Chapter 6
Theory of Production
(Maddala and Miller)
Dosen :
Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
Hadid Manggala Shofwan (127.151.0.0573)
Nur Suci IMM (127.151.0.0575)
Jaya Adi Gama Tengarto (127.151.0.0576)
Ratna Ekasari (127.151.0.0583)
Pancanto Kuat Prabowo (127.151.0.0587)
PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada sisi
Penawaran:
1.Theory of Production, bagaimana faktor-faktor produksi
dikombinasikan untuk memproduksi output.
2.The Cost of Productin, bagaimana biaya produksi
dihitung.
3.Theory of the Firm, bagaimana produksi diorganisir.
Tatkala memproduksi JERUK;
Input/Faktor Produksi: tanah, pupuk,air, pekerja dan
mesin.
Output : Jeruk
Fungsi PRODUKSI :
Merupakan fungsi hubungan antara input dan output.
Q = f(x1,x2,……xr)
Q = maximum jumlah output
x1,x2,…= macam-macam input
 Apabila hanya ada dua input yaitu Labor (L) dan
Capital (K), kita menulisnya:
 Q = f(L,K)
 Dalam memproduksi Jeruk, Input/Faktor Produksi
yang dibutuhkan adalah : tanah, pupuk,air,
pekerja dan mesin, semuanya fixed dalam
kuantitas tertentu, hanya Labor yang dapat
disesuaikan jumlahnya.
 Apabila Labor 0, maka hasil output jeruk juga 0.
Apabila Labor meningkat, maka output atau hasil
jeruk juga akan meningkat.
 Tabel 6.1 menunjukkan total output terhadap jeruk
untuk kuantitas Labor/pekerja yang berbeda.
 TP = Total Product= Total Output
 MP = Marginal Product = ∆TP/ ∆L
 AP = Average Product = TP/L
 Input L TP MP AP
 1 100 100 100
 2 220 120 100
 3 360 140 120
 4 460 100 115
 5 530 70 106
 6 570 40 95
 7 595 25 85
 8 600 5 75
 9 594 -6 66
 10 560 -34 56
 MP = ∆TP/∆L
 Apabila MP>0, TP naik dan L naik (Tambahan
Labor tidak berakibat ke output)
 Apabila MP=0, TP konstan dan L naik (Tambahan
Labor, menurunkan output)
 Apabila MP<0, TP akan turun dan L naik
(Tambahan Labor menurunkan output)
 Pada kasus yang pertama slopenya meningkat,
sedangkan yang kedua slopenya menurun. Kedua kasus
Labor yang bertambah menyebabkan TP naik. MP=0
maka TP maksimum. Tetapi pada figure 6.1 (a) TP naik
pada satu kenaikan rate (slope B lebih tinggi daripada
slope di A).
 Figure 6.1 (b) TP naik pada penurunan rate (slope B
lebih rendah daripada slope di A).
 Jadi pada kedua kasus MP > 0, MP naik pada Figure 6.1
(a) tetapi MP turun pada Figure 6.1 (b)

 MP > 0 dan TP menurun (dari O ke A)
 MP > 0 tetapi TP menurun (dari A ke C)
 MP = 0 TP pada poin C, TP maximum point
 MP < 0 setelah poin C, maka TP menurun
 Inflection Point adalah titik A dimana MP
berhenti naik dan mulai turun.
 Figure 6.3 (a), mengilustrasikan, Average Produk di tiap-tiap titik
pada kurva TP adalah given oleh pada garis join titik ini ke titik O.
Mempertimbangkan titik A pada kurva TP. AV =Output/labor input =
AB/OB = slope pada garis OA.
 Figure 6.3 (b), kenaikan /labor dari 0 unit ke J ke K dan ke M unit,
terlihat bahwa garis dari 0 ke titik-titik koresponding pada kurva TP
menjadi steeper. Pada kurva TP, AP maximum pada M unit Labor
yaitu pada titik G
 MP =AP pada kuantitas Labor dimana AP maximum yaitu pada titik
M.
 MP adalah slope kurva TP
 MP > AP, AP naik
 MP < AP, AP turun
 MP = AP, ketika AP maximum
 Tiga Langkah dalam Produksi :
 I : MP > 0, AP naik. Dengan demikian MP > AP.
 II: MP > 0, tetapi AP turun. MP > AP naik sebab MP > 0
 III:MP < 0. Dalam hal ini TP turun.
 Pada titik B, karena AP maximum, maka AP = MP
 Pada titik C, TP naik maksimum, dengan demikian
MP = 0
 Diskusi sebelumnya, perilaku konsumen adalah bahwa
konsumen akan memaxsimumkan kepuasannya, mereka
mengasumsikan bahwa produsen akan maximum profitnya.
 Apabila input free kemudian produsen akan menaikkan input
sampai MP = 0 (apabila TP maximum, MP = 0 ).
 Apabila input berupa Labor, bayar, diharapkan produsen
bayar seharga $50/unit/hari. Produsen akan mencari Labor,
memproduksi jeruk dan menjual pada satu harga
Adalah kurva yang menggambarkan kombinasi
input (modal dan tenaga kerja) yang dapat
menghasilkan tingkat output yang sama
 Pada kurva diatas, titik C membutuhkan modal (K)
yang lebih banyak dan tenaga kerja (L) lebih
banyak, begitupun juga sebaliknya dengan titik E,
titik AB merupakan titik yang paling ekonomis
untuk menghasilkan suatu produk.
 Apabila ditarik garis lurus terhadap A1 ke A2 dan
B1 ke B2 maka didapatkandaerah/batasan
terhadap yang merupakan tingkat ekonomis untuk
menghasilkan produk.
Persamaan Isoquant dan indifferen
Kurva menurun dari kiri atas ke kanan bawah
Cembung ke arah titik origin ;
Tidak saling berpotongan .
Perbedaan
Nilai Isoquant dapat diperhitungkan sementara
indifferen nilainya tidak dapat diperhitungkan secara
pasti.
 Menggambarkan jumah modal (K) yang dapat
digantikan dengan jumlah lebih dari tenaga kerja (L),
tanpa mempengaruhi jumlah output.
 Persamaan MRTS L untuk K = ∆ K = MPl
∆L MPk
 Semakin besar MRTS menunjukkan bahwa proses
produksi bersifat padat modal
 Semakin kecil MRTS berarti semakin kecil rasio K dan
L sehingga lebih banyak tenaga kerja (L) yang
digunakan daripada modal = padat karya
 Dimana salah satu faktor produksi bersifat tetap
dan sedang yang lain bersifat variabel, maka
dijumpai satu kenaikan pada produksi total
dengan menambah faktor yang bersifat variabel
secara terus menerus sampai maksimum dengan
tambahan yang semakin kecil, lalu kemudian
menurun.
Contoh :
Sebuah pabrik dengan modal (K) tetap dan tenaga
kerja (L) yang variabel ; disaat pabrik meningkatkan
tenaga kerjanya (L) maka produksi meningkat
sampai dengan titik maksimum, namun jumlah
tenaga kerja (L) yang semakin bertmbah
mengakibatkan sesak dan mulai mengantri dalam
bekerja. Solusi dari masalah ini adalah dengan
meningkatkan modal (K) untuk membeli mesin dan
membangun lebih banyak pabrik.
 Kurva yang menggambarkan kombinasi dari
modal (K) dan tenaga kerja (L) yang dapat dipilih
untuk biaya yang sama
 Persamaan TC = Pl L + Pk K
 Pada gambar 6.11 kita bisa mempertimbangkan bahwa optimal
input kombinasi dan biaya minimum untuk produksi disebut sebagai
ouput Q. Kita dapat mempertimbangkan kondisi tersebut untuk
beberapa tahapan (tingkatan ) dengan menggunakan beberapa
variasi dari output .
 Sebagai acuan asumsi yang digunakan adalah titik kurva tangen
yang memberikan (menunjukan ) biaya minimum dan pemakaian
optimal input untuk tingkatan output yang berikutnya dimana pada
garis pertemuan pada titik kurva tangen ini disebut Long Run
Expansion Path
 Pada gambar 6.13 kita menempatkan biaya input ratio sebagai
konstanta PL/PK. yang menunjukan hanya pada output terdapat kenaikan
sehingga sudut pada garis isocost mempunyai bidang yang sama.
 Kepentingan yang diperoleh dari kondisi dimana optimal input
kombinasi dan biaya minimum untuk produksi waktu ini adalah
perbedaan antara Long Run dan Short Run . Sesuai consept
economist bahwa pada periode waktu Long Run cukup bisa untuk
mengubah semua input ke dalam proses produksi. Sedangkan pada
short run ,beberapa input yang ada didalamnya adalah fixed didalam
jumlahnya
 Pada gambar 6.13 Long Run expansion (berkelanjutan) tampak terlihat
garis lurus yang semua itu bergantung terhadap bentuk dari isoquant,
yang mana dalam hal ini bergantung terhadap fungsi production .
 Long Run Expansion (berkelanjutan) berupa garis lurus (straight
line)apabila fungsi produksi nya sebagai homothetic dimana pada
fungsi produksi ini akan homothetic apabila MP1/MPKtidak berubah
secara proporsional di dalam L dan K.
 Pada gambar 6.14, menunjukan keseimbangan
terhadap perubahan yang terjadi di dalam input
sebagai akibat dari pergerakan (bergesernya)
melalui pergerakan OA1 menuju OA2, atau dari OB1
menuju OB2.Nilai dari perpotongan (bagian) adalah
OA2/OA1 atau OB2/OB1.. Dalam kata lain, jika OA2/OA1 =
2, kemudian keduanya merupakan komponen ganda
sebagai akibat dari perpindahan OA1 menuju ke OA2.
 Pada “retun to scale “ sebenarnya perubahan di
dalam output harus menyamai dari bagian
perubahan itu sendiri. Dalam hal ini permintaan pada
permasalahan nya bahwa Q2/Q1 = OA2/OA1. Untuk
“increasing return” menaikkkan kembali Q2/Q1 >
OA2/OA1 sedangkan untuk “decreasing
return”menurunkan kembali menjadi Q2/Q1 <OA2/OA1.
40
Contoh 6.3 Fungsi A Cobb-Douglas pada hasil produksi Shakespearean.
Pada umumnya pemakaian fungsi produksi yang dipakai dalam pekerjaan Cobb-
Douglas yaitu mengikuti saran /masukan dari Cobb dan Douglas pada tahun 1928.
Adalah didalam bentuk output X dan dua input tersebut yaitu , labor (pekerja) L dan
modal (capital) K yang dapat dituliskan dalam bentuk rumusan :
X = CLa
K b
(atau dalam logaritma, Log X = log C+a log L+b log K). C sebagai
konstanta dan bergantung terhadap pengukuran X,L dan K dimana
coefesien a dan b diartikan sebagai elastisitas dari sebuah ouput
(hasil), kalaupun factor a +b digunakan maka pengukurannya kembali
satuan tertentu sebagai “return to scale”, dalam hal ini out put (hasil)
baru X1 yang diberikan menjadi :
X1=C(2L)a
(2K)b
=2a+b
(CLa
Kb
) = 2 a+b
(sebagai output/hasil terdahulu)
 
 
41
 Perkiraan perhitungan terhadap fungsi produksi adalah
q = f(k,l) = Aka
lb
A,a,b > 0
 Perhitungan fungsi produksi berdasarkan return scale ditunjukan
dengan fungsi :
f(tk,tl) = A(tk)a
(tl)b
= Ata+b
ka
lb
= ta+b
f(k,l)
◦ if a + b = 1 ⇒ constant returns to scale
◦ if a + b > 1 ⇒ increasing returns to scale
◦ if a + b < 1 ⇒ decreasing returns to scale
42
Analisa akibat perubahan harga input terhadap
proses berjalannya menjadikan perubahan harga
yang baik menurut anggapan konsumen.
Ada 2 komponen yang mempengaruhi price efek
adalah E1ke E2 tidak lain adalah subtitusi efek
ditambah Scale efek.
1.Substitusi efek yang akan menyebabkan
perubahan lama terhadap isoquant dan
2.Scala efek yang menyebabkan isoquant akan
menjadi lebih besar .
44
Figure 6.16
 Kurva di atas menunjukkan kombinasi yang antara
produk Y (potatos) dan produk X (corn), bahwa producer
dapat berproduksi dengan “the given resourses” dan
disebut dengan Productin transformation Curve
Figure 6.19
 Dalam figure ini ditunjukkan bahwa pemerintah
mengontrol gas. Minyak dan gas diproduksi
secara join.
 Disini hanya ada satu kurva Supply, namun ada
dua kurva Demand atau permintaan.
Figure 6.20
 Ada kontrol harga pada satu produk oleh
pemerintah.
 Apabila harga dikontrol pada harga OA, kurva
permintaan menjadi ABD.
 Kurva ABD, nampak terjadi kinked atau patah.
Gambar 6.21, dengan instrument apa price control
dilakukan
 Dimana letak titik keseimbangan dari join produk
 Apa yang dimaksud dengan MRTS? Apa yang
dimaksud dengan MRTS=4
 RETURN TO SCALE

Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

  • 1.
    Chapter 6 Theory ofProduction (Maddala and Miller) Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Hadid Manggala Shofwan (127.151.0.0573) Nur Suci IMM (127.151.0.0575) Jaya Adi Gama Tengarto (127.151.0.0576) Ratna Ekasari (127.151.0.0583) Pancanto Kuat Prabowo (127.151.0.0587) PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU EKONOMI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA
  • 2.
    Beberapa hal yangperlu dipertimbangkan pada sisi Penawaran: 1.Theory of Production, bagaimana faktor-faktor produksi dikombinasikan untuk memproduksi output. 2.The Cost of Productin, bagaimana biaya produksi dihitung. 3.Theory of the Firm, bagaimana produksi diorganisir.
  • 3.
    Tatkala memproduksi JERUK; Input/FaktorProduksi: tanah, pupuk,air, pekerja dan mesin. Output : Jeruk Fungsi PRODUKSI : Merupakan fungsi hubungan antara input dan output. Q = f(x1,x2,……xr) Q = maximum jumlah output x1,x2,…= macam-macam input
  • 4.
     Apabila hanyaada dua input yaitu Labor (L) dan Capital (K), kita menulisnya:  Q = f(L,K)
  • 5.
     Dalam memproduksiJeruk, Input/Faktor Produksi yang dibutuhkan adalah : tanah, pupuk,air, pekerja dan mesin, semuanya fixed dalam kuantitas tertentu, hanya Labor yang dapat disesuaikan jumlahnya.  Apabila Labor 0, maka hasil output jeruk juga 0. Apabila Labor meningkat, maka output atau hasil jeruk juga akan meningkat.
  • 6.
     Tabel 6.1menunjukkan total output terhadap jeruk untuk kuantitas Labor/pekerja yang berbeda.  TP = Total Product= Total Output  MP = Marginal Product = ∆TP/ ∆L  AP = Average Product = TP/L
  • 7.
     Input LTP MP AP  1 100 100 100  2 220 120 100  3 360 140 120  4 460 100 115  5 530 70 106  6 570 40 95  7 595 25 85  8 600 5 75  9 594 -6 66  10 560 -34 56
  • 8.
     MP =∆TP/∆L  Apabila MP>0, TP naik dan L naik (Tambahan Labor tidak berakibat ke output)  Apabila MP=0, TP konstan dan L naik (Tambahan Labor, menurunkan output)  Apabila MP<0, TP akan turun dan L naik (Tambahan Labor menurunkan output)
  • 9.
     Pada kasusyang pertama slopenya meningkat, sedangkan yang kedua slopenya menurun. Kedua kasus Labor yang bertambah menyebabkan TP naik. MP=0 maka TP maksimum. Tetapi pada figure 6.1 (a) TP naik pada satu kenaikan rate (slope B lebih tinggi daripada slope di A).  Figure 6.1 (b) TP naik pada penurunan rate (slope B lebih rendah daripada slope di A).  Jadi pada kedua kasus MP > 0, MP naik pada Figure 6.1 (a) tetapi MP turun pada Figure 6.1 (b)
  • 10.
  • 11.
     MP >0 dan TP menurun (dari O ke A)  MP > 0 tetapi TP menurun (dari A ke C)  MP = 0 TP pada poin C, TP maximum point  MP < 0 setelah poin C, maka TP menurun  Inflection Point adalah titik A dimana MP berhenti naik dan mulai turun.
  • 13.
     Figure 6.3(a), mengilustrasikan, Average Produk di tiap-tiap titik pada kurva TP adalah given oleh pada garis join titik ini ke titik O. Mempertimbangkan titik A pada kurva TP. AV =Output/labor input = AB/OB = slope pada garis OA.  Figure 6.3 (b), kenaikan /labor dari 0 unit ke J ke K dan ke M unit, terlihat bahwa garis dari 0 ke titik-titik koresponding pada kurva TP menjadi steeper. Pada kurva TP, AP maximum pada M unit Labor yaitu pada titik G  MP =AP pada kuantitas Labor dimana AP maximum yaitu pada titik M.  MP adalah slope kurva TP
  • 14.
     MP >AP, AP naik  MP < AP, AP turun  MP = AP, ketika AP maximum  Tiga Langkah dalam Produksi :  I : MP > 0, AP naik. Dengan demikian MP > AP.  II: MP > 0, tetapi AP turun. MP > AP naik sebab MP > 0  III:MP < 0. Dalam hal ini TP turun.
  • 16.
     Pada titikB, karena AP maximum, maka AP = MP  Pada titik C, TP naik maksimum, dengan demikian MP = 0
  • 19.
     Diskusi sebelumnya,perilaku konsumen adalah bahwa konsumen akan memaxsimumkan kepuasannya, mereka mengasumsikan bahwa produsen akan maximum profitnya.  Apabila input free kemudian produsen akan menaikkan input sampai MP = 0 (apabila TP maximum, MP = 0 ).  Apabila input berupa Labor, bayar, diharapkan produsen bayar seharga $50/unit/hari. Produsen akan mencari Labor, memproduksi jeruk dan menjual pada satu harga
  • 20.
    Adalah kurva yangmenggambarkan kombinasi input (modal dan tenaga kerja) yang dapat menghasilkan tingkat output yang sama
  • 23.
     Pada kurvadiatas, titik C membutuhkan modal (K) yang lebih banyak dan tenaga kerja (L) lebih banyak, begitupun juga sebaliknya dengan titik E, titik AB merupakan titik yang paling ekonomis untuk menghasilkan suatu produk.  Apabila ditarik garis lurus terhadap A1 ke A2 dan B1 ke B2 maka didapatkandaerah/batasan terhadap yang merupakan tingkat ekonomis untuk menghasilkan produk.
  • 25.
    Persamaan Isoquant danindifferen Kurva menurun dari kiri atas ke kanan bawah Cembung ke arah titik origin ; Tidak saling berpotongan . Perbedaan Nilai Isoquant dapat diperhitungkan sementara indifferen nilainya tidak dapat diperhitungkan secara pasti.
  • 26.
     Menggambarkan jumahmodal (K) yang dapat digantikan dengan jumlah lebih dari tenaga kerja (L), tanpa mempengaruhi jumlah output.  Persamaan MRTS L untuk K = ∆ K = MPl ∆L MPk  Semakin besar MRTS menunjukkan bahwa proses produksi bersifat padat modal  Semakin kecil MRTS berarti semakin kecil rasio K dan L sehingga lebih banyak tenaga kerja (L) yang digunakan daripada modal = padat karya
  • 28.
     Dimana salahsatu faktor produksi bersifat tetap dan sedang yang lain bersifat variabel, maka dijumpai satu kenaikan pada produksi total dengan menambah faktor yang bersifat variabel secara terus menerus sampai maksimum dengan tambahan yang semakin kecil, lalu kemudian menurun.
  • 29.
    Contoh : Sebuah pabrikdengan modal (K) tetap dan tenaga kerja (L) yang variabel ; disaat pabrik meningkatkan tenaga kerjanya (L) maka produksi meningkat sampai dengan titik maksimum, namun jumlah tenaga kerja (L) yang semakin bertmbah mengakibatkan sesak dan mulai mengantri dalam bekerja. Solusi dari masalah ini adalah dengan meningkatkan modal (K) untuk membeli mesin dan membangun lebih banyak pabrik.
  • 31.
     Kurva yangmenggambarkan kombinasi dari modal (K) dan tenaga kerja (L) yang dapat dipilih untuk biaya yang sama  Persamaan TC = Pl L + Pk K
  • 35.
     Pada gambar6.11 kita bisa mempertimbangkan bahwa optimal input kombinasi dan biaya minimum untuk produksi disebut sebagai ouput Q. Kita dapat mempertimbangkan kondisi tersebut untuk beberapa tahapan (tingkatan ) dengan menggunakan beberapa variasi dari output .  Sebagai acuan asumsi yang digunakan adalah titik kurva tangen yang memberikan (menunjukan ) biaya minimum dan pemakaian optimal input untuk tingkatan output yang berikutnya dimana pada garis pertemuan pada titik kurva tangen ini disebut Long Run Expansion Path
  • 38.
     Pada gambar6.13 kita menempatkan biaya input ratio sebagai konstanta PL/PK. yang menunjukan hanya pada output terdapat kenaikan sehingga sudut pada garis isocost mempunyai bidang yang sama.  Kepentingan yang diperoleh dari kondisi dimana optimal input kombinasi dan biaya minimum untuk produksi waktu ini adalah perbedaan antara Long Run dan Short Run . Sesuai consept economist bahwa pada periode waktu Long Run cukup bisa untuk mengubah semua input ke dalam proses produksi. Sedangkan pada short run ,beberapa input yang ada didalamnya adalah fixed didalam jumlahnya  Pada gambar 6.13 Long Run expansion (berkelanjutan) tampak terlihat garis lurus yang semua itu bergantung terhadap bentuk dari isoquant, yang mana dalam hal ini bergantung terhadap fungsi production .  Long Run Expansion (berkelanjutan) berupa garis lurus (straight line)apabila fungsi produksi nya sebagai homothetic dimana pada fungsi produksi ini akan homothetic apabila MP1/MPKtidak berubah secara proporsional di dalam L dan K.
  • 40.
     Pada gambar6.14, menunjukan keseimbangan terhadap perubahan yang terjadi di dalam input sebagai akibat dari pergerakan (bergesernya) melalui pergerakan OA1 menuju OA2, atau dari OB1 menuju OB2.Nilai dari perpotongan (bagian) adalah OA2/OA1 atau OB2/OB1.. Dalam kata lain, jika OA2/OA1 = 2, kemudian keduanya merupakan komponen ganda sebagai akibat dari perpindahan OA1 menuju ke OA2.  Pada “retun to scale “ sebenarnya perubahan di dalam output harus menyamai dari bagian perubahan itu sendiri. Dalam hal ini permintaan pada permasalahan nya bahwa Q2/Q1 = OA2/OA1. Untuk “increasing return” menaikkkan kembali Q2/Q1 > OA2/OA1 sedangkan untuk “decreasing return”menurunkan kembali menjadi Q2/Q1 <OA2/OA1. 40
  • 41.
    Contoh 6.3 FungsiA Cobb-Douglas pada hasil produksi Shakespearean. Pada umumnya pemakaian fungsi produksi yang dipakai dalam pekerjaan Cobb- Douglas yaitu mengikuti saran /masukan dari Cobb dan Douglas pada tahun 1928. Adalah didalam bentuk output X dan dua input tersebut yaitu , labor (pekerja) L dan modal (capital) K yang dapat dituliskan dalam bentuk rumusan : X = CLa K b (atau dalam logaritma, Log X = log C+a log L+b log K). C sebagai konstanta dan bergantung terhadap pengukuran X,L dan K dimana coefesien a dan b diartikan sebagai elastisitas dari sebuah ouput (hasil), kalaupun factor a +b digunakan maka pengukurannya kembali satuan tertentu sebagai “return to scale”, dalam hal ini out put (hasil) baru X1 yang diberikan menjadi : X1=C(2L)a (2K)b =2a+b (CLa Kb ) = 2 a+b (sebagai output/hasil terdahulu)     41
  • 42.
     Perkiraan perhitunganterhadap fungsi produksi adalah q = f(k,l) = Aka lb A,a,b > 0  Perhitungan fungsi produksi berdasarkan return scale ditunjukan dengan fungsi : f(tk,tl) = A(tk)a (tl)b = Ata+b ka lb = ta+b f(k,l) ◦ if a + b = 1 ⇒ constant returns to scale ◦ if a + b > 1 ⇒ increasing returns to scale ◦ if a + b < 1 ⇒ decreasing returns to scale 42
  • 44.
    Analisa akibat perubahanharga input terhadap proses berjalannya menjadikan perubahan harga yang baik menurut anggapan konsumen. Ada 2 komponen yang mempengaruhi price efek adalah E1ke E2 tidak lain adalah subtitusi efek ditambah Scale efek. 1.Substitusi efek yang akan menyebabkan perubahan lama terhadap isoquant dan 2.Scala efek yang menyebabkan isoquant akan menjadi lebih besar . 44
  • 47.
    Figure 6.16  Kurvadi atas menunjukkan kombinasi yang antara produk Y (potatos) dan produk X (corn), bahwa producer dapat berproduksi dengan “the given resourses” dan disebut dengan Productin transformation Curve
  • 51.
    Figure 6.19  Dalamfigure ini ditunjukkan bahwa pemerintah mengontrol gas. Minyak dan gas diproduksi secara join.  Disini hanya ada satu kurva Supply, namun ada dua kurva Demand atau permintaan.
  • 53.
    Figure 6.20  Adakontrol harga pada satu produk oleh pemerintah.  Apabila harga dikontrol pada harga OA, kurva permintaan menjadi ABD.  Kurva ABD, nampak terjadi kinked atau patah.
  • 55.
    Gambar 6.21, denganinstrument apa price control dilakukan  Dimana letak titik keseimbangan dari join produk  Apa yang dimaksud dengan MRTS? Apa yang dimaksud dengan MRTS=4  RETURN TO SCALE