Ppt koordinasi isolasi
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1.RINALDI PRATAMA 5152131009
2.DEARDO W. LUMBANRAJA 5153131005
3.M NAUFAL PEBRIANTO 5153131020
4.PAKTO SIMAMORA 5153131025
A.Sejarah Perkembangan
Sebelum perang dunia ke-1 koordinasi isolasi mendapat perhatian sedikit sekali dan
sukar dapat dilaksanakan karena tidak adanya data pokok yang diperlukan. Sedikit
sekali diketahui mengenai karakteristik petir dan saluran transmisi dan pengaruhnya
pada peralatan tenaga. Lebih kurang lagi pengetahuan para insinyur mengenai
daya isolasi peralatan itu sendiri terhadap petir, dan karakteristik alat-alat pelindung
(terutama arester petir) serta pengetrapannya belum benar-benar dimengerti.
Akibatnya ialah bahwa cara mengisolasi adalah cara mencoba-coba belaka,
sehingga ada bagian yang isolasinya kurang, sedangkan ada bagian-bagian yang
isolasinya berkelebihan. Di amerika serikat tendensi pada waktu itu adalah dengan
menaikkan isolasi pada jala-jala transmisi dan mengurangi isolasi peralatan di
gardu.hal ini tentu mengakibatkan banyaknya lompatan api terjadi pada peralatan
tersebut.
Dalam masa tiga puluh tahun sesudah itu dilakukan penyelidikan dan riset
yg menghasilkan beberapa keputusan sbb:
a) Penemuan sifat petir pada transmisi dan karakteristiknya pada waktu mendekati
gardu;
b) Penentuan daya isolasi peralatan, bukan saja peralatan yang berisolasi
udara, misalnya isolator dan bushing, tetapi juga peralatan yang lebih sulit dan
mahal seperti trafo,bushing istimewa, dll.;
c) Penemuan tegangan impuls standar dan cara pengujian trafo untuk
menentukan daya impulsnya;
d) Karakteristik alat-alat pelindung terutama arester;dari hasil-hasil pengujian di
lapangan surya arus-arus petir (besar dan kecepatan naiknya)
ditetapkan;tingkat perlindungan arester ditentukan dan dipakai dalam
koordinasi isolasi;
e) Dengan ditetapkannya gelombang implus standar dan dengan diketemukannya
osilograp maka didapatkan data lain yang diperlukan guna memecahkan
persoalan koordinasi isolasi, misalnya karakteristik volt waktu dari isolasi dan
peralatan, tingkat perlindungan dari arester untuk bentuk gelombang yang
beraneka ragam, karakteristik impuls dari udara (isolator,bushing,dsb.);
f) Penentuan tingkat isolasi impuls dasar (Basic Impulse Insulation level,disingkat
BIL) yang didefinisikan sebagai “tingkat-tingkat patokan (reference levels)
dinyatakan dalam tegangan puncak impuls dengn gelombang standar.
B. Prinsip dan Pengertian Dasar
Rasionalisasi dari pada isolasi suatu sistem dan implementasi dari pada koordinasi
isolasi menyangkut prinsip-prinsip tertentu yang didalam praktek berupa aturan-
aturan sebagai berikut :
1. Arester petir (lighthing arrester) dipakai sebagai alat pelindung pokok.
2. Tegangan sistem mempunyai tiga harga:
a. Tegangan nominal
b. Tegangan dasar (rated)
c. Tegangan maksimum.
3. Ada 2 macam sistem : yang netralnya di isolasikan (isolated neutral system) dan
yang di bumikan secara efektif (effectyfely grounded system).Pada kedua sistem
ini tegangan transmisi maksimumnya dapat mencapai 105% dari tegangan dasar.
4. Tegangan dasar (rating) yang dipakai pada arrester adalah tegangan maksimum frekwensi
rendah (50 c/s) di mana arrester tersebut bekerja dengan baik. Pada sistem terisolasi,
arrester harus mempunyai tegangan dasar maksimum tidak melebihi tegangan dasar
maksimum dari pada sistem. Arrester demikian ini disebut dengan tegangan dasar penuh
atau arester 100%. Pada sistem yang dibumikan, tegangan dasar maksimum dari pada
arester dapat diturunkan menjadi 80% dari tegangan sistem maksimum. Cara dan aplikasi
khusus memungkinkan pemakaian arester 75-80%.
5. Dalam menentukan isolasi trafo, dipakai isolasi yang dikurangi (reduced inulation), yaitu
tingkat isolasi yang lebih rendah dari pada apa yang telah ditetapkan dalam standar seperti
yang terdapat pada tabel .
6. Dua unsur utama koordinasi isolasi yang penting ialah karakteristik volt waktu dari isolasi
yang harus dilindungi dan karakteristik pelindung dari arester. Pada tegangan tinggi sekali
ada 2 pasang karakteristik yang perlu di perhatikan, satu untuk surja petir dan satu lagi
untuk surja hubung.
Kelas Referensi BIL 80% BIL
(kV) (kV) (kV)
1.2 30 24
8.7 75 60
12 95 76
23 150 120
34.5 200 160
66 250 200
49 350 280
92 450 360
115 550 440
138 650 520
161 150 600
180 825 660
196 900 720
230 1050 840
260 1175 940
287 1300 1040
345 1550 1240
Tabel Tingkat BIL Berdasrkan Tegangan Sistem
C. Karakteristik Alat Pelindung
Alat pelindung berfungsi melindungi peralatan tenaga listrik dengan cara
membatasi surja (surge) tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.
Berhubungan dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan sistem 50 c/s
untuk waktu yang tak terbatas, dan harus dapat melakukan surja arus dengan tak
merusaknya. Kecuali itu sebuah alat pelindung yang baik mempunyai ”protekctive-
ratio” yang tinggi, yaitu perbandingan antara tegangan surja maksimum yang
diperbolehkan pada waktu pelepasan dan tegangan sistem 50 c/s maksimum yang
dapat ditahan sesudah pelepasan (discharge) terjadi.
D. Karakteristik Alat Pelindung Sederhana
Sela batang adalah alat pelindung yang paling sederhana. Sela ini diadakan
oleh dua buah batang logam yang mempunyai penampang tertentu (biasanya
persegi), yang satu dihubungkan dengan kawat transmisi, satunya dihubungkan
dengan tanah. Keuntungan dari sela batang ialah bentuknya yang sederhana,
mudah dibuat dan kuat (rugged). Cacadnya ialah bahwa sekali terjadi percikan
karena tegangan lebih, api timbul terus meskipun tegangan lebihnya sudah tidak
ada. Oleh sebab itu sirkuit harus diputus terlebih dahulu untuk menghentikan
percikan api tersebut. Kecuali itu tegangan gagalnya naik lebih tinggi dari pada
isolasi yang dilindunginya untuk gelombang yang curam
Ket :
A= lengkung sela batang standard
40 inci (gelombang positif)
B=karakteristik percikan (lompatan)
dari isolator peralatan 4 unit (gel.1,5 x
40)(keadaan standard)
Gbr 2. Karakteristik Alat Pelindung Sederhana
Pada dasarnya sebuah tabung pelindung terdiri dari sebuah tabung serat dimna terdapat
sepasang elektroda pada kedua ujungnya. Pada tiang transmisi tabung dipasang dibawah tiap
kawat hingga elektroda atas dapat dihubungkan denga sebuah tanduk logam yang terletak
sejarak D dari kawat. Elektrod bawah dibumikan secara sempurna. Bila jarak antara elektroda atas
dan bawah adalah D2 dan jarak isolasi D3, maka syarat perlindungan yang harus dipenuhi adalah
: D1 + D2 < D3.
Gbr3. Elektroda dan
jarak pemasangannya
Lengkung volt-waktu ini lebih baik dari lengkung sela-bola. Tabung pelindung dipakai
untuk melindungi isolator saluran transmisi, pemisahan( disconnect switches ) dan isolator
rill(bus). Ini juga dipakai untuk melindungi tiang transmisi didekat gardu untuk mengurangi
besarnya surja yang dating pada kawat sehingga ia dapat membantu tugas arrester. Tetapi ia
masih dianggap tidak mampu untuk melindungi trafo berkapasitas besar
Gbr4. Karakteristik
impuls pada tabung
pelindung
E. Karakteristik Arester
Alat pelindung yang paling sempurna adalah arrester ( lightning arrester, kadang-
kadang juga disebut surge diverter) dan tahanan tak linier atau tahanan kran (valve
resistor), keduanya dihubungkan secara seri .
Gbr5. Bentuk Arester
Bila tegangan lebih habis dan tegangan normal tinggal, tahanannya naik lagi
sehingga arus susulnya dibatasi sampai kira-kira 50 ampere, arus susulan ini akhirnya
dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang
pertama sehingga alat ini bertindak sebagai sebuah kran yang menutup arus, dari
sini didapatkan nama tahanan kran. Karakteristik arus tegangan dan tahanan terlihat
pada gambar dibawah. Pada arrester modern pemadaman arus susulan yang cukup
besar (200-230 A) dilakukan dengan bantuan medan magnet. Dalam hal ini, maka
baik amplitude maupun lamanya arus susulan dapat dikurangi dan pemadamannya
dapat dilakuakan sebelum tegangan system mencapai harga nol
Gbr6.Karakteristik arus-
tegangan dan tahanan Kran
Gbr7. Karakteristik arus tegangan
dan tahanan kran dgn bantuan
magnet permanen
F. Karakteristik Arester
Seperti disinggu sebelumnya, arrester digunakan karena sesuai dengan ketetapan
BIL. Maka karakteristiknya perlu diketahui dengan jelas, sbb :
 Arrester mempunya tegangan dasar (rated) 50 c/s yan tidak boleh dilampaui
 Arrester mempunyai karkteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage-limiting)
bila dilalui oleh berbagai macam arus petir.
 Arrester mempunyai batas termis
Besarnya pengaruh arrester terhadap sebuah surja tegangan lebih dinyatakan
dengan jelas sekali pada gambar dibawah ini. Effisiensi daripada perlindungan
ditentukan terutama oleh tegangan pelepasan tegangan (D). tegangan percikan ( C
) , tegangan impuls curam mungkin lebih tinggi dan tegangan sisa kurang penting .
artinya oleh karena waktunya yang sangat singkat sebelum kegagalan terjadi.
Gbr9. Berubahnya
tegangan pelepasan
terhadap besarnya dan
kecepatan naiknya arus
surja untuk arrester
transmisi dan gardu
Gbr10. Karakteristik gelombang surja digardu tanpa arrester dan dengan arrester
Ppt koordinasi isolasi

More Related Content

PPTX
PDF
Transmisi Daya Listrik
PPTX
koordinasi isolasi
PPT
Sistem proteksi tenaga listrik
PPTX
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
PPTX
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
PPTX
Pentanahan netral
PPTX
Transmisi Daya Listrik
koordinasi isolasi
Sistem proteksi tenaga listrik
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
Pentanahan netral

What's hot (20)

PPTX
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
PPTX
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
DOC
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
PPTX
Earth tester
DOCX
Soal Ujian Utama Pembangkit
DOCX
Tugas makalah isolator
PPTX
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
PPTX
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PPTX
GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)
PPTX
JARINGAN TRANSMISI LISTRIK
DOCX
contoh soal motor dc
PPTX
Transmisi Tenaga Listrik
PPTX
Keandalan sistem tenaga listrik
PPTX
TRANSFORMATOR DAYA
PPT
K3 listrik ppt
PPTX
OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
DOCX
Jenis jenis gardu induk
PPTX
Disconnecting Switch ( Saklar Pemisah )
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Earth tester
Soal Ujian Utama Pembangkit
Tugas makalah isolator
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
GIS ( GAS INSULATION SWITHGEAR)
JARINGAN TRANSMISI LISTRIK
contoh soal motor dc
Transmisi Tenaga Listrik
Keandalan sistem tenaga listrik
TRANSFORMATOR DAYA
K3 listrik ppt
OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
Jenis jenis gardu induk
Ad

Viewers also liked (9)

DOCX
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
PPTX
Sandi setya wibowo (1310502025) transformator
PDF
Level keandalan sistem tenaga listrik
PPTX
PPT
Teknik tenaga listrik 2
PPT
Distribusi tenaga listrik 1
PPTX
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
PPTX
Transmisi daya dan gardu induk
PDF
k3 fs instalasi listrik sesuai puil 2008
Isolasi adalah sifat bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah pen...
Sandi setya wibowo (1310502025) transformator
Level keandalan sistem tenaga listrik
Teknik tenaga listrik 2
Distribusi tenaga listrik 1
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Transmisi daya dan gardu induk
k3 fs instalasi listrik sesuai puil 2008
Ad

Similar to Ppt koordinasi isolasi (20)

DOCX
DOCX
Tugas Distribusi
PDF
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
DOCX
82192446 gardu-distribusi
PPTX
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
PDF
SISTEM_PROTEKSI_PADA_STL teknik tenaga listrik.pdf
PPTX
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
DOCX
MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK
PPT
Arrester atau biasa juga lightning arrester adalah suatu alat pelindung bagi ...
PPTX
Transmisi Tenaga Listrik .pptx
PPTX
Ana Meylia P.D - 2023062024003 - PPT peralatan tegangan Tinggi.pptx
PPTX
GARDU INDUK PASANGAN LUAR
PPTX
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT
Sptl 1
PPTX
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
PPTX
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
PPTX
Gardu Induk Konvensional
PPTX
GARDU INDUK KONVENSIONAL ATAU GARDU INDUK LUAR
PDF
aapskripsi-150616181718-lva1-app6892 (1).pdf
Tugas Distribusi
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
82192446 gardu-distribusi
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM_PROTEKSI_PADA_STL teknik tenaga listrik.pdf
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
MK. PROTEKSI TENAGA ELEKTRIK
Arrester atau biasa juga lightning arrester adalah suatu alat pelindung bagi ...
Transmisi Tenaga Listrik .pptx
Ana Meylia P.D - 2023062024003 - PPT peralatan tegangan Tinggi.pptx
GARDU INDUK PASANGAN LUAR
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
Sptl 1
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
Gardu Induk Konvensional
GARDU INDUK KONVENSIONAL ATAU GARDU INDUK LUAR
aapskripsi-150616181718-lva1-app6892 (1).pdf

Recently uploaded (20)

PPTX
UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter Protocol)
PPT
Materi kuiah Sistem-Komputer untuk siswa.ppt
PDF
3. Materi pelatihan Mengawasi Operasi Boiler.pdf
PPT
DASAR K3 PRESENTASI.ppthadadadadnbadadnandjandjadnadj
PDF
Slaid Presentation- Pendekatan Inovatif-En. Saifful.pdf
PPTX
Office dgsfgsear3refq34 4rwefw3 fadfw4f ef rg 2
PPTX
generator sebagai bagian pebangkit listrik
PPT
Teori pengukuran dan kesalahan dalam suatu rangkaian
PPTX
pcm pendopo ujung berung bandung tes.pptx
PPTX
IP Address Subnetting Playful Presentation
PDF
Pengantar Filsafat Ilmu Oleh Suedi untuk Mahasiswa
DOCX
kondisi jalur lintas sumatera area aceh yang memburuk
PPTX
Presentasi Merancang Strategi Pengendalian Risiko K3 di Tempat Kerja.pptx
PPT
Induksi Matematik pertemuan keduaperkuliahan.ppt
PPTX
Etos Kerja yang dianjurkan dalam syariat islam.pptx
PPTX
Penggunaan Listrik yang aman dan sehat untuk Rumah Tangga
PPT
K3 KEBAKARAN pada pabrik kelapa sawit.ppt
PPT
Algoritma dan bilangan bulat bilangan.ppt
PDF
Materi segmentation pengolahan citra digital
PDF
Pengertian bermain dan permainan anak us
UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter Protocol)
Materi kuiah Sistem-Komputer untuk siswa.ppt
3. Materi pelatihan Mengawasi Operasi Boiler.pdf
DASAR K3 PRESENTASI.ppthadadadadnbadadnandjandjadnadj
Slaid Presentation- Pendekatan Inovatif-En. Saifful.pdf
Office dgsfgsear3refq34 4rwefw3 fadfw4f ef rg 2
generator sebagai bagian pebangkit listrik
Teori pengukuran dan kesalahan dalam suatu rangkaian
pcm pendopo ujung berung bandung tes.pptx
IP Address Subnetting Playful Presentation
Pengantar Filsafat Ilmu Oleh Suedi untuk Mahasiswa
kondisi jalur lintas sumatera area aceh yang memburuk
Presentasi Merancang Strategi Pengendalian Risiko K3 di Tempat Kerja.pptx
Induksi Matematik pertemuan keduaperkuliahan.ppt
Etos Kerja yang dianjurkan dalam syariat islam.pptx
Penggunaan Listrik yang aman dan sehat untuk Rumah Tangga
K3 KEBAKARAN pada pabrik kelapa sawit.ppt
Algoritma dan bilangan bulat bilangan.ppt
Materi segmentation pengolahan citra digital
Pengertian bermain dan permainan anak us

Ppt koordinasi isolasi

  • 2. DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6 1.RINALDI PRATAMA 5152131009 2.DEARDO W. LUMBANRAJA 5153131005 3.M NAUFAL PEBRIANTO 5153131020 4.PAKTO SIMAMORA 5153131025
  • 3. A.Sejarah Perkembangan Sebelum perang dunia ke-1 koordinasi isolasi mendapat perhatian sedikit sekali dan sukar dapat dilaksanakan karena tidak adanya data pokok yang diperlukan. Sedikit sekali diketahui mengenai karakteristik petir dan saluran transmisi dan pengaruhnya pada peralatan tenaga. Lebih kurang lagi pengetahuan para insinyur mengenai daya isolasi peralatan itu sendiri terhadap petir, dan karakteristik alat-alat pelindung (terutama arester petir) serta pengetrapannya belum benar-benar dimengerti. Akibatnya ialah bahwa cara mengisolasi adalah cara mencoba-coba belaka, sehingga ada bagian yang isolasinya kurang, sedangkan ada bagian-bagian yang isolasinya berkelebihan. Di amerika serikat tendensi pada waktu itu adalah dengan menaikkan isolasi pada jala-jala transmisi dan mengurangi isolasi peralatan di gardu.hal ini tentu mengakibatkan banyaknya lompatan api terjadi pada peralatan tersebut.
  • 4. Dalam masa tiga puluh tahun sesudah itu dilakukan penyelidikan dan riset yg menghasilkan beberapa keputusan sbb: a) Penemuan sifat petir pada transmisi dan karakteristiknya pada waktu mendekati gardu; b) Penentuan daya isolasi peralatan, bukan saja peralatan yang berisolasi udara, misalnya isolator dan bushing, tetapi juga peralatan yang lebih sulit dan mahal seperti trafo,bushing istimewa, dll.; c) Penemuan tegangan impuls standar dan cara pengujian trafo untuk menentukan daya impulsnya; d) Karakteristik alat-alat pelindung terutama arester;dari hasil-hasil pengujian di lapangan surya arus-arus petir (besar dan kecepatan naiknya) ditetapkan;tingkat perlindungan arester ditentukan dan dipakai dalam koordinasi isolasi;
  • 5. e) Dengan ditetapkannya gelombang implus standar dan dengan diketemukannya osilograp maka didapatkan data lain yang diperlukan guna memecahkan persoalan koordinasi isolasi, misalnya karakteristik volt waktu dari isolasi dan peralatan, tingkat perlindungan dari arester untuk bentuk gelombang yang beraneka ragam, karakteristik impuls dari udara (isolator,bushing,dsb.); f) Penentuan tingkat isolasi impuls dasar (Basic Impulse Insulation level,disingkat BIL) yang didefinisikan sebagai “tingkat-tingkat patokan (reference levels) dinyatakan dalam tegangan puncak impuls dengn gelombang standar.
  • 6. B. Prinsip dan Pengertian Dasar Rasionalisasi dari pada isolasi suatu sistem dan implementasi dari pada koordinasi isolasi menyangkut prinsip-prinsip tertentu yang didalam praktek berupa aturan- aturan sebagai berikut : 1. Arester petir (lighthing arrester) dipakai sebagai alat pelindung pokok. 2. Tegangan sistem mempunyai tiga harga: a. Tegangan nominal b. Tegangan dasar (rated) c. Tegangan maksimum. 3. Ada 2 macam sistem : yang netralnya di isolasikan (isolated neutral system) dan yang di bumikan secara efektif (effectyfely grounded system).Pada kedua sistem ini tegangan transmisi maksimumnya dapat mencapai 105% dari tegangan dasar.
  • 7. 4. Tegangan dasar (rating) yang dipakai pada arrester adalah tegangan maksimum frekwensi rendah (50 c/s) di mana arrester tersebut bekerja dengan baik. Pada sistem terisolasi, arrester harus mempunyai tegangan dasar maksimum tidak melebihi tegangan dasar maksimum dari pada sistem. Arrester demikian ini disebut dengan tegangan dasar penuh atau arester 100%. Pada sistem yang dibumikan, tegangan dasar maksimum dari pada arester dapat diturunkan menjadi 80% dari tegangan sistem maksimum. Cara dan aplikasi khusus memungkinkan pemakaian arester 75-80%. 5. Dalam menentukan isolasi trafo, dipakai isolasi yang dikurangi (reduced inulation), yaitu tingkat isolasi yang lebih rendah dari pada apa yang telah ditetapkan dalam standar seperti yang terdapat pada tabel . 6. Dua unsur utama koordinasi isolasi yang penting ialah karakteristik volt waktu dari isolasi yang harus dilindungi dan karakteristik pelindung dari arester. Pada tegangan tinggi sekali ada 2 pasang karakteristik yang perlu di perhatikan, satu untuk surja petir dan satu lagi untuk surja hubung.
  • 8. Kelas Referensi BIL 80% BIL (kV) (kV) (kV) 1.2 30 24 8.7 75 60 12 95 76 23 150 120 34.5 200 160 66 250 200 49 350 280 92 450 360 115 550 440 138 650 520 161 150 600 180 825 660 196 900 720 230 1050 840 260 1175 940 287 1300 1040 345 1550 1240 Tabel Tingkat BIL Berdasrkan Tegangan Sistem
  • 9. C. Karakteristik Alat Pelindung Alat pelindung berfungsi melindungi peralatan tenaga listrik dengan cara membatasi surja (surge) tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah. Berhubungan dengan fungsinya itu ia harus dapat menahan tegangan sistem 50 c/s untuk waktu yang tak terbatas, dan harus dapat melakukan surja arus dengan tak merusaknya. Kecuali itu sebuah alat pelindung yang baik mempunyai ”protekctive- ratio” yang tinggi, yaitu perbandingan antara tegangan surja maksimum yang diperbolehkan pada waktu pelepasan dan tegangan sistem 50 c/s maksimum yang dapat ditahan sesudah pelepasan (discharge) terjadi.
  • 10. D. Karakteristik Alat Pelindung Sederhana Sela batang adalah alat pelindung yang paling sederhana. Sela ini diadakan oleh dua buah batang logam yang mempunyai penampang tertentu (biasanya persegi), yang satu dihubungkan dengan kawat transmisi, satunya dihubungkan dengan tanah. Keuntungan dari sela batang ialah bentuknya yang sederhana, mudah dibuat dan kuat (rugged). Cacadnya ialah bahwa sekali terjadi percikan karena tegangan lebih, api timbul terus meskipun tegangan lebihnya sudah tidak ada. Oleh sebab itu sirkuit harus diputus terlebih dahulu untuk menghentikan percikan api tersebut. Kecuali itu tegangan gagalnya naik lebih tinggi dari pada isolasi yang dilindunginya untuk gelombang yang curam
  • 11. Ket : A= lengkung sela batang standard 40 inci (gelombang positif) B=karakteristik percikan (lompatan) dari isolator peralatan 4 unit (gel.1,5 x 40)(keadaan standard) Gbr 2. Karakteristik Alat Pelindung Sederhana
  • 12. Pada dasarnya sebuah tabung pelindung terdiri dari sebuah tabung serat dimna terdapat sepasang elektroda pada kedua ujungnya. Pada tiang transmisi tabung dipasang dibawah tiap kawat hingga elektroda atas dapat dihubungkan denga sebuah tanduk logam yang terletak sejarak D dari kawat. Elektrod bawah dibumikan secara sempurna. Bila jarak antara elektroda atas dan bawah adalah D2 dan jarak isolasi D3, maka syarat perlindungan yang harus dipenuhi adalah : D1 + D2 < D3. Gbr3. Elektroda dan jarak pemasangannya
  • 13. Lengkung volt-waktu ini lebih baik dari lengkung sela-bola. Tabung pelindung dipakai untuk melindungi isolator saluran transmisi, pemisahan( disconnect switches ) dan isolator rill(bus). Ini juga dipakai untuk melindungi tiang transmisi didekat gardu untuk mengurangi besarnya surja yang dating pada kawat sehingga ia dapat membantu tugas arrester. Tetapi ia masih dianggap tidak mampu untuk melindungi trafo berkapasitas besar Gbr4. Karakteristik impuls pada tabung pelindung
  • 14. E. Karakteristik Arester Alat pelindung yang paling sempurna adalah arrester ( lightning arrester, kadang- kadang juga disebut surge diverter) dan tahanan tak linier atau tahanan kran (valve resistor), keduanya dihubungkan secara seri . Gbr5. Bentuk Arester
  • 15. Bila tegangan lebih habis dan tegangan normal tinggal, tahanannya naik lagi sehingga arus susulnya dibatasi sampai kira-kira 50 ampere, arus susulan ini akhirnya dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang pertama sehingga alat ini bertindak sebagai sebuah kran yang menutup arus, dari sini didapatkan nama tahanan kran. Karakteristik arus tegangan dan tahanan terlihat pada gambar dibawah. Pada arrester modern pemadaman arus susulan yang cukup besar (200-230 A) dilakukan dengan bantuan medan magnet. Dalam hal ini, maka baik amplitude maupun lamanya arus susulan dapat dikurangi dan pemadamannya dapat dilakuakan sebelum tegangan system mencapai harga nol
  • 16. Gbr6.Karakteristik arus- tegangan dan tahanan Kran Gbr7. Karakteristik arus tegangan dan tahanan kran dgn bantuan magnet permanen
  • 17. F. Karakteristik Arester Seperti disinggu sebelumnya, arrester digunakan karena sesuai dengan ketetapan BIL. Maka karakteristiknya perlu diketahui dengan jelas, sbb :  Arrester mempunya tegangan dasar (rated) 50 c/s yan tidak boleh dilampaui  Arrester mempunyai karkteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage-limiting) bila dilalui oleh berbagai macam arus petir.  Arrester mempunyai batas termis
  • 18. Besarnya pengaruh arrester terhadap sebuah surja tegangan lebih dinyatakan dengan jelas sekali pada gambar dibawah ini. Effisiensi daripada perlindungan ditentukan terutama oleh tegangan pelepasan tegangan (D). tegangan percikan ( C ) , tegangan impuls curam mungkin lebih tinggi dan tegangan sisa kurang penting . artinya oleh karena waktunya yang sangat singkat sebelum kegagalan terjadi. Gbr9. Berubahnya tegangan pelepasan terhadap besarnya dan kecepatan naiknya arus surja untuk arrester transmisi dan gardu
  • 19. Gbr10. Karakteristik gelombang surja digardu tanpa arrester dan dengan arrester