PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
DAN PRESTASI BELAJAR
(Studi Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat)
AYUTI EKA SARI
NPM. A2M022076
PROGRAM STUDI PASCASARJANA (S-2)
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
9 Oktober 2024
LATAR BELAKANG
Prestasi belajar Geografi di kelas XII SMA Negeri 5
Lahat masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan
perolehan hasil Penilaian Akhir Semester Genap TA
2023/2024 yang belum memuaskan. Ini dikarenakan
ada beberapa faktor penyebab, yaitu kurangnya
keaktifan siswa dapat dilihat pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Adapun hal ini
disebabkan oleh model pembelajaran yang dipakai
guru masih kurang bervariasi, dominan
menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan
diskusi kelompok. Oleh sebab itu, maka perlu
ditingkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan
hasil belajar siswa agar lebih optimal yakni dengan
menggunakan model Problem Based Learning dalam
kegiatan pembelajarannya.
RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana penerapan model Problem Based Learning
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
pada mata pelajaran Geografi kelas XII di SMA Negeri 5
Lahat?
2) Bagaimana penerapan model Problem Based Learning
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Geografi kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat?
3) Apakah penerapan model Problem Based Learning
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Geografi kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat?
BATASAN MASALAH
Penelitian ini dibatasi pada masalah belum diterapkannya
model Problem Based Learning untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa pada
pembelajaran geografi kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat.
TUJUAN PENELITIAN
1) Untuk mendeskripsikan penerapan model Problem
Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa pada mata pelajaran geografi kelas XII di SMA
Negeri 5 Lahat
2) Untuk mendeskripsikan penerapan model Problem
Based Learning dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran Geografi kelas XII di SMA
Negeri 5 Lahat
3) Untuk mendeskripsikan efektifitas penerapan model
Prroblem Based Learning dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XII di
SMA Negeri 5
* MANFAAT PENELITIAN
1) Manfaat Teoritis
a) Menjadi bahan acuan dalam mengembangkan berbagai model
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
b) Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi mengenai
penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan
berpikir kritis dan prestasi belajar siswa
2) Manfaat Praktis
Bagi Peneliti :
Peneliti memperoleh pengalaman dalam belajar melakukan
penerapan model Problem Based Learning
Bagi Siswa
a) Dapat meningkatkan berpikir kritis dalam pembelajaran
geografi.
b) Dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
c) Siswa mendapatkan pengalaman dalam memecahkan
masalah.
Bagi Guru
a) Guru dapat menggunakan model Problem Based Learning
dalam
pembelajaran Geografi.
b) Guru mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran
LANDASAN TEORI
1. Pembelajaran Geografi
Menurut James Fairgrive (1996) dalam Sumaatmadja
bahwa fungsi pendidikan dan pembelajaran geografi
membina masyarakat yang akan datang, untuk sadar
akan kedudukannnya sebagai insan sosial terhadap
kondisi dan masalah kehidupan yang dialaminya.
Sehingga geografi dapat dijadikan sarana sebagai
memenuhi kewajiban itu.
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Wina Sanjaya mengatakan bahwa
Pembelajaran Problem Based Learning adalah
pembelajaran berbasis masalah adalah rangkaian
aktifitas pembelajaran yang menekankan pada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah
(Wina Sanjaya, 2008:114-115).
3. Kemampuan Berpikir Kritis
Menurut Ennis (dalam Husnidar, 2014: 73) berpikir
kritis adalah suatu proses berpikir yang bertujuan
untuk membuat keputusan yang rasional yang
diarahkan untuk memutuskan apakah meyakini atau
melakukan sesuatu. Dengan demikian berpikir kritis
mempertimbangkan dan mengevaluasi informasi
yang pada akhirnya memungkinkan siswa secara
aktif membuat keputusan final.
4. Prestasi belajar
Menurut Winkel, dalam Hamdani, 2017, hlm. 138)
prestasi belajar adalah bukti keberhasilan atau
potensi maksimal yang telah dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc Taggart
yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin.
Dalam perencanaannya, kemmis menggunakan sistem
spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),
refleksi (reflecting) dan perencanaan kembali yang
merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang
pemecahan permasalahan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), yang dilanjutkan dengan eksperimen. Menurut
Arikunto ( 2009 : 2-3) menjelaskan PTK melalui 3 kata
pembentuknya yaitu Penelitian, Tindakan dan Kelas.
LOKASI, WAKTU DAN
SUBJEK PENELITIAN
Lokasi di SMA Negeri 5 Lahat, yang
beralamatkan di Jalan Raya Senabing,
Perumnas Sage Manggul Lahat. Penelitian
dilaksanakan pada semester Gazal Tahun
Pelajaran 2024/2025 dimulai dari 22 Juli –
24 Agustus 2024.
Adapun subjek penelitian ini adalah siswa
kelas XII tahun pelajaran 2023/2024.
Populasi penelitian sebanyak 3 kelas : Kelas
XII IPS 1 (PTK), Kelas XII IPS2 (Eksperimen),
Kelas XII IPS 3 (Kontrol).
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan
dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti serta pencatatan secara sistematis
(Arikunto, 2005:30).
2. Tes
Tes menurut Muchtar Buchori, yang dikutip
oleh Suharsimi Arikunto, adalah suatu
percobaan yang diadakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya hasi-hasil pelajaran
tertentu pada seorang murid atau kelompok
murid
HASIL DAN PEMBAHASAN
SIKLUS 1
No Pengamat Rata-rata Skor
1 Pengamat 1 2,22
2 Pengamat 2 2,11
Total Rata-rata skor 4,33
Rata-rata 2,17
Kategori Kurang Baik
Hasil observasi kemampuan
berpikir kritis siswa
No Indikator berpikir kritis
Pengamat 1 Pengamat 2
Rata-rata
Skor
1
Mengidentifikasi masalah sesuai informasi
yang diperoleh 1,84 2,04 1,94
2
Membandingkan kesamaan dan
perbedaan pendapat dalam diskusi
kelompok
2,04 2,08 2,06
3
Mengemukakan pertanyaan yang relevan
dan beraturan 2,04 2,08 2,06
4
Mengemukakan pendapat secara bebas
dan bertanggung jawab 2,44 2,48 2,46
5
Menilai dampak suatu kejadian
permasalahan 2,04 2,12 2,08
6
Mampu menjelaskan permasalahan dan
membuat kesimpulan sederhana 2,96 2,96 2,96
7
Merefleksikan nilai atau sikap peristiwa
2,16 2,20 2,18
Rata-rata skor 2,25 2,30 2,28
Kategori Kurang Kritis
Hasil penerapan model
Problem Based Learning
SIKLUS 1
No Uraian Pre-Test Fk Post-test Fk
1 Jumlah siswa 25 25
2 Nilai Tertinggi 70 2 80 8
3 Nilai Terendah 50 23 50 4
4 Nilai rata-rata 51,6 66,4
5 Jumlah siswa yang sudah tuntas 0 8
6 Jumlah siswa yang belum tuntas 25 17
7 Persentase ketuntasan 0% 32%
Hasil Prestasi Belajar (Pre Test dan Post Test)
1. Dari tabel penerapan model Problem Based Learning, pada pembelajaran geografi
pokok bahasan konsep wilayah dan tata ruang belum berjalan optimal
2. Dilihat dari tabel kemampuan berpikir kritis, kaktifan siswa dalam pembelajaran
belum sesuai dengan harapan guru, sehingga perlu peebaikan pembelajaran yang
dilaksanakan pada siklus kedua
3. Pada tabel prestasi belajar terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata
pre test dan post test atau dengan kata lain terjadi peningkatan prestasi belajar
siswa yang signifikan pada siklus pertama
SIKLUS 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Pengamat Rata-rata skor
1 Pengamat 1 2,89
2 Pengamat 2 2,78
Total rata-rata skor 5.67
Rata-rata 2,84
Kategori Baik
Hasil penerapan model
Problem Based Learning
Hasil observasi kemampuan
berpikir kritis siswa
No Indikator berpikir kritis
Pengamat
1
Pengamat
2
Rata-rata
Skor
1
Mengidentifikasi masalah sesuai
informasi yang diperoleh
2,56 2,80 2,68
2
Membandingkan kesamaan dan
perbedaan pendapat dalam
diskusi kelompok
2,72 2,48 2,60
3
Mengemukakan pertanyaan yang
relevan
2,72 3,04 2,88
4
Mengemukakan pendapat secara
bebas dan bertanggung jawab
3,00 3,16 3,08
5
Menilai dampak suatu kejadian
permasalahan
2,44 2,60 2,52
6
Mampu menjelaskan
permasalahan dan membuat
kesimpulan sederhana
3,04 2,96 3,00
7
Merefleksikan nilai atau sikap
peristiwa
3,20 2,80 3,00
Rata-rata skor 2,81 2,83 2,82
Kategori Kritis
SIKLUS 2
Hasil Prestasi Belajar (Pre Test dan Post Test)
No Uraian Pre-Test Fk Post-Test Fk
1 Jumlah Siswa 25 25
2 Nilai Tertinggi 80 7 90 8
3 Nilai Terendah 40 2 60 6
4 Nilai Rata-rata 63,2 77,2
5
Jumlah siswa yang sudah
tuntas
7 16
6
Jumlah siswa yang belum
tuntas
18 9
7 Persentase Ketuntasan 38,9% 64%
1. Dari tabel penerapan model Problem Based Learning, pada pembelajaran geografi
dari siklus pertama sebesar 2,17 meningkat menjadi 2,84 pada siklus kedua, sehingga
terjadi peningkatan sebesar 0,67
2. Pada siklus kedua ini kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dari
siklus pertama ke siklus kedua dari 2,28 menjadi 2,82 pada siklus kedua, sehingga
terjadi peningkatan sebesar 0,54
3. Pada tabel prestasi belajar terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata
pre test dan post test atau dengan kata lain terjadi peningkatan prestasi belajar
siswa yang signifikan pada siklus kedua
HASIL DAN PEMBAHASAN
SIKLUS 3
No Pengamat Rata-rata skor
1 Pengamat 1 3,75
2 Pengamat 2 3,62
Total rata-rata skor 7,37
Rata-rata 3,68
Kategori Sangat Baik
Hasil penerapan model
Problem Based Learning
No Indikator berpikir kritis
Pengamat
1
Pengamat
2
Rata-rata
Skor
1
Mengidentifikasi masalah sesuai
informasi yang diperoleh
3,28 3,28 3,28
2
Membandingkan kesamaan dan
perbedaan pendapat dalam
diskusi kelompok
3,40 3,72 3,56
3
Mengemukakan pertanyaan yang
relevan dan beraturan
3,16 3,72 3,44
4
Mengemukakan pendapat secara
bebas dan bertanggung jawab
3,12 3,12 3,12
5
Menilai dampak suatu kejadian
permasalahan
3,32 3,72 3,52
6
Mampu menjelaskan
permasalahan dan membuat
kesimpulan sederhana
3,44 3,72 3,58
7
Merefleksikan nilai atau sikap
peristiwa
3,36 3,20 3,28
Rata-rata skor 3,30 3,50 3,40
Kategori Sangat Kritis
Hasil observasi kemampuan
berpikir kritis siswa
SIKLUS 3
Hasil Prestasi Belajar (Pre Test dan Post Test)
No Uraian Pre-Test Fk Post-Test Fk
1 Jumlah siswa 25 25
2 Nilai Tertinggi 80 11 100 6
3 Nilai Terendah 40 2 70 1
4 Nilai rata-rata 66,8 90,4
5 Jumlah siswa yang sudah tuntas 11 23
6 Jumlah siswa yang belum tuntas 14 2
7 Persentase Ketuntasan 44% 92%
1. Disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi yang signifikan pada siklus ketiga,
setelah menerapkan model Problem Based Learning
2. Nilai rata-rata post test siklus kedua dan nilai rata-rata siklus ketiga mengalami
peningkatan yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran siklus ketiga mampu meningkatkan prsetasi belajar siswa
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Pre Test Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kontrol
Rerata 56,4 53,2
t hitung 1,034
t tabel 2,021
Hasil Uji Post Test Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Kontrol
Rerata 82 68,4
t hitung 5,522
t tabel 2,021
Hasil analisis uji T ini
menunjukkan bahwa
penerapan model
Problem Based
Leraning efektif untuk
meningkatkan prestasi
belajar siswa pada mata
pelajaran geografi kelas
XII SMA
KESIMPULAN
1. Penerapan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
pada mata pelajaran geografi kelas XII di SMA
Negeri 5 Lahat Tahun Pelajaran 2024/2025
2. Penerapan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dan menjadi
motivasi bagi siswa dalam mengikuti materi pembelajaran
3. Penerapan mobel Problem Based Learning efektif meningkatkan
prestasi belajar siswa pada pelajaran Geografi, hal ini bisa dilihat
dari hasil analisis yag dilakukan menggunakan statistik uji-t untuk
mengetahui efektifitas penerapan model Problem Based Learning
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dengan
kemampuan awal siswa yang relatif sama
1. Guru
Penerapan model Problem Based Learning dapat diterapkan di sekolah sebagai salah satu
cara dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa.
2. Siswa
Siswa hendaknya menyadari bahwa pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan
meningkatkan belajar siswa. Sehingga pada proses pembelajaran siswa dapat memiliki
keaktifan dan antusias belajar yang baik.
3. Kepala Sekolah
Peranan kepala sekolah dalam memperbaiki kualitas proses pembelajaran sangatlah besar.
Kepala sekolah hendaknya memberikan dukungan kepada guru dalam melakukan inovasi
dalam pembelajaran, mendukung guru yang melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih baik
dengan memberi izin belajar, memperbanyak program-program pelatihan atau mengirim
guru untuk pelatihan serta memberikan pembinaan rutin kepada guru dalam memperbaiki
proses pembelajaran.
4. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini hanya sebagian cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
prestasi belajar siswa. Oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk
mengembangkan dan memberikan pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan inovasi
baru, melakukan penyempurnaan penelitian ini dengan berpedoman pada kekurangan-
kekurangan yang diperoleh hasil yang lebih baik, melakukan perluasan ruang lingkup
penelitian dengan memilih sampel yang lebih beragam agar dapat diperoleh hasil yang lebih
baik dan lebih kuat sehingga dapat mewakili cakupan yang lebih besar.
SARAN
PPT UJIAN DRAF TESIS AYUTI EKA SARI (A2M022076).pptx

PPT UJIAN DRAF TESIS AYUTI EKA SARI (A2M022076).pptx

  • 1.
    PENERAPAN MODEL PROBLEMBASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR (Studi Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat) AYUTI EKA SARI NPM. A2M022076 PROGRAM STUDI PASCASARJANA (S-2) TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2024 9 Oktober 2024
  • 2.
    LATAR BELAKANG Prestasi belajarGeografi di kelas XII SMA Negeri 5 Lahat masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil Penilaian Akhir Semester Genap TA 2023/2024 yang belum memuaskan. Ini dikarenakan ada beberapa faktor penyebab, yaitu kurangnya keaktifan siswa dapat dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Adapun hal ini disebabkan oleh model pembelajaran yang dipakai guru masih kurang bervariasi, dominan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok. Oleh sebab itu, maka perlu ditingkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil belajar siswa agar lebih optimal yakni dengan menggunakan model Problem Based Learning dalam kegiatan pembelajarannya.
  • 3.
    RUMUSAN MASALAH 1) Bagaimanapenerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Geografi kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat? 2) Bagaimana penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat? 3) Apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat? BATASAN MASALAH Penelitian ini dibatasi pada masalah belum diterapkannya model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran geografi kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat.
  • 4.
    TUJUAN PENELITIAN 1) Untukmendeskripsikan penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran geografi kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat 2) Untuk mendeskripsikan penerapan model Problem Based Learning dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat 3) Untuk mendeskripsikan efektifitas penerapan model Prroblem Based Learning dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XII di SMA Negeri 5
  • 5.
    * MANFAAT PENELITIAN 1)Manfaat Teoritis a) Menjadi bahan acuan dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. b) Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi mengenai penerapan model Problem Based Learning untuk meningkatkan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa 2) Manfaat Praktis Bagi Peneliti : Peneliti memperoleh pengalaman dalam belajar melakukan penerapan model Problem Based Learning Bagi Siswa a) Dapat meningkatkan berpikir kritis dalam pembelajaran geografi. b) Dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. c) Siswa mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah. Bagi Guru a) Guru dapat menggunakan model Problem Based Learning dalam pembelajaran Geografi. b) Guru mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran
  • 6.
    LANDASAN TEORI 1. PembelajaranGeografi Menurut James Fairgrive (1996) dalam Sumaatmadja bahwa fungsi pendidikan dan pembelajaran geografi membina masyarakat yang akan datang, untuk sadar akan kedudukannnya sebagai insan sosial terhadap kondisi dan masalah kehidupan yang dialaminya. Sehingga geografi dapat dijadikan sarana sebagai memenuhi kewajiban itu. 2. Model Pembelajaran Problem Based Learning Menurut Wina Sanjaya mengatakan bahwa Pembelajaran Problem Based Learning adalah pembelajaran berbasis masalah adalah rangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah (Wina Sanjaya, 2008:114-115).
  • 7.
    3. Kemampuan BerpikirKritis Menurut Ennis (dalam Husnidar, 2014: 73) berpikir kritis adalah suatu proses berpikir yang bertujuan untuk membuat keputusan yang rasional yang diarahkan untuk memutuskan apakah meyakini atau melakukan sesuatu. Dengan demikian berpikir kritis mempertimbangkan dan mengevaluasi informasi yang pada akhirnya memungkinkan siswa secara aktif membuat keputusan final. 4. Prestasi belajar Menurut Winkel, dalam Hamdani, 2017, hlm. 138) prestasi belajar adalah bukti keberhasilan atau potensi maksimal yang telah dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
  • 8.
    DESAIN PENELITIAN Desain penelitianyang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Dalam perencanaannya, kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting) dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilanjutkan dengan eksperimen. Menurut Arikunto ( 2009 : 2-3) menjelaskan PTK melalui 3 kata pembentuknya yaitu Penelitian, Tindakan dan Kelas.
  • 9.
    LOKASI, WAKTU DAN SUBJEKPENELITIAN Lokasi di SMA Negeri 5 Lahat, yang beralamatkan di Jalan Raya Senabing, Perumnas Sage Manggul Lahat. Penelitian dilaksanakan pada semester Gazal Tahun Pelajaran 2024/2025 dimulai dari 22 Juli – 24 Agustus 2024. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII tahun pelajaran 2023/2024. Populasi penelitian sebanyak 3 kelas : Kelas XII IPS 1 (PTK), Kelas XII IPS2 (Eksperimen), Kelas XII IPS 3 (Kontrol).
  • 10.
    TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1.Observasi Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2005:30). 2. Tes Tes menurut Muchtar Buchori, yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasi-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid
  • 11.
    HASIL DAN PEMBAHASAN SIKLUS1 No Pengamat Rata-rata Skor 1 Pengamat 1 2,22 2 Pengamat 2 2,11 Total Rata-rata skor 4,33 Rata-rata 2,17 Kategori Kurang Baik Hasil observasi kemampuan berpikir kritis siswa No Indikator berpikir kritis Pengamat 1 Pengamat 2 Rata-rata Skor 1 Mengidentifikasi masalah sesuai informasi yang diperoleh 1,84 2,04 1,94 2 Membandingkan kesamaan dan perbedaan pendapat dalam diskusi kelompok 2,04 2,08 2,06 3 Mengemukakan pertanyaan yang relevan dan beraturan 2,04 2,08 2,06 4 Mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab 2,44 2,48 2,46 5 Menilai dampak suatu kejadian permasalahan 2,04 2,12 2,08 6 Mampu menjelaskan permasalahan dan membuat kesimpulan sederhana 2,96 2,96 2,96 7 Merefleksikan nilai atau sikap peristiwa 2,16 2,20 2,18 Rata-rata skor 2,25 2,30 2,28 Kategori Kurang Kritis Hasil penerapan model Problem Based Learning
  • 12.
    SIKLUS 1 No UraianPre-Test Fk Post-test Fk 1 Jumlah siswa 25 25 2 Nilai Tertinggi 70 2 80 8 3 Nilai Terendah 50 23 50 4 4 Nilai rata-rata 51,6 66,4 5 Jumlah siswa yang sudah tuntas 0 8 6 Jumlah siswa yang belum tuntas 25 17 7 Persentase ketuntasan 0% 32% Hasil Prestasi Belajar (Pre Test dan Post Test) 1. Dari tabel penerapan model Problem Based Learning, pada pembelajaran geografi pokok bahasan konsep wilayah dan tata ruang belum berjalan optimal 2. Dilihat dari tabel kemampuan berpikir kritis, kaktifan siswa dalam pembelajaran belum sesuai dengan harapan guru, sehingga perlu peebaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus kedua 3. Pada tabel prestasi belajar terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pre test dan post test atau dengan kata lain terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang signifikan pada siklus pertama
  • 13.
    SIKLUS 2 HASIL DANPEMBAHASAN No Pengamat Rata-rata skor 1 Pengamat 1 2,89 2 Pengamat 2 2,78 Total rata-rata skor 5.67 Rata-rata 2,84 Kategori Baik Hasil penerapan model Problem Based Learning Hasil observasi kemampuan berpikir kritis siswa No Indikator berpikir kritis Pengamat 1 Pengamat 2 Rata-rata Skor 1 Mengidentifikasi masalah sesuai informasi yang diperoleh 2,56 2,80 2,68 2 Membandingkan kesamaan dan perbedaan pendapat dalam diskusi kelompok 2,72 2,48 2,60 3 Mengemukakan pertanyaan yang relevan 2,72 3,04 2,88 4 Mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab 3,00 3,16 3,08 5 Menilai dampak suatu kejadian permasalahan 2,44 2,60 2,52 6 Mampu menjelaskan permasalahan dan membuat kesimpulan sederhana 3,04 2,96 3,00 7 Merefleksikan nilai atau sikap peristiwa 3,20 2,80 3,00 Rata-rata skor 2,81 2,83 2,82 Kategori Kritis
  • 14.
    SIKLUS 2 Hasil PrestasiBelajar (Pre Test dan Post Test) No Uraian Pre-Test Fk Post-Test Fk 1 Jumlah Siswa 25 25 2 Nilai Tertinggi 80 7 90 8 3 Nilai Terendah 40 2 60 6 4 Nilai Rata-rata 63,2 77,2 5 Jumlah siswa yang sudah tuntas 7 16 6 Jumlah siswa yang belum tuntas 18 9 7 Persentase Ketuntasan 38,9% 64% 1. Dari tabel penerapan model Problem Based Learning, pada pembelajaran geografi dari siklus pertama sebesar 2,17 meningkat menjadi 2,84 pada siklus kedua, sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,67 2. Pada siklus kedua ini kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua dari 2,28 menjadi 2,82 pada siklus kedua, sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,54 3. Pada tabel prestasi belajar terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata pre test dan post test atau dengan kata lain terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang signifikan pada siklus kedua
  • 15.
    HASIL DAN PEMBAHASAN SIKLUS3 No Pengamat Rata-rata skor 1 Pengamat 1 3,75 2 Pengamat 2 3,62 Total rata-rata skor 7,37 Rata-rata 3,68 Kategori Sangat Baik Hasil penerapan model Problem Based Learning No Indikator berpikir kritis Pengamat 1 Pengamat 2 Rata-rata Skor 1 Mengidentifikasi masalah sesuai informasi yang diperoleh 3,28 3,28 3,28 2 Membandingkan kesamaan dan perbedaan pendapat dalam diskusi kelompok 3,40 3,72 3,56 3 Mengemukakan pertanyaan yang relevan dan beraturan 3,16 3,72 3,44 4 Mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab 3,12 3,12 3,12 5 Menilai dampak suatu kejadian permasalahan 3,32 3,72 3,52 6 Mampu menjelaskan permasalahan dan membuat kesimpulan sederhana 3,44 3,72 3,58 7 Merefleksikan nilai atau sikap peristiwa 3,36 3,20 3,28 Rata-rata skor 3,30 3,50 3,40 Kategori Sangat Kritis Hasil observasi kemampuan berpikir kritis siswa
  • 16.
    SIKLUS 3 Hasil PrestasiBelajar (Pre Test dan Post Test) No Uraian Pre-Test Fk Post-Test Fk 1 Jumlah siswa 25 25 2 Nilai Tertinggi 80 11 100 6 3 Nilai Terendah 40 2 70 1 4 Nilai rata-rata 66,8 90,4 5 Jumlah siswa yang sudah tuntas 11 23 6 Jumlah siswa yang belum tuntas 14 2 7 Persentase Ketuntasan 44% 92% 1. Disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi yang signifikan pada siklus ketiga, setelah menerapkan model Problem Based Learning 2. Nilai rata-rata post test siklus kedua dan nilai rata-rata siklus ketiga mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran siklus ketiga mampu meningkatkan prsetasi belajar siswa
  • 17.
    KELAS EKSPERIMEN DANKELAS KONTROL HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Pre Test Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kontrol Rerata 56,4 53,2 t hitung 1,034 t tabel 2,021 Hasil Uji Post Test Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kontrol Rerata 82 68,4 t hitung 5,522 t tabel 2,021 Hasil analisis uji T ini menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Leraning efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas XII SMA
  • 18.
    KESIMPULAN 1. Penerapan modelProblem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran geografi kelas XII di SMA Negeri 5 Lahat Tahun Pelajaran 2024/2025 2. Penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan menjadi motivasi bagi siswa dalam mengikuti materi pembelajaran 3. Penerapan mobel Problem Based Learning efektif meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran Geografi, hal ini bisa dilihat dari hasil analisis yag dilakukan menggunakan statistik uji-t untuk mengetahui efektifitas penerapan model Problem Based Learning dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dengan kemampuan awal siswa yang relatif sama
  • 19.
    1. Guru Penerapan modelProblem Based Learning dapat diterapkan di sekolah sebagai salah satu cara dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. 2. Siswa Siswa hendaknya menyadari bahwa pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan belajar siswa. Sehingga pada proses pembelajaran siswa dapat memiliki keaktifan dan antusias belajar yang baik. 3. Kepala Sekolah Peranan kepala sekolah dalam memperbaiki kualitas proses pembelajaran sangatlah besar. Kepala sekolah hendaknya memberikan dukungan kepada guru dalam melakukan inovasi dalam pembelajaran, mendukung guru yang melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih baik dengan memberi izin belajar, memperbanyak program-program pelatihan atau mengirim guru untuk pelatihan serta memberikan pembinaan rutin kepada guru dalam memperbaiki proses pembelajaran. 4. Peneliti selanjutnya Penelitian ini hanya sebagian cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk mengembangkan dan memberikan pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan inovasi baru, melakukan penyempurnaan penelitian ini dengan berpedoman pada kekurangan- kekurangan yang diperoleh hasil yang lebih baik, melakukan perluasan ruang lingkup penelitian dengan memilih sampel yang lebih beragam agar dapat diperoleh hasil yang lebih baik dan lebih kuat sehingga dapat mewakili cakupan yang lebih besar. SARAN