Financial Ratio
(bagian 2)
Pasar Saham
Georgius Rinaldo
dodo@kuliahkita.com
Pendahuluan
Pada materi sebelumnya telah dibahas satu dari 4 rasio yaitu
profitability ratio. Berikutnya Kita akan bahas leverage ratio.
Leverage ratio seperti pisau bermata dua.
Perusahaan akan berhutang bila melihat kesempatan mendapatkan
return yang lebih tinggi dari pinjaman dan bunganya → ROE naik.
Tetapi hutang yang besar berarti bunga yang besar juga yang bisa
memotong profit perusahaan. Leverage ratio inilah yang membahas
baik dan buruknya hutang perusahaan.
Leverage Ratio - Jenis-jenis
Ratio yang akan dilihat pada leverage ratio adalah sebagai
berikut:
1. Interest Coverage Ratio
2. Debt to Equity Ratio
3. Debt to Asset Ratio
4. Financial Leverage Ratio
Leverage Ratio - Interest Coverage
Interest coverage ratio - disebut juga debt service (coverage) ratio
membantu Kita memahami pendapatan perusahaan relatif terhadap
beban bunga pinjaman → apakah perusahaan mampu membayar
hutang, atau punya cadangan kas setelah pembayaran, atau defisit.
Rumusnya = [Earning before Interest & Tax (EBIT) / Interest Payment]
EBIT = EBITDA - Depreciation & Amortization
*DA di EBITDA adalah “depreciation & amortization”
*interest payment dapat dilihat di finance activity di laporan (finance cost)
Leverage Ratio - Interest Coverage
Misalkan: perusahaan x, operating revenuenya = 5828,13 (dalam juta)
dan loss = 5085.13. Lalu terdapat finance cost dan “depresiasi dan
amortisasi” sebesar 467,64 juta dan 204,54 juta.
Maka: EBITDA = 5828,13 - 5085,13 = 769,98
EBIT = 769,98 - 204,54 = 565,44
Interest Coverage = 565,44 / 467,64 = 1,2x
Karena nilainya positif berarti perusahaan x punya kemampuan bayar
yang cukup.
Leverage Ratio - Debt to Equity
Debt to Equity Ratio - Rasio ini digunakan untuk mengetahui total
hutang dibandingkan dengan equity.Semua kebutuhan angkanya
dapat ditemukan di balance sheet.
Rumus = Total Debt / Total Equity
Jika angkanya lebih dari 1, berarti perlu berhati-hati karena hutangnya
cukup besar dan ada kemungkinan gagal bayar. Di beberapa situs
perusahaan seperti PT Adhi Karya, biasanya sudah disediakan dan
tinggal dilihat.
Leverage Ratio - Debt to Asset
Debt to Asset Ratio - Membantu kita memahami pola finansial dari
perusahaan dengan mengetahui berapa aset yang dibelanjakan
melalui hutang pinjaman.
Rumus = Total Debt / Total Asset
Semakin tingginya berarti semakin tinggi leverage dan besar resikonya
sehingga investor perlu berhati-hati.
Leverage Ratio - Financial Leverage
Financial Leverage Ratio - Kita melihat sejauh mana aset yang ada
didukung (support) oleh equity.
Rumus = Average Total Asset / Average Total Equity
Misalkan: Sebuah perusahaan bernama Wico memiliki leverage ratio 4.
Berarti tiap equity Wico mendukung 4 rupiah aset.
Operating Ratio
Operating Ratio - disebut juga Activity Ratio menunjukkan efisiensi
perusahaan dalam aktivitas operasional bisnisnya yang dapat juga
memberi gambaran efisiensi manajemen (Asset management ratio).
Ada beberapa jenis operating rasio yang biasanya dipakai untuk memberi
investor gambaran perusahaan. Rasio ini biasanya perlu dibandingkan dengan
rasio dari peruahaan lainnya.
Operating Ratio
Ada 7 rasio yang biasa dipakai yaitu:
1. Fixed Asset Turnover Ratio
2. Working Capital Turnover Ratio
3. Total Asset Turnover Ratio
4. Inventory Turnover Ratio
5. Inventory Number of Days
6. Receivable Turnover Ratio
7. Days Sales Oustanding (DSO)
Operating Ratio
Fixed Asset Turnover Ratio - rasio yang mengukur revenue yang
dihasilkan dan perbandingannya dengan fixed asset (properti, pabrik,
peralatan, dll).
Fixed Asset Turnover Ratio = Operating Revenue / Total Avg Asset
Semakin tinggi angka dari fixed asset turnover ratio, berarti semakin
efisien.
Operating Ratio
Misalkan terdapat revenue 3.437 (dalam juta) dan aset perusahaan
adalah sebagai berikut
Asset Tahun 2014 Tahun 2013
Non-current Assets
Fixed Assets
Tangible Assets
Intangible Assets
Capital Work-in-progress
Intangible assets under development
6.198,94
32,96
1.443,60
3.14
3.554,97
33.69
1.024,97
4.84
7.678,84 4.618,47
Operating Ratio
Maka, Fixed Asset Turnover Ratio-nya sesuai rumus adalah:
3.437 / [(7.678,84 + 4.618,47) / 2] = 0,5589
Dalam melihat rasio ini, perlu juga diperhatikan fase dari perusahaan.
Apakah sudah dewasa atau baru berkembang, dll.
Jika sedang berkembang, fixed asset akan besar nilainya dan terus
naik. Hal ini tentunya juga harus diikuti dengan pemasukan yang stabil
atau naik juga.
Operating Ratio
Working Capital Turnover - adalah modal yang diperlukan perusahaan
untuk menjalankan operasi hariannya. Biasa dibutuhkan aset tertentu
seperti inventory, receivables, cash, dll.
Perusahaan yang baik memperhitungkan current asset dan liabilities.
Pengurangannya menghasilkan working capital dari perusahaan.
Working capital = current assets - current liabilities
Operating Ratio
Working capital yang positif menunjukkan bahwa perusahaan surplus
dan dapat menangani operasi hariannya, dan sebaliknya. Jika negatif
atau defisit, biasanya perusahaan meminjam dari bank.
Working capital turnover ratio menunjukkan berapa revenue yang dapat
dihasilkan untuk tiap unit working capital.
Working Capital Turnover Ratio = Revenue / Average Working Capital
Operating Ratio
Misalkan terdapat data berikut. Pada kotak hijau dan merah dari kiri ke
kanan adalah data pada tahun 2014 dan 2013.
Operating Ratio
Jika menggunakan data sebelumnya yaitu dengan revenue 3437 juta,
maka working capital turnover ratio-nya adalah:
3437 / [(680,66 + 664,91) / 2] = 5,11
Menunjukkan bahwa untuk tiap 1 rupiah working capital memberi 5,11
rupiah revenue. (Semakin besar berarti semakin baik)
Tahun Current Asset Current Liabilities Working Capital
2013 1256,85 576,19 680,66
2014 1298,61 633,7 664,91
Operating Ratio
Total Asset Turnover Ratio - menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan revenue melalui aset yang ada. Semakin besar nilainya
berarti semakin baik.
Total Asset Turnover Ratio = Revenue / Average Total Asset
Inventory Turnover Ratio - mengacu pada barang yang telah diproduksi
yang belum terjual dan disimpan di gudang dengan harapan akan
terjual pada calon klien. Jika sebuah perusahaan menjual produk
terkenal, biasanya inventory ini akan cepat terjual dan harus ditambah
lagi → proses ini disebut inventory turnover.
Operating Ratio
Misalnya pada kasus perusahaan kendaraan yang produknya cukup
sulit terjual. Terdapat 50 mobil yang diproduksi.
Misalkan 50 mobil ini terjual dalam 3 bulan. Berarti perusahaan harus
turn over inventory-nya atau menambah lagi sehingga dalam 1 tahun
terjadi 4 kali turn over. Lalu untuk rasionya:
Inventory Turnover = Harga Produksi Barang / Average Inventory
* Harga produksi barang bisa dilihat di pengeluaran
Operating Ratio
Misalnya pada kasus perusahaan kendaraan yang produknya cukup
sulit terjual. Terdapat 50 mobil yang diproduksi.
Misalkan 50 mobil ini terjual dalam 3 bulan. Berarti perusahaan harus
turn over inventory-nya atau menambah lagi sehingga dalam 1 tahun
terjadi 4 kali turn over. Lalu untuk rasionya:
Inventory Turnover = Biaya Produksi Barang / Average Inventory
* Harga produksi barang bisa dilihat di pengeluaran
Operating Ratio
Misalnya data sebagai berikut:
Pada data yang dikotaki merah, terdapat biaya yang terkait produksi
barang. Dan asumsikan other expenses-nya adalah 137,19 juta. (semua
dalam juta)
Operating Ratio
Maka harga produksi = 2101,19 + 211,36 + 137,19 = 2559,74
Lalu misalkan diperoleh dari balance sheet bahwa average inventory
tahun 2013 dan 2014 adalah 292,85 dan 335 juta sehingga didapat
rata-ratanya adalah = 313,92 juta.
Inventory turnover ratio = 2559,74 / 313,92 = 7,8x
*dibulatkan menjadi 8x per tahun → makin banyak restok ulang barang yang
dijual berarti semakin baik
Operating Ratio
Inventory Number of Days - jika rasio sebelumnya adalah mencari
berapa kali, pada rasio ini dicari setiap berapa hari waktu barang
terjual dan menjadi uang kas.
Rumusnya adalah:
Inventory Number of Days = 365 / Inventory Turnover
Jika dengan data sebelumnya berarti: 365 / 7,8 = 46,77 ~ 47 hari.
Artinya: Barang akan terjual seluruhnya dalam 47 hari.
Operating Ratio
Berikut contoh skenario: Perusahaan punya turnover ratio tinggi,
berarti inventory number of days rendah yang berarti baik.
Tetapi, bagaimana jika perusahaan punya produk yang bagus, tetapi
kapasitas produksi yang terbatas? (Baik karena masalah internal:
dana, manajemen, atau eksternal: kebijakan material pemerintah,
pinjaman, dll). Jika terdapat hal seperti itu, tidak disarankan
berinvestasi di perusahaan yang bersangkutan.
Operating Ratio
Account Receivables Ratio - mengetahui berapa kali perusahaan
mendapatkan uang dari debtor dan pelanggan (customer)
Accountable receivable ratio = Revenue / Average Receivable
Daily Sales Outstanding (DSO) - mengetahui periode waktu terlambat
(time lag) rata-rata pengumpulan dana (average cash collection). Makin
cepat (kecil) waktunya, makin cepat juga kas siap digunakan.
Days Sales Outstanding = 365 / Receivable Turnover Ratio

Pasar Saham - 28 Financial Ratio 02

  • 1.
  • 2.
    Pendahuluan Pada materi sebelumnyatelah dibahas satu dari 4 rasio yaitu profitability ratio. Berikutnya Kita akan bahas leverage ratio. Leverage ratio seperti pisau bermata dua. Perusahaan akan berhutang bila melihat kesempatan mendapatkan return yang lebih tinggi dari pinjaman dan bunganya → ROE naik. Tetapi hutang yang besar berarti bunga yang besar juga yang bisa memotong profit perusahaan. Leverage ratio inilah yang membahas baik dan buruknya hutang perusahaan.
  • 3.
    Leverage Ratio -Jenis-jenis Ratio yang akan dilihat pada leverage ratio adalah sebagai berikut: 1. Interest Coverage Ratio 2. Debt to Equity Ratio 3. Debt to Asset Ratio 4. Financial Leverage Ratio
  • 4.
    Leverage Ratio -Interest Coverage Interest coverage ratio - disebut juga debt service (coverage) ratio membantu Kita memahami pendapatan perusahaan relatif terhadap beban bunga pinjaman → apakah perusahaan mampu membayar hutang, atau punya cadangan kas setelah pembayaran, atau defisit. Rumusnya = [Earning before Interest & Tax (EBIT) / Interest Payment] EBIT = EBITDA - Depreciation & Amortization *DA di EBITDA adalah “depreciation & amortization” *interest payment dapat dilihat di finance activity di laporan (finance cost)
  • 5.
    Leverage Ratio -Interest Coverage Misalkan: perusahaan x, operating revenuenya = 5828,13 (dalam juta) dan loss = 5085.13. Lalu terdapat finance cost dan “depresiasi dan amortisasi” sebesar 467,64 juta dan 204,54 juta. Maka: EBITDA = 5828,13 - 5085,13 = 769,98 EBIT = 769,98 - 204,54 = 565,44 Interest Coverage = 565,44 / 467,64 = 1,2x Karena nilainya positif berarti perusahaan x punya kemampuan bayar yang cukup.
  • 6.
    Leverage Ratio -Debt to Equity Debt to Equity Ratio - Rasio ini digunakan untuk mengetahui total hutang dibandingkan dengan equity.Semua kebutuhan angkanya dapat ditemukan di balance sheet. Rumus = Total Debt / Total Equity Jika angkanya lebih dari 1, berarti perlu berhati-hati karena hutangnya cukup besar dan ada kemungkinan gagal bayar. Di beberapa situs perusahaan seperti PT Adhi Karya, biasanya sudah disediakan dan tinggal dilihat.
  • 7.
    Leverage Ratio -Debt to Asset Debt to Asset Ratio - Membantu kita memahami pola finansial dari perusahaan dengan mengetahui berapa aset yang dibelanjakan melalui hutang pinjaman. Rumus = Total Debt / Total Asset Semakin tingginya berarti semakin tinggi leverage dan besar resikonya sehingga investor perlu berhati-hati.
  • 8.
    Leverage Ratio -Financial Leverage Financial Leverage Ratio - Kita melihat sejauh mana aset yang ada didukung (support) oleh equity. Rumus = Average Total Asset / Average Total Equity Misalkan: Sebuah perusahaan bernama Wico memiliki leverage ratio 4. Berarti tiap equity Wico mendukung 4 rupiah aset.
  • 9.
    Operating Ratio Operating Ratio- disebut juga Activity Ratio menunjukkan efisiensi perusahaan dalam aktivitas operasional bisnisnya yang dapat juga memberi gambaran efisiensi manajemen (Asset management ratio). Ada beberapa jenis operating rasio yang biasanya dipakai untuk memberi investor gambaran perusahaan. Rasio ini biasanya perlu dibandingkan dengan rasio dari peruahaan lainnya.
  • 10.
    Operating Ratio Ada 7rasio yang biasa dipakai yaitu: 1. Fixed Asset Turnover Ratio 2. Working Capital Turnover Ratio 3. Total Asset Turnover Ratio 4. Inventory Turnover Ratio 5. Inventory Number of Days 6. Receivable Turnover Ratio 7. Days Sales Oustanding (DSO)
  • 11.
    Operating Ratio Fixed AssetTurnover Ratio - rasio yang mengukur revenue yang dihasilkan dan perbandingannya dengan fixed asset (properti, pabrik, peralatan, dll). Fixed Asset Turnover Ratio = Operating Revenue / Total Avg Asset Semakin tinggi angka dari fixed asset turnover ratio, berarti semakin efisien.
  • 12.
    Operating Ratio Misalkan terdapatrevenue 3.437 (dalam juta) dan aset perusahaan adalah sebagai berikut Asset Tahun 2014 Tahun 2013 Non-current Assets Fixed Assets Tangible Assets Intangible Assets Capital Work-in-progress Intangible assets under development 6.198,94 32,96 1.443,60 3.14 3.554,97 33.69 1.024,97 4.84 7.678,84 4.618,47
  • 13.
    Operating Ratio Maka, FixedAsset Turnover Ratio-nya sesuai rumus adalah: 3.437 / [(7.678,84 + 4.618,47) / 2] = 0,5589 Dalam melihat rasio ini, perlu juga diperhatikan fase dari perusahaan. Apakah sudah dewasa atau baru berkembang, dll. Jika sedang berkembang, fixed asset akan besar nilainya dan terus naik. Hal ini tentunya juga harus diikuti dengan pemasukan yang stabil atau naik juga.
  • 14.
    Operating Ratio Working CapitalTurnover - adalah modal yang diperlukan perusahaan untuk menjalankan operasi hariannya. Biasa dibutuhkan aset tertentu seperti inventory, receivables, cash, dll. Perusahaan yang baik memperhitungkan current asset dan liabilities. Pengurangannya menghasilkan working capital dari perusahaan. Working capital = current assets - current liabilities
  • 15.
    Operating Ratio Working capitalyang positif menunjukkan bahwa perusahaan surplus dan dapat menangani operasi hariannya, dan sebaliknya. Jika negatif atau defisit, biasanya perusahaan meminjam dari bank. Working capital turnover ratio menunjukkan berapa revenue yang dapat dihasilkan untuk tiap unit working capital. Working Capital Turnover Ratio = Revenue / Average Working Capital
  • 16.
    Operating Ratio Misalkan terdapatdata berikut. Pada kotak hijau dan merah dari kiri ke kanan adalah data pada tahun 2014 dan 2013.
  • 17.
    Operating Ratio Jika menggunakandata sebelumnya yaitu dengan revenue 3437 juta, maka working capital turnover ratio-nya adalah: 3437 / [(680,66 + 664,91) / 2] = 5,11 Menunjukkan bahwa untuk tiap 1 rupiah working capital memberi 5,11 rupiah revenue. (Semakin besar berarti semakin baik) Tahun Current Asset Current Liabilities Working Capital 2013 1256,85 576,19 680,66 2014 1298,61 633,7 664,91
  • 18.
    Operating Ratio Total AssetTurnover Ratio - menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan revenue melalui aset yang ada. Semakin besar nilainya berarti semakin baik. Total Asset Turnover Ratio = Revenue / Average Total Asset Inventory Turnover Ratio - mengacu pada barang yang telah diproduksi yang belum terjual dan disimpan di gudang dengan harapan akan terjual pada calon klien. Jika sebuah perusahaan menjual produk terkenal, biasanya inventory ini akan cepat terjual dan harus ditambah lagi → proses ini disebut inventory turnover.
  • 19.
    Operating Ratio Misalnya padakasus perusahaan kendaraan yang produknya cukup sulit terjual. Terdapat 50 mobil yang diproduksi. Misalkan 50 mobil ini terjual dalam 3 bulan. Berarti perusahaan harus turn over inventory-nya atau menambah lagi sehingga dalam 1 tahun terjadi 4 kali turn over. Lalu untuk rasionya: Inventory Turnover = Harga Produksi Barang / Average Inventory * Harga produksi barang bisa dilihat di pengeluaran
  • 20.
    Operating Ratio Misalnya padakasus perusahaan kendaraan yang produknya cukup sulit terjual. Terdapat 50 mobil yang diproduksi. Misalkan 50 mobil ini terjual dalam 3 bulan. Berarti perusahaan harus turn over inventory-nya atau menambah lagi sehingga dalam 1 tahun terjadi 4 kali turn over. Lalu untuk rasionya: Inventory Turnover = Biaya Produksi Barang / Average Inventory * Harga produksi barang bisa dilihat di pengeluaran
  • 21.
    Operating Ratio Misalnya datasebagai berikut: Pada data yang dikotaki merah, terdapat biaya yang terkait produksi barang. Dan asumsikan other expenses-nya adalah 137,19 juta. (semua dalam juta)
  • 22.
    Operating Ratio Maka hargaproduksi = 2101,19 + 211,36 + 137,19 = 2559,74 Lalu misalkan diperoleh dari balance sheet bahwa average inventory tahun 2013 dan 2014 adalah 292,85 dan 335 juta sehingga didapat rata-ratanya adalah = 313,92 juta. Inventory turnover ratio = 2559,74 / 313,92 = 7,8x *dibulatkan menjadi 8x per tahun → makin banyak restok ulang barang yang dijual berarti semakin baik
  • 23.
    Operating Ratio Inventory Numberof Days - jika rasio sebelumnya adalah mencari berapa kali, pada rasio ini dicari setiap berapa hari waktu barang terjual dan menjadi uang kas. Rumusnya adalah: Inventory Number of Days = 365 / Inventory Turnover Jika dengan data sebelumnya berarti: 365 / 7,8 = 46,77 ~ 47 hari. Artinya: Barang akan terjual seluruhnya dalam 47 hari.
  • 24.
    Operating Ratio Berikut contohskenario: Perusahaan punya turnover ratio tinggi, berarti inventory number of days rendah yang berarti baik. Tetapi, bagaimana jika perusahaan punya produk yang bagus, tetapi kapasitas produksi yang terbatas? (Baik karena masalah internal: dana, manajemen, atau eksternal: kebijakan material pemerintah, pinjaman, dll). Jika terdapat hal seperti itu, tidak disarankan berinvestasi di perusahaan yang bersangkutan.
  • 25.
    Operating Ratio Account ReceivablesRatio - mengetahui berapa kali perusahaan mendapatkan uang dari debtor dan pelanggan (customer) Accountable receivable ratio = Revenue / Average Receivable Daily Sales Outstanding (DSO) - mengetahui periode waktu terlambat (time lag) rata-rata pengumpulan dana (average cash collection). Makin cepat (kecil) waktunya, makin cepat juga kas siap digunakan. Days Sales Outstanding = 365 / Receivable Turnover Ratio