PENGUJIAN BENIH
PENGUJIAN BENIH
Tujuan:
• Menetapkan (menaksir) nilai setiap
contoh dari sejumlah benih yang diuji
selaras dengan kualitas benih
Menghindari pemakaian benih
berkualitas rendah mencegah
timbulnya kerugian
3.
PENGUJIAN BENIH
PENGUJIAN BENIH
•Di Indonesia, pengujian benih hanya
dapat dilakukan oleh Badan
Pemerintah (BPSB) atau badan swasta
yang ditunjuk di bawah pengawasan
BPSB.
• Di beberapa negara lain, dapat
dilakukan oleh pemerintah, perguruan
tinggi, swasta atau badan komersial
yang telah diberi izin.
4.
PENGENDALIAN KUALITAS BENIH
Analisa Mutu Fisik (kemurnian, kadar
air, bobot 1000 butir)
Analisa Mutu Fisiologis (daya
perkecambahan dan vigor)
Analisa Kesehatan
Ukuran dan keseragaman
5.
MUTU FISIK
Analisa kemurnian
•Petani memerlukan benih murni
• Dilakukan dengan pembersihan
• Inspeksi dan uji di lapangan
(kemurnian varietas) lebih akurat
daripada di lab
6.
MUTU FISIK
Kadar air
•Kadar air menggambarkan jumlah
kandungan air yang ada dalam benih
• Terlalu tinggi serangan HPB
• Terlalu rendah dormansi
sekunder/mati
7.
MUTU FISIOLOGIS
Daya Perkecambahan
•Persentase benih murni yang
menghasilkan kecambah normal
• Persentase perkecambahan
menggambarkan potensi kelompok
benih untuk menghasilkan kecambah
pada kondisi optimal
8.
MUTU FISIOLOGIS
Daya Perkecambahan
•Benih berdaya kecambah tinggi lebih
baik dibandingkan benih berdaya
kecambah rendah
• uji perkecambahan dilakukan terhadap
benih murni yang dipersiapkan selama
uji kemurnian benih dan benih murni
tidak mewakili benih dalam karung
9.
MUTU FISIOLOGIS
Vigor
• Vigormewakili kemampuan benih
untuk menghasilkan kecambah pada
kondisi lapang (suboptimal)
• Kelompok Benih yang memiliki daya
kecambah sama mungkin memiliki
penampilan berbeda pada kondisi sub-
optimal, terutama benih dengan daya
kecambah rendah
10.
KESEHATAN BENIH
• Penyakittanaman ada yang
dipindahkan melalui benih (seed-
borne desease)
• Kesehatan benih faktor penting
dalam mengendalikan penyakit
tanaman dan kemantapan lapang
• Benih mungkin mengandung virus
yang umumnya tidak mempengaruhi
perkecambahan
11.
UKURAN DAN KESERAGAMAN
•Umumnya benih berukuran lebih kecil
menghasilkan bibit berukuran kecil
sehingga kurang kompetitif, mudah
terserang penyakit dan daya hasilnya
rendah
• Benih seragam memudahkan
penanaman dengan mesin
12.
PENGAMBILAN CONTOH BENIH
•Langkah pertama sebelum pengujian
benih
• Tujuan : menyediakan contoh benih
yang dapat mewakili keseluruhan
kelompok benih
13.
CONTOH BENIH
Ada 4macam contoh benih dalam
peraturan ISTA
o Contoh primer (Primary sample)
o Contoh campuran (Composite sample)
o Contoh yang dikirim ke laboratorium
(Submitted sample)
o Contoh Uji (Working sample)
14.
CONTOH BENIH
• Contohprimer : bagian kecil dari benih yang
diambil dari kelompok benih dalam satu
lokasi
• Contoh campuran : campuran dari seluruh
contoh primer
• Contoh yang dikirim ke laboratorium : contoh
campuran yang dikirim ke laboratorium untuk
diuji, berasal dari sebagian contoh campuran
• Contoh kerja : sebagian dari contoh yang
dikirim ke laboratorium yang digunakan
untuk pengujian
• Benih yangakan diuji disimpan dalam dua
bentuk yaitu di dalam silo (bulk) atau
dalam karung (bags).
17.
BENIH DALAM SILO(BULK)
BENIH DALAM SILO (BULK)
• Untuk sebagian besar benih pertanian
ukuran silo tidak lebih dari 10.000 kg,
untuk benih ukuran besar tidak lebih dari
20.000 kg dan khusus untuk jagung tidak
lebih dari 40.000 kg.
18.
KELOMPOK BENIH (ISTA,1966),
MEWAKILI TIAP JUMLAH
SEBAGAI BERIKUT:
• BENIH TAN.PANGAN DAN HORTI : UKURAN
BENIH = ATAU > PADI BERAT MAKS
KELOMPOK 20.000 KG. BILA < PADI BERAT
MAKS KELOMPOK 10.000 KG
• BENIH POHON-POHONAN : UKURAN = ATAU
> FAGUS SPP. BERAT MAKS KELOMPOK
5.000 KG, BILA < FAGUS SPP BERAT MAKS
KELOMPOK 1000 KG
19.
Berat silo dancontoh benih
Spesies Berat mak
dalam Silo
(kg)
Berat contoh minimal (g)
Dkirim ke
laboratorium
Contoh kerja
untuk
kemurnian
Contoh kerja
untuk
spesies lain
Arachis
hypogaea
20.000 1000 1000 1000
Glycine max L 20.000 1000 500 1000
Sorghum 10.000 200 20 200
Trifolium hirtum 10.000 70 7 70
Zea mays 40.000 1000 900 1000
20.
BENIH DALAM KARUNG.
• Jika kelompok benih teridir atas 1-5 karung,
setiap karung harus diambil contohnya dan
minimal 5 contoh primer yang harus diambil.
• Jika jumlah karung antara 6 – 30, setiap 3
karung diambil satu contoh dan tidak boleh
kurang dari 5 contoh primer
• Jika jumlah karung antara > 30, setiap 5
karung diambil satu contoh dan tidak boleh
kurang dari 10 contoh primer
21.
• Jika kelompokbenih terdiri atas 6 karung
atau kurang, setiap benih harus diambil
contohnya
• Jika kelompok benih lebih dari 6 karung,
contoh harus diambil dari 5 karung
ditambah 10 % dari sisa karung
22.
Pengambilan contoh benih
dalamkarung
No Jml karung dalam kelompok Jml karung untuk contoh
1 5 5
2 7 6
3 10 6
4 23 7
5 50 10
6 100 15
7 200 25
8 300 30
9 400 30
23.
PENGAMBILAN CONTOH
KERJA
• Pembagimekanik : benih dimasukkan
dalam alat mekanik yang langsung
membagi benih secara acak dalam
beberapa bagian
• Metode pembagi roti (Pie Method) :
menyebarkan benih dalam tempat datar
dan membagi benih dalam beberapa
bagian seperti membagi roti
24.
• Metode cangkir: menempatkan sejumlah
cangkir dan masing-masing diisi benih
secara bergiliran
• Metode sendok :mengambil benih secara
acak dengan menggunakan sendok
PENGAMBILAN CONTOH
KERJA
UJI MUTU FISIK
•TUJUAN :
MENGETAHUI MUTU FISIK SUATU
KELOMPOK BENIH YANG MENCAKUP
– KEMURNIAN
– KADAR AIR
– BERAT 1000 BUTIR BENIH
31.
UJI KEMURNIAN BENIH
•CONTOH KERJA DIPISAHKAN MENJADI
EMPAT KOMPONEN :
BENIH MURNI
BENIH SPECIES LAIN
BIJI GULMA
BAHAN LAIN/KOTORAN
32.
• Benih murni: bagian contoh kerja yang
mewakili spesies yang dimaksud
• Spesies lain : spesies selain benih yang
dimaksud
• Biji gulma : persentasi biji yang termasuk
dalam kategori gulma (tanaman
pengganggu)
• Kotoran : bahan lain yang termasuk kotoran
UJI KEMURNIAN BENIH
33.
PENENTUAN KADAR AIRBENIH
• METODA PRAKTIS : menggunakan
electric moisture meter (moisture tester)
benih dimasukkan dalam alat dan
langsung terbaca kadar airnya
• METODA DASAR :menggunakan metoda
oven pada suhu 105 °C atau 130 °C
sampai diperoleh berat kering konstan
PENENTUAN BERAT 1000BUTIR BENIH
• PENENTUAN BERAT 1000 BUTIR BENIH
DILAKUKAN KARENA KARAKTER INI
MERUPAKAN SALAH SATU CIRI DARI
SUATU JENIS BENIH YANG
TERCANTUM DALAM DESKRIPSI
VARIETAS
36.
CARA KERJA
1. DENGANMENGHITUNG SEJUMLAH
1 X 1000 BUTIR BENIH DARI
CONTOH KERJA DAN DITIMBANG
BERATNYA
2. DENGAN MENGHITUNG 8 X 100
BUTIR BENIH DARI CONTOH
KERJA, KEMUDIAN DITIMBANG
BERATNYA
37.
• JIKA KOEFISIENKERAGAMAN
BERAT 100 BUTIR BENIH ANTARA 8
ULANGAN TERSEBUT TIDAK LEBIH
DARI 6,0 UNTUK BENIH RUMPUT-
RUMPUTAN ATAU 4,0 UNTUK BENIH
LAINNYA, MAKA BERAT 1000 BUTIR
BENIH DAPAT DIHITUNG SEBAGAI
10 KALI RATA-RATA BERAT
SELURUH ULANGAN
38.
PENGUJIAN MUTU FISIOLOGIS
BENIH
•TUJUAN : UNTUK MENGETAHUI MUTU
FISIOLOGIS SUATU KELOMPOK BENIH,
YANG MENCAKUP
– DAYA KECAMBAH,
– KEKUATAN TUMBUH,
– DAYA SIMPAN DAN
– KESEHATAN BENIH
LTS.TB.UJI MUTUFISIOL.06
39.
KETENTUAN-KETENTUAN UJI MUTU
FISIOLOGISBENIH
• ANALISA DILAKUKAN PADA BENIH MURNI
• CONTOH UJI 400 BUTIR BENIH SETIAP
PERLAKUAN DENGAN ULANGAN 4, 8 ATAU
16
• PENGAMATAN UJI DAYA KECAMBAH :(3X24)
JAM + (2X24) JAM ATAU (5X24) JAM + (2X24)
JAM DAN UJI KEKUATAN TUMBUH 4X24 JAM
ATAU 6X24 JAM
• BEDA ANTAR ULANGAN LIHAT TABEL 4.5
DAN 4.6 DI BUKU TEKS
40.
METODE UJI DAYAKECAMBAH
• METODA UJI DAYA KECAMBAH SECARA
LANGSUNG DENGAN KERTAS MERANG
• UJI DIATAS KERTAS
• UJI ANTAR KERTAS
• UJI KERTAS DIGULUNG
41.
METODE UJI DAYAKECAMBAH
• METODA UJI DAYA KECAMBAH SECARA
LANGSUNG DENGAN SUBSTRAT PASIR
ATAU TANAH
• SEBAIKNYA PASIR ATAU TANAH YANG AKAN
DIGUNAKAN DISTERILKAN DULU
42.
PENILAIAN HASIL UJIDAYA KECAMBAH
• EVALUASI DILAKUKAN SETELAH
(3X24) JAM + (2X24) JAM ATAU (5X24)
JAM + (2X24) JAM
• KRITERIA : KECAMBAH NORMAL,
KECAMBAH ABNORMAL, BENIH MATI
ATAU BELUM TUMBUH
METODA UJI KEKUATANTUMBUH
• UJI KERTAS DIGULUNG DIDIRIKAN
• UJI KERTAS DIGULUNG DIDIRIKAN DALAM
PLASTIK
• UJI HOPPE DIUBAH DALAM PLASTIK
• PLASTIK CELL WOODSTOCK
• MEDIA PASIR ATAU TANAH
45.
PENILAIAN HASIL UJIKEKUATAN
TUMBUH
• EVALUASI DILAKUKAN SETELAH 4X24 JAM
ATAU 6X24 JAM
• KRITERIA : KECAMBAH NORMAL TUMBUH
KUAT, KECAMBAH NORMAL TUMBUH
KURANG KUAT, KECAMBAH ABNORMAL,
MATI
UJI TETRAZOLIUM
• YAITUSUATU CARA PENGUJIAN DAYA
HIDUP (VIABILITAS BENIH) SECARA
TIDAK LANGSUNG, DENGAN
MENGUKUR AKTIVITAS METABOLISME
BENIH
• BAHAN : 2,3,5 TRIPHENYL TETRAZOLIUM
CHLORIDE ATAU BROMIDE
48.
• Tetrazolium dikembangkandi jerman oleh
LAKON tahun 1940 an.
• Embrio yang hidup atau sumbu akar
benih akan mengubah larutan tetrazolium
yang tidak berwarna menjadi bahan
berwarna merah yang disebut
FORMAZAN.
UJI PERKECAMBAHAN
• Ujiperkecambahan ini tidak secara tepat
mewakili penampilan.
• Pada kondisi benih yang kualitasnya lebih
tnggi penampilannya akan lebih baik
dibanding kelompok benih yang kualitasnya
rendah.
• Uji perkecambahan akan selalu dilakukan
terhadap benih dari fraksi benih murni.
52.
• Dari benihmurni yang dicampur secara
baik (merata) dihitung sebanyak 400 benih
secara acak dalam ulangan yang terdiri
atas, 100, 50 atau 25 benih.
• Benih diatur dalam jarak yang sama pada
substrat yang berair, sehingga
memudahkan untuk evaluasi dan
menghindari singgungan antar benih
sebelum dihitung dan dipindah.
53.
• Penghitungan pertamadilakukan saat
sebagian besar kecambah nyata telah
berkembang sehingga layak dievaluasi
• Kecambah normal dipindah dan dihitung.
• Benih busuk dan kecambah yang
membusuk juga dipindah untuk
menghindari kontaminasi dan dihitung.
54.
• Penghitungan ulangdilakukan saat
pelaksanaan uji menurut prosedur yang
sama. Pada akhir penghitungan juga
dicatat jumlah benih keras dan segar tidak
berkecambah.
• Jika beberapa benih mulai berkecambah
pada akhir pengujian, maka uji dapat
diperpanjang.
55.
• Substrat yangdigunakan dalam uji
perkecambahan adalah kertas, pasir dan
tanah, tergantung kepada fasilitas
laboratoriumnya, benih dan pencahayaan
untuk pertumbuhan tanaman.
56.
• Substrat harusbukan bahan toksin dan
relatif bebas dari jamur, mikroba lain dan
spora lain, juga cukup aerasi dan
kandungan airnya untuk perkecambahan.
• Untuk mengurangi frekuensi pengairan,
kelembaban di sekitar kecambah harus
diusahakan maksimum. PH media
berkisar 6,0 – 7,5.
57.
• Air krandapat digunakan untuk membasahi
substrat. Air harus bebas dari keasaman,
kebasaan, pencampuran bahan organik
atau yang lain dan diusahakan didestilasi
atau deionisasi.
• Semua substrat yang berupa kertas harus
porous, tetapi teksturnya baik sehingga
dapat akar kecambah terhindar untuk
tumbuh di kertas.
58.
• Pasir umumdigunakan sebagai substrat
untuk benih ukuran besr seperti serealia,
kapri dan kacang-kacangan.
59.
• Kertas filter,kertas blotter dan kertas towel
dapat digunakan untuk mengecambahkan
benih. Benih dapat diletakkan di atas
kertas, atau diantara dua lapisan kertas.
• Substrat kertas dapat ditempatkan secara
langsung di atas tray dalam kabinet
perkecambahan, dalam ruang dengan
kelembaban jenuh atau dalam kotak
tertutup lapisan kertas yang dibasahi.
60.
• Pasir
• Benihdapat ditanam di atas lapisan
pasir dan ditutup dengan 10-20 mm
pasir, atau ditanam di atas
permukaan pasir selanjutnya ditekan
ke dalam permukaan.
61.
• Pasir harusbebas dari bahan yang
ukurannya kecil atau besar. Ukuran
diameter yang normal berkisar antara 0,05
– 0,8 mm.
• Jika perlu, pasir dicuci dan disterilsasi
agar bebas mikroba dan benih asing.
62.
• Pemberian airdilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu basah sehingga
aerasi optimal dengan kelembaban
sekitar 60 % dari kapasitas lapang.
Sebagian besar benih menghendaki 50 %
dari air jenuh.
63.
• Tempat persemaianpasir selanjutnya
dipersiapkan, pertama dengan cara
mengisi tempat perkecambahan dengan
lapisan pasir basah secara merata(dengan
skrap) dan kemudian longgarkan dengan
penggaruk.
• Setelah benih ditanam dan ditutup sedalam
1-2 cm, tutup pasir dilonggarkan dan
diratakan (tanpa diberi benih).
64.
Tanah
• Tanah ataukompos buatan yang umum
digunakan , sebagai pengganti pasir untuk
menguji contoh yang menghasilkan
kecambah yang mempunyai gejala
pitotoksis jika dikecambahkan dalam pasir
atau kertas.
65.
• Uji dengantanah juga digunakan untuk
menjelaskan evaluasi perkecambahan,
tetapi ini tidak direkomendasikan untuk uji
perkecambahan rutin, karena tanah lebih
sulit untuk menstandarisasi dan oleh
karena itu dapat menyebabkan variasi
yang lebih besar diantara hasil uji.
66.
• Untuk membasahitanah, air harus
ditambahkan sampai tanah dapat
membentuk gumpalan yang mudah
dipecah oleh tekanan dua jari. Tanah
disiapkan seperti pada persiapan uji
dengan pasir.
67.
KONDISI PERKECAMBAHAN
• Suhu
–Suhumerupakan salah satu faktor kritis
dalam laboratorium uji perkecambahan.
– Benih yang berbeda membutuhkan
kisaran suhu berbeda meliputi suhu
optimal tertinggi dan perkecambahan
suhu teratur dalam waktu uji pendek.
68.
- Kondiisi pertumbuhandapat
mempengaruhi kebutuhan suhu dari
benih. Benih mungkin membutuhkan
suhu konstan atau berubah-ubah.
69.
• Cahaya
–Perkecambahan Benihmenghendaki
cahaya yang bervariasi. Beberapa
benih berkecambahan hanya dalam
kondisi gelap, yang lain membutuhkan
cahaya, dan ada yang tidak terpengaruh
oleh cahaya.
70.
–Kecamabah biasanya disinaridengan
cahaya selama 8 jam dalam 24 jam
–Cahaya disediakan selama periode
suhu tinggi. Intensitas cahaya harus
mnendekati 750 – 1250 lux.
71.
PENGERTIAN
VIABILITAS (DAYA HIDUP)BENIH
• VIABILITAS ATAU DAYA HIDUP
BENIH MENCAKUP INFORMASI
TENTANG DAYA KECAMBAH,
KEKUATAN TUMBUH (VIGOR),
KESEHATAN BENIH SERTA DAYA
SIMPAN BENIH
72.
PARAMETER VIABILITAS
(DAYA HIDUP)BENIH
• PARAMETER VIABILITAS BENIH :
PERSENTASE PERKECAMBAHAN,
LAJU PERKECAMBAHAN ATAU
LAJU KEMUNCULAN KECAMBAH
73.
PENGERTIAN VIGOR BENIH
•VIGOR BENIH dicerminkan oleh dua
informasi tentang viabilitas yaitu :
“kekuatan tumbuh” dan “daya simpan”
• KEDUA NILAI FISIOLOGI INI menunjukkan
kemampuan benih untuk tumbuh menjadi
tanaman normal dan berproduksi normal
pada kondisi biofisik lapang suboptimum
atau setelah benih mengalami suatu
periode simpan tertentu
74.
VIGOR GENETIK
• VIGORGENETIK ADALAH VIGOR
BENIH DARI GALUR GENETIK YANG
BERBEDA
• METODA PENGUJIAN : DILIHAT
INDIKASI FISIK KECAMBAH DENGAN
MENGGUNAKAN UKDD ATAU UKDDP
75.
VIGOR FISIOLOGI
• VIGORFISIOLOGI ADALAH VIGOR BENIH YANG
DAPAT DIBEDAKAN DALAM GALUR GENETIK YANG
SAMA
• METODA PENGUJIAN : DILIHAT INDIKASI TUMBUH
AKAR PADA RED BRICK TEST UNTUK CEKAMAN
KEKERINGAN, PLUMULA ATAU KOLEOPTIL PADA
DEEP SOIL TEST TERHADAP KEDALAMAN TANAM,
UHDP UNTUK CEKAMAN BIOTIK, WARNA EMBRIO
PADA TZ
76.
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT
MENYEBABKANRENDAHNYA PERSENTASE
PERKECAMBAHAN
• PENGARUH VARIETAS
• PANEN TIDAK TEPAT WAKTU
• KERUSAKAN MEKANIS WAKTU PANEN DAN PENGOLAHAN
BENIH
• PENYIMPANAN BENIH DEKAT BAHAN HERBISIDA ATAU
ZPT
• KONDISI PENYIMPANAN YANG TIDAK TEPAT, ATAU
TERLALU LAMA DISIMPAN
• PERLAKUAN DENGAN BAHAN KIMIA YANG TIDAK TEPAT
• KONTAK LANGSUNG DENGAN PUPUK
• KERUSAKAN KARENA SERANGAN HAMA SERANGGA,
TIKUS ATAU PENYAKIT CENDAWAN, BAKTERI
77.
UJI VIGOR BENIH
•uji vigor lebih condong pada kualitas dibanding
uji perkecambahan baku
• beberapa kejadian yang mendahului hilangnya
perkecambahan dapat menjadi dasar untuk uji
vigor
78.
Tipe Uji VigorBenih
• Uji perkecambahan standar dilaksanakn
pada kondisi optimum, akibatnya saat
kondisi lapang mendekati optimum,
umumnya hasilnya berkorelasi baik
dengan penampilan di lapang
79.
• Jika kondisilapang sub-optimum, uji
perkecambahan standar biasanya
dugaannya terlalu tinggi terhadap
penampilan di lapang.
• Beberapa uji vigor yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut :
80.
BEBERAPA JENIS UJIVIGOR
A. Uji Dingin (Cold Test).
• Merupakan uji tertua dan sering digunakan
untuk evaluasi vigor jagung dan kedelai.
• Benih ditempatkan dalam tanah atau
kertas towel secara berjajar, ditempatkan
pada kondsi dingin selama periode
khusus, selama itu dilakukan stres imbibisi,
suhu dan mikroorgnisme.
81.
• Selanjutnya benihditempatkan pada
kondisi pertumbuhan yang sesuai dan
dibiarkan untuk berkecambah.
82.
B. Uji MempercepatPenuaan Benih
(Accelerated Aging Test).
• Uji ini berkaitan dengan beberapa sifat
penting yang diinginkan dalam uji vigor.
• Uji pengusangan ini dilakukan dengan
cara meletakkan benih pada kondisi suhu
(41 oC) dan kelembaban tinggi (100 %)
selama periode tertentu ( 3-4 hari).
C. Uji Konduktivitas(Conductivity Test).
• Benih dengan vigor rendah mengalami
penurunan integritas membran sebaagi
hasil kemunduran dalam penyimpanan dan
kerusakan mekanik.
• Selama imbibisi,benih yang mempunyai
sedikit struktur membran yang melepaskan
larutan sitoplasma dalam media imbibisi.
85.
• Larutam inidengan peralatan elektrik akan
memberikan hantaran listrik yang dapat
diukur dengan alat konduktivity meter.
86.
D. Uji PerkecmabahanDingin (Cool
Germination Test).
• Tidak seperti Cold test, uji ini dilakukan
pada kondisi laboratorium standar pada
suhu 18oC, tanpa adanya aktivitas
mikroba untuk stres perkecambahan
benih.
87.
E. Uji TingkatPertumbuhan Bibit
(Seeding Growth Rate Test).
• Benih vigor dapat mensintesa bahan
secara efisien dan cepat mentransfer
hasilnya ke embrionik aksis,
menghasilkan akumulasi bahan kering.
88.
• Uji tingkatpertumbuhan benih mendasari
konsep ini dan hasil vigor diekpresikan
melalui mg bobot kering/ bibit yang dapat
berkecambah.
• Uji ini dilakukan seperti uji perkecambahan
standar.
89.
• Setelah evaluasidilakukan, bagian embrio
pertumbuhan dipisahkan dari kotiledon
atau endosperm, kemudian dikeringkan
pada suhu 80oC selama 24 jam.
• Bobot yang diperoleh menggambarkan
pertambahan bobot kering.
90.
F. Uji KlasifikasiVigor Bibit (Seedling
Vigor Classification Test).
• Uji ini adalah pengembangan dari uji
perkecambahan rutin, memerlukan
analis benih untuk mengklasifikasikan
lebih lanjut dalam kategori bibit normal,
kuat dan lemah.
91.
G. Uji Tetrazzolium(Tetrazolium Test).
• Merupakan salah satu teknik yang dapat
mengukur kualitas benih.
• Merupakan kerja nyata dari molekul
tetrazolium yang bereaksi dengan atom
hidrogen yang dilepas sebagai hasil dari
aktivitas enzim dehidrogenase dalam
jaringan hidup.
92.
• Hasil inidalam pembentukan pigmen merah
yang larut dalam air yang disebut formazan,
memerlukan analis terlatih untuk
mengevaluasi pola titik dan intensitas warna.
• Selanjutnya analis membagi dalam kategori
vigor yang kuat sampai lemah. Ini masih sulit
untuk standarisasi kualitas, karena ada faktor
subyektivitas.
93.
H. Uji KecepatanPerkecambahan (Speed
Germination Test).
• Kecepatan perkecambahan adalah salah
satu konsep uji vigor . Kelompok benih
dengan total perkecambahan sama sering
bervariasi dalam tingkat perkecambahan
dan pertumbuhannya.
94.
• Jumlah hariyang dibutuhkan oleh suatu
kelompok benih untuk mencapai
perkecamabahn sebesar 90 % telah
digunakan oleh Belcher dan Miller (1974)
sebagai indek perkecambahan benih.
Kecepatan perkecambahan dapat dihitung
dengan acara :
95.
• Indek vigor
Jmlkec. Normal Jml kec. normal
• X = ------------------- + …… + ----------------------
Hari hit. pertama Hari hit. Akhir
(100) (A1 + A2 + ….+ An)
• Koef. Perkec. = ---------------------------------
A1T1 + … + AnTn
• A = jumlah benih yang berkecambah pada hari
tertentu
• T = waktu yang berkorespondensi dengan A
• n = jumlah hari pada perhitungan akhir
96.
I. Uji Pasirdan kerikil bata (Brick Grit
Test).
• Benih ditempatkan pada pasir tau kerikil
dengan kedalaman tertentu.
• Benih yang mampu berkecmabah normal
adalah benih yang vigor