I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI ASAM BASA
II. HARI / TANGGAL PERCOBAAN : Kamis,20 November 2014
III. SELESAI PERCOBAAN : Kamis, 20 November 2014
IV. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Menentukan kosentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat
2. Menentikan kosentrasi larutan HCl dengan kosentrasi larutan NaOH
V. DASAR TEORI :
Titrasi asam basa merupakanteknik analisis untuk menentukan lautan asa atau
basa ta reaksi netralisasi. Jika zat yag ditentukan konsentrasinya adalah larutan asam
dengan menggunakan larutan standart basa, disebut alkalimetri. Contohnya menentukan
kadar asam asetat dalam suatu larutan standart 0,1 M. Sebalikya, jika digunaka larutan
standart asam untuk menentukan konsentrasi suatu larutan basa, disebut asidimetri.
Ada beberapa metode analisis yang digunakan sesuai dengan kandungan zat
yang akan dianalisis. Salah satu cara untuk menentukan kadar atau konsentrasi asam
basa dalam suatu larutan dapat menggunakan metode volumetric dengan teknik titrasi
asam basa. Volumetric adalah metode analisis kuantitatif brdasarkan penukuran volume
larutan. Titrasi adalah teknik dalam kimia analitik yang dilakukan dengan penambahan
secara hati – hati jumlah volume yang terukur dari suatu larutan yang diketahui dengan
tepat konsentrasinya (arutan standart) kedalam larutan yang tidak diketahui
konsentrasinya dengan volume tertentu.
Reaksi terjadi ketika kedua larutan bercampur. Reaksi akan sempurna pada saat
titik ekivalen, yaitu saat jumlah mol reaktan yang bereaksi sesuai perbandingan koefisien
reaksinya. Penambahan larutan standart dihentikn ketika reaksi telah sempurna.
Penghentian ini dilakukan pada titik titrasi (endpoint). Titik titrasi ditandai dengan
perubahan warna larutan. Jika larutan yang direaksikan tidak menimbulkan perubahan
warna maka digunakan indicator.
Titrasi adalah cara menentuan kadar suatu larutan dengan menambahkan
larutan penguji yang dapat bereaksi dengan larutan yang ingin di tentukan kadarnya. Zat
yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” yang diletakan di dalam
Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai
“titrat/titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant
biasanya berupa larutan. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat
maupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan kadar larutan asam
ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan kadar larutan basa ditentukan dengan
menggunakan larutan asam. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai
mencapai keadaan ekuivalen. Titik ekuivalen adalah suatu titik dimana asam dan basa
berada bersma-sama dalam proporsi stoikiometri, tanpa sisa.
Untuk menentukan titik ekuivalen ini biasanya dipakai suatu indikator asam
basa yaitu suatu zat yang berubah warnanya tergantung pH larutan. Macam indikator
yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga pH titik ekuivalen titrasi terdapat pada
daerah perubahan warna indikator jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu timbul
perubahan warna maka titik ekuivalen telah tercapai.Pada saat titik ekuivalen ini maka
proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titrat yang diperlukan untuk
mencapai keadaan tersebut dengan menggunakan data volume titran, volume dan
konsentrasi titrat, maka kita bisa menghitung kadar titran.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian
membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik
tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi
dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat
inilah titrasi dihentikan.
1. Indikator buatan
a. Lakmus
Warna lakmus dalam larutan asam, basa, dan netral
b. Phenolptalein
Indikator Phenolptalein dibuat dengan cara kondensasi anhidridaftalein (asam ftalat)
dengan fenol. Trayek pH 8,2 – 10,0 dengan warna asam yang tidak berwarna dan berwarna
merah muda dalam larutan basa. Penggunaan PP dalam titrasi :
1. Tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat.
2. Titrasi Asam lemah oleh Basa kuat digunakan karena pada pH + 9 untuk konsentrasi
0,1 M.
3. Titrasi Basa lemah oleh Asam kuat tidak dapat dipakai
4. Titrasi Garam dari Asam lemah oleh Asam kuat PP tidak dapat dipakai trayek pH
tidaksesuaidengantitikekuivalen.
Tabel berikut ini merupakan karakteristik dari indikator fenolftalein.
2. Indikator Alami
Indikator alami merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam
larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam
basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit
buah, dan dedaunan.
No Indikator Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral
1 Lakmus biru Merah Biru Merah
2 Lakmus merah Merah Biru Biru
3 Metil merah Merah Kuning Kuning
4 Metil jingga Merah Kuning Kuning
5 PP Tidak berwarna Merah Tidak berwarna
pH < 0 0 − 8.2 8.2 − 12.0 > 12.0
Kondisi Sangat asam Asam atau
mendekati netral
Basa Sangat basa
Warna Jingga Tidak berwarna Pink
keunguan
Tidak
berwarna
Indikator alam Warna Asli Warna dalam Asam Warna dalam Basa
Kubis Merah ungu/ merah
lembayung
merah muda Hijau
Bunga Sepatu merah tua Merah Hijau
Bunga Mawar merah Merah Hijau
Bayam Merah merah keunguan merah muda kuning
Geranium merah jingga tua / orange kuning
Kunyit jingga Jingga Coklat
Bunga Pacar jingga tua / orange Merah kuning
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent
basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus
diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada
asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
Contohnya menentukan molaritas larutan amoniak yang terdapat dalam larutan
standart HCl 0,1 M. pada reaksi larutan asam dan basa tidak menunjukkan perubahan
warna pada umumnya sehingga harus ditambahkan indicator asam basa pada larutan
yang dititrasi.
VI. Alat dan Bahan
Alat-alat
-Statif dan Klem 1 buah
-Gelas ukur 1 buah
-Buret 1 buah
-Labu Erlenmeyer 3 buah
-Corong 1 buah
-Pipet tetes 2 buah
-Gelas kimia 100ml 1 buah
Bahan-bahan
-NaOH 0,1 M
-C2H2O4 0,1 M
-HCl 0,1 M
-Phenolptalein
-Aquades
-Ekstrak tumbuhan (kunir)
VII. Cara Kerja
Penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan C2H2O4 dengan menggunakan indikator
phenolptalein.
Penentuan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH dengan menggunakan indikator
phenolptalein.
Buret Bersih
Dibilas dengan NaOH
NaOH dimasukkan dengan corong
Ditetapkan sampai melebihi skala nol
Diturunkan sampai skala nol
Dibersihkan sisa larutan dengan kertas saring
10 ml Larutan Baku
Asam Oksalat
Dipipet dengan pipet gondok.
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
Ditambahkan 3 tetes phenolptalein
Larutan berwarna pink
10 ml HCl
Larutan berwarna pink
Buret berisi NaOH
Larutan tidak berwarna
Dititrasi dengan NaOH
Dicatat volume NaOH
Dihitung [NaOH]
Di ulangi sampai 3 kali

Dipipet dengan pipet gondok.
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
Ditambahkan 3 tetes phenolptalein
Larutan tidak berwarna
Dititrasi dengan NaOH
Dicatat volume NaOH yang diperlukan yaitu selisih antara
keadaan akhir dan keadaan awal yang tertera pada buret.
Di ulangi sampai 3 kali

Penentuan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH dengan menggunakan indikator ekstrak
tumbuhan (bunga kunyit).
Kunyit
Dipotong kecil-kecil
Dihaluskan
Ditambahkan 5 tetes alkohol/campuran alkohol dan asetan
Diaduk
Disaring
Hasil Saringan Ekstrak
Tumbuhan (Kunyit)
10 ml larutan HCl
HCl
Larutan berwarna kuning
Orange
Dipipet dengan pipet gondok.
Dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
Ditambahkan 3 tetes indikator ekstrak tumbuhan (kunyit)
Larutan tidak berwarna
Dititrasi dengan NaOH
Dicatat volume NaOH yang diperlukan yaitu selisih antara
keadaan akhir dan keadaan awal yang tertera pada buret.
Di ulangi sampai 3 kali

Dititrasi dengan NaOH
Dicatat volume NaOH
Dihitung konsentrasi larutan HCl

IX . ANALISIS DATA
Percobaan yang elah tkami lakukan yaitu titrasi asam-basa yang bertujuan untuk
menentukan konsentrasi NaOH dan HCl berdasarkan rumus yang telah ada, yaitu N1 . V1
= N2 . V2, dimana N = n . M (n = valensi asam/basa, M = konsentrasi, dan V = volume).
Tabel 1
Percobaan NaOH dengan C2H2O4
Percobaan
Ke -
Volume (ml) Molaritas (M)
NaOH C2H2O4 NaOH C2H2O4
1 3 10 0,016 0,01
2 2,9 10 0,017 0,01
3 3,1 10 0,0161 0,01
Pada percobaan penentuan konsentrasi larutan NaOH yang dititrasi dengan larutan
C2H2O4dan indikator phenolftalien, maka terjadi perubahan warna pada larutan C2H2O4
yaitu warna merah muda pada percobaan pertama dengan 3 ml NaOH, percobaan kedua
dengan 2,9 ml NaOH.Dan pada percobaan ketiga dengan 3,1 ml NaOH. Dari data diatas,
kita dapat menghitung konsentrasi NaOH dengan rumus N1 . V1 = N2 . V2. Diperoleh
konsentrasi NaOH rata-rata sebesar 0,016 M.
Tabel 2
Percobaan HCl dengan NaOH (indikator PP)
Percobaan
Ke -
Volume Molaritas
NaOH HCl NaOH HCl
1 1,1 10 0.016 0,00176
2 1,3 10 0,016 0,002
3 1,0 10 0,016 0,0016
Pada percobaan penentuan konsentrasi HCl yang dititrasi dengan larutan NaOH dan
indikator phenolftalien,maka terjadi perubahan warna pada larutan HCl yaitu warna merah
muda pada percobaan pertama dengan 1,1 ml NaOH, percobaan kedua dengan 1,3 ml
NaOH.Dan pada percobaan ketiga dengan 1,0 ml NaOH. Dari data diatas, kita dapat
menghitung konsentrasi HCl dengan rumus N1 . V1 = N2 . V2. Diperoleh konsentrasi HCl
rata-rata sebesar 0,00178.
2NaOH (aq) + C2H2O4  Na2C2O4 (aq) + 2 H2O (I)
Tabel 3
Percobaan NaOH dengan HCl (Indikator ekstrak bunga sepatu)
Percobaan
ke
Volume Molaritas
NaOH HCl NaOH HCl
1. 1,2 10 0,016 0,0002
2. 0,9 10 0,016 0,00016
3. 1 10 0,016 0,000178
Pada percobaan penentuan konsentrasi HCl yang dititrasi dengan larutan NaOH dan
indikator ekstrak kunyit,maka terjadi perubahan warna pada larutan HCl yaitu warna kuning
pada percobaan pertama dengan 1,2 ml NaOH, percobaan kedua dengan 0,9 ml NaOH.Dan
pada percobaan ketiga dengan 1,0 ml NaOH. Dari data diatas, kita dapat menghitung
konsentrasi HCl dengan rumus N1 . V1 = N2 . V2. Diperoleh konsentrasi HCl rata-rata
sebesar 0,000179.
X. Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu menentukan konsentrasi NaOH dengan
menggunakan larutan C2H2O4 (Asam oksalat) 0,01 M tidak berwarna ( bening )
dimasukkan ke dalam tabung Erlenmeyer sebanyak 10 ml dan ditambahkan 3 tetes
indicator PP, setelah ditetes indikator tesebut larutan C2H2O4 0,01 M tetap bening
kemudian dititrasi dengan larutan NaOH hingga larutan tersebut menjadi larutan
berwarna merah muda. Kemudian percobaan diulang 3 kali. Percobaan pertama ini
dibutuhkan larutan NaOH sebanyak 3 ml pada percoban ke satu;2,9 ml pada percobaan
kedua; 3,1 ml pada percobaan ke tiga . Adapun persamaan reaksi yang terjadi ada
percobaan ini adalah
Pada perobaan kedua yaitu menentukan konsentrasi HCl menggunakan larutan
NaOH tang telah di ketahui konsentrasinya pada percobaan pertama . Larutan HCl yang
tidak berwarna (bening) sebanyak 10 ml dimasukkan kedalam labu erlenmayer. Lalu
ditambahkan 3 tetes indikator PP , setelah ditetesi indikator tersebut , larutan HCl
tetap tidak bewarna (bening) kemudian HCl tersebut di titrasi dengan larutan NaOH
yang tidak berwarna hingga larutan HCl berubah warna menjadi merah muda ,
percobaan ini diulangi sebanyak 3 kali . Dari percobaan ini di peroleh volume NaOH
NaOH (aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)
yang dibutuhkan sebanyak 1,1ml pada percobaan kesatu; 1,3 ml pada percobaan kedua
dan 1,0 ml pada perrcobaan ketiga . Adapun persamaan reaksi pada percobaan ini
adalah
Pada percobaan ketiga yaitu menentukan konsentrasi larutan HCl dengn larutan
NaOH menggunakan indikator ekstrak tumbuhan (kunyit). Sebelum melakukan proses
titrasi terlebih dahulu kita membuat indikator ekstrak tumbuhan dengan cara
menumbuk atau menghaluskan kunyit yang telah di potong kecil- kecil, kemudian
ditambahkan larutan alkohol yang tidak berwarna . Kemudian ekstrak tumbuhan kunyit
di aduk hingga bercampur dengan alkohol. Kemudian ekstrak kunyit diteteskan pada
larutan NaOH sebanyak 3 tetes , sehingga ekstrak kunyit yang tercampur alkohol
berubah menjadi warna kuning. Kemudian dititrasi dengan larutan NaOH sehingga
berubah lagi menjadi berwarna orange, percobaan ini dilakukan tiga kali. Adapun
persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah sebagai berikut ini :
1. Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH dengan Larutan Baku Asam Oksalat
 Percobaan 1:
Diket : M1(C2H2O4 )= 0,01M
V1(C2H2O4) = 10 ml
V2(NaOH) = 3ml
N1(C2H2O4) = 1
N2(NaOH) = 2
Ditanya : M2(NaOH) = ?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
n1 x M1 x V1 = M2 x V2 x n2
1x 0,01 x 10 = M2 x 3 x 2
0,1= M2 x 6
M2 = 0,016 M
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
 Percobaan 2:
Diket : M1(C2H2O4 ) = 0,01M
V1(C2H2O4) = 10 ml
V2(NaOH) = 2,9 ml
n1(C2H2O4) = 1
n2(NaOH) = 2
Ditanya : M2(NaOH) = ?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
n1 x M1 x V1 = n2x M2 x V2
1x 0,01 x 10 = 2 x M2 x 2,9
0,1 = 5,8 M2
M2 = 0,017 M
 Percobaan 3:
Diket : M1(C2H2O4 )= 0,01M
V1(C2H2O4) = 10ml
V2(NaOH) = 3,1ml
n1(C2H2O4) = 1
n2(NaOH) = 2
Ditanya : M2(NaOH) = ?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
n1 x M1 x V1 = n2 x M2 x V2
1x 0,01 x 10 = 2 x M2 x 3,1
0,1 = 6,2 M2
M2(NaOH) = 0,0161M
Jadi molaritas NaOH = (0,016+0,017+0,0161)/3
=0,016 M
2. Penentuan Konsentrasi Larutan HCl dengan larutan NaOH dengan Indicator
Phenolptalein
 Percobaan 1:
Diket : M2(NaOH) = 0,016 M
V1(HCl) = 10 ml
V2(NaOH) = 1.1 ml
n1(HCl) = 1
n2(NaOH) = 1
Ditanya : M1( HCl ) = ?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 10 = 0,016 x 1.1
M1(HCl) = 0,00176 M
 Percobaan 2:
Diket : M2(NaOH) = 0,016M
V1(HCl) = 10ml
V2(NaOH) = 1,3ml
Ditanya : M1( HCl ) = ?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 10 = 0,016 x 1,3
M1(HCl) =0,002 M
 Percobaan 3:
Diket : M2(NaOH) = 0,016M
V1(HCl) = 10ml
V2(NaOH) = 1,0 ml
Ditanya : M1( HCl ) = ?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 10 = 0,016 x 1,0
M1(HCl) = 0,0016 M
Jadi molaritas HCl = (0,00176+0,002+0,0016)/3
= 0,00178 M
3. Penentuan Konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan Indicator Ekstrak
Tumbuhan
 Percobaan 1 :
Diket : M2(NaOH) = 0,00178M
V1(HCl) = 10ml
V2(NaOH) = 1,2 ml
Ditanya : M1( HCl ) = ?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 10 = 0,00178 x 1,2
M1(HCl) = 0,0002 M
 Percobaan 2 :
Diket : M2(NaOH) = 0,00178M
V1(HCl) = 10ml
V2(NaOH) = 0,9 ml
Ditanya : M1( HCl ) = ?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 10 = 0,00178x 0,9
M1(HCl) = 0,00016 M
 Percobaan 3 :
Diket : M2(NaOH) = 0,00178M
V1(HCl) = 10ml
V2(NaOH) = 1 ml
n1(HCl) = 1
n2(NaOH) = 1
Ditanya : M1( HCl ) = ?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 10 = 0,00178 x 1,0
M1(HCl) = 0,000178M
XI. Diskusi
Pada percobaan yang sudah kami lakuakan, yakni bertujuan untuk menentukan
konsentrasi NaOH dengan larutan C2H2O4 dengan menggunakan indikator PP, (pengulangan
sebanyak 3 kali) , percobaan untuk menentukan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH yang
sudah diketahui konsentrasinya dengan menggunakan indikator PP (pengulangan sebanyak
3 kali), kemudian percobaan menentukan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH yang sudah
diketahui konsentrasinya dengan menggunakan indikator ekstrak kunyit (pengulangan
sebanyak 3 kali)diperoleh rata rata kosentrasi NaOH 0,016 M, kosentrasi HCl 0,00178 M ,
kosentrasi HCl 0,000179 M memiliki selisih yang cukup jauh. Hal ini disebabkan kurang
telitinya kita saat meneteskan indikator PP, waktu jeda antara pemberian indikator PP,
karena pengocokan yang terlalu pelan, sehingga tetesan NaOH tidak merata saat dikocok
dalam erlenmeyer.
XII. Kesimpulan:
1. Pada volume rata-rata 10 ml terjadi perubahan warna pada C2H2O4 menjadi merah
muda karena ditetesi NaOH.
2. Pada volume rata-rata 10 ml terjadi perubahan warna pada HCl menjadi merah muda
karena ditetesi NaOH.
3. Pada volume rata-rata 10 ml terjadi perubahan warna menjadi orange pada larutan
HCl dengan NaOH yang ditambah ekstrak tumbuhan kunyit.
Jawaban Pertanyaan:
1. Mengapa pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat menggunakan indicator
phenolptalein?
Jawab :
1. KarenaindikatorphenolptaleinmemilikitrayekpH antara 8.3 ─ 10.0 danmerupakan
indikator yang paling cocokuntuktitrasiasamlemah (asamoksalat) olehbasakuat
(NaOH). Perubahanwarna PP padatrayek pH 8.3 ─ 10.0
tersebutmemudahkanuntukmengindikasiapakahlarutantersebuttelahnetraldanbereaksi
dan dengan menggunakan indikator phenophtalein pada titrasi larutan NaOH dengan
asam oksalat timbul perubahan warna yang menyatakan bahwa pH larutan sudah
menjadi asam dan basa.
2. Apa perbedaan titik ekivalen dengan titik akhir?
Jawab :
1. Titik ekuivalen:
- Suatu kondisi kesetaraan mol titran dengan mol analit.
- Jelasnya: kondisi (titik) dimana mmol titran = mmol analit (analit = titran)
Titik akhir titrasi:
Titik (kondisi) sesaat setelah titik ekuivalen.
Kondisi kelebihan titran (baik asam atau basa) akan menyebabkan terjadinya
lonjakan perubahan pH sehingga merubah warna indikator (biasanya karena
indikatornya terkonjugasi karena kelebihan titran, karena indikator merupakan
senyawa organik yang memiliki struktur yang bisa terjadi delokasasi
elektron/resonansi/mesomeri)
3. Pada larutan di atas, mana yang berfungsi sebagai larutan baku primer, larutan baku
sekunder dan larutan baku tersier?
Jawab :
 Larutan baku primer adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya dari awal
yakni asam oksalat ( C2H2O4).
 Larutan baku sekunder adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya
berdasarkan percobaan yang sebelumnya telah dilakukan. Dalam percobaan ini,
yang bertindak sebaga larutan baku sekunder adalah Natrium Hidroksida
(NaOH) karena larutan tersebut telah di ketahui konsentrasinya setelah
percobaan awal dilakukan.
 Larutan baku tersier adalah Asam Klorida ( HCl)
Daftar Pustaka
Tim KimiaDasar. 1993. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Institut Teknologi
Bandung.
Salirawati,Das,Dkk.2007.Belajar Kimia Secara Menarik.Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. 3th ed. S.Lameda
Mengetahui Surabaya, 27November2014
Dosen / Asisten Pembimbing Praktikan
Simarmata, Penyunt. Jakarta: Erlangga. 143
LAMPIRAN
1. PenentuanKonsentrasiLarutanNaOH dengan larutan C2H2O4
PERCOBAAN 1 PERCOBAAN 2
PERCOBAAN 3
2. PenentuanKonsentrasiLarutanHCldenganNaOH.
PERCOBAAN 1
PERCOBAAN 2 PERCOBAAN 3
3. PenentuanKonsentrasiLarutanHCl dengan
LarutanNaOHdenganMenggunakanIndikatorEkstrak kunyit.
HCl yang telah ditetesi indikator ekstrak kunyit
Ekstrak Kunyit

titrasi

  • 1.
    I. JUDUL PERCOBAAN: TITRASI ASAM BASA II. HARI / TANGGAL PERCOBAAN : Kamis,20 November 2014 III. SELESAI PERCOBAAN : Kamis, 20 November 2014 IV. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Menentukan kosentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat 2. Menentikan kosentrasi larutan HCl dengan kosentrasi larutan NaOH V. DASAR TEORI : Titrasi asam basa merupakanteknik analisis untuk menentukan lautan asa atau basa ta reaksi netralisasi. Jika zat yag ditentukan konsentrasinya adalah larutan asam dengan menggunakan larutan standart basa, disebut alkalimetri. Contohnya menentukan kadar asam asetat dalam suatu larutan standart 0,1 M. Sebalikya, jika digunaka larutan standart asam untuk menentukan konsentrasi suatu larutan basa, disebut asidimetri. Ada beberapa metode analisis yang digunakan sesuai dengan kandungan zat yang akan dianalisis. Salah satu cara untuk menentukan kadar atau konsentrasi asam basa dalam suatu larutan dapat menggunakan metode volumetric dengan teknik titrasi asam basa. Volumetric adalah metode analisis kuantitatif brdasarkan penukuran volume larutan. Titrasi adalah teknik dalam kimia analitik yang dilakukan dengan penambahan secara hati – hati jumlah volume yang terukur dari suatu larutan yang diketahui dengan tepat konsentrasinya (arutan standart) kedalam larutan yang tidak diketahui konsentrasinya dengan volume tertentu. Reaksi terjadi ketika kedua larutan bercampur. Reaksi akan sempurna pada saat titik ekivalen, yaitu saat jumlah mol reaktan yang bereaksi sesuai perbandingan koefisien reaksinya. Penambahan larutan standart dihentikn ketika reaksi telah sempurna. Penghentian ini dilakukan pada titik titrasi (endpoint). Titik titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan. Jika larutan yang direaksikan tidak menimbulkan perubahan warna maka digunakan indicator. Titrasi adalah cara menentuan kadar suatu larutan dengan menambahkan larutan penguji yang dapat bereaksi dengan larutan yang ingin di tentukan kadarnya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” yang diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titrat/titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat maupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan kadar larutan basa ditentukan dengan menggunakan larutan asam. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai
  • 2.
    mencapai keadaan ekuivalen.Titik ekuivalen adalah suatu titik dimana asam dan basa berada bersma-sama dalam proporsi stoikiometri, tanpa sisa. Untuk menentukan titik ekuivalen ini biasanya dipakai suatu indikator asam basa yaitu suatu zat yang berubah warnanya tergantung pH larutan. Macam indikator yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga pH titik ekuivalen titrasi terdapat pada daerah perubahan warna indikator jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu timbul perubahan warna maka titik ekuivalen telah tercapai.Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titrat yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titrat, maka kita bisa menghitung kadar titran. Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa: 1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”. 2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan.
  • 3.
    1. Indikator buatan a.Lakmus Warna lakmus dalam larutan asam, basa, dan netral b. Phenolptalein Indikator Phenolptalein dibuat dengan cara kondensasi anhidridaftalein (asam ftalat) dengan fenol. Trayek pH 8,2 – 10,0 dengan warna asam yang tidak berwarna dan berwarna merah muda dalam larutan basa. Penggunaan PP dalam titrasi : 1. Tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat. 2. Titrasi Asam lemah oleh Basa kuat digunakan karena pada pH + 9 untuk konsentrasi 0,1 M. 3. Titrasi Basa lemah oleh Asam kuat tidak dapat dipakai 4. Titrasi Garam dari Asam lemah oleh Asam kuat PP tidak dapat dipakai trayek pH tidaksesuaidengantitikekuivalen. Tabel berikut ini merupakan karakteristik dari indikator fenolftalein. 2. Indikator Alami Indikator alami merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan. No Indikator Larutan Asam Larutan Basa Larutan Netral 1 Lakmus biru Merah Biru Merah 2 Lakmus merah Merah Biru Biru 3 Metil merah Merah Kuning Kuning 4 Metil jingga Merah Kuning Kuning 5 PP Tidak berwarna Merah Tidak berwarna pH < 0 0 − 8.2 8.2 − 12.0 > 12.0 Kondisi Sangat asam Asam atau mendekati netral Basa Sangat basa Warna Jingga Tidak berwarna Pink keunguan Tidak berwarna
  • 4.
    Indikator alam WarnaAsli Warna dalam Asam Warna dalam Basa Kubis Merah ungu/ merah lembayung merah muda Hijau Bunga Sepatu merah tua Merah Hijau Bunga Mawar merah Merah Hijau Bayam Merah merah keunguan merah muda kuning Geranium merah jingga tua / orange kuning Kunyit jingga Jingga Coklat Bunga Pacar jingga tua / orange Merah kuning Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut: mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai: NxV asam = NxV basa Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi: nxMxV asam = nxVxM basa keterangan : N = Normalitas V = Volume M = Molaritas n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
  • 5.
    Contohnya menentukan molaritaslarutan amoniak yang terdapat dalam larutan standart HCl 0,1 M. pada reaksi larutan asam dan basa tidak menunjukkan perubahan warna pada umumnya sehingga harus ditambahkan indicator asam basa pada larutan yang dititrasi. VI. Alat dan Bahan Alat-alat -Statif dan Klem 1 buah -Gelas ukur 1 buah -Buret 1 buah -Labu Erlenmeyer 3 buah -Corong 1 buah -Pipet tetes 2 buah -Gelas kimia 100ml 1 buah Bahan-bahan -NaOH 0,1 M -C2H2O4 0,1 M -HCl 0,1 M -Phenolptalein -Aquades -Ekstrak tumbuhan (kunir)
  • 6.
    VII. Cara Kerja Penentuankonsentrasi larutan NaOH dengan larutan C2H2O4 dengan menggunakan indikator phenolptalein. Penentuan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH dengan menggunakan indikator phenolptalein. Buret Bersih Dibilas dengan NaOH NaOH dimasukkan dengan corong Ditetapkan sampai melebihi skala nol Diturunkan sampai skala nol Dibersihkan sisa larutan dengan kertas saring 10 ml Larutan Baku Asam Oksalat Dipipet dengan pipet gondok. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 3 tetes phenolptalein Larutan berwarna pink 10 ml HCl Larutan berwarna pink Buret berisi NaOH Larutan tidak berwarna Dititrasi dengan NaOH Dicatat volume NaOH Dihitung [NaOH] Di ulangi sampai 3 kali  Dipipet dengan pipet gondok. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 3 tetes phenolptalein Larutan tidak berwarna Dititrasi dengan NaOH Dicatat volume NaOH yang diperlukan yaitu selisih antara keadaan akhir dan keadaan awal yang tertera pada buret. Di ulangi sampai 3 kali 
  • 7.
    Penentuan konsentrasi larutanHCl dengan larutan NaOH dengan menggunakan indikator ekstrak tumbuhan (bunga kunyit). Kunyit Dipotong kecil-kecil Dihaluskan Ditambahkan 5 tetes alkohol/campuran alkohol dan asetan Diaduk Disaring Hasil Saringan Ekstrak Tumbuhan (Kunyit) 10 ml larutan HCl HCl Larutan berwarna kuning Orange Dipipet dengan pipet gondok. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 3 tetes indikator ekstrak tumbuhan (kunyit) Larutan tidak berwarna Dititrasi dengan NaOH Dicatat volume NaOH yang diperlukan yaitu selisih antara keadaan akhir dan keadaan awal yang tertera pada buret. Di ulangi sampai 3 kali  Dititrasi dengan NaOH Dicatat volume NaOH Dihitung konsentrasi larutan HCl 
  • 8.
    IX . ANALISISDATA Percobaan yang elah tkami lakukan yaitu titrasi asam-basa yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi NaOH dan HCl berdasarkan rumus yang telah ada, yaitu N1 . V1 = N2 . V2, dimana N = n . M (n = valensi asam/basa, M = konsentrasi, dan V = volume). Tabel 1 Percobaan NaOH dengan C2H2O4 Percobaan Ke - Volume (ml) Molaritas (M) NaOH C2H2O4 NaOH C2H2O4 1 3 10 0,016 0,01 2 2,9 10 0,017 0,01 3 3,1 10 0,0161 0,01 Pada percobaan penentuan konsentrasi larutan NaOH yang dititrasi dengan larutan C2H2O4dan indikator phenolftalien, maka terjadi perubahan warna pada larutan C2H2O4 yaitu warna merah muda pada percobaan pertama dengan 3 ml NaOH, percobaan kedua dengan 2,9 ml NaOH.Dan pada percobaan ketiga dengan 3,1 ml NaOH. Dari data diatas, kita dapat menghitung konsentrasi NaOH dengan rumus N1 . V1 = N2 . V2. Diperoleh konsentrasi NaOH rata-rata sebesar 0,016 M. Tabel 2 Percobaan HCl dengan NaOH (indikator PP) Percobaan Ke - Volume Molaritas NaOH HCl NaOH HCl 1 1,1 10 0.016 0,00176 2 1,3 10 0,016 0,002 3 1,0 10 0,016 0,0016 Pada percobaan penentuan konsentrasi HCl yang dititrasi dengan larutan NaOH dan indikator phenolftalien,maka terjadi perubahan warna pada larutan HCl yaitu warna merah muda pada percobaan pertama dengan 1,1 ml NaOH, percobaan kedua dengan 1,3 ml NaOH.Dan pada percobaan ketiga dengan 1,0 ml NaOH. Dari data diatas, kita dapat menghitung konsentrasi HCl dengan rumus N1 . V1 = N2 . V2. Diperoleh konsentrasi HCl rata-rata sebesar 0,00178.
  • 9.
    2NaOH (aq) +C2H2O4  Na2C2O4 (aq) + 2 H2O (I) Tabel 3 Percobaan NaOH dengan HCl (Indikator ekstrak bunga sepatu) Percobaan ke Volume Molaritas NaOH HCl NaOH HCl 1. 1,2 10 0,016 0,0002 2. 0,9 10 0,016 0,00016 3. 1 10 0,016 0,000178 Pada percobaan penentuan konsentrasi HCl yang dititrasi dengan larutan NaOH dan indikator ekstrak kunyit,maka terjadi perubahan warna pada larutan HCl yaitu warna kuning pada percobaan pertama dengan 1,2 ml NaOH, percobaan kedua dengan 0,9 ml NaOH.Dan pada percobaan ketiga dengan 1,0 ml NaOH. Dari data diatas, kita dapat menghitung konsentrasi HCl dengan rumus N1 . V1 = N2 . V2. Diperoleh konsentrasi HCl rata-rata sebesar 0,000179. X. Pembahasan Pada percobaan pertama yaitu menentukan konsentrasi NaOH dengan menggunakan larutan C2H2O4 (Asam oksalat) 0,01 M tidak berwarna ( bening ) dimasukkan ke dalam tabung Erlenmeyer sebanyak 10 ml dan ditambahkan 3 tetes indicator PP, setelah ditetes indikator tesebut larutan C2H2O4 0,01 M tetap bening kemudian dititrasi dengan larutan NaOH hingga larutan tersebut menjadi larutan berwarna merah muda. Kemudian percobaan diulang 3 kali. Percobaan pertama ini dibutuhkan larutan NaOH sebanyak 3 ml pada percoban ke satu;2,9 ml pada percobaan kedua; 3,1 ml pada percobaan ke tiga . Adapun persamaan reaksi yang terjadi ada percobaan ini adalah Pada perobaan kedua yaitu menentukan konsentrasi HCl menggunakan larutan NaOH tang telah di ketahui konsentrasinya pada percobaan pertama . Larutan HCl yang tidak berwarna (bening) sebanyak 10 ml dimasukkan kedalam labu erlenmayer. Lalu ditambahkan 3 tetes indikator PP , setelah ditetesi indikator tersebut , larutan HCl tetap tidak bewarna (bening) kemudian HCl tersebut di titrasi dengan larutan NaOH yang tidak berwarna hingga larutan HCl berubah warna menjadi merah muda , percobaan ini diulangi sebanyak 3 kali . Dari percobaan ini di peroleh volume NaOH
  • 10.
    NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l) yang dibutuhkan sebanyak 1,1ml pada percobaan kesatu; 1,3 ml pada percobaan kedua dan 1,0 ml pada perrcobaan ketiga . Adapun persamaan reaksi pada percobaan ini adalah Pada percobaan ketiga yaitu menentukan konsentrasi larutan HCl dengn larutan NaOH menggunakan indikator ekstrak tumbuhan (kunyit). Sebelum melakukan proses titrasi terlebih dahulu kita membuat indikator ekstrak tumbuhan dengan cara menumbuk atau menghaluskan kunyit yang telah di potong kecil- kecil, kemudian ditambahkan larutan alkohol yang tidak berwarna . Kemudian ekstrak tumbuhan kunyit di aduk hingga bercampur dengan alkohol. Kemudian ekstrak kunyit diteteskan pada larutan NaOH sebanyak 3 tetes , sehingga ekstrak kunyit yang tercampur alkohol berubah menjadi warna kuning. Kemudian dititrasi dengan larutan NaOH sehingga berubah lagi menjadi berwarna orange, percobaan ini dilakukan tiga kali. Adapun persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah sebagai berikut ini : 1. Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH dengan Larutan Baku Asam Oksalat  Percobaan 1: Diket : M1(C2H2O4 )= 0,01M V1(C2H2O4) = 10 ml V2(NaOH) = 3ml N1(C2H2O4) = 1 N2(NaOH) = 2 Ditanya : M2(NaOH) = ? Jawab : Na x Va = Nb x Vb n1 x M1 x V1 = M2 x V2 x n2 1x 0,01 x 10 = M2 x 3 x 2 0,1= M2 x 6 M2 = 0,016 M NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
  • 11.
     Percobaan 2: Diket: M1(C2H2O4 ) = 0,01M V1(C2H2O4) = 10 ml V2(NaOH) = 2,9 ml n1(C2H2O4) = 1 n2(NaOH) = 2 Ditanya : M2(NaOH) = ? Jawab : Na x Va = Nb x Vb n1 x M1 x V1 = n2x M2 x V2 1x 0,01 x 10 = 2 x M2 x 2,9 0,1 = 5,8 M2 M2 = 0,017 M  Percobaan 3: Diket : M1(C2H2O4 )= 0,01M V1(C2H2O4) = 10ml V2(NaOH) = 3,1ml n1(C2H2O4) = 1 n2(NaOH) = 2 Ditanya : M2(NaOH) = ? Jawab : Na x Va = Nb x Vb n1 x M1 x V1 = n2 x M2 x V2 1x 0,01 x 10 = 2 x M2 x 3,1 0,1 = 6,2 M2 M2(NaOH) = 0,0161M Jadi molaritas NaOH = (0,016+0,017+0,0161)/3 =0,016 M
  • 12.
    2. Penentuan KonsentrasiLarutan HCl dengan larutan NaOH dengan Indicator Phenolptalein  Percobaan 1: Diket : M2(NaOH) = 0,016 M V1(HCl) = 10 ml V2(NaOH) = 1.1 ml n1(HCl) = 1 n2(NaOH) = 1 Ditanya : M1( HCl ) = ? Jawab : Na x Va = Nb x Vb M1 x V1 = M2 x V2 M1 x 10 = 0,016 x 1.1 M1(HCl) = 0,00176 M  Percobaan 2: Diket : M2(NaOH) = 0,016M V1(HCl) = 10ml V2(NaOH) = 1,3ml Ditanya : M1( HCl ) = ? Jawab : Na x Va = Nb x Vb M1 x V1 = M2 x V2 M1 x 10 = 0,016 x 1,3 M1(HCl) =0,002 M  Percobaan 3: Diket : M2(NaOH) = 0,016M V1(HCl) = 10ml V2(NaOH) = 1,0 ml Ditanya : M1( HCl ) = ?
  • 13.
    Jawab : Na xVa = Nb x Vb M1 x V1 = M2 x V2 M1 x 10 = 0,016 x 1,0 M1(HCl) = 0,0016 M Jadi molaritas HCl = (0,00176+0,002+0,0016)/3 = 0,00178 M 3. Penentuan Konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan Indicator Ekstrak Tumbuhan  Percobaan 1 : Diket : M2(NaOH) = 0,00178M V1(HCl) = 10ml V2(NaOH) = 1,2 ml Ditanya : M1( HCl ) = ? Jawab : Na x Va = Nb x Vb M1 x V1 = M2 x V2 M1 x 10 = 0,00178 x 1,2 M1(HCl) = 0,0002 M  Percobaan 2 : Diket : M2(NaOH) = 0,00178M V1(HCl) = 10ml V2(NaOH) = 0,9 ml Ditanya : M1( HCl ) = ? Jawab : Na x Va = Nb x Vb M1 x V1 = M2 x V2 M1 x 10 = 0,00178x 0,9 M1(HCl) = 0,00016 M
  • 14.
     Percobaan 3: Diket : M2(NaOH) = 0,00178M V1(HCl) = 10ml V2(NaOH) = 1 ml n1(HCl) = 1 n2(NaOH) = 1 Ditanya : M1( HCl ) = ? Jawab : Na x Va = Nb x Vb M1 x V1 = M2 x V2 M1 x 10 = 0,00178 x 1,0 M1(HCl) = 0,000178M XI. Diskusi Pada percobaan yang sudah kami lakuakan, yakni bertujuan untuk menentukan konsentrasi NaOH dengan larutan C2H2O4 dengan menggunakan indikator PP, (pengulangan sebanyak 3 kali) , percobaan untuk menentukan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH yang sudah diketahui konsentrasinya dengan menggunakan indikator PP (pengulangan sebanyak 3 kali), kemudian percobaan menentukan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH yang sudah diketahui konsentrasinya dengan menggunakan indikator ekstrak kunyit (pengulangan sebanyak 3 kali)diperoleh rata rata kosentrasi NaOH 0,016 M, kosentrasi HCl 0,00178 M , kosentrasi HCl 0,000179 M memiliki selisih yang cukup jauh. Hal ini disebabkan kurang telitinya kita saat meneteskan indikator PP, waktu jeda antara pemberian indikator PP, karena pengocokan yang terlalu pelan, sehingga tetesan NaOH tidak merata saat dikocok dalam erlenmeyer. XII. Kesimpulan: 1. Pada volume rata-rata 10 ml terjadi perubahan warna pada C2H2O4 menjadi merah muda karena ditetesi NaOH. 2. Pada volume rata-rata 10 ml terjadi perubahan warna pada HCl menjadi merah muda karena ditetesi NaOH. 3. Pada volume rata-rata 10 ml terjadi perubahan warna menjadi orange pada larutan HCl dengan NaOH yang ditambah ekstrak tumbuhan kunyit.
  • 15.
    Jawaban Pertanyaan: 1. Mengapapada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat menggunakan indicator phenolptalein? Jawab : 1. KarenaindikatorphenolptaleinmemilikitrayekpH antara 8.3 ─ 10.0 danmerupakan indikator yang paling cocokuntuktitrasiasamlemah (asamoksalat) olehbasakuat (NaOH). Perubahanwarna PP padatrayek pH 8.3 ─ 10.0 tersebutmemudahkanuntukmengindikasiapakahlarutantersebuttelahnetraldanbereaksi dan dengan menggunakan indikator phenophtalein pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat timbul perubahan warna yang menyatakan bahwa pH larutan sudah menjadi asam dan basa. 2. Apa perbedaan titik ekivalen dengan titik akhir? Jawab : 1. Titik ekuivalen: - Suatu kondisi kesetaraan mol titran dengan mol analit. - Jelasnya: kondisi (titik) dimana mmol titran = mmol analit (analit = titran) Titik akhir titrasi: Titik (kondisi) sesaat setelah titik ekuivalen. Kondisi kelebihan titran (baik asam atau basa) akan menyebabkan terjadinya lonjakan perubahan pH sehingga merubah warna indikator (biasanya karena indikatornya terkonjugasi karena kelebihan titran, karena indikator merupakan senyawa organik yang memiliki struktur yang bisa terjadi delokasasi elektron/resonansi/mesomeri) 3. Pada larutan di atas, mana yang berfungsi sebagai larutan baku primer, larutan baku sekunder dan larutan baku tersier? Jawab :  Larutan baku primer adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya dari awal yakni asam oksalat ( C2H2O4).  Larutan baku sekunder adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya berdasarkan percobaan yang sebelumnya telah dilakukan. Dalam percobaan ini, yang bertindak sebaga larutan baku sekunder adalah Natrium Hidroksida (NaOH) karena larutan tersebut telah di ketahui konsentrasinya setelah percobaan awal dilakukan.  Larutan baku tersier adalah Asam Klorida ( HCl)
  • 16.
    Daftar Pustaka Tim KimiaDasar.1993. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Institut Teknologi Bandung. Salirawati,Das,Dkk.2007.Belajar Kimia Secara Menarik.Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. 3th ed. S.Lameda Mengetahui Surabaya, 27November2014 Dosen / Asisten Pembimbing Praktikan Simarmata, Penyunt. Jakarta: Erlangga. 143
  • 17.
    LAMPIRAN 1. PenentuanKonsentrasiLarutanNaOH denganlarutan C2H2O4 PERCOBAAN 1 PERCOBAAN 2 PERCOBAAN 3
  • 18.
  • 19.
    3. PenentuanKonsentrasiLarutanHCl dengan LarutanNaOHdenganMenggunakanIndikatorEkstrakkunyit. HCl yang telah ditetesi indikator ekstrak kunyit Ekstrak Kunyit