1
STUDI KASUS
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
TENTANG
PENYESUAIAN DIRI ANAK PENDIAM
Oleh:
Nama : YOLA GUSTIA SARI
NPM : 121000484205033
Dosen Pembimbing :
DARMANELA EKA WATI S.Pd,M.Pd

PROGRAM STUDI BIOLOGI
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
SOLOK
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi kasus yang bejudul “PENYESUAIAN DIRI
ANAK PENDIAM” guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik pada
program Strata Satu Jurusan Pendidikan Biologi di Universitas Mahaputra Muhammad
Yamin.
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada ibuk Darmanela Eka Wati S.Pd,M.Pd selaku
dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan studi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Solok, 17 Juni 2013
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ................................................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORITIS................................................................................. 3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 5
3.1 Karakteristik Penyesuaian Diri ........................................................... 5
3.2 Faktor-Faktor Penyebab Si Anak Pendiam dan Susah Bersosialisasi 5
3.3 Upaya Agar Si Anak Dapat Menyesuaikan Diri Dengan Baik........... 7
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 14
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 14
4.2 Saran .................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis. Seorang ahli
bernama Schneiders mengemukakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses mental
dan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri sesuai dengan
keinginan yang berasal dari dalam diri sendiri dan dapat diterima oleh lingkungannya.
Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejumlah hal yang
telah di pelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan
hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat
di sekolah dan diluar sekolah, ia memiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan, minat-minat
dan sikap-sikap. Dengan pengalaman-pengalaman itu, secara berkesinambungan terbentuklah
seorang pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan menjadi seorang pribadi tertentu
dimasa mendatang.
Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak
mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan
oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian
yang baik atau yang salah.
Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organism yang aktif. Ia aktif
dengan tujuan dan aktivitas yang berkesinambungan. Ia berusaha untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan yang memberi peluang
kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya. Penyesuaian diri adalah suatu
proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki
kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri
dan lingkungannya.
Permasalaha-permasalahan penyesuaian diri pada remaja kebanyakan dipicu oleh
sikap orang tua. Misalnya saja ada sikap orang yang sering melakukan tindakan penolakan
terhadap anaknya, apa yang dilakukan anaknya merupakan hal yang salah, mungkin saja
orang tua semacam ini tidak menginginkan kehadiran anak tersebut (Zakiah Darajat : 1983).
Ada pula orang tua yang terlalu mengisolir anaknya untuk bergaul dengan orang lain,
hubungan orang tua yang retak, mengikuti tempat tinggal orang tua yang berpindah-pindah,
2
penerapan disiplin yang berlebihan, kurangnya perhatian yang lebih, pergaulan bebas, frustasi
dalam menghadapi konflik yang berat dan masih banyak lagi permasalah-permasalahan
lainnya sehingga membuat anak itu terkadang mengambil proses penyesuaian diri ke arah
yang positif maupun ke arah yang negatif (salah).
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari studi kasus ini adalah:
1.21 faktor-faktor yang menyebabkan anak pendiam susah besosialisasi?
1.22 permasalahan apa saja yang dihadapi si anak dalam bersosialisasi?
1.23 upaya apa saja yang bisa dilakukan agar si anak bisa menyesuaikan diri dengan
baik?
1.3 Manfaat
Manfaat dari peulisan ini adalah:
1.31 untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak susah besosialisasi?
1.32 untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi si anak dalam bersosialisasi?
1.23 untuk mengetahui upaya apa saja yang bisa dilakukan agar si anak bisa
menyesuaikan diri dengan baik?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang dihadapi individu dalam mengenal
lingkungan yang baru. Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri
merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk
mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat.Menurut Callhoun dan Acocella (dalam
Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinue
dengan diri individu sendiri, orang lain dan dunia individu.
Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan mempengaruhi
individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik mengingat individu secara konstan juga
mempengaruhi kedua faktor lain.
Menurut Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu:
1. Penyesuaian sebagai adaptasi
Menurut pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha
mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis, sehingga
ada kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan yang terabaikan.
2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas
Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas
terhadap suatu norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat
tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku,
baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut sudut pandang ini, individu selalu
diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri individu akan terancam tertolak jika
perilaku individu tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
Penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan untuk merencakan dan
mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan
dan frustasi tidak terjadi, dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai
kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi dan
kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.
4
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah proses
dinamik dalam interaksi individu dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang
mencakup respon-respon mental dan perilaku untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan
internal, ketegangan, frustasi, konflik dan mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam
diri dengan tuntutan dari luar diri individu.
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Penyesuaian Diri
Tidak selamanya individu akan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri. Hal itu
disebabkan adanya rintangan atau hambatan tertentu yang menyebabkan ia tidak mampu
melakukan peyesuaian diri secara optimal. Dalam hubungan dengan intangan-rintangan
tersebut, ada individu-individu yang mampu melakukan penyesuaian diri secara positif, tetapi
ada pula yang melakukan penyesuaian diri secara tidak tepat.
1. Penyesuaian Diri yang Positif
Individu yang tergolong mampu untuk melakukan penyesuaian diri secara positif
ditandai hal-hal sebagai berikut.
a. Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional yang berlebihan.
b. Tidk menunjukan adanya mekanisme pertahanan yang salah.
c. Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi.
d. Memiliki pertimbangan yang rasional dalam pengerahan diri.
e. Mampu belajar dari pengalaman.
f. Bersikap realistik dan objektif.
Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk
berikut ini:
a. Penyesuaian diri dalam menghadapi masalah secara langsung
Dalam situasi ini, individu secara langsung menghadapi masalah dengan segala cara
akibatnya. Ia akan melakukan tindakan yang sesuaia dengan masalah yang
dihadapinya.
b. Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)
Dalam situasi ini, individu mencari berbagai pengalaman untuk menghadapi dan
memecahkan masalah-masalahnya.
c. Penyesuaian diri dengan trial dan error
Dalam cara ini, individu melakukan tindakan coba-coba, dalam arti kalau
menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan.
d. Penyesuaian dengan subtitusi ( mencari pengganti)
6
Apabila individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, ia dapat memperoleh
penyesuaian dengan jalan mencari pengganti.
e. Penyesuaian diri dengan belajar
Dengan belajar, indiidu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk membantu penyesuaian dirinya.
f. Penyesuaian diri dengan pengendalian diri
Penyesuaian diri akan lebih efektif jika disertai oleh kemampuan memilih tindakan
yang tepat serta pengendalian diri secara tepat pula. Dalam situasi ini, individu akan
berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang tidak
perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi.
g. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat
Dalam hal ini, sikap dan tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil
berdasarkan perencanaan yang cermat atau matang. Keputusan diambil setelah
dipertimbangkan dari berbagai segi, seperti untung dan ruginya.
2. Penyesuaian Diri yang Salah
Penyesuaian diri yang salah ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang serba salah, tidak
terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, membabi buta, dan sebagainya. Ada tiga
bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu reaksi bertahan, reaksi menyerang, dan
reaksi melarikan diri.
a. Reaksi bertahan (defence reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia tidak
sedang menghadapi kegagalan. Adapun bentuk khusus dari reaksi ini, yaitu sebagai
berikut.
1) Rasionalisasi, yaitu mencari-cari alasan yang masuk akal untuk membenarkan
tindakan yang salah.
2) Represi, yaitu menekan perasaannya yang dirasakan kurang enak ke alam tidak
sadar.
3) Proyeksi, yaitu menyalahkan kegagalan dirinya pada pihak lain atau pihak ketiga
untk mencari alasan yang dapat diterima.
4) “Saur grapes” (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan fakta atau
kenyataan.
7
b. Reaksi menyerang (aggresive reaction)
Individu yang salah peyesuaian dirinya akan menunjukkan sikap dan perilaku
yang bersifat menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau
kegagalannya. Reaksi-reaksinya antara lain:
1) Selalu membenarkan diri sendiri
2) Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi
3) Merasa senang bila mengganggu orang lain
4) Suka menggertak, baik dengan ucapan maupun perbuatan
5) Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka
6) Bersikap menyerang dan merusak
7) Keras kepala dalam sikap dan perbuatannya
8) Suka bersikap balas dendam
9) Memerkosa hak orang lain
c. Reaksi melarikan diri (escape reaction)
Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situsi yang menimbulkan
konflik atau kegagalannya. Reaksinya tampak sebagai berikut:
1) Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan bentuk
angan-angan seolah-olah sudah tercapai
2) Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri atau menjadi pecandu narkoba
3 Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan. Misalnya, orang
dewasa yang bersikap dan berperilaku seperti anak kecil.
3.2 Faktor-Faktor Penyebab Si Anak Pendiam dan Susah Bersosialisasi
Secara umum, penyebab seorang anak itu menjadi pendiam disebabkan oleh dua
faktor, yaitu:
8
1. Gen (sifat turunan dari orang tua)
Faktor gen ini sangat berpengaruh, misalnya ayahnya adalah tipe yang tidak banyak
bicara lalu sifat tersebut diwariskan pada anaknya.
2. Lingkungan
Lingkungan secara langsung mengubah mood seseorang, misalnya si A selalu dalam
posisi tertekan, diliputi rasa takut karena orang-orang disekitarnya selalu
mendiktenya.
Menurut F.G. Robbins, faktor penyebab yang mempengaruhi kepribadian seseorang itu ada
lima, yaitu:
1. Sifat Dasar(Sifat Biologis)
Sifat biologis yang merupakan salah satu hal yang diwariskan dari orang tua kepada
anaknya.
2. Lingkungan`prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini
individu mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu
sangat menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara
fisik maupun secara psikis. Banyak peristiwa yang sudah ada membuktikan bahwa
seorang ibu yang pada waktu mengandung mengalami tekanan psikis yang begitu
hebatnya, biasanya pada saat proses kelahiran bayi ada gangguan atau dapat dikatakan
tidak lancar.
3. Perbedaan Individual
Perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi
sejak lahir. Anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik, berbeda
dengan individu lainnya, dan bersikap selektif terhadap pengaruh dari lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang
memengaruhi proses sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan
berpengaruh pada kepribadiannya.
5. Motivasi
Motivasi adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar
individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
Dorongandorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu sebagai warna
dalam kehidupan bermasyarakat.
9
Berikut ini akan dipaparkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses
penyesuaian diri
a. Faktor Fisiologis
Kondisi fisik, seperti struktur fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan,
aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan tubuh.
Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi prime bagi tingkah laku, dapat diperkirakan
bahwa system syaraf,kelenjar dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses
penyesuaian diri, kondisi tubuh yang baik merupakan syarat tercapainya proses
penyesuaian diri yang baik pula.
b. Faktor Psikologis
Banyak faktor psikologis yang memengaruhi kemampuan penyesuaian diri sendiri
seperti pengalaman, hasil belajar,kebutuhanpkebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi
dan sebagainya.
1) Faktor pengalaman
Pengalaman yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri, terutama penyesuaian yang
menyenangkan atau pengalaman yang traumatik (menyusahkan). Pengalaman yang
menyenangkan seperti memperoleh hadiah dari suatu kegiatan cenderung akan
menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya, pengalaman yang
traumatik akan menimbulkan penyesuaian diri yang keliru atau salah usai.
2) Faktor belajar
Proses belajar merupakan suatu dasar yang fudamental dalamproses penyesuaian diri.
Hal ini karena melalui belajar, pola-pola respons yang membentuk kepribadian yang
berkembang. Sebagian besar respons dan ciri-ciri kepribadian lebih banyak diperoleh
dari proses belajar daripada diperoleh secara diwariskan.
3) Determinasi diri
Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam proses penyesuaian diri karena
berperan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Keberhasilan atau
kegagalan penyesuaian diri banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam
mengarahkan dan mengendalikan dirinya meskipun sebetulnya situasi dan kondisi
tidak menguntungkan bagi penyesuaian dirinya.
4) Faktor konflik
Pengaruh konflik terhadap perilaku bergantung pada sifat konflik itu sendiri.
Sebenarnya, beberapa konflik dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan
kegiatan an penyesuaian dirinya. Ada orang yang mengatasi konfliknya dengan cara
10
meningkatkan usaha ke arah pencapaian tujuan yang mengunungkan bersama secara
sosial. Akan tetapi, adapula yang memecahkan konflik dengan cara melarikan diri,
sehingga menimulkan gejala-gejala neurotis.
c. Faktor Perkembangan Dan Kematangan
Dalam proses perkembangan, respons berkembang dari respons yang bersifat
instinktif menjadi respons yang bersifat hasil belajar dan pengalaman. Dengan
bertambahnya usia, perubahan dan perkembangan respons, tidak hanya diperoleh melalui
proses belajar, tetapi juga perbuatan individu telah matang untuk melakukan respons an ini
menentukan pola penyesuaian dirinya. Kondisi-kondisi perkembangan dan kematangan
memengaruhi setiap aspek kepribadian individu, seperti emosional, sosial, moral,
keagamaan dan intelektual. Dalam fase tertentu, salah satu aspek mungkin lebih penting
dari aspek lainnya.
d. Faktor Lingkungan
Berbagai lingkungan, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, kebudayaan dan agama
berpengaruh terhadap penyesuaian diri seseorang.
1) Pengaruh lingkungan Keluarga
Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting karena keluarga
merupakan media sosialisasi bagi anak-anak. Proses sosialisasi dan interaksi sosial
yang pertama dan utama dijalani individu dilingkungan keluarganya. Hasil sosialisasi
tersebut kemudian dikembangkan dilingkungan sekolah dan masyarakat umum.
2) Pengaruh Hubungan dengan Orang Tua
Pola hubungan antara orang tua dengan anak mempunyai pengaruh yang positif
terhadap proses penyesuaian diri. Beberapapola hubungan yang dapat memengaruhi
penyesuaian diri adalah sebagai berikut.
ď‚·Menerima (acceptance)
Orang tua menerima kehadiran anak-anaknya dengan cara-cara yang baik.
ď‚·Menghukum dan disiplin yang berlebihan
Hubungan anak dengan orang tua bersifat keras. Disiplin yang terlalu berlebihan
dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang menyenangkan bagi anak.
ď‚·Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan
Perlindungan dan pemanjaan secara berlebihan dapat menimbulkan perasaan tidak
aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala salah usai lainnya.
ď‚·Penolakan
11
Orang tua menolak kehadiran anaknya. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
penolakan orang tua terhadap pada anaknya dapat menimbulkan hambatan dalam
penyesuaian diri.
3) Hubungan Saudara
Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh kasih
sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih baik.
4) Lingkungan Masyarakat
Hasil penelitian menunjukkna bahwa gejala tingkah laku salah suai atau perilaku
menyimpang bersumber dari pengaruh keadaan lingkungan masyarakatnya. Pergaulan
yang salah dan terlalu bebas di kalangan remaja dapat memengaruhi polapola
penyesuaian dirinya.
5) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah berperan sebagai media sosialisasi, yaitu memengaruhi kehidupan
intelektual,sosial, dan moral anak-anak. Pendidikan yang diterima anak di sekolah
merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri mereka di lingkunan masyarakatnya.
e. Faktor Budaya Dan Agama
Lingkungan kultural tempat inividu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-
pola penyesuaian dirinya. Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam
mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana
damai dan tenang bagi anak. Ajaran agama ini merupakan sumber nilai, norma,
kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memeberikan tuntunan bagi arti,
tujuan, dan kestabilan hidup anak-anak. Sembahyang dan berdoa merupakan media
menuju arah kehidupan yang lebih nyaman, tenang dan berarti bagi manusia. Oleh karena
itu, agama memegang peran penting dalam proses penyesuaian diri seseorang.
3.3 Upaya Agar Si Anak Dapat Menyesuaikan Diri Dengan Baik
Dalam mengatasi anak-anak yang pendiam, kita harus melakukan tiga hal, yaitu:
1. Memberikan Perhatian
Dengan memberikan perhatian kita akan membuat si anak merasa ada di
lingkungannya berada.Seperti memberikan kesempatan dia untuk tampil ke depan kelas
agar dia memperoleh kepercyaan diri saat berada di depan kelas dan di sana dia kemudian
terpancing untuk mencoba kembali tampildi depan.
12
2. Memberikan Motivasi
Dengan memberikan motivasi maka kita akan memberikan suatu acuan atau dorongan
agar diaterpacu untuk tampil dan berkreasi. Seperti memberikan suatu percontohan yang
baik untukmelakukan suatu kegiatan dan tugas
3. Memberikan Pujian
Tidak lupa memberikan suatu pujian saat dia telah berhasil melakukan suatu
pekerjaan atau tugasyang dia kerjakan,karena dengan memberikan suatu pujian itu dapat
memberikan suatu rasakepercayaan diri .Tetapi jangan terlalu berlebihan karena itu dapat
membuat si anak merasaterlalu bisa melakukan segalanya dan akhirnya lupa akan posisi
sebenarnya
Berikut beberapa faktor lingkunganyang dianggap dapat mencipatakan penyesuaian
diri yang cukup sehat bagi remaja adalah sebagai berikut.
a. Lingkungan Keluarga yang Harmonis
Apabila seorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis yang
didalamnya terdapat cinta kasih, respek, toleransi, rasa aman dan kehangatan, seorang
anak akan melakukan penyesuaian diri secara sehat dan baik. Sikap ini sering ditanggapi
negatif oleh remaja dengan merasa bahwa dirinya kurang diperhatikan, tidak disayangi,
diremehkan atau dibenci. Jika hal tersebut terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu
yang lama (terutama pada masa kanak-kanak),kemampuannya dalam menyesuaikan diri
pun akan terhambat. Dorongan semangat dan persaingan antaranggota yang dilakukan
secara sehat memiliki pengaruh yang penting dalam perkembangan kejiwaan anak. Di
dalam lingkungan keluarga, seorang anak mempelajari dasar-dasar dari cara-cara bergaul
dengan orang lain. Biasanya yang menjadi acuan atau contoh adalah figur orang tua,
tokoh, pemimpin, atau seseorang yang menjadi idolanya.Oleh karena itu, orang tua atau
orang dewasa dituntut untuk meneladani atau menunjukkan sikap-sikap atau tindakan-
tindakan yang baik.
Selain itu, dalam keluarga masih banyak hal lain yang berperan dalam proses
pembentukan kemampuan penyesuaian diri yang sehat, seperti rasa percaya pada orang
lain atau diri sendiri,pengendalian rasa ketakutan, sikap toleransi, kerja sama, kehangatan
dan rasa aman yang semua hal itu sangat berguna bagi penyesuaian diri di masa
depannya.
13
b. Lingkungan Teman Sebaya
Menjalin hubungan yang erat dan harmonis dengan teman sebaya sngatlah penting
pada masa remaja. Ia mengungkapkan kepada teman sebayanya yang akrab secara bebas
dan terbuka tentang rencana, cita-cita dan kesulitan-kesulitan hidupnya.
Pengertian dan saran dari teman-temannya akan membantu dirinya dalam menerima
keadaan dirinya serta memahami hal-hal yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain
dan keluarga orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya, semakin meningkat
keadaannya untuk menerima dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Ia akan
menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sesuai dengan potensi yang dimilikinya itu.
c. Lingkungan Sekolah
Pendidikan modern menuntut guru untuk mengamati perkembangan
penyesuaian diri murid-muridnya serta mampu menyusun sistem pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan tersebut. Dengan demikian, proses pendidikan merupakan
penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai-nilai yang diharuskan oleh
linkungan menurut kepentingan perkembangan individu. Keberhasilan proses ini sangat
bergantung pada cara kerja dan metode yang digunakan oleh guru dalam proses
penyesuaian tersebut.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyesuaian diri adalah proses dinamik dalam interaksi individu dengan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan yang mencakup respon-respon mental dan perilaku untuk
menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik dan mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari luar diri individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri, sebagai berikut:
a. Faktor Fisiologis
b. Faktor psikologis
c. Faktor perkembangan dan kematangan
d. Faktor lingkungan
e. Faktor budaya dan agama
Dalam mengatasi anak-anak yang pendiam, kita harus melakukan tiga hal, yaitu:
a. Memberikan perhatian
b. Memberikan motivasi
c. Mebeikan pujian
4.2 Saran
Menurut saya ketidakmampuan menyesuaikan diri pada remaja disebabkan oleh
faktor internal dan eksternal dan lebih mengacu pada ketidakmampuan orang tua dalam
membimbing remaja menuju penyesuaian diri yang menyebabkan kondisi fisik, mental
dan emosional remaja menjadi labil.
Selain itu lingkungan yang tidak mendukung penyesuaian diri remaja menyebabkan
semakin sulitnya remaja dalam melakukan penyesuaian diri dan seharusnya orang tua
memahami keadaan remaja anaknya sehingga orang tua mampu mengarahkan anak
remajanya menuju penyesuaian diri yang tepat. Selain itu orang tua juga harus peduli
dengan semua faktor berpengaruh pada proses penyesuaian diri remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka SetiaBandung.
Alex Sobur, 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta
Nofiana Sari, 2010. Pengaruh rasa percaya diri dan penyesuaian diri terhadap
kemampuan berinteraksi social siswa kelas X di SMK Negeri 2 Pacitan. Skripsi tidak
diterbitkan. Madiun: BK FIP IKIP PGRI Madiun

Studi kasus peserta didik

  • 1.
    1 STUDI KASUS PERKEMBANGAN PESERTADIDIK TENTANG PENYESUAIAN DIRI ANAK PENDIAM Oleh: Nama : YOLA GUSTIA SARI NPM : 121000484205033 Dosen Pembimbing : DARMANELA EKA WATI S.Pd,M.Pd PROGRAM STUDI BIOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN SOLOK 2013
  • 2.
    i KATA PENGANTAR Puji syukurpenulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi kasus yang bejudul “PENYESUAIAN DIRI ANAK PENDIAM” guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik pada program Strata Satu Jurusan Pendidikan Biologi di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada ibuk Darmanela Eka Wati S.Pd,M.Pd selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan studi kasus ini. Penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Solok, 17 Juni 2013 Penulis,
  • 3.
    ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................................i DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................... 2 1.3 Manfaat ................................................................................................. 2 BAB II KAJIAN TEORITIS................................................................................. 3 BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 5 3.1 Karakteristik Penyesuaian Diri ........................................................... 5 3.2 Faktor-Faktor Penyebab Si Anak Pendiam dan Susah Bersosialisasi 5 3.3 Upaya Agar Si Anak Dapat Menyesuaikan Diri Dengan Baik........... 7 BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 14 4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 14 4.2 Saran .................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA
  • 4.
    1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Setiap individu mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis. Seorang ahli bernama Schneiders mengemukakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses mental dan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam diri sendiri dan dapat diterima oleh lingkungannya. Makna akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejumlah hal yang telah di pelajari dapat membantunya dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat di sekolah dan diluar sekolah, ia memiliki sejumlah pengetahuan, kecakapan, minat-minat dan sikap-sikap. Dengan pengalaman-pengalaman itu, secara berkesinambungan terbentuklah seorang pribadi seperti apa yang dia miliki sekarang dan menjadi seorang pribadi tertentu dimasa mendatang. Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organism yang aktif. Ia aktif dengan tujuan dan aktivitas yang berkesinambungan. Ia berusaha untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dan juga semua dorongan yang memberi peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompoknya. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Dan salah satu ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Permasalaha-permasalahan penyesuaian diri pada remaja kebanyakan dipicu oleh sikap orang tua. Misalnya saja ada sikap orang yang sering melakukan tindakan penolakan terhadap anaknya, apa yang dilakukan anaknya merupakan hal yang salah, mungkin saja orang tua semacam ini tidak menginginkan kehadiran anak tersebut (Zakiah Darajat : 1983). Ada pula orang tua yang terlalu mengisolir anaknya untuk bergaul dengan orang lain, hubungan orang tua yang retak, mengikuti tempat tinggal orang tua yang berpindah-pindah,
  • 5.
    2 penerapan disiplin yangberlebihan, kurangnya perhatian yang lebih, pergaulan bebas, frustasi dalam menghadapi konflik yang berat dan masih banyak lagi permasalah-permasalahan lainnya sehingga membuat anak itu terkadang mengambil proses penyesuaian diri ke arah yang positif maupun ke arah yang negatif (salah). 1.2 Rumusan masalah Rumusan masalah dari studi kasus ini adalah: 1.21 faktor-faktor yang menyebabkan anak pendiam susah besosialisasi? 1.22 permasalahan apa saja yang dihadapi si anak dalam bersosialisasi? 1.23 upaya apa saja yang bisa dilakukan agar si anak bisa menyesuaikan diri dengan baik? 1.3 Manfaat Manfaat dari peulisan ini adalah: 1.31 untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak susah besosialisasi? 1.32 untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi si anak dalam bersosialisasi? 1.23 untuk mengetahui upaya apa saja yang bisa dilakukan agar si anak bisa menyesuaikan diri dengan baik?
  • 6.
    3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penyesuaiandiri adalah suatu proses yang dihadapi individu dalam mengenal lingkungan yang baru. Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat.Menurut Callhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinue dengan diri individu sendiri, orang lain dan dunia individu. Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik mengingat individu secara konstan juga mempengaruhi kedua faktor lain. Menurut Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: 1. Penyesuaian sebagai adaptasi Menurut pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis, sehingga ada kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan yang terabaikan. 2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri individu akan terancam tertolak jika perilaku individu tidak sesuai dengan norma yang berlaku. 3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan Penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan untuk merencakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi, dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi dan kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.
  • 7.
    4 Berdasarkan uraian diatas,dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah proses dinamik dalam interaksi individu dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang mencakup respon-respon mental dan perilaku untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik dan mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari luar diri individu.
  • 8.
    5 BAB III PEMBAHASAN 3.1 KarakteristikPenyesuaian Diri Tidak selamanya individu akan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri. Hal itu disebabkan adanya rintangan atau hambatan tertentu yang menyebabkan ia tidak mampu melakukan peyesuaian diri secara optimal. Dalam hubungan dengan intangan-rintangan tersebut, ada individu-individu yang mampu melakukan penyesuaian diri secara positif, tetapi ada pula yang melakukan penyesuaian diri secara tidak tepat. 1. Penyesuaian Diri yang Positif Individu yang tergolong mampu untuk melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut. a. Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional yang berlebihan. b. Tidk menunjukan adanya mekanisme pertahanan yang salah. c. Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi. d. Memiliki pertimbangan yang rasional dalam pengerahan diri. e. Mampu belajar dari pengalaman. f. Bersikap realistik dan objektif. Dalam penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukan berbagai bentuk berikut ini: a. Penyesuaian diri dalam menghadapi masalah secara langsung Dalam situasi ini, individu secara langsung menghadapi masalah dengan segala cara akibatnya. Ia akan melakukan tindakan yang sesuaia dengan masalah yang dihadapinya. b. Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan) Dalam situasi ini, individu mencari berbagai pengalaman untuk menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya. c. Penyesuaian diri dengan trial dan error Dalam cara ini, individu melakukan tindakan coba-coba, dalam arti kalau menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan. d. Penyesuaian dengan subtitusi ( mencari pengganti)
  • 9.
    6 Apabila individu merasagagal dalam menghadapi masalah, ia dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti. e. Penyesuaian diri dengan belajar Dengan belajar, indiidu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membantu penyesuaian dirinya. f. Penyesuaian diri dengan pengendalian diri Penyesuaian diri akan lebih efektif jika disertai oleh kemampuan memilih tindakan yang tepat serta pengendalian diri secara tepat pula. Dalam situasi ini, individu akan berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi. g. Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat Dalam hal ini, sikap dan tindakan yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan yang cermat atau matang. Keputusan diambil setelah dipertimbangkan dari berbagai segi, seperti untung dan ruginya. 2. Penyesuaian Diri yang Salah Penyesuaian diri yang salah ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, membabi buta, dan sebagainya. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah, yaitu reaksi bertahan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri. a. Reaksi bertahan (defence reaction) Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah-olah ia tidak sedang menghadapi kegagalan. Adapun bentuk khusus dari reaksi ini, yaitu sebagai berikut. 1) Rasionalisasi, yaitu mencari-cari alasan yang masuk akal untuk membenarkan tindakan yang salah. 2) Represi, yaitu menekan perasaannya yang dirasakan kurang enak ke alam tidak sadar. 3) Proyeksi, yaitu menyalahkan kegagalan dirinya pada pihak lain atau pihak ketiga untk mencari alasan yang dapat diterima. 4) “Saur grapes” (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan fakta atau kenyataan.
  • 10.
    7 b. Reaksi menyerang(aggresive reaction) Individu yang salah peyesuaian dirinya akan menunjukkan sikap dan perilaku yang bersifat menyerang atau konfrontasi untuk menutupi kekurangan atau kegagalannya. Reaksi-reaksinya antara lain: 1) Selalu membenarkan diri sendiri 2) Selalu ingin berkuasa dalam setiap situasi 3) Merasa senang bila mengganggu orang lain 4) Suka menggertak, baik dengan ucapan maupun perbuatan 5) Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka 6) Bersikap menyerang dan merusak 7) Keras kepala dalam sikap dan perbuatannya 8) Suka bersikap balas dendam 9) Memerkosa hak orang lain c. Reaksi melarikan diri (escape reaction) Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situsi yang menimbulkan konflik atau kegagalannya. Reaksinya tampak sebagai berikut: 1) Suka berfantasi untuk memuaskan keinginan yang tidak tercapai dengan bentuk angan-angan seolah-olah sudah tercapai 2) Banyak tidur, suka minuman keras, bunuh diri atau menjadi pecandu narkoba 3 Regresi, yaitu kembali pada tingkah laku kekanak-kanakan. Misalnya, orang dewasa yang bersikap dan berperilaku seperti anak kecil. 3.2 Faktor-Faktor Penyebab Si Anak Pendiam dan Susah Bersosialisasi Secara umum, penyebab seorang anak itu menjadi pendiam disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
  • 11.
    8 1. Gen (sifatturunan dari orang tua) Faktor gen ini sangat berpengaruh, misalnya ayahnya adalah tipe yang tidak banyak bicara lalu sifat tersebut diwariskan pada anaknya. 2. Lingkungan Lingkungan secara langsung mengubah mood seseorang, misalnya si A selalu dalam posisi tertekan, diliputi rasa takut karena orang-orang disekitarnya selalu mendiktenya. Menurut F.G. Robbins, faktor penyebab yang mempengaruhi kepribadian seseorang itu ada lima, yaitu: 1. Sifat Dasar(Sifat Biologis) Sifat biologis yang merupakan salah satu hal yang diwariskan dari orang tua kepada anaknya. 2. Lingkungan`prenatal Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini individu mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu sangat menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara fisik maupun secara psikis. Banyak peristiwa yang sudah ada membuktikan bahwa seorang ibu yang pada waktu mengandung mengalami tekanan psikis yang begitu hebatnya, biasanya pada saat proses kelahiran bayi ada gangguan atau dapat dikatakan tidak lancar. 3. Perbedaan Individual Perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi sejak lahir. Anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik, berbeda dengan individu lainnya, dan bersikap selektif terhadap pengaruh dari lingkungan. 4. Lingkungan Lingkungan meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang memengaruhi proses sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan berpengaruh pada kepribadiannya. 5. Motivasi Motivasi adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Dorongandorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu sebagai warna dalam kehidupan bermasyarakat.
  • 12.
    9 Berikut ini akandipaparkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri a. Faktor Fisiologis Kondisi fisik, seperti struktur fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan tubuh. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi prime bagi tingkah laku, dapat diperkirakan bahwa system syaraf,kelenjar dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri, kondisi tubuh yang baik merupakan syarat tercapainya proses penyesuaian diri yang baik pula. b. Faktor Psikologis Banyak faktor psikologis yang memengaruhi kemampuan penyesuaian diri sendiri seperti pengalaman, hasil belajar,kebutuhanpkebutuhan, aktualisasi diri, frustasi, depresi dan sebagainya. 1) Faktor pengalaman Pengalaman yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri, terutama penyesuaian yang menyenangkan atau pengalaman yang traumatik (menyusahkan). Pengalaman yang menyenangkan seperti memperoleh hadiah dari suatu kegiatan cenderung akan menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya, pengalaman yang traumatik akan menimbulkan penyesuaian diri yang keliru atau salah usai. 2) Faktor belajar Proses belajar merupakan suatu dasar yang fudamental dalamproses penyesuaian diri. Hal ini karena melalui belajar, pola-pola respons yang membentuk kepribadian yang berkembang. Sebagian besar respons dan ciri-ciri kepribadian lebih banyak diperoleh dari proses belajar daripada diperoleh secara diwariskan. 3) Determinasi diri Determinasi diri mempunyai fungsi penting dalam proses penyesuaian diri karena berperan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Keberhasilan atau kegagalan penyesuaian diri banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya meskipun sebetulnya situasi dan kondisi tidak menguntungkan bagi penyesuaian dirinya. 4) Faktor konflik Pengaruh konflik terhadap perilaku bergantung pada sifat konflik itu sendiri. Sebenarnya, beberapa konflik dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan an penyesuaian dirinya. Ada orang yang mengatasi konfliknya dengan cara
  • 13.
    10 meningkatkan usaha kearah pencapaian tujuan yang mengunungkan bersama secara sosial. Akan tetapi, adapula yang memecahkan konflik dengan cara melarikan diri, sehingga menimulkan gejala-gejala neurotis. c. Faktor Perkembangan Dan Kematangan Dalam proses perkembangan, respons berkembang dari respons yang bersifat instinktif menjadi respons yang bersifat hasil belajar dan pengalaman. Dengan bertambahnya usia, perubahan dan perkembangan respons, tidak hanya diperoleh melalui proses belajar, tetapi juga perbuatan individu telah matang untuk melakukan respons an ini menentukan pola penyesuaian dirinya. Kondisi-kondisi perkembangan dan kematangan memengaruhi setiap aspek kepribadian individu, seperti emosional, sosial, moral, keagamaan dan intelektual. Dalam fase tertentu, salah satu aspek mungkin lebih penting dari aspek lainnya. d. Faktor Lingkungan Berbagai lingkungan, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, kebudayaan dan agama berpengaruh terhadap penyesuaian diri seseorang. 1) Pengaruh lingkungan Keluarga Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting karena keluarga merupakan media sosialisasi bagi anak-anak. Proses sosialisasi dan interaksi sosial yang pertama dan utama dijalani individu dilingkungan keluarganya. Hasil sosialisasi tersebut kemudian dikembangkan dilingkungan sekolah dan masyarakat umum. 2) Pengaruh Hubungan dengan Orang Tua Pola hubungan antara orang tua dengan anak mempunyai pengaruh yang positif terhadap proses penyesuaian diri. Beberapapola hubungan yang dapat memengaruhi penyesuaian diri adalah sebagai berikut. ď‚·Menerima (acceptance) Orang tua menerima kehadiran anak-anaknya dengan cara-cara yang baik. ď‚·Menghukum dan disiplin yang berlebihan Hubungan anak dengan orang tua bersifat keras. Disiplin yang terlalu berlebihan dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang menyenangkan bagi anak. ď‚·Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan Perlindungan dan pemanjaan secara berlebihan dapat menimbulkan perasaan tidak aman, cemburu, rendah diri, canggung, dan gejala-gejala salah usai lainnya. ď‚·Penolakan
  • 14.
    11 Orang tua menolakkehadiran anaknya. Beberapa penelitian menunjukan bahwa penolakan orang tua terhadap pada anaknya dapat menimbulkan hambatan dalam penyesuaian diri. 3) Hubungan Saudara Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh kasih sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih baik. 4) Lingkungan Masyarakat Hasil penelitian menunjukkna bahwa gejala tingkah laku salah suai atau perilaku menyimpang bersumber dari pengaruh keadaan lingkungan masyarakatnya. Pergaulan yang salah dan terlalu bebas di kalangan remaja dapat memengaruhi polapola penyesuaian dirinya. 5) Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah berperan sebagai media sosialisasi, yaitu memengaruhi kehidupan intelektual,sosial, dan moral anak-anak. Pendidikan yang diterima anak di sekolah merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri mereka di lingkunan masyarakatnya. e. Faktor Budaya Dan Agama Lingkungan kultural tempat inividu berada dan berinteraksi akan menentukan pola- pola penyesuaian dirinya. Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya. Agama juga memberikan suasana damai dan tenang bagi anak. Ajaran agama ini merupakan sumber nilai, norma, kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memeberikan tuntunan bagi arti, tujuan, dan kestabilan hidup anak-anak. Sembahyang dan berdoa merupakan media menuju arah kehidupan yang lebih nyaman, tenang dan berarti bagi manusia. Oleh karena itu, agama memegang peran penting dalam proses penyesuaian diri seseorang. 3.3 Upaya Agar Si Anak Dapat Menyesuaikan Diri Dengan Baik Dalam mengatasi anak-anak yang pendiam, kita harus melakukan tiga hal, yaitu: 1. Memberikan Perhatian Dengan memberikan perhatian kita akan membuat si anak merasa ada di lingkungannya berada.Seperti memberikan kesempatan dia untuk tampil ke depan kelas agar dia memperoleh kepercyaan diri saat berada di depan kelas dan di sana dia kemudian terpancing untuk mencoba kembali tampildi depan.
  • 15.
    12 2. Memberikan Motivasi Denganmemberikan motivasi maka kita akan memberikan suatu acuan atau dorongan agar diaterpacu untuk tampil dan berkreasi. Seperti memberikan suatu percontohan yang baik untukmelakukan suatu kegiatan dan tugas 3. Memberikan Pujian Tidak lupa memberikan suatu pujian saat dia telah berhasil melakukan suatu pekerjaan atau tugasyang dia kerjakan,karena dengan memberikan suatu pujian itu dapat memberikan suatu rasakepercayaan diri .Tetapi jangan terlalu berlebihan karena itu dapat membuat si anak merasaterlalu bisa melakukan segalanya dan akhirnya lupa akan posisi sebenarnya Berikut beberapa faktor lingkunganyang dianggap dapat mencipatakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja adalah sebagai berikut. a. Lingkungan Keluarga yang Harmonis Apabila seorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang harmonis yang didalamnya terdapat cinta kasih, respek, toleransi, rasa aman dan kehangatan, seorang anak akan melakukan penyesuaian diri secara sehat dan baik. Sikap ini sering ditanggapi negatif oleh remaja dengan merasa bahwa dirinya kurang diperhatikan, tidak disayangi, diremehkan atau dibenci. Jika hal tersebut terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama (terutama pada masa kanak-kanak),kemampuannya dalam menyesuaikan diri pun akan terhambat. Dorongan semangat dan persaingan antaranggota yang dilakukan secara sehat memiliki pengaruh yang penting dalam perkembangan kejiwaan anak. Di dalam lingkungan keluarga, seorang anak mempelajari dasar-dasar dari cara-cara bergaul dengan orang lain. Biasanya yang menjadi acuan atau contoh adalah figur orang tua, tokoh, pemimpin, atau seseorang yang menjadi idolanya.Oleh karena itu, orang tua atau orang dewasa dituntut untuk meneladani atau menunjukkan sikap-sikap atau tindakan- tindakan yang baik. Selain itu, dalam keluarga masih banyak hal lain yang berperan dalam proses pembentukan kemampuan penyesuaian diri yang sehat, seperti rasa percaya pada orang lain atau diri sendiri,pengendalian rasa ketakutan, sikap toleransi, kerja sama, kehangatan dan rasa aman yang semua hal itu sangat berguna bagi penyesuaian diri di masa depannya.
  • 16.
    13 b. Lingkungan TemanSebaya Menjalin hubungan yang erat dan harmonis dengan teman sebaya sngatlah penting pada masa remaja. Ia mengungkapkan kepada teman sebayanya yang akrab secara bebas dan terbuka tentang rencana, cita-cita dan kesulitan-kesulitan hidupnya. Pengertian dan saran dari teman-temannya akan membantu dirinya dalam menerima keadaan dirinya serta memahami hal-hal yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain dan keluarga orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya, semakin meningkat keadaannya untuk menerima dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sesuai dengan potensi yang dimilikinya itu. c. Lingkungan Sekolah Pendidikan modern menuntut guru untuk mengamati perkembangan penyesuaian diri murid-muridnya serta mampu menyusun sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan tersebut. Dengan demikian, proses pendidikan merupakan penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai-nilai yang diharuskan oleh linkungan menurut kepentingan perkembangan individu. Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada cara kerja dan metode yang digunakan oleh guru dalam proses penyesuaian tersebut.
  • 17.
    14 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Penyesuaiandiri adalah proses dinamik dalam interaksi individu dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang mencakup respon-respon mental dan perilaku untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik dan mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari luar diri individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri, sebagai berikut: a. Faktor Fisiologis b. Faktor psikologis c. Faktor perkembangan dan kematangan d. Faktor lingkungan e. Faktor budaya dan agama Dalam mengatasi anak-anak yang pendiam, kita harus melakukan tiga hal, yaitu: a. Memberikan perhatian b. Memberikan motivasi c. Mebeikan pujian 4.2 Saran Menurut saya ketidakmampuan menyesuaikan diri pada remaja disebabkan oleh faktor internal dan eksternal dan lebih mengacu pada ketidakmampuan orang tua dalam membimbing remaja menuju penyesuaian diri yang menyebabkan kondisi fisik, mental dan emosional remaja menjadi labil. Selain itu lingkungan yang tidak mendukung penyesuaian diri remaja menyebabkan semakin sulitnya remaja dalam melakukan penyesuaian diri dan seharusnya orang tua memahami keadaan remaja anaknya sehingga orang tua mampu mengarahkan anak remajanya menuju penyesuaian diri yang tepat. Selain itu orang tua juga harus peduli dengan semua faktor berpengaruh pada proses penyesuaian diri remaja.
  • 18.
    DAFTAR PUSTAKA Fatimah, Enung.2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka SetiaBandung. Alex Sobur, 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta Nofiana Sari, 2010. Pengaruh rasa percaya diri dan penyesuaian diri terhadap kemampuan berinteraksi social siswa kelas X di SMK Negeri 2 Pacitan. Skripsi tidak diterbitkan. Madiun: BK FIP IKIP PGRI Madiun