AnAlisis Butir soAl 
tEs DAn non tEs 
EvAluAsi PEnDiDikAn DAn PElAtihAn 
Etsas Brema Sinulingga 
Pascasarjana Unimed 
TP-B1
A . Lokasi dan Waktu yang Diujikan 
Bentuk butir soal yang diberikan pada siswa pada tes ini adalah 
dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 40 soal dengan empat pilihan 
jawaban yaitu (A, B, C, dan D). 
Butir soal ini diujikan pada siswa-siswi kelas X semester ganjil, 
Tanggal 24 Februari 2014, pukul 08.00-09.00 wib pada SMA 
Negeri 1 Bilah Hulu - Labuhanbatu
KATA PENGANTAR 
Patutlah kita mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan 
kebaikan-Nya maka tugas ini dapat penulis selesaikan. Adapun maksud dan tujuan 
penyusunan tugas ini adalah sebagai latihan dan laporan tugas bagi mahasiswa untuk 
dapat menganalisa butir tes dan non tes dengan benar. 
Kiranya laporan tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sehingga mendatangkan 
kebaikan bagi dunia pendidikan khususnya mengenai perbaikan dalam menganalisa 
butir tes dan non tes. 
Penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran-saran yang membangun terhadap 
laporan ini agar dapat diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Akhir kata penulis 
mengucapkan terima kasih atas perhatian dan masukan dari berbagai pihak. 
Rantauprapat, 30 April 2014
BAB I 
PENDAHULUAN 
Pengertian Evaluasi Pendidikan 
Pengertian evaluasi secara luas adalah suatu proses memperoleh, 
merencanakan, dan menyediakan informasi yang sangat dibutuhkan 
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 
1978:5). Nah, dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan 
bahwa setiap kegiatan evaluasi atau penilaian adalah suatu proses 
yang sengaja direncanakan untuk medapatkan informasi atau data, 
dan dengan berdasarkan data tersebut kemudian akan di coba untuk 
membuat suatu keputusan.
Subjek Evaluasi Pendidikan 
Siapakah yang melakukan evaluasi pendidikan? Pertanyaan tersebut tidak lain diajukan 
untuk menyebutkan siapa yang menjadi subjek dari evaluasi itu sendiri. Apakah semua 
orang berhak menjadi subjek evaluasi? Tentu saja tidak. Ada beberapa syarat untuk 
seseorang menjadi subjek evaluasi, diantaranya: 
a. Mampu Melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh seorang 
evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan 
evaluasi yang didukung oleh teoridan ketrampilan praktik. 
b. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program 
yang akan dievaluasi. 
c. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan 
data sesuai keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaiman diatur 
oleh ketentuan yang harus diikuti. 
d. Sabar dan tekun, agar didalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat 
rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrumen, 
mengumpulkan data dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.
Fungsi Evaluasi Pendidikan 
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki 
tiga macam fungsi pokok yaitu (a) mengukur kemajuan, (b) menunjang penyusunan 
rencana, dan (c) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. Adapun secara 
khusus, fungsi evaluasi di bidang pendidikan dapat dilihat dari tiga segi, yaitu (a) segi 
psikologis, (b) segi pedagogis-didaktik, dan (c) segi administratif. 
Sasaran Evaluasi Pendidikan 
Sasaran atau ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek 
evaluasi itu sendiri. Jika objek evaluasi tentang pembeelajaran, maka 
semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup 
evaluasi pembelajaran. Dalam kesempatan ini, ruang lingkup evaluasi 
pembelajaran akan ditinjau dari berbagai perspektif, yaitu domain hasil 
belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, dan kompetensi. 
Hal ini dimaksudkan agar guru betul-betul dapat membedakan antara 
evaluasi pembelajaran dengan penilaian hasil belajar sehingga tidak 
terjadi kekeliruan atau tumpang tindih dalam penggunaannya.
Tujuan Evaluasi Pendidikan 
Tujuan Umum 
Secara umum tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu: 
a. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti 
mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta 
didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. 
b. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah 
dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Jadi tujuan 
umum yang kedua dari evaluasi dalam pendidikan adalah untuk mengukur dan menilai 
sampai dimanakah efektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah 
diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik 
Tujuan Khusus 
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi pendidikan adalah: 
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. 
Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada 
diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing. 
b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan 
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat 
dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya
Kegunaan Evaluasi Pendidikan 
Di antara kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam 
bidang pendidikan adalah: 
a. Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi 
tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program 
pemdidikan. 
b. Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara 
program pendidikan yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak 
dicapai. 
c. Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan, 
penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang 
lebih berdaya dan berhasil, sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan 
dapat dicapai dengan hasil yang sebaik-baiknya.
BAB II 
TES SEBAGAI ALAT EVALUASI HASIL BELAJAR 
Pengertian Tes 
Sebelum sampai pada uraian yang lebih jauh, maka akan diterangkan dahulu arti dari 
beberapa istilah-istilah yang berhubungan dengan tes ini : 
1). Tes 
Tes merupakan prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu 
dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. 
2). Testing 
Testing merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan. Dapat juga dikatakan testing 
adalah saat pengambilan tes. 
3). Testee 
Testee adalah merupakan responden yang sedang mengerjakan tes. 
4). Tester 
Tester adalah orang yang melaksanakan pengambilan tes terhadap responden. Dengan 
kata lain, tester adalah subjek evaluasi (tetapi adakalanya hanya orang yang ditunjuk 
oleh subjek evaluasi untuk melaksanakan tugasnya).
Fungsi Tes 
Secara umum ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu : 
1). Sebagai alat pengukur terhadap anak didik. 
2). Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran. 
Beberapa fungsi tes diantaranya: 
Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan maksud untuk mengukur 
tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses 
belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu. 
Sebagai motivator dalam pembelajaran, dengan adanya nilai sebagai umpan balik 
diharapkan meningkatnya intensitas kegiatan belajar. Fungsi ini dapat optimal apabila 
nilai hasil tes yang diperoleh siswa betul-betul obyektif dan sahih, baik secara internal 
maupun secara eksternal yangb dapat dirasakan langsung oleh siswa yang diberi nilai 
melaui tes. 
Berfungsi untuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan melalui 
tes penempatan, tes diagnostic dan tes formatif. 
Untuk menentukan barhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk menentukan 
berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang 
yang lebih tinggi.
Penggolongan Tes 
Djaali dan Muljono menggolongkan tes menjadi 6 golongan yang berbeda 
yaitu: 
1). Berdasarkan fungsinya, tes dibedakan menjadi 5 golongan yaitu : 
Tes Awal (Pre-Test); bertujuan untuk mengetahui sejauh mana materi 
pelajaran yang akan diajarkan telah diketahui oleh siswa. 
Tes Akhir (Post -Test); bertujuan untuk mengetahui apakah semua materi 
pelajaran yang penting telah dikuasai dengan baik oleh siswa. 
Penempatan (Placement Test) 
Tes jenis ini dilakukan pada awal tahun ajaran untuk mengetahui tingkat 
kemampuan peserta didik sehubungan dengan pelajaran yang akan disajikan. 
Dengan demikian peserta didik dapat ditempatkan pada kelompok yang 
tepat, misalnya pada kelompok atas, sedang atau yang lain.
Formatif (Formative Test) 
Tes formatif dilaksanakan saat pembelajaran sedang berlangsung. Hal demikian untuk 
memantau kemajuan belajar peserta didik agar dapat memberikan umpan balik baik 
bagi guru maupun pada peserta didik sendiri. Guru dapat melihat apakah metode atau 
media yang digunakan sudah tepat untuk pencapaian tujuan pembelajaran bagi peserta 
didik.Tes formatif biasanya mengacu pada kriteria tertentu yaitu tercapainya tujuan, 
sedangkan pada tes penempatan mengacu pada norma tertentu yaitu norma kelompok. 
Diagnostik (Diagnostic Test) 
Tes diagnostik bertujuan untuk mendiagnose kesulitan belajar peserta didik. Karena 
tujuannya mendiagnose kesulitan belajar maka harus lebih dahulu diberikan tes 
formatif untuk mengetahui ada tidaknya bagian yang belum dikuasai. Setelah diketahui 
ada bagian yang belum dikuasai maka dibuatkan butir-butir soal yang lebih memusat 
pada bagian itu untuk dapat mendeteksi bagian mana pada pokok bahasan atau 
subpokok bahasan yang belum dikuasai. Untuk tiap unit dibuatkan beberapa soal yang 
tingkat kesukarannya relatif rendah, Tujuannya agar dapat diketahui bahwa unit 
tertentu belum dikuasai sehingga soal-soal tidak dapat diselesaikan meskipun soalnya 
mudah.
Sumatif (Summative Test) 
Tes sumatif dapat mempunyai makna yang sempit sampai yang meluas. Tes sumatif 
dapat berarti tes yang diberikan pada akhir pokok bahasan, akhir semester, akhir tahun 
ajaran atau pada akhir jenjang atau program tertentu. Dalam makna sebagai tes akhir 
tahun ajaran atau jenjang pendidikan tes sumatif dimaksudkan untuk memberikan 
nilai yang menjadi dasar penentuan kelulusan atau pemberian sertifikat kepada peserta 
didik. Oleh karena itu tes tersebut biasanya disusun dalam lingkup yang luas mencakup 
semua pokok bahasan yang telah dipelajari dan dengan tingkat kesukaran yang 
bervariasi. 
Ciri-Ciri Tes yang Baik 
Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, 
yaitu memiliki : 
Validitas 
Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan 
sebenarnya. Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka dapat 
dikatakan bahwa instrumen tersebut valid, karena dapat memberikan gambaran tentang 
data secara benar sesuai dengan kenyataan/keadaan sesungguhnya. Sebuah tes disebut 
valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.
Reliabilitas 
Reliabilitas sebagai alat ukut yang hasil pengukurannya digunakan untuk membuat 
berbagai keputusan terpenting. Sebuah tes dikatakan reliabilitas apabila skor yang 
dihasilkan hasil pengukuran kosisten, tidak berubah-ubah, dapat dipercaya karena 
tetap dan tidak berubah secara mencolok. 
Objektivitas 
Objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi. Lawan dari objektif 
adalah subjektif, artinya terdapat unsur pribadi yang mempengaruhi. Sebuah tes 
dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor 
subjektif yang mempengaruhi. 
Praktikabilitas 
Tes yang praktis adalah tes yang : 
1) Mudah dilaksanakan 2) Mudah pemeriksaannya 
3) Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas, sehingga dapat diberikan/diawali 
oleh orang lain. 
Ekonomis 
Adalah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, 
tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
A. Validitas 
Teknik Korelasi yang digunakan untuk menghitung validitas item adalah teknik korelasi 
point biserial, dimana angka indeks korelasi yang diberi lambang rpbi dapat diperoleh 
dengan rumus: 
Keterangan: 
Rpbi = Koefisien Korelasi Biserial 
Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari 
validitasnya 
M = Rerata skor total 
St = Standar deviasi dari skor total 
P = Proporsi siswa yang menjawab benar 
Q = Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p)
VALIDITAS ITEM 
Perhitungan Validitas soal nomor 1 menggunakan rumus rpbi melalui 
langkah sebagai berikut: 
Mencari Mp 
Mp = 34+33+33+31+30+29+29+29+12+12+12+12+12+11+11+10 
16 
= 21,25
Mencari Mt 
Mt = ΣX = 659 = 21,9 
n 30 
c. Mencari SDt 
SDt = √ΣX2-(ΣX) - (659²) 
n 30 
= √20.65713 
= 4,54
d. Menentukan harga p 
P = ΣXi 16 
= 0,53 
n 30 
e.Menentukan harga q 
q = 1-p =1-0,53 = 0,47
f.Memasukkan kerumus rpbi 
rpbi = Mp –Mt √p = 21,25 -21,9 √0,53 = (0.52931) – (1.06191) 
Sdt q 4,54 0,47 
= 0,5326 
Dengan membandingkan harga rpbi yang diperoleh dengan rtabel untuk 
jumlah siswa 30 orang dan taraf signifikan α = 5% adalah 0,399, dimana 0,5326 
>0,399 (rpbi > rtabel) 
Maka soal nomor 1 dinyatakan valid
G.RELIABILITAS 
Untuk mengetahui realibilitas seluruh tes harus digunakan rumus spearman brown 
sebagai berikut: 
r11 = 2r 1/2 
1/2 
(1+r1/2 
1/2)
Reliabilitas Tes 
Metode yang digunakan untuk menghitung realibilitas adalah metode belah dua. 
Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui 
realibilitas separoh tes (Arikunto, 2009). Untuk mengetahui realibilitas seluruh tes 
harus digunakan dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut: 
r11 = 2 r 1 
/2 
1 
/2 
( 1 + r1/2 ) 
Keterangan: 
r1/2 
1/2 = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes 
r11 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan 
Ada dua cara membelah butir soal yaitu: 
Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya 
belahan ganjil-genap dan 
Membelah atas item item awal dan item-item akhir yaitu separoh jumlah 
pada nomor-nomor awal dan separo pada nomor-nomor akhir yang 
selanjutnya disebut belahan awal-akhir
Besarnya reliabilitas yang diperoleh tersebut dikonsultasikan dengan indeks 
korelasi yang dikemukakan Arikunto (2006) sebagai berikut: 
0,000 – 0,200 = Tergolong sangat rendah 
0,201 – 0,400 = Tergolong rendah 
0,401 – 0,600 = Agak rendah 
0,601 – 0,800 = Cukup 
0,801 – 1,000 = Tinggi 
Teknik Analisis Item Tes Hasil Belajar 
Taraf Kesukaran 
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang 
terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. 
Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan 
tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. 
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks 
kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks 
kesuakran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks 0,0 menunjukkan 
bahwa soal itu terlalu sukar sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu 
mudah. Dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P, singkatan dari 
kata Proporsi (Arikunto,2009)
Rumus mencari P adalah : 
B 
P = 
JS 
Keterangan: 
P = Indeks kesukaran 
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul 
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes 
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan 
sebagai berikut: 
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar 
Soal dengan P 0,31 sampai dengan 0,70 adalah soal sedang 
Soal dengan P 0,71 sampai dengan 1,00 adalah soal mudah
Sebagai contoh perhitungan indeks kesukaran tes TIK nomor 1 ialah sebagai berikut: 
BA = 8 
BB = 3 
JS = 18 
Sehingga didapat hasil : P = 7+3 
16 
= 0,625
Daya Pembeda 
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan 
antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. 
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indes diskriminasi 
disingkat (D). 
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: 
BA – BB 
D = 
JA – JB 
Keterangan: 
JA = Banyaknya peserta kelompok atas 
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah 
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan 
benar 
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu 
dengan salah
Sebagai contoh perhitungan Diskriminasi butir soal nomor 1 sebagai berikut: 
Diketahui: 
BA = 7 
BB = 3 
JA = 8 
JB = 8 
Sehingga didapat hasil D = 7 - 3 
8 8 
= 0,5
Soal Kel A B C D O KEY Ket. TK Ket. DP Ket. 
1 
KA 1 8 0 0 0 
B 
A = PB C = 
PB 0,5 Sedang 0,5 Diterima 
KB 4 3 1 0 0 B = JB D = 
TB 
2 
KA 0 0 6 3 0 
C 
A = TB C = 
JB 0,44 Sedang 0,53 Diterima 
KB 0 0 2 7 0 B = TB D = 
PB 
3 
KA 0 0 9 0 0 
C 
A = PB C = 
JB 0,72 Mudah 0,56 Diterima 
KB 2 3 4 0 0 B = PB D = 
TB 
4 
KA 8 0 0 1 0 
A 
A = JB C = 
TB 0,56 Sedang 0,67 Diterima 
KB 2 4 0 3 0 B = PB D = 
PB 
5 
KA 1 3 0 5 0 
D 
A = TB C = 
PB 0,50 Sedang 0,11 Direvisi 
KB 0 2 3 4 0 B = TB D = 
JB 
6 
KA 0 0 9 0 0 
C 
A = PB C = 
JB 0,61 Sedang 0,78 Diterima 
KB 1 5 2 1 0 B = PB D = 
PB 
7 
KA 0 7 0 2 0 
B 
A = PB C = 
TB 0,44 Sedang 0,67 Diterima 
KB 3 1 0 5 0 B = JB D = 
PB 
8 
KA 0 8 1 0 0 
B 
A = PB C = 
PB 0,61 Sedang 0,56 Diterima 
KB 0 3 5 1 0 B = JB D = 
PB 
9 
KA 0 0 1 8 0 
D 
A = TB C = 
PB 0,61 Sedang 0,56 Diterima 
KB 0 0 6 3 0 B = TB D = 
JB 
10 
KA 9 0 0 0 0 
A 
A = JB C = 
TB 0,67 Sedang 0,67 Diterima 
KB 3 6 0 0 0 B = PB D = 
TB 
11 
KA 6 3 0 0 0 
A 
A = JB C = 
TB 0,61 Sedang 0,11 Direvisi 
KB 5 2 0 2 0 B = TB D =
Nomor item Mp Mt SDt p q p/q 
r tabel Interpretasi 
1 21.2 21.9 4.5 0.53 0.47 1.13 0.532 0.339 Valid 
2 25.5 22.7 4.5 0.62 0.38 1.63 0.453 0.339 Valid 
3 25.5 22.7 4.5 0.68 0.32 2.13 0.517 0.339 Valid 
4 26.3 22.7 4.5 0.59 0.41 1.44 0.547 0.339 Valid 
5 24 22.7 4.5 0.56 0.44 1.27 0.186 0.339 Tidak Valid 
6 25.8 22.7 4.5 0.59 0.41 1.44 0.471 0.339 Valid 
7 26.6 22.7 4.5 0.47 0.53 0.89 0.465 0.339 Valid 
8 24.9 22.7 4.5 0.71 0.29 2.45 0.436 0.339 Valid 
9 25.8 22.7 4.5 0.65 0.35 1.86 0.535 0.339 Valid 
10 25.4 22.7 4.5 0.71 0.29 2.45 0.535 0.339 Valid 
11 21.8 22.7 4.5 0.47 0.53 0.89 -0.107 0.339 Tidak Valid 
12 25.2 22.7 4.5 0.68 0.32 2.13 0.461 0.339 Valid 
13 25.2 22.7 4.5 0.71 0.29 2.45 0.495 0.339 Valid 
14 26.2 22.7 4.5 0.56 0.44 1.27 0.500 0.339 Valid 
15 26.9 22.7 4.5 0.5 0.5 1 0.532 0.339 Valid 
16 26.2 22.7 4.5 0.53 0.47 1.13 0.470 0.339 Valid 
17 26.3 22.7 4.5 0.47 0.53 0.89 0.429 0.339 Valid 
18 26.5 22.7 4.5 0.44 0.56 0.79 0.426 0.339 Valid 
19 25.2 22.7 4.5 0.71 0.29 2.45 0.495 0.339 Valid 
20 25.9 22.7 4.5 0.59 0.41 1.44 0.486 0.339 Valid 
21 26.1 22.7 4.5 0.53 0.47 1.13 0.457 0.339 Valid 
22 24.8 22.7 4.5 0.74 0.26 2.85 0.448 0.339 Valid 
23 25.8 22.7 4.5 0.68 0.32 2.13 0.572 0.339 Valid 
24 23.1 22.7 4.5 0.5 0.5 1 0.051 0.339 Tidak Valid 
25 24.8 22.7 4.5 0.82 0.18 4.56 0.567 0.339 Valid
BAB III 
ANALISIS BUTIR TES PILIHAN GANDA 
A . Lokasi dan Waktu yang Diujikan 
Bentuk butir soal yang diberikan pada siswa pada tes ini adalah dalam bentuk pilihan 
ganda sebanyak 40 soal dengan empat pilihan jawaban yaitu (A, B, C, dan D). butir 
soal ini diujikan pada siswa-siswi kelas X semester ganjil pada SMA Negeri 1 Bilah 
Hulu - Labuhanbatu 
Butir Soal TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) 
Petunjuk Pengisian: 
Bacalah terlebih dahulu soal-soal dibawah ini sebelum menjawabnya 
Berilah tanda silang (X) dari salah satu jawaban yang paling sesuai pada lembar 
jawaban yang telah disediakan 
SOAL PILIHAN GANDA (40 BUAH) 
1. Proses awal menghidupkan komputer biasa disebut dengan ………………… 
a. Log On c. Restart 
b. Booting d. Pass – On
KESIMPULAN 
Skor 
Dari 40 Butir Tes TIK yang diberikan kepada 30 siswa, 
diperoleh skor nilai yang diurutkkan dari yang tertinggi hingga 
terendah. Skor tertinggi 34 dan skor terendah 10 
Validitas 
Validitas Item menggunakan rumus rpbi dengan ketentuan 
rpbi>rtabel product moment untuk jumlah n=30 adalah 0,532. Dari 
40 butir tes setelah diuji diperoleh soal yang valid sebanyak 33 soal 
dan soal yang tidak valid sebanyak 7 soal
Reliabilitas Tes 
Uji Realibillitas TIK menggunakan rumus r11. Dimana r diperoleh 
melalui rumus r1/2 
1/2 adalah 0,624 Kemudian didistribusikan kedalam 
rumus maka diperoleh hasil 0.768 dengan interpretasi tinggi. 
Dengan demikian tes TIK dapat dinyatakan sebagai tes yang memiliki 
realibilitas tinggi. 
Tingkat Kesukaran 
Berdasarkan table perhitungan tingkat kesukaran item tes 
diperoleh soal yang tergolong sukar sebanyak 1 soal, soal yang tergolong 
sedang sebanyak 35 soal sedangkan soal yang tergolong mudah 
sebanyak 4 soal 
Daya Pembeda 
Dari Tabel perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 33 butir soal 
diterima, 6 butir soal direvisi dan 1 butir soal ditolak
DAFTAR PUSTAKA 
Arikunto, Suharsimi.2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. 
Jakarta : Bumi Aksara 
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta : 
Rineka Cipta 
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja 
Grafindo Persada

Slide analisis butir tes dan nontes

  • 1.
    AnAlisis Butir soAl tEs DAn non tEs EvAluAsi PEnDiDikAn DAn PElAtihAn Etsas Brema Sinulingga Pascasarjana Unimed TP-B1
  • 2.
    A . Lokasidan Waktu yang Diujikan Bentuk butir soal yang diberikan pada siswa pada tes ini adalah dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 40 soal dengan empat pilihan jawaban yaitu (A, B, C, dan D). Butir soal ini diujikan pada siswa-siswi kelas X semester ganjil, Tanggal 24 Februari 2014, pukul 08.00-09.00 wib pada SMA Negeri 1 Bilah Hulu - Labuhanbatu
  • 3.
    KATA PENGANTAR Patutlahkita mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan kebaikan-Nya maka tugas ini dapat penulis selesaikan. Adapun maksud dan tujuan penyusunan tugas ini adalah sebagai latihan dan laporan tugas bagi mahasiswa untuk dapat menganalisa butir tes dan non tes dengan benar. Kiranya laporan tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sehingga mendatangkan kebaikan bagi dunia pendidikan khususnya mengenai perbaikan dalam menganalisa butir tes dan non tes. Penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran-saran yang membangun terhadap laporan ini agar dapat diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dan masukan dari berbagai pihak. Rantauprapat, 30 April 2014
  • 4.
    BAB I PENDAHULUAN Pengertian Evaluasi Pendidikan Pengertian evaluasi secara luas adalah suatu proses memperoleh, merencanakan, dan menyediakan informasi yang sangat dibutuhkan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5). Nah, dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kegiatan evaluasi atau penilaian adalah suatu proses yang sengaja direncanakan untuk medapatkan informasi atau data, dan dengan berdasarkan data tersebut kemudian akan di coba untuk membuat suatu keputusan.
  • 5.
    Subjek Evaluasi Pendidikan Siapakah yang melakukan evaluasi pendidikan? Pertanyaan tersebut tidak lain diajukan untuk menyebutkan siapa yang menjadi subjek dari evaluasi itu sendiri. Apakah semua orang berhak menjadi subjek evaluasi? Tentu saja tidak. Ada beberapa syarat untuk seseorang menjadi subjek evaluasi, diantaranya: a. Mampu Melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh seorang evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teoridan ketrampilan praktik. b. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi. c. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaiman diatur oleh ketentuan yang harus diikuti. d. Sabar dan tekun, agar didalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.
  • 6.
    Fungsi Evaluasi Pendidikan Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok yaitu (a) mengukur kemajuan, (b) menunjang penyusunan rencana, dan (c) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. Adapun secara khusus, fungsi evaluasi di bidang pendidikan dapat dilihat dari tiga segi, yaitu (a) segi psikologis, (b) segi pedagogis-didaktik, dan (c) segi administratif. Sasaran Evaluasi Pendidikan Sasaran atau ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri. Jika objek evaluasi tentang pembeelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Dalam kesempatan ini, ruang lingkup evaluasi pembelajaran akan ditinjau dari berbagai perspektif, yaitu domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, dan kompetensi. Hal ini dimaksudkan agar guru betul-betul dapat membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan penilaian hasil belajar sehingga tidak terjadi kekeliruan atau tumpang tindih dalam penggunaannya.
  • 7.
    Tujuan Evaluasi Pendidikan Tujuan Umum Secara umum tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu: a. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. b. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Jadi tujuan umum yang kedua dari evaluasi dalam pendidikan adalah untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah efektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik Tujuan Khusus Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi pendidikan adalah: a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing. b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya
  • 8.
    Kegunaan Evaluasi Pendidikan Di antara kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah: a. Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pemdidikan. b. Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai. c. Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan, penyesuaian dan penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya dan berhasil, sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan dapat dicapai dengan hasil yang sebaik-baiknya.
  • 9.
    BAB II TESSEBAGAI ALAT EVALUASI HASIL BELAJAR Pengertian Tes Sebelum sampai pada uraian yang lebih jauh, maka akan diterangkan dahulu arti dari beberapa istilah-istilah yang berhubungan dengan tes ini : 1). Tes Tes merupakan prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. 2). Testing Testing merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan. Dapat juga dikatakan testing adalah saat pengambilan tes. 3). Testee Testee adalah merupakan responden yang sedang mengerjakan tes. 4). Tester Tester adalah orang yang melaksanakan pengambilan tes terhadap responden. Dengan kata lain, tester adalah subjek evaluasi (tetapi adakalanya hanya orang yang ditunjuk oleh subjek evaluasi untuk melaksanakan tugasnya).
  • 10.
    Fungsi Tes Secaraumum ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu : 1). Sebagai alat pengukur terhadap anak didik. 2). Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran. Beberapa fungsi tes diantaranya: Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan maksud untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu. Sebagai motivator dalam pembelajaran, dengan adanya nilai sebagai umpan balik diharapkan meningkatnya intensitas kegiatan belajar. Fungsi ini dapat optimal apabila nilai hasil tes yang diperoleh siswa betul-betul obyektif dan sahih, baik secara internal maupun secara eksternal yangb dapat dirasakan langsung oleh siswa yang diberi nilai melaui tes. Berfungsi untuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan melalui tes penempatan, tes diagnostic dan tes formatif. Untuk menentukan barhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
  • 11.
    Penggolongan Tes Djaalidan Muljono menggolongkan tes menjadi 6 golongan yang berbeda yaitu: 1). Berdasarkan fungsinya, tes dibedakan menjadi 5 golongan yaitu : Tes Awal (Pre-Test); bertujuan untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang akan diajarkan telah diketahui oleh siswa. Tes Akhir (Post -Test); bertujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang penting telah dikuasai dengan baik oleh siswa. Penempatan (Placement Test) Tes jenis ini dilakukan pada awal tahun ajaran untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik sehubungan dengan pelajaran yang akan disajikan. Dengan demikian peserta didik dapat ditempatkan pada kelompok yang tepat, misalnya pada kelompok atas, sedang atau yang lain.
  • 12.
    Formatif (Formative Test) Tes formatif dilaksanakan saat pembelajaran sedang berlangsung. Hal demikian untuk memantau kemajuan belajar peserta didik agar dapat memberikan umpan balik baik bagi guru maupun pada peserta didik sendiri. Guru dapat melihat apakah metode atau media yang digunakan sudah tepat untuk pencapaian tujuan pembelajaran bagi peserta didik.Tes formatif biasanya mengacu pada kriteria tertentu yaitu tercapainya tujuan, sedangkan pada tes penempatan mengacu pada norma tertentu yaitu norma kelompok. Diagnostik (Diagnostic Test) Tes diagnostik bertujuan untuk mendiagnose kesulitan belajar peserta didik. Karena tujuannya mendiagnose kesulitan belajar maka harus lebih dahulu diberikan tes formatif untuk mengetahui ada tidaknya bagian yang belum dikuasai. Setelah diketahui ada bagian yang belum dikuasai maka dibuatkan butir-butir soal yang lebih memusat pada bagian itu untuk dapat mendeteksi bagian mana pada pokok bahasan atau subpokok bahasan yang belum dikuasai. Untuk tiap unit dibuatkan beberapa soal yang tingkat kesukarannya relatif rendah, Tujuannya agar dapat diketahui bahwa unit tertentu belum dikuasai sehingga soal-soal tidak dapat diselesaikan meskipun soalnya mudah.
  • 13.
    Sumatif (Summative Test) Tes sumatif dapat mempunyai makna yang sempit sampai yang meluas. Tes sumatif dapat berarti tes yang diberikan pada akhir pokok bahasan, akhir semester, akhir tahun ajaran atau pada akhir jenjang atau program tertentu. Dalam makna sebagai tes akhir tahun ajaran atau jenjang pendidikan tes sumatif dimaksudkan untuk memberikan nilai yang menjadi dasar penentuan kelulusan atau pemberian sertifikat kepada peserta didik. Oleh karena itu tes tersebut biasanya disusun dalam lingkup yang luas mencakup semua pokok bahasan yang telah dipelajari dan dengan tingkat kesukaran yang bervariasi. Ciri-Ciri Tes yang Baik Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki : Validitas Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan sebenarnya. Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut valid, karena dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan/keadaan sesungguhnya. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.
  • 14.
    Reliabilitas Reliabilitas sebagaialat ukut yang hasil pengukurannya digunakan untuk membuat berbagai keputusan terpenting. Sebuah tes dikatakan reliabilitas apabila skor yang dihasilkan hasil pengukuran kosisten, tidak berubah-ubah, dapat dipercaya karena tetap dan tidak berubah secara mencolok. Objektivitas Objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi. Lawan dari objektif adalah subjektif, artinya terdapat unsur pribadi yang mempengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Praktikabilitas Tes yang praktis adalah tes yang : 1) Mudah dilaksanakan 2) Mudah pemeriksaannya 3) Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas, sehingga dapat diberikan/diawali oleh orang lain. Ekonomis Adalah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
  • 15.
    A. Validitas TeknikKorelasi yang digunakan untuk menghitung validitas item adalah teknik korelasi point biserial, dimana angka indeks korelasi yang diberi lambang rpbi dapat diperoleh dengan rumus: Keterangan: Rpbi = Koefisien Korelasi Biserial Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya M = Rerata skor total St = Standar deviasi dari skor total P = Proporsi siswa yang menjawab benar Q = Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1-p)
  • 16.
    VALIDITAS ITEM PerhitunganValiditas soal nomor 1 menggunakan rumus rpbi melalui langkah sebagai berikut: Mencari Mp Mp = 34+33+33+31+30+29+29+29+12+12+12+12+12+11+11+10 16 = 21,25
  • 17.
    Mencari Mt Mt= ΣX = 659 = 21,9 n 30 c. Mencari SDt SDt = √ΣX2-(ΣX) - (659²) n 30 = √20.65713 = 4,54
  • 18.
    d. Menentukan hargap P = ΣXi 16 = 0,53 n 30 e.Menentukan harga q q = 1-p =1-0,53 = 0,47
  • 19.
    f.Memasukkan kerumus rpbi rpbi = Mp –Mt √p = 21,25 -21,9 √0,53 = (0.52931) – (1.06191) Sdt q 4,54 0,47 = 0,5326 Dengan membandingkan harga rpbi yang diperoleh dengan rtabel untuk jumlah siswa 30 orang dan taraf signifikan α = 5% adalah 0,399, dimana 0,5326 >0,399 (rpbi > rtabel) Maka soal nomor 1 dinyatakan valid
  • 20.
    G.RELIABILITAS Untuk mengetahuirealibilitas seluruh tes harus digunakan rumus spearman brown sebagai berikut: r11 = 2r 1/2 1/2 (1+r1/2 1/2)
  • 21.
    Reliabilitas Tes Metodeyang digunakan untuk menghitung realibilitas adalah metode belah dua. Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui realibilitas separoh tes (Arikunto, 2009). Untuk mengetahui realibilitas seluruh tes harus digunakan dengan rumus Spearman Brown sebagai berikut: r11 = 2 r 1 /2 1 /2 ( 1 + r1/2 ) Keterangan: r1/2 1/2 = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r11 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan Ada dua cara membelah butir soal yaitu: Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya belahan ganjil-genap dan Membelah atas item item awal dan item-item akhir yaitu separoh jumlah pada nomor-nomor awal dan separo pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir
  • 22.
    Besarnya reliabilitas yangdiperoleh tersebut dikonsultasikan dengan indeks korelasi yang dikemukakan Arikunto (2006) sebagai berikut: 0,000 – 0,200 = Tergolong sangat rendah 0,201 – 0,400 = Tergolong rendah 0,401 – 0,600 = Agak rendah 0,601 – 0,800 = Cukup 0,801 – 1,000 = Tinggi Teknik Analisis Item Tes Hasil Belajar Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesuakran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P, singkatan dari kata Proporsi (Arikunto,2009)
  • 23.
    Rumus mencari Padalah : B P = JS Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai dengan 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,71 sampai dengan 1,00 adalah soal mudah
  • 24.
    Sebagai contoh perhitunganindeks kesukaran tes TIK nomor 1 ialah sebagai berikut: BA = 8 BB = 3 JS = 18 Sehingga didapat hasil : P = 7+3 16 = 0,625
  • 25.
    Daya Pembeda Dayapembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indes diskriminasi disingkat (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: BA – BB D = JA – JB Keterangan: JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan salah
  • 26.
    Sebagai contoh perhitunganDiskriminasi butir soal nomor 1 sebagai berikut: Diketahui: BA = 7 BB = 3 JA = 8 JB = 8 Sehingga didapat hasil D = 7 - 3 8 8 = 0,5
  • 27.
    Soal Kel AB C D O KEY Ket. TK Ket. DP Ket. 1 KA 1 8 0 0 0 B A = PB C = PB 0,5 Sedang 0,5 Diterima KB 4 3 1 0 0 B = JB D = TB 2 KA 0 0 6 3 0 C A = TB C = JB 0,44 Sedang 0,53 Diterima KB 0 0 2 7 0 B = TB D = PB 3 KA 0 0 9 0 0 C A = PB C = JB 0,72 Mudah 0,56 Diterima KB 2 3 4 0 0 B = PB D = TB 4 KA 8 0 0 1 0 A A = JB C = TB 0,56 Sedang 0,67 Diterima KB 2 4 0 3 0 B = PB D = PB 5 KA 1 3 0 5 0 D A = TB C = PB 0,50 Sedang 0,11 Direvisi KB 0 2 3 4 0 B = TB D = JB 6 KA 0 0 9 0 0 C A = PB C = JB 0,61 Sedang 0,78 Diterima KB 1 5 2 1 0 B = PB D = PB 7 KA 0 7 0 2 0 B A = PB C = TB 0,44 Sedang 0,67 Diterima KB 3 1 0 5 0 B = JB D = PB 8 KA 0 8 1 0 0 B A = PB C = PB 0,61 Sedang 0,56 Diterima KB 0 3 5 1 0 B = JB D = PB 9 KA 0 0 1 8 0 D A = TB C = PB 0,61 Sedang 0,56 Diterima KB 0 0 6 3 0 B = TB D = JB 10 KA 9 0 0 0 0 A A = JB C = TB 0,67 Sedang 0,67 Diterima KB 3 6 0 0 0 B = PB D = TB 11 KA 6 3 0 0 0 A A = JB C = TB 0,61 Sedang 0,11 Direvisi KB 5 2 0 2 0 B = TB D =
  • 28.
    Nomor item MpMt SDt p q p/q r tabel Interpretasi 1 21.2 21.9 4.5 0.53 0.47 1.13 0.532 0.339 Valid 2 25.5 22.7 4.5 0.62 0.38 1.63 0.453 0.339 Valid 3 25.5 22.7 4.5 0.68 0.32 2.13 0.517 0.339 Valid 4 26.3 22.7 4.5 0.59 0.41 1.44 0.547 0.339 Valid 5 24 22.7 4.5 0.56 0.44 1.27 0.186 0.339 Tidak Valid 6 25.8 22.7 4.5 0.59 0.41 1.44 0.471 0.339 Valid 7 26.6 22.7 4.5 0.47 0.53 0.89 0.465 0.339 Valid 8 24.9 22.7 4.5 0.71 0.29 2.45 0.436 0.339 Valid 9 25.8 22.7 4.5 0.65 0.35 1.86 0.535 0.339 Valid 10 25.4 22.7 4.5 0.71 0.29 2.45 0.535 0.339 Valid 11 21.8 22.7 4.5 0.47 0.53 0.89 -0.107 0.339 Tidak Valid 12 25.2 22.7 4.5 0.68 0.32 2.13 0.461 0.339 Valid 13 25.2 22.7 4.5 0.71 0.29 2.45 0.495 0.339 Valid 14 26.2 22.7 4.5 0.56 0.44 1.27 0.500 0.339 Valid 15 26.9 22.7 4.5 0.5 0.5 1 0.532 0.339 Valid 16 26.2 22.7 4.5 0.53 0.47 1.13 0.470 0.339 Valid 17 26.3 22.7 4.5 0.47 0.53 0.89 0.429 0.339 Valid 18 26.5 22.7 4.5 0.44 0.56 0.79 0.426 0.339 Valid 19 25.2 22.7 4.5 0.71 0.29 2.45 0.495 0.339 Valid 20 25.9 22.7 4.5 0.59 0.41 1.44 0.486 0.339 Valid 21 26.1 22.7 4.5 0.53 0.47 1.13 0.457 0.339 Valid 22 24.8 22.7 4.5 0.74 0.26 2.85 0.448 0.339 Valid 23 25.8 22.7 4.5 0.68 0.32 2.13 0.572 0.339 Valid 24 23.1 22.7 4.5 0.5 0.5 1 0.051 0.339 Tidak Valid 25 24.8 22.7 4.5 0.82 0.18 4.56 0.567 0.339 Valid
  • 29.
    BAB III ANALISISBUTIR TES PILIHAN GANDA A . Lokasi dan Waktu yang Diujikan Bentuk butir soal yang diberikan pada siswa pada tes ini adalah dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 40 soal dengan empat pilihan jawaban yaitu (A, B, C, dan D). butir soal ini diujikan pada siswa-siswi kelas X semester ganjil pada SMA Negeri 1 Bilah Hulu - Labuhanbatu Butir Soal TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) Petunjuk Pengisian: Bacalah terlebih dahulu soal-soal dibawah ini sebelum menjawabnya Berilah tanda silang (X) dari salah satu jawaban yang paling sesuai pada lembar jawaban yang telah disediakan SOAL PILIHAN GANDA (40 BUAH) 1. Proses awal menghidupkan komputer biasa disebut dengan ………………… a. Log On c. Restart b. Booting d. Pass – On
  • 30.
    KESIMPULAN Skor Dari40 Butir Tes TIK yang diberikan kepada 30 siswa, diperoleh skor nilai yang diurutkkan dari yang tertinggi hingga terendah. Skor tertinggi 34 dan skor terendah 10 Validitas Validitas Item menggunakan rumus rpbi dengan ketentuan rpbi>rtabel product moment untuk jumlah n=30 adalah 0,532. Dari 40 butir tes setelah diuji diperoleh soal yang valid sebanyak 33 soal dan soal yang tidak valid sebanyak 7 soal
  • 31.
    Reliabilitas Tes UjiRealibillitas TIK menggunakan rumus r11. Dimana r diperoleh melalui rumus r1/2 1/2 adalah 0,624 Kemudian didistribusikan kedalam rumus maka diperoleh hasil 0.768 dengan interpretasi tinggi. Dengan demikian tes TIK dapat dinyatakan sebagai tes yang memiliki realibilitas tinggi. Tingkat Kesukaran Berdasarkan table perhitungan tingkat kesukaran item tes diperoleh soal yang tergolong sukar sebanyak 1 soal, soal yang tergolong sedang sebanyak 35 soal sedangkan soal yang tergolong mudah sebanyak 4 soal Daya Pembeda Dari Tabel perhitungan daya pembeda menunjukkan bahwa 33 butir soal diterima, 6 butir soal direvisi dan 1 butir soal ditolak
  • 32.
    DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi.2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada