2006
PEMBUATAN PUPUK
ORGANIK
Disampaikan dalam Pelatihan Tematik
Balai Penyuluhan Kec Majenang, 22- Agustus - 2022
DINAS PERTANIAN, KAB CILACAP
DINAS PERTANIAN, KAB CILACAP
20
2022
22
PUPUK ORGANIK
 Pupuk Organik adalah pupuk yang sebagian atau
seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal
dari sisa tanaman dan atau kotoran hewan yang
telah melalui proses, rekayasa, berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk mensuplai hara
tanaman, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah
 Sumber bahan organik dapat berupa pupuk
kandang, pupuk hijau, pupuk kompos, sisa tanaman
(jerami, brangkasan, tongkol jagung, sabut kelapa
dll), limbah ternak, limbah industri yang
menggunakan bahan pertanian dan limbah kota
Jenis Pupuk Organik
1.Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan kotoran ternak, limbah ternah,
limbah ternak yang merupakan limbah dari rumah potong
hewan berupa tulang, darah dan sebagainya.
2.Pupuk Hijau
Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun
hanya bagian dari tanaman seperti sisa batang dan tunggul
akar setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan pakan
ternak. Contoh : sisa-sisa tanaman, kacang-kacangan, dan
tanaman paku air Azzola.
3.Pupuk Kompos
Kompos adalah bahan-bahan organik (sampah organik) yang
telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi
antara mikroorganisme (bakteri perombak) yang bekerja di
dalamnya
1. Pupuk Kandang
HEWAN NISBAH
PDT : CAIR
H2
O
(%)
KANDUNGAN UH (KG/TON)
N P K
Sapi perah 80 : 20 5 22 5,6 13,7
Sapi
daging
80 : 20 85 26,2 4,5 13,0
Unggas 100 : 1 62 65,8 13,7 12,8
Babi 60 : 40 85 28,4 6,8 19,9
Domba 67 : 33 66 50,6 6,7 39,7
Kuda 80 : 20 66 32,8 4,3 24,8
Susunan kimia & kualitasnya ditentukan oleh
a. Jenis dan umur hewan.
b. Makanan hewan
c. Alas kandang / hamparan
d. Penyimpanan
Kandungan UH dalam Pupuk Kandang
Menurut Benne, et al.
Kandungan Unsur haranya :
Mg = 3,5 – 12,8 kg/ton
B = 0,04 – 0,26 kg ton
Ca = 5,3 – 162,8 kg/ton
Mn = 0,02 – 0,4 kg ton
S = 2,2 – 13,6 kg/ton
Cu = 0,02 – 0,07 kg ton
Fe = 0,02 – 2,05 kg/ton
Mo = 0,002 – 0,02 kg ton
 Bahan larut ether ± 2 %
 Bahan larut air 5,0 – 5,3 %
 Hemiselulosa 19,6 %
 Selulosa 25,2 %
 Total protein 14,9 %
 Kadar abu 13 %
Catatan : Semakin kecil ukuran
hewan, maka kualitas nutrisi yang
dihasilkan dari kotorannya semakin
baik.
2. Pupuk Hijau
Adalah bahan organik segar yang belum
terdekomposisi.
Penggunaannya langsung dimasukkan ke dalam
tanah :
 bersamaan saat pengolahan lahan
 beberapa minggu sebelum tanam
 Saat tanam pokoknya sudah ada
1. Lamtoro
Contoh Tanaman yang digunakan untuk
Pupuk Hijau, yaitu :
 Menghasilkan 20 ton daun kering / th / ha
 Kandungan hara rata-rata :
N 4,0 %
P 0,4 %
K 4,0 %
Ca 2,0 %
Mg 1,0 %
 Cepat terdekomposisi (Sekitar 2 minggu)
 Dalam 1 ha selama 3 bulan menghasilkan
biomasa 9,50 – 17,50 ton
 Mengandung 1,95 % N
2. Crotalaria Juncea
3. Azolla
Tanaman pakuan yang hidup di air, pada
daunnya ditempati oleh bakteri penyemat
N dari udara (Anaebaena azollae) yang
bersimbiose
Jenis Azolla
Azolla filicolodes
Azolla mexicana
Azolla pinnata
Azolla caroliniana
Azolla microphylla
Azolla nilotica K
3. Pupuk Kompos
A. Manfaat Pupuk Kompos
Kompos sangat berperan dalam proses pertumbuhan
tanaman. Kompos tidak hanya menambah unsur hara,
tetapi juga menjaga fungsi tanah sehingga tanaman
dapat tumbuh dengan baik.
Berikut beberapa manfaat kompos bagi tanaman:
1. Kompos memberikan nutrisi bagi tanaman
Tanah yang baik mempunyai unsur hara yang dapat
mencukupi kebutuhan tanaman. Berdasarkan jumlah
yang dibutuhkan tanaman, unsur hara yang diperlukan
tanaman dibagi menjadi tiga golongan:
 Unsur hara makro primer: unsur hara yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak, seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan
Kalium (K).
 Unsur hara makro sekunder: unsur hara yang dibutuhkan
dalam jumlah kecil, seperti Belerang (S), Kalsium (Ca), dan
Magnesium (Mg).
 Unsur hara mikro: unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah sedikit, seperti Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng
(Zn), Klor (Cl), Mangan (Mn) dan Molibdenin (Mo),
2. Kompos memperbaiki struktur tanah
Tanah yang baik adalah tanah yang melekat satu sama
lain (debu, pasir, liat). Kompos merupakan perekat pada
butir-butir tanah dan mampu menjadi penyeimbang
tingkat kerekatan tanah, juga menjadi daya tarik
mikroorganisme untuk aktivitas pada tanah sehingga
tanah menjadi gembur
3. Kompos meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK)
KTK adalah sifat kimia yang berkaitan erat dengan
kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi lebih
mampu menyediakan unsur hara daripada tanah
dengan KTK rendah. Salah satunya cara untuk
meningkatkan KTK tanah yaitu dengan penambahan
bahan organik.
4. Kompos menambah kemampuan tanah untuk menahan
air
Tanah yang bercampur dengan bahan organik seperti
kompos mempunyai pori-pori dengan daya rekat yang
lebih baik sehingga mampu mengikat serta menahan
ketersediaan air di dalam tanah.
5. Kompos meningkatkan aktivitas biologi tanah
Kompos berisi mikroorganisme yang menguntungkan
tanaman & keberadaan kompos juga akan membuat
tanah menjadi sejuk tidak terlalu lembab dan tidak
terlalu kering shg sangat disenangi mikroorganisme.
6. Kompos mampu meningkatkan pH tanah pada tanah
asam
Di Indonesia, tanah asam tidaklah aneh karena hujan
yang berkepanjangan sehingga mencuci ion-ion basa
seperti Ca, Mg, K dan P dari tanah. Pada tanah asam,
unsur P tidak dapat diserap oleh tanaman karena diikat
oleh Al. Sementara pada tanah basa, unsur P juga tidak
dapat diserap tanaman karena diikat oleh Ca. Selain itu
tanah asam jumlah O2 sedikit sehingga bakteri aerob
dalam tanah tidak dapat menguraikan bahan organik
dalam tanah, sehingga perlu penambahan kompos.
7. Kompos meningkatkan ketersediaan unsur mikro
tidak hanya unsur makro saja yang disediakan oleh
kompos untuk tanama, tetapi juga unsur mikro, antara
lain Zn, Mn, Cu, Fe dan Mo
8. Kompos tidak menimbulkan masalah lingkungan
Penggunaan pupuk kimia berpengaruh buruk terhadap
tanah (racun) dan meracuni produk yang dihasilkan
B. Pembuatan Kompos
1. Pembuatan kompos dengan EM-4
a) Bahan-bahan untuk ukuran 1000 Kg
Jerami yang telah dicacah 500 kg, kotoran hewan 300 kg,
Dedak halus 100 kg, Sekam/Arang kelapa 100 kg,
Molase/gula pasir 1 liter/250 gr, EM-4 1 liter dan air
secukupnya
b) Cara pembuatannya ;
- Membuat larutan gula dan EM-4
1) Masukkan 1 liter air ke dalam ember,
2) Kmdn masukkan gula putih/merah sebanyak 250
gr aduk sampai rata,
3) Masukkan EM-4 sebanyak 1 Liter ke dalam
larutan aduk hingga rata
- Membuat pupuk kompos
1) Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk
kandang, arang kelapa dan dedak) dan aduk sampai
rata
2) Siramlah EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam
adonan (campuran bahan organik) secara merata
sampai kandungan air adonan mencapai 30%,
3) Adonan digundukan di atas ubin kering dg
ketinggian minimal 15-20 cm,
4) Kemudian tutup dengan karung goni selama 3-4
hr
5) Agar fermentasi berlangsung dengan baik
perhatikan agar suhu tidak melebihi 50O
C, bila suhunya
lebih dari 50O
C turunkan suhunya dengan membolak
balik,
6) Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kompos
menjadi rusak dan terjadi proses pembusukan,
1. Pembuatan kompos dengan Mikroorganisme Lokal (MOL)
a) Bahan-bahan
- Bahan Coklatan banyak mengandung karbon (C) berfungsi
sebagai sumber energi pada proses metabolisme dan
perbanyakan sel oleh bakteri, contoh : Jerami, daun-daun
kering, sekam, serbuk gergaji (Jangan Mahoni!!!) dll
- Bahan hijauan banyak mengandung Nitrogen (N) berfungsi
untuk sintesis protein atau pembentukan protoplasma.
Contoh : daun-daun segar, batang pohon pisang, kotoran
hewan dll
- MOL (2 liter) dimasukkan ke dalam tangki 14 liter
b) Cara pembuatannya ;
1) Tempat kompos disiapkan, diberi atap agar terlindung dari
Sinar Matahari dan Hujan,
2) Bahan coklatan dan hijauan dicacah agar permukaan
bahan lebih luas
4) Bahan coklatan dan hijauan dicampur, aduk hingga
rata
5) Semprot dengan MOL secara merata sampai
kelembaban air 50-60%
6) Pertahankan suhu 40 – 50 O
C
7) Untuk mengurangi suhu, ditambah dengan cerobong
dari batang bambu
8) Biarkan selama 15 – 20 hari, tiap 3 hari dikontrol
suhunya, jika suhunya melebihi 50 O
C turunkan
suhunya dengan membolak-balik.
9) Tanda-tanda kompos jadi (masak), yaitu lapuk,
remah, warna sama, suhu tidak panas dan bau tidak
busuk.
MOL (Mikroorganisme Lokal)
yaitu cairan dari bahan sumber mikroorganisme (bakteri)
yang bersifat lokal
 Kegunaan :
- Starter/perombak bahan organik -> kompos
- Sumber zat makanan bagi tanaman
- Mengandung mikroorganisme yang dibutuhkan tanaman
- Mengandung elektrolit (transfer elektron)
 Kandungan MOL
- Mikroorganisme dan zat makanan tanaman
- Hormon : Giberelin, Auxin, Sitokinin, Inhibitor yang
termasuk ke dalam Fitohormon
 Bahan-bahan MOL :
1)Sumber :
- Buah Maja/kemplung/brenuk/labu
- Daun Klirisida/Siriside/Dadaprawa/cebreng
- Bonggol pisang (yang masih anakan)
- Daun bambu kering + nasi (Mol nasi)
- Rebung bambu
- Sayuran
- Daun tisuk
- Buah – buahan masak
- Keong mas
- Urine
2)Pembawa :
- Air kelapa
- Air cucian beras/leri
- Gula kelapa/tetes tebu
 Cara pembuatannya:
1)Bahan MOL (Maja, daun klirisida, bonggol pisang, nasi, daun
tisuk, sayuran, buah, keong mas) ditumbuk sampai halus,
sebaiknya menggunakan lumpang dan alu,
2)Kemudian Bahan tersebut dimasukkan ke dalam ember
ditambah dengan air kelapa, air cucian beras dengan
perbandingan 1 : 1 : 1 dan gula kelapa sebanyak 2 – 5%,
kecuali keong mas 20%,
3)Tutup ember dengan plastik yang telah dikasih selang,
kemudian ikat dengan karet,
4)Selang yang diluar dimasukkan ke dalam botol bekas air
mineral yang telah diisi dengan air sumur
5)Bahan difermentasi selama 15 hari, dianjurkan setiap 7 hari
bahan dibuka dan diaduk
6)Setelah 15 hari MOL sudah jadi, disaring dan siap untuk
digunakan. Tanda – tanda MOL jadi berbau harum, timbul
warna seperti kapang di atas permukaan.
Catatan: MOL urine hanya + Gula seberat urine
 Cara penggunaan MOL pada padi sawah:
1)1 liter untuk 1 tangki 14 liter
2)Penyemprotan dilakukan sore hari (MOL jangan
dipanaskan)
3)Setiap 1 tangki untuk 25 ubin
4)Nozel ditutup agar penyemprotan mengabut
5)Untuk tanaman umur kurang dari 15 hari maka 1 tangki
cukup ½ liter MOL
6)MOL disemprotkan setiap 10 hari sekali (5 – 6 kali)
7)Khusus untuk MOL buah disemprotkan saat padi masa
primordia.
PGPR
(Plant Growth Promoting Rhizobacteria)
 Fungsi PGPR:
1)Pemacu pertumbuhan tanaman,
2)Sebagai agens pengendali hayati yang dapat menekan
OPT utamanya penyebab penyakit (patogen) tanaman
yang hidup dalam tanam/ menekan pekembangan
hama/penyakit tanaman (bioprotectant)
3)Memproduksi fitohormon yaitu IAA (Indole acetic acid),
Sitokinin, giberelin (biostimulnat), dan menghambat
produksi etilen, menambah luas permukaan akar-akar
halus
4)Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman
(biotertilizer)
 Perbanyakan PGPR:
Perbanyakan PGPR dapat dilakukan dengan cara yang
mudah dan sederhana. Biang bakteri teridentifikasi :
Pseudomonas flourescens dan Bacillus polymixa, atau
dari perakaran tanaman bambu, rumput gajah, sereh
wangi/kamijara dan tanaman liar lainnya.
1)Media
- Dedak 1 kg
- Terasi 200 gram
- Gula pasir 400 gram
- Air kapur (enjet) secukupnya
- Air 10 liter
- Biang PGPR
2) Cara :
a) Dedak, terasi, gula pasir dan air kapur direbus di
dalam air mendidih, rebus selama 15 – 20 menit.
Dinginkan pada suhu kamar dan disaring
b) Campurkan biang PGPR yang teridentifikasi
kandungan bakterinya ke dalam air saringan, namun
bila menggunakan biang PGPR dari perakaran
tanaman maka sebelumnya biang telah direndam
dalam air matang (1 gram akar dalam 1 liter air)
selama 3 – 4 hari, kemudian campurkan biang dan
media tersebut ke dalam wadah tertutup,
c) Inkubasi selama 3 hari dan siap diaplikasikan.
3) Aplikasi :
PGPR dapat diaplikasikan melalui perendaman benih
dan penyiraman (pengocoran) ke dalam tanah.
a) Untuk perendaman benih
Benih direndam dalam larutan PGPR yang diencerkan
terlebih dahulu yaitu 2 sdm (sendok makan) larutan
PGPR/1 liter air, dengan waktu perendaman: Padi 24
jam ,tomat, timun, melon, semangka 1 jam dan cabai,
terung 30 menit.
a) Untuk Pengocoran
- Pada tanaman muda, encerkan 1 sdt (sendok teh) (5ml)
larutan PGPR/1liter air, sdgkan pada tanaman umur di
atas 30 hari encerkan 1 sdm (10ml) / 1 liter air
- Dikocorkan pada tanaman dan perakaran
- Aplikasi saat sore hari
Terima kasih

Pembuatan Pupuk Organik padat dari kohe.ppt

  • 1.
    2006 PEMBUATAN PUPUK ORGANIK Disampaikan dalamPelatihan Tematik Balai Penyuluhan Kec Majenang, 22- Agustus - 2022 DINAS PERTANIAN, KAB CILACAP DINAS PERTANIAN, KAB CILACAP 20 2022 22
  • 2.
    PUPUK ORGANIK  PupukOrganik adalah pupuk yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari sisa tanaman dan atau kotoran hewan yang telah melalui proses, rekayasa, berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai hara tanaman, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah  Sumber bahan organik dapat berupa pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk kompos, sisa tanaman (jerami, brangkasan, tongkol jagung, sabut kelapa dll), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian dan limbah kota
  • 3.
    Jenis Pupuk Organik 1.PupukKandang Pupuk kandang merupakan kotoran ternak, limbah ternah, limbah ternak yang merupakan limbah dari rumah potong hewan berupa tulang, darah dan sebagainya. 2.Pupuk Hijau Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang hijau digunakan pakan ternak. Contoh : sisa-sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air Azzola. 3.Pupuk Kompos Kompos adalah bahan-bahan organik (sampah organik) yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme (bakteri perombak) yang bekerja di dalamnya
  • 4.
    1. Pupuk Kandang HEWANNISBAH PDT : CAIR H2 O (%) KANDUNGAN UH (KG/TON) N P K Sapi perah 80 : 20 5 22 5,6 13,7 Sapi daging 80 : 20 85 26,2 4,5 13,0 Unggas 100 : 1 62 65,8 13,7 12,8 Babi 60 : 40 85 28,4 6,8 19,9 Domba 67 : 33 66 50,6 6,7 39,7 Kuda 80 : 20 66 32,8 4,3 24,8 Susunan kimia & kualitasnya ditentukan oleh a. Jenis dan umur hewan. b. Makanan hewan c. Alas kandang / hamparan d. Penyimpanan
  • 5.
    Kandungan UH dalamPupuk Kandang Menurut Benne, et al. Kandungan Unsur haranya : Mg = 3,5 – 12,8 kg/ton B = 0,04 – 0,26 kg ton Ca = 5,3 – 162,8 kg/ton Mn = 0,02 – 0,4 kg ton S = 2,2 – 13,6 kg/ton Cu = 0,02 – 0,07 kg ton Fe = 0,02 – 2,05 kg/ton Mo = 0,002 – 0,02 kg ton  Bahan larut ether ± 2 %  Bahan larut air 5,0 – 5,3 %  Hemiselulosa 19,6 %  Selulosa 25,2 %  Total protein 14,9 %  Kadar abu 13 % Catatan : Semakin kecil ukuran hewan, maka kualitas nutrisi yang dihasilkan dari kotorannya semakin baik.
  • 6.
    2. Pupuk Hijau Adalahbahan organik segar yang belum terdekomposisi. Penggunaannya langsung dimasukkan ke dalam tanah :  bersamaan saat pengolahan lahan  beberapa minggu sebelum tanam  Saat tanam pokoknya sudah ada
  • 7.
    1. Lamtoro Contoh Tanamanyang digunakan untuk Pupuk Hijau, yaitu :  Menghasilkan 20 ton daun kering / th / ha  Kandungan hara rata-rata : N 4,0 % P 0,4 % K 4,0 % Ca 2,0 % Mg 1,0 %  Cepat terdekomposisi (Sekitar 2 minggu)
  • 8.
     Dalam 1ha selama 3 bulan menghasilkan biomasa 9,50 – 17,50 ton  Mengandung 1,95 % N 2. Crotalaria Juncea
  • 9.
    3. Azolla Tanaman pakuanyang hidup di air, pada daunnya ditempati oleh bakteri penyemat N dari udara (Anaebaena azollae) yang bersimbiose
  • 10.
    Jenis Azolla Azolla filicolodes Azollamexicana Azolla pinnata Azolla caroliniana Azolla microphylla Azolla nilotica K
  • 11.
    3. Pupuk Kompos A.Manfaat Pupuk Kompos Kompos sangat berperan dalam proses pertumbuhan tanaman. Kompos tidak hanya menambah unsur hara, tetapi juga menjaga fungsi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Berikut beberapa manfaat kompos bagi tanaman: 1. Kompos memberikan nutrisi bagi tanaman Tanah yang baik mempunyai unsur hara yang dapat mencukupi kebutuhan tanaman. Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tanaman, unsur hara yang diperlukan tanaman dibagi menjadi tiga golongan:
  • 12.
     Unsur haramakro primer: unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K).  Unsur hara makro sekunder: unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, seperti Belerang (S), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg).  Unsur hara mikro: unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, seperti Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Klor (Cl), Mangan (Mn) dan Molibdenin (Mo), 2. Kompos memperbaiki struktur tanah Tanah yang baik adalah tanah yang melekat satu sama lain (debu, pasir, liat). Kompos merupakan perekat pada butir-butir tanah dan mampu menjadi penyeimbang tingkat kerekatan tanah, juga menjadi daya tarik mikroorganisme untuk aktivitas pada tanah sehingga tanah menjadi gembur
  • 13.
    3. Kompos meningkatkanKapasitas Tukar Kation (KTK) KTK adalah sifat kimia yang berkaitan erat dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi lebih mampu menyediakan unsur hara daripada tanah dengan KTK rendah. Salah satunya cara untuk meningkatkan KTK tanah yaitu dengan penambahan bahan organik. 4. Kompos menambah kemampuan tanah untuk menahan air Tanah yang bercampur dengan bahan organik seperti kompos mempunyai pori-pori dengan daya rekat yang lebih baik sehingga mampu mengikat serta menahan ketersediaan air di dalam tanah. 5. Kompos meningkatkan aktivitas biologi tanah Kompos berisi mikroorganisme yang menguntungkan tanaman & keberadaan kompos juga akan membuat tanah menjadi sejuk tidak terlalu lembab dan tidak terlalu kering shg sangat disenangi mikroorganisme.
  • 14.
    6. Kompos mampumeningkatkan pH tanah pada tanah asam Di Indonesia, tanah asam tidaklah aneh karena hujan yang berkepanjangan sehingga mencuci ion-ion basa seperti Ca, Mg, K dan P dari tanah. Pada tanah asam, unsur P tidak dapat diserap oleh tanaman karena diikat oleh Al. Sementara pada tanah basa, unsur P juga tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Ca. Selain itu tanah asam jumlah O2 sedikit sehingga bakteri aerob dalam tanah tidak dapat menguraikan bahan organik dalam tanah, sehingga perlu penambahan kompos. 7. Kompos meningkatkan ketersediaan unsur mikro tidak hanya unsur makro saja yang disediakan oleh kompos untuk tanama, tetapi juga unsur mikro, antara lain Zn, Mn, Cu, Fe dan Mo 8. Kompos tidak menimbulkan masalah lingkungan Penggunaan pupuk kimia berpengaruh buruk terhadap tanah (racun) dan meracuni produk yang dihasilkan
  • 15.
    B. Pembuatan Kompos 1.Pembuatan kompos dengan EM-4 a) Bahan-bahan untuk ukuran 1000 Kg Jerami yang telah dicacah 500 kg, kotoran hewan 300 kg, Dedak halus 100 kg, Sekam/Arang kelapa 100 kg, Molase/gula pasir 1 liter/250 gr, EM-4 1 liter dan air secukupnya b) Cara pembuatannya ; - Membuat larutan gula dan EM-4 1) Masukkan 1 liter air ke dalam ember, 2) Kmdn masukkan gula putih/merah sebanyak 250 gr aduk sampai rata, 3) Masukkan EM-4 sebanyak 1 Liter ke dalam larutan aduk hingga rata
  • 16.
    - Membuat pupukkompos 1) Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk kandang, arang kelapa dan dedak) dan aduk sampai rata 2) Siramlah EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30%, 3) Adonan digundukan di atas ubin kering dg ketinggian minimal 15-20 cm, 4) Kemudian tutup dengan karung goni selama 3-4 hr 5) Agar fermentasi berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak melebihi 50O C, bila suhunya lebih dari 50O C turunkan suhunya dengan membolak balik, 6) Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kompos menjadi rusak dan terjadi proses pembusukan,
  • 17.
    1. Pembuatan komposdengan Mikroorganisme Lokal (MOL) a) Bahan-bahan - Bahan Coklatan banyak mengandung karbon (C) berfungsi sebagai sumber energi pada proses metabolisme dan perbanyakan sel oleh bakteri, contoh : Jerami, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji (Jangan Mahoni!!!) dll - Bahan hijauan banyak mengandung Nitrogen (N) berfungsi untuk sintesis protein atau pembentukan protoplasma. Contoh : daun-daun segar, batang pohon pisang, kotoran hewan dll - MOL (2 liter) dimasukkan ke dalam tangki 14 liter b) Cara pembuatannya ; 1) Tempat kompos disiapkan, diberi atap agar terlindung dari Sinar Matahari dan Hujan, 2) Bahan coklatan dan hijauan dicacah agar permukaan bahan lebih luas
  • 18.
    4) Bahan coklatandan hijauan dicampur, aduk hingga rata 5) Semprot dengan MOL secara merata sampai kelembaban air 50-60% 6) Pertahankan suhu 40 – 50 O C 7) Untuk mengurangi suhu, ditambah dengan cerobong dari batang bambu 8) Biarkan selama 15 – 20 hari, tiap 3 hari dikontrol suhunya, jika suhunya melebihi 50 O C turunkan suhunya dengan membolak-balik. 9) Tanda-tanda kompos jadi (masak), yaitu lapuk, remah, warna sama, suhu tidak panas dan bau tidak busuk.
  • 19.
    MOL (Mikroorganisme Lokal) yaitucairan dari bahan sumber mikroorganisme (bakteri) yang bersifat lokal  Kegunaan : - Starter/perombak bahan organik -> kompos - Sumber zat makanan bagi tanaman - Mengandung mikroorganisme yang dibutuhkan tanaman - Mengandung elektrolit (transfer elektron)  Kandungan MOL - Mikroorganisme dan zat makanan tanaman - Hormon : Giberelin, Auxin, Sitokinin, Inhibitor yang termasuk ke dalam Fitohormon
  • 20.
     Bahan-bahan MOL: 1)Sumber : - Buah Maja/kemplung/brenuk/labu - Daun Klirisida/Siriside/Dadaprawa/cebreng - Bonggol pisang (yang masih anakan) - Daun bambu kering + nasi (Mol nasi) - Rebung bambu - Sayuran - Daun tisuk - Buah – buahan masak - Keong mas - Urine 2)Pembawa : - Air kelapa - Air cucian beras/leri - Gula kelapa/tetes tebu
  • 21.
     Cara pembuatannya: 1)BahanMOL (Maja, daun klirisida, bonggol pisang, nasi, daun tisuk, sayuran, buah, keong mas) ditumbuk sampai halus, sebaiknya menggunakan lumpang dan alu, 2)Kemudian Bahan tersebut dimasukkan ke dalam ember ditambah dengan air kelapa, air cucian beras dengan perbandingan 1 : 1 : 1 dan gula kelapa sebanyak 2 – 5%, kecuali keong mas 20%, 3)Tutup ember dengan plastik yang telah dikasih selang, kemudian ikat dengan karet, 4)Selang yang diluar dimasukkan ke dalam botol bekas air mineral yang telah diisi dengan air sumur 5)Bahan difermentasi selama 15 hari, dianjurkan setiap 7 hari bahan dibuka dan diaduk 6)Setelah 15 hari MOL sudah jadi, disaring dan siap untuk digunakan. Tanda – tanda MOL jadi berbau harum, timbul warna seperti kapang di atas permukaan. Catatan: MOL urine hanya + Gula seberat urine
  • 22.
     Cara penggunaanMOL pada padi sawah: 1)1 liter untuk 1 tangki 14 liter 2)Penyemprotan dilakukan sore hari (MOL jangan dipanaskan) 3)Setiap 1 tangki untuk 25 ubin 4)Nozel ditutup agar penyemprotan mengabut 5)Untuk tanaman umur kurang dari 15 hari maka 1 tangki cukup ½ liter MOL 6)MOL disemprotkan setiap 10 hari sekali (5 – 6 kali) 7)Khusus untuk MOL buah disemprotkan saat padi masa primordia.
  • 23.
    PGPR (Plant Growth PromotingRhizobacteria)  Fungsi PGPR: 1)Pemacu pertumbuhan tanaman, 2)Sebagai agens pengendali hayati yang dapat menekan OPT utamanya penyebab penyakit (patogen) tanaman yang hidup dalam tanam/ menekan pekembangan hama/penyakit tanaman (bioprotectant) 3)Memproduksi fitohormon yaitu IAA (Indole acetic acid), Sitokinin, giberelin (biostimulnat), dan menghambat produksi etilen, menambah luas permukaan akar-akar halus 4)Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (biotertilizer)
  • 24.
     Perbanyakan PGPR: PerbanyakanPGPR dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan sederhana. Biang bakteri teridentifikasi : Pseudomonas flourescens dan Bacillus polymixa, atau dari perakaran tanaman bambu, rumput gajah, sereh wangi/kamijara dan tanaman liar lainnya. 1)Media - Dedak 1 kg - Terasi 200 gram - Gula pasir 400 gram - Air kapur (enjet) secukupnya - Air 10 liter - Biang PGPR
  • 25.
    2) Cara : a)Dedak, terasi, gula pasir dan air kapur direbus di dalam air mendidih, rebus selama 15 – 20 menit. Dinginkan pada suhu kamar dan disaring b) Campurkan biang PGPR yang teridentifikasi kandungan bakterinya ke dalam air saringan, namun bila menggunakan biang PGPR dari perakaran tanaman maka sebelumnya biang telah direndam dalam air matang (1 gram akar dalam 1 liter air) selama 3 – 4 hari, kemudian campurkan biang dan media tersebut ke dalam wadah tertutup, c) Inkubasi selama 3 hari dan siap diaplikasikan.
  • 26.
    3) Aplikasi : PGPRdapat diaplikasikan melalui perendaman benih dan penyiraman (pengocoran) ke dalam tanah. a) Untuk perendaman benih Benih direndam dalam larutan PGPR yang diencerkan terlebih dahulu yaitu 2 sdm (sendok makan) larutan PGPR/1 liter air, dengan waktu perendaman: Padi 24 jam ,tomat, timun, melon, semangka 1 jam dan cabai, terung 30 menit. a) Untuk Pengocoran - Pada tanaman muda, encerkan 1 sdt (sendok teh) (5ml) larutan PGPR/1liter air, sdgkan pada tanaman umur di atas 30 hari encerkan 1 sdm (10ml) / 1 liter air - Dikocorkan pada tanaman dan perakaran - Aplikasi saat sore hari
  • 27.