TAFSIR SURAT
AL- A’LA
(Menyucikan diri)
PENDAHULUAN
Surat Al-A'la termasuk surat Makkiyah
(diturunkan sebelum hijrah Rasulullah
saw. ke Madinah), terdiri dari 19 ayat, dan
terletak pada urutan ke-87 dalam mushaf
Alquran setelah surat Ath-Thariq. Nama
surat ini diambil dari kata yang ada di
ayat pertama, yang artinya Yang Maha
Tinggi.
Surat Al-A'la menjelaskan tentang
perintah Allah swt. untuk bertasbih
Alquran sebagai peringatan, keutamaan
menyucikan diri dengan mengingat Asma
Allah swt.
KOSA KATA
Kosa kata
‫وى‬َ‫ت‬َ‫ف‬ :menyempurnakan ciptaan-Nya
‫فهدى‬ : kemudian memberi petunjuk
‫تنسى‬ : kamu tidak akan lupa
PELAJARAN
Ayat-ayat Kunci tentang Sabar:
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha tinggi.
Allah swt. memerintahkan untuk bertasbih kepada-Nya,
dimana tasbih menjadi bagian dari dzikir, ibadah kepada-
Nya, tunduk kepada kemuliaan-Nya dan merasa tenang di
bawah keagungan-Nya dan hendak-Nya, tasbih itu selaras
dengan keagungan-Nya.
Ini perintah menyucikan nama Allah swt. yang Maha Mulia
dari segala kemusyrikan dan kekurangan dengan
penyucian yang selaras dengan keagungan-Nya.
1. PERINTAH ALLAH SWT, UNTUK BERTASBIH
Imam Qurtubi menjelaskan dalam tafsirnya, bahwa
disunahkan bagi yang membaca sabbihisma rabbikal
a'laa agar sesudahnya membaca subbaana rabbiyal
a'laa.
Menurut Tafsir Jalalain, Allah swt. menjadikan
ciptaan-Nya selaras dan serasi pada setiap bagian-
bagiannya tanpa kerancuan dan dan segalan.
Seluruh ciptaan-Nya memiliki fungsi yang jelas d
kelaras dengan kegunaannya: rambut gunanya
menutupi dan melindungi kulit kepala, bulu halus
dalam hidung gunanya untuk menyaring debu dan
udara yang kotor, gigi depan, gigi taring, dan gigi
geraham masing-masing memiliki kegunaan yang
berbeda benda, persendian di kaki, tangan, dan
jari-jemari, semuanya sempurna tanpa kejanggalan
sedikitpun. Begitu juga bagian-bagian tubuh, serasi
saling menopang satu dengan yang lainnya
Orang-orang yang beriman bertasbih menyucikan nama Allah
swt. karena menyadari Kemahasempurnaan bahwa Allah swt.
Mahasempurna. Allah swt. terlihat jelas saat menyaksikan
begitu sempurnanya makhluk ciptaan-Nya
Menurut Imam Qurtubi dalam tafsirnya,
kesempurnaan ciptaan Allah swt. itu karena
diciptakan sesuai kadarnya. Kadar rambut di kepala
berbeda dengan kadar rambut di alis, kelopak mata,
dan di lubang hidung manusia. Khusus kepada
manusia, bukan hanya menentukan kadar
penciptaannya (wajah, bentuk tubuh, ras, dan
lainnya) tetapi juga takdir hidupnya (rezeki, usia,
jodoh, bahagi sengsara), Allah swt. juga memberinya
petunjuk ke jalan yang lurus
Ini adalah hidayah secara umum, yang intinya Allah
swt. memberi petunjuk kepada setiap makhluk-Nya
untuk kemaslahatan hidupnya, karena itu Allah swt.
mengingatkan salah satu kenikmatan duniawi.
PELAJARAN
Allah swt membacakan Alquran kepada Rasulullah saw.
dengan bacaan yang tidak akan dilupakan Rasulullah
saw., kecuali atas kehendak Allah swt., karena ada
hikmah dan maslahat yang dikehendaki-Nya
2. PERINTAH MEMBERI PERINGATAN
Menurut Tafsir Qurthubi, bahwa apabila Nabi
Muhammad saw mendapat wahyu dari malaikat Jibril
a.s., maka wahyu itu dibacakan sampai selesai lalu
diulangi kembali dari awal agar tidak lupa.
Bernurut Tafsir Jalalain, jalan kemudahan yang dimaksud
adalah af syari'atus-sahlab, syariat yang mudah, yaitu
Islam.
Diantaranya adalah kemudahan dalam menjalankan
ibadah dan berbagai keringanan atau rukhshah yang
diberikan, baik dalam ibadah shalat, puasa, zakat, haji,
dan kegiatan ibadah lainnya serta kemudahan dalam
mengemban amanah risalah
Fadzakkir bisyar'illahi wa aayaatihi (maka ingatkanlah dengan syariat Allah swt. dan ayat-ayat-Nya) selama peringatan itu
dapat diterima dan nasihatnya didengar, apakah seluruh peringatan itu sampai sesuai tujuanmu atau sebagiannya saja.
Kontek pemahaman dari ayat ini adalah jika peringatan tidak bermanfaat, bahkan akan menambah keburukan dan
mengurangi kebaikan, maka peringatan pun tidak diperintahkan bahkan dilarang.
Seolah-olah Allah swt. berfirman, "Maka peringatkanlah kaummu, wahai Rasulullah saw. Betapa telah Kami mudahkan
untukmu dengan apa yang telah diwahyukan kepadamu, oleh karena itu ajarkanlah mereka suatu kebaikan. Khususkanlah
peringatan bagi mereka yang mengharapkan peringatan, jangan lelahkan dirimu dengan memperingati orang-orang yang
hanya menolak dan lari dari peringatan. Peringatan hanya berguna bagi orang yang punya rasa takut kepada Tuhannya."
Menurut Tafsir Jalalain, yang dimaksud adalah menjauhi peringatan
akan memasuki api yang besar (neraka). atau mengabaikannya dan
tidak menghiraukannya.
sedangkan api yang ada di dunia disebut an-naarus sughra, api kecil
Menurut Tafsir Qurthubi, an-naarul kubra adalah api neraka di akhirati
aja.
Menurut Tafsir Jalalain, seseorang yang masuk ke neraka, dia
Menumati sehingga berharap bisa istirahat; dan mereka tidak
hidup dengan hidup yang menyenangkan. Mereka disiksa de azab
yang pedih tanpa ada jeda dan istirahat, sampai-sampai men
berharap mati namun kematian tak juga kunjung datang
Menyucikan diri maksudnya adalah membersihkan diri de
kemusyrikan, kezaliman, dan keburukan akhlak.
Orang yang beruntung adalah orang yang selalu mengingat Allah
swt. (zikrullah) dan beramal dengan amalan yang diridhai-Ni
khususnya shalat, sebab shalat adalah neraca keimanan.
Ibnu Mas'ud r.a. berkata, "Tahukah kalian mengapa kita mengutamakan
dunia ketimbang akhirat? Karena dunia menggiurkan dan menyegarkan,
langsung dirasakan kelezatan dan kenikmatannya, kebagusan dan
keindahannya. Sedangkan akhirat masih berupa hal yang gaib, maka
spontan kita tinggalkan yang gaib dan kita ambil yang nyata di depan mata."
Sahabat Anas r.a. berkata, "Sesungguhnya kami membersamai Abu Musa Al-Asy'ary r.a.
dalam satu perjalanan. Orang-orang saat itu berbicara dan menyebut-nyebut tentang
dunia." Abu Musa Al- Asy'ary r.a. berkata, "Wahai Anas r.a., orang-orang itu nyaris
membicarakan dengan lisannya pembicaraan yang dusta belaka, maka kemarilah kita
mengingat Tuhan kita sejenak." Kemudian Abu Musa Al-Asy'ary ra. berkata lagi, "Apakah
yang membinasakan manusia dan melambatkan mereka?" Aku (Anas r.a.) menjawab,
"Dunia, setan, dan syahwat." Abu Musa ra. berkata, "Bukan itu, akan tetapi karena
ditampakkannya dunia dan digaibkannya akhirat. Demi Allah, jika mereka melihat akhirat
dengan mata kepalanya, tentu mereka tidak akan menyimpang dan menyeleweng
Menurut Tafsir Jalalain, keberuntungan orang yang menyucikan
dirinya dan memiliki orientasi mengejar kehidupan akhirat yang
lebih baik, seluruhnya telah termaktub dalam kitab-kitab
sebelum Alquran diturunkan, yaitu dalam sepuluh suhuf yang
diturunkan Allah swt. kepada Nabi Ibrahim a.s. dan Kitab Taurat
yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s.
Perintah menyucikan diri adalah perintah syariat kitab-kitab itu agar manusia
kembali kepada kemaslahatan dunia akhirat, kemaslahatan ini berlaku untuk
setiap zaman dan tempat. Seluruh kitab wahyu yang telah diturunkan Allah
swt. kepada para nabi dan rasul-Nya. merupakan mata rantai kebenaran yang
hakiki, kekal abadi hingga hari kiamat.
JAZAKUMULLAH
KHAYR

Powerpoint mengenai TAFSIR SURAT AL-A'LA.pptx

  • 1.
  • 2.
    PENDAHULUAN Surat Al-A'la termasuksurat Makkiyah (diturunkan sebelum hijrah Rasulullah saw. ke Madinah), terdiri dari 19 ayat, dan terletak pada urutan ke-87 dalam mushaf Alquran setelah surat Ath-Thariq. Nama surat ini diambil dari kata yang ada di ayat pertama, yang artinya Yang Maha Tinggi. Surat Al-A'la menjelaskan tentang perintah Allah swt. untuk bertasbih Alquran sebagai peringatan, keutamaan menyucikan diri dengan mengingat Asma Allah swt. KOSA KATA Kosa kata ‫وى‬َ‫ت‬َ‫ف‬ :menyempurnakan ciptaan-Nya ‫فهدى‬ : kemudian memberi petunjuk ‫تنسى‬ : kamu tidak akan lupa
  • 3.
    PELAJARAN Ayat-ayat Kunci tentangSabar: Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha tinggi. Allah swt. memerintahkan untuk bertasbih kepada-Nya, dimana tasbih menjadi bagian dari dzikir, ibadah kepada- Nya, tunduk kepada kemuliaan-Nya dan merasa tenang di bawah keagungan-Nya dan hendak-Nya, tasbih itu selaras dengan keagungan-Nya. Ini perintah menyucikan nama Allah swt. yang Maha Mulia dari segala kemusyrikan dan kekurangan dengan penyucian yang selaras dengan keagungan-Nya. 1. PERINTAH ALLAH SWT, UNTUK BERTASBIH Imam Qurtubi menjelaskan dalam tafsirnya, bahwa disunahkan bagi yang membaca sabbihisma rabbikal a'laa agar sesudahnya membaca subbaana rabbiyal a'laa.
  • 4.
    Menurut Tafsir Jalalain,Allah swt. menjadikan ciptaan-Nya selaras dan serasi pada setiap bagian- bagiannya tanpa kerancuan dan dan segalan. Seluruh ciptaan-Nya memiliki fungsi yang jelas d kelaras dengan kegunaannya: rambut gunanya menutupi dan melindungi kulit kepala, bulu halus dalam hidung gunanya untuk menyaring debu dan udara yang kotor, gigi depan, gigi taring, dan gigi geraham masing-masing memiliki kegunaan yang berbeda benda, persendian di kaki, tangan, dan jari-jemari, semuanya sempurna tanpa kejanggalan sedikitpun. Begitu juga bagian-bagian tubuh, serasi saling menopang satu dengan yang lainnya Orang-orang yang beriman bertasbih menyucikan nama Allah swt. karena menyadari Kemahasempurnaan bahwa Allah swt. Mahasempurna. Allah swt. terlihat jelas saat menyaksikan begitu sempurnanya makhluk ciptaan-Nya
  • 5.
    Menurut Imam Qurtubidalam tafsirnya, kesempurnaan ciptaan Allah swt. itu karena diciptakan sesuai kadarnya. Kadar rambut di kepala berbeda dengan kadar rambut di alis, kelopak mata, dan di lubang hidung manusia. Khusus kepada manusia, bukan hanya menentukan kadar penciptaannya (wajah, bentuk tubuh, ras, dan lainnya) tetapi juga takdir hidupnya (rezeki, usia, jodoh, bahagi sengsara), Allah swt. juga memberinya petunjuk ke jalan yang lurus Ini adalah hidayah secara umum, yang intinya Allah swt. memberi petunjuk kepada setiap makhluk-Nya untuk kemaslahatan hidupnya, karena itu Allah swt. mengingatkan salah satu kenikmatan duniawi.
  • 6.
    PELAJARAN Allah swt membacakanAlquran kepada Rasulullah saw. dengan bacaan yang tidak akan dilupakan Rasulullah saw., kecuali atas kehendak Allah swt., karena ada hikmah dan maslahat yang dikehendaki-Nya 2. PERINTAH MEMBERI PERINGATAN Menurut Tafsir Qurthubi, bahwa apabila Nabi Muhammad saw mendapat wahyu dari malaikat Jibril a.s., maka wahyu itu dibacakan sampai selesai lalu diulangi kembali dari awal agar tidak lupa. Bernurut Tafsir Jalalain, jalan kemudahan yang dimaksud adalah af syari'atus-sahlab, syariat yang mudah, yaitu Islam. Diantaranya adalah kemudahan dalam menjalankan ibadah dan berbagai keringanan atau rukhshah yang diberikan, baik dalam ibadah shalat, puasa, zakat, haji, dan kegiatan ibadah lainnya serta kemudahan dalam mengemban amanah risalah
  • 7.
    Fadzakkir bisyar'illahi waaayaatihi (maka ingatkanlah dengan syariat Allah swt. dan ayat-ayat-Nya) selama peringatan itu dapat diterima dan nasihatnya didengar, apakah seluruh peringatan itu sampai sesuai tujuanmu atau sebagiannya saja. Kontek pemahaman dari ayat ini adalah jika peringatan tidak bermanfaat, bahkan akan menambah keburukan dan mengurangi kebaikan, maka peringatan pun tidak diperintahkan bahkan dilarang. Seolah-olah Allah swt. berfirman, "Maka peringatkanlah kaummu, wahai Rasulullah saw. Betapa telah Kami mudahkan untukmu dengan apa yang telah diwahyukan kepadamu, oleh karena itu ajarkanlah mereka suatu kebaikan. Khususkanlah peringatan bagi mereka yang mengharapkan peringatan, jangan lelahkan dirimu dengan memperingati orang-orang yang hanya menolak dan lari dari peringatan. Peringatan hanya berguna bagi orang yang punya rasa takut kepada Tuhannya." Menurut Tafsir Jalalain, yang dimaksud adalah menjauhi peringatan akan memasuki api yang besar (neraka). atau mengabaikannya dan tidak menghiraukannya. sedangkan api yang ada di dunia disebut an-naarus sughra, api kecil Menurut Tafsir Qurthubi, an-naarul kubra adalah api neraka di akhirati aja.
  • 8.
    Menurut Tafsir Jalalain,seseorang yang masuk ke neraka, dia Menumati sehingga berharap bisa istirahat; dan mereka tidak hidup dengan hidup yang menyenangkan. Mereka disiksa de azab yang pedih tanpa ada jeda dan istirahat, sampai-sampai men berharap mati namun kematian tak juga kunjung datang Menyucikan diri maksudnya adalah membersihkan diri de kemusyrikan, kezaliman, dan keburukan akhlak. Orang yang beruntung adalah orang yang selalu mengingat Allah swt. (zikrullah) dan beramal dengan amalan yang diridhai-Ni khususnya shalat, sebab shalat adalah neraca keimanan. Ibnu Mas'ud r.a. berkata, "Tahukah kalian mengapa kita mengutamakan dunia ketimbang akhirat? Karena dunia menggiurkan dan menyegarkan, langsung dirasakan kelezatan dan kenikmatannya, kebagusan dan keindahannya. Sedangkan akhirat masih berupa hal yang gaib, maka spontan kita tinggalkan yang gaib dan kita ambil yang nyata di depan mata."
  • 9.
    Sahabat Anas r.a.berkata, "Sesungguhnya kami membersamai Abu Musa Al-Asy'ary r.a. dalam satu perjalanan. Orang-orang saat itu berbicara dan menyebut-nyebut tentang dunia." Abu Musa Al- Asy'ary r.a. berkata, "Wahai Anas r.a., orang-orang itu nyaris membicarakan dengan lisannya pembicaraan yang dusta belaka, maka kemarilah kita mengingat Tuhan kita sejenak." Kemudian Abu Musa Al-Asy'ary ra. berkata lagi, "Apakah yang membinasakan manusia dan melambatkan mereka?" Aku (Anas r.a.) menjawab, "Dunia, setan, dan syahwat." Abu Musa ra. berkata, "Bukan itu, akan tetapi karena ditampakkannya dunia dan digaibkannya akhirat. Demi Allah, jika mereka melihat akhirat dengan mata kepalanya, tentu mereka tidak akan menyimpang dan menyeleweng
  • 10.
    Menurut Tafsir Jalalain,keberuntungan orang yang menyucikan dirinya dan memiliki orientasi mengejar kehidupan akhirat yang lebih baik, seluruhnya telah termaktub dalam kitab-kitab sebelum Alquran diturunkan, yaitu dalam sepuluh suhuf yang diturunkan Allah swt. kepada Nabi Ibrahim a.s. dan Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. Perintah menyucikan diri adalah perintah syariat kitab-kitab itu agar manusia kembali kepada kemaslahatan dunia akhirat, kemaslahatan ini berlaku untuk setiap zaman dan tempat. Seluruh kitab wahyu yang telah diturunkan Allah swt. kepada para nabi dan rasul-Nya. merupakan mata rantai kebenaran yang hakiki, kekal abadi hingga hari kiamat.
  • 11.