PELAYANAN TB
TERINTEGRASI DALAM ANC
TERPADU
dr. Christina Widaningrum, M. Kes
Subdit TB, Direktorat P2ML
Ditjen PP & PL, Kemenkes RI
SISTEMATIKA
2
1. Penyakit TB
2. Situasi TB di dunia
3. Situasi TB di Indonesia
4. Kebijakan P2TB
5. TB terintegrasi dalam ANC
terpadu
PENYAKIT TB
3
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Apa itu TB
GEJALA TB PARU
•Batuk berdahak ≥ 2 minggu
•Dahak bercampur darah atau batuk darah
•Sesak nafas
•Badan lemas
•Nafsu makan menurun
•Berat badan menurun
•Malaise
•Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
•Demam meriang lebih dari satu bulan
PENULARAN TB
TB menular melalui
udara
Sumber penularan
adalah “dahak”
pasien TB
Pasien Orang lain
Dipengaruhi oleh :
Lama wkt sejak terinfeksi
Usia seseorang yg terinfeksi
Daya tahan tubuh
Batuk
atau
bersin
Kuman dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang
tidak terkena sinar matahari dan lembab
I. Kontak TB
Bicara : 0-210 partikel
Batuk : 0-3500 partikel
Bersin : 4500 – 1 juta
partikel
7
Fakta Tuberkulosis
• TB BUKAN penyakit Kutukan/Keturunan, tetapi
disebabkan oleh Kuman TB.
• TB bisa diobati sampai sembuh, dengan cara
menjalani pengobatan secara teratur selama 6-8
bulan.
• Penderita TIDAK PERLU DIJAUHI tetapi
sebaiknya dianjurkan untuk menerapkan Etika
Batuk yang benar.
Bagaimana Diagnosis TB?
Pasien TB Paru Dewasa
• Seseorang bisa dikatakan sakit TB setelah melakukan
pemeriksaan dahak
• Kuman di dalam dahak
diperiksa dengan mikroskop
BAGAIMANA MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT TB?
Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antara
lain :
– Membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara
dan sinar matahari masuk. Aliran udara (ventilasi)
yang baik dalam ruangan dapat mengurangi jumlah
kuman di udara. Sinar matahari langsung dapat
mematikan kuman.
– Makan makanan bergizi
– Tidak merokok dan minum minuman keras
– Olahraga secara teratur
• Minumlah OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)
secara lengkap dan teratur sampai sembuh.
• Pasien TB harus menutup mulutnya pada
waktu bersin dan batuk.
• Tidak membuang dahak di sebarang tempat,
tetapi dibuang pada tempat khusus dan
tertutup.
BAGAIMANA MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT TB?
TUTUPLAH MULUT
PADA WAKTU BATUK
ATAU BERSIN
(saputangan, tisu, masker
bedah)
JANGAN MELUDAH
DISEMBARANG
TEMPAT
Catatan penting:
Bila ditemukan gejala-gejala efek samping berat, pasien harus menghentikan pengobatannya
dan segera rujuk ke petugas kesehatan.
AKSES KE LAYANAN TB BERKUALITAS
Puskesmas
Rumah Sakit
Balai Kesehatan Paru Masyarakat
Dokter Praktek Mandiri
Klinik Pratama
OBAT TB
GRATIS…..!!!
Tersedia di seluruh
faskes DOTS.
Pelayanan TB: Preventif, Promotif, dan Kuratif
PASIEN TB EXTRA PARU
Berdasarkan gejala TB. Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena
SITUASI TB DI DUNIA
17
Estimated number
of new cases
Estimated number
of deaths
1.5 million*
• 80.000 in children
• 510.000 in women
9 million
• 0.55 m in children
• 3.3 m in women
480,000
All forms of TB
Multidrug-resistant TB
HIV-associated TB 1.1 million (13%) 360,000
Source: WHO Global Tuberculosis Report 2014 * Including deaths attributed to HIV/TB
The global burden of TB -2013
210,000
2013: Estimasi jumlah kasus TB-MDR yang ternotifkasi
(3)Russian Fed.: 41,000
(13%)
(1)India: 62,000
(21%)
(2)China: 54,000
(18%)
(7)Philippines: 8,500
(4) Pakistan: 13,000
(9)South Africa: 6,900
(5) Ukraine: 9,400
(10)Indonesia: 6,800
(11)Kazakhstan: 6,600
(12)Vietnam: 5,100
(6) Myanmar: 9,000
(8)Uzbekistan: 7,900
BEBAN TB 2013
Absolut Jumlah per
hari
Jumlah per
jam
Rate (per
100.000
penduduk)
Prevalens 11.000.000 30.137 1.256 159
Global Insidens 9.000.000 24.657 1.027 126
Mortalitas 1.100.000 3.014 125 16
Prevalens 680.000 1.863 78 272
Indonesia Insidens 460.000 1.260 52 183
Mortalitas 64.000 175 7 25
Bisakah Indonesia Bebas dari TB...?
SITUASI TB DI INDONESIA
21
5
26 26
36
43
62
72
79
71 73 73
78
83 84
81
76
7
40
43
74
83
102
119
125
122
131
127 129
136 138
135
122
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
PER100.000PENDUDUK ANGKA NOTIFIKASI KASUS TB (CNR)
INDONESIA, TAHUN 1999 - 2014
BTA positif baru
BTA Semua Kasus
Sumber Data: Subdit TB Per 25 Mei 2105
71
70
91
100
108
141
81
118
84
175
103
109
136
137
99
109
89
109
110
129
125
133
111
135
195
122
145
153
221
163
144
183
243
122
35
38
56
58
59
61
64
65
67
67
68
68
69
70
71
73
78
86
87
87
89
89
93
94
95
96
106
111
126
126
134
168
220
76
0 50 100 150 200 250 300
DIY
BALI
BANTEN
JATENG
JATIM
PAPUA
RIAU
KALTIM
LAMPUNG
PAPUA BARAT
KALTENG
BABEL
JABAR
KEPRI
NTT
SUMSEL
JAMBI
BENGKULU
NAD
KALSEL
NTB
MALUT
SULBAR
SUMBAR
DKI JAKARTA
KALBAR
SULTENG
SULSEL
MALUKU
SUMUT
GORONTALO
SULTRA
SULUT
INDONESIA
PER 100.000 PENDUDUK
ANGKA NOTIFIKASI KASUS TB (CNR)
INDONESIA TAHUN 2014
CNR BTA POS
CNR SEMUA KASUS
Sumber Data: Subdit TB Per 25 Mei 2105
91.30%
92.00%
84.60%
86.50%
86.10%
87.20%
89.50%
90.70%
91.00% 91.00% 91.00%
91.20%
90.30% 90.20%
90.50%
89.50%
80%
82%
84%
86%
88%
90%
92%
94%
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN TB (SR)
INDONESIA, TAHUN 1998 - 2013
SR
Target: minimal 85%
Sumber Data: Subdit TB Per 25 Mei 2105
Alur
diagnosis
dan
tindak
lanjut TB
Paru
pada
pasien
dewasa
√
√
SPS PS PSPS
0 Akhir Intensif
1 bln sebelum
Akhir Pengobatan
(AP)
Akhir
Pengobatan
(AP)
SISIPAN
PS
DIAGNOSIS & FOLLOW UP PASIEN TB
Akhir bulan ke-7 harus ada keputusan kriteria (sembuh,
pengobatan lengkap, default, gagal, pindah, dan meninggal)
Terobosan Tantangan
Evaluasi on time untuk :
• Temuan pasien
• Konversi (bulan ke 2 atau 3)
• Hasil Akhir pengobatan (bulan ke 7
atau bulan ke 9)
Infra struktur belum maksimal :
• Software
• Jaringan
• SDM
Prevalensi TB
• Prevalensi TB paru smear positif per 100.000
penduduk berusia 15 tahun ke atas = 257 (interval
tingkat kepercayaan 95%: 210-303)
• Prevalensi TB paru dengan konfirmasi bakteriologis
per 100.000 penduduk berusia 15 tahun ke atas =
759 (interval tingkat kepercayaan 95%: 590 – 961)
• Prevalensi TB semua bentuk untuk semua umur per
100.000 penduduk = 660 (interval tingkat
kepercayaan 95%: 523 – 813) , diperkirakan terdapat
1.600.000 (interval tingkat kepercayaan 95%:
1,300,000 - 2,000,000) orang dengan TB di Indonesia
SITUASI TB PADA KEHAMILAN DI INDONESIA
• Kematian akibat TB pada wanita di Indonesia diperkirakan 31,873
per tahunnya
• Wanita usia reproduktif menyumbang 73,4% dari total kasus TB
pada wanita dan 42% dari seluruh kasus TB di Indonesia pada
tahun 2011
• 51% wanita usia reproduktif dg TB adalah BTA positif 
tingginya resiko penularan terhdp keluarga & lingkungan
• Study Balitbangkes di tahun 2012 menyatakan bahwa
Tuberkulosis adalah penyebab pertama kematian pada wanita
usia reproduktif
• Dari Kajian determinan kematian maternal di 5 region di
Indonesia, pada tahun 2012 bahwa Tuberkulosis adalah
penyebab pertama kematian ibu dari sebab non obstetrik di
bagian timur Indonesia
DAMPAK SAKIT TB TERHADAP IBU HAMIL
• TB pada ibu hamil berhubungan erat dg kenaikan
6 kali angka kematian pada persalinan dan 2 kali
lipat resiko terjadinya kelahiran prematur & BBLR
• TB pada bumil dg HIV meningkatkan resiko
kematian pd ibu hamil & bayi hingga 300%
• Di India ibu hamil dg HIV yang sakit TB terbukti
memiliki resiko transmisi vertikal HIV dari ibu ke
anak yang akan dilahirkan sebesar 2 kali lipat
KEBIJAKAN P2TB
30
MENTERI KESEHATAN
1. Menghadirkan kembali negara utk melindungi segenap bangsa &
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membuat pemerintah tdk absen dgn membangun tata kelola
pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis & terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dgn memperkuat daerah-daerah
& desa dlm kerangka negara kesatuan
4. Menolak negara lemah dgn melakukan reformasi sistem & penegakan
hukum yg bebas korupsi, bermartabat & terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktifitas rakyat & daya saing di pasar Internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dgn menggerakan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh ke-Bhineka-an & memperkuat restorasi sosial Indonesia
NAWA CITA
31
MENTERI KESEHATAN
 Memulihkan & menjaga keseimbangan antarsektor,
antarwilayah & antar kelompok sosial dlm
pembangunan
 Mewujudkan perekonomian yg inklusif, berbasis
ilmu pengetahuan & teknologi, & keunggulan
sumber daya manusia
DIMENSI PEMBANGUNAN
MANUSIA
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi &
Ketenagalistrikan
Kemaritiman
Pariwisata dan Industri
DIMENSI PEMERATAAN
& KEWILAYAHAN
 Membangun untuk manusia &
masyarakat
 Mewujudkan pertumbuhan
ekonomi, pembangunan sosial &
pembangunan ekologi yg
berkelanjutan
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
Antarkelompok
Pendapatan
Antarwilayah
KONDISI PERLU
Kepastian & Penegakan
Hukum
Keamanan &
Ketertiban
Politik &
Demokrasi
Tata Kelola &
RB
STRATEGI PEMBANGUNAN
32
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
MENTERI KESEHATAN
1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja & Lanjut
Usia yg Berkualitas
2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat
3. ↗ Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan
4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan
5. ↗ Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yg Berkualitas
6. ↗ Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yg Berkualitas
7. ↗ Ketersediaan, Penyebaran & Mutu SDM Kesehatan
8. ↗ Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan & Kualitas Farmasi & Alkes
9. ↗ Pengawasan Obat & Makanan
10. ↗ Promkes & Pemberdayaan Masyarakat
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-
2019
(Perpres No.2/2015)
33
MENTERI KESEHATAN
Paradigma Sehat
Program
• Pengarusutamaan
kesehatan dalam
pembangunan
• Promotif - Preventif
sebagai pilar utama
upaya kesehatan
• Pemberdayaan
masyarakat
Penguatan
Yankes
Program
• Peningkatan Akses
terutama pd FKTP
• Optimalisasi Sistem
Rujukan
• Peningkatan Mutu
JKN
Program
• Benefit
• Sistem pembiayaan:
asuransi – azas gotong
royong
• Kendali Mutu & Kendali
Biaya
• Sasaran: PBI & Non PBI
Tanda kepesertaan
KIS
PROGRAM INDONESIA SEHAT
34
Penerapan pendekatan
continuum of care
Intervensi berbasis resiko
kesehatan (health risk)
Beban Penyakit di Indonesia
56%
37%
7%
1990
Cedera
Penyakit
menular
Penyakit
tidak
menular
43%
49%
8%
2000
Penyakit
tidak
menular
Cedera
Penyakit
menular
33%
58%
9%
2010
Cedera
Penyakit
menular
Penyakit
tidak
menular
Sumber IHME: 2010
MENTERI KESEHATAN
35
35
VISI KEMENKES 2019
Masy Sehat Yg Mandiri
& Berkeadilan
MISI KEMENKES
2015-2019
T1. MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN
MASYARAKAT
Meningkatnya Kemandirian,
Akses & Mutu Sediaan Farmasi
(Obat, Vaksin, Biosimilar) &
Alkes
Meningkatnya
Kesehatan masyarakat
Meningkatnya Akses
& Mutu Fasyankes
Meningkatnya Jumlah, Jenis,
Kualitas, dan Pemerataan
Tenaga Kesehatan
SASARAN
STRATEGIS/PROGRAM
Meningkatnya Kom-
petensi & Kinerja
Aparatur Kemenkes
Meningkatnya tata
kelola
kepemerintahan yang
baik dan bersih
Meningkatnya
Sistem Informasi
Kes. Terintegrasi
ARAH
KEBIJAKAN
KEMENKES:
•Penguatan
primary
health care
(UKP dan
UKM)
•Continum of
care thru life
cycle
•Intervensi
berbasis
health risk
KERANGKA
REGULASI:
KERANGKA
PENDANAA
N:
PETA STRATEGI PENCAPAIAN VISI 2019 KEMENTERIAN KESEHATAN
PROGRAMGENERIK&TEKNISKEMENTERIAN
KERANGKA
KELEMBAGAAN:
Peningkatan
Efektivitas
Organisasi
• Percepatan
Regulasi
• Penyempur-
naan Sistem
JKN
• Peningkatan
Pendanaan
Preventif &
Promotif
• Peningkatan
Efektivitas
Pembiayaan
Kesehatan
Meningkatnya
Pengendalian
Penyakit
AKI, AKB, % BBLR, % RMH TANGGA PHBS, Peserta JKN, responsiveness
Meningkatnya Dayaguna
Kemitraan (DN & LN)
Meningkatnya Integrasi
Perencanaan, Bimtek & Monev
Meningkatnya
Sinergitas Antar
K/L Pusat &
Daerah
Meningkatnya
Efektivitas
Litbangkes
ARAH
KEBIJAKAN &
STRATEGI
NASIONAL
(RPJMN 2015-
2019)
LINGKUNGAN STRATEGIS: GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL
(1) (3)(2)
(4) (5)
(6) (7)
(8)
(9)
(10) (11) (12)
T2. MENINGKATNYA RESPONSIVENESS & PERLIN-
DUNGAN MASY THD RISIKO SOSIAL & FINANSIAL DI
BIDANG KESEHATAN
1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per
100.000 penduduk (persen) dari
297 (2013) menjadi 245 (2019)
2. Prevalensi HIV (persen) <0,5
3. Prevalensi tekanan darah tinggi
(persen) dari 25,8 (2013)
menjadi 23,4(2019)
4. Prevalensi obesitas penduduk
usia 18+ tahun (persen) dari 15,4
(2013) menjadi 15,4( 2019)
5. Persentase merokok penduduk
usia ≤18 tahun dari 7,2 (2013)
menjadi 5,4 (2019)
6. Persentase kabupaten/kota yang
mencapai 80 persen imunisasi
dasar lengkap pada bayi dari
71,2 (2013) menjadi 95 (2019)
SASARAN POKOK PEMBANGUNAN
NASIONAL BUKU I RPJMN
1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000
penduduk (persen) dari 297 (2013) menjadi 245
(2019)
2. Prevalensi HIV (persen) <0,5
3. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria
DARI 212 (2013) menjadi 300 (2019)
4. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta dari 20
(2013) menjadi 34 (2019)
5. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi
Filariasis dari dari 0 (2013) menjadi 35 (2019)
6. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi
syarat kualitas kesehatan lingkungan dari 15,3
(2013) menjadi 40 (2019)
7. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) dari 25,8
(2013) menjadi 23,4(2019)
8. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+
tahun (persen) dari 15,4 (2013) menjadi 15,4
(2019)
9. Prevalensi merokok pada penduduk usia ≤ 18
tahun dari 7,2 (2013) menjadi 5,4 (2019)
10. Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) 40 % pada tahun
2019
SASARAN POKOK PEMBANGUNAN SUB BIDANG
KESEHATAN & GIZI MASYARAKAT
BUKU II RPJMN
R
P
J
M
N
2
0
1
5
-
2
0
1
9
B
I
D
A
N
G
P
P
&
P
L
INDIKATOR DAN TARGET RPJMN & RENSTRA
KEGIATAN PENYAKIT MENULAR 2015-2019
NO INDIKATOR
TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
1 Persentase kabupaten/kota yang
mencapai 80 persen imunisasi dasar
lengkap pada bayi
75 80 85 90 95
2 Jumlah kab/kota dg eliminasi malaria 225 245 265 285 300
3 Jumlah kab/kota endemis filariasis
berhasil menurunkan angka mikrofilaria
<1 persen
35 45 55 65 75
4 % prov dg eliminasi kusta 21 23 25 26 34
5 Prevalensi TB per 100.000 penduduk 280 271 262 254 245
6 Prevalensi HIV (persen) <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5
7 Penurunan kasus Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu
7 % 10 % 20 % 30 % 40 %
• ELIMINASI RABIES TAHUN 2020
• ELIMINASI MALARIA TAHUN 2030
• ELIMINASI KUSTA TAHUN 2024
• ERADIKASI FRAMBUSIA TAHUN 2020
• INDONESIA BEBAS TB 2050
• GETTING TO THREE ZERO UNTUK HIV-AIDS
TAHUN 2025
TARGET NASIONAL DAN GLOBAL PP & PL
1. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Status Gizi masyarakat
3. Penurunan Prevalensi Penyakit menular dan Tidak Menular
4. Peningkatan Pemerataan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
5. Peningkatan Perlindungan Finansial
6. Peningkatan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia
Kesehatan
7. Memastikan Ketersediaan dan Mutu Obat dan makanan
8. Peningkatan upaya peningkatan promosi kesehatan & pemberdayaan
masyarakat serta Peningkatan pembiayaan kegiatan promotif & preventif
9. Peningkatan upaya peningkatan perilaku hidup bersih & sehat (PHBS)
10. Peningkatan perlindungan finansial termasuk menurunnya pengeluaran
katastropik akibat pelayanan kesehatan
11. Peningkatan responsifitas sistem kesehatan (health system responsiveness)
12. Peningkatan daya saing obat dan makanan nasional40
SASARAN RPJMN 2015-2019
41
SASARAN RPJMN 2015-2019 (2)
Sasaran/Indikator Status Awal Target 2019
3. ↘ Prevalensi Penyakit Menular dan Tidak Menular
 Prevalensi Tuberculosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245
 Prevalensi HIV 0,46 % (2014) < 0,5 %
  Kab/Kota mencapai eliminasi malaria 212 (2013) 300
  provinsi mencapai eliminasi Kusta 20 (2013) 34
  Kab/Kota mencapai eliminasi filariasis 0 35
 % Kab/Kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan
lingkungan
15,3 % 40 %
 Prevalensi tekanan darah tinggi 25,8 % (2013) 23,4 %
 Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ (persen) 15,4 % (2013) 15,4 %
 Prevalensi merokok penduduk usia ≤ 18 tahun 7,2 % 5,4 %
 % penurunan kasus penyakit yang dapt dicegah dengan
imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013
- 40 %
STRATEGI UTAMA PENGENDALIAN TB
SESUAI STRANAS TB 2015-2019
1. Menemukan lebih banyak kasus TB (semua jenis kasus TB,
termasuk TB/HIV, MDR-TB, dan TB anak), dan menemukan
mereka sedini mungkin agar dapat mencegah transmisi dan
menurunkan kematian akibat TB
1. Mengobati semua jenis kasus TB secare efektif agar dapat
menurunkan angka kematian, angka kesakitan TB dan
mencegah terjadinya TB resisten obat
2. Menyediakan dukungan sosial dan finansial kepada mereka
yang menghadapi kesulitan untuk mendapatkan akses yang
bermutu, diagnosis yang berkualitas, dan pengobatan yang
efektif, juga mempertahankan keadaan ekonomi pasien
tetap stabil
Populasi kunci TB sesuai Stranas TB
2015-2019
Sub-populasi Estimasi besar
populasi
Sumber estimasi
ODHA 708.000 Program pengendalian AIDS
(2014)*
Kontak dengan kasus TB paru dengan
konfirmasi bakteriologis
2.795.000 Estimasi berdasarkan SPTB
2013
Populasi usia 55 tahun ke atas 31.310.000 BPS 2014
Penduduk miskin perkotaan 10.500.000 BPS 2014
Warga binaan penjara, termasuk yang
dalam penahanan sebelum putusan
pengadilan
167.000 Ditjen Pas (2014)
Balita dengan masalah gizi 4.645.2000 BPS (2014)
Wanita hamil 5,298,315 Ditjen Bina Gizi & KIA
(2013)
Diabetes 9,116,000 IDF (2014)
PELAYANAN TB INTEGRASI
DALAM ANC TERPADU
44
TEROBOSAN PROGRAM PP DAN PL UNTUK PERCEPATAN CAPAIAN
INDIKATOR PENGENDALIAN PENYAKIT
Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat
Menurunkan AKI
dan AKB
Menurunkan
Morbiditas, Mortalitas
dan Disabilitas
Penyakit Menular
Menurunkan
Stunting
Menurunkan
Morbiditas, Mortalitas
dan Disabilitas PTM
Pengendalian
Penyakit Menular
(30 Penyakit)
Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular
(15 Penyakit)
Upaya
Penunjang
(5 Upaya)
Penyehatan
Lingkungan
(6 upaya)
Remaja Putri, Wanita Usia
Subur, Ibu Hamil, Ibu
Menyusui, Bayi Baru Lahir
Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier
Semua Golongan Umur
1. Penyehatan air
minum
2. Penyehatan
sanitasi dasar
3. Pengamanan
limbah
4. Higene sanitasi
dasar
5. Kawasan sehat
6. Penyehatan TTU
1. Imunisasi
2. Surveilans
3. Karantina
Kesehatan
4. Pengendalian
vektor
5. Upaya
Kesehatan
Matra
KEGIATAN UNGGULAN DALAM PENURUNAN
ATM, PTM DAN NTD 2015 – 2019
ANAK USIA SEKOLAH SEHAT
• Pembentukan laskar
sehat
• Integrasi UKS dan SBH
• Skrining penyakit di
sekolah
• Lingkungan Sekolah Sehat
USIA KERJA
• Lingkungan kerja sehat
•Surveilans lintas batas (migrasi)
•Pengendalian malaria di daerah fokus (tambang,
pertanian)
•Skrining penyakit di tempat kerja
•Kampanye pencegahan penyakit bagi pekerja dan
REMAJA SEHAT
• Gerakan Anti Merokok
dan Narkoba.
• Kampanye ABAT
• Satu rumah satu
remaja peduli penyakit
• Skrining ATM dan
Faktor Risiko ATM
CATIN SEHAT
• Konseling pra-nikah
• KIT Keluarga sehat
• Skrining HIV dan
faktor risiko penyakit
IBU HAMIL SEHAT
• SkrIning ATM pada bumil
• Pemeriksaan faktor risiko
PTM
• Pemberian kelambu pada
bumil
• Pengobatan ATM & NTD
pada bumil
BAYI & BALITA SEHAT
• Pencegahan transmisi
vertikal pada bayi
• Skrining ATM pada bayi
• Penggunaan kelambu
pada bayi
• Pemeriksaan kontak TB
pada bayi
46
LANSIA SEHAT
•DIISI OLEH PTM
•Skrining ATM dan
faktor risiko penyakit
DUKUNGAN KERJASAMA UNIT
UTAMA
TUBERKULOSIS
1. Akreditasi RS dan
Puskesmas
2. Pelatihan TB untuk petugas
Kesehatan
3. Penyediaan Media informasi
4. Pembiayaan Pelayanan
melalui BPJS
47
1. Dukungan untuk
pasien (peer
group) dan
pencarian kontak
di masyarakat
2. Skrining terduga
TB di
masyarakat/Penjar
a/rutan
Pemenuhan Kebutuhan :
1. Obat Anti TB (OAT)
2. Reagen ZN
3. Mikroskop
4. Tuberkulin test
1. Pemenuhan Tenaga
Terlatih TB di
Puskesmas dan RS
2. Pemenuhan Jumlah
Petugas TB (wasor) di
kab/ Kota dan Provinsi 1. Survei Resistensi
Obat
2. Inventory Study
3. Survei Prevalensi
TB
4. Operasional Riset
TB
1. Sistem RR TB yang
terintegrasi di
fasyankes
2. Penggunaan RR
berbasis web (SITT
dan eTB manager)
Keterlibatan Kader (LSM)
menjadi Pengawas
Menelan Obat (PMO),
Melakukan skrining
terduga TB di masy,
memasukkan penyuluhan
TB dalam kegiata Posyandu
1. Regulasi (Perpres)
tentang Pelaksanaan
Program TB yang berisi :
- Mandatory
Notification
- Pelibatan semua
sektor (pemerintah
pusat/daerah dan swasta)
2. Pelaksanaan SPM
1. Intensifikasi kegiatan
Skrining
2. Diagnosis Dini TB
Tiga “I” UNTUK PENGENDALIAN TB PADA BUMIL
(KONSEP SESUAI WHO TOOLKIT 2014)
1. Intensified Case Finding
Skrining terhadap gejala TB harus dilakukan secara rutin pada ibu
hamil (Gupta A et al Clin Infect Dis 2011)
2. INH Prevention Treatment (IPT) / Pengobatan Profilaksis dengan INH
Bayi yang dilahirkan dari ibu dg TB yg terbukti tidak sakit TB,
vaksinasi BCG harus ditunda dulu dan mendapatkan IPT selama 6
bulan
3. Infection Control
• Bayi memiliki resiko tinggi untuk terpapar TB & bila sakit TB, resiko
menjadi TB berat
• Bayi sering kali menemani/dibawa oleh bumil saat berobat ke
fasyankes seperti poli KIA dan poli HIV, dimana bayi tersebut punya
resiko terpapar dari pasien TB
• Panduan : Buku PPI TB untuk fasyankes primer & RS
SKRINING TB PADA KUNJUNGAN ANC
Tanya kan gejala2 TB seperti :
- batuk ≥ 2 mgg
- Keringat malam
- Berat badan yang tidak naik
- Batuk darah, dan/atau
- Kontak dg pasien TB
Jika ada 1
dari
pertanyaan
itu dijawab
dengan
‘YA”
Rujuk ke Balai
Pengobatan untuk
diagnosis dan
penatalaksanaan
lebih lanjut
JEJARING INTERNAL TATALAKSANA TB DI PKM
BALAI
PENGOBATAN
(BP)
Unit Gawat Darurat
(UGD)
Poli KIA
LABORATORIUM
PETUGAS TB
APOTEK
Presentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 rev

Presentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 rev

  • 1.
    PELAYANAN TB TERINTEGRASI DALAMANC TERPADU dr. Christina Widaningrum, M. Kes Subdit TB, Direktorat P2ML Ditjen PP & PL, Kemenkes RI
  • 2.
    SISTEMATIKA 2 1. Penyakit TB 2.Situasi TB di dunia 3. Situasi TB di Indonesia 4. Kebijakan P2TB 5. TB terintegrasi dalam ANC terpadu
  • 3.
  • 4.
    Tuberkulosis (TB) adalahpenyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis Apa itu TB GEJALA TB PARU •Batuk berdahak ≥ 2 minggu •Dahak bercampur darah atau batuk darah •Sesak nafas •Badan lemas •Nafsu makan menurun •Berat badan menurun •Malaise •Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik •Demam meriang lebih dari satu bulan
  • 5.
    PENULARAN TB TB menularmelalui udara Sumber penularan adalah “dahak” pasien TB Pasien Orang lain Dipengaruhi oleh : Lama wkt sejak terinfeksi Usia seseorang yg terinfeksi Daya tahan tubuh Batuk atau bersin Kuman dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab
  • 7.
    I. Kontak TB Bicara: 0-210 partikel Batuk : 0-3500 partikel Bersin : 4500 – 1 juta partikel 7
  • 8.
    Fakta Tuberkulosis • TBBUKAN penyakit Kutukan/Keturunan, tetapi disebabkan oleh Kuman TB. • TB bisa diobati sampai sembuh, dengan cara menjalani pengobatan secara teratur selama 6-8 bulan. • Penderita TIDAK PERLU DIJAUHI tetapi sebaiknya dianjurkan untuk menerapkan Etika Batuk yang benar.
  • 9.
    Bagaimana Diagnosis TB? PasienTB Paru Dewasa • Seseorang bisa dikatakan sakit TB setelah melakukan pemeriksaan dahak • Kuman di dalam dahak diperiksa dengan mikroskop
  • 11.
    BAGAIMANA MENCEGAH PENULARANPENYAKIT TB? Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antara lain : – Membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk. Aliran udara (ventilasi) yang baik dalam ruangan dapat mengurangi jumlah kuman di udara. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman. – Makan makanan bergizi – Tidak merokok dan minum minuman keras – Olahraga secara teratur
  • 12.
    • Minumlah OBATANTI TUBERKULOSIS (OAT) secara lengkap dan teratur sampai sembuh. • Pasien TB harus menutup mulutnya pada waktu bersin dan batuk. • Tidak membuang dahak di sebarang tempat, tetapi dibuang pada tempat khusus dan tertutup. BAGAIMANA MENCEGAH PENULARAN PENYAKIT TB? TUTUPLAH MULUT PADA WAKTU BATUK ATAU BERSIN (saputangan, tisu, masker bedah) JANGAN MELUDAH DISEMBARANG TEMPAT
  • 14.
    Catatan penting: Bila ditemukangejala-gejala efek samping berat, pasien harus menghentikan pengobatannya dan segera rujuk ke petugas kesehatan.
  • 15.
    AKSES KE LAYANANTB BERKUALITAS Puskesmas Rumah Sakit Balai Kesehatan Paru Masyarakat Dokter Praktek Mandiri Klinik Pratama OBAT TB GRATIS…..!!! Tersedia di seluruh faskes DOTS. Pelayanan TB: Preventif, Promotif, dan Kuratif
  • 16.
    PASIEN TB EXTRAPARU Berdasarkan gejala TB. Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena
  • 17.
    SITUASI TB DIDUNIA 17
  • 18.
    Estimated number of newcases Estimated number of deaths 1.5 million* • 80.000 in children • 510.000 in women 9 million • 0.55 m in children • 3.3 m in women 480,000 All forms of TB Multidrug-resistant TB HIV-associated TB 1.1 million (13%) 360,000 Source: WHO Global Tuberculosis Report 2014 * Including deaths attributed to HIV/TB The global burden of TB -2013 210,000
  • 19.
    2013: Estimasi jumlahkasus TB-MDR yang ternotifkasi (3)Russian Fed.: 41,000 (13%) (1)India: 62,000 (21%) (2)China: 54,000 (18%) (7)Philippines: 8,500 (4) Pakistan: 13,000 (9)South Africa: 6,900 (5) Ukraine: 9,400 (10)Indonesia: 6,800 (11)Kazakhstan: 6,600 (12)Vietnam: 5,100 (6) Myanmar: 9,000 (8)Uzbekistan: 7,900
  • 20.
    BEBAN TB 2013 AbsolutJumlah per hari Jumlah per jam Rate (per 100.000 penduduk) Prevalens 11.000.000 30.137 1.256 159 Global Insidens 9.000.000 24.657 1.027 126 Mortalitas 1.100.000 3.014 125 16 Prevalens 680.000 1.863 78 272 Indonesia Insidens 460.000 1.260 52 183 Mortalitas 64.000 175 7 25 Bisakah Indonesia Bebas dari TB...?
  • 21.
    SITUASI TB DIINDONESIA 21
  • 22.
    5 26 26 36 43 62 72 79 71 7373 78 83 84 81 76 7 40 43 74 83 102 119 125 122 131 127 129 136 138 135 122 0 20 40 60 80 100 120 140 160 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 PER100.000PENDUDUK ANGKA NOTIFIKASI KASUS TB (CNR) INDONESIA, TAHUN 1999 - 2014 BTA positif baru BTA Semua Kasus Sumber Data: Subdit TB Per 25 Mei 2105
  • 23.
    71 70 91 100 108 141 81 118 84 175 103 109 136 137 99 109 89 109 110 129 125 133 111 135 195 122 145 153 221 163 144 183 243 122 35 38 56 58 59 61 64 65 67 67 68 68 69 70 71 73 78 86 87 87 89 89 93 94 95 96 106 111 126 126 134 168 220 76 0 50 100150 200 250 300 DIY BALI BANTEN JATENG JATIM PAPUA RIAU KALTIM LAMPUNG PAPUA BARAT KALTENG BABEL JABAR KEPRI NTT SUMSEL JAMBI BENGKULU NAD KALSEL NTB MALUT SULBAR SUMBAR DKI JAKARTA KALBAR SULTENG SULSEL MALUKU SUMUT GORONTALO SULTRA SULUT INDONESIA PER 100.000 PENDUDUK ANGKA NOTIFIKASI KASUS TB (CNR) INDONESIA TAHUN 2014 CNR BTA POS CNR SEMUA KASUS Sumber Data: Subdit TB Per 25 Mei 2105
  • 24.
    91.30% 92.00% 84.60% 86.50% 86.10% 87.20% 89.50% 90.70% 91.00% 91.00% 91.00% 91.20% 90.30%90.20% 90.50% 89.50% 80% 82% 84% 86% 88% 90% 92% 94% 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN TB (SR) INDONESIA, TAHUN 1998 - 2013 SR Target: minimal 85% Sumber Data: Subdit TB Per 25 Mei 2105
  • 25.
  • 26.
    SPS PS PSPS 0Akhir Intensif 1 bln sebelum Akhir Pengobatan (AP) Akhir Pengobatan (AP) SISIPAN PS DIAGNOSIS & FOLLOW UP PASIEN TB Akhir bulan ke-7 harus ada keputusan kriteria (sembuh, pengobatan lengkap, default, gagal, pindah, dan meninggal) Terobosan Tantangan Evaluasi on time untuk : • Temuan pasien • Konversi (bulan ke 2 atau 3) • Hasil Akhir pengobatan (bulan ke 7 atau bulan ke 9) Infra struktur belum maksimal : • Software • Jaringan • SDM
  • 27.
    Prevalensi TB • PrevalensiTB paru smear positif per 100.000 penduduk berusia 15 tahun ke atas = 257 (interval tingkat kepercayaan 95%: 210-303) • Prevalensi TB paru dengan konfirmasi bakteriologis per 100.000 penduduk berusia 15 tahun ke atas = 759 (interval tingkat kepercayaan 95%: 590 – 961) • Prevalensi TB semua bentuk untuk semua umur per 100.000 penduduk = 660 (interval tingkat kepercayaan 95%: 523 – 813) , diperkirakan terdapat 1.600.000 (interval tingkat kepercayaan 95%: 1,300,000 - 2,000,000) orang dengan TB di Indonesia
  • 28.
    SITUASI TB PADAKEHAMILAN DI INDONESIA • Kematian akibat TB pada wanita di Indonesia diperkirakan 31,873 per tahunnya • Wanita usia reproduktif menyumbang 73,4% dari total kasus TB pada wanita dan 42% dari seluruh kasus TB di Indonesia pada tahun 2011 • 51% wanita usia reproduktif dg TB adalah BTA positif  tingginya resiko penularan terhdp keluarga & lingkungan • Study Balitbangkes di tahun 2012 menyatakan bahwa Tuberkulosis adalah penyebab pertama kematian pada wanita usia reproduktif • Dari Kajian determinan kematian maternal di 5 region di Indonesia, pada tahun 2012 bahwa Tuberkulosis adalah penyebab pertama kematian ibu dari sebab non obstetrik di bagian timur Indonesia
  • 29.
    DAMPAK SAKIT TBTERHADAP IBU HAMIL • TB pada ibu hamil berhubungan erat dg kenaikan 6 kali angka kematian pada persalinan dan 2 kali lipat resiko terjadinya kelahiran prematur & BBLR • TB pada bumil dg HIV meningkatkan resiko kematian pd ibu hamil & bayi hingga 300% • Di India ibu hamil dg HIV yang sakit TB terbukti memiliki resiko transmisi vertikal HIV dari ibu ke anak yang akan dilahirkan sebesar 2 kali lipat
  • 30.
  • 31.
    MENTERI KESEHATAN 1. Menghadirkankembali negara utk melindungi segenap bangsa & memberikan rasa aman pada seluruh warga negara 2. Membuat pemerintah tdk absen dgn membangun tata kelola pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis & terpercaya 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dgn memperkuat daerah-daerah & desa dlm kerangka negara kesatuan 4. Menolak negara lemah dgn melakukan reformasi sistem & penegakan hukum yg bebas korupsi, bermartabat & terpercaya 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia 6. Meningkatkan produktifitas rakyat & daya saing di pasar Internasional 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dgn menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 8. Melakukan revolusi karakter bangsa 9. Memperteguh ke-Bhineka-an & memperkuat restorasi sosial Indonesia NAWA CITA 31
  • 32.
    MENTERI KESEHATAN  Memulihkan& menjaga keseimbangan antarsektor, antarwilayah & antar kelompok sosial dlm pembangunan  Mewujudkan perekonomian yg inklusif, berbasis ilmu pengetahuan & teknologi, & keunggulan sumber daya manusia DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Pendidikan Kesehatan Perumahan DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman Pariwisata dan Industri DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN  Membangun untuk manusia & masyarakat  Mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial & pembangunan ekologi yg berkelanjutan NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah KONDISI PERLU Kepastian & Penegakan Hukum Keamanan & Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB STRATEGI PEMBANGUNAN 32 3 DIMENSI PEMBANGUNAN
  • 33.
    MENTERI KESEHATAN 1. AkselerasiPemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja & Lanjut Usia yg Berkualitas 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3. ↗ Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan 4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan 5. ↗ Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yg Berkualitas 6. ↗ Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yg Berkualitas 7. ↗ Ketersediaan, Penyebaran & Mutu SDM Kesehatan 8. ↗ Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan & Kualitas Farmasi & Alkes 9. ↗ Pengawasan Obat & Makanan 10. ↗ Promkes & Pemberdayaan Masyarakat ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015- 2019 (Perpres No.2/2015) 33
  • 34.
    MENTERI KESEHATAN Paradigma Sehat Program •Pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan • Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan • Pemberdayaan masyarakat Penguatan Yankes Program • Peningkatan Akses terutama pd FKTP • Optimalisasi Sistem Rujukan • Peningkatan Mutu JKN Program • Benefit • Sistem pembiayaan: asuransi – azas gotong royong • Kendali Mutu & Kendali Biaya • Sasaran: PBI & Non PBI Tanda kepesertaan KIS PROGRAM INDONESIA SEHAT 34 Penerapan pendekatan continuum of care Intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk)
  • 35.
    Beban Penyakit diIndonesia 56% 37% 7% 1990 Cedera Penyakit menular Penyakit tidak menular 43% 49% 8% 2000 Penyakit tidak menular Cedera Penyakit menular 33% 58% 9% 2010 Cedera Penyakit menular Penyakit tidak menular Sumber IHME: 2010 MENTERI KESEHATAN 35 35
  • 36.
    VISI KEMENKES 2019 MasySehat Yg Mandiri & Berkeadilan MISI KEMENKES 2015-2019 T1. MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN MASYARAKAT Meningkatnya Kemandirian, Akses & Mutu Sediaan Farmasi (Obat, Vaksin, Biosimilar) & Alkes Meningkatnya Kesehatan masyarakat Meningkatnya Akses & Mutu Fasyankes Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas, dan Pemerataan Tenaga Kesehatan SASARAN STRATEGIS/PROGRAM Meningkatnya Kom- petensi & Kinerja Aparatur Kemenkes Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih Meningkatnya Sistem Informasi Kes. Terintegrasi ARAH KEBIJAKAN KEMENKES: •Penguatan primary health care (UKP dan UKM) •Continum of care thru life cycle •Intervensi berbasis health risk KERANGKA REGULASI: KERANGKA PENDANAA N: PETA STRATEGI PENCAPAIAN VISI 2019 KEMENTERIAN KESEHATAN PROGRAMGENERIK&TEKNISKEMENTERIAN KERANGKA KELEMBAGAAN: Peningkatan Efektivitas Organisasi • Percepatan Regulasi • Penyempur- naan Sistem JKN • Peningkatan Pendanaan Preventif & Promotif • Peningkatan Efektivitas Pembiayaan Kesehatan Meningkatnya Pengendalian Penyakit AKI, AKB, % BBLR, % RMH TANGGA PHBS, Peserta JKN, responsiveness Meningkatnya Dayaguna Kemitraan (DN & LN) Meningkatnya Integrasi Perencanaan, Bimtek & Monev Meningkatnya Sinergitas Antar K/L Pusat & Daerah Meningkatnya Efektivitas Litbangkes ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI NASIONAL (RPJMN 2015- 2019) LINGKUNGAN STRATEGIS: GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL (1) (3)(2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) T2. MENINGKATNYA RESPONSIVENESS & PERLIN- DUNGAN MASY THD RISIKO SOSIAL & FINANSIAL DI BIDANG KESEHATAN
  • 37.
    1. Prevalensi Tuberkulosis(TB) per 100.000 penduduk (persen) dari 297 (2013) menjadi 245 (2019) 2. Prevalensi HIV (persen) <0,5 3. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) dari 25,8 (2013) menjadi 23,4(2019) 4. Prevalensi obesitas penduduk usia 18+ tahun (persen) dari 15,4 (2013) menjadi 15,4( 2019) 5. Persentase merokok penduduk usia ≤18 tahun dari 7,2 (2013) menjadi 5,4 (2019) 6. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi dari 71,2 (2013) menjadi 95 (2019) SASARAN POKOK PEMBANGUNAN NASIONAL BUKU I RPJMN 1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk (persen) dari 297 (2013) menjadi 245 (2019) 2. Prevalensi HIV (persen) <0,5 3. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria DARI 212 (2013) menjadi 300 (2019) 4. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta dari 20 (2013) menjadi 34 (2019) 5. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi Filariasis dari dari 0 (2013) menjadi 35 (2019) 6. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan lingkungan dari 15,3 (2013) menjadi 40 (2019) 7. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) dari 25,8 (2013) menjadi 23,4(2019) 8. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen) dari 15,4 (2013) menjadi 15,4 (2019) 9. Prevalensi merokok pada penduduk usia ≤ 18 tahun dari 7,2 (2013) menjadi 5,4 (2019) 10. Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) 40 % pada tahun 2019 SASARAN POKOK PEMBANGUNAN SUB BIDANG KESEHATAN & GIZI MASYARAKAT BUKU II RPJMN R P J M N 2 0 1 5 - 2 0 1 9 B I D A N G P P & P L
  • 38.
    INDIKATOR DAN TARGETRPJMN & RENSTRA KEGIATAN PENYAKIT MENULAR 2015-2019 NO INDIKATOR TARGET 2015 2016 2017 2018 2019 1 Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 75 80 85 90 95 2 Jumlah kab/kota dg eliminasi malaria 225 245 265 285 300 3 Jumlah kab/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria <1 persen 35 45 55 65 75 4 % prov dg eliminasi kusta 21 23 25 26 34 5 Prevalensi TB per 100.000 penduduk 280 271 262 254 245 6 Prevalensi HIV (persen) <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 <0,5 7 Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu 7 % 10 % 20 % 30 % 40 %
  • 39.
    • ELIMINASI RABIESTAHUN 2020 • ELIMINASI MALARIA TAHUN 2030 • ELIMINASI KUSTA TAHUN 2024 • ERADIKASI FRAMBUSIA TAHUN 2020 • INDONESIA BEBAS TB 2050 • GETTING TO THREE ZERO UNTUK HIV-AIDS TAHUN 2025 TARGET NASIONAL DAN GLOBAL PP & PL
  • 40.
    1. Peningkatan KesehatanIbu dan Anak 2. Status Gizi masyarakat 3. Penurunan Prevalensi Penyakit menular dan Tidak Menular 4. Peningkatan Pemerataan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 5. Peningkatan Perlindungan Finansial 6. Peningkatan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 7. Memastikan Ketersediaan dan Mutu Obat dan makanan 8. Peningkatan upaya peningkatan promosi kesehatan & pemberdayaan masyarakat serta Peningkatan pembiayaan kegiatan promotif & preventif 9. Peningkatan upaya peningkatan perilaku hidup bersih & sehat (PHBS) 10. Peningkatan perlindungan finansial termasuk menurunnya pengeluaran katastropik akibat pelayanan kesehatan 11. Peningkatan responsifitas sistem kesehatan (health system responsiveness) 12. Peningkatan daya saing obat dan makanan nasional40 SASARAN RPJMN 2015-2019
  • 41.
    41 SASARAN RPJMN 2015-2019(2) Sasaran/Indikator Status Awal Target 2019 3. ↘ Prevalensi Penyakit Menular dan Tidak Menular  Prevalensi Tuberculosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245  Prevalensi HIV 0,46 % (2014) < 0,5 %   Kab/Kota mencapai eliminasi malaria 212 (2013) 300   provinsi mencapai eliminasi Kusta 20 (2013) 34   Kab/Kota mencapai eliminasi filariasis 0 35  % Kab/Kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan lingkungan 15,3 % 40 %  Prevalensi tekanan darah tinggi 25,8 % (2013) 23,4 %  Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ (persen) 15,4 % (2013) 15,4 %  Prevalensi merokok penduduk usia ≤ 18 tahun 7,2 % 5,4 %  % penurunan kasus penyakit yang dapt dicegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013 - 40 %
  • 42.
    STRATEGI UTAMA PENGENDALIANTB SESUAI STRANAS TB 2015-2019 1. Menemukan lebih banyak kasus TB (semua jenis kasus TB, termasuk TB/HIV, MDR-TB, dan TB anak), dan menemukan mereka sedini mungkin agar dapat mencegah transmisi dan menurunkan kematian akibat TB 1. Mengobati semua jenis kasus TB secare efektif agar dapat menurunkan angka kematian, angka kesakitan TB dan mencegah terjadinya TB resisten obat 2. Menyediakan dukungan sosial dan finansial kepada mereka yang menghadapi kesulitan untuk mendapatkan akses yang bermutu, diagnosis yang berkualitas, dan pengobatan yang efektif, juga mempertahankan keadaan ekonomi pasien tetap stabil
  • 43.
    Populasi kunci TBsesuai Stranas TB 2015-2019 Sub-populasi Estimasi besar populasi Sumber estimasi ODHA 708.000 Program pengendalian AIDS (2014)* Kontak dengan kasus TB paru dengan konfirmasi bakteriologis 2.795.000 Estimasi berdasarkan SPTB 2013 Populasi usia 55 tahun ke atas 31.310.000 BPS 2014 Penduduk miskin perkotaan 10.500.000 BPS 2014 Warga binaan penjara, termasuk yang dalam penahanan sebelum putusan pengadilan 167.000 Ditjen Pas (2014) Balita dengan masalah gizi 4.645.2000 BPS (2014) Wanita hamil 5,298,315 Ditjen Bina Gizi & KIA (2013) Diabetes 9,116,000 IDF (2014)
  • 44.
  • 45.
    TEROBOSAN PROGRAM PPDAN PL UNTUK PERCEPATAN CAPAIAN INDIKATOR PENGENDALIAN PENYAKIT Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Menurunkan AKI dan AKB Menurunkan Morbiditas, Mortalitas dan Disabilitas Penyakit Menular Menurunkan Stunting Menurunkan Morbiditas, Mortalitas dan Disabilitas PTM Pengendalian Penyakit Menular (30 Penyakit) Pengendalian Penyakit Tidak Menular (15 Penyakit) Upaya Penunjang (5 Upaya) Penyehatan Lingkungan (6 upaya) Remaja Putri, Wanita Usia Subur, Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Bayi Baru Lahir Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier Semua Golongan Umur 1. Penyehatan air minum 2. Penyehatan sanitasi dasar 3. Pengamanan limbah 4. Higene sanitasi dasar 5. Kawasan sehat 6. Penyehatan TTU 1. Imunisasi 2. Surveilans 3. Karantina Kesehatan 4. Pengendalian vektor 5. Upaya Kesehatan Matra
  • 46.
    KEGIATAN UNGGULAN DALAMPENURUNAN ATM, PTM DAN NTD 2015 – 2019 ANAK USIA SEKOLAH SEHAT • Pembentukan laskar sehat • Integrasi UKS dan SBH • Skrining penyakit di sekolah • Lingkungan Sekolah Sehat USIA KERJA • Lingkungan kerja sehat •Surveilans lintas batas (migrasi) •Pengendalian malaria di daerah fokus (tambang, pertanian) •Skrining penyakit di tempat kerja •Kampanye pencegahan penyakit bagi pekerja dan REMAJA SEHAT • Gerakan Anti Merokok dan Narkoba. • Kampanye ABAT • Satu rumah satu remaja peduli penyakit • Skrining ATM dan Faktor Risiko ATM CATIN SEHAT • Konseling pra-nikah • KIT Keluarga sehat • Skrining HIV dan faktor risiko penyakit IBU HAMIL SEHAT • SkrIning ATM pada bumil • Pemeriksaan faktor risiko PTM • Pemberian kelambu pada bumil • Pengobatan ATM & NTD pada bumil BAYI & BALITA SEHAT • Pencegahan transmisi vertikal pada bayi • Skrining ATM pada bayi • Penggunaan kelambu pada bayi • Pemeriksaan kontak TB pada bayi 46 LANSIA SEHAT •DIISI OLEH PTM •Skrining ATM dan faktor risiko penyakit
  • 47.
    DUKUNGAN KERJASAMA UNIT UTAMA TUBERKULOSIS 1.Akreditasi RS dan Puskesmas 2. Pelatihan TB untuk petugas Kesehatan 3. Penyediaan Media informasi 4. Pembiayaan Pelayanan melalui BPJS 47 1. Dukungan untuk pasien (peer group) dan pencarian kontak di masyarakat 2. Skrining terduga TB di masyarakat/Penjar a/rutan Pemenuhan Kebutuhan : 1. Obat Anti TB (OAT) 2. Reagen ZN 3. Mikroskop 4. Tuberkulin test 1. Pemenuhan Tenaga Terlatih TB di Puskesmas dan RS 2. Pemenuhan Jumlah Petugas TB (wasor) di kab/ Kota dan Provinsi 1. Survei Resistensi Obat 2. Inventory Study 3. Survei Prevalensi TB 4. Operasional Riset TB 1. Sistem RR TB yang terintegrasi di fasyankes 2. Penggunaan RR berbasis web (SITT dan eTB manager) Keterlibatan Kader (LSM) menjadi Pengawas Menelan Obat (PMO), Melakukan skrining terduga TB di masy, memasukkan penyuluhan TB dalam kegiata Posyandu 1. Regulasi (Perpres) tentang Pelaksanaan Program TB yang berisi : - Mandatory Notification - Pelibatan semua sektor (pemerintah pusat/daerah dan swasta) 2. Pelaksanaan SPM 1. Intensifikasi kegiatan Skrining 2. Diagnosis Dini TB
  • 48.
    Tiga “I” UNTUKPENGENDALIAN TB PADA BUMIL (KONSEP SESUAI WHO TOOLKIT 2014) 1. Intensified Case Finding Skrining terhadap gejala TB harus dilakukan secara rutin pada ibu hamil (Gupta A et al Clin Infect Dis 2011) 2. INH Prevention Treatment (IPT) / Pengobatan Profilaksis dengan INH Bayi yang dilahirkan dari ibu dg TB yg terbukti tidak sakit TB, vaksinasi BCG harus ditunda dulu dan mendapatkan IPT selama 6 bulan 3. Infection Control • Bayi memiliki resiko tinggi untuk terpapar TB & bila sakit TB, resiko menjadi TB berat • Bayi sering kali menemani/dibawa oleh bumil saat berobat ke fasyankes seperti poli KIA dan poli HIV, dimana bayi tersebut punya resiko terpapar dari pasien TB • Panduan : Buku PPI TB untuk fasyankes primer & RS
  • 49.
    SKRINING TB PADAKUNJUNGAN ANC Tanya kan gejala2 TB seperti : - batuk ≥ 2 mgg - Keringat malam - Berat badan yang tidak naik - Batuk darah, dan/atau - Kontak dg pasien TB Jika ada 1 dari pertanyaan itu dijawab dengan ‘YA” Rujuk ke Balai Pengobatan untuk diagnosis dan penatalaksanaan lebih lanjut
  • 50.
    JEJARING INTERNAL TATALAKSANATB DI PKM BALAI PENGOBATAN (BP) Unit Gawat Darurat (UGD) Poli KIA LABORATORIUM PETUGAS TB APOTEK