MEDIA MENGAJAR
SEJARAH
Kelas XI
Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap
Penjajahan Bangsa Eropa hingga Awal Abad XX
BAB
❷
Strategi Perlawanan
terhadap Penjajahan
Bangsa Eropa Sampai
Awal Abad XX
Ⓐ
Ciri-ciri Perlawanan Sebelum Abad XX
01
02
03
04
Perlawanannya bersifat lokal, terjadi di daerah-daerah tanpa adanya koordinasi antardaerah.
05
Tidak menggunakan organisasi, tetapi dilakukan secara berkelompok saja.
Dipimpin oleh tokoh masyarakat yang disegani.
Mengutamakan kekuatan senjata, namun kalah dari segi persenjataan.
Mudah dipecah belah karena kurangnya koordinasi antara pemimpin dan bawahannya.
Bagian 1
Perlawanan terhadap Portugis
01 Perlawanan Rakyat Ternate
Latar belakang:
 Monopoli perdagangan oleh bangsa Portugis.
 Bangsa Portugis melakukan campur tangan
terhadap urusan Kerajaan Ternate dan Tidore.
 Penyebaran agama Katolik di tengah masyarakat
Maluku yang beragama Islam.
Tokoh perlawanan rakyat Maluku antara lain Sultan
Khairun (1534—1570) dan anaknya, Sultan
Baabullah (1570—1583), dari Kerajaan Ternate.
Sultan Baabullah melanjutkan perlawanan Sultan
dan berhasil mengusir bangsa Portugis dari Maluku
pada tahun 1575.
Lukisan yang menggambarkan Ternate pada
sekitar tahun 1720.
02 Perlawanan Rakyat Demak
Latar belakang:
 Monopoli bangsa Portugis di Malaka.
 Kerja sama antara bangsa Portugis dan Pajajaran.
 Perebutan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Perlawanan rakyat Demak dimulai sejak masa pemerintahan Raden Patah yang
mengutus anaknya, Pati Unus, menyerang bangsa Portugis di Malaka pada tahun
1512 dan 1513 namun gagal.
Pada 22 Juni 1527, Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa dan
mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
03 Perlawanan Rakyat Aceh
Latar belakang:
 Hubungan antara Kesultanan Aceh dan bangsa Eropa (VOC/Belanda
dan Inggris) yang dianggap mengancam keberadaan bangsa
Portugis di Malaka.
 Sikap Kerajaan Aceh di bawah Sultan Ali Mughayat Syah (1514—
1528) yang menentang kehadiran bangsa Portugis di Malaka.
Sultan Ali Mughayat Syah berhasil mengusir bangsa Portugis dari
wilayah Aceh—yakni Daya, Pidie, dan Pasai—pada 1520-an.
Perjuangan rakyat Aceh mengusir Portugis terus berlanjut di
bawah Sultan Iskandar Tsani (1636—1641).
Malaka akhirnya jatuh ke tangan VOC tahun 1641.
Sultan Iskandar Muda (1608—1636)
menyerang bangsa Portugis di Malaka
pada 1629, namun gagal.
S
u
m
b
e
r:
d
o
ku
m
e
n
p
e
n
e
rb
it
Bagian 2
Perlawanan terhadap VOC
Pada awalnya, hubungan antara Kesultanan Mataram dan VOC
berjalan baik.
Mataram bahkan mengizinkan VOC mendirikan benteng (loji)
sebagai kantor perwakilan dagang di daerah Jepara.
01 Perlawanan Kesultanan Mataram
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi Kesultanan
Mataram melakukan perlawanan terhadap VOC.
VOC melakukan monopoli perdagangan yang merugikan
pedagang pribumi.
VOC dianggap menghambat Sultan Agung
mempersatukan tanah Jawa di bawah
Kesultanan Mataram.
Sultan Agung menyerang Batavia sebanyak dua kali, yaitu
tahun 1628 dan 1629.
Tokoh lain dalam penyerangan ini adalah Tumenggung Baureksa,
Sura Agul-Agul, Dipati Ukur, dan Dipati Mandurareja.
Serangan pertama pada 1628 gagal.
Tidak kurang dari 1.000 prajurit Mataram gugur.
Serangan kedua berlangsung pada Agustus–Oktober tahun 1629.
Kalah dari segi persenjataan.
Kurangnya persediaan makanan karena lumbung-
lumbung persediaan makanan dimusnahkan oleh VOC.
Wabah penyakit yang menyerang pasukan Mataram.
Perlawanan Mataram mulai melemah pascamangkatnya
Sultan Agung tahun 1645.
Bahkan, pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat I,
Kesultanan Mataram memilih bekerja sama dengan VOC.
02 Perlawanan Kesultanan Banten
Reruntuhan Kraton Kaibon, bekas istana
kediaman Ibu Suri Sultan Banten, pada
sekitar tahun 1933
Latar belakang:
 Persaingan dagang dengan VOC di Batavia.
 Rongrongan VOC terhadap politik Kesultanan
Banten.
Tokoh yang memimpin perlawanan terhadap VOC
adalah Sultan Ageng Tirtayasa (1651—1682).
Perlawanan Sultan Ageng mengalami kegagalan
setelah putranya, Sultan Haji, lebih memilih bekerja
sama dengan VOC.
Perlawanan rakyat Banten masih terus berlanjut
dipimpin oleh Kiai Tapa dan Ratu Bagus.
03 Perlawanan Rakyat Makassar
Latar belakang perlawanan adalah
kebijakan monopoli dagang VOC,
terutama rempah-rempah.
Pada mulanya, hubungan antara VOC dan Makassar
berjalan baik.
Akan tetapi, beberapa kebijakan VOC membuat hubungan itu
menjadi retak.
Tokoh yang memimpin perlawanan terhadap VOC adalah
Sultan Hasanuddin.
Ia dikenal juga dengan julukan “Ayam Jantan dari Timur”.
Belanda memberikan julukan “Ayam
Jantan dari Timur” karena sikap gigih
dan pantang menyerahnya menolak
keberadaan VOC di Makassar.
Perlawanan diawali dengan perlucutan dan perampasan
terhadap armada VOC di Maluku oleh pasukan Hasanuddin.
Tindakan ini memicu Perang Makassar yang berlangsung antara
tahun 1666–1669.
Dalam menghadapi perlawanan rakyat
Makassar, VOC menggunakan strategi
divide et impera.
Salah satunya adalah
Raja Bone, Aru Palaka.
Perjanjian Bongaya
1) Makassar mengakui monopoli perdagangan VOC.
2) Pedagang-pedagang Barat, kecuali VOC, harus
meninggalkan wilayah kekuasaan Makassar.
3) Makassar diwajibkan untuk membayar kerugian perang
(sebesar 250.000 ringgit).
4) VOC membangun benteng-benteng di Makassar.
5) Makassar harus mengakui kedaulatan Kesultanan Bone.
Aktivitas Kelompok
Bagian 3
Perlawanan terhadap Belanda
01 Perlawanan Perlawanan Pattimura
Perlawanan rakyat di Maluku menandai
perlawanan pertama rakyat Indonesia
setelah Belanda berkuasa lagi di Hindia
Belanda.
Berkuasanya kembali
Belanda pada tahun 1817
mendapat tantangan
keras dari rakyat Maluku.
Hal ini disebabkan keresahan-
keresahan baik dalam bidang
politik, ekonomi, maupun
sosial akibat kebijakan VOC.
1. Menyediakan
bahan-bahan
untuk perbaikan
kapal Belanda.
Menyediakan
bahan-bahan
untuk perbaikan
kapal Belanda.
2. Adanya wajib militer bagi pemuda Ambon untuk menjadi
serdadu Belanda di Jawa.
Di bawah pimpinan Thomas
Matulessy atau Pattimura, rakyat
Maluku bangkit mengangkat senjata.
Pertama-tama menghancurkan perahu-perahu milik Belanda
yang ada di pelabuhan.
Pasukan Pattimura selanjutnya mengepung dan menduduki
Benteng Duurstede di Saparua.
Perlawanan terhadap Belanda tidak hanya terjadi di Saparua,
tetapi meluas ke wilayah lainnya, seperti Haruku dan Ambon.
Dalam perlawanannya, Pattimura antara lain dibantu oleh
Kapitan Paulus Tiahahu dan putrinya, Christina Martha Tiahahu.
Pada November 1817,
pasukan Pattimura
semakin terdesak.
Ia pun ditangkap
Belanda, dan sebulan
kemudian dijatuhi
hukuman mati.
02 Perlawanan Pangeran Diponegoro
Selama lima tahun memberontak, perlawanan
Pangeran Diponegoro telah membuat Belanda
kesulitan dan membuat kas Belanda terkuras.
Ada beberapa hal yang melatar belakangi
perlawanan Pangeran Diponegoro, yaitu
sebagai berikut.
1. Campur tangan pemerintah kolonial Belanda
terhadap urusan pemerintahan Kesultanan Yogyakarta.
2. Para pejabat kesultanan diperlakukan sebagai
bawahan pemerintah kolonial Belanda.
3. Penetapan
berbagai pajak oleh
pemerintah kolonial
Belanda yang
membuat rakyat
menderita.
4. Pemasangan patok-patok
batas pembangunan jalan
yang melewati tanah Pangeran
Diponegoro tanpa seizinnya di
Tegalrejo.
Dalam perlawanannya, Pangeran Diponegoro dibantu oleh
Pangeran Mangkubumi, Sentot Alibasyah, Kyai Mojo, dan
Nyi Ageng Serang.
Perlawanan Pangeran Diponegoro yang berpusat di Selarong
terus meluas hingga seluruh wilayah Kesultanan Yogyakarta
dan pantai utara Jawa Tengah.
Pemerintah kolonial Belanda meminta bantuan pasukan dari
Sumatra Barat dan menggunakan taktik bentengstelsel.
Taktik bentengstelsel adalah
Belanda membangun benteng
pertahanan di setiap daerah
yang berhasil diduduki.
Pemerintah kolonial Belanda menggunakan
tipu muslihatnya dengan mengajak
Pangeran Diponegoro berunding.
Ketika Pangeran Diponegoro datang, ia ditangkap dan
kemudian diasingkan ke Manado pada 1830.
Pangeran Diponegoro wafat pada 8 Januari 1855.
03 Perlawanan Kesultanan Palembang
Latar belakang:
 Keinginan Belanda untuk menguasai Palembang yang
menimbulkan ancaman bagi Kesultanan Palembang.
Perlawanan Sultan Badaruddin terhadap Inggris berakhir setelah
adanya Konvensi London 1814.
Pada 1818, Sultan Badaruddin ditangkap Belanda dan diasingkan ke
Ternate.
Sultan Badaruddin memimpin perlawanan terhadap pemerintah
kolonial Belanda dengan menyerang benteng-benteng pertahanan
Belanda.
Akibat Perjanjian Tuntang 1811, kedudukan Belanda digantikan oleh
Inggris. Sultan Badaruddin terus melakukan perlawanan terhadap
Inggris.
04 Perlawanan Imam Bonjol (Perang Padri)
Perang Padri berlangsung di Sumatra Barat dan
sekitarnya dari tahun 1803 hingga 1838.
Perang Padri termasuk perang besar yang
membuat Belanda kewalahan.
Perang Padri bermula dari konflik internal masyarakat
Minangkabau antara golongan adat dan golongan ulama.
Kaum Padri menganggap kaum adat masih melakukan
hal-hal yang dilarang dalam agama Islam.
Kaum padri berniat untuk memperbaiki kondisi tersebut.
dengan memberi bantuan kepada kaum adat dalam
menghadapi kaum padri.
Ternyata, pemerintah kolonial Belanda memanfaatkan
konflik tersebut.
Pada akhirnya, kaum adat
menyadari bahwa pemerintah
kolonial Belanda hanya
memanfaatkan konflik
tersebut.
Tuanku Imam Bonjol berhasil merangkul
kaum adat dalam sebuah perjanjian damai,
yaitu Plakat Puncak Pato.
Tuanku Imam Bonjol menjadi pemimpin
perlawanan masyarakat Minangkabau
terhadap pemerintah kolonial Belanda.
Dalam menghadapi perlawanan yang lebih besar ini,
Belanda menerapkan beberapa strategi.
Memotong garis bantuan ekonomi gerakan pasukan
Imam Bonjol.
Menguasai pesisir barat dan pesisir timur yang
merupakan pintu gerbang perdagangan Minangkabau.
Strategi itu didukung dengan strategi bentengstelsel.
Benteng Fort de Kock di Bukittinggi adalah salah satu
benteng yang dibangun Belanda.
Dalam rangka mempersempit gerak maju pasukan
Imam Bonjol.
Pemerintah kolonial Belanda juga mendapat bantuan
pasukan tambahan dari Jawa.
Pada 1833, pemerintah kolonial
mengeluarkan Plakat Panjang.
Namun, plakat ini tidak menyurutkan
perlawanan rakyat Minangkabau.
Perlawanan pun terus berlanjut.
Benteng Bonjol dikepung dan diserang dari
segala arah selama enam bulan.
Pada 17 Agustus 1837, Benteng Bonjol secara
keseluruhan dapat ditaklukkan.
Namun, Tuanku Imam Bonjol beserta beberapa pengikutnya
berhasil keluar dari Benteng Bonjol menuju Marapak.
Pada akhirnya, Belanda mengajak
berunding Imam Bonjol.
Perundingan hanya menjadi tipu
daya Belanda untuk menangkap
Imam Bonjol dan mengasingkannya.
Pada 1839, Imam Bonjol meninggal
dalam pengasingannya di Manado.
Latar belakang:
 Keinginan Belanda untuk menjadikan wilayah Aceh sebagai
bagian dari Pax Neerlandica.
Perang Aceh bermula ketika Sultan Mahmud menolak permintaan
Belanda agar Aceh mengakui kekuasaan Belanda di daerah
tersebut. Sultan Mahmud wafat karena kolera. Ia digantikan oleh
Tuanku Muhammad Daud Syah dengan gelar Sultan Ibrahim
Mansyur Syah (1875-1907).
Potret Tuanku Muhammad
Daud Syah bersama pengawal-
pengawalnya
Meskipun terjadi pergantian pemimpin, perlawanan rakyat Aceh tetap
berlangsung dengan sengit. Hal ini membuat Belanda harus
menerapkan strategi baru, yaitu memblokade pelabuhanpelabuhan
Aceh dalam rangka mematikan sumber ekonomi dan pendapatan
kesultanan.
05 Perang Aceh
Letnan Jenderal van Heutz (tengah) ketika
memimpin Pasukan Marsose melakukan
penyerangan dalam Perang Aceh tahun 1901.
Belanda menerima saran Snouck Hurgronje
dengan mengadu domba kaum bangsawan
(uleebalang) dengan kaum ulama.
Perjuangan rakyat Aceh sangat sulit untuk
ditaklukkan hingga akhirnya berkonsultasi dengan
orientalis Belanda Snouck Hurgronje (1857-1936).
Pada 1903, pasukan Marsose yang bertugas
menghancurkan kantong pertahanan rakyat Aceh
dengan cepat menewaskan Teuku Umar.
Perlawanan rakyat terus dilanjutkan oleh istrinya,
Cut Nyak Dien. Pada 1905, Cut Nyak Dien
ditangkap dan diasingkan ke Sumedang.
Latar belakang:
 Sikap Belanda yang menginginkan wilayah Tapanuli menjadi
bagian dari wilayah kekuasaannya.
 Penyebaran agama Nasrani oleh para zending juga menimbulkan
perlawanan penduduk setempat.
Pada 1907, Belanda kembali melakukan serangan dan menangkap anggota
keluarga Sisingamangaraja XII.
Pada 1894, Belanda melakukan serangan ke pusat pemerintahan Kerajaan
Batak di Bakkara. Sisingamangaraja XII berhasil lolos dan melarikan diri ke
Dairi Pakpak.
Sisingamangaraja XII tidak menyerah dan terus melanjutkan perjuangannya.
Pada 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII tewas dalam pertempuran di Hutan Simsim.
06 Perlawanan Sisingamangaraja XII
07 Perlawanan Kerajaan-Kerajaan di Bali
Latar belakang munculnya
perlawanan rakyat Bali adalah
adanya hak tawan karang.
Hak tawan karang adalah hak yang dimiliki kerajaan-kerajaan Bali
untuk merampas seluruh muatan yang karam di perairan Bali.
Belanda menawarkan perjanjian agar raja-raja Bali mau
menghapus hak tawan karang.
Kerajaan Karangasem dan Buleleng tetap melakukan
perlawanan terhadap Belanda.
dengan merampas kapal Belanda pada tahun 1844.
I Gusti Ngurah Made Karangasem dan I Gusti Ketut
Jelantik membalas tipu daya Belanda
Belanda kembali melakukan serangan
terhadap Bali pada tahun 1849 dan
menyerang Benteng Jagaraga.
I Gusti Ngurah Made Karangasem dan
Patih Ketut Jelantik berusaha
mempertahankan Benteng Jagaraga.
Pada 15 April 1849, Belanda berhasil menguasai
Benteng Jagaraga.
I Gusti Ngurah Made Karangasem dan Patih Ketut
Jelantik menyingkir ke Karangasem.
Namun, akhirnya ditangkap dan terbunuh di sana.
Latar belakang:
 Monopoli perdagangan Belanda di Kalimantan yang sangat merugikan
pedagang pribumi.
 Beban pajak dan kewajiban rodi terhadap rakyat yang memberatkan.
 Intervensi Belanda terhadap urusan internal Kerajaan Banjar.
 Keinginan Belanda menguasai Kalimantan yang kaya akan hasil
tambang.
Pada 28 April 1962, terjadi Pertempuran Pangrangon yang dianggap sebagai
awal Perang Banjarmasin.
Pangeran Hidayatullah ditangkap dan diasingkan ke Bogor pada 1862.
Tokohnya:
 Pangeran Antasari (Panembahan Amiruddin Kalifatillah Mukminin)
 Pangeran Hidayatullah
Pada 1962, Pangeran Antasari wafat karena sakit yang dideritanya.
08 Perlawanan Kesultanan Banjar
Aktivitas Kelompok
Bagian 4
Dampak Penjajahan Bangsa
Eropa
Dampak Penjajahan Bangsa Eropa
Beberapa pengaruh kolonialisme:
a. Bidang politik:
 Jabatan pemerintah pusat dipegang oleh bangsa Eropa, sedangkan bangsa
pribumi hanya dapat menempati jabatan kecil.
b. Bidang hukum:
 Penggunaan istilah-istilah hukum berbahasa Belanda masih dapat kita
temukan dalam hukum Indonesia, misalnya onslag untuk istilah lepas dari
segala tuntutan hukum.
c. Bidang ekonomi:
 Pemerintah kolonial telah menetapkan kebijakan sistem tanam paksa, sewa
tanah, ekonomi uang, dan kerja kontrak.
d. Bidang sosial:
 Pengaruh kolonialisme dalam bidang sosial dapat kita temui dalam bidang
pendidikan, gaya hidup, dan bahasa.
 Hingga saat ini, penggunaan kosa kata Belanda atau Portugis ada yang
diserap dalam bahasa Indonesia, seperti bahasa Belanda bekleding
(bengkel) dan bahasa Portugis manteiga (mentega).
e. Bidang budaya:
 Dalam bidang arsitektur, terdapat gaya arsitektur indis (indische), yakni
bangunan dengan perpaduan gaya asli Indonesia dan kolonial Belanda.
Dampak Penjajahan Bangsa Eropa
Sumber gambar:
freepik.com
shutterstock.com
pixabay.com
wikimedia.org

PPT Bab 2 Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa.pptx

  • 1.
  • 2.
    Perlawanan Bangsa Indonesiaterhadap Penjajahan Bangsa Eropa hingga Awal Abad XX BAB ❷
  • 3.
  • 4.
    Ciri-ciri Perlawanan SebelumAbad XX 01 02 03 04 Perlawanannya bersifat lokal, terjadi di daerah-daerah tanpa adanya koordinasi antardaerah. 05 Tidak menggunakan organisasi, tetapi dilakukan secara berkelompok saja. Dipimpin oleh tokoh masyarakat yang disegani. Mengutamakan kekuatan senjata, namun kalah dari segi persenjataan. Mudah dipecah belah karena kurangnya koordinasi antara pemimpin dan bawahannya.
  • 5.
  • 6.
    01 Perlawanan RakyatTernate Latar belakang:  Monopoli perdagangan oleh bangsa Portugis.  Bangsa Portugis melakukan campur tangan terhadap urusan Kerajaan Ternate dan Tidore.  Penyebaran agama Katolik di tengah masyarakat Maluku yang beragama Islam. Tokoh perlawanan rakyat Maluku antara lain Sultan Khairun (1534—1570) dan anaknya, Sultan Baabullah (1570—1583), dari Kerajaan Ternate. Sultan Baabullah melanjutkan perlawanan Sultan dan berhasil mengusir bangsa Portugis dari Maluku pada tahun 1575. Lukisan yang menggambarkan Ternate pada sekitar tahun 1720.
  • 7.
    02 Perlawanan RakyatDemak Latar belakang:  Monopoli bangsa Portugis di Malaka.  Kerja sama antara bangsa Portugis dan Pajajaran.  Perebutan Pelabuhan Sunda Kelapa. Perlawanan rakyat Demak dimulai sejak masa pemerintahan Raden Patah yang mengutus anaknya, Pati Unus, menyerang bangsa Portugis di Malaka pada tahun 1512 dan 1513 namun gagal. Pada 22 Juni 1527, Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa dan mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
  • 8.
    03 Perlawanan RakyatAceh Latar belakang:  Hubungan antara Kesultanan Aceh dan bangsa Eropa (VOC/Belanda dan Inggris) yang dianggap mengancam keberadaan bangsa Portugis di Malaka.  Sikap Kerajaan Aceh di bawah Sultan Ali Mughayat Syah (1514— 1528) yang menentang kehadiran bangsa Portugis di Malaka. Sultan Ali Mughayat Syah berhasil mengusir bangsa Portugis dari wilayah Aceh—yakni Daya, Pidie, dan Pasai—pada 1520-an. Perjuangan rakyat Aceh mengusir Portugis terus berlanjut di bawah Sultan Iskandar Tsani (1636—1641). Malaka akhirnya jatuh ke tangan VOC tahun 1641. Sultan Iskandar Muda (1608—1636) menyerang bangsa Portugis di Malaka pada 1629, namun gagal. S u m b e r: d o ku m e n p e n e rb it
  • 9.
  • 10.
    Pada awalnya, hubunganantara Kesultanan Mataram dan VOC berjalan baik. Mataram bahkan mengizinkan VOC mendirikan benteng (loji) sebagai kantor perwakilan dagang di daerah Jepara. 01 Perlawanan Kesultanan Mataram
  • 11.
    Ada beberapa halyang melatarbelakangi Kesultanan Mataram melakukan perlawanan terhadap VOC. VOC melakukan monopoli perdagangan yang merugikan pedagang pribumi.
  • 12.
    VOC dianggap menghambatSultan Agung mempersatukan tanah Jawa di bawah Kesultanan Mataram.
  • 13.
    Sultan Agung menyerangBatavia sebanyak dua kali, yaitu tahun 1628 dan 1629. Tokoh lain dalam penyerangan ini adalah Tumenggung Baureksa, Sura Agul-Agul, Dipati Ukur, dan Dipati Mandurareja.
  • 14.
    Serangan pertama pada1628 gagal. Tidak kurang dari 1.000 prajurit Mataram gugur. Serangan kedua berlangsung pada Agustus–Oktober tahun 1629.
  • 15.
    Kalah dari segipersenjataan.
  • 16.
    Kurangnya persediaan makanankarena lumbung- lumbung persediaan makanan dimusnahkan oleh VOC.
  • 17.
    Wabah penyakit yangmenyerang pasukan Mataram.
  • 18.
    Perlawanan Mataram mulaimelemah pascamangkatnya Sultan Agung tahun 1645. Bahkan, pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat I, Kesultanan Mataram memilih bekerja sama dengan VOC.
  • 19.
    02 Perlawanan KesultananBanten Reruntuhan Kraton Kaibon, bekas istana kediaman Ibu Suri Sultan Banten, pada sekitar tahun 1933 Latar belakang:  Persaingan dagang dengan VOC di Batavia.  Rongrongan VOC terhadap politik Kesultanan Banten. Tokoh yang memimpin perlawanan terhadap VOC adalah Sultan Ageng Tirtayasa (1651—1682). Perlawanan Sultan Ageng mengalami kegagalan setelah putranya, Sultan Haji, lebih memilih bekerja sama dengan VOC. Perlawanan rakyat Banten masih terus berlanjut dipimpin oleh Kiai Tapa dan Ratu Bagus.
  • 20.
    03 Perlawanan RakyatMakassar Latar belakang perlawanan adalah kebijakan monopoli dagang VOC, terutama rempah-rempah.
  • 21.
    Pada mulanya, hubunganantara VOC dan Makassar berjalan baik. Akan tetapi, beberapa kebijakan VOC membuat hubungan itu menjadi retak.
  • 22.
    Tokoh yang memimpinperlawanan terhadap VOC adalah Sultan Hasanuddin. Ia dikenal juga dengan julukan “Ayam Jantan dari Timur”.
  • 23.
    Belanda memberikan julukan“Ayam Jantan dari Timur” karena sikap gigih dan pantang menyerahnya menolak keberadaan VOC di Makassar.
  • 24.
    Perlawanan diawali denganperlucutan dan perampasan terhadap armada VOC di Maluku oleh pasukan Hasanuddin.
  • 25.
    Tindakan ini memicuPerang Makassar yang berlangsung antara tahun 1666–1669.
  • 26.
    Dalam menghadapi perlawananrakyat Makassar, VOC menggunakan strategi divide et impera. Salah satunya adalah Raja Bone, Aru Palaka.
  • 27.
    Perjanjian Bongaya 1) Makassarmengakui monopoli perdagangan VOC. 2) Pedagang-pedagang Barat, kecuali VOC, harus meninggalkan wilayah kekuasaan Makassar. 3) Makassar diwajibkan untuk membayar kerugian perang (sebesar 250.000 ringgit). 4) VOC membangun benteng-benteng di Makassar. 5) Makassar harus mengakui kedaulatan Kesultanan Bone.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
    Perlawanan rakyat diMaluku menandai perlawanan pertama rakyat Indonesia setelah Belanda berkuasa lagi di Hindia Belanda.
  • 32.
    Berkuasanya kembali Belanda padatahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat Maluku. Hal ini disebabkan keresahan- keresahan baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial akibat kebijakan VOC.
  • 33.
  • 34.
    Menyediakan bahan-bahan untuk perbaikan kapal Belanda. 2.Adanya wajib militer bagi pemuda Ambon untuk menjadi serdadu Belanda di Jawa.
  • 35.
    Di bawah pimpinanThomas Matulessy atau Pattimura, rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata. Pertama-tama menghancurkan perahu-perahu milik Belanda yang ada di pelabuhan. Pasukan Pattimura selanjutnya mengepung dan menduduki Benteng Duurstede di Saparua.
  • 36.
    Perlawanan terhadap Belandatidak hanya terjadi di Saparua, tetapi meluas ke wilayah lainnya, seperti Haruku dan Ambon.
  • 37.
    Dalam perlawanannya, Pattimuraantara lain dibantu oleh Kapitan Paulus Tiahahu dan putrinya, Christina Martha Tiahahu.
  • 38.
    Pada November 1817, pasukanPattimura semakin terdesak. Ia pun ditangkap Belanda, dan sebulan kemudian dijatuhi hukuman mati.
  • 39.
    02 Perlawanan PangeranDiponegoro Selama lima tahun memberontak, perlawanan Pangeran Diponegoro telah membuat Belanda kesulitan dan membuat kas Belanda terkuras. Ada beberapa hal yang melatar belakangi perlawanan Pangeran Diponegoro, yaitu sebagai berikut.
  • 40.
    1. Campur tanganpemerintah kolonial Belanda terhadap urusan pemerintahan Kesultanan Yogyakarta. 2. Para pejabat kesultanan diperlakukan sebagai bawahan pemerintah kolonial Belanda.
  • 41.
    3. Penetapan berbagai pajakoleh pemerintah kolonial Belanda yang membuat rakyat menderita.
  • 42.
    4. Pemasangan patok-patok bataspembangunan jalan yang melewati tanah Pangeran Diponegoro tanpa seizinnya di Tegalrejo.
  • 43.
    Dalam perlawanannya, PangeranDiponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi, Sentot Alibasyah, Kyai Mojo, dan Nyi Ageng Serang. Perlawanan Pangeran Diponegoro yang berpusat di Selarong terus meluas hingga seluruh wilayah Kesultanan Yogyakarta dan pantai utara Jawa Tengah.
  • 44.
    Pemerintah kolonial Belandameminta bantuan pasukan dari Sumatra Barat dan menggunakan taktik bentengstelsel.
  • 45.
    Taktik bentengstelsel adalah Belandamembangun benteng pertahanan di setiap daerah yang berhasil diduduki.
  • 46.
    Pemerintah kolonial Belandamenggunakan tipu muslihatnya dengan mengajak Pangeran Diponegoro berunding. Ketika Pangeran Diponegoro datang, ia ditangkap dan kemudian diasingkan ke Manado pada 1830. Pangeran Diponegoro wafat pada 8 Januari 1855.
  • 47.
    03 Perlawanan KesultananPalembang Latar belakang:  Keinginan Belanda untuk menguasai Palembang yang menimbulkan ancaman bagi Kesultanan Palembang. Perlawanan Sultan Badaruddin terhadap Inggris berakhir setelah adanya Konvensi London 1814. Pada 1818, Sultan Badaruddin ditangkap Belanda dan diasingkan ke Ternate. Sultan Badaruddin memimpin perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda dengan menyerang benteng-benteng pertahanan Belanda. Akibat Perjanjian Tuntang 1811, kedudukan Belanda digantikan oleh Inggris. Sultan Badaruddin terus melakukan perlawanan terhadap Inggris.
  • 48.
    04 Perlawanan ImamBonjol (Perang Padri) Perang Padri berlangsung di Sumatra Barat dan sekitarnya dari tahun 1803 hingga 1838. Perang Padri termasuk perang besar yang membuat Belanda kewalahan.
  • 49.
    Perang Padri bermuladari konflik internal masyarakat Minangkabau antara golongan adat dan golongan ulama. Kaum Padri menganggap kaum adat masih melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama Islam. Kaum padri berniat untuk memperbaiki kondisi tersebut.
  • 50.
    dengan memberi bantuankepada kaum adat dalam menghadapi kaum padri. Ternyata, pemerintah kolonial Belanda memanfaatkan konflik tersebut.
  • 51.
    Pada akhirnya, kaumadat menyadari bahwa pemerintah kolonial Belanda hanya memanfaatkan konflik tersebut.
  • 52.
    Tuanku Imam Bonjolberhasil merangkul kaum adat dalam sebuah perjanjian damai, yaitu Plakat Puncak Pato. Tuanku Imam Bonjol menjadi pemimpin perlawanan masyarakat Minangkabau terhadap pemerintah kolonial Belanda.
  • 53.
    Dalam menghadapi perlawananyang lebih besar ini, Belanda menerapkan beberapa strategi. Memotong garis bantuan ekonomi gerakan pasukan Imam Bonjol. Menguasai pesisir barat dan pesisir timur yang merupakan pintu gerbang perdagangan Minangkabau.
  • 54.
    Strategi itu didukungdengan strategi bentengstelsel. Benteng Fort de Kock di Bukittinggi adalah salah satu benteng yang dibangun Belanda. Dalam rangka mempersempit gerak maju pasukan Imam Bonjol.
  • 55.
    Pemerintah kolonial Belandajuga mendapat bantuan pasukan tambahan dari Jawa.
  • 56.
    Pada 1833, pemerintahkolonial mengeluarkan Plakat Panjang. Namun, plakat ini tidak menyurutkan perlawanan rakyat Minangkabau. Perlawanan pun terus berlanjut.
  • 57.
    Benteng Bonjol dikepungdan diserang dari segala arah selama enam bulan.
  • 58.
    Pada 17 Agustus1837, Benteng Bonjol secara keseluruhan dapat ditaklukkan. Namun, Tuanku Imam Bonjol beserta beberapa pengikutnya berhasil keluar dari Benteng Bonjol menuju Marapak.
  • 59.
    Pada akhirnya, Belandamengajak berunding Imam Bonjol. Perundingan hanya menjadi tipu daya Belanda untuk menangkap Imam Bonjol dan mengasingkannya. Pada 1839, Imam Bonjol meninggal dalam pengasingannya di Manado.
  • 60.
    Latar belakang:  KeinginanBelanda untuk menjadikan wilayah Aceh sebagai bagian dari Pax Neerlandica. Perang Aceh bermula ketika Sultan Mahmud menolak permintaan Belanda agar Aceh mengakui kekuasaan Belanda di daerah tersebut. Sultan Mahmud wafat karena kolera. Ia digantikan oleh Tuanku Muhammad Daud Syah dengan gelar Sultan Ibrahim Mansyur Syah (1875-1907). Potret Tuanku Muhammad Daud Syah bersama pengawal- pengawalnya Meskipun terjadi pergantian pemimpin, perlawanan rakyat Aceh tetap berlangsung dengan sengit. Hal ini membuat Belanda harus menerapkan strategi baru, yaitu memblokade pelabuhanpelabuhan Aceh dalam rangka mematikan sumber ekonomi dan pendapatan kesultanan. 05 Perang Aceh
  • 61.
    Letnan Jenderal vanHeutz (tengah) ketika memimpin Pasukan Marsose melakukan penyerangan dalam Perang Aceh tahun 1901. Belanda menerima saran Snouck Hurgronje dengan mengadu domba kaum bangsawan (uleebalang) dengan kaum ulama. Perjuangan rakyat Aceh sangat sulit untuk ditaklukkan hingga akhirnya berkonsultasi dengan orientalis Belanda Snouck Hurgronje (1857-1936). Pada 1903, pasukan Marsose yang bertugas menghancurkan kantong pertahanan rakyat Aceh dengan cepat menewaskan Teuku Umar. Perlawanan rakyat terus dilanjutkan oleh istrinya, Cut Nyak Dien. Pada 1905, Cut Nyak Dien ditangkap dan diasingkan ke Sumedang.
  • 62.
    Latar belakang:  SikapBelanda yang menginginkan wilayah Tapanuli menjadi bagian dari wilayah kekuasaannya.  Penyebaran agama Nasrani oleh para zending juga menimbulkan perlawanan penduduk setempat. Pada 1907, Belanda kembali melakukan serangan dan menangkap anggota keluarga Sisingamangaraja XII. Pada 1894, Belanda melakukan serangan ke pusat pemerintahan Kerajaan Batak di Bakkara. Sisingamangaraja XII berhasil lolos dan melarikan diri ke Dairi Pakpak. Sisingamangaraja XII tidak menyerah dan terus melanjutkan perjuangannya. Pada 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII tewas dalam pertempuran di Hutan Simsim. 06 Perlawanan Sisingamangaraja XII
  • 63.
  • 64.
    Latar belakang munculnya perlawananrakyat Bali adalah adanya hak tawan karang.
  • 65.
    Hak tawan karangadalah hak yang dimiliki kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas seluruh muatan yang karam di perairan Bali.
  • 66.
    Belanda menawarkan perjanjianagar raja-raja Bali mau menghapus hak tawan karang. Kerajaan Karangasem dan Buleleng tetap melakukan perlawanan terhadap Belanda.
  • 67.
    dengan merampas kapalBelanda pada tahun 1844. I Gusti Ngurah Made Karangasem dan I Gusti Ketut Jelantik membalas tipu daya Belanda
  • 68.
    Belanda kembali melakukanserangan terhadap Bali pada tahun 1849 dan menyerang Benteng Jagaraga. I Gusti Ngurah Made Karangasem dan Patih Ketut Jelantik berusaha mempertahankan Benteng Jagaraga.
  • 69.
    Pada 15 April1849, Belanda berhasil menguasai Benteng Jagaraga. I Gusti Ngurah Made Karangasem dan Patih Ketut Jelantik menyingkir ke Karangasem. Namun, akhirnya ditangkap dan terbunuh di sana.
  • 70.
    Latar belakang:  Monopoliperdagangan Belanda di Kalimantan yang sangat merugikan pedagang pribumi.  Beban pajak dan kewajiban rodi terhadap rakyat yang memberatkan.  Intervensi Belanda terhadap urusan internal Kerajaan Banjar.  Keinginan Belanda menguasai Kalimantan yang kaya akan hasil tambang. Pada 28 April 1962, terjadi Pertempuran Pangrangon yang dianggap sebagai awal Perang Banjarmasin. Pangeran Hidayatullah ditangkap dan diasingkan ke Bogor pada 1862. Tokohnya:  Pangeran Antasari (Panembahan Amiruddin Kalifatillah Mukminin)  Pangeran Hidayatullah Pada 1962, Pangeran Antasari wafat karena sakit yang dideritanya. 08 Perlawanan Kesultanan Banjar
  • 71.
  • 72.
  • 73.
    Dampak Penjajahan BangsaEropa Beberapa pengaruh kolonialisme: a. Bidang politik:  Jabatan pemerintah pusat dipegang oleh bangsa Eropa, sedangkan bangsa pribumi hanya dapat menempati jabatan kecil. b. Bidang hukum:  Penggunaan istilah-istilah hukum berbahasa Belanda masih dapat kita temukan dalam hukum Indonesia, misalnya onslag untuk istilah lepas dari segala tuntutan hukum. c. Bidang ekonomi:  Pemerintah kolonial telah menetapkan kebijakan sistem tanam paksa, sewa tanah, ekonomi uang, dan kerja kontrak.
  • 74.
    d. Bidang sosial: Pengaruh kolonialisme dalam bidang sosial dapat kita temui dalam bidang pendidikan, gaya hidup, dan bahasa.  Hingga saat ini, penggunaan kosa kata Belanda atau Portugis ada yang diserap dalam bahasa Indonesia, seperti bahasa Belanda bekleding (bengkel) dan bahasa Portugis manteiga (mentega). e. Bidang budaya:  Dalam bidang arsitektur, terdapat gaya arsitektur indis (indische), yakni bangunan dengan perpaduan gaya asli Indonesia dan kolonial Belanda. Dampak Penjajahan Bangsa Eropa
  • 75.

Editor's Notes

  • #10 Pada awalnya, hubungan antara Kesultanan Mataram dan VOC berjalan baik. Mataram bahkan mengizinkan VOC mendirikan benteng (loji) sebagai kantor perwakilan dagang di daerah Jepara. Nah, apakah sahabat erlangga tahu latar belakang Kesultanan Mataram melakukan perlawanan terhadap VOC dan siapakah pemimpin perlawanan tersebut?
  • #11 Nah, ada beberapa hal yang melatarbelakangi Kesultanan Mataram melakukan perlawanan terhadap VOC, yaitu sebagai berikut: VOC melakukan monopoli perdagangan yang merugikan pedagang pribumi.
  • #12 VOC dianggap sebagai penghambat bagi Sultan Agung dalam mewujudkan cita-citanya mempersatukan tanah Jawa di bawah Kesultanan Mataram.
  • #13 Selanjutnya, Sultan Agung menyerang Batavia. Sultan Agung menyerang Batavia sebanyak dua kali, yaitu tahun 1628 dan 1629. Tokoh lain dalam penyerangan ini adalah Tumenggung Baureksa, Sura Agul-Agul, Dipati Ukur, dan Dipati Mandurareja. Mereka adalah pemimpin pasukan Mataram dalam penyerangan ke Batavia.
  • #14 Serangan pertama pada 1628 gagal. Tidak kurang dari 1.000 prajurit Mataram gugur ketika itu. Sementara itu, serangan kedua berlangsung pada Agustus–Oktober tahun 1629. Serangan ini juga mengalami kegagalan, antara lain karena.
  • #15 Kalah dari segi persenjataan.
  • #16 Kurangnya persediaan makanan (lumbung-lumbung persediaan makanan yang dipersiapkan di Tegal, Cirebon, dan Karawang dimusnahkan oleh VOC, sementara jarak Mataram–Batavia terlalu jauh).
  • #17 Wabah penyakit yang menyerang pasukan Mataram.
  • #18 Perlawanan Mataram mulai melemah pascamangkatnya Sultan Agung tahun 1645. Para penggantinya tidaklah secakap beliau. Bahkan pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat I (1645–1677), Kerajaan Mataram justru memilih bekerja sama dengan VOC.
  • #21 Pada mulanya, hubungan antara VOC dan Makassar berjalan baik. Posisi strategis Makassar memperkuat hubungan tersebut. Akan tetapi, beberapa kebijakan VOC membuat hubungan itu menjadi retak. Nah, apakah sahabat erlangga tahu mengapa hubungan tersebut menjadi retak dan siapa pemimpin perlawanan rakyat Makassar bagaimana berlangsungnya perlawanan tersebut?
  • #23 Belanda memberikan julukan tersebut karena sikap gigih dan pantang menyerahnya menolak keberadaan VOC di Makassar.
  • #24 Perang diawali dengan perlucutan dan perampasan terhadap armada VOC di Maluku oleh pasukan Hasanuddin.
  • #25 Tindakan ini memicu perang, yang kemudian dikenal dengan nama Perang Makassar yang berlangsung antara tahun 1666–1669.
  • #26 Dalam menghadapi perlawanan rakyat Makassar, VOC menggunakan strategi divide et impera. VOC memanfaatkan penguasa wilayah taklukan Makassar untuk membantu melawan Sultan Hasanuddin. Salah satunya adalah Raja Bone, Aru Palaka. Perlahan-lahan, perlawanan Sultan Hasanuddin pun berakhir setelah satu per satu benteng pertahanannya direbut.
  • #27 Karena kalah dari segi persenjataan, Kesultanan Makassar dapat dikalahkan dan Sultan Hasanuddin harus tunduk pada Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, yang isinya antara lain sebagai berikut. Makassar mengakui monopoli perdagangan VOC. Pedagang-pedagang Barat, kecuali VOC, harus meninggalkan wilayah kekuasaan Makassar. Makassar diwajibkan untuk membayar kerugian perang (sebesar 250.000 ringgit). VOC membangun benteng-benteng di Makassar. Makassar harus mengakui kedaulatan Kesultanan Bone.
  • #31 Perlawanan rakyat di Maluku menandai perlawanan pertama rakyat Indonesia setelah Belanda berkuasa lagi di Hindia Belanda (masa kekuasaan kedua Belanda). Sebelumnya, Hindia Belanda berada di bawah kekuasaan Prancis-Belanda kemudian Inggris.
  • #32 Nah, berkuasanya kembali Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat Maluku. Hal ini disebabkan keresahan-keresahan baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial akibat kebijakan VOC di Maluku.
  • #33 Kebijakan tersebut antara lain kebijakan menyediakan bahan-bahan untuk perbaikan kapal Belanda.
  • #34 Selain itu, adanya “wajib militer” bagi pemuda Ambon untuk menjadi serdadu Belanda di Jawa.
  • #35 Di bawah pimpinan Thomas Matulessy atau Pattimura, rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata. Mereka pertama-tama menghancurkan perahu-perahu milik Belanda yang ada di pelabuhan, pasukan Pattimura selanjutnya mengepung dan menduduki Benteng Duurstede di Pulau Sapana.
  • #36 Perlawanan terhadap Belanda tidak hanya terjadi di Saparua, tetapi meluas ke wilayah lainnya, seperti Haruku dan Ambon.
  • #37 Dalam perlawanannya, Pattimura antara lain dibantu oleh Kapitan Paulus Tiahahu dan putrinya, Christina Martha Tiahahu.
  • #38 Pada November 1817, pasukan Pattimura semakin terdesak. Ia pun ditangkap Belanda, dan sebulan kemudian dijatuhi hukuman mati di Bentang Nieuw Victoria di Ambon.
  • #40 Ada beberapa hal yang melatar belakangi perlawanan Pangeran Diponegoro, yaitu sebagai berikut. Yang pertama, campur tangan pemerintah kolonial Belanda terhadap urusan pemerintahan Kesultanan Yogyakarta, misalnya dalam hal suksesi.
  • #41 Yang ketiga, penetapan berbagai pajak oleh pemerintah kolonial Belanda yang membuat rakyat menderita, misalnya gerbang-gerbang pajak didirikan di pintu masuk pasar dan dekat jembatan.
  • #42 Yang keempat, pemasangan patok-patok batas pembangunan jalan yang melewati tanah Pangeran Diponegoro tanpa seizinnya di Tegalrejo.
  • #43 Dalam perlawanannya, Pangeran Diponegoro dibantu oleh Pangeran Mangkubumi, Sentot Alibasyah, Kyai Mojo, dan Nyi Ageng Serang. Perlawanan Pangeran Diponegoro yang berpusat di Selarong terus meluas hingga seluruh wilayah Kesultanan Yogyakarta dan pantai utara Jawa Tengah.
  • #44 Pemerintah kolonial Belanda meminta bantuan pasukan dari Sumatra Barat dan menggunakan taktik bentengstelsel yang berhasil mempersempit ruang gerak perlawanan Pangeran Diponegoro.
  • #45 Nah, perlu sahabat erlangga ketahui, taktik bentengstelsel adalah Belanda membangun benteng pertahanan di setiap daerah yang berhasil diduduki.
  • #46 Perlawanan Pangeran Diponegoro berakhir setelah pemerintah kolonial Belanda menggunakan tipu muslihatnya dengan mengajak Pangeran Diponegoro berunding. Akan tetapi, ketika Pangeran Diponegoro datang, ia ditangkap dan kemudian diasingkan ke Manado pada 1830. Pangeran Diponegoro wafat pada 8 Januari 1855.
  • #49 Perang Padri ternyata bermula dari konflik internal masyarakat Minangkabau antara golongan adat dan golongan ulama. Kaum Padri menganggap kaum adat meskipun beragama Islam, mereka masih melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama Islam, seperti berjudi, dan mabuk-mabukan. Kaum padri berniat untuk memperbaiki kondisi tersebut.
  • #50 Ternyata, pemerintah kolonial Belanda memanfaatkan konflik tersebut dengan memberi bantuan kepada kaum adat dalam menghadapi kaum padri.
  • #51 Namun, pada akhirnya, kaum adat menyadari bahwa pemerintah kolonial Belanda hanya memanfaatkan konflik internal dan kaum adat sendiri untuk menguasai wilayah Sumatra bagian barat.
  • #52 Tuanku Imam Bonjol telah berhasil merangkul kaum Adat dalam sebuah perjanjian damai di Bukit Marapalam (Tanah Datar), yang dikenal dengan nama Plakat Puncak Pato atau “Piagam Bukit Marapalam”. Tuanku Imam Bonjol menjadi pemimpin perlawanan masyarakat Minangkabau terhadap pemerintah kolonial Belanda.
  • #53 Dalam menghadapi perlawanan yang lebih besar ini, Belanda menerapkan beberapa strategi, yaitu memotong garis bantuan ekonomi gerakan perlawanan, yaitu dengan menguasai pesisir barat dan pesisir timur yang merupakan pintu gerbang perdagangan Minangkabau.
  • #54 Strategi itu didukung dengan strategi bentengstelsel, yang sukses diterapkan dalam Perang Diponegoro. Benteng Fort de Kock di Bukittinggi adalah salah satu benteng yang dibangun Belanda dalam rangka mempersempit gerak maju pasukan Imam Bonjol.
  • #55 Pemerintah kolonial Belanda juga mendapat bantuan pasukan tambahan dari Jawa.
  • #56 Pada 1833, pemerintah kolonial mengeluarkan Plakat Panjang untuk menghentikan perlawanan rakyat Minangkabau. Namun, Plakat ini tidak menyurutkan perlawanan rakyat Minangkabau. Perlawanan pun terus berlanjut.
  • #57 Pada akhirnya, Benteng Bonjol dikepung dan diserang dari segala arah selama enam bulan berturut-turut, yaitu sejak 16 Maret–17 Agustus 1837.
  • #58 Pada 17 Agustus 1837, Benteng Bonjol secara keseluruhan dapat ditaklukkan. Namun, Tuanku Imam Bonjol beserta beberapa pengikutnya berhasil keluar dari Benteng Bonjol menuju Marapak.
  • #59 Namun, pada akhirnya, seperti biasa, Belanda mengajak berunding Imam Bonjol. Ternyata, perundingan hanya menjadi tipu daya Belanda untuk menangkap Imam Bonjol dan mengasingkannya. Pada 1839, Imam Bonjol meninggal dalam pengasingannya di Manado.
  • #64 Latar belakang munculnya perlawanan rakyat Bali di bawah pimpinan Patih Ketut Jelantik adalah adanya hak tawan karang yang dapat menghambat Belanda menguasai Bali. Apakah sahabat erlangga tahu apa itu hak tawan karang?
  • #65 Jadi, hak tawan karang adalah hak yang dimiliki kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas seluruh muatan dan penumpang kapal-kapal asing yang karam di perairan Bali.
  • #66 Belanda menawarkan perjanjian agar raja-raja Bali mau menghapus hak tawan karang. Banyak raja Bali yang terbujuk rayuan Belanda, namun Kerajaan Karangasem dan Buleleng tidaklah demikian. Mereka tetap melakukan perlawanan terhadap Belanda.
  • #67 Raja Buleleng I Gusti Ngurah Made Karangasem dan I Gusti Ketut Jelantik membalas tipu daya Belanda dengan merampas kapal Belanda pada tahun 1844.
  • #68 Belanda kembali melakukan serangan terhadap Bali pada tahun 1849 dan menyerang Benteng Jagaraga. Raja Buleleng I Gusti Ngurah Made Karangasem dan Patih Ketut Jelantik dengan segenap jiwa raga berusaha mempertahankan Benteng Jagaraga.
  • #69 Pada 15 April 1849, Belanda berhasil menguasai Benteng Jagaraga. Raja Buleleng I Gusti Ngurah Made Karangasem dan Patih Ketut Jelantik menyingkir ke Karangasem untuk mencari perlindungan, namun akhirnya ditangkap dan terbunuh di sana.