LK, 46 tahun, 65 kg
KU : Kejang
T : Kejang sejak 30 menit SMRS. Kejang disertai penuru
nan kesadaran. Mual muntah disangkal, hari ini pasien suda
h kejang 2 kali. Saat kejang pertama, pasien diberikan obat r
utin berupa fenitoin, kejang berhenti selama 10 menit dan ke
jang terjadi kembali.
Saat dibawa ke IGD, pasien kejang tidak berhenti
RPT :
RPO: fenytoin
Time Sequence
01 desember 2024
20.00 WIB
Konsul pemasangan CVC
01 desember 2024
20.05 WIB
Acc Tindakan Pemasnagan CVC
Pemeriksaan fisik 16.00 WIB di Ruangan
B1: Airway clear, snoring/gargling/crowing: -/-/-, SP: vesikule
r, ST: rh-/-, wh -/-, RR: 25x/mnt. SpO2 98% NRM 10 lpm
B2: akral: H/M/K, TD: 167/74mmHg, HR: 79 x/mnt, reg. T/V: l
emah
B3: Somnolen, GCS (E4M5VAFASIA); pupil ODS isokor Ø:
3mm, RC:+/+
B4: UOP (+), kateter urine (-)
B5: abdomen soeple, peristaltik (+),
B6: edema (-), fraktur (-)
Penanganan di RUANGAN
•
Terapi 02 15lpm via NRM
•
Pasang Monitor, saturasi, tensimeter
•
Pastikan IV line lancar
•
Informed consent perawatan ICU, intubasi dan CVC
•
Rencana Cek laktat
•
Rencana Kultur darah
•
IVFD Cor RL 1500cc  maintenance 30gtt/I makro
•
Pasang NGT dan kateter urin
•
Inj norepinephrine 8mg/50cc nacl 0.9% dosis 0.1 (titrasi) target MAP >65 mmhg
•
Inj Ceftriaxon 2 gr/24 jam IV
•
Periksa sampel darah (DL, RFT, elektrolit, analisa gas darah, Procalcitonin, screening COVID-19)
dan X-ray Thorax post pemasangan CVC
- Tirah Baring
- Terpasang NGT
- Diet sonde via NGT 1600 kkal + 36gr protein
- Pasang kateter urine
- IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro
- IVFD NaCl 3% 10 gtt/i (sedang berjalan fl ke 2)
- Inj. Ampisilin sulbactam 1.5gr/6 jam (start 06/08/23)
- Inj. Ranitidine 50mg/12 jam (AFF)
- Inj. Metamizole 1 amp/8 jam
- Inj Omeprazole 40 mg/12 jam
- Inj. Asam Traneksamat 500 mg/8 jam
- Inj. Vit K 1 amp per 24 jam IM
- Paracetamol 3x500 mg k/p jika demam
- Domperidone 3x10 mg
- NAC 3x200 mg
- Sucralfat Syr 3xC1
- Lactulac syr 3x1
Laboratorium 08/06/2022
•
Hb/Ht/L/Tr: 11,1/ 34,8/ 27.170/ 363.000
•
Na/K/Cl: 144/ 4.0/ 109
•
Bun/Ur/Cr: 10,3/22/1.15
•
pT/ apt/ INR: -
•
KGDS: 141
Klinis Pasien
Rencana TeknIk Pemasangan CVC
•
Posisikan pasien dalam keadaan supine
•
Identifikasi daerah pemasangan CVC
•
Melakukan disinfektan dengan povidone iodine dan alkohol 70%
•
Injeksi anestesi lokal dengan lidocaine 3%
•
Insersi jarum Y dan lakukan aspirasi di daerah pemasangan CVC
•
Insersi guidewire dan lebarkan dengan dilator
•
Insersi CVC no. 7 Fr dengan kedalaman 14 cm
•
Lakukan aspirasi dan backflow
•
Fiksasi dengan silk no. 2 dan hypafix
•
Diagnosa:
Anemia + Elektrolit Imbalance dd Hepatic Ensefalopati +
Obs Jaundice ec Susp Acute Liver Injury + Spondilitis TB on
OAT
Terima kasih
(96%/1)/28x/i = 3.4
Indikasi intubasi
183/1= 183
Indikasi Pemasangan CVC
•
Saat akses perifer susah didapatkan misal pada pasien obesitas
•
Sebagai askes masuk-masuknya obat vasokonstriktor cth: dopamine,
norepinefrine
•
Sebagai akses cairan hipertonik cth: TPN
•
Akses masuk-masuknya obat-obatan parenteral yang banyak dan lama.
Hal khusus pada cth: pemantauan hemodinamik dan hemodialisa
Komplikasi pemasangan CVC
•
Komplikasi mekanik, infeksi, thrombosis atau emboli.
•
Komplikasi mekanik biasanya adalah hasil langsung dari prosedur
pemasangan dan dapat diketahui dalam waktu singkat.
•
Aritmia atrial. terjadi karena kabel penuntun atau kateter yang terlalu dalam
sampai ke atrium kanan.
•
tertusuknya arteri, biasanya terjadi pada penusukan di vena femoralis dan
jugularis interna, bila arteri subklavia tertusuk, perdarahan yang terjadi
susah dikendalikan dengan tekanan sehingga sering mengakibatkan
hematoma ekstrapleural ataupun hemothoraks.
•
Pneumothoraks yang terjadi akibat kateterisasi vena sentral biasanya dapat
ditangani dengan observasi ketat serta kontrol rontgen thoraks , nedle
troakosintesis atau est tube.
•
Adanya udara di mediastinum atau subkutan (emfisema) adalah tanda
terjadi robekan pada pleura
Komplikasi VEntilator
•
Jadi tujuan nya untuk mencegah terjadinya barotrauma
•
Inflasi yang berlebihan pada rongga udara menghasilkan fraktur stres pada antarmuka
kapiler alveolar, dan ini menyebabkan infiltrasi parenkim paru dan rongga udara distal
dengan eksudat inflamasi. Kondisi ini dikenal sebagai cedera paru yang diinduksi
ventilator (VILI). Cedera paru-paru lebih terkait dengan volume daripada terkait tekanan
disebut volutrauma. Cedera paru terkait tekanan disebut barotrauma. (Udara bocor ke
rongga pleura dan dan interstisiaal dan Robekan bronkoalveolar mnyebabkan colaps paru,
•
Pada prinsipnya jika menggunakan modus volume. Artinya mesin akan memberikan
sejumlah volume yg telah di seting. Tanpa memperhatikan seberapa besar tekanan yg
diberikan demi mencukupi volume yg sudah di targetkan.Pada pasien gangguan paru
dimana compliance paru atau daya regang yg berkurang. Sehingga jika di paksakan bsa
menjadi trauma atau rusak.
•
Sebaliknya. Jika menggunakan modus presure. Makan mesin akan memberikan sejumlah
tekanan yg telah di setting. Tapi volume yg masuk sangat tergantung dgn compliance paru
terhadap tekanan yg di berikan. Pada gangguan paru berat maka volume yg diterima bsa
jdi tidak ckup. Ditandai VT pada mesin tidak ckup. Nah Demi mencukupi minute volume
maka kita dapat meningkatkan frekunsi nafas. Yg kita seting pada mesin
Indikasi Ventilasi Mekanik
• Gagal napas (respiratory failure)
– RR > 35 x/i
– SaO2 < 90% atau PaO2 < 60 mmHg
– pCO2 > 55 mmHg (Hipercapnia)
– Penurunan kesadaran (GCS < 8)
– Tidal volume < 5 mL/kg
• Pasca operasi mayor
• Pasca henti jantung
extubasi
•
Oksigenasi adekuat. Spo2 >95%
•
Ventilasi adekuat . TV >5ml/kgbb
•
Hemodinamik stabil
•
Airway protective reflex. Pasien bisa batuk, jika lembab dikertas
berarti adekuat
•
Bebas edem laring. Cuf leak test, pemberian kortikosteroid 20-
40mg
KOMPLIKASI DM
Komplikasi akut
•
Honk. (Keton -, penurunan kesadaran, kgd >600)
•
KAD ( keton +, sadar, kgd <600)
Osmolaritas Plasma : 2 x Na + Glukosa/18 x Ureum/6
= 2 x 136 + 211/18 x 171/6
= 272 + 11,7 x 28,5
= 605,45 mosm/l
•
Meylon
1/3xbbxBE
1/3x66x -21
462 meq. Diberikan setenga kebutuan= 231 meq
•
Albumin
delta albumin x bb x 0.8
2.5-2.1x66x0.8 = 21gr albumin 20%
NUTRISI
Makronutri
en
Mikronutrie
n
Karbohidrat
Protein
Lipid
Vitamin
Mineral
Elektrolit
Pengeluaran Energi Harian
BEE = 25 kkal x PBW (Kg)
PBW = LK = 50 + 2,3 (TB (inch) – 60)
PR = 45,5 + 2,3 (TB (inch) – 60)
BEE pengeluaran energi basal yg memproduksi panas dari

metabolisme saat istirahat dan puasa
Untuk mengantisipasi pengeluaran energi pada saat intake makanan, maka
BEE dikalikan dengan 1,2. Hal ini disebut sebagai pengeluaran energi
istirahat (Resting Energi Expenditure/REE), yang merupakan pengeluaran
energi oleh metabolisme basal pada saat istirahat tapi tidak berpuasa
Methods for Determining Daily Energy
Expenditure
Basal Energy Expenditure (BEE):
Men: BEE (kcal/24hr) = 66 + (13.7 × wt) + (5.0 × ht) - (6.7 × age)
Women: BEE (kcal/24hr) = 655 + (9.6 × wt) + (1.8 × ht) - (4.7 × age)
(wt = weight in kilograms, ht = height in inches)
Resting Energy Expenditure (REE):
REE (kcal/24hr) = BEE × 1.2
KALORI NON PROTEIN

Kebutuhan energi harian yang harus diperhitungkan
dari kalori yang berasal dari KH dan Lemak

Protein  zat pembangun dan kerja enzim
Karbohidrat

Pemasok kalori nonprotein sekitar 60-70% pada
rata-rata diet di amerika

Sangat diperlukan untuk menjaga fungsi Sistem
saraf pusat
Karbohidrat
Sumber Jumlah (Kg) Energi (Kkal)
Jaringan Adipose lemak 15.0 141.000
Protein Otot 6.9 24.000
Glikogen Total 0,09 900
Total 165.900
•
Asupan karbohidrat yang berlebihan dapat merugikan tubuh, hal ini
dijelaskan sebagai berikut :

Karbohidrat merangsang pelepasan insulin, dan insulin menghambat
mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan adiposa. Karena jaringan lemak
adiposa adalah sebagai sumber utama kalori endogen asupan karbohidrat yang
berlebihan akan mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan
cadangan lemak endogen selama periode nutrisi yang tidak memadai

Metabolisme oksidatif glukosa menghasilkan CO2 dalam jumlah yang
relatif banyak. Sehingga hal ini dapat menyebabkan produksi berlebihan dari
CO2, yang pada akhirnya menyebabkan hiperkapnia pada pasien dengan
fungsi paru terganggu
LIPID
•
Lipid  trigliserida yang terdiri dari molekul gliserol
yang berikatan dengan tiga asam lemak
•
Lipid penghasilkan energi paling tinggi (9 kkal/gr)
•
Penyimpanan lipid didalam jaringan adiposa
merupakan sumber energi endogen utama pada
orang dewasa sehat.
•
Sebagian besar regimen nutrisi menggunakan lipid
eksogen untuk memenuhi sekitar 30-40% dari
kebutuhan energi harian
LIPID
•
Lipid yang digunakan dalam formula nutrisi kaya
akan trigliserida rantai panjang berasal dari minyak
nabati
•
Lipid ini merupakan salah satu sumber kalori,
dengan menghasilkan energi 9 kkal/g
•
Karena konsumsi lemak yang berlebihan tidak
ditoleransi dengan baik (dapat menyebabkan
diare) kebanyakan lipid dibatasi sampai 30% dari
total kalori
•
Salah satu pemberian susu formula cair dengan
kandungan lemak tinggi Pulmocare (Ross), yang
menyediakan lipid 55 % dari total kalori
•
Formula ini ditujukan untuk pasien dengan gagal
pernapasan  lipid menggantikan karbohidrat
sebagai substrat nutrisi utama, produksi CO2 akan
menurun dan hanya sedikit kecenderungan untuk
retensi CO2
•
Asam lemak tak jenuh ganda dari minyak nabati
dapat berfungsi sebagai prekursor untuk
mediator inflamasi yang mampu menghasilkan
cedera sel yang luas
•
Asam lemak omega 3 lebih disukai sebagai lemak
makanan standar untuk membatasi risiko cedera
jaringan yang dimediasi inflamasi
•
Beberapa formula nutrisi mengandung omega – 3
asam lemak : Oxepa (Ross, Dampak (Novartis), dan
Immun -Aid (McGaw)
Protein
 Salah satu bahan organik yang berfungsi sebagai zat pembangun
dan kerja enzim
Metabolisme normal protein : 0,8-1,0 g/Kg
Hiperkatabolisme : 1,2-1,6 g/Kg
METABOLISME
Anabolisme
(membangun)
Katabolisme
Merombak bahan
energi
Vitamin
Vitamin Dosis Enteral Dosis Parenteral
Vitamin A 1000 ug 3300 IU
Vitamin B12 3 ug 10 ug
Vitamin C 60 mg 100 mg
Vitamin D 5 ug 200 IU
Vitamin E 10 mg 10 IU
Vitamin K 100 ug 10 mg
Thiamin (B1) 2 mg 3 mg
Ribiflavin (B2) 2 mg 4 mg
Pyridoxin (B6) 2 mg 4 mg
Phantotenic Acid 6 mg 15 mg
Biotin 150 ug 60 ug
Folat 400 ug 400 ug
Kebutuhan Harian Vitamin Enteral maupun Parenteral
Vitamin Antioksidan
•
Dua vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan
endogen Vitamin C dan Vitamin E.
•
Vitamin E  antioksidan yang larut dalam lemak
dalam tubuh
•
Vitamin C  larut dalam air sekaligus berfungsi
sebagai salah satu antioksidan utama dalam cairan
ekstraselular
•
Mengingat bahwa cedera sel akibat zat oksidan
yang memegang peranan dalam kegagalan
multiorgan, penting untuk dipertimbangkan
pemberian vitamin antioksidan pada pasien
kritis terutama di ICU
•
Vitamin C  antioksidan yang larut air 
menangkap radikal bebas oksigen, baik dengan atau
tanpa katalisator enzim dan radikal bebas yang lain
•
Vitamin E  antioksidan larut lemak  memutus
rantai peroksida lemak pada membran dan Low
Density Lipoprotein juga sebagai antioksidan yang
melindungi komponen sel serta membran sel dari
oksidasi oleh radikal bebas
Mineral Essential
Mineral Dosis Enteral Dosis Parenteral
Chronium 200 ug 15 ug
Copper 3 mg 1,5 mg
Iodine 150 ug 150 ug
Iron 10 mg 2,5 mg
Magnesium 15 mg 100 ug
Selenium 200 ug 70 ug
Zinc 15 mg 4 mg
 zat yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah
yang kurang dari 50 mg per gram jaringan tubuh
Kebutuhan Harian Mineral Esensial
Zat Besi
•
Dewasa normal memiliki sekitar 4,5 gr besi Sebagian
besar besi diikat oleh hemoglobin, dan sisanya
terikat pada feritin di jaringan dan pada transferin
dalam plasma
•
Besi dalam keadaan bebas  pembentukan radikal
hidroksil (oksidan yang paling reaktif dalam biokimia)
•
kemampuan untuk mengikat dan menyerap zat besi
 fungsi antioksidan utama darah
Nutrisi Enteral
•
Salah satu hal penting dari saluran gastrointestinal
adalah peran dari epitel usus sebagai pelindung
untuk invasi dari mikroorganisme patogen oleh
karena adanya asupan nutrisi di sepanjang saluran
pencernaan
•
Nutrisi Enteral  dukungan nutrisi dan pertahanan
host terhadap infeksi invasif mikroorganisme
patogen
Translokasi
keadaan dimana kuman patogen enterik
bergerak dari mukosa usus ke dalam sirkulasi
sistemik selama periode istirahat usus pada
pasien sakit kritis terkait dengan gangguan
mukosa dari kekurangan nutrisi enteral
 Pemberian nutris enteral harus dimulai sedini
mungkin terutama pada pasien kritis di ICU
Kontraindikasi
•
Pemberian makanan enteral walaupun dalam jumlah kecil
tidak diperbolehkan pada pasien yang mengalami syok
sirkulasi, iskemia usus, obstruksi usus komplit, atau
ileus. Sedangkan pada pasien dengan obstruksi usus
parsial, diare berat, dan pankreatitis pemberian nutrisi
enteral parsial masih dapat dipertimbangkan.
Nutrisi Parenteral
•
Diberikan Ketika dukungan nutrisi penuh tidak
memungkinkan diberikan melalui enteral
menambah atau mengganti nutrisi enteral (total nutrisi
parenteral/TPN)
•
Karbohidrat sebagai pemasok 70 % nonkalori protein
tersedia dalam larutan dektrosa (glukosa) dalam
berbagai konsentrasi
TERIMA KASIH
PPT case report for CVC insertion in ICU.ppt
PPT case report for CVC insertion in ICU.ppt
PPT case report for CVC insertion in ICU.ppt
PPT case report for CVC insertion in ICU.ppt

PPT case report for CVC insertion in ICU.ppt

  • 1.
    LK, 46 tahun,65 kg KU : Kejang T : Kejang sejak 30 menit SMRS. Kejang disertai penuru nan kesadaran. Mual muntah disangkal, hari ini pasien suda h kejang 2 kali. Saat kejang pertama, pasien diberikan obat r utin berupa fenitoin, kejang berhenti selama 10 menit dan ke jang terjadi kembali. Saat dibawa ke IGD, pasien kejang tidak berhenti RPT : RPO: fenytoin
  • 2.
    Time Sequence 01 desember2024 20.00 WIB Konsul pemasangan CVC 01 desember 2024 20.05 WIB Acc Tindakan Pemasnagan CVC
  • 3.
    Pemeriksaan fisik 16.00WIB di Ruangan B1: Airway clear, snoring/gargling/crowing: -/-/-, SP: vesikule r, ST: rh-/-, wh -/-, RR: 25x/mnt. SpO2 98% NRM 10 lpm B2: akral: H/M/K, TD: 167/74mmHg, HR: 79 x/mnt, reg. T/V: l emah B3: Somnolen, GCS (E4M5VAFASIA); pupil ODS isokor Ø: 3mm, RC:+/+ B4: UOP (+), kateter urine (-) B5: abdomen soeple, peristaltik (+), B6: edema (-), fraktur (-)
  • 4.
    Penanganan di RUANGAN • Terapi02 15lpm via NRM • Pasang Monitor, saturasi, tensimeter • Pastikan IV line lancar • Informed consent perawatan ICU, intubasi dan CVC • Rencana Cek laktat • Rencana Kultur darah • IVFD Cor RL 1500cc  maintenance 30gtt/I makro • Pasang NGT dan kateter urin • Inj norepinephrine 8mg/50cc nacl 0.9% dosis 0.1 (titrasi) target MAP >65 mmhg • Inj Ceftriaxon 2 gr/24 jam IV • Periksa sampel darah (DL, RFT, elektrolit, analisa gas darah, Procalcitonin, screening COVID-19) dan X-ray Thorax post pemasangan CVC - Tirah Baring - Terpasang NGT - Diet sonde via NGT 1600 kkal + 36gr protein - Pasang kateter urine - IVFD NaCl 0.9% 20 gtt/i makro - IVFD NaCl 3% 10 gtt/i (sedang berjalan fl ke 2) - Inj. Ampisilin sulbactam 1.5gr/6 jam (start 06/08/23) - Inj. Ranitidine 50mg/12 jam (AFF) - Inj. Metamizole 1 amp/8 jam - Inj Omeprazole 40 mg/12 jam - Inj. Asam Traneksamat 500 mg/8 jam - Inj. Vit K 1 amp per 24 jam IM - Paracetamol 3x500 mg k/p jika demam - Domperidone 3x10 mg - NAC 3x200 mg - Sucralfat Syr 3xC1 - Lactulac syr 3x1
  • 5.
    Laboratorium 08/06/2022 • Hb/Ht/L/Tr: 11,1/34,8/ 27.170/ 363.000 • Na/K/Cl: 144/ 4.0/ 109 • Bun/Ur/Cr: 10,3/22/1.15 • pT/ apt/ INR: - • KGDS: 141
  • 6.
  • 7.
    Rencana TeknIk PemasanganCVC • Posisikan pasien dalam keadaan supine • Identifikasi daerah pemasangan CVC • Melakukan disinfektan dengan povidone iodine dan alkohol 70% • Injeksi anestesi lokal dengan lidocaine 3% • Insersi jarum Y dan lakukan aspirasi di daerah pemasangan CVC • Insersi guidewire dan lebarkan dengan dilator • Insersi CVC no. 7 Fr dengan kedalaman 14 cm • Lakukan aspirasi dan backflow • Fiksasi dengan silk no. 2 dan hypafix
  • 9.
    • Diagnosa: Anemia + ElektrolitImbalance dd Hepatic Ensefalopati + Obs Jaundice ec Susp Acute Liver Injury + Spondilitis TB on OAT
  • 10.
  • 12.
  • 14.
  • 16.
    Indikasi Pemasangan CVC • Saatakses perifer susah didapatkan misal pada pasien obesitas • Sebagai askes masuk-masuknya obat vasokonstriktor cth: dopamine, norepinefrine • Sebagai akses cairan hipertonik cth: TPN • Akses masuk-masuknya obat-obatan parenteral yang banyak dan lama. Hal khusus pada cth: pemantauan hemodinamik dan hemodialisa
  • 17.
    Komplikasi pemasangan CVC • Komplikasimekanik, infeksi, thrombosis atau emboli. • Komplikasi mekanik biasanya adalah hasil langsung dari prosedur pemasangan dan dapat diketahui dalam waktu singkat. • Aritmia atrial. terjadi karena kabel penuntun atau kateter yang terlalu dalam sampai ke atrium kanan. • tertusuknya arteri, biasanya terjadi pada penusukan di vena femoralis dan jugularis interna, bila arteri subklavia tertusuk, perdarahan yang terjadi susah dikendalikan dengan tekanan sehingga sering mengakibatkan hematoma ekstrapleural ataupun hemothoraks. • Pneumothoraks yang terjadi akibat kateterisasi vena sentral biasanya dapat ditangani dengan observasi ketat serta kontrol rontgen thoraks , nedle troakosintesis atau est tube. • Adanya udara di mediastinum atau subkutan (emfisema) adalah tanda terjadi robekan pada pleura
  • 18.
    Komplikasi VEntilator • Jadi tujuannya untuk mencegah terjadinya barotrauma • Inflasi yang berlebihan pada rongga udara menghasilkan fraktur stres pada antarmuka kapiler alveolar, dan ini menyebabkan infiltrasi parenkim paru dan rongga udara distal dengan eksudat inflamasi. Kondisi ini dikenal sebagai cedera paru yang diinduksi ventilator (VILI). Cedera paru-paru lebih terkait dengan volume daripada terkait tekanan disebut volutrauma. Cedera paru terkait tekanan disebut barotrauma. (Udara bocor ke rongga pleura dan dan interstisiaal dan Robekan bronkoalveolar mnyebabkan colaps paru, • Pada prinsipnya jika menggunakan modus volume. Artinya mesin akan memberikan sejumlah volume yg telah di seting. Tanpa memperhatikan seberapa besar tekanan yg diberikan demi mencukupi volume yg sudah di targetkan.Pada pasien gangguan paru dimana compliance paru atau daya regang yg berkurang. Sehingga jika di paksakan bsa menjadi trauma atau rusak. • Sebaliknya. Jika menggunakan modus presure. Makan mesin akan memberikan sejumlah tekanan yg telah di setting. Tapi volume yg masuk sangat tergantung dgn compliance paru terhadap tekanan yg di berikan. Pada gangguan paru berat maka volume yg diterima bsa jdi tidak ckup. Ditandai VT pada mesin tidak ckup. Nah Demi mencukupi minute volume maka kita dapat meningkatkan frekunsi nafas. Yg kita seting pada mesin
  • 19.
    Indikasi Ventilasi Mekanik •Gagal napas (respiratory failure) – RR > 35 x/i – SaO2 < 90% atau PaO2 < 60 mmHg – pCO2 > 55 mmHg (Hipercapnia) – Penurunan kesadaran (GCS < 8) – Tidal volume < 5 mL/kg • Pasca operasi mayor • Pasca henti jantung
  • 33.
    extubasi • Oksigenasi adekuat. Spo2>95% • Ventilasi adekuat . TV >5ml/kgbb • Hemodinamik stabil • Airway protective reflex. Pasien bisa batuk, jika lembab dikertas berarti adekuat • Bebas edem laring. Cuf leak test, pemberian kortikosteroid 20- 40mg
  • 34.
    KOMPLIKASI DM Komplikasi akut • Honk.(Keton -, penurunan kesadaran, kgd >600) • KAD ( keton +, sadar, kgd <600)
  • 37.
    Osmolaritas Plasma :2 x Na + Glukosa/18 x Ureum/6 = 2 x 136 + 211/18 x 171/6 = 272 + 11,7 x 28,5 = 605,45 mosm/l
  • 38.
    • Meylon 1/3xbbxBE 1/3x66x -21 462 meq.Diberikan setenga kebutuan= 231 meq • Albumin delta albumin x bb x 0.8 2.5-2.1x66x0.8 = 21gr albumin 20%
  • 48.
  • 49.
    Pengeluaran Energi Harian BEE= 25 kkal x PBW (Kg) PBW = LK = 50 + 2,3 (TB (inch) – 60) PR = 45,5 + 2,3 (TB (inch) – 60) BEE pengeluaran energi basal yg memproduksi panas dari  metabolisme saat istirahat dan puasa Untuk mengantisipasi pengeluaran energi pada saat intake makanan, maka BEE dikalikan dengan 1,2. Hal ini disebut sebagai pengeluaran energi istirahat (Resting Energi Expenditure/REE), yang merupakan pengeluaran energi oleh metabolisme basal pada saat istirahat tapi tidak berpuasa
  • 50.
    Methods for DeterminingDaily Energy Expenditure Basal Energy Expenditure (BEE): Men: BEE (kcal/24hr) = 66 + (13.7 × wt) + (5.0 × ht) - (6.7 × age) Women: BEE (kcal/24hr) = 655 + (9.6 × wt) + (1.8 × ht) - (4.7 × age) (wt = weight in kilograms, ht = height in inches) Resting Energy Expenditure (REE): REE (kcal/24hr) = BEE × 1.2
  • 51.
    KALORI NON PROTEIN  Kebutuhanenergi harian yang harus diperhitungkan dari kalori yang berasal dari KH dan Lemak  Protein  zat pembangun dan kerja enzim Karbohidrat  Pemasok kalori nonprotein sekitar 60-70% pada rata-rata diet di amerika  Sangat diperlukan untuk menjaga fungsi Sistem saraf pusat
  • 52.
    Karbohidrat Sumber Jumlah (Kg)Energi (Kkal) Jaringan Adipose lemak 15.0 141.000 Protein Otot 6.9 24.000 Glikogen Total 0,09 900 Total 165.900
  • 53.
    • Asupan karbohidrat yangberlebihan dapat merugikan tubuh, hal ini dijelaskan sebagai berikut :  Karbohidrat merangsang pelepasan insulin, dan insulin menghambat mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan adiposa. Karena jaringan lemak adiposa adalah sebagai sumber utama kalori endogen asupan karbohidrat yang berlebihan akan mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan cadangan lemak endogen selama periode nutrisi yang tidak memadai  Metabolisme oksidatif glukosa menghasilkan CO2 dalam jumlah yang relatif banyak. Sehingga hal ini dapat menyebabkan produksi berlebihan dari CO2, yang pada akhirnya menyebabkan hiperkapnia pada pasien dengan fungsi paru terganggu
  • 54.
    LIPID • Lipid  trigliseridayang terdiri dari molekul gliserol yang berikatan dengan tiga asam lemak • Lipid penghasilkan energi paling tinggi (9 kkal/gr) • Penyimpanan lipid didalam jaringan adiposa merupakan sumber energi endogen utama pada orang dewasa sehat. • Sebagian besar regimen nutrisi menggunakan lipid eksogen untuk memenuhi sekitar 30-40% dari kebutuhan energi harian
  • 55.
    LIPID • Lipid yang digunakandalam formula nutrisi kaya akan trigliserida rantai panjang berasal dari minyak nabati • Lipid ini merupakan salah satu sumber kalori, dengan menghasilkan energi 9 kkal/g • Karena konsumsi lemak yang berlebihan tidak ditoleransi dengan baik (dapat menyebabkan diare) kebanyakan lipid dibatasi sampai 30% dari total kalori
  • 56.
    • Salah satu pemberiansusu formula cair dengan kandungan lemak tinggi Pulmocare (Ross), yang menyediakan lipid 55 % dari total kalori • Formula ini ditujukan untuk pasien dengan gagal pernapasan  lipid menggantikan karbohidrat sebagai substrat nutrisi utama, produksi CO2 akan menurun dan hanya sedikit kecenderungan untuk retensi CO2
  • 57.
    • Asam lemak takjenuh ganda dari minyak nabati dapat berfungsi sebagai prekursor untuk mediator inflamasi yang mampu menghasilkan cedera sel yang luas • Asam lemak omega 3 lebih disukai sebagai lemak makanan standar untuk membatasi risiko cedera jaringan yang dimediasi inflamasi • Beberapa formula nutrisi mengandung omega – 3 asam lemak : Oxepa (Ross, Dampak (Novartis), dan Immun -Aid (McGaw)
  • 58.
    Protein  Salah satubahan organik yang berfungsi sebagai zat pembangun dan kerja enzim Metabolisme normal protein : 0,8-1,0 g/Kg Hiperkatabolisme : 1,2-1,6 g/Kg METABOLISME Anabolisme (membangun) Katabolisme Merombak bahan energi
  • 59.
    Vitamin Vitamin Dosis EnteralDosis Parenteral Vitamin A 1000 ug 3300 IU Vitamin B12 3 ug 10 ug Vitamin C 60 mg 100 mg Vitamin D 5 ug 200 IU Vitamin E 10 mg 10 IU Vitamin K 100 ug 10 mg Thiamin (B1) 2 mg 3 mg Ribiflavin (B2) 2 mg 4 mg Pyridoxin (B6) 2 mg 4 mg Phantotenic Acid 6 mg 15 mg Biotin 150 ug 60 ug Folat 400 ug 400 ug Kebutuhan Harian Vitamin Enteral maupun Parenteral
  • 60.
    Vitamin Antioksidan • Dua vitaminyang berfungsi sebagai antioksidan endogen Vitamin C dan Vitamin E. • Vitamin E  antioksidan yang larut dalam lemak dalam tubuh • Vitamin C  larut dalam air sekaligus berfungsi sebagai salah satu antioksidan utama dalam cairan ekstraselular • Mengingat bahwa cedera sel akibat zat oksidan yang memegang peranan dalam kegagalan multiorgan, penting untuk dipertimbangkan pemberian vitamin antioksidan pada pasien kritis terutama di ICU
  • 61.
    • Vitamin C antioksidan yang larut air  menangkap radikal bebas oksigen, baik dengan atau tanpa katalisator enzim dan radikal bebas yang lain • Vitamin E  antioksidan larut lemak  memutus rantai peroksida lemak pada membran dan Low Density Lipoprotein juga sebagai antioksidan yang melindungi komponen sel serta membran sel dari oksidasi oleh radikal bebas
  • 62.
    Mineral Essential Mineral DosisEnteral Dosis Parenteral Chronium 200 ug 15 ug Copper 3 mg 1,5 mg Iodine 150 ug 150 ug Iron 10 mg 2,5 mg Magnesium 15 mg 100 ug Selenium 200 ug 70 ug Zinc 15 mg 4 mg  zat yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang kurang dari 50 mg per gram jaringan tubuh Kebutuhan Harian Mineral Esensial
  • 63.
    Zat Besi • Dewasa normalmemiliki sekitar 4,5 gr besi Sebagian besar besi diikat oleh hemoglobin, dan sisanya terikat pada feritin di jaringan dan pada transferin dalam plasma • Besi dalam keadaan bebas  pembentukan radikal hidroksil (oksidan yang paling reaktif dalam biokimia) • kemampuan untuk mengikat dan menyerap zat besi  fungsi antioksidan utama darah
  • 64.
    Nutrisi Enteral • Salah satuhal penting dari saluran gastrointestinal adalah peran dari epitel usus sebagai pelindung untuk invasi dari mikroorganisme patogen oleh karena adanya asupan nutrisi di sepanjang saluran pencernaan • Nutrisi Enteral  dukungan nutrisi dan pertahanan host terhadap infeksi invasif mikroorganisme patogen
  • 65.
    Translokasi keadaan dimana kumanpatogen enterik bergerak dari mukosa usus ke dalam sirkulasi sistemik selama periode istirahat usus pada pasien sakit kritis terkait dengan gangguan mukosa dari kekurangan nutrisi enteral  Pemberian nutris enteral harus dimulai sedini mungkin terutama pada pasien kritis di ICU
  • 66.
    Kontraindikasi • Pemberian makanan enteralwalaupun dalam jumlah kecil tidak diperbolehkan pada pasien yang mengalami syok sirkulasi, iskemia usus, obstruksi usus komplit, atau ileus. Sedangkan pada pasien dengan obstruksi usus parsial, diare berat, dan pankreatitis pemberian nutrisi enteral parsial masih dapat dipertimbangkan.
  • 67.
    Nutrisi Parenteral • Diberikan Ketikadukungan nutrisi penuh tidak memungkinkan diberikan melalui enteral menambah atau mengganti nutrisi enteral (total nutrisi parenteral/TPN) • Karbohidrat sebagai pemasok 70 % nonkalori protein tersedia dalam larutan dektrosa (glukosa) dalam berbagai konsentrasi
  • 68.