraf dan aktivasi sistem trigeminal vaskular,
sehingga migren termasuk dalam nyeri kepala
primer.
Faktor pencetus
timbulnya
serangan migren
Perubahan hormon
kafein
Puasa dan terlambat makan
Stres
Cahaya kilat
makanan
Banyak tidur dan kurang tidur
Faktor herediter
Faktor kepribadian
Faktor Resiko
1. Riwayat Keluarga
Anak memiliki resiko 50% terkena migrain jika salah satu orangtuanya merupakan
penderita migrain dan resiko 75% jika migrain tersebut diidap oleh kedua
orangtuanya.
2. Gender dan perubahan hormonal
Perempuan beresiko tiga kali lebih mungkin untuk menderita migrain dibanding pria.
Menariknya, di kalangan anak-anak, migrain lebih sering terjadi pada anak laki-laki
dari pada anak perempuan, tapi setelah masa pubertas trennya akan berbalik.
3. Umur
Namun, migrain adalah paling umum terjadi pada orang usia 25-55 tahun. Insiden
migrain turun secara signifikan pada wanita setelah menopause.
4. Kondisi medis lainnya
Orang yang menderita migrain lebih mungkin didiagnosis mengalami depresi,
gangguan kecemasan, stroke, epilepsi, sindrom iritasi usus (IBS), dan tekanan
darah tinggi dibanding orang yang bukan penderita migrain. Tetapi hal ini tidak
berarti bahwa salah satu dari kondisi tersebut merupakan faktor risiko untuk
migrain.
Klasifikasi
1. Migren tanpa aura
2. Migren dengan aura
a. Migren dengan aura yang khas
b. Migren dengan aura yang diperpanjang
c. Migren dengan lumpuh separuh badan (familial hemiflegic migraine)
d. Migren dengan basilaris
e. Migren aura tanpa nyeri kepala
f. Migren dengan awitan aura akut
3. Migren oftalmoplegik
4. Migren retinal
5. Migren yang berhubungan dengan gangguan intrakranial
6. Migren dengan komplikasi
7. Infark migren
Patofisiologi Migrain
Teori Vascular Teori
Neurovaskular
& Neurokimia
Teori CSD
Pembuluh
darah
Kontruksi
Di perifer otak
Aktivasi saraf
nosiseptif
Vasodilatasi
Nervus
trigeminus
CGRP besar
Vasodilatasi
pembuluh
darah
Eksitasi
neuron
Substansi
anigra
menyebar
Gelombang
supresi
neuron
Irama
vasodilatasi
Vasokontruksi
MIGRAIN
Manifestasi Klinis
1. Fase Prodromal.
Fase ini dialami 40-60% penderita migren. Gejalanya berupa perubahan mood,
irritable, depresi, atau euphoria, perasaan lemah, letih, lesu, tidur berlebihan,
menginginkan jenis makanan tertentu (seperti cokelat) dan gejala lainnya. Gejala
ini muncul beberapa jam atau hari sebelum fase nyeri kepala. Fase ini memberi
petanda kepada penderita atau keluarga bahwa akan terjadi serangan migren.
2. Fase Aura.
Aura adalah gejala neurologis fokal kompleks yang mendahului atau menyertai
serangan migren. Fase ini muncul bertahap selama 5-20 menit. Aura ini dapat
berupa sensasi visual, sensorik, motorik, atau kombinasi dari aura-aura tersebut.
Aura visual muncul pada 64% pasien dan merupakan gejala neurologis yang paling
umum terjadi. Yang khas untuk migren adalah scintillating scotoma (tampak bintik-
bintik kecil yang banyak) , gangguan visual homonym, gangguan salah satu sisi
lapang pandang, persepsi adanya cahaya berbagai warna yang bergerak pelan
(fenomena positif). Kelainan visual lainnya adalah adanya scotoma (fenomena
negatif) yang timbul pada salah satu mata atau kedua mata.
3. Fase nyeri kepala.
Nyeri kepala migren biasanya berdenyut, unilateral, dan awalnya berlangsung didaerah
frontotemporalis dan okular, kemudian setelah 1-2 jam menyebar secara difus kearah
posterior. Serangan berlangsung selama 4-72 jam pada orang dewasa, sedangkan pada anak-
anak berlangsung selama 1-48 jam. Intensitas nyeri bervariasi, dari sedang sampai berat, dan
kadang-kadang sangat mengganggu pasien dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
4. Fase Postdromal.
Pasien mungkin merasa lelah, irritable, konsentrasi menurun, dan terjadi perubahan mood.
Akan tetapi beberapa orang merasa “segar” atau euphoria setelah terjadi serangan,
sedangkan yang lainnya merasa deperesi dan lemas.
Gejala diatas tersebut terjadi pada penderita migren dengan aura, sementara pada penderita
migren tanpa aura, hanya ada 3 fase saja, yaitu fase prodromal, fase nyeri kepala, dan fase
postdromal.
Pemeriksaan
• Anamnesis
Dalam anamnesis perlu digali lokasi, penjalaran, intensitas, kualitas, gejala
premonitory, aura, gejala penyerta, faktor pencetus, faktor
peringan/perberat dan riwayat keluarga.Dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang teliti ketepatan diagnosis migren mencapai 95%.
• Pemeriksaan Fisik dan Neurologis
Disamping pemeriksaan fisik secara umum, dilakukan pemeriksaan
neurologis yang meliputi: Nervus kranialis, pupil, lapangan pandang,
gerakan bola mata, funduskopi untuk evaluasi keadaan n. II, retina dan
pembuluh darah retina, kekuatan otot, tonus dan koordinasi,reflex
fisiologis dan patologis, sensorik terutama sensorik kortikal
(stereognosis), gait, bising orbita, palpasi arteri superfisialis temporalis.
• Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk membantu
menegakkan diagnosis. Pemeriksaan penunjang diperlukan
bila dicurigai adanya kelainan struktural yang mempunyai
gejala seperti migren.
• EEG.
• MRI (Magnetic Resonance Imaging).
• PET (Positron Emission Tomography).
• Sachs
Terapi
1. Terapi Medikamentosa
Tujuan terapi ini adalah untuk membantu penyesuaian psikologik dan
fisiologik penderita, mencegah berlanjutnya dilatasi arteri ekstrakranial
tanpa mengurangi aliran darah ke otak, serta menghambat aksi mediator
humoral
a. Terapi tahap akut
Tujuan pengobatan pada tahap akut ini adalah untuk mengatasi rasa nyeri
akibat terjadinya dilatasi arteri dikulit kepala yang terjadi pada saat
serangan migren. Obat : Ergotamin, Dihidro-ergotamin dan Cafergot.
b. Terapi Profilaktif
Terapi profilaktif ditujukan untuk mencegah terjadinya serangan akut.
Obat : metisergid maleat, Pizotifen, Siproheptadi, Propanolol.
2. Terapi tanpa obat
Yoga, terapi, maditasi dan hipnotis relaksasi pernah dicoba untuk
mengatasi serangan migren akut. Berbagai upaya tersebut secara
metodologik kurang bisa dipegang hasilnya mengingat kemungkinan
munculnya bias. Sebaiknya terapi profilaktik dengan psikoterapi
sejak awal sudah dapat dilakukan bersama dengan terapi
medikamentosa. Di lain pihak, terapi tanpa obat ini perlu diteliti
lebih lanjut mengingat biaya yang sangat murah dan tiadanya efek
samping sebagaimana terjadi pada terapi medikamentosa.
Migrain

More Related Content

PPTX
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
PPTX
Migrane ppt
PPT
Demensia
PPTX
Meningitis
PPTX
Konsep dasar ilmu gizi
PPTX
MATERI PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL.pptx
PPTX
Pendahuluan Fitoterapi (1).pptx
Apa itu nyeri, perinsip dasar nurs
Migrane ppt
Demensia
Meningitis
Konsep dasar ilmu gizi
MATERI PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL.pptx
Pendahuluan Fitoterapi (1).pptx

What's hot (20)

PPTX
Ulkus peptikum
PPTX
Ppt hipertiroidisme
PPTX
Hipertiroid ppt
PPT
PPTX
Inflamasi akut
PPTX
Perdarahan Saluran Cerna
PPTX
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
PPTX
how it happened diabetes melitus
PPTX
Otitis media akut
PDF
Pneumonia
PDF
Preskas sindrom nefrotik
PPTX
Patofisiologi hipertensi
PPTX
Farmakoterapi Infeksi Saluran Kemih
PDF
Abses hati
DOC
Radiology pada urolithiasis
DOCX
Stilah untuk suara nafas
PDF
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
PPTX
Otitis media akut
PPTX
Adaptasi sel
Ulkus peptikum
Ppt hipertiroidisme
Hipertiroid ppt
Inflamasi akut
Perdarahan Saluran Cerna
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
how it happened diabetes melitus
Otitis media akut
Pneumonia
Preskas sindrom nefrotik
Patofisiologi hipertensi
Farmakoterapi Infeksi Saluran Kemih
Abses hati
Radiology pada urolithiasis
Stilah untuk suara nafas
Buku saku tatalaksana kasus Malaria
Otitis media akut
Adaptasi sel
Ad

Similar to Migrain (20)

PPTX
Gangguan Sistem Saraf (Penyebab dan Gejala)
DOCX
112165363 51715822-case-migrain
PPTX
Migrain dan vertigo definis deskripsi dan lain lain
PPTX
Migrain dan vertigo definisi, etiologi dan jenis jenis
DOCX
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
DOCX
DOCX
DOCX
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
DOCX
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
PDF
CRS EPILEPSI ATONIK MARSYA.pdf
PDF
Neurologi
PPT
Mekanisme terjadinya migrain sebagai tugas PKPA
PPTX
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
DOCX
Referat parkinson
PPTX
Gangguan Tidur.pptx
PPTX
MIGRAIN , klasifikasi dan tatalaksana.pptx
PPT
neuropati diabetik ku.ppt
PPTX
PPTX
Movement Disorder, Diagnosis dan Penatalaksanaan Mioklonus
Gangguan Sistem Saraf (Penyebab dan Gejala)
112165363 51715822-case-migrain
Migrain dan vertigo definis deskripsi dan lain lain
Migrain dan vertigo definisi, etiologi dan jenis jenis
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Tugas eke AKPER PEMKAB MUNA
CRS EPILEPSI ATONIK MARSYA.pdf
Neurologi
Mekanisme terjadinya migrain sebagai tugas PKPA
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
Referat parkinson
Gangguan Tidur.pptx
MIGRAIN , klasifikasi dan tatalaksana.pptx
neuropati diabetik ku.ppt
Movement Disorder, Diagnosis dan Penatalaksanaan Mioklonus
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
Teori Humanisasi Puskesmas Berbasis Sastra Cinta . Oleh FERIZAL BAPAK SASTRA ...
PPTX
Laporan Kasus Diare_Puskesmas Purbalingga.pptx
PDF
Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre Fauchard, dan Ferizal . K...
PDF
NOVEL TRILOGI PUSKESMAS KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
PDF
NOVEL MOMENTUM KESEHATAN ABAD INI ADALAH VISI INDONESIA EMAS 2045. KARYA Fer...
PDF
NOVEL SEJARAH PERJUANGAN KEMERDEKAAN : PRESIDEN SUKARNO DAN TIGA SERANGKAI . ...
PDF
NOVEL PERADABAN AI TERINSPIRASI MAJAPAHIT, MUHAMMAD YAMIN DAN FERIZAL ...
PDF
NOVEL ALAN TURING, SALAH SATU BAPAK KECERDASAN BUATAN ( AI ) : Karya Ferizal ...
PDF
NOVEL SEJARAH PERJUANGAN KEMERDEKAAN : PRESIDEN SUKARNO DAN TIGA SERANGKAI . ...
PPTX
MONITORING DAN EVALUASI HASIL CKG PUSKESMAS.pptx
PDF
NOVEL PERADABAN AI TERINSPIRASI MAJAPAHIT, MUHAMMAD YAMIN DAN FERIZAL ...
PPTX
pptinovasidarlinguntukcegahstunting-241016140210-12a5b74d (1).pptx
PPTX
D8agnosis dan tatakaksana dari empiema.pptx
PDF
Ferizal has been dubbed the "Father of Indonesian Health Literature" ( Bapak ...
PDF
NOVEL PERADABAN AI TERINSPIRASI MAJAPAHIT, MUHAMMAD YAMIN DAN FERIZAL ...
PDF
NOVEL MELINDUNGI DOKTER SEDUNIA DARI DISRUPSI AI : Karya Ferizal The Father o...
PDF
20 Bukti dari Kementerian Hukum Republik Indonesia Bahwa Ferizal adalah Bapak...
PDF
NOVEL MELINDUNGI DOKTER SEDUNIA DARI DISRUPSI AI : Karya Ferizal The Father o...
PDF
Novel Puskesmas Adalah Cinta. Karya Ferizal Bapak Sastra Kesehatan Indonesia
PPTX
Health Impact Assessment Module 1- Bahasa -HBK.pptx
Teori Humanisasi Puskesmas Berbasis Sastra Cinta . Oleh FERIZAL BAPAK SASTRA ...
Laporan Kasus Diare_Puskesmas Purbalingga.pptx
Novel Legenda Trisula Cahaya : Hippocrates, Pierre Fauchard, dan Ferizal . K...
NOVEL TRILOGI PUSKESMAS KARYA FERIZAL BAPAK SASTRA KESEHATAN INDONESIA
NOVEL MOMENTUM KESEHATAN ABAD INI ADALAH VISI INDONESIA EMAS 2045. KARYA Fer...
NOVEL SEJARAH PERJUANGAN KEMERDEKAAN : PRESIDEN SUKARNO DAN TIGA SERANGKAI . ...
NOVEL PERADABAN AI TERINSPIRASI MAJAPAHIT, MUHAMMAD YAMIN DAN FERIZAL ...
NOVEL ALAN TURING, SALAH SATU BAPAK KECERDASAN BUATAN ( AI ) : Karya Ferizal ...
NOVEL SEJARAH PERJUANGAN KEMERDEKAAN : PRESIDEN SUKARNO DAN TIGA SERANGKAI . ...
MONITORING DAN EVALUASI HASIL CKG PUSKESMAS.pptx
NOVEL PERADABAN AI TERINSPIRASI MAJAPAHIT, MUHAMMAD YAMIN DAN FERIZAL ...
pptinovasidarlinguntukcegahstunting-241016140210-12a5b74d (1).pptx
D8agnosis dan tatakaksana dari empiema.pptx
Ferizal has been dubbed the "Father of Indonesian Health Literature" ( Bapak ...
NOVEL PERADABAN AI TERINSPIRASI MAJAPAHIT, MUHAMMAD YAMIN DAN FERIZAL ...
NOVEL MELINDUNGI DOKTER SEDUNIA DARI DISRUPSI AI : Karya Ferizal The Father o...
20 Bukti dari Kementerian Hukum Republik Indonesia Bahwa Ferizal adalah Bapak...
NOVEL MELINDUNGI DOKTER SEDUNIA DARI DISRUPSI AI : Karya Ferizal The Father o...
Novel Puskesmas Adalah Cinta. Karya Ferizal Bapak Sastra Kesehatan Indonesia
Health Impact Assessment Module 1- Bahasa -HBK.pptx

Migrain

  • 2. Apa itu migrain? Migrain adalah “nyeri kapala sebelah” atau gangguan kronis yang ditandai dengan terjadinya sakit kepala ringan hingga sangat berat yang seringkali berhubungan dengan gejala-gejala sistem syaraf otonom. Kata migrain berasal dari Yunani (hemikrania), yaitu "rasa sakit di salah satu sisi kepala” Meski belum diketahui pasti penyebabnya, migrain diperkirakan terjadi akibat adanya hiperaktivitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran darah di otak dan mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi (peradangan).
  • 3. Etiologi Menurut Harsono (2005), Kapita Selekta Neurologi, edisi kedua, sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab migren, diduga sebagai gangguan neurobiologis, perubahan sensitivitas sistem saraf dan aktivasi sistem trigeminal vaskular, sehingga migren termasuk dalam nyeri kepala primer.
  • 4. Faktor pencetus timbulnya serangan migren Perubahan hormon kafein Puasa dan terlambat makan Stres Cahaya kilat makanan Banyak tidur dan kurang tidur Faktor herediter Faktor kepribadian
  • 5. Faktor Resiko 1. Riwayat Keluarga Anak memiliki resiko 50% terkena migrain jika salah satu orangtuanya merupakan penderita migrain dan resiko 75% jika migrain tersebut diidap oleh kedua orangtuanya. 2. Gender dan perubahan hormonal Perempuan beresiko tiga kali lebih mungkin untuk menderita migrain dibanding pria. Menariknya, di kalangan anak-anak, migrain lebih sering terjadi pada anak laki-laki dari pada anak perempuan, tapi setelah masa pubertas trennya akan berbalik. 3. Umur Namun, migrain adalah paling umum terjadi pada orang usia 25-55 tahun. Insiden migrain turun secara signifikan pada wanita setelah menopause. 4. Kondisi medis lainnya Orang yang menderita migrain lebih mungkin didiagnosis mengalami depresi, gangguan kecemasan, stroke, epilepsi, sindrom iritasi usus (IBS), dan tekanan darah tinggi dibanding orang yang bukan penderita migrain. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa salah satu dari kondisi tersebut merupakan faktor risiko untuk migrain.
  • 6. Klasifikasi 1. Migren tanpa aura 2. Migren dengan aura a. Migren dengan aura yang khas b. Migren dengan aura yang diperpanjang c. Migren dengan lumpuh separuh badan (familial hemiflegic migraine) d. Migren dengan basilaris e. Migren aura tanpa nyeri kepala f. Migren dengan awitan aura akut 3. Migren oftalmoplegik 4. Migren retinal 5. Migren yang berhubungan dengan gangguan intrakranial 6. Migren dengan komplikasi 7. Infark migren
  • 7. Patofisiologi Migrain Teori Vascular Teori Neurovaskular & Neurokimia Teori CSD Pembuluh darah Kontruksi Di perifer otak Aktivasi saraf nosiseptif Vasodilatasi Nervus trigeminus CGRP besar Vasodilatasi pembuluh darah Eksitasi neuron Substansi anigra menyebar Gelombang supresi neuron Irama vasodilatasi Vasokontruksi MIGRAIN
  • 8. Manifestasi Klinis 1. Fase Prodromal. Fase ini dialami 40-60% penderita migren. Gejalanya berupa perubahan mood, irritable, depresi, atau euphoria, perasaan lemah, letih, lesu, tidur berlebihan, menginginkan jenis makanan tertentu (seperti cokelat) dan gejala lainnya. Gejala ini muncul beberapa jam atau hari sebelum fase nyeri kepala. Fase ini memberi petanda kepada penderita atau keluarga bahwa akan terjadi serangan migren. 2. Fase Aura. Aura adalah gejala neurologis fokal kompleks yang mendahului atau menyertai serangan migren. Fase ini muncul bertahap selama 5-20 menit. Aura ini dapat berupa sensasi visual, sensorik, motorik, atau kombinasi dari aura-aura tersebut. Aura visual muncul pada 64% pasien dan merupakan gejala neurologis yang paling umum terjadi. Yang khas untuk migren adalah scintillating scotoma (tampak bintik- bintik kecil yang banyak) , gangguan visual homonym, gangguan salah satu sisi lapang pandang, persepsi adanya cahaya berbagai warna yang bergerak pelan (fenomena positif). Kelainan visual lainnya adalah adanya scotoma (fenomena negatif) yang timbul pada salah satu mata atau kedua mata.
  • 9. 3. Fase nyeri kepala. Nyeri kepala migren biasanya berdenyut, unilateral, dan awalnya berlangsung didaerah frontotemporalis dan okular, kemudian setelah 1-2 jam menyebar secara difus kearah posterior. Serangan berlangsung selama 4-72 jam pada orang dewasa, sedangkan pada anak- anak berlangsung selama 1-48 jam. Intensitas nyeri bervariasi, dari sedang sampai berat, dan kadang-kadang sangat mengganggu pasien dalam menjalani aktivitas sehari-hari. 4. Fase Postdromal. Pasien mungkin merasa lelah, irritable, konsentrasi menurun, dan terjadi perubahan mood. Akan tetapi beberapa orang merasa “segar” atau euphoria setelah terjadi serangan, sedangkan yang lainnya merasa deperesi dan lemas. Gejala diatas tersebut terjadi pada penderita migren dengan aura, sementara pada penderita migren tanpa aura, hanya ada 3 fase saja, yaitu fase prodromal, fase nyeri kepala, dan fase postdromal.
  • 10. Pemeriksaan • Anamnesis Dalam anamnesis perlu digali lokasi, penjalaran, intensitas, kualitas, gejala premonitory, aura, gejala penyerta, faktor pencetus, faktor peringan/perberat dan riwayat keluarga.Dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti ketepatan diagnosis migren mencapai 95%. • Pemeriksaan Fisik dan Neurologis Disamping pemeriksaan fisik secara umum, dilakukan pemeriksaan neurologis yang meliputi: Nervus kranialis, pupil, lapangan pandang, gerakan bola mata, funduskopi untuk evaluasi keadaan n. II, retina dan pembuluh darah retina, kekuatan otot, tonus dan koordinasi,reflex fisiologis dan patologis, sensorik terutama sensorik kortikal (stereognosis), gait, bising orbita, palpasi arteri superfisialis temporalis.
  • 11. • Pemeriksaan Penunjang Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk membantu menegakkan diagnosis. Pemeriksaan penunjang diperlukan bila dicurigai adanya kelainan struktural yang mempunyai gejala seperti migren. • EEG. • MRI (Magnetic Resonance Imaging). • PET (Positron Emission Tomography). • Sachs
  • 12. Terapi 1. Terapi Medikamentosa Tujuan terapi ini adalah untuk membantu penyesuaian psikologik dan fisiologik penderita, mencegah berlanjutnya dilatasi arteri ekstrakranial tanpa mengurangi aliran darah ke otak, serta menghambat aksi mediator humoral a. Terapi tahap akut Tujuan pengobatan pada tahap akut ini adalah untuk mengatasi rasa nyeri akibat terjadinya dilatasi arteri dikulit kepala yang terjadi pada saat serangan migren. Obat : Ergotamin, Dihidro-ergotamin dan Cafergot. b. Terapi Profilaktif Terapi profilaktif ditujukan untuk mencegah terjadinya serangan akut. Obat : metisergid maleat, Pizotifen, Siproheptadi, Propanolol.
  • 13. 2. Terapi tanpa obat Yoga, terapi, maditasi dan hipnotis relaksasi pernah dicoba untuk mengatasi serangan migren akut. Berbagai upaya tersebut secara metodologik kurang bisa dipegang hasilnya mengingat kemungkinan munculnya bias. Sebaiknya terapi profilaktik dengan psikoterapi sejak awal sudah dapat dilakukan bersama dengan terapi medikamentosa. Di lain pihak, terapi tanpa obat ini perlu diteliti lebih lanjut mengingat biaya yang sangat murah dan tiadanya efek samping sebagaimana terjadi pada terapi medikamentosa.