Ma najemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Latar belakang Tingginya Angka Kematian Bayi dan Balita merupakan salah satu faktor yang menentukan indikator Indeks Pembangunan Manusia di suatu wilayah. Penyebab utama tingginya angka kematian tersebut antara lain pneumonia, malaria, diare, demam berdarah dengue dan gizi buruk
MTBS Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita dengan peningkatan kualitas tata laksana secara terpadu melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di sarana kesehatan Penerapan MTBS secara internasional telah diterapkan di 109 negara berkembang dan telah diakui oleh WHO sebagai salah satu upaya dalam bidang kesehatan yang memberikan dampak dalam upaya penurunan AK Bayi dan Balita
ISPA 19% Diare 19% Campak 7% Malaria 5% Lain-lain 32% Gangguan Perinatal 18% Sekitar 70% kematian  berkaitan dengan 1  atau lebih dari 5 kondisi tersebut Malnutrisi 54% * Based on data taken from The Global Burden of Disease 1996, edited by Murray CJL and Lopez AD, and Epidemiologic evidence for a potentiating effect of malnutrition on child mortality, Pelletier DL, Frongillo EA and Habicht JP, AmJ Public Health 1993;83:1130-1133 Penyebab Kematian Balita  di Negara Berkembang, 1995
 
Suatu  PENDEKATAN  keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit  di fasilitas kesehatan tingkat dasar Apa itu MTBS ? Bukan program vertikal
TUJUAN MTBS  Menurunkan angka kesakitan dan kematian  yang terkait dengan penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan  di unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar. Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan  kesehatan anak
STRATEGI   MTBS Kombinasi perbaikan tatalaksana kasus pada balita sakit ( kuratif ) dengan aspek gizi, imunisasi dan konseling ( promotif dan preventif ).  Penyakit anak dipilih merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan bayi dan anak balita .
PADA SEBAGIAN BESAR ANAK, DIAGNOSA TUNGGAL  MUNGKIN KURANG TEPAT Keluhan yang disampaikan Kemungkinan penyebab atau kondisi yang menyertai Batuk  dan/atau napas cepat Pnemonia Anemia berat Malaria (falciparum) Letargis atau tidak sadar Malaria serebral Meningitis Dehidrasi berat Pnemonia berat Ruam campak Pnemonia Diare Infeksi telinga Bayi muda yang “sakit berat” Pnemonia Meningitis Sepsis
Di rumah Pelayanan kesehatan Intervensi yang tercakup dalam strategi MTBS Meningkatkan pertumbuhan. Pencegahan penyakit Pelayanan kuratif Intervensi untuk meningkatkan gizi di tingkat rumah tangga/ masyarakat Insektisida - pemasangan kelambu Tatalaksana kasus secara dini Pola pencarian pertolongan yang tepat Kepatuhan terhadap pengobatan Imunisasi ASI dan MP-ASI Suplemen mikronutrien Tatalaksana kasus : ISPA, diare, campak, malaria dan malnutrisi, infeksi serius yang lain Konseling tentang pemberian makan dan pemberian ASI Pengobatan dengan tablet besi Pengobatan kecacingan
MTBS sebagai  Key Strategy   untuk meningkatkan kesehatan anak   Gizi Imunisasi Pencegahan  berbagai  penyakit dan  promosi  tumbuh  kembang Manajemen  balita sakit M T B S
STRATEGI MTBS ADA 3 KOMPONEN  Meningkatkan keterampilan  petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus. Memperbaiki sistem kesehatan  agar penanganan penyakit-2 pada balita  lebih efektif. Memperbaiki praktek keluarga & masyarakat  dalam  perawatan  di rumah  dan  pola pencarian pertolongan.
Lebih dari 75% ibu membawa balita ke klinik dengan keluhan salah satu kondisi di atas Sering ditemukan  overlapping  gejala, sehingga diagnosis  tunggal tidak tepat.  MENGAPA PERLU  MTBS ? 12 juta balita per tahun meninggal di negara berkembang 70% kematian balita karena pneumonia, malaria, diare, campak, malnutrisi atau  kombinasi.
Backgrounds (2)
KEUNTUNGAN DARI PENDEKATAN  MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT STRATEGI MTBS : Mencakup masalah kesehatan utama  - Strategi ini secara sistematis mencakup penyebab kesakitan dan kematian anak yang paling penting. Sesuai dengan kebutuhan -  Setiap hari jutaan orang tua membawa anaknya yang sakit ke rumah sakit, puskesmas, apotik dan dukun atau tenaga pengobatan tradisional. Paling sedikit tiga  dari empat anak-anak ini menderita salah satu dari lima kondisi yang merupakan fokus dari MTBS. Sangat mungkin memberikan dampak yang cukup besar pada status kesehatan -  Laporan Bank Dunia tahun 1993, memperkirakan bahwa MTBS merupakan jenis intervensi yang mempunyai potensi memberikan dampak terbesar pada beban penyakit secara global.
Mempromosikan pencegahan disamping pengobatan -  Sebagai tambahan dari fokusnya pada pengobatan, MTBS juga memberikan kesempatan untuk , dan menekankan, intervensi pencegahan yang penting seperti imunisasi dan perbaikan gizi bayi dan anak, termasuk pemberian ASI. Cost-effective  -  Laporan Bank Dunia diatas menyebutkan bahwa MTBS termasuk dalam 10 besar intervensi yang  cost-effective , baik di negara dengan penghasilan rendah maupun menengah.
Mempromosikan penghematan -  Manajemen penyakit anak yang kurang tepat akan menghamburkan sumber daya dan sumber dana yang sudah terbatas. Walaupun investasi yang cukup tinggi diperlukan pada awalnya yaitu untuk pelatihan dan reorganisasi, strategi MTBS pada akhirnya akan menghasilkan penghematan. Memperbaiki pemerataan -  Di negara maju hampir semua anak mempunyai akses pada pelayanan pencegahan maupun pengobatan yang sederhana dan harganya terjangkau, yang dapat melindungi mereka dari kematian akibat ISPA, diare, campak, malaria dan kurang gizi. Dalam pada itu jutaan anak di negara berkembang tidak mempunyai akses terhadap pelayanan yang dapat menyelamatkan jiwa tersebut.  Strategi MTBS memungkinkan pemerataan dalam hal pelayanan kesehatan.
Angka Kematian Neonatal, Bayi  dan Balita  Sumber : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2002-2003
 
Implementation of IMCI  (December 1999)* Argentina Brazil Bolivia Colombia Ecuador Paraguay Peru Venezuela Benin Botswana Cote d'Ivoire Eritrea Ethiopia The Gambia Ghana Kenya Madagascar Malawi Mali Mozambique Namibia Niger Nigeria Senegal South Africa Tanzania, U.R. Togo Uganda Zambia Zimbabwe Egypt Iran Iraq Morocco Pakistan Sudan Syria Turkey Yemen Status of implementation Dominican Rep. El Salvador Haiti Honduras Nicaragua Armenia Azerbaijan Belarus Georgia Kazakhstan Kyrgyzstan Moldova Tadjikistan Turkmenistan Uzbekistan WHO Department of Child and Adolescent Health and Development Bangladesh Bhutan Cambodia China India Indonesia Laos Mongolia Myanmar Nepal Philippines Viet Nam  Expansion (16 countries) Early implementation (34 countries) Introduction (16 countries) *Based on information available in  December 1999
 
PELAKSANA MTBS Tenaga kesehatan di unit rawat jalan tingkat dasar, yaitu:  Paramedis (perawat, bidan). Dokter. Bukan untuk rawat inap Bukan untuk kader.
KEUNTUNGAN MTBS BAGI  PROGRAM TERKAIT
Penghematan biaya Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan  Rasionalisasi pemakaian obat Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu/keluarga dalam perawatan di rumah Mengoptimalkan pendayagunaan tenaga kesehatan Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu Memperbaiki perencanaan dan manajemen kesehatan KONTRIBUSI MTBS DALAM MENUJU  INDONESIA SEHAT 2010

Mtbs

  • 1.
    Ma najemen TerpaduBalita Sakit (MTBS)
  • 2.
    Latar belakang TingginyaAngka Kematian Bayi dan Balita merupakan salah satu faktor yang menentukan indikator Indeks Pembangunan Manusia di suatu wilayah. Penyebab utama tingginya angka kematian tersebut antara lain pneumonia, malaria, diare, demam berdarah dengue dan gizi buruk
  • 3.
    MTBS Salah satuupaya untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita dengan peningkatan kualitas tata laksana secara terpadu melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di sarana kesehatan Penerapan MTBS secara internasional telah diterapkan di 109 negara berkembang dan telah diakui oleh WHO sebagai salah satu upaya dalam bidang kesehatan yang memberikan dampak dalam upaya penurunan AK Bayi dan Balita
  • 4.
    ISPA 19% Diare19% Campak 7% Malaria 5% Lain-lain 32% Gangguan Perinatal 18% Sekitar 70% kematian berkaitan dengan 1 atau lebih dari 5 kondisi tersebut Malnutrisi 54% * Based on data taken from The Global Burden of Disease 1996, edited by Murray CJL and Lopez AD, and Epidemiologic evidence for a potentiating effect of malnutrition on child mortality, Pelletier DL, Frongillo EA and Habicht JP, AmJ Public Health 1993;83:1130-1133 Penyebab Kematian Balita di Negara Berkembang, 1995
  • 5.
  • 6.
    Suatu PENDEKATAN keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit di fasilitas kesehatan tingkat dasar Apa itu MTBS ? Bukan program vertikal
  • 7.
    TUJUAN MTBS Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang terkait dengan penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar. Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak
  • 8.
    STRATEGI MTBS Kombinasi perbaikan tatalaksana kasus pada balita sakit ( kuratif ) dengan aspek gizi, imunisasi dan konseling ( promotif dan preventif ). Penyakit anak dipilih merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan bayi dan anak balita .
  • 9.
    PADA SEBAGIAN BESARANAK, DIAGNOSA TUNGGAL MUNGKIN KURANG TEPAT Keluhan yang disampaikan Kemungkinan penyebab atau kondisi yang menyertai Batuk dan/atau napas cepat Pnemonia Anemia berat Malaria (falciparum) Letargis atau tidak sadar Malaria serebral Meningitis Dehidrasi berat Pnemonia berat Ruam campak Pnemonia Diare Infeksi telinga Bayi muda yang “sakit berat” Pnemonia Meningitis Sepsis
  • 10.
    Di rumah Pelayanankesehatan Intervensi yang tercakup dalam strategi MTBS Meningkatkan pertumbuhan. Pencegahan penyakit Pelayanan kuratif Intervensi untuk meningkatkan gizi di tingkat rumah tangga/ masyarakat Insektisida - pemasangan kelambu Tatalaksana kasus secara dini Pola pencarian pertolongan yang tepat Kepatuhan terhadap pengobatan Imunisasi ASI dan MP-ASI Suplemen mikronutrien Tatalaksana kasus : ISPA, diare, campak, malaria dan malnutrisi, infeksi serius yang lain Konseling tentang pemberian makan dan pemberian ASI Pengobatan dengan tablet besi Pengobatan kecacingan
  • 11.
    MTBS sebagai Key Strategy untuk meningkatkan kesehatan anak Gizi Imunisasi Pencegahan berbagai penyakit dan promosi tumbuh kembang Manajemen balita sakit M T B S
  • 12.
    STRATEGI MTBS ADA3 KOMPONEN Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus. Memperbaiki sistem kesehatan agar penanganan penyakit-2 pada balita lebih efektif. Memperbaiki praktek keluarga & masyarakat dalam perawatan di rumah dan pola pencarian pertolongan.
  • 13.
    Lebih dari 75%ibu membawa balita ke klinik dengan keluhan salah satu kondisi di atas Sering ditemukan overlapping gejala, sehingga diagnosis tunggal tidak tepat. MENGAPA PERLU MTBS ? 12 juta balita per tahun meninggal di negara berkembang 70% kematian balita karena pneumonia, malaria, diare, campak, malnutrisi atau kombinasi.
  • 14.
  • 15.
    KEUNTUNGAN DARI PENDEKATAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT STRATEGI MTBS : Mencakup masalah kesehatan utama - Strategi ini secara sistematis mencakup penyebab kesakitan dan kematian anak yang paling penting. Sesuai dengan kebutuhan - Setiap hari jutaan orang tua membawa anaknya yang sakit ke rumah sakit, puskesmas, apotik dan dukun atau tenaga pengobatan tradisional. Paling sedikit tiga dari empat anak-anak ini menderita salah satu dari lima kondisi yang merupakan fokus dari MTBS. Sangat mungkin memberikan dampak yang cukup besar pada status kesehatan - Laporan Bank Dunia tahun 1993, memperkirakan bahwa MTBS merupakan jenis intervensi yang mempunyai potensi memberikan dampak terbesar pada beban penyakit secara global.
  • 16.
    Mempromosikan pencegahan disampingpengobatan - Sebagai tambahan dari fokusnya pada pengobatan, MTBS juga memberikan kesempatan untuk , dan menekankan, intervensi pencegahan yang penting seperti imunisasi dan perbaikan gizi bayi dan anak, termasuk pemberian ASI. Cost-effective - Laporan Bank Dunia diatas menyebutkan bahwa MTBS termasuk dalam 10 besar intervensi yang cost-effective , baik di negara dengan penghasilan rendah maupun menengah.
  • 17.
    Mempromosikan penghematan - Manajemen penyakit anak yang kurang tepat akan menghamburkan sumber daya dan sumber dana yang sudah terbatas. Walaupun investasi yang cukup tinggi diperlukan pada awalnya yaitu untuk pelatihan dan reorganisasi, strategi MTBS pada akhirnya akan menghasilkan penghematan. Memperbaiki pemerataan - Di negara maju hampir semua anak mempunyai akses pada pelayanan pencegahan maupun pengobatan yang sederhana dan harganya terjangkau, yang dapat melindungi mereka dari kematian akibat ISPA, diare, campak, malaria dan kurang gizi. Dalam pada itu jutaan anak di negara berkembang tidak mempunyai akses terhadap pelayanan yang dapat menyelamatkan jiwa tersebut. Strategi MTBS memungkinkan pemerataan dalam hal pelayanan kesehatan.
  • 18.
    Angka Kematian Neonatal,Bayi dan Balita Sumber : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2002-2003
  • 19.
  • 20.
    Implementation of IMCI (December 1999)* Argentina Brazil Bolivia Colombia Ecuador Paraguay Peru Venezuela Benin Botswana Cote d'Ivoire Eritrea Ethiopia The Gambia Ghana Kenya Madagascar Malawi Mali Mozambique Namibia Niger Nigeria Senegal South Africa Tanzania, U.R. Togo Uganda Zambia Zimbabwe Egypt Iran Iraq Morocco Pakistan Sudan Syria Turkey Yemen Status of implementation Dominican Rep. El Salvador Haiti Honduras Nicaragua Armenia Azerbaijan Belarus Georgia Kazakhstan Kyrgyzstan Moldova Tadjikistan Turkmenistan Uzbekistan WHO Department of Child and Adolescent Health and Development Bangladesh Bhutan Cambodia China India Indonesia Laos Mongolia Myanmar Nepal Philippines Viet Nam Expansion (16 countries) Early implementation (34 countries) Introduction (16 countries) *Based on information available in December 1999
  • 21.
  • 22.
    PELAKSANA MTBS Tenagakesehatan di unit rawat jalan tingkat dasar, yaitu: Paramedis (perawat, bidan). Dokter. Bukan untuk rawat inap Bukan untuk kader.
  • 23.
    KEUNTUNGAN MTBS BAGI PROGRAM TERKAIT
  • 24.
    Penghematan biaya Meningkatkankualitas pelayanan kesehatan Rasionalisasi pemakaian obat Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu/keluarga dalam perawatan di rumah Mengoptimalkan pendayagunaan tenaga kesehatan Meningkatkan rujukan kasus tepat waktu Memperbaiki perencanaan dan manajemen kesehatan KONTRIBUSI MTBS DALAM MENUJU INDONESIA SEHAT 2010