2
Most read
9
Most read
10
Most read
Disusun Oleh : 
 Kutsiyeh 
 Lisnadia Elpida 
 Mira 
 Siti Mariani 
 Sri Fatmawati 
Wilda Herawati 
PROGRAM STUDI AKUTANSI 
FAKULTAS EKONOMI 
UNIVERSITAS PAMULANG 
2014
Di bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret 
sering diterapkan dalam kasus-kasus yang menyangkut perkembangan 
dan pertumbuhan. Apabila perkembangan atau pertumbuhan suatu 
gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah 
deret, baik deret hitung ataupun deret ukur, maka teori deret yang 
bersangkutan penad (relevant) diterapkan untuk menganalisisnya. 
Model perkembangan usaha merupakan penerapan teori Baris 
dan Deret. Perkembangan usaha yang dimaksud adalah sejauh usaha-usaha 
yang pertumbuhannya konstan dari waktu ke waktu mengikuti 
perubahan baris hitung. 
Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan 
usaha misalnya produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja, 
atau penanaman modal yang berpola seperti deret hitung, maka prinsip-prsinsip 
deret hitung dapat digunakan untuk menganalisis 
perkembangan variable tersebut. Berpola seperti deret hitung 
maksudnya di sini ialah bahwa variable yang bersangkutan bertambah 
secara konstan dari satu periode ke periode berikutnya.
Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari–hari yang sebenarnya 
dapat diselesaikan dengan menggunakan deret aritmetika atau deret geometri. 
Namun, Anda harus mampu mengidentifikasi permasalahan tersebut dan 
menerjemahkannya ke dalam bahasa matematika. 
Jika permasalahan tersebut berkaitan dengan penambahan atau 
pengurangan (selisih) secara tetap, makadapat diselesaikan dengan menggunakan 
deret aritmetika. Sedangkan deret geometri dapat digunakan untuk 
menyelesaikan permasalahan yang berkaitandengan perbandingan tetap.Setelah 
permasalahan teridentifikasi, Anda harus mampu menyatakan besaran–besaran 
yang ada dalam permasalahan sebagai variabel–variabel dalam deret, misalnya : 
a = sebagai suku pertama, 
b = sebagai beda, dan 
r = sebagai rasio. 
Selanjutnya adalah merumuskan deret yang merupakan 
modelmatematika dari permasalahan, menentukan penyelesaiannya, 
danmenafsirkan hasil yang diperoleh
Dasar Teori Deret Hitung 
Deret hitung ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan 
penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang 
membedakan suku-suku dari deret hitung ini dinamakan pembeda, 
yang tak lain merupakan selisih antara nilai-nilai dua suku yang 
berurutan. 
Rumus Suku ke-n dari Deret Hitung 
Suku ke-n dari suatu Deret Hitung dirumuskan sebagai berikut : 
Un = a + (n – 1)b 
Rumus Jumlah n Suku 
Jumlah sebuah Deret Hitung dengan suku tertentu dirumuskan 
sebagai berikut : 
Sn = n/2 (a + Un)
Deret Geometri 
Jumlah dari n suku pertama suatu barisan geometri disebut sebagai deret geometri. Jika 
suku ke-n dari barisan geometri dirumuskan: an = a1rn – 1, maka deret geometri dapat 
dituliskan sebagai : 
Jika kita mengalikan deret tersebut dengan –r kemudian menjumlahkannya dengan 
deret aslinya, kita mendapatkan: 
Sehingga kita memperoleh Sn – rSn = a1 – a1rn. Dengan menyelesaikan persamaan 
tersebut untuk Sn, kita mendapatkan 
Hasil di atas merupakan rumus jumlah n suku pertama dari barisan geometri.
Contoh Soal yang Berkaitan dengan 
Baris dan Deret dalamModel 
Perkembangan Usaha 
1. Perusahaan genteng “Sokajaya” menhasilkan 3000 buah genteng pada bulan 
pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan peningkatan 
produktivitas, perusahaan mampu menambah produksinya sebanyak 500 buah 
setiap bulan. Jika perkembangan produksinya konstan , berapa buah genteng 
yang dihasilkan sampai dengan bulan tersebut ? 
2. Besarnya penerimaan P.T Cemerlang dari hasil penjualan barangnya Rp. 720 
Juta pada tahun kelima dan Rp. 980 juta pada tahun ke tujuh. Apabila 
perkembangan penerimaan penjualan tersebut berpola seperti deret hitung 
berapa perkembangan penerimaannya pertahun? Berapa besar penerimaan 
pada tahun pertama dan pada tahun keberapa penerimaannya sebesar Rp. 
460 Juta?
1. Dik : a = Suku Pertama = 3.000 
b = Pembeda = 500 
n =Suku Yang Dicari = 5 
Dit : U5 dan S5 ? 
Jawab : 
U5 = a + (n – 1 )b 
= 3.000 + (5 – 1 ) 500 
= 3.000 + 2.000 
= 5.0000 
Jadi hasil produksi pada bulan ke-5 adalah 5.000 genteng 
S5 = n/2 (a + U5 ) 
= 5/2 (3.000 + 5.000) 
= 5/2 ( 8.000) 
= 20.000 
Jadi jumlah produksi genteng selama 5 bulan adalah 20.000
2. Dik : 
Penerimaan Tahun Ke-5 (U5) = 720 
U5 = a + (5 – 1 )b 
720 = a + 4b 
Penerimaan Tahun Ke-7 (U7) = 980 
U7 = a + (7 – 1) b 
980 = a +6b 
a + 4b = 720 a + 4b = 720 
a + 6b = 980 - a + 4.130 = 720 
-2b = -260 a = 720 – 520 
b = 130 a = 200 
Jadi penerimaan pada tahun pertama adalah Rp. 200 Juta 
Penerimaan Tahun Ke-n = 460 
Un = a + (n – 1) b 
460 = 200 + ( n – 1 )130 
260 = 130n – 130 
390 = 130n 
n = 3 
Jadi jumlah penerimaan sebesar Rp. 460 juta terjadi pada tahun ketiga
Contoh Lain : 
1. Perusahaan keramik menghasilkan 5.000 buah keramik pada bulan pertama 
produksinya. Dengan adanya penambahan tenaga kerja, maka jumlah produk 
yang dihasilkan juga ditingkatkan. Akibatnya, perusahaan tersebut mampu 
menambah produksinya sebanyak 300 buah setiap bulannya. Jika 
perkembangan produksinya konstan setiap bulan, berapa jumlah keramik 
yang dihasilkannya pada bulan ke 12 ?. Berapa buah jumlah keramik yang 
dihasilkannya selama tahun pertama produksinya ? 
2. Penerimaan Perusahaan Bagus dari hasil penjualannya sebesar Rp. 1,2 miliar 
pada tahun kelima dan sebesar Rp. 1,8 miliar pada tahun ketujuh. Apabila 
perkembangan penerimaan perusahaan tersebut konstan dari tahun ke 
tahun, berapakah perkembangan penerimaannya per tahun, berapakah 
penerimaannya pada tahun pertama dan pada tahun ke berapa 
penerimaannya mencapai Rp. 2,7 miliar ?
Jumlah keramik yang dihasilkannya pada bulan ke 12 
U12 = a + (n – 1) b 
= 5.000 + (12 – 1) 300 
= 5.000 + (11) 300 
= 5.000 + 3.300 = 8.300 
Jadi pada bulan ke 2 perusahaan tersebut dapat menghasilkan 8.300 buah keramik 
Jumlah keramik yang dihasilkan dalam satu 
tahun pertama. 
S12 = n/2 (a + U12 ) 
= 12/2 (5.000 + 8.300) 
= 6 (13.300) 
= 79.800
Dik : U7 = 1,8 miliar 
U5 = 1,2 miliar 
b = (1,8 miliar – 1,2 miliar) + 0,3 miliar 
U7 = a + (7 – 1) b 
1,8 = a + 6b 
1,2 = a + 4b 
-0,6 = 2b 
Sehingga perkembangan penerimaan perusahaan tersebut per tahun : Rp. 
300.000.000, Adapun penerimaan pada tahun pertama adalah : 
a + 4b = 1,2 
a + 4(0,3) = 1,2 
a + 1,2 = 1,2 
a = 0 
Pada tahun pertama perusahaan tersebut belum memperoleh penerimaan. Adapun 
penerimaan sebesar 2,7 miliar diterimanya pada tahun : 
Un = a + (n-1) b 
2,7 = 0 + (n-1) 0,3 
2,7 = 0 + 0,3n – 0,3 
2,7 + 0,3 = 0,3n  n = 3 / 0,3  n = 10 (Tahun Ke 10)
Soal : Menyelesaikan Penerapan Barisan Geometri: Bandul 
Bandul adalah sembarang obyek yang digantungkan pada suatu titik tertentu 
dan dibiarkan untuk mengayun dengan bebas di bawah pengaruh dari gaya 
gravitasi. Misalkan ayunan suatu bandul masing-masing panjangnya 0,8 dari 
ayunan sebelumnya. Lama kelamaan, ayunan bandul tersebut akan semakin 
pendek dan akan berhenti (walaupun secara teoritis tidak akan pernah 
berhenti) 
1. Seberapa panjangkah ayunan ke-6 dari bandul tersebut, apabila panjang 
ayunan pertamanya adalah 125 cm? 
2. Berapakah panjang lintasan total yang telah dilalui oleh bandul tersebut 
sampai ayunan yang ke-6?
Pembahasan 
Karena panjang masing-masing ayunan sama dengan 0,8 panjang ayunan 
sebelumnya, maka kita dapat menyimpulkan bahwa panjang ayunan bandul 
tersebut membentuk barisan geometri. 
Karena panjang ayunan pertamanya adalah 125 cm, maka kita peroleh a1 = 125 dan 
rasionya r = 0,8. Sehingga beberapa suku pertama dari barisan tersebut adalah 125, 
100, 80, dan seterusnya. Untuk suku ke-6, kita dapat menentukannya dengan 
menggunakan rumus: 
Jadi, bandul tersebut mengayun sejauh 40,96 cm pada ayunannya yang ke-6. 
Untuk menentukan panjang lintasan total sampai ayunan ke-6, kita hitung S6. 
Sehingga, bandul tersebut telah menempuh 461,16 cm sampai ayunan ke-16.
Penerapan baris & deret dalam ekonomi

More Related Content

PPTX
Matriks 11 .pptx
PPTX
penerapan baris dan deretndalam ekonomi dan bisnis
PPTX
Permasalahan yang dihadapi oleh guru
PPTX
PPT Matriks kelas 11 sma kurikulum merdeka
DOCX
Teks pancasila & uud 45
PDF
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
PDF
Pertemuan 12 differensial penerapan dalam bidang ekonomi
PPTX
Tranformasi geometri (materi translasi) kelas 9
Matriks 11 .pptx
penerapan baris dan deretndalam ekonomi dan bisnis
Permasalahan yang dihadapi oleh guru
PPT Matriks kelas 11 sma kurikulum merdeka
Teks pancasila & uud 45
Contoh Resume Buku Tugas 1 Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi
Pertemuan 12 differensial penerapan dalam bidang ekonomi
Tranformasi geometri (materi translasi) kelas 9

What's hot (20)

DOCX
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
PPTX
Model matematika
 
DOC
Modul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar
PPTX
Kuliah 2 penerapan matriks dalam ekonomi
PPTX
DOCX
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
PPTX
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
PPTX
Bab vi konsep dasar teori diferensial
PPTX
Teori Perilaku Konsumen
DOCX
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
PPTX
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
DOCX
Catatan matematika ekonomi
DOCX
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
PPTX
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
DOCX
kekontinuan fungsi
PPT
Biaya produksi
DOC
Permintaan dan-penawaran
PPTX
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
PPT
matematika keuangan bunga sederhana
PPT
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Model matematika
 
Modul 5 fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar
Kuliah 2 penerapan matriks dalam ekonomi
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Teori Perilaku Konsumen
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Matematika ekonomi - pajak dan subsidi
Catatan matematika ekonomi
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
kekontinuan fungsi
Biaya produksi
Permintaan dan-penawaran
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
matematika keuangan bunga sederhana
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Ad

Similar to Penerapan baris & deret dalam ekonomi (20)

PPT
Matematika Ekonomi_Deret_Aritmatika_SMA.ppt
PPTX
Matematika Ekonomi dan Bisnis 01b-Deret.pptx
PPTX
Aplikasi deret hitung
PPTX
4. DERET.pptx
PPTX
Barisan dan deret (kuliah)
PPT
baris-dan-deret-aritmatika untuk mahasiswa.ppt
PPTX
deret aritmetika untuk kelas sebelas.pptx
PPT
baris dan deret matematika kelas sebelas
PDF
barisan dan deret aritmatika dan geometri
PPT
POWERPOINT BARISAN DAN DERET GEOMETRI KELAS X
PPTX
APLIKASI DERET HITUNG DAN UKUR DALAM EKONOMI.pptx
PPT
baris-dan-deret-aritmatika-peminatan-kelas-x.ppt
PPT
baris-dan-deret-aritmatika matematika dasar
PPT
baris-dan-deret-aritmatika.ppt
PPT
Presentasi ppt baris dan deret-aritmatika.
PPT
baris-dan-deret-aritmatika KELAS XI .ppt
PPT
Materi barisan dan deret aritmatika dan geometri untuk kelas 11
PPT
baris-dan-deret-aritmatika - matematika umum.ppt
PPT
baris - dan- deret- aritmatika .
PPT
1. Baris dan deret.ppt
Matematika Ekonomi_Deret_Aritmatika_SMA.ppt
Matematika Ekonomi dan Bisnis 01b-Deret.pptx
Aplikasi deret hitung
4. DERET.pptx
Barisan dan deret (kuliah)
baris-dan-deret-aritmatika untuk mahasiswa.ppt
deret aritmetika untuk kelas sebelas.pptx
baris dan deret matematika kelas sebelas
barisan dan deret aritmatika dan geometri
POWERPOINT BARISAN DAN DERET GEOMETRI KELAS X
APLIKASI DERET HITUNG DAN UKUR DALAM EKONOMI.pptx
baris-dan-deret-aritmatika-peminatan-kelas-x.ppt
baris-dan-deret-aritmatika matematika dasar
baris-dan-deret-aritmatika.ppt
Presentasi ppt baris dan deret-aritmatika.
baris-dan-deret-aritmatika KELAS XI .ppt
Materi barisan dan deret aritmatika dan geometri untuk kelas 11
baris-dan-deret-aritmatika - matematika umum.ppt
baris - dan- deret- aritmatika .
1. Baris dan deret.ppt
Ad

Recently uploaded (20)

PPTX
Pembelajaran Mendalam dalam Kurikulum Berbasis Cinta.pptx
PDF
Alfred Antoh_AA_Implementasi Kepemimpinan Dosen.pdf
PPTX
Power Point Materi Tanda Baca Kelas III SD
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Informatika Kelas X SMA Terbaru 2025
PDF
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
DOCX
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
PPTX
Contoh Soal TKA Geografi Kelas XIIhhffff
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 1 Kurikulum Merdeka
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Aqidah Akhlak Kelas 7 Te...
PDF
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 4 Kurikulum Merdeka
PPTX
bahan FGD_Kebijakan Pembelajaran Penilaian.pptx
PDF
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
DOCX
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
PDF
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 5 Kurikulum Merdeka [modulguruku.com]
PPTX
02F - Orientasi Pelatihan Koding dan kecerdasan artificial
DOCX
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Ekonomi Kelas X SMA Terbaru 2025
PPTX
PPT MODUL 3 PENYELARASAN VISI MISI DENGAN OEMBELAJARAN MENDALAM
PDF
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 1 Kurikulum Merdeka
PDF
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Sabar dalam Menghadapi Musibah...
DOCX
Modul Ajar Deep Learning PKWU Kerajinan Kelas 11 SMA Terbaru 2025
Pembelajaran Mendalam dalam Kurikulum Berbasis Cinta.pptx
Alfred Antoh_AA_Implementasi Kepemimpinan Dosen.pdf
Power Point Materi Tanda Baca Kelas III SD
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Informatika Kelas X SMA Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning Seni Budaya Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
Contoh Soal TKA Geografi Kelas XIIhhffff
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Aqidah Akhlak Kelas 7 Te...
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Indonesia Kelas 4 Kurikulum Merdeka
bahan FGD_Kebijakan Pembelajaran Penilaian.pptx
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Cabang Iman: Keterkaitan antar...
Download Modul Ajar Kurikulum Berbasis Cinta ( KBC ) Fiqih Kelas 10 Terbaru 2025
Modul Ajar Deep Learning IPAS Kelas 5 Kurikulum Merdeka [modulguruku.com]
02F - Orientasi Pelatihan Koding dan kecerdasan artificial
Modul Ajar Pembelajaran Mendalam Ekonomi Kelas X SMA Terbaru 2025
PPT MODUL 3 PENYELARASAN VISI MISI DENGAN OEMBELAJARAN MENDALAM
Modul Ajar Deep Learning Pendidikan Pancasila Kelas 1 Kurikulum Merdeka
Materi Pendidikan Agama Islam - Kelas 12 SMA - Sabar dalam Menghadapi Musibah...
Modul Ajar Deep Learning PKWU Kerajinan Kelas 11 SMA Terbaru 2025

Penerapan baris & deret dalam ekonomi

  • 1. Disusun Oleh :  Kutsiyeh  Lisnadia Elpida  Mira  Siti Mariani  Sri Fatmawati Wilda Herawati PROGRAM STUDI AKUTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAMULANG 2014
  • 2. Di bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret sering diterapkan dalam kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan. Apabila perkembangan atau pertumbuhan suatu gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah deret, baik deret hitung ataupun deret ukur, maka teori deret yang bersangkutan penad (relevant) diterapkan untuk menganalisisnya. Model perkembangan usaha merupakan penerapan teori Baris dan Deret. Perkembangan usaha yang dimaksud adalah sejauh usaha-usaha yang pertumbuhannya konstan dari waktu ke waktu mengikuti perubahan baris hitung. Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha misalnya produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal yang berpola seperti deret hitung, maka prinsip-prsinsip deret hitung dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan variable tersebut. Berpola seperti deret hitung maksudnya di sini ialah bahwa variable yang bersangkutan bertambah secara konstan dari satu periode ke periode berikutnya.
  • 3. Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari–hari yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan menggunakan deret aritmetika atau deret geometri. Namun, Anda harus mampu mengidentifikasi permasalahan tersebut dan menerjemahkannya ke dalam bahasa matematika. Jika permasalahan tersebut berkaitan dengan penambahan atau pengurangan (selisih) secara tetap, makadapat diselesaikan dengan menggunakan deret aritmetika. Sedangkan deret geometri dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitandengan perbandingan tetap.Setelah permasalahan teridentifikasi, Anda harus mampu menyatakan besaran–besaran yang ada dalam permasalahan sebagai variabel–variabel dalam deret, misalnya : a = sebagai suku pertama, b = sebagai beda, dan r = sebagai rasio. Selanjutnya adalah merumuskan deret yang merupakan modelmatematika dari permasalahan, menentukan penyelesaiannya, danmenafsirkan hasil yang diperoleh
  • 4. Dasar Teori Deret Hitung Deret hitung ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung ini dinamakan pembeda, yang tak lain merupakan selisih antara nilai-nilai dua suku yang berurutan. Rumus Suku ke-n dari Deret Hitung Suku ke-n dari suatu Deret Hitung dirumuskan sebagai berikut : Un = a + (n – 1)b Rumus Jumlah n Suku Jumlah sebuah Deret Hitung dengan suku tertentu dirumuskan sebagai berikut : Sn = n/2 (a + Un)
  • 5. Deret Geometri Jumlah dari n suku pertama suatu barisan geometri disebut sebagai deret geometri. Jika suku ke-n dari barisan geometri dirumuskan: an = a1rn – 1, maka deret geometri dapat dituliskan sebagai : Jika kita mengalikan deret tersebut dengan –r kemudian menjumlahkannya dengan deret aslinya, kita mendapatkan: Sehingga kita memperoleh Sn – rSn = a1 – a1rn. Dengan menyelesaikan persamaan tersebut untuk Sn, kita mendapatkan Hasil di atas merupakan rumus jumlah n suku pertama dari barisan geometri.
  • 6. Contoh Soal yang Berkaitan dengan Baris dan Deret dalamModel Perkembangan Usaha 1. Perusahaan genteng “Sokajaya” menhasilkan 3000 buah genteng pada bulan pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas, perusahaan mampu menambah produksinya sebanyak 500 buah setiap bulan. Jika perkembangan produksinya konstan , berapa buah genteng yang dihasilkan sampai dengan bulan tersebut ? 2. Besarnya penerimaan P.T Cemerlang dari hasil penjualan barangnya Rp. 720 Juta pada tahun kelima dan Rp. 980 juta pada tahun ke tujuh. Apabila perkembangan penerimaan penjualan tersebut berpola seperti deret hitung berapa perkembangan penerimaannya pertahun? Berapa besar penerimaan pada tahun pertama dan pada tahun keberapa penerimaannya sebesar Rp. 460 Juta?
  • 7. 1. Dik : a = Suku Pertama = 3.000 b = Pembeda = 500 n =Suku Yang Dicari = 5 Dit : U5 dan S5 ? Jawab : U5 = a + (n – 1 )b = 3.000 + (5 – 1 ) 500 = 3.000 + 2.000 = 5.0000 Jadi hasil produksi pada bulan ke-5 adalah 5.000 genteng S5 = n/2 (a + U5 ) = 5/2 (3.000 + 5.000) = 5/2 ( 8.000) = 20.000 Jadi jumlah produksi genteng selama 5 bulan adalah 20.000
  • 8. 2. Dik : Penerimaan Tahun Ke-5 (U5) = 720 U5 = a + (5 – 1 )b 720 = a + 4b Penerimaan Tahun Ke-7 (U7) = 980 U7 = a + (7 – 1) b 980 = a +6b a + 4b = 720 a + 4b = 720 a + 6b = 980 - a + 4.130 = 720 -2b = -260 a = 720 – 520 b = 130 a = 200 Jadi penerimaan pada tahun pertama adalah Rp. 200 Juta Penerimaan Tahun Ke-n = 460 Un = a + (n – 1) b 460 = 200 + ( n – 1 )130 260 = 130n – 130 390 = 130n n = 3 Jadi jumlah penerimaan sebesar Rp. 460 juta terjadi pada tahun ketiga
  • 9. Contoh Lain : 1. Perusahaan keramik menghasilkan 5.000 buah keramik pada bulan pertama produksinya. Dengan adanya penambahan tenaga kerja, maka jumlah produk yang dihasilkan juga ditingkatkan. Akibatnya, perusahaan tersebut mampu menambah produksinya sebanyak 300 buah setiap bulannya. Jika perkembangan produksinya konstan setiap bulan, berapa jumlah keramik yang dihasilkannya pada bulan ke 12 ?. Berapa buah jumlah keramik yang dihasilkannya selama tahun pertama produksinya ? 2. Penerimaan Perusahaan Bagus dari hasil penjualannya sebesar Rp. 1,2 miliar pada tahun kelima dan sebesar Rp. 1,8 miliar pada tahun ketujuh. Apabila perkembangan penerimaan perusahaan tersebut konstan dari tahun ke tahun, berapakah perkembangan penerimaannya per tahun, berapakah penerimaannya pada tahun pertama dan pada tahun ke berapa penerimaannya mencapai Rp. 2,7 miliar ?
  • 10. Jumlah keramik yang dihasilkannya pada bulan ke 12 U12 = a + (n – 1) b = 5.000 + (12 – 1) 300 = 5.000 + (11) 300 = 5.000 + 3.300 = 8.300 Jadi pada bulan ke 2 perusahaan tersebut dapat menghasilkan 8.300 buah keramik Jumlah keramik yang dihasilkan dalam satu tahun pertama. S12 = n/2 (a + U12 ) = 12/2 (5.000 + 8.300) = 6 (13.300) = 79.800
  • 11. Dik : U7 = 1,8 miliar U5 = 1,2 miliar b = (1,8 miliar – 1,2 miliar) + 0,3 miliar U7 = a + (7 – 1) b 1,8 = a + 6b 1,2 = a + 4b -0,6 = 2b Sehingga perkembangan penerimaan perusahaan tersebut per tahun : Rp. 300.000.000, Adapun penerimaan pada tahun pertama adalah : a + 4b = 1,2 a + 4(0,3) = 1,2 a + 1,2 = 1,2 a = 0 Pada tahun pertama perusahaan tersebut belum memperoleh penerimaan. Adapun penerimaan sebesar 2,7 miliar diterimanya pada tahun : Un = a + (n-1) b 2,7 = 0 + (n-1) 0,3 2,7 = 0 + 0,3n – 0,3 2,7 + 0,3 = 0,3n  n = 3 / 0,3  n = 10 (Tahun Ke 10)
  • 12. Soal : Menyelesaikan Penerapan Barisan Geometri: Bandul Bandul adalah sembarang obyek yang digantungkan pada suatu titik tertentu dan dibiarkan untuk mengayun dengan bebas di bawah pengaruh dari gaya gravitasi. Misalkan ayunan suatu bandul masing-masing panjangnya 0,8 dari ayunan sebelumnya. Lama kelamaan, ayunan bandul tersebut akan semakin pendek dan akan berhenti (walaupun secara teoritis tidak akan pernah berhenti) 1. Seberapa panjangkah ayunan ke-6 dari bandul tersebut, apabila panjang ayunan pertamanya adalah 125 cm? 2. Berapakah panjang lintasan total yang telah dilalui oleh bandul tersebut sampai ayunan yang ke-6?
  • 13. Pembahasan Karena panjang masing-masing ayunan sama dengan 0,8 panjang ayunan sebelumnya, maka kita dapat menyimpulkan bahwa panjang ayunan bandul tersebut membentuk barisan geometri. Karena panjang ayunan pertamanya adalah 125 cm, maka kita peroleh a1 = 125 dan rasionya r = 0,8. Sehingga beberapa suku pertama dari barisan tersebut adalah 125, 100, 80, dan seterusnya. Untuk suku ke-6, kita dapat menentukannya dengan menggunakan rumus: Jadi, bandul tersebut mengayun sejauh 40,96 cm pada ayunannya yang ke-6. Untuk menentukan panjang lintasan total sampai ayunan ke-6, kita hitung S6. Sehingga, bandul tersebut telah menempuh 461,16 cm sampai ayunan ke-16.