SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
Disusun Oleh:
Dimas Arya Prakasa ( )
Fitriyani (15640520)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Judul : Perawatan bayi baru lahir
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Tempat : RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Ruwang Cempaka (Nifas)
Hari/Tanggal : , November 2015
Alokasi Waktu : 30 menit
Media/Sarana : Leaflet
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
A. Tujuan instruksional
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui dan
memahami tentangperawatan bayi baru lahir normal.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan,peserta dapat:
1. Mengetahui pengertian bayi baru lahir sehat
2. Mengetahui tujuan perawatan bayi baru lahir
3. Mengetahui cara perawatan bayi baru lahir normal
ď‚· Perawatan tali pusar
ď‚· Memandikan bayi
B. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian bayi baru lahir sehat
b. Tujuan perawatan bayi baru lahir
c. Cara perawatan bayi baru lahir normal
1. Perawatan tali pusar
2. Memandikan bayi
C. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan pokok materi
yang akan disampaikan
4. Menggali pengetahuan
keluarga pasien tentang
perawatan bayi baru lahir
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Menjawab
pertanyaan
Ceramah
dan Tanya
Jawab
-
Penyajian 15 menit Menjelaskan materi:
1. Pengertian bayi baru lahir
sehat
2. Tujuan perawatan bayi baru
lahir
3. Cara perawatan bayi baru lahir
normal
a. Perawatan tali pusar
b. Memandikan bayi
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
Ceramah
dan Tanya
Jawab
Leaflet
Penutup 10 menit 1. Penegasan materi
2. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. Meminta peserta untuk
menjelaskan kembali materi
yang telah disampaikan dengan
singkat menggunakan bahasa
peserta sendiri
4. Memberikan pertanyaan kepada
peserta tentang materi yang telah
disampaikan
5. Menutup acara dan
mengucapkan salam
1. Mengajukan
pertanyaan
2. Menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh
penyuluh
3. Membalas salam
Tanya
Jawab
D. PENGORGANISASIAN
Moderator :
Leader :
Co. Leader :
Observer :
Fasilitator :
E. Evaluasi
a. Proses, diharapkan:
1. Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
2. Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan
b. Hasil, diharapkan:
Kriteria penilaian yang digunakan adalah, jumlah peserta yang aktif
berpendapat atau yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, dibagi dengan
jumlah seluruh peserta yang hadir dalam penyuluhan, kemudian hasilnya dikalikan
100%. Sehingga kriteria hasil yang diharapkan:
Pre : 80% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan
pendapat mengenai perawatan bayi baru lahirsesuai dengan kemampuan masing-
masing peserta
Post : 90% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan
jawaban yang tepat saat diberikan pertanyaan oleh perawat
F. Media
Leaflet (terlampir)
G. Materi
(terlampir)
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
A. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.
B. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
a. Berat badan 2500-4000 gram
b. Panjang badan 48-52 cm
c. Lingkar dada 30-38 cm
d. Lingkar kepala 33-35 cm
e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama 180 kali/menit, kemudian menurun
sampai 120-140 kali/menit
f. Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit, kemudian
menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan di
liputi verniks caseosa
h. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
i. Kuku telah agak panjang dan lemas
j. Genetalia
Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan ), testis sudah turun
(pada anak laki-laki)
k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l. Refleks moro sudah baik, bayi bila di kagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk.
m. Graff refleks sudah baik, apabila di letakkan sesuatu benda di atas telapak tangan,
bayi akan menggenggam / adanya gerakan reflex
n. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan.
C. Tujuan Perawatan Bayi Baru Lahir
Adapun tujuan perawatan bayi baru lahir yang dimaksud dibagi menjadi dua yakni
tujuan utama dan tujuan khusus seperti yang diuraikan berikut ini :
a. Tujuan Utama
Tujuan utama perawatan bayi baru lahir yaitu diharapkan agar ibu mampu merawat
bayi baru lahir normal
b. Tujuan Khusus
1. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan.
2. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia.
3. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi
4. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang memerlukan
perhatian segera.
D. Hal-Hal Yang Dilakukan dalam Perawatan Bayi Baru Lahir
a. Perawatan tali pusat
Sewaktu masih berada dalam rahim, bayi mendapatkan makanan dan oksigen
melalui plasenta atau tali pusat. Setelah bayi dilahirkan, tali pusat dipotong karena sudah
tidak lagi berfungsi sebagai alat pengantar makanan. Pangkal tali pusar yang berwarna
putih, bening, dan megkilat baru putus setelah bayi berusia sekitar 1-3 minggu. Biasanya
tali pusar yang belum putus akan membuat bayi rewel karena tidak nyaman. Bayi merasa
sakit bila tali pusarnya yang masih lembab itu tersentuh. Karena itu, tali pusar perlu
mendapat perawatan atau dibersihkan setiap hari untuk mencegah terjadinya infeksi,
minimal 3 kali sehari.
Merawat tali pusar juga penting untuk mencegah tetanus neonatorum, yang dapat
menyebabkan kematian. Tubuh bayi yang baru lahir belum cukup kuat menangkal kuman
infeksi. Karena itu, tali pusar harus dalam keadaan bersih dan tetap kering sampai tali
pusar mengering, menyusut, dan lepas dari pusar bayi.Tali pusat akan cepat puput apabila
dilakukan perawatan yang baik. Apabila tali pusat terkena tinja atau air kencing bayi
maka harus segera dibersihkan dengan menggunakan sabun dan air bersih. Apabila
terdapat tanda seperti bengkak, merah, panas, nyeri, gangguan fungsi laesa maka terjadi
infeksi pada tali pusat bayi.
Setelah memandikan bayi, tutuplah pusar bayi dengan kapas kering atau kasa.
Biasanya 5-7 hari tali pusar ini akan lepas sendiri bahkan tanpa ibu ketahui dimana dan
kapan sisa jaringan tali pusar ini terlepas. Tali pusar ini sebaiknya dijaga tetap kering
setiap hari untuk menghindari terjadinya infeksi pada tali pusat.
Talipusat bayi bukan hiasan semata. Perawatan perlu dilakukan agar tidak terjadi
infeksi sebelum talipusat lepas dengan sendirinya (istilahnya disebut dengan puput).
Prinsipnya adalah menjaga puntung talipusat supaya tetap bersih dan kering hingga dapat
lepas dengan sendirinya. Tidak perlu mengoleskan apapun pada puntung. Bila keadaannya
tetap kering, Sebaiknya tidak menggunakan antiseptik karena kandungan yodium di
dalamnya dapat mengganggu pertumbuhan kelenjar gondoknya. Bila menggunakan
popok, lipat popok dibawah pusat, tidak membalut talipusat. Hal ini dimaksudkan agar
ketika si kecil buang air kecil, talipusat tidak basah terkena air kencing. Talipusat
umumnya lepas dalam waktu 5 hari hingga 7 hari meski kadang ada yang sampai dua
minggu.
b. Menjaga kehangatan bayi
Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi
sempurna. Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui jendela /
pintu yang terbuka akan mempercepat penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas
tubuh.Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal
hypothermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh
karena kontrol suhu belum sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal hipotermia sering
kali tidak terdeteksi oleh ibu / keluarga bayi atau penolong persalinan.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :
1. Evaporasi adalah kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan
ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah
lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
2. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak langsung oleh
tubuh bayi dengan dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau
timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap
panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas
benda-benda tersebut.
3. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Seperti melalui aliran udara dari kipas angin,
hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di
dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
Untuk mencegah terjadinya serangan dingin setiap bayi lahir harus dikeringkan
dengan handuk yang kering dan bersih (sebaiknya handuk tersebut dihangatkan terlebih
dahulu). Mengeringkan tubuh bayi harus dilakukan dengan cepat mulai kepala kemudian
seluruh tubuh. Handuk yang basah harus diganti dengan handuk yang lain yang kering
dan hangat. Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut, diberi topi /
tutup kepala, kaos tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakkan dengan telungkup diatas
dada untuk mendapat kehangatan dari dekapan ibu (Saifuddin, 2002).
Suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5OC – 37,5OC yang diukur dengan
menggunakan termometer. apabila suhu < 36OC atau kedua tangan atau kaki teraba
dingin maka ini merupakan gejala awal dari hipotermi. Bila seluruh tubuh bayi teraba
dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia. Tanda-tanda bayi hipotermia adalah
sebagai berikut :
1. Bayi tidak mau minum atau menetek
2. Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
3. Tubuh bayi teraba dingin
4. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras.
c. Pemenuhan Nutrisi
Bayi normal sudah dapat disusui segera setelah lahir. Lamanya disusui hanya
untuk satu dua menit pada setiap payudara ibu dengan mengisapnya bayi dapat terjadi
perangsangan terhadap pembentukan air susu ibu. Walaupun air susu ibu yang berupa
kolostrum itu dapat diisap hanya beberapa tetes, ini sudah cukup untuk kebutuhan bayi
dalam hari-hari pertama. Kolostrum banyak mengandung antibody (ketahanan tubuh).
Kadang-kadang bayi keberatan menyusui bayinya dengan alasan ASI belum keluar. Pada
hari ketiga bayi sudah harus menyusui selama 10 menit pada mamma ibu dengan jarak
waktu tiap 3-4 jam. Akan tetapi diantara waktu itu bayi menangis karena lapar, bayi
sudah boleh disusui pada satu mamma secara bergantian. Sehingga kebutuhan on demand
dapat terpenuhi.
Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikan berat badan yang
optimal berbeda-beda. Oleh sebab itu, pemberian cairan kepada bayi yang daya isap dan
menelannya baik hendaknya on demand. Pada umumnya cairan yang diberikan pada hari
pertama sebanyak 60 ml/kg berat badan dan setiap dan setiap hari di Rumah, sehingga
pada hari ke-14 dicapai 200 ml/kg berat badan sendiri. Dalam hari-hari pertama berat
badan akan turun oleh karena pengeluaran mekonium dan masuknya cairan belum
mencukupi. Turunnya berat badan tidak lebih dari 10%, berat badan akan naik lagi pada
hari ke 4 sampai hari ke 10 dan seterusnya. Oleh sebab itu, pemberian ASI pada bayi
sangat penting.
d. Memandikan bayi
Setelah bayi lahir, suhunya dicek setiap jam sekali sampai hasil pengecekan dua
kali berturut-turut menunjukkan suhu 36,50C. Sesudah itu, pengecekan suhu ini dilakukan
setiap 4 jam sekali. Selama 24 jam pertama dan kemudian, jika tidak terdapat indikasi
untuk pengecekan yang lebih sering, 2 kali sehari.
Suhu harus diukur sebelum bayi ditelanjangi untuk dimandikan atau dibersihkan,
dan pada beberapa rumah sakit, pengukuran suhu juga dilakukan sesudah bayi
dimandikan. Memandikan bayi, jika mungkin, harus dilakukan sebelum makan dan bukan
sesudahnya karena lambung yang penuh dapat terganggu oleh gerakan dan tindakan
sewaktu memandikan. Ruangan harus bersih dan tidak banyak angin. Handuk, pakaian
serta popok bayi yang bersih sudah disiapkan terlebih dahulu, dan bak mandi bayi diisi
dengan air dingin serta di tambahkan air panas sampai suhu air menjadi hangat ketika di
periksa memakai sisi sebelah dalam pergelangan tangan atau siku.
Cara-cara memandikan bayi :
1. Cuci tangan sebelum memandikan bayi.
2. Baringkan bayi diatas meja mandi yang telah dialasi kain.
3. Isi Waskom dengan air hangat ( suhu air kira-kira 36,5-37,2oC )
4. Lepaskan seluruh pakaian bayi.
5. Cuci muka bayi lalu basuh seluruh badan bayi dengan waslap
6. Pakaikan sabun keseluruh tubuh bayi kecuali muka.
7. Masukkan bayi kedalam Waskom yang berisi air hangat dengan cara tangan kiri
memegang belakang leher bayi sambil menutup kedua lubang telinga dengan jari
tengah dan ibu jari. Tangan kanan memegang kedua kaki bayi dimana jari telunjuk
berada diantara kedua kaki bayi.
8. Lepaskan tangan kanan dari kaki bayi lalu basuh seluruh tubuh bayi dengan tangan
kanan sehingga bersih.
9. Angkat bayi keatas meja mandi yang telah dialasi handuk bayi, lalu dikeringkan.
10. Olesi badan bayi dengan baby oil/minyak talon.
11. Kenakan pakaian bayi dengan ikatan popok dibawah tali pusat bayi lalu dibedong.
e. Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan kontaminasi
mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah
lahir. Infeksi dapat menjadi masalah besar di rumah sakit. Oleh karena itu petugas
kesehatan maupun ibu harus mencuci tangan sebelum menyentuh bayi. Bagian tubuh bayi
baru lahir yang sangat sensitif seperti mata, mulut, kulit terutama tali pusat.
Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi, mata harus
selalu dibersihkan dengan air bersih. Muka sebaiknya diseka dengan air steril, terutama
sesudah minum susu. Mulut diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi dengan
kandida (oral thrush). Kandidiasis merupakan suatu penyakit endemik di tempat bayi
(infeksi dapat berasal dari ibu, bidan/perawat, botol/dot). Bila ditemukan dapat diobati
dengan gentian violet 1% yang baru dibuat atau larutan Nystasin yang langsung
diteteskan kemulut. Kulit, terutama bila lipatan-lipatan (paha, leher, belakang telinga,
ketiak) harus selalu bersih dan kering. Bagian-bagian tersebut harus bersih dari verniks
caseosa karena verniks kaseoasa merupakan media yang paling baik untuk kuman
stafilokokus. Tali pusat akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari yang harus dijaga
kebersihannya dengan menggunakan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas . Maternity Nursing.
Alih Bahasa Maria A. Wijayanti. Peter I.
Dep. Kes. RI. 2005. Pedoman Pelaksanan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Bayi Baru
Lahir.
Kosim, MS.(2007). Dasar-dasar Keperawatan kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Saifuddin, 2002. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Sap perawatan bbl
Sap perawatan bbl

Sap perawatan bbl

  • 1.
    SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATANBAYI BARU LAHIR Disusun Oleh: Dimas Arya Prakasa ( ) Fitriyani (15640520) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI 2015
  • 2.
    SATUAN ACARA PENYULUHAN Judul: Perawatan bayi baru lahir Sasaran : Pasien dan Keluarga Tempat : RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Ruwang Cempaka (Nifas) Hari/Tanggal : , November 2015 Alokasi Waktu : 30 menit Media/Sarana : Leaflet Metode : Ceramah dan Tanya Jawab A. Tujuan instruksional a. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui dan memahami tentangperawatan bayi baru lahir normal. b. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan,peserta dapat: 1. Mengetahui pengertian bayi baru lahir sehat 2. Mengetahui tujuan perawatan bayi baru lahir 3. Mengetahui cara perawatan bayi baru lahir normal ď‚· Perawatan tali pusar ď‚· Memandikan bayi B. Sub Pokok Bahasan a. Pengertian bayi baru lahir sehat b. Tujuan perawatan bayi baru lahir c. Cara perawatan bayi baru lahir normal 1. Perawatan tali pusar 2. Memandikan bayi
  • 3.
    C. Kegiatan Penyuluhan TahapWaktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan pokok materi yang akan disampaikan 4. Menggali pengetahuan keluarga pasien tentang perawatan bayi baru lahir 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan dan memperhatikan 3. Menjawab pertanyaan Ceramah dan Tanya Jawab - Penyajian 15 menit Menjelaskan materi: 1. Pengertian bayi baru lahir sehat 2. Tujuan perawatan bayi baru lahir 3. Cara perawatan bayi baru lahir normal a. Perawatan tali pusar b. Memandikan bayi 1. Mendengarkan dan memperhatikan Ceramah dan Tanya Jawab Leaflet Penutup 10 menit 1. Penegasan materi 2. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya 3. Meminta peserta untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan singkat menggunakan bahasa peserta sendiri 4. Memberikan pertanyaan kepada peserta tentang materi yang telah disampaikan 5. Menutup acara dan mengucapkan salam 1. Mengajukan pertanyaan 2. Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh 3. Membalas salam Tanya Jawab D. PENGORGANISASIAN Moderator : Leader : Co. Leader : Observer : Fasilitator :
  • 4.
    E. Evaluasi a. Proses,diharapkan: 1. Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan 2. Peserta memperhatikan selama kegiatan penyuluhan dilakukan b. Hasil, diharapkan: Kriteria penilaian yang digunakan adalah, jumlah peserta yang aktif berpendapat atau yang mampu menjawab pertanyaan dengan tepat, dibagi dengan jumlah seluruh peserta yang hadir dalam penyuluhan, kemudian hasilnya dikalikan 100%. Sehingga kriteria hasil yang diharapkan: Pre : 80% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan pendapat mengenai perawatan bayi baru lahirsesuai dengan kemampuan masing- masing peserta Post : 90% dari keseluruhan jumlah peserta yang hadir mampu memberikan jawaban yang tepat saat diberikan pertanyaan oleh perawat F. Media Leaflet (terlampir) G. Materi (terlampir)
  • 5.
    PERAWATAN BAYI BARULAHIR A. Definisi Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram. B. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal a. Berat badan 2500-4000 gram b. Panjang badan 48-52 cm c. Lingkar dada 30-38 cm d. Lingkar kepala 33-35 cm e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama 180 kali/menit, kemudian menurun sampai 120-140 kali/menit f. Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan di liputi verniks caseosa h. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna. i. Kuku telah agak panjang dan lemas j. Genetalia Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan ), testis sudah turun (pada anak laki-laki) k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik l. Refleks moro sudah baik, bayi bila di kagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk. m. Graff refleks sudah baik, apabila di letakkan sesuatu benda di atas telapak tangan, bayi akan menggenggam / adanya gerakan reflex n. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan. C. Tujuan Perawatan Bayi Baru Lahir Adapun tujuan perawatan bayi baru lahir yang dimaksud dibagi menjadi dua yakni tujuan utama dan tujuan khusus seperti yang diuraikan berikut ini : a. Tujuan Utama Tujuan utama perawatan bayi baru lahir yaitu diharapkan agar ibu mampu merawat bayi baru lahir normal
  • 6.
    b. Tujuan Khusus 1.Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan. 2. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia. 3. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi 4. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang memerlukan perhatian segera. D. Hal-Hal Yang Dilakukan dalam Perawatan Bayi Baru Lahir a. Perawatan tali pusat Sewaktu masih berada dalam rahim, bayi mendapatkan makanan dan oksigen melalui plasenta atau tali pusat. Setelah bayi dilahirkan, tali pusat dipotong karena sudah tidak lagi berfungsi sebagai alat pengantar makanan. Pangkal tali pusar yang berwarna putih, bening, dan megkilat baru putus setelah bayi berusia sekitar 1-3 minggu. Biasanya tali pusar yang belum putus akan membuat bayi rewel karena tidak nyaman. Bayi merasa sakit bila tali pusarnya yang masih lembab itu tersentuh. Karena itu, tali pusar perlu mendapat perawatan atau dibersihkan setiap hari untuk mencegah terjadinya infeksi, minimal 3 kali sehari. Merawat tali pusar juga penting untuk mencegah tetanus neonatorum, yang dapat menyebabkan kematian. Tubuh bayi yang baru lahir belum cukup kuat menangkal kuman infeksi. Karena itu, tali pusar harus dalam keadaan bersih dan tetap kering sampai tali pusar mengering, menyusut, dan lepas dari pusar bayi.Tali pusat akan cepat puput apabila dilakukan perawatan yang baik. Apabila tali pusat terkena tinja atau air kencing bayi maka harus segera dibersihkan dengan menggunakan sabun dan air bersih. Apabila terdapat tanda seperti bengkak, merah, panas, nyeri, gangguan fungsi laesa maka terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Setelah memandikan bayi, tutuplah pusar bayi dengan kapas kering atau kasa. Biasanya 5-7 hari tali pusar ini akan lepas sendiri bahkan tanpa ibu ketahui dimana dan kapan sisa jaringan tali pusar ini terlepas. Tali pusar ini sebaiknya dijaga tetap kering setiap hari untuk menghindari terjadinya infeksi pada tali pusat. Talipusat bayi bukan hiasan semata. Perawatan perlu dilakukan agar tidak terjadi infeksi sebelum talipusat lepas dengan sendirinya (istilahnya disebut dengan puput). Prinsipnya adalah menjaga puntung talipusat supaya tetap bersih dan kering hingga dapat lepas dengan sendirinya. Tidak perlu mengoleskan apapun pada puntung. Bila keadaannya tetap kering, Sebaiknya tidak menggunakan antiseptik karena kandungan yodium di dalamnya dapat mengganggu pertumbuhan kelenjar gondoknya. Bila menggunakan popok, lipat popok dibawah pusat, tidak membalut talipusat. Hal ini dimaksudkan agar
  • 7.
    ketika si kecilbuang air kecil, talipusat tidak basah terkena air kencing. Talipusat umumnya lepas dalam waktu 5 hari hingga 7 hari meski kadang ada yang sampai dua minggu. b. Menjaga kehangatan bayi Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui jendela / pintu yang terbuka akan mempercepat penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh.Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal hypothermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena kontrol suhu belum sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal hipotermia sering kali tidak terdeteksi oleh ibu / keluarga bayi atau penolong persalinan. Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut : 1. Evaporasi adalah kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. 2. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak langsung oleh tubuh bayi dengan dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut. 3. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Seperti melalui aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan. 4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Untuk mencegah terjadinya serangan dingin setiap bayi lahir harus dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih (sebaiknya handuk tersebut dihangatkan terlebih dahulu). Mengeringkan tubuh bayi harus dilakukan dengan cepat mulai kepala kemudian seluruh tubuh. Handuk yang basah harus diganti dengan handuk yang lain yang kering dan hangat. Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut, diberi topi / tutup kepala, kaos tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakkan dengan telungkup diatas dada untuk mendapat kehangatan dari dekapan ibu (Saifuddin, 2002). Suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5OC – 37,5OC yang diukur dengan menggunakan termometer. apabila suhu < 36OC atau kedua tangan atau kaki teraba dingin maka ini merupakan gejala awal dari hipotermi. Bila seluruh tubuh bayi teraba
  • 8.
    dingin, maka bayisudah mengalami hipotermia. Tanda-tanda bayi hipotermia adalah sebagai berikut : 1. Bayi tidak mau minum atau menetek 2. Bayi tampak lesu atau mengantuk saja 3. Tubuh bayi teraba dingin 4. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras. c. Pemenuhan Nutrisi Bayi normal sudah dapat disusui segera setelah lahir. Lamanya disusui hanya untuk satu dua menit pada setiap payudara ibu dengan mengisapnya bayi dapat terjadi perangsangan terhadap pembentukan air susu ibu. Walaupun air susu ibu yang berupa kolostrum itu dapat diisap hanya beberapa tetes, ini sudah cukup untuk kebutuhan bayi dalam hari-hari pertama. Kolostrum banyak mengandung antibody (ketahanan tubuh). Kadang-kadang bayi keberatan menyusui bayinya dengan alasan ASI belum keluar. Pada hari ketiga bayi sudah harus menyusui selama 10 menit pada mamma ibu dengan jarak waktu tiap 3-4 jam. Akan tetapi diantara waktu itu bayi menangis karena lapar, bayi sudah boleh disusui pada satu mamma secara bergantian. Sehingga kebutuhan on demand dapat terpenuhi. Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikan berat badan yang optimal berbeda-beda. Oleh sebab itu, pemberian cairan kepada bayi yang daya isap dan menelannya baik hendaknya on demand. Pada umumnya cairan yang diberikan pada hari pertama sebanyak 60 ml/kg berat badan dan setiap dan setiap hari di Rumah, sehingga pada hari ke-14 dicapai 200 ml/kg berat badan sendiri. Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran mekonium dan masuknya cairan belum mencukupi. Turunnya berat badan tidak lebih dari 10%, berat badan akan naik lagi pada hari ke 4 sampai hari ke 10 dan seterusnya. Oleh sebab itu, pemberian ASI pada bayi sangat penting. d. Memandikan bayi Setelah bayi lahir, suhunya dicek setiap jam sekali sampai hasil pengecekan dua kali berturut-turut menunjukkan suhu 36,50C. Sesudah itu, pengecekan suhu ini dilakukan setiap 4 jam sekali. Selama 24 jam pertama dan kemudian, jika tidak terdapat indikasi untuk pengecekan yang lebih sering, 2 kali sehari. Suhu harus diukur sebelum bayi ditelanjangi untuk dimandikan atau dibersihkan, dan pada beberapa rumah sakit, pengukuran suhu juga dilakukan sesudah bayi dimandikan. Memandikan bayi, jika mungkin, harus dilakukan sebelum makan dan bukan sesudahnya karena lambung yang penuh dapat terganggu oleh gerakan dan tindakan
  • 9.
    sewaktu memandikan. Ruanganharus bersih dan tidak banyak angin. Handuk, pakaian serta popok bayi yang bersih sudah disiapkan terlebih dahulu, dan bak mandi bayi diisi dengan air dingin serta di tambahkan air panas sampai suhu air menjadi hangat ketika di periksa memakai sisi sebelah dalam pergelangan tangan atau siku. Cara-cara memandikan bayi : 1. Cuci tangan sebelum memandikan bayi. 2. Baringkan bayi diatas meja mandi yang telah dialasi kain. 3. Isi Waskom dengan air hangat ( suhu air kira-kira 36,5-37,2oC ) 4. Lepaskan seluruh pakaian bayi. 5. Cuci muka bayi lalu basuh seluruh badan bayi dengan waslap 6. Pakaikan sabun keseluruh tubuh bayi kecuali muka. 7. Masukkan bayi kedalam Waskom yang berisi air hangat dengan cara tangan kiri memegang belakang leher bayi sambil menutup kedua lubang telinga dengan jari tengah dan ibu jari. Tangan kanan memegang kedua kaki bayi dimana jari telunjuk berada diantara kedua kaki bayi. 8. Lepaskan tangan kanan dari kaki bayi lalu basuh seluruh tubuh bayi dengan tangan kanan sehingga bersih. 9. Angkat bayi keatas meja mandi yang telah dialasi handuk bayi, lalu dikeringkan. 10. Olesi badan bayi dengan baby oil/minyak talon. 11. Kenakan pakaian bayi dengan ikatan popok dibawah tali pusat bayi lalu dibedong. e. Pencegahan infeksi Bayi baru lahir rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Infeksi dapat menjadi masalah besar di rumah sakit. Oleh karena itu petugas kesehatan maupun ibu harus mencuci tangan sebelum menyentuh bayi. Bagian tubuh bayi baru lahir yang sangat sensitif seperti mata, mulut, kulit terutama tali pusat. Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi, mata harus selalu dibersihkan dengan air bersih. Muka sebaiknya diseka dengan air steril, terutama sesudah minum susu. Mulut diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi dengan kandida (oral thrush). Kandidiasis merupakan suatu penyakit endemik di tempat bayi (infeksi dapat berasal dari ibu, bidan/perawat, botol/dot). Bila ditemukan dapat diobati dengan gentian violet 1% yang baru dibuat atau larutan Nystasin yang langsung diteteskan kemulut. Kulit, terutama bila lipatan-lipatan (paha, leher, belakang telinga, ketiak) harus selalu bersih dan kering. Bagian-bagian tersebut harus bersih dari verniks caseosa karena verniks kaseoasa merupakan media yang paling baik untuk kuman
  • 10.
    stafilokokus. Tali pusatakan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari yang harus dijaga kebersihannya dengan menggunakan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat.
  • 11.
    DAFTAR PUSTAKA Bobak, Lowdermilk,Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas . Maternity Nursing. Alih Bahasa Maria A. Wijayanti. Peter I. Dep. Kes. RI. 2005. Pedoman Pelaksanan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Bayi Baru Lahir. Kosim, MS.(2007). Dasar-dasar Keperawatan kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Saifuddin, 2002. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.