Prosedur TURBT
Eko Indra Pradono
TURBT
• Tumor buli  tumor genitourinaria terbanyak ke-2
• 70-75% tumor buli bersifat superfisial dan well differentiated
• Recurrence rate = 70% dan 6-10% diantaranya berprogres ke
kematian
• Tujuan TURBT (double goal)
• Mengangkat lesi papiler
• Mengetahui seberapa dalamnya invasi tumor atau stadium klinis
Indikasi
• Area pada buli yang dicurigai adanya keganasan
Kontraindikasi
Absolut
• Koagulopati yang belum terkoreksi
(uncorrected coagulopathy)
• Infeksi saluran kemih
Relatif
• Kontraindikasi anestesi
Persiapan Preoperasi
• Hentikan aspirin 1 minggu sebelum operasi
• Ketahui dan tata laksana ISK dengan kultur urine dan uji
sensitivitas
• Pemberikan profilaksis trombosis malam hari sebelum operasi
(low-molecule-weight heparin/LMWH)
• Enema per rektal diberikan 1 hari sebelum operasi
• Berikan antibiotik intravena dosis tunggal sebelum operasi dimulai
• Lakukan edukasi dan tanda tangan informed consent
Anestesi
• General anestesi dengan muscle relaxant
• Anestesi spinal
Instrumen TURBT
Persiapan Operasi
• Litotomi
• Paha pasien harus ditekuk 90o
dari panggul untuk
memudahkan operator
melakukan manuver
• M. gluteus harus berada tepat
pada pinggir meja operasi
• Lakukan palpasi bimanual
setelah prosedur anestesi
Teknik Operasi (Step-by-step)
• Atur white balance dari kamera video
• Atur fokus dan pembesaran
• Masuklah ke dalam buli dengan visual obturator dan cek uretra
• Lakukan inspeksi pertama pada buli berdasarkan protokol ketat dan bandingkan
dengan temuan pada RM rawat jalan
• Pastikan jumlah lesi
• Masukkan resectoscope dengan teleskop 30o
3 Jenis Prosedur Reseksi
Prosedur reseksi
berdasarkan
Nesbit (1943)
Reseksi en bloc
berdasarkan
Mauermayer
(1981)
Bladder mapping
Prosedur Reseksi berdasarkan Nesbit (1943)
• Buli diisi hingga setengah kapasitas maksimum
• Reseksi dimulai dari bagian batas lateral tumor
• Lakukan tarikan loop strip secara bertahap pada bidang horizontal
• Setelah menyelesaikan seluruh loop pada bidang tersebut, ulangi gerakan hingga ke bagian
dalam
• Reseksi hingga jaringan sehat terlihat
• Tumor kecil dapat diangkat setingkat pedikel dan specimen dievakuasi dengan bladder
washing
• Setelahnya, lakukan tarikan loop strip pada residu pedikel hingga bagian submukosa dan
detrusor ikut terangkat, kirimkan secara terpisah ke bagian histologi
• Lakukan bladder evacuation dengan spuit 100cc
• Lakukan koagulasi dengan elektroda roller ball
1
Prosedur Reseksi berdasarkan Nesbit (1943)
BATASAN
• Tumor pada dome (kubah) buli sulit ditatalaksana dengan teknik ini
• Identifikasi dasar tumor dan bidang tumor yang lebih tinggi dapat menimbulkan masalah
• Tarikan loop-strip pada bagian bawah normalnya menimbulkan artefak fulgurasi yang
mengakibatkan evaluasi histologis sulit
RISIKO
• Sulit untuk menentukan stadium klinis yang jelas
• Evaluasi batas tumor yang tepat terkadang sulit dan seringkali spekulatif
2
Prosedur Reseksi berdasarkan Nesbit (1943)
TRIK
• Reseksi dilakukan dengan kondisi buli setengah terisi
• Perhatikan kurvatura buli ketika melakukan reseksi
• Lakukan tindakan pada tumor berukuran kecil dan mudah diakses terlebih dahulu
• Reseksi tumor pada bagian dome (kubah) dan dinding anterior di akhir
• Reseksi tumor pada bagian dome (kubah) dan dinding anterior dapat difasilitasi dengan
penekanan pada suprapubik dengan tangan kedua
• Setelah menyelesaikan reseksi satu lesi, pastikan koagulasi sudah sempurna sebelum
memulai reseksi pada lesi berikutnya
3
Reseksi en bloc berdasarkan Mauermayer
(1981)
• Gunakan straight loop
• Cutting power direduksi hingga 60 W
• Buat batas koagulasi sirkular pada jarak 5 mm dari pedikel tumor.
• Pada batas inilah insisi dinding buli dilakukan untuk mencapai lapisan otot yang
lebih dalam
• Lakukan pemotongan secara bertahap, selesaikan seluruh reseksi
• Tumor dievakuasi menggunakan spuit 100 cc
• Lakukan koagulasi dengan hati-hati pada bagian dasar tumor dengan elektroda
roller ball
1
Reseksi en bloc berdasarkan Mauermayer
(1981)
BATASAN
• Hanya tumor papiler dengan diameter <2,5 cm yang dapat diangkat dengan teknik ini
• Jangan pernah gunakan teknik ini pada bagian dome (kubah) buli dan dinding anterior
• Tumor pada divertikulum tidak dapat diangkat dengan teknik ini
RISIKO
• Pada lingkar posterior, batas koagulasi ini seringkali sulit diidentifikasi saat proses
pemotongan, Cek secara berkala
• Lesi < 3cm tidak dapat diambil
2
Reseksi en bloc berdasarkan Mauermayer
(1981)
TRIK
• Dengan menggunakan aliran irigasi maupun ujung scope, lesi dapat diposisikan miring ke
belakang  memudahkan reseksi
• Resektoskop dengan short beak shaft memfasilitasi inklinasi tumor sehingga membantu
optimalisasi visual
3
Bladder Mapping
• Dilakukan jika hasil sistoskopi negatif dengan sitologi yang positif
• Forceps biopsi beku dimasukkan dengan sheath 24 Fr
• Ujung forceps dibuka ketika buli sudah terisi setengah kapasitasnya
• Dengan penekanan lembut pada dinding buli, ujung forceps diletakkan pada mukosa.
• Ujung forceps kemudian dibuka, dilakukan pengambilan spesimen.
• Forceps ditarik keluar, spesimen diambil dari ujung forceps
• Forceps dimasukkan kembali ke dalam sheath dan selanjutnya dilakukan koagulasi
pada area biopsi
• Ulangi prosedur ini setidaknya pada bagian trigonum, dinding anterior, posterior,
lateral, serta kubah buli
Sebelum Menyelesaikan TURBT
• Cek kembali apakah koagulasi sudah sempurna
• Pastikan cairan irigasi tidak kurang
• Posisikan sebuah kateter irigasi ukuran 18 Fr dan cuci buli sebanyak 3x dengan
100ml NaCl 0,9%. Irigasi secara kontinyu tidak selalu dilakukan
• Pastikan kateter berfungsi dengan baik
• Palpasi abdomen untuk memastikan tidak ada penambahan ukuran lingkar
abdomen
Perawatan Postoperatif
• Irigasi kontinyu buli tidak selalu diperlukan, irigasi dapat dilakukan satu malam
• Ketika urine sudah jernih dan tidak ada komplikasi, kateter dapat dilepas,
biasanya dalam 24 jam
References
• Hohenfellner R, Stolzenburg JU. Manual endourology. Berlin:
Springer; 2005
• Smith, J. A., Howards, S. S., & Preminger, G. M. (2018). Hinman's
Atlas of Urologic Surgery, Expert Consult-Online and Print, 4:
Hinman's Atlas of Urologic Surgery. Elsevier Health Sciences.
• Geavlete PA. Endoscopic diagnosis and treatment in urinary
bladder pathology: handbook of endourology. Oxford: Elsevier,
Inc.; 2016

TURBT PROCEDURE

  • 1.
  • 2.
    TURBT • Tumor buli tumor genitourinaria terbanyak ke-2 • 70-75% tumor buli bersifat superfisial dan well differentiated • Recurrence rate = 70% dan 6-10% diantaranya berprogres ke kematian • Tujuan TURBT (double goal) • Mengangkat lesi papiler • Mengetahui seberapa dalamnya invasi tumor atau stadium klinis
  • 3.
    Indikasi • Area padabuli yang dicurigai adanya keganasan
  • 4.
    Kontraindikasi Absolut • Koagulopati yangbelum terkoreksi (uncorrected coagulopathy) • Infeksi saluran kemih Relatif • Kontraindikasi anestesi
  • 5.
    Persiapan Preoperasi • Hentikanaspirin 1 minggu sebelum operasi • Ketahui dan tata laksana ISK dengan kultur urine dan uji sensitivitas • Pemberikan profilaksis trombosis malam hari sebelum operasi (low-molecule-weight heparin/LMWH) • Enema per rektal diberikan 1 hari sebelum operasi • Berikan antibiotik intravena dosis tunggal sebelum operasi dimulai • Lakukan edukasi dan tanda tangan informed consent
  • 6.
    Anestesi • General anestesidengan muscle relaxant • Anestesi spinal
  • 7.
  • 8.
    Persiapan Operasi • Litotomi •Paha pasien harus ditekuk 90o dari panggul untuk memudahkan operator melakukan manuver • M. gluteus harus berada tepat pada pinggir meja operasi • Lakukan palpasi bimanual setelah prosedur anestesi
  • 10.
    Teknik Operasi (Step-by-step) •Atur white balance dari kamera video • Atur fokus dan pembesaran • Masuklah ke dalam buli dengan visual obturator dan cek uretra • Lakukan inspeksi pertama pada buli berdasarkan protokol ketat dan bandingkan dengan temuan pada RM rawat jalan • Pastikan jumlah lesi • Masukkan resectoscope dengan teleskop 30o
  • 11.
    3 Jenis ProsedurReseksi Prosedur reseksi berdasarkan Nesbit (1943) Reseksi en bloc berdasarkan Mauermayer (1981) Bladder mapping
  • 12.
    Prosedur Reseksi berdasarkanNesbit (1943) • Buli diisi hingga setengah kapasitas maksimum • Reseksi dimulai dari bagian batas lateral tumor • Lakukan tarikan loop strip secara bertahap pada bidang horizontal • Setelah menyelesaikan seluruh loop pada bidang tersebut, ulangi gerakan hingga ke bagian dalam • Reseksi hingga jaringan sehat terlihat • Tumor kecil dapat diangkat setingkat pedikel dan specimen dievakuasi dengan bladder washing • Setelahnya, lakukan tarikan loop strip pada residu pedikel hingga bagian submukosa dan detrusor ikut terangkat, kirimkan secara terpisah ke bagian histologi • Lakukan bladder evacuation dengan spuit 100cc • Lakukan koagulasi dengan elektroda roller ball 1
  • 13.
    Prosedur Reseksi berdasarkanNesbit (1943) BATASAN • Tumor pada dome (kubah) buli sulit ditatalaksana dengan teknik ini • Identifikasi dasar tumor dan bidang tumor yang lebih tinggi dapat menimbulkan masalah • Tarikan loop-strip pada bagian bawah normalnya menimbulkan artefak fulgurasi yang mengakibatkan evaluasi histologis sulit RISIKO • Sulit untuk menentukan stadium klinis yang jelas • Evaluasi batas tumor yang tepat terkadang sulit dan seringkali spekulatif 2
  • 14.
    Prosedur Reseksi berdasarkanNesbit (1943) TRIK • Reseksi dilakukan dengan kondisi buli setengah terisi • Perhatikan kurvatura buli ketika melakukan reseksi • Lakukan tindakan pada tumor berukuran kecil dan mudah diakses terlebih dahulu • Reseksi tumor pada bagian dome (kubah) dan dinding anterior di akhir • Reseksi tumor pada bagian dome (kubah) dan dinding anterior dapat difasilitasi dengan penekanan pada suprapubik dengan tangan kedua • Setelah menyelesaikan reseksi satu lesi, pastikan koagulasi sudah sempurna sebelum memulai reseksi pada lesi berikutnya 3
  • 15.
    Reseksi en blocberdasarkan Mauermayer (1981) • Gunakan straight loop • Cutting power direduksi hingga 60 W • Buat batas koagulasi sirkular pada jarak 5 mm dari pedikel tumor. • Pada batas inilah insisi dinding buli dilakukan untuk mencapai lapisan otot yang lebih dalam • Lakukan pemotongan secara bertahap, selesaikan seluruh reseksi • Tumor dievakuasi menggunakan spuit 100 cc • Lakukan koagulasi dengan hati-hati pada bagian dasar tumor dengan elektroda roller ball 1
  • 16.
    Reseksi en blocberdasarkan Mauermayer (1981) BATASAN • Hanya tumor papiler dengan diameter <2,5 cm yang dapat diangkat dengan teknik ini • Jangan pernah gunakan teknik ini pada bagian dome (kubah) buli dan dinding anterior • Tumor pada divertikulum tidak dapat diangkat dengan teknik ini RISIKO • Pada lingkar posterior, batas koagulasi ini seringkali sulit diidentifikasi saat proses pemotongan, Cek secara berkala • Lesi < 3cm tidak dapat diambil 2
  • 17.
    Reseksi en blocberdasarkan Mauermayer (1981) TRIK • Dengan menggunakan aliran irigasi maupun ujung scope, lesi dapat diposisikan miring ke belakang  memudahkan reseksi • Resektoskop dengan short beak shaft memfasilitasi inklinasi tumor sehingga membantu optimalisasi visual 3
  • 18.
    Bladder Mapping • Dilakukanjika hasil sistoskopi negatif dengan sitologi yang positif • Forceps biopsi beku dimasukkan dengan sheath 24 Fr • Ujung forceps dibuka ketika buli sudah terisi setengah kapasitasnya • Dengan penekanan lembut pada dinding buli, ujung forceps diletakkan pada mukosa. • Ujung forceps kemudian dibuka, dilakukan pengambilan spesimen. • Forceps ditarik keluar, spesimen diambil dari ujung forceps • Forceps dimasukkan kembali ke dalam sheath dan selanjutnya dilakukan koagulasi pada area biopsi • Ulangi prosedur ini setidaknya pada bagian trigonum, dinding anterior, posterior, lateral, serta kubah buli
  • 19.
    Sebelum Menyelesaikan TURBT •Cek kembali apakah koagulasi sudah sempurna • Pastikan cairan irigasi tidak kurang • Posisikan sebuah kateter irigasi ukuran 18 Fr dan cuci buli sebanyak 3x dengan 100ml NaCl 0,9%. Irigasi secara kontinyu tidak selalu dilakukan • Pastikan kateter berfungsi dengan baik • Palpasi abdomen untuk memastikan tidak ada penambahan ukuran lingkar abdomen
  • 20.
    Perawatan Postoperatif • Irigasikontinyu buli tidak selalu diperlukan, irigasi dapat dilakukan satu malam • Ketika urine sudah jernih dan tidak ada komplikasi, kateter dapat dilepas, biasanya dalam 24 jam
  • 21.
    References • Hohenfellner R,Stolzenburg JU. Manual endourology. Berlin: Springer; 2005 • Smith, J. A., Howards, S. S., & Preminger, G. M. (2018). Hinman's Atlas of Urologic Surgery, Expert Consult-Online and Print, 4: Hinman's Atlas of Urologic Surgery. Elsevier Health Sciences. • Geavlete PA. Endoscopic diagnosis and treatment in urinary bladder pathology: handbook of endourology. Oxford: Elsevier, Inc.; 2016