PENGIMBASAN
PEMBELAJARA
NMENDALA
M
UPT SMPN 4 DUAMPANUA
- HAMIDA, S.Pd - WILDA WULANDARI, S.Pd - SUMARNI, S.Pd
PEMBELAJARA
N
MENDALAM
(PM)
Sebuah
pendekatan
bukan Kurikulum
DEEP
LEARNING
KERANGKA KERJA PM
DIMENSI PROFIL LULUSAN
PRINSIP PEMBELAJARAN
MENDALAM (BBM)
PENGALAMAN BELAJAR
(3M)
MEMAHAMI
MENGAPLIKASIKAN
MEREFLEKSI
KERANGKA
PEMBELAJARAN MENDALAM
11. PRAKTIK PEDAGOGIS
Strategi mengajar yang dipilih guru untuk
mencapai tujuan belajar dalam mencapai dimensi
profil lulusan. Untuk mewujudkan pembelajaran
mendalam guru berfokus pada pengalaman belajar
peserta didik yang autentik, mengutamakan praktik
nyata, mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi
dan kolaborasi.
3. LINGKUNGAN PEMBELAJARAN
Lingkungan pembelajaran menekankan integrasi antara ruang fisik ruang
virtual dan budaya belajar untuk mendukung pembelajaran mendalam. Ruang
fisik dan virtual dirancang fleksibel sebagai tempat yang mendorong kolaborasi
refleksi eksplorasi dan berbagi ide sehingga dapat mengakomodasi berbagai
gaya belajar peserta didik dengan optimal.
2. KEMITRAAN PEMBELAJARAN
Kemitraan pembelajaran membentuk hubungan yang
dinamis antara guru, peserta didik, orang tua,
komunitas, dan mitra profesional. Pendekatan ini
memindahkan kontrol pembelajaran dari guru saja
menjadi kolaborasi bersama.
4. PEMANFAATAN DIGITAL
Pemanfaatan teknologi digital juga memegang peran penting
sebagai katalisator untuk menciptakan pembelajaran yang lebih
interaktifr kolaboratifr dan kontekstual. Tersedianya beragam
sumber belajar menjadi peluang menciptakan pengetahuan
bermakna pada murid.
Penggunaan model pembelajaran berbasis projek,
pembelajaran berbasis masalah, inkuiri, berbasis
permainan, pendekatan berbasis genre,
pembelajaran berbasis kolaboratif, dll Penggunaan
berbagai media belajar
Penyediaan berbagai sumber belajar
KERANGKA PEMBELAJARAN
MENDALAMPRAKTIK
PEDAGOGIS
CONTOH PRAKTIK
PEDAGOGIS
KERANGKA PEMBELAJARAN
MENDALAMKEMITRAAN
PEMBELAJARAN
CONTOH KEMITRAAN PEMBELAJARAN
Kerjasama pendidik dengan murid dalam perancangan pembelajaran, proses asesmen Kerjasama
pendidik dengan rekan sejawat dalam berbagi praktik baik, perencanaan, refleksi dan evaluasi, dsb
Kerjasama pendidik dengan orang tua untuk mendukung program pembelajaran yang dilakukan di
sekolah, seperti melibatkan orang tua menjadi guru tamu
Kerja sama pendidik dengan pihak luar sekolah seperti Dunia Kerja, Puskesmas, dan lembaga
lainnya yang terkait dengan pembelajarannnya
Kerja sama pendidik dengan universitas untuk memberikan wawasan ruang lingkup pembelajaran
dan pekerjaan
Kerjasama Murid dengan murid lain, murid lintas kelompok, atau murid lintas kelas
Kerjasama murid dengan orang tua
Murid dengan Murid
Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
Memotivasi murid untuk bereksplorasi, berekspresi dan
berkolaborasi
Penggunaan platform pembelajaran daring/hybrid
Pemanfaatan lingkungan sekolah maupun sekitar, seperti ruang
komputer, perpustakaan, kantin, taman sekolah, fasilitas umum
dan lainnya
KERANGKA PEMBELAJARAN
MENDALAMLINGKUNGAN
PEMBELAJARAN
CONTOH LINGKUNGAN
PEMBELAJARAN
Pemanfaatan aplikasi atau media digital dalam
pembelajaran
Penggunaan Kecerdasan Artifisial sebagai alat dukung
pembelajaran
Penggunaan Teknologi asistif untuk murid berkebutuhan
khusus
Platform ruang kerja digital dan platform pendidikan digital,
seperti Rumah Pendidikan, dsb
KERANGKA PEMBELAJARAN
MENDALAMPEMANF
AA
T
AN
DIGIT
AL
CONTOH PEMANFAATAN
DIGITAL
4 KOMPONEN MINIMUM
0
1
RANCANGAN
PEMBELAJARAN
IDENTIFIKASI
a. Mengidentifikasi kesiapan murid
b. Memahami karakteristik materi pembelajaran
c. Menentukan dimensi profil lulusan
ASSESME
N
00
22
a. Assesmen pada awal pembelajaran
b. Assesmen pada proses pembelajaran
c. Assesmen pada akhir pembelajaran
DESAIN PEMBELAJARAN
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b.Menentukan kerangka pembelajaran
(Praktis pedagogis, kemitraan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, pemanfaatan digital)
03 PENGALAMAN BELAJAR
a. Merancang pembelajaran dengan prinsip BBM
b. mendeskripsikan pengalaman belajar 3M
0
4
ASSESMEN
T
Guru mengembangkan asesmen pembelajaran dalam PM dapat mengacu pada
Taksonomi SOLO (Structure of the Observed Learning Outcome)
Guru mengembangkan asesmen pembelajaran dalam PM dapat mengacu pada
Taksonomi SOLO (Structure of the Observed Learning Outcome)
Guru mengembangkan asesmen pembelajaran dalam PM dapat mengacu pada
Taksonomi SOLO (Structure of the Observed Learning Outcome)
ACUAN PENYUSUNAN
RPP/MODUL AJAR
DEEPLEARNING
INKUIRI KOLABORATIF
PENGERTIAN INKUIRI KOLABORATIF
Inkuiri Kolaboratif adalah pendekatan berbasis tim yang
memungkinkan guru untuk bekerja bersama dalam mengidentifikasi
tantangan di kelas, merancang strategi pembelajaran, dan secara
berkelanjutan merefleksikan serta menyempurnakan praktik pengajaran.
Pendekatan ini bersifat reflektif dan berbasis data, berfokus pada
proses kolaboratif yang tidak hanya bertujuan meningkatkan hasil belajar,
tetapi juga mengembangkan profesionalisme guru melalui analisis data
dan perbaikan strategi pembelajaran secara bersama-sama
SIKLUS INKUIRI KOLABORATIF
1. Assess (Identifikasi)
Tahap pertama dalam siklus inkuiri kolaboratif adalah Identifikasi, yaitu proses
memahami secara mendalam siapa murid yang ada di hadapan kita dan apa fokus
inkuiri kolaboratif yang ingin disasar. Tahap ini menjadi pondasi utama bagi
keseluruhan siklus pembelajaran dan perbaikan praktik, karena keputusan pedagogis
yang bermakna harus berakar pada pemahaman utuh tentang murid. Dalam tahap ini,
guru tidak bekerja sendiri, melainkan secara kolaboratif bersama tim sejawat
untuk menggali informasi yang komprehensif mengenai murid, antara lain:
Minat, kekuatan, dan kebutuhan belajar murid.
● Gaya belajar dan kecepatan berpikir masing-masing murid.
● Bakat dan ketercapaian murid terhadap materi prasyarat.
● Cara murid bekerja sama, menyikapi tantangan, menghadapi kegagalan, serta proses
belajar secara keseluruhan.
● Apa yang perlu dan ingin dipelajari murid, dengan mempertimbangkan kerangka
pembelajaran, prinsip dan pengalaman belajar, serta delapan dimensi profil lulusan
SIKLUS INKUIRI KOLABORATIF
2. Design (Perancangan)
Setelah memahami secara mendalam siapa murid yang ada di hadapan kita pada tahap Assess, tahap
berikutnya dalam siklus inkuiri kolaboratif adalah merancang pembelajaran yang bermakna, adaptif,
dan menantang. Pada tahap ini, guru bersama tim kolaboratif mulai bertanya dan berdiskusi mengenai
strategi dan pendekatan pembelajaran yang paling relevan untuk menjawab fokus inkuiri yang sudah
ditentukan agar terpenuhinya kebutuhan dan potensi murid.
Dalam merancang rencana pembelajaran, guru dan tim kolaboratif memperhatikan beberapa
komponen penting, yaitu:
• Prinsip Pembelajaran: Pembelajaran harus berkesadaran (sadar akan kebutuhan dan konteks
murid), bermakna (menghubungkan materi dengan pengalaman nyata murid), dan membahagiakan
(menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi).
● Pengalaman Belajar: Rencana pembelajaran mencakup tahapan memahami konsep,
mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks nyata, serta merefleksikan proses dan hasil belajar.
● Delapan Dimensi Profil Lulusan Murid: Merancang pembelajaran yang mendukung pengembangan
aspek keimanan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan
komunikasi.
● Kerangka Pembelajaran: Memperhatikan praktik pedagogis yang efektif, menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, membangun kemitraan pembelajaran dengan berbagai pihak,
serta memanfaatkan teknologi digital secara optimal.
3. Implementation (Pelaksanaan)
Tahap Implementation adalah fase di mana guru dan tim kolaboratif
secara bersama-sama menerapkan rencana tindakan yang telah disusun
dalam proses inkuiri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pelaksanaan ini bukan hanya soal menjalankan rencana, tetapi juga
melibatkan kerja sama, pemantauan, dan refleksi secara aktif antar anggota
tim.
• Pelaksanaan Rencana Secara Kolaboratif
• Monitoring dan Pengumpulan Data
• Pembagian Peran dan Tanggung Jawab
• Pengembangan Keterlibatan Murid
• Open Class sebagai Praktik Implementasi
SIKLUS INKUIRI KOLABORATIF
SIKLUS INKUIRI KOLABORATIF
4. Measurement,Reflect, and Change (Pengukuran, Refleksi, dan Perubahan)
Tahap terakhir dalam siklus inkuiri kolaboratif ini sangat penting untuk
memastikan bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan benar-benar
memberikan dampak positif bagi murid dan menjadi dasar bagi perbaikan
berkelanjutan. Pada tahap ini, guru dan tim bersama-sama mengukur hasil
pembelajaran, merefleksikan proses dan dampaknya, serta merencanakan
perubahan yang diperlukan untuk siklus berikutnya.
• Mengukur Indikator Keberhasilan
• Merefleksikan Proses dan Hasil
• Melakukan Perubahan Berdasarkan Refleksi
Penerapan inkuiri kolaboratif untuk mengintegrasikan strategi
dialog terbuka antara guru dan pemangku kepentingan
lainnya. Melalui dialog terbuka, guru dapat berbagi ide,
tantangan, dan refleksi yang memungkinkan perbaikan dalam
proses pengajaran. Selain itu, refleksi berbasis data
membantu untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan
pembelajaran yang telah diterapkan, sehingga memungkinkan
penyesuaian strategi yang lebih tepat.
PENERAPAN INKUIRI KOLABORATIF
TERIMA
KASIH

PENGIMBASAN PEMBELAJARAN MENDALAM 1.pptx

  • 1.
    PENGIMBASAN PEMBELAJARA NMENDALA M UPT SMPN 4DUAMPANUA - HAMIDA, S.Pd - WILDA WULANDARI, S.Pd - SUMARNI, S.Pd
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
    KERANGKA PEMBELAJARAN MENDALAM 11. PRAKTIKPEDAGOGIS Strategi mengajar yang dipilih guru untuk mencapai tujuan belajar dalam mencapai dimensi profil lulusan. Untuk mewujudkan pembelajaran mendalam guru berfokus pada pengalaman belajar peserta didik yang autentik, mengutamakan praktik nyata, mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kolaborasi. 3. LINGKUNGAN PEMBELAJARAN Lingkungan pembelajaran menekankan integrasi antara ruang fisik ruang virtual dan budaya belajar untuk mendukung pembelajaran mendalam. Ruang fisik dan virtual dirancang fleksibel sebagai tempat yang mendorong kolaborasi refleksi eksplorasi dan berbagi ide sehingga dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar peserta didik dengan optimal. 2. KEMITRAAN PEMBELAJARAN Kemitraan pembelajaran membentuk hubungan yang dinamis antara guru, peserta didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional. Pendekatan ini memindahkan kontrol pembelajaran dari guru saja menjadi kolaborasi bersama. 4. PEMANFAATAN DIGITAL Pemanfaatan teknologi digital juga memegang peran penting sebagai katalisator untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktifr kolaboratifr dan kontekstual. Tersedianya beragam sumber belajar menjadi peluang menciptakan pengetahuan bermakna pada murid.
  • 12.
    Penggunaan model pembelajaranberbasis projek, pembelajaran berbasis masalah, inkuiri, berbasis permainan, pendekatan berbasis genre, pembelajaran berbasis kolaboratif, dll Penggunaan berbagai media belajar Penyediaan berbagai sumber belajar KERANGKA PEMBELAJARAN MENDALAMPRAKTIK PEDAGOGIS CONTOH PRAKTIK PEDAGOGIS
  • 13.
    KERANGKA PEMBELAJARAN MENDALAMKEMITRAAN PEMBELAJARAN CONTOH KEMITRAANPEMBELAJARAN Kerjasama pendidik dengan murid dalam perancangan pembelajaran, proses asesmen Kerjasama pendidik dengan rekan sejawat dalam berbagi praktik baik, perencanaan, refleksi dan evaluasi, dsb Kerjasama pendidik dengan orang tua untuk mendukung program pembelajaran yang dilakukan di sekolah, seperti melibatkan orang tua menjadi guru tamu Kerja sama pendidik dengan pihak luar sekolah seperti Dunia Kerja, Puskesmas, dan lembaga lainnya yang terkait dengan pembelajarannnya Kerja sama pendidik dengan universitas untuk memberikan wawasan ruang lingkup pembelajaran dan pekerjaan Kerjasama Murid dengan murid lain, murid lintas kelompok, atau murid lintas kelas Kerjasama murid dengan orang tua Murid dengan Murid
  • 14.
    Menciptakan lingkungan yangaman dan nyaman Memotivasi murid untuk bereksplorasi, berekspresi dan berkolaborasi Penggunaan platform pembelajaran daring/hybrid Pemanfaatan lingkungan sekolah maupun sekitar, seperti ruang komputer, perpustakaan, kantin, taman sekolah, fasilitas umum dan lainnya KERANGKA PEMBELAJARAN MENDALAMLINGKUNGAN PEMBELAJARAN CONTOH LINGKUNGAN PEMBELAJARAN
  • 15.
    Pemanfaatan aplikasi ataumedia digital dalam pembelajaran Penggunaan Kecerdasan Artifisial sebagai alat dukung pembelajaran Penggunaan Teknologi asistif untuk murid berkebutuhan khusus Platform ruang kerja digital dan platform pendidikan digital, seperti Rumah Pendidikan, dsb KERANGKA PEMBELAJARAN MENDALAMPEMANF AA T AN DIGIT AL CONTOH PEMANFAATAN DIGITAL
  • 16.
    4 KOMPONEN MINIMUM 0 1 RANCANGAN PEMBELAJARAN IDENTIFIKASI a.Mengidentifikasi kesiapan murid b. Memahami karakteristik materi pembelajaran c. Menentukan dimensi profil lulusan ASSESME N 00 22 a. Assesmen pada awal pembelajaran b. Assesmen pada proses pembelajaran c. Assesmen pada akhir pembelajaran DESAIN PEMBELAJARAN a. Menentukan tujuan pembelajaran b.Menentukan kerangka pembelajaran (Praktis pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, pemanfaatan digital) 03 PENGALAMAN BELAJAR a. Merancang pembelajaran dengan prinsip BBM b. mendeskripsikan pengalaman belajar 3M 0 4
  • 17.
  • 21.
    Guru mengembangkan asesmenpembelajaran dalam PM dapat mengacu pada Taksonomi SOLO (Structure of the Observed Learning Outcome)
  • 22.
    Guru mengembangkan asesmenpembelajaran dalam PM dapat mengacu pada Taksonomi SOLO (Structure of the Observed Learning Outcome)
  • 23.
    Guru mengembangkan asesmenpembelajaran dalam PM dapat mengacu pada Taksonomi SOLO (Structure of the Observed Learning Outcome)
  • 24.
  • 27.
    INKUIRI KOLABORATIF PENGERTIAN INKUIRIKOLABORATIF Inkuiri Kolaboratif adalah pendekatan berbasis tim yang memungkinkan guru untuk bekerja bersama dalam mengidentifikasi tantangan di kelas, merancang strategi pembelajaran, dan secara berkelanjutan merefleksikan serta menyempurnakan praktik pengajaran. Pendekatan ini bersifat reflektif dan berbasis data, berfokus pada proses kolaboratif yang tidak hanya bertujuan meningkatkan hasil belajar, tetapi juga mengembangkan profesionalisme guru melalui analisis data dan perbaikan strategi pembelajaran secara bersama-sama
  • 28.
    SIKLUS INKUIRI KOLABORATIF 1.Assess (Identifikasi) Tahap pertama dalam siklus inkuiri kolaboratif adalah Identifikasi, yaitu proses memahami secara mendalam siapa murid yang ada di hadapan kita dan apa fokus inkuiri kolaboratif yang ingin disasar. Tahap ini menjadi pondasi utama bagi keseluruhan siklus pembelajaran dan perbaikan praktik, karena keputusan pedagogis yang bermakna harus berakar pada pemahaman utuh tentang murid. Dalam tahap ini, guru tidak bekerja sendiri, melainkan secara kolaboratif bersama tim sejawat untuk menggali informasi yang komprehensif mengenai murid, antara lain: Minat, kekuatan, dan kebutuhan belajar murid. ● Gaya belajar dan kecepatan berpikir masing-masing murid. ● Bakat dan ketercapaian murid terhadap materi prasyarat. ● Cara murid bekerja sama, menyikapi tantangan, menghadapi kegagalan, serta proses belajar secara keseluruhan. ● Apa yang perlu dan ingin dipelajari murid, dengan mempertimbangkan kerangka pembelajaran, prinsip dan pengalaman belajar, serta delapan dimensi profil lulusan
  • 29.
    SIKLUS INKUIRI KOLABORATIF 2.Design (Perancangan) Setelah memahami secara mendalam siapa murid yang ada di hadapan kita pada tahap Assess, tahap berikutnya dalam siklus inkuiri kolaboratif adalah merancang pembelajaran yang bermakna, adaptif, dan menantang. Pada tahap ini, guru bersama tim kolaboratif mulai bertanya dan berdiskusi mengenai strategi dan pendekatan pembelajaran yang paling relevan untuk menjawab fokus inkuiri yang sudah ditentukan agar terpenuhinya kebutuhan dan potensi murid. Dalam merancang rencana pembelajaran, guru dan tim kolaboratif memperhatikan beberapa komponen penting, yaitu: • Prinsip Pembelajaran: Pembelajaran harus berkesadaran (sadar akan kebutuhan dan konteks murid), bermakna (menghubungkan materi dengan pengalaman nyata murid), dan membahagiakan (menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi). ● Pengalaman Belajar: Rencana pembelajaran mencakup tahapan memahami konsep, mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks nyata, serta merefleksikan proses dan hasil belajar. ● Delapan Dimensi Profil Lulusan Murid: Merancang pembelajaran yang mendukung pengembangan aspek keimanan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi. ● Kerangka Pembelajaran: Memperhatikan praktik pedagogis yang efektif, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, membangun kemitraan pembelajaran dengan berbagai pihak, serta memanfaatkan teknologi digital secara optimal.
  • 30.
    3. Implementation (Pelaksanaan) TahapImplementation adalah fase di mana guru dan tim kolaboratif secara bersama-sama menerapkan rencana tindakan yang telah disusun dalam proses inkuiri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan ini bukan hanya soal menjalankan rencana, tetapi juga melibatkan kerja sama, pemantauan, dan refleksi secara aktif antar anggota tim. • Pelaksanaan Rencana Secara Kolaboratif • Monitoring dan Pengumpulan Data • Pembagian Peran dan Tanggung Jawab • Pengembangan Keterlibatan Murid • Open Class sebagai Praktik Implementasi SIKLUS INKUIRI KOLABORATIF
  • 31.
    SIKLUS INKUIRI KOLABORATIF 4.Measurement,Reflect, and Change (Pengukuran, Refleksi, dan Perubahan) Tahap terakhir dalam siklus inkuiri kolaboratif ini sangat penting untuk memastikan bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan benar-benar memberikan dampak positif bagi murid dan menjadi dasar bagi perbaikan berkelanjutan. Pada tahap ini, guru dan tim bersama-sama mengukur hasil pembelajaran, merefleksikan proses dan dampaknya, serta merencanakan perubahan yang diperlukan untuk siklus berikutnya. • Mengukur Indikator Keberhasilan • Merefleksikan Proses dan Hasil • Melakukan Perubahan Berdasarkan Refleksi
  • 32.
    Penerapan inkuiri kolaboratifuntuk mengintegrasikan strategi dialog terbuka antara guru dan pemangku kepentingan lainnya. Melalui dialog terbuka, guru dapat berbagi ide, tantangan, dan refleksi yang memungkinkan perbaikan dalam proses pengajaran. Selain itu, refleksi berbasis data membantu untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah diterapkan, sehingga memungkinkan penyesuaian strategi yang lebih tepat. PENERAPAN INKUIRI KOLABORATIF
  • 33.